ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI ...repository.utu.ac.id/572/1/BAB I_V.pdfanak dalam...

44
ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI OLEH RIRIN MARINI 08C10404102 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT TAHUN 2013

Transcript of ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI ...repository.utu.ac.id/572/1/BAB I_V.pdfanak dalam...

  • ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYANDI KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN

    NAGAN RAYA

    SKRIPSI

    OLEH

    RIRIN MARINI08C10404102

    Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana PertanianPada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh

    PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH, ACEH BARAT

    TAHUN 2013

  • 1

    I. PENDAHULUAN

    1.1 LatarBelakang

    Indonesia merupakanNegara yang

    sangatsubursertamenyimpanberbagaipotensi yang

    dapatdimanfaatkandandikembangkan.Denganpotensipanjangpantai yang

    mengelilingimasing-masingpulau yang tersebar di

    negeriinimenjadikanbanyakmasyarakat yang

    bermanfaatwilayahtersebutuntuklahanbudidayaikan.

    Kondisinelayansecaraumum di Indonesia lainnya yang

    matapencahariannyasecaratidaklangsungberhubungandenganpenggunaansumberd

    ayalaut.Tingkat kemakmuranmasyarakat Indonesia yang

    bergantungkepadaperikanansebagaisumberkehidupanpadaumumnyamasihsangatre

    ndah.

    Terkaittingkatkemiskinannelayanseringdisebutsebagaimasyarakattermiskind

    arikelompokmasyarakatlainnya (the poorest of the poor).Mengenaikemiskinan,

    bahwa 108,78 juta orang atau 49 persendari total penduduk Indonesia

    dalamkondisimiskindanrentanmenjadimiskin. BadanPusatStasistik (BPS),

    denganperhintunganberbedadari bank dunia, mengumumkanangkakemiskinan di

    Indonesia sebesar 34,96juta orang (15,42 persen). Angka

    tersebutdiperolehberdasarkanukurangaris kemiskinanditetapkansebesar 1,55

    Dollar AS. Sebagianbesar (63,47persen) pendudukmiskin di Indonesia di

    daerahpesisirdanperdesaan (BPS, 2008).

  • 2

    Secaraumum, kelompokusahabersamanelayan di seluruh Aceh

    membentukkelompokusahabersama (KUB) Propinsi

    Aceh.Pembentukanorganisasiitubertujuanuntukmeningkatkankemampuanberusah

    asecarabersamagunamendapatkanpendapatandankesejahteraannelayan.Secaraumu

    m, denganadanyakelompok usaha

    bersamadiharapkandapatmeningkatkanskalaekonomiusahanelayangunameningkat

    kanproduktifitasdanefisienusahanelayansertadalampemasaranhasilperikanan.Untu

    kmewujudkaninitidakadacara lain agar nelayan Aceh

    harusbersatumembangunhubungan sesamanelayan Aceh, dan forum KUB

    sertamenjadipenampungdan yang memberimotivasipenyelesaianbagipermasalahan

    yang dihadapiolehsetiap KUB yang berada di kerjamasing-masing.

    Kondisimasyarakatkualapesisirpadaumumnyamemilikimatapencarianberag

    am yang sebagianbesarmenggarapsawah (petani) dansebagiankecil yang

    menjadinelayan.

    Keluarganelayanadalahkeluargadimanakepalakeluargaatauanggotakeluarg

    aterlibatdalam proses produksi ataupengolahanhasilperikanandengantujuansebagai

    pendapatankehidupannya. Nelayanbiasaadalahnelayan yang

    menjalankanusahaperikanansecaratradisionalbaikuntukpengetahuandanketerampil

    an yang perludikembangkan.Nelayanmaju, nelayan yang

    menerimaataumenerapkanteknologibaru.

    Pendapatannelayan di tengahhargakomoditasperikanan yang

    melambungsertamenyumbanginflasikeduatertinggipadabulanjanuari 2012

    menyebabkannasibnelayanjustrukian

  • 3

    terpuruk.Kenaikanhargaikantidakmampudinikmatinelayan di

    tengahkesulitanmelautakibatcuacaburukperairan.

    Adapunmatapencaharianpendudukdikualapesisirsebagaiberikut :

    Tabel 1Karakteristik Mata Pencarian Penduduk di Kuala PesisirNo Mata Pencarian Persentase (%)

    1 Petani Sawah dan Ladang 5%

    2 Perkebunan 40%

    3 Nelayan 20%

    4 Pedagang 8%

    5 Karyawan Perusahaan 17%

    6 PNS dan ABRI 4%

    7 Lain-lain 6%

    Sumber : Data primer di olah februari 2013

    Berdasarkanwawancaradenganpetugasstatistikdikualapesisirdiketahuijuml

    ahnelayan 20 persen.Ataulebihkurangdari 80 persen,

    masyarakatkualapesisir.KeadaanpendudukdalamKecamatan Kuala

    PesisirKabupatenNagan Raya padabulanDesember 2010 mencapai 14.965 jiwa

    yang terdiridari 7.754 Laki-lakidan 7.211

    perempuandenganjumlahKepalaKeluarga (KK) 3.972 dengan data sebagaiberikut

  • 4

    Tabel2. Data Penduduk Kecamatan Kuala Pesisir

    No Gampong Jumlahjiwa L P Jumlahpenduduk JumlahKK

    (%)

    1. Suakpuntong _ 415 392 807 215 5,392. Gamponglhok _ 190 168 358 92 2,393. Kuala Baro _ 276 287 563 144 3,764. Padang

    Rubek_ 618 564 1.182 297 7,90

    5. Pulo _ 139 126 265 76 1,776. Langkak _ 674 653 1.327 356 8,877. Kuala Tuha _ 284 268 552 154 3,498. Kubang

    Gajah_ 484 474 958 259 6,40

    9. Kuala Trang _ 1.290 1.144 2.434 628 16,2610. Cot Rambong _ 225 205 430 120 2,8711. Padang

    Panyang_ 738 622 1.360 380 9,09

    12. Arongan _ 434 397 831 218 5,5513. Jatirejo _ 424 426 850 247 5,6514. Purwodadi _ 813 781 1.594 405 10,6515. LuengT.Ben _ 262 243 505 124 3,3716 Purwosari _ 488 461 949 257 6,34

    Jumlah 7.754 7.211 14.965 3.972 100,00Sumber : Data primer di olah februari 2013

    Adapunjenis-jeniskapaldikualapesisir, memilikikapal non

    mesindanhanyamemilikikapalmesin yang aktif.Jumlahnelayanlebihbanyakterdapat

    di DesaLangkakdari pada Desa Padang Rubek.Berdasarkanuraian di

    atasmakapenulistertarikuntukmenelitimasalahtersebutdenganjudul“AnalisisPenda

    patanRumahTanggaNelayan di Kecamatan Kuala PesisirKabupatenNagan

    Raya”

    1.2 RumusanMasalah

    Penelitiandapatdilakukandenganbaikapabilarumusanmasalahnyajelas.Adap

    unrumusanmasalahadalah:

    1. BagaimanaPendapatanRumahTanggaNelayandi Kecamatan Kuala

    PesisirKabupatenNagan Raya?

  • 5

    2. Bagaimanadistribusipendapatanrumahtangganelayan di Kecamatan Kuala

    PesisirKabupatenNagan Raya?

    3. Bagaimanaproduktifitaskapaldanalattangkapnelayan di kecamatan Kuala

    PesisirKabupatenNagan Raya?

    1.3 TujuanPenelitian

    Sesuaidenganrumusanmasalahdiatas, makatujuanpenelitianadalah:

    1. Untukmelihatpendapatanrumahtangganelayandi Kecamatan

    KualaPesisiKabupatenNagan Raya.

    2. Untukmelihatdistribusipendapatan rumahtangganelayan di Kecamatan

    Kuala PesisirKabupatenNagan Raya.

    3. Untukmelihatproduktifitaskapaldanalattangkapnelayan di kecamatan

    Kuala PesisirKabupatenNagan Raya.

    1.4 ManfaatPenelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan kegunaan

    bagi pihak yang berkepentingan, baik bagi nelayan, penulis maupun mahasiswa.

    1. Bagi nelayan sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan yang

    bermanfaat dalam penentuan kebijakan selanjutnya.

    2. Bagi penulis sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan

    dan pengalaman praktis dunia nelayan.

    3. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pustaka dan

    referensi untuk penelitian yang akan dilakukan.

  • 6

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Nelayan

    Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian dilaut. Para

    nelayan di Indonesia biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut.

    Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut

    dan tinggal di desa-desa atau pesisir (Sastrawidjaya, 2002).

    Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari segi sebagai berikut :

    a. Dari segi mata pencaharian. Nelayan adalah mereka yang segala aktifitasnya

    berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir. Mereka yang menjadikan

    perikanan sebagai mata pencaharian mereka.

    b. Dari segi cara hidup. Komunitas gotong royong. Kebutuhan gotong royong

    dan tolong menolong terasa sangat penting pada saat untuk mengatasi keadaan

    yang menuntut pengeluaran biaya besar dan pengarahan tenaga banyak,

    seperti pada saat berlayar.

    c. Dari segi keterampilan. Meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat

    namun pada umumnya mereka hanya memiliki keterampilan yang sederhana.

    Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang diturunkan

    oleh orang tua bukan yang dipelajari secara profesional.

    Dari bangunan struktur sosial dimana terdapat komunitas yang heterogen

    dan homogen maka masyarakat heterogen adalah mereka yang bermukim di desa-

    desa yang mudah dijangkau secara trasportasi darat. Sedangkan pada masyarakat

    homogen terdapat di desa-desa nelayan terpencil biasanya menggunakan alat-alat

    tangkap ikan yang sederhana sehingga produktivitas kecil. Sementara itu,

  • 7

    kesulitan transportasi angkutan hasil pasar juga akan menjadi penyebab rendahnya

    harga hasil laut di daerah mereka. (Sastrawidjaya.2002).

    Berdasarkan jenis teknologi peralatan tangkap yang digunakan dapat

    dibedakan dua katagori yaitu, nelayan modern dan nelayan tradisional. Nelayan

    modern menggunakan teknologi penangkapan canggih dibandingkan dengan

    nelayan tradisional. Ukuran modernitas bukan semata-mata karena penggunaan

    motor untuk penggerakkan perahu, melaikan juga besar kecilnya motor yang

    digunakan serta tingkat eksploitasi dari alat tangkap yang digunakan. Perbedaan

    modernitas tehknologi alat tangkap juga akan berpengaruh pada kemampuan

    jelajah operasional mereka. (Imro, 2003 : 68).

    Pada umunya, dalam pengusaha perikanan laut terdapat tiga jenis nelayan

    yaitu :

    a. Nelayan pengusaha.

    b. Nelayan campuran, dan

    c. Nelayan penuh.

    Nelayan pengusaha yaitu pemilik modal yang memanfaatkan penanaman

    modalnya dalam penangkapan ikan. Nelayan campuran yaitu seseorang nelayan

    yang juga melakukan pekerjaan yang lain di samping pekerjaan pokoknya

    sebagai nelayan. Sedangkan nelayan penuh ialah golongan nelayan yang hidup

    sebagai penangkap ikan di laut dan dengan memakai peralatan lama atau

    tradisional.

  • 8

    2.2 Faktor Pendidikan Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga

    Berdasarkan hasil penelitian Fathoni (2008) terdapat beberapa faktor yang

    mempengaruhi tingkat pendidikan dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa

    beberapa faktor yang dua bagian yaitu faktor internal (keluarga dan orang tua) dan

    faktor eksternal (lingkungan serta sarana informasi). Faktor internal terdiri dari

    beberapa hal yaitu umur kepala keluarga, tingkat pendidikan, kepala keluarga,

    besar keluarga (besar tanggungan), total pendapatan kelurga, total pengeluaran

    keluarga, persepsi tentang arti penting sekolah, persepsi tentang biaya pendidikan

    dan status usaha kepala kelurga. Faktor eksternal terdiri dari kebijakan

    pemerintah, informasi terhadap pendidikan, sarana pendidikan, serta jarak sarana

    pendidikan.

    Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Suryani (2004) yang

    menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan adalah

    sebagai berikut:

    Faktor internal

    Faktor internal yang diduga mempengaruhi terhadap tingkat pendidikan

    anak dalam penelitian ini adalah karakteristik personal kepala keluarga dan

    perepsepsi kelurga nelayan terhadap pendidikan.

    1. Tingkat pendidikan kepala keluarga

    Menurut Gunarsa dan Gurnasa didalam Suryani (2004) tingkat pendidikan

    secara langsung dan tidak langsung menentukan baik buruknya pola komunikasi

    diantara anggota keluarga. Selain itu, dampak pendidikan orang tua

    mempengaruhi persepsinya tentang penting atau tidaknya pendidikan.

  • 9

    Menurut heryanto (1998) dengan dasar pendidikan yang relatif memadai

    untuk mampu memberikan makna terhadap nilai kegunaan dan pentingnya

    pendidikan bagi masa depan anaknya. Sehingga kesungguhan untuk menambah

    wawasan dan bekerja keras dengan menyekolahkan anak menjadi cita-cita dan

    harapan dalam hidupnya.

    2. Umur kepala keluarga

    Selain berkaitan dengan tingkat kedewasaan teknis seseorang, usia juga

    mempunyai kaitan dengan tingkat kedewasaan psikologis. Dalam hal ini berarti

    semakin lanjut usia seseorang diharapkan akan semakin mampu menunjukan

    kematangan jiwa (dalam arti semakin bijaksana ), semakin mampu berfikir secara

    rasional dan semakin mampu mengendalikan emosi dan sifat-sifat lainnya yang

    menunjukan kematangan intelektual dalam psikologis sehingga semakin tua usia

    seseorang, motivasi yang dimiliki akan semakin tinggi. Usia dapat mempengaruhi

    cara seseorang berfikir, mempersepsi dan menyikapi sesuatu yang menjadi

    objeknya (Heryanto,1998).

    3. Pendapatan keluarga.

    Kondisi ekonomi keluarga dapat diukur dengan tingkat kesejahteraan

    keluarga. Salah satu indikator tingkat kesejahteraan keluarga adalah tingkat

    pendapatan keluarga. Pendapatan nelayan dapat diperoleh dari usaha perikanan

    (usaha penangkapan dan non penangkapan) maupun dari usaha non perikanan

    yang dilakukan oleh nelayan. Disatu sisi lain pendidikan formal memerlukan

    biaya yang tidak sedikit. Kemiskinan yang melekat erat pada nelayan

    mengakibatkan mereka tidak mampu memberikan tingkat pendidikan yang cukup

    bagi anak-anaknya terutama pendidikan formal (Eriza di dalam Suryani 2004).

  • 10

    4. Jumlah tanggungan.

    Banyaknya tanggungan dalam keluarga berimplikasi pada besar kecilnya

    pengeluaran dalam satu keluarga berdasarkan penelitian Suryani (2004) bahwa

    semakin banyak jumlah tanggungan mengakibatkan persepsi masyarakat nelayan

    terhadap pendidikan formal semakin rendah.

    5. Nilai anak dalam keluarga

    Pada dasarnya semua orang tua menginginkan kondisi anaknya lebih baik

    dari kondisi orang tua dalam menjalani kehidupan yang dapat ditujukan dengan

    harapan orang tua terhadap masa depan kehidupan anaknya. Hasil penelitian

    sukmawan (2000) menunjukan bahwa sebagian besar keluarga nelayan sangat

    mengharapkan anaknya dapat menjadi pegawai negeri atau swasta.

    6. Status sosial

    Status (kedudukan) sosial adalah tempat seseorang secara umum dan

    masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan, pergaulan,

    hak dan kewajiban. Berdasarkan hasil penelitian suryani (2004) diketahui bahwa

    semakin tinggi status sosial nelayan maka presepsi terhadap pendidikan formal

    akan semakin tinggi.

    2.3 Pengertian Pendapatan

    Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang baik berupa uang kontan

    maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income seseorang warga

    masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang

    dimilikinya pada sektor produksi ini “membeli” faktor-faktor produksi tersebut

    untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku di

    pasar faktor produksi. Harga faktor produksi di pasar faktor produksi (seperti

  • 11

    halnya juga untuk barang-barang dipasar barang) ditentukan oleh tarik menarik,

    antara penawaran dan permintaan

    Secara singkat income seseorang ditentukan oleh

    a. Jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki yang bersumber pada :

    hasil-hasil tabungannya di tahun-tahun yang lalu

    warisan atau pemberian

    b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini

    ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.

    Dalam pengertian umum, pendapatan adalah hasil pencaharian usaha.

    Budiono (1992) mengumumkan bahwa pendapatan adalah hasil dari perjualan

    faktor-faktor produksi yang dimiliki kepada sektor produksi. Sedangkan menurut

    Winardi (1992) pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang

    dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi.

    Berdasar kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan

    merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu badan

    usaha dalam suatu periode tertentu. Dengan demikian yang dimaksud dengan

    pendapatan jasa adalah nilai dari seluruh jasa yang dihasilkan suatu badan usaha

    dalam suatu periode tertntu. Dalam akuntansi, pendapatan dan beban dijelaskan

    bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul

    dari aktivitas normal baik selama satu periode yang mengakibatkan kenaikan

    ekuitifitas dan tidak secara langsung berdasar dari kontribusi penanaman modal.

  • 12

    2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Dan PendapatanNelayan

    Beberapa faktor yang mempengaruhi kemiskinan pedesaan di indonesia

    termasuk adalah pertumbuhan penduduk (chemichokcsky dan Meeso, 1984 ; sigit,

    1985 : Firdaussy, 1992 ; dan booth 1992). Pertumbuhan penduduk yang cepat

    dipendesaan menjadi faktor utama yang mendorong kemiskinan di pendesaan

    Indonesia. Peningkatan penduduk dapat berdampak pada mesalah penyediaan

    pendidikan, peningkatan penganguran, dan masalah modal yang rendah.

    Selanjutnya, faktor-faktor ini secara keseluruhan memberi pengaruh pada

    pendapatan perkapita yang rendah penduduk pendesaan Indonesia.

    Kajian Swaminathan (1997) di india yang menggunakan data panel,

    dengan variabel pendapatan (log) sebagai variabel bersandar, menunjukkan

    koefisien parameter variabel umur 0.023. manakala koefisien parameter variabel

    tingkat pendidikan adalah 0.126. kajian yang serupa dilakukan oleh Berdegue et al

    (2001), di chile. Menggunakan model OLS dengan variabel bersandar adalah

    pendapatan dalam log, menunjukkan bahwa variabel umur tidak mempunyai

    pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan. Pada model probit, variabel

    keduanya mempunyai signifikan pada derajat 10 persen. Nilai koefisien parameter

    variable umur adalah 0,02 dan variabel pendidikan adalah 0.11

    Hasil temuan beberapa peneliti seperti Swaminathan (1997), lisa (2000),

    Berdegue et al (2001), dan Elbers dan Lanjouw (2001), menunjukkan bahwa umur

    mempunyai pengaruh terhadap pendapatan. Pengaruh umur terhadap pendapatan

    memang tidak besar (nilai koefisien parameter antara 0.023 hingga 0.106). walau

    bagaimanapun umur memang mempunyai pengaruh terhadap pendapatan.

    Demikian juga tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pendapatan

  • 13

    (Swaminathan, 1991 ; Lisa , 2000 ; Berdegue et al, 2001 ; Elbers dan Lanjouw,

    2001 ; dan Naude dan Taylor, 2001). Nilai koefisien parameter variabel

    pendidikan antara 0.023 hinnga 0.107, ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan

    memang mempunyai pengaruh terhadap pendapatan.

    Variabel lain yang mempunyai pengaruh terhadap pendapatan adalah

    jumlah anggota keluarga. Pengkaji-pengkaji seperti Firdassy dan Tisdel (1992)

    menggunakan data kerat rentas (cross section) untuk mengkaji pendapatan dan

    kemiskinan di tiga pendesaan Bali Indonesia (Gunanto).

    2.5 Konsep Pendapatan Dan Pendapatan Distribusi Pendapatan

    Menurut Todaro (1995) pembangunan merupakan proses multidimensi

    yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

    rakyat dan lembaga-lembaga nasional, dan juga akselerasi pertumbuhan ekonomi,

    pengurangan kesenjangan (inequity) dan pemberantasan kemiskinan absolut.

    Sasaran pembangunan yang dicapai paling tidak mencakup tiga hal pokok yaitu

    (1) meningkatkan ketersediaan dan memperluas distribusi barang-barang

    kebutuhan pokok seperti pangan, papan, kesehatan dan perlindungan; (2)

    meningkatkan taraf hidup yaitu, selain meningkatkan pendapatan, memperluas

    kesempatan kerja, pendidikan yang lebih dan juga perhatian yang lebih besar

    kepada nilai-nilai budaya dan kemanusian dan keseluruhannya akan memperbaiki

    bukan hanya kesejahteraan material tetapi juga menghasilkan rasa percaya diri

    terhadap individu atau sebagai suatu bangsa; (3) memperluas pilihan ekonomi

    sosial yang tersedia bagi setiap orang dan setiap bangsa dengan mereka dari

    perbudakan dan ketergantungan bangsanya dalam hubungan dengan orang dan

    negara lain juga terhadap kebodohan dan kesengsaraan manusia.

  • 14

    2.6 Konsep Pendapatan

    Menurut Kuznett dalam Sarasutha (1985) suatu perkiraan mengenai

    distribusi pendapatan atau distribusi kekayaan menurut aturan kelas antar rumah

    tangga atau keluarga-keluarga sangat bermanfaat, karena keluarga atau rumah

    tangga unit penerimaan distribusi. Dalam hal ini yang ditekankan adalah keluarga

    sebagai penerimaan pendapatan, bukan pada perorangan karena dianggap bahwa

    rumah tangga atau keluarga sebagai unit pengambil keputusan dalam memperoleh

    pendapatan. Rumah tangga sebagai unit analisis dalam distribusi pendapatan dapat

    dipandang tidak hanya sebagai komponen demografi, tetapi juga karakteristik

    umum dalam pengukuran.

    Menurut biro pusat statistik (1980) mendefiniskan pendapatan keluarga

    sebagai penjumlah upah, gaji, tingkat suku bunga, pensiun, sewa, keuntungan

    usaha dan sebagainya yang diterima oleh semua anggota keluarga. Pendapatan

    keluarga dikelompokan menjadi ;

    a. Pendapatan pertanian, meliputi penerimaan pertanian, peternakan, perikanan

    dan skala rumah tangga; serta

    b. Pendapatan bukan pertanian, meliputi pendapatan yang diterima dari seluruh

    kegiatan ekonomi yang lain.

    Sumber pendapatan dapat berasal dari sektor pertanian maupun sektor non

    pertanian. Merujuk dari Nurmanaf (1988) bahwa sumber pendapatan dari sub

    sektor perikanan, termasuk penerimaan dari (1) usaha penangkapan, (2) usaha non

    penangkapan (termaksud budidaya perikanan dan pengolahan hasil perikanan).

    Sedangkan pendapatan dari sektor non perikanan yang diterima dari (1) kegiatan

  • 15

    berdagang, (2) usaha angkutan, (3) industri rumah tangga, dan (4) kegiatan

    berburuh di luar usaha perikanan, serta (5) kegiatan usaha pertanian.

    2.7 Jenis dan Fungsi Pendapatan

    Untuk keperluan manajerial dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis,

    yaitu :

    a. Pendapatan Total

    Pendapatan total adalah jumlah seluruh pendapatan dari penjualan, Total Revenue

    ini adalah hasil perkalian dari jumlah unit yang terjual (Q), dengan harga jual per

    unit (P). Hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan matematis : TR = P.Q.

    b. Pendapatan Rata-rata atau pendapatan per unit barang dan jasa

    Pendapatan rata-rata adalah pendapatan rata-rata dari setiap unit penjualan, oleh

    karena itu maka pendapatan rata-rata (AR) dapat juga dirumuskan sebagai hasil

    bagi dari pendapan total dengan unit yang terjual (Q). Bentuk rumusan

    matematikanya adalah AR = TR/Q = PQ/Q = P.

    c. Pendapatan Tambahan Atau Penerimaan Marginal.

    Pendapatan tambahan adalah tambahan pendapatan yang didapat untuk setiap unit

    penjualan atau produksi. Karena tambahan ini dapat terjadi pada setiap tingkatan

    produksi. Dengan demikian, maka pendapatan tambahan, atau marginal Revenue

    ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

    MR1 = TR1 -1 dimana MR1 tidak sama dengan MR1 -1.

  • 16

    2.8 Usaha-Usaha Meningkatkan Pendapatan

    Pada umumnya manusia merasakan bahwa penghasilan/pendapatan yang

    diterima saat ini masih kurang dan menjadi masalah yang tidak akan pernah

    terselesaikan. Secara umum dapat diterangkan bahwa untuk meningkatkan

    pendapatan dapat digunakan beberapa cara antara lain :

    1. Pemanfaatan waktu luang

    Individu mampu memanfaatkan waktu luang yang tersisa dari pekerjaan yang

    telah dilakukan sebelumnya menjadi kesempatan yang baru untuk menambah

    pendapatan.

    2. Melakukan kreatifitas dan inovasi

    Individu harus mampu berfikir positif dan inovatif menciptakan terobosan-

    terobosan yang berarti untuk dapat mencapai kebutuhan yang dirasakan masih

    kurang.

    2.9 Pendapatan Dan Beban Sebagai Pertimbangan Kebijakan Produksi

    Untuk produksi barang dan jasa dilakukan, diarahkan untuk mencapai

    tujuan dalam mendapatkan laba . Laba yang didapat perusahaan diperoleh dari

    selisih antara pendapatan (revenue) dengan biaya (cost), oleh karena itu, maka

    pertimbangan utama atau parameter utama dalam melakukan produksi adalah

    pendapatan (revenue), yang akan diterima dan biaya (cost) yang harus dikeluarkan

    perusahaan untuk menghasilkan produksi tersebut.

  • 17

    2.10 Modal Usaha

    Salah satu faktor produksi yang tidak kalah penting adalah modal, sebab

    dalam suatu usaha masalah modal mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan

    berhasil tidaknya suatu usaha yang telah didirikan. Modal dapat dibagi sebagai

    berikut :

    1. Modal Tetap

    Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi dalam

    jangka waktu yang relatif lama dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya jumlah

    produksi. Modal tetap dapat berupa tanah, bangunan dan mesin yang digunakan.

    2. Modal variabel (bergerak)

    Adalah modal yang memberikan jasa hanya sekali dalam proses produksi, biasa

    dalam bentuk bahan baku dan kebutuhan sebagai penunjang usaha berikut.

    Dapat dikemukakan pengertian secara klasik, dimana modal mengandung

    pengertian sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih

    lanjut. Schwiedland memberikan pengertian modal dalam artian yang lebih luas,

    yaitu modal meliputi baik modal dalam bentuk uang (Geldkapital), maupun dalam

    bentuk barang (sachkapital), misalnya mesin, barang-barang dagangan dan lain

    sebagainya (Bambang Riyanto dalam suryananto 2005, h.37).

    Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung

    maupun tidak langsung dalam proses produksi untuk menambah output (Irawan

    dan suparmoko 2000, h. 93). Dalam pengertian ekonomi, modal yaitu barang atau

    uang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-

  • 18

    barang dan jasa-jasa baru. Modal merupakan input (faktor produksi) yang sangat

    menentukan tinggi rendahnya pendapatan. Tetapi bukan berarti merupakan faktor

    satu-satunya yang dapat meningkatkan pendapatan.

    2.11 Biaya Bahan Baku

    Bahan baku atau bahan mentah merupakan faktor produksi yang

    dibutuhkan dalam setiap proses produksi. Menurut Gunawan Adi Saputro dan

    Marwan Asri, 2000, h. 225) bahan mentah atau bahan baku yang digunakan dalam

    proses produksi dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

    a. Bahan baku langsung (direct material) adalah bahan mentah yang

    merupakan bagian dari barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang

    dikeluarkan untuk membeli bahan baku ini mempunyai hubungan erat dan

    sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.

    b. Bahan baku tidak langsung (inderect material) adalah bahan baku yang

    ikut berperan dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tampak

    pada barang jadi yang dihasilkan.

    Untuk memperoleh bahan baku yang akan digunakan dalam proses

    produksi maka diperlukan pengorbanan uang untuk pembelian bahan baku

    tersebut. Pengorbanan inilah yang dinamakan dengan biaya.

    2.12 Perubahan Teknologi Dan Proses Kerja

    Sejak pasca perang dunia II, dunia industri Internasional telah mengalami

    perubahan mendasar pada teknologi dan proses tenaga kerja, yakni perubahan dari

    pendekatan produksi massal menjadi pendekatan produksi fleksibel. Produksi

    massal dalam literature ekonomi pembangunan disebut fordisme (fordism).

  • 19

    Fordisme ditandai dengan adanya lini produksi perakitan yang mengandung

    tingkat pembagian kerja demikian tinggi, sehingga mempermudah tugas para

    pekerja menjadi operasi rutin yang tidak banyak memerlukan keahlian maupun

    pelatihan. Dengan cara semacam ini, ketepatan dan kecepatan pekerjaan di

    kendalikan oleh mesin, bukan oleh seorang pekerja (Mudrajad kuncoro 2007,

    hal.22)

  • 20

    III. METODE PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian dilakukan di Desa Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

    Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha nelayan yang menjadi salah satu

    obyek nelayan di Kabupaten Nagan Raya. Penelitian dilakukan pada bulan

    Januari – Agustus 2013.

    3.2 Teknik Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data yang digunakan dalam melaksanakan penelitian

    adalah :

    1. Data Primer

    Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan langsung dan

    wawancara dengan masyarakat, kepala desa dan staf pemerintah tingkat desa

    di kecamatan kuala pesisir.

    2. Data Sekunder

    Pengumpulan data sekunder dilakukan pada data-data yang telah ada pada

    instansi terkait dan studi kepustakaan yang terkait dengan topik penelitian ini.

    3.3 Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga nelayan yang berada di

    desa Kuala pesisir karena di daerah tersebut merupakan salah satu desa yang

    melaksanakan pengembangan nelayan di Kab. Nagan Raya. Dari total masyarakat

    yang memproduksi ikan diambil sampel 30 rumah tangga nelayan secara acak.

  • 21

    3.4 Metode Pengambilan Sampel

    Metode pengambilan sampel dilakukan dengan mengunakan metode

    pengambilan contoh sederhana (Sample Random Sampling) berdasarkan bahwa

    seluruh masyarakat elementer dari populasi yang diteliti telah diketahui nama dan

    indentitasnya. Pengambilan sampel 30 rumah tangga nelayan dilakukan secara

    menyebar proporsional berdasarkan jenis pekerjaan nelayan di desa Kuala pesisir

    (Pada Tabel 2).

    Tabel. 2 Populasi dan sampel penelitian .

    No PopulasiJumlahPopulasi

    RasioPerhitungan

    Sampel

    JumlahSampel

    1 Pemilik kapal 40 40/90X30 13

    2 Awak buah kapal (ABK) 50 50/90X30 17

    Jumlah 90 30

    Sumber : Data primer (diolah) 2013.

    3.5 Metode Analisis

    3.5.1 Analisis Pendapatan

    Perhitungan pendapatan dari usaha penangkapan adalah penangkapan bersih

    dengan formulasi rumus sebagai berikut:

    π = TR – TC

    Keterangan :

    π = Keuntungan Pendapatan Usaha yang diperoleh (Rupiah)

    TR = Total Penerimaan (Rupiah)

    TC = Total Biaya (Rupiah)

  • 22

    Sedangkan pendapatan dari usaha non penangkapan dan non usaha perikanan

    di peroleh dari pendapatan rata-rata per bulan anggota keluarga yang bekerja di

    luar usaha penangkapan dan perikanan. Perhintungan pendapatan rumah tangga

    nelayan digunakan formulasi rumus sebagai berikut :

    Y = Y1+Y2

    Keterangan

    Y = Total pendapatan rumah tangga nelayan (Rupiah).

    Y1 = Pendapatan keluarga dari usaha penangkapan (Rupiah).

    Y2 = Pendapatan keluarga dari usaha non penangkapan (Rupiah).

    3.5.2 Konsep dan Pengukuran

    a. Nelayan adalah orang yang secara langsung atau tidak langsung terlibat

    dalam usaha penangkapan ikan dengan status sosial yang berbeda-beda

    seperti nelayan pemilik dan pandega (RTP).

    b. Nelayan pemilik adalah orang yang memilki armada penangkapan ikan baik

    kapal/perahu atau alat tangkap (RTPP).

    c. Nelayan pandega adalah orang yang berprofesi sebagai buruh dalam usaha

    penangkapan ikan yang memliki ketrampilan (RTPB).

    d. Sistem bagi hasil adalah system pembagian hasil usaha penangkapan ikan

    antar nelayan pemilik dan nelayan pandega. Sistem bagi hasil pada alat

    tangkap adalah 50 persen hasil pendapatan bersih hasil penangkapan untuk

    nelayan pemilik dan 50 persen untuk nelayan buruh.

  • 23

    e. Pendapatan rumah tangga nelayan adalah pendapatan yang diterima oleh

    keluarga nelayan yang berasal dari usaha penangkapan, non penangkapan,

    maupun usaha non perikanan selama setahun.

    f. Pendapatan usaha penangkapan adalah penerimaan usaha yang diterima

    setelah dikurang seluruh pengeluaran atau biaya total penangkapan selama

    satu tahun. Pendapatan yang termaksud termasuk pendapatan nelayan

    pemilik dan nelayan pandega. (Rupiah)

    g. Pendapatan usaha non perikanan adalah pendapatan rata-rata per bulan yang

    diterima oleh keluarga nelayan selama setahun dari usaha diluar sub sektor

    perikanan. (Rupiah)

  • 24

    IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Wilayah AdministratifKecamatan Kuala Pesisir

    Kecamatan Pesisir merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Kuala

    pada tahun 2007 dengan ibukotanya Padang Rubek terletak pada garis 030400-

    040380 Lintang Utara dan 960110 - 960480Bujur Timur yang luas wilayahnya

    mencapai ± 267.39 Km2.

    Adanya batasan-batasanya sebagai berikut :

    - Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Kuala;

    - Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Tadu Raya;

    - Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Kuala;

    - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Meureubo dan Samudra

    Indonesia

    Jumlah penduduk dalam Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan

    Rayakeadaan bulan Desember 2010 mencapai 14.975 jiwa yang terdiri dari 7.754

    Laki-Laki dan 7.211 Perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 3.972.

    dapat dilihat pada tabel berikut;

    Tabel. 3. Komposisi Penduduk Kecamatan Kuala Pesisir 2010No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase %

    1 2 3 4

    1 Laki-Laki 7.754 52%

    2 Perempuan 7.221 48%

    Jumlah 14.975 100

    Sumber : Data primer di olah februari 2013

  • 25

    4.2Karakteristik Responden Pengusaha Kapal dan ABK

    Karakteristik responden merupakan gambaran secara umum tentang

    keadaan dan latar belakang responden yang berkaitan dan berpengaruh terhadap

    kegiatannya dalam menjalankan usahanya. Responden pada penelitian ini adalah

    Pemilik Kapal dan Awak Buah Kapal di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten

    Nagan Raya. Karakteristik dari respondenmeliputi umur, pendidikan, jumlah

    anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam produksi, jumlah

    tenaga kerja luar, lama mengusahakan, status usaha dan alasan usaha.

    1. Umur

    Usia produktif adalah usia penduduk antara 15-59 tahun dan usia non

    produktif antara 0-14 tahun serta lebih atau sama dengan 60 tahun. Jumlah dan

    persentase responden berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

    Tabel.4.Karakteristik Kelompok UmurNo Kelompok Umur (Th) Jumlah

    RespondenPersentase

    (%)1 2 3 4

    1 20 – 30 10 29%

    2 31 -40 10 29%

    3 41 – 50 8 23%

    4 51 – 60 7 20%

    Jumlah 35 100

    Sumber : Data primer di olah februari 2013

    Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa jumlah responden yaitu 35

    orang yang terdiri dari 28 orang umur produktif dan 7 orang umur non produktif.

    Pada usia produktif tersebut, produktivitas kerja pengusaha nelayan penangkapan

    ikan masih cukup tinggi sehingga lebih potensial dalam menjalankan usahanya.

    Pada usiaproduktif kemampuan fisik para pengusaha masih memadai, sehingga

  • 26

    memungkinkan usaha nelayan penangkapan ikan masih dapat terus dikembangkan

    karena para pengusaha masih memiliki produktifitas dan kemampuan bekerja

    yang tinggi.

    2. Pendidikan

    Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk responden dalam

    hal menerima dan menerapkan teknologi baru, disamping kemampuan dan

    keterampilan dari nelayansendiri. Pendidikan akan mempengaruhi pola pikir

    nelayan dalam menjalankan kegiatan usahanya dan pengambilan keputusan dalam

    pemasaran Ikan tangkap yang dihasilkannya. Selain itu pendidikan juga akan

    mempengaruhi nelayan dalam menyerap informasi terbaru yang dapat diterapkan

    dalam kegiatan usahanya.

    Tabel. 5.Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan DiKecamatan Kuala Pesisir.

    No Tingkat Pendidikan JumlahResponden

    Persentase(%)

    1 2 3 4

    1 Tidak Tamat SD 3 9%

    2 Tamat SD 11 31%

    3 Tamat SMP 14 40%

    4 Tamat SMA 7 20%

    Jumlah 35 100

    Sumber : Data primer diolah februari 2013.

    Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

    adalah tamat SD sebanyak 11 orang (31%). Hal ini menunjukkan tingkat

    pendidikan masih rendah. Pendidikan yang diperoleh diharapkan dapat menjadi

    modal bagi nelayandalam menjalankan usahapenangkapan ikan, dapat

    menghitung pengeluaran maupun keuntungan dari hasil usaha nelayan, dapat

  • 27

    memasarkan hasil tangkapan ke luar daerah dan yang paling penting nelayan tidak

    dapat dibohongi oleh pedagang yang membeli untuk mengecer sehingga tidak

    terjadi kerugian.

    3. Jumlah Anggota Keluarga

    Jumlah dan persentase responden berdasarkan jumlah anggota keluarga dapat

    dilihat padaTabel 6.

    Tabel.6.Jumlah Responden berdasarkan Jumlah Anggota KeluargaNo Anggota Keluarga Jumlah

    (Orang)Persentase

    (%)1 2 3 4

    1 2 – 4 18 51

    2 5 – 6 11 31

    3 7 – 8 6 17

    Jumlah 35 100

    Sumber : Data primer diolah februari 2013.

    Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki

    jumlah anggota terbanyak yaitu berkisar 2-4 orang sebanyak 18 orang atau 51 %.

    Berdasarkan data tersebut diketahui seluruh responden mempunyai anggota

    keluarga lebih dari 2 orang. Besar kecilnya jumlah anggota keluarga ini

    berpengaruh terhadap ketersediaan jumlah tenaga nelayan, terutama tenaga kerja

    yang berasal dari anggota keluarga yang ikut aktif dalam kegiatan nelayan

    penangkapan ikan.

    4. Modal Nelayan

    Modal adalah biaya yang dikeluarkan atau dibayar oleh pemilik usaha

    untuk mendapatkan modal yang digunakan untuk investasi usaha.Rata-rata modal

  • 28

    nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir adalah Rp 15.455.000.dapat dilihat rincian

    pada.

    Tabel 7.Modal yang diperlukan oleh Nelayan Penangkap IkanNo Keterangan Jumlah Harga Satuan Harga

    (Rp)

    1 2 3 4 41 Kapal motor 1 15.000.000 Unit 15.000.000

    2 Operasional BBM 30 6.500 Liter/ hari 195.000.

    3 Jaring lingkar 4 60.000. Unit/untuk

    3 bulan 240.000

    4 Box/lainnya 5 50.000. Unit/untuk

    3 bulan 250.000

    Jumlah Total Modal 15.685.000 250.000

    Sumber : Data primer di olah februari 2013

    Dari data padaTabel 7, dapat disimpulkan bahwa rata-rata modal yang

    diperlukan oleh nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya

    bahwa jumlah total yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha penangkapan ikan

    sebesar Rp 15.685.000. dimana Rp 195.000. untuk operasional BBM per hari, Rp

    240.000. untuk jaring lingkar, Rp 250.000.untuk box/lainnya dan biasanya

    masyarakat Kecamatan Pesisir dalam melakukan penangkapanikan di laut itu

    dilakukan Per-Trep nya menghabiskan waktu 4 (empat) samapai 5 (lima) hari.

    4.3Pembahasan Hasil Penelitian

    4.3.1Analisis Pendapatan

    Pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan

    oleh suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu. Dengan demikian maka yang

  • 29

    dimaksud dengan pendapatan jasa adalah nilai dari seluruh jasa yang dihasilkan

    suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu.

    1. Keuntungan Nelayan

    Berikut rata-rata keuntungan nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir di

    sajikan dengan rumus sebagai berikut.;

    π = TR – TC

    Keterangan :

    π = Keuntungan Pendapatan Usaha yang diperoleh (Rupiah)

    TR = Total Penerimaan (Rupiah)

    TC = Total Biaya (Rupiah)

    Tabel.8.Keuntungan Nelayan Kecamatan Kuala PesisirNo Total Rata-Rata

    PenerimaanPemilik Kapal

    UsahaPengangkapan

    Per Trep

    Rata-RataTotal BiayaOperasional

    Rata-RataPendapatan Per

    Bulan

    Rata-RataPendapatan

    /tahun

    1 2 3 4 = (2)-(3) 5 = (4)x 4 Minggu 6 = (4) x 121 2.000.000 666.667 1.333.333 5.333.333 64.000.000

    Sumber : Data primer di olah februari 2013

    Dari Tabel 8, dapat dilihat bahwa dari 30 responden di Kecamatan Kuala

    Pesisir, rata-rata penerimaan pemilik kapal penangkapan ikan sebesar Rp

    2.000.000,- sementara biaya operasional yang digunakan dalam usaha

    penangkapan ikan tersebut sebesar Rp 666.667 dan keuntungan yang didapat dari

    usaha penangkapan ikan Per-Trep nya sebesar Rp 1.333.333. Jika dihitung maka

    = TR-RC

  • 30

    setiap pemilik kapal penangkapan ikan mampu memperoleh keuntungan sebesar

    Rp 5.333.333dan setiaptahunnya sebesar Rp 64.000.000.

    Tabel 9. Keuntungan ABK Nelayan Kecamatan Kuala PesisrNo Total Rata-Rata

    Penerimaan ABKUsaha

    PengangkapanPer Trep

    Rata-RataTotal BiayaOperasional

    Pendapatan PerBulan

    Pendapatan/Tahun

    1 2 3 4 = (2)-(3) 5 = (4)x 4 Minggu 6 = (4) x 121 678.667 678.667 2.714.667 32.576.000

    Sunber : data primer di olah februari 2013

    PadaTabel 9,diketahui bahwarata-rata penerimaan ABK usaha

    penangkapan ikan Rp.678.667 sementara untuk biaya operasional ditanggung oleh

    pemilik kapal, keuntungan rata-rata yang diperoleh oleh ABK Per-Trep nya

    sebesar Rp 678.667 dan jika dikalikan perbulannya, maka ABK mampu

    memperoleh hasil dari penangkapan ikan sebesar Rp.2.714.667selanjutnya jika

    dikalikan pertahunnya rata-rata penerimaan sebesar Rp.32.576.000.

    Perhintungan pendapatan rumah tangga nelayan digunakan formulasi

    rumus sebagai berikut :

    Y = Y1+Y2

    Keterangan

    Y = Total pendapatan rumah tangga nelayan (Rupiah).

    Y1 = Pendapatan keluarga dari usaha penangkapan (Rupiah).

    Y2 = Pendapatan keluarga dari usaha non penangkapan (Rupiah).

    = TR-RC

  • 31

    Tabel.10.Pendapatan Rumah Tangga Nelayan di Kecamatan Kuala PesisirNo Rata-Rata Pendapatan

    Keluarga dari NelayanPerbulan Pemilik Kapal

    Rata-Rata PendapatanKeluarga dari usaha non

    penangkapan

    Total Rata-RataPendapatan Rumah

    Tangga Nelayan1 2 3 4= (2) + (3)

    1 5.333.333 1.100.000 6.433.333

    Sumber : Data primer di olah februari 2013

    Dari Tabel 10, dapat di lihat rata-rata pendapatan rumah tangga nelayan

    di Kecamatan Kuala Pesisir menunjukkan tingkat kesejahteraan nelayan

    penangkapan ikanyang semakin membaik. Dapat dilihat rata-rata pendapatan

    rumah tangga nelayan pemilik kapal yaitu sebesar Rp.6.433.333/bulan dimana

    pendapatan dari usaha nelayan sebesar Rp.5.333.333 sementara dari hasil usaha

    non penangkapan ikan sebesar Rp.1.100.000. perbulannya.

    Tabel.10.Pendapatan Rumah Tangga ABK di Kecamatan Kuala PesisirNo Rata-Rata Pendapatan

    Keluarga dari NelayanPerbulan ABK

    Rata-Rata PendapatanKeluarga dari usaha non

    penangkapan

    Total Rata-RataPendapatan Rumah

    Tangga Nelayan1 2 3 4= (2) + (3)

    1 2.714.667 696.667 3.411.333

    Sumber : Data primer di olah februari 2013

    Rata-rata pendapatan rumah tangganelayan perbulannya sebesar

    Rp.3.411.333 dimana pendapatan dari usaha nelayan sebesar Rp.2.714.667 dan

    dari usaha non nelayan sebesar Rp.696.667usaha non nelayan berasal dari

    kegiatan usaha yang tidak termasuk kedalam usaha penangkapan ikan, yang

    berasal dari bertani,wiraswasta dan lain-lain.

  • 24

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Wilayah Administratif Kecamatan Kuala Pesisir

    Kecamatan Pesisir merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Kuala

    pada tahun 2007 dengan ibukotanya Padang Rubek terletak pada garis 030 400 -

    040380 Lintang Utara dan 960110 - 960480 Bujur Timur yang luas wilayahnya

    mencapai ± 267.39 Km2.

    Adanya batasan-batasanya sebagai berikut :

    - Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Kuala;

    - Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Tadu Raya;

    - Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Kuala;

    - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Meureubo dan Samudra

    Indonesia

    Jumlah penduduk dalam Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan

    Rayakeadaan bulan Desember 2010 mencapai 14.975 jiwa yang terdiri dari 7.754

    Laki-Laki dan 7.211 Perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 3.972.

    dapat dilihat pada tabel berikut;

    Tabel.3. Komposisi Penduduk Kecamatan Kuala Pesisir 2010

    No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase %

    1 2 3 4

    1Laki-Laki 7.754 52%

    2Perempuan 7.221 48%

    Jumlah 14.975 100

    Sumber : Data primer di olah februari 2013

  • 25

    4.2 Karakteristik Responden Pengusaha Kapal dan ABK

    Karakteristik responden merupakan gambaran secara umum tentang

    keadaan dan latar belakang responden yang berkaitan dan berpengaruh terhadap

    kegiatannya dalam menjalankan usahanya. Responden pada penelitian ini adalah

    Pemilik Kapal dan Awak Buah Kapal di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten

    Nagan Raya. Karakteristik dari responden meliputi umur, pendidikan, jumlah

    anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam produksi, jumlah

    tenaga kerja luar, lama mengusahakan, status usaha dan alasan usaha.

    1. Umur

    Usia produktif adalah usia penduduk antara 15-59 tahun dan usia non

    produktif antara 0-14 tahun serta lebih atau sama dengan 60 tahun. Jumlah dan

    persentase responden berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

    Tabel.4. Karakteristik Kelompok Umur

    No Kelompok Umur (Th)Jumlah

    RespondenPersentase

    (%)1 2 3 4

    1 20 – 30 10 29%

    2 31 -40 10 29%

    3 41 – 50 8 23%

    4 51 – 60 7 20%

    Jumlah 35 100

    Sumber : Data primer di olah februari 2013

    Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa jumlah responden yaitu 35

    orang yang terdiri dari 28 orang umur produktif dan 7 orang umur non produktif.

    Pada usia produktif tersebut, produktivitas kerja pengusaha nelayan penangkapan

    ikan masih cukup tinggi sehingga lebih potensial dalam menjalankan usahanya.

    Pada usia produktif kemampuan fisik para pengusaha masih memadai, sehingga

  • 26

    memungkinkan usaha nelayan penangkapan ikan masih dapat terus dikembangkan

    karena para pengusaha masih memiliki produktifitas dan kemampuan bekerja

    yang tinggi.

    2. Pendidikan

    Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk responden dalam

    hal menerima dan menerapkan teknologi baru, disamping kemampuan dan

    keterampilan dari nelayan sendiri. Pendidikan akan mempengaruhi pola pikir

    nelayan dalam menjalankan kegiatan usahanya dan pengambilan keputusan dalam

    pemasaran Ikan tangkap yang dihasilkannya. Selain itu pendidikan juga akan

    mempengaruhi nelayan dalam menyerap informasi terbaru yang dapat diterapkan

    dalam kegiatan usahanya.

    Tabel. 5. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan DiKecamatan Kuala Pesisir.

    No TingkatPendidikan

    JumlahResponden

    Persentase(%)

    1 2 3 4

    1 Tidak Tamat SD 3 9%

    2 Tamat SD 11 31%

    3 Tamat SMP 14 40%

    4 Tamat SMA 7 20%

    Jumlah 35 100

    Sumber : Data primer diolah februari 2013.

    Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

    adalah tamat SD sebanyak 11 orang (31%). Hal ini menunjukkan tingkat

    pendidikan masih rendah. Pendidikan yang diperoleh diharapkan dapat menjadi

    modal bagi nelayan dalam menjalankan usaha penangkapan ikan, dapat

    menghitung pengeluaran maupun keuntungan dari hasil usaha nelayan, dapat

  • 27

    memasarkan hasil tangkapan ke luar daerah dan yang paling penting nelayan tidak

    dapat dibohongi oleh pedagang yang membeli untuk mengecer sehingga tidak

    terjadi kerugian.

    3. Jumlah Anggota Keluarga

    Jumlah dan persentase responden berdasarkan jumlah anggota keluarga dapat

    dilihat pada Tabel 6.

    Tabel.6. Jumlah Responden berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

    No Anggota KeluargaJumlah(Orang)

    Persentase(%)

    1 2 3 4

    1 2 – 4 18 51

    2 5 – 6 11 31

    3 7 – 8 6 17

    Jumlah 35 100

    Sumber : Data primer diolah februari 2013.

    Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki

    jumlah anggota terbanyak yaitu berkisar 2-4 orang sebanyak 18 orang atau 51 %.

    Berdasarkan data tersebut diketahui seluruh responden mempunyai anggota

    keluarga lebih dari 2 orang. Besar kecilnya jumlah anggota keluarga ini

    berpengaruh terhadap ketersediaan jumlah tenaga nelayan, terutama tenaga kerja

    yang berasal dari anggota keluarga yang ikut aktif dalam kegiatan nelayan

    penangkapan ikan.

    4. Modal Nelayan

    Modal adalah biaya yang dikeluarkan atau dibayar oleh pemilik usaha

    untuk mendapatkan modal yang digunakan untuk investasi usaha. Rata-rata modal

  • 28

    nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir adalah Rp 15.455.000. dapat dilihat rincian

    pada.

    Tabel 7. Modal yang diperlukan oleh Nelayan Penangkap Ikan

    No Keterangan Jumlah Harga SatuanHarga(Rp)

    1 2 3 4 41 Kapal motor 1 15.000.000 Unit

    15.000.000

    2 Operasional BBM 30 6.500 Liter/ hari 195.000.

    3 Jaring lingkar 4 60.000.

    Unit/untuk

    3 bulan 240.000

    4 Box/lainnya 5 50.000.

    Unit/untuk

    3 bulan 250.000

    Jumlah Total Modal 15.685.000 250.000

    Sumber : Data primer di olah februari 2013

    Dari data pada Tabel 7, dapat disimpulkan bahwa rata-rata modal yang

    diperlukan oleh nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya

    bahwa jumlah total yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha penangkapan ikan

    sebesar Rp 15.685.000. dimana Rp 195.000. untuk operasional BBM per hari, Rp

    240.000. untuk jaring lingkar, Rp 250.000. untuk box/lainnya dan biasanya

    masyarakat Kecamatan Pesisir dalam melakukan penangkapan ikan di laut itu

    dilakukan Per-Trep nya menghabiskan waktu 4 (empat) samapai 5 (lima) hari.

    4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

    4.3.1 Analisis Pendapatan

    Pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan

    oleh suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu. Dengan demikian maka yang

  • 29

    dimaksud dengan pendapatan jasa adalah nilai dari seluruh jasa yang dihasilkan

    suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu.

    1. Keuntungan Nelayan

    Berikut rata-rata keuntungan nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir di

    sajikan dengan rumus sebagai berikut.;

    π = TR – TC

    Keterangan :

    π = Keuntungan Pendapatan Usaha yang diperoleh (Rupiah)

    TR = Total Penerimaan (Rupiah)

    TC = Total Biaya (Rupiah)

    Tabel. 8. Keuntungan Nelayan Kecamatan Kuala Pesisir

    No

    Total Rata-RataPenerimaan

    Pemilik KapalUsaha

    PengangkapanPer Trep

    Rata-RataTotal BiayaOperasional

    Rata-RataPendapatan Per

    Bulan

    Rata-RataPendapatan

    /tahun

    1 2 3 4 = (2)-(3) 5 = (4)x 4 Minggu 6 = (4) x 12

    12.000.000 666.667 1.333.333 5.333.333 64.000.000

    Sumber : Data primer di olah februari 2013

    Dari Tabel 8, dapat dilihat bahwa dari 30 responden di Kecamatan Kuala

    Pesisir, rata-rata penerimaan pemilik kapal penangkapan ikan sebesar Rp

    2.000.000,- sementara biaya operasional yang digunakan dalam usaha

    penangkapan ikan tersebut sebesar Rp 666.667 dan keuntungan yang didapat dari

    usaha penangkapan ikan Per-Trep nya sebesar Rp 1.333.333. Jika dihitung maka

    = TR-RC

  • 30

    setiap pemilik kapal penangkapan ikan mampu memperoleh keuntungan sebesar

    Rp 5.333.333 dan setiap tahunnya sebesar Rp 64.000.000.

    Tabel 9. Keuntungan ABK Nelayan Kecamatan Kuala Pesisr

    No

    Total Rata-RataPenerimaan ABK

    UsahaPengangkapan

    Per Trep

    Rata-RataTotal BiayaOperasional

    Pendapatan PerBulan

    Pendapatan/Tahun

    1 2 3 4 = (2)-(3) 5 = (4)x 4 Minggu 6 = (4) x 121 678.667 678.667 2.714.667 32.576.000

    Sunber : data primer di olah februari 2013

    Pada Tabel 9, diketahui bahwa rata-rata penerimaan ABK usaha

    penangkapan ikan Rp.678.667 sementara untuk biaya operasional ditanggung oleh

    pemilik kapal, keuntungan rata-rata yang diperoleh oleh ABK Per-Trep nya

    sebesar Rp 678.667 dan jika dikalikan per bulannya, maka ABK mampu

    memperoleh hasil dari penangkapan ikan sebesar Rp.2.714.667 selanjutnya jika

    dikalikan pertahunnya rata-rata penerimaan sebesar Rp.32.576.000.

    Perhintungan pendapatan rumah tangga nelayan digunakan formulasi

    rumus sebagai berikut :

    Y = Y1+Y2

    Keterangan

    Y = Total pendapatan rumah tangga nelayan (Rupiah).

    Y1 = Pendapatan keluarga dari usaha penangkapan (Rupiah).

    Y2 = Pendapatan keluarga dari usaha non penangkapan (Rupiah).

    = TR-RC

  • 31

    Tabel.10. Pendapatan Rumah Tangga Nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir

    NoRata-Rata PendapatanKeluarga dari Nelayan

    Perbulan Pemilik Kapal

    Rata-Rata PendapatanKeluarga dari usaha non

    penangkapan

    Total Rata-RataPendapatan Rumah

    Tangga Nelayan

    1 2 3 4= (2) + (3)

    1 5.333.333 1.100.000 6.433.333

    Sumber : Data primer di olah februari 2013

    Dari Tabel 10, dapat di lihat rata-rata pendapatan rumah tangga nelayan

    di Kecamatan Kuala Pesisir menunjukkan tingkat kesejahteraan nelayan

    penangkapan ikan yang semakin membaik. Dapat dilihat rata-rata pendapatan

    rumah tangga nelayan pemilik kapal yaitu sebesar Rp.6.433.333/bulan dimana

    pendapatan dari usaha nelayan sebesar Rp.5.333.333 sementara dari hasil usaha

    non penangkapan ikan sebesar Rp.1.100.000. per bulannya.

    Tabel.10. Pendapatan Rumah Tangga ABK di Kecamatan Kuala Pesisir

    NoRata-Rata PendapatanKeluarga dari Nelayan

    Perbulan ABK

    Rata-Rata PendapatanKeluarga dari usaha non

    penangkapan

    Total Rata-RataPendapatan Rumah

    Tangga Nelayan

    1 2 3 4= (2) + (3)

    1 2.714.667 696.667 3.411.333

    Sumber : Data primer di olah februari 2013

    Rata-rata pendapatan rumah tangga nelayan per bulannya sebesar

    Rp.3.411.333 dimana pendapatan dari usaha nelayan sebesar Rp.2.714.667 dan

    dari usaha non nelayan sebesar Rp.696.667 usaha non nelayan berasal dari

    kegiatan usaha yang tidak termasuk ke dalam usaha penangkapan ikan, yang

    berasal dari bertani,wiraswasta dan lain-lain.

  • 32

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat

    diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

    1. Biaya total rata-rata operasional nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir

    adalah sebesar Rp. 666.667 sementara keuntungan rata-rata pemilik kapal

    Per-Trep nya sebesar Rp. 1.333.333 sedangkan ABK mendapat

    keuntungan Per-Trep nya sebesar Rp.678.667 sedangkan

    pendapatan/keuntungan rata-rata pemilik kapal perbulanya sebesar Rp.

    5.333.333 dan Pendapatan ABK perbulanya sebesar Rp. 2.714.667. Jika

    dilihat hasil yang didapat dari usaha nelayan baik pemilik kapal dan ABK

    berarti usaha ini menjanjikan dan menguntungkan.

    2. Pendapatan rumah tangga nelayan di Kecamatan kuala pesisir, kalau

    dilihat rata-rata pendapatan rumah tangga pemilik kapal nelayan di

    Kecamatan Kuala pesisir per bulanya sebesar Rp.6.433.333 hasil ini di

    dapat dari penjumlahan antara penerimaan keuntungan dari usaha nelayan

    di tambah dengan jumlah penerimaan dari non nelayan. Sedangkan

    pendapatan rata-rata rumah tangga nelayan ABK per bulannya sebesar

    Rp.3.411.333 dan penerimaan pendapatan non nelayan per bulanya sebesar

    Rp. 696.667 pendapatan ini didapat dari berbagai kegiatan non nelayan,

    bisa bertani, berwiraswasta dan lain-lain.

  • 33

    3. Usaha nelayan di Kecamatan Kuala pesisir, hasil yang didapat cukup

    signifikan, jika dikelola dengan baik maka ini akan berdampak positif

    bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nagan Raya.

    5.2 Saran

    Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan demi

    kemajuan usaha nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir antara lain sebagai berikut:

    1. Sebaiknya pengusaha nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir melakukan

    kerja sama dengan investor untuk memperbaiki kualitas produk ikan yang

    didapat dari usaha nelayan sehingga bisa diekspor diberbagai daerah,

    didalam dan diluar negeri.

    2. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya hendaknya memberikan perhatian

    yang lebih kepada para pengusaha nelayan di Kecamatan Kuala pesisir

    agar pengusaha ini menjadi lebih sejahtera. Perhatian dari pemerintah

    antara lain dalam wujud kemudahan memperoleh kredit, pelatihan

    manajemen dan lain-lain, sehingga para pengusaha nelayan di Kecamatan

    Kuala Pesisir lebih tertarik untuk meningkatkan usahanya.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Budiono, 2004 (1992 : 180) Pendapatan, ), diakses 16 maret 2012.

    Checmichokscky dan meeso, 1984 : Sigit, Faktor-faktor yang mempengaruhikemiskinan dan pendapatan nelayan.

    Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia.Erlangga. Jakarta. 10 hal

    Eriza di acu dalam suryani 2004, Anak-anak Terutama Pendidikan Formal.Jakarta : bumi aksara.

    Fathoni, 2008. Faktor Mempengaruhi tingkat Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

    Firdaus, Muhammad 2008. Manajemen agribisnis . Jakarta : Bumi Aksara.

    Gunarsa dan Gunarsa, Suryani 2004 tingkat pendidikan secara langsung. Jakarta :Bumi Aksara

    Heyanto, 1998 Dengan Dasar Pendidikan yang Relatif Menandai. Jakarta : BumiAksara.

    Imro, 2003 : 63. Perbedaan Modernitas Tehnologi Alat Tangkap. Diakses 05maret 2012.

    Irawan dan suparmako, M. 2000. Ekonomi pemabangunan edisi ke tiga. BPFEUGM. Yogyakarta.

    Kuncoro, Mudrajat. 2007. Ekonomika Industri Indonesia.Menuju Negara IndustriBaru 2030. ANDI Yokyakarta

    Mukhtar, A. Pi. M. Si. Alat Penangkapan Ikan. ), diakses 16 maret 2012.

    Rafni Rita. 1998 Analisis Distribusi Pendapatan Rumah tangga Nelayan BaganPerahu dan Pancing Tonda.

    Rusli,dkk. 1994. Metodologi Indefikasi Golongan dan Daerah Miskin, SuatuTinjauan dan Alternatif. Grasindo. Jakarta. 10 Hal

    Sastrawidjaya. 2002. Ciri Komunitas Nelayan. Yogyakarta.

    Sukmawan, 2004 Nilai Anak. ), diakses 15 maret 2012.

    Suryani 2004, diDesa Karang Jaladri Ciamis. (), diakses 15 maret 2012.

    Suryani, 2004 Status Kependidikan Sosial) ), diakses 15 maret 2012.

  • Suryani, 2004. Yang menyebutkan Bahwa Faktor-faktor yang MempengaruhiTingkat Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

    Swaminathan (1997), Lisa (2000), Berdegue et al (2001), dan Elbers dan lanjouw(2001), bahwa umur mempunyai pengaruh terhadap pendapatan.

    COVER ririnBAB IBAB IIBAB IIIBAB IV(1)BAB IVBAB VDAFTAR PUSTAKA(1)