Kekeliruan asumsi chactment area. Drainase Mei 2009 part 2...Penampang yang umum dibuat adalah tipe...

15
Kekeliruan asumsi chactment area. Perencanaan dan pembangunan drainase selayaknya dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh serta terkordinasi antar instansi. Saat ini masih ada instansi yang merencanakan dan melaksanakan pembangunan fisik drainase secara parsial. Asumsi perhitungan chatment area secara parsial dapat dilihat pada pembanguna jalan. Dalam perencanaan jalan desain drainasenya hanya memikirkan untuk pengamanan jalan saja, padahal air hujan yang ditampung oleh saluran tersebut tidak hanya berasal dari permukaan jalan saja, kemungkinan saluran jalan tersebut menampung akumulasi air dari beberapa saluran dihulunya. Disamping itu arah aliran seharusnya memperhatikan dan mengikuti arah dan pola aliran drainase kota.

Transcript of Kekeliruan asumsi chactment area. Drainase Mei 2009 part 2...Penampang yang umum dibuat adalah tipe...

Kekeliruan asumsi chactment area.Perencanaan dan pembangunan drainase selayaknya

dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh sertaterkordinasi antar instansi. Saat ini masih ada instansiyang merencanakan dan melaksanakan pembangunanfisik drainase secara parsial. Asumsi perhitunganchatment area secara parsial dapat dilihat padapembanguna jalan. Dalam perencanaan jalan desaindrainasenya hanya memikirkan untuk pengamananjalan saja, padahal air hujan yang ditampung olehsaluran tersebut tidak hanya berasal dari permukaanjalan saja, kemungkinan saluran jalan tersebutmenampung akumulasi air dari beberapa salurandihulunya. Disamping itu arah aliran seharusnyamemperhatikan dan mengikuti arah dan pola alirandrainase kota.

Masalah bentuk penampang dan dimensi Saluran

Penampang Saluran Tukad Mati

Penampang Alami Tukad Ayung

Penampang Saluran di

Pemukiman dan drainase kota

Penampang Ganda Tukad Badung

Semakin berkembangnya daerah pemukimanmengakibatkan makin sulitnya membuatpenampang dan dimensi saluran yang sesuaidengan standar dan kebutuhan.

Penampang alami seperti Tukad Ayung sangatlahbaik dipertahankan sebagai daerah retensi banjir.

Penampang yang umum dibuat adalah tipe tegak,trapesium, tegak dengan lantai setengah lingkaranatau penampang ganda.

Masalah lahan pertanian yang terpencar

Akibat berkembangnya permukiman yang sangat pesat

menyebabkan terdesaknya lahan irigasi pada beberapakawasan. Kondisi ini membawa konsekwensi terjadinyalahan irigasi yang terpencar-pencar. Terpencarnyalahan irigasi mengakibatkan banyak saluran irigasiyang hilang karena tertutup oleh pelat di daerahpermukiman. Kondisi ini membawa konsekwensipengelolaan Subak yang sangat susah.

Masalah Topografi

Masalah yang berkaitan dengan drainase kota Denpasar ternyata telah menjadi masalah yang cukup serius. Banyak saluran drainase yang dibuat dengan kemiringan seadanya, akibatnya aliran air menjadi sangat lambat dan terjadi sedimentasi yang terus menerus. Hal ini dilakukan karena kondisi medan yang tidak memungkinkan. Masalah ini diperparah oleh kondisi pasang surut mengingat Denpasar berada di daerah pesisir. Bila air laut pasang maka terjadi arus balik (back water) pada saluran drainase terutama yang berhubungan dengan itu seperti sekitar daerah sanur, suwung dan pemogan. Arus balik pada saluran drainase ini akan mengurangi kemampuan saluran untuk melewatkan banjir.

Masalah banjir dan genangan

Banjir atau genangan air di kota Denpasar untuk saat ini sudah cukup memprihatinkan. Di beberapa tempat genangan air ini sangat sulit untuk dipecahkan, bahkan cenderung akan bertambah parah karena terjadinya komplikasi berbagai hal seperti kesadaran masyarakat dalam membuang sampah, tidak terkoordinasinya (tidak tuntasnya) pemeliharaan saluran serta terbatasnya lahan untuk memperbesar dimensi saluran yang ada saat ini.

Jl. Gn. Cemara desa Tegal Kerta

Jl. Gn. Cemara desa Tegal Harum

Jl. Tk. Batanghari, Desa Panjer

Jl.Gunung Batur, Pemecutan

Kantor & Perumahan BPTP Desa Pedungan

Jl . By Pass Ngurah Rai Desa Pemogan

Jl. Hangtuah, Sanur Kauh

Masalah bendung tetap di sungai

Bangunan-bangunan air di sungai seperti bendungdilihat dari fungsinya adalah untuk meninggikanmuka air sehingga dengan mudah disadap di intakeuntuk kemudian dialirkan dengan sistem gravitasi kelahan persawahan terjauh. Di Denpasar dengankondisi topografi yang relatif datar pembendunganaliran air di sungai mengakibatkan tinggi muka airbertambah sehingga diperlukan tanggul-tanggulpengaman dari luapan air yang kadang-kadang lebihtinggi dari lahan disekitarnya. Ketika ada banjir disungai mengakibatkan aliran air dari luar menjaditerhambat. Disamping itu kecepatan aliran disungaiberkurang sehingga di hulu terjadi sedimentasi,sedangkan dihilirnya terjadi erosi.

GENANGAN

III

III

IV

V

N

o

.

Saluran

Induk

Daerah Genangan Air

Data Genangan

Luas

Ha

Ketinggian

M’

1

2

3

Tukad Badung

Tukad Tagtag

Saluran Irigasi

Oongan

Genangan air di lingkungan

permukiman Jl. Gatsu VI

dan sekitarnya

Genangan air Jl. Gatsu, Jl.

Sari Gading, Jl. Ratna di Kel.

Tonja

Genangan air Jl. Suli, Jl.

Kamboja di Desa Dangin

Puri Kangin, Desa Sumerta

Kauh

1,5

6,25

2,70

020– 050

030 – 060

030 – 040

Drainase Kota Denpasar Sistem I

Saluran Induk dan Genangan Air

Selain Kantong banjir dan genangan air tersebut diatas,

terdapat juga luapan air sesaat karena penyumbatan

oleh sampah pada lokasi :

• Saluran Jalan A. Yani dan Jalan Ken Arok

• Saluran Jalan Kaliasem

• Saluran dan gorong-gorong Jalan Astasura

• Saluran dan gorong-gorong Jalan Teuku Umar

Daerah rawan genangan banjir SISTEM I

Drainase Kota Denpasar Sistem II

Saluran Induk dan Genangan Air

Selain kantong banjir tersebut terdapat juga luapan air sesaat karenapenyumbatan oleh sampah :•Saluran Irigasi Subak Poh Manis•Saluran Irigasi Subak Padanggalak di Jalan Waribang•Saluran badan Jalan Prof. Ida Bagus Mantra•Saluran Irigasi Subak Temaga Jalan Gatot Subroto Timur

No. Saluran

Induk

Daerah Genangan Air

Data Genangan

Luas

Ha

Ketinggian

M’

1

2

Tukad Ayung

Tukad Abianbase

Saluran

pembuangan

Subak

Padanggalak

Genangan air Jl. Gatsu Timur Desa

Kesiman Petilan

Genangan air Jl. Gumitir,

Lingkungan Br. Toh Jiwa Desa

Kesiman Kertalangu

0,75

3,5

020– 040

030 – 050

Daerah rawan genangan banjir SISTEM II

Drainase Kota Denpasar Sistem III

Saluran Induk dan Genangan Air

Selain Kantong banjir dan genangan air tersebut diatas,

terdapat juga luapan air sesaat karena penyumbatan

oleh sampah pada lokasi :

• Tukad Mati pada Bendung Tegeh – Jl. Pura Demak

• Sepanjang Tukad Teba dan Bendung Subak Mergaya

Jl. Imam Bonjol

• Saluran Jalan Cargo Kel. Ubung

• Saluran Jalan Gunung Agung Desa Pemecutan Kaja

N

o

.

Saluran

Induk

Daerah Genangan Air

Data Genangan

Luas

Ha

Ketinggi

an

M’

1

2

3

4

5

Tukad Mati

Tk. Teba, Tk.

Muding / Cb Tk.

Mati

Tk. Padang

sambian/ Cabang

Tk. Mati

Tk Camplung/

Cabang Tukad

Teba

Saluran Irigasi

Subak Cuculan

Genangan air Jl. Cargo dan

sekitarnya Kel. Ubung

Genangan air Jl. Buluh Indah

dan sekitarnya Desa

Pemecutan Kaja

Genangan air Jl. Gn. Agung,

Jl. Gn. Batur dan pemukman

sekitarnya

Genangan air di Lingkungan

Desa Tegal Kerta dan Desa

Tegal Harum (Perumnas)

Genangan air dilingkungan Jl.

Demak, Jl. Kertapura Desa

Pemecutan Kelod

Genangan air diLingkungan Br.

Abian Timbul Desa Pemecutan

Kelod

5

3,5

3,5

40

44

5,2

020– 040

020 – 030

030 – 060

030 – 060

020 – 090

020 - 040

Daerah rawan genangan banjir SISTEM III

Drainase Kota Denpasar Sistem IV

Saluran Induk dan Genangan Air

Selain kantong banjir tersebut diatas terdapat juga luapan airsesaat karena penyumbatan oleh sampah :• Gorong-gorong Jl. Tjok Tresna• Gorong-gorong Jl. Hangtuah• Saluran Jl. Hangtuah• Saluran Jl. By Pass Ngurah Rai• Tukad Ngenjung di Jl. Tukad Balian• Tukad Panjer di Jl. Tk. Pakerisan dan Jl. Bedugul• Tukad Rangda di Jl. Sidakarya, Jl. Kresek dan Jl. Penulisan• Tukad Pekaseh di Jl. P. Serangan, P. Buton, Jl. P. Saelus, Jl.

Gurita.

N

o

.

Salura

n

Induk

Daerah Genangan Air

Data Genangan

Luas

Ha

Ketinggi

an

M’

1

2

3

4

5

Tk. Loloan

Tk. Ngenjung

Tk. Punggawa

Tk. Panjer

Tk. Rangda

Jl. Waturenggong, SD 12

Panjer dan sekitarnya Kel.

Panjer

Jl. Tk. Yeh Penet, Lingkungan

Br. Peken, Lingkungan Br.

Pande Kel. Renon

Jl. Bedugul, Jl. Dewata dan

permukman sekitarnya Desa

Sidakarya

Lingkungan Pemukiman Bumi

Ayu Kel. Sanur

3,5

4

3,5

35

020– 060

030 -

050

020 -

050

040 –

060

Daerah rawan genangan banjir SISTEM IV

N

o

.

Saluran Induk Daerah Genangan Air

Data Genangan

Luas

Ha

Ketinggian

M’

1

2

3

4

Sal. Irigasi

Sbk. Kepaon

Sal. Irigasi

Sbk. Kerdung

Munduk Kauh

Sal. Irigasi Sbk.

Kerdung

Munduk Kangin

Sal. Irigasi DI.

Batannyuh

Jl.P. Seram, Jl.P. Tarakan,

Jl.P. Buton sekitarnya

Jl. Satelit dan Jl. P.

Serangan Desa Dauh Puri

Kelod

Lingkungan Kantor BPTP

Br. Sanggaran Kel.

Pedungan

Lingkungan Gria Anyar Br.

Rangkan Sari Desa

Pemogan

Lingkungan Jl. Sunia

Negara s/d ujung selatan

Jl. Pemogan Desa

Pemogan

Jl. By Pass Ngurah Rai dan

Pertokoan Mebel

12

65

0,2

32,00

0,25

0,75

020 – 060

050 – 070

020 – 050

020 – 050

020 – 060

020 – 040

Drainase Kota Denpasar Sistem V

Saluran Induk dan Genangan Air

Luapan dan genangan air sesaat oleh penyumbatan

sampah pada saluran dan gorong – gorong :

• Saluran Irigasi Subak Kepaon Br. Juet Sari Pemogan

• Saluran pembuangan Subak Kerdung Munduk Barat

di depan Kantor TNI Prajaraksaka

• Saluran Irigasi Subak Kerdung Munduk Kangin di Jl.

P. Kawe dan Jl. By Pass Ngurah Rai

Daerah rawan genangan banjir SISTEM V

KONSEP DESAIN JARINGAN DRAINASEData topografi Data hidrologi Data t.g. lahan

Analisa topografiChatchment areaSegmen saluran

Data hujan

Hujan rencana

Intensitas

Koef. C

Analisa HidrologiQ Rancangan

Analisa hidrolika

Jar. Drainage &Dimensi sal. ideal

Rumusan Masalah Analisa Masalah

Masterplan

Penyempitan

Kap. Sal. ex

Peta sal. ex

Identifikasi daerah genangan

Data

sal exis

ting

5

sist

em

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KOTA DENPASAR

Berdasarkan kondisi sistem drainase saat inimaka disusun usaha perbaikan drainase yangmemungkinkan dapat dipilih dari beberapaalternatif berikut:

1. Penurunan debit dengan pembuatan resapan air dan daerah simpanan (retention area) di daerah hulu dan tengah.

2. Pembuatan saluran tambahan untuk mengurangi daerah tangkapan

3. Perbaikan dan/atau normalisasi saluran drainase

4. Pembuatan pintu klep untuk mengatasi air tinggidi saluran induk

5. Pengurugan daerah-daerah rendah

6. Pembuatan stasiun pompa dan kolampenampungan