KEJANG
description
Transcript of KEJANG
KEJANG
Terjadi akibat lepas muatan paroksimal yang berlebihan dari suatu populasi neuron yang sangat mudah terpacu (fokus kejang) sehingga Menggangu fungsi normal otak.
Perubahan aktivitas motorik abnormal yang tanpa atau disertai dengan perubahan perilaku yang sifatnya sementara yang disebabkan akibat perubahan aktivitas elektrik di otak.
Dapat merupakan menifestasi dari suatu penyakit mendasar yang membahayakan :• Gangguan metabolisme• Infeksi intrakranium• Gejala putus-obat• Intoksikasi obat• Ensefalopati hipertensi.
Apabila berlangsung singkat Jarang menimbulkan kerusakan.
Hampir 5% anak berumur di bawah 16 tahun setidaknya pernah mengalami sekali kejang selama hidupnya.
Kejang yang disebabkan oleh adanya gangguan metabolic bersifat reversible, maka apabila faktor pencetusnya dihilangkan kejang akan hilang.
Kejang dapat terjadi sekali atau berulang.
Kejang rekuren, sepontan, dan tidak disebabkan oleh kelainan metabolisme yang terjadi bertaun-taun disebut
epilepsy. Status epileptikus adalah suatu kejang berkepanjanagan atau serangkaian kejang relative tanpa
pemulihan kesadaran antarikus.
ETIOLOGI
Tumor otak Trauma Bekuan darah pada otak Meningitis Ensafalitis Gangguan elektrolit Gejala putus alkohol Gangguan metabolik Uremia Overhidrasi Toksik subkutan Idiopatik Reaksi toksis pada anastesi lokal
TANDA DAN GEJALA
Otot menjadi kaku, Berlangsung dari bbrp detik - setengah menit Diikuti dengan gerakan yang menghentak. Mungkin berhenti bernapas Menggigit lidahnya hingga parah Kehilangan kontrol kandung kemih dan usus. Perubahan warna kebiruan pada wajah dan bibir. Berbusa atau mengeluarkan air liur. Penurunan bertahap.
Kejang dapat terjadi pada setiap individu yang mengalami ;
Hipoksemia berat (penurunan oksigen dalam darah) Hipoglikemia (penurunan glukosa dalam darah) Asidemia (peningkatan asam dalam darah) Alkalemia (penurunan asam dalam darah) Dehidrasi Intoksikasi air Demam tinggi Putus obat Penyalahgunaan obat Toksemia pada kehamilan
KLASIFIKASI1. Kejang Demam
Kejang demam merupakan kejang yang terjadi pada saat seorang bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat
Kejang demam sederhana adalah kejang yang terjadi secara menyeluruh dan berlangsung kurang dari 15 menit dan tidak berulang dalam 24 jam
Kejang demam kompleks adalah kejang yang hanya melibatkan salah satu bagian tubuh yang hanya melibatkan satu bagian tubuh, berlangsung kurang lebih 15 menit dan kemungkinan berulang selama demam berlangsung.
a. Kejang Demam Sederhanab. Kejang Demam Kompleks
2. Kejang Epilepsi
Kejang epilepsi episode kejangnya tidak di dahului dengan demam terlebih dahulu
Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan berulang
Akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara intermitten disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron-neuron.
Disebabkan oleh lepasnya muatan listrik neron kortikal secara berlebihan.
Menurut sifatnya diklasifikasikan menjadi :
Idiopatik Simptomatik
Disebabkan proses aktif : pada tumor serebri, hematoma subdural dan abses serebri. Tindakan terapeutik primernya adalah operasi.
Disebabkan proses yang tidak aktif : timbul karena ensefalitis atau meningitis yang sudah berlalu, kendati sifatnya simptomatik. Tindakan terapeutik yang layak ialah dengan obat-obatan.
Klasifikasi
I. Serangan parsial, kesadaran tak berubahPerubahan-perubahan klinis dan elektroensefalografis yang menunjukkan aktifitas sistem neron yang terbatas di salah satu bagian otak. Serangan parsial sederhana
Kesadaran yang tetap baik selama seranganBersumber pada satu hemisfer• Dengan gejala motorik• Dengan gejala somatosensorik atau sensorik khusus• Dengan gejala autonom• Dengan gejala psikis
Serangan parsial kompleksTerjadi penurunan kesadaranDapat terjadi perubahan tingkah laku, misalnya automatismus.Melibatkan hemsifer bilateral.• Berkembang dari parsial sederhana ke penurunan kesadaran• Dengan penurunan kesadaran sejak awal
II. Serangan umum Absence atau absence tak khas Mioklonik Klonik Tonik Tonik-Klonik Atonik
III. Serangan epilepsi tak terklasifikasikan
Diagnosa :
• Jika serangan baru terjadi untuk pertama kalinya tidak akan diberi terapi epilepsy.• Jika dalam 1 tahun terjadi lebih dari 1 serangan perlu dipertimbangkan untuk mulai dengan obat-
obatan anti epilepsi.• Selain gambaran serangan, EEG, Elektro Ensefalografi dan MRI membantu dalam penegakan diagnosa.
Patofisiologi :
Ditingkat mermbran sel, fokus kejang memperlihatkan beberapa fenomena biokimiawi, termasuk sbb: Instabilitas mermbran sel saraf, sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktifan. Neuron-neuron hipersensitif dengan ambang untuk melepaskan muatan, menurun dan bila terpicu
aka n melepaskan muatan berlebihan. Kelainan polarisasi yang disebabkan oleh kelebihan asetikolin atau defisiensi asam gama-
aminobutirat Ketidakseimbngan ion yang mengubah keseimbngan asam- basa atau elektrolit, yang mengganggu homeostatis kimiawi neuron.
Lesi di otak tengah, thalamus, dan kotreks sereblum kemungkinan besar bersifat epilogenetik, sedangkan lesi di serebelum dan batang otak umumnya tidak memicu kejang.
Diagnosa Keperawatan :
Risiko tinggi dari kejang yaitu :
Cedera yang berhubungan dengan spasme gigitan pada lidah, trauma muskuloskeletal, penurunan tingkat kesadaran sekunder dari kejang.
Tujuan : Dalam waktu 1 X 24 jam perawatan, klien bebas dari cedera yang disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran.
Kriteria hasil : Klien bebas dari cedera pada lidah dan terhindar dari cedera pada muskuloskeletal.
Adanya ketakutan yang berhubungan dengan adanya kejang berulang.
Rencana Interfensi Selama kejang :• Berikan privasi dan perlindungan pada klien dan orang lain yang ingin tahu.• Letakkan dan amankan klien ke lantai, bila memungkinkan.• Lindungi kepala dengan bantal.• Lepaskan pakaian klien yang ketat .• Singkirkan perabot terdekat yang berbahaya.• Jika klien di tempat tidur, singkirkan bantal dan tinggikan pagar tempat tidur.
MANIFESTASI KEJANG DALAM RONGGA MULUT Cedera pada lidah Cedera pada mukosa bukal Fraktur wajah Avulsi gigi Luksasi gigi Fraktur gigi Subluksasi sendi TMJ
PENANGANAN1. Penanganan masalah akibat trauma pada pasien epilepsi
Gigi yang rusak akibat trauma harus diperbaiki menurut prosedur normal. Akan tetapi, reimplantasi dari gigi yang avusi harus dihindari. Jika gigi yang mengalami avulsi tidak dapat ditemukan, lakukan pemeriksaan radiografi untuk menyingkirkan resiko tertelannya gigi.
2. Perawatan ProtektifPenelitian menunjukkan bahwa pasien epilepsi memiliki kebersihan mulut dan kondisi gigi yang buruk dibandingkan pasien yang tidak epilepsi. Hal ini disebbakan karena pasien epilepsi mendapatkan waktu perawatan yang sebentar saat di dokter gigi karena resiko terjadinya kejang
3. Perawatan Restorasi Restorasi yang dapat dilakukan pada pasien epilepsi adalah mahkota sementara berbhan logam atau implan dengan pendukung jembatan. Bahan restorasi yang digunakan untuk merestorasi gigi insisivus adalah bajan komposit. Untuk restorasi oklusal hindari penggunaan inlay keramik, tetapi gunakan mahkota lengkap berbahan logam-keramik
4. Perawatan ProstetikProtesa yang dibuat dianjurkan yang protesa yang tetap atau dianjurkan untuk implan gigi. Hal ini untuk mencegah protesa terlepas saat kejang yang dapat berkomplikasi menyumbat jalan napas. Bahan yang seting digunakan untuk protesa tetap adalah komposit nikel-krom
MENURUT The International League Against Epilepsy (ILAE)
Klasifikasi Kejang :1. Parsial
2. Generalisata / Kejang Umum Berawal dari kedua hemisfer serebri. Bisa bermula dari talamus dan struktur subkortikal lainnya. Pada EEG ditemukan kelainan secara serentak padakedua hemisfer. Memberikan manifetasi bilateral pada tubuh dan ada gejala penurunan kesadaran. Diklasifikasikan menjadi atonik,tonik, klonik, tonik klonik atau absence seizure.
KEJANG ABSENS• Gangguan kewaspadaan dan responsivitas• Tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang dari 15 detik
KEJANG MIOKLONIK• Involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi secara mendadak.• Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam kelompok• Kehilangan kesadaran hanya sesaat.
KEJANG TONIK KLONIK
Kekakuan kontraktur
pada otot-otot, termasuk otot
pernafasan
TONIK
Gemetar yang bersifat lebih
lama
KLONIK
Jika keduanya muncul secara
bersaman
TONIK-KLONIK (kejang Grand Mal)
• Kehilangan kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada otot ekstremitas, batang tubuh dan wajah yang berlangsung kurang dari 1 menit
• Hilangnya kontrol usus dan kandung kemih• Letargi, konvulsi, dan tidur dalam fase postictal
KEJANG ATONIK• Hilangnya tonus secara mendadak• Dapat menyebabkan kelopak mata turun, kepala menunduk,atau jatuh ke tanah.• Singkat dan terjadi tanpa peringatan.
PATOFISIOLOGI
• Manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten • Dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom• Status epileptikus adalah kejang yang terjadi lebih dari 30 menit atau kejang berulang lebih dari 30 menit tanpa
disertai pemulihan kesadaran
Kemampuan membran sel sebagai pacemaker neuron untuk melepaskan
muatan listrik yang berlebihan
Berkurangnya inhibisi oleh neurotransmitter asam gama amino
butirat [GABA]
Meningkatnya eksitasi sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan aspartat
melalui jalur eksitasi yang berulang.
Peningkatan aktifitas listrik yang berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan merangsang sel neuron
lain secara bersama-sama melepaskan muatan listriknya.
Mekanisme dasar terjadinya kejang
Peningkatan aktifitas listrik yang berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan
merangsang sel neuron lain secara bersama-sama melepaskan muatan listriknya.
Mekanisme dasar terjadinya kejang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EEG Membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang Ct Scan Menggunakan kajian sinar X yang lebih sensitif dari biasanya untuk mendeteksi perbedaan kerapatan
jaringan MRI Memperlihatkan daerah – daerah otak yang tidak jelas terlihat bila menggunakan pemindaian CT. PET Mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik atau
aliran darah dalam otak. Uji Lab. Pungsi lumbal,Hitung darah lengkap, Panel elektrolit,Skrining toksik dari serum dan urin,GDA,Kadar
kalsium darah,Kadar natrium darah, Kadar magnesium darah.
PENATALAKSANAAN
Baringkan di tempat yang datar dengan posisi menyamping Memastikan jalan nafas tidak tersumbat Pemberian oksigen melalui face mask Pemberian diazepam 0.5 mg / kg berat badan per rectal (melalui) atau jika terpasang selang infuse 0.2 mg / kg
per infuse Pengawasan tanda-tanda depresi pernafasan