Kejadian Nyaris Cedera (Yuni)

2
1. KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC) Kejadian nyaris cedera mengacu pada salah satu definisi dalam literature safety management sebagai suatu kejadian yang berhubungan dengan keamanan pasien yang berpotensi atau mengakibatkan efek diakhir pelayanan, yang dapat dicegah sebelum konsekuensi actual terjadi atau berkembang (van der schaaf, 1992 dalam aspden, 2004). KNC juga dapat diungkapkan sebagai kejadian yang berpotensi menimbulkan cedera atau kesalahan, yang dapat dicegah karena tindakan segera atau karena kebetulan, dimana hasil akhir pasien tidak cedera (medical human resources, 2008). Sedangkan KKP-RS (2008) mengatakan KNC adalah suatu kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi karena: keberuntungan (misal pasien menerima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat ), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan), peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotnya). KNC lebih sering terjadi dibandingkan dengan kejadian tidak diharapkan, frekuensi kejadian ini tujuh sampai seratus kali lebih sering terjadi. Data KNC harus dianalisis agar pencegahan dan pembentukan system dapat dibuat sehingga cedera actual tidak terjadi. Pada sebagian besar kasus KNC memeberi dampak pada pembuatan model penyebab dari insiden (incident causation model) atau proses hingga kejadian nyaris cedera terjadi. Model penyebab terjadinya insiden, KNC berperan sebagai pelopor awal sebelum terjadinya KTD. Kejadian nyaris cedera menyediakan dua tipe informasi terkait dengan keamanan pasien: 1) kelemahan dari system pelayanan kesehatan (kesalahan dan kegagalan termasuk tidak adekuatnya system pertahanan) dan 2) kekuatan dari system pelayanan kesalahan (tidak ada perencanaan, tindakan pemulihan secara informasi) (Robert, 2002 dalam Aspden, 2004). Penyebab dari insiden ini meliputi kegagalan teknis (technical failure), kegagalan manusia (human operator failure) dan kegagalan organisasi (organizational failure). Kegagalan pada

description

dghfsfds

Transcript of Kejadian Nyaris Cedera (Yuni)

1. KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)

Kejadian nyaris cedera mengacu pada salah satu definisi dalam literature safety management sebagai suatu kejadian yang berhubungan dengan keamanan pasien yang berpotensi atau mengakibatkan efek diakhir pelayanan, yang dapat dicegah sebelum konsekuensi actual terjadi atau berkembang (van der schaaf, 1992 dalam aspden, 2004). KNC juga dapat diungkapkan sebagai kejadian yang berpotensi menimbulkan cedera atau kesalahan, yang dapat dicegah karena tindakan segera atau karena kebetulan, dimana hasil akhir pasien tidak cedera (medical human resources, 2008). Sedangkan KKP-RS (2008) mengatakan KNC adalah suatu kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi karena: keberuntungan (misal pasien menerima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat ), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan), peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotnya).

KNC lebih sering terjadi dibandingkan dengan kejadian tidak diharapkan, frekuensi kejadian ini tujuh sampai seratus kali lebih sering terjadi. Data KNC harus dianalisis agar pencegahan dan pembentukan system dapat dibuat sehingga cedera actual tidak terjadi. Pada sebagian besar kasus KNC memeberi dampak pada pembuatan model penyebab dari insiden (incident causation model) atau proses hingga kejadian nyaris cedera terjadi.

Model penyebab terjadinya insiden, KNC berperan sebagai pelopor awal sebelum terjadinya KTD. Kejadian nyaris cedera menyediakan dua tipe informasi terkait dengan keamanan pasien: 1) kelemahan dari system pelayanan kesehatan (kesalahan dan kegagalan termasuk tidak adekuatnya system pertahanan) dan 2) kekuatan dari system pelayanan kesalahan (tidak ada perencanaan, tindakan pemulihan secara informasi) (Robert, 2002 dalam Aspden, 2004).

Penyebab dari insiden ini meliputi kegagalan teknis (technical failure), kegagalan manusia (human operator failure) dan kegagalan organisasi (organizational failure). Kegagalan pada awal kegiatan, sebagian pencetus adalah kesalahan manusia, teknikal, kegagalan organisasi atau kombinasi keduanya. Jika hal ini tidak dapat dicegah proses berlanjut pada situasi yang berbahaya (peningkatan resiko sementara akibat dari kegagalan awal tetapi tidak menimbulkan akibat aktual), jika pertahanan adekuat kondisi kembali normal. Jika pertahanan tidak adekuat, kegagalan dalam pertahanan seperti prosedur pengecekan ulang (double check produres), penggantian otomatis dari peralatan yang siap pakai, atau tim pemecahan masalah kurang optimal, dapat berkembang kearah insiden. Pengembangan kearah insiden melalui proses pemulihan atau recovery (merupakan pertahanan informasi dengan menemukan situasi yang beresiko terjadinya insiden). Pertahanan ini untuk menghentikan insiden atau membiarkan insiden menjadi kejadian yang diharapkan (van der schaaf, 1992 dalam patient safety: archieving a new standard for care, 2004).

Terciptanya keselamatan pasien sangat didukung oleh system pelaporan yang baik setiap kali insiden terjadi. Factor penyebab kejadian nyaris cedera sulit didapatkan jika tidak didukung oleh dokumentasi yang baik (system pelaporan). Hal ini dapat mengakibatkan langkah pencegahan dan implementasi untuk perbaikan sulit dilakukan (cahyono, 2008).

Tujuan system pelaporan kejadian nyaris cedera: 1) pemodelan: bertujuan melihat lebih mendalam bagaimana kegagalan atau kesalahan berkembeng menjadi KNC. Mengidentifikasi factor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya kejadian diawal, bagaimana meningkatkan keamanan pasien, bagaimana mencegah hal ini tidak terjadi, memberi penguatan pada model pemecahan masalah yang diambil pada kasus sebelumnya. 2) arah atau kecenderungan: bertujuan melihat kecenderungan terjadinya masalah (masalah apa yang sering terjadi, factor apa saja yang berkontribusi terhadap terjadinya masalah, menyediakan cara pemecahan masalah yang paling efektif dan prioritas untuk dijalankan. 3) meningkatkan kesadaran dan kehati-hatian (Kaplan, 2002).