Kegiatan i

12
KEGIATAN I GOLONGAN DARAH 1. Dasar Teori Golongan darah merupakan pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen warisan yang terdapat pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian (Kimball, 1993). Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya.Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang Kegiatan I – Golongan Darah

description

anatomi fisiologi manusia

Transcript of Kegiatan i

Page 1: Kegiatan i

KEGIATAN I

GOLONGAN DARAH

1. Dasar Teori

Golongan darah merupakan pengklasifikasian darah dari suatu individu

berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen warisan yang terdapat pada permukaan

membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis

karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua

jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan

Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain

antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari

golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis

yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian (Kimball,

1993).

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi

yang terkandung dalam darahnya.Individu dengan golongan darah A memiliki sel

darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan

antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan

golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan

golongan darah A-negatif atau O-negatif (Pearce, 2002).

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel

darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum

darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat

menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif

(Pearce, 2002).

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan

antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.

Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari

orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.

Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah

kecuali pada sesama AB-positif (Pearce, 2002).

Kegiatan I – Golongan Darah

Page 2: Kegiatan i

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi

memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan

golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan

golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan

golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif

(Pearce, 2002).

2. Cara Kerja

a. Diusap ujung jari dengan menggunakan kapas yang telah direndam dalam alkohol 70%

b. Ditusuk jari tersebut dengan menggunakan blood lancet sterilc. Dihapus tetesan darah pertama dengan menggunakan kapas beralkohol hingga

bersihd. Kemudian dipijit jari tersebut dengan perlahan hingga keluar darah dari luka

tadi, kemudian diteteskan darah yang keluar pada gelas objek didua tempat yang berbeda.

e. Diteteskan satu tetes antisera A pada salah satu sisi dari tetesan darah tersebut, dengan cara yang sama teteskan satu tetes antisera B pada tetesan darah yang satunya lagi.

f. Diaduk tetesan masing-masing antisera dengan darah tersebut dengan menggunakan ujung tusuk gigi secara terpisah.

g. Setelah diaduk biarkan beberapa saat, diperhatikan apa yang terjadi pada masing-masing campuran darah dan antisera tersebut, campuran mana yang terjadi penggumpalan dan mana yang tidak terjadi penggumpalan.

3. Hasil Pengamatan

Sistem ABO

No Nama Anti a Anti b Anti AB Keterangan

1. Sitti Warsiah A.S. Hunowu - + + B

2. Mega Agustiwi Mohi - + + B

3. Lana R. Daud - - - O

4. Rahmat Panigoro - - O

5. Irnawati Kango - + + B

4. Pembahasan

Kegiatan I – Golongan Darah

Page 3: Kegiatan i

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi

yang terkandung dalam darahnya.Individu dengan golongan darah A memiliki sel

darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan

antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan

golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan

golongan darah A-negatif atau O-negatif (Pearce, 2002).

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel

darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum

darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat

menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif

(Pearce, 2002).

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan

antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.

Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari

orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.

Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah

kecuali pada sesama AB-positif (Pearce, 2002).

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi

memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan

golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan

golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan

golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif

(Pearce, 2002).

Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan penggolongan darah dari

beberapa sampel darah dari setiap anggota kelompok. Sebelum melihat

penggolongan darah dari setiap anggota kelompok, terlebih dahulu dibersihkan

alat dengan alkohol 70%. Tujuannya untuk untuk mencegah tumbuhnya

mikroorganisme yang tidak dibutuhkan dan agar ujung jari dari praktikan menjadi

steril dan tidak infeksi ketika di suntik dengan jarum (Hidayati,2006).

Selanjutnya tetesi darah pada kaca objek pada tiga bagian dan ditetesi

dengan larutan antisera A, B, dan AB. Sehingga dari hasil pengamatan

Kegiatan I – Golongan Darah

Page 4: Kegiatan i

berdasarkan masing-masing sampel darah anggota kelompok memperlihatkan ada

sampel darah yang menggumpal jika diberi antisera B, menggumpal jika diberi

antisera A, menggumpal jika diberi antisera AB dan ada anggota kelompok yang

darahnya tidak menggumpal pada antisera A, B maupun AB. Sehingga pada hasil

pengamatan hanya diperoleh dua golongan darah yaitu B dan O.

5. Kesimpulan

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa dalam penentuan golongan

darah dapat dilakukan dengan penggunaan larutan antisera A, B, dan AB. Dimana

untuk golongan darah A, darahnya akan menggumpal apabila ditetesi antisera A

dan antisera AB. Golongan darah B, darahnya akan menggumpal apabila ditetesi

antisera B dan antisera AB. Golongan darah AB, darahnya akan menggumpal

apabila ditetesi antisera A, B, dan AB. Serta untuk golongan darah O, darahnya

tidak menggumpal saat ditetesi antisera A, B, maupun AB.

6. Jawaban Pertanyaan

1. Buatlah diagram hubungan antara golongan darah ABO, mana yang dimaksud

donor universal dan resifien universal ?

Jawab:

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan

antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun

B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah

dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.

Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan

darah kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi

memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan

golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan

golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang

dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-

negatif.

Tabel kecocokan RBC

Kegiatan I – Golongan Darah

Page 5: Kegiatan i

Gol. darah resipien Donor harus

AB+ Golongan darah manapun

AB- O- A- B- AB-

A+ O- O+ A- A+

A- O- A-

B+ O- O+ B- B+

B- O- B-

O+ O- O+

O- O-

Tabel kecocokan plasma

Resipien Donor harus

AB AB manapun

A A atau AB manapun

B B atau AB manapun

O O, A, B atau AB manapun

Diagram hubungan antara golongan darah

Kegiatan I – Golongan Darah

O

α + β

Page 6: Kegiatan i

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan antigen, natibody, aglutinogen, dan

aglutinin serta Rh+ jelaskan hubungannya dengan transfusi darah !

Jawab:

Antigen adalah zat yang dapat memicu respon imun yang menyebabkan

produksi antibodi sebagai bagian dari pertahanan tubuh terhadap infeksi dan

penyakit. Aglutinogen adalah protein darah yang terdapat dalam eritrositdan

berfungsi sebagai antigen. Aglutinin merupakan protein darah yang terdapat

dalam plasma darah sebagai anti bodi. Rhesus adalah protein (antigen) yang

terdapat pada permukaan sel darah merah.

Membran sel darah merah berisi sedikitnya 300 faktor penentu antigenik

berbeda. Sedikitnya 20 antigen golongan darah terpisah dapat dikenal tanda

dari masing-masing adalah di bawah control genetic dari chromosom loci.

Kebetulan hanya ABO dan Rh sistem yang penting pada transfusi darah.

Setiap orang biasanya menghasilkan antibodi (alloantibodies). Antibodi

bertanggung jawab untuk reaksi-reaksi dari transfusi. Antibodi dapat menjadi

alami atau sebagai respon atas sensitisasi dari suatu kehamilan atau transfusi

Kegiatan I – Golongan Darah

A

β dan A

B

α dan B

AB

A + B

Page 7: Kegiatan i

sebelumnya. Sistem Rh ditandai oleh dua gen yang menempati chromosome.

Ada sekitar 46 Rh-berhubungan dengan antigens, tetapi secara klinis, ada lima

antigen utama ( D, C, c, E, dan e) dan menyesuaikan dengan antibodi.

Biasanya ada atau tidak allele yang paling immunogenic dan umum, D

antigen, dipertimbangkan. Kira-Kira 80-85% tentang populasi orang kulit putih

mempunyai antigen D. Individu yang kekurangan allele ini disebut Rh-

Negative dan biasanya antibodi akan melawan antigen D hanya setelah terpapar

oleh (Rh-Positive) transfuse sebelumnya atau kehamilan.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan erythoblastosis fetalis ?

Jawab:

eritroblastosis fetalis adalah kondisi aloimun yang berkembang di janin,

ketika IgG molekul (salah satu dari lima jenis utama antibodi) yang diproduksi

oleh ibu melewati plasenta. Di antara antibodi ini adalah beberapa yang

menyerang sel-sel darah merah dalam sirkulasi janin, sel darah merah dipecah

dan janin dapat mengembangkan retikulositosis dan anemia. Penyakit janin ini

berkisar dari ringan sampai sangat parah, dan kematian janin akibat gagal

jantung (hydrops fetalis) dapat terjadi. Bila penyakit ini sedang atau berat,

banyak erythroblasts yang hadir dalam darah janin sehingga bentuk-bentuk

penyakit dapat disebut eritroblastosis fetalis (atau foetalis eritroblastosis).

DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Dewi. 2006. Modul Ajar Fisiologi Hewan. Surabaya: Program Studi

Biologi FMIPA-ITS

Kegiatan I – Golongan Darah

Page 8: Kegiatan i

Kimball, Jhon W. 1993. Biologi, Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Pearce, Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia

LAMPIRAN

Kegiatan I – Golongan Darah