kegiatan berkebun
Transcript of kegiatan berkebun
Penerapan Metode Pembelajaran Eksplorasi Melalui Kegiatan Berkebun Dalam Rangka Mengembangkan Daya Kreativitas Anak Usia Dini
Oleh:
Rizka Susilo Widiastuti
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Supriadi (dalam Yeni dan Euis , 2010) mengutarakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya
nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Lebih lanjut James J. Gallagher ( dalam
Yeni dan Euis, 2010) mengatakan bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental yang
dilakukan oleh individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau mengkombinasikan antara
keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya. Menurut Yeni dan Euis (2010:56),
salah satu upaya yang dapat kita lakukan untuk menstimulasi kreativitas anak usia dini adalah
dengan memperkenalkan dan mengakrabkan mereka pada alam sekitarnya. Hal ini disebabkan
karena melalui alam seorang anak dapat mengenal banyak hal yang beragam, unik, dan spesifik.
Melalui alam seorang anak dapat diperkenalkam dengan pola kreatif, yang akan melatih dan
membiasakan mereka menjadi manusia kreatif. Selain itu, pengekraban terhadap alam pun dapat
menumbuhkan kekaguman terhadap Tuhan dan rasa cinta terhadap lingkungan. Salah satu cara
memperkenalkan dan mengakrabkan mereka pada alam sekitar adalah dengan kegiatan
berkebun.
Namun pada, kenyataannya, kegiatan berkebun jarang ditanggapi positif oleh pendidik
dan orang tua, dengan berbagai alas an. Contohnya, takut anak menjadi kotor. Tanah dan lumpur
sering dipermasalahkan karena jorok. Padahal, tanah dan sejenisnya adalah bagian yang perlu
diperkenalkan pada anak (Maimunah Hasan,2009:281). Dampaknya, stimulasi agar anak
menjadi kreatif dan pengalaman yang seharusnya diperoleh anak menjadi kurang. Karena,
menurut Yeni dan Euis (2010:55), ide kreatif sering kali muncul dari eksplorasi atau
penjelajahan individu terhadap sesuatu. Dengan kata lain, orang tua yang takut anaknya menjadi
kotor otomatis akan membatasi kreativitas anak dalam bereksplorasi secara bebas.
Menurut Yeni dan Euis (2010:57)), mengenal dan bersahabat dengan alam akan membuat
anak menjadi pribadi yang kreatif, agamis, serta penuh kasih. Tinggal bagaimana para pendidik
mengarahkan dan memberi makna pada alam yang ada di sekitar anak. Dengan memasukkan
kegiatan ini dalam pembelajaran di sekolah, diharapkan muncul kesadaran pada diri anak bahwa
belajar tidak hanya terjadi di kelas namun seluruh dunia dan keidupan merupakan media baginya
untuk belajar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah metode eksplorasi melalui kegiatan berkebun dapat mengembangkan kreativitas
anak?
2. Bagaimanakah cara mengajarkan atau mengenalkan metode pembelajaran eksplorasi
melalaui kegiatan berkebun?
1.3 Tujuan
1. Memaparkan perkembangan kreativitas anak melalui kegiatan eksplorasi.
2. Menjelaskan cara mengajarkan atau mengenalkan metode pembelajaran eksplorasi
melalui kegiatan berkebun
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Strategi Metode Eksplorasi
Menurut Yeni dn Euis (2010), eksplorasi merupakan jenis kegiatan permainan
yang dilakukan dengan cara menjelajahi atau mengunjungi suatu tempat untuk
mempelajari hal tertentu sambil mencari kesenangan atau sebagai hiburan dan permainan.
Eksplorasi dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk melihat, memahami,
merasakan, dan pada akhirnya membuat sesuatu yang menarik perhatian mereka.
Kegiatan seperti ini dilakukan dengan cara mengamati dunia sekitar sesuai dengan
kenyataan yang ada secara langsung. Pengamatan tersebut bisa berupa lingkungan, di
antaranya hutan, bukit, pasir, laut, kolam, dan lingkungan alam lainnya.
Menurut KBBI (dalam Yeni dan Euis,2010) kegiatan eksplorasi adalah
penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak, terutama
sumber alam yang terdapat di tempat itu. Eksplorasi dapat pula dikatakan sebagai
kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dan situasi yang baru.
Tujuan eksplorasi adalah belajar mengelaborasi dan menggunakan kemampuan
analisis sederhana dalam mengenal suatu objek. Anak dilatih untuk mengamati benda
dengan seksama, memperhatikan setiap bagiannya yang unik, serta mengenal cara kerja
objek tersebut (Yeni dan Euis,2010).
Kegiatan eksplorasi akan memberikan kesempatan pada anak, untuk memahami
dan memanfaatkan olah jelajahnya berupa:
1. Wawasan informasi yang lebih luas dan nyata.
2. Menumbuhkan rasa keingintahuan anak tentang sesuatu telah ataupun baru
diketahuinya.
3. Memperjelas konsep dan keterampilan yang telah dimilikinya.
4. Memperoleh pemahaman penuh tentang kehidupan manusia dengan berbagai
situasi dan kondisi yang ada.
5. Memperoleh pengetahuan tentang bagaimana memahami lingkungan yang ada di
ekitar serta bagaimana memanfaatkannya.
B. Langkah-langkah metode eksplorasi
Menurut Maimunah Hasan (2009), alam merupakan sarana bermain anak yang
mampu meningkatkan daya eksplorasi anak. Salah satu kegiatan yang mampu
mengembangkan daya eksplorasi anak adalah berkebun.
1. Tujuan kegiatan berkebun:
a. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis, mengembangkan
kemampuan pengamatan, ketelitian, belajar mandiri, dan rasa ingin tahu anak.
b. Memupuk kesadaran untuk menanamkan sendiri tanaman-tanaman dan
melihat pertumbuhannya.
2. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan berkebun:
a. Menentukan media
Hal yang perlu dipersiapkan sebelum memulai aktivitas berkebun bersama
anak adalah menentukan media, apakah akan menggunakan pot atau langsung
ditanam di pekarangan. Ajaklah anak untuk terlibat dalam menentukan media
yang akan dipakai, misalnya, membuat pot dari limbah botol minuman yang
terbuat dari plastik atau pot yang dijual di toko alat-alat berkebun.
b. Menyiapkan pupuk
Cara murah dan mudah untuk membantu menyuburkan tenaman adalah
dengan pupuk. Pupuk ini dibeli atau dibuat sendiri. Jika ingin membuat
sendiri, caranya adalah dengan mengumpulkan sampah rumah tangga, seperti
kulit pisang, pangkal sayuran yang tidak terpakai, atau buah-buahan yang
terlanjur rusak karena busuk.
c. Menyiapkan bibit
Pilihlah tanaman yang cepat berbuah atau berbunga agar anak bias cepat
melihat hasilnya. Misalnya, tomat, kacang-kacangan,aneka jenis selada, lili,
dan lain-lain.
d. Menyediakan alat-alat berkebun
Bila memungkinkan, pada setiap jenis alat berkebun telah tersedia dalam
jumlah ganda (untuk guru berukuran normal dan untuk anak yang berukuran
mini), agar ketika guru mengajarkan anak untuk mengolah tanah, mereka juga
siap dengan alat yang sama. Awasilah anak ketika menggunakan alat-alat
berkebun. Usahakan untuk tidak menggunakan alat yang tajam dan mintalah
anak untuk mengembalikan alat setelah selesai dipakai.
e. Pemeliharaan
Mintalah anak untuk bertanggung jawab memelihara tanamannya dengan cara
dijadwalkan untuk menyiramnya.
f. Memetik hasil tanaman
Ajaklah anak memetik dan menikmati hasil tanamannya. Anak juga akan
merasa bangga dan senang karena telah menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat serta dapat mengamati pertumbuhan tanaman yang mereka rawat.
C. Pembelajaran Kreativitas Anak
Yeni dan Euis (2010) menjelaskan bahwa, pada masa anak usia dini, individu
memiliki peluang yang sangat besar untuk mengembangkan potensi kreatif. Jika kita
amati dunia anak, mereka adalah profil manusia merdeka yang tidak punya beban untuk
sekedar mengambil keputusan terhadap suatu persoalan yang menghadang. Anak-anak
dan dunia bermain memang merupakan dua hal yang takdapat dipisahkan satu sama lain.
Banyak hal yang dapat difasilitas oleh kegiatan bermain ini, salah satunya adalah
kreativitas. Anak memiliki potensi besar untuk menjadi jembatan terpeliharanya
kreativitas dalam diri manusia selanjutnya.
Menurut Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak 1994
(dalam Yeni dan Euis, 2010) disebutkan bahwa pengembangan daya cipta adalah
kegiatan yang bertujuan untuk membuat anak kreatif, yaitu lancar, fleksibel, dan orisinal,
dalam bertutur kata, berpikir, serta berolah tangan dan berolah tubuh sebagai latihan
motorik halus dan motorik kasar. Oleh karena itu, daya cipta harus ada dalam
pengembangan bahasa, daya pikir, keterampilan, dan jasmani.
Berkenaan dengan pengembangan kreativitas di sekolah, kurikulum berbasis
kompetensi (dalam Yeni dan Euis, 2010) menegaskan bahwa siswa memiliki potensi
untuk berbeda. Perbedaan siswa terlihat dalam pola pikir, daya imajinasi, fantasi
(pengandaian) dan hasil karyanya. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar perlu dipilih dan
diancang agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi secara
berkesinambungan untuk mengembangkan dan mengoptimalisasikan kreativitas anak.
D. Metode Pembelajaran Eksplorasi Untuk Pengembangan Kreativitas Anak
Menurut Yeni dan Euis (2010:56), salah satu upaya yang dapat kita lakukan
untuk menstimulasi kreativitas anak usia dini adalah dengan memperkenalkan dan
mengakrabkan mereka pada alam sekitarnya. Kegiatan yang dapat dikembangkan
berkenaan dengan pengembangan kreativitas anak melalui eksplorasi ini dapat dilakukan
dengan memanfaatkan lingkungan sekitar tempat tinggal anak, atau juga kegiatan-
kegiatan yang memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai medianya. Misalnya, belajar
pada alam sekitar (BALS), Mediated Learning Experience,dan Outbound Training.
Rachmawati (dalam Yeni dan Euis, 2010) menjelaskan dengan Belajar pada
alam sekitar (BALS), anak dapat mengenal berbagai makhluk, warna, bentuk, bau,
bunyi, rasa, dan ukuran melalui alam. Anak juga akan meniru dan membuat duplikasi
alam sesuai imajinai dan kemampuannya. Sebagai contoh desain pesawat helicopter
diilhami oleh keberadaan seekor capung, seekor burung mengilhami Wrigh bersaudara
untuk membuat pesawat terbang, dan banyak lagi hal lainnya.
Yeni dan Euis (2010:57) menjelaskan, mediated learning experience adalah
proses pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media
pembelajaran. Guru dapat mengamati dan memilih benda apa saja yang ada di sekita
anak, untuk selanjutnya benda tersebut dieksplorasi secara mendalam sehingga
didapatkan pengetehuan baru, pengalaman dan pembiasaan belajar yang bermakna secara
mendiri, mudah, dan menarik..
Menurut Yeni dan Euis (2010:57) Outbound training merupakan metode yang
cukup efektif untuk melatih kepemimpinan, kepercayaan diri, kerja sama, kemandirian,
dan perkembangan lainnya pada anak. Dilihat dalam segi outbound training dapat
dilakukan dengan berbagai cara disamping permainan, dapat juga melalui petualangan
(adventure) dan kegiatan penuh tantangan seperti menyusuri sungai atau bukit.
E. Kerangka Problem Solving
Berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut:
a) Apakah metode eksplorasi dapat mengembangkan kreativitas anak?
b) Bagaimanakah cara mengajarkan atau mengenalkan metode pembelajaran
eksplorasi melalaui kegiatan berkebun?
Yang bertujuan sebagai berikut:
a) mengetahui perkembangan kreativitas anak dengan metode eksplorasi melalui
kegiatan berkebun,
b) mengetahui cara mengajarkan atau mengenalkan metode pembelajaran eksplorasi
melalui kegiatan berkebun.
Maka diadakan metode pembelajaran eksplorasi melalui kegiatan berkebun
dalam pembelajaran anak di sekolah , sehingga hasil yang diharapkan:
a) Dengan pengekraban anak terhadap alam dapat menumbuhkan kekaguman
terhadap Tuhan dan rasa cinta terhadap lingkungan, mengenal banyak hal yang
beragam, unik, dan spesifik. Juga dapat diperkenalkam dengan pola kreatif, yang
akan melatih dan membiasakan mereka menjadi manusia kreatif.
b) Pelaksanaan kegiatan ini dalam pembelajaran di sekolah, diharapkan muncul
kesadaran pada diri anak bahwa belajar tidak hanya terjadi di kelas namun
seluruh dunia dan keidupan merupakan media baginya untuk belajar.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pemilihan Metode Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut:
a) Apakah metode eksplorasi dapat mengembangkan kreativitas anak?
b) Bagaimanakah cara mengajarkan atau mengenalkan metode pembelajaran
eksplorasi melalaui kegiatan berkebun?
Adanya problem peserta didik yang hanya melakukan pembelajaran di
dalam kelas saja, sehingga anak kurang mendapatkan pengalaman bereksplorasi di
luar kelas dan daya kreativitas anak pun kurang terasah maka ditemukan solusi
dengan melaksanakan kegiatan berkebun dalam pembelajaran di sekolah.
Mengidentifikasi adanya problem pembelajaran tersebut maka diadakan PTK untuk
memperbaiki pembelajaran di TK.
2. Pelaksanaan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
Menurut D.Hopkins dalam Depdiknas (2003:2) penelitian tindakan kelas
(classroom action research) didefinisikan sebagai bentuk kajian yang bersifat
refleksif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan
rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana
praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Sedangkan menurut Depdiknas
(2003:4), Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, selama kegiatan penelitian
dikakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa
pola; perencanaan- pelaksanaan –observasi –refleksi –revisi (perencanaan ulang).
3. Subjek Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang akan digunakan dalam
pelaksanaan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini
bertempat di TK Kartika 22 Kostrad kecamatan Singosari Kota Malang.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian, yang akan
dilaksanakan pada awal bulan Juli semester ganjil tahun pelajaran 2010-2011.
c. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sasaran yang akan diteliti. Subyek dalam
penelitian ini adalah murid kelompok B di TK Kartika 22 Singosari Malang.
LAMPIRAN
SKH (Satuan Kegiatan Harian)
Tema/ Subtema:Tanaman/ Mengenal cara menanam tanaman (berkebun)
Kelompok :B
Semester :1
Indikator Kegiatan Pembelajaran Metode Alat /Sumber
Penilaian Perkembangan Anak
Alat Hasil
-Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan(P1)
-Mentaati peraturan yang ada(P16)
-Menyanyikan lebih dr 20 lagu anak-anak.(S30)
- Menceritakan pengalaman/ kejadian secara sederhana dengan urut(B7)
-Senam fantasi bentuk meniru dengan lincah(M24)
-Berani bertanya secara sederhana (P24)
-Membuat berbagai bentuk
I. Kegiatan Awal (± 30 menit) -Berbaris, berdoa,salam
- Bernyanyi lagu Lihat kebunku
- Apersepsi- Tanya jawab tentang
tanaman yang ada di sekitar anak
-Menirukan gerakan tanaman yang terkena angin
II. Kegiatan Inti (± 60 menit)- Mengenalkan berbagai
tanaman yang akan ditanam dan benihnya
-Demonstrasi-Demonstrasi
-Tanya Jawab
-Demontrasi
-Demonstrasi dan tanya jawab
-Anak-Anak dan Guru
-Anak dan Guru
-Anak
-Anak dan Guru,benih tanaman.
-Alat-alat berkebun,dan
-Observasi-Observasi
-Tanya jawab
-Observasi
-Observasi dan Tanya jawab
dengan menggunakan pladough/pasir(M2)
-Melakukan 3-5 perintah secara berurutan dengan benar(B4)
-Berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh (M20)-Dapat mengerjakan tugas kelompok (P22)
-Memelihara lingkungan (P32)
-Membersihkan diri sendiri tanpa bantuan(P30)-Membersihkan peralatan makan setelah digunakan(P35)
-Menceritakan tentang apa
- Guru menyiapkan alat untuk berkebun dan benih yang akan ditanam kemudian dibagikan kepada anak
- Mengajak anak pergi ke halaman sekolah untuk kegiatan menanam benih mereka masing-masing
dalam media yang telah disiapkan.
-Setelah benih di tanam kemudian di siram dengan alat siram tanaman yang dibuat oleh guru (botol yang dilubangi tutupnya)
-Meminta anak untuk menaruh tanamannya masing-masing pada tempat yang sudah ditentukan guru
III. Istirahat (± 30 menit)- Toilet training- Berdoa sebelum dan sesudah
makan- Makan bersama
IV. Kegiatan Penutup (± 30 menit)-Bernyanyi lagu matahari
-Demonstrasi
-Demonstrasi dan pemberian tugas
-Demonstrasi dan pemberian tugas
-Pemberian tugas
-Demonstrasi-Demonstrasi
-Demonstrasi
media tanam
-Anak dan Guru
-Anak dan Guru
-Anak
-Anak-Anak dan Guru
-Anak dan Guru-Anak dan Guru
-Observasi
-Unjuk kerjadan observasi
-Unjuk kerja dan observasi
-Observasi
-Observasi-Observasi
-Observasi
yang terjadi dalam proses pertumbuhan tanaman (B9)
- Diskusi tentang kegiatan eksplorasi dalam kegiatan berkebun hari ini dan esok
-Berdoa,salam- Pulang
-Tanya jawab
-Demonstrasi-Anak dan Guru
-Tanya jawab dan observasi-Observasi
Malang, 14 Desember 2010
Mengetahui Kepala TK, Guru Kelas
……………………… ………………………………
Skenario Pembelajaran
a. Kompetensi dasar:
1. Anak mampu mengucapkan bacaan doa-doa, mengenal dan menyayangi ciptaan Tuhan
serta mengikuti aturan.
2. Anak mampu mendengarkan dan membedakan bunyi suara, berkomunikasi/ berbicara
secara lisan.
3. Anak mampu mengenal konsep sederhana dan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Anak mampu melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan,
keseimbangan, dan kelincahan.
5. Anak mampu mengekspresikan diri dengan berbagai media/ bahan bekarya seni
melalui kegiatan eksplorasi dan menyanyi.
b. Indikator :
1. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan (P1)
2. Mentaati peraturan yang ada (P16)
3. Berani bertanya secara sederhana (P24)
4. Dapat mengerjakan tugas kelompok (P22)
5. Memelihara lingkungan (P32)
6. Membersihkan diri sendiri tanpa bantuan (P30)
7. Membersihkan peralatan makan setelah digunakan (P35)
8. Menyanyikan lebih dr 20 lagu anak-anak (S30)
9. Menceritakan pengalaman/ kejadian secara sederhana dengan urut(B7)
10. Melakukan 3-5 perintah secara berurutan dengan benar(B4)
11. Menceritakan tentang apa yang terjadi dalam proses pertumbuhan tanaman (B9)
12. Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan pladough/pasir (M2)
13. Berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh (M20)
14. Senam fantasi bentuk meniru dengan lincah (M24)
c. Alokasi Waktu:
- Kegiatan Awal ( ± 30 menit )
- Kegiatan Inti ( ± 60 menit )
- Istirahat (± 30 menit)
- Kegiatan Akhir (± 30 menit)
d. Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Di luar ruangan:
- Guru mengajak anak berbaris dengan tertib di depan kelas.
- Selesai bebaris anak diminta masuk ke dalam kelas secara bergiliran dengan tertib
(sebelum masuk ke kelas anak melepaskan sepatunya dan ditaruh di rak dengan rapi)
-
Di dalam ruangan:
- Anak masuk ke dalam kelas lalu duduk di karpet menjadi 3 baris, dan guru berada di
di depan.
- Guru memimpin berdoa kemudian anak-anak mengucapkan salam
- Guru lalu mengajak anak bernyanyi “Lihat kebunku”
“Lihat kebunku penuh dengan bunga
Ada yang putih dan ada yang merah
Setiap hari ku siram semua
Mawar melati semuanya indah”
- Setelah anak bernyanyi,Guru menanyakan tentang tanaman apa saja yang pernah di
lihat anak atau tanaman yang pernah ditanam anak dan pengalamannya menanam
tanaman di rumah.
- Kemudian Guru mulai menceritakan tentang nama dan ciri tanaman yang ada di
sekitar anak dan tanaman yang biasa di tanam oleh Pak Tani di kebun, seperti
tanaman yang ada di halaman sekolah, tanaman yang ada di pinggir jalan disekitar
anak dan tanaman yang ada di kebun.
- Setelah guru menjelaskan tentang nama dan ciri tanaman, guru meminta anak berdiri
dan menirukan gerakan tanaman yang tertiup angin (sepoi-sepoi, angin kencang, dan
angin yang kencang sekali).
2. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan tanaman yang benihnya akan ditanam oleh anak. Misalnya guru
menjelaskan, “tanaman kacang tanah, bentuk bijinya seperti ini (menunjukkan
kepada anak) dan jika dirawat akan tumbuh tunas yang akan menjadi daun, akar, dan
batang dari biji kacang tanah, kemudian buahnya bisa kalian ambil untuk dijadikan
makanan, seperti kacang goreng, kacang rebus, bumbu gado-gado, dan lain-lain”.
Begitu pula dengan benih/ biji tanaman kacang hijau dan jagung.
- Guru membagikan benih (jagung, kacang tanah, dan kacang hijau) dan alat berkebun
(pot dari gelas plastik bekas yang sudah diberi nama masing-masing anak, dan skop
plastik).Sedangkan guru sebelumnya telah menyiapkan tanah di luar kelas untuk
media tanam dan botol minum bekas yang telah dilubangi tutupnya sehingga air tidak
keluar terlalu banyak untuk menyiram tanah di pot yang kecil.( Botol untuk
menyiram cukup 1 untuk 5 anak saja)
- Guru memberitahu anak bahwa alat-alat tersebut hanya digunakan untuk berkebun,
bukan untuk melukai teman-temannya.
- Anak diajak keluar kelas dengan membawa benih dan alat berkebunnya masing-
masing.
Di luar ruangan:
- Anak diminta untuk jongkok mengelilingi sekitar gundukan tanah yang sudah
disiapkan oleh guru untuk dijadikan media tanam.
- Guru mendemonstrasikan bagaimana cara memasukkan tanah ke dalam gelas plastik
dengan menggunakan skop plastik (skop untuk anak-anak). Kemudian benih di tanam
ke dalam pot yang sudah berisi tanah.
- Setelah benih ditanam, guru meminta anak untuk menyiram tanah di pot masing-
masing dengan menggunakan botol yang sudah dilubangi tutupnya, secara bergantian
(1 botol /5 orang anak) .
- Selanjutnya, anak diminta untuk menaruh potnya di tempat yang terkena sinar
matahari (tempat yang sudah disiapkan guru sebelumnya).
3. Istirahat
- Setelah selesai melakukan kegiatan berkebun, anak diajak berdoa mau makan,
kemudian cuci tangan secara tertib (bergiliran), makan, dan istirahat (bermain).
4. Kegiatan Penutup
- Setelah anak selesai istirahat dan membersihkan peralatan makannya, guru mengajak
anak bernyanyi lagu “menanam jagung”.
“Ayo kawan kita bersama
Menanam jagung di kebun kita
Ambil cangkulmu, ambil tangkulmu
Kita bekerja tak jemu-jemu
Cangkul..cangkul..cangkul yang dalam
Tanahnya longgar jagungku tanam (2x)
Beri pupuk supaya subur
Tanamkan benih dengan teratur
Jagungnya besar lebat buahnya
Tentu berguna bagi semua
Cangkul..cangkul aku gembira
Menanam jagung di kebun kita”
- Guru bercakap-cakap tentang kegiatan eksplorasi yang dilakukan anak dengan
menanyakan apa yang anak dapatkan dalam kegiatan berkebun hari ini, meminta anak
untuk merawat tanamannya masing-masing setiap harinya, dan mengajak anak untuk
melakukan kegiatan yang sama dirumah masing-masing. Sehingga dirumah anak bisa
menanam pohon dan dapat mengurangi polusi juga menyelamatkan lingkungan
karena jika hujan, akar-akar tanaman akan menahan air di dalam tanah,sehingga tanah
dipegunungan tidak longsor dan tidak akan tejadi bencana banjir.
- Anak berdoa, mengucapkan salam, lalu pulang.
Pedoman Observasi Anak Terstruktur
No
Nam
a anak
Indikator
Anak mampu menirukan gerak tanaman yang terkena angin
Anak mampu menyebutkan dan mengenal benih tanaman yang akan ditanam
Anak mampu menggunakan alat berkebun dengan benar
Anak dapat mengikuti instruksi guru dalam langkah-langkah menanam benih
Anak menggunakan botol untuk menyiram benih secara bergantian dengan temannya dan tidak berebut
Respon anak saat melakukan kegiatan berkebun
SK K B SB SK K B SB SK K B SB SK K B SB SK K B SB SK K B SB
Keterangan:
*Sangat kurang : Anak tidak melakukan kegiatan dengan baik dan tidak merespon guru
**Kurang :Anak kurang melakukan kegiatan dengan baik dan selalu dibantu guru
***Baik :Anak sudah melakukan kegiatan dengan baik namun terkadang masih dibantu oleh guru
****Sangat baik :Anak melakukan kegiatan dengan baik dan tidak dibantu guru
Pedoman Observasi kegiatan Guru
No Indikator Ya Tidak
1
2
3
4
5
Apakah guru sudah
mengenalkan anak tentang
konsep tanaman
Apakah guru mampu
mendemonstrasikan langkah-
langkah menanam kepada anak
dengan baik
Apakah cara guru mengajar
dengan cara klasikal
Apakah guru mengajar dengan
cara individual
Apakah guru dapat membuat
pembelajaran menjadi
menyenangkan
DAFTAR PUSTAKA
Rachmawati Yeni ,Kurniati Euis . 2010.Strategi Pengembangan Kreatifitas Pada
Anak.Jakarta:Kencana Prenada Media Grup.
Hasan, Maimunah.2009. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).Jogjakarta: Diva Press.
Departemen Pendidikan Nasional.2003. Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).Jakarta:Depdiknas.