Kegiatan 2. Pengaruh Tekanan Osmotik Terhadap Eritrosit

download Kegiatan 2. Pengaruh Tekanan Osmotik Terhadap Eritrosit

of 5

description

,

Transcript of Kegiatan 2. Pengaruh Tekanan Osmotik Terhadap Eritrosit

KEGIATAN 2PENGARUH TEKANAN OSMOTIK TERHADAP ERITROSIT A. Tujuan 1. Mengetahui kecepatan hemolisis dan krenasi eritrosit pada berbagai konsentrasi larutan 2. Mengetahui presentase hemolisis pada berbagai konsentrasi larutan B. Alat dan Bahan Mikroskop Kaca benda dengan cekungan dan gelas penutup Pipet Garam fisiologis 0,7%, 1%, 3% Stopwatch Blood lancet steril disposable Etil alkohol 70% Kapas Darah praktikan C. Cara Kerja

D. Hasil dan Pembahasan NoProbandus Waktu Pengubahan Eritrosit pada larutan

NaCl 0,7%NaCl 1%NaCl 3%

1Rifqi126"84"55"

2Senja191"113"115"

3Nurul202"108"42"

4Teolina127"66"54"

5Yenni119"58"26"

6Neny165"73"36"

7Hindun16.34"7.36"5.47"

8Andi16.47"8.35"6.40"

9Laila16.54"8.23"6.40"

10Anggun115"83"64"

11Aza144"125"105"

12Hanggara133"99"68"

13Agustina46'32'19'

14Fitri31'21'15'

15Nia155"78"70"

16Machmudah156"47"40"

17Theophile74"57"45"

18Ulfa188"181"62"

19Siti187"162"67"

20Ade54"31"22"

21Milade49"41"13"

22Fajar50"36"18"

23Rini200"190"163"

24Putri Elfa71"46"31"

25Afiannisa57"55"41"

26Novita25"22"25"

27Isvi35"29"13"

28Amaliyah126"94"65"

29Rika143"109"81"

Rata-rata104.0871.1747.35

Standar Deviasi62.8188549.7803436.32238

Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap milliliter darah mengandung rata-rata sekitar 5 miliar eritrosit (sel darah merah), yang secara klinis sering dilaporkan dalam hitung sel darah merah sebagai 5 juta per millimeter kubik (mm3). Sel darah merah memiliki struktur yang jauh lebih sederhana dibandingkan kebanyakan sel pada manusia. Pada hakikatnya, sel darah merah merupakan suatu membran yang membungkus larutan hemoglobin (protein ini membentuk sekitar 95% protein intrasel sel darah merah), dan tidak memiliki organel sel, misalnya mitokondria, lisosom atau aparatus Golgi. Sel darah manusia, seperti sebagian sel darah merah pada hewan, tidak berinti.Namun, sel darah merah tidak inert secara metabolis (Guyton, 2006). Darah merupakan jaringan yang cukup peka terhadap kondisi lingkungannya. Dalam keadaan tertentu darah dapat mengalami berbagai proses perubahan kimiawi karena kondisi larutan atau cairan yang berada di sekelilingnya . Bila darah berada dalam lingkungan yang hipotonis maka darah akan mengalami lisis, atau sebutan untuk pecahnya darah adalah hemolisis. Hemolisis dapat diartikan sebagai pecahnya eritrosit karena air masuk ke dalam eritrosit yang menyebabkan hemoglobin keluar dari dalam sel. Bila darah dalam lingkungan hipertonis maka darah akan mengalami krenasi. Hal ini karena air disekitar darah lebih kental sehingga cairan dalam darah keluar ang menyebabkan sel darah keriput dan rusak.

Eritrosit memiliki membran yang bersifat selektif permeabel yang hanya dapat ditembus oleh zat tertentu saja. Rusaknya membran dari eritrosit biasanya disebabkan karena penambahan larutan hipotonis atau hipertonis ke dalam darah, penurunan tekanan pada permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan. Tapi, tidak semua eritrosit akan mengalami hemolisis pada suatu konsentrasi larutan tertentu. Hal ini disebabkan eritrosit memilik nilaitoleransi osmotik membran. Pada sel yang tua, nilai toleransi osmotiknyalebih kecil dibandingkan pada sel yang muda. Atas dasar inilah dilakukan praktikum tentang tekanan osmotik terhadap darah dilaksanakan untuk melihat bagaimana proses hemolisis dan krenasi itu terjadi (Parker, 2004).Pada praktikum kali ini membahas tentang keadaan sel darah merah jika ditetesi dengan NaCl 0,7%, NaCl 1 %, NaCl 3%. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa apabila sel-sel darah merah diberi larutan NaCl dengan konsentrasi yang berbeda-beda, maka akan terjadi suatu proses perubahan baik itu bentuk maupun dalam peristiwa metaboliknya. Pada setiap cairan dibutuhkan watu yang berbeda-beda sampai darah mengalami kerusakan. Pada larutan NaCl 0,7% rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk sel sampai krenasi adalah 104.08 detik, pada larutan NaCl 1% rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk sel sampai lisis adalah 71.17 detik. Sementara itu, pada larutan ketiga yang berkonsentrasi 3% dibutuhkan waktu rata-rata 47,53 detik. Hal ini karena larutan NaCl 3% lebih pekat daripada larutan NaCl 1% dan 0,7% sehingga lebih cepat menyebabkan terjadinya proses difusi dari cairan ekstrasel ke dalam sel darah merah sehingga cairan yang berada dalam sel eritrosit keluar, sehingga membran selnya menjadi keriput yang disebut dengan krenasi. Menurut Sonjaya (2005), krenasi ialah peristiwa mengkerutnya sel darah karena cairan dalam sel darah keluar menuju cairan eksternal yang konsentrasinya lebih tinggi. Pada peristiwa keluarnya hemoglobin tersebut merupakan akibat dari pecahnya membran karena sifatnya permeabel selektif yang memudahkan molekul air dan ion Cl dari larutan NaCl masuk ke dalam sel darah merah,sehingga mengakibatkan sel darah merahnya saling merapat dan akhirnya pecah karena tekanan dari molekul air dan ion. Hemolisis yang terjadi pada peristiwa ini adalah hemolisis osmotik, yaituhemolisis yang terjadi karena perbedaan besar tekanan antara di dalam sel denganlingkungan atau pelarut NaCl.Secara makroskopis, sel darah merah yang mengalami hemolisa bentuknya bikonkaf, tetapi tidak mengandung hemoglobin sedangkan yang mengalami krenasi bentuknya bikonkaf dan keriput dan tetap mengandung hemoglobin, sedangkan yang normal bentuknya tetap bikonkaf dan tetap memiliki hemoglobin. Namun pada praktikum kali ini hanya menggunakan larutan hipertonis saja sehingga darah hanya mengalami krenasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Frandson (1992), bahwa jika sel darah merah dimasukkan ke dalam air murni maka akan terjadi proses difusi ke dalam sel karena air bersifat hipotonis terhadap sel darah. Dinding sel dari sel darah merah sangat rapuh dan tidak tahan akan peningkatan dalam sel sehingga pecah. Jika sel darah merah dimasukkan ke dalam air laut maka cairan dari sel darah akan keluar dengan cara osmosis sehingga pada akhirnya sel darah akan mengkerut. Hal ini disebabkan karena air laut dalam sutau volume tertentu mengandung jumlah molekul air yang lebih kecil dari volume yang sama dari sitoplasma sel darah merah karena air laut tersebut hipertonis terhadap sitoplasma sel.

E. Kesimpulan 1. Pada larutan NaCl 0,7% rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk sel sampai krenasi adalah 104.08 detik, pada larutan NaCl 1% rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk sel sampai lisis adalah 71.17 detik. Sementara itu, pada larutan ketiga yang berkonsentrasi 3% dibutuhkan waktu rata-rata 47,53 detik.2. Pada praktikum kali ini tidak menggunakan larutan hipotonis sehingga tidak diketahui presentase hemolisis sel darah. 3. Daftar Pustaka Guyton, A.C. 2006 . Textbook of Medical Physiology,W.B Saunders Company, Parker,steve. 2004.Human Body.Great Bardfield Essex: Miles Kelly Publishing Ltd. Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.Sonjaya, H. 2005. Bahan Ajar Fisilogi Ternak Dasar Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin, Makassar.