Kegawatdaruratan Sistem Pernapasan

7
KEGAWATDARURATAN SISTEM PERNAPASAN Posted on 26 Agustus 2009 PENDAHULUAN Istilah pernafasan yang lazim digunakan mencakup 2 proses : pernafasan luar (eksterna) yaitu penyerapan oksigen dan pengeluaran karbondioksida dari tubuh secara keseluruhan serta pernafasan dalam (interna), yaitu penggunaan oksigen dan pembentukan karbondioksida oleh sel-sel serta pertukaran gas antara sel-sel tubuh dengan media cair sekitarnya. Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas (paru-paru) dan sebuah pompa ventilasi paru. Pompa ventilasi terdiri dari dinding dada, otot-otot pernafasan, pusat pernafasan diotak yang mengendalikan otot pernafasan. B. FUNGSI PARU Pada keadaan istirahat, frekuensi pernafasan manusia normal berkisar antara 12 – 15 kali permenit. Satu kali pernafasan , 500 ml udara, atau 6 – 8 L udara per menit dimasukan dan dikeluarkan dari paru-paru. Udara ini akan bercampur dengan gas yang terdapat dalam alveoli, dan selanjutnya oksigen masuk ke dalam darah di kapiler paru, sedangkan karbondioksida masuk ke dalam alveoli, melalui proses difusi sederhana. Dengan cara ini, 250 mL oksigen per m,enit masuk ke dalam tubuh dan 200 mL karbondioksida akan dikeluarkan. C. KEGAWATDARURATAN SISTEM PERNAFASAN ASMA BRONCHIALE Pengertian Penurunan fungsi paru dan hiperresponsivitas jalan napas terhadap berbagai rangsang. Karakteristik penyakit meliputi bronkhospasme, hipersekresi mukosa dan perubahan inflamasi pada jalan napas.(Campbell. Haggerety,1990; orsi 1991). Banyak orang mengabaikan keseriusan penyakit ini. Perawatan di RS sering kali karena akibat dari pengabaian tanda penting ancaman serangan asma dan tidak mematuhi regimen terapeutik. Status asmatikus mengacu pada kasus asma yang berat yang tak berespon terhadap tindakan konvensional. Ini merupakan situasi yang mengancam kehidupan dan memerlukan tindakan segera.

description

kegawatdaruratan pada sistem pernafasan

Transcript of Kegawatdaruratan Sistem Pernapasan

KEGAWATDARURATAN SISTEMPERNAPASANPosted on26 Agustus 2009PENDAHULUANIstilah pernafasan yang lazim digunakan mencakup 2 proses : pernafasan luar (eksterna) yaitu penyerapan oksigen dan pengeluaran karbondioksida dari tubuh secara keseluruhan serta pernafasan dalam (interna), yaitu penggunaan oksigen dan pembentukan karbondioksida oleh sel-sel serta pertukaran gas antara sel-sel tubuh dengan media cair sekitarnya. Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas (paru-paru) dan sebuah pompa ventilasi paru. Pompa ventilasi terdiri dari dinding dada, otot-otot pernafasan, pusat pernafasan diotak yang mengendalikan otot pernafasan.

B. FUNGSI PARUPada keadaan istirahat, frekuensi pernafasan manusia normal berkisar antara 12 15 kali permenit. Satu kali pernafasan , 500 ml udara, atau 6 8 L udara per menit dimasukan dan dikeluarkan dari paru-paru. Udara ini akan bercampur dengan gas yang terdapat dalam alveoli, dan selanjutnya oksigen masuk ke dalam darah di kapiler paru, sedangkan karbondioksida masuk ke dalam alveoli, melalui proses difusi sederhana. Dengan cara ini, 250 mL oksigen per m,enit masuk ke dalam tubuh dan 200 mL karbondioksida akan dikeluarkan.C. KEGAWATDARURATAN SISTEM PERNAFASANASMA BRONCHIALEPengertianPenurunan fungsi paru dan hiperresponsivitas jalan napas terhadap berbagai rangsang. Karakteristik penyakit meliputi bronkhospasme, hipersekresi mukosa dan perubahan inflamasi pada jalan napas.(Campbell. Haggerety,1990; orsi 1991).Banyak orang mengabaikan keseriusan penyakit ini. Perawatan di RS sering kali karena akibat dari pengabaian tanda penting ancaman serangan asma dan tidak mematuhi regimen terapeutik. Status asmatikus mengacu pada kasus asma yang berat yang tak berespon terhadap tindakan konvensional. Ini merupakan situasi yang mengancam kehidupan dan memerlukan tindakan segera.

A. Patofisiologi.Alergen masuk kedalam tubuh, kemudian allergen ini akan merangsang sel B untuk menghasilkan sat anti. Karena terjadi penyimpangan dalam system pertahanan tubuh maka terbentuklah imoglobulin E (Ig. E).Pada penderita alergi sangat mudah memprouksi Ig. E. dan selai beredar didalam daerah juga akan menempel pada permukaan basofil dan mastosit.Mastosit ini amat penting dalam peranannya dalam reaksi alergi terutama terhadap jaringan saluan nafas, saluran cerna dan kulit.Bila suatu saat penderita berhubungan dengan allergen lagi, maka allergen akan berikatan dengan Ig.E yang menempel pada mastosit, dan selanjutnya sel ini mengeluarkan sat kimia yang di sebut mediator ke jaringan sekitarnya. Mediator yang dilepas di sekitar rongga hidung akan menyebabkan bersin bersin dan pilek. Sedangkan mediator yang dilepas pada saluran nafas akan menyebabkan saluran nafas mnengkerut, produksi lendir meningkat, selaput lendir saluran nafas membengkak dan sel sel peradangan berkumpul di sekitar saluran nafas. Komponen komponen itu menyebabkan penyimpitan saluran nafas.B. Faktor pencetus. Alergen Infeksi saluran nafas Ketegangan jiwa Alrgen Infeksi saluran nafas Ketegangan jiwa Kegiatan jasmani Obat obatan Polusi udara Lingkungan kerja Lain lainC. Etiologi.Dua tipe dasar imunologik dan non imunologik .Asma alergik ( disebut ekstrinsik ) terjadi pada saat kanak kanak terjadi karena kontak dengan elergan dengan penderita yang sensitive.Asma non imunologik atau non alergik ( di sebut instrinsik ), biasanya terjadi pada usia diatas 35 tahun. Serangan dicetuskan oleh infeksi pada sinus atau cabang pada bronchial.Asma campuran yang serangannya diawali oleh infeksi virus atau bacterial atau oleh allergen. Pada saat lain serangan dicetuskan oleh factor yang berbeda atau juga dapat di cetuskan oleh perubahan suhu dan kelembaban, uap yang mengiritasi, asap, bau bauan yang kuat, latihan fisik dan stress emosional.D. Pemeriksaan penunjang. Test fungsi paru ( Spirometer ) Foto thorax Pemeriksaan darah (DL, BGA) Test kulit Test Provokasi bronkhial

monitor elektronikE. Manifestasi klinikGejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajad hiperaktifitas bronkus.Obstruksi jalan nafas dapat revesible secara spontan maupun dengan pengobatan.Gejala asma antara lain :a. Bising mengi ( weezing ) yang terdengar atau tanpa stetoskopb. Batuk produktif, sering pada malam haric. Sesak nafasd. Dada seperti tertekan atau terikate. Pernafasan cuping hidungF. Terapi1. Oksigen 4 6 liter / menit2. Agonis B2 ( salbutamol 5 mg atau feneterol 2,5 mg atau terbulatin 10 mg ) intalasi nebulasi dan pemberiannya dapa diulang setiap 20 menit sampai 1 jam. Pemberian agonis B2 dapat secara subcutan atau iv dengan dosis salbutamol 0,25 mg atau terbulatin 0,25 mg dalam larutan dextrose 5 % dan diberikan perlahan.3. Aminofilin bolus iv 5 6 mg / kg BB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam sebelumnya maka cukup diberikan setengah dosis.4. Kortikosteroid hidrokortison 100 200 mg iv jika tak ada respon segera atau pasien sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat.G. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat1. Pengkajiana. Keluhan :- Sesak nafas tiba-tiba, biasanya ada faktor pencetus- Terjadi kesulitan ekspirasi / ekspirasi diperpanjang- Batuk dengan sekret lengket- Berkeringat dingin- Terdengar suara mengi / wheezing keras- Terjadi berulang, setiap ada pencetus- Sering ada faktor genetik/familierb. Airway- Inspeksi jalan nafas : sumbatan lendir, lidah, benda asing- Auskultasi : suara sumbatan jalan nafas, whesing, mengi.c. Breathing- Saat serangan anak tampak gelisah, sesak nafas tak ada perubahan dg merubah posisi- Respirasi rate sedikit meningkat dengan ekspirasi diperpanjangd. Cirkulasi- Kadang disertai sianosis2. Diagnosa Keperawatana. Bersihan jalan nafas tidak efektifb. Pola nafas tidak efektifc. Kecemasan berhubungan dengan ancaman kematian (sesaka nafas akibat serangan ashma)

"Pulmonary embolism (PE) biasanya secara klinis sulit ditemukan. Pasien dengan emboli paru biasanya dyspnea dan nyeri dada.Tanda dan GejalaTanda umum adalah:a. dyspnoea tiba-tiba dan ada pada 90% kasusb. nyeri dada pleuritikc. haemoptisisd. pingsane. tachikardia > 100/menitf. tachipnoe > 20/menitg. demam

Tanda Klinis (Skor)Gejala DVT dengan tanda bengkak pada kaki dan nyeri pada perabaan vena (3)Denyut jantung > 100 per menit (1,5)Bedrest > 3 hari atau pembedahan dalam 4 minggu yang lalu (1,5)Sebelumya menderita DVT atau PE (1,5)Haemoptisis (1,0)PE ditemukan pada pemeriksaan poto thorak dan EKG (3,0)

Skor Total Test Kemungkinan6,0 Tinggi

Tanda Ancaman Kehidupan

Gejala PE:a. dyspnea beratb. nyeri dadac. peningkatan tekanan venad. ada bukti gagal jantung kanane. hypotensif. shock

PengkajianPengkajian dengan pendekatan ABCD.

Airwaya. kaji dan pertahankan jalan napasb. lakukan head tilt, chin lift jika perluc. gunakan alat batu untuk jalan napas jika perlud. pertimbangkan untuk merujuk ke ahli anestesi untuk dilakukan intubasi jika tidak dapat mempertahankan jalan napas

Breathinga. kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, untuk mempertahankan saturasi >92%.b. Berikan oksigen dengan aliran tinggi melalui non re-breath mask.c. Pertimbangkan untuk mendapatkan pernapasan dengan menggunakan bag-valve-mask ventilationd. Lakukan pemeriksaan gas darah arterial untuk mengkaji PaO2 dan PaCO2e. Kaji jumlah pernapasanf. Lakukan pemeriksan system pernapasang. Dengarkan adanya bunyi pleurah. Lakukan pemeriksaan foto thorak mungkin normal, tapi lihat untuk mendapatkan:a. Bukti adanya wedge shaped shadow (infarct)b. Atelektaksis linierc. Effuse pleurad. Hemidiaphragm meningkate. Jika tanda klinis menunjukan adanya PE, lakukan ventilation perfusionscan (VQ) atau CT Pulmonary Angiogram (CTPA) sesuai kebijakan setempat

Circulationa. Kaji heart rate dan ritme, kemungkinan terdengan suara gallopb. Kaji peningkatan JVPc. Catat tekanan darahd. Pemeriksaan EKG mungkin menunjukan:a. Sinus tachikardib. Adanya S1 Q3 T3c. right bundle branch block (RBBB)d. right axis deviation (RAD)e. P pulmonalee. Lakukan IV aksesf. Lakukan pemeriksaan darah lengkapg. Jika ada kemungkina PE berikan heparinh. Jika pasien mengalami thrombolisis, alteplase direkomendasikan sebagai obat pilihan. Berikan 50 mg IV dengan bolus. Jika pasien tidak berespon terhadap trombolisis, segera dirujuk ke speialis untuk dilakukan thromboembolectomy.

Disabilitya. kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPUb. penurunan kesadaran menunjukan tanda awal pasien masuk kondisi ekstrim dan membutuhkan pertolongan medis segera dan membutuhkan perawatan di ICU.

Exposurea. selalu mengkaji dengan menggunakan test kemungkinan PEb. jika pasien stabil lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik lainnya.c. Jangan lupa pemeriksaan untuk tanda DVT

Faktor Resiko terjadinya PEa. DVT ada pada 50% pasienb. Pembedahan sebelumnyac. Trauma sebelumnyad. Imobilisasi untuk berbagai alas ane. Keganasanf. Pasien mengkonsumsi kontrasepsi oralg. Pasien mendapatkan terapi hormoneh. Kehamilan lamai. Obesitasj. Pasien mendapatkan Selective Estregen Receptor Modulator therapy (SERM)k. Syndrome hyperviskositasl. Nipasm. Nepritik sindromn. Defisiensi antitrombin IIIo. Defisiensi protein C dan Sp. Antikoagulan lupus

Perawatan PESejak didiagnosa PE maka pasein harus mendapatkan antikoagulan. Heparin dengan berat molekul ringan harus diberikan sebagai prioritas. Walfarin diberikan dalam 2 hari.

Selengkapnya Klik disini: Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Pulmonary Embolism (Emboli Paru) - tips kesehatan kecantikan gaya hidup wanita