KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM...

57
KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA SKRIPSI OLEH : EKO SANTOSO NPM : 28120001 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2012

Transcript of KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM...

Page 1: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRIMENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

SKRIPSI

OLEH EKO SANTOSO

NPM 28120001

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS WIJAYA PUTRA

SURABAYA2012

KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRIMENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Wijaya Putra Surabaya

OLEH

EKO SANTOSO

NPM 28120001

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS WIJAYA PUTRA

SURABAYA2012

KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRIMENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

Nama EKO SANTOSO

Fakultas HUKUM

Jurusan ILMU HUKUM

NPM 28120001

DISETUJUI DAN DI TERIMA OLEH Dosen Pembimbing

TRI WAHYU ANDAYANI SHCNMH

Telah di terima dan di setujui oleh Tim Penguji Skripsi serta di nyatakan LULUS

dengan demikian Skripsi ini dinyatakan Sah untuk melengkapi syarat-syarat

mencapai gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas

Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

Surabaya

Tim Penguji Skripsi

1 Ketua TRI WAHYU ANDAYANISHCNMH ( )

( Dekan)

2 Sekretaris TRI WAHYU ANDAYANISHCNMH ( )

( Dosen Pembimbing )

3 Anggota 1DrSUGENG REPOWIJOYOSHMHum ( )

( Dosen Penguji I )

2DJASIM SISWOJO SHMHMM ( )

( Dosen Penguji II )

MOTTO

HIDUP

Merupakan pembelajaran yang membuat kita dewasa mengetahuikekurangan dalam kegagalan dan mengetahui ketika berhasil tetapi

keberhasilan merupakan sebuah perjuangan untuk belajar dan berusahauntuk meraih impian setinggi-tingginya

PERUBAHAN

Sadari bahwa kehidupan selalu bergerak dan setiap perubahan terjadiatas suatu alasanWaktu anda melihat batasan sebagai kesempatan

dunia akan menjadi tempat bebas hambatan

MASA DEPAN

Perhatikan kebiasaanmu karena itu menjadi karaktermu Bangunlahkaraktermu karena itu akan menentukan masa depanmu

KESUKSESAN

Kesuksesan tidak di capai karena suatu kebetulan Kesuksesan dicapai melalui pilihan dan perjuangan

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan limpahan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga saya dengan

mudah dapat menyelesaikan tugas SKRIPSI yang berjudul ldquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

Penulisan SKRIPSI ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum Universitas Wijaya Putra

Surabaya

Sebagai insan yang selalu terbatas kesempurnaan tentunya

kesalahan dan kekurangan selalu ada oleh karena itu walaupun saya telah

berusaha dengan segala kemampuan yang ada secara semaksimal mungkin

untuk mencapai hasil yang dapat di katakan ilmiah namun saya menyadari

bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari

sempurna dan kemampuan saya terbatas sehingga dengan demikian saya

menerima dengan senang serta kerendahan hati dan hormat akan adanya

saran atau koreksi untuk membangun dan demi kesempurnaan SKRIPSI ini

Di dalam proses penulisan SKRIPSI ini banyak sekali bantuan

yang saya terima berupa fasilitas-fasilitas petunjuk-petunjuk bahan- bahan

keterangan yang sangat bermanfaat dan membantu jalannya menyusun

SKRIPSI ini dapat terselesaikan dalam waktu yang tepat Oleh karena itu

pada kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada

1 Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya Bapak

Budi EndartoSHMHUM yang telah membina membimbing mengarahkan

kepada para Mahasiswa belajar tepat waktu dan tepat guna akan

menyelesaikan studinya

2 Kepada Bapak Taufiqqurahman SHMHUM selaku Wakil Rektor yang selalu

memberi motivasi untuk semangat belajar dengan sungguh-sungguh tanpa

meninggalkan nilai-nilai ajaran secara agamis agar menjadi seorang Sarjana

Hukum yang mempunyai kredibilitas dan integritas yang baik

3 Yang terhormat Bapak DrsHSugeng Repowijoyo SHMHUM selaku dosen

Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya yang banyak memberi

arahan bagi seluruh Mahasiswa agar menjadi Sarjana Hukum yang berkualitas

4 Yang terhormat Ibu Tri Wahyu Andayani SHCNMHUM selaku Dosen

Pembimbing SKRIPSI yang telah bersusah paya membimbing saya dengan

penuh kesabaran tulus ikhlas dengan mengorbankan waktu baik arahan

bimbingan yang sangat berguna sehingga dapat menyelesaikan penyusunan

SKRIPSI ini

5 Yang Terhormat para Bapak Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya

Surabaya yang telah memberikan bekal melalui perkuliahan yang merupakan

referensi sehingga dapat menopang penyusunan SKRIPSI

6 Ayah dan Ibu yang aku sayangi aku cintai serta semua saudaraku yang

senantiasa memberikan doa restu serta memberikan motivasi di dalam

penyelesaian SKRIPSI ini

7 Yang terhormat kepada semua pihak dan temanku Husni Tiyas serta rekan

sejawat yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya yang tidak

sempat penulis sebutkan satu-persatu saya sampaikan banyak terima kasih

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kesehatan

kesuksesan berkah rahmat taufik dan hidayahnya serta pahala yang setimpal

kepada semua pihak tersebut diatas

Dengan segala Kerendahan hati akhirnya penulis persembahkan

SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya

Surabaya

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii

HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii

KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv

DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1

12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12

18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29

23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif

Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30

BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn

1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35

32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi

No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39

BAB IV PENUTUP

41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43

42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44

DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45

1

BAB I

P E N D A H U L U A N

11 LATAR BELAKANG MASALAH

Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam

dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga

merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup

keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis

dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak

mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat

kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara

optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk

anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh

dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah

keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut

Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari

tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang

berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian

berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam

keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang

tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui

kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang

dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami

perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak

termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak

2

harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua

Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di

kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan

anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak

mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak

pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami

penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam

pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang

masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga

perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang

karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama

Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri

di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa

anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak

benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan

sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak

anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut

tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui

anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama

serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga

secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan

karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh

pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari

adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri

Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar

3

hukum yaitu

Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga

perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa

artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan

kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab

ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan

dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan

untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata

Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian

beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan

yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang

dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan

dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh

kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi

walimatul ursy secara terbuka untuk umum1

Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang

sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal

pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini

Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan

rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi

diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak

ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy

Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini

adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan

1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

4

oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah

sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan

Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil

bagi yang tidak beragama Islam

Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan

positif antara lain

DAMPAK POSITIF

a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS

HIV maupun penyakit kelamin yang lain

b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang

punggung keluarganya

DAMPAK NEGATIF

a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar

b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi

c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia

maupun di mata masyarakat sekitar

d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai

Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika

dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah

sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya

Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri

a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan

nafkah baik lahir maupun batin

b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang

suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil

5

dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak

bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah

saat ini mengisyaratkan akta kelahiran

c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri

yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada

bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut

dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut

Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah

sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri

Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara

hukum agama dan hukum Negara2

Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin

sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau

pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media

elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu

malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja

hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy

Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3

Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri

pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal

Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya

Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan

2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-

kehilangan-jobhtml

6

Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka

dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak

luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai

anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal

juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah

Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama

Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang

permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah

karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani

menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami

itu4

Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar

mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan

Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan

Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi

hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap

bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa

hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)

Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan

surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007

Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica

4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 2: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRIMENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Wijaya Putra Surabaya

OLEH

EKO SANTOSO

NPM 28120001

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS WIJAYA PUTRA

SURABAYA2012

KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRIMENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

Nama EKO SANTOSO

Fakultas HUKUM

Jurusan ILMU HUKUM

NPM 28120001

DISETUJUI DAN DI TERIMA OLEH Dosen Pembimbing

TRI WAHYU ANDAYANI SHCNMH

Telah di terima dan di setujui oleh Tim Penguji Skripsi serta di nyatakan LULUS

dengan demikian Skripsi ini dinyatakan Sah untuk melengkapi syarat-syarat

mencapai gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas

Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

Surabaya

Tim Penguji Skripsi

1 Ketua TRI WAHYU ANDAYANISHCNMH ( )

( Dekan)

2 Sekretaris TRI WAHYU ANDAYANISHCNMH ( )

( Dosen Pembimbing )

3 Anggota 1DrSUGENG REPOWIJOYOSHMHum ( )

( Dosen Penguji I )

2DJASIM SISWOJO SHMHMM ( )

( Dosen Penguji II )

MOTTO

HIDUP

Merupakan pembelajaran yang membuat kita dewasa mengetahuikekurangan dalam kegagalan dan mengetahui ketika berhasil tetapi

keberhasilan merupakan sebuah perjuangan untuk belajar dan berusahauntuk meraih impian setinggi-tingginya

PERUBAHAN

Sadari bahwa kehidupan selalu bergerak dan setiap perubahan terjadiatas suatu alasanWaktu anda melihat batasan sebagai kesempatan

dunia akan menjadi tempat bebas hambatan

MASA DEPAN

Perhatikan kebiasaanmu karena itu menjadi karaktermu Bangunlahkaraktermu karena itu akan menentukan masa depanmu

KESUKSESAN

Kesuksesan tidak di capai karena suatu kebetulan Kesuksesan dicapai melalui pilihan dan perjuangan

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan limpahan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga saya dengan

mudah dapat menyelesaikan tugas SKRIPSI yang berjudul ldquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

Penulisan SKRIPSI ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum Universitas Wijaya Putra

Surabaya

Sebagai insan yang selalu terbatas kesempurnaan tentunya

kesalahan dan kekurangan selalu ada oleh karena itu walaupun saya telah

berusaha dengan segala kemampuan yang ada secara semaksimal mungkin

untuk mencapai hasil yang dapat di katakan ilmiah namun saya menyadari

bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari

sempurna dan kemampuan saya terbatas sehingga dengan demikian saya

menerima dengan senang serta kerendahan hati dan hormat akan adanya

saran atau koreksi untuk membangun dan demi kesempurnaan SKRIPSI ini

Di dalam proses penulisan SKRIPSI ini banyak sekali bantuan

yang saya terima berupa fasilitas-fasilitas petunjuk-petunjuk bahan- bahan

keterangan yang sangat bermanfaat dan membantu jalannya menyusun

SKRIPSI ini dapat terselesaikan dalam waktu yang tepat Oleh karena itu

pada kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada

1 Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya Bapak

Budi EndartoSHMHUM yang telah membina membimbing mengarahkan

kepada para Mahasiswa belajar tepat waktu dan tepat guna akan

menyelesaikan studinya

2 Kepada Bapak Taufiqqurahman SHMHUM selaku Wakil Rektor yang selalu

memberi motivasi untuk semangat belajar dengan sungguh-sungguh tanpa

meninggalkan nilai-nilai ajaran secara agamis agar menjadi seorang Sarjana

Hukum yang mempunyai kredibilitas dan integritas yang baik

3 Yang terhormat Bapak DrsHSugeng Repowijoyo SHMHUM selaku dosen

Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya yang banyak memberi

arahan bagi seluruh Mahasiswa agar menjadi Sarjana Hukum yang berkualitas

4 Yang terhormat Ibu Tri Wahyu Andayani SHCNMHUM selaku Dosen

Pembimbing SKRIPSI yang telah bersusah paya membimbing saya dengan

penuh kesabaran tulus ikhlas dengan mengorbankan waktu baik arahan

bimbingan yang sangat berguna sehingga dapat menyelesaikan penyusunan

SKRIPSI ini

5 Yang Terhormat para Bapak Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya

Surabaya yang telah memberikan bekal melalui perkuliahan yang merupakan

referensi sehingga dapat menopang penyusunan SKRIPSI

6 Ayah dan Ibu yang aku sayangi aku cintai serta semua saudaraku yang

senantiasa memberikan doa restu serta memberikan motivasi di dalam

penyelesaian SKRIPSI ini

7 Yang terhormat kepada semua pihak dan temanku Husni Tiyas serta rekan

sejawat yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya yang tidak

sempat penulis sebutkan satu-persatu saya sampaikan banyak terima kasih

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kesehatan

kesuksesan berkah rahmat taufik dan hidayahnya serta pahala yang setimpal

kepada semua pihak tersebut diatas

Dengan segala Kerendahan hati akhirnya penulis persembahkan

SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya

Surabaya

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii

HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii

KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv

DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1

12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12

18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29

23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif

Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30

BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn

1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35

32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi

No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39

BAB IV PENUTUP

41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43

42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44

DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45

1

BAB I

P E N D A H U L U A N

11 LATAR BELAKANG MASALAH

Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam

dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga

merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup

keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis

dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak

mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat

kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara

optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk

anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh

dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah

keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut

Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari

tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang

berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian

berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam

keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang

tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui

kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang

dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami

perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak

termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak

2

harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua

Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di

kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan

anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak

mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak

pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami

penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam

pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang

masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga

perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang

karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama

Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri

di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa

anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak

benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan

sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak

anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut

tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui

anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama

serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga

secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan

karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh

pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari

adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri

Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar

3

hukum yaitu

Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga

perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa

artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan

kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab

ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan

dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan

untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata

Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian

beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan

yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang

dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan

dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh

kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi

walimatul ursy secara terbuka untuk umum1

Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang

sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal

pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini

Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan

rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi

diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak

ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy

Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini

adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan

1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

4

oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah

sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan

Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil

bagi yang tidak beragama Islam

Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan

positif antara lain

DAMPAK POSITIF

a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS

HIV maupun penyakit kelamin yang lain

b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang

punggung keluarganya

DAMPAK NEGATIF

a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar

b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi

c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia

maupun di mata masyarakat sekitar

d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai

Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika

dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah

sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya

Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri

a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan

nafkah baik lahir maupun batin

b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang

suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil

5

dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak

bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah

saat ini mengisyaratkan akta kelahiran

c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri

yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada

bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut

dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut

Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah

sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri

Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara

hukum agama dan hukum Negara2

Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin

sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau

pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media

elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu

malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja

hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy

Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3

Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri

pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal

Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya

Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan

2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-

kehilangan-jobhtml

6

Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka

dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak

luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai

anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal

juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah

Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama

Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang

permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah

karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani

menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami

itu4

Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar

mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan

Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan

Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi

hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap

bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa

hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)

Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan

surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007

Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica

4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 3: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRIMENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

Nama EKO SANTOSO

Fakultas HUKUM

Jurusan ILMU HUKUM

NPM 28120001

DISETUJUI DAN DI TERIMA OLEH Dosen Pembimbing

TRI WAHYU ANDAYANI SHCNMH

Telah di terima dan di setujui oleh Tim Penguji Skripsi serta di nyatakan LULUS

dengan demikian Skripsi ini dinyatakan Sah untuk melengkapi syarat-syarat

mencapai gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas

Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

Surabaya

Tim Penguji Skripsi

1 Ketua TRI WAHYU ANDAYANISHCNMH ( )

( Dekan)

2 Sekretaris TRI WAHYU ANDAYANISHCNMH ( )

( Dosen Pembimbing )

3 Anggota 1DrSUGENG REPOWIJOYOSHMHum ( )

( Dosen Penguji I )

2DJASIM SISWOJO SHMHMM ( )

( Dosen Penguji II )

MOTTO

HIDUP

Merupakan pembelajaran yang membuat kita dewasa mengetahuikekurangan dalam kegagalan dan mengetahui ketika berhasil tetapi

keberhasilan merupakan sebuah perjuangan untuk belajar dan berusahauntuk meraih impian setinggi-tingginya

PERUBAHAN

Sadari bahwa kehidupan selalu bergerak dan setiap perubahan terjadiatas suatu alasanWaktu anda melihat batasan sebagai kesempatan

dunia akan menjadi tempat bebas hambatan

MASA DEPAN

Perhatikan kebiasaanmu karena itu menjadi karaktermu Bangunlahkaraktermu karena itu akan menentukan masa depanmu

KESUKSESAN

Kesuksesan tidak di capai karena suatu kebetulan Kesuksesan dicapai melalui pilihan dan perjuangan

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan limpahan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga saya dengan

mudah dapat menyelesaikan tugas SKRIPSI yang berjudul ldquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

Penulisan SKRIPSI ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum Universitas Wijaya Putra

Surabaya

Sebagai insan yang selalu terbatas kesempurnaan tentunya

kesalahan dan kekurangan selalu ada oleh karena itu walaupun saya telah

berusaha dengan segala kemampuan yang ada secara semaksimal mungkin

untuk mencapai hasil yang dapat di katakan ilmiah namun saya menyadari

bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari

sempurna dan kemampuan saya terbatas sehingga dengan demikian saya

menerima dengan senang serta kerendahan hati dan hormat akan adanya

saran atau koreksi untuk membangun dan demi kesempurnaan SKRIPSI ini

Di dalam proses penulisan SKRIPSI ini banyak sekali bantuan

yang saya terima berupa fasilitas-fasilitas petunjuk-petunjuk bahan- bahan

keterangan yang sangat bermanfaat dan membantu jalannya menyusun

SKRIPSI ini dapat terselesaikan dalam waktu yang tepat Oleh karena itu

pada kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada

1 Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya Bapak

Budi EndartoSHMHUM yang telah membina membimbing mengarahkan

kepada para Mahasiswa belajar tepat waktu dan tepat guna akan

menyelesaikan studinya

2 Kepada Bapak Taufiqqurahman SHMHUM selaku Wakil Rektor yang selalu

memberi motivasi untuk semangat belajar dengan sungguh-sungguh tanpa

meninggalkan nilai-nilai ajaran secara agamis agar menjadi seorang Sarjana

Hukum yang mempunyai kredibilitas dan integritas yang baik

3 Yang terhormat Bapak DrsHSugeng Repowijoyo SHMHUM selaku dosen

Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya yang banyak memberi

arahan bagi seluruh Mahasiswa agar menjadi Sarjana Hukum yang berkualitas

4 Yang terhormat Ibu Tri Wahyu Andayani SHCNMHUM selaku Dosen

Pembimbing SKRIPSI yang telah bersusah paya membimbing saya dengan

penuh kesabaran tulus ikhlas dengan mengorbankan waktu baik arahan

bimbingan yang sangat berguna sehingga dapat menyelesaikan penyusunan

SKRIPSI ini

5 Yang Terhormat para Bapak Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya

Surabaya yang telah memberikan bekal melalui perkuliahan yang merupakan

referensi sehingga dapat menopang penyusunan SKRIPSI

6 Ayah dan Ibu yang aku sayangi aku cintai serta semua saudaraku yang

senantiasa memberikan doa restu serta memberikan motivasi di dalam

penyelesaian SKRIPSI ini

7 Yang terhormat kepada semua pihak dan temanku Husni Tiyas serta rekan

sejawat yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya yang tidak

sempat penulis sebutkan satu-persatu saya sampaikan banyak terima kasih

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kesehatan

kesuksesan berkah rahmat taufik dan hidayahnya serta pahala yang setimpal

kepada semua pihak tersebut diatas

Dengan segala Kerendahan hati akhirnya penulis persembahkan

SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya

Surabaya

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii

HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii

KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv

DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1

12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12

18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29

23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif

Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30

BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn

1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35

32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi

No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39

BAB IV PENUTUP

41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43

42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44

DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45

1

BAB I

P E N D A H U L U A N

11 LATAR BELAKANG MASALAH

Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam

dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga

merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup

keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis

dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak

mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat

kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara

optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk

anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh

dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah

keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut

Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari

tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang

berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian

berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam

keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang

tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui

kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang

dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami

perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak

termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak

2

harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua

Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di

kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan

anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak

mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak

pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami

penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam

pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang

masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga

perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang

karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama

Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri

di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa

anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak

benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan

sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak

anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut

tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui

anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama

serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga

secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan

karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh

pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari

adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri

Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar

3

hukum yaitu

Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga

perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa

artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan

kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab

ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan

dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan

untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata

Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian

beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan

yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang

dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan

dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh

kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi

walimatul ursy secara terbuka untuk umum1

Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang

sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal

pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini

Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan

rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi

diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak

ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy

Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini

adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan

1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

4

oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah

sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan

Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil

bagi yang tidak beragama Islam

Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan

positif antara lain

DAMPAK POSITIF

a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS

HIV maupun penyakit kelamin yang lain

b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang

punggung keluarganya

DAMPAK NEGATIF

a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar

b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi

c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia

maupun di mata masyarakat sekitar

d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai

Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika

dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah

sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya

Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri

a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan

nafkah baik lahir maupun batin

b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang

suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil

5

dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak

bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah

saat ini mengisyaratkan akta kelahiran

c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri

yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada

bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut

dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut

Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah

sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri

Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara

hukum agama dan hukum Negara2

Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin

sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau

pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media

elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu

malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja

hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy

Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3

Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri

pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal

Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya

Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan

2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-

kehilangan-jobhtml

6

Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka

dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak

luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai

anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal

juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah

Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama

Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang

permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah

karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani

menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami

itu4

Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar

mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan

Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan

Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi

hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap

bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa

hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)

Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan

surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007

Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica

4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 4: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

Telah di terima dan di setujui oleh Tim Penguji Skripsi serta di nyatakan LULUS

dengan demikian Skripsi ini dinyatakan Sah untuk melengkapi syarat-syarat

mencapai gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas

Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

Surabaya

Tim Penguji Skripsi

1 Ketua TRI WAHYU ANDAYANISHCNMH ( )

( Dekan)

2 Sekretaris TRI WAHYU ANDAYANISHCNMH ( )

( Dosen Pembimbing )

3 Anggota 1DrSUGENG REPOWIJOYOSHMHum ( )

( Dosen Penguji I )

2DJASIM SISWOJO SHMHMM ( )

( Dosen Penguji II )

MOTTO

HIDUP

Merupakan pembelajaran yang membuat kita dewasa mengetahuikekurangan dalam kegagalan dan mengetahui ketika berhasil tetapi

keberhasilan merupakan sebuah perjuangan untuk belajar dan berusahauntuk meraih impian setinggi-tingginya

PERUBAHAN

Sadari bahwa kehidupan selalu bergerak dan setiap perubahan terjadiatas suatu alasanWaktu anda melihat batasan sebagai kesempatan

dunia akan menjadi tempat bebas hambatan

MASA DEPAN

Perhatikan kebiasaanmu karena itu menjadi karaktermu Bangunlahkaraktermu karena itu akan menentukan masa depanmu

KESUKSESAN

Kesuksesan tidak di capai karena suatu kebetulan Kesuksesan dicapai melalui pilihan dan perjuangan

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan limpahan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga saya dengan

mudah dapat menyelesaikan tugas SKRIPSI yang berjudul ldquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

Penulisan SKRIPSI ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum Universitas Wijaya Putra

Surabaya

Sebagai insan yang selalu terbatas kesempurnaan tentunya

kesalahan dan kekurangan selalu ada oleh karena itu walaupun saya telah

berusaha dengan segala kemampuan yang ada secara semaksimal mungkin

untuk mencapai hasil yang dapat di katakan ilmiah namun saya menyadari

bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari

sempurna dan kemampuan saya terbatas sehingga dengan demikian saya

menerima dengan senang serta kerendahan hati dan hormat akan adanya

saran atau koreksi untuk membangun dan demi kesempurnaan SKRIPSI ini

Di dalam proses penulisan SKRIPSI ini banyak sekali bantuan

yang saya terima berupa fasilitas-fasilitas petunjuk-petunjuk bahan- bahan

keterangan yang sangat bermanfaat dan membantu jalannya menyusun

SKRIPSI ini dapat terselesaikan dalam waktu yang tepat Oleh karena itu

pada kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada

1 Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya Bapak

Budi EndartoSHMHUM yang telah membina membimbing mengarahkan

kepada para Mahasiswa belajar tepat waktu dan tepat guna akan

menyelesaikan studinya

2 Kepada Bapak Taufiqqurahman SHMHUM selaku Wakil Rektor yang selalu

memberi motivasi untuk semangat belajar dengan sungguh-sungguh tanpa

meninggalkan nilai-nilai ajaran secara agamis agar menjadi seorang Sarjana

Hukum yang mempunyai kredibilitas dan integritas yang baik

3 Yang terhormat Bapak DrsHSugeng Repowijoyo SHMHUM selaku dosen

Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya yang banyak memberi

arahan bagi seluruh Mahasiswa agar menjadi Sarjana Hukum yang berkualitas

4 Yang terhormat Ibu Tri Wahyu Andayani SHCNMHUM selaku Dosen

Pembimbing SKRIPSI yang telah bersusah paya membimbing saya dengan

penuh kesabaran tulus ikhlas dengan mengorbankan waktu baik arahan

bimbingan yang sangat berguna sehingga dapat menyelesaikan penyusunan

SKRIPSI ini

5 Yang Terhormat para Bapak Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya

Surabaya yang telah memberikan bekal melalui perkuliahan yang merupakan

referensi sehingga dapat menopang penyusunan SKRIPSI

6 Ayah dan Ibu yang aku sayangi aku cintai serta semua saudaraku yang

senantiasa memberikan doa restu serta memberikan motivasi di dalam

penyelesaian SKRIPSI ini

7 Yang terhormat kepada semua pihak dan temanku Husni Tiyas serta rekan

sejawat yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya yang tidak

sempat penulis sebutkan satu-persatu saya sampaikan banyak terima kasih

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kesehatan

kesuksesan berkah rahmat taufik dan hidayahnya serta pahala yang setimpal

kepada semua pihak tersebut diatas

Dengan segala Kerendahan hati akhirnya penulis persembahkan

SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya

Surabaya

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii

HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii

KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv

DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1

12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12

18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29

23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif

Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30

BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn

1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35

32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi

No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39

BAB IV PENUTUP

41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43

42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44

DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45

1

BAB I

P E N D A H U L U A N

11 LATAR BELAKANG MASALAH

Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam

dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga

merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup

keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis

dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak

mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat

kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara

optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk

anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh

dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah

keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut

Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari

tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang

berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian

berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam

keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang

tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui

kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang

dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami

perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak

termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak

2

harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua

Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di

kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan

anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak

mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak

pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami

penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam

pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang

masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga

perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang

karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama

Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri

di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa

anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak

benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan

sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak

anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut

tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui

anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama

serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga

secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan

karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh

pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari

adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri

Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar

3

hukum yaitu

Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga

perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa

artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan

kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab

ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan

dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan

untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata

Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian

beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan

yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang

dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan

dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh

kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi

walimatul ursy secara terbuka untuk umum1

Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang

sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal

pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini

Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan

rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi

diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak

ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy

Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini

adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan

1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

4

oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah

sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan

Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil

bagi yang tidak beragama Islam

Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan

positif antara lain

DAMPAK POSITIF

a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS

HIV maupun penyakit kelamin yang lain

b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang

punggung keluarganya

DAMPAK NEGATIF

a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar

b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi

c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia

maupun di mata masyarakat sekitar

d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai

Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika

dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah

sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya

Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri

a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan

nafkah baik lahir maupun batin

b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang

suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil

5

dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak

bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah

saat ini mengisyaratkan akta kelahiran

c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri

yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada

bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut

dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut

Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah

sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri

Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara

hukum agama dan hukum Negara2

Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin

sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau

pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media

elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu

malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja

hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy

Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3

Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri

pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal

Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya

Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan

2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-

kehilangan-jobhtml

6

Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka

dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak

luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai

anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal

juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah

Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama

Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang

permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah

karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani

menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami

itu4

Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar

mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan

Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan

Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi

hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap

bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa

hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)

Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan

surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007

Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica

4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 5: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

MOTTO

HIDUP

Merupakan pembelajaran yang membuat kita dewasa mengetahuikekurangan dalam kegagalan dan mengetahui ketika berhasil tetapi

keberhasilan merupakan sebuah perjuangan untuk belajar dan berusahauntuk meraih impian setinggi-tingginya

PERUBAHAN

Sadari bahwa kehidupan selalu bergerak dan setiap perubahan terjadiatas suatu alasanWaktu anda melihat batasan sebagai kesempatan

dunia akan menjadi tempat bebas hambatan

MASA DEPAN

Perhatikan kebiasaanmu karena itu menjadi karaktermu Bangunlahkaraktermu karena itu akan menentukan masa depanmu

KESUKSESAN

Kesuksesan tidak di capai karena suatu kebetulan Kesuksesan dicapai melalui pilihan dan perjuangan

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan limpahan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga saya dengan

mudah dapat menyelesaikan tugas SKRIPSI yang berjudul ldquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

Penulisan SKRIPSI ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum Universitas Wijaya Putra

Surabaya

Sebagai insan yang selalu terbatas kesempurnaan tentunya

kesalahan dan kekurangan selalu ada oleh karena itu walaupun saya telah

berusaha dengan segala kemampuan yang ada secara semaksimal mungkin

untuk mencapai hasil yang dapat di katakan ilmiah namun saya menyadari

bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari

sempurna dan kemampuan saya terbatas sehingga dengan demikian saya

menerima dengan senang serta kerendahan hati dan hormat akan adanya

saran atau koreksi untuk membangun dan demi kesempurnaan SKRIPSI ini

Di dalam proses penulisan SKRIPSI ini banyak sekali bantuan

yang saya terima berupa fasilitas-fasilitas petunjuk-petunjuk bahan- bahan

keterangan yang sangat bermanfaat dan membantu jalannya menyusun

SKRIPSI ini dapat terselesaikan dalam waktu yang tepat Oleh karena itu

pada kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada

1 Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya Bapak

Budi EndartoSHMHUM yang telah membina membimbing mengarahkan

kepada para Mahasiswa belajar tepat waktu dan tepat guna akan

menyelesaikan studinya

2 Kepada Bapak Taufiqqurahman SHMHUM selaku Wakil Rektor yang selalu

memberi motivasi untuk semangat belajar dengan sungguh-sungguh tanpa

meninggalkan nilai-nilai ajaran secara agamis agar menjadi seorang Sarjana

Hukum yang mempunyai kredibilitas dan integritas yang baik

3 Yang terhormat Bapak DrsHSugeng Repowijoyo SHMHUM selaku dosen

Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya yang banyak memberi

arahan bagi seluruh Mahasiswa agar menjadi Sarjana Hukum yang berkualitas

4 Yang terhormat Ibu Tri Wahyu Andayani SHCNMHUM selaku Dosen

Pembimbing SKRIPSI yang telah bersusah paya membimbing saya dengan

penuh kesabaran tulus ikhlas dengan mengorbankan waktu baik arahan

bimbingan yang sangat berguna sehingga dapat menyelesaikan penyusunan

SKRIPSI ini

5 Yang Terhormat para Bapak Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya

Surabaya yang telah memberikan bekal melalui perkuliahan yang merupakan

referensi sehingga dapat menopang penyusunan SKRIPSI

6 Ayah dan Ibu yang aku sayangi aku cintai serta semua saudaraku yang

senantiasa memberikan doa restu serta memberikan motivasi di dalam

penyelesaian SKRIPSI ini

7 Yang terhormat kepada semua pihak dan temanku Husni Tiyas serta rekan

sejawat yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya yang tidak

sempat penulis sebutkan satu-persatu saya sampaikan banyak terima kasih

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kesehatan

kesuksesan berkah rahmat taufik dan hidayahnya serta pahala yang setimpal

kepada semua pihak tersebut diatas

Dengan segala Kerendahan hati akhirnya penulis persembahkan

SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya

Surabaya

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii

HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii

KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv

DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1

12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12

18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29

23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif

Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30

BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn

1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35

32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi

No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39

BAB IV PENUTUP

41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43

42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44

DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45

1

BAB I

P E N D A H U L U A N

11 LATAR BELAKANG MASALAH

Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam

dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga

merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup

keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis

dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak

mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat

kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara

optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk

anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh

dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah

keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut

Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari

tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang

berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian

berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam

keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang

tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui

kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang

dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami

perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak

termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak

2

harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua

Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di

kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan

anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak

mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak

pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami

penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam

pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang

masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga

perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang

karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama

Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri

di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa

anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak

benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan

sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak

anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut

tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui

anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama

serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga

secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan

karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh

pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari

adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri

Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar

3

hukum yaitu

Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga

perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa

artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan

kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab

ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan

dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan

untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata

Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian

beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan

yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang

dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan

dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh

kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi

walimatul ursy secara terbuka untuk umum1

Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang

sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal

pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini

Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan

rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi

diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak

ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy

Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini

adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan

1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

4

oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah

sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan

Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil

bagi yang tidak beragama Islam

Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan

positif antara lain

DAMPAK POSITIF

a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS

HIV maupun penyakit kelamin yang lain

b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang

punggung keluarganya

DAMPAK NEGATIF

a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar

b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi

c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia

maupun di mata masyarakat sekitar

d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai

Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika

dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah

sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya

Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri

a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan

nafkah baik lahir maupun batin

b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang

suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil

5

dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak

bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah

saat ini mengisyaratkan akta kelahiran

c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri

yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada

bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut

dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut

Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah

sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri

Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara

hukum agama dan hukum Negara2

Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin

sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau

pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media

elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu

malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja

hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy

Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3

Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri

pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal

Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya

Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan

2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-

kehilangan-jobhtml

6

Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka

dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak

luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai

anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal

juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah

Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama

Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang

permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah

karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani

menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami

itu4

Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar

mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan

Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan

Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi

hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap

bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa

hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)

Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan

surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007

Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica

4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 6: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan limpahan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga saya dengan

mudah dapat menyelesaikan tugas SKRIPSI yang berjudul ldquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

Penulisan SKRIPSI ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum Universitas Wijaya Putra

Surabaya

Sebagai insan yang selalu terbatas kesempurnaan tentunya

kesalahan dan kekurangan selalu ada oleh karena itu walaupun saya telah

berusaha dengan segala kemampuan yang ada secara semaksimal mungkin

untuk mencapai hasil yang dapat di katakan ilmiah namun saya menyadari

bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari

sempurna dan kemampuan saya terbatas sehingga dengan demikian saya

menerima dengan senang serta kerendahan hati dan hormat akan adanya

saran atau koreksi untuk membangun dan demi kesempurnaan SKRIPSI ini

Di dalam proses penulisan SKRIPSI ini banyak sekali bantuan

yang saya terima berupa fasilitas-fasilitas petunjuk-petunjuk bahan- bahan

keterangan yang sangat bermanfaat dan membantu jalannya menyusun

SKRIPSI ini dapat terselesaikan dalam waktu yang tepat Oleh karena itu

pada kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada

1 Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya Bapak

Budi EndartoSHMHUM yang telah membina membimbing mengarahkan

kepada para Mahasiswa belajar tepat waktu dan tepat guna akan

menyelesaikan studinya

2 Kepada Bapak Taufiqqurahman SHMHUM selaku Wakil Rektor yang selalu

memberi motivasi untuk semangat belajar dengan sungguh-sungguh tanpa

meninggalkan nilai-nilai ajaran secara agamis agar menjadi seorang Sarjana

Hukum yang mempunyai kredibilitas dan integritas yang baik

3 Yang terhormat Bapak DrsHSugeng Repowijoyo SHMHUM selaku dosen

Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya yang banyak memberi

arahan bagi seluruh Mahasiswa agar menjadi Sarjana Hukum yang berkualitas

4 Yang terhormat Ibu Tri Wahyu Andayani SHCNMHUM selaku Dosen

Pembimbing SKRIPSI yang telah bersusah paya membimbing saya dengan

penuh kesabaran tulus ikhlas dengan mengorbankan waktu baik arahan

bimbingan yang sangat berguna sehingga dapat menyelesaikan penyusunan

SKRIPSI ini

5 Yang Terhormat para Bapak Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya

Surabaya yang telah memberikan bekal melalui perkuliahan yang merupakan

referensi sehingga dapat menopang penyusunan SKRIPSI

6 Ayah dan Ibu yang aku sayangi aku cintai serta semua saudaraku yang

senantiasa memberikan doa restu serta memberikan motivasi di dalam

penyelesaian SKRIPSI ini

7 Yang terhormat kepada semua pihak dan temanku Husni Tiyas serta rekan

sejawat yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya yang tidak

sempat penulis sebutkan satu-persatu saya sampaikan banyak terima kasih

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kesehatan

kesuksesan berkah rahmat taufik dan hidayahnya serta pahala yang setimpal

kepada semua pihak tersebut diatas

Dengan segala Kerendahan hati akhirnya penulis persembahkan

SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya

Surabaya

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii

HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii

KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv

DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1

12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12

18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29

23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif

Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30

BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn

1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35

32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi

No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39

BAB IV PENUTUP

41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43

42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44

DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45

1

BAB I

P E N D A H U L U A N

11 LATAR BELAKANG MASALAH

Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam

dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga

merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup

keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis

dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak

mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat

kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara

optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk

anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh

dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah

keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut

Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari

tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang

berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian

berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam

keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang

tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui

kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang

dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami

perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak

termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak

2

harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua

Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di

kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan

anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak

mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak

pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami

penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam

pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang

masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga

perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang

karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama

Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri

di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa

anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak

benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan

sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak

anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut

tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui

anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama

serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga

secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan

karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh

pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari

adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri

Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar

3

hukum yaitu

Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga

perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa

artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan

kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab

ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan

dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan

untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata

Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian

beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan

yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang

dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan

dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh

kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi

walimatul ursy secara terbuka untuk umum1

Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang

sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal

pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini

Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan

rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi

diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak

ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy

Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini

adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan

1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

4

oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah

sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan

Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil

bagi yang tidak beragama Islam

Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan

positif antara lain

DAMPAK POSITIF

a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS

HIV maupun penyakit kelamin yang lain

b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang

punggung keluarganya

DAMPAK NEGATIF

a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar

b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi

c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia

maupun di mata masyarakat sekitar

d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai

Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika

dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah

sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya

Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri

a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan

nafkah baik lahir maupun batin

b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang

suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil

5

dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak

bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah

saat ini mengisyaratkan akta kelahiran

c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri

yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada

bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut

dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut

Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah

sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri

Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara

hukum agama dan hukum Negara2

Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin

sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau

pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media

elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu

malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja

hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy

Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3

Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri

pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal

Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya

Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan

2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-

kehilangan-jobhtml

6

Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka

dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak

luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai

anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal

juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah

Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama

Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang

permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah

karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani

menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami

itu4

Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar

mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan

Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan

Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi

hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap

bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa

hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)

Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan

surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007

Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica

4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 7: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

Budi EndartoSHMHUM yang telah membina membimbing mengarahkan

kepada para Mahasiswa belajar tepat waktu dan tepat guna akan

menyelesaikan studinya

2 Kepada Bapak Taufiqqurahman SHMHUM selaku Wakil Rektor yang selalu

memberi motivasi untuk semangat belajar dengan sungguh-sungguh tanpa

meninggalkan nilai-nilai ajaran secara agamis agar menjadi seorang Sarjana

Hukum yang mempunyai kredibilitas dan integritas yang baik

3 Yang terhormat Bapak DrsHSugeng Repowijoyo SHMHUM selaku dosen

Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya yang banyak memberi

arahan bagi seluruh Mahasiswa agar menjadi Sarjana Hukum yang berkualitas

4 Yang terhormat Ibu Tri Wahyu Andayani SHCNMHUM selaku Dosen

Pembimbing SKRIPSI yang telah bersusah paya membimbing saya dengan

penuh kesabaran tulus ikhlas dengan mengorbankan waktu baik arahan

bimbingan yang sangat berguna sehingga dapat menyelesaikan penyusunan

SKRIPSI ini

5 Yang Terhormat para Bapak Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya

Surabaya yang telah memberikan bekal melalui perkuliahan yang merupakan

referensi sehingga dapat menopang penyusunan SKRIPSI

6 Ayah dan Ibu yang aku sayangi aku cintai serta semua saudaraku yang

senantiasa memberikan doa restu serta memberikan motivasi di dalam

penyelesaian SKRIPSI ini

7 Yang terhormat kepada semua pihak dan temanku Husni Tiyas serta rekan

sejawat yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya yang tidak

sempat penulis sebutkan satu-persatu saya sampaikan banyak terima kasih

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kesehatan

kesuksesan berkah rahmat taufik dan hidayahnya serta pahala yang setimpal

kepada semua pihak tersebut diatas

Dengan segala Kerendahan hati akhirnya penulis persembahkan

SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya

Surabaya

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii

HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii

KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv

DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1

12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12

18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29

23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif

Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30

BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn

1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35

32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi

No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39

BAB IV PENUTUP

41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43

42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44

DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45

1

BAB I

P E N D A H U L U A N

11 LATAR BELAKANG MASALAH

Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam

dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga

merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup

keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis

dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak

mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat

kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara

optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk

anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh

dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah

keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut

Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari

tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang

berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian

berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam

keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang

tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui

kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang

dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami

perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak

termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak

2

harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua

Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di

kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan

anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak

mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak

pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami

penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam

pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang

masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga

perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang

karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama

Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri

di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa

anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak

benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan

sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak

anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut

tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui

anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama

serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga

secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan

karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh

pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari

adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri

Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar

3

hukum yaitu

Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga

perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa

artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan

kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab

ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan

dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan

untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata

Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian

beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan

yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang

dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan

dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh

kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi

walimatul ursy secara terbuka untuk umum1

Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang

sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal

pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini

Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan

rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi

diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak

ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy

Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini

adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan

1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

4

oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah

sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan

Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil

bagi yang tidak beragama Islam

Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan

positif antara lain

DAMPAK POSITIF

a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS

HIV maupun penyakit kelamin yang lain

b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang

punggung keluarganya

DAMPAK NEGATIF

a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar

b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi

c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia

maupun di mata masyarakat sekitar

d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai

Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika

dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah

sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya

Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri

a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan

nafkah baik lahir maupun batin

b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang

suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil

5

dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak

bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah

saat ini mengisyaratkan akta kelahiran

c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri

yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada

bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut

dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut

Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah

sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri

Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara

hukum agama dan hukum Negara2

Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin

sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau

pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media

elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu

malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja

hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy

Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3

Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri

pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal

Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya

Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan

2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-

kehilangan-jobhtml

6

Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka

dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak

luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai

anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal

juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah

Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama

Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang

permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah

karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani

menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami

itu4

Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar

mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan

Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan

Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi

hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap

bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa

hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)

Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan

surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007

Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica

4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 8: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kesehatan

kesuksesan berkah rahmat taufik dan hidayahnya serta pahala yang setimpal

kepada semua pihak tersebut diatas

Dengan segala Kerendahan hati akhirnya penulis persembahkan

SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya

Surabaya

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii

HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii

KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv

DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1

12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12

18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29

23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif

Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30

BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn

1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35

32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi

No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39

BAB IV PENUTUP

41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43

42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44

DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45

1

BAB I

P E N D A H U L U A N

11 LATAR BELAKANG MASALAH

Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam

dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga

merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup

keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis

dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak

mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat

kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara

optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk

anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh

dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah

keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut

Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari

tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang

berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian

berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam

keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang

tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui

kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang

dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami

perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak

termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak

2

harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua

Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di

kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan

anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak

mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak

pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami

penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam

pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang

masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga

perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang

karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama

Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri

di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa

anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak

benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan

sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak

anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut

tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui

anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama

serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga

secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan

karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh

pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari

adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri

Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar

3

hukum yaitu

Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga

perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa

artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan

kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab

ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan

dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan

untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata

Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian

beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan

yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang

dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan

dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh

kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi

walimatul ursy secara terbuka untuk umum1

Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang

sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal

pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini

Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan

rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi

diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak

ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy

Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini

adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan

1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

4

oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah

sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan

Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil

bagi yang tidak beragama Islam

Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan

positif antara lain

DAMPAK POSITIF

a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS

HIV maupun penyakit kelamin yang lain

b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang

punggung keluarganya

DAMPAK NEGATIF

a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar

b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi

c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia

maupun di mata masyarakat sekitar

d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai

Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika

dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah

sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya

Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri

a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan

nafkah baik lahir maupun batin

b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang

suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil

5

dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak

bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah

saat ini mengisyaratkan akta kelahiran

c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri

yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada

bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut

dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut

Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah

sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri

Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara

hukum agama dan hukum Negara2

Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin

sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau

pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media

elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu

malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja

hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy

Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3

Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri

pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal

Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya

Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan

2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-

kehilangan-jobhtml

6

Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka

dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak

luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai

anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal

juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah

Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama

Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang

permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah

karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani

menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami

itu4

Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar

mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan

Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan

Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi

hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap

bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa

hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)

Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan

surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007

Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica

4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 9: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii

HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii

KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv

DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1

12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10

14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11

17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12

18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29

23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif

Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30

BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn

1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35

32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi

No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39

BAB IV PENUTUP

41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43

42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44

DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45

1

BAB I

P E N D A H U L U A N

11 LATAR BELAKANG MASALAH

Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam

dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga

merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup

keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis

dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak

mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat

kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara

optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk

anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh

dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah

keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut

Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari

tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang

berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian

berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam

keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang

tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui

kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang

dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami

perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak

termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak

2

harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua

Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di

kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan

anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak

mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak

pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami

penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam

pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang

masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga

perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang

karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama

Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri

di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa

anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak

benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan

sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak

anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut

tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui

anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama

serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga

secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan

karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh

pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari

adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri

Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar

3

hukum yaitu

Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga

perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa

artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan

kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab

ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan

dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan

untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata

Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian

beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan

yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang

dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan

dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh

kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi

walimatul ursy secara terbuka untuk umum1

Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang

sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal

pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini

Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan

rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi

diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak

ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy

Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini

adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan

1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

4

oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah

sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan

Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil

bagi yang tidak beragama Islam

Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan

positif antara lain

DAMPAK POSITIF

a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS

HIV maupun penyakit kelamin yang lain

b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang

punggung keluarganya

DAMPAK NEGATIF

a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar

b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi

c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia

maupun di mata masyarakat sekitar

d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai

Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika

dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah

sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya

Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri

a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan

nafkah baik lahir maupun batin

b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang

suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil

5

dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak

bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah

saat ini mengisyaratkan akta kelahiran

c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri

yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada

bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut

dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut

Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah

sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri

Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara

hukum agama dan hukum Negara2

Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin

sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau

pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media

elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu

malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja

hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy

Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3

Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri

pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal

Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya

Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan

2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-

kehilangan-jobhtml

6

Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka

dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak

luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai

anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal

juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah

Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama

Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang

permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah

karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani

menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami

itu4

Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar

mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan

Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan

Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi

hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap

bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa

hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)

Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan

surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007

Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica

4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 10: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29

23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif

Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30

BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn

1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35

32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi

No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39

BAB IV PENUTUP

41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43

42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44

DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45

1

BAB I

P E N D A H U L U A N

11 LATAR BELAKANG MASALAH

Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam

dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga

merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup

keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis

dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak

mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat

kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara

optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk

anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh

dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah

keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut

Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari

tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang

berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian

berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam

keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang

tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui

kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang

dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami

perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak

termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak

2

harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua

Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di

kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan

anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak

mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak

pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami

penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam

pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang

masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga

perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang

karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama

Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri

di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa

anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak

benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan

sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak

anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut

tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui

anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama

serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga

secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan

karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh

pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari

adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri

Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar

3

hukum yaitu

Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga

perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa

artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan

kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab

ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan

dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan

untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata

Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian

beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan

yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang

dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan

dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh

kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi

walimatul ursy secara terbuka untuk umum1

Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang

sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal

pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini

Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan

rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi

diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak

ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy

Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini

adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan

1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

4

oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah

sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan

Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil

bagi yang tidak beragama Islam

Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan

positif antara lain

DAMPAK POSITIF

a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS

HIV maupun penyakit kelamin yang lain

b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang

punggung keluarganya

DAMPAK NEGATIF

a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar

b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi

c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia

maupun di mata masyarakat sekitar

d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai

Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika

dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah

sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya

Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri

a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan

nafkah baik lahir maupun batin

b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang

suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil

5

dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak

bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah

saat ini mengisyaratkan akta kelahiran

c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri

yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada

bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut

dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut

Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah

sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri

Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara

hukum agama dan hukum Negara2

Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin

sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau

pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media

elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu

malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja

hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy

Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3

Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri

pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal

Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya

Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan

2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-

kehilangan-jobhtml

6

Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka

dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak

luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai

anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal

juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah

Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama

Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang

permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah

karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani

menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami

itu4

Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar

mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan

Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan

Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi

hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap

bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa

hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)

Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan

surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007

Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica

4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 11: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

1

BAB I

P E N D A H U L U A N

11 LATAR BELAKANG MASALAH

Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam

dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga

merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup

keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis

dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak

mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat

kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara

optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk

anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh

dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah

keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut

Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari

tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang

berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian

berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam

keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang

tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui

kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang

dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami

perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak

termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak

2

harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua

Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di

kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan

anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak

mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak

pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami

penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam

pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang

masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga

perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang

karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama

Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri

di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa

anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak

benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan

sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak

anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut

tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui

anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama

serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga

secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan

karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh

pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari

adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri

Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar

3

hukum yaitu

Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga

perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa

artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan

kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab

ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan

dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan

untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata

Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian

beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan

yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang

dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan

dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh

kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi

walimatul ursy secara terbuka untuk umum1

Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang

sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal

pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini

Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan

rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi

diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak

ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy

Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini

adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan

1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

4

oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah

sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan

Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil

bagi yang tidak beragama Islam

Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan

positif antara lain

DAMPAK POSITIF

a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS

HIV maupun penyakit kelamin yang lain

b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang

punggung keluarganya

DAMPAK NEGATIF

a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar

b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi

c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia

maupun di mata masyarakat sekitar

d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai

Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika

dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah

sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya

Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri

a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan

nafkah baik lahir maupun batin

b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang

suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil

5

dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak

bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah

saat ini mengisyaratkan akta kelahiran

c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri

yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada

bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut

dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut

Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah

sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri

Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara

hukum agama dan hukum Negara2

Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin

sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau

pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media

elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu

malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja

hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy

Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3

Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri

pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal

Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya

Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan

2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-

kehilangan-jobhtml

6

Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka

dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak

luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai

anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal

juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah

Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama

Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang

permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah

karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani

menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami

itu4

Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar

mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan

Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan

Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi

hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap

bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa

hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)

Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan

surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007

Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica

4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 12: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

2

harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua

Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di

kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan

anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak

mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak

pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami

penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam

pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang

masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga

perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang

karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama

Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri

di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa

anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak

benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan

sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak

anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut

tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui

anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama

serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga

secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan

karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh

pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari

adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri

Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar

3

hukum yaitu

Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga

perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa

artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan

kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab

ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan

dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan

untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata

Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian

beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan

yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang

dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan

dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh

kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi

walimatul ursy secara terbuka untuk umum1

Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang

sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal

pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini

Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan

rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi

diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak

ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy

Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini

adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan

1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

4

oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah

sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan

Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil

bagi yang tidak beragama Islam

Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan

positif antara lain

DAMPAK POSITIF

a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS

HIV maupun penyakit kelamin yang lain

b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang

punggung keluarganya

DAMPAK NEGATIF

a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar

b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi

c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia

maupun di mata masyarakat sekitar

d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai

Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika

dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah

sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya

Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri

a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan

nafkah baik lahir maupun batin

b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang

suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil

5

dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak

bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah

saat ini mengisyaratkan akta kelahiran

c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri

yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada

bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut

dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut

Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah

sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri

Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara

hukum agama dan hukum Negara2

Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin

sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau

pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media

elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu

malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja

hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy

Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3

Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri

pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal

Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya

Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan

2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-

kehilangan-jobhtml

6

Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka

dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak

luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai

anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal

juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah

Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama

Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang

permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah

karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani

menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami

itu4

Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar

mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan

Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan

Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi

hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap

bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa

hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)

Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan

surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007

Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica

4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 13: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

3

hukum yaitu

Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga

perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa

artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan

kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab

ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan

dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan

untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata

Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian

beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan

yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang

dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan

dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh

kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi

walimatul ursy secara terbuka untuk umum1

Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang

sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal

pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini

Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan

rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi

diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak

ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy

Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini

adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan

1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

4

oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah

sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan

Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil

bagi yang tidak beragama Islam

Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan

positif antara lain

DAMPAK POSITIF

a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS

HIV maupun penyakit kelamin yang lain

b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang

punggung keluarganya

DAMPAK NEGATIF

a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar

b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi

c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia

maupun di mata masyarakat sekitar

d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai

Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika

dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah

sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya

Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri

a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan

nafkah baik lahir maupun batin

b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang

suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil

5

dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak

bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah

saat ini mengisyaratkan akta kelahiran

c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri

yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada

bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut

dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut

Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah

sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri

Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara

hukum agama dan hukum Negara2

Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin

sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau

pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media

elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu

malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja

hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy

Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3

Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri

pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal

Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya

Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan

2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-

kehilangan-jobhtml

6

Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka

dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak

luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai

anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal

juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah

Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama

Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang

permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah

karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani

menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami

itu4

Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar

mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan

Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan

Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi

hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap

bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa

hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)

Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan

surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007

Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica

4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 14: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

4

oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah

sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan

Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil

bagi yang tidak beragama Islam

Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan

positif antara lain

DAMPAK POSITIF

a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS

HIV maupun penyakit kelamin yang lain

b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang

punggung keluarganya

DAMPAK NEGATIF

a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar

b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi

c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia

maupun di mata masyarakat sekitar

d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai

Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika

dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah

sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya

Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri

a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan

nafkah baik lahir maupun batin

b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang

suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil

5

dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak

bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah

saat ini mengisyaratkan akta kelahiran

c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri

yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada

bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut

dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut

Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah

sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri

Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara

hukum agama dan hukum Negara2

Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin

sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau

pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media

elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu

malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja

hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy

Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3

Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri

pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal

Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya

Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan

2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-

kehilangan-jobhtml

6

Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka

dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak

luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai

anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal

juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah

Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama

Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang

permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah

karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani

menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami

itu4

Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar

mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan

Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan

Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi

hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap

bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa

hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)

Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan

surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007

Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica

4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 15: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

5

dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak

bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah

saat ini mengisyaratkan akta kelahiran

c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri

yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada

bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut

dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut

Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah

sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri

Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara

hukum agama dan hukum Negara2

Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin

sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau

pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media

elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu

malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja

hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy

Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3

Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri

pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal

Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya

Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan

2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-

kehilangan-jobhtml

6

Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka

dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak

luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai

anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal

juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah

Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama

Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang

permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah

karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani

menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami

itu4

Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar

mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan

Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan

Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi

hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap

bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa

hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)

Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan

surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007

Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica

4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 16: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

6

Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka

dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak

luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai

anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal

juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah

Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama

Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang

permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah

karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani

menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami

itu4

Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar

mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan

Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan

Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi

hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap

bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa

hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)

Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan

surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007

Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica

4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 17: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

7

Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus

diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali

persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan

Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas

Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di

luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945

Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang

dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat

dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain

yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai

ayahnya

Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak

yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang

dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan

perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat

membacakan putusan

Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok

palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di

luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 18: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

8

mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri

perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5

Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di

Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam

hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi

kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak

hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi

anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang

tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan

minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan

dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri

tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan

setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya

Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku

warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan

prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal

dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari

pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang

anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua

secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-

undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan

bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 19: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

9

kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi

seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan

mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan

akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk

terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar

menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di

tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu

a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan

kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak

dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi

Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan

yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata

dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun

1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)

b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah

negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai

orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama

ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat

mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak

bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya

kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya

c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh

kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah

dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 20: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

10

bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar

dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan

dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak

mempunyai ayah6

12 RUMUSAN MASALAH

Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di

atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi

ini adalah

a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan

mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu

b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif

Indonesia

13 PENJELASAN JUDUL

Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN

ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo

Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama

banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak

mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian

terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri

Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak

yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki

dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum

negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah

serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya

6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 21: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

11

masih di persengketakan

Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN

SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas

mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia

Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan

kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan

hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk

mendapatkan akta kelahiran

15 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin

sirri dari ayah dan ibu

b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri

menurut hukum positif Indonesia

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 22: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

12

16 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian

diterapkan di lapangan atau praktek

b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan

perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai

referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang

terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di

indonesia

c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

17 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di

dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut

a) Tipe penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan

kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini

b) Pendekatan masalah

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach

yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah

pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 23: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

13

adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum

atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan

pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas

c) Bahan hukum

Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu

bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan

bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan

bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur

karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang

ada kaitannya dengan materi yang di bahas

18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA

Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab

demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa

mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah

BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati

rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar

belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika

BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL

KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini

penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan

Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 24: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

14

2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut

Hukum Positif di indonesia

BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI

MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan

membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012

BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian

dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan

anak hasil kawin sirri

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 25: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

15

BAB II

KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT

HUKUM POSITIF INDONESIA

21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan

berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini

dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum

diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa

Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah

sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua

belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam

rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata

semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan

lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-

laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang

dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 26: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

16

melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga

Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan

mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri

yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7

Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara

mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk

mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati

sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut

a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan

kepercayaan itu

c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan

d Perkawinan berasas monogami

e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan

perkawinan

f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun

g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan

h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8

Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang

perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak

7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93

8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 27: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

17

semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata

namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah

nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-

masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang

dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing

agamanya

Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan

maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat

perkawinan Akibat tersebut antara lain

A Timbulnya Hak dan Kewajiban

B Harta Perkawinan

C Anak

Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban

suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan

kewajiban

Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik

kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat

dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah

ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)

karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan

dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat

menggugurkan posisi hak tersebut

kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal

yang harus dilaksanakan)

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 28: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

18

Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan

perundang-undangan

A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan

akan di jelaskan sebagai berikut

Pasal 30

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga

yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

Pasal 33

Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan ke Pengadilan9

Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan

9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 29: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

19

Kewajiban Suami antara lain

(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan

papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak

memberi tempat tinggal )

(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak

secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar

rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih

memungkinkan

(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga

(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan

masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

Hak Suami

(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga

Kewajiban Isteri

(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan

kebutuhan keluarga

(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-

sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan

(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )

(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh

tanggung jawab ( bersama-sama )

Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti

pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 30: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

20

memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu

segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan

keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama

agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi

bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh

agama maupun ketentuan perundang-undangan

Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih

dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan

Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri

atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung

tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10

Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP

a) Harta bersama terjadi demi hukum

b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali

hibah atau warisan

c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama

d) Istri tetap cakap bertindak

e) Perjanjian kawin dapat diubah

Bentuk Harta Perkawinan (UUP)

a) harta bersama

b) harta bersama terbatas

c) Terpisah harta sama sekali11

B Harta perkawinan

10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78

11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 31: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

21

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang

perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan

menjelaskan antara lain

Pasal 35

(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian

kedua belah pihak

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12

Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat

di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka

menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri

sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian

kawin

Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-

gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-

barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di

dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari

harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka

12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 32: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

22

penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun

penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja

merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga

sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka

Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud

benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama

perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai

dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya

utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki

sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan

sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu

yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk

juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan

seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk

didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas

deposito yang ada pada bank

Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang

yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu

yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek

dalam hukum13

Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab

13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 33: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

23

Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham

undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang

dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan

tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek

hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik

itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) menyebutkan

Pasal 506

Benda tidak bergerak adalah benda ialah

Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan

diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang

Pasal 507

Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham

kebendaan tidak bergerak

Dalam perumahan jendela pintu pagar

Pasal 508

Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak

Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil

Pasal 509

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat

berpindah atau di pindahkan

Pasal 511

Benda bergerak karena ketentuan undang undang

14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 34: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

24

Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan

Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak

dikarenakan

Benda tidak bergerak karena Sifatnya

Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa

dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di

lihat di rasa di raba di pegang )

Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang

melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada

tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut

rumah selokan

Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya

Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia

meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau

bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak

lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas

Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek

hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak

bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama

subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan

tidak di alihkan)

Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa

uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 35: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

25

pasar yang diakui oleh pemerintah

Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di

ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh

Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan

mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak

Benda Bergerak karena sifatnya

Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku

Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa

di raba di pegang dengan tangan

Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan

benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud

maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan

Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda

bergerak tidak berwujud

Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum

mempunyai hak atas benda bergerak tersebut

Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan

Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang

memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat

dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )

Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan

ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-

menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 36: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

26

terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan

dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat

bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama

mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama

tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan

tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang

dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan

Harta bawaan

Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh

suami atau istri sebelum terjadi perkawinan

Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta

yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta

suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut

menentukan lain

Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan

Pasal 35 ayat (2)

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di

peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU

Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak

tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur

berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 37: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

27

mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan

harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta

tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang

C Anak

Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan

kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga

maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai

kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk

mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi

kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari

cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang

sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang

tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian

anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa

Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran

kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila

di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam

pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 38: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

28

belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)

tahun

Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

orang tuanya

Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali

Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa

yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun

untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari

beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek

hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum

dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata

anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang

amat penting

Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai

pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 39: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

29

segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa

anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang

dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari

keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah

laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan

bersama

Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang

dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak

sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta

struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15

22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang

Anak Luar Kawin

MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan

perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan

administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16

Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010

tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum

dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13

februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam

golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang

dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita

15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial

16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 40: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

30

yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada

larangan untuk saling menikahi

Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-

VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui

sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan

ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar

kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai

anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak

biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi

dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes

DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin

ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini

tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil

kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut

sebagai ahli waris yang sah

23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif

Indonesia

Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di

kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau

sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 41: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

31

hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan

kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan

ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung

jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam

Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan

keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri

Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan

pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa

bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka

mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang

berwenang17

Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat

(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata

karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada

pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut

sebagai bapak

Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di

kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan

Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang

dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya

(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah

17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 42: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

32

Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak

dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18

Pengakuan sukarela

Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal

281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu

Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang

anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya

berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan

sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut

Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat

dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo

Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak

sah

Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta

otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam

register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana

diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgerlijk Wetboek)

18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 43: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

33

Pengakuan Paksaan

Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula

terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di

luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap

bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin

dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini

diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek)19

Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan

terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak

dan bapak atau ibunya20

Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit

dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya

memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian

tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan

anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun

( statusnya tidak jelas )

Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta

kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk

mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak

19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71

20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 44: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

34

tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada

alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA

pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah

Menurut hukum

Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang

semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta

memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di

pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan

pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di

nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan

dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang

sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan

Pasal 49 ayat (1)

Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh

Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan

Pasal 50 ayat (1)

Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi

pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak

yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan21

21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 45: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

35

BAB III

HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF

INDONESIA

31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 45 menyebutkan

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya

(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi

perceraian

Pasal 47

(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai

perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan

Pasal 48

(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18

(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali

apabila kepentingan anak itu menghendakinya

Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas

tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak

Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 46: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

36

mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan

ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik

anaknya meliputi

(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya

(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak

(c) Pemberian tempat tinggal yang layak

(d) Pemberian pakaian

(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak

(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya

32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga

pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri

dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai

memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi

kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak

dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak

anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974

tentang Perkawinan antara lain

Pasal 46 menyebutkan

(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang

baik

( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya

Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 47: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

37

memerlukan bantuannya22

Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan

(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di

keluarkan oleh pejabat yang berwenang

(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan

penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan

yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat

Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul

anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat

di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak

tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari

rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di

maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta

nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar

dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat

yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran

Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta

kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh

Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada

(pejabat yang berwenang)

Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud

adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam

22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 48: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

38

administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan

tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan

di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan)

Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan

kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil

dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta

Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )

Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1

Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan

penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk

mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan

selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan

yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku

Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di

sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak

mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang

mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya

dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan

sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 49: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

39

meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat

nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di

buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung

lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta

memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia

yang berlaku saat ini

33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No

46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012

Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah

Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU

Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan

hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini

berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin

dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

mempunyai hak-hak keperdataan seperti

(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)

(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya

(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya

(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta

(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan

Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi

ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta

kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan

keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh

sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 50: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

40

bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan

juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan

agama

Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK

Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat

oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris

dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa

mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh

pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini

sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal

timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah

ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli

waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang

mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam

surat keterangan waris

Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris

yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin

yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak

dapat dibuat

Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK

46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika

anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan

ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut

mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 51: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

41

Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum

ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar

kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya

Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah

dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak

dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu

pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris

Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan

dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris

Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta

kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri

tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan

tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian

ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin

adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )

Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran

(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran

(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu

(d) Kartu Keluarga Ibu

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 52: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

42

Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar

kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada

umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak

tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda

harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan

persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas

Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani

oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau

Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran

Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda

mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat

kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi

pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor

25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat

(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi

Kependudukan23

23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 53: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

41 KESIMPULAN

a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak

luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil

hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya

tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk

saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan

b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari

2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata

apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo

Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin

sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai

hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan

pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya

hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu

pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan

melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan

perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa

sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil

kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan

hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau

ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 54: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

44

serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil

nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari

sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan

42 SARAN

a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-

usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan

hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata

masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan

mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat

(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan

b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan

yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas

agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga

agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk

jangka waktu yang lama

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 55: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

45

DAFTAR BACAAN

Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986

Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum

Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994

HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju

Bandung 1990

Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam

Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010

tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin

Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008

Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil

Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010

RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk

Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan

Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006

Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2

008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU

K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf

Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
Page 56: KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--ekosantoso-266-1... · SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya

46

202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf

Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-

melinda-rela-kehilangan-jobhtml

Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-

anak-di-luar-nikah-resmi

Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-

merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki

Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-

untuk-anak-hasil-kawin-siri

Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-

perkawinanhtml

Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata

Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-

makhluk-sosial

Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-

dalam-putusan-mk

Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml

Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri

Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2

  • OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
  • OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf