KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM...
-
Upload
vuongduong -
Category
Documents
-
view
219 -
download
2
Transcript of KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM...
KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRIMENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
SKRIPSI
OLEH EKO SANTOSO
NPM 28120001
FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA2012
KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRIMENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum
Universitas Wijaya Putra Surabaya
OLEH
EKO SANTOSO
NPM 28120001
FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA2012
KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRIMENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
Nama EKO SANTOSO
Fakultas HUKUM
Jurusan ILMU HUKUM
NPM 28120001
DISETUJUI DAN DI TERIMA OLEH Dosen Pembimbing
TRI WAHYU ANDAYANI SHCNMH
Telah di terima dan di setujui oleh Tim Penguji Skripsi serta di nyatakan LULUS
dengan demikian Skripsi ini dinyatakan Sah untuk melengkapi syarat-syarat
mencapai gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas
Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya
Surabaya
Tim Penguji Skripsi
1 Ketua TRI WAHYU ANDAYANISHCNMH ( )
( Dekan)
2 Sekretaris TRI WAHYU ANDAYANISHCNMH ( )
( Dosen Pembimbing )
3 Anggota 1DrSUGENG REPOWIJOYOSHMHum ( )
( Dosen Penguji I )
2DJASIM SISWOJO SHMHMM ( )
( Dosen Penguji II )
MOTTO
HIDUP
Merupakan pembelajaran yang membuat kita dewasa mengetahuikekurangan dalam kegagalan dan mengetahui ketika berhasil tetapi
keberhasilan merupakan sebuah perjuangan untuk belajar dan berusahauntuk meraih impian setinggi-tingginya
PERUBAHAN
Sadari bahwa kehidupan selalu bergerak dan setiap perubahan terjadiatas suatu alasanWaktu anda melihat batasan sebagai kesempatan
dunia akan menjadi tempat bebas hambatan
MASA DEPAN
Perhatikan kebiasaanmu karena itu menjadi karaktermu Bangunlahkaraktermu karena itu akan menentukan masa depanmu
KESUKSESAN
Kesuksesan tidak di capai karena suatu kebetulan Kesuksesan dicapai melalui pilihan dan perjuangan
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga saya dengan
mudah dapat menyelesaikan tugas SKRIPSI yang berjudul ldquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
Penulisan SKRIPSI ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum Universitas Wijaya Putra
Surabaya
Sebagai insan yang selalu terbatas kesempurnaan tentunya
kesalahan dan kekurangan selalu ada oleh karena itu walaupun saya telah
berusaha dengan segala kemampuan yang ada secara semaksimal mungkin
untuk mencapai hasil yang dapat di katakan ilmiah namun saya menyadari
bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari
sempurna dan kemampuan saya terbatas sehingga dengan demikian saya
menerima dengan senang serta kerendahan hati dan hormat akan adanya
saran atau koreksi untuk membangun dan demi kesempurnaan SKRIPSI ini
Di dalam proses penulisan SKRIPSI ini banyak sekali bantuan
yang saya terima berupa fasilitas-fasilitas petunjuk-petunjuk bahan- bahan
keterangan yang sangat bermanfaat dan membantu jalannya menyusun
SKRIPSI ini dapat terselesaikan dalam waktu yang tepat Oleh karena itu
pada kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada
1 Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya Bapak
Budi EndartoSHMHUM yang telah membina membimbing mengarahkan
kepada para Mahasiswa belajar tepat waktu dan tepat guna akan
menyelesaikan studinya
2 Kepada Bapak Taufiqqurahman SHMHUM selaku Wakil Rektor yang selalu
memberi motivasi untuk semangat belajar dengan sungguh-sungguh tanpa
meninggalkan nilai-nilai ajaran secara agamis agar menjadi seorang Sarjana
Hukum yang mempunyai kredibilitas dan integritas yang baik
3 Yang terhormat Bapak DrsHSugeng Repowijoyo SHMHUM selaku dosen
Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya yang banyak memberi
arahan bagi seluruh Mahasiswa agar menjadi Sarjana Hukum yang berkualitas
4 Yang terhormat Ibu Tri Wahyu Andayani SHCNMHUM selaku Dosen
Pembimbing SKRIPSI yang telah bersusah paya membimbing saya dengan
penuh kesabaran tulus ikhlas dengan mengorbankan waktu baik arahan
bimbingan yang sangat berguna sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
SKRIPSI ini
5 Yang Terhormat para Bapak Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya
Surabaya yang telah memberikan bekal melalui perkuliahan yang merupakan
referensi sehingga dapat menopang penyusunan SKRIPSI
6 Ayah dan Ibu yang aku sayangi aku cintai serta semua saudaraku yang
senantiasa memberikan doa restu serta memberikan motivasi di dalam
penyelesaian SKRIPSI ini
7 Yang terhormat kepada semua pihak dan temanku Husni Tiyas serta rekan
sejawat yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya yang tidak
sempat penulis sebutkan satu-persatu saya sampaikan banyak terima kasih
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kesehatan
kesuksesan berkah rahmat taufik dan hidayahnya serta pahala yang setimpal
kepada semua pihak tersebut diatas
Dengan segala Kerendahan hati akhirnya penulis persembahkan
SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya
dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya
Surabaya
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii
HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii
KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv
DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1
12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12
18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29
23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif
Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn
1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35
32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi
No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
BAB IV PENUTUP
41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43
42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44
DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45
1
BAB I
P E N D A H U L U A N
11 LATAR BELAKANG MASALAH
Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga
merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup
keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis
dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak
mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat
kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk
anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh
dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah
keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut
Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari
tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang
berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian
berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam
keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang
tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui
kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang
dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami
perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak
termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak
2
harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua
Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di
kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan
anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak
mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak
pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami
penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam
pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang
masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga
perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang
karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama
Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri
di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa
anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak
benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan
sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak
anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut
tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui
anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama
serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga
secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan
karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari
adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri
Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar
3
hukum yaitu
Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga
perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa
artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan
kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab
ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan
dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan
untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata
Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian
beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan
yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang
dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan
dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh
kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi
walimatul ursy secara terbuka untuk umum1
Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang
sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal
pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini
Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan
rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi
diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak
ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy
Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini
adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan
1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
4
oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah
sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan
Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil
bagi yang tidak beragama Islam
Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan
positif antara lain
DAMPAK POSITIF
a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS
HIV maupun penyakit kelamin yang lain
b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang
punggung keluarganya
DAMPAK NEGATIF
a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar
b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi
c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia
maupun di mata masyarakat sekitar
d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai
Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika
dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah
sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya
Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri
a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan
nafkah baik lahir maupun batin
b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang
suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil
5
dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak
bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah
saat ini mengisyaratkan akta kelahiran
c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri
yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada
bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut
dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut
Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah
sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri
Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara
hukum agama dan hukum Negara2
Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin
sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau
pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media
elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu
malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja
hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy
Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3
Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri
pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal
Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya
Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan
2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-
kehilangan-jobhtml
6
Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka
dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak
luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai
anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal
juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah
Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama
Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang
permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah
karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani
menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami
itu4
Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar
mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan
Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi
hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap
bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa
hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)
Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan
surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007
Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica
4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRIMENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum
Universitas Wijaya Putra Surabaya
OLEH
EKO SANTOSO
NPM 28120001
FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA2012
KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRIMENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
Nama EKO SANTOSO
Fakultas HUKUM
Jurusan ILMU HUKUM
NPM 28120001
DISETUJUI DAN DI TERIMA OLEH Dosen Pembimbing
TRI WAHYU ANDAYANI SHCNMH
Telah di terima dan di setujui oleh Tim Penguji Skripsi serta di nyatakan LULUS
dengan demikian Skripsi ini dinyatakan Sah untuk melengkapi syarat-syarat
mencapai gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas
Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya
Surabaya
Tim Penguji Skripsi
1 Ketua TRI WAHYU ANDAYANISHCNMH ( )
( Dekan)
2 Sekretaris TRI WAHYU ANDAYANISHCNMH ( )
( Dosen Pembimbing )
3 Anggota 1DrSUGENG REPOWIJOYOSHMHum ( )
( Dosen Penguji I )
2DJASIM SISWOJO SHMHMM ( )
( Dosen Penguji II )
MOTTO
HIDUP
Merupakan pembelajaran yang membuat kita dewasa mengetahuikekurangan dalam kegagalan dan mengetahui ketika berhasil tetapi
keberhasilan merupakan sebuah perjuangan untuk belajar dan berusahauntuk meraih impian setinggi-tingginya
PERUBAHAN
Sadari bahwa kehidupan selalu bergerak dan setiap perubahan terjadiatas suatu alasanWaktu anda melihat batasan sebagai kesempatan
dunia akan menjadi tempat bebas hambatan
MASA DEPAN
Perhatikan kebiasaanmu karena itu menjadi karaktermu Bangunlahkaraktermu karena itu akan menentukan masa depanmu
KESUKSESAN
Kesuksesan tidak di capai karena suatu kebetulan Kesuksesan dicapai melalui pilihan dan perjuangan
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga saya dengan
mudah dapat menyelesaikan tugas SKRIPSI yang berjudul ldquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
Penulisan SKRIPSI ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum Universitas Wijaya Putra
Surabaya
Sebagai insan yang selalu terbatas kesempurnaan tentunya
kesalahan dan kekurangan selalu ada oleh karena itu walaupun saya telah
berusaha dengan segala kemampuan yang ada secara semaksimal mungkin
untuk mencapai hasil yang dapat di katakan ilmiah namun saya menyadari
bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari
sempurna dan kemampuan saya terbatas sehingga dengan demikian saya
menerima dengan senang serta kerendahan hati dan hormat akan adanya
saran atau koreksi untuk membangun dan demi kesempurnaan SKRIPSI ini
Di dalam proses penulisan SKRIPSI ini banyak sekali bantuan
yang saya terima berupa fasilitas-fasilitas petunjuk-petunjuk bahan- bahan
keterangan yang sangat bermanfaat dan membantu jalannya menyusun
SKRIPSI ini dapat terselesaikan dalam waktu yang tepat Oleh karena itu
pada kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada
1 Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya Bapak
Budi EndartoSHMHUM yang telah membina membimbing mengarahkan
kepada para Mahasiswa belajar tepat waktu dan tepat guna akan
menyelesaikan studinya
2 Kepada Bapak Taufiqqurahman SHMHUM selaku Wakil Rektor yang selalu
memberi motivasi untuk semangat belajar dengan sungguh-sungguh tanpa
meninggalkan nilai-nilai ajaran secara agamis agar menjadi seorang Sarjana
Hukum yang mempunyai kredibilitas dan integritas yang baik
3 Yang terhormat Bapak DrsHSugeng Repowijoyo SHMHUM selaku dosen
Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya yang banyak memberi
arahan bagi seluruh Mahasiswa agar menjadi Sarjana Hukum yang berkualitas
4 Yang terhormat Ibu Tri Wahyu Andayani SHCNMHUM selaku Dosen
Pembimbing SKRIPSI yang telah bersusah paya membimbing saya dengan
penuh kesabaran tulus ikhlas dengan mengorbankan waktu baik arahan
bimbingan yang sangat berguna sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
SKRIPSI ini
5 Yang Terhormat para Bapak Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya
Surabaya yang telah memberikan bekal melalui perkuliahan yang merupakan
referensi sehingga dapat menopang penyusunan SKRIPSI
6 Ayah dan Ibu yang aku sayangi aku cintai serta semua saudaraku yang
senantiasa memberikan doa restu serta memberikan motivasi di dalam
penyelesaian SKRIPSI ini
7 Yang terhormat kepada semua pihak dan temanku Husni Tiyas serta rekan
sejawat yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya yang tidak
sempat penulis sebutkan satu-persatu saya sampaikan banyak terima kasih
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kesehatan
kesuksesan berkah rahmat taufik dan hidayahnya serta pahala yang setimpal
kepada semua pihak tersebut diatas
Dengan segala Kerendahan hati akhirnya penulis persembahkan
SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya
dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya
Surabaya
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii
HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii
KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv
DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1
12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12
18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29
23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif
Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn
1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35
32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi
No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
BAB IV PENUTUP
41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43
42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44
DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45
1
BAB I
P E N D A H U L U A N
11 LATAR BELAKANG MASALAH
Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga
merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup
keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis
dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak
mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat
kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk
anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh
dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah
keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut
Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari
tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang
berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian
berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam
keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang
tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui
kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang
dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami
perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak
termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak
2
harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua
Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di
kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan
anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak
mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak
pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami
penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam
pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang
masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga
perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang
karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama
Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri
di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa
anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak
benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan
sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak
anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut
tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui
anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama
serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga
secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan
karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari
adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri
Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar
3
hukum yaitu
Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga
perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa
artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan
kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab
ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan
dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan
untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata
Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian
beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan
yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang
dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan
dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh
kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi
walimatul ursy secara terbuka untuk umum1
Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang
sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal
pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini
Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan
rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi
diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak
ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy
Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini
adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan
1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
4
oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah
sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan
Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil
bagi yang tidak beragama Islam
Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan
positif antara lain
DAMPAK POSITIF
a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS
HIV maupun penyakit kelamin yang lain
b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang
punggung keluarganya
DAMPAK NEGATIF
a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar
b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi
c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia
maupun di mata masyarakat sekitar
d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai
Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika
dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah
sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya
Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri
a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan
nafkah baik lahir maupun batin
b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang
suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil
5
dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak
bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah
saat ini mengisyaratkan akta kelahiran
c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri
yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada
bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut
dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut
Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah
sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri
Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara
hukum agama dan hukum Negara2
Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin
sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau
pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media
elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu
malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja
hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy
Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3
Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri
pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal
Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya
Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan
2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-
kehilangan-jobhtml
6
Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka
dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak
luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai
anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal
juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah
Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama
Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang
permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah
karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani
menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami
itu4
Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar
mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan
Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi
hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap
bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa
hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)
Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan
surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007
Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica
4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN SIRRIMENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
Nama EKO SANTOSO
Fakultas HUKUM
Jurusan ILMU HUKUM
NPM 28120001
DISETUJUI DAN DI TERIMA OLEH Dosen Pembimbing
TRI WAHYU ANDAYANI SHCNMH
Telah di terima dan di setujui oleh Tim Penguji Skripsi serta di nyatakan LULUS
dengan demikian Skripsi ini dinyatakan Sah untuk melengkapi syarat-syarat
mencapai gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas
Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya
Surabaya
Tim Penguji Skripsi
1 Ketua TRI WAHYU ANDAYANISHCNMH ( )
( Dekan)
2 Sekretaris TRI WAHYU ANDAYANISHCNMH ( )
( Dosen Pembimbing )
3 Anggota 1DrSUGENG REPOWIJOYOSHMHum ( )
( Dosen Penguji I )
2DJASIM SISWOJO SHMHMM ( )
( Dosen Penguji II )
MOTTO
HIDUP
Merupakan pembelajaran yang membuat kita dewasa mengetahuikekurangan dalam kegagalan dan mengetahui ketika berhasil tetapi
keberhasilan merupakan sebuah perjuangan untuk belajar dan berusahauntuk meraih impian setinggi-tingginya
PERUBAHAN
Sadari bahwa kehidupan selalu bergerak dan setiap perubahan terjadiatas suatu alasanWaktu anda melihat batasan sebagai kesempatan
dunia akan menjadi tempat bebas hambatan
MASA DEPAN
Perhatikan kebiasaanmu karena itu menjadi karaktermu Bangunlahkaraktermu karena itu akan menentukan masa depanmu
KESUKSESAN
Kesuksesan tidak di capai karena suatu kebetulan Kesuksesan dicapai melalui pilihan dan perjuangan
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga saya dengan
mudah dapat menyelesaikan tugas SKRIPSI yang berjudul ldquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
Penulisan SKRIPSI ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum Universitas Wijaya Putra
Surabaya
Sebagai insan yang selalu terbatas kesempurnaan tentunya
kesalahan dan kekurangan selalu ada oleh karena itu walaupun saya telah
berusaha dengan segala kemampuan yang ada secara semaksimal mungkin
untuk mencapai hasil yang dapat di katakan ilmiah namun saya menyadari
bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari
sempurna dan kemampuan saya terbatas sehingga dengan demikian saya
menerima dengan senang serta kerendahan hati dan hormat akan adanya
saran atau koreksi untuk membangun dan demi kesempurnaan SKRIPSI ini
Di dalam proses penulisan SKRIPSI ini banyak sekali bantuan
yang saya terima berupa fasilitas-fasilitas petunjuk-petunjuk bahan- bahan
keterangan yang sangat bermanfaat dan membantu jalannya menyusun
SKRIPSI ini dapat terselesaikan dalam waktu yang tepat Oleh karena itu
pada kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada
1 Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya Bapak
Budi EndartoSHMHUM yang telah membina membimbing mengarahkan
kepada para Mahasiswa belajar tepat waktu dan tepat guna akan
menyelesaikan studinya
2 Kepada Bapak Taufiqqurahman SHMHUM selaku Wakil Rektor yang selalu
memberi motivasi untuk semangat belajar dengan sungguh-sungguh tanpa
meninggalkan nilai-nilai ajaran secara agamis agar menjadi seorang Sarjana
Hukum yang mempunyai kredibilitas dan integritas yang baik
3 Yang terhormat Bapak DrsHSugeng Repowijoyo SHMHUM selaku dosen
Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya yang banyak memberi
arahan bagi seluruh Mahasiswa agar menjadi Sarjana Hukum yang berkualitas
4 Yang terhormat Ibu Tri Wahyu Andayani SHCNMHUM selaku Dosen
Pembimbing SKRIPSI yang telah bersusah paya membimbing saya dengan
penuh kesabaran tulus ikhlas dengan mengorbankan waktu baik arahan
bimbingan yang sangat berguna sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
SKRIPSI ini
5 Yang Terhormat para Bapak Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya
Surabaya yang telah memberikan bekal melalui perkuliahan yang merupakan
referensi sehingga dapat menopang penyusunan SKRIPSI
6 Ayah dan Ibu yang aku sayangi aku cintai serta semua saudaraku yang
senantiasa memberikan doa restu serta memberikan motivasi di dalam
penyelesaian SKRIPSI ini
7 Yang terhormat kepada semua pihak dan temanku Husni Tiyas serta rekan
sejawat yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya yang tidak
sempat penulis sebutkan satu-persatu saya sampaikan banyak terima kasih
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kesehatan
kesuksesan berkah rahmat taufik dan hidayahnya serta pahala yang setimpal
kepada semua pihak tersebut diatas
Dengan segala Kerendahan hati akhirnya penulis persembahkan
SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya
dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya
Surabaya
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii
HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii
KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv
DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1
12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12
18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29
23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif
Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn
1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35
32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi
No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
BAB IV PENUTUP
41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43
42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44
DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45
1
BAB I
P E N D A H U L U A N
11 LATAR BELAKANG MASALAH
Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga
merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup
keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis
dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak
mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat
kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk
anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh
dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah
keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut
Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari
tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang
berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian
berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam
keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang
tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui
kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang
dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami
perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak
termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak
2
harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua
Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di
kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan
anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak
mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak
pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami
penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam
pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang
masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga
perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang
karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama
Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri
di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa
anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak
benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan
sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak
anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut
tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui
anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama
serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga
secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan
karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari
adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri
Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar
3
hukum yaitu
Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga
perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa
artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan
kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab
ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan
dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan
untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata
Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian
beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan
yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang
dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan
dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh
kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi
walimatul ursy secara terbuka untuk umum1
Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang
sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal
pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini
Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan
rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi
diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak
ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy
Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini
adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan
1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
4
oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah
sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan
Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil
bagi yang tidak beragama Islam
Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan
positif antara lain
DAMPAK POSITIF
a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS
HIV maupun penyakit kelamin yang lain
b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang
punggung keluarganya
DAMPAK NEGATIF
a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar
b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi
c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia
maupun di mata masyarakat sekitar
d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai
Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika
dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah
sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya
Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri
a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan
nafkah baik lahir maupun batin
b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang
suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil
5
dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak
bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah
saat ini mengisyaratkan akta kelahiran
c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri
yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada
bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut
dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut
Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah
sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri
Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara
hukum agama dan hukum Negara2
Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin
sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau
pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media
elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu
malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja
hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy
Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3
Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri
pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal
Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya
Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan
2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-
kehilangan-jobhtml
6
Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka
dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak
luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai
anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal
juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah
Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama
Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang
permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah
karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani
menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami
itu4
Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar
mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan
Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi
hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap
bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa
hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)
Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan
surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007
Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica
4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
Telah di terima dan di setujui oleh Tim Penguji Skripsi serta di nyatakan LULUS
dengan demikian Skripsi ini dinyatakan Sah untuk melengkapi syarat-syarat
mencapai gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas
Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya
Surabaya
Tim Penguji Skripsi
1 Ketua TRI WAHYU ANDAYANISHCNMH ( )
( Dekan)
2 Sekretaris TRI WAHYU ANDAYANISHCNMH ( )
( Dosen Pembimbing )
3 Anggota 1DrSUGENG REPOWIJOYOSHMHum ( )
( Dosen Penguji I )
2DJASIM SISWOJO SHMHMM ( )
( Dosen Penguji II )
MOTTO
HIDUP
Merupakan pembelajaran yang membuat kita dewasa mengetahuikekurangan dalam kegagalan dan mengetahui ketika berhasil tetapi
keberhasilan merupakan sebuah perjuangan untuk belajar dan berusahauntuk meraih impian setinggi-tingginya
PERUBAHAN
Sadari bahwa kehidupan selalu bergerak dan setiap perubahan terjadiatas suatu alasanWaktu anda melihat batasan sebagai kesempatan
dunia akan menjadi tempat bebas hambatan
MASA DEPAN
Perhatikan kebiasaanmu karena itu menjadi karaktermu Bangunlahkaraktermu karena itu akan menentukan masa depanmu
KESUKSESAN
Kesuksesan tidak di capai karena suatu kebetulan Kesuksesan dicapai melalui pilihan dan perjuangan
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga saya dengan
mudah dapat menyelesaikan tugas SKRIPSI yang berjudul ldquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
Penulisan SKRIPSI ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum Universitas Wijaya Putra
Surabaya
Sebagai insan yang selalu terbatas kesempurnaan tentunya
kesalahan dan kekurangan selalu ada oleh karena itu walaupun saya telah
berusaha dengan segala kemampuan yang ada secara semaksimal mungkin
untuk mencapai hasil yang dapat di katakan ilmiah namun saya menyadari
bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari
sempurna dan kemampuan saya terbatas sehingga dengan demikian saya
menerima dengan senang serta kerendahan hati dan hormat akan adanya
saran atau koreksi untuk membangun dan demi kesempurnaan SKRIPSI ini
Di dalam proses penulisan SKRIPSI ini banyak sekali bantuan
yang saya terima berupa fasilitas-fasilitas petunjuk-petunjuk bahan- bahan
keterangan yang sangat bermanfaat dan membantu jalannya menyusun
SKRIPSI ini dapat terselesaikan dalam waktu yang tepat Oleh karena itu
pada kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada
1 Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya Bapak
Budi EndartoSHMHUM yang telah membina membimbing mengarahkan
kepada para Mahasiswa belajar tepat waktu dan tepat guna akan
menyelesaikan studinya
2 Kepada Bapak Taufiqqurahman SHMHUM selaku Wakil Rektor yang selalu
memberi motivasi untuk semangat belajar dengan sungguh-sungguh tanpa
meninggalkan nilai-nilai ajaran secara agamis agar menjadi seorang Sarjana
Hukum yang mempunyai kredibilitas dan integritas yang baik
3 Yang terhormat Bapak DrsHSugeng Repowijoyo SHMHUM selaku dosen
Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya yang banyak memberi
arahan bagi seluruh Mahasiswa agar menjadi Sarjana Hukum yang berkualitas
4 Yang terhormat Ibu Tri Wahyu Andayani SHCNMHUM selaku Dosen
Pembimbing SKRIPSI yang telah bersusah paya membimbing saya dengan
penuh kesabaran tulus ikhlas dengan mengorbankan waktu baik arahan
bimbingan yang sangat berguna sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
SKRIPSI ini
5 Yang Terhormat para Bapak Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya
Surabaya yang telah memberikan bekal melalui perkuliahan yang merupakan
referensi sehingga dapat menopang penyusunan SKRIPSI
6 Ayah dan Ibu yang aku sayangi aku cintai serta semua saudaraku yang
senantiasa memberikan doa restu serta memberikan motivasi di dalam
penyelesaian SKRIPSI ini
7 Yang terhormat kepada semua pihak dan temanku Husni Tiyas serta rekan
sejawat yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya yang tidak
sempat penulis sebutkan satu-persatu saya sampaikan banyak terima kasih
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kesehatan
kesuksesan berkah rahmat taufik dan hidayahnya serta pahala yang setimpal
kepada semua pihak tersebut diatas
Dengan segala Kerendahan hati akhirnya penulis persembahkan
SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya
dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya
Surabaya
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii
HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii
KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv
DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1
12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12
18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29
23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif
Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn
1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35
32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi
No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
BAB IV PENUTUP
41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43
42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44
DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45
1
BAB I
P E N D A H U L U A N
11 LATAR BELAKANG MASALAH
Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga
merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup
keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis
dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak
mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat
kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk
anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh
dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah
keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut
Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari
tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang
berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian
berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam
keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang
tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui
kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang
dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami
perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak
termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak
2
harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua
Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di
kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan
anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak
mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak
pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami
penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam
pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang
masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga
perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang
karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama
Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri
di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa
anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak
benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan
sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak
anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut
tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui
anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama
serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga
secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan
karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari
adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri
Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar
3
hukum yaitu
Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga
perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa
artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan
kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab
ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan
dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan
untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata
Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian
beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan
yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang
dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan
dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh
kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi
walimatul ursy secara terbuka untuk umum1
Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang
sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal
pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini
Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan
rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi
diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak
ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy
Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini
adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan
1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
4
oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah
sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan
Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil
bagi yang tidak beragama Islam
Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan
positif antara lain
DAMPAK POSITIF
a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS
HIV maupun penyakit kelamin yang lain
b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang
punggung keluarganya
DAMPAK NEGATIF
a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar
b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi
c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia
maupun di mata masyarakat sekitar
d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai
Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika
dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah
sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya
Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri
a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan
nafkah baik lahir maupun batin
b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang
suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil
5
dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak
bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah
saat ini mengisyaratkan akta kelahiran
c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri
yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada
bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut
dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut
Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah
sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri
Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara
hukum agama dan hukum Negara2
Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin
sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau
pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media
elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu
malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja
hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy
Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3
Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri
pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal
Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya
Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan
2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-
kehilangan-jobhtml
6
Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka
dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak
luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai
anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal
juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah
Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama
Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang
permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah
karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani
menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami
itu4
Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar
mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan
Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi
hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap
bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa
hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)
Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan
surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007
Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica
4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
MOTTO
HIDUP
Merupakan pembelajaran yang membuat kita dewasa mengetahuikekurangan dalam kegagalan dan mengetahui ketika berhasil tetapi
keberhasilan merupakan sebuah perjuangan untuk belajar dan berusahauntuk meraih impian setinggi-tingginya
PERUBAHAN
Sadari bahwa kehidupan selalu bergerak dan setiap perubahan terjadiatas suatu alasanWaktu anda melihat batasan sebagai kesempatan
dunia akan menjadi tempat bebas hambatan
MASA DEPAN
Perhatikan kebiasaanmu karena itu menjadi karaktermu Bangunlahkaraktermu karena itu akan menentukan masa depanmu
KESUKSESAN
Kesuksesan tidak di capai karena suatu kebetulan Kesuksesan dicapai melalui pilihan dan perjuangan
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga saya dengan
mudah dapat menyelesaikan tugas SKRIPSI yang berjudul ldquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
Penulisan SKRIPSI ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum Universitas Wijaya Putra
Surabaya
Sebagai insan yang selalu terbatas kesempurnaan tentunya
kesalahan dan kekurangan selalu ada oleh karena itu walaupun saya telah
berusaha dengan segala kemampuan yang ada secara semaksimal mungkin
untuk mencapai hasil yang dapat di katakan ilmiah namun saya menyadari
bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari
sempurna dan kemampuan saya terbatas sehingga dengan demikian saya
menerima dengan senang serta kerendahan hati dan hormat akan adanya
saran atau koreksi untuk membangun dan demi kesempurnaan SKRIPSI ini
Di dalam proses penulisan SKRIPSI ini banyak sekali bantuan
yang saya terima berupa fasilitas-fasilitas petunjuk-petunjuk bahan- bahan
keterangan yang sangat bermanfaat dan membantu jalannya menyusun
SKRIPSI ini dapat terselesaikan dalam waktu yang tepat Oleh karena itu
pada kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada
1 Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya Bapak
Budi EndartoSHMHUM yang telah membina membimbing mengarahkan
kepada para Mahasiswa belajar tepat waktu dan tepat guna akan
menyelesaikan studinya
2 Kepada Bapak Taufiqqurahman SHMHUM selaku Wakil Rektor yang selalu
memberi motivasi untuk semangat belajar dengan sungguh-sungguh tanpa
meninggalkan nilai-nilai ajaran secara agamis agar menjadi seorang Sarjana
Hukum yang mempunyai kredibilitas dan integritas yang baik
3 Yang terhormat Bapak DrsHSugeng Repowijoyo SHMHUM selaku dosen
Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya yang banyak memberi
arahan bagi seluruh Mahasiswa agar menjadi Sarjana Hukum yang berkualitas
4 Yang terhormat Ibu Tri Wahyu Andayani SHCNMHUM selaku Dosen
Pembimbing SKRIPSI yang telah bersusah paya membimbing saya dengan
penuh kesabaran tulus ikhlas dengan mengorbankan waktu baik arahan
bimbingan yang sangat berguna sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
SKRIPSI ini
5 Yang Terhormat para Bapak Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya
Surabaya yang telah memberikan bekal melalui perkuliahan yang merupakan
referensi sehingga dapat menopang penyusunan SKRIPSI
6 Ayah dan Ibu yang aku sayangi aku cintai serta semua saudaraku yang
senantiasa memberikan doa restu serta memberikan motivasi di dalam
penyelesaian SKRIPSI ini
7 Yang terhormat kepada semua pihak dan temanku Husni Tiyas serta rekan
sejawat yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya yang tidak
sempat penulis sebutkan satu-persatu saya sampaikan banyak terima kasih
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kesehatan
kesuksesan berkah rahmat taufik dan hidayahnya serta pahala yang setimpal
kepada semua pihak tersebut diatas
Dengan segala Kerendahan hati akhirnya penulis persembahkan
SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya
dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya
Surabaya
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii
HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii
KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv
DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1
12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12
18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29
23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif
Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn
1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35
32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi
No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
BAB IV PENUTUP
41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43
42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44
DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45
1
BAB I
P E N D A H U L U A N
11 LATAR BELAKANG MASALAH
Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga
merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup
keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis
dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak
mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat
kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk
anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh
dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah
keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut
Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari
tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang
berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian
berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam
keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang
tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui
kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang
dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami
perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak
termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak
2
harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua
Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di
kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan
anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak
mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak
pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami
penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam
pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang
masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga
perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang
karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama
Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri
di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa
anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak
benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan
sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak
anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut
tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui
anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama
serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga
secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan
karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari
adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri
Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar
3
hukum yaitu
Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga
perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa
artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan
kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab
ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan
dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan
untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata
Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian
beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan
yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang
dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan
dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh
kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi
walimatul ursy secara terbuka untuk umum1
Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang
sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal
pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini
Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan
rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi
diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak
ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy
Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini
adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan
1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
4
oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah
sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan
Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil
bagi yang tidak beragama Islam
Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan
positif antara lain
DAMPAK POSITIF
a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS
HIV maupun penyakit kelamin yang lain
b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang
punggung keluarganya
DAMPAK NEGATIF
a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar
b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi
c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia
maupun di mata masyarakat sekitar
d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai
Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika
dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah
sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya
Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri
a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan
nafkah baik lahir maupun batin
b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang
suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil
5
dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak
bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah
saat ini mengisyaratkan akta kelahiran
c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri
yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada
bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut
dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut
Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah
sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri
Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara
hukum agama dan hukum Negara2
Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin
sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau
pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media
elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu
malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja
hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy
Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3
Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri
pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal
Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya
Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan
2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-
kehilangan-jobhtml
6
Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka
dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak
luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai
anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal
juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah
Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama
Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang
permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah
karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani
menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami
itu4
Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar
mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan
Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi
hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap
bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa
hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)
Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan
surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007
Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica
4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga saya dengan
mudah dapat menyelesaikan tugas SKRIPSI yang berjudul ldquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
Penulisan SKRIPSI ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum Universitas Wijaya Putra
Surabaya
Sebagai insan yang selalu terbatas kesempurnaan tentunya
kesalahan dan kekurangan selalu ada oleh karena itu walaupun saya telah
berusaha dengan segala kemampuan yang ada secara semaksimal mungkin
untuk mencapai hasil yang dapat di katakan ilmiah namun saya menyadari
bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari
sempurna dan kemampuan saya terbatas sehingga dengan demikian saya
menerima dengan senang serta kerendahan hati dan hormat akan adanya
saran atau koreksi untuk membangun dan demi kesempurnaan SKRIPSI ini
Di dalam proses penulisan SKRIPSI ini banyak sekali bantuan
yang saya terima berupa fasilitas-fasilitas petunjuk-petunjuk bahan- bahan
keterangan yang sangat bermanfaat dan membantu jalannya menyusun
SKRIPSI ini dapat terselesaikan dalam waktu yang tepat Oleh karena itu
pada kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada
1 Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya Bapak
Budi EndartoSHMHUM yang telah membina membimbing mengarahkan
kepada para Mahasiswa belajar tepat waktu dan tepat guna akan
menyelesaikan studinya
2 Kepada Bapak Taufiqqurahman SHMHUM selaku Wakil Rektor yang selalu
memberi motivasi untuk semangat belajar dengan sungguh-sungguh tanpa
meninggalkan nilai-nilai ajaran secara agamis agar menjadi seorang Sarjana
Hukum yang mempunyai kredibilitas dan integritas yang baik
3 Yang terhormat Bapak DrsHSugeng Repowijoyo SHMHUM selaku dosen
Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya yang banyak memberi
arahan bagi seluruh Mahasiswa agar menjadi Sarjana Hukum yang berkualitas
4 Yang terhormat Ibu Tri Wahyu Andayani SHCNMHUM selaku Dosen
Pembimbing SKRIPSI yang telah bersusah paya membimbing saya dengan
penuh kesabaran tulus ikhlas dengan mengorbankan waktu baik arahan
bimbingan yang sangat berguna sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
SKRIPSI ini
5 Yang Terhormat para Bapak Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya
Surabaya yang telah memberikan bekal melalui perkuliahan yang merupakan
referensi sehingga dapat menopang penyusunan SKRIPSI
6 Ayah dan Ibu yang aku sayangi aku cintai serta semua saudaraku yang
senantiasa memberikan doa restu serta memberikan motivasi di dalam
penyelesaian SKRIPSI ini
7 Yang terhormat kepada semua pihak dan temanku Husni Tiyas serta rekan
sejawat yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya yang tidak
sempat penulis sebutkan satu-persatu saya sampaikan banyak terima kasih
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kesehatan
kesuksesan berkah rahmat taufik dan hidayahnya serta pahala yang setimpal
kepada semua pihak tersebut diatas
Dengan segala Kerendahan hati akhirnya penulis persembahkan
SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya
dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya
Surabaya
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii
HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii
KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv
DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1
12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12
18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29
23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif
Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn
1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35
32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi
No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
BAB IV PENUTUP
41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43
42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44
DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45
1
BAB I
P E N D A H U L U A N
11 LATAR BELAKANG MASALAH
Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga
merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup
keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis
dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak
mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat
kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk
anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh
dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah
keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut
Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari
tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang
berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian
berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam
keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang
tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui
kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang
dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami
perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak
termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak
2
harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua
Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di
kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan
anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak
mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak
pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami
penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam
pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang
masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga
perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang
karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama
Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri
di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa
anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak
benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan
sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak
anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut
tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui
anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama
serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga
secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan
karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari
adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri
Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar
3
hukum yaitu
Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga
perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa
artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan
kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab
ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan
dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan
untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata
Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian
beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan
yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang
dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan
dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh
kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi
walimatul ursy secara terbuka untuk umum1
Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang
sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal
pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini
Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan
rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi
diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak
ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy
Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini
adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan
1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
4
oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah
sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan
Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil
bagi yang tidak beragama Islam
Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan
positif antara lain
DAMPAK POSITIF
a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS
HIV maupun penyakit kelamin yang lain
b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang
punggung keluarganya
DAMPAK NEGATIF
a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar
b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi
c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia
maupun di mata masyarakat sekitar
d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai
Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika
dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah
sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya
Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri
a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan
nafkah baik lahir maupun batin
b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang
suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil
5
dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak
bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah
saat ini mengisyaratkan akta kelahiran
c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri
yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada
bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut
dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut
Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah
sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri
Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara
hukum agama dan hukum Negara2
Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin
sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau
pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media
elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu
malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja
hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy
Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3
Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri
pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal
Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya
Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan
2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-
kehilangan-jobhtml
6
Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka
dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak
luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai
anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal
juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah
Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama
Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang
permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah
karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani
menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami
itu4
Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar
mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan
Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi
hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap
bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa
hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)
Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan
surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007
Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica
4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
Budi EndartoSHMHUM yang telah membina membimbing mengarahkan
kepada para Mahasiswa belajar tepat waktu dan tepat guna akan
menyelesaikan studinya
2 Kepada Bapak Taufiqqurahman SHMHUM selaku Wakil Rektor yang selalu
memberi motivasi untuk semangat belajar dengan sungguh-sungguh tanpa
meninggalkan nilai-nilai ajaran secara agamis agar menjadi seorang Sarjana
Hukum yang mempunyai kredibilitas dan integritas yang baik
3 Yang terhormat Bapak DrsHSugeng Repowijoyo SHMHUM selaku dosen
Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya yang banyak memberi
arahan bagi seluruh Mahasiswa agar menjadi Sarjana Hukum yang berkualitas
4 Yang terhormat Ibu Tri Wahyu Andayani SHCNMHUM selaku Dosen
Pembimbing SKRIPSI yang telah bersusah paya membimbing saya dengan
penuh kesabaran tulus ikhlas dengan mengorbankan waktu baik arahan
bimbingan yang sangat berguna sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
SKRIPSI ini
5 Yang Terhormat para Bapak Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya
Surabaya yang telah memberikan bekal melalui perkuliahan yang merupakan
referensi sehingga dapat menopang penyusunan SKRIPSI
6 Ayah dan Ibu yang aku sayangi aku cintai serta semua saudaraku yang
senantiasa memberikan doa restu serta memberikan motivasi di dalam
penyelesaian SKRIPSI ini
7 Yang terhormat kepada semua pihak dan temanku Husni Tiyas serta rekan
sejawat yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya yang tidak
sempat penulis sebutkan satu-persatu saya sampaikan banyak terima kasih
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kesehatan
kesuksesan berkah rahmat taufik dan hidayahnya serta pahala yang setimpal
kepada semua pihak tersebut diatas
Dengan segala Kerendahan hati akhirnya penulis persembahkan
SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya
dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya
Surabaya
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii
HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii
KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv
DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1
12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12
18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29
23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif
Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn
1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35
32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi
No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
BAB IV PENUTUP
41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43
42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44
DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45
1
BAB I
P E N D A H U L U A N
11 LATAR BELAKANG MASALAH
Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga
merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup
keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis
dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak
mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat
kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk
anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh
dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah
keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut
Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari
tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang
berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian
berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam
keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang
tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui
kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang
dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami
perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak
termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak
2
harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua
Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di
kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan
anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak
mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak
pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami
penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam
pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang
masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga
perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang
karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama
Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri
di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa
anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak
benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan
sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak
anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut
tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui
anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama
serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga
secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan
karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari
adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri
Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar
3
hukum yaitu
Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga
perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa
artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan
kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab
ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan
dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan
untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata
Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian
beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan
yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang
dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan
dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh
kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi
walimatul ursy secara terbuka untuk umum1
Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang
sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal
pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini
Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan
rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi
diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak
ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy
Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini
adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan
1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
4
oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah
sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan
Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil
bagi yang tidak beragama Islam
Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan
positif antara lain
DAMPAK POSITIF
a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS
HIV maupun penyakit kelamin yang lain
b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang
punggung keluarganya
DAMPAK NEGATIF
a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar
b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi
c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia
maupun di mata masyarakat sekitar
d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai
Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika
dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah
sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya
Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri
a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan
nafkah baik lahir maupun batin
b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang
suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil
5
dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak
bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah
saat ini mengisyaratkan akta kelahiran
c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri
yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada
bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut
dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut
Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah
sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri
Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara
hukum agama dan hukum Negara2
Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin
sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau
pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media
elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu
malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja
hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy
Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3
Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri
pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal
Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya
Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan
2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-
kehilangan-jobhtml
6
Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka
dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak
luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai
anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal
juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah
Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama
Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang
permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah
karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani
menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami
itu4
Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar
mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan
Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi
hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap
bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa
hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)
Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan
surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007
Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica
4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kesehatan
kesuksesan berkah rahmat taufik dan hidayahnya serta pahala yang setimpal
kepada semua pihak tersebut diatas
Dengan segala Kerendahan hati akhirnya penulis persembahkan
SKRIPSI ini kepada Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya
dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya
Surabaya
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii
HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii
KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv
DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1
12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12
18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29
23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif
Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn
1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35
32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi
No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
BAB IV PENUTUP
41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43
42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44
DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45
1
BAB I
P E N D A H U L U A N
11 LATAR BELAKANG MASALAH
Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga
merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup
keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis
dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak
mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat
kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk
anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh
dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah
keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut
Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari
tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang
berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian
berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam
keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang
tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui
kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang
dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami
perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak
termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak
2
harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua
Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di
kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan
anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak
mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak
pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami
penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam
pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang
masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga
perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang
karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama
Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri
di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa
anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak
benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan
sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak
anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut
tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui
anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama
serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga
secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan
karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari
adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri
Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar
3
hukum yaitu
Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga
perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa
artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan
kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab
ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan
dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan
untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata
Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian
beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan
yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang
dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan
dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh
kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi
walimatul ursy secara terbuka untuk umum1
Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang
sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal
pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini
Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan
rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi
diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak
ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy
Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini
adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan
1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
4
oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah
sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan
Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil
bagi yang tidak beragama Islam
Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan
positif antara lain
DAMPAK POSITIF
a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS
HIV maupun penyakit kelamin yang lain
b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang
punggung keluarganya
DAMPAK NEGATIF
a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar
b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi
c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia
maupun di mata masyarakat sekitar
d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai
Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika
dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah
sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya
Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri
a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan
nafkah baik lahir maupun batin
b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang
suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil
5
dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak
bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah
saat ini mengisyaratkan akta kelahiran
c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri
yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada
bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut
dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut
Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah
sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri
Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara
hukum agama dan hukum Negara2
Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin
sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau
pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media
elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu
malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja
hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy
Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3
Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri
pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal
Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya
Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan
2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-
kehilangan-jobhtml
6
Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka
dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak
luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai
anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal
juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah
Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama
Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang
permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah
karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani
menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami
itu4
Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar
mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan
Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi
hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap
bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa
hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)
Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan
surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007
Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica
4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipi
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipii
HALAMAN PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiii
KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipiv
DAFTAR ISIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellipv
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip1
12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
13 Penjelasan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip10
14 Alasan Pemilihan Judulhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
15 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
16 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
17 Metode Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip12
18 Pertanggung Jawaban Sistematikahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip13
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29
23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif
Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn
1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35
32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi
No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
BAB IV PENUTUP
41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43
42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44
DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45
1
BAB I
P E N D A H U L U A N
11 LATAR BELAKANG MASALAH
Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga
merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup
keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis
dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak
mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat
kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk
anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh
dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah
keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut
Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari
tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang
berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian
berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam
keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang
tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui
kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang
dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami
perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak
termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak
2
harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua
Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di
kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan
anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak
mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak
pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami
penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam
pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang
masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga
perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang
karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama
Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri
di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa
anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak
benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan
sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak
anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut
tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui
anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama
serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga
secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan
karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari
adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri
Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar
3
hukum yaitu
Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga
perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa
artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan
kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab
ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan
dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan
untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata
Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian
beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan
yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang
dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan
dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh
kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi
walimatul ursy secara terbuka untuk umum1
Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang
sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal
pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini
Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan
rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi
diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak
ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy
Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini
adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan
1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
4
oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah
sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan
Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil
bagi yang tidak beragama Islam
Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan
positif antara lain
DAMPAK POSITIF
a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS
HIV maupun penyakit kelamin yang lain
b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang
punggung keluarganya
DAMPAK NEGATIF
a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar
b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi
c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia
maupun di mata masyarakat sekitar
d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai
Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika
dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah
sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya
Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri
a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan
nafkah baik lahir maupun batin
b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang
suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil
5
dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak
bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah
saat ini mengisyaratkan akta kelahiran
c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri
yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada
bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut
dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut
Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah
sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri
Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara
hukum agama dan hukum Negara2
Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin
sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau
pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media
elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu
malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja
hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy
Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3
Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri
pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal
Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya
Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan
2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-
kehilangan-jobhtml
6
Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka
dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak
luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai
anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal
juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah
Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama
Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang
permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah
karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani
menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami
itu4
Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar
mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan
Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi
hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap
bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa
hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)
Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan
surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007
Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica
4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip29
23 Kejelasan Status Anak hasil Kawin Sirri menurut Hukum Positif
Indonesiahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
BAB III HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan kewajiban Orang Tua menurut Undang-Undang Nomor Thn
1974 tentang Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip35
32 Hak Anak menurut Undang - Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
Perkawinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip36
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi
No 46PUU -VIII2010helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
BAB IV PENUTUP
41 Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip43
42 Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip44
DAFTAR BACAANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip45
1
BAB I
P E N D A H U L U A N
11 LATAR BELAKANG MASALAH
Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga
merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup
keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis
dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak
mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat
kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk
anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh
dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah
keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut
Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari
tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang
berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian
berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam
keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang
tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui
kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang
dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami
perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak
termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak
2
harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua
Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di
kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan
anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak
mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak
pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami
penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam
pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang
masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga
perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang
karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama
Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri
di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa
anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak
benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan
sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak
anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut
tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui
anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama
serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga
secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan
karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari
adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri
Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar
3
hukum yaitu
Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga
perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa
artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan
kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab
ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan
dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan
untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata
Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian
beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan
yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang
dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan
dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh
kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi
walimatul ursy secara terbuka untuk umum1
Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang
sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal
pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini
Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan
rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi
diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak
ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy
Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini
adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan
1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
4
oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah
sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan
Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil
bagi yang tidak beragama Islam
Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan
positif antara lain
DAMPAK POSITIF
a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS
HIV maupun penyakit kelamin yang lain
b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang
punggung keluarganya
DAMPAK NEGATIF
a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar
b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi
c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia
maupun di mata masyarakat sekitar
d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai
Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika
dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah
sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya
Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri
a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan
nafkah baik lahir maupun batin
b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang
suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil
5
dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak
bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah
saat ini mengisyaratkan akta kelahiran
c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri
yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada
bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut
dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut
Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah
sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri
Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara
hukum agama dan hukum Negara2
Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin
sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau
pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media
elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu
malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja
hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy
Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3
Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri
pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal
Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya
Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan
2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-
kehilangan-jobhtml
6
Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka
dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak
luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai
anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal
juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah
Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama
Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang
permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah
karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani
menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami
itu4
Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar
mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan
Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi
hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap
bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa
hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)
Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan
surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007
Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica
4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
1
BAB I
P E N D A H U L U A N
11 LATAR BELAKANG MASALAH
Anak amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa dimana dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya Anak juga
merupakan tunas potensi dan generasi muda penerus cita-cita hidup
keluarga khususnya dan masyarakat umumnya serta memiliki peran strategis
dalam menjamin kelangsungan kehidupan di masyarakat Agar setiap anak
mampu memikul tanggung jawab tersebut maka anak perlu mendapat
kesempatan yang seluas -luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal baik fisik maupun mental Penting juga adanya perlindungan untuk
anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya yang jauh
dari segala bentuk diskriminasi Kelahiran seorang anak di tengah-tengah
keluarga tentu akan memberi kebahagian tersendiri bagi keluarga tersebut
Kehadiran anak sebagai anggota keluarga yang baru menjadi bagian dari
tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak tersebut menjadi orang yang
berguna Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian
berbagai elemen masyarakat bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam
keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang
tuanya bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui
kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak Ada berbagai cara pandang
dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami
perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak
termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sebagai amanah anak
2
harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua
Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di
kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan
anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak
mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak
pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami
penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam
pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang
masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga
perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang
karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama
Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri
di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa
anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak
benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan
sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak
anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut
tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui
anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama
serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga
secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan
karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari
adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri
Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar
3
hukum yaitu
Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga
perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa
artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan
kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab
ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan
dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan
untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata
Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian
beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan
yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang
dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan
dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh
kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi
walimatul ursy secara terbuka untuk umum1
Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang
sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal
pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini
Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan
rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi
diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak
ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy
Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini
adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan
1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
4
oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah
sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan
Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil
bagi yang tidak beragama Islam
Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan
positif antara lain
DAMPAK POSITIF
a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS
HIV maupun penyakit kelamin yang lain
b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang
punggung keluarganya
DAMPAK NEGATIF
a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar
b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi
c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia
maupun di mata masyarakat sekitar
d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai
Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika
dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah
sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya
Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri
a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan
nafkah baik lahir maupun batin
b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang
suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil
5
dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak
bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah
saat ini mengisyaratkan akta kelahiran
c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri
yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada
bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut
dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut
Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah
sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri
Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara
hukum agama dan hukum Negara2
Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin
sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau
pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media
elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu
malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja
hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy
Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3
Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri
pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal
Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya
Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan
2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-
kehilangan-jobhtml
6
Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka
dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak
luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai
anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal
juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah
Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama
Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang
permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah
karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani
menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami
itu4
Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar
mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan
Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi
hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap
bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa
hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)
Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan
surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007
Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica
4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
2
harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya yaitu orang tua
Dalam perkembangannya banyak terjadi permasalahan - permasalahan di
kota-kota besar maupun di daerah-daerah di Indonesia yang mana kedudukan
anak hasil kawin sirri selama ini tidak mendapatkan hak-haknya seperti hak
mendapatkan kejelasan status atas orang tua laki-laki hak nafkah hak
pendidikan hak waris dan juga Anak hasil kawin sirri cenderung mengalami
penelantaran serta kekerasan sehingga mengalami hambatan dalam
pengembangan kecerdasan dalam berfikir mereka secara spikologis Memang
masalah kawin sirri mempunyai dampak bagi anak maupun istri dan juga
perkawinan sirri ini sangat sulit untuk dipantau oleh pihak yang berwenang
karena tidak di catatkan pada pejabat pencatat nikah di kantor urusan agama
Sepertinya masyarakat salah mengartikan tentang hak anak hasil kawin sirri
di mata masyarakat secara awam seakan-akan mendiskriminasikan bahwa
anak hasil perkawinan sirri tidak memiliki status yang jelas Ini tentu saja tidak
benar Hukum tetap mengakomodir tentang hak-hak anak hasil perkawinan
sirri Faktanya memang kerap ditemukan suami yang mengabaikan hak-hak
anak hasil perkawinan sirri Umumnya mereka berdalih perkawinan tersebut
tidak tercatat secara resmi sehingga bisa saja suami tersebut tidak mengakui
anaknya karena perkawinan mereka tidak tercatat pada kantor urusan agama
serta tidak mempunyai dokumen kependudukan yaitu kartu keluarga sehingga
secara tidak langsung berdampak pada asal-usul anak tidak dapat dibuktikan
karena tidak adanya akta kelahiran yang otentik yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang Ingat perkawinan sirri tidak dapat mengingkari
adanya hubungan darah dan keturunan dari si anak itu sendiri
Pengertian kawin sirri nikah sirri dari beberapa pendapat pakar
3
hukum yaitu
Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga
perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa
artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan
kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab
ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan
dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan
untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata
Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian
beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan
yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang
dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan
dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh
kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi
walimatul ursy secara terbuka untuk umum1
Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang
sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal
pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini
Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan
rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi
diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak
ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy
Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini
adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan
1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
4
oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah
sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan
Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil
bagi yang tidak beragama Islam
Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan
positif antara lain
DAMPAK POSITIF
a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS
HIV maupun penyakit kelamin yang lain
b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang
punggung keluarganya
DAMPAK NEGATIF
a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar
b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi
c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia
maupun di mata masyarakat sekitar
d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai
Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika
dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah
sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya
Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri
a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan
nafkah baik lahir maupun batin
b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang
suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil
5
dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak
bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah
saat ini mengisyaratkan akta kelahiran
c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri
yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada
bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut
dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut
Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah
sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri
Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara
hukum agama dan hukum Negara2
Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin
sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau
pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media
elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu
malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja
hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy
Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3
Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri
pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal
Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya
Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan
2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-
kehilangan-jobhtml
6
Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka
dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak
luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai
anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal
juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah
Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama
Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang
permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah
karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani
menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami
itu4
Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar
mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan
Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi
hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap
bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa
hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)
Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan
surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007
Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica
4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
3
hukum yaitu
Dalam bahasa Indonesia istilah pernikahan sering disebut juga
perkawinan Perkawinan berasal dari kata ldquokawinrdquo yang menurut bahasa
artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan hubungan
kelamin atau bersetubuh Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab
ldquonikahrdquo yang menurut bahasa artinya mengumpulkan saling memasukkan
dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi) Kata ldquonikahrdquo sering dipergunakan
untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah Sedangkan kata
Sirri berasal dari bahasa Arab ldquoSirrrdquo yang berarti rahasia Dengan demikian
beranjak dari arti etimologis nikah sirri dapat diartikan sebagai pernikahan
yang rahasia atau dirahasiakan Dikatakan sebagai pernikahan yang
dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini sengaja disembunyikan
dari public dengan berbagai alasan dan biasanya dihadiri hanya oleh
kalangan terbatas keluarga dekat tidak dipestakan dalam bentuk resepsi
walimatul ursy secara terbuka untuk umum1
Istilah nikah sirri atau kawin sirri yang dirahasiakan memang
sudah dikenal di kalangan para ulama Hanya saja nikah sirri yang dikenal
pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada saat ini
Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan
rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syarirsquoat hanya saja saksi
diminta tidak memberitahukan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak
ramai kepada masyarakat dan dengan sendirinya tidak ada walimatulrsquoursy
Adapun nikah sirri yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini
adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan
1httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
4
oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah
sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan
Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil
bagi yang tidak beragama Islam
Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan
positif antara lain
DAMPAK POSITIF
a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS
HIV maupun penyakit kelamin yang lain
b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang
punggung keluarganya
DAMPAK NEGATIF
a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar
b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi
c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia
maupun di mata masyarakat sekitar
d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai
Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika
dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah
sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya
Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri
a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan
nafkah baik lahir maupun batin
b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang
suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil
5
dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak
bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah
saat ini mengisyaratkan akta kelahiran
c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri
yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada
bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut
dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut
Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah
sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri
Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara
hukum agama dan hukum Negara2
Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin
sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau
pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media
elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu
malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja
hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy
Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3
Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri
pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal
Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya
Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan
2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-
kehilangan-jobhtml
6
Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka
dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak
luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai
anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal
juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah
Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama
Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang
permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah
karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani
menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami
itu4
Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar
mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan
Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi
hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap
bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa
hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)
Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan
surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007
Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica
4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
4
oleh para saksi tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah
sebagai aparat resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan
Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil
bagi yang tidak beragama Islam
Pernikahan sirri ini mempunyai beberapa dampak negative dan
positif antara lain
DAMPAK POSITIF
a) Meminimalisasikan adanya sex bebas serta berkembangnya penyakit AIDS
HIV maupun penyakit kelamin yang lain
b) Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang
punggung keluarganya
DAMPAK NEGATIF
a) Berselingkuh merupakan hal yang wajar
b) Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi
c) Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata Hukum Indonesia
maupun di mata masyarakat sekitar
d) Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai
Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki Maka dengan demikian jika
dilihat dari dampak ndash dampak yang ada semakin terlihat bahwasannya nikah
sirri lebih banyak membawa dampak negatif di banding dampak positifnya
Serta Akibat hukum dari nikah sirri itu sendiri
a) Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan
nafkah baik lahir maupun batin
b) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang
suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada ldquoseperti nasib anak hasil
5
dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak
bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah
saat ini mengisyaratkan akta kelahiran
c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri
yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada
bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut
dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut
Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah
sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri
Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara
hukum agama dan hukum Negara2
Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin
sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau
pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media
elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu
malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja
hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy
Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3
Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri
pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal
Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya
Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan
2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-
kehilangan-jobhtml
6
Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka
dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak
luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai
anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal
juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah
Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama
Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang
permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah
karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani
menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami
itu4
Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar
mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan
Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi
hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap
bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa
hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)
Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan
surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007
Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica
4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
5
dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu akan terkatung-katung Tidak
bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran Sedangkan semua sekolah
saat ini mengisyaratkan akta kelahiran
c) Dalam hal pewarisan anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri maupun isteri
yang dinikahi secara sirri akan sulit untuk menuntut haknya karena tidak ada
bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut
dengan bapaknya atau antara istri sirri dengan suaminya tersebut
Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah
sirri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri
Bagaimanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legalkan secara
hukum agama dan hukum Negara2
Di indonesia banyak kita jumpai pasangan yang melakukan kawin
sirri atau nikah sirri dan terjadi perselisihan hingga di bawah ke meja hijau
pengadilan contoh yang sering di beritakan di media massa baik media
elektronik maupun media cetak seperti kasus artis pelantun lagu cinta satu
malam melinda dengan bupati cirebon Perjuangan melinda hingga ke meja
hijau demi status buah hatinya dari pernikahan sirrinya bersama Deddy
Supardi yang merupakan Bupati Cirebon3
Penyanyi dangdut Machica yang dinikahi Moerdiono secara sirri
pada tahun 1993 yang dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Iqbal
Ramadhan Kala itu Moerdiono masih terikat perkawinan dengan istrinya
Lantaran Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
menganut asas monogami mengakibatkan perkawinan Machica dan
2httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri3httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-anak-melinda-rela-
kehilangan-jobhtml
6
Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka
dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak
luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai
anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal
juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah
Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama
Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang
permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah
karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani
menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami
itu4
Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar
mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan
Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi
hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap
bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa
hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)
Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan
surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007
Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica
4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
6
Moerdiono tak bisa dicatatkan KUA Akibatnya perkawinan mereka
dinyatakan tidak sah menurut hukum (negara) dan anaknya dianggap anak
luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya Setelah bercerai Moerdiono tak mengakui Iqbal sebagai
anaknya dan tidak pula membiayai hidup Iqbal sejak berusia 2 tahun Iqbal
juga kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran lantaran tak ada buku nikah
Pada tahun 2008 yang lalu kasus ini sempat bergulir ke Pengadilan Agama
Tangerang atas permohonan itsbath nikah dan pengesahan anak yang
permohonannya tak dapat diterima Meski pernikahannya dianggap sah
karena rukun nikah terpenuhi tetapi pengadilan agama tak berani
menyatakan Iqbal anak yang sah karena terbentur dengan asas monogami
itu4
Untuk diketahui Machica yang bernama asli Aisyah Mochtar
mengajukan judicial review ke MK Machica menggugat Pasal 2 Ayat 2 dan
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan
Ketentuan itu mengatur bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan resmi
hanya memiliki hubungan perdata kepada ibunya Ketentuan ini dianggap
bertentangan dengan konstitusi Untuk memperkuat argumennya kuasa
hukum Machica Rusdianto menyerahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan Surat Keputusan Pengadilan Agama (PA)
Tigaraksa Tangerang Putusan PA Tigaraksa No 46PdtG surat Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pengaduan KPAI surat somasi dan
surat klarifikasi tertanggal 12 Januari 2007
Menurut Rusdianto sesuai asas agama pernikahan sirri machica
4httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
7
Dengan Moerdiono sah Sebab itu anak yang lahir dari pernikahan itu harus
diakui dan mendapatkan haknya Setelah menjalani beberapa kali
persidangan Jumat lalu (172) MK mengeluarkan putusan atas gugatan
Machica Dalam putusannya MK mengabulkan permohonan uji materiil atas
Undang-Undang No1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakanldquo anak yang dilahirkan di
luar perkawinan Hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunyardquo bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Thn 1945
Mahkamah menyatakan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
Tentang Perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
dimaknai menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang dapat
dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau alat bukti lain
yang sah menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai
ayahnya
Mahkamah menetapkan seharusnya ayat tersebut berbunyi ldquoAnak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi danatau alat
bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluarga ayahnyardquo ujar Ketua MK Mahfud MD saat
membacakan putusan
Mahfud menyatakan putusan ini akan berlaku sejak MK mengetok
palu Artinya sejak Jumat pagi 17 Februari 2012 semua anak yang lahir di
luar perkawinan resmi mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
8
mereka Yang dimaksud ldquodi luar pernikahan resmi itu termasuk kawin sirri
perselingkuhan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven5
Berbagai permasalahan yang timbul dalam perkawinan sirri di
Indonesia sangat berpengaruh terhadap anak sebagai warga negara dalam
hak untuk mendapatkan status serta kepastian hukum dalam administrasi
kependudukan yaitu pencatatan sipil para orang tua yang mempunyai anak
hasil kawin sirri sangat sulit untuk mendapatkan sebuah akta kelahiran bagi
anaknya hal ini juga yang menjadi permasalahan selama ini karena orang
tua anak hasil kawin sirri tidak mengetahui prosedur atau Tata cara dan
minimnya pengetahuan dalam melaporkan peristiwa penting kependudukan
dan pencatatan sipil untuk anaknya yang lahir dari hasil kawin sirrinikah sirri
tentunya para orang tua yang mempunyai anak hasil kawin sirri memikirkan
setelah kelahiran anaknya untuk membuatkan akta lahir bagi anaknya
Persoalan ini terkadang sering terlupakan oleh orang tua Padahal selaku
warga Negara indonesia kelahiran seorang anak haruslah tercatat sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku Pencatatan ini dilakukan dengan
prosedural tertentu dan diarsipkan dalam data kependudukan yang dikenal
dengan nama Akta kelahiran Akta kelahiran ini merupakan awal dari
pencataan terhadap diri seseorang di mata hukum di Indonesia Bagi seorang
anak akta kelahiran sangat penting dan merupakan bukti bahwa orang tua
secara hukum sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap anak Hal ini sesuai dengan isi Pasal 5 Undang-
undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan
bahwa rdquosetiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
5httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-anak-di-luar-nikah-resmi
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
9
kewarganegaraan Secara psikologis keberadaan sebuah akta kelahiran bagi
seorang anak akan memiliki arti yang sangat penting Apabila anak akan
mendaftarkan pada sebuah sekolah maka syarat utamanya harus disertakan
akta lahir Jika akta lahir tidak ada maka anak tersebut akan kesulitan untuk
terdaftar pada sekolah yang akan di jadikan tempat untuk belajar
menurut syarnubi ( 2008 ) dampak kerugian yang harus di
tanggung terhadap anak hasil kawin sirrinikah sirri yaitu
a) Secara hukum anak-anak yang berasal dari perkawinan yang tidak dicatatkan
kelahirannya tidak dicatatkan pula secara hukum Jika kelahiran anak tidak
dapat dicatatkan secara hukum berarti melanggar hak asasi anak (Konvensi
Hak Anak) Anak-anak tersebut berstatus sebagai anak diluar perkawinan
yang berstatus sebagai anak tidak sah dan tidak memiliki hubungan perdata
dengan ayahnya Anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibu dan keluarga ibunya ( pasal 42 dan 43 Undang Undang Nomor 1 Tahun
1974 Perkawinan dan pasal 100 Kompilasi Hukum Islam)
b) Akibat tidak memiliki akta kelahiran sulit baginya untuk mendaftar di sekolah
negeri Kalaupun akte kelahirannya diterbitkan yang dicantumkan sebagai
orangtuanya adalah nama ibu yang melahirkannya Tidak tercantumnya nama
ayahnya pada akta kelahiran si anak akan memberi dampak yang sangat
mendalam secara sosial dan psikologis bagi si anak Karena status anak
bukan anak yang sah menurut hukum anak-anak tidak berhak atas biaya
kehidupan dan pendidikan termasuk nafkah dan warisan dari ayahnya
c) Anak-anak juga sangat rentan dengan kekerasan Mereka kurang memperoleh
kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya karena hubungan antara ayah
dan anak tidak kuat sehingga bisa saja suatu waktu ayahnya menyangkal
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
10
bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya Akibatnya anak jadi terlantar
dan tidak dapat bertumbuh dengan baik Alhasil anak-anak yang dilahirkan
dari perkawinan sirri dapat dikatakan sebagai seorang anak yang tidak
mempunyai ayah6
12 RUMUSAN MASALAH
Setelah menyimak dan mencermati paparan latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang perlu di kupas dalam penyusunan skripsi
ini adalah
a) Bagaimana pengaturan hukum positif indonesia memberikan kejelasan
mengenai pengakuan status anak hasil kawin sirri dari ayah dan ibu
b) Bagaimana pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri menurut hukum positif
Indonesia
13 PENJELASAN JUDUL
Penulis sangat tertarik sekali terhadap judul skripsildquo KEDUDUKAN
ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ldquo
Oleh sebab itu penulis angkat dalam skripsi ini Seperti di ketahui bersama
banyaknya anak yang lahir dari hasil kawin sirri yang selama ini tidak
mendapatkan kejelasan status serta masih banyak pendiskriminasian
terhadap hak-hak anak hasil kawin sirri
Anak hasil kawin sirri yang dimaksud dalam skripsi ini adalah anak
yang lahir dari hasil hubungan badan hubungan seksual seorang laki-laki
dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan sah menurut hukum
negara indonesia dan sebagai anak yang tidak memiliki kejelasan status ayah
serta anak yang di lahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya
6httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
11
masih di persengketakan
Hukum positif Indonesia yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA ( Burgerlijk Wetboek ) Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
tentang status anak luar kawin Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
14 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
SKRIPSI ini berjudul ldquo KEDUDUKAN ANAK HASIL KAWIN
SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIArdquo Skripsi ini akan membahas
mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri dalam hukum postitif Indonesia
Kepastian mengenai kedudukan anak hasil kawin sirri belum mendapatkan
kejelasan menurut hukum Kejelasan mengenai status hukum dan kedudukan
hukum termasuk kepastian hukum dalam administrasi kependudukan untuk
mendapatkan akta kelahiran
15 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui kejelasan mengenai status pengakuan anak hasil kawin
sirri dari ayah dan ibu
b) Untuk mengetahui lebih mendalam pengaturan hak-hak anak hasil kawin sirri
menurut hukum positif Indonesia
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
12
16 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Untuk penulis akan menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh dari teori kemudian
diterapkan di lapangan atau praktek
b) Untuk Universitas Wijaya Putra Khususnya Fakultas Hukum untuk di jadikan
perbendaharaan di perpustakaan yang di mungkinkan dapat di pakai sebagai
referensi atau Mahasiswa yang tertarik dan untuk pemecahan masalah yang
terkait dengan kedudukan Anak hasil kawin sirri menurut Hukum positif di
indonesia
c) Untuk memberikan kontribusi sumbangan pemikiran bagi penegak hukum
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
17 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini saya menggunakan metode yang di
dukung dengan komponen-komponen sebagai berikut
a) Tipe penelitian
Tipe penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah tipe Penelitian normatif yaitu dengan melakukan studi pustaka dan
kajian terhadap bahan hukum yang di kaitkan materi yang di kupas ini
b) Pendekatan masalah
Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara statute approach dan conceptual approach
yang di maksud dengan pendekatan secara statute approach adalah
pendekatan yang di lakukan melalui peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah yang di bahas sedangkan conceptual aproach
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
13
adalah pendekatan terhadap asas-asas dan doktrin- doktrin dalam ilmu hukum
atau pendapat dari para sarjana yang di dapat di literatur sebagai landasan
pendukung dalam kaitannya dengan materi yang di bahas
c) Bahan hukum
Bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer yaitu
bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas Sedangkan
bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan
bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku literatur
karya ilmiah para sarjana dan berbagai media cetak maupun elektronik yang
ada kaitannya dengan materi yang di bahas
18 PERTANGGUNG JAWABAN SISTEMATIKA
Sistematika pembahasan Skripsi kali ini akan di uraikan bab
demi bab dengan maksud agar lebih mudah di pelajari serta menganalisa
mencermati dan memahami sehingga materi ini lebih terarah
BAB I PENDAHULUAN yang di sajikan untuk mengamati
rangkaian pembahasan Skripsi dalam bab ini berisikan uraian mengenai latar
belakang masalah rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
kajian pustaka metode penelitian dan pertanggung jawaban sistematika
BAB II KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL
KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam Bab ini
penulis akan Membahas Akibat Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kedudukan Anak setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi KONSTITUSI No 46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
14
2012 Tentang anak luar kawin Kejelasan Kedudukan status Anak menurut
Hukum Positif di indonesia
BAB III PENGATURAN HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI
MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Dalam bab ini penulis akan
membahas Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hak Anak Hasil Kawin Sirri setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13 februari 2012
BAB IV PENUTUP bab yang mengakhiri seluruh rangkaian
dan pembahasannya sub babnya terdiri dari kesimpulan yang berisikan
jawaban atas masalah dan saran sebagai pemecah masalah atas kedudukan
anak hasil kawin sirri
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
15
BAB II
KEJELASAN PENGAKUAN STATUS ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT
HUKUM POSITIF INDONESIA
21 Akibat Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang kehidupan
berkeluarga harus melalui pintu perkawinan Perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dan wanita menimbulkan akibat-akibat hukum Hal ini
dikarenakan perkawinan yang dilakukan telah menimbulkan hubungan hukum
diantara suami-istri Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan yang menentukan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
Dari rumusan pasal diatas dapat dikatakan perkawinan adalah
sebuah perjanjian yang mana harus ada persetujuan dan kesepakatan kedua
belah pihak (kedua calon mempelai) Kesepakatan yang dimaksud dalam
rumusan pasal 1 tidak hanya mengacu pada perikatan dalam arti perdata
semata namun lebih mengedepankan ikatan lahir batin Sebagai suatu ikatan
lahir batin maka unsur jasmani dan rohani menjadi dasar bagi seorang laki-
laki dan wanita untuk melangsungkan sebuah perkawinan Perkawinan yang
dilangsungkan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
Sehingga tujuan dilangsungkannya perkawinan tidak semata-mata untuk
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
16
melegalkan sebuah hubungan badan namun lebih pada membentuk keluarga
Ali Affandi ( 1986 ) mengatakan bahwa suatu perkawinan
mempunyai akibat yang luas Di dalam hubungan hukum antara suami dan istri
yang dengan itu timbul suatu perikatan yang berisi hak dan kewajiban7
Perkawinan merupakan suatu yang suci dan sakral yang mana hukum negara
mengkombinasikan dengan ketentuan-ketentuan ajaran secara agamis untuk
mengatur sebuah perkawinan yang nantinya agar masyarakat bisa mentaati
sehingga perkawinan juga masuk dalam pencatatan administrasi negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah
menganut asas- asas atau prinsip prinsip sebagai berikut
a Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
b Perkawinan sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaan itu
c Perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangan
d Perkawinan berasas monogami
e Calon suami istri harus sudah masuk jiwa raganya untuk melangsungkan
perkawinan
f Batas umur perkawinan adalah pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun
g Perceraian dipersulit dan harus dilakukan dimuka sidang pengadilan
h Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang8
Ketentuan pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang
perkawinan juga menghendaki sebuah perkawinan dilakukan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan tidak
7Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum PembuktianMenurut Undang- Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986 hlm 93
8HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar MajuBandung 1990
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
17
semata-mata hanya hubungan lahiriah antara laki-laki dan wanita semata
namun didalamnya juga ada nilai-nilai religius keagamaan Sebagai sebuah
nilai religius keagamaan maka perkawinan dilakukan sesuai agama masing-
masing (Pasal 2 ayat 1) Dengan ketentuan ini maka semua perkawinan yang
dilaksanakan di Indonesia adalah sesuai dengan hukum masing-masing
agamanya
Dalam membentuk keluarga sebagai tujuan dari perkawinan
maka dalam perkawinan yang dilangsungkan telah menimbulkan akibat-akibat
perkawinan Akibat tersebut antara lain
A Timbulnya Hak dan Kewajiban
B Harta Perkawinan
C Anak
Sebelum menjelaskan lebih jauh timbulnya hak dan kewajiban
suami maupun istri perlu pemahaman terlebih dahulu definisi tentang hak dan
kewajiban
Definisi Hak yaitu tentang sesuatu hal yang benar yang menyatakan milik
kepunyaan otoritas kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu yang benar-benar menjadi miliknya dengan derajat
dan martabat yang ada pada diri tiap-tiap individu yang mana karena telah
ditentukan aturan-aturan hukum Hak tidak selalu bersifat absolute (mutlak)
karena sesuatu hak bisa saja kalah oleh suatu alasan-alasan atau di dasarkan
dengan suatu pembuktian atau keadaan tertentu lain yang dapat
menggugurkan posisi hak tersebut
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan)
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
18
Dapat di simpulkan bahwa Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali yang telah di tentukan oleh hukum aturan - aturan
perundang-undangan
A Yang di maksud timbulnya hak dan kewajiban dari suami maupun istri sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 tentang perkawinan
akan di jelaskan sebagai berikut
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai hormat menghormati setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan9
Berpedoman dari pasal-pasal yang di jelaskan diatas maka dapat diuraikan
9RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal548
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
19
Kewajiban Suami antara lain
(a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan pangan sandang dan
papan ( memberi makan memberi pakaian terhadap istri dan anak
memberi tempat tinggal )
(b) Membantu istri dalam mengawasi mendidik mengurus menjaga anak
secara bersama-sama di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di luar
rumah selama suami libur kerja dengan situasi dan kondisi yang masih
memungkinkan
(c) Menjadi pemimpin pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh
tanggung jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
(d) Jika terjadi permasalahan keluarga maka suami harus bisa Menyelesaikan
masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
Hak Suami
(a) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
(b) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
Kewajiban Isteri
(a) Menjaga dan mengatur uang yang di berikan suami untuk keperluan
kebutuhan keluarga
(b) Melayani hasrat suami sesuai kebutuhan biolologis dan sebagai kodrat sendi-
sendi yang di ajarkan oleh agama dan untuk mendapatkan keturunan
(c) Menjaga kehormatan keluarga secara bersama ( baik istri maupun suami )
(d) Menjaga Mendidik mengasuh dan memelihara anak dengan baik dan penuh
tanggung jawab ( bersama-sama )
Dari pemaparan uraian yang telah di jelaskan di atas bahwa inti
pokok dasar dari hak dan kewajiban suami maupun istri yaitu saling mengisi
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
20
memberi dan menyatukan jiwa raga mengerti memahami dan membantu
segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dengan menyesuaikan
keadaan baik di saat sulit maupun bahagia di pikul secara bersama-sama
agar tercipta kedamaian dan ketentraman yang nantinya keluarga menjadi
bahagia dan sejahtera seperti yang di inginkan serta yang di anjurkan oleh
agama maupun ketentuan perundang-undangan
Sebelum memaparkan penjelasan harta perkawinan maka terlebih
dahulu perlu pemahaman apa yang di maksud dengan harta perkawinan
Definisi harta perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri
atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa10
Asas-asas Hukum Harta Perkawinan menurut UUP
a) Harta bersama terjadi demi hukum
b) Isi harta bersama adalah harta yang diperoleh sepanjang perkawinan kecuali
hibah atau warisan
c) Pengurusan ada pada suamiistri secara bersama
d) Istri tetap cakap bertindak
e) Perjanjian kawin dapat diubah
Bentuk Harta Perkawinan (UUP)
a) harta bersama
b) harta bersama terbatas
c) Terpisah harta sama sekali11
B Harta perkawinan
10Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam TataHukum Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994 hlm77-78
11httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-perkawinanhtml
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
21
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Tentang
perkawinan pada bab VII mengatur harta benda dalam perkawinan
menjelaskan antara lain
Pasal 35
(1) Harta benda yang di peroleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 36
(1) Mengenai harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian
kedua belah pihak
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya12
Berpedoman dari rumusan-rumusan pasal-pasal di atas dapat
di ambil kesimpulan bahwa Sejak saat dilangsungkannya perkawinan maka
menurut hukum terjadi ( harta bersama ) menyeluruh antara suami istri
sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian
kawin
Harta bersama atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan harta gono-
gini merupakan semua harta baik itu berupa penghasilan maupun barang-
barang yang didapatkan selama masa perkawinan berlangsung Termasuk di
dalam harta bersama adalah segala bentuk keuntungan dan kerugian dari
harta bersama tersebut menjadi tanggung jawab bersama
Misalnya jika seorang suami dan istri bekerja dan memiliki penghasilan maka
12RSubekti RTjitrosudibio kitabUndang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
22
penghasilan mereka tersebut merupakan harta bersama Selain itu walaupun
penghasilan mereka disimpan di bank atas nama masing-masing tetap saja
merupakan harta bersama Harta suami adalah harta istri begitu juga
sebaliknya selama diperoleh dalam ikatan perkawinan mereka
Harta bersama yang di dapatkan di kumpulkan selama perkawinan bisa
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak Yang di maksud
benda dalam konsep harta bersama yang di kumpulkan suami istri selama
perkawinan adalah tiap-tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai
dengan hak milik atau dengan kata lain benda dalam konteks hukum perdata
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan diletakkan suatu Hak diatasnya
utamanya yang berupa hak milik Dengan demikian yang dapat memiliki
sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum ( personorang ) sedangkan
sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum
dalam hukum perdata yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh panca indera saja melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud seperti misalnya kekayaan
seseorang Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan termasuk
didalamnya tagihan piutang atau hak hak lainnya misalnya bunga atas
deposito yang ada pada bank
Benda (zaak) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai barang
yang terlihat saja Adapun dalam pengertian yang luas ialah segala sesuatu
yang dapat dihaki oleh orang Di sini benda mengandung arti sebagai obyek
dalam hukum13
Pengertian benda ( zaak ) telah dinyatakan dalam pasal 499 Kitab
13httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
23
Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek )ldquo Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milikrdquoBerdasarkan ketentuan
tersebut pengertian benda meliputi segala sesuatu yang di miliki oleh subjek
hukum baik itu berupa barang maupun hak sepanjang objek dari hak milik
itu dapat dikuasai oleh subyek hukum14
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) menyebutkan
Pasal 506
Benda tidak bergerak adalah benda ialah
Pekarangan-pekarangan yang ada di atasnya dan apa yang didirikan
diatasnya penggilingan-penggilingan tanaman ladang barang tambang
Pasal 507
Benda tidak bergerak karena peruntukannya termasuk dalam paham
kebendaan tidak bergerak
Dalam perumahan jendela pintu pagar
Pasal 508
Ketentuan undang-undang atas benda tidak bergerak ialah hak-hak
Bunga tanah baik berupa uang atau barang hak usaha hak pakai hasil
Pasal 509
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya ialah benda yang dapat
berpindah atau di pindahkan
Pasal 511
Benda bergerak karena ketentuan undang undang
14RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal157
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
24
Dari pasal - pasal yang di sebutkan diatas dapat di simpulkan
Bahwa benda dapat digolongkan ke dalam klasifikasi benda tidak bergerak
dikarenakan
Benda tidak bergerak karena Sifatnya
Tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau biasa
dikenal dengan benda tetap( benda ini juga berwujud bertubuh dapat di
lihat di rasa di raba di pegang )
Contoh Tanah juga segala dengan isinya segala sesuatu yang
melekat di Bawah maupun diatasnya akar pohon yang melekat pada
tanah beserta buahnya selama belum di pisahkan dengan tanah tersebut
rumah selokan
Benda tidak bergerak karena Tujuan pemakaiannya
Ialah segala benda yang di lekatkan dengan usaha pekerjaan manusia
meskipun tidak secara sungguh ndash sungguh digabungkan dengan tanah atau
bangunan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak
lama sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Contoh tempat tidur meja makan almari pakaian kulkas
Benda tidak bergerak karena ketentuan Undang - Undang
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda tidak bergerak di mana subyek
hukum mempunyai hak atas benda tidak bergerak( hak adalah benda tidak
bergerak dan tidak berwujud yang melekat pada obyek hukum selama
subyek hukum bisa menguasai dan selama itu pula tidak di pindah tangankan
tidak di alihkan)
Contoh terdiri atas Piutang - piutang ( penagihan-penagihan ) uang sewa
uang upeti uang angsuran dan uang bunga pajak atas tanah tempat parkir
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
25
pasar yang diakui oleh pemerintah
Benda tidak bergerak dalam klasifikasi benda berwujud
pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik namaJadi dapat di
ambil kesimpulan bahwa pejabat yang berwenang yang di tunjuk oleh
Undang-Undang yaitu Notaris yang dapat membuat mengesahkan dan
mengeluarkan sebuah Akta dalam pemindah tanganan hak
Benda Bergerak karena sifatnya
Yaitu Benda bergerak yang dapat dipindahkan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya sekiranya barang-barang itu tidak tertancap paku
Benda ini berwujud atau bertubuh yang dapat di lihat dengan mata di rasa
di raba di pegang dengan tangan
Contoh perabot rumah meja mobil motor komputer pigora lukisan
benda bergerak dalam klasifikasi benda bergerak berwujud
maka pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan
Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang dalam kategori benda
bergerak tidak berwujud
Yaitu hak-hak yang melekat pada benda bergerak di mana subyek hukum
mempunyai hak atas benda bergerak tersebut
Contoh saham obligasi cek tagihan ndash tagihan
Dapat disimpulkan bahwa Hak kebendaan adalah suatu hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda barang yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang ( subyek hukum )
Harta Bersama dalam pasal 36 Undang-Undang No 1 Thn 1974 Perkawinan
ini perlu di perhatikan bahwa setiap perbuatan hukum jual-beli sewa-
menyewa pinjam-meminjam gadai hibah dan sebagainya yang dilakukan
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
26
terhadap harta bersama mengharuskan keterlibatan atau sepengetahuan
dan seizin kedua belah pihak Sehingga salah satu pihak tidak dapat
bertindak sendiri dalam setiap perbuatan hukum terhadap harta bersama
mereka ( Dapat di simpulkan ) jika salah satu pihak menjual harta bersama
tanpa sepengetahuan pihak lainnya dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan melawan hukum dan akibatnya adalah semua transaksi yang
dilakukan dapat dimintakan pembatalan ke Pengadilan
Harta bawaan
Definisi Harta bawaan yaitu merupakan semua harta yang diperoleh oleh
suami atau istri sebelum terjadi perkawinan
Harta bawaan yaitu harta pribadi dari masing-masing suami isteri dan harta
yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan
harta bawaan harta pribadi pada dasarnya tidak ada pencampuran harta
suami maupun harta istri dalam perkawinan kecuali suami istri tersebut
menentukan lain
Penting untuk diketahui konsep harta bawaan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974 Perkawinan
Pasal 35 ayat (2)
Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang di
peroleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Dapat diambil kesimpulan bahwa Pasal 35 ayat (2) UU
Perkawinan yang telah dikutip di atas terdapat kata ldquo ( sepanjang para pihak
tidak menentukan lain ) rdquo bahwa hal ini dapat saja di simpangi atau di atur
berbeda Maksud dari kata-kata ini adalah terbuka kemungkinan untuk
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
27
mengadakan perjanjian mengenai harta sendiri-sendiri itu untuk dijadikan
harta bersama Sehingga jika tidak ada perjanjian tentang pengaturan harta
tersebut maka aturan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang
C Anak
Dari sebuah perkawinan suci yang di landasi dengan cinta dan
kasih sayang dari seorang pria dan wanita yang membina rumah tangga
maka sah dalam melakukan hubungan badan secara biologis dan sesuai
kodrat manusia yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esah serta untuk
mendapatkan sebuah keturunan Maka dari perkawinan yang telah menjadi
kodrat manusia tersebut akan lahir anak-anak sebagai buah hati hasil dari
cinta dan kasih sayang perkawinan anak mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai penerus dan pelangsung keturunan kedua orang
tuanya Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional Anak adalah asset bangsa serta Masa depan
bangsa dan Negara dimasa yang akan datang Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa
Begitu pula sebaliknya Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
bobrok hancur pula kehidupan bangsa yang akan datang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
pengertian anak tidak di atur secara langsung mengenai parameter ukuran
kapan seseorang digolongkan sebagai anak akan tetapi hal tersebut apabila
di cermati maka dapat di ketahui indikatornya keterangan petunjuk dalam
pasal 6 ayat (2) yang memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
28
belum mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan memuat batasan usia minimum paling rendah untuk dapat
kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas)
tahun
Dalam pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dikatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18
(delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
orang tuanya
Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan wali
Berpedoman dari rumusan pasal-pasal tersebut di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa definisipengertian anak dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa dan sudah dewasa
yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun
untuk laki-laki Pengertian anak menurut hukum perdata dibangun dari
beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seseorang subjek
hukum yang tidak mampu Aspek-aspek tersebut adalah Status belum
dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum Dalam ketentuan hukum perdata
anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang
amat penting
Sobur (1988) mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran perasaan sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
29
segala keterbatasan Haditono (dalam Damayanti1992) berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan kasih sayang
dan tempat bagi Perkembangannya Selain itu anak merupakan bagian dari
keluarga dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah
laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan
bersama
Kasiram (1994) mengatakan anak adalah mahkluk yang sedang
dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan pikiran kehendak
sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya15
22 Kedudukan Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Tanggal 13 februari 2012 Tentang
Anak Luar Kawin
MK berpendapat bahwa perkawinan sirri juga merupakan
perkawinan yang sah Tidak dicatatkannya suatu perkawinan dalam catatan
administratif negara tidak lantas menjadikan perkawinan tersebut tidak sah16
Berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010
tangal 13 februari 2012 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan hukum
dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu
Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tanggal 13
februari 2012 menyatakan anak hasil perkawinan sirri termasuk dalam
golongan anak luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang
dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki - laki dan seorang wanita
15httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-makhluk-sosial
16httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-dalam-putusan-mk
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
30
yang keduanya tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada
larangan untuk saling menikahi
Namun sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46PUU-
VIII2012 tanggal 13 februari 2012 tersebut maka anak luar kawin diakui
sebagai anak yang sah dan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya Menurut penulis kedudukan anak luar kawin terhadap warisan
ayah biologisnya dalam hukum positif indonesia juga semakin kuat Anak luar
kawin merasa berhak atas warisan ayahnya Setelah Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas maka diakuinya anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan pada anak luar kawin dalam arti sempit (hasil biologis) sebagai
anak yang sah berarti akan mempunyai hubungan waris dengan bapak
biologisnya tanpa harus didahului dengan pengakuan dan pengesahan tetapi
dengan syarat dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
bapak biologis berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes
DNA Namun demikian apabila ada penyangkalan mengenai anak luar kawin
ini dari anak-anak ahli waris yang sah menurut penulis maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan Penetapan Pengadilan mengenai status anak hasil
kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit tersebut
sebagai ahli waris yang sah
23 Kejelasan Status Anak Hasil Perkawinan Sirri Menurut Hukum Positif
Indonesia
Berpedoman dari ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek) menurut penulis status anak hasil kawin sirri di
kelompokan dalam anak yang lahir di luar perkawinan dalam arti sempit atau
sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak sah hanya mempunyai
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
31
hubungan nasab hak dan kewajiban nafkah serta hak dan hubungan
kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya saja tidak dengan
ayahbapak alami (genetiknya) kecuali ayahnya tetap mau bertanggung
jawab dan tetap mendasarkan hak dan kewajibannya menurut hukum Islam
Perkawinan sirri tidak dapat mengingkari adanya hubungan darah dan
keturunan antara ayah biologis dan si anak itu sendiri
Kejelasan status anak hasil kawin sirri dapat di lakukan dengan
pembuktian mengenai asal-usul anak sesuai dengan ketentuan pasal 55
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di sebutkan bahwa
bila asal-usul anak tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka
mengenai hal itu akan ditetapkan dengan putusan pengadilan yang
berwenang17
Kalau berpedoman setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010 Tanggal 13 Februari 2012 yang antara lain Pasal 43 ayat
(1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata
karena adanya ikatan perkawinan akan tetapi dapat juga didasarkan pada
pembuktian adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut
sebagai bapak
Pembuktian kejelasan status anak hasil kawin sirri yang di
kelompokan anak luar kawin dalam arti sempit dapat dilakukan dengan
Pengakuan sukarela yaitu suatu pengakuan yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang ditentukan undang-undang bahwa ia adalah bapaknya
(ibunya) seorang anak yang telah dilahirkan di luar perkawinan yang sah
17RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal554
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
32
Dengan adanya pengakuan maka timbulah hubungan Perdata antara si anak
dan si bapak (ibu) yang telah mengakuinya sebagaimana diatur dalam
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)18
Pengakuan sukarela
Dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam Pasal
281 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu
Dalam akta kelahiran si anak Menurut Pasal 281 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) untuk dapat mengakui seorang
anak luar kawin dalam arti sempit bapak atau ibunya dan atau kuasanya
berdasarkan kuasa otentik harus menghadap di hadapan pegawai catatan
sipil untuk melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut
Pengakuan terhadap anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
dilakukan pada saat perkawinan orang tuanya berlangsung yang dimuat
dalam akta perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Jo
Pasal 272 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Pengakuan ini akan berakibat si anak luar kawin akan menjadi seorang anak
sah
Pengakuan terhadap anak luar kawin dapat dilakukan dalam akta
otentik seperti akta notaris sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Dengan akta yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang dibutuhkan dalam
register kelahiran catatan sipil menurut hari Penanggalannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 281 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek)
18RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
33
Pengakuan Paksaan
Pengakuan anak luar kawin dalam arti sempit dapat pula
terjadi secara paksaan yakni dapat dilakukan oleh si anak yang lahir di
luar perkawinan yang sah itu dengan cara mengajukan gugatan terhadap
bapak atau ibunya kepada Pengadilan Negeri agar supaya anak luar kawin
dalam arti sempit itu diakui sebagai anak bapak atau ibunya ketentuan ini
diatur dalam Pasal 287-289 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek)19
Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek) yang mengatakan bahwa dengan pengakuan yang dilakukan
terhadap seorang anak luar kawin timbullah hubungan perdata antara anak
dan bapak atau ibunya20
Hal ini berarti bahwa antara anak luar kawin dalam arti sempit
dan ayah (biologisnya) maupun ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum Hubungan hukum itu baru ada kalau ayah dan atau ibunya
memberikan pengakuan bahwa anak itu adalah anaknya Dengan demikian
tanpa pengakuan dari ayah dan atau ibunya pada asasnya anak itu bukan
anak siapa-siapa Ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan siapa pun
( statusnya tidak jelas )
Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor I Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam asal-usul anak hanya dapat dibuktikan dengan akta
kelahiran Akan tetapi Pengadilan Agama diberikan kewenangan untuk
mengeluarkan ketetapan ( itsbat ) bila tidak ada akta kelahiran dari anak
19RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal71
20RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal69
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
34
tersebut Pengadilan memeriksa asal-usul anak dengan mendasarkan pada
alat-alat bukti yang sah seperti keterangan saksi-saksi tes DNA
pengakuan ayah ( istilhaq ) sumpah ibunya dan alat-alat bukti lain yang sah
Menurut hukum
Tujuan inti dari pengajuan itsbat nikah adalah pernikahan yang
semula tidak dicatatkan menjadi tercatat dan disahkan oleh negara serta
memiliki kekuatan hukum jika itsbat nikah di kabulkan oleh hakim di
pengadilan agama maka dapat di lakukan pengakuan penetapan dan
pengesahan status anak Ketika perkawinan tersebut di tetapkan dan di
nyatakan sah oleh Putusan Hakim secara otomatis anak yang di lahirkan
dari perkawinannya pun memiliki status di mata hukum sebagai anak yang
sah dengan segalah hak Hukum yang ada padanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan
Pasal 49 ayat (1)
Pengakuan anak wajib di laporkan oleh Orang Tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh
Ayah dan di setujui oleh Ibu dari anak yang bersangkutan
Pasal 50 ayat (1)
Setiap pengesahan anak di laporkan oleh orang tuanya kepada instansi
pelaksana paling lambat 30 ( tiga puluh hari ) sejak ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta
perkawinan21
21httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
35
BAB III
HAK-HAK ANAK HASIL KAWIN SIRRI MENURUT HUKUM POSITIF
INDONESIA
31 Hak dan Kewajiban Orang Tua Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 45 menyebutkan
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang di maksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus ( terjadi
perceraian
Pasal 47
(1) Orang tua mewakili anak yang belum berumur 18 tahun mengenai
perbuatan hukum di dalam dan di luar Pengadilan
Pasal 48
(1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18
(delapan belas tahun) atau belum melangsungkan perkawinan kecuali
apabila kepentingan anak itu menghendakinya
Dari rumusan-rumusan pasal yang di atur di dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 pada pasal-pasal yang di jelaskan di atas
tentang perkawinan maka orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak
Yang mana kekuasaan yang di maksud adalah berisi kewajiban untuk
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
36
mendidik dan memelihara anaknya secara bersama-sama antara ayah dan
ibu Uraian-uraian mengenai kewajiban orang tua memelihara dan mendidik
anaknya meliputi
(a) Pemberian nafkah hidup untuk kelangsungan hidupnya
(b) Pemberian biaya pendidikan sekolah anak
(c) Pemberian tempat tinggal yang layak
(d) Pemberian pakaian
(e) Mengawasi segalah tingkah laku anak
(f) Memberi pengasuhan kepada anak dengan sebaik-baiknya
32 Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Dari sebuah perkawinan dalam tujuan membentuk keluarga
pastinya ingin mendapatkan sebuah anak Dari hubungan biologis suami istri
dalam perkawinan akan mendapatkan anak Tujuan Orang Tua mempunyai
memiliki anak agar anak bisa meneruskan kehidupan keluarga dan menjadi
kebanggaan Orang Tua yang mana anak tentunya mempunyai hak-hak
dalam keluarga dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Hak-hak
anak ini sebagian telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Thn 1974
tentang Perkawinan antara lain
Pasal 46 menyebutkan
(1) Anak wajib menghormati Orang Tua dan mentaati kehendak mereka yang
baik
( 2) Jika anak telah dewasa ia wajib memelihara menurut kemampuannya
Orang Tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
37
memerlukan bantuannya22
Jika mencermati ketentuan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1
Thn 1974 tentang Perkawinan pada pasal 55 yang menyebutkan
(1) Asal usul anak dapat di buktikan dengan Akta Kelahiran yang otentik yang di
keluarkan oleh pejabat yang berwenang
(2) Bila Akta Kelahiran tidak ada maka pengadilan dapat mengeluarkan
penetapan tentang asal usul seorang anak setelah di adakan pemeriksaan
yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat
Perlu di pahami bahwasannya definisi pengertian ( asal usul
anak ) yaitu dari siapa dan oleh siapa anak tersebut di lahirkan maka dapat
di ambil kesimpulan dari nama ibu yang mengandung dan melahirkan anak
tersebut serta nama ayah biologisnya Dengan demikian berpedoman dari
rumusan pasal-pasal yang di jelaskan di atas maka asal usul anak yang di
maksud adalah harus bisa di buktikan dengan sebuah Akta kawin Akta
nikah kedua Orang tuanya yang mana Akta nikah ini nanti menjadi dasar
dari pengakuan dan pengesahan atas kejelasan status anak pada pejabat
yang berwenang sehingga dapat di keluarkan sebuah Akta kelahiran
Jadi setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan Akta
kelahiran Kelahiran seorang anak harus di laporkan dan di daftarkan oleh
Kedua Orang Tuanya ayah maupun ibu atas kelahiran anaknya pada
(pejabat yang berwenang)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Akta Kelahiran yang di maksud
adalah Instansi Pelaksana sebagai perangkat pemerintah kabupaten kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam
22RSubekti RTjitrosudibio kitab Undang-Undang Hukum Perdata burgerlijkWetboek Pradnyaparamita jakarta 2006 hal551
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
38
administrasi kependudukan ( pasal 1 angka 6 PERPRES Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang di beri tugas dan
tanggung jawab memberikan Pelayanan Pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan Peristiwa Penting serta Pengelolahan Penyajian Data Kependudukan
di Desa Kelurahan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan)
Unit Pelaksana Tekhnis Dinas ( UPTD ) Instansi Pelaksana adalah satuan
kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan Pelayanan Pencatatan Sipil
dengan kewenangan menerbitkan Akta yang termasuk mengeluarkan Akta
Kelahiran ( pasal 1 angka 21 PERPRES Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 )
Dengan mencermati pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1
Thn 1974 tentang perkawinan yang telah di sebutkan di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengadilan agama di beri wewenang untuk mengeluarkan
penetapan asal usul anak jika ibu dan ayahnya melakukan itsbat nikah untuk
mengesahkan perkawinannya secara hukum dan dapat di ajukan
selanjutnya untuk penetapan asal usul anak dengan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh Perundang-Undangan yang berlaku
Dengan demikian hak anak dari uraian-uraian pasal-pasal yang di
sebutkan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwasannya Anak
mempunyai Hak untuk mendapatkan sebuah kepastian secara hukum yang
mana kepastian secara hukum ini untuk mengetahui kedua orang tuanya
dan untuk mendapatkan sebuah Akta kelahiran baik anak hasil perkawinan
sah maupun anak hasil perkawinan sirri perkawinan secara agama
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
39
meskipun perkawinan tersebut tidak di catatkan pada lembaga pencatat
nikah perkawinannya masih di persengketakan selama itu dapat di
buktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi serta bukti pendukung
lainnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tes DNA serta
memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh tata hukum positif indonesia
yang berlaku saat ini
33 Hak Anak Hasil Kawin Sirri Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No
46PUU-VIII2012 tanggal 13 februari 2012
Menurut penulis setelah mencermati putusan Mahkamah
Konstitusi No 46PUU-VIII2010 tentang pengujian pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan anak yang lahir di luar kawin mempunyai hubungan
hukum dengan ayah biologis tak lagi hanya kepada ibu dan keluarga ibu Ini
berarti Hak-hak anak hasil kawin sirri yang di kelompokan anak luar kawin
dalam arti sempit setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
mempunyai hak-hak keperdataan seperti
(a) seperti hak untuk mengetahui asal-usul kedua orang tua (ayah dan ibunya)
(b) hak mendapatkan biaya pendidikan dari ayah dan ibunya
(c) hak kewarisan dengan ibunya serta keluarga ibunya dan juga ayahnya
(d) hak mendapatkan perwalian dari keluarga serta
(e) hak mendapatkan akta kelahiran dalam administrasi kependudukan
Yang di maksud hak keperdataan yang di jelaskan dalam skripsi
ini adalah tentang ketentuan yang mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan antara anak dengan kedua orang tuanya anak dengan
keluarga ibu maupun keluarga ayahnya Hak-hak tersebut dapat di peroleh
sepanjang dapat dibuktikan adanya hubungan biologis antara anak dan
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
40
bapak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA dan
juga dengan melakukan pengakuan dan penetapan anak melalui pengadilan
agama
Penjelasan hak waris anak hasil kawin sirri setelah Putusan MK
Nomor 46PUU-VIII2010 Surat Keterangan Hak Waris biasanya dibuat
oleh Notaris yang berisikan keterangan mengenai pewaris Para ahli waris
dan bagian-bagian yang menjadi hak para ahli waris berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Anak Luar Kawin bisa
mendapat bagian waris melalui proses pengakuan yang ditetapkan oleh
pengadilan Walaupun dengan adanya perbuatan hukum pengakuan ini
sang anak maksimal mendapat 13 bagian waris Ketika pewaris meninggal
timbulah warisan dan ahli waris Keberadaan anak luar kawin yang sudah
ditetapkan pengadilan tetap akan mendapatkan bagian waris Apabila ahli
waris lain menolak maka nama sang ahli waris ( anak luar kawin yang
mendapatkan pengakuan ) sudah tercatat dan harus dimasukkan dalam
surat keterangan waris
Notaris akan mengecek terlebih dahulu berapa jumlah ahli waris
yang tercatat oleh Negara Dengan demikian jika ahli waris anak luar kawin
yang mendapat pengakuan menyangkal maka surat keterangan waris tidak
dapat dibuat
Anak luar kawin dalam arti sempit berdasarkan putusan MK
46PUU-VIII2010 ini dapat membuktikan dengan ilmu pengetahuan jika
anak memiliki hubungan darah dengan ayahnya Jika terbukti berdasarkan
ilmu pengetahuan yaitu merupakan anak pewaris maka anak tersebut
mempunyai hak waris yang sama besarnya dengan ahli waris lainnya
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
41
Peraturan pelaksanaan putusan MK 46PUU-VIII2010 ini belum
ada sehingga masih terdapat kekosongan hukum bagaimana anak luar
kawin mendapat jaminan ia akan mendapatkan warisannya
Kemajuan yang dibuat putusan MK 46PUU-VIII2010 ini setelah
dilakukannya pembuktian melalui ilmu pengetahuan ahli waris lain tidak
dapat menyangkal Keberadaan anak luar kawin ini Karena secara ilmu
pengetahuan anak luar kawin ini adalah anak dari pewaris
Surat keterangan waris dapat dibuat namun dapat terjadi permasalahan
dalam administrasi pengurusan surat keterangan waris
Penjelasan hak anak hasil kawin sirri mendapatkan akta
kelahiran Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan sirri
tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa hari dan
tanggal kelahiran urutan kelahiran nama ibu dan tanggal kelahiran ibu
(menyebut nama ibu saja tidak menyebut nama ayah si anak) Demikian
ketentuan Pasal 55 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran untuk anak luar kawin
adalah sebagai berikut ( Pasal 52 ayat [1] Perpres ( Peraturan Presiden )
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil
(a) Surat kelahiran dari DokterBidanPenolong Kelahiran
(b) Nama dan Identitas saksi kelahiran
(c) Kartu Tanda Penduduk Ibu
(d) Kartu Keluarga Ibu
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
42
Tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran untuk anak luar
kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta kelahiran pada
umumnya Di dalam akta kelahiran akan tercantum nama ibu saja tidak
tercantum nama ayah dari anak luar kawin tersebut Tata caranya Anda
harus mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menunjukkan
persyaratan-persyaratan sebagaimana diuraikan di atas kepada Petugas
Registrasi di kantor Desa atau Kelurahan Formulir tersebut ditandatangani
oleh Anda dan diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah Kepala Desa atau
Lurah yang akan melanjutkan formulir tersebut ke Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran
Pasal 53 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar tempat domisili Anda Anda
mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan menyerahkan surat
kelahiran dari dokter bidan atau penolong kelahiran dan menunjukkan KTP
Anda kepada Instansi Pelaksana Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi
pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran Pasal 54 PERPRES (Peraturan Presiden) Nomor
25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil Instansi Pelaksana biasanya adalah Suku Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten atau Kotamadya setempat
(1 ayat [7] Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2006 ) tentang Administrasi
Kependudukan23
23httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-kelahiran-untuk-anak-hasil-kawin-siri
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
41 KESIMPULAN
a Anak hasil Perkawinan Sirri termasuk dalam golongan klasifikasi anak
luar kawin dalam pengertian sempit yaitu anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya
tidak terikat dalam perkawinan yang sah dan tidak ada larangan untuk
saling menikahi meskipun status perkawinannya masih di persengketakan
b Setelah adanya Putusan MK Nomor 46PUU-VIII2010 tanggal 17 Februari
2012 dengan Mendasarkan pada ketentuan Pasal 280 KUH Perdata
apabila di kaitkan dengan pasal 55 ayat (2) dan ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1Tahun 1974 Tentang perkawinan maka dapat di simpulkan ldquo
Bahwa diakuinya anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil kawin
sirri (hasil biologis) sebagai anak yang sah berarti akan mempunyai
hubungan hukum dengan bapak biologisnya tanpa harus didahului dengan
pengakuan dan pengesahan dengan syarat dapat dibuktikan adanya
hubungan biologis antara anak dan bapak biologis berdasarkan ilmu
pengetahuan misalnya melalui hasil tes DNA Apabila dapat di buktikan
melalui ilmu Pengetahuan seperti tes DNA maka timbulah hubungan
perdata antara anak dan bapak atau ibunyardquo Dapat dikatakan bahwa
sebelumnya antara anak luar kawin dalam arti sempit yaitu anak hasil
kawin sirri dengan ayah dan ibunya pada asasnya tidak ada hubungan
hukum dan hubungan hukum tersebut baru ada kalau ayah maupun atau
ibunya telah memberikan pengakuan dan status anak akan menjadi jelas
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
44
serta adanya kepastian hukum tentang asal-usul anak Maka anak hasil
nikah sirri atau pun di luar nikah berhak mendapatkan hak-haknya dari
sang ayah seperti biaya hidup akta kelahiran hingga warisan
42 SARAN
a Pemerintah harus bisa mencermati dengan memperhatikan semua usulan-
usulan dari akademik praktisi hukum MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Organisasi-Organisasi perempuan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Untuk mengamandemenkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
hukum Perkawinan di indonesia di sesuaikan dengan kondisi riil nyata
masyarakat yang mengakomodir berbagai kepentingan mengadopsi dan
mengkombinasikan memadukan hukum yang berkembang di masyarakat
(hukum agama dan hukum adat) agar tidak berbenturan
b Pemerintah harus segera mengesahkan sebuah perundang-undangan
yang mengatur kedudukan anak hasil kawin sirri dengan tegas dan jelas
agar pro dan kontra yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan juga
agar Perundang-Undangan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini ( flexibel ) dan dapat bertahan dapat di gunakan untuk
jangka waktu yang lama
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
45
DAFTAR BACAAN
Ali Affandi Hukum Waris Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian
Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Bina Aksara Jakarta 1986
Abdul Gani Abdullah Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta Gema Insani Press 1994
HHilman Hadikusuma Hukum Perkawinan Indonesia Mandar Maju
Bandung 1990
Lembaran Negara Intruksi Presiden ( INPRES ) Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam
Lembaran Negara Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010
tanggal 13 februari 2012 tentang Status Anak Luar Kawin
Lembaran Negara Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Lembaran Negara PERPRES ( Peraturan Presiden ) NO 25 TAHUN 2008
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil
Lembaran Negara Tim Kreatif Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Fokus Media Jakarta 2010
RSubektiRTjitrosudibio kitab Undang Undang Hukum Perdata burgerlijk
Wetboek dengan Tambahan Undang-Undang Perkawinan dan
Undang-Undang Pokok Agraria Pradnyaparamita jakarta 2006
Website internet httpbpptjabarprovgoidassetsdataarsipPERPRES_25_2
008_PERSYARATAN_DAN_TATACARA_PENDAFTARAN_PENDUDU
K_DAN_PENCATATAN_SIPILpdf
Website internet httpwwwhukordepkesgoidup_prod_uuUU20No
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-
46
202320Th20200620ttg20Administrasi20Kependudukanpdf
Website internet httpvideokapanlagicomhot-newsdemi-status-Anak-
melinda-rela-kehilangan-jobhtml
Website internet httpwwwakilmochtarcom20120219mk-sahkan-status-
anak-di-luar-nikah-resmi
Website internet httpsyarnubiwordpresscom20081207nikah-sirri-
merugikan-perempuan-menguntungkan-laki-laki
Website internet httphukumonlinecomklinikdetailcl4576akta-Kelahiran-
untuk-anak-hasil-kawin-siri
Website internet httphasyimsoskablogspotcom201103hukum-harta-
perkawinanhtml
Website internet httpmuhammadaizwordpresscommateri-hukum-perdata
Website internet httpwwwduniapsikologicompengertian-anak-sebagai-
makhluk-sosial
Website internet httpirmadevitacom2012pengertian-anak-luar-kawin-
dalam-putusan-mk
Website internet httpwwwpa-kotabumigoidkarya-ilmiah207-jasmanihtml
Website internet httpirmadevitacom2009akibat-hukum-dari-nikah-siri
Website internet httpirmadevitacomcategorypertanahanpage2
- OOOKK LOGO TTDP MOTTO KT PENGANTR SKRIPSI TOPpdf
- OK LULUS SKRIPSI DI SETUJUI DAN DI SAH KAN DAN DAFTAR BACAANpdf
-