NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN...

44
NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ALIAN KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM OLEH: MUHAMAD SUPRIYANTO 14350017 PEMBIMBING: Dr. AGUS MOH NAJIB., S.Ag., M.Ag 19710430 199503 1 001 PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2018

Transcript of NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN...

Page 1: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN

ALIAN KABUPATEN KEBUMEN

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH

GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM

OLEH:

MUHAMAD SUPRIYANTO

14350017

PEMBIMBING:

Dr. AGUS MOH NAJIB., S.Ag., M.Ag

19710430 199503 1 001

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2018

Page 2: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

ii

ABSTRAK

Pernikahan sirri di Kecamatan Alian salah satu gambaran permasalahan

yang ada di Kabupaten Kebumen, masih maraknya pernikahan sirri karena adanya

peran tokoh agama terhadap praktik pernikahan sirri menjadi central rujukan

masyarakat luas, selain itu adat masyarakat Alian yaitu sandung meja ikut

memberikan sumbangan bagi pernikahan sirri, kurangnya pemahaman masyarakat

tentang dampak negatif yang ditimbulkan membuat pernikahan sirri masih terjadi

di Kecamatan Alian.

Fakta diatas merupakan sebuah fenomena yang sangat menarik untuk

dikaji, terkait peraturan pemerintah UU No. 1 Tahun 1974 mewajibkan pencatatan

perkawinan sebagai syarat sah dari pernikahan tersebut, oleh karena itu

memeberikan kesempatan kepada penulis merumusakan masalah dan

memnganalisa pernikah sirri di Kecamatan Alian berupa pandangan Kiai-Kiai

pesantren di Kecamatan Alian tentang status pernikahan sirri dan faktor faktor

penyebab nikah sirri yang masih terjadi di Kecamatan Alian.

Dalam penelitian ini, penelitian yang dipakai oleh penyusun adalah jenis

penelitian lapangan (field research), ke tokoh ulama yaitu Kiai-Kiai pesantren dan

Penghulu di Kecamatan Alian mengenai pandangan mereka tentang pernikahan

sirri. Sifat penilitian yang digunakan adalah deskriptif-analitik, data utama atau

data primer yakni sumber resmi tanpa perantara sebelumnya, yang bersumber dari

perkataan atau tindakan seseorang yang diamati atau diwawancarai. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan pendekatan sosiologis yuridis dengan

menggunakan UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan Kompilasi Hukum

Islam sebagai landasan teori, terutama pasal-pasal yang berkaitan dengan tema

pembahasan skripsi ini, kemudian menggunakan teori penunjang milik Max

Weber yaitu pendekatan tindakan sosial.

Berdasarkan pendekatan diatas, terungkap bahwa status penikah sirri

menurut kiai-kia pesantren di Kecamatan Alian adalah sah menurut agama, dan

tidak sah menurut undang-undang. Adapun faktor yang melatarbelakangi

pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat, faktor usia, faktor keluarga dan faktor

keinginan berpoligami. Dari sekian banyak faktor secara umum para kiai

memandang bahwa pernikahan sirri masih relevan dilaksanakan pada tataran

kondisi darurat, asalkan pernikahan tersebut memenuhi syarat dan rukun

perkawinan.

Kata kunci: pernikahan sirri, Kecamatan Alian, status dan faktor penyebab.

Page 3: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,
Page 4: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,
Page 5: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,
Page 6: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterari adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan

bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan

tulisan Bahasa Arab ke Bahasa Latin. Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam

skripsi ini menggunakan transliterasi berdasarkan Surat Keputusan Bersama

Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor: 158 Tahun 1987 da Nomor: 0543 b/U/1987. Secara

garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا

ب

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

ر

Alif

Bâ’

Tâ’

Sâ’

Jim

Hâ’

Khâ

Dâl

Zâl

Râ’

tidak dilambangkan

b

t

j

kh

d

ż

r

tidak dilambangkan

be

te

es (dengan titk di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

zet (dengan titik di atas)

er

Page 7: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

vii

ز

س

ش

ص

ض

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

ك

ل

م

ن

و

ه

ء

ي

Zai

Sin

Syin

Sâd

Dâd

‘Ain

Gain

Qâf

Kâf

Lâm

Mîm

Nûn

Wâwû

Hâ’

Hamzah

Yâ’

z

s

sy

g

f

q

k

l

m

n

w

h

y

zet

es

es dan ye

es (dengan titik di bawah)

de (dengan titik di bawah)

te (dengan titik di bawah)

zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik di atas

ge

ef

qi

ka

ˬ el

ˬ em

ˬ en

w

ha

apostrof

ye

Page 8: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

viii

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah

متعد دة

عدة

ditulis

ditulis

muta’addidah

‘iddah

C. Ta’ Marbutah di Akhir Kata

A. Bila dimatikan ditulis h

حكمة

علة

ditulis

ditulis

hikmah

‘illah

(ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap

dalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya).

B. Bila diikuti dengan kata sandang al serta bacaan kedua itu terpisah, maka

ditulis dengan h.

’Ditulis Karãmah al-Auliyã كر امة األولياء

C. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harakat fathah kasrah dan dammah

ditulis t atau h.

Ditulis Zakãh al-Firṭ زكاة الفطز i

D. Vokal Pendek

——

فعل

——

ذكر

fathah

kasrah

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

a

fa’ala

i

żukira

Page 9: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

ix

——

يذ هب

dammah ditulis

ditulis

u

yażhabu

E. Vokal Panjang

1

2

3

4

Fathah + alif

جا هلية

fathah + ya’ mati

تنسى

kasar + ya’ mati

كريم

dammah + wawu mati

فروض

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ã

jãhiliyah

ã

tansã

ĩ

karĩm

ũ

furũd

F. Vokal Rangkap

1

2

Fathah + ya’ mati

بينكم

fathah + wawu mati

قول

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ai

bainakum

au

qaul

G. Vokal Pendek Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof

اانتم

لئن شكرتم

ditulis

ditulis

a’antum

la’in syakartum

Page 10: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

x

H. Kata Sandang Alif+ Lam

Kata sandang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ال ,

namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang

yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf

qamariyah.

1. Bila diikuti Huruf Qamariyah

Kata sandang yang diikuti Huruf Qamariyah ditransliterasikan

sesuai dengan bunyinya.

القرآن

القيا س

ditulis

ditulis

al-Qur’ãn

al-Qiyãs

2. Bila diikuti Huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf

Syamsiyyah yang mengikutinya, dengan menghilangkan huruf I (el) nya.

السماء

الشمس

ditulis

ditulis

as-Samã’

asy-Syams

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya.

ذوي الفروض

أهل السنة

ditulis

ditulis

Żawĩ al-Furũḍ

Ahl as-Sunnah

Page 11: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

xi

J. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal,

dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf

kapital seperti berlaku dalam EYD, diantaranya, huruf kapital digunakan

unuk menulis huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Nama diri yang

didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital adalah

huruf awal nama diri bukan huruf awal kata sandangnya, contoh:

نالذى أنزل فيه القرا مضانشهر ر Syahru Ramaḍ ãn al-lażĩ unzila fĩhi al-Qur’ãn

K. Pengecualian

Sistem transliterasi ini tidak berlaku pada:

a. Kosa kata Arab yang lazim dalam bahasa Indonesia dan terdapat dalam

Kamus Umum Bahasa Indonesia, misalnya hadis, lafaz, salat, zakat dan

sebagainya.

b. Judul buku yang menggunakan kata Arab, namun sudah di-Latin-kan

oleh penerbit, seperti judul buku Al-Hijab, Fiqh Mawaris, Fiqh Jinayah

dan sebagainya.

c. Nama pengarang yang menggunakan nama Arab, tetapi berasal dari

negara yang menggunakan huruf Latin, misalnya Quraish Shihab, Ahmad

Syukri Soleh dan sebagainya.

d. Nama penerbit di Indonesia yang menggunakan kata Arab, misalnya

Mizan, Hidayah, Taufiq, Al-Ma’arif dan sebagainya.

Page 12: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

xii

MOTTO

“ lihatlah kebawah, maka kamu akan menemukan arti syukur sebenarnya”

&

“ Disetiap kesuksesanmu ada butiran doa orang tuamu, bahagiakanlah

mereka”

Page 13: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

xiii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa cinta dan kasih

skripsi ini penulis persembahakan

untuk :

Ayahanda Bapak Sugiyanto dan

Ibundaku Tercinta Ibu Rubiyanti.

Kakak dan Adikku Sidiq Pramono,

Winda Sugiyanti, Sugun Riyanto

PT Blue Bird yang telah mebiayai

perkuliahanku selama 8 semester

K.H. Ahmad Mustangin selaku guru

dan bapak spritualku

Serta Almamaterku UIN Sunan

Kalijaga

Page 14: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

xiv

KATA PENGANTAR

الحمدهلل رب العالمين والصالة والسالم على أشرف األنبياء والمرسلين وعلى أله وصحبه أجمعين,

أما بعد.

السالم عليكم والرحمة الله وبركاته

Pada kesempatan ini penyusun menghaturkan puji syukur kepada Allah

Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, dan

hidayah-Nya kepada penyusun dalam mengarungi proses pembelajaran akademik

di Jurusan al-ahwal asy-Syakhsiyyah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad

SAW, sebagai utusan-Nya yang membawa ajaran Islam sebagai rahmat bagi

seluruh alam.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., selaku Rektor UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Dr. H. Agus Moh. Najib, S.Ag., M.Ag., selaku Dekan Fakultas

Syari’ah Dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Mansur, S.Ag., M.Ag., selaku Ketua Jurusan Al-Ahwal Asy-

Syakhsiyyah dan Bapak Yasin Baidi, S.Ag., M.Ag., selaku sekretaris Jurusan

Page 15: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

xv

Al-Ahwal As-Syakhsiyyah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

4. Bapak Dr. H. Agus Moh. Najib, S.Ag., M.Ag., yang telah berkenan

membimbing dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dalam penyusunan

skripsi ini.

5. Dr. H. Agus Moh. Najib, S.Ag., M.Ag., selaku Dosen Pembimbing Akademik

(PA) yang selalu mengarahkan dan memberikan saran dalam hal perkuliahan

di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

6. Karyawan TU Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

yang dengan sabar melayani penyusun mengurus administrasi akademik.

7. Kepala Pimpinan, Pegawai dan seluruh staf Kantor Urusan Agama

Kecamatan Alian, khususnya Kepala KUA dan penghulu yang telah

meluangkan waktu untuk diwawancarai dan membantu penyusun dalam

memperoleh data penelitian ini.

8. Ayahanda Bapak Sugiyanto dan Ibunda Rubiyanti ,kakakku Sidiq Pramono,

dan kedua adikku Winda Sugiyanti dan Sugun Riyanto yang selalu

mendo’akanku dalam setiap waktu. Spirit dan kasih sayangmu begitu sangat

berarti dalam studi dan terselesainya penulisan skripsi ini.

9. Kepada seluruh keluarga besar warga Padukuhan Baros Lor, Desa Monggol,

Saptosari Gunung Kidul, yang bersedia menerima kami selama KKN dan

teman-teman KKN angkatan ke-93 kelompok 154, yang telah memberi

motivasi kepada penyusun supaya lekas menyelesaikan skripsi ini.

Page 16: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

xvi

10. Teman-teman satu jurusan al-Ahwal asy-Syakhsiyyah angkatan 2014, yang

telah memberi bantuan, masukan, kritik dan saran terhadap skripsi ini.

Jazãkumullãhu khairan katsĩran wa jazakumullãhu ahsanul jazã’.

Penyusun menyadari bahwa hasil penelitian skripsi ini masih jauh dari

sempurna, hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan yang ada pada diri

penyusun serta atas saran dan perhatiannya penyusun mengucapkan terima kasih.

Akhirnya harapan penyusun semoga skripsi ini dapat menjadi sesuatu yang

bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Yogyakarta, 18 Rajab 1439 H

5 April 2018 M

Muhamad Supriyanto

NIM: 14350017

Page 17: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

xvii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

ABSTRAK ......................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv

HALAMAN BEBAS PLAGIARISME.. ............................................................. v

PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... vi

MOTTO ............................................................................................................ xii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... xiii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR ISI .................................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 7

D. Telaah Pustaka .................................................................................... 8

E. Kerangka Teori ................................................................................. 12

F. Metode Penelitian ............................................................................. 15

G. Sistematika Pembahasan ................................................................... 18

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERNIKAHAN SIRRI

A. Pengertian, Syarat dan Rukun Perkawinan .................................... 20

B. Pengertian, Rukun dan Syarat Perkawinan Menurut Undang-

Undang Perkawinan........................................................................ 25

Page 18: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

xviii

C. Pencatatan Perkawinan menurut Undang-Undang Perkawinan .... 27

D. Pengertian dan Macam-Macam Nikah Sirri ................................... 34

BAB III PERNIKAHAN SIRRI DI KECAMATAN ALIAN DAN

PANDANGAN KIAI-KIAI PESANTREN

A. Letak Geografis Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen ....... 39

B. Sekilas Tentang Profil Singkat pesantren dan Kiai-Kiai yang

dijadikan responden ................................................................. 44

C. Status Pernikahan Sirri Menurut Kiai-Kiai di Kecamatan Alian50

D. Faktor-faktor Penyebab Pernikahan Sirri di Kecamatan Alian

Kabupaten Kebumen ............................................................... 54

BAB IV ANALISIS TERHADAP PANDANGAN KIAI DAN FAKTOR

PENYEBAB PERNIKAHAN SIRRI DI KECAMATAN ALIAN

A. Analisis Pendapat Kiai-Kiai Pesantren di Kecamatan Alian

Terhadap Status Pernikahan Sirri ........................................... 62

B. Analisis Terhadap Faktor Faktor Penyebab Pernikahan Sirri di

Kecamatan Alian ..................................................................... 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 73

B. Saran-Saran ............................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... xix

TERJEMAHAN ............................................................................................ xix

BIOGRAFI ULAMA ...................................................................................... xx

Page 19: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

xix

PEDOMAN WAWANCARA ..................................................................... xxii

SURAT IZIN RISET .................................................................................. xxiii

DATA PONDOK PESANTREN .............................................................. xxviii

BUKTI WAWANCARA ............................................................................ xxix

CURICULUM VITAE ............................................................................. xxxvii

Page 20: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan adalah kebutuhan psikis dan kebutuhan biologis

manusia yang dapat disalurkan dengan mekanisme yang sah. Pernikahan

juga merupakan sunnatullah yang sudah melekat pada diri manusia yang

sudah tertanam dalam hati dan perasaan manusia, dalam Islam nikah

sebagai social intrest yaitu bertujuan menjaga keberlangsungan umat

manusia, menjaga nasab, menjaga manusia dari kemerosotan moral,

benteng dari penyakit dan penentram jiwa.1 Menurut UU No. 1 Tahun

1974 Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara seorang laki-laki

dengan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa.2

Perkawinan diisyaratkan supaya manusia mempunyai keturunan

dan keluarga yang sah menuju kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat,

di bawah naungan kasih dan ridha ilahi. Perkawinan diisyaratkan semenjak

dahulu, dan hal ini banyak sekali terdapat di dalam Al-Qur’an misalnya

dalam surat An Nisa ayat 3 dan surat An Nur ayat 32.3

1 Taufik Mandailing, Good Married Raih Asa Gapai Bahagia, (Yogyakarta: Idea Press,

2012). hlm.19.

2 UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkwinan, pasal 1.

3 Arso Sostroatmodjo, Hukum Perkawinan di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1981).

hlm. 33.

Page 21: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

2

Menurut Khoiruddin Nasution, bahwa ikatan perkawinan

merupakan ikatan yang kuat dan kokoh (miśaqon ghalidzah) dimana kata-

kata tersebut dapat ditemukan dalam beberapa ayat, salah satunya adalah

membahas hubungan yang suci dan mulia antara Allah dengan para rasul

dan nabinya dan antara pasangan laki-laki dan perempuan.4 Maka dari itu

untuk mencapai ikatan yang kuat dan tujuan pernikahan harus memenuhi

syarat sah pernikahan sesuai agama dan negara, menurut agama bahwa

syarat sahnya pernikahan harus terpenuhinya calon mempelai pria, calon

mempelai wanita, shigat ijab qabul, wali dan saksi, menurut negara syarat

perkawinan harus memenuhi dua unsur yaitu: pertama,syarat materiil

yang melekat pada diri pihak-pihak yang melangsungkan perkawinan, dan

disebut juga syarat subyektif.5 Kedua, syarat formal berkaitan dengan tata

cara atau prosedur melangsungkan perkawinan dan pencatatan

perkawinan.6

Dari sisi sosiologis, perkawinan dapat dilihat sebagai fenomena

penyatuan dua kelompok keluarga besar. Bahwa dengan perkawinan

menjadi sarana terbentuknya satu keluarga besar yang asalnya terdiri dari

dua keluarga yang tidak saling mengenal yakni satu kelompok keluarga

dari suami dan satu kelompok keluarga dari istri.7 Pembentukan keluarga

4 Khoiruddin Nasution, Hukum perkawinan 1 ( Yogyakarta: ACadeMIA + TAZZAFA,

2013). hlm.28.

5 UU No.1 Tahun 1974, pasal 6-11.

6 UU No.1 Tahun 1974, pasal 12.

7 Khoiruddin Nasution, Hukum Perdata (Keluarga) Islam Indonesia dan Perbandingan

Hukum Perkawinan di Dunia Muslim, (Yogyakarta: ACadeMIA + TAZZAFA, 2009). hlm. 242.

Page 22: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

3

antara suami dan istri telah diatur oleh negara dalam UU No. 1 Tahun

1974, Kompilasi Hukum Islam dan PP No.1 Tahun 1975 serta Undang-

Undang terkait, dalam hal ini meliputi pencatatan perkawinan, syarat dan

rukun perkawinan, pembatalan perkawinan dan perihal sub perkawinan

dalam undang-undang tersebut, yang menjadi pegangan masyarakat

Indonesia dalam bernegara.

Sebelum berlaku UU No. 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan,

pencatatan perkawinan tidak dilakukan, nikah yang dilakukan tanpa

dicatatkan di KUA, yang jaman dulu telah cukup menjadi regulasi

keagamaan dan sosial terhadap hubungan laki-laki dan perempuan, kini

justru mengundang beragam masalah.8 Menyikapi hal tersebut langkah

pemerintah sangatlah tepat dengan memberlakukannya UU No. 1 Tahun

1974 sehingga dalam aspek perkawinan terekam secara administratif, Di

Indonesia ada dua lembaga pencatat perkawinan yaitu Kantor Urusan

Agama (KUA) yang berfungsi mencatat perkawinan bagi orang orang

Islam dan Kantor Catatan Sipil (KCS) mencatat perkawinan orang orang

non muslim.9

Pada realitanya bahwa nikah sirri yang dilakukan oleh seseorang

secara rukun dan syarat terpenuhi menurut agama seperti nikah biasa, akan

tetapi tidak mendapatkan bukti resmi dan bersifat rahasia atau hanya

8 Siti Faizah, Dualisme Hukum Islam Tentang Nikah Sirri, Isti’dal, Vol. 1 No. 1 (Januari

2014). hlm. 22.

9 UU No.1 Tahun1974 Tentang Pencatatan Perkawinan, pasal 1.

Page 23: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

4

diketahui pihak tertentu saja karena pertimbangan lain masih banyak

ditemui, praktek tersebut dinamakan nikah sirri.10 Terdapat dua pendapat

yang pro dan kontra terhadap pencatatan perkawinan sebagai syarat sah

dan hanya sebagai syarat administrasi, kelompok pertama adalah yang

berpendapat pencatatan perkawinan sebagai syarat sah secara umum,

adalah kelompok sarjana dan ahli hukum yang selama ini tunduk

berdasarkan hukum perdata dan ordonansi perkawinan kristen Indonesia,

yang hanya dengan adanya akta perkawinan dapat dibuktikan sahnya

perkawinan (berdasarkan pasal 100 B.W.), adapun kelompok kedua yang

berpendapat bahwa pencatatan hanya sebagai urusan administrasi,

umumnya dipegang oleh kaum Muslim dan juga banyak ahli-ahli hukum,

bahwa saat mulai sahnya perkawinan bukan pada saat pendaftaran atau

pencatatan pendaftaran itu hanyalah fungsi administrasi belaka, sedang

saat mulai sahnya perkawinan adalah setelah ijab qabul.11

Kasus pernikahan sirri di Indonesia masih marak dilakukan,

terutama diwilayah kecamatan Alian Kabupaten Kebumen, hampir setiap

Kecamatan di Kabupaten Kebumen merata dengan permasalahan nikah

sirri, masyarakat yang agraris dan pendidikan kurang membuat pernikahan

menjadi suatu hal yang riskan bila dicatatatkan di KUA, banyak hal yang

menjadi pemicu seseorang melakukan nikah sirri, secara garis besar adalah

10 Musthafa Luthfi, Nikah Sirri, ( Solo: Wacana Ilmiah Press, 2010). hlm. 122.

11 Khoiruddin Nasution, Hukum Perdata (Keluarga) Islam Indonesia dan Perbandingan

Hukum Perkawinan di Dunia Muslim, (Yogyakarta: ACadeMIA + TAZZAFA, 2009). hlm. 354.

Page 24: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

5

karena terbenturnya dengan UU No. 1 Tahun 1974 baik dari faktor usia,

faktor pekerjaan, faktor keyakinan, dorongan keluarga dan keinginan

poligami.12 Adapun yang menarik di Kecamatan Alian adalah adanya

tradisi yang dinamakan adat sandung meja, yang berkembang

dimasyarakat Kecamatan Alian. Adat sandung menja merupakan sebuah

keyakinan masyarakat Alian bahwa ketika seseorang yang akan menikah,

orangtua ataupun salah satu anggota keluarganya meninggal, seperti ibu,

bapak, kakek ataupun keluarga terdekat dari calon mempelai, maka kedua

mempelai tersebut akan dinikahkan sirri terlebih dahulu dihadapan jenazah

sebelum dikuburkan.

Selain itu Nikah sirri juga banyak dilakukan oleh orang-orang yang

secara ekonomi mapan, bahkan nikah di bawah tangan ini banyak

dilakukan oleh orang yang memiliki jabatan tinggi baik ditingkat pusat

maupun daerah.13 Salah satu kasus pernikahan sirri adalah yang dilakukan

Bupati Garut yaitu Aceng Fikri yang hanya berlangsung empat hari

terhitung tanggal 14-17 Juli 2012, ia menceraikan istrinya melalui sms

dengan alasan bahwa pihak perempuan sudah tidak perawan lagi dan

12 Wawancara dengan K.H. Ahmad Mustangin, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Azhar,

Pada Hari Kamis 18 Januari 2018, Pukul 19.15 WIB di Pondok Pesantren Al-Azhar Kalijaya,

Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen.

13 Imam Tabrani, Nikah Sirri Perspektif Tuan Guru di Kota Banjarmasin, Skripsi, Tidak

Diterbitkan, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Maulana Malik Ibrahim , 2013. hlm.6.

Page 25: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

6

memiliki masalah bau mulut, hal ini sangat mencederai karena tidak

adanya jaminan perlindungan hukum akibat tidak dicatatkan.14

Dalam pasal 2 ayat (1) UU No.1 Tahun 1974 menyebutkan bahwa”

perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing

agamanya dan kepercayaannya itu. Di sisi lain dalam pasal 2 ayat (2)

menyebutkan bahwa tiap tiap perkawinan dicatat menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku, hal ini pemerintah ingin

menyelaraskan antara hukum agama dan negara, agar tak menimbulkan

dampak negatif bagi pihak suami maupun istri dengan menjamin hak-

haknya melalaui pencatatan perkawinan, namun pemahaman masyarakat

bahwa undang-undang ini dipahami bahwa negara memerintahkan

mencatat perkawinan akan tetapi memperbolehkan nikah sesuai agama

masing masing, artinya dengan agama saja bisa dikatakan cukup.

Cara yang dapat ditempuh oleh pelaku nikah sirri adalah dengan

datang kepemuka agama atau yang sering kita sebut kiai. Kiai adalah gelar

yang dianugerahkan oleh masyarakat yang muncul karena pengakuan

terhadap penguasaan mereka terhadap ilmu agama, baik secara kognitif,

afektif dan keterampilan memimpin dan menterjemahkan nilai-nilai agama

dengan kebutuhan masyarakat.15 banyak Kiai-Kiai yang menolak untuk

menikahkan sirri demi kehati-hatian dan sangat selektif dalam menerima

14https://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-pernikahan-kontroversial-bupati-garut-

aceng-fikri.html diakses minggu 21 januari 2018.

15 Sri Purwaningsih, Kiai dan Keadilan Gender, (Semarang: Walisongo Press, 2009).

hlm.105.

Page 26: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

7

permohonan nikah sirri, akan tetapi ada yang begitu mudah menerima

dengan dalil dalam Islam tidak dilarang dan undang-undang

memperbolehkan menikah sesuai agama masing masing.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dari

realita sosial yang terjadi di Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen dan

penulis memilih kecamatan tersebut sebagai objek penelitian karena belum

ada penelitian yang pernah dilaksanaan di kecamatan tersebut. Peneliti

hanya memfokuskan penelitian pada nikah sirri dan meminta perspektif

kepada Kiai-Kiai pesantren di Kecamatan Alian. Penulis dalam hal ini

melakukan penelitian dengan mengambil judul “Nikah Sirri Perspektif

Kiai-Kiai Pesantren di Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen”,

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas, ada dua poin yang menjadi

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pandangan Kiai-Kiai Pesantren di Kecamatan Alian

Kabupaten Kebumen mengenai status nikah sirri?

2. Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya nikah Sirri di Kecamatan

Alian Kabupaten Kebumen?

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan penelitian ini adalah:

a) Untuk mengetahui faktor-faktor nikah sirri di Kecamatan Alian

Kabupaten Kebumen.

b) Untuk mengetahui dan menjelaskan status nikah sirri

Page 27: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

8

c) Memberikan gambaran umum kepada masyarakat luas tentang

dampak-dampak pernikah sirri.

2. Kegunaan penelitian ini adalah:

a) Penelitian ini diharapkan menambah khasanah keilmuan mengenai

nikah sirri bagi penulis maupun pembaca.

b) Memberi informasi pentingnya taat pada peraturan agama dan

negara demi tercapainya kemaslahatan bersama khususnya dalam

hal pernikahan sirri.

D. Telaah Pustaka

Sejauh pengetahuan penulis dalam melakukan penelaahan karya-

karya tulis sebelumnya yang berkaitan dengan pernikahan sirri, namun

sepanjang penelaahan penulis, belum ada penelitian ilmiah secara khusus

mengkaji” Nikah Sirri Perspektif Kiai-Kiai Pesantren di Kecamatan Alian

Kabupaten Kebumen”. Namun, untuk mengetahui posisi penulis dalam

melakukan penelitian ini, penulis akan memberikan riveiw terhadap karya

tulis yang ada kaitannya atau relevan terhadap masalah yang menjadi

objek penelitian, hal ini dilakukan agar tidak ada duplikasi karya ilmiah

atau pengulangan penelitian yang sudah ada dan pernah diteliti oleh pihak

lain dengan permasalahan dan objek yang sama. Karya-karya tersebut

adalah sebagai berikut:

Pertama, “Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Sirri Keluarga

Salaf di DIY dalam Perspektif Hukum Islam” yang ditulis oleh Ratnasari,

program studi Al Ahwal Asy-Syakhsiyyah Fakultas Syari’ah dan Hukum

Page 28: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

9

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011. Dalam karya

ini menjelaskan bahwa faktor yang memepengaruhi nikah sirri keluarga

salaf di DIY antara lain, faktor agama. Nikah sirri yang dilakukan oleh

keluarga salaf di DIY tidak terlepas dari latar belakang agama yang kuat

dari para pelakunya, kemudian faktor situasi, faktor orangtua, faktor

lingkungan dan faktor kurangnya kesadaran hukum, dan hasil penelitian

selanjutnya adalah bahwa penikahan yang dilakukan keluarga salaf di DIY

melanggar undang-undang yang berlaku akan tetapi sah menurut hukum

Islam karena syarat dan rukun dalam perkawinan semuanya terpenuhi.16

Kedua, “Faktor Pendorong Pernikan Sirri di Kampung Barengkok

Desa Umbulan Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang Banten”. Oleh

Rita Rohyati, Program Studi Pendidikan Sosiologi, Jurusan Pendidikan

Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, 2012. Dalam

penelitiannya menjelaskan faktor pendorong nikah sirri dikampung

barengkok adalah kondisi ekonomi yang lemah sehingga tak mampu

membayar biaya pernikahan di KUA, faktor selanjutnya adalah faktor usia,

rendahnya pendidikan, lingkungan serta keinginan berpoligami serta

dampak nikah sirri yang merugikan baik bagi pihak laki-laki maupun

pihak perempuan.17

16 Ratnasari, Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Sirri Keluarga Salaf di DIY dalam

Perspektif Hukum Islam, skripsi, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, 2011

17 Rita Rohyati, Faktor Faktor Nikah Sirri di kampung Barengkok Desa Umbulan

Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang, Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Yogyakarta, 2012

Page 29: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

10

Ketiga, “Fenomena Nikah Sirri di Indonesia dari Aspek Sosiologi

Hukum dan Kaitannya dengan Legislasi Pencatatan Perkawinan”, Jurnal

Imiah, Fakultas Syaria’ah dan Hukum, IAIN Imam Bonjol, 2014.18

tersebut menggunakan pendekatan sosiologi hukum untuk menganalisa

fenomena sosial yang terjadi di masyarakat berupa nikah sirri. selain itu

dalam jurnal ini menjelaskan bahwa pandangan masyarakat yang masih

mempertahankan fikih tradisional menjadi penyebab utama terjadinya

nikah sirri. Hal itu yang menyebabkan kerugian pada pihak perempuan

dan berimbas juga terhadap anak mereka, salah satunya adalah anak yang

terlahir dari hubungan pernikahan sirri tidak dianggap anak sah oleh

negara, akan tetapi sah menurut agama sehingga berpengaruh kepada

pembagian harta warisan.

Keempat, “Nikah Sirri Pada Masyarakat Desa Karanganyar Paiton,

Probolinggo dalam Perspektif Sosiologi Gender”. Oleh Shofiyah,

Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan

Kalijaga, 2012. skripsi tersebut memilih obyek pada masyarakat di Desa

Paiton Probolinggo dengan pendekatan sosiologi gender dan

menggunakan teknik analisa deskriptif analitik. Dalam skripsi ini

menghasilkan kesimpulan ada beberapa faktor yang melatar belakangi

nikah sirri yang dilakukan perempuan di Desa Karanganyar antara lain

faktor agama, faktor administratif, faktor keluarga dan faktor mental.

Dari faktor tersebut muncullah bias gender yang terjadi akibat dari

18 Zulfan, Fenomena Nikah Sirri di Indonesia dari Aspek Sosiologi Hukum dan Kaitannya

dengan Legislasi Pencatatan Perkawinan, fitrah, vol. 8 No. 2 ( Juli-Desember 2014)

Page 30: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

11

manifestasi ketidakadilan gender yang muncul akibat pernikahan sirri

yang merugikan kaum perempuan.

Kelima, “Tinjauan Hukum Terhadap Nikah Di bawah Tangan

Akibat Hamil di Luar Nikah (Studi Kasus di Dusun Ketawang Desa

Banjarejo Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang)”. Oleh Muh

heri, fakultas syariah dan hukum UIN Sunan Kalijaga, 2016.19 Skripsi ini

menggunakan pendekatan normatif yuridis dengan obyek penelitian studi

kasus terhadap nikah bawah tangan akibat hamil di luar nikah, dalam

skripsi ini menyimpulkan bahwa terjadinya pernikahan bawah tangan

akibat hamil di luar nikah adalah pertama, faktor agama. Kedua, situasi

dan kurangnya umur, situasi yang mendesak membuat pelaku dan

keluarga mengambil jalan pintas dengan nikah sirri. Ketiga, faktor

lingkungan. Keempat, faktor dipelet atau diguna guna, kelima,

rendahnya tingkat pendidikan. Keenam,faktor ekonomi, karena mayoritas

sebagai petani sehingga anak tidak terawasi dengan baik. Pernikahan

bawah tangan akibat hamil di luar nikah yang dilakukan warga Dusun

Ketawang Desa Banjarejo Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang

bila ditinjau dari hukum Islam adalah sah sesuai pasal 4 kompilasi

hukum Islam, dan UU No. 1 Tahun 1974 pasal 2 (ayat 1).

Keenam,”Nikah Sirri dan Isbat Nikah dalam Pandangan Lembaga

Bahtsul Masail PWNU Yogyakarta”. Jurnal Ilmiah, lembaga bahtsul

19 Muh Heri, Tinjauan Hukum Terhadap Nikah di bawah Tangan Akibat Hamil di Luar

Nikah (Studi Kasus di Dusun Ketawang Desa Banjarejo Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten

Magelang), Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, 2016.

Page 31: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

12

masail PWNU Yogyakarta,2013. 20 Pada jurnal tersebut dijelaskan bahwa

lembaga bahtsul masail PWNU menyatakan bahwa nikah sirri adalah sah

akan tetapi haram, karena melanggar dari undang-undang yang berlaku.

Terdapat beberapa faktor yang melatar belakangi terjadi nikah sirri antara

lain lemahnya ekonomi, jauhnya akses menuju KUA , kuranganya

pemahaman mengenai Undang-Undang Perkawinan. Selain itu lembaga

ini memeberikan sebuah argumen kepada pemerintah bahwa seharusnya

pemerinta meralat aturan isbat nikah pasca di diberlakukannya Undang-

Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, dengan memberikan ijin isvat

nikah kepad mereka pelaku nikah sirri dengan selektif sehingga cakupan

dari isbat nikah bukan hanya peruntukan perceraian, isbat nikah bagi

orang orang yang menikah sebelum tahun 1974.

Dengan demikian penulis menyimpulkan belum ada penelitian

serupa yang mengkaji nikah sirri perspektif Kiai-Kiai Pesantren di

Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen. Maka, penulis menyatakan

bahwa masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini merupakan karya

yang belum pernah diajukan orang lain.

E. Kerangka Teoritik

Salah satu fakta sosial yang dianggap legal oleh masyarakat

muslim Indonesia adalah nikah sirri akan tetapi sejatinya hal tersebut

merugikan salah satu pihak, walaupun menggunakan istilah “pernikahan”

20 Irwan Mazduki, Nikah Sirri dan Isbat Nikah dalam Pandangan Lembaga Bahtsul

Masail PWNU Yogyakarta, Musâwa, Vol. 12 No 2 (Juli 2013).

Page 32: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

13

perlu adanya peninjauan kembali tentang substansi dan keabsahan praktik

tersebut.

Nikah sirri adalah nikah yang dilakukan dengan memenuhi rukun

dan syarat akan tetapi tidak dicatatkan di KUA (kantor urusan agama) atau

pegawai pemerintah yang berwenang. Nikah sirri yang berkembang di

masyarakat bermula karena suatu kondisi tertentu, baik itu mendesak

maupun demi mencapai kepentingannya, hal tersebut selalu memberikan

efek negatif bagi para pelakunya, bahkan nikah sirri memiliki makna

konotasi yang negatif salah satunya sebagai sebuah legitimasi

perselingkuhan.

Dalam hal ini UU No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan mengatur

secara administratif agar nikah sirri tak terjadi yaitu tertuang dalam pasal 2

ayat (2) dan dilakukan berdasarkan agama pasal 2 ayat (1). Berdasarkan

ketentuan tersebut dijelaskan kembali dalam UU No. 22 Tahun 1946

disebutkan: perkawinan diawasi oleh pegawai pencatat nikah. Kemudian,

bagi pasangan yang melakukan perkawinan tanpa pengawasan dari

pegawai pencatat nikah dikenakan hukuman karena merupakan suatu

pelanggaran.21

Kemudian dalam PP No. 9 Tahun 1975 yang merupakan peraturan

tentang pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1974 disebutkan, perkawinan bagi

penganut Islam dilakukan oleh pegawai pencatat, dengan tata cara

pencatatan yang dimulai dengan: pemberitahuan kehendak melangsungkan

21 Khoiruddin Nasution, Hukum Perdata (Keluarga) Islam Indonesia dan Perbandingan

Hukum Perkawinan di Dunia Muslim, (Yogyakarta: ACadeMIA + TAZZAFA, 2009). hlm.335.

Page 33: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

14

perkawinan, pelaksanaan akad nikah dihadapan pegawai pencatat dan

dihadiri oleh dua orang saksi, kemudian penandatanganan akta perkawinan

oleh kedua saksi pegawai pencatat dan wali.22

Untuk membahas permasalahan yang terjadi dalam fenomena

sosial, dalam penelitian ini penulis menggunakan teori tindakan sosial oleh

Max Weber.

Weber membedakan tindakan dengan prilaku murni reaktif. Mulai

sekarang konsep prilaku dimaksudkan sebagai perilaku otomatis yang

tidak melibatkan proses pemikiran stimulus datang dan perilaku terjadi,

dengan sedikit saja jeda antara stimulus dengan respon. Perilaku semacam

ini tidak menjadi minat sosiologi Weber. Ia memusatkan perhatiannya

pada tindakan yang jelas-jelas melibatkan campur tangan proses pemikiran

antar terjadinya stimulus dengan respon.

Weber menggunakan metode idealnya untuk menjelaskan makna

tindakan dengan cara mengidentifikasi empat tipe tindakan dasar. Tipologi

ini tidak hanya penting untuk memahami apa yang dimaksud Weber

dengan tindakan. Adapun tipe tindakan menurut Weber yaitu:23

a) Rasionalitas Sarana Tujuan

Seorang individu dianggap memiliki tujuan yang

diinginkannya dan atas dasar kriterium ia akan menentukan satu

22 Ibid. hlm.336.

23 George Ritze dan Douglas J.Goodman, Teori Sosiologi, ( Yogyakarta: Kreasi Wacana,2

010). hlm.136.

Page 34: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

15

pilihan, ia lalu akan menilai dan memilih alat yang digunakan

untuk mencapai tujuan tersebut.

b) Rasionalitas Nilai

Tindakan yang ditentukan oleh keyakinan penuh kesadaran

akan nilai perilaku etis, religius atau bentuk lain yang terlepas dari

prospek keberhasilan.

c) Tindakan Afeksi

Tindakan yang ditentukan oleh kondisi emosi aktor,

tindakan tipe ini dipengaruhi oleh perasaan atau emosi.

d) Tindakan Tradisional

Tindakan yang ditentukan oleh cara bertindak aktor yang

telah biasa dan lazim dilakukan, tindakan ini biasanya berdasarkan

kebiasaan-kebiasaan masa lalu.

Keempat tipe tindakan yang dibicarakan tersebut

merupakan tipe ideal menurut Weber meskipun begitu ia

sepenuhnya sadar bahwa tindakan tertentu biasanya terdiri dari

kombinasi dari keempat tipe tindakan tersebut. Terori digunakan

untuk mengkaji pernikahan sirri, dikarenakan telah diketahui

bersama, bahwa pernikahan sirri adalah sebuah tindakan yang

dapat masuk kedalam salah satu tipe tindakan ideal atau bahkan

kombinasi dari keempat tipe tindakan tersebut, hal tersebut dapat

diketahui dari hal hal yang melatarbelakangi seseoarang melakukan

pernikahan sirri.

Page 35: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

16

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan (field research), yaitu data akan diambil untuk

diajukan rujukan dalam penelitian ini adalah hasil dari fakta-fakta

dilapangan.24 Dalam hal ini yaitu data-data hasil dari wawancara

informan.

2. Sifat Penelitian

Kajian dalam penelitian ini bersifat Deskriptif-Analitik, yaitu

penelitian yang bertujuan menggambarkan praktik nikah sirri di

Kecamatan Alian berdasarkan perspektif Kiai-Kiai pesantren di

kecamatan tersebut, kemudian merumuskan masalahnya secara

terperinci dan dilanjutkan dengan analisis terhadap perkara tersebut.

3. Pendekatan

Penelitian ini disusun dengan menggunakan pendekatan sosiologi

yuridis dengan teori tindakan sosial Max Weber. Dalam menjawab

permasalahan yang digunakan sudut pandang hukum sebagai lembaga

normatif yang mengatur masyarakat dan sosiologi sebagai pendekatan

yang mampu menangkap fenomena yang terjadi dalam masyarakat

untuk membantu memecahkan masalah hukum yang dihadapi

masyarakat. Dari pemaparan di atas, penelitian ini dilakukan dengan

24 Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian: Sebuah Pengenalan dan Penuntun

Langkah Pelaksanaan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm.52.

Page 36: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

17

meneliti dan menganalisis nikah sirri perspektif Kiai-Kiai Pesantren di

Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen.

4. Sumber Data

Dalam hal ini untuk menyusun skripsi, penyusun memerlukan

data-data primer dan sekunder anatara lain:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui sumber

pertama yang secara teknik dalam penelitian disebut responden.25

Dalam hal ini penyusun mengumpulkan data dengan merekam,

mencatat, dan mengamati setiap tindakan responden melalui

observasi dan wawancara terlebih dahulu.26

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian yuang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara,

umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis dalam bentuk

arsip. Penyusun dalam hal ini menggunakan UU No. 1 Tahun

1974, Kompilasi Hukum Islam dan Undang-Undang yang

berkaitan dengan pembahasan skripsi ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

25 Eva Latipah, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Grass Media, 2012). hlm. 55.

26 Abuzar Asra, Metode Penelitian Survei, (Bogor: IN MEDIA, 2014). hlm. 105.

Page 37: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

18

Metode observasi adalah metode pengamatan terhadap

objek penelitian dengan dasar mengenai jawaban responden atas

pertanyaan yang telah diberikan.27 Dalam hal ini penyusun

melakukan observasi terhadap Kiai-Kiai Pesantren di Kecamatan

Alian Kabupaten Kebumen

b. Wawancara

Metode wawancara adalah merupakan teknik pengumpulan

data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara

lisan kepada responden atau subyek penelitian, hal ini bisa

dilakukan dengan tatap muka langsung dan melalui telepon.28

Penyusun telah melakukan wawancara langsung kepada pengasuh

pesantren dan informan terkait, yang berada di Kecamatan Alian

berjumlah 5-7 pesantren untuk memperoleh data dengan menyusun

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara sistematis.

6. Analisis Data

Analisis data adalah mengelompokan, membuat suatu urutan,

memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk

dibaca29. Dalam hal ini penulis menganalisa data menggunakan

kualitatif terhadap data-data yang empirik atau gejala yang terjadi

dalam masyarakat.

27 Muslan Abdurrahman, Sosiologi dan Metodelogi Hukum, (Malang: UMM Pres,2009).

hlm. 118.

28 Eva Latipah, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Grass Media, 2012). hlm. 57.

29 Ibid, hlm. 92.

Page 38: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

19

Pola yang digunakan oleh penulis dalam manganalisa adalah

kerangka deduktif, yaitu memaparkan data yang telah digali secara

umum kemudian ditarik kesimpulan secara khusus.

G. Sistematika Pembahasan

Skripsi ini dibagi menjadi lima bab, masing-masing bab terdiri dari

beberapa sub dengan tujuan mempermudah pembaca dan agar tersusun

secara sistematis. Adapun susunan sistematikanya adalah sebagai berikut:

Bab Pertama, membahas tentang pendahuluan yang memuat latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunanaan penelitian,

telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, sistematika pembahasan.

Bab kedua, membahas gambaran umum tentang nikah sirri yang

dimulai dari pengertian pernikahan, syarat dan rukun perkawinan menurut

hukum Islam dan undang-undang perkawinan, pengertian nikah sirri dan

macam macam nikah sirri.

Bab ketiga, pada bab ini penyusun memaparkan lokasi penelitian,

profil singkat pesantren dan responden, mendeskripsikan status pernikahan

sirri, penyebab nikah sirri di Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen.

Bab keempat, membahas mengenai analisis data tentang pandangan

Kiai-Kiai pesantren di Kecamatan Alian mengenai status pernikahan sirri

dan faktor-faktor pernikahan sirri.

Bab kelima, penutup yang terdiri dari kesimpulan yang berisikan

jawaban dari rumusan masalah serta saran-saran sebagai akhir dari

pembuatan skripsi ini.

Page 39: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Status pernikahan sirri di Indonesia menurut para Kiai di

Kecamatan Alian adalah sah karena memenuhi syarat dan rukun

perkawinan. Hanya saja tidak dicatatkan secara administratif dan akan

berdampak pada berkehidupan bernegara, karena pernikahan tersebut

dianggap tak pernah terjadi dan bukan sebuah peristiwa hukum. Seperti

sulitnya pembuatan akta kelahiran, status perwalian anak hingga kewarisan

dan penilaian negatif dari masyarakat, yang menimbulkan kerugian bagi

istri dan anak.

Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi pernikahan sirri di

Kecamatan Alian secara garis besar yaitu: Pertama, Faktor tradisi (adat-

istiadat) Masih berkembangnya keyakinan yang diturunkan orang-orang

terdahulu yaitu adat sandung meja. Kedua, Faktor keluarga Adanya

dorongan dari keluarga untuk melakukan nikah sirri agar terhindar dari

perbuatan zina. Ketiga, faktor usia, karena kondisi dalam keadaan hamil

diluar nikah, kemudian demi kemaslahatan dinikahkan sirri. Keempat,

keinginan berpoligami, hasrat yang tak bisa tersalurkan menjadi faktor

utama nikah sirri di kecamatan alian, selain itu ketatnya aturan izin

poligami membuat mereka mencari jalan alternatif dengan nikah sirri.

Page 40: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

74

B. Saran

1. Kepada pemangku kebijakan yang menggagas undang-undang

perkawinan, penyusun berharap agar undang-undang perkawinan ini

agar ditinjau kembali, mempertegas hukuman bagi mereka yang

melakukan nikah sirri dengan maksud tidak baik, seperti:

menelantarakan istri, tidak memberikan hak-hak yang seharusnya

diterima istri. Bila penikahan sirri itu tetap baik dan terjaga sebaiknya

pemerintah merevisi terkait isbat nikah sehingga mereka yang menikah

sirri di atas tahun 1974 dapat mpunyai akta otentik pernikahan tanpa

harus melalui jalan perceraian.

2. Perlunya konsultasi terlebih dahulu kepada pihak KUA ketika akan

dilaksanakannya pernikahan sirri, dengan demikian pelaku paham

betul dampak yang benar-benar merugikan bagi dirinya. Sehingga bisa

dijadikan bahan pertimbangan

3. Bagi masyarakat yang mengetahui bahwa akan atau telah terjadi

pernikahan sirri sebaiknya melapor kepada pihak KUA, agar pihak

KUA akan menindak lanjuti atas peristiwa yang terjadi.

4. Perlunya sinergi antara KUA dan tokoh agama dalam memangkas

praktik pernikahan sirri.

5. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penelitian ini bersifat sementara dan

perlu adanya kajian lebih jauh dan mendalam.

Page 41: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

74

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an/Ulumul Qur’an/ Tafsir Qur’an

Agama RI, Departemen, Al-Qur’an Terjemah per-Kata, Bandung: Syamil Al-Qur’an,

2007.

Fikih/Ushul Fikih/Hukum

Al-Bugha, Musthafa Dib, dkk, Fikih Manhaji, Yogyakarta: Darul Uswah, 2012.

Fikril Hakim, Abu Sholahudin, Fiqh Populer Terjemah Fathul Mu’in, Kediri: Lirboyo

Press, 2011.

Hasbul,Wannimaq, Perkawinan Terselubung Diantara Berbagai Pandangan, Jakarta:

Gema Insani, 1999.

Kharlie, Ahmad Tholabi, Hukum Keluarga Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2013.

Luthfi, Musthafa, Nikah Sirri, Solo: Wacana Ilmiah Press, 2010.

Nasution, Khoiruddin, Hukum Perdata (Keluarga) Islam Indonesia dan Perbandingan

Hukum Perkawinan di Dunia Muslim, Yogyakarta: ACadeMIA + TAZZAFA,

2009.

Nasution, Khoiruddin, Status Wanita di Asia Tenggara: Studi Terhadap Undang Undang

Perkawinan Muslim Kontemporer di Indonesia, Jakarta: INIS, 2002.

Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Bandung, 1988.

Sostroatmodjo, Arso, Hukum Perkawinan di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1981

Khoiruddin Nasution, Hukum perkawinan 1, Yogyakarta: ACadeMIA +

TAZZAFA, 2013.

Syarifudin, Amir, Meretas Kebekuan Ijtihad, Jakarta: Ciputat Press, 2005

Syaltut, Mahmud, Al Fatawa: Dirasat Al-Musykilat Al-Muallim Al-Ma’asir Fi Hayati Al-

Yaumiyyah Wa ‘Al-‘Ammah, Kairo:Dar Al Qalam, 1966.

Zuhaily, Wahbah, fiqh Islam wa adillatuhu, Jakarta: Gema Insani. 2011.

Peraturan Perundang-undangan

UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkwinan.

Page 42: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

75

Kompilasi Hukum Islam.

Jurnal Ilmiah

Arsal, Thriwaty, Nikah Sirri dalam Tinjauan Demografi, Sodality Vol. 6 No. 2

(September 2012).

Irfan, M. Nurul, Kriminalisasi Poligami dan Nikah Sirri, Al-‘Adalah Vol.10 No. 2 (Juli

2011).

Mazduki, Irwan Nikah Sirri dan Isbat Nikah dalam Pandangan Lembaga Bahtsul Masail

PWNU Yogyakarta, Musâwa, Vol. 12 No 2 (Juli 2013).

Muhtar, Kamal, Nikah Sirri di Indonesia, Journal Al-Jamiah, No. 56 (Tahun 1974).

Zulfan, Fenomena Nikah Sirri di Indonesia dari Aspek Sosiologi Hukum dan Kaitannya

dengan Legislasi Pencatatan Perkawinan, fitrah, vol. 8 No. 2 ( Juli-Desember

2014)

Skripsi

Haryanto, Arif Budi, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Nikah Sirri (Studi Kasus Di

Kelurahan Prenggan Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta Tahun 2014).

Skripsi, Fakultas Syariah Dan Hukum, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Heri, Muh, Tinjauan Hukum Terhadap Nikah di bawah Tangan Akibat Hamil di Luar

Nikah (Studi Kasus di Dusun Ketawang Desa Banjarejo Kecamatan Kaliangkrik

Kabupaten Magelang), Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, 2016.

Tabrani, Imam, Nikah Sirri Perspektif Tuan Guru di Kota Banjarmasin, Skripsi, Tidak

Diterbitkan, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Maulana Malik Ibrahim, 2013.

Ratnasari, Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Sirri Keluarga Salaf di DIY dalam

Perspektif Hukum Islam, skripsi, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan

Kalijaga, 2011.

Rohyati, Ritam, Faktor Faktor Nikah Sirri di kampung Barengkok Desa Umbulan

Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang, Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Yogyakarta, 2012

Faizah, Siti, Dualisme Hukum Islam Tentang Nikah Sirri, Isti’dal, Vol. 1 No. 1 (Januari

2014).

Page 43: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

76

Data Elektrronik

https://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-pernikahan-kontroversial-bupati-garut-aceng-

fikri.html diakses minggu 21 januari 2018.

https://kec-alian.kebumenkab.go.id diakses minggu 11 maret 2018.

Wawancara

Wawancara dengan K.H Ahamad Mustangin, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Azhar,

Tanggal 3 Maret 2017.

Wawancara dengan Kiai Fahrudin Achmad, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hasani,

Tanggal 3 Maret 2018.

Wawancara Dengan K.H Ahmad Fauzan Al Hafidz, Pengasuh Pondok Pesantren Darul

Qur’an, Tanggal 4 Maret 2018.

Wawancara dengan K.H Ali Mashuri, Pengasuh Pondok Pesantren As-Shidiqiyah,

Tanggal 4 Maret 2018.

Wawancara dengan K.H Amir Misbah, Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah, Tanggal

11 Maret 2018.

Wawancara dengan K.H. Zaenul mustofa, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum,

Tanggal 11 Maret 2018.

.

Wawancara dengan K.H Da’i Munif, Pengasuh Pondok Pesantren Khaudlul Ulum,

Tanggal 11 Maret 2018.

Wawancara dengan Bapak Atam Rubai Hamid, Penghulu Kecamatan Alian, Tanggal 11

Maret 2018.

Wawancara dengan Fathul Khoir, Pengurus Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Tanggal

11 Maret 2018.

Lain-lain

Abdurrahman, Muslan, Sosiologi dan Metodelogi Hukum, Malang: UMM Pres,2009.

Asra, Abuzar, Metode Penelitian Survei, Bogor: IN MEDIA, 2014.

Goodman, George Ritze dan Douglas J, Teori Sosiologi, Yogyakarta: Kreasi Wacana,

2010.

Page 44: NIKAH SIRRI PERSPEKTIF KIAI-KIAI PESANTREN DI KECAMATAN ...digilib.uin-suka.ac.id/32097/1/14350017_BAB I, BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA... · pernikahan sirri adalah faktor adat-istiadat,

77

Latipah, Eva, Metodologi Penelitian,Yogyakarta: Grass Media, 2012.

Mandailing, Taufik, Good Married Raih Asa Gapai Bahagia, Yogyakarta: Idea Press,

2012.

Purwaningsih, Sri, Kiai dan Keadilan Gender, Semarang: Walisongo Press, 2009.

Widi, Restu Kartiko, Asas Metodologi Penelitian: Sebuah Pengenalan dan Penuntun

Langkah Pelaksanaan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.