Kedua
-
Upload
lala-khaulani-uar -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Kedua
Kedua, dilaksanakan secara langsung sebagai suatu metode pembelajaran. Disini anak
diberi keleluasaan untuk melakukan kegiatan bermain apa saja sesuai dengan alat-alat permainan
yang tersedia. Namun dengan disediakannya alat-alat permainan tertentu yang dirancang oleh
guru sebenarnya anak diarahkan untuk melakukan aktivitas-aktivitas bermain yang dipandang
dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan tertentu pula. Hal ini didasarkan pada
pemikiran bahwa tempat bermian bisa mengarahkan anak untuk melakukan suatu aktivitas
bermain sesuai dengan alat-alat permainan yang tersedia yang pada gilirannya akan
memfasilitasi proses perkembangan anak dalam aspek tertentu sesuai dengan yang diharapkan.
Mengingat alat permainan itu banyak sekali jenisnya, banyak ahli permainan mencoba
mengklasifikasikannya. Ada yang mengklasifikasikan alat permainan ini berdasarkan nama
penciptanya, misalnya alat permainan Montessori yang diciptakan oleh Montessori, alat
permainan Peabody diciptakan oleh Elizabet Peabody, dan lain-lain. Ada juga yang membaginya
berdasarkan penemuannya, yaitu alat permainan di dalam ruangan dan alat permainan di luar
ruangan. Ahli yang lain membaginya berdasarkan tujuan dan aspek perkambangan anak. Dalam
modul ini, penulis menguriakan jenis-jenis alat permainan ini berdasarkan penempatanya.
Berdasarkan penempatannya, alat permainan dibagi ke dalam dua jenis yaitu alat
permainan yang terdapat di dalam ruang kelas dan alat permainan di luar kelas. Alat permainan
yang terdapat di dalam ruang kelas diatur berdasarkan area tertentu. Penentuan area tempat alat
permainan tersebut didasarkan pada beberapa, bidang pengembangan anak secara utuh.
Area/bidang pengembangan tersebut meliputi bidang pengembangan moral dan nilai-nilai
agama, emosional dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni.
Contoh alat permainan yang biasanya ada di dalam ruangan, misalnya puzzle (kepingan gambar),
boneka tangan, boneka jari, bola suara, papan pasak, mobil-mobilan.
Adapun alat permainan yang terdapat diluar ruangan kelas pada umumnya adalah alat-
alat besar, seperti ayunan, tangga majemuk, jungkitan, papan peluncur, papan titian, bola dunia,
tangga setengah lingkaran, jala panjatan, dan lain-lain. Konstruksi tiap alat permainan di luar
harus kuat dan rapi sehingga tidak membahayakan bagi anak didik.
Dalam perkembangannya, alat permainan anak terus mengalami kemajuan. Pada saat ni
kira sering mendengar istilah Alat Permainan Edukatif atau disingkat APE. Pada tahun 1972
Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) mengadakan seminar mengenai
alat permainan. Pada saat itulah diperkenalkan istilah Alat Permainan Edukatif disingkat APE,
yaitu nama alat bermain yang khusus. Nama tersebut dikembangkan pada waktu Kantor Menteri
Urusan Wanita membuat proyek buku keluarga dan balita. Dalam proyek tersebut APE
diperkenalkan kepada ibu-ibu yang memiliki balita. Ternyata proyek itu dinaytakan berhasil dan
setelah itu APE dipakai di seluruh Indonesia melalu program BKKBN untuk ibu-ibu PKK.
Beberapa contoh alat permainan edukatif tersebut antara lain boneka dari kain balok bangunan
besar polos, puzzle, dan papan pasak.
APE ini memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan sumber belajar yang lain karena APE
dapat menimbulkan kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah kesenangan bagi anak,
menimbulkan daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan
bereksplorasi.
Apabila kita amati secara seksama, dari segi bentuk dan keguaannya terlihat bahwa
unsur-unsur alat permainan edukatif ini berakar pada alat permainan yang telah dikembangkan
oleh Montessori. Sebagai contoh alat yang menunjukkan adanya urutan dari kecil ke besar,
urutan gambar yang menunjukkan adanya tahapan gambar yang dapat diberikan pada usia kanak-
kanak dari bayi sampai lima tahun.
Selain APE, sumber belajar lain yang sering digunakan dalam pembelajaran anak usia dii
adalah media pembelajaran. Ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan
dalam proses pembelajaran. Pertama, mediagrafis, seperti gambar foto, poster, kartun, komik,
dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai
ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga diensi, yakni dalam bentuk model, contohnya
diorama. Ketiga, media proyeksi, seperti slide, film strips, film, OHP, dan lain-lain. Media jenis
ketiga ini jarang digunakan dalam pembelajaran anak mengingat cara penggunannya relative
lebih rumit dan membutuhkan keahlian tertentu.
Selain media pembelajaran tersebut, sumber belajar yang lain yang sangat sering
digunakan dalam pembelajaran anak TK adalah lingkungan. Pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar akan menghadapkan anak kepada lingkungan yang sebenarnya untuk dipelajari.
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar bagi anak akan memberikan kebermaknaan
dalam kegiatan belajarnya. Anak dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya
secara alami sehingga lebih nyata, lebih factual, dan kebenaraanya lebih dapat
dipertanggungjawabkan. Membawa anak ke luar kelas dalam rangka kegiatan belajar, tidak
terbatas oleh waktu. Artinya tidak selalu memakan waktu yang lama, tetapu bisa saja dalam satu
atau dua jam bergantung pada hal-hal yang akan dipelajarinya dan bagaimana cara
mempelajarinya.
Rangkuman
Secara umum, dilihat dari sisi pengembangannya sumber belajar itu dapat dibedakan ke
dalam dua macam, yaitu sumber belajar yang dirancang dan sumber belajar yang dimanfaatkan
atau digunakan.
Sumber belajar yang dirancang adalah segala sumber belajar yang secara sengaja
dirancang atau di sesain untuk kepentingan pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.
Sumber belajar yang dimanfaatkan atau digunakan adalah sumber belajar yang tidak
dirancang untuk kepentingan tujuan suatu kegiatan pembelajaran, namun dapat digunakan untuk
kepentingan pembelajaran.
AECT (Association for Educational Communication and Technology) atau Asosiasi
Komunikasi dan Teknologi Pendidikan membagi sumber belajar ke dalam enam jenis, yaitu
pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan lingkungan.
Pesan sebagai sumber belajar maksudnya adalah sengaja informasi yang harus disalurkan
oleh komponen lain, dapat berbentuk iede, fakta, pengertian dan data.
Adapun manusia sebagai sumber belajar maksudnya adalah manusia bertindak sebagai
penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan.
Bahan adalah sesuatu yang sering disebut media/software yag mengandung pesan untuk
disajikan, melalui penggunaan alat ataupun dirinya sendiri.
Peralatan adalah sesuatu yang bisa disebut sebagai media/hardware yang digunakan
untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan.
Teknik/metode adalah prosedur yang disiapkan dalam mempergunakan bahan pelajaran,
peralatan, situasi, dan orang yang menyampaikan pesan.
Lingkungan sebagai sumber belajar maksudnya adalah situasi sekitar dimana pesan
disalurkan atau disampaikan. Yang termasuk sumber belajar lingkungan ini, antara lain ruangan
kelas, perpustakaan, kebun binatang, dan lain-lain.
Modul 3
Pengelolaan Sumber Belajar di Taman Kanak-Kanak (TK)
Badru Zaman, S.Pd
Pendahuluan
Keberhasilan pelaksanaan suatu program pendidikan untuk anak Taman Kanak-Kanak
sangat tergantug pada pengelolaan sumber belajar. Guru atau calon guru hendaknya mempunyai
kemahiran dalam mengelola sumber belajar untuk pembelajaran anak Taman Kanak-Kanak ini
agar pelaksanaan program pembelajaran dapat berjalan tidak saja efektif tetapi juga
menyenangkan.
Kecenderungan yang ada menunjukkan bahwa perkembangan yang terjadi di luar dunia
pendidikan begitu pesat sehingga menuntut guru atau calon guru untuk terus menerus
meningkatkan kemampuannya. Keragaman jenis sumber belajar dengan kekhasannya tersendiri
baik dalam lingkup penyajian, sifat dan tujuan yang terkandung didalamnya telah membawa
dampak bagi perlunya kejelian dan ketelitian dalam menetapkan sumber belajar yang sesuai dan
terkait dengan program pembelajaran untuk anak Taman Kanak-Kanak.
Pengalaman menunjukkan guru yang kurang produktif cenderung menggunakan sumber
belajar yang monoton dari waktu ke waktu, padahal kenyataannya di lapangan begitu banyak
sumber belajar yang siap untuk ditelusuri, dikaji, dianalisis dan dimanfaatkan. Sifat konservatif
guru dalam menggunakan sumber belajar serta keterbatasannya akan berbagai informasi yag
terdapat dalam berbagai format yang tersedia, dapat membawa akibat pada terhamabtnya
kemajuan dan peningkatan proses pendidikan.
Beberapa hal sebagai bekal pemahaman yang perlu dimiliki guru atau calon guru untuk
mengantisipasi perkembangan dan keragaman sumber-sumber belajar adalah sebagai berikut.
1. Memahami bentuk, jenis atau sumber bahan yang tersedia termasuk sifat dan karakteristik
masing-masing.
2. Mengetahui keberadaan sumber-sumber yang terkait di lingkungan pendidikan termasuk pola
penataan dan pengorganisasiannya.
3. Secara berkesinambungan mengikuti atau mempelajari sumber-sumber informasi terkait yang
mutakir untuk kepentingan penyajian materi dalam proses pembelajaran di kelas.
Untuk dapat berfungsinya sumber-sumber belajar dalam mendukung dan meningkatkan
kualitas proses pembelajaran diperlukan upaya pengelolaan meliputi perencanaan, pengadaan,
pemilihan, penyimpanan, dan pemeliharaan, serta evalusi penggunaanya.
Setelah mempelajari modul tentang pemilihan sumber belajar untuk anak Taman Kanak-
Kanak diharapkan Anda dapat :
1. Membuat perencanaan sumber belajar di Taman Kanak-Kanak.
2. Menjelaskan prosedur pengadaan sumber belajar di Taman Kanak-Kanak
3. Menjelaskan prosedur penyimpanan dan pemeliharaan sumber belajar di Taman Kanak-
Kanak
4. Menjelaskan prosedur pemakaian dan penggunaan sumber belajar di Taman Kanak-Kanak
5. Melakukan evaluasi terhadap penggunaan sumber belajar di Taman Kanak-Kanak.
Kegiatan Belajar 1
Perencanaan Sumber Belajar
Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam setiap kegiatan. Apa
pun jenis kegiatannya factor perencanaan ini sangat penting untuk diperhatikan mengingat
banyak kegiatan yang akhirnya kurang berhasil atau bahkan mengalami kegagalan dan tidak
mencapai hasil maksimal akibat tidak direncanakan dengan baik. Banyak ahli mengatakan bahwa
perencanaan yang baik adalah lima puluh persen keberhasilan. Pendapat tersebut menunjukkan
bahwa perencanaan tidak boleh diabaikan dan diangga sepela.
Dari pengalaman hidup sehari-hari yang pernah dialami kita tidak merencanakannya
dengan baik. Sebagai contoh, Anda akan berangkat ke suatu tempat, misalnya perpustakaan.
Sebelum menuju ke perpustakaan, semestinya Anda menyiapkan dan mencatat terlebih dahulu
apa yang akan di cari di perpustakaan tersebut. Anda menyiapkan daftar buku yang akan dicari
dan dibaca, menyediakan buku atau kertas serta ballpoint yang akan digunakan untuk mencatat
hal-hal yang penting dari buku tersebut. Anda tentunya juga harus mempersiapkan kartu tanda
anggota perpustakaan dan kartu peminjaman sehingga pada saat akan meminjam buku yang
menarik dan diperlukan untuk dipinjam Anda tidak mengalami kesulitan.
Contoh sederhana tersebut merupakan salah satu bagian kecil dari kegiatan sehari-hari.
Coba Anda bayangkan jika Anda datang ke sebuah perpustakaan dan Anda tidak merencanakan
apa yang akan Anda lakukan disana maka Anda akan mengalami kebingungan dan repot sendiri.
Sekali lagi kita harus menyadari betul bahwa perencanaan menjadi bagian yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari kita apapun bentuk dan jenis kegiatannya, tidak terkecuali dalam
merencanakan sumber belajar.
Guru TK sebagai pihak yang sangat berkepentigan dalam memberikan pelayanan kepada
anak harus memiliki pengethauan dan wawasan mengenai bagaimana membuat perencanaan
sumber belajar sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam menciptakan iklim dan kegiatan
belajar yang bermakna bagi anak. Perencanaan sumber belajar yang dilakukan oleh guru akan
memberikan banyak manfaat. Manfaat-manfaat yang diperoleh oleh guru tersebut, antara lain
berikut ini.
1. Guru akan menyiapkan dan memilih sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik, minat,
dan tujuan pembelajaran anak yang hendak dicapai. Memilih sumber belajar yang tepat
sesuai dengan tujuan pembelajaran anak dan minatnya bukanlah hal yang mudah dan dapat
begitu saja di pilih. Guru harus mempunyai kemampuan untuk mengenal, mengelompokkan
sumber belajar apa saja yang tepat aspek perkembangan tertentu pada anak. Sebagai contoh
apabila aspek yang akan dikembangkanya oleh guru adalah aspek bahsa maka guru harus
menyiapkan sumber belajar yang ada hubungannya dengan pengembangan aspek tersebut.
Misalnya, dengan menyiapkan sumber belajar berupa boneka tangan, panggung boneka
untuk melatih anak berackap-cakap. Adakalanya guru tidak merencanakan sumber belajar
dengan baik pada saat kegiatan belajar dengan anak. Ia mencoba memanfaatkan sumber
belajar yang ia temukan untuk digunakan dalam kegiatan belajar anak meskipun sumber
belajar tersebut tidak cocok untuk digunakan, misalnya guru mengajak anak bertanya jawab
tentang simpai. Simpai sebagai salah satu alat permainan di TK bisa saja digunakan sebagai
bahan bercerita dengan anak-anak. Namun, apabila guru mengetahui kegunaan alat tersebut,
tentu ia akan menyadari alat tersebut tidak tepat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa anak melainkan tepat digunakan untuk mengembangkan kemampuan
motorik kasar anak.
2. Guru akan dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik untuk anak, serta
memberikan rasa aman dan menyenangkan bagi anak. Sumber belajar yang beraneka ragam
dan bervariasi, berwarna-warni dan mudah digunakan akan sangat menarik bagi anak untuk
belajar. Kemampuan menciptakan lingkungan belajar yang menarik tidak begitu saja dapat
dilakukan tanpa melalui perencanaan yang baik. Sumber belajar harus ditata dengan baik,
rapi, teratur sehingga menimbulkan kesan yang menyenangkan anak. Penempatan alat-alat
permainan dan sumber belajar yang tertata akan memberikan rasa nyaman bagi anak.
3. Gur akan terbantu dalam membentuk dan mengembangkan kemampuan dasar anak secara
optimal. Membuat perencanaan yang baik itu sebenarnya sama dengan menolong guru itu
sendiri dalam mengelola kegiatannya. Segala sesuatu yang telah direncanakan dengan baik
umumnya akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan oleh kita. Sebaliknya jika kita
melakukan dengan asal-asalan atau asal jadi, akan membuat kita bingung dan menimbulkan
kesulitan.
Melakukan perencanaan sumber belajar di TK sebenarnya buka hal yang sulait asal kita
memiliki kemauan untuk melakukannya. Pada umumnya penyebab itu dibuatnya perencanaan
yang baik bukan karena guru tidak mampu, tetapi lebih banyak disebabkan oleh rasa malas,
menganggap perencanaan hal yang tidak penting dan menambah beban. Sikap seperti inilah yang
ahrus kita buang jauh-jauh. Tidak mungkin jika kita ingin memperoleh hasil belajar anak yang
maksimal, tetapi kita sendiri tidak pernah merencanakannya dengan baik. Bagaimana dengan
Anda ? apakah Anda memiliki anggapan bahwa membuat perencanaan itu pekerjaan yang
membosankan dan tidak penting? Tentu saja tidak, bukan? Bagus! Anda selalu yakin bahwa
perencanaan yang baik merupakan langkah awal untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan.
Perencanaan sumber belajar dimulai dengan mengadakan identifikasi kebutuhan sumber
belajar di suatu lingkungan pendidikan anak TK. Kebutuhan-kebutuhan ini dirumuskan melalui
observasi atau pengamatan, wawancara atau diskusi tentang msalah pendidikan, khususnya
masalah yang berkenaan dengan proses pembelajaran serta penggunaan sumber belajar untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran anak TK.
Berdasarkan identifikasi kebutuhan tersebut guru mendapat data tentang jenis-jenis
sumber belajar yang dibuthkan untuk program pembelajaran anak TK. Jenis-jenis sumber belajar
yang diidentifikasi tersebut dapat disesuaikan dengan teman, kemampuan, dan tujuan yang
diinginkan. Data kebutuhan ini dirinci untuk bahan pertimbangan dalam rencana pengadaan
sumber belajar.
Identifikasi kebutuhan sumber belajar ini dapat dirancang oleh guru menurut contoh
format sederhana sebagai berikut.
Tema/Sub Tema
Kemampuan/Indikator Hasil BelajarJenis Sumber
BelajarKeterangan
Aku Bahasa :1. Anak dapat menirukan kembali
urutan angka, urutan kata (latihan pendengaran)
2. Anak dapat mengikuti beberapa contoh perintah sekaligus.
3. Anak dapat menggunakan dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, di mana, berapa, bagaimana, dan lain sebagainya serta
4. Kemampuan-kemampuan berbahasa yang lain
Boneka tangan, boneka jari dan lain-lain
Boneka tangan ini dapat dibuat dari bahan-bahan bekas, selanjutnya dirancang agar menjadi lebih menarik
Baiklah kita akan mendiskusikan mengenai langkah-langkah mengembangkan format
sederhana di atas. Identifikasi sumber belajar di TK dapat kita lakukan dengan melalui beberapa
kegiatan berikut ini.
1. Langkah awal dalam identifikasi kebutuhan sumber belajar adalah dengan terlebih dahulu
memilih tema yang akan dikembangkan. Tema adalah pokok bahasan yang perlu
dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi rumusan-rumusan kemmapuan. Tema-tema
dalam program kegiatan belajar TK sangat banyak yang secara umum disusun dari
lingkungan terdekat sampai lingkungan terjauh. Tema-tema tersebut akan ditinjau dari
berbagai aspek perkembangan anak. Sebagai contoh tema “Aku” akan ditinjau dari aspek
pengetahuan/kognitif, aspek social, emosional, aspek moral, aspek bahasa, aspek motorik,
dan lain-lain.
2. Guru mengidentifikasi/mengenali kemampuan/kompetensi atau aspek perkembangan yang
harus dimiliki oleh anak secara rinci dan jelas. Mengenal kemampuan/aspek perkembangan
anak ini mutlak dilakukan oleh guru. Atas dasar itulah guru akan memberikan perlakuan
atau pengalamannya kepada anak. Kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh
anak dapat dilihat pada buku kurikulum atau program kegiatan belajar di TK. Dalam
program kegiatan belajar TK tersebut terdapat sejumlah kemampuan yang akan dicapai
melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh anak. Sebagai contoh guru ingin
mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak. Bidang kemampuan berbahasa tersebut
bertujuan agar anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungan. Kemampuan-
kemampuan bahasa tersebut diuraikan lagi dalam bentuk-bentuk kemampuan, antara lain :
a. Anak dapat menirukan urutan angka, urutan kata (latihan mendengarkan)
b. Anak dapat mengikuti beberapa perintah sekaligus
c. Anak dapat menggunakan dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa,
bagaiamana, dan lain sebagainya.
d. Dan kemampuan-kemampuan berbahaa yang lain.
3. Setelah guru mengidentifikasi kemampuan yang akan dicapai oleh anak, guru
mengidentifikasi/mengenal berbagai karakteristik sumber belajar yang akan digunakan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengidentifikasi kebutuhan sumber belajar
tersebut, antara lain berikur ini.
a. Sumber belajar yang akan digunakan harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai. Dalam hal ini, sumber belajar dapat mengoptimalkan pencapaian
tujuan pembelajaran. Alternatif atau pilihan sumber belajar itu akan sangat banyak. Oleh
karena itu, guru harus jeli dan teliti kira-kira sumber belajar yang cocok untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu yang harus dicapai oleh anak. Sebagai contoh apabila guru
ingin mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak, guru dapat memilih sumber
belajar dalam bentuk alat permainan, misalnya boenka tangan yang diciptakan oleh
Elizabeth Peabody dan lain-lain. Sumber belajar dalam bentuk permainan ini telah
dikembangkan oleh Peabody dan cocok digunakan oleh anak. Dari contoh terseubt kita
melihat guru mampu menyesuaikan atau memilih secara tepat antara tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, yaitu peningkatan kemampuan berbahasa anak dengan
sumber belajar yang digunakan, yaitu boneka tangan.
b. Sumber belajar yang akan digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan guru.
Dalam merancang sumber belajar guru harus memahami kemampuannya dalam hal
menggunakan sumber belajar tersebut. Tanpa memahami karakteristik dan penggunaan
sumber belajar, proses belajar anak tidak akan berjalan secara optimal. Sering kali guru
tidak memahami penggunaan sumber belajar tertentu sehingga proses belajar dan
suasana belajar anak menjadi kacau serta tidak terkendali, misalnya dalam
memanfaatkan puzzle (alat permainan yang terdiri dari kepingan gambar yang harus
disusun menjadi gambar yang utuh). Jika guru tidak paham dalam penggunaanya, guru
akan membiarkan anak mencopoti kepingan gambar tersebut dan meletakkannya dimana
saja sehingga mungkin asja ada bagian dari puzzle tersebut yang hilang.
c. Sumber belajar yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Hal
terpenting dalam merancang sumber belajar adalah menyesuaikan dengan kebutuhan
anak. Sumber belajar yang dibutuhkan dan bermakna bagi anak tentunya akan menarik
perhatian anak sehingga diharapkan pembelajaran dapat berjalan secara optimal.
Keinginan anak terhadap jenis sumber belajar itu akan berbeda antara anak yang satu
dengan anak yang lainnya. Oleh karena itu, guru harus merencanakan untuk
menyediakan berbagai jenis sumber belajar sehingga anak memiliki kesempatan
mermilih sumber-sumber belajar yang diminatinya. Minat anak yang besar terhadap
sumber belajar yang disukainya akan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
anak.
Demikianlah uraian mengenai perencanaan sumber belajar. Perlu Anda ingat, bahwa hasil
akhir dari proses perencanaan sumber belajar ini adalah daftar kebutuhan sumber belajar yang
harus diadakan atau harus dibuat sendiri oleh lembaga pendidikan dalam hal ini TK.
Rangkuman
Guru TK sebagai pihak yang sangat berkepentingan dalam memberikan pelayanan
kepada anak harus memiliki pengetahuan dan wawasan mengenai bagaimana membuat
perencanaan sumber belajar sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam menciptakan iklim dan
kegiatan belajar yang bermakna bagi anak.
Manfaat-manfaat yang diperoleh oleh guru tersebut, antara lain sebagai berikut :
a. Guru akan dapat menyiapkan dan memilih sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik,
minat, dan tujuan pembelajaran anak yang hendak dicapai.
b. Guru akan dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik, serta memberikan rasa
aman dan menyenangkan bagi anak.
c. Guru akan terbantu dalam membentuk dan mengembangkan kemampuan dasar anak secara
optimal.
Perencanaan sumber belajar di Tk dapat kita lakukan dengan melalui proses identifikasi
kebutuhan sumber belajar dengan mengikuti langkah-langkah berikut.
a. Menentukan tema yang akan dikembangkan. Tema merupakan pokok bahasan yang perlu
dikembangkan lebih lajut oleh guru menjadi rumusan-rumusan kemampuan.
b. Mengidentifikasi/mengenal kemampuan/kompetensi atau aspek perkembangan apa yang
harus dimiliki oleh anak secara terperinci dan jelas.
c. Mengidentifikasi/mengenal berbagai karakteristik/cirri sumber belajar yang akan digunakan.
Kegiatan Belajarn 2
Pengadaan Sumber Belajar
Pengadaan sumber belajar merupakan kelanjutan dari langkah perecanaan. Langkah ini
merupakan langkah guru atau pihak seklah mewujudkan perencanaan sumber belajar yang telah
dibuat. Sebaik apapun dalam bentuk pengadaan, perencanaan tersebut maka hanya akan
merupakan daftar keinginan dan niat atau hanya sebagai dokumen tertulis saja. Oleh sebab itu,
proses pengadaan menjadi sangat penting dilakukan sehingga kegiatan pembelajaran akan
didukung oleh berbagai sumber belajar yang ada.
Pengadaan sumber belajar dapat ditempuh dengan melalui beberapa cara, antara lain melalui
kegiatan pembelian, menerima sumbangan atau hadiah, dan membuatnya sendiri.
A. PEMBELIAN
Pembelian merupakan suatu kegiatan pengadaan sumber belajar melalui transaksi
pembelian. Pengadaan sumber belajar melalui pembelian ini akan membutuhkan dana atau biaya.
Biasanya pihak sekolah atau lembaga penyelanggara pendidikan TK sudah memiliki rancangan
anggaran untuk pembelian beberapa jenis sumber belajar, misalnya alat permainan. Untuk
melakukan pembelian guru harus berkoordinasi dan menyampaikan renana pembelian dan
kebutuhannya itu kepada pimpinan sekolah.
Pada saat menyampaikan permohonan pembelian kepada pimpinan sekolah, guru perlu
menjelaskan jenis-jenis sumber belajar yang akan dibeli dan mengemukakan alas an mengapa
sumber belajar tersebut perlu dibeli.
Sekolah biasanya menghadapi kesulitan dana, seorang guru di tuntut mampu memilih
sumber belajar apa saja yang harus lebih utama dibeli untuk anak. Pemahaman guru terhadap
sumber belajar ini sangat penting mengingat guru harus memperhatikan ketepatan ukuran,
warna, dan kerapian sumber belajar yang akan dibeli, apabila tidak akurat aka tujuan yang
hendak dicapai akan meleset.
Sebagai contoh, apabila guru akan membeli alat permainan, misalnya mobil-mobilan maka
usahakan membeli yang ukurannya tidak terlalu besar sehingga akan mudah dimainkan oleh
anak-anak. Ukuran standar anak memudahkan anak-anak untuk menggunakan alat permainan
tersebut dan mereka akan senang menggunakannya sehingga anak akan mempelajari banyak hal
dari alat permainan tersebut.
Demikian pula dalam hal ketepatan warna. Memilih warna suatu sumber belajar, misalnya
alat permainan merupakan hal yang juga sangat penting. Sebaiknya warna alat permainan yang
dipilih adalah warna yang baku seperti merah, biru, kuning, hijau, coklat, ungu, putih dan hitam.
Kerapian sumber belajar yang dibeli juga perlu mendapat perhatian guru. Sumber belajar
yang tidak rapi dalam hal pembuatan dan pengemasan akan membahayakan bagi keselamatan
anak, misalnya alat permainan yang ujung-ujungnya terlalu runcing akan mengakiantkan tangan
anak tergores. Jadi, untuk membeli suatu sumber belajar pilihlah yang akurat dari segi ukuran,
warna, dan kerapiannya.
B. HADIAN/SUMBANGAN
Penambahan koleksi sumber belajar dapat diperoleh dari hadiah pemberian, hibah ataupun
sumbangan dari berbagai pihak, seperti instansi pemerintah, swasta ataupun perorangan.
Sumbangan atau bantuan yang diterima adakalanya tanpa dimita trlebih dahulu, namun ada juga
yang dilakukan melalui permohonan permintaan dari pihak pengelola sumber belajar.
Sumbangan biasanya diberikan oleh lembaga-lembaga tertentu yang memiliki kepedulian
terhadap penyelenggaraan pendidikan anak TK. Lembaga-lembaga seperti itu, pada saat ini
sangat banyak baik dari dalam maupun dari luar negeri.
Pengadaan sumber belajar melalui hadiah/sumbangan menuntut guru untuk secara aktif
mencari informasi termasuk alamat lembaga atau isntitusi yang membuka peluang untuk
memberikan bantuan. Pada umumnya, tindak lanjut dari bentuk pengadaan seperti ini adalah
dalam bentuk jalinan kerja sama antara lembaga pemberi sumbangan dengan lembaga
pendidikan penerima sumbangan.
C. BEKERJA SAMA
Bekerja sendiri jauh lebih berat dari pada bekerja bersama-sama. Bekerja sama antar
lembaga tertentu menumbuhkan satu hasil yang lebih baik apabila kerja sama itu dilakukan
secara terbuka dan professional.
Kerja sama ini bisa dalam bentuk pinjam meminjam sumber balajar yang dimiliki oleh
lembaga yang berbeda. Jika di tingkat kecamatan memiliki sumber belajar tertentu maka sekolah
dapat meminjamnya. Selain itu jika sumber belajar disuatu TK lebih lengkap maka jika
memungkinkan dapat dipinjamkan ke TK yang lain.
Kerja sama juga dapat terjadi antar lembaga, misalnya antar sekolah dengan dinas-dinas
terkati, seperti dinas pertanian, dinas kesehatan, dan lain-lain. Kerja sama dengan orang tua anak
sangat penting mengingat banyak orang tua yang mempunyai potensi untuk membantu sekolah
dalam berbagai betuk. Apakah dalam bentuk materi atau dalam bentuk keahlian-keahlian atua
pengethauan lebih yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah.
D. MEMBUAT
Pengadaan sumber belajar dapat djuga dilakukan melalui kegiatan perancangan dan
disiapkan secara khusus oleh guru untuk pembelajaran tertentu. Agar bahan atau sumber-sumber
yang tersedia dapat dimanfaatkan oleh pemakai maka sebelumnya perlu ada perencanaan dari
prosedur yang harus ditempuh sebagai dasar pertimbangan bagi pemilihan dan pengadaan
sumber belajar yang diperlukan. Penetapan rambu-rambu dan kriteia untuk pemilihan sumber
belajar merupakan patokan yang harus dijadikan pegangan bersama. Rambu-rambu tersebut
diperlukan agar dapat menghasilkan penyediaan berbagai sumber belajar yang tepat dan berdaya
guna tinggi.
Beberapa dasar pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sumber belajar di
antaranya berikut ini.
1. Sumber belajar yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pemakai (anak TK)
yang dilayani serta mendukung tujuan pembelajaran.
2. Bahan-bahan yang dipilih perlu didasarkan atas azaz manfaat, untuk apa, dan mengapa
bahan perlu dijadikan sumber belajar dipilih.
3. Pemilihan sumber belajar hendaknya berposisi ganda, baik berada pada sudut pandang
pemakai (Guru, anak) maupun dari kepentingan lembaga. Dengan demikian, kepentingan
kedua belah pihak akan terpelihara dan tidak ada yang dirugikan manakala kepentingan
masing-masing ada yang kurang selarasa.
4. Pemilihan sumber belajar harus didasarkan pada kajian edukatif dengan memperhatikan
kurikulum yang berlaku, cakupan bidang pengembangan yang dikembangkan, karakteristik
peserta didik, serta aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan
dalam arti luas.
5. Bahan-bahan yang dipilih hendaknya memenuhi persyaratan kualitas yang telah ditentukan,
antara lain relevansi dengan tujuan, persyaratan fisik, kuata dan tahan lama, sesuai dengan
dunia anak, sederhana, akraktif dan berwarna, terkait dengan aktivitas bermain anak, serta
kelengkapan yang lainnya.
6. Dalam pemilihan sumber belajar hendaknya memperhatikan pula keseimbangan koleksi
(well rounded collection) termasuk sumber belajar pokok dan bahan penujang sesuai
kurikulum baik untuk kegiatan pembelajaran maupun sumber belajar penunjang untuk
pembinaan bakat, minat, dan keterampilan yang terkait.
7. Untuk memudahkan memilih sumber belajar yang baik perlu kiranya menyertakan alat
bantu penelusuran informasi, seperti catalog, kajian buku, reviuw atau bekerja sama dengan
sesame komponen fungsional, seperti guru-guru atau kepala TK dalam forum KKG
(Kelompok kerja guru), misalnya para guru dari berbagai TK dimungkinkan untuk saling
tukar informasi mendiskusikan berbagai hal yang berkaitan dengan peningkatan proses
belajar mengajar (PMB) dan tentang kondisi keberadaan sumber belajar yang diperlukan.
Calon guru atau guru harus mampu mengeluarkan seluruh daya cipta mereka. Sesuai dengan
proses kreativitas, calon guru membutuhkan pelatihan untuk menerima dan mengolah berbagai
masukan tentang kreativitas. Kalau guru telah mempunyai berbagai masukan, barulah guru akan
mampu menciptakan hasil karya yang orisinal, baik berupa alat permainan maupun sumber
belajar sendiri. Di sini juga diperlukan pengetahuan dan kekuatan daya tangkap guru tentang
lingkungannya yang dapat digunakan sebagai sumber pembuatan sumber belajar bagi kebutuhan
proses belajar mengajarnya. Ia memiliki kemauan untuk menunjukkan ketidaktergantungannya
dan tidak menunggu saja sampai alat itu datang sendiri, melainkan membuat alat dari bahan yang
dapat ia temukan di lingkungan anak. Setiap pembuatan alat permainan maupun sumber belajar
mengikuti criteria yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Dalam pembuatan sumber belajar ini ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan seperti
hal-hal berikut.
1. Sumber belajar yag dibuat hendaknya multiguna. Multiguna di sini maksudnya adalah
bahwa sumber belajar terseut dapat digunakan untuk pengembangan berbagai aspek
perkembangan anak. Contoh sumber belajar tersebut adalah alat permainan dalam bentuk
bola tangan. Bola suara dapat digunakan untuk pengembangan motork anak dengan cara
anak menggunakannya untuk saling melempar bola tersebut. Selain untuk perkembangan
motorik alat permainan tersebut bisa dikembangkan untuk pengembangan aspek
kognitif/pengetahuan anak, misalnya bola tersebut dirancang dengan menggunakan berbagai
warna. Aspek perkembangan lain yang dapat dikembangkan melalui alat permainan terebut
adalah anak dapat mengenal berbagai macam bunyi-bunyian dan lain-lain.
2. Bahan mudah didapat di lingkungan sekitar TK dan murah atau bisa dibuat dari bahan
bekas/sisa. Membuat sumber belajar sebenarnya tidak harus selalu dengan biaya mahan.
Banyak sekali bahan-bahan di sekitar kita yang dapat digunakan untuk membuatnya.
Sebagai contoh bekas bungkus susu bubuk dapat kita gunakan untuk membuat kapal-
kapalan. Keuntungan dengan menggunakan bahan-bahan bekas selain bahan tersebut tidak
perlu kita buang, ada nilai pendidikan yang kita tanamkan kepada anak yaitu anak dilatih
untuk bersikap hidup sederhana dan kreatif.
3. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak. Aspek keselamatan anak merupakan
salah satu hal yang harus menjadi perhatian guru sebagai pembuat sumber belajar. Bahan-
bahan tertentu yang mengandung bahan kimia yang berbahaya perlu di hindari oleh guru,
misalnya penggunaan jenis cat yang digunakan untuk mewarnai alat permainan tertentu
sebaiknya yang tidak membahayakn dan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya
bagi anak.
4. Dapat menumbuhkan kreativitas sehingga menambah kesenangan bagi anak, menimbulkan
daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan
bereksplorasi. Alat perainan konstruktif, seperti balok-balok kayu merupakan salah satu
contoh alat permainan yang cukup menarik dan menantang anak untuk berkreasi.
5. Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana. Tiap sumber belajar itu sudah memiliki fungsi yang
berbeda antara yang satu dengan yang lain. Guru harus menjadikan tujuan dan fungsi sarana
ini sebagai bagian yang penting untuk diperhatikan.
6. Dapat digunakan seara individual, kelompok, dan klasikal. Sumber belajar yang dirancang
harus memungkinkan anak untuk menggunakannya, baik secara individual, kelompok aupun
klasikal.
7. Dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Tingkat perkembangan anak yang
berbeda berpengaruh terhadap jenis permainan yang akan dibuat oleh guru. Sebagai contoh
puzzle (kepingan gambar). Tingkat kesulitan dan jumlah kepingan gambar yang garus
disusun oleh anak akan berbeda antara anak TK-A dengan anak TK-B. Hal ini disebabkan
dari kemampuan yang dimiliki anak pada kedua tingkat tersebut berbeda.
Selain harus memperhatikan prinsip-prinsip pembuatannya, guru pun harus memperhatikan
juga syarat-syarat dalam pembuatan sumber belajar, antara lain meliputi berikut ini.
1. Segi edukatif/nilai-nilai pendidikan
a. Kesesuaian dengan Program Kegiatan Belajar anak TK
b. Kesesuaian dengan didaktik/metodik (kaidah mengajar), antara lain :
1) Sesuai dengan tingkat kemampuan anak
2) Dapat mendorong aktivitas dan kretaivitas anak
3) Membantu kelancaran dan kegiatan belajar mengajar
2. Segi teknik/langkah dan prosedur pembuatan
a. Kebenaran
b. Ketelitian (tidak menimbulkan salah konsep)
c. Keawetan (kuat dan tahan lama)
d. Ketahanan (efektivitasnya tetap walaupun cuaca berubah)
e. Keamanan
f. Ketepatan ukuran
g. Kompatibilitas (keluasaan/fleksibilitas) dari bagian-bagian suatu alat sehingga dapat
digunakan dengan alat lain.
3. Segi estetika/keindahan
a. Bentuk yang elastic
b. Kesesuaian ukuran
c. Warna/kombinasi warna yang serasi
Rangkuman
Pada sumber belajar dapat ditempuh dengan melalui beberapa cara, antara lain melalui
kegiatan pembelian, menerima sumbangan atau hadiah, dan membuatnya sendiri.
Pemelian merupakan suatu kegiatan pengadaan sumber belajar melalui transaksi pembelian.
Pembelian suatu sumber belajar harus memperhatikan keakuratan sumber belajar dari segi
ukuran, warna, dan kerapiannya.
Penambahan koleksi sumber belajar dapat diperoleh dari hadiah, pemberian, hibah, ataupun
sumbangan dari berbagai pihak, seperti instansi pemerintah, swasta maupun perorangan.
Pengadaan sumber belajar bisa juga dilakukan melalui kerja sama. Kerja sama ini bisa
dalam bentuk pinkam meminjam sumber belajar yang dimiliki oleh lembaga yang berbeda.
Pengadaan sumber belajar dapat juga dilakukan melalui kegiatan perancangan dan disiapkan
secara khusus oleh guru untuk pembelajaran tertentu. Agar bahan atau sumber-sumber yang
tersedia dapat dimanfaatkan oleh pemakai maka sebelumnya perlu ada perencanaan dan prosedur
yang harus ditempuh sebagai dasar pertibangan bagi pemilihan dan pengadaan sumber belajar
yang diperlukan.
Pembuatan sumber belajar harus memperhatikan beberapa prinsip antara lain :
1. Sumber belajar yang dibuat hendaknya multiguna
2. Bahan mudah didapat di lingkungan sekitar TK dan murah atau bisa dibuat dari bahan
bekas/sisa.
3. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak.
4. Dapat menimbulkan kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah kesenangan bagi
anak, menimbulkan daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk
bereksperimen dan bereksplorasi.
5. Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana
6. Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal
7. Dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Selain harus memperhatikan prinsip-prinsip pembuatannya, guru harus memperhatikan juga
syarat-syarat dalam pembuatan sumber belajar, yaitu syarat edukatif, teknik, dan estetik.
Kegiatan Belajar 3
Penyimpanan dan Pemeliharaan
Menyimpan dan memelihara sumber belajar di TK baik yang ada di dalam ruangan
maupun yang ada diluar merupakan hal yang penting dilakukan oleh guru. Hal tersebut
dikarenakan penggunaan sumber belajar tersebut tidak hanya untuk satu kali kegiatan belajar saja
melainkan akan digunakan secara terus menerus. Selain itu, intensitas penggunaan sumber
belajar oleh anak juga akan sangat tinggi. Apalagi untuk sumber-sumber belajar tertentu yang
sangat disukai oleh anak.
Sehubungan dengan pentingnya fungsi penyimpangan dan pemeliharaan ini, guru harus
mengetahui jenis sumbere belajar yang perlu disimpan dipelihara dengan baik. Cara anak
meletakkan sumber belajar di kelas tidak terlepas dari pengawasan guru. Guru juga harus
mengawasi bagaimana cara anak memainkan alat tersebut dan mengembalikan alat tersebut pada
tempatnya. Anak harus dibiasakan bertanggung jawab terhadap alat permainan yang
dimainkannya, seandainya anak menyukai akan keteraturan.
Agar pemakaian dapat bertahan makan cara penyimpanan dan cara pemeliharaannya
harus baik. Guru harus memperhatikan tingkat kelembaban ruang sumbre belajar atau ruangan
kelas. Tempat lembab dapat menumbuhka jamur dan merusak alat permainan. Dengan demikian,
perlu dipersiapkan tempat khusus, seperti rak-rak utuk meletakkan barang, lemari tertutup untuk
menyimpan barang atau buku yang tidak digunakan sehari-hari.
Dalam pelaksanaan penyimpanan/pemeliharaan sumber belajar yang menunjang proses
pembelajaran di TK hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Untuk alat yang terdapat di ruang kelasm guru dapat melakukan bentuk-bentuk perawatan
dan penyimpanan sebagai berikut.
a. Alat-alat seharusnya disimpan di tempat yag memenuhi syarat tidak lembab, cukup
ventilasi, dan diatur rapi dalam lemari alat atau rak alat.
2.