Kedua

31
Kedua, dilaksanakan secara langsung sebagai suatu metode pembelajaran. Disini anak diberi keleluasaan untuk melakukan kegiatan bermain apa saja sesuai dengan alat-alat permainan yang tersedia. Namun dengan disediakannya alat-alat permainan tertentu yang dirancang oleh guru sebenarnya anak diarahkan untuk melakukan aktivitas-aktivitas bermain yang dipandang dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan tertentu pula. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa tempat bermian bisa mengarahkan anak untuk melakukan suatu aktivitas bermain sesuai dengan alat- alat permainan yang tersedia yang pada gilirannya akan memfasilitasi proses perkembangan anak dalam aspek tertentu sesuai dengan yang diharapkan. Mengingat alat permainan itu banyak sekali jenisnya, banyak ahli permainan mencoba mengklasifikasikannya. Ada yang mengklasifikasikan alat permainan ini berdasarkan nama penciptanya, misalnya alat permainan Montessori yang diciptakan oleh Montessori, alat permainan Peabody diciptakan oleh Elizabet Peabody, dan lain-lain. Ada juga yang membaginya berdasarkan penemuannya, yaitu alat permainan di dalam ruangan dan alat permainan di luar ruangan. Ahli yang lain membaginya berdasarkan tujuan dan aspek perkambangan anak. Dalam modul ini, penulis menguriakan jenis-jenis alat permainan ini berdasarkan penempatanya. Berdasarkan penempatannya, alat permainan dibagi ke dalam dua jenis yaitu alat permainan yang terdapat di dalam ruang kelas dan alat permainan di luar kelas. Alat permainan yang terdapat di

description

penulisan

Transcript of Kedua

Kedua, dilaksanakan secara langsung sebagai suatu metode pembelajaran. Disini anak

diberi keleluasaan untuk melakukan kegiatan bermain apa saja sesuai dengan alat-alat permainan

yang tersedia. Namun dengan disediakannya alat-alat permainan tertentu yang dirancang oleh

guru sebenarnya anak diarahkan untuk melakukan aktivitas-aktivitas bermain yang dipandang

dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan tertentu pula. Hal ini didasarkan pada

pemikiran bahwa tempat bermian bisa mengarahkan anak untuk melakukan suatu aktivitas

bermain sesuai dengan alat-alat permainan yang tersedia yang pada gilirannya akan

memfasilitasi proses perkembangan anak dalam aspek tertentu sesuai dengan yang diharapkan.

Mengingat alat permainan itu banyak sekali jenisnya, banyak ahli permainan mencoba

mengklasifikasikannya. Ada yang mengklasifikasikan alat permainan ini berdasarkan nama

penciptanya, misalnya alat permainan Montessori yang diciptakan oleh Montessori, alat

permainan Peabody diciptakan oleh Elizabet Peabody, dan lain-lain. Ada juga yang membaginya

berdasarkan penemuannya, yaitu alat permainan di dalam ruangan dan alat permainan di luar

ruangan. Ahli yang lain membaginya berdasarkan tujuan dan aspek perkambangan anak. Dalam

modul ini, penulis menguriakan jenis-jenis alat permainan ini berdasarkan penempatanya.

Berdasarkan penempatannya, alat permainan dibagi ke dalam dua jenis yaitu alat

permainan yang terdapat di dalam ruang kelas dan alat permainan di luar kelas. Alat permainan

yang terdapat di dalam ruang kelas diatur berdasarkan area tertentu. Penentuan area tempat alat

permainan tersebut didasarkan pada beberapa, bidang pengembangan anak secara utuh.

Area/bidang pengembangan tersebut meliputi bidang pengembangan moral dan nilai-nilai

agama, emosional dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni.

Contoh alat permainan yang biasanya ada di dalam ruangan, misalnya puzzle (kepingan gambar),

boneka tangan, boneka jari, bola suara, papan pasak, mobil-mobilan.

Adapun alat permainan yang terdapat diluar ruangan kelas pada umumnya adalah alat-

alat besar, seperti ayunan, tangga majemuk, jungkitan, papan peluncur, papan titian, bola dunia,

tangga setengah lingkaran, jala panjatan, dan lain-lain. Konstruksi tiap alat permainan di luar

harus kuat dan rapi sehingga tidak membahayakan bagi anak didik.

Dalam perkembangannya, alat permainan anak terus mengalami kemajuan. Pada saat ni

kira sering mendengar istilah Alat Permainan Edukatif atau disingkat APE. Pada tahun 1972

Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) mengadakan seminar mengenai

alat permainan. Pada saat itulah diperkenalkan istilah Alat Permainan Edukatif disingkat APE,

yaitu nama alat bermain yang khusus. Nama tersebut dikembangkan pada waktu Kantor Menteri

Urusan Wanita membuat proyek buku keluarga dan balita. Dalam proyek tersebut APE

diperkenalkan kepada ibu-ibu yang memiliki balita. Ternyata proyek itu dinaytakan berhasil dan

setelah itu APE dipakai di seluruh Indonesia melalu program BKKBN untuk ibu-ibu PKK.

Beberapa contoh alat permainan edukatif tersebut antara lain boneka dari kain balok bangunan

besar polos, puzzle, dan papan pasak.

APE ini memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan sumber belajar yang lain karena APE

dapat menimbulkan kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah kesenangan bagi anak,

menimbulkan daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan

bereksplorasi.

Apabila kita amati secara seksama, dari segi bentuk dan keguaannya terlihat bahwa

unsur-unsur alat permainan edukatif ini berakar pada alat permainan yang telah dikembangkan

oleh Montessori. Sebagai contoh alat yang menunjukkan adanya urutan dari kecil ke besar,

urutan gambar yang menunjukkan adanya tahapan gambar yang dapat diberikan pada usia kanak-

kanak dari bayi sampai lima tahun.

Selain APE, sumber belajar lain yang sering digunakan dalam pembelajaran anak usia dii

adalah media pembelajaran. Ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan

dalam proses pembelajaran. Pertama, mediagrafis, seperti gambar foto, poster, kartun, komik,

dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai

ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga diensi, yakni dalam bentuk model, contohnya

diorama. Ketiga, media proyeksi, seperti slide, film strips, film, OHP, dan lain-lain. Media jenis

ketiga ini jarang digunakan dalam pembelajaran anak mengingat cara penggunannya relative

lebih rumit dan membutuhkan keahlian tertentu.

Selain media pembelajaran tersebut, sumber belajar yang lain yang sangat sering

digunakan dalam pembelajaran anak TK adalah lingkungan. Pemanfaatan lingkungan sebagai

sumber belajar akan menghadapkan anak kepada lingkungan yang sebenarnya untuk dipelajari.

Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar bagi anak akan memberikan kebermaknaan

dalam kegiatan belajarnya. Anak dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya

secara alami sehingga lebih nyata, lebih factual, dan kebenaraanya lebih dapat

dipertanggungjawabkan. Membawa anak ke luar kelas dalam rangka kegiatan belajar, tidak

terbatas oleh waktu. Artinya tidak selalu memakan waktu yang lama, tetapu bisa saja dalam satu

atau dua jam bergantung pada hal-hal yang akan dipelajarinya dan bagaimana cara

mempelajarinya.

Rangkuman

Secara umum, dilihat dari sisi pengembangannya sumber belajar itu dapat dibedakan ke

dalam dua macam, yaitu sumber belajar yang dirancang dan sumber belajar yang dimanfaatkan

atau digunakan.

Sumber belajar yang dirancang adalah segala sumber belajar yang secara sengaja

dirancang atau di sesain untuk kepentingan pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.

Sumber belajar yang dimanfaatkan atau digunakan adalah sumber belajar yang tidak

dirancang untuk kepentingan tujuan suatu kegiatan pembelajaran, namun dapat digunakan untuk

kepentingan pembelajaran.

AECT (Association for Educational Communication and Technology) atau Asosiasi

Komunikasi dan Teknologi Pendidikan membagi sumber belajar ke dalam enam jenis, yaitu

pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan lingkungan.

Pesan sebagai sumber belajar maksudnya adalah sengaja informasi yang harus disalurkan

oleh komponen lain, dapat berbentuk iede, fakta, pengertian dan data.

Adapun manusia sebagai sumber belajar maksudnya adalah manusia bertindak sebagai

penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan.

Bahan adalah sesuatu yang sering disebut media/software yag mengandung pesan untuk

disajikan, melalui penggunaan alat ataupun dirinya sendiri.

Peralatan adalah sesuatu yang bisa disebut sebagai media/hardware yang digunakan

untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan.

Teknik/metode adalah prosedur yang disiapkan dalam mempergunakan bahan pelajaran,

peralatan, situasi, dan orang yang menyampaikan pesan.

Lingkungan sebagai sumber belajar maksudnya adalah situasi sekitar dimana pesan

disalurkan atau disampaikan. Yang termasuk sumber belajar lingkungan ini, antara lain ruangan

kelas, perpustakaan, kebun binatang, dan lain-lain.

Modul 3

Pengelolaan Sumber Belajar di Taman Kanak-Kanak (TK)

Badru Zaman, S.Pd

Pendahuluan

Keberhasilan pelaksanaan suatu program pendidikan untuk anak Taman Kanak-Kanak

sangat tergantug pada pengelolaan sumber belajar. Guru atau calon guru hendaknya mempunyai

kemahiran dalam mengelola sumber belajar untuk pembelajaran anak Taman Kanak-Kanak ini

agar pelaksanaan program pembelajaran dapat berjalan tidak saja efektif tetapi juga

menyenangkan.

Kecenderungan yang ada menunjukkan bahwa perkembangan yang terjadi di luar dunia

pendidikan begitu pesat sehingga menuntut guru atau calon guru untuk terus menerus

meningkatkan kemampuannya. Keragaman jenis sumber belajar dengan kekhasannya tersendiri

baik dalam lingkup penyajian, sifat dan tujuan yang terkandung didalamnya telah membawa

dampak bagi perlunya kejelian dan ketelitian dalam menetapkan sumber belajar yang sesuai dan

terkait dengan program pembelajaran untuk anak Taman Kanak-Kanak.

Pengalaman menunjukkan guru yang kurang produktif cenderung menggunakan sumber

belajar yang monoton dari waktu ke waktu, padahal kenyataannya di lapangan begitu banyak

sumber belajar yang siap untuk ditelusuri, dikaji, dianalisis dan dimanfaatkan. Sifat konservatif

guru dalam menggunakan sumber belajar serta keterbatasannya akan berbagai informasi yag

terdapat dalam berbagai format yang tersedia, dapat membawa akibat pada terhamabtnya

kemajuan dan peningkatan proses pendidikan.

Beberapa hal sebagai bekal pemahaman yang perlu dimiliki guru atau calon guru untuk

mengantisipasi perkembangan dan keragaman sumber-sumber belajar adalah sebagai berikut.

1. Memahami bentuk, jenis atau sumber bahan yang tersedia termasuk sifat dan karakteristik

masing-masing.

2. Mengetahui keberadaan sumber-sumber yang terkait di lingkungan pendidikan termasuk pola

penataan dan pengorganisasiannya.

3. Secara berkesinambungan mengikuti atau mempelajari sumber-sumber informasi terkait yang

mutakir untuk kepentingan penyajian materi dalam proses pembelajaran di kelas.

Untuk dapat berfungsinya sumber-sumber belajar dalam mendukung dan meningkatkan

kualitas proses pembelajaran diperlukan upaya pengelolaan meliputi perencanaan, pengadaan,

pemilihan, penyimpanan, dan pemeliharaan, serta evalusi penggunaanya.

Setelah mempelajari modul tentang pemilihan sumber belajar untuk anak Taman Kanak-

Kanak diharapkan Anda dapat :

1. Membuat perencanaan sumber belajar di Taman Kanak-Kanak.

2. Menjelaskan prosedur pengadaan sumber belajar di Taman Kanak-Kanak

3. Menjelaskan prosedur penyimpanan dan pemeliharaan sumber belajar di Taman Kanak-

Kanak

4. Menjelaskan prosedur pemakaian dan penggunaan sumber belajar di Taman Kanak-Kanak

5. Melakukan evaluasi terhadap penggunaan sumber belajar di Taman Kanak-Kanak.

Kegiatan Belajar 1

Perencanaan Sumber Belajar

Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam setiap kegiatan. Apa

pun jenis kegiatannya factor perencanaan ini sangat penting untuk diperhatikan mengingat

banyak kegiatan yang akhirnya kurang berhasil atau bahkan mengalami kegagalan dan tidak

mencapai hasil maksimal akibat tidak direncanakan dengan baik. Banyak ahli mengatakan bahwa

perencanaan yang baik adalah lima puluh persen keberhasilan. Pendapat tersebut menunjukkan

bahwa perencanaan tidak boleh diabaikan dan diangga sepela.

Dari pengalaman hidup sehari-hari yang pernah dialami kita tidak merencanakannya

dengan baik. Sebagai contoh, Anda akan berangkat ke suatu tempat, misalnya perpustakaan.

Sebelum menuju ke perpustakaan, semestinya Anda menyiapkan dan mencatat terlebih dahulu

apa yang akan di cari di perpustakaan tersebut. Anda menyiapkan daftar buku yang akan dicari

dan dibaca, menyediakan buku atau kertas serta ballpoint yang akan digunakan untuk mencatat

hal-hal yang penting dari buku tersebut. Anda tentunya juga harus mempersiapkan kartu tanda

anggota perpustakaan dan kartu peminjaman sehingga pada saat akan meminjam buku yang

menarik dan diperlukan untuk dipinjam Anda tidak mengalami kesulitan.

Contoh sederhana tersebut merupakan salah satu bagian kecil dari kegiatan sehari-hari.

Coba Anda bayangkan jika Anda datang ke sebuah perpustakaan dan Anda tidak merencanakan

apa yang akan Anda lakukan disana maka Anda akan mengalami kebingungan dan repot sendiri.

Sekali lagi kita harus menyadari betul bahwa perencanaan menjadi bagian yang sangat penting

dalam kehidupan sehari-hari kita apapun bentuk dan jenis kegiatannya, tidak terkecuali dalam

merencanakan sumber belajar.

Guru TK sebagai pihak yang sangat berkepentigan dalam memberikan pelayanan kepada

anak harus memiliki pengethauan dan wawasan mengenai bagaimana membuat perencanaan

sumber belajar sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam menciptakan iklim dan kegiatan

belajar yang bermakna bagi anak. Perencanaan sumber belajar yang dilakukan oleh guru akan

memberikan banyak manfaat. Manfaat-manfaat yang diperoleh oleh guru tersebut, antara lain

berikut ini.

1. Guru akan menyiapkan dan memilih sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik, minat,

dan tujuan pembelajaran anak yang hendak dicapai. Memilih sumber belajar yang tepat

sesuai dengan tujuan pembelajaran anak dan minatnya bukanlah hal yang mudah dan dapat

begitu saja di pilih. Guru harus mempunyai kemampuan untuk mengenal, mengelompokkan

sumber belajar apa saja yang tepat aspek perkembangan tertentu pada anak. Sebagai contoh

apabila aspek yang akan dikembangkanya oleh guru adalah aspek bahsa maka guru harus

menyiapkan sumber belajar yang ada hubungannya dengan pengembangan aspek tersebut.

Misalnya, dengan menyiapkan sumber belajar berupa boneka tangan, panggung boneka

untuk melatih anak berackap-cakap. Adakalanya guru tidak merencanakan sumber belajar

dengan baik pada saat kegiatan belajar dengan anak. Ia mencoba memanfaatkan sumber

belajar yang ia temukan untuk digunakan dalam kegiatan belajar anak meskipun sumber

belajar tersebut tidak cocok untuk digunakan, misalnya guru mengajak anak bertanya jawab

tentang simpai. Simpai sebagai salah satu alat permainan di TK bisa saja digunakan sebagai

bahan bercerita dengan anak-anak. Namun, apabila guru mengetahui kegunaan alat tersebut,

tentu ia akan menyadari alat tersebut tidak tepat digunakan untuk mengembangkan

kemampuan berbahasa anak melainkan tepat digunakan untuk mengembangkan kemampuan

motorik kasar anak.

2. Guru akan dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik untuk anak, serta

memberikan rasa aman dan menyenangkan bagi anak. Sumber belajar yang beraneka ragam

dan bervariasi, berwarna-warni dan mudah digunakan akan sangat menarik bagi anak untuk

belajar. Kemampuan menciptakan lingkungan belajar yang menarik tidak begitu saja dapat

dilakukan tanpa melalui perencanaan yang baik. Sumber belajar harus ditata dengan baik,

rapi, teratur sehingga menimbulkan kesan yang menyenangkan anak. Penempatan alat-alat

permainan dan sumber belajar yang tertata akan memberikan rasa nyaman bagi anak.

3. Gur akan terbantu dalam membentuk dan mengembangkan kemampuan dasar anak secara

optimal. Membuat perencanaan yang baik itu sebenarnya sama dengan menolong guru itu

sendiri dalam mengelola kegiatannya. Segala sesuatu yang telah direncanakan dengan baik

umumnya akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan oleh kita. Sebaliknya jika kita

melakukan dengan asal-asalan atau asal jadi, akan membuat kita bingung dan menimbulkan

kesulitan.

Melakukan perencanaan sumber belajar di TK sebenarnya buka hal yang sulait asal kita

memiliki kemauan untuk melakukannya. Pada umumnya penyebab itu dibuatnya perencanaan

yang baik bukan karena guru tidak mampu, tetapi lebih banyak disebabkan oleh rasa malas,

menganggap perencanaan hal yang tidak penting dan menambah beban. Sikap seperti inilah yang

ahrus kita buang jauh-jauh. Tidak mungkin jika kita ingin memperoleh hasil belajar anak yang

maksimal, tetapi kita sendiri tidak pernah merencanakannya dengan baik. Bagaimana dengan

Anda ? apakah Anda memiliki anggapan bahwa membuat perencanaan itu pekerjaan yang

membosankan dan tidak penting? Tentu saja tidak, bukan? Bagus! Anda selalu yakin bahwa

perencanaan yang baik merupakan langkah awal untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan.

Perencanaan sumber belajar dimulai dengan mengadakan identifikasi kebutuhan sumber

belajar di suatu lingkungan pendidikan anak TK. Kebutuhan-kebutuhan ini dirumuskan melalui

observasi atau pengamatan, wawancara atau diskusi tentang msalah pendidikan, khususnya

masalah yang berkenaan dengan proses pembelajaran serta penggunaan sumber belajar untuk

meningkatkan kualitas proses pembelajaran anak TK.

Berdasarkan identifikasi kebutuhan tersebut guru mendapat data tentang jenis-jenis

sumber belajar yang dibuthkan untuk program pembelajaran anak TK. Jenis-jenis sumber belajar

yang diidentifikasi tersebut dapat disesuaikan dengan teman, kemampuan, dan tujuan yang

diinginkan. Data kebutuhan ini dirinci untuk bahan pertimbangan dalam rencana pengadaan

sumber belajar.

Identifikasi kebutuhan sumber belajar ini dapat dirancang oleh guru menurut contoh

format sederhana sebagai berikut.

Tema/Sub Tema

Kemampuan/Indikator Hasil BelajarJenis Sumber

BelajarKeterangan

Aku Bahasa :1. Anak dapat menirukan kembali

urutan angka, urutan kata (latihan pendengaran)

2. Anak dapat mengikuti beberapa contoh perintah sekaligus.

3. Anak dapat menggunakan dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, di mana, berapa, bagaimana, dan lain sebagainya serta

4. Kemampuan-kemampuan berbahasa yang lain

Boneka tangan, boneka jari dan lain-lain

Boneka tangan ini dapat dibuat dari bahan-bahan bekas, selanjutnya dirancang agar menjadi lebih menarik

Baiklah kita akan mendiskusikan mengenai langkah-langkah mengembangkan format

sederhana di atas. Identifikasi sumber belajar di TK dapat kita lakukan dengan melalui beberapa

kegiatan berikut ini.

1. Langkah awal dalam identifikasi kebutuhan sumber belajar adalah dengan terlebih dahulu

memilih tema yang akan dikembangkan. Tema adalah pokok bahasan yang perlu

dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi rumusan-rumusan kemmapuan. Tema-tema

dalam program kegiatan belajar TK sangat banyak yang secara umum disusun dari

lingkungan terdekat sampai lingkungan terjauh. Tema-tema tersebut akan ditinjau dari

berbagai aspek perkembangan anak. Sebagai contoh tema “Aku” akan ditinjau dari aspek

pengetahuan/kognitif, aspek social, emosional, aspek moral, aspek bahasa, aspek motorik,

dan lain-lain.

2. Guru mengidentifikasi/mengenali kemampuan/kompetensi atau aspek perkembangan yang

harus dimiliki oleh anak secara rinci dan jelas. Mengenal kemampuan/aspek perkembangan

anak ini mutlak dilakukan oleh guru. Atas dasar itulah guru akan memberikan perlakuan

atau pengalamannya kepada anak. Kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh

anak dapat dilihat pada buku kurikulum atau program kegiatan belajar di TK. Dalam

program kegiatan belajar TK tersebut terdapat sejumlah kemampuan yang akan dicapai

melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh anak. Sebagai contoh guru ingin

mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak. Bidang kemampuan berbahasa tersebut

bertujuan agar anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungan. Kemampuan-

kemampuan bahasa tersebut diuraikan lagi dalam bentuk-bentuk kemampuan, antara lain :

a. Anak dapat menirukan urutan angka, urutan kata (latihan mendengarkan)

b. Anak dapat mengikuti beberapa perintah sekaligus

c. Anak dapat menggunakan dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa,

bagaiamana, dan lain sebagainya.

d. Dan kemampuan-kemampuan berbahaa yang lain.

3. Setelah guru mengidentifikasi kemampuan yang akan dicapai oleh anak, guru

mengidentifikasi/mengenal berbagai karakteristik sumber belajar yang akan digunakan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengidentifikasi kebutuhan sumber belajar

tersebut, antara lain berikur ini.

a. Sumber belajar yang akan digunakan harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran

yang hendak dicapai. Dalam hal ini, sumber belajar dapat mengoptimalkan pencapaian

tujuan pembelajaran. Alternatif atau pilihan sumber belajar itu akan sangat banyak. Oleh

karena itu, guru harus jeli dan teliti kira-kira sumber belajar yang cocok untuk mencapai

tujuan pembelajaran tertentu yang harus dicapai oleh anak. Sebagai contoh apabila guru

ingin mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak, guru dapat memilih sumber

belajar dalam bentuk alat permainan, misalnya boenka tangan yang diciptakan oleh

Elizabeth Peabody dan lain-lain. Sumber belajar dalam bentuk permainan ini telah

dikembangkan oleh Peabody dan cocok digunakan oleh anak. Dari contoh terseubt kita

melihat guru mampu menyesuaikan atau memilih secara tepat antara tujuan

pembelajaran yang akan dicapai, yaitu peningkatan kemampuan berbahasa anak dengan

sumber belajar yang digunakan, yaitu boneka tangan.

b. Sumber belajar yang akan digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan guru.

Dalam merancang sumber belajar guru harus memahami kemampuannya dalam hal

menggunakan sumber belajar tersebut. Tanpa memahami karakteristik dan penggunaan

sumber belajar, proses belajar anak tidak akan berjalan secara optimal. Sering kali guru

tidak memahami penggunaan sumber belajar tertentu sehingga proses belajar dan

suasana belajar anak menjadi kacau serta tidak terkendali, misalnya dalam

memanfaatkan puzzle (alat permainan yang terdiri dari kepingan gambar yang harus

disusun menjadi gambar yang utuh). Jika guru tidak paham dalam penggunaanya, guru

akan membiarkan anak mencopoti kepingan gambar tersebut dan meletakkannya dimana

saja sehingga mungkin asja ada bagian dari puzzle tersebut yang hilang.

c. Sumber belajar yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Hal

terpenting dalam merancang sumber belajar adalah menyesuaikan dengan kebutuhan

anak. Sumber belajar yang dibutuhkan dan bermakna bagi anak tentunya akan menarik

perhatian anak sehingga diharapkan pembelajaran dapat berjalan secara optimal.

Keinginan anak terhadap jenis sumber belajar itu akan berbeda antara anak yang satu

dengan anak yang lainnya. Oleh karena itu, guru harus merencanakan untuk

menyediakan berbagai jenis sumber belajar sehingga anak memiliki kesempatan

mermilih sumber-sumber belajar yang diminatinya. Minat anak yang besar terhadap

sumber belajar yang disukainya akan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar

anak.

Demikianlah uraian mengenai perencanaan sumber belajar. Perlu Anda ingat, bahwa hasil

akhir dari proses perencanaan sumber belajar ini adalah daftar kebutuhan sumber belajar yang

harus diadakan atau harus dibuat sendiri oleh lembaga pendidikan dalam hal ini TK.

Rangkuman

Guru TK sebagai pihak yang sangat berkepentingan dalam memberikan pelayanan

kepada anak harus memiliki pengetahuan dan wawasan mengenai bagaimana membuat

perencanaan sumber belajar sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam menciptakan iklim dan

kegiatan belajar yang bermakna bagi anak.

Manfaat-manfaat yang diperoleh oleh guru tersebut, antara lain sebagai berikut :

a. Guru akan dapat menyiapkan dan memilih sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik,

minat, dan tujuan pembelajaran anak yang hendak dicapai.

b. Guru akan dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik, serta memberikan rasa

aman dan menyenangkan bagi anak.

c. Guru akan terbantu dalam membentuk dan mengembangkan kemampuan dasar anak secara

optimal.

Perencanaan sumber belajar di Tk dapat kita lakukan dengan melalui proses identifikasi

kebutuhan sumber belajar dengan mengikuti langkah-langkah berikut.

a. Menentukan tema yang akan dikembangkan. Tema merupakan pokok bahasan yang perlu

dikembangkan lebih lajut oleh guru menjadi rumusan-rumusan kemampuan.

b. Mengidentifikasi/mengenal kemampuan/kompetensi atau aspek perkembangan apa yang

harus dimiliki oleh anak secara terperinci dan jelas.

c. Mengidentifikasi/mengenal berbagai karakteristik/cirri sumber belajar yang akan digunakan.

Kegiatan Belajarn 2

Pengadaan Sumber Belajar

Pengadaan sumber belajar merupakan kelanjutan dari langkah perecanaan. Langkah ini

merupakan langkah guru atau pihak seklah mewujudkan perencanaan sumber belajar yang telah

dibuat. Sebaik apapun dalam bentuk pengadaan, perencanaan tersebut maka hanya akan

merupakan daftar keinginan dan niat atau hanya sebagai dokumen tertulis saja. Oleh sebab itu,

proses pengadaan menjadi sangat penting dilakukan sehingga kegiatan pembelajaran akan

didukung oleh berbagai sumber belajar yang ada.

Pengadaan sumber belajar dapat ditempuh dengan melalui beberapa cara, antara lain melalui

kegiatan pembelian, menerima sumbangan atau hadiah, dan membuatnya sendiri.

A. PEMBELIAN

Pembelian merupakan suatu kegiatan pengadaan sumber belajar melalui transaksi

pembelian. Pengadaan sumber belajar melalui pembelian ini akan membutuhkan dana atau biaya.

Biasanya pihak sekolah atau lembaga penyelanggara pendidikan TK sudah memiliki rancangan

anggaran untuk pembelian beberapa jenis sumber belajar, misalnya alat permainan. Untuk

melakukan pembelian guru harus berkoordinasi dan menyampaikan renana pembelian dan

kebutuhannya itu kepada pimpinan sekolah.

Pada saat menyampaikan permohonan pembelian kepada pimpinan sekolah, guru perlu

menjelaskan jenis-jenis sumber belajar yang akan dibeli dan mengemukakan alas an mengapa

sumber belajar tersebut perlu dibeli.

Sekolah biasanya menghadapi kesulitan dana, seorang guru di tuntut mampu memilih

sumber belajar apa saja yang harus lebih utama dibeli untuk anak. Pemahaman guru terhadap

sumber belajar ini sangat penting mengingat guru harus memperhatikan ketepatan ukuran,

warna, dan kerapian sumber belajar yang akan dibeli, apabila tidak akurat aka tujuan yang

hendak dicapai akan meleset.

Sebagai contoh, apabila guru akan membeli alat permainan, misalnya mobil-mobilan maka

usahakan membeli yang ukurannya tidak terlalu besar sehingga akan mudah dimainkan oleh

anak-anak. Ukuran standar anak memudahkan anak-anak untuk menggunakan alat permainan

tersebut dan mereka akan senang menggunakannya sehingga anak akan mempelajari banyak hal

dari alat permainan tersebut.

Demikian pula dalam hal ketepatan warna. Memilih warna suatu sumber belajar, misalnya

alat permainan merupakan hal yang juga sangat penting. Sebaiknya warna alat permainan yang

dipilih adalah warna yang baku seperti merah, biru, kuning, hijau, coklat, ungu, putih dan hitam.

Kerapian sumber belajar yang dibeli juga perlu mendapat perhatian guru. Sumber belajar

yang tidak rapi dalam hal pembuatan dan pengemasan akan membahayakan bagi keselamatan

anak, misalnya alat permainan yang ujung-ujungnya terlalu runcing akan mengakiantkan tangan

anak tergores. Jadi, untuk membeli suatu sumber belajar pilihlah yang akurat dari segi ukuran,

warna, dan kerapiannya.

B. HADIAN/SUMBANGAN

Penambahan koleksi sumber belajar dapat diperoleh dari hadiah pemberian, hibah ataupun

sumbangan dari berbagai pihak, seperti instansi pemerintah, swasta ataupun perorangan.

Sumbangan atau bantuan yang diterima adakalanya tanpa dimita trlebih dahulu, namun ada juga

yang dilakukan melalui permohonan permintaan dari pihak pengelola sumber belajar.

Sumbangan biasanya diberikan oleh lembaga-lembaga tertentu yang memiliki kepedulian

terhadap penyelenggaraan pendidikan anak TK. Lembaga-lembaga seperti itu, pada saat ini

sangat banyak baik dari dalam maupun dari luar negeri.

Pengadaan sumber belajar melalui hadiah/sumbangan menuntut guru untuk secara aktif

mencari informasi termasuk alamat lembaga atau isntitusi yang membuka peluang untuk

memberikan bantuan. Pada umumnya, tindak lanjut dari bentuk pengadaan seperti ini adalah

dalam bentuk jalinan kerja sama antara lembaga pemberi sumbangan dengan lembaga

pendidikan penerima sumbangan.

C. BEKERJA SAMA

Bekerja sendiri jauh lebih berat dari pada bekerja bersama-sama. Bekerja sama antar

lembaga tertentu menumbuhkan satu hasil yang lebih baik apabila kerja sama itu dilakukan

secara terbuka dan professional.

Kerja sama ini bisa dalam bentuk pinjam meminjam sumber balajar yang dimiliki oleh

lembaga yang berbeda. Jika di tingkat kecamatan memiliki sumber belajar tertentu maka sekolah

dapat meminjamnya. Selain itu jika sumber belajar disuatu TK lebih lengkap maka jika

memungkinkan dapat dipinjamkan ke TK yang lain.

Kerja sama juga dapat terjadi antar lembaga, misalnya antar sekolah dengan dinas-dinas

terkati, seperti dinas pertanian, dinas kesehatan, dan lain-lain. Kerja sama dengan orang tua anak

sangat penting mengingat banyak orang tua yang mempunyai potensi untuk membantu sekolah

dalam berbagai betuk. Apakah dalam bentuk materi atau dalam bentuk keahlian-keahlian atua

pengethauan lebih yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah.

D. MEMBUAT

Pengadaan sumber belajar dapat djuga dilakukan melalui kegiatan perancangan dan

disiapkan secara khusus oleh guru untuk pembelajaran tertentu. Agar bahan atau sumber-sumber

yang tersedia dapat dimanfaatkan oleh pemakai maka sebelumnya perlu ada perencanaan dari

prosedur yang harus ditempuh sebagai dasar pertimbangan bagi pemilihan dan pengadaan

sumber belajar yang diperlukan. Penetapan rambu-rambu dan kriteia untuk pemilihan sumber

belajar merupakan patokan yang harus dijadikan pegangan bersama. Rambu-rambu tersebut

diperlukan agar dapat menghasilkan penyediaan berbagai sumber belajar yang tepat dan berdaya

guna tinggi.

Beberapa dasar pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sumber belajar di

antaranya berikut ini.

1. Sumber belajar yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pemakai (anak TK)

yang dilayani serta mendukung tujuan pembelajaran.

2. Bahan-bahan yang dipilih perlu didasarkan atas azaz manfaat, untuk apa, dan mengapa

bahan perlu dijadikan sumber belajar dipilih.

3. Pemilihan sumber belajar hendaknya berposisi ganda, baik berada pada sudut pandang

pemakai (Guru, anak) maupun dari kepentingan lembaga. Dengan demikian, kepentingan

kedua belah pihak akan terpelihara dan tidak ada yang dirugikan manakala kepentingan

masing-masing ada yang kurang selarasa.

4. Pemilihan sumber belajar harus didasarkan pada kajian edukatif dengan memperhatikan

kurikulum yang berlaku, cakupan bidang pengembangan yang dikembangkan, karakteristik

peserta didik, serta aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan

dalam arti luas.

5. Bahan-bahan yang dipilih hendaknya memenuhi persyaratan kualitas yang telah ditentukan,

antara lain relevansi dengan tujuan, persyaratan fisik, kuata dan tahan lama, sesuai dengan

dunia anak, sederhana, akraktif dan berwarna, terkait dengan aktivitas bermain anak, serta

kelengkapan yang lainnya.

6. Dalam pemilihan sumber belajar hendaknya memperhatikan pula keseimbangan koleksi

(well rounded collection) termasuk sumber belajar pokok dan bahan penujang sesuai

kurikulum baik untuk kegiatan pembelajaran maupun sumber belajar penunjang untuk

pembinaan bakat, minat, dan keterampilan yang terkait.

7. Untuk memudahkan memilih sumber belajar yang baik perlu kiranya menyertakan alat

bantu penelusuran informasi, seperti catalog, kajian buku, reviuw atau bekerja sama dengan

sesame komponen fungsional, seperti guru-guru atau kepala TK dalam forum KKG

(Kelompok kerja guru), misalnya para guru dari berbagai TK dimungkinkan untuk saling

tukar informasi mendiskusikan berbagai hal yang berkaitan dengan peningkatan proses

belajar mengajar (PMB) dan tentang kondisi keberadaan sumber belajar yang diperlukan.

Calon guru atau guru harus mampu mengeluarkan seluruh daya cipta mereka. Sesuai dengan

proses kreativitas, calon guru membutuhkan pelatihan untuk menerima dan mengolah berbagai

masukan tentang kreativitas. Kalau guru telah mempunyai berbagai masukan, barulah guru akan

mampu menciptakan hasil karya yang orisinal, baik berupa alat permainan maupun sumber

belajar sendiri. Di sini juga diperlukan pengetahuan dan kekuatan daya tangkap guru tentang

lingkungannya yang dapat digunakan sebagai sumber pembuatan sumber belajar bagi kebutuhan

proses belajar mengajarnya. Ia memiliki kemauan untuk menunjukkan ketidaktergantungannya

dan tidak menunggu saja sampai alat itu datang sendiri, melainkan membuat alat dari bahan yang

dapat ia temukan di lingkungan anak. Setiap pembuatan alat permainan maupun sumber belajar

mengikuti criteria yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Dalam pembuatan sumber belajar ini ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan seperti

hal-hal berikut.

1. Sumber belajar yag dibuat hendaknya multiguna. Multiguna di sini maksudnya adalah

bahwa sumber belajar terseut dapat digunakan untuk pengembangan berbagai aspek

perkembangan anak. Contoh sumber belajar tersebut adalah alat permainan dalam bentuk

bola tangan. Bola suara dapat digunakan untuk pengembangan motork anak dengan cara

anak menggunakannya untuk saling melempar bola tersebut. Selain untuk perkembangan

motorik alat permainan tersebut bisa dikembangkan untuk pengembangan aspek

kognitif/pengetahuan anak, misalnya bola tersebut dirancang dengan menggunakan berbagai

warna. Aspek perkembangan lain yang dapat dikembangkan melalui alat permainan terebut

adalah anak dapat mengenal berbagai macam bunyi-bunyian dan lain-lain.

2. Bahan mudah didapat di lingkungan sekitar TK dan murah atau bisa dibuat dari bahan

bekas/sisa. Membuat sumber belajar sebenarnya tidak harus selalu dengan biaya mahan.

Banyak sekali bahan-bahan di sekitar kita yang dapat digunakan untuk membuatnya.

Sebagai contoh bekas bungkus susu bubuk dapat kita gunakan untuk membuat kapal-

kapalan. Keuntungan dengan menggunakan bahan-bahan bekas selain bahan tersebut tidak

perlu kita buang, ada nilai pendidikan yang kita tanamkan kepada anak yaitu anak dilatih

untuk bersikap hidup sederhana dan kreatif.

3. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak. Aspek keselamatan anak merupakan

salah satu hal yang harus menjadi perhatian guru sebagai pembuat sumber belajar. Bahan-

bahan tertentu yang mengandung bahan kimia yang berbahaya perlu di hindari oleh guru,

misalnya penggunaan jenis cat yang digunakan untuk mewarnai alat permainan tertentu

sebaiknya yang tidak membahayakn dan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya

bagi anak.

4. Dapat menumbuhkan kreativitas sehingga menambah kesenangan bagi anak, menimbulkan

daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan

bereksplorasi. Alat perainan konstruktif, seperti balok-balok kayu merupakan salah satu

contoh alat permainan yang cukup menarik dan menantang anak untuk berkreasi.

5. Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana. Tiap sumber belajar itu sudah memiliki fungsi yang

berbeda antara yang satu dengan yang lain. Guru harus menjadikan tujuan dan fungsi sarana

ini sebagai bagian yang penting untuk diperhatikan.

6. Dapat digunakan seara individual, kelompok, dan klasikal. Sumber belajar yang dirancang

harus memungkinkan anak untuk menggunakannya, baik secara individual, kelompok aupun

klasikal.

7. Dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Tingkat perkembangan anak yang

berbeda berpengaruh terhadap jenis permainan yang akan dibuat oleh guru. Sebagai contoh

puzzle (kepingan gambar). Tingkat kesulitan dan jumlah kepingan gambar yang garus

disusun oleh anak akan berbeda antara anak TK-A dengan anak TK-B. Hal ini disebabkan

dari kemampuan yang dimiliki anak pada kedua tingkat tersebut berbeda.

Selain harus memperhatikan prinsip-prinsip pembuatannya, guru pun harus memperhatikan

juga syarat-syarat dalam pembuatan sumber belajar, antara lain meliputi berikut ini.

1. Segi edukatif/nilai-nilai pendidikan

a. Kesesuaian dengan Program Kegiatan Belajar anak TK

b. Kesesuaian dengan didaktik/metodik (kaidah mengajar), antara lain :

1) Sesuai dengan tingkat kemampuan anak

2) Dapat mendorong aktivitas dan kretaivitas anak

3) Membantu kelancaran dan kegiatan belajar mengajar

2. Segi teknik/langkah dan prosedur pembuatan

a. Kebenaran

b. Ketelitian (tidak menimbulkan salah konsep)

c. Keawetan (kuat dan tahan lama)

d. Ketahanan (efektivitasnya tetap walaupun cuaca berubah)

e. Keamanan

f. Ketepatan ukuran

g. Kompatibilitas (keluasaan/fleksibilitas) dari bagian-bagian suatu alat sehingga dapat

digunakan dengan alat lain.

3. Segi estetika/keindahan

a. Bentuk yang elastic

b. Kesesuaian ukuran

c. Warna/kombinasi warna yang serasi

Rangkuman

Pada sumber belajar dapat ditempuh dengan melalui beberapa cara, antara lain melalui

kegiatan pembelian, menerima sumbangan atau hadiah, dan membuatnya sendiri.

Pemelian merupakan suatu kegiatan pengadaan sumber belajar melalui transaksi pembelian.

Pembelian suatu sumber belajar harus memperhatikan keakuratan sumber belajar dari segi

ukuran, warna, dan kerapiannya.

Penambahan koleksi sumber belajar dapat diperoleh dari hadiah, pemberian, hibah, ataupun

sumbangan dari berbagai pihak, seperti instansi pemerintah, swasta maupun perorangan.

Pengadaan sumber belajar bisa juga dilakukan melalui kerja sama. Kerja sama ini bisa

dalam bentuk pinkam meminjam sumber belajar yang dimiliki oleh lembaga yang berbeda.

Pengadaan sumber belajar dapat juga dilakukan melalui kegiatan perancangan dan disiapkan

secara khusus oleh guru untuk pembelajaran tertentu. Agar bahan atau sumber-sumber yang

tersedia dapat dimanfaatkan oleh pemakai maka sebelumnya perlu ada perencanaan dan prosedur

yang harus ditempuh sebagai dasar pertibangan bagi pemilihan dan pengadaan sumber belajar

yang diperlukan.

Pembuatan sumber belajar harus memperhatikan beberapa prinsip antara lain :

1. Sumber belajar yang dibuat hendaknya multiguna

2. Bahan mudah didapat di lingkungan sekitar TK dan murah atau bisa dibuat dari bahan

bekas/sisa.

3. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak.

4. Dapat menimbulkan kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah kesenangan bagi

anak, menimbulkan daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk

bereksperimen dan bereksplorasi.

5. Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana

6. Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal

7. Dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Selain harus memperhatikan prinsip-prinsip pembuatannya, guru harus memperhatikan juga

syarat-syarat dalam pembuatan sumber belajar, yaitu syarat edukatif, teknik, dan estetik.

Kegiatan Belajar 3

Penyimpanan dan Pemeliharaan

Menyimpan dan memelihara sumber belajar di TK baik yang ada di dalam ruangan

maupun yang ada diluar merupakan hal yang penting dilakukan oleh guru. Hal tersebut

dikarenakan penggunaan sumber belajar tersebut tidak hanya untuk satu kali kegiatan belajar saja

melainkan akan digunakan secara terus menerus. Selain itu, intensitas penggunaan sumber

belajar oleh anak juga akan sangat tinggi. Apalagi untuk sumber-sumber belajar tertentu yang

sangat disukai oleh anak.

Sehubungan dengan pentingnya fungsi penyimpangan dan pemeliharaan ini, guru harus

mengetahui jenis sumbere belajar yang perlu disimpan dipelihara dengan baik. Cara anak

meletakkan sumber belajar di kelas tidak terlepas dari pengawasan guru. Guru juga harus

mengawasi bagaimana cara anak memainkan alat tersebut dan mengembalikan alat tersebut pada

tempatnya. Anak harus dibiasakan bertanggung jawab terhadap alat permainan yang

dimainkannya, seandainya anak menyukai akan keteraturan.

Agar pemakaian dapat bertahan makan cara penyimpanan dan cara pemeliharaannya

harus baik. Guru harus memperhatikan tingkat kelembaban ruang sumbre belajar atau ruangan

kelas. Tempat lembab dapat menumbuhka jamur dan merusak alat permainan. Dengan demikian,

perlu dipersiapkan tempat khusus, seperti rak-rak utuk meletakkan barang, lemari tertutup untuk

menyimpan barang atau buku yang tidak digunakan sehari-hari.

Dalam pelaksanaan penyimpanan/pemeliharaan sumber belajar yang menunjang proses

pembelajaran di TK hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Untuk alat yang terdapat di ruang kelasm guru dapat melakukan bentuk-bentuk perawatan

dan penyimpanan sebagai berikut.

a. Alat-alat seharusnya disimpan di tempat yag memenuhi syarat tidak lembab, cukup

ventilasi, dan diatur rapi dalam lemari alat atau rak alat.

2.