KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis...

73
KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN PULANG KARYA NGARTO FEBRUANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program studi Sastra Indonesia Oleh Agustina 044114004 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Transcript of KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis...

Page 1: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

 

KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN PULANG

KARYA NGARTO FEBRUANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program studi Sastra Indonesia

 

Oleh

Agustina

044114004

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN PULANG

KARYA NGARTO FEBRUANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program studi Sastra Indonesia

 

Oleh

Agustina

044114004

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 3: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

ii 

Page 4: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

iii 

Page 5: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

iv 

MOTTO

Nalarmu dan semangatmu adalah ibarat penentu arah serta layar jiwamu yang

berlayar. Kalau layar atau penentu arahmu patah, engkau pasti terombang-

ambing kalau tidak terkatung-katung di tengah laut. Sebab, nalar kalau dibiarkan

berkuasa sendirian, adalah kuasa yang membatasi; dan semangat, kalau

dibiarkan sendirian, adalah api yang bernyala-nyala hingga mennghancurkan

diri sendiri. Oleh karenanya, biarlah jiwamu meninggikan nalarmu setinggi

semangatmu, agar ia bernyanyi (Khalil Gibran)

Berilah semampu Anda. Kurangilah ketergantungan kepada orang lain.

Kembangkanlah talenta Anda dan janganlah iri pada talenta orang lain

(J. Donald Walters)

Orang yang tidak pernah membuat kekeliruan adalah orang yang tidak pernah

melakukan apapun

(Theodre Roosevelt)

Page 6: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kepersembahkan untuk:

Almarhum Ibuku tersayang, terima kasih telah membuat aku ada dan bertahan

hingga hari ini kasihmu tiada duanya, Ayahku yang banyak memberiku dukungan,

adik-adikku Bambang, Siska, Agung, Yuyun, dan Nova yang selalu memberiku

semangat, Suami dan anakku Rafa terima kasih atas penantianya.

Page 7: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

vi 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akhir dalam menempuh

ujian sarjana pada Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu atas terselesainya skripsi

ini, yaitu:

1. Drs, B. Rahmanto, M.Hum. sebagai dosen pembimbing I yang telah

memberikan masukan yang membangun hingga terselesainya skripsi ini;

2. S.E Peni Adji, S.S, M.Hum. sebagai dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya dan memberikan masukan kepada penulis hingga

terselesainya skripsi ini;

3. Dra. Fr. Tjandrasih Adji, M.Hum. sebagai dosen penguji yang telah

memberikan masukan kepada penulis;

4. Seluruh dosen jurusan Sastra Indonesia, yang telah membagikan ilmu

kepada penulis;

5. Seluruh staf perpustakaan USD terima kasih atas pelayanannya;

6. Staf Fakultas Sastra Indonesia, terima kasih atas kesabaran dan

pelayananya;

Page 8: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

vii 

7. Almarhum Ibuku tersayang terima kasih telah membuat aku ada dan

bertahan hingga hari ini;

8. Ayahku yang selalu mendukungku, terima kasih atas dukungannya;

9. Adik-adikku Bambang, Siska, Agung, Yuyun dan Nova terima kasih atas

dukungan dan semangatnya;

10. Seluruh keluarga besarku di Sintang terima kasih telah mengerti

keadaanku;

11. Suamiku Paloh dan Anakku tercinta Rafa, terimakasih atas kesetiaan dan

penantiannya;

12. Teman-teman angkatan 2004, terima kasih atas kebersamaannya;

13. Sahabat-sahabatku Nanong, Friska, Fely, dan Nena, terima kasih atas

kebersamaannya;

14. Seluruh pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu, namun telah

banyak membantu, memberikan dukungan dalam penyelesain skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu, segala

saran dan kritik dari berbagai pihak akan penulis terima. Penulis juga berharap

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 24 Agustus 2010

Penulis

Page 9: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

viii 

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis

ini adalah hasil inspriasi dan imajinasi saya sendiri. Saya tidak mengutip hasil

karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan, daftar pustaka, dan

sebagai layaknya membuat karya ilmiah.

Yogyakarta 6 September 2010

Penulis

Agustina

Page 10: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

ix 

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Agustina

Nomor Mahasiswa : 044114004 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Univeritas Sanata Dharma, Mrican karya ilmiah saya yang berjudul: “Kecemasan Tokoh Aruni Dalam Novel Menolak Panggilan Pulang karya Ngarto Februana Pendekatan Psikologi Sastra” Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma, Mrican hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, baik itu mendisbusikan di internet atau kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Pernyataan ini saya buat berdasar data sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 6 September 2010

Yang menyatakan,

(Agustina)

Page 11: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

ABSTRAK

Agustina. 2010. Kecemasan Tokoh Aruni dalam Novel Menolak Panggilan Pulang Karya Ngarto Februana Pendekatan Psikologi Sastra. Skripsi Strata I (S-I). Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini membahas kecemasan tokoh Aruni dalam novel Menolak

Panggilan Pulang karya Ngarto Februana. Tujuan penelitian ini, yaitu, pertama mendeskripsikan unsur tokoh dan penokohan, serta Latar dalam novel Menolak Panggilan Pulang karya Ngarto Februana. Kedua mendeskripsikan kecemasan tokoh Aruni yang berupa bentuk, sebab-akibat kecemasan dalam novel Menolak Panggilan Pulang karya Ngarto Februana.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi sastra. Pendekatan psikologi sastra adalah model pendekatan yang dikaitkan dengan histeria, fobia, depresi, perilaku jiwa dan mental seseorang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriftif, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta kemudian disusul dengan analisis. Analisis yang dilakukan diuraikan dengan memberikan pemahaman dan penjelasan.

Hasil penelitian novel Menolak Panggilan Pulang ini adalah (1) Tokoh dan penokohan, tokoh utama dalam novel Menolak Panggilan Pulang adalah Aruni tokoh Aruni memiliki karakter yang sabar, tegas, cepat tersinggung, berwawasan luas, penakut, setia, berparas cantik dan patuh pada adat. Tokoh tambahan atau tokoh bawahan Utay dan Laur. Tokoh Utay digambarkan sebagai sosok yang ambisius, berpendidikan, gagah, mementingkan diri sendiri, sombong dan tidak bertanggung jawab. Tokoh Laur digambarkan sosok yang berwibawa dan tegas. Latar yang digunakan dalam novel Menolak Panggilan Pulang latar waktu, latar tempat, latar sosial, (2)Analisis bentuk kecemasan dalam novel Menolak Panggilan Pulang ada lima kecemasan realitis, cemas takut akan bahaya-bahaya dari luar, 2)kecemasan neurotis, cemas yang menyebabkan seseorang melakukan hal yang dilanggar, 3)kecemasan moral atau kata hati, kecemasan seseorang yang merasa berdosa jika melakukan kesalahan atau norma-norma, 4)cemas yang timbul akibat gusar, 5)cemas yang timbul akibat takut. (2) Analisis Penyebab kecemasan meliputi 1) keinginan yang tidak disetujui oleh orang tua atau orang lain, 2) kebutuhan yang tidak disetujui oleh orang tua atau orang lain, 3) ingatan yang tidak disetujui oleh orang tua atau orang lain, 4) cemas yang terjadi terus-menerus, 5) kekhawatiran dan panik.

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kecemasan yang terjadi pada tokoh Aruni dalam novel Menolak Panggilan Pulang, karena pergulatan hatinya dalam mempertahankan cintanya pada Utay, pengabdiannya pada suku bukit dan aturan adat yang harus ditaati.

Page 12: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

xi 

ABSTRACT

Agustina. “Literature Psychological approach on Aruni Anxiousness in Ngarto Februana’s Menolak Panggilan Pulang” Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Department of Indonesia Letters, Faculty of Letters, Sanata Dharma University. 2010.

This study discusses about Aruni Anxiousness in Ngarto Februana’s Menolak Panggilan Pulang. There are two purposes of this study, first is to describe the elemnt of character, figure, and the setting of Ngarto Februana’s Menolak Panggilan Pulang. The second is to describe the Aruni anxiousness which is a form of causality anxiousness.

This study used psychological approach. The psychological approach is an approach that relates to a person’s hysteria, phobia, depression, soul behavior, and mentality. This study used descriptive method which means that it is done by describing the facts and then followed by the analysis. The writer elaborated the analysis by giving an understanding and explanation.

The results of this study are (1) the main character in Ngarto Februana’s Menolak Panggilan Pulang is Aruni. Aruni characters in this novel are patient, strict, sensitive, knowledgeable, coward, and loyal. She is pretty. She also obeys the tradition. The minor characters in this novel are Utai and Laur. Utai is characterized as someone who is educated. He is ambitious, gallant, selfish, arrogant, and irresponsible. Laur is characterized as authoritative and strict person. There are three kind of setting in this novel; they are the setting of time, the setting of place, and the setting of society. (2) The analysis of types of anxiousness and the causality anxiousness were divided into five, first is realistic anxiousness, it was anxiousness on a fear of outside dangerous. The second is neurotic anxiousness; this anxiousness causes someone to break the norm and will be punished. The third is moral anxiousness or conscience anxiousness, this anxiousness causes someone to feel guilty as he/she made a mistake or broke the norm or tradition in the society where he/she lives. The fourth is the anxiousness that is caused by angry. And the last is anxiousness that is caused by fear.

The causes anxiousness consists of (1) the anxiousness caused by disapproval of someone’s desire by other people, 2) the anxiousness caused by disapproval of’s necessity by other people, 3) the anxiousness caused by disapproval of someone’s memory by other people, 4) the continual anxiousness, 5) the anxiousness and panic.

Based on the result, it can be concluded that the Aruni anxiousness in Ngarto Februana’s Menolak Panggilan Pulang was caused by dilemmatic choices whether to defend her lover, Utay, or to serve suku bukit and obey the tradition.

Page 13: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

xii 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO.................................................................................. .. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... v

KATA PENGANTAR.................................................................................... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................................... viii

PERNYATAAN PUBLIKASI ........................................................................ ix

ABSTRAK....................................................................................................... x

ABSTRACT....................................................................................................... xi

DAFTAR ISI.................................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4

1.5 Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 5

1.6 Landasan Teori ............................................................................................. 5

6.1.1 Strukturalisme ........................................................................................... 6

6.1.2 Tokoh dan Penokohan ................................................................................ 6

6.1.3 Tokoh ......................................................................................................... 6

6.1.4 Penokohan ................................................................................................. 7

Page 14: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

xiii 

6.1.5 Latar ......................................................................................................... 8

6.1.6 Teori Psikologi Sastra.............................................................................. 9

6.1.7 Kecemasan.............................................................................................. 10

6.1.8 Metode Penelitian. ................................................................................. 12

6.1.9 Pendekatan Psikologi Sastra................................................................... 12

6.1.10 Teknik Penelitian.................................................................................... 12

6.1.11 Data dan Sumber Data........................................................................... 13

6.1.12 Sistematika Penyajian............................................................................ 13

BAB II ANALISIS TOKOH, PENOKOHAN, DAN LATAR NOVEL

MENOLAK PANGGILAN PULANG.................................. ......... ... 14

2.1Tokoh. ................................................................................................... 14

2.1.1 Aruni. .......................................................................................... 14

2.1.2 Utay ............................................................................................. 15

2.1.3 Laur ............................................................................................. 15

2.1.4 Dingit ......................................................................................... 25

2.1.5 Rohaimi . ..................................................................................... 36

2.1.6 Pak Guru Husein. ........................................................................ 24

2.1.7 Ibu Salabiah. ................................................................................ 20

2.1.8 Asuy ............................................................................................ 24

2.1.9 Ihin .......................................................................................... 24

2.2 Penokohan.......................................................................................... 15

2.2.1 Aruni (protagonis).................................................................... 18

2.2.1.1 Berparas cantik................................................................... 18

Page 15: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

xiv 

2.2.1.2 Selalu Dihantui Rasa Bersalah......................................... 19

2.2.1.3 Polos................................................................................ 20

2.2.1.4 Cepat Tersinggung............................................................. 20

2.2.1.5 Setia pada Utay dan Suku Bukit.......................................... 21

2.2.1.6 Pemaaf................................................................................. 22

2.2.1.7 Berwawasan Luas................................................................ 23

2.3.1 Utay........................................................................... . .......... 23

2.3.1.1 Sombong........................................................................ 23

2.3.1.2 Pemuda Terpelajar......................................................... 24

2.3.1.3 Gagah............................................................................. 24

2.3.1.4 Berambisi...................................................................... 25

2.3.1.5 Setia pada Aruni........................................................... 26

2.3.1.6 Pembohong................................................................... 27

2.3.1.7 Tidak Bertanggung Jawab............................................. 27

2.2.3 Laur.................................................................................... 28

2.5.1.1 Tidak Mau Menanggung Malu...................................... 28

2.5.1.2 Tegas dan Berwibawa................................................... 29

2.3 Latar............................................................................................... 29

2.3.1 Latar Tempat......................................................................... 29

2.3.2 Latar Waktu.......................................................................... 31

2.3.3 Latar Sosial........................................................................... 35

2.4 Rangkuman................................................................................ 38

Page 16: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

xv 

BAB III ANALISIS KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL

MENOLAK PANGGILAN PULANG....................................... 39

3.1 Bentuk Kecemasan .................................................................... . 40

3.1.1 Kecemasan Realistis................................................................ 40

3.1.2 Kecemasan Neurotis................................................................ 40

3.1.3 Kecemasan Moral atau Kata Hati. .............................................. 42

3.1.4 Cemas yang Timbul Akibat Gusar...............................................42

3.1.5 Cemas yang Timbul Akibat Takut................................................44

3.2 Penyebab Kecemasan...................................................................44

3.2.1 Keinginan yang Tidak Disetujui Oleh Orang Tua atau Orang Lain

..................................................................................................44

3.2.2 Kebutuhan yang Tidak Disetujui Oleh Orang Tua atau Orang Lain

..................................................................................................45

3.2.3 Ingatan yang Tidak Disetujui Oleh Orang Tua atau Orang Lain

.....................................................................................................45

3.2.4 Cemas yang terjadi Terus-Menerus...........................................46

3.2.5 Kekhawatiran dan Panik............................................................47

3.3 Rangkuman................................................................................................. 48

Page 17: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

xvi 

BAB IV PENUTUP...................................................................................... 49

4.1 Kesimpulan.................................................................................... 49

4.2 Saran.............................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 52

LAMPIRAN.................................................................................................

BIOGRAFI PENULIS...................................................................................

Page 18: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam. Sastra

adalah ekspresi pikiran dalam bahasa, sedang yang dimaksud dengan pikiran

adalah pandangan, ide-ide, perasaan, pikiran, dan semua kegiatan mental manusia.

Karya sastra merupakan suatu ungkapan perasaan, isi hati, dan pikiran pengarang,

apa yang dilihat, dirasakan bahkan dialamianya. Penciptaan sebuah karya sastra

sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Karya sastra merupakan ekspresi atau

pandangan kebudayaan, kehadiran sebuah karya sastra pada saat tertentu dapat

menampilkan kembali sesuatu yang terjadi yang dialami oleh pengarangnya

(Sumardjo, 1986: 2).

Sebuah karya sastra merupakan hasil pengamatan sastrawan terhadap

kehidupan sekitarnya. Penciptaan sebuah karya sastra dipengaruhi oleh latar

belakang pengarangnya, lingkungan sastra, dan kepribadian pengarang itu sendiri.

Bahkan sebuah karya sastra dapat mengandung kisah kehidupan seseorang

sewaktu ia mengalami krisis dalam jiwanya, krisis tersebut muncul ketika

seseorang mengalami suatu peristiwa dan peristiwa itu kemudian menimbulkan

kesan yang kuat di dalam jiwanya. Dengan kata lain karya sastra mempunyai

kaitan yang erat dengan pengalaman jiwa pengarangnya (Sumardjo, 1984:65).

Page 19: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

2

Kajian psikologi sastra juga meneliti perwatakan tokoh secara psikologis

dan aspek-aspek pemikiran dan perasaan pengarang ketika menciptakan karya

tersebut. Berdasarkan kajian ini, dapat dianalisis juga mengenai seberapa jauh

pengarang mampu menggambarkan perwatakan tokoh sehingga karya menjadi

semakin hidup. Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan

gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin inilah yang

menyebabkan orisinilitas karya ( Endraswara,2003: 96). Penelitian psikologi

sastra hendaknya mampu menggali sistem berpikir, logika angan-angan, dan cita-

cita hidup yang ekspresif dan tidak sekedar rasionalitas hidup. Perasaan takut,

was-was, dan aman juga sebagai objek kajian psikologi sastra (Endraswara,

2003:98).

Karya sastra dan psikologi sastra memiliki pertautan yang erat secara tidak

langsung dan fungsional. Pertautan tak langsung terjadi karena baik sastra maupun

psikologi memiliki objek yang sama, yaitu kehidupan manusia. Psikologi sastra

memiliki hubungan fungsional karena keduanya mempelajari kejiwaan orang lain.

Perbedaannya, yaitu psikologi bersifat riil sedangkan sastra bersifat imajinatif.

Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis akan menampilkan

aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh (Endraswara, 2003:97).

Penelitian ini mengangkat novel Menolak Panggilan Pulang karya Ngarto

Ferbuana, yang meceritakan tentang Aruni gadis dusun di pedalaman Malinau

Kalimantan Selatan dalam mempertahankan adat suku bukit yang mulai luntur

semenjak Utay kekasihnya menyelesaikan sekolahnya di kota. Aruni dan Utay

dijodohkan oleh kedua orangtua mereka sejak kecil.

Page 20: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

3

Dalam penantiannya Aruni menunggu kedatangan Utay dengan setia. Berbagai

pikiran berkecamuk dalam hatinya termasuk berpisah dengan Utay. Setelah Utay

menyelesaikan sekolahnya, Utay kembali lagi ke Malinau, sikapnya mulai

berubah dari cara berpakaian, tingkah laku, dan kesederhanaan Utay. Kecemasan

Aruni akan sikap dan perilaku Utay inilah yang membuat Aruni merasa khawatir,

ketika Aruni mengetahui bahwa Utay mengizinkan perusahaan kayu masuk ke

Malinau tanpa sepengetahuan Aruni dan masyarakat di Malinau. Aruni menolak

keputusan yang diambil Utay merugikan masyarakat Malinau.

Kecemasan-kecemasan Aruni penulis ambil sebagai objek penelitian.

Penulis tertarik menganalisis kecemasan tokoh Aruni dalam novel ini karena

Aruni mengalami pergulatan batin untuk mengikuti kata hatinya dalam menjaga

nama baiknya, mempertahankan cintanya dan pengabdiannya pada suku bukit.

Penelitian tentang kecemasan-kecemasan yang ada pada diri Aruni penulis

angkat dalam pembahasan ini dengan judul “ Kecemasan Tokoh Aruni dalam

Novel Menolak Panggilan Pulang Karya Ngarto Februana: Pendekatan Psikologi

Sastra’’.

Page 21: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

4

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas rumusan yang akan dibahas dalam penelitian ini

sebagai berikut :

2.1 Bagaimana struktur penceritaan novel Menolak Panggilan Pulang Karya

Ngarto Februana meliputi tokoh, penokohan, serta latar yang membentuk

kecemasan tokoh Aruni ?

2.2 Bagaimana kecemasan-kecemasan tokoh Aruni yang meliputi bentuk

kecemasan dan penyebab kecemasan yang terdapat dalam novel Menolak

Panggilan Pulang karya Ngarto Februana dengan pendekatan psikologi

sastra?

3. Tujuan Penelitiaan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini sebagai berikut :

3.1 Medeskripsikan unsur tokoh dan penokohan serta latar novel Menolak

Panggilan Pulang karya Ngarto februana yang membentuk kecemasan tokoh

Aruni.

3.2 Mendeskripsikan kecemasan-kecemasan tokoh Aruni dalam novel Menolak

Panggilan Pulang karya Ngarto Februana berupa bentuk dan penyebab

kecemasan yang dialami tokoh Aruni.

4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :

4.1 Memberikan sumbangan kepada pembaca analisis sastra berdasarkan

pendekatan psikologi sastra,

Page 22: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

5

4.2 Menambah kajian tentang kecemasan seorang yang meliputi bentuk sebab-

akibat kecemasan tokoh pada sebuah novel,

4.3 Menambah apresiasi sastra Indonesia, khususnya dalam novel Menolak

Panggilan Pulang Karya Ngarto Februana.

5. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan pengamatan penulis novel menolak panggilan pulang ini

pernah di teliti oleh Lestari Endah 2006 dengan judul Problem-Problem Sosial

tinjauan sosiologi sastra perubahan sosial masyarakat Dayak di pedalaman

Malinau Kalimantan Selatan. Utay sebagai tokoh yang membawa perubahan

terhadap masyarakat Dayak di pedalaman Malinau menimbulkan konflik yang

dihalangi oleh penghulu Dingit dan Aruni yang mewakili masyarakatnya yang

pada dasarnya masyarakat di Bidukun tidak menerima orang luar untuk masuk.

Dan sejauh pengamatan penulis belum ada yang meneliti mengenai kecemasan

tokoh Aruni dalam novel Menolak Panggilan Pulang sebagai objek penelitian.

Maka dari itu penulis tertarik meneliti kecemasan tokoh Aruni dalam novel

Menolak Panggilan Pulang sebagai objek penelitian.

6. Landasan Teori

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah (i)

strukturalisme (ii) psikologi sastra serta kecemasan yang berupa bentuk dan

penyebab kecemasan, serta teori-teori tersebut terdapat dalam teori berikut.

Page 23: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

6

6.1 Strukturalisme

Struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan,

gambaran, yang menjadi komponen berasama dan membentuk kebulatan

(Abrams, 1981: 68). Struktur karya sastra menyaran pada hubungan antarunsur

(intrinsik) yang bersifat timbal-balik, saling menentukan, saling mempengaruhi,

yang secara bersama membentuk satu kesatuan yang utuh (Nurgiyantoro, 2009:

36). Analisis struktural dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan

medeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik bertujuan memaparkan

secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang

secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan serta menunjukan

bagaimana hubungan antarunsur membentuk totalitas-kemaknaan yang padu,

bagaimana hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lain kaitannya

dengan dalam hal ini berkaitan dengan tokoh dan penokohan serta latar

(Nurgiyantoro, 2009:37).

6.1.1 Tokoh dan Penokohan

6.1.2 Tokoh

Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam berbagai

peristiwa cerita (Sudjiman, 1988: 6). Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita,

tokoh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan tokoh

sentral adalah tokoh yang kehadirannya atau kemunculannya di dalam cerita

sedikit, namun kehadirannya akan sangat mendukung tokoh utama. Tokoh

bawahan dekat dengan tokoh utama dan sering dimanfaatkan pengarang untuk

Page 24: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

7

memberi gambaran lebih terperinci tentang tokoh utama mengenai pikiran dan

perasaannya.

Berdasarkan peran tokoh dalam pengembangan tokoh dibedakan menjadi

dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama merupakan tokoh yang

penting kerena diceritakan secara terus-menerus. Tokoh yang muncul sekali atau

dua kali disebut tokoh tambahan (Nurgiyantoro, 2009: 177). Tokoh adalah pelaku

cerita. Menurut Abrams, tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu

karya naratif drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan

kecendrungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang

dilakukan dalam tindakan (Nurgiyantoro, 2009: 165).

Berdasarkan fungsi penampilan tokoh, tokoh terdiri dari tokoh protagonis

dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang mengidentifikasikan

diri dengan tokoh-tokoh tertentu, memberikan simpati dan empati, melibatkan diri

secara emosional. Tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik disebut tokoh

antagonis. Tokoh antagonis beroposisi dengan tokoh protagonis, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Tokoh antagonis dapat lebih dari satu orang

tokoh (Nurgiyantoro, 2009:178).

6.1.3. Penokohan

Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh

dalam karya sastra. Citra tokoh dapat ditangkap melalui tindakan, ujaran, pikiran,

penampilan fisik, dan apa yang dikatakan atau dipikirkan tokoh tentang dirinya.

Bentuk penokohan yang paling sederhana adalah melalui pemberian nama. Setiap

“sebutan” merupakan sejenis cara dalam memberi kepribadian dan menghidupkan

Page 25: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

8

(Sudjiman, 1988: 24). Penokohan merupakan gambaran ciri lahir, sifat, batin dan

watak, watak merupakan kualitas tokoh nalar dan jiwa yang membedakan dengan

tokoh lain penokohan menunjuk pada tokoh dan penciptaan citra ( Sudjiman,

1998: 23).

Nurgiyantoro (2009: 166) menegaskan penokohan berhubungan dengan

siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakannya, dan bagaimana penempatan dan

pelukisannya dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2009: 166). Penokohan

menunjukan kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan berhubungan dengan

penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah

cerita. Jones mengatakan penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas

tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2009:

166).

6.1.4 Latar

Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada suatu waktu dalam rentang waktu

tertentu dan pada suatu tempat tertentu dengan waktu dan suasana terjadinya

peristiwa membangun latar cerita (Sudjiman, 1988: 44). Latar menurut Hudson

dibedakan menjadi dua latar sosial dan latar fisik. Latar sosial mencakup

penggambaran keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan sikap, adat

kebiasaaan, cara hidup, bahasa yang melatari peristiwa. Latar fisik mencakup

wujud fisik, bangunan, dan daerah (Sudjiman, 1988:44). Latar berfungsi

memberikan informasi serta proyeksi keadaan batin tokoh, latar menjadi metafor

dari keadaan emosional dan spiritual tokoh (Sudjiman, 988:46).

Page 26: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

9

Nurgiyantoro (2009:227) menambahkan latar ada tiga Latar Tempat, Latar

Waktu, Latar Sosial menyaran lokasi keadaan geografis, karakteristik dan tempat

terjadinya peristiwa. Latar Waktu berkaitan dengan kapan terjadinya peristiwa.

Latar Sosial menyaran pada hal yang berkaitan dengan perilaku kehidupan sosial

masyarakat, tata cara kehidupan, kebiasaan hidup, adat-istiadat, tradisi, keyakinan,

pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap. Latar Sosial secara meyakinkan

menggambarkan suasana kedaerahan, local colour melalui kehidupan sosial

masyarakatnya.

6.2 Psikologi Sastra

Unsur kejiwaan seorang tokoh dalam novel merupakan suatu hal yang

menarik untuk dikaji psikologi merupakan ilmu yang membantu memecahakan

masalah-masalah kejiwaan. Sastra dan psikologi tidak dapat dipisahkan karena

keduanya sama-sama menyentuh manusia dalam persoalan yang diungkapkan

(Sukada, 1987: 102). Dengan demikian, psikologi pada dasarnya mempelajari

proses-proses kejiwaan yang dapat diikut sertakan dalam studi sastra.

Dalam karya sastra ada dua segi yang dapat dijadikan wahana untuk

menganalisis karya sastra tersebut, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Analisis intrinsik mencakup hal-hal dalam sastra yaitu tokoh dan penokohan,

latar, alur, dan tema. Analisis ekstrinsik mencakup hal-hal di luar sastra seperti

tinjauan sosiologi, psikologi, pemikiran dan seterusnya (Wellek dan Warren,

1990:77). Psikologi sastra memiliki empat pengertian, pertama psikologi

pengarang sebagai sebagai tipe atau sebagai pribadi, kedua, studi sastra sebagai

studi kreatif, ketiga psikologi sastra sabagai studi tipe-tipe hukum psikologi yang

Page 27: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

10

diterapkan dalam karya sastra, sedangkan pengertian keempat, psikologi sastra

mempelajari dampak sastra sebagai pembaca (psikologi sastra). Pengertian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pengertian ketiga, psikologi sastra sebagai

tipre hukum-hukum yang diterapkan dalkam karya sastra (Wellek dan Warren,

1990: 90).

Kajian psikologi sastra juga memiliki perwatakan tokoh secara psikologis

dan aspek-aspek pemikiran dan perasaan pengarang ketika menciptakan karya

tersebut. Berdasarkan kajian ini, dapat dianalisis juga mengenai seberapa jauh

pengarang mampu menggambarkan perwatakan tokoh sehinggga karya menjadi

semakin hidup, sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan

gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran inilah yang

menyebabkan orisinalitas karya (Endraswara, 2003:96).

6.3 Kecemasan

Freud via Suryabrata (2006: 139) mengemukakan kecemasan ada tiga

bentuk kecemasan, yaitu kecemasan realistis, kecemasan neurotis, kecemasan

moral atau kata hati. Kecemasan realistis adalah kecemasan akan ketakutan

bahaya-bahaya dari luar, kecemasan neurotis adalah kecemasan yang

menyebabkan seseorang melakukan hal yang dilanggar dan mendapatkan sanksi,

kecemasan moral atau kata hati adalah kecemasan seseorang yang merasa

berdosa jika melakukan kesalahan atau norma-norma yang berlaku, sebagai

perbuatan yang melanggar kode moral dan mendapatkan hukuman.

Albin (1986: 49) menambahkan kecemasan memiliki dua bentuk, yaitu

rasa gusar dan rasa takut. Rasa gusar merupakan suatu pertanda bahwa seseorang

Page 28: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

11

harus menghindari keadaan yang menimbulkan rasa takut tersebut. Rasa takut

merupakan ancaman fisik dan rasa gusar merupakan ancaman psikologis. Gusar

menghindarkan kita dari keadaan yang berbahaya secara psikologis, yaitu keadaan

pada waktu kita tampak bodoh, ditolak, ragu-ragu, marah, atau terlihat tidak dapat

menguasai diri.

Sebab-sebab kecemasan dapat berupa keinginan, kebutuhan, ingatan, yang

tidak disetujui oleh orang tua maupun orang lain di sekitar ( Mahmud, 1999:237 ).

Kecemasan berat terjadi sekali-sekali dan terus-menerus, kecemasan

ringan terjadi terus-menerus dan panik (Mahmud, 1999:235). Selama mengalami

panik seseorang takut akan peristiwa-peristiwa yang terjadi dan tidak menentu

tanda-tanda ketakutan tersebut berupa jantung berdebar, denyut nadi berjalan

cepat, sukar bernafas dan menelan (Mahmud, 1999: 236). Kekhawatiran dan panik

adalah tanda-tanda ketakutan yang rangsangan emosi yang merupakan reaksi

terhadap kekecewaan terhadap frustasi, kecemasan seperti itu menyebabkan orang

dapat melarikan diri dari masalah-masalah yang dihadapi (Mahmud, 1999: 236).

Page 29: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

12

7. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analisis. Metode deskriptif analisis adalah metode yang dilakukan dengan cara

mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Analisis

yang dilakukan diuraikan dengan memberikan pemahaman dan penjelasan (Ratna,

2004:53).

8. Pendekatan Psikologi Sastra

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan psikologi

sastra, pendekatan psikologi sastra adalah pendekatan yang ditinjau dari sudut

psikologi dan sastra. Psikologi sastra mempunyai kesamaan yaitu keduananya

mempunyai fugsi dan cara yang sama dalam pelaksanaan fungsinya untuk

memahami perihal manusia dan keduanya menggunakan landasan yang hampir

sama yaitu menjadikan pergolakan manusia sebagai bahan utama penelitian

(Hartoko dan Harmanto: 126).

9. Teknik Penelitian

Teknik yang digunakan dalam penelitian inilah teknik pustaka, teknik

pustaka yang dilakukan dalam penelitian yaitu menelaah pustaka yang berkaitan

dengan objek penelitian yakni mengenai tokoh, penokohan, dan latar serta

kecemasan yang dialami oleh tokoh Aruni dalam novel Menolak Panggilan

Pulang karya Ngarto Februana.

Page 30: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

13

10. Data dan Sumber Data

Judul : Menolak Panggilan Pulang

Pengarang : Ngarto Februana

Penerbit : Media Pressindo

Halaman : 204

Tahun Terbit : 2000

11. Sistematika Penyajian

Penelitian ini akan disajikan dalam empat bab. Bab I berisi tentang

latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan pusataka, landasan

teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II berisi analisis

unsur tokoh dan penokohan serta latar dalam novel Menolak Panggilan

Pulang. Bab III berisi analisis kecemasan tokoh Aruni dalam novel

Panggilan pulang. Bab IV penutup berisi kesimpulan dan saran.

Page 31: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

14

BAB II

ANALISIS STRUKTUR TOKOH, PENOKOHAN, DAN LATAR NOVEL

MENOLAK PANGGILAN PULANG

Dalam bab ini penulis akan memfokuskan penelitian mengenai analisis

struktur penceritaan tokoh, penokohan, serta latar cerita yang menjadi dasar

pembentukan kecemasan tokoh Aruni.

2.1 Tokoh

Dalam karya sastra tokoh memegang peranan penting dalam pembentukan

cerita seperti dalam novel Menolak Panggilan Pulang ini. Tokoh utama

(protagonis) dalam novel ini adalah Aruni. Tokoh (antagonis) dalam novel ini

adalah Utay dan Laur. Utay dan Laur memiliki peranan yang penting dalam

membentuk kecemasan tokoh Aruni dan digambarkan berdsasrkan fungsinya

masing-masing. Tokoh tambahan atau tokoh bawahan adalah tokoh yang

kemunculannya hanya sedikit. Beberapa tokoh tambahan dalam novel ini adalah

Dingit, Rohaimi, Pak Guru Husein, Ibu salabiah, Asuy, dan Ihin.

2.1.1 Aruni (utama)

Aruni adalah gadis berparas cantik di Malinau, dalam novel ini Aruni

berperan sebagai tokoh utama (protagonis). Aruni dan Utay dijodohkan oleh

kedua orang tua mereka sejak kecil, perjodohan antar balai, perjodohan yang

dilakukan antar dua rumah betang yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

Sebagai gadis penghulu Jalay yang dikagumi masyarakat Malinau ia memiliki

kelebihan dibanding gadis-gadis lain di Malinau.

Page 32: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

15

2.1.2 Utay

Utay adalah kekasij Aruni, di Malinau ia satu-satunya anak yang bersekolah

ke kota. Utay dikagumi masyarakat Malinau karena ia adalah seorang anak

penghulu di balai Bidukun dan ayahnya seorang balian di Malinau. Ia dijodohkan

dengan Aruni. Dampak buruk yang dibawa Utay dari kota adalah gaya pacarannya

dengan Aruni seperti orang kota.

2.1.3 Laur

Laur adalah ayah Aruni, ia seorang penghulu balai Jalay yang taat pada

aturan adat. Warisan yang tidak ia lupakan adalah mewarisi Aruni untuk menjadi

seorang balian wanita. Setelah mengetahui Utay menghianati sukunya ia

memutuskan perjodohan Aruni dan Utay.

2.2 Penokohan

Aruni wanita yang berparas cantik memiliki karakter yang cepat

tersinggung, setia pada Utay dan suku bukit, polos, berwawasan luas, selalu

dihantui rasa bersalah, dan pemaaf. Utay adalah sosok pemuda terpelajar, gagh,

berambisi tinggi, sombong, mementingkan diri sendiri, tidak setia pada Aruni.

Laur adalah ayah Aruni digambarkan sebagai sosok ayah yang tidak mau

menanggung malu dan tegas. Dingit adalah ayah Utay, ia adalah seorang yang

berwibawa, tidak pilih kasih, dan taat pada adat. Rohaimi adalah ayah angkat

Utay ia adalah seorang yang murah hati dan bertanggung jawab. Pak Guru Husein

adalah sosok yang sabar dan setia. Ibu salabiah adalah ibu guru yang setia dan

pendengar yang baik.

Page 33: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

16

2.2.1 Aruni (protagonis)

Aruni digambarkan sebagai wanita tercantik di Malinau hal ini terlihat

dalam kutipan pada malam penyambutan Utay pertama kalinya di Balai Bidukun

dan ungkapan syukur atas kelulusan Utay. Hal ini terdapat dalam kutipan (1)

(1)“Sementara itu Aruni duduk di samping Dingit dan Ibis kedua orangtua Utay. Gadis itu betul-betul tampak cantik. Ia berbeda dengan gadis di Malinau. Cara berpakaiannya lebih rapi. Bajunya bersih. Rambutnya diikat. Gadis itu pun jadi perhatian banyak orang, lantaran ia adalah calon pendamping Utay kelak dan terlebih lagi ia adalah gadis tercantik di Malinau mungkin di Loksado(hlm 65).

Kutipan (1) menggambarkan bahwa Aruni adalah wanita cantik yang

dikagumi oleh warga Malinau ia tampak berbeda dengan gadis di Malinau dan

menjadi pusat perhatian.

(2)“Aruni benar-benar cantik, bisik Utay dalam hati. Ia beruntung punya kekasih Aruni, walaupun di Kandangan banyak juga gadis secantik Aruni. Tapi gadis-gadis kota dan modern itu, yang kehidupannya maju, yang pandai dan tidak terbelakang kurang suka kepada pemuda dari bukit, walaupun sang pemuda itu tampan(hlm 74).

Kutipan (2) menjelaskan bahwa sebagai kekasih, Utay mengagumi

kecantikan Aruni yang tidak kalah dengan gadis-gadis di kota Kandangan.

(3)Harum namanya, apalagi lagi kecantikannya, juga tercium oleh penduduk di desa lain, seperti Desa Lumpangi, Tanuhi, dan Desa Loksado(119).

Kutipan (3) kembali menggambarkan kecantikan Aruni tercium oleh desa-

desa lain seperti Lumpangi, Tanuhi, dan desa Lokdaso juga mengagumi parasnya.

Selain cantik Aruni juga sangat polos dalam menghadapi sikap Utay hal ini

dibuktikan pada setiap kali Utay mengajaknya untuk berciuman dan berhubungan

intim Aruni tidak pernah menolak. Hal ini terlihat pada kutipan (4)

(4)“Aruni aku rindu kamu. Aku ingin menciummu,”Bisik Utay. Gadis penghulu Jalay itu tersentak. Matanya membelalak.”itu pamali. Bisa parid, kualat kena kutukan dewa-dewa dan roh leluhur!”Wajah Utay semakin mendekat ke wajah

Page 34: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

17

Aruni dan dengan cepat, tanpa bisa dielakkan lagi, Utay mencium bibir Aruni (hlm 63).

Kutipan (4) menggambarkan tokoh Aruni yang cemas dan takut akan

kutukan Dewa karena mereka berciuman dan Aruni tidak menolak.

(4)“Aku ingin mencium bibirmu,”cetus Utay makin nakal. “kada boleh. Pamali! Nanti roh nenek moyang akan murka. Kalau ketahuan kita bisa dihukum cambuk oleh penghulu. Jangan Utay, Utay.” Berbagai perasaan bercampur aduk. Antara rasa nikmat oleh cumbuan Utay dan persaaan takut kutukan dewa.“Ah, tenang saja. Tidak ada orang lain. Boleh, kan?”Utay nekat. Dari samping diciumnya bibir Aruni merekah. Aruni menangis. Utay melepaskan pelukannya. Lalu Aruni menepi dan mengemasi pakaiannya (hlm. 75).

Kutipan (5) menjelaskan bahwa Aruni seorang gadis yang baru menginjak

remaja tidak kuasa menolak cumbuan Utay yang menggetarkan darah mudanya, ia

tidak dapat menolak ajakan Utay untuk mengajaknya bercumbu walaupun

perasaan dosa terus menghantuinya.

Kepolosan Aruni terlihat juga dalam kutipan berikut ketika mereka berdua

mandi di sungai. Kejadian ciuman itu terulang kembali. Hal ini terdapat dalam

kutipan (6)

(6)“Aruni!Awas!Hup!”Utay menangkap tubuh Aruni dari arah depan. Aruni tak sempat mengelak ketika Utay memeluknya rapat-rapat. “Jangan! Pamali! Nanti roh nenek moyang murka. Nanti kita kena malapetaka!Jangan Utay.” Aruni terus meronta(tapi sesungguhnya ia suka juga).” Tidak apa-apa.” Utay semakin erat mendekapnya. Dan dengan nakal ia menciumi bahu dan leher Aruni. Aruni semakin meronta. Tapi Utay pun semakin erat mendekapnya dan mencumbuinya. Dan, Utay berhasil mencium bibir Aruni. Kali ini Aruni tidak menangis lagi (hlm. 95).

Kutipan (6) menggambarkan intensitas pertemuan antara Aruni dan Utay

tidak dapat menghindarkan Aruni dan Utay untuk tidak melakukan hubungan

terlarang mereka, cumbuan demi cumbuan terus mereka lakukan dan Aruni

semakin menikmatinya.

Page 35: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

18

Aruni selalu tak kuasa untuk menolak sikap Utay selalu mengawali dan

mengakhiri pertemuan yang mereka secara diam-diam pada saat ia akan kembali

ke kota Kandangan dengan berciuman dan berhubungan intim terdapat dalam

kutipan (7)

(7) Aku ingin bicara penting.”Utay menyeret lengan Aruni dan mengajaknya berlindung dibalik rerimbunan belukar.”Tidak mau ah,” elak Aruni. “sebentar saja.” Utay membujuk. Akhirnya Aruni menurut. Nah dibalik rerimbunan itu Utay mendekap tubuh kekasihnya. Aruni tak sempat menghindar, dan sesungguhnya ia menginginkannya. Pelan-pelan Utay mendekatkan wajahnya ke wajah Aruni. Mata Aruni terpejam. Dan Utay mencium bibir Aruni dengan penuh penghayatan dan kemesraan. Kali ini pun Aruni tidak menangis lagi (hlm. 108).

Pada kutipan (7) kembali Aruni tidak dapat menolak ajakan Utay untuk

berciuman di sungai.

Aruni adalah seorang wanita yang cepat tersingung. Hal ini ia buktikan

pada saat ia harus menghadapi sikap Utay hal ini terdapat dalam kutipan (8)

(8) “Saya kira kamu akan benar-benar kembali ke Bukit. Suku bukit membutuhkan orang seperti kamu. Lagi pula kamu anak putra pengghulu, kelak akan menggantikan ayahmu.” Aruni tampak kecewa. Di Bukit sepi tidak ada bioskop cetus Utay. Mata Aruni melotot. Tubuhnya gemetar seketika darahnya seakan mendidih. Tak disangka Utay tega berbicara begitu melecehkan sukunya sendiri! Kamu anak Bukit. Darah dagingmu adalah Dayak Meratus. Anak penghulu pula. Kamu tidak boleh menghina suku sendiri. Kita memang terbelakang, sering dikatakan sebagai orang bodoh dan terbelakang. Maka kita sendirilah yang harus menghapus kebodohan itu kamu sebagai pemuda terpelajar sudah seharusnya mengabdi pada suku Bukit.”Oh, Dewa, roh leluhur, ampunilah putramu ini,”Aruni terisak. Kita menyadari bahwa kita masih terasing, kita sering dikatakan terbelakang dari segi kehidupan sosial, budaya, pendidikan, dan kesehatan. Kita hidup di pedalaman, di hutan belantara jauh dari kota. Kita hidup serba bersahaja. Anak-anak kurang pendidikan. Para orangtua buta huruf. Bukan kita lantas meninggalkannya,”debat Aruni dengan tegas (hlm.61).

Pada kutipan (8) Aruni kecewa dengan sikap Utay yang menghina sukunya

sendiri, yang mengatakan sukunya bodoh, terbelakang dan di balik

kelembutannya Aruni menyimpan sikap yang keras demi membela sukunya.

(9) “Ah sudahlah rasanya tidak perlu berandai-andai dan berdebat.”Aruni memandang ke kejauhan. Ke bukit-bukit yang diselimuti padang ilalang jauh di

Page 36: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

19

sana tak terasa kelopak matanya mengambang bening. Hatinya terasa perih (hlm.62).

Pada kutipan (9) hati Aruni perih atas perkataan yang di ucapkan oleh Utay

dan tidak ada gunanya berdebat bila Utay sudah terlanjur menghina sukunya

sendiri.

Sikap setia Aruni terlihat dalam pengabdiannya kepada Malinau dan

cintanya pada Utay terdapat dalam kutipan(10)

(10) Kalau saja ia tidak dijodohkan dengan Utay, barangkali sopir truk Silker nekat melamarnya. Seorang polisi yang bertugas di pos Loksado sempat pula naksir dirinya, tapi ia segera urung takkala ia tahu bahwa Utay adalah calon istri putra penghulung Bidukun (hlm 119).

Kutipan (10) menjelaskan bahwa Aruni adalah sosok wanita yang setia

dalam menjalin hubungan ia tidak tergoda oleh sopir truk silkar yang nekat

melamarnya dan seorang polisi yang bertugas di pos Loksado yang naksir dirinya.

Tapi demi cintanya pada Utay ia setia pada Utay.

(11)Aruni menunduk seraya berkata,,”saya putri penghulu. Saya sudah bertekad untuk mengabdi kepada suku Bukit dengan kemampuan saya yang terbatas ini demi kesejahteraan suku Bukit,” (hlm 62)

Pada kutipan (11) Aruni digambarakan sebagai wanita yang mengabdi pada

sukunya, yaitu suku bukit, dengan segala kemampuan yang ia miliki.

(12)Saya memutuskan untuk untuk mengabdi kepada Malinau. Kepada suku Bukit. Dengan sedikit keterampilan yang saya miliki. Keterampilan membuat anyaman dan menenenun dan juga memasak (hlm.87).

Kutipan (12) menegasakan bahwa dengan sedikit keterampilan dan

kemampuannya Aruni membagikan kemampuannya kepada masyarakat di

Malinau.

(13)“Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan, kejadian ini sangat memukul saya. Saya mencintainya dan tak ingin berpisah darinya. Tapi penghianatan Utay terhadap kita membuat saya marah.”(hlm.182)

Page 37: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

20

Kutipan (13) menggambarkan bahwa sebesar apa pun kesalahan yang

dilakukan Utay tidak menyurutkan cinta Aruni pada Utay, walaupun dengan

kemarahannya.

Kecerdasan yang Aruni miliki membuat petugas dari PT. Rimba Nusantara

kagum. Hal ini ditunjukan dalam kutipan (14)

(14) Setahun setelah keberangkatan Utay ke Kandangan, Aruni lulus dari sekolah dasar. Ia tidak melanjutkan sekolah ke kota, tapi ia punya kemauan kuat untuk belajar. Di bawah bimbingan Bu Salabiah gurunya, di sekolah dasar ia belajar banyak hal secara informal. Majalah-majalah lama atau ataupun sobekan-sobekan koran milik Bu Salabiah dibacanya. Termasuk buku resep-resep masakan dan buku-buku kewanitaan. Takkala ada jalan tembus, yakni jalan provinsi yang dibangun menghubungkan Padang- Batung-Loksado-Batulicin, semakin terbukalah wawasan Aruni. Dunia tidak sesempit Malinau(hlm.51)

Kutipan (14) menegaskan sebagai gadis dusun yang hanya lulusan sekolah

dasar tidak mengurungkan niat Aruni untuk belajar hal-hal secara formal dan

informal dengan bimbingan Ibu Salabiah gurunya serta dibangunnya jalan

provinsi membuat wawasan Aruni semakin luas.

(15) Meskipun Aruni hanyalah lulusan sekolah dasar, ia anak yang cerdas dan terampil, sejak ia tamat sekolah dasar, Aruni sering diajak oleh Ibu salabiah ke Kecamatan. Ikut berbagai kegiatan seperti PKK, Penyuluhan, dan kursus berbagai keterampilan sesekali ia pernah diajak ke Padang Batung, bahkan ke Kandangan bila ada acara di kabupaten. Nah sekarang Aruni kami perbantukan mengajar di sini. Meski bukan sebagai guru tetap guru sukarela. Ia mengajar keterampilan, seperti membuat anyaman dari bambu dan rotan atau pelajaran masak-memasak. Sore hari, setiap setiap seminggu sekali ia mengajar baca tulis untuk orang-orang dewasa. Ya turut memberantas buta huruf semua itu dilakukan secara sukarela, karena itu tidak dibayar.”tutur Pak Guru Husein(hlm. 85).

Kutipan (15) kembali menggambarkan bahwa Aruni adalah wanita yang

sangat terampil, ia mengikuti berbagai penyuluhan mengajar baca tulis dan buta

huruf semua itu dilakukan secara suka rela.

(16)“ Maaf bapak-bapak sebaiknya kita tidak bicara soal keuntungan dulu. Tapi marilah kita pahami tentang pola hidup suku Bukit pada umumnya. Sejak nenek moyang, selama ratusan tahun, kami tidak pernah menanam tanaman untuk

Page 38: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

21

industri. Kami berburu, mengumpulkan hasil hutan, berupa rotan, bambu, kayu manis, kayu cendana. Selanjutnya kami menanam padi, ubi kayu, kacang tanah. Kami tahu padi jenis apa yang yang bisa ditanam pada situs-situs hutan tertentu. Kami mengenal lebih dari 50 macam jenis padi yang sesuai dengan sifat-sifat tanah hutan,” Aruni berhenti sejenak menghela napas. Sementara itu, para karyawan HTI terkesima terhadap penampilan Aruni yang tenang, berwibawa, dan dewasa terlebih uraian yang disampaikan. “ Nah kalau kalian tiba-tiba kami disuruh menanam sengon, sungkai, dan akasia untuk keperluan industri kami kaget. Karena ini berarti mengubah pola hidup kami secara tiba-tiba. Juga mengubah pola pikir kami yang sederhana ini. Kami sepertinya tiba-tiba dipaksa berpikir tentang keuntungan, tentang adil untuk pembangunan. Ini membingungkan bagi kami Pak,”(hlm. 137).

Pada kutipan (16) Aruni memberi penjelasan kepada petugas HTI bahwa

masyarakat Dayak adalah masyarakat yang pola hidupnya bertani mengumpulkan

hasil hutan, berupa rotan, bambu, kayu manis dan kayu cendana mengenal 50

macam jenis padi dan mengenal situs-situs hutan tertentu. Jika secara tiba-tiba

disuruh menanam sengon, sungkai, dan akasia, akan mengubah pola pikir

masyarakat Dayak di Malinau secara tiba-tiba.

Sebagai seorang anak penghulu Aruni hidup dalam kungkungan adat, sikap

hormatnya pada adat ia tunjukan melalui memikirkan segala sesuatu dengan

matang-matang sebelum melakukan tindakan yang bertentangan dengan adat

meskipun bertentangan dengan hati nuraninya misalnya pada saat Utay akan

menggaulinya dan keinginan ayahnya untuk mewarisi Aruni ilmu untuk menjadi

penggantinya kelak menjadi balian atau dukun wanita, serta aib akan apa yang

terjadi dengan dirinya jika hamil terdapat dalam kutipan (17)

(17)” Tidak boleh. Pamali. Dosa! Kita belum suami- istri kada boleh beginian.”Aruni ngotot ingin melepaskan diri “ kada boleh. Pamali! Nanti roh nenek moyang murka. Kalau ketahuan kita bisa dihukum cambuk oleh penghulu. Jangan, Utay.” Berbagai perasaan bercampur aduk. Antara rasa nikmat oleh cumbuan Utay dan perasaan takut kutukan Dewa (hlm. 75).

Page 39: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

22

Pada kutipan (17) kembali Aruni berusaha untuk melepaskan diri dari

pelukan Utay, sebab ia takut jika mereka melakukannya lagi dan ketahuan mereka

bisa dihukum cambuk.

(19) Tetapi di sudut hatinya, perasaan berdosa menghantuinya, ancaman kutukan Dewa seakan mengintipnya. Ia tahu perbuatan itu pamali. Ia menyadari bahwa roh leluhur bisa murka dan akan menimpakan hukuman. Ia juga paham bahwa kecaman akan bermunculan jika diketahui orang lain, apalagi jika ayahnya yang seorang kepala adat itu mengetahuinya. Aruni juga sadar akan kedudukannya di mata masyarakatnya (89-90).

Pada kutipan (19) Aruni merasa persaan berdosa dan kutukan Dewa terus

menghantuinya karena ia tahu perbuatan yang mereka lakukan dilarang atau

pamali, sebab ia tahu ia adalah seorang anak kepala adat jika orang lain tahu ia

akan malu.

(20) Dan, sebagai putri penghulu, ayah dengar Aruni belajar jadi balian.” “Dukun perempuan seperti ibu?” Utay sedikit tersentak (hlm. 102).

Kutipan (20) menegaskan bahwa, Aruni diberikan kepercayaan menjadi

menjadi balian atau dukun wanita ia pun rajin mengaji

(21) “ Saya hamil Utay. Tak kusangka jika kejadian di sungai itu, yang baru pertama kita lakukan karena kita tak mampu lagi memgendalikan dorongan nafsu, telah membuahkan janin .” ujar Aruni menyesal. Aruni semakin panik. Dewa dan roh nenek moyang tak akan mengampuninya. Berciuman saja dianggap pamali, akan kena parid, dan karenanya akan dihukum. Apalagi bersetubuhan diluar pernikahan. “ Lantas, apa yang mesti kita lakukan?” utay pun turut panik. “ Saya tidak tahu. Saya pasrah.” Aruni menunduk gadis yang dicintai dengan penuh iba dan rasa bersalah. Kini makin membukitlah rasa bersalahnya. Aruni menatap dengan sayu dan pasrah. “ kita sama-sama hancur. Selamat berpisah.” Aruni membalikan badan, dan berlalu meninggalkan halaman balai (hlm. 199).

Kutipan (21) menggambarkan pengakuan Aruni bahwa ia hamil dan

kejadian pertama di sungai itu telah membuahkan janin. Aruni menyesali

perbuatannya. Aruni merasa hancur dan pasrah harapannya seolah-olah tidak ada

lagi ia pergi meninggalkan Utay.

Page 40: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

23

2.2.2 Utay

Utay adalah anak penghulu Bidukun, teman semasa kecil Aruni. Sikap

dan perilaku Utay banyak membawa perubahan setelah ia bergaul dengan orang

kota. Mereka berdua dijodohkan sejak masih kecil. Sikap Utay yang sombong

membuat Aruni kecewa. Sikap sombong yang digambarkan dalam diri Utay

terlihat dalam kutipan (22)

(22)“Aku tidak mau tinggal di Malinau. Bosan jadi manusia terbelakang, bosan hidup di tengah orang-orang primitif.”(hlm. 61).

Kutipan (22) Utay di gambarkan sebagai seorang pemuda tidak mencintai

sukunya sendiri, baginya kehidupan di bukit menjadi tidak menarik lagi, karena

berada di tengah-tengah orang yang tidak berpendidikan.

(23) “Jika kamu mau, kamu bisa mengajar di sekolah. Bapak akan sangat berterima kasih dan senang sekali jika kamu bersedia menjadi guru di sekolah dasar di Malinau ini. Sekolahmu dulu, Utay,” ujar Pak guru Husein penuh harap. Utay hanya tersenyum. Dalam hati ia berkata, jadi guru di Malinau? Tidak. Lebih enak tinggal di kota. Kerja di PT. Rimba Nusantara. Di Malinau sepi terpencil. Di kota ramai, banyak hiburan, dan aku akan bisa kaya. Aruni akan kuboyong ke kota kalau sudah jadi istriku(hlm. 66). Pada kutipan (23) Pak Guru Husein mengharapkan Utay dapat membantu

sukunya dengan menyumbangkan ilmunya kepada anak-anak suku bukit dan

mengajar anak-anak suku bukit di Malinau. Tetapi dalam hatinya kecilnya Utay

menolak karena desa yang terpencil dan sepi membuat pikirannya menjadi sempit.

(24) “Ulun ingin bekerja di kota. Kerja di kota rantau ,” cetus Utay dengan menyalurkan semua keberaniannya(hlm. 69).

Pada kutipan (24) Utay menyatakan maksud pada ayahnya, untuk meminta izin

bekerja di kota dengan keberaniannya.

(25) “Saya pemuda terpelajar, Bu memiliki ijazah SMA dan bisa berbahasa Inggris. Kalau saya tinggal di Malinau ini, lalu untuk apa saya sekolah di kota?” (hlm. 71).

Page 41: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

24

Pada kutipan (25) Utay menentang pendapat ibunya untuk mengabdi di

Malinau, sebab tidak ada gunanya memilki ijazah SMA dan sertifikat bahasa

Inggris jika mengajar di Malinau yang terpencil.

(26) “Utay! Lepas sepatumu. Turunlah dan kerja. Kamu bukan raja disini!” nada suara Ihin makin keras dan berkesan penuh kebencian (hlm. 80).

Pada kutipan (26) sikap sombong Utay ia tunjukkan pada saat warga di balai

Bidukun sedang kerja bakti ia justru menjadi mandor tanpa ada rasa malu sedikit

pun.

Rasa kagum akan kegagahan Utay terlihat dalam kutipan (27)

(27) Malam itu tentu saja Utay jadi pusat perhatian duduk di tengah-tengah ruangan. Atas saran ibunya ia terpaksa mengenakan baju bermotif bergambar burung enggang dan naga, celana hitam dan berkalung serangkaian bunga sesuatu yang tidak disukainya, dan sesungguhnya ia lebih suka bercelana jins dan berkaus, serta untuk mengatiasi rasa dingin ia menggunakan jaket tapi ia harus mengalah. Semua mata terarah padanya. Rasa kagum banggga menyelimuti hati warga Bidukun. Mereka memandang Utay seakan tengah memandang titisan Dewa. Utay pemuda kebanggaan warga Bidukun pada umumnya Malinau (hlm. 65). Pada kutipan (27) menggambarkan sikap kekaguman warga Bidukun, balai

Jalay, dan semua tamu undangan pada Utay yang baru saja menyelesaikan

sekolahnya di kota dan seolah ia adalah titisan Dewa.

(28) Orang Jalay kagum akan penampilan Utay yang gagah. Juga cara berpakaian. Kaki Utay di balut celana jins ketat . Telapak kakinya dibungkus sepatu sport putih. Kemeja merah bergaris-garis hitam. Utay benar-benar berpenampilan seperti pemuda kota(hlm. 78).

Pada kutipan (28) Utay sangat kagum pada sosok Utay yang gagah mulai

dari cara berpakaian, karena penampilannya seperti pemuda kota.

(29) Beberapa penduduk Jalay dan Padang tengah berangkat ke ladang berpapasan dengan Utay. Mereka memandang pemuda tampan itu dengan penuh kekaguman sesaat mereka bertegur sapa (hlm. 82).

Page 42: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

25

Pada kutipan (29) kembali Utay dikagumi oleh penduduk balai Jalay dan

sesekali mereka bertegur sapa saat bertemu di jalan.

(30) “ Kamu anak kebanggaan Malinau. Semua orang sedesa ini bangga kepadamu, Utay. Kamu punya kesempatan sekolah di kota sampai SMA. Kamu pemuda terpelajar. Sudah seharusnya kamu mengabdi untuk suku Bukit,” Ujar Dingit.

Pada kutipan (30) Dingit ayah Utay menyuruh Utay untuk mengabdi pada

Malinau suku bukit. Sikap ambisius yang ditunjukan Utay terdapat dalam kutipan

(30)

(30) “Tapi ulun akan kerja di PT. Rimba Nusantara, sebuah perusahaan hutan tanaman industri yang pusatnya di Banjarmasin. Dan saya ingin kerja di perwakilan Rantau. Ada kenalan yang membantu memasukan ulun ke sana,” ujar Utay saya akan kerja di kantornya, bukan di areal HTI atau perkebunan. Jadi staf administrasi(hlm.71).

Pada kutipan (30) kembali Utay memohon pada ayahnya untuk bekerja di

Rantau, di bagian administrasi.

(31) “ Tapi aku ingin kerja di PT Rimba Nusantara. Tekadku sudah bulat.”(hlm.92).

Pada kutipan (31) kekerasan hati Utay tidak dapat dibendung lagi

keinginannya sudah bulat untuk bekerja di Rantau.

(32) “ Runi, kalau kamu jadi istriku nanti, kamu tinggal di Rantau, jika aku nanti ditempatkan di sana. Kamu pasti akan senang tinggal di kota. Ramai dan banyak hiburan. Penduduk maju. Modern. Tidak seperti di Bukit Primitif!”(hlm.93).

Pada kutipan (32) Utay berkhayal dan menyatakan maksudnya jika Aruni

menjadi isrtinya kelak mereka akan tinggal di kota.

(33) “ Kamu harus ikut ke kota.” “ Tidak!” “ Harus!” “ Tidak!” Diam. Mereka saling membisu(hlm.94).

Pada kutipan (33) kembali Utay memaksa Aruni untuk ikut ke kota dan

selalu memenuhi keinginannya.

Page 43: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

26

(34) “ Kelak, setelah kami menikah, Aruni akan saya bawa ke kota,” kata Utay tiba-tiba(hlm. 72).

Pada kutipan (34) Utay menyatakan maksudnya pada ayahnya bahwa kelak

setelah ia dan Aruni menikah ia akan mengajak Aruni ke kota dan maksudnya

tersebut Utay katakan secara tiba-tiba pada ayahnya. Kutipan (35) kembali

menggambarkan Utay sosok laki-laki yang setia dalam menjalin hubungan dengan

Aruni walaupun gadis-gadis di kota banyak yang cantik.

(35) “ Aku berjanji. Aku akan sering pulang. Untuk cinta kita,” tegas Utay kepada Aruni, “Di kota banyak gadis cantik;” Tapi tidak secantik kamu. Gadis Bukit tidak kalah dengan gadis kota. Yang paling penting, aku hanya mencintai kamu. Tak usah khawatir. Aku tetap setia kepadamu,” janji Utay mantap(hlm. 106).

Pada kutipan (35) Utay digambarkan sebagai sosok laki-laki yang setia pada

Aruni, walaupun banyak gadis di kota yang cantik, tetapi Utay tetap setia pada

Aruni dan itu ia ungkapkan melalui janjinya.

Kutipan (36) kembali ambisi Utay untuk mendapatkan uang pada saat

Utay mengadakan perjanjian rahasia tanpa sepengetahuan peduduk dan pimpinan

proyek. Secara tidak langsung Utay telah membohongi pimpinan proyek dan

warga malinau dan sikap yang tidak bertanggung jawab.

(36)Kebohongan terhadap perusahaan terbongkar. Ia patah harapan bahwa perusahaan mau menerima ia kembali. Tak ada harapan lagi. Bila hari sudah gelap ia berniat melarikan diri ke kota. Tak mungkin ia terus bersembunyi di hutan Malinau, yang kemungkinan besar akan ditemukan penduduk dan itu berarti lebih celaka lagi baginya(hlm. 177).

Pada kutipan (36) diggambarkan sikap ambisi Utay yang telah melakukan

perjanjian rahasia dengan perusahaan HTI dan menyebabkan dua orang penduduk

terluka serta ayahnya yang dipanggil oleh polisi serta kepergian Utay yang tidak

diketahui oleh penduduk Malinau.

Page 44: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

27

(37) Utay memperhatikan kedua penjaga itu. Dalam kegelapan yang nyaris sempurna, Balai Budukun dengan rumah-rumah panggung di sekitar balai tampak suram. Nyala obor ada di beberapa tempat. Di dekat karengkeng yang memenjarakannya tak jauh dari tangga balai. Ia memejamkan matanya yang telah dibutakan oleh gemerlap ambisi dan impian kemewahan, hingga ia melupakan nilai-nilai kebersahajaan sukunya. Ambisi yang membimbingnya menuju tepi jurang kehancuran yang sekaligus akan menjadi liang kuburnya (hlm. 202-203).

Kutipan (37) menegaskan bahwa Utay sosok yang dibutakan oleh ambisi

dan dari persembunyiannya ia ditemukan oleh oleh penduduk dihukum oleh

ayahnya di dalam karengkeng atau kurungan. Karena ambisinya ia dihukum oleh

masyarakat di Malinau.

(38) Ia kembali membuka matanya, memperhatikan kedua penjaga. Lalu dengan hati-hati, Utay mencoba melepas tali yang mengikat jeruji. Berhasil. Ia meneruskan yang lain. Tak sulit. Ikatan telah lepas. Utay lalu menguak dua jeruji agar ia bisa menerobos dan keluar. Sementara itu, penjaga masih pulas. Kesempatan itu terbuka ia keluar dari celah jeruji yang terkuak. Lantas dengan mengendap-endap dalam kegelapan, ia sembunyi di balik semak memperhatikan ke sekeliling. Ia mendekati obor. Dengan tangkas ia cabut obor dari tanah. Lalu memandang atap balai yang terbuat dari rumbia yang mudah terbakar itu. Dengan sekuat tenaga, ia melemparkan obor. Mencabut obor yang lain. Melemparkan lagi ke atap. Sejenak ia menatap api yang mulai menjalar di atap balai. Bibirnya gemetar. Tangan mengepal dan teracung-acung seperti orang gila yang mengutuki dunia yang tak pernah ramah kepadanya. Lalu ia menerobos hutan, dan melarikan diri dari buminya yang terasing. Dan sejak itu Utay bertekad tidak akan lagi mendendangkan nyanyian sukunya; nyayian usang yang hanya pantas untuk mereka yang terbelakang (hlm. 203-204).

Pada kutipan (38) Utay berusaha untuk meloloskan diri dari kurungan

karengkeng. Baginya tidak ada gunanya hidup di suku terasing yang tidak

menerima dirinya, untuk terakhir kalinya ia mencabut obor melemparkannya ke

atap balai dan ia menerobos lari ke hutan.

2.2.3 Laur

Laur adalah ayah Aruni sebagai kepala penghulu, ia malu mendengar

anaknya berduaan dan berciuman di sungai. Sebagai seorang ayah ia tidak mau

menanggung aib. Ketika ia mengetahui bahwa Utay menghianati suku Bukit ia

Page 45: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

28

membatalkan perjodohan Aruni dan Utay meskipun keluarganya harus membayar

denda.

(39) Kita ke Bukit pemujaan,” ujar penghulu pelan. Ke bukit pemujaan ?” Aruni tak mengerti maksudnya. “ Ya jawab ayahnya, dingin. “ Ada masalah apa, ayah?” tanya Aruni, bingung. “ Kamu adalah anak kepala adat. Ingat itu. Ayah bangga padamu, kamu jadi kebanggaan warga Malinau, karena wawasan dan keterampilan serta pengabdianmu untuk kesejahteraan Malinau. Jadi teladan. Untuk itu, jagalah dirimu baik-baik, terutama dalam menjalin hubungan dengan Utay. Jangan sampai melakukan perbuatan pamali,” ujar penghulu Jalay, penuh wibawa. Kata-katanya mantap terlontar dari mulutnya seakan mengandung kekuatan magis. Aruni pun pucat seketika. Tanpa tertuduh secara langsung, ia sudah merasa tertuduh secara telak. Langsung ke lubuk hatinya. Tubuhnya gemetaran. Matanya berkaca-kaca. Gejolak di dalam dadanya yakni, cemas, takut, merasa berdosa, menyesal tak mampu dibendung. Tanggul itupun jebol, dan ia pun menangis. “ Kehormatan dan kemuliaan adat yang bisa kita pertahankan sekarang,” tegas Laur( hlm. 120-121).

Pada kutipan (39) menegaskan bahwa Laur ayah Aruni sudah mengetahui

hubungan apa yang terjadi antara Aruni dan Utay, Laur mengajak Aruni ke Bukit

pemujaan untuk mengaku dosa dan bersumpah kepada Dewa untuk tidak

melakukan perbuatan yang dilarang adat.

(40) “ Utay terkutuk! Penghianat kaum sendiri!” Seru penghulu jalay keras. “ Aku kecewa padanya. Ia yang dibangga-banggakan Malinau, kebanggan suku Bukit, ternyata tega menyakiti sukunya sendiri demi membela orang lain. Utay tak tahu diri dan lupa akan asal-usulnya. Penghulu Jalay menggelengkan kepala. Memalukan. Kita warga Jalay akan malu jika salah seorang putri Jalay menjadi istri seorang penghianat suku. Perbuatan Utay tidak terpuji dan aib. Maka, demi Dewa dan roh leluhur, putuskan hubunganmu dengan Utay. Kita batalkan perjodohan ini meskipun kita harus membayar denda.” (hlm.188).

Pada kutipan (40) Laur mengutuk perbuatan Utay yang telah mengkhianati

sukunya sendiri dengan mengadakan perjanjian rahasia dengan petugas HTI dan

menyebabkan pertumpahan darah antara polisi dan penduduk Malinau. Demi

menjaga martabatnya pengulu Jalay memutuskan perjodohan antara Aruni dan

Utay meskipun harus membayar denda.

Page 46: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

29

2.3 Latar

Sebuah karya fiksi dibangun oleh unsur-unsur latar. Latar merupakan

landasan peristiwa yang diceritakan yang berkaitan dengan tokoh dan penokohan.

Dalam novel Menolak Panggilan Pulang ada tiga latar yang digunakan, yaitu

Latar Tempat, Latar Waktu, dan Latar Sosial. Latar Tempat mengarah pada lokasi

terjadinya peristiwa. Latar Waktu berhubungan dengan kapan terjadinya

peristiwa. Latar Sosial mengarah pada hal-hal yang berkaitan dengan perilaku

yang berkaitan dengan kehidupan masyarakatnya adat-istiadat, pola pikir.

2.3.1 Latar Tempat

Latar Tempat yang dipaparkan dalam novel Menolak Panggilan Pulang

adalah desa Malinau. Malinau adalah salah satu desa terpencil di antara hutan

bambu, hutan karet, una atau ladang-ladang padi, dan bukit-bukit ilalang, seperti

juga desa-desa lain di wilayah itu. Rumah penduduk terpisah oleh hutan dan bukit

dan terdapat balai atau rumah betang yang tiang-tiang balainya terbuat dari kayu

ulin dan atapnya dari daun rumbia dan setiap balainya dihuni 10 sampai 50

kepala keluarga, dan setiap balai hidup dalam kerukunan, persatuan, kebersamaan,

dan kewaspadaan.

(41) Malinau, desa terpencil di antara hutan bambu, hutan karet, una, atau ladang-ladang padi, dan bukit-bukit ilalang; seperti juga desa-desa lain di wilayah itu. Sebuah desa adat yang menjadikan jalan setapak sebagai penghubung antara desa yang satu dengan desa yang lainnya. Balai atau lamin atau disebut juga rumah betang adalah rumah suku Dayak Meratus. Bentuknya berupa panggung panjang di dalamnya tercetus prinsip hidup yang penuh kerukunan, persatuan, kebersamaan, dan kewaspadaan (hlm.1-2).

Latar pada kutipan (41) menggambarkan sebuah desa adat yang belum

tersentuh oleh hiruk pikuk kota dan pencemaran lingkungan, dengan rumah

pangung sebagai tempat tinggal suku Dayak Meratus sebuah desa hidup dalam

Page 47: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

30

kebersamaan. Kutipan (43) pelukisan tempat yang lain adalah sebuah balai yang

terbuat dari bahan-bahan alami, yaitu rumah penduduk setempat yang di sebut

balai atau lamin atau rumah betang, yang menjadi tempat tinggal masyarakat di

desa Malinau.

(43) Di Malinau ada tiga buah balai, yakni Balai Bidukun, Balai Padang, dan Balai Jalay, yang letaknya antara balai yang satu dengan yang lainnya terpisah oleh bukit dan beberapa rumah penduduk yang terpisah dari balai. Bentuknya bentuknya berupa rumah panggung panjang, yang panjangnya bisa mencapai 180 meter dan lebar 9 sampai 18 meter. Tiang-tiang balai terbuat dari kayu ulin. Kolong balai dijadikan kandang babi. Akan halnya atap terbuat dari daun rumbia(hlm.2).

Latar pada kutipan (43) melukiskan tempat tinggal masyarakat Dayak di

Malinau yang tinggal di balai atau rumah panjang atau rumah betang yang

hidupnya berkelompok, dengan tiang yang terbuat dari kayu ulin serta atap dari

daun rumbia kolong balai dijadikan kandang babi.

Kutipan (42) melukiskan alam yang masih alami dan indah serta belum

terkotori oleh polusi membuat desa Malinau manjadi rindang dan tentram suara-

suara alam seolah menyatu dengan kehidupan masyarakat disekitarnya.

(42) Gemericik, deras arus air sungai membentur bebatuan. Gemeresek daun-daun bambu digoyang angin. Cericit, tupai berkejaran di batang pohon kelapa. Desau-desau daun pinus dan kicau beraneka burung: pelatuk merah tua tengah membuat lubang dengan mematuki batang pohon untuk dijadikan sarang; suara merdu burung tekukur bermata besar-tajam; kesemuanya mengisi suasana hutan. Batang-batang bambu pun bergesekan. Seekor pelanduk lari menyelinap di antara semak belukar, membuat suara gemeresek(hlm. 25).

Kutipan latar (42) menggambarkan hutan pedalaman kalimantan yang masih

perawan, suara air sungai yang mengalir, suara burung, serta daun yang gemerisik

membuat suasana hati yang risau rindu akan nyanyian alam yang damai.

Kutipan (43) menggambarkan latar tempat tampak pada kondisi bangunan

sekolah tempat Aruni mengajar.

Page 48: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

31

(43) Bangku-bangku kumuh dan tak tertata rapi, dinding kelas yang terbuat dari papan yang banyak lubang, langit-langit kelas yang juga banyak lubang lantai kelas yang tak bersemen (hanya tanah). Enam murid duduk terpencar berpakaian apa adanya, ada yang berseragam ada yang tidak, dan semua tidak pakai sepatu. Di bangku mereka ada bilahan-bilahan bambu dan rotan (hlm.83).

Kutipan latar tempat pada kutipan (43) melukiskan suasana sekolah di

pedalaman Malinau yang jauh dari kemewahan kelas yang tidak tertata rapi

berlanataikan tanah, hanya beberapa murid tidak berseragam, tidak beralasakan

kaki, serta kursi reot yang terbuat dari bilahan bambu dan rotan, pelukisan temapa

yang sangat memprihatinkan.

2.3.2 Latar Waktu

Latar Waktu adalah waktu kapan terjadinya peristiwa dalam cerita, latar

waktu terdapat pada tahun, malam, pagi, siang, sore, serta hujan . Hal ini

terdapat dalam kutipan berikut:

(44) Bintang-gemintang sempurna tertutup mendung yang menggelantung di langit yang mulai mencair. Rintik-rintik hujan dicurahkan dari langit sebagai anugerah bagi bumi(hlm.95).

Latar waktu pada kutipan (44) menggambarkan langit Khatulistiwa yang

hujan pada malam hari yang dilapisi bintang yang mendung anugrah ciptaan bagi

bumi.

Latar waktu tahun terdapat pada kutipan (45) di mana perusahaan dari kota

mulai membelah hutan.

(45) Tetapi sejak tahun 1990, traktor, truk proyek, buldozer, dan puluhan orang berpacu membelah hutan, perbukitan, dan desa-desa. Tebing-tebing batu yang dilalui proyek diledakakan dengan dinamit. Loksado yang terisolasi dibuka dengan jalan provinsi yang menghubungkan Padang Batung sampai ke desa Loksado, sekitar empat puluh kilometer(hlm.45).

Page 49: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

32

Latar waktu tahun pada kutipan (45) sejak tahun 1990 desa Malianau sudah

tersentuh oleh kemajuan sedikit demi sedikit dengan masuknya proyek. Daerah

yang dulu terisolir kini telah dibuka dengan jalan provinsi.

Latar waktu pagi.

(46) Pagi yang cerah, matahari menyantuni Malinau dengan kehangatannya yang tulus dan penuh kasih. Warga Bidukun memulai kesibukannya. Sebagian perempuan menyiapkan makanan di dapur masing-masing. Sebagian lagi membantu suami ke huma. Hari itu para pemuda laki-laki dewasa yang kena giliran kerja bakti, sejak pagi tadi sudah memulai kegiatannya yang menggergaji batang kayu meranti, ada yang membelah bambu, menganyam daun rumbia untuk atap, dan sebagian pergi ke hutan mencari daun rumbia(hlm.79).

Pada kutipan (46) latar waktu pagi menyantuni Malinau. Warga Bidukun

sibuk dengan aktivitasnya masing-masing ada yang memasak di dapur, membantu

suami ke ladang, kerja bakti memperbaiki balai dan mencari kayu ke hutan

semuannya dilakukan secara bersama.

(47) Aruni melangkah sendiri, di jalan besar yang tengah dibangun itu, menuju desa Lumpangi, kala matahari sudah merata menyapu perbukitan. Ia hendak ke Loksado, seperti kegiatannya di hari-hari yang lalu. Dan kali ini ia tidak bersama Salabiah, karena ibu guru yang manis itu sedang mengajar(hlm.122).

Pada kutipan di atas tampak latar tempat dengan latar belakang jalan yang

tengah dibangun tersebut memudahkan bagi Aruni dan warga di pedalaman

Malinau untuk ke kota kecamatan, kabupaten dan provinsi untuk bepergian

sendiri tidak masalah bagi Aruni.

Latar Waktu siang

(48) Bidukun pada siang hari. Di saat matahari khatulistiwa tepat di atas kepala, Dingit berada di atas bukit, duduk di ambang pintu lampau sebuah rumah panggung tempat penyimpanan padi. Ia memperhatikan kantung-kantung yang terbuat dari kulit kayu yang dibentuk seperti tong. Kantung-kantung itu selalu penuh dengan padi. Panen padi dua tahun lalu masih tersisa banyak dan tersimpan di lumbung itu. Pada musim ini panen cukup baik. Persediaan padi warga Balai Bidukun berkecukupan. Beras itu hanya dikonsumsi sendiri. Dingit tampak termenung. Jauh di depannya terhampar bukit-bukit ilalang, yang seakan abadi menyelimuti bukit-bukit ilalang, yang seakan abadi menyelimuti perbukitan. Jika

Page 50: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

33

musim kemarau sering bukit-bukit itu dilalap api. Tapi ilalang tak pernah jenuh untuk tumbuh dan akarnya menjalar sampai ke ladang penduduk(hlm. 18).

Pada kutipan (48) Bidukun pada siang hari menggambarkan suasana siang

yang panas oleh sinar terik matahari tepat di bawah khatulistiwa. Dingit

memperhatikan lumbung-lumbung penyimpanan padi, dalam hatinya ia bersyukur

tahun ini panen yang mereka hasilkan sangat banyak dan melimpah persediaan

padi di balai Bidukun berkecukupan walaupun pada musim kemarau bukit-bukit

tesebut dilalap api tetapi bukit-bikit itu tidak pernah jenuh memberikan kesuburan

pada penduduk sekitar.

(49)Siang itu, Aruni dan dua orang laki-laki Jalay tengah memperbaiki saluran air, yang terbuat dari bambu, yang melenceng dari tempatnya. Atas prakarsa Aruni dan Bu Guru Salabiah, warga telah berhasil mengalirkan air dari mata air dari lereng bukit tak jauh dari bukit balai. Air yang keluar dari sumber itu semula menagalir membentuk sungai kecil, melewati lembah di antara dua bukit, selanjutnya bergabung dengan sungai Amandit di desa Kandihin. Dari sungai kecil itu warga Jalay memanfaatkan untuk memasak, untuk air minum. Jaraknya agak jauh dari balai. Lantas Aruni punya gagasan untuk membendung mata air, dan dengan bambu yang dijadikan pipa, air itu dialirkan ke belakang balai. Selanjutnya gagasan itu diwujudkan secara gotong-royong(hlm.143).

Pada kutipan (49) menggambarkan aktivitas Aruni di balai Jalay atas

prakarsa Aruni dan Ibu Salabiah warga berhasil mengalirkan air dari mata air

lereng bukit ke balai Jalay yang dapat dimanfaatkan untuk memasak, mandi, dan

mencuci yang diwujudkan secara gotong-royong.

Latar waktu sore

(50)Suatu sore, ketika matahari sudah meredup teriknya, Utay menjumpai Aruni di tempat yang ditentukan. Yakni, di sungai Malinau, tak jauh dari sebuah jeram. Di tempat itu mereka bisa merasa aman, karena selain sepi, juga jauh dari pemukiman ladang penduduk, ataupun hutan bambu. Untuk menuju ke sana, Aruni punya banyak alasan yang tidak menimbulkan curiga(hlm.89).

Pada kutipan (50) latar waktu sore menggambarkan sungai Malinau dengan

hamparan jeram dan suasana yang masih sepi, aman, dan jauh dari ladang

Page 51: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

34

penduduk tempat petemuan Utay dan Aruni dalam memadu kasih sungai dan

suara air seolah menjadi saksi bagi insan yang sedang dimabuk cinta tersebut.

Latar Waktu malam.

(51) Malam jahanam terus merangkak. Setan dan roh jahat seakan terus bersorak. Angin malam yang berhembus dari lereng-lereng bukit ilalang. Dan, di langit kelam, di antara bintang-bintang yang berserakan, dari balik awan yang berarak pelan, sepotong rembulan dengan resah mengintip bumi, menyaksikan anak manusia bergelut dengan maut(hlm. 3).

Pada kutipan (51) melukiskan suasana malam yang sangat mencekam, angin

malam dari lereng berhembus bulan sepotong mengintip seakan ikut mengintip

menyaksikan Utay yang bergelut dengan maut. Pada malam itu di balai Bidukun

berlangsung sebuah upacara balian atau pengobatan bagi Utay yang sakit.

(52) Desa Malinau dibungkus gelap malam. Malam penuh berkah. Malam yang mistis. Kegembiraan dan suasana sakral berpadu. Langit bertaburan bintang-bintang seakan turut bersuka cita, dan roh lelehur di alam gaib patilarahan pun mungkin tersenyum penuh kebahagiaan. Sementara itu, nyala obor disekitar kampung bergoyang-goyang ditiup angin malam dan gemericik air sungai yang deras membentur bebatuan kali senantiasa setia mengisi suasana malam(hlm.6). Pada kutipan (52) penggambaran suasana malam di Malinau, malam yang

sakral jika ada upacara atau pengobatan serta suasana malam yang sepi tanpa

lampu-lampu dipinggir jalan, diikuti oleh angin malam yang semilir menambah

suasana semakin mistis.

2.3.3 Latar Sosial

Latar Sosial berkaitan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat, tata

cara kehidupan, kebiasaan hidup, adat-istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan

hidup, cara berpikir dan bersikap. Latar Sosial secara meyakinkan

menggambarkan suasana kedaerahan, local colour melalui kehidupan sosial

masyarakatnya.

Page 52: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

35

Masyarakat Dayak Meratus hidup dalam kebiasaan serta cara yang sangat

sederhana yaitu tergantung kepada alam dan sistem ladang yang berpindah yang

terjadi setiap tahun saling membantu dalam pekerjaan teratanam dalam sikap

gotong royong.

(53) Dalam pada itu, di halaman balai, beberapa orang tampak sibuk. Tak jauh dari kaki tangga utama dua orang tengah menggegergaji kayu,. Ada juga yang sedang memotong kayu dengan kampak. Dua orang laki-laki membuat atap daun rumbia, anak-anak ikut-ikutan sibuk membantu mengangkat daun rumbia dari hutan ke halaman balai(hlm.54).

Pada kutipan (53) latar sosial kehidupan masyarakat dayak Meratus tampak

pada kesibukan orang-orang memperbaiki balai ada yang memotong kayu dengan

kampak, ada yang sedang membuat atap dari daun rumbia, dan anak-anak sibuk

pula mengangkat daun rumbia membantu orang tua mereka.

(54) Hutan bagi Dayak Meratus adalah bagian dari nyawa mereka. Mereka punya pandangan utuh terhadap sumber daya hutan. Hutan tidak hanya bermakna ekonomis, melainkan juga bermakna sosial, budaya, dan religi. Hutan tidak hanya bermakna raneka ragam tetumbuhan dan hewan, melainkan juga diri mereka yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hutan(hlm. 20).

Kutipan (54) menegasakan bahwa hutan adalah bagian dari hidup Dayak

Meratus, hutan bermakna ekonomis sebab dari hasil hutan seperti kayu, rotan, dan

bambu dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan mereka, bermakna sosial budaya

hutan tidak hanya berisi aneka ragam tetumbuhan melainkan juga mereka yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hutan. Hutan bermaksa religi

pantang bagi masyarakat Dayak Meratus membuka hutan tanpa ada ritual terlebih

dahulu sebab roh leluhur akan marah dan murka.

Page 53: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

36

Kutipan (55) menyatakan bahwa masyarakat Dayak Meratus patuh pada

adat-istiadat, tradisi, serta keyakinan yang telah diwariskan oleh nenek moyang

sejak jaman dahulu.

(55) Gergaji mesin itu lebih ganas ketimbang golok. Mereka membabat pohon-pohon tanpa upacara, gumam Dingit dalam hati. Roh leluhur pasti murka. Padahal menebang pohon untuk membuka lahan, kami mesti mengadakan aruh agar. Roh leluhur dan Dewa tidak murka (hlm.20).

Pada kutipan (55) menegaskan masyarakat Dayak Meratus percaya bahwa

membabat hutan tanpa upacara berarti akan terjadi bencana untuk membuka

ladang masyarakat harus mengadakan aruh agar roh leluhur tidak murka.

Kutipan (56) menegasakan pada masyarakat dayak di Malinau,

berpegangan tangan apalagi berciuman tidak boleh karena melanggar adat.

(56)“Kamu semakin cantik, Runi,” bisik Utay di telinga Aruni. “Lepaskan. Pamali ah!’’ Aruni terus meronta. Tidak apa-apa. Di Kandangan pelukan seperti ini biasa kalau tidak ada orang lain. Enak kan?” ujar Utay semakin nakal. Tidak boleh. Pamali. Dosa!Kita belum suami-istri kada boleh beginian.” Aruni ngotot ingin melepaskan diri(hlm. 75).

Kutipan (56) menggambarkan anak manusia yang telah terpengaruh

pergaulan kota dan membawa dampak yang tidak baik bagi masyarakat

sekitarnya. Masyarakat Malinau percaya berpegangan tangan saja tidak boleh

karena melanggar adat. Tapi tidak dengan Utay pergaulan kota telah

membentuknya menjadi pemuda nakal dan berani.

Kutipan (57) menggambarkan sikap cara berpikir, bersikap, serta pandangan

hidup masyarakat Dayak Meratus pada oarang luar.

(57)“Piyan datang dari jauh?” tanya penghulu sambil mengambil posisi duduk di sebelah sang tamu.” Tampaknya Piyan urang kota.”Inggih,” jawab tamu yang berpakaian rapi itu. Nama ulun Rohaimi. Ulun datang dari Kandangan.” Penghulu manggut-manggut.” Kalau tidak salah...” Ya, empat tahun yang lalu, tepatnya 1981, saya datang kemari bersama beberapa orang dari dinas sosial Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Penghulu masih ingat?” tutur Rohaimi. Seulas

Page 54: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

37

senyuman tersungging di bibir Dinggit mengingat sebuah kesalahpahaman. Ia teringat bagaimana anak-anak dan perempuan segera bersembunyi takkala rom bongan Rohaimi tiba di Malinau. Sementara itu, para pemuda dan orang tua laki-laki menghunus parang, tombak, dan mandau. Mereka berjaga-jaga di depan balai. Bersikap seperti hendak berperang.Rohaimi dan kawan-kawannya ketakutan menghadapi kesiagaan warga Bidukun. Bahkan, seorang rekan Rohaimi lemas tak berdaya. Dalam benaknya tersesaki oleh horor tentang ayau atau pemenggalan kepala(hlm.12).

Pada kutipan (57) latar sosial terlihat pada saat rombongan Rohaimi datang

ke Malinau untuk pertama kalinya mereka disambut oleh parang, tombak, dan

mandau siap untuk berperang sebab masyarakat Dayak bukit percaya jika ada

orang luar masuk ke pedalaman berati akan membawa dampak yang buruk takut

jika orang-orang tersebut memenggal kepala suku bukit.

(58)“Kamu tidak tahu Utay. Siapa sebenarnya yang merusak hutan. Berapa pohon yang kita tebang? Dan berapa yang dibabat orang kaya dari kota itu? Lagi pula sudah beratus-ratus tahun kita buat ladang berpindah. Kita tidak bisa menggarap ladang tetap,” sanggah Dingit (hlm.142).

Pada kutipan (58) Dingit ayah Utay memberi nasehat pada Utay bahwa pola

hidup masyarakat Dayak Meratus sejak dari nenek moyang dahulu adalah ladang

berpindah dan Dingit kecewa pada perusahaan yang semena-mena merusak dan

membabat hutan tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat bukit. Kutipan

(59) Aruni ingin memberi penjelasan kepada petugas PT. Rimba Nusantara

datang dan berunding dengan masayarakat di Malinau.

(59)“ Maaf, Pak, saya kira akan sia-sia kita bicara soal-soal teknis,” tukas Aruni. “ Kita belum mencapai kesepakatan. Bahkan, bagi kami, megerti pun belum. Sekali lagi saya tandaskan bahwa persoalannya tidak sesederhana itu. Kami bingung. Saya contohkan, beberapa penduduk Panggungan dan Hanuluk pernah dikirim oleh dinas pertanian ke Jawa untuk belajar menanam padi dengan sistem sawah. Setelah kembali, mereka dibawa ke daerah transmigran. Mereka diberi penjelasan bahwa dengan sistem sawah, produksi padi akan meningkat dua kali lipat dibanding dengan menanam padi di huma. Tapi mereka tetap saja bertani pada seperti semula. Tak ada perubahan (hlm.138).

Page 55: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

38

Pada kutipan (59) Aruni memberi penjelasan mewakili suku bukit bahwa

tidak mudah mempengaruhi masyarakat bukit tentang cara menanam sengon,

sungkai, dan akasia di wilayah mereka sebab penduduk tidak akan lantas

menerimanya dengan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan yang mereka

miliki serta pola hidup yang diwariskan secara turun-temurun akan memerlukan

proses yang panjang dalam mengubah pola pikir masyarakat suku bukit.

2.4 Rangkuman

Demikianlah hasil analisis struktur novel Menolak Panggilan Pulang

pada bab II ini. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh Aruni

memiliki karakter polos, sabar, tegas, cepat tersinggung, berwawasan luas, polos,

setia dan dihantui rasa bersalah.. Tokoh Utay memilki karakter sombong,

terpelajar, gagah, keras kepala, tidak bertanggung jawab memiliki ambisi tinggi

dan pembohong. Tokoh Laur memiliki karakter tidak mau menangung malu dan

tegas. Latar yang digunakan dalam analisis ini adalah latar tempat, tempat

mengarah pada sungai, hutan, semak-semak, dan jalan setapak. Latar waktu,

mengarah pada tahun 1990 pada saat jalan tembus ke Malinau. Latar sosial,

menagarah pada kehidupan sosialnya, sistem mata pencaharian, kepercayaan, dan

adat-istiadat. Dari pembahasan bab II kecemasan tokoh Aruni terlihat sangat jelas.

Pada bab III penulis akan menganalisis apa saja kecemasan yang terdapat pada

tokoh Aruni.

Page 56: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

39

BAB III

ANALISIS KECEMASAN TOKOH ARUNI

DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN PULANG

Pada bab III, penulis akan menganalisis kecemasan apa saja kecemasan

yang terdapat dalam diri Aruni dengan menggunakan teori psikologi sastra. Hal

ini didasarkan pada alasan bahwa tokoh Aruni dalam Novel Menolak Panggilan

Pulang karya Ngarto Februana, banyak mengalami kecemasan. Analisis ini

meliputi bentuk dan penyebab kecemasan, adapun bentuk kecemasan menurut

Freud via Suryabrata (2006: 139) dan Albin (1986: 49) meliputi, 1) kecemasan

realitis adalah kecemasan akan ketakutan bahaya-bahaya dari luar, 2) kecemasan

neurotis adalah kecemasan yang menyebabkan seseorang melakukan hal yang

dilanggar dan mendapatkan sanksi, 3) kecemasan moral atau kata hati adalah

seseorang yang merasa berdosa jika melakukan kesalahan yang melanggar kode

moral dan mendapatkan hukuman, 4) cemas yang timbul akibat gusar keadaan

seseorang tampak bodoh, ditolak, ragu-ragu, marah, atau terlihat tidak dapat

menguasai diri, 5) cemas yang timbul akibat takut, perasaan dimana seseorang

yang tidak dapat menguasai diri karena dihantui rasa takut. Adapun penyebab

kecemasan menurut Mahmud (1999: 237) meliputi, 1) keinginan yang tidak

disetujui oleh orang tua maupun orang lain, 2) kebutuhan yang tidak disetujui oleh

orang tua atau orang lain, 3) ingatan yang tidak disetujui oleh orang tua atau orang

lain, 4) cemas yang terjadi terus-menerus, 5) kekhawatiran dan panik.

Page 57: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

40

3.1 Bentuk Kecemasan

3.1.1 Kecemasan Realitis

Kecemasan yang terjadi akibat ada bahaya-bahaya dari luar adalah pada saat

Aruni menolak perusahaan Hutan Tanaman Industri masuk ke Malinau karena

secara tidak langsung akan mengubah pola hidup masyarakat setempat.

(59) )“ Maaf bapak-bapak sebaiknya kita tidak bicara soal keuntungan dulu. Tapi marilah kita pahami tentang pola hidup suku Bukit pada umumnya. Sejak nenek moyang, selama ratusan tahun, kami tidak pernah menanam tanaman untuk industri. Kami berburu, mengumpulkan hasil hutan, berupa rotan, bambu, kayu manis, kayu cendana. Selanjutnya kami menanam padi, ubi kayu, kacang tanah. Kami tahu padi jenis apa yang yang bisa ditanam pada situs-situs hutan tertentu. Kami mengenal lebih dari 50 macam jenis padi yang sesuai dengan sifat-sifat tanah hutan,” Aruni berhenti sejenak menghela napas. Sementara itu, para karyawan HTI terkesima terhadap penampilan Aruni yang tenang, berwibawa, dan dewasa, terlebih uraian yang disampaikan. “ Nah kalau kalian tiba-tiba kami disuruh menanam sengon, sungkai, dan akasia untuk keperluan industri kami kaget. Karena ini berarti mengubah pola hidup kami secara tiba-tiba. Juga mengubah pola pikir kami yang sederhana ini. Kami sepertinya tiba-tiba dipaksa berpikir tentang keuntungan, tentang adil untuk pembangunan. Ini membingungkan bagi kami Pak,”.(hlm.136).

Pada kutipan (59) Aruni memberi penjelasan kepada petugas HTI bahwa

kehidupan mereka yang semula bertani sangat sulit digantikan dengan menanam

sengon, sungkai, dan akasia yang secara tiba-tiba dapat merubah pola pikir

masyarakat Dayak di Malinau.

(61) “ Saya mengakui bahwa perubahan pola hidup menuju yang lebih baik tanpa meninggalkan kearifan itu perlu. Sekali lagi, tanpa menghilangkan kearifan. Maaf, pak, sejauh yang saya tahu, dari pengetahuan saya yang terbatas ini, masuknya industri perkayuan, perusahaan HPH, HTI, dan industri penambangan di beberapa wilayah Kalimantan ini telah menghilangkan kearifan adat. Juga terkikisnya tatanan kehidupan asli sebagai pedoman hidup sejak ratusan tahun yang lalu,” Aruni melanjutkan. Yang hadir terkesima. Tak disangka, Aruni bisa berkata seperti itu, yang menunjukan bahwa wawasan serta pengetahuan gadis pedalaman itu cukup luas. Termasuk penghayatannya tentang pola hidup sukunya (hlm.137).

Page 58: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

41

Pada kutipan (61) Aruni ingin menegaskan bahwa dengan masuknya Hutan

Tanaman Industri ke wilayah Kalimantan secara tidak langsung telah

menghilangkan kearifan lokal kehidupan asli masyarakat Dayak yang sangat

dekat dengan adat.

(60) Maaf, Pak, saya kira akan sia-sia kita bicara soal-soal teknis,” tukas Aruni. “ Kita belum mencapai kesepakatan. Bahkan, bagi kami, mengerti pun belum. Sekali lagi saya tandaskan bahwa persoalannya tidak sesederhana itu. Kami bingung. Saya contohkan, beberapa penduduk Panggungan dan Hanuluk pernah dikirim oleh dinas pertanian ke Jawa untuk belajar menanam padi dengan sistem sawah. Setelah kembali, mereka dibawa ke daerah transmigran. Mereka diberi penjelasan bahwa dengan sistem sawah, produksi padi akan meningkat dua kali lipat dibanding dengan menanam padi di huma. Tapi mereka tetap saja bertani pada seperti semula. Tak ada perubahan. Sekali lagi saya katakan, masalahnya bukan sekedar teknis, bukan keuntungan, melainkan sosial budaya, masalah pola pikir (hlm.138).

Pada kutipan (60) Aruni memberi penjelasan kepada petugas Tanaman

Industri bahwa masyarakat suku bukit adalah masyarakat yang pola pikirnya sulit

untuk diubah. Hidup dengan ladang berpindah adalah salah satu mata pencaharian

mereka.

3.1.2 Kecemasan Neurotis

Kecemasan yang menyebabkan seseorang melakukan hal yang dilanggar

dan mendapatkan sanksi. Ini terlihat pada kutipan (61)

(61)Tetapi di sudut hatinya, perasaan berdosa menghantuinya, ancaman kutukan Dewa seakan mengintipnya. Ia tahu perbuatan itu pamali. Ia menyadari bahwa roh leluhur bisa murka dan akan menimpakan hukuman. Ia juga paham bahwa kecaman akan bermunculan jika diketahui orang lain, apalagi jika ayahnya yang seorang kepala adat itu mengetahuinya. Aruni juga sadar akan kedudukannya di mata masyarakatnya (hlm.89-90).

Pada kutipan (61) kecemasan Aruni akan perasaan dosa menghantui Aruni

bagaimana jika prilakunya diketahui oleh orangtua serta penduduk di Malinau

mengetahui perbuatannya kecaman pasti akan datang pada dirinya.

Page 59: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

42

3.1.3 Kecemasan Moral atau Kata Hati

Kecemasan jika seseorang melakukan kesalahan merasa berdosa atau

melanggar norma-norma yang berlaku dan mendapatkan hukuman. Pada kutipan

(62) Aruni diberi peringatan oleh ayahnya agar ia tidak melakukan kesalahan yang

sama.

(62) Kita ke Bukit pemujaan,” ujar penghulu pelan. Ke bukit pemujaan ?” Aruni tak mengerti maksudnya.

“ Ya jawab ayahnya, dingin. “ Ada masalah apa, ayah?” tanya Aruni, bingung. “ Kamu adalah anak kepala adat. Ingat itu. Ayah bangga padamu, kamu jadi kebanggaan warga Malinau, karena wawasan dan keterampilan serta pengabdianmu untuk kesejahteraan Malinau. Jadi teladan. Untuk itu, jagalah dirimu baik-baik, terutama dalam menjalin hubungan dengan Utay. Jangan sampai melakukan perbuatan pamali,” ujar penghulu Jalay, penuh wibawa Aruni pun pucat seketika. Tanpa tertuduh secara langsung, ia sudah merasa tertuduh secara telak. Langsung ke lubuk hatinya. Tubuhnya gemetaran. Matanya berkaca-kaca. Gejolak di dalam dadanya yakni, cemas, takut, merasa berdosa, menyesal tak mampu dibendung. Tanggul itu pun jebol, dan iapun menangis. “ kehormatan dan kemuliaan adat yang bisa kita pertahankan sekarang,” tegas Laur ( hlm. 120-121).

Pada kutipan (62) Aruni takut ketika mendengar bahwa ayahnya mengetahui

hubungan yang selama mereka rahasiakan Aruni tidak kuasa berbohong dan

tangisnya pun tumpah.

3.1.4 Cemas yang Timbul Akibat Gusar

Rasa cemas yang timbul akibat kegusaran adalah keadaan di mana

seseorang tampak bodoh, ditolak, ragu-ragu, marah, atau terlihat tidak dapat

menguasai diri. Hal ini terlihat pada pada kutipan (63)

(63)Aruni hanya geleng-geleng kepala “Runi, kalau kamu jadi istriku nanti, kamu tinggal di Rantau, jika aku nanti ditempatkan di sana. Kamu pasti senang tinggal di kota. Ramai dan banyak hiburan. Penduduknya maju. Modern. Tidak seperti di Bukit. Primitif!”. Aruni terbelalak. Hatinya kembali tertoreh perih seperti tempo hari takkala Utay menyebut sukunya sebagai suku terbelakang dan bodoh, sebagaimana orang Dayak Meratus. Aruni merasa tersinggung pancaran matanya menunjukan ketidaksukaannya

Page 60: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

43

terhadap omongan Utay yang terlalu menyimpang dari adat yang diyakininya (hlm.93).

Pada kutipan (63) Aruni benci dengan perkataan Utay yang menghina

sukunya sendiri, walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa mereka suku yang

terbelakang, tapi perkataan Utay membuat Aruni hatinya terluka dan marah.

(64) Aruni adalah seorang calon istri penghulu Balai Bidukun. Terlebih lagi ia adalah seorang calon balian! Calon balian perempuan untuk pengobatan secara tradisional dan ritual, yang kelak akan berhubungan dengan alam patilarahan. Bisa berkomunikasi dengan para roh leluhur. Jika Dewa dan roh nenek moyang marah karena ia melanggar adat dan tata susila, apakah akan tercapai upayanya untuk menjadi balian? (hlm.119).

Kutipan (64) menjelaskan bahwa selain pintar dan dianugerahi kecantikan

Aruni juga di beri kepercayaan oleh ayahnya menjadi seorang balian atau dukun

wanita di balai Jalay, tetapi karena ia melanggar adat susila ia tidak yakin jika ia

akan diampuni oleh roh leleuhur dan ia juga ragu apakah roh leluhur akan

merestuinya.

(65) Saya hamil Utay. Tak kusangka jika kejadian di sungai itu, yang baru pertama kita lakukan karena kita tak mampu lagi memgendalikan dorongan nafsu, telah membuahkan janin .” ujar Aruni menyesal. Aruni semakin panik. Dewa dan roh nenek moyang tak akan mengampuninya. Berciuman saja dianggap pamali, akan kena parid, dan karenanya akan dihukum. Apalagi bersetubuhan diluar pernikahan. “ lantas, apa yang mesti kita lakukan?” utay pun turut panik. “ Saya tidak tahu. Saya pasrah.” Aruni menunduk gadis yang dicintai dengan penuh iba dan rasa bersalah. Kini makin membukitlah rasa bersalahnya. Aruni menatap dengan sayu dan pasrah. “ kita sama-sama hancur. Selamat berpisah.” Aruni membalikan badan, dan berlalu meninggalkan halaman balai (hlm. 199).

Kutipan (65) menggambarkan bahwa Aruni pasrah dengan segala keadaan

yang menimpa dirinya termasuk kehamilannya. Rasa bersalah dan menyesal

membukit dalam diri Aruni kehancuran sudah di depan mata.

Page 61: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

44

3.1.5 Cemas yang Timbul Akibat Takut

Cemas yang timbul akibat seseorang tidak dapat menguasai diri. Hal ini

terlihat pada saat Aruni mengetahui dirinya hamil.

(66) Yang selama ini ditakutkannya tampaknya telah tiba. Suatu pagi, takkala Aruni bangun tidur, kepalanya terasa pening dan perutnya mual-mual. Tak lama kemudian rasa mual itu hilang. Lalu datang lagi. Ketika Aruni pergi ke sungai untuk mandi, ia muntah-muntah. Dan yang mencemaskan sudah satu minggu ini haidnya terlambat. Ia tak pernah mengalami keterlambatan itu, selalu rutin setiap tanggal satu. Aruni panik. Aruni merasa akan aib itu dan tak lama lagi semua orang akan tahu. Lalu dirinya akan tercampak sebagai manusia paling nista di Malinau, mungkin di Perbukitan Meratus ini. Roh leluhur akan mengutukinya dan Dewa akan memuntahkan murkanya (hlm.192).

Kutipan (66) menggambarkan kecemasan Aruni yang paling ia takuti dari

yang lain yakni ketika ia mengetahui dirinya terlambat datang bulan, muntah-

muntah, dan hamil hal ini sangat mengkhawatirkan bagi dirinya dan ketakutanya

jika ia akan dicampakan oleh masyarakat di Malinau.

3.2 Penyebab Kecemasan

3.2.1 Keinginan yang Tidak Disetujui Oleh Orang Tua atau Orang Lain

Aruni tidak dapat menghindar ketika Utay mengajaknya bercinta, keinginan

untuk melakukannya lagi terbayang dalam benak Aruni

(67) Dalam benak Aruni muncul bayangan peristiwa yang telah dilewati bersama. Ia ingat masa kecilnya, pada saat Utay berangkat menuju Kandangan dengan rakit bambu yang diantarkan oleh warga Malinau dan pertemuan mereka berikutnya telah memberikan suasana lain. Dan kenangan hari-hari yang menyesakkan oleh kerinduan, takkala ia menyadari bahwa dirinya telah jatuh cinta pada Utay. Hati Aruni terkuak untuk merangkum cinta Utay sepenuhnya. Hari-hari manis dilalui bersama, diiringi senandung hutan belantara, bersama desah napas pepohonan dan rumpun-rumpun bambu, disirami sejuknya air sungai Amandit dan naungan berkah Dewa (hlm.182).

Pada kutipan (67) menegaskan bahwa ingatan kenangan manis pada saat

Aruni bersama Utay.

Page 62: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

45

3.2.2 Kebutuhan yang Tidak Disetujui Oleh Orang Tua atau Orang Lain

Kutipan (68) menggambarkan rasa nyaman Aruni ketika berada di sisi Utay

terutama pada saat

(68) “ Aku ingin mencium bibirmu,” cetus Utay makin nakal. “Kada boleh. Pamali! Nanti roh nenek moyang murka. Kalau ketahuan kita bisa dihukum cambuk oleh penghulu. “ Jangan, Utay.” Berbagai perasaan bercampur aduk. Antara rasa nikmat oleh cumbuan Utay dan perasaan takut akan kutukan Dewa. “ Sebaiknya kamu langsung pulang. Aku malu pada orang Jalay. Nanti dikira kita melakukan apa-apa, karena kita mandi saja berduan di sungai,” ujar Aruni memberanikan diri (hlm.76-77). Kutipan (68) menjelaskan Aruni perasaan nikmat cumbuan Utay kepada

Aruni, tetapi rasa takut menghantui Aruni

3.2.3 Ingatan yang Tidak Disetujui Oleh Orang Tua atau Orang Lain

Kutipan (69) menggambarkan kegalauan hati Aruni ketika ayahnya

memutuskan hubungan dengan Utay.

(69) “ Utay terkutuk! penghianat kaum sendiri!” seru penghulu jalay keras. “ Aku kecewa padanya. Ia yang dibangga-banggakan Malinau, kebanggan suku Bukit, ternyata tega menyakiti sukunya sendiri demi membela orang lain. Utay tak tahu diri dan lupa akan asal-usulnya. Pengghulu Jalay menggelengkan kepala. Memalukan. Kita warga Jalay akan malu jika salah seorang putri Jalay menjadi istri seorang penghianat suku. Perbuatan Utay tidak terpuji dan aib. Maka, demi Dewa dan roh leluhur, putuskan hubunganmu dengan Utay. Kita batalkan perjodohan ini meskipun kita harus membayar denda.” (hlm.188).

Kutipan (69) menjelaskan bahwa ayah Aruni memutuskan hubungan

perjodohan antara Utay dan Aruni hal ini dikarenakan ayah Aruni mengetahui

bahwa Utay tidak setia pada suku bukit dan lebih memihak orang luar tanpa

memperhatikan kesejehteraan suku bukit, meskipun pihak Aruni harus

menanggung akibatnya dengan membayar denda.

Page 63: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

46

3.2.4 Cemas yang terjadi Terus-Menerus

Cemas yang disebabkan panik yang di alami oleh seseorang akan peristiwa-

peristiwa yang terjadi dan tidak menentu yang ditandai oleh jantung berdebar,

denyut nadi berjalan cepat, sukar bernafas, dan menelan. Pada kutipan (70)

Kecemasan yang dirasakan Aruni adalah setiap kali ia membayangkan dan

menginginkan untuk menjalin cinta dengan Utay. Hal ini terdapat dalam kutipan

(70)

(70)“ Tidak boleh. Pamali. Dosa kita bukan suami-istri. Kada boleh beginian.” Aruni ngotot ingin melepaskan diri. “ Ah, tidak ada yang pamali. Yang penting mesra.” Utay kian mempererat dekapannya dan kali ini ia menciumi leher Aruni. Aruni terengah-engah. Bulu kuduknya merinding. Sekujur tubuhnya merinding. Dan desah nafasnya bergelora tak teratur. “ Aku ingin mencium bibirmu,” cetus Utay makin nakal. “Kada boleh. Pamali! Nanti roh nenek moyang akan murka. Kalau ketahuan kita bisa dihukum cambuk oleh penghulu. Jangan, Utay.” Berbagai perasaan bercampur aduk. Antara rasa nikmat oleh cumbuan Utay dan kutukan Dewa (hlm.76).

Kutipan (70) menjelaskan perasaan cemas, ketika Utay mencumbuinya

perasaan berdosa, nikmat, takut akan kutukan Dewa, serta larangan adat

menghantuinya.

(71 ) “Jangan, Utay. Nanti ketahuan orang lain. Nanti kita bisa dihukum lagi. Disuruh minta ampun kepada Dewa di rumah pemujaan,” Aruni beralasan. “ Tak ada orang lain, “selain kita,” Utay meyakinkan keadaan aman. “ Tapi aku takut akan murka Dewa dan kutukan roh leluhur.”. “Tapi kamu suka, bukan?” Aruni mengangguk (hlm.152).

Kutipan (71) Aruni terbayang saat-saat indah yang ia lalui bersama Utay.

Saat mereka melakukan adengan ciuman untuk pertama kalinya hingga terus

berlanjut serta perasaan dosa yang menghantui diri Aruni. Dan di sudut hatinya ia

takut jika ayahnya yang seorang penghulu juga harus menanggung malu atas

perbuatannya.

Page 64: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

47

3.2.5 Kekhawatiran dan Panik

Cemas ini yang terjadi karena tanda-tanda ketakutan dan rangsangan emosi

sebagai bentuk dari reaksi kekecewaan dan meyebabkan seseorang menghindar

dari masalah-masalah yang di hadapi.

Kutipan (72) Aruni merasa hidupnya tidak seindah dulu kekhawatiran

Aruni semakin memuncak ketika Aruni menyaksikan Utay mulai tidak disukai

oleh warga di Malinau.

(72)“Kamu mencintainya, bukan?”Bu Salabiah hanya menghendaki penegasan “ Inggih. Kami sudah sering membicarakan soal perkawinan. Tapi Utay selalu mengulur-ulur waktu. Dan kejadian siang tadi bisa merusak hubungan kami. Saya khawatir orang tua saya tidak simpati lagi kepadanya. Saya takut pendirian ayah berubah, ungkap Aruni masih terisak (hlm.183).

Kutipan (72) menggambarkan suasana hati Aruni sebagai seorang wanita

Aruni tidak sanggup untuk menahan emosi jiwanya dan ia tidak sanggup untuk

menjalani semuanya sendiri, ia pun menceritakan kehidupan pribadinya dengan

Ibu Salabiah ibu guru yang telah dikenalnya sejak lama mengenai hubungan yang

terjalin antara ia dan Utay.

(73)Aruni merasa kakinya lemas. Tubuhnya terasa ringan, dan betul-betul pasrah sekarang. Kini ia merasakan betul-betul jatuh dari puncak kekaguman dan kebangggan ke jurang kehinaan dan cela. Malinau jelas akan terpukul oleh kenyataan ini, perempuan muda yang dianggap sebagai titisan Dewi Cahaya, yang sangat dibanggakan, jadi teladan, yang mengajarkan berbagai keterampilan, yang turut menjadi guru di sekolah dasar, yang sering memberikan penyuluhan itu telah melakukan dosa besar yang bisa kena kutukan Dewa. Sekarang ia tak lebih dari obor tanpa nyala dan tak seorang pun berniat menayalakannya. Ia menyesali diri. Menyesali tanah terasing yang telah dimilikinya. Dunianya sudah runtuh (200-201).

Kutipan (73) menjelaskan kembali bahwa Aruni wanita yang dahulu di puja-puja

kini jatuh dalam kenistaan ia bukan lagi Aruni yang cantik, pintar, dan dikenal banyak

orang kini ibarat obor yang tidak bernyala karena perbutannya karena kutukan dewa.

Page 65: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

48

3.3 Rangkuman

Dari hasil analisis bab III dapat disimpulkan akibat kecemasan dan

bentuk-bentuk kecemasan dalam novel Menolak Panggilan Pulang. Bentuk

kecemasan ada lima, 1) Cemas realitis cemas akibat adanya bahaya-bahaya dari

luar, rasa cemas yang dialami oleh Aruni yaitu masuknya Hutan tanaman Industri

yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi pola pikir masyakat Malinau, 2)

kecemasan neurotis cemas yang di alami oleh Aruni perasaan dosa karena

melanggar adat dan sanski ancaman kutukan Dewa, perasaan cemas ketika

ayahnya mengetahui ia berciuman dengan Utay di sungai, 3) kecemasan moral

atau kata hati cemas yang timbul akibat seseorang tampak bodoh, ditolak, ragu-

ragu, marah dan tidak dapat menguasai diri, hal ini terlihat pada saat Utay

menghina sukunya sendiri, sehingga membuat Aruni marah, 3) cemas akibat

gusar, cemas yang dialami Aruni ketika ia harus menghadapi sikap Utay yang

memaksa Aruni untuk bercinta, cemas akibat takut, cemas ketika Aruni

mengetahui bahwa dirinya hamil, 4) cemas yang terjadi terus-menerus, perasaan

ketika Utay mencumbuinya dengan perasaan nikmat, takut akan kutukan Dewa, 5)

Penyebab kecemasan ada lima 1) keinginan yang tidak disetujui oleh oraang tua

atau orang lain, 2) kebutuhan yang tidak disetujui oleh orang tua atau orang lain,

3) ingatan yang tidak disetujui oleh orang tua dan orang lain 4) cemas yang

terjadi terus-menerus, perasaan ketika Utay mencumbuinya dengan perasaan

nikmat dan takut akan kutukan Dewa, 5) kekhawatiran dan panik terjadi ketika

Aruni menceritakan pergulatan hatinya kepada ibu Salabiah.

Page 66: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

49

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hasil penelitian novel Menolak Panggilan Pulang karya Ngarto Februana

dapat disimpulkan sebagai berikut. Novel Menolak Panggilan Pulang

mengangkat masalah kehidupan Aruni mulai dari kehidupan percintaan sampai

hubungan Aruni dengan masyarakat di Malinau yang mengandung unsur

kecemasan dan kecemasan Aruni itu menjadi masalah bagi Aruni, sebagai tokoh

utamanya.

Unsur intrinsik yang dibahas dalam penelitian ini adalah tokoh, penokohan, dan

latar.

1. Berdasarkan fungsi tokoh dalam novel ini Aruni berperan sebagai tokoh

utama (protagonis), tokoh tambahan atau tokoh bawahan Utay dan Laur.

Tokoh Utay (antagonis) dalam novel ini Utay, tokoh Utay dan Laur

menyebabkan kecemasan dalam diri Aruni.

2. Latar dapat disimpulkan dalam tiga jenis, yaitu latar waktu, latar tempat,

latar sosial. Latar waktu mengarah pada kapan tejadinya peristiwa dalam

novel ini latar waktu yang digunakan dalam novel Menolak Panggilan

Pulang adalah tahun, pagi, siang, sore, malam dan tahun. Latar tempat

dominan di Malinau yaitu di balai Bidukun dan balai Jalay, sungai, dan

hutan, dan semak-semak. Latar sosial mengarah pada keadaan sosial

kehidupan masyarakat Malinau, adat-istiadatnya bahasa, sistem

kepercayaan serta pandangan hidup.

Page 67: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

50

3. Analisis bentuk kecemasan meliputi 1) kecemasan realitis, cemas yang

terjadi akibat bahaya-bahaya dari luar, 2) kecemasan neurotis, cemas yang

memyebabkan seseorang melakukan hal-hal yang dilanggar dan

mendapatkan sanksi, 3) kecemasan moral atau kata hati, cemas yang

terjadi bila seseorang melakukan kesalahn merasa berdosa atau melanggar

norma-norma yang berlaku dan mendapatkan hukuman, 4) cemas yang

timbul akibat gusar, cemas dimana seseorang tampak bodoh dan tidak

dapat menguasai diri, 5) cemas yang timbul akibar takut, cemas di mana

seseorang tidak dapat menguasai diri dan terus dihantui rasa taku.

4. Analisis penyebab kecemasan meliputi 1) keinginan yang tidak disetujui

oleh orang tua atau orang lain, 2) kebutuhan yang tidak disetujui oleh

orang tua atau orang lain, 3) ingatan yang tidak disetujui oleh orang tua

atau orang lain, 4) cemas yang terjadi terus-menerus, cemas yang

disebabkan oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi ditandai oleh jantung

berdebar, denyut nadi berjalan cepat, sukar bernafas dan menelan, 5)

kekhawatiran dan panik, cemas yang terjadi karena tanda-tanda dan

rangsangan emosi sebagai bentuk reaksi kekecewaan dan menyebabkan

seseorang menghindar dari masalah yang dihadapi.

Page 68: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

51

4.2 Saran

Demikianlah penelitian yang berjudul kecemasan tokoh Aruni dalam novel

Menolak Panggilan Pulang karya Ngarto Februana. Novel ini masih banyak

memiliki permasalahan yang dapat digunakan untuk penelitian salah satunya

tradisi balian pada masyarakat dayak Meratus di pedalaman Kalimantan Selatan

dalam novel Menolak panggilan Pulang dengan menggunakan pendekatan

antropologi.

Page 69: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

52

Daftar Pustaka

Albin, Rochelle Semmel. 1986. Emosi Bagaimana Mengenal, Menerima dan Mengarahkannya. Terjemahan. Sr. M. Brigid, OSF. Yogyakarta. Kanisius.

Dick Hartoko dan B.Rahmanto. 1986. Pemandu di Dunia sastra. Yogyakarta:

Kanisius Endraswara, Suwardi. 2003. Metodelogi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Widyatama. Mahmud, Dimyanti. 1989. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: Dapartemen

Pendidikan dan Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan.

Ngarto Februana. 2000. Menolak Panggilan Pulang. Yogyakarta: Media

Pressindo. Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press. Ratna, Nyoman Kuta. 2004. Teori dan Metode Pengkajian Sastra. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar. Rene Wellek dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Sudjiman, Panuti. 1998. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sukada, Made. 1987. Pembinaan Kritik Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa. Suryabrata, Sumadi. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo

Persada. Sumardjo, Jacob. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Page 70: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

53

Sinopsis

Malinau adalah salah satu desa di antara 13 desa yang tersebar terpisah di

Kecamatan Loksado, di Perbukitan Meratus Kalimantan Selatan. Sebuah desa

yang akrab dengan suara kera-besar-hitam berbuntut panjang yang disebut

birangan, kicau burung, gesekan batang-batang bambu, gemericik air sungai, desa

yang jauh dari hiruk-pikuk kota, bersih dari segala macam pencemaran. Malinau

desa terpencil di antara hutan bambu, hutan karet, una atau ladang-ladang padi,

dan bukit ilalang. Seperti juga desa-desa lain di wilayah Malinau, sebuah desa

adat yang menjadikan jalan setapak sebagai penghubung antara desa satu dengan

desa lainnya melewati hutan dan bukit.

Malinau adalah salah satu desa di antara 13 desa yang tersebar terpisah di

Kecamatan Loksado, di Perbukitan Meratus Kalimantan Selatan. Sebuah desa

yang akrab dengan suara kera-besar-hitam berbuntut panjang yang disebut

birangan, kicau burung, gesekan batang-batang bambu, gemericik air sungai, desa

yang jauh dari hiruk-pikuk kota, bersih dari segala macam pencemaran. Malinau

desa terpencil di antara hutan bambu, hutan karet, una atau ladang-ladang padi,

dan bukit ilalang. Seperti juga desa-desa lain di wilayah Malinau, sebuah desa

adat yang menjadikan jalan setapak sebagai penghubung antara desa satu dengan

desa lainnya melewati hutan dan bukit.

Di Malinau ada tiga buah Balai, yakni balai Bidukun, balai Jalay dan balai

Padang. Balai atau lamin atau disebut juga Betang adalah rumah adat suku Dayak

Meratus. Bentuknya berupa panggung panjang, yang panjangnya mencapai 180

meter dengan lebar 9 meter hingga 18 meter. Tiang-tiang balai terbuat dari kayu

Page 71: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

54

ulin. Kolong balai dijadikan kandang babi dan atapnya terbuat dari daun rumbia.

Setiap balai merupakan cetusan prinsip hidup yang penuh kerukunan, persatuan,

kebersamaan, dan kewaspadaan. Balai-balai tersebut dihuni oleh 10 sampai 50

kepala keluarga. Malinau adalah salah satu satu contoh pemukiman di Kalimantan

yang masih terisolir. Masyarakat di Malinau sangat mempertahankan adat yang

diwariskan oleh leluhurnya dengan sistem kepercayaan animisme. Alam adalah

aset yang sangat berharga bagi masyarakat Dayak di pedalaman Malinau dan

menyatu dalam kehidupan kehidupan mereka.

Aruni dan Utay adalah sepasang kekasih, mereka dijodohkan sejak masih

kecil perjodohan antar-balai, setelah Utay menyelesaikan sekolahnya di kota

banyak perubahan yang terjadi pada Utay, perubahan sikapnya membuat Aruni

cemas. Utay yang ia kenal semasa kecil sangat berbeda dengan Utay yang ia kenal

sekarang, ia mulai melupakan dari mana dirinya berasal, melupakan adat-istiadat

di Malinau. Aruni adalah wanita cantik yang polos, pintar, berwawasan luas,

setia, selalu dihantui rasa bersalah, cepat tersinggung, dan pemaaf.

Sebagai seorang calon istri Utay Aruni merasa khawatir apa yang akan

terjadi dengan Utay. Ia mulai tidak disukai oleh orang-orang di Malinau dan tidak

diterima oleh masyarakat masyarakat setempat karena sikapnya yang sombong.

Hal inilah yang mendorong Aruni untuk memberi penyadaran pada Utay.

Hubungan Aruni dan Utay semakin intim setiap kali Utay pulang ke Malinau

untuk berlibur dan setelah ia menyelesaikan sekolah dan bekerja, gaya pacaran

mereka layaknya seperti orang kota, mereka beberapa kali melakukan hubungan

intim. Aruni tidak kuasa menolak setiap kali Utay mengajaknya berhubungan

Page 72: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

55

intim. Di Malinau ia satu-satunya wanita sebayanya yang tamat Sekolah Dasar.

Setelah tamat Sekolah Dasar ia mengikuti berbagai kursus seperti memasak,

menjahit, menganyam termasuk menjadi guru bantu di Malinanu. Ia mengajar

wanita-wanita dan remaja putri di balai Bidukun, Padang, dan Jalay seperti

menganyam, memasak, serta memberikan penyuluhan mengenai pentingnya

kesehatan. Dalam keadaan terdesak pun Aruni adalah sosok wanita yang sabar

dan tetap mencintai Utay, ketika ia harus menerima kenyataan bahwa Utay

dibenci oleh masyarakat di Malinau dan orangtua Aruni tidak menyetujui dibenci

oleh masyarakat di Malinau dan orangtua Aruni tidak menyetujui hubungan

mereka setelah mereka tahu Utay adalah pembawa masalah di Malinau.

Page 73: KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN … · vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

49

Biografi Penulis

Agustina lahir di Jerora Satu Sintang, 1 Agustus 1985

menempuh pendidakan sekolah dasar di SD Negri 21 Nobal,

(1992-1999). Pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama di

SLTP Panca Setya 2, Sintang (1999-2001). Pendidikan

sekolah menengah umum di SMU Nusantara Indah, Sintang (2001-2004). Meraih

gelar sarjana sastra dari Universitas Sanata Dharma pada tahun 2010 dengan

skripsi yang berjudul Kecemasan Tokoh Aruni dalam Novel Menolak Panggilan

Pulang Karya Ngarto Februana Pendekatan Psikologi Sastra.