BAB II KAJIAN TEORI A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan ...
KECEMASAN IBU TERHADAP ANAK YANG MENDERITA DIARE.docx
-
Upload
anonymous-pakold0qns -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
Transcript of KECEMASAN IBU TERHADAP ANAK YANG MENDERITA DIARE.docx
KECEMASAN IBU TERHADAP ANAK YANG
MENDERITA DIARE/GASTROENTERITIS
Mayoritas perawatan anak kecil di Rumah Sakit disebabkan oleh karena infeksi saluran
pernapasan, malnutrisi dan penyakit diare. Disebagian Negara tropis terutama dinegara yang
sedang berkembang terdapat angka kejadian kematian anak cukup tinggi sebesar 30,0% oleh
karena penyakit gastroenteritis. Hal tersebut jelas sangat membuat orang tua anak terutama ibu
mengalami ketegangan yang dapat menyebabkan kecemasan pada diri ibu tersebut. Dan tentunya
secara tidak langsung akan menimbulkan pula suatu kekhawatiran dan ketakutan yang berlebihan
yang memang sewajarnya terjadi. Ketakutan dan kecemasan yang dialami oleh ibu akhirnya
memunculkan/menampakkan ketegangan lahiriah. misalnya ibu berusaha untuk memasak
masakan khusus supaya anak mau makan, jika anak sakit dan masuk Rumah Sakit maka
biasanya ibu merasa cemas dan takut sehingga ibu kurang tidur pada malam hari dan lain-lain.
Oleh karena itu penting adanya pengertian terhadap segala ketegangan yang akan kita hadapi
kalau seorang dari anggota keluarga merasa sakit, sehingga kita mampu mengatasinya. (Ebrahim,
1997)
Di sebagian besar negara tropis terdapat angka kematian anak tinggi. Hal tersebut
membuat para orang tua anak khususnya ibu mengalami suatu ketegangan yang dapat
menyebabkan kecemasan pada diri ibu tersebut, dan tentunya akan timbul suatu kekhawatiran
dan ketakutan yang sewajarnya terjadi, namun selain itu juga terdapat ketegangan lahiriah,
misalnya; memasak makanan khusus untuk menerbitkan selera makan si anak, tambahan cucian
dan masakan kalau anak kebetulan muntah atau mencret, kurang tidur pada malam hari dan lain-
lain. Oleh karena itu penting adanya pengertian terhadap segala ketegangan yang akan kita
hadapi kalau salah seorang dari anggota keluarga menderita sakit, sehingga kita mampu
menghadapinya (Ebrahim, 1994).
Catatan Rumah Sakit dan klinik memperlihatkan bahwa mayoritas perawatan anak kecil di
rumah sakit di sebabkan oleh infeksi saluran pernafasan, malnutrisi, dan penyakit diare. Semua
penyakit ini juga menjadi penyebab utama kematian yang terjadi di daerah tropis (Ebrahim,
1994).
Diare masih merupakan penyebab penting kematian pada anak-anak di Negara-negara
berkembang. Di negara yang sedang berkembang diare masih merupakan penyakit urutan
keenam dari sepuluh besar pola penyakit yang ada, angka kejadian diare tahun 1986 sampai 1991
berkisar 19,46-27,22 perseribu pasien, sedang angka kematian berkisar 0,020-0,034 perseribu
pasien. Dengan semakin meningkatnya angka kematian karena penyakit diare, maka semakin
meningkat pula kecemasan yang dialami oleh para ibu, respon cemas dalam menghadapi suatu
permasalahan kesehatan akan memberikan dampak yang kurang baik pada anak maupun ibu
sendiri, karena dengan perilaku cemas mengakibatkan perhatian ibu dalam proses keperawatan
akan berkurang, ibu lebih cenderung untuk memikirkan keadaan anaknya tanpa melihat keadaan
yang ada disekitarnya, misal ibu tidak dapat memperbolehkan anaknya dilakukan tindakan
keperawatan karena anaknya menangis hebat dan ibu merasa cemas, maka hal tersebut akan
merugikan baik pihak petugas kesehatan, anak maupun ibu sendiri.
Karena dalam ilmu keperawatan konsep keperawatan anak sakit tidak dapat terlepas dari konsep
keperawatan keluarga, maka keadaan sakit yang dialami oleh salah satu anggota keluarga akan
berpengaruh pada anggota keluarga yang lain. Dari latar belakang diatas, maka penyuluhan dan
support sangat diperlukan oleh orang tua khususnya ibu yang mempunyai anak sakit, terutama
diare akut.
Setiap tahun diperkirakan lebih dari satu milyar kasus diare didunia dengan 3,3% kasus kematian sebagai akibatnya. Kombinasi paparan lingkungan yang potogenik, diet yang tidak memadai, malnutrisi menunjang timbulnya kesakitan dan kematian karena diare. Hal itu lebih dari satu milyar episode diare setiap tahun dengan 2 – 3 % kemungkinan jatuh dengan keadaan dehidrasi (Soegeng Soegijanto, 2003 :74)Data Departemen Kesehatan RI, menyebutkan bahwa angka kematian diare di Indonesia saat ini adalah 230 – 330 per 1000 penduduk untuk setiap tahunnya untuk golongan umur balita. Angka kematin diare golongan umur balita adalah 4 per 1000 balita. Di labolatorium ilmu kesehatan anak RSUD Dr. Soetomo pada tahun 1996 didapatkan 871 penderita diare yang dirawat dengan
dehidrasi ringan 5 %, dehidrasi sedang 7,1 % dan dehidrasi berat 23 %. Tahun 2000 terdapat 1160 penderita diare yang dirawat dengan 277 dehidrasi ringan, 668 dehidrasi sedang, 116 dehidrasi berat. 35 penderita meninggal karena dehidrasi (Soegeng Soegijanto, 2002 :74)Berdasarkan catatan buku laporan di ruang PPRM RSUD BANGIL PASURUAN Jumlah anak penderita diare pada tahun 2004 berjumlah 185, pada tahun 2005 berjumlah 212 dan pada tahun 2006 (Januari – Agustus) berjumlah 175. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah anak penderita diare sangat besar.
Dengan semakin meningkatnya presentase angka kematian karena penyakit diare maka semakin meningkat pula kecemasan yang dialami oleh para ibu. Respon cemas dalam menghadapi suatu permasalahan kesehatan akan memberi dampak yang kurang baik pada anak maupun pada ibu sendiri. Karena dengan perilaku cemas mengakibatkan perhatian ibu dalam proses keperawatan akan berkurang. Ibu akan lebih cenderung memikirkan keadaan ananya tanpa melihat keadaan yang ada disekelilingnya, misalnya ibu tidak memperbolehkan anaknya dilakukan tindakan keperawatan karena anaknya menangis hebat dan ibu merasa cemas ( Ebrahim, 1997 ).Rata-rata tingkat kecemasan ibu terhadap anak dengan penyakit diare adalah mengalami tingkat kecemasan yang cukup tinggi. Ini dimungkinkan karena ibu mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang, baik terhadap penyakit diare sendiri atau prosedur lainnya ( Ebrahim, 1997 )Kesembuhan anak dengan penyakit diare bukan hanya tergantung pada cara ataupun upaya-upaya pemerintah untuk memberantas dan menanggulangi terjadinya diare. Namun juga dari factor pendukung kesembuhan anak yaitu orang tua terutama ibu dengan cara meminimalkan kecemasan dan ketakutan yang dialami sehingga dapat memberikan perhatian yang lebih baik pada anak tanpa mengalami/merasakan ketegangan yang berlebihan ( Ebrahim, 1997)