Kebutuhan Gizi Remaja

19
BA VI Gizi Remaja 6.1 Latar Belakang Remaja adalah kelompok manusia yang berada diantara usia 10- 19 tahun. Pada masa ini individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Selain itu, terjadi peralihan dari ketergantungan sosial dan ekonomi yang penuh kepada orang tua menuju keadaan yang relatif lebih mandiri. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik dan psikis yang sangat signifikan. Perubahan fisik ditandai dengan pertumbuhan badan yang pesat dan matangnya organ reproduksi. WHO mendefenisikan remaja sebagai suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya (pubertas) sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Pertumbuhan fisik menyebabkan remaja membutuhkan asupan nutrisi yang lebih besar daripada masa anak-anak. Ditambah lagi pada masa ini, remaja sangat aktif dengan berbagai kegiatan, baik itu kegiatan sekolah maupun olahraga. Pada masa remaja, panduan gizi sangat diperlukan. Dalam hal ini, di Indonesia dikenal dengan istilah gizi seimbang. Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung unsurunsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas maupun kuantitas. Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat-zat gizi yang dikandungnya. Pengelompokan bahan makanan disederhanakan, yaitu didasarkan pada tiga fungsi utama zat-zat gizi, yaitu sebagai sumber energi/tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur.

description

Gizi Remaja

Transcript of Kebutuhan Gizi Remaja

BA VIGizi Remaja

6.1 Latar BelakangRemaja adalah kelompok manusia yang berada diantara usia 10-19 tahun. Pada masa ini individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Selain itu, terjadi peralihan dari ketergantungan sosial dan ekonomi yang penuh kepada orang tua menuju keadaan yang relatif lebih mandiri. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik dan psikis yang sangat signifikan. Perubahan fisik ditandai dengan pertumbuhan badan yang pesat dan matangnya organ reproduksi. WHO mendefenisikan remaja sebagai suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya (pubertas) sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Pertumbuhan fisik menyebabkan remaja membutuhkan asupan nutrisi yang lebih besar daripada masa anak-anak. Ditambah lagi pada masa ini, remaja sangat aktif dengan berbagai kegiatan, baik itu kegiatan sekolah maupun olahraga. Pada masa remaja, panduan gizi sangat diperlukan. Dalam hal ini, di Indonesia dikenal dengan istilah gizi seimbang. Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung unsurunsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas maupun kuantitas.Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat-zat gizi yang dikandungnya.Pengelompokan bahan makanan disederhanakan, yaitu didasarkan pada tiga fungsi utama zat-zat gizi, yaitu sebagai sumber energi/tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Sumber energi diperlukan tubuh dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan kebutuhan zat pembangun dan zat pengatur, sedangkan kebutuhan zat pengatur diperlukan dalam jumlah yang lebih besar daripada kebutuhan zat pembangun.Untuk status gizi remaja, hasil Riskesdas 2010, secara nasional prevalensi remaja usia 13-15 tahun yang pendek dan amat pendek adalah 35,2% dan pada usia 16-18 tahun sebesar 31,2%. Sekitar separuh remaja mengalami defisit energi dan sepertiga remaja mengalami defisit protein dan mikronutrien. Karena dari hal tersebut, maka diperlukan pengetahuan akan asupan gizi remaja hingga permasalahan yang akan ditimbulkan bila tidak terpenuhinya gizi seimbang

6.2 Permasalahan Gizi pada RemajaRemaja adalah anak yang berusia 10-19 tahun. WHO mendefinisikan remaja sebagai suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya (pubertas) sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Pada masa ini individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Selain itu, terjadi peralihan dari ketergantungan sosial dan ekonomi yang penuh kepada orang tua menuju keadaan yang relatif lebih mandiriPada masa ini terjadi perubahan fisik dan psikis yang sangat signifikant2. Perubahan fisik ditandai dengan pertumbuhan badan yang pesat (growth spurt) dan matangnya organ reproduksi. Laju pertumbuhan badan berbeda antara wanita dan pria. Wanita mengalami percepatan lebih dulu dibandingkan pria. Karena tubuh wanita dipersiapkan untuk reproduksi. Sementara pria baru dapat menyusul dua tahun kemudian. Pertumbuhan fisik menyebabkan remaja membutuhkan asupan nutrisi yang lebih besar dari pada masa anak-anak. Ditambah lagi pada masa ini, remaja sangat aktif dengan berbagai kegiatan, baik itu kegiatan sekolah maupun olahraga. Khusus pada remaja putri, asupan nutrisi juga dibutuhkan untuk persiapan reproduksi. Perubahan psikis menyebabkan remaja sangat mudah terpengaruh oleh teman sebaya. Mereka sangat memperhatikan penampilan fisik untuk tampil menarik di depan teman-teman maupun lawan jenis mereka. Hal tersebut menyebabkan remaja berusaha untuk menampilkan dirinya sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok sebayanya.Masalah gizi dan kesehatan remaja boleh jadi berawal pada usia yang sangat dini. Gejala sisa infeksi dan mallnutrisi ketika kanak-kanak akan menjadi beban pada usia remaja. Mereka yang dapat selamat dari penyakit diare dan infeksi kronis saluran nafas terkait dengan malnutrisi semasa bayi tidak akan mungkin tumbuh sempurna menjadi remaja yang normal. Banyak permasalahan gizi pada remaja yang menjadi masalah nasional suatu Negara, sehingga butuh penanganan yang serius untuk perbaikan kesehatan remaja yang akan datang. Masalah gizi yang tersering pada remaja adalah obesitas, anemia defesiensi besi dan eating disorder (anoreksia, bulimia nervosa). Masalah gizi pada remaja muncul dikarenakan perilaku gizi yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan, dan salah satu factor utama penyebab masalah gizi pada remaja adalah pengetahuan tentang gizi pada remaja yang sangat rendah.

Beberapa Masalah gizi yang biasa dijumpai pada remaja1. ObesitasObesitas adalah kegemukan atau kelebihan berat badan. Di kalangan remaja, obesitas merupakan permasalahan yang merisaukan, karena dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan psikologis yang serius. Belum lagi kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat di bayangkan jika obesitas terjadi pada remaja, maka remaja tersebut akan tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) (2010) pada laporan Riskesdas, prevalensi penduduk usia dewasa menurut status IMT di masing-masing provinsi di Indonesia tahun 2007, secara nasional dapat dilihat masalah gizi pada penduduk dewasa di atas 18 tahun adalah: 12,6% kurus, dan 21,7% gabungan kategori berat badan lebih dan obese, yang bisa juga disebut obesitas

Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi di mana perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian-bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh. Untuk menentukan apakah seseorang menderita obesitas atau tidak, ada berbagai cara yang bisa digunakan. Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) atau dikenal juga dengan Quetelet Index.

Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang Dewasa Berdasarkan IMT Menurut WHO (2000)

Skema multifaktor yang dapat menyebabkan obesitas

2. Anemia Defesiensi besi Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia. Anemia, dan dapat menyebabkan meningkatkan kematian ibu dan anak untuk masa kedepannya. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal. Pada laki-laki hemoglobin normal adalah 14 18 gr % dan eritrosit 4,5 -5,5 jt/mm3. Sedangkan pada perempuan hemoglobin normal adalah 12 16 gr % dengan eritrosit 3,5 4,5 jt/mm3.Remaja putri lebih mudah terserang anemia karena :a. Pada umumnya lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.b. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanan.c. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya melalui feses.d. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat besi 1,3 mg perhari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria. Kejadian gizi lebih remaja disebabkan kebiasaan makan yang kurang baik sehingga jumlah masukan energi (energy intake) berlebih, sedangkan kejadian anemia pada remaja karena intik zat besi yang rendah. Remaja putri lebih beresiko terkena anemia selain karena keterbatasan intik pangan hewani juga karena menstruasi dan meningkatnya kebutuhan zat besi selama growth spurt. Seseorang dengan defesiensi besi dan meyebabkan prestasi atau kemampuan intelektualnya menurun dan kebayakan pada yang memiliki ekonomi rendah (miskin)3. Eating disorderGanguan makan hadir ketika seseorang mengalami ganguan parah dalam tingkah laku maka, seperti mengurangi kadar makan dengan ekstrim atau perasaan menderita tentang bentuk tubuh yang ekstrem sehingga mempengaruhi perilaku makan pada remaja. Gangguan makan tidak bias diatasi dengan kekuatan belaka, remaja akan memerlukan pengobatan untukmembantu memulihkan berat badan normal atau perilaku makan yang ekstrem.Ada dua jenis ganguan makan yang tersering pada remaja yaitu:1. Anoreksia Nervosa: kondisi dimana seseorang menolak untuk makan cukup kalor, keluar dari ketakutan yang intens dan irrasional mejadi lemak.Gejalanya adalah kecemasan, depresi, perfeksionisme, atau menjadi kritis terhadap diri sendir, diet ketika sesorang kurus, olahraga berlebihan, takut gemuk, jarang menstruasi bagi wanita, cepat merasa berat badan naik, kebiasaan makan yang aneh dan tidak berminat untuk makan.Anoreksia dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti: kerusakan organ utama (otak, jantung, ginjal,dll), denyut jantung tidak teratur, ketidak seimbangan elektrolit tubuh, kekurangan vitamin dan mineral dalam tubuh, osteoporosis dan perubahan hormonal tubuh.2. Bulimia nervosa: kondisi diamana sesorang tidak terlalu banyak makan (overeats) dan kemudian melakukan pembersihan makanan dengan muntah atau menggunakan pencahar untuk mencegah kenaikan berat badan.Gejala pada remaja yang menderita bulimia: gelisah, penyalah gunaan pencahar atau perawatan lainnya untuk mencegah kenaikan berat badan, muntah setelah makan dan makan berlebihanKomplikasi bulimia dapat menyebabkan kerusakan enamel gigi, radang tenggorokan dan pembengkakan kelenjar ludah.

6.3 Kebutuhan Gizi RemajaSebelum masa remaja, kebutuhan nutrisi anak lelaki dan anak perempuan tidak dibedakan, tetapi pada masa remaja terjadi perubahan biologik dan fisiologik tubuh yang spesifik sesuai gender (gender specific) sehingga kebutuhan nutrienpun menjadi berlainan. Sebagai contoh, remaja perempuan membutuhkan zat besi lebih banyak karena mengalami menstruasi setiap bulan (Marie storie & J. Chang).Intake referensi makanan (DRIs) yang dikembangkan oleh Badan Pangan dan Gizi dari Institut Pengobatan menyediakan perkiraan kuantitatif asupan gizi yang akan digunakan untuk merencanakan dan menilai diet untuk orang sehat. DRIs mengganti dan memperluas Recommended Dietary Tunjangan (RDA). DRIs mengandung empat kategori rekomendasi untuk referensi nutrisi nilai-nilai:- Recommended Dietary Allowance (RDA): nilai harian rata-rata tingkat asupan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hampir semua orang sehat(97-98%).-AdequateIntake(AI): Nilai asupan yang disarankan berdasarkan pengamatan atau secara eksperimen diperkirakan dari asupan gizi oleh sekelompok orang sehat yang dikatakan memadai dan dapat digunakan ketika RDA tidak dapat ditentukan.- Tolerable Upper Intake Level(UL): Tingkat tertinggi asupan gizi harian yang mungkintidak menimbulkan risiko efek kesehatan yang merugikan untuk hampir semua individu dalam populasi umum. sebagai asupan meningkat di atas UL, potensi risiko efek samping meningkat.- Estimated Average Requirement (EAR): Nilai asupan gizi harian yang diperkirakan memenuhi persyaratan setengah dari orang sehat dalam kelompok umur dan jenis kelamin. biasa digunakan untuk menentukan kecukupan makanan dari populasi tetapi tidak untuk individu.

A. KarbohidratKarbohidrat adalah sumber utama tubuh energi makanan. Makanan kaya karbohidrat, seperti buah, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan juga merupakan sumber utama serat makanan. Dietrekomendasi menunjukkan bahwa 50% atau lebih dari total kalori harian harus berasal dari karbohidrat, dengan tidak lebih dari 10-25% dari kalori berasal dari pemanis, seperti sukrosa dan fruktosa yang tinggisirup jagung. (Marie storie & J. Chang).Makanan yang berkontribusi paling karbohidratdengan diet remaja termasuk (dalam rangka turun) ragi roti, minuman ringan, susu, siap-untuk-makan sereal, dan makanan seperti kue, biskuit, roti cepat, donat, gula, sirup, dan selai.(Marie storie & J. Chang). Untuk usia 15-18 tahun sumber utama karbohidrat adalah: roti (15%); minuman non-alkohol (14%); kentang, kumara dan talas (11%); hidangan berbasis roti (10%); dan biji-bijian dan pasta (8%). Sumber utama dari total gula yang minuman non-alkohol (29%); buah (13%); gula dan permen (10%); susu (9%); dan produk susu (5%) (food nutrition guideline NZ).

Age group (years)Total carbohydrate (g)Sugars^ (g)

MaleFemaleMaleFemale

23244225109103

48279250123113

914322265140123

1518307231135111

Asupan karbohidratrata-rata untukanak-anak danorangmuda

B. ProteinKebutuhan protein remaja dipengaruhi oleh jumlah protein yang dibutuhkan untuk menjaga massa tubuh yang ada dan penambahan massa tubuh yang sangat cepat perkembangannya diusia remaja. Kebutuhan protein per unit untuk tinggi badan yang tertinggi adalah untuk wanita dalam rentang usia 11 sampai 14 tahun dan untuk laki-laki dalam rentang usia 15 sampai 18 tahun. Ketika asupan protein secara konsisten tidak memadai, penurunan pertumbuhan, keterlambatan pematangan seksual, dan pengurangan akumulasi massa tubuh.Remaja AS mengkonsumsi lebih dari kecukupan jumlah protein. Data nasional menunjukkan bahwa pada Rata-rata, remaja mengkonsumsi sekitar dua kali tingkat yang direkomendasikan protein dan 31% dari remaja laki-laki 14-18 tahun mengkonsumsi lebih dari dua kali RDA untuk Subkelompok protein. Direkomendasikan intake protein berdasarkan usia, jenis kelamin dan tinggi ditunjukkan pada Tabel 4. nilai DRI untuk total asupan protein dengan usia tercantum dalam Tabel 1.(Marie storie & J. Chang).Sumber protein yang baik adalah daging, unggas, ikan, susu, produk susu, telur, kacang-kacangan, tahu, kacang-kacangan dan biji-bijian. Sumber protein bervariasi dalam nilai gizinya, protein dari sumber hewani cenderung menjadi lebih berkualitas karena mengandung semua asam amino esensial. Meskipun protein dari sumber nabati mungkin terbatas dalam satu atau lebih asam amino esensial, kebutuhan protein dapat dengan mudah dipenuhi pada vegetarian (termasuk vegan) ketika berbagai makanan nabati dikonsumsi dan kebutuhan energi terpenuhi.Sumber utama protein untuk remaja adalah: sepiring berbasis roti (14%); unggas (11%); Roti (10%); serta susu; biji-bijian dan pasta; dan daging sapi dan daging sapi muda (masing-masing 7%).Age group (years)g/dayg/kg body weight

MaleFemaleMaleFemale

2314141.081.08

4820200.910.91

91340350.940.87

141865450.990.77

Asupan makanan yang disarankan untuk protein untuk anak-anak dan orang muda

B. LemakLemak merupakan sumber energi bagi tubuh, memberikan 37 kJ per gram, dibandingkan dengan 17 kJ per gram karbohidrat dan protein. Lemak makanan mengandung vitamin yang larut dalam lemak dan juga membantu dalam penyerapan dalam tubuh. Mereka juga bertindak sebagai prekursor dari banyak hormon, dan merupakan komponen struktural penting dari membran sel.The New Zealand Nutrition Taskforcemerekomendasikan asupan total lemak harus 30-35 persen dari total energi, asam lemak jenuh ditambah asam lemak trans tidak lebih dari 12 persen dari total energi, asam lemak tak jenuh ganda sekitar 8 persen total energi dan asam lemak tak jenuh tunggal hingga 20 persen dari total energi.Saturated fatPolyunsaturated fatMonounsaturated fatTrans fatty acids*

ButterCreamCheeseMilkMeatPoultryCoconut creamCoconut milkCoconut oilGheePalm oil and manufactured foods containing it, eg, pies, biscuits, cakes and pastriesSunflower oilSafflower oilSoybean oilCorn oilMargarine and table spread (check label)See Table 10 for foods that are sources of the omega fats and their derivatives.OlivesPeanutsAlmondsAvocadosMacadamiaOlive oilCanola oilPeanut oilAlmond oilAvocado oilMacadamia oilMeat from grass-fed animals in NZMargarine and table spread (check label)Margarine and table spreadsManufactured foods, eg, pies, biscuits, cakes, pastries and snack foods

Dietary sources of fats

Age group (years)Total fat intake (% energy)Saturated fat intake (% energy)

MaleFemaleMaleFemale

5632311414

71033331515

111434341515

151835341414

rata-rata total lemak dan asupan lemak jenuh untuk anak-anak dan remaja sehari-hari (sebagai persentase dari total asupan energi)

d. Vitaminvitamin A memainkan peran penting dalam reproduksi, pertumbuhan, dan fungsi kekebalan tubuh. Untuk memastikan penyediaan yang memadai tubuh akan vitamin A, anak laki-laki dan perempuan usia 9-13 harus mengkonsumsi 600 mg / hari, wanita usia 14-18, 700 mg / hari dan laki-laki usia 14-18, 900 mg / hari.Lima sumber makanan dari vitamin A dalam diet remaja adalah sereal, susu,wortel, margarin, dan keju.Vitamin E dikenal baik untuk tubuh karena bersifat antioksidan, yang menjadi kannya semakin penting karena massa tubuh akan bertambah selama masa remaja. RDA menyarankan vitamin E untuk usia 9-13 tahun adalah 11 mg / hari dan 15 mg / hari untuk anak usia 14-18 tahun.Lima sumber yang paling umum dikonsumsi Kalangan remaja yang mengandung vitamin E adalahmargarin, kue / kue / roti cepat / donat, salad dressing / mayones, kacang / biji, dan tomat.Vitamin C terlibat dalam sintesis kolagen dan jaringan ikat lainnya. Untuk alasan ini, vitamin C merupakan nutrisi penting selama pertumbuhan remaja dan pembangunan. RDA menyarankan asupan vitamin C adalah 45 mg / hari untuk anak usia 9-13 tahun, 75 mg / hari untuk laki-laki usia 14-18 dan 65 mg / hari untuk wanita usia 14-18.Lima sumber yang paling umum dari vitamin Cdi kalangan remaja adalah jeruk dan jeruk jus, minuman buah, sereal, tomat, dankentang putih.Vitamin D adalah kelompok yang larut dalam lemak yang memiliki peran penting dalam homeostasis kalsium dan fosfor. Vitamin D meningkatkan penyerapan kalsium dan memiliki peran penting dalam pembentukan dan mineralisasi tulang.AI untuk anak-anak dan orang muda berusia 2-18 tahun adalah 5 mg. UL untuk vitamin D untuk anak-anak dan remaja adalah 80 mg.Vitamin D ditemukan dalam hanya dalam sejumlah kecil makanan. Sumbernya termasuk ikan berminyak (misalnya salmon liar dan sarden), hati, telur dan makanan yang diperkaya dengan vitamin D.= (margarin, mentega dan rendah lemak menyebar, beberapa susu dan produk susu seperti yoghurt, dan minuman kedelai).e. KalsiumKalsium sangat penting untuk kesehatan tulang dan gigi. Tulang mengandung 99 persen kalsium tubuh, yang digunakan untuk menyimpan atau menyediakan kalsium tergantung pada kebutuhan fisiologis. Kalsium juga memainkan peran penting dalam mengatur kontraksi otot, konduktivitas saraf, pembekuan darah dan banyak fungsi tubuh penting lainnya. Vitamin D memainkan peran penting dalam penyerapan kalsium dan kesehatan tulang, sehingga juga penting untuk memiliki status vitamin D yang memadai untuk kesehatan tulang yang optimal. Kalsium tidak didistribusikan secara luas di seluruh kelompok makanan, memastikan asupan yang memadai dapat lebih sulit daripada nutrisi lainnya. Beberapa terdapat dalam susu dan produk susu (misalnya, yoghurt dan keju) adalah sumber utama kalsium. Susu rendah lemak dengan kalsium tambahan ditambahkan juga tersedia. Produk susu seperti krim, mentega, krim asam, keju krim dan keju cottage bukan merupakan sumber kalsium yang baik.Sumber-sumber non-susu kalsium termasuk ikan kaleng (dengan tulang), sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, kacang-kacangan dan biji-bijian (khususnya biji wijen, termasuk biji wijen pasta tahini).

Age group (years)RDI (mg)UL (mg)

All (males and females)All (males and females)1

235002500

487002500

91110002500

121313002500

141813002500

asupan kalsium yang direkomendasikan bagi anak-anak dan remajaf. Zat besiZat besi merupakan komponen penting dari hemoglobin, komponen sel darah merah yang mengangkut oksigen. Zat besi juga memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif. Kebutuhan Zat besi terbesar selama periode pertumbuhan yang cepat, termasuk anak usia dini dan saat percepatan pertumbuhan remaja. Kebutuhan zat besi juga tinggi pada wanita usia subur (untuk menggantikan zat besi yang hilang saat menstruasi) dan selama kehamilan (karena peningkatan volume darah).Hem besi ditemukan dalam makanan yang berasal dari hewan seperti daging, unggas, ikan dan makanan laut, dan telur; sumber yang baik adalah daging merah dan kerang (misalnya, kerang). Besi non-heme ditemukan dalam makanan nabati seperti roti dan sereal, sayuran, kacang-kacangan, kacang-kacangan dan buah. Itu juga merupakan bentuk zat besi yang digunakan dalam suplemen zat besi.Age group (years)RDI (mg)UL (mg)All

MaleFemale

239920

48101040

9138840

1418111545

asupan zat besi yang direkomendasikan untuk anak-anak dan remaja

6.4 Penatalaksanaan Permasalahan Gizi RemajaSejumlah cara perlu dilakukan untuk menanggulangi permasalahan gizi pada remaja. Beberapa yang perlu diperhatikan diantaranya adalah dengan memperhatikan kebiasaan makan dari remaja tersebut. Di samping itu, perubahan dari kebiasaan makan, aktifitas, sedentary behaviour, dan perhatian dari orang tua turut berperan dalam menanggulangi permasalahan gizi pada remaja.Diperlukan suatu panduan untuk menaggulangi permasalahan gizi pada remaja, diantaranya adalah:1. Mengonsumsi makanan yang bervariasi dari 4 kelompok makanan berikut Sayur dan buah yang memiliki warna dan tekstur berbeda. Nasi, roti, atau sereal untuk meningkatkan energi saat beraktifitas. Susu atau produk olahan susu lainnya. Daging, ayam, ikan, telur, kacang-kacangan, dll untuk asupan protein baik hewani ataupun nabati.2. Makan secukupnya sebelum beraktifitas untuk menjaga tubuh tetap sehat. Tidak melewatkan sarapan, makan siang, dan makan malam.3. Minum air putih setiap hari.4. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol5. Makan bersama keluarga dan teman-teman.6. Rutin berolahraga untuk menjaga berat badan agar tetap ideal. Kegiatan olahraga dapat dilakukan minimal 60 menit setiap harinya.

DAFTAR PUSTAKA1. Ministry of Health. 2012. Food and Nutrition Guidelines for Healthy Children and Young People (Aged 218 years): A background paper. Partial revision February 20152. Stang J, Story M, editors. Guidelines for Adolescent Nutrition Services.MN: Center forLeadership, Education and Training in Maternal and Child Nutrition, Division of Epidemiology and Community Health, School of Public Health, University of Minnesota; 2005.

3.Strauss RS. Self-reported Weight Status and Dieting in a Cross-sectional Sample of Young Adolescents: National Health and Nutrition Examination Survey III. Arch Pediatr Adolesc Med. 1999;153(7):741-747. doi:10.1001/archpedi.153.7.741.

4.Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat Jenderal. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. - Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2015

5.Story MT,Neumark-Stzainer DR, Sherwood NE, Holt K, Sofka D, Trowbridge FL, Barlow SE. Management of Child and Adolescent Obesity: Attitudes, Barriers, Skills, and Training Needs Among Health Care Professionals. Pediatrics. 2002; 110(1); 210-4.

6. Anick Leclerc, B.Sc., R.D. Tania Turrini, B.Sc., R.D. Kelly Sherwood, M.Sc., R.D. and Debra K. Katzman, M.D. Evaluation of a Nutrition Rehabilitation Protocol in Hospitalized Adolescents With Restrictive Eating Disorders. Journal of Adolescent Health xxx (2013) 1-5

7. Madhusmita Misra, Patrika Tsai, Ellen J Anderson, Jane L Hubbard, Katie Gallagher, Leslie A Soyka, Karen K Miller, David B Herzog, and Anne Klibanski. Nutrient intake in community-dwelling adolescent girls with anorexia nervosa and in healthy adolescents. The American Journal of Clinical nutritions. 2015