KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara...

139
KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PENGRAJIN BATIK TULIS PEKALONGAN: STUDI KASUS DI KECAMATAN WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan Oleh: HERTIKA ANRI FAJRIATI NIM. A2D009007 PROGRAM STUDI S1 ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

Transcript of KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara...

Page 1: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PENGRAJIN BATIK TULIS

PEKALONGAN: STUDI KASUS DI KECAMATAN WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan

Oleh:

HERTIKA ANRI FAJRIATI NIM. A2D009007

PROGRAM STUDI S1 ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 2: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

ii

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hertika Anri Fajriati

NIM : A2D009007

Jurusan : S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Semarang

Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kebutuhan dan

Perilaku Pencarian Informasi Pengrajin Batik Tulis Pekalongan: Studi Kasus di

Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan” adalah benar-benar karya ilmiah saya

sendiri, bukanlah hasil plagiat karya ilmiah orang lain, baik sebagian maupun

keseluruhan, dan semua kutipan yang ada di skripsi ini telah saya sebutkan sumber

aslinya berdasarkan tata cara penulisan kutipan yang lazim pada karya ilmiah.

Semarang, 23 Agustus 2013

Yang menyatakan,

Hertika Anri Fajriati

NIM A2D009007

Page 3: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Jadikanlah pengalaman baik menjadi sebuah kebiasaan, dan tetap kenang

pengalaman buruk, untuk dijadikan pelajaran kedepannya..

(quote : @mushlimhs)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.

(Aristoteles)

PERSEMBAHAN

Dengan terselesaikannya skripsi ini, maka penulis

mempersembahkannya kepada :

1. Bapak Hermanto dan Ibu Sumiati sebagai orang

tua tercinta, terima kasih atas cinta, kasih sayang,

do’a perhatian, dan pengorbanan yang telah

diberikan.

2. Semua sahabat dan teman-teman yang selalu

memberi motivasi dan dukungan untuk terus maju

dan berkembang.

Page 4: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia

Ujian Skripsi pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 27 Agustus 2013

Disetujui oleh,

Dosen Pembimbing

Dra. Sri Ati, M.Si

NIP 195305021979012001

Page 5: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

v

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh Panitia Ujian Skripsi pada

tanggal 11 September 2013

Ketua Penguji,

Prof. Dr. Sutejo K.W., M.Si. NIP. 196005151985031004

Anggota I,

Bahrul Ulumi, S.S., M.Hum. NIP. 197007231999031001

Anggota II,

Dra. Sri Ati, M.Si. NIP. 195305021979012001

Page 6: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

vi

PRAKATA

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas hidayah, rahmat

dan anugerah-Nya, penulis akhirnya berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul :

“Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Pengrajin Batik Pekalongan Studi

Kasus di Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan”.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai gelar

sarjana S-1 pada Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas

Diponegoro Semarang.

Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit hambatan yang dialami oleh

penulis, oleh karena itu banyak dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan jasa terima kasih kepada

1. Bapak Dr. Agus Maladi Irianto, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Diponegoro.

2. Ibu Dra. Sri Ati, M.Si. selaku Ketua Progam Studi S1 Ilmu Perpustakaan

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.

3. Ibu Dra. Ngesti Lestari, M.si selaku Dosen Wali dari penulis.

4. Ibu Dra. Sri Ati, M.Si. selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan

arahan, bimbingan, petunjuk dan saran dalam penulisan skrispi ini.

5. Bapak Prof. Dr. Sutejo K.W., M.Si. dan bapak Bahrul Ulumi, S.S., M.Hum.

selaku dosen penguji skripsi, terimakasih atas segala masukan dan sarannya.

Page 7: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

vii

6. Seluruh Dosen dan Staff Progam Studi S1 Ilmu Perpustakaan yang telah

memberikan ilmu, bantuan, dan masukan kepada penulis.

7. Bapak Hermanto dan Ibu Sumiati, selaku orang tua dari penulis tercinta

terimakasih atas kasih sayang yang selalu tercurahkan untuk penulis, Mohamad

Rohman Hakim, Herdito Fuad Agym, dan Aprilia Ghalia Fatin adik-adik dari

penulis yang selalu memberikan keceriaan dikala penulis hilang semangat.

8. Simbah Sindon, Mbah Kakung, Mbah Uti, yang selalu mendoakan penulis

untuk selamat, sukses dan bahagia.

9. Abdul Munir terimakasih atas dukungan, semangat, kasih sayang dan

kesabarannya menemani penulis.

10. Bapak H. Daanan, Zamroni, Sutoyo, H. Abdul Haris, dan Khaerudin, selaku

informan yang telah banyak memberikan informasi, data, perhatian, dan

bantuannya selama penelitian.

11. Mbul, Ndud, Mott, Cung teman-teman seperjuangan, Teddy, Jefri, Icang, Laila,

Manda, Yogi, Nafsil, Dhian terimakasih atas semangat dan dukungannya

selama ini.

12. Kepada semua teman-teman seperguruan ilmu perpustakaan angkatan 2009

yang telah mendukung penulis selama ini.

13. Anak-anak kost Perumda 60, Kokom, Ratih, Galuh, Jenis, Dila terimakasih

untuk motivasi dan rasa kekeluargaan selama ini.

14. Teman-teman KKN ceria tercinta, Rucy, Faizal, Tommy, Jeffry, Cita, Winda,

Silvi, Maya, Ika, Lintang. Terimakasih atas pengalaman yang tak terlupakan.

Page 8: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

viii

15. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu:

Dalam skripsi ini mungkin masih banyak kekurangan, jika terdapat kesalahan

dalam skripsi ini, maka peneliti memohon kritik dan saran yang membangun.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada

umumnya.

Semarang, 23 Agustus 2013

Penulis

Page 9: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i

PERNYATAAN .................................................................................................ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................................iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................iv

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................v

PRAKATA .........................................................................................................vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xii

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xvi

ABSTRAK .........................................................................................................xv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

1.3. Batasan Masalah ............................................................................................ 4

1.4. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................... 5

1.5. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5

1.6. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5

1.7. Kerangka Pikir .............................................................................................. 7

1.8. Batasan Istilah ............................................................................................... 8

BAB II. TINJAUAN LITERATUR

2.1. Informasi ....................................................................................................... 10

2.2. Kebutuhan Informasi ..................................................................................... 11

2.3. Perilaku Pencarian Informasi ........................................................................ 13

Page 10: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

x

2.4. Batik .............................................................................................................. 16

2.4.1. Pengertian Batik ................................................................................. 16

2.4.2. Jenis Batik .......................................................................................... 17

2.4.3. Batik sebagai Kebutuhan dan Keinginan Masyarakat ....................... 18

2.5. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 20

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................... 25

3.2. Subyek dan Objek Penelitian ........................................................................ 26

3.2.1. Subyek dan Objek .............................................................................. 26

3.2.2. Informan ........................................................................................... 26

3.3. Variabel dan Indikator .................................................................................. 28

3.4. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 28

3.5. Sumber Data .................................................................................................. 28

3.5.1. Data Primer ....................................................................................... 29

3.5.2. Data Sekunder ................................................................................... 30

3.5.3. Foto ................................................................................................... 30

3.6. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 21

3.7. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 33

BAB IV. GAMBARAN UMUM PENGRAJIN BATIK PEKALONGAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................................. 39

4.2. Batik Pekalongan ......................................................................................... 44

4.2.1. Warisan Budaya Tak Benda (Cultural Heritage) ............................. 44

4.2.2. Sejarah Batik di Indonesia ............................................................... 45

4.2.3. Sejarah Batik Pekalongan ................................................................ 46

4.2.4. Batik Dulu dan Sekarang ................................................................. 48

4.2.5. Industri Batik Tulis .......................................................................... 49

4.2.6. Gaya Ragam Hias Batik Pekalongan ............................................... 50

Page 11: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

xi

4.2.7. Jenis-Jenis Batik .............................................................................. 53

4.2.7.1. Batik Tulis ......................................................................... 54

4.2.8. Perkembangan Batik Pekalongan .................................................... 55

4.3. Pengrajin Batik Tulis ................................................................................... 56

BAB V. ANALISIS HASIL PENELITIAN

5.1. Informan yang Terlibat dalam Penelitian ....................................................... 59

5.2. Analisis Data .................................................................................................. 59

5.2.1. Awal Mula Usaha Batik Pekalongan ................................................ 59

5.2.2. Pembatikan dan Tenaga Kerja .......................................................... 61

5.2.3. Informasi yang Dibutuhkan Informan .............................................. 64

5.2.4. Tujuan Mencari Informasi Tentang Batik ........................................ 67

5.2.5. Jenis Informasi .................................................................................. 69

5.2.6. Bentuk Informasi .............................................................................. 71

5.2.7. Sumber Informasi ............................................................................. 73

5.2.8. Informasi dari Perpustakaan ............................................................. 74

5.2.9. Motif dan Ragam Hias Batik Pekalongan ........................................ 76

5.2.9.1. Motif yang Dikenal Informan ............................................ 76

5.2.9.2. Motif dan Ragam Hias Batik yang Diproduksi ................ 78

5.2.10. Desain Batik Pekalongan ................................................................ 81

5.2.11. Tempat Mencari Informasi ............................................................. 84

5.2.12. Cara Mencari Informasi .................................................................. 86

5.2.13. Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Berdasarkan

Pendidikan ...................................................................................... 89

5.2.14. Kendala ........................................................................................... 91

BAB VI. PENUTUP

6.1. Simpulan ....................................................................................................... 93

6.2. Saran .............................................................................................................. 95

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 97

Page 12: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.7. Kerangka Pikir............................................................................... .7

Gambar 4.1. Gambar Peta Kecamatan Wiradesa .............................................. 43

Page 13: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2.2. Data Informan ............................................................................... 27

Tabel 4.1.1. Mata Pencaharian Penduduk Kec. Wiradesa ................................. 40

Tabel 4.1.2. Perekonomian Di Kec. Wiradesa .................................................. 41

Tabel 4.1.3. Produk Unggulan Di Kec. Wiradesa ............................................. 42

Tabel 5.1. Informan yang Terlibat dalam Penelitian....................................... 59

Tabel 5.2.1. Hasil Wawancara 1 di lampiran ..................................................... 3

Tabel 5.2.2. Hasil Wawancara 2 di lampiran ..................................................... 4

Tabel 5.2.3. Hasil Wawancara 3 di lampiran ..................................................... 6

Tabel 5.2.4. Hasil Wawancara 4 di lampiran ..................................................... 7

Tabel 5.2.5. Hasil Wawancara 5 di lampiran ..................................................... 8

Tabel 5.2.6. Hasil Wawancara 6 di lampiran ..................................................... 10

Tabel 5.2.7. Hasil Wawancara 7 di lampiran ..................................................... 11

Tabel 5.2.8. Hasil Wawancara 8 di lampiran ..................................................... 12

Tabel 5.2.9.1. Hasil Wawanara 9.1 di lampiran ................................................. 13

Tabel 5.2.9.2. Hasil Wawanara 9.2 di lampiran ................................................. 15

Tabel 5.2.10. Hasil Wawancara 10 di lampiran ................................................. 17

Tabel 5.2.11. Hasil Wawancara 11 di lampiran ................................................. 19

Tabel 5.2.12. Hasil Wawancara 12 di lampiran ................................................. 21

Page 14: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Daftar Pertanyaan Wawancara ............................................ 1

LAMPIRAN B Reduksi Data Hasil Wawancara .......................................... 2

LAMPIRAN C Surat Keterangan Penelitian FIB .......................................... 22

LAMPIRAN D Dokumentasi Penelitian ........................................................ 23

LAMPIRAN E Lembar Konsultasi Skripsi ................................................... 26

LAMPIRAN F Biodata Penulis ..................................................................... 27

Page 15: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

xv

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “ Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi

Pengrajin Batik Tulis Pekalongan: Studi Kasus di Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa kebutuhan informasi dan bagaimana perilaku pencarian informasi pengrajin batik Pekalongan. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Adapun subjek penelitian yang dijadikan sumber dalam penelitian ini mengambil 5 (lima) informan pengrajin batik tulis Pekalongan. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa informasi yang dibutuhkan oleh sebagian besar informan (3 dari 5) menyatakan bahwa bentuk informasi yang dibutuhkan antara lain buku-buku, majalah, tabloid, dan informasi dari internet. Subjek yang mereka butuhkan dalam pengembangan usaha batik Pekalongan meliputi tentang UKM, manajemen dan pengelolaan usaha batik, cara pembatikan, informasi tentang seminar batik, pelatihan tentang motif corak ragam hias batik, serta pameran dan pelatihan tentang batik. Sebagian kecil masih mengandalkan informasi dari warisan turun temurun orang tua. Informan belum memanfaatkan informasi dari perpustakaan. Kendalanya mereka belum memperoleh hak cipta atas hasil batik yang mereka produksi. Saran yang diajukan yaitu perlu adanya perhatian dari berbagai pusat sumber informasi seperti perpustakaan dalam memberikan layanan informasi tentang motif batik dan perkembangan batik dan perlu adanya pemberian hak cipta karya batik sendiri oleh pengrajin batik tulis untuk memberi nama produk batik yang mereka produksi.

Kata kunci: kebutuhan, perilaku informasi, batik Pekalongan.

Page 16: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Batik sebagai salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang telah

mendunia dan menjadi brand image kebudayaan Indonesia yang telah

terdaftar dan diakui oleh UNESCO dan memperoleh hak cipta sebagai salah

satu dari warisan budaya kekayaan Indonesia. Tanggal 2 Oktober 2009

dijadikan Hari Batik Nasional sejak UNESCO menetapkan batik

sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Dengan

penetapan ini, Indonesia diminta untuk melestarikan motif hias khas yang

ada sejak zaman dulu kala. Indonesia pun memiliki kebanggaan sebagai

pewaris kebudayaan batik yang diakui dunia. Menilik etimologinya, kata

batik berasal dari kata "amba" dan "titik", yang berarti "menulis titik". Ada

juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata

Proto-Austronesian, yaitu "beCik" yang berarti "melakukan tato". Kata ini

sendiri kemudian tercatat pertama kali secara resmi dalam bahasa Inggris

di Encyclopedia Britannica pada 1880, dengan tulisan "battik".

Batik dalam kemajuan pengetahuan dan teknologi semakin dikenal

dan dijadikan sebagai icon penting ciri khas bangsa Indonesia. Saat ini

peminat batik bukan hanya sebagian masyarakat tertentu saja, melainkan

menjalar ke semua lapisan masyarakat Indonesia dan semakin

diperkenalkan ke dunia Internasional serta dilestarikan. Sekarang banyak

Page 17: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

2

instansi-instansi pemerintah maupun swasta yang menetapkan hari batik

pada setiap karyawan dan karyawan suatu instansi harus menggunakan batik

pada hari tersebut. Ini menunjukkan bahwa batik sangat diminati oleh semua

kalangan. Batik pun kini tidak lagi dianggap tradisional dan kuno, tetap bisa

dipadu-padankan dengan fashion modern, dan tidak ada alasan untuk malu

untuk berbatik.

Kota Pekalongan merupakan kota batik. Sudah diakui oleh bangsa

Indonesia bahwa pusat produksi batik adalah di Kota dan Kabupaten

Pekalongan, walaupun banyak kota – kota di Indonesia yang juga terkenal

dengan produksi batik seperti di Solo, Yogyakarta, dan lain sebagainya,

tetapi di Pekalongan sudah terkenal dengan batiknya dan ada pusat

perbelanjaan khusus batik yaitu di International Batik Center (IBC). Di kota

batik banyak sekali pengrajin batik yang menggeluti usaha dengan berbagai

variasi batik dan mengikuti trend yang berkembang saat ini. Usaha batik

kini telah menjamur di semua lapisan masyarakat, usaha ini sangat

berkembang dengan pesat dan tumbuh menjadi bagian dari usaha

melestarikan warisan budaya bangsa. Banyak dari mereka yang

memproduksi semua jenis dan motif khas Pekalongan dengan semua kreasi

masa kini dan mengikuti mode yang berkembang dengan pesatnya.

Banyaknya pengrajin batik yang menjamur di kota batik ini otomatis

menimbulkan persaingan usaha yang semakin ketat dan persaingan untuk

memberikan layanan terbaik baik dari segi koleksi batik dan berbagai

macam kreasi, variasi unik lainnya yang tidak di tampilkan oleh pengrajin

Page 18: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

3

lain. Persaingan mendorong para pengrajin batik tulis untuk memperoleh

informasi yang lebih banyak dan informasi terkini untuk menghadapi

persaingan dan perkembangan mode dan motif yang sangat variatif dan

menarik perhatian konsumen.

Menurut teori Belkin dalam Suwanto (1997: 19) dinyatakan bahwa

kebutuhan informasi dan perilaku pencarian informasi dapat dipengaruhi

oleh bermacam-macam sebab, antara lain latar belakang sosial budaya,

pendidikan, tujuan yang ada dalam diri manusia tersebut, serta lingkungan

sosialnya. Selanjutnya Suwanto (1997: 19) menerangkan juga bahwa

kebutuhan informasi muncul karena adanya kesenjangan antara kebutuhan

seseorang akan informasi dan ketersediaan informasi yang dimilikinya.

Kesenjangan tersebut dapat dihilangkan dengan bertanya, menghasilkan ide,

dan/atau melakukan penelitian, sehingga pada saat seseorang merasa masih

kurang atas pengetahuan yang dimilikinya maka akan terdorong keinginan

menambah informasi mereka untuk melengkapi pengetahuannya, dari itu

mereka melakukan pencarian informasi yang dibutuhkan dengan mulai

melakukan pemilihan informasi secara tepat. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa karena ada kesenjangan dalam diri seseorang, maka

muncul kebutuhan informasi. Kesenjangan dalam pikiran seseorang tersebut

disebut dengan situasi problematik atau masalah. Untuk mengatasi

kesenjangan tersebut, manusia akan berusaha mencari dan menggunakan

sumber infromasi.

Page 19: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

4

Oleh karena itu perlu diketahui informasi apa yang dibutuhkan oleh

para pengrajin batik tulis Pekalongan dan bagaimana memenuhi kebutuhan

informasi pengrajin batik tulis tersebut, maka penelitian ini sangat penting

dilakukan agar dapat mengetahui kebutuhan dan perilaku pencarian

informasi para pengrajin batik tulis di Pekalongan. Peneliti sangat tertarik

untuk mengadakan penelitian kebutuhan dan pencarian informasi pengrajin

batik dan membatasi daerah penelitian dengan mengambil daerah

Kecamatan Wiradesa sebagai pusat perkembangan batik Pekalongan. Untuk

itu peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul penelitian “Kebutuhan

dan Perilaku Pencarian Informasi Pengrajin Batik Tulis Pekalongan: Studi

Kasus di Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan tersebut di

atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji adalah:

1. Apa saja informasi yang dibutuhkan para pengrajin batik tulis

Pekalongan di Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan ?

2. Bagaimana cara para pengrajin batik tulis Pekalongan mencari

informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka ?

1.3. Batasan Masalah

Penelitian ini akan membahas tentang kebutuhan dan perilaku

pencarian informasi pengrajin batik tulis Pekalongan di Kecamatan

Wiradesa Kabupaten Pekalongan, dan yang dimaksud dengan pengrajin

Page 20: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

5

batik tulis dalam penelitian ini adalah orang atau pengrajin batik Pekalongan

yang memproduksi batik tulis.

1.4. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di Kecamatan Wiradesa Kabupaten

Pekalongan dengan pemetaan para pengrajin batik tulis di daerah

Pekalongan yang sudah terdaftar secara resmi. Waktu penelitian

berlangsung selama tiga bulan yaitu bulan Mei – Juli 2013.

1.5. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa kebutuhan

informasi dan bagaimana perilaku pencarian informasi pengrajin batik tulis

Pekalongan.

1.6. Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti

a. Peneliti dapat mengetahui cara melakukan kajian terhadap

kebutuhan informasi.

b. Peneliti dapat mengetahui cara melakukan kajian terhadap

perilaku informasi para pengusaha batik tulis.

c. Peneliti dapat mengembangkan bidang keilmuannya di dunia

perpustakaan.

d. Peneliti dapat memberikan referensi baru mengenai kebutuhan

informasi di bidang kewirausahaan.

Page 21: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

6

2. Bagi Pengrajin

a. Pengrajin batik tulis dapat mengetahui sumber-sumber

informasi yang diperoleh oleh para pengrajin lain dan

dijadikan referensi sendiri dalam memvariasi motif batiknya.

b. Pengrajin batik tulis dapat mengembangkan usahanya dalam

mendalami motif-motif batik yang ada di Pekalongan.

3. Bagi Masyarakat Umum

a. Masyarakat dapat mengetahui berbagai motif batik yang ada di

Pekalongan.

b. Lebih variatif dalam pemilihan produk batik yang telah ada di

kota Batik ini.

c. Masyarakat mengetahui berbagai informasi dan

membendaharai pengetahuan tentang batik Pekalongan itu

sendiri.

Page 22: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

7

1.7. Kerangka Pemikiran

Pengetahuan yang dimiliki pengrajin batik tulis

Pekalongan

Pengetahuan yang dibutuhkan oleh pengrajin

batik tulis Pekalongan

kesenjangan

Perilaku pencarian informasi

Kebutuhan informasi

� Tujuan � Jenis

Informasi � Bentuk

Informasi � Pemanfaatan

informasi

� Melalui media apa

� Di mana mencari informasi

� Bagaimana melakukan pencarian

Page 23: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

8

1.8. Batasan Istilah

1. Informasi: Informasi menurut KBBI berarti penerangan, pemberitahuan,

kabar atau berita tentang sesuatu.

Informasi dalam penelitian ini adalah informasi yang dibutuhkan para

pengrajin batik tulis tentang seni batik dan informasi yang mendukung

perkembangan batik Pekalongan.

2. Kebutuhan informasi: Kebutuhan menurut KBBI adalah butuh, sangat

perlu menggunakan, memerlukan.

Kebutuhan informasi dalam penelitian ini berarti kebutuhan informasi

para pengrajin batik Pekalongan untuk mengembangkan produksi

batiknya.

3. Perilaku pencarian informasi: Perilaku menurut KBBI adalah tanggapan,

atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Pencarian

menurut KBBI adalah proses, cara, perbuatan mencari, pekerjaan dan

sebagainya yang menjadi pokok penghidupan.

Perilaku pencarian informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

perilaku atau cara mencari informasi dari para pengrajin batik di

Pekalongan untuk menggali motif batik yang ada dan perkembangannya.

4. Batik: Menurut KBBI batik adalah kain bergambar yang pembuatannya

secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu,

kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu.

Batik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah batik asli Pekalongan.

Page 24: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

9

5. Batik Tulis: Menurut KBBI batik tulis adalah batik yang ditulis dengan

tangan, tidak dicetak. Batik tulis dalam penelitian ini adalah batik tulis

asli Pekalongan.

6. Pengrajin Batik: pengrajin menurut KBBI adalah orang yang bersifat

rajin, orang yang pekerjaannya (profesinya) membuat barang kerajinan.

Pengrajin batik yang dimaksud adalah para pengrajin batik tulis di

Pekalongan.

Page 25: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

10

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1. Informasi

Informasi adalah suatu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan

manusia, dan menjadi kebutuhan bagi pengrajin batik tulis Pekalongan.

Dalam hidup bermasyarakat mereka tidak dapat terlepas dari pentingnya

informasi yang dapat diperoleh dari berbagai media, baik media cetak,

elektronik, maupun dari kecanggihan internet. Informasi adalah penerangan,

keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita. Informasi juga merupakan

keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian analisis atau

kesimpulan. Menurut Chih chih dan Peter Heron dalam Lallo (2002: 14)

informasi merupakan keseluruhan dari pengetahuan, ide, fakta dan kerja

imajinatif dari pikiran yang dikomunikasikan secara formal dan/atau

nonformal dalam berbagai bentuk. Newman dalam Suwanto (1997: 17)

mengungkapkan bahwa informasi berisi data kasar dan fakta, pengetahuan

yang meliputi organisasi, klasifikasi, perbandingan dan pemikiran yang

membawa kepada suatu pendapat tentang konsep-konsep dan generalisasi.

Suwanto (1997: 17) juga mengungkapkan bahwa informasi berisi data, fakta

dan pengetahuan yang bermakna yang dapat membantu individu untuk

memberi makna terhadap situasi yang dialaminya. Informasi merupakan arti

yang diungkapkan manusia atau oleh abstrak dari fakta, representasi fakta

Page 26: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

11

dan sama dengan cara konvensi yang diketahui dari representasi yang

digunakan (Sulistyo-Basuki, 1993: 87). Informasi merupakan sesuatu

stimulus yang mampu menghilangkan ketidakpastian. Maksudnya bahwa

dengan seseorang memperoleh informasi, maka orang tersebut akan

memperoleh pemahaman. Pemahaman yang dimiliki seseorang akan mampu

membuat seseorang menjadi lebih yakin.

Dari beberapa definisi tentang informasi di atas, maka informasi dapat

secara singkat dijelaskan bahwa informasi merupakan keseluruhan data,

fakta dan pengetahuan yang diterima oleh seseorang atau kelompok dan

telah diproses sedemikian rupa kemudian dikomunikasikan secara formal

atau tidak formal dan dalam berbagai bentuk sehingga memiliki makna bagi

penggunanya.

2.2. Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi terjadi dimana seseorang merasa ada

kekosongan informasi atau pengetahuan sebagai akibat desakan informasi

yang makin berkembang atau sekedar ingin tahu. Kekurangan ini perlu

dipenuhi dengan informasi baru sesuai dengan kebutuhannya. Pemenuhan

informasi ini yang mendorong seseorang berinteraksi atau berkomunikasi

dengan berbagai sumber informasi untuk mendapatkan informasi yang

sesuai dengan kebutuhannya (Yusup, 2010: 68).

Kebutuhan informasi adalah sesuatu yang sebaiknya seseorang miliki

dalam pekerjaan, penelitian dan rekreasinya (Line dalam Laloo, 2002: 12).

Page 27: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

12

Kebutuhan informasi merupakan permintaan seseorang akan suatu

informasi.

Berdasarkan teori Kuhlthau dalam Suwanto, (1997: 19), kebutuhan

informasi muncul karena adanya gap (kesenjangan informasi) antara

informasi yang dimiliki oleh seseorang dengan informasi yang seharusnya

dimiliki oleh orang tersebut untuk mendukung kegiatannya sehari-hari

memunculkan kebutuhan informasi.

Kebutuhan informasi seseorang memang beragam tergantung faktor-

faktor yang mempengaruhinya, seperti lingkungan dan kehidupan sosial

manusia. Dalam kehidupan pengrajin batik tulis misalnya, kebutuhan

informasi akan sangat beragam mulai dari pemasaran dan memvariasi corak

dan ragam hias batik Pekalongan itu sendiri, sesuai dari faktor yang

mempengaruhi. Menurut Pendit dalam Suwanto, (1997: 20), menyatakan

bahwa tindakan manusia dalam kebutuhan informasinya didasarkan pada

sebuah gambaran tentang lingkungan, pengetahuan, situasi dan tujuan yang

ada dalam diri manusia.

Jadi kebutuhan informasi adalah suatu kebutuhan seseorang akan

informasi yang baru untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya

sekarang agar dapat menempatkan diri pada individu yang mengikuti

perkembangan informasi secara berkelanjutan dan dapat bermanfaat untuk

mencapai tujuan. Pencarian informasi para pengrajin batik tulis ini

merupakan upaya menemukan informasi dengan tujuan tertentu sebagai

akibat dari adanya kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu. Kebutuhan

Page 28: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

13

informasi pengrajin batik tulis Pekalongan juga akan mempengaruhi

bagaimana para pengrajin batik tulis Pekalongan menentukan informasi apa

saja yang menjadi kebutuhan mereka dan bagaimana mendapatkan

informasi tersebut, agar bermanfaat bagi kelangsungan hidup para pengrajin

batik tulis Pekalongan.

2.3. Perilaku Pencarian Informasi

2.3.1. Pengertian perilaku

Perilaku pada konsep kognitif terjadi dalam suatu life space atau ruang

pengalaman seseorang, yang secara relative patut pada hukum-hukum

psikologis. Menurut Yusup, perilaku yang dimaksud tersebut dapat dijejaki

melalui beberapa cara antara lain (Yusup 2009: 309) :

a) Setiap orang mempunyai kegiatan atau tindakan dan kemauan yang

jelas. Hampir tidak ada atau bahkan mungkin tidak ada orang yang

tidak berbuat atau tidak mempunyai kemauan.

b) Orang juga bisa diidentifikasi dengan adanya perubahan sikap yang

bisa dilihat hasilnya. Sikap memang bisa berubah, karena antara lain

oleh adanya terpaan informasi yang terus menerus.

c) Orang ditandai dengan adanya sikap dalam menerima perubahan nilai

tentang suatu subjek atau kegiatan.

d) Terbentuknya pola hubungan yang baru diantara dua peristiwa atau

lebih. Pola hubungan baru inilah yang dinamakan sebagai hasil belajar

atau hasil perubahan perilaku seseorang.

Page 29: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

14

Kemudahan dalam mencari, kecepatan dalam menemukan informasi,

biaya untuk mendapatkan informasi, kelengkapan informasi, dan keakuratan

informasi yang didapatkan akan sangat mempengaruhi bagaimana cara

seseorang melakukan pencarian informasi.

Menurut penelitian Rogers (dalam Notoatmodjo, 2003), diungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam

diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:

a) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

b) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

c) Evaluation (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi

dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

e) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses

seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif

maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (long

lasting).

Menurut Ellis dalam Laloo (2002: 16), dikemukakan beberapa

tahapan perilaku pencarian informasi dari para peneliti, pertama-tama ia

menggambarkan karakteristik dari peneliti social, science, dan engineering.

Page 30: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

15

Tahapan perilaku pencarian informasi yang dikemukakan Ellis

sebagai berikut:

a) Starting: artinya individu mulai mencari informasi misalnya bertanya

pada seseorang yang ahli di salah satu bidang keilmuan yang diamati

oleh individu tersebut.

b) Chaining: menulis hal-hal yang dianggap penting dalam sebuah

cacatan kecil.

c) Browsing: suatu kegiatan mencari informasi yang terstruktur atau semi

terstruktur.

d) Diferentiating: pembagian atau reduksi data atau pemilihan data,

mana yang akan digunakan dan mana yang tidak diperlukan.

e) Monitoring: selalu memantau atau mencari berita-berita/informasi-

informasi yang terbaru (up to date)

f) Extrating: mengambil salah satu informasi yang berguna dalam

sebuah sumber informasi tertentu. Misalnya, mengambil salah satu file

dari sebuah world wide web (www) dalam dunia internet.

g) Verifying: mengecek ukuran dari data yang telah diambil

h) Ending: akhir dari pencarian

Menurut Kuhlthau dalam Laloo (2002: 16), disebutkan bahwa

mempelajari perilaku pencarian informasi mahasiswa yang melakukan tugas

penelitian, merumuskan model yang menggambarkan pola umum dari tugas,

perasaan, pikiran dan tindakan di bagi dalam enam tahap yaitu:

a. Inisiasi: untuk mengenali kebutuhan informasi

Page 31: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

16

b. Seleksi: untuk mengidentifikasi topik umum

c. Eksplorasi: untuk menyelidiki informasi tentang topik umum

d. Perumusan: untuk merumuskan perspektif yang difokuskan

e. Koleksi: untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan fokus

f. Persentation: untuk menyelesaikan pencarian informasi

Wilson dalam Laloo, (2002: 17), mengungkapkan dalam bukunya

yang berjudul Information Need, Information Seeking Behavior and User,

bahwa di sisi lain perilaku mencari informasi muncul sebagai konsekuensi

dari kebutuhan yang dirasakan dan diperlukan oleh pengguna informasi.

Sebab itu untuk memenuhi kebutuhannya terdapat suatu tuntutan kepada

sumber informasi formal atau informal atau jasa, yang menghasilkan

keberhasilan atau kegagalan untuk menemukan informasi yang relevan .

Jika berhasil, individu kemudian memanfaatkan informasi yang ditemukan

dan mungkin baik lengkap maupun sebagian memenuhi kebutuhan yang

dirasakan, jika ia gagal untuk memenuhi kebutuhan itu, ia harus mulai

mencari lagi.

2.4. Batik

2.4.1. Pengertian Batik

Batik menurut Wikipedia bahasa Indonesia adalah salah satu cara

pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada 2 hal, yaitu

yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam

untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Pengertian yang kedua

Page 32: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

17

adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk

penggunaan motif tertentu yang memiliki kekhasan.

Batik, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan Nasional), berarti kain yang digambar secara

khusus dengan cara menuliskan malam pada kain dan pengolahannya

diproses dengan cara tertentu. Menurut Doelah dalam Indrojarwo (2011)

batik adalah produk tekstil yang dibuat dengan teknik celup rintang dalam

penerapan desainnya, dengan mempergunakan bahan perintang lilin batik

dan menampilkan ragam–ragam hias khas batik ataupun ragam hias etnis

Indonesia. Kata “batik” adalah asli Indonesia, walaupun konsepnya

dipengaruhi oleh bahasa Mesir dan India. Batik dikenal selama lebih dari

satu millennium dari beberapa bukti kain yang didekorasi dengan teknik

yang sama pada abad-abad awal Masehi di beberapa daerah Afrika Barat,

Timur Tengah dan Asia.

2.4.2. Jenis Batik

Menurut sejarahnya, batik merupakan barang seni yang memiliki

kultural unik. Batik dapat memberikan kesan dan derajat seseorang yang

memakainya, pada zaman dahulu batik digunakan oleh kaum kerajaan dan

menjadi simbol keagungannya, sekarang batik bisa dipakai oleh siapa saja

dan kapan saja.

Page 33: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

18

Menurut Doellah (2002) dalam Maziyah (2007: 13) diungkapkan

bahwa batik memiliki beberapa jenis, baik dilihat menurut gaya desain, gaya

spesifik daerah, penggunaannya, maupun teknik pembuatannya.

Gaya desain merupakan peleburan dari penataan ornamen-ornamen dan pewarnaan yang memiliki nilai estetika, falsafah hidup, dan kealamiahan dari lingkungan tempat batik tersebut tumbuh. Ada dua desain batik yang secara garis besar membedakan batik tersebut, yaitu batik dengan desain geometris dan nongeometris. Desain geometris adalah suatu bentuk integrasi dari garis lurus, segi empat, segitiga, trapesium, garis paralel, lingkaran, dan diagonal. Contoh desain geometris meliputi desain ceplok, parang, lereng, dll. Adapun desain nongeometris terdiri dari semen, lunglungan, buketan, pinggiran, dan desain spesial. Ornamen karakteristik dari desain ini contohnya adalah gunungan, bunga dengan kupu-kupu, binatang, dan tumbuhan. (Maziyah, 2007: 14)

2.4.3. Batik sebagai Kebutuhan dan Keinginan Masyarakat

Menurut Philip Kotler (1987) dalam Hasanudin (2001: 197)

menyatakan bahwa keanekaragaman corak, ragam hias dan motif, serta

temuan teknologi untuk pengembangan struktur tenun, benang dan serat, zat

perwarna dan proses penyempurnaannya, dan pengembangan fungsi, semua

itu menggambarkan bahwa kebutuhan dan keinginan masyarakat terhadap

produk batik berkembang sangat dinamis. Kedinamisan ini adalah

penggerak utama tata niaga batik, yang mengarah pada pemasaran yang

lebih luas. Ini sangat menentukan bahwa produksi batik dan motif yang

beragam menjadikan pengrajin batik Pekalongan berbondong-bondong

untuk mempersembahkan karya membatik yang semakin modern gaya dan

ragam hias batik agar kebutuhan masyarakat terpenuhi. Untuk itu perlu

adanya informasi yang memadai untuk para pengrajin batik Pekalongan

Page 34: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

19

pada khususnya untuk mengetahui berbagai motif batik Pekalongan yang

ada dan yang berkembang saat ini, sehingga selalu up to date dalam

menyajikan karya seni yang sangat unik. Sebagian masyarakat memang

menganggap batik hanyalah selembar kain yang tidak jauh halnya dengan

kain-kain produk pabrik lainnya, yang dapat dijadikan pakaian. Tetapi,

sebetulnya dalam lingkungan masyarakat tertentu, khususnya masyarakat

Jawa batik dapat mencerminkan kedudukan, keadaan dan nilai-nilai yang

terkandung dalam corak dan warna batik tertentu. (Nurrohmah, 2009: 27).

Menurut Nurrohmah, (2009: 29) menuturkan bahwa perkembangan

corak batik Pekalongan tidak lepas dari faktor sosial budaya masyarakat

pendukungnya. Kebaradaan batik Pekalongan tidak hanya sebagai

kebutuhan sandang saja, tetapi sudah merambah secara luas untuk

pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan kerajinan atau produk cendera

mata.

Dalam penelitian ini akan diungkapkan informasi apa yang diperlukan

pengrajin batik untuk saling berlomba-lomba maju dalam mendapatkan

keuntungan dan ketertarikan pelanggan batik serta dalam sektor

penjualannya serta bagaimana pencarian informasinya. Hal ini diperlukan

untuk menjawab mengapa ada kebutuhan yang mendesak untuk

mempelajari kebutuhan informasi dan perilaku pencarian informasi

komunitas bisnis.

Page 35: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

20

2.5. Penelitian Terdahulu

1. Tesis berjudul Studi Tentang Kebutuhan dan Pencarian Informasi bagi

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) dan

Universitas Islam Sultan Agung (UNISULA) Semarang, oleh Sri Ati

Suwanto, Program Studi Ilmu Perpustakaan UI Jakarta, tahun 1997.

Dari penelitian ini diketahui bahwa ada perbedaan kebutuhan dan

pencarian informasi yang dilakukan oleh Dosen FK Undip dengan

UNISULA. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan jenis

informasi, media dan sumber informasi yang digunakan oleh Dosen

FK dalam mengajar perkuliahan. Sri-Ati (1997) dalam penelitiannya

menggambarkan dan menganalisis kebutuhan dan pencarian informasi

yang digunakan untuk mengajar pada tahap pengembangan

instruksional atau tahap persiapan bagi dosen kedokteran di dua

perguruan tinggi yang berbeda. Hasil penelitian mengungkap bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal kebutuhan jenis

informasi ditinjau dari latar belakang pendidikan dan tugas mengajar

dosen dan tidak ada perbedaan antara lain dari segi media informasi,

sumber informasi yang dibutuhkan, serta tidak ada perbedaan dari

strategi yang digunakan dalam pencarian dan cara perolehan

informasi.

2. Skripsi berjudul Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Peneliti:

Studi kasus di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia oleh

Widyana Dewi Kartika jurusan S1 Ilmu Perpustakaan fakultas Ilmu

Page 36: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

21

Budaya Universitas Diponegoro Semarang, tahun 2012. Pada

penelitian ini diteliti bagaimana kebutuhan dan perilaku pencarian

informasi oleh para peneliti di Mahkamah Konstitusi Republik

Indonesia. Diketahui dari penelitian tersebut bahwa dalam mencari

informasi dan memenuhi kebutuhan informasinya para peneliti

mencari informasi secara berulang setiap saat untuk memenuhi

kebutuhan informasi yang mereka butuhkan untuk membuat makalah,

telaahan dan resume guna mendukung hasil putusan hakim

Mahkamah Konstitusi, dan melakukan pencarian informasi dengan

didukung oleh kondisi lingkungan kerja yang akan memunculkan

dorongan berupa sikap untuk mencari informasi yang dibutuhkan baik

secara aktif maupun pasif dalam melakukan pencarian informasi.

3. Jurnal berjudul Kebutuhan Informasi Siswa SMA dan Ketersediaan

Sumber Informasi pada Perpustakaan SMA di Surabaya oleh Dessy

Harisanty Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fisip Unair.

Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Tahun 1, Nomor 1, Juni-

Nopember 2009. Pada penelitian ini diteliti bagaimana kebutuhan

informasi para siswa SMA dan bagaimana ketersediaan Sumber

Informasi pada Perpustakaan SMA di Surabaya untuk memenuhi

kebutuhan informasi siswanya. Diketahui bahwa kebutuhan informasi

siswa memiliki porsi yang berbeda-beda. Bagi siswa SMA mereka

lebih membutuhkan informasi terkait personal dibandingkan

kebutuhan informasi terkait peran sosial yang disandang maupun

Page 37: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

22

lingkungan. Kebutuhan informasi siswa SMA tersebut perlu mendapat

respon dari perpustakaan sekolah, salah satunya melalui ketersediaan

sumber informasi. Perpustakaan sekolah dinilai baik dalam

menyediakan sumber informasi meskipun nilai rata-rata masih kurang

dari kebutuhan informasi siswa.

4. Penelitian Laloo dalam bukunya berjudul Information Need,

Information Seeking Behavior and User pada tahun 2002. Salah satu

pembahasan tentang kebutuhan informasi dan perilaku pencarian

informasi dalam bisnis.

Kegiatan yang dilakukan dalam berbisnis biasanya berupa transaksi

membeli dan menjual, perdagangan, industri dan transaksi komersial.

Mereka melibatkan wanita dalam kegiatan berbisnis dalam hal ini

juga karena wanita mengerti tentang proses bisnis dan wirausaha.

Menurut Laloo (2002: 33) informasi merupakan unsur yang sangat

penting untuk masing-masing dari bagian sektor dalam berbisnis.

Berdasarkan uraian dari penelitian yang sudah dilakukan di atas,

disampaikan bahwa dalam penelitian kebutuhan informasi dan perilaku

pencarian informasi ini berbeda-beda setiap individu dan status pendidikan

serta status sosialnya, karena manusia memiliki kebutuhan informasi yang

berbeda-beda pula. Kebutuhan informasi yang diperlukan karena adanya

kesenjangan antara pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru

yang perlu dimiliki sebagai tuntutan kebutuhan informasi yang harus

dipenuhi untuk melanjutkan kehidupan dan kegiatan bermasyarakat.

Page 38: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

23

Sedangkan dalam penelitian yang sudah dilakukan diatas menjelaskan

bahwa perilaku pencarian informasi setiap manusia juga berbeda-beda. Ini

dikarenakan dalam menyusuri informasi mereka mempunyai cara sendiri-

sendiri dalam menemukan informasi yang dibutuhkannya. Dalam penelitian

ini mengacu pada kebutuhan dan perilaku pencarian informasi pengrajin

batik tulis Pekalongan. Untuk itu perlu adanya penelitian yang akan

dilakukan ini untuk memberikan gambaran tentang apa saja kebutuhan

informasi para pengusaha batik Pekalongan dalam menjalankan kegiatan

membatik mereka, dan bagaimana cara mereka dalam menemukan

informasi yang diperlukan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari untuk

kebutuhan membatik mereka. Apakah sama dengan penelitian-penelitian

yang sudah dilakukan ataukah berbeda dalam segala bentuk informasi dan

cara mencari informasinya. Dalam penelitian ini akan diungkapkan

informasi apa yang diperlukan pengrajin batik untuk saling berlomba-lomba

maju dalam mendapatkan keuntungan dan ketertarikan pelanggan batik serta

dalam sektor penjualannya. Hal ini diperlukan untuk menjawab mengapa

ada kebutuhan yang mendesak untuk mempelajari kebutuhan informasi dan

perilaku pencarian informasi komunitas bisnis.

Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah

sama-sama membahas tentang kebutuhan informasi dan perilaku pencarian

informasi. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang

sudah pernah dilakukan adalah bahwa dalam penelitian ini, peneliti akan

mengambil subyek penelitian adalah pengrajin batik pekalongan sebagai

Page 39: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

24

informan penelitian, yang akan meneliti tentang bagaimana kebutuhan dan

perilaku pencarian informasi para pengrajin batik tulis Pekalongan di

Kabupaten Pekalongan.

Page 40: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis dan desain penelitian dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

desain penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan pendekatan

studi kasus. Penelitian deskriptif memberikan gambaran seutuhnya

mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti, berhubungan

dengan ide, persepsi, pendapat, atau kepercayaan orang yang diteliti.

Penelitian deskriptif yaitu suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, berupa bentuk, aktivitas,

karekteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara gejala

yang ditemukan.

Penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif

karena peneliti akan lebih menekankan analisis pada proses penyimpulan

induktif serta memperoleh deskripsi mengenai bagaimana kebutuhan dan

perilaku pencarian informasi pengrajin batik tulis Pekalongan di Kecamatan

Wiradesa Kabupaten Pekalongan sehingga pembahasannya harus kualitatif

atau menggunakan uraian kata-kata. Sedangkan bentuk penelitian ini adalah

studi kasus. Menurut Santoso (2005: 30) Studi kasus adalah penelitian ini

umumnya bertujuan untuk mempelajari secara mendalam terhadap suatu

Page 41: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

26

individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat tertentu, tentang latar

belakang, keadaan sekarang atau interaksi yang terjadi di dalamnya.

Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang mengarah pada

kehidupan sehari-hari para pengrajin batik tulis Pekalongan yang dalam

kegiatannya memproduksi batik memerlukan informasi yang digunakan

dalam mendukung semua aktivitas yang berkaitan dengan mengembangan

produksi batik tulis melalui berbagai variasi ragam hias batik, dan

menampilkan gaya baru motif batik untuk mengikuti perkembangan

teknologi dan perkembangan zaman. Untuk itu penelitian ini menggunakan

desain penelitian kualitatif yang dapat secara lebih mendalam mengetahui

bagaimana kebutuhan dan perilaku pencarian informasi oleh para pengrajin

batik tulis di daerah Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.

3.2. Subjek dan Objek Penelitian

3.2.1. Subjek dan Objek

Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengrajin batik tulis

Pekalongan di kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Objeknya

adalah kebutuhan dan cara mereka mencari informasi yang dibutuhkan

untuk mengembangkan produksi dan memperkaya pengetahuan tentang

motif dan variasi batik Pekalongan.

3.2.2. Informan

Informan yang akan diwawancarai ada lima (5) orang pengrajin batik

tulis Pekalongan. Penelitian ini akan membahas tentang kebutuhan dan

perilaku pencarian informasi pengrajin batik tulis Pekalongan di Kecamatan

Page 42: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

27

Wiradesa Kabupaten Pekalongan, dan yang dimaksud dengan pengrajin

batik dalam penelitian ini adalah orang atau pengrajin batik Pekalongan

yang memproduksi batik tulis. Informan yang peneliti pilih ini untuk

memberikan penjelasan tentang bagaimana perkembangan informasi mereka

tentang batik tulis dan hagam hiasnya, sehingga dapat membuat suatu

keputusan untuk bagaimana mencari informasi yang dibutuhkan untuk

menjawab dari apa yang menjadi kebutuhan informasi mereka. Berikut

informan yang terlibat dalam penelitian:

No Nama Nama

Usaha Alamat

Riwayat

pendidikan

Tanggal

wawancara

1. Zamroni Batik

Shafira

Kec. Wiradesa SMA Tanggal 13

Juli 2013

2. Khaerudin Batik

Karya

Amanah

Kec. Wiradesa SD Tanggal 14

Juli 2013

3. H. Daanan Batik

Daanan

Kec. Wiradesa SD Tanggal 16

Juli 2013

4. H. Abdul

Haris

Batik Liris Kec. Wiradesa SMP Tanggal 16

Juli 2013

5. Sutoyo Batik

Munalifah

Kec. Wiradesa SMA Tanggal 15

Juli 2013

Sumber: Data hasil wawancara

Page 43: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

28

3.3. Variabel dan Indikator

Variabel dalam penelitian ini adalah kebutuhan dan perilaku pencarian

informasi pengrajin batik tulis Pekalongan di Kecamatan Wiradesa

Kabupaten Pekalongan.

Adapun indikator dari penelitian ini adalah:

a. Tujuan pengrajin batik tulis Pekalongan mencari informasi.

b. Jenis informasi.

c. Bentuk informasi.

d. Pemanfaatan informasi.

e. Media yang digunakan untuk mencari informasi.

f. Dimana mencari informasi.

g. Bagaimana melakukan pencarian informasi.

3.4. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di Kecamatan Wiradesa Kabupaten

Pekalongan dengan pemetaan para pengrajin batik tulis di daerah

Pekalongan yang sudah terdaftar secara resmi. Waktu penelitian

berlangsung selama tiga bulan yaitu bulan Mei – Juli 2013.

3.5. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data mencakup sumber data

primer dan sumber data sekunder yang akan mendukung dalam penemuan

data di lapangan dan data yang relevan dengan penelitian ini menyangkut

informasi tentang batik tulis Pekalongan itu sendiri. Selain mengambil

Page 44: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

29

sumber data dari primer dan sekunder, peneliti juga menggunakan sumber

data tambahan dari foto, karena foto yang akan ditampilkan merupakan

gambaran di lapangan yang akan menguatkan data. Sumber data utama dari

penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diteliti

dan diwawancarai, responden dalam penelitian ini adalah para pengrajin

batik tulis Pekalongan. Menurut Moleong (2011: 157) menyatakan bahwa

Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman

video/audio tapes, pengambilan foto, atau film.

3.5.1. Data Primer

Sumber data primer adalah sumber yang merupakan bagian dari atau

langsung berhubungan dengan peristiwa sejarah. Sulistyo-Basuki (2006:

102).

Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan

langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang

bersangkutan yang memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau

data baru, dalam penelitian ini data primer diperoleh dari wawancara kepada

informan. Dalam hal ini informan yang dimaksud adalah para pengrajin

batik tulis Pekalongan di wilayah Kecamatan Wiradesa yang merupakan

data langsung di lapangan tempat produksi batik tulis Pekalongan, dari hasil

wawancara dan dokumen yang ada. Dengan melakukan observasi secara

lebih mendalam diharapkan peneliti akan mendapatkan informasi yang

memuaskan dari penelitian ini.

Page 45: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

30

3.5.2. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah bukti berupa dokumen atau rekaman

lain yang memberikan bukti mengenai atau tentang sesuatu yang telah

terjadi, misalnya notulen rapat, sinopsis diskusi, debat, laporan surat kabar,

biografi, dan sejarah yang ditulis oleh sejarahwan lain. Sulistyo-Basuki

(2006: 103).

Data sekunder ini akan mengambil dokumen dari berbagai sumber

informasi tentang batik tulis Pekalongan, serta melihat berbagai motif batik-

batik yang bervariasi dari masa kemasa, ini bisa dilihat dari museum batik

Pekalongan yang sudah mengumpulkan berbagai jenis dan variasi motif

batik Pekalongan itu sendiri, sehingga diharapkan dapat membantu dalam

memenuhi kebutuhan informasi dalam penelitian.

3.5.3. Foto

Foto dipakai sebagai alat untuk keperluan penelitian kualitatif karena

dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Foto menghasilkan data deskriptif

yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi

subyektif dan hasilnya sering dianalisis secara induksi. Foto digunakan

sebagai sumber data yang valid. Foto sebagai data atau sebagai pendorong

ke arah menghasilkan data, ini untuk melengkapi informasi yang ditemukan.

Foto ini akan mengambil tentang berbagai motif batik tulis Pekalongan yang

khas dan mengambil gambaran kegiatan membatik serta cara mengolah

batik tulis Pekalongan.

Page 46: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

31

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian ini, yaitu :

1. Wawancara, yaitu kegiatan mewawancara dengan Informan agar

mendapatkan informasi dan jawaban-jawaban dari permasalahan yang

ada, agar menjadi acuan dalam penyusunan penelitian ini. Menurut

Moleong (2011: 186) maksud mengadakan wawancara adalah untuk

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan,

motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain untuk memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain.

Pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara

dilakukan untuk mengetahui tentang, (1) bagaimana perasaan

seseorang, (2) pengalaman apa yang dipunyai seseorang, (3) apa yang

diingat seseorang (4) apa motivasi seseorang, dan (5) apa alasan

seseorang melakukan sesuatu. Santoso (2005: 70). Wawancara

memerlukan syarat penting yaitu terjadinya hubungan yang baik dan

demokratis antara responden dengan penanya.

Fungsi wawancara menurut Santoso (2005: 73) adalah :

a. Mendapatkan informasi langsung dari informan.

b. Mendapatkan informasi ketika metode lain tidak dapat dipakai.

c. Menguji kebenaran dari metode observasi maupun kuesioner.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara terbuka dan

pertanyaannya juga sangat terbuka untuk mengetahui lebih dalam

Page 47: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

32

tentang informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi data tentang

kebutuhan dan perilaku pencarian informasi pengrajin batik tulis

Pekalongan.

2. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung ke tempat

penelitian untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam

rangka menyusun penelitian ini. Menurut Moleong, (2000: 126)

Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman langsung dengan

melihat, mengamati, mencacat peristiwa yang berkaitan. Pada waktu

observasi di lapangan peneliti akan membuat catatan lapangan yang

berguna sebagai alat perantara yaitu antara apa yang dilihat, didengar,

dirasakan, dicium, dan diraba pada saat berada di lapangan tempat

penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti meneliti langsung

di tempat penelitian yaitu di daerah Kecamatan Wiradesa Kabupaten

Pekalongan.

3. Dokumen, yaitu melengkapi berbagai literatur yang relevan dengan

penelitian yang peneliti lakukan untuk mendukung hasil dari

penelitian ini. Dokumen yang dimaksud adalah pengumpulan data

yang diperoleh melalui literatur-literatur, dokumen-dokumen, surat-

surat yang ada hubungannya dengan topik yang akan dibahas. Metode

ini dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan pustaka yang

berkaitan dengan judul penelitian ini. Bahan-bahan pustaka tersebut

mencakup tentang batik tulis Pekalongan dengan sejarah dan

perkembangannya, foto-foto yang menggambarkan kegiatan dan

Page 48: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

33

aktifitas para pengrajin batik tulis Pekalongan dalam kegiatan sehari-

hari, termasuk cara memenuhi kebutuhan informasi mereka. Foto-foto

merupakan bukti yang nyata dan falid. Dokumen-dokumen yang

diperlukan akan dicari di museum batik Pekalongan dan koleksi dari

para pengrajin batik tulis Pekalongan yang menjadi informan,

sehingga diharapkan peneliti bisa mendapatkan jawaban dari

penelitian mengenai kebutuhan dan perilaku pencarian informasi

pengrajin batik tulis Pekalongan.

3.7. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu kegiatan yang dikenalkan pada semua

data yang terkumpul dan bertujuan untuk mengatasi fenomena sehingga data

menjadi rapi dan teratur. Tujuan utama analisis data adalah

mengorganisasikan data. Data yang terkumpul terdiri dari catatan lapangan,

hasil observasi, dan hasil studi pustaka dan sebagainya. Analisis data

merupakan bagian yang sangat penting, karena dapat memberikan arti dan

makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Menurut

Moleong (2011: 247) proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh

data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan

yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen

resmi, gambar, foto, dan sebagainya.

Aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data

Page 49: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

34

dalam penelitian ini , yaitu reduksi data, kategorisasi data, klasifikasi data,

penyajian data, dan kesimpulan.

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah membuat rangkuman yang inti, proses, dan

pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada

didalamnya, mengambil informasi yang dianggap penting dan

berkaitan dengan penelitian dan membuang kata-kata yang dirasa

tidak penting. Analisis data dimulai dengan membuat transkrip

wawancara dengan cara memutar kembali rekaman hasil wawancara,

kemudian didengar kembali dan ditulis berdasarkan kata-kata yang

didengar dari rekaman wawancara tersebut, ditulis apa adanya sesuai

dengan hasil pembicaan informan. Menurut Moleong (2011: 288)

reduksi data adalah mengidentifikasi satuan (unit) bagian terkecil yang

ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan

fokus dan masalah penelitian. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema polanya. Dengan begitu data yang direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila

diperlukan. Dalam penelitian ini akan mereduksi data dari hasil

wawancara para pengrajin batik tulis Pekalongan sebagai informan

yang akan memberikan informasi secara lebih mendalam tentang

kebutuhan dan perilaku pencarian informasi mereka tentang kerajinan

Page 50: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

35

batik tulis Pekalongan. Wawancara para informan akan direkam dan

akan didengarkan kembali untuk mendapatkan keterangan yang asli

tanpa direkayasa, sehingga diharapkan peneliti akan mendapatkan

hasil penelitian yang diharapkan.

2. Kategorisasi

Kategorisasi menurut Moleong (2011: 288) merupakan penyusunan

kategori. Kategori adalah salah satu tumpukan dari seperangkat

tumpukan yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat, atau

kriteria tertentu. Kategorisasi yaitu upaya memilah-milah setiap satuan

ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan. Setiap kategori

diberi nama yang disebut label. Selanjutnya Lincoln dan Gube

menjelaskan dalam Moleong (2011: 252) mengenai tugas pokok

kategorisasi adalah:

a. Mengelompokkan kartu-kartu yang telah dibuat ke dalam

bagian-bagian isi yang secara jelas berkaitan.

b. Merumuskan aturan yang menetapkan inklusi setiap kartu pada

kategori dan juga sebagai dasar untuk pemeriksaan keabsahan

data.

c. Menjaga agar setiap kategori yang telah disusun satu dengan

lainnya mengikuti prinsip taat asas.

Dalam penelitian ini, dibagi-bagi data yang telah diperoleh tersebut

harus dipilah sesuai dengan kesamaan kepentingan, sehingga dapat

memudahkan peneliti dalam mengolah data. Selanjutnya dalam

Page 51: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

36

penelitian ini peneliti mefokuskan pada mengategorisasikan data

wawancara dan observasi lapangan yang akan dilakukan di tempat

penelitian dengan mengedepankan informasi tentang bagaimana

kebutuhan dan pencarian informasi oleh para pengrajin batik tulis

Pekalongan untuk mencari variasi baru tentang gaya dan trend batik

serta untuk melestarikan batik Pekalongan itu sendiri.

3. Klasifikasi

Setelah satuan diperoleh dengan kategorisasi, maka langkah

berikutnya adalah tahap klasifikasi dengan membuat koding.

Membuat koding berarti memberikan kode pada setiap satuan agar

supaya tetap dapat ditelusur data/satuannya berasal dari sumber mana

sehingga memudahkan pada saat akan menemukan kembali data

tersebut. Tahap klasifikasi ini merupakan tindakan untuk bisa

membuat perbandingan yang bermakna antara setiap bagian dari data.

Dengan memilah-milah data itu dan memadukannya kembali agar

menghasilkan sesuatu yang dapat dianalisis. Klasifikasi ini

memudahkan peneliti mengenali satuan-satuan data yang terkumpul

sehingga dapat dimanfaatkan kembali saat diperlukan. Pada penelitian

ini akan diklasifikasikan data-data yang terkumpul selama penelitian

dari transkrip wawancara dengan informan dalam hal ini pengrajin

batik tulis Pekalongan agar dapat dibedakan data satu dengan data

yang lain, dan dari sumber satu dengan sumber yang lain, agar

Page 52: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

37

menjadi makna yang dapat dianalisis peneliti sesuai aturan, sehingga

diharapkan dapat menghasilkan data yang akurat.

4. Penyajian Data

Setelah data diklasifikasi, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat

dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart dan sebagainya.

Penyajian data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan

dengan mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-

masing. Data yang telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber

tulisan maupun dari sumber pustaka dikelompokkan, selain itu juga

menyajikan hasil wawancara para pengrajin batik tulis Pekalongan

untuk memudahkan dalam menemukan apa kebutuhan dan bagaimana

perilaku pencarian informasi mereka.

5. Kesimpulan

Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang belum jelas menjadi jelas. Kesimpulan

Page 53: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

38

dalam penelitian ini akan mengungkapkan apa saja kebutuhan dan

bagaimana perilaku pencarian informasi para pengrajin batik tulis

Pekalongan, sehingga penelitian ini mampu memberikan sumbangan

pengetahuan baru tentang informasi batik pekalongan.

Page 54: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

39

BAB IV

GAMBARAN UMUM

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan secara rinci tentang karakteristik daerah

penelitian dan profil pengrajin batik tulis Pekalongan. Karakteristik daerah

penelitian meliputi lokasi dan potensi daerah. Profil pengrajin batik tulis

meliputi keluarga dan pengalaman berbisnis dalam menjalankan usaha, serta

pengetahuan informasi tentang ragam hias batik dan motif yang dipakai

dalam usaha pembatikan ini, selain itu juga akan diuraikan tentang jenis-

jenis batik yang ada.

Kecamatan Wiradesa merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten

Pekalongan yang terletak di jalur Pantai Utara Jawa (Pantura), yaitu pada

ketinggian 4-6 mdpl. Kecamatan Wiradesa berbatasan dengan Kecamatan

Wonokerto di sebelah Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan

Tirto, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bojong, dan sebelah

Barat berbatasan dengan Kecamatan Siwalan. Luas daerah keseluruhan

kecamatan ini seluas 1.270.277 Ha. Secara administratif Kecamatan

Wiradesa memiliki 5 kelurahan dan 11 desa (Katalog Pemerintah

Kecamatan Wiradesa, 2012). Kelurahan dan Desa di Kecamatan Wiradesa,

tersebut yaitu 5 (Lima) Kelurahan meliputi Kelurahan Bener, Pekuncen,

Mayangan, Kepatihan, dan Gumawang. 11 Desa tersebut adalah desa

Page 55: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

40

Kemlong, Kauman, Bondansari, Kampil, Waru Lor, Waru Kidul, Wiradesa,

Kadipaten, Delegtukang, Petukangan, Karangjati.

Data resmi pemerintah Kecamatan Wiradesa (Direktori Industri

Pengolahan, Kab. Pekalongan, 2009) menyebutkan jumlah penduduk pada

tahun 2012 sebanyak 64.072 jiwa, terdiri dari 32.020 laki-laki dan 32.052

perempuan. Banyaknya kepala keluarga menurut status pekerjaan sejumlah

13.162 kepala keluarga yang bekerja, dan 1.251 kepala keluarga yang tidak

bekerja. Sedangkan sektor industri pengolahan menempati urutan pertama

sebagai mata pencaharian penduduk usia di atas 15 tahun, dengan perincian

seperti tabel berikut:

Tabel 4.1.1. Mata Pencaharian Penduduk Usia di Atas 15 Tahun di

Kecamatan Wiradesa

Sektor Ekonomi Jumlah Pekerja > 15 Tahun

Industri Pengolahan 10.417

Perdagangan 7.717

Jasa 4.902

Pertanian Pangan 2.188

Peternakan 575

Perikanan 348

Perkebunan 203

Keuangan 16

Lain-lain 6.300

Jumlah 32.666

Page 56: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

41

Tabel 4.1.2. Perekonomian di Kecamatan Wiradesa

1. Industri

a. Industri Kecil 288 unit

Tenaga Kerja 2.588

unit

b. Industri Besar 6 unit

Tenaga Kerja 2.959

unit

c. Industri Rumah Tangga 2.674

unit

Tenaga Kerja 4.394

unit

2. Perdagangan

a. Industri Perdagangan

Menengah

435 unit

Tenaga Kerja 495 unit

b. Sarana Perdagangan

Pasar Lokal 1 buah

Pasar Regional 1 buah

Pasar Swalayan 5 buah

Pasar Grosir 2 buah

Pertokoan/Warung 705 buah

Page 57: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

42

Tabel 4.1.3. Produk unggulan di Kecamatan Wiradesa adalah:

Produk Unggulan Lokasi

1. Kerajinan Batik Semua Kelurahan dan Desa

2. Pembuat Tahu Ds. Kadipaten, Ds. Wiradesa, Kel. Pekuncen

3. Pertanian Padi Ds. Kadipaten, Ds. Waru Kidul, Ds. Warulor

4. Kerajinan Rumah Ds. Kemlong (dari kantong bekas)

5. Kuliner Kel. Gumawang (sebagai kampung singgah)

Page 58: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

43

Peta Kecamatan Wiradesa

Page 59: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

44

4.2. Batik Pekalongan

4.2.1. Warisan Budaya Tak Benda (Cultural Heritage)

Saat ini batik sudah menjadi suatu karya seni yang diakui dunia sejak

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation

(UNESCO) pada tanggal 2 Oktober 2009 telah menetapkan batik sebagai

cultural heritage yaitu warisan budaya tak benda, yang dimaksud dengan

cultural heritage adalah yang tergolong dalam monumen, kelompok

bangunan, dan situs, batik merupakan budaya tak berbenda. Yang dimaksud

dengan monumen antara lain hasil karya arsitektural, hasil karya patung dan

lukisan yang monumental. Elemen atau struktur alam yang arkeologis,

naskah, gua dan kombinasi fiturnya, dimana nilainya bersifat universal, baik

dari sudut pandang sejarah, seni sekelompok bangunan yang saling

berhubungan maupun yang terpisah, baik karena bentuk arsitekturnya,

keseragamannya dalam suatu lanskap, atau nilainya yang secara universal

sangat hebat, baik dari segi sejarah, seni maupun ilmu pengetahuan. Untuk

situs, yang tergolong di dalamnya adalah hasil karya manusia atau

kombinasi antara alam maupun karya manusia, dan area-area seperti situs

bersejarah yang nilainya secara universal tergolong hebat, baik dari segi

sejarah, estetika, etnologis maupun antropologis.

Masih menurut UNESCO (2 Oktober 2009) dalam Pesona batik 2012,

bahwa cultural heritage terdiri dari tangible cultural heritage (materiil

cultural heritage) dan Intangible cultural heritage (Immateriil cultural

heritage). Tangible cultural heritage dapat terdiri dari: 1) warisan budaya

Page 60: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

45

yang dapat dipindahkan (lukisan, patung, koin, naskah kuno); 2) warisan

budaya yang tidak dapat dipindahkan (monumen, situs arkeologis); 3)

warisan budaya di bawah air (kapal karam, situs dan reruntuhan di bawah

air). Sedangkan Intangible cultural heritage terdiri atas tradisi lisan, seni

pertunjukan, ritual.

4.2.2 Sejarah Batik di Indonesia

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan

kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam

beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa

kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.

Kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan

Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya.

Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia

dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad

ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad

ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau

sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak

daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan

kemudian Batik menjadi alat perjuangan ekonomi oleh tokoh-tokoh

pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda. (Batik Indonesia, 2012)

Seni batik adalah seni gambar di atas kain untuk pakaian yang

menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu.

Page 61: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

46

Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan

hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh

karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka seni batik

ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-

masing, sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-

tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon

mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta

garamnya dibuat dari tanah lumpur.

4.2.3. Sejarah Batik Pekalongan

Sejarah batik pekalongan, meskipun tidak ada catatan resmi kapan

batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah

ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di

Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil

berupa bahan baju.

Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah

perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering

disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya

peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak

yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah

Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan

pengikutnya mengembangkan batik. Ke timur batik Solo dan Yogyakarta

menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta

Page 62: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

47

Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke

arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan

Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah

ada sebelumnya semakin berkembang.(Abraham, 2012)

Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami

perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik

berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan

daerah Buaran, Pekajangan, Wonopringgo serta Wiradesa.

Batik Pekalongan termasuk batik pesisir yang paling kaya akan warna.

Sebagaimana ciri khas batik pesisir, ragam hiasnya biasanya bersifat

naturalis. Jika dibanding dengan batik pesisir lainnya Batik Pekalongan ini

sangat dipengaruhi pendatang keturunan China dan Belanda. Motif Batik

Pekalongan sangat bebas, dan menarik, meskipun motifnya terkadang sama

dengan batik Solo atau Yogya, seringkali dimodifikasi dengan variasi warna

yang atraktif. Tak jarang pada sehelai kain batik dijumpai hingga 8 warna

yang berani, dan kombinasi yang dinamis. Motif yang paling populer dan

terkenal dari Pekalongan adalah motif batik Jlamprang.

Batik Pekalongan banyak dipasarkan hingga ke daerah luar jawa,

diantaranya Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, irian, Minahasa,

hingga Makassar. Biasanya pedagang batik di daerah ini memesan motif

yang sesuai dengan selera dan adat daerah masing-masing.

Keistimewaan Batik Pekalongan adalah para pembatiknya selalu

mengikuti perkembangan jaman . Misalnya pada waktu penjajahan Jepang,

Page 63: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

48

maka lahir batik dengan nama’Batik Jawa Hokokai’, yaitu batik dengan

motif dan warna yang mirip kimono Jepang. Pada umumnya batik jawa

hokokai ini merupakan batik pagi-sore. Pada tahun 60-an juga diciptakan

batik dengan nama Tritura. Bahkan pada tahun 2005, sesaat setelah presiden

SBY diangkat, muncul batik dengan motif ‘SBY’ yaitu motif batik yang

mirip dengan kain tenun ikat atau songket. Motif yang cukup populer akhir-

akhir ini adalah motif Tsunami. Memang orang Pekalongan tidak pernah

kehabisan ide untuk membuat kreasi motif batik.

4.2.4. Batik Dulu dan Sekarang

Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya

pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal

besar. Sejak berpuluh tahun lamanya hingga sekarang, sebagian besar proses

produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah.

Akibatnya, batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan

masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administrasi

yaitu Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Batik

Pekalongan adalah napas kehidupan sehari-hari warga Pekalongan. Ia

menghidupi dan dihidupi warga Pekalongan.

Meskipun demikian, sama dengan usaha kecil menengah lainnya di

Indonesia, usaha batik Pekalongan kini tengah menghadapi masa transisi.

Perkembangan dunia yang semakin kompleks dan munculnya negara

pesaing baru seperti, Vietnam, menantang industri batik Pekalongan untuk

Page 64: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

49

segera mentrasformasikan dirinya ke arah yang lebih modern bila gagal

melewati masa transisi ini, maka batik Pekalongan mungkin akan menjadi

kenangan bagi generasi mendatang lewat buku sejarah dan museum.

Apa yang dihadapi industri batik Pekalongan saat ini mungkin adalah

sama dengan persoalan yang dihadapi industri lainnya di Indonesia,

terutama yang berbasis pada pengusaha kecil dan menengah dengan

menurunnya daya saing yang ditunjukkan dengan harga jual produk yang

lebih tinggi dibanding harga jual produk sejenis yang dihasilkan negara lain.

Padahal kualitas produk yang dihasilkan negara pesaing lebih baik

dibanding produk pengusaha Indonesia. Penyebab persoalan ini bermacam-

macam, mulai dari rendahnya produktivitas dan keterampilan pekerja,

kurangnya inisiatif pengrajin untuk melakukan inovasi produk, hingga

usangnya peralatan mesin pendukung proses produksi.

4.2.5. Industri Batik Tulis

Batik tulis merupakan batik yang dibuat pertama kali sebelum adanya

batik cap, sablon dan printing. Industri batik tulis pada zaman dulu memang

sangat menjanjikan dengan pemasaran dan lahan jual yang besar, tetapi

dengan adanya berbagai jenis pembuatan batik seperti yang sudah

berkembang dengan adanya batik cap, batik sablon bahkan sekarang yang

marak dilakukan adalah printing. Para pengrajin batik Pekalongan yang

memproduksi batik Pekalongan dengan mengutamakan hasil batik tulis,

yang memang batik tulis masih mengandung nilai seni yang paling tinggi

Page 65: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

50

dibanding dengan batik cap ataupun yang sekarang terkenal dengan batik

printing. Sebenarnya batik printing sudah dikatakan bukan karya seni batik,

karena proses pengerjaannya sudah berbeda dengan membatik, hanya saja

corak dan motif yang sama dengan batik, batik yang menggunakan printing

ini sangat merugikan pengrajin batik tulis karena memproduksi dengan

masal sehingga harga jauh lebih murah dan kualitas tidak sepadan dengan

batik tulis. Dengan adanya batik printing tersebut, maka pemasaran batik

tulis kian terhambat masuk ke pasaran yang memang menginginkan harga

yang jauh lebih murah. Namun demikian, industri batik tulis tidak

menampakkan kemundurannya karena memang masih banyak masyarakat

yang mencintai produk batik tulis yang asli dengan buatan tangan-tangan

pengrajin batik, mereka pelanggan batik tulis memang memiliki seni batik

tinggi dan sangat menghargai budaya batik serta ikut serta dalam pelestarian

batik Pekalongan.

4.2.6. Gaya Ragam Hias Batik Pekalongan

Gaya ragam hias batik Pekalongan sangat bervariasi dan banyak sekali

macamnya, dan semuanya dapat ditemukan dengan mudah dipasaran,

walaupun sekarang masyarakat kita belum mengetahui dengan pasti

bagaimana motif yang ada dan apa saja macam gaya ragam hias batik

Pekalongan sendiri. Sebagian masyarakat Pekalongan hanya tahu akan

memakai batik saja, dan tidak paham apa yang sebenarnya dipakai mereka

Page 66: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

51

merupakan motif-motif yang seperti apa. Ini merupakan temuan beberapa

motif batik Pekalongan.

a. Motif Jlamprang

Motif Jlamprang merupakan ragam hias khas Pekalongan, nama

Jlamrang berarti gagah, dilihat dari gambarnya yang mengesankan

kegagahannya. Motif Jlamrang yang pada dasarnya merupakan ragam

hias nitik dengan tata warna beraneka ragam. Motif ini memiliki ciri

warna latar hitam, warna pelengkap merah, biru, hijau dan kuning

gading (Wahono, 2004:114).

b. Motif Tiga Negeri

Batik Tiga Negeri dikenal lewat warnanya yang terdiri dari tiga

bagian. Ada biru, coklat/sogan, dan merah. Batik ini kadang dikenal

sebagai Batik Bang-Biru atau Bang-Bangan untuk variasi warna yang

lebih sederhana. Ada yang mengatakan kalau pembuatan batik ini

dilakukan di tiga tempat yang berbeda. Biru di Pekalongan, Merah di

Lasem, dan Sogan di Solo. Sampai sekarang kerumitan detail Batik

Tiga Negeri sukar sekali direproduksi.

c. Motif Seno

d. Motif Boketan Pohon

Batik Buketan asal Pekalongan dengan desain pengaruh Eropa.

Batik Indonesia dengan desain pengaruh Eropa.

e. Motif Tumpal

Page 67: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

52

f. Motif Tanahan Krokotan

g. Motif Cendrawasih

h. Motif Parang Jago

i. Motif Salak Tejo

j. Motif Bledak

k. Motif Mega Mendung

l. Motif Kawung Sulur

m. Motif Jawa Hokokaido

Batik Jawa Hokokai. Dibuat dengan teknik tulis semasa

pendudukan Jepang di Jawa (1942-1945). Ia berupa kain panjang yang

dipola pagi/sore (dua corak dalam satu kain) sebagai solusi kekurangan

bahan baku kain katun di masa itu. Ciri lain yang mudah dikenali

adalah pada motifnya. Motif kupu-kupu, bunga krisan, dan detail yang

bertumpuk menjadikan Batik Jawa Hokokai menempati posisi karya

seni yang mulia. Batik jenis Jawa Hokokai biasanya dikerjakan oleh

lebih dari 10 orang yang masing-masing memegang peran proses

pembatikan yang berbeda. Sistem padat karya seperti ini juga

memungkinkan para pekerja di industri batik tidak di PHK. Kemiskinan

dan kesulitan akibat Perdang Dunia ke-II nyata-nyata memengaruhi

seni Batik di Indonesia

n. Motif Wijaya Kusuma

o. Motif Trumtum

Page 68: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

53

Masih ada berbagai motif batik lainnya yang merupakan motif dari

daerah pesisiran utara Jawa termasuk Lasem dan Batang.

4.2.7. Jenis-jenis Batik

Menurut gaya membatiknya, batik tulis atau cap dibedakan sebagai

berikut:

a. Batik Tradisional, terdiri atas:

1) Batik kerokan yaitu dengan pengerokan untuk

menghilangkan lilin sebagian.

2) Batik lorodan yaitu batik yang diklowong, diwedel, dilorod,

dibironi, disoga, dan dilorod kembali.

3) Batik bedesan yaitu batik yang ditembok, disoga,

diklowong, diwedel, dilorod.

4) Batik radioan yaitu batik yang disoga, diklowong,

diputihkan, ditembok, diwedel, dilorod.

5) Batik Pekalongan yaitu batik yang disertai dengan coletan.

6) Batik remekan yaitu batik dengan peremekan untuk

menghilangkan lilin sebagian.

7) Batik Kalimantan yaitu batik yang dicap, disoga, dilorod.

8) Batik kelengan yaitu batik yang dicap / klowong, diwedel,

dilorod.

9) Batik monochrom yaitu batik yang sama kelengan hanya

menggunakan warna bebas.

Page 69: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

54

b. Batik Gaya Bebas (Modern), batik gaya bebas terdiri dari:

1) Batik cap yaitu batik dengan menggunakan pelekatan lilin

dengan canthing cap.

2) Batik tulis yaitu batik dengan menggunakan pelekatan lilin

dengan canthing tulis.

3) Batik painting yaitu batik dengan menggunakan pelekatan

lilin dengan kuas.

4) Batik kombinasi yaitu batik dengan menggunakan pelekatan

lilin dengan campuran alat.

4.2.7.1. Batik Tulis

Batik yang dibuat dengan cara menuliskan langsung motif batik secara

manual dengan menggunakan canting. Batik tulis ini mempunyai keunikan

tersendiri karena proses pembuatannya yang cukup rumit dan membutuhkan

ketelatenan tingkat tinggi. Pembuatan batik tulis ini sesuai dengan tingkat

kesulitan dalam membuatnya, sehingga batik tulis dijual dengan harga yang

lebih mahal. Hal ini sangat sesuai dengan kualitas batik tulis yang bagus dan

mempunyai motif batik yang detail. Untuk batik pekalongan juga terdapat

jenis batik tulis yang memiliki daya jual yang tinggi. Ada dua cara batik

tulis yaitu batik tulis malam dan batik tulis warna atau colet:

1) Batik tulis malam

Adalah teknik batik tulis dengan menorehkan cairan malam melalui

canting tulis dioleskan sesuai motif yang telah digambar di kain mori

dengan pensil.

Page 70: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

55

2) Batik tulis colet (warna)

Adalah teknik batik tulis dengan menorehkan warna melalui

canting tulis langsung ke kain mori, dalam membatik sudah langsung

ada warnanya.

Ciri-ciri batik tulis ini adalah motifnya tidak berulang, pemilihan

kombinasi warna yang digunakan bisa lebih banyak, dan warna dasarnya

bisa gelap atau cerah. (batikindonesia, 2012)

4.2.8. Perkembangan Batik Pekalongan

Industri batik di Pekalongan termasuk di Kecamatan Wiradesa

merupakan kategori industri kecil/rumah tangga. Batik Pekalongan

merupakan batik pesisiran yang berkembang dan dipengaruhi oleh budaya

Islam dan Cina. Motif batik Pekalongan berbentuk non geometris dengan

konsentrasi pada pembuatan batik tulis. Dengan perkembangan produksi

batik tradisional yang ada sekarang ini sudah mulai dilakukan kolaborasi

alat yang semi modern. Gaya dan model telah banyak dilakukan, terutama

untuk batik cap dan sablon yang dapat menghasilkan batik lebih banyak

dalam waktu yang singkat. Sebagian usaha kelas menengah sudah mulai

menggunakan alat mesin modern yang mempunyai kapasitas produksi jauh

lebih cepat dan besar. Sedangkan batik tulisnya kini diproduksi sedikit

hanya untuk kalangan menengah ke atas, dengan harga yang relatif mahal,

karena proses pembuatannya yang sulit dan membutuhkan ketelatenan serta

keuletan pengrajinnya. Batik tulis kini diproduksi untuk pesanan dan untuk

Page 71: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

56

dipasarkan ke toko-toko dan butik-butik yang memang sudah menjadi

pelanggan setia para pengrajin batik tulis Pekalongan. Pengrajin batik tulis

Pekalongan sering memadu padankan motif dan kreatifitas sendiri untuk

menghasilkan motif yang lain daripada yang lain sehingga menghasilkan

dalam satu motif itu hanya satu lembar kain, tidak mungkin ada yang sama

persis. Batik Tulis masih mempunyai nilai seni yang tinggi dan merupakan

karya seni yang mahal. Para pengrajin batik tulis Pekalongan, hanya

memproduksi kain batik tulis sedikit dibandingkan dengan batik cap

maupun sablon, ini terjadi karena proses pembuatannya yang lama yaitu

mencapai 2-3 bulan dalam satu lembar kain batik tulis asli.

Batik pesisiran Pekalongan dibandingkan dengan daerah lainnya

memiliki corak dan komposisi warna yang lebih kaya. Simbolisasi motifnya

bernuansa pesisir. Misalnya motif bunga laut dan binatang laut. Pertemuan

masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda,

Arab, India, Melayu, dan Jepang, pada zaman lampau telah mewarnai

perubahan pada motif dan tata warna seni batik. Motif yang paling terkenal

saat ini adalah batik Jlamprang yang diilhami dari India dan Arab. Untuk

batik encim dan klengenan, diperngaruhi oleh peranakan Cina. Pada zaman

penjajahan Jepang muncul batik Hokokai, yaitu batik dengan motif dan

warna yang mirip kimono Jepang.

4.3. Pengrajin Batik Tulis

Objek dalam penelitian ini adalah pengrajin batik tulis yang

berkecimpung di sektor industri batik di Kecamatan Wiradesa, Kabupaten

Page 72: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

57

Pekalongan. Industri batik tulis merupakan sektor industri yang terus

berkembang sekaligus menjadi tumpuan sektor penyerapan tenaga kerja di

Kabupaten Pekalongan, khususnya Kecamatan Wiradesa. Masyarakat yang

hingga kini aktifitas sehari harinya terkait dengan usaha membatik sebagai

mata pencaharian masyarakat yang tinggal di sekitar daerah sektor

pembatikan, meliputi pedagang bahan-bahan material batik, pembuat alat

batik, perajin batik, pedagang batik, pemerhati batik hingga konsumen batik,

mereka dari kecil memang sudah terbiasa dengan usaha turun-temurun

produksi pembatikan. Batik tulis memang sangat menjanjikan dan

merupakan rintisan dari seni membatik pada jamannya, sehingga walaupun

sekarang banyak berkembang mesin-mesin modern yang memproduksi

batik dengan massal untuk menghasilkan banyak sekali produk dengan

waktu yang singkat. Ini tidak membuat usaha batik tulis terpuruk, melainkan

semakin banyak yang mencintai batik, semakin besar permintaan atas batik

tulis, sehingga harganyapun lumayan lebih mahal.

Page 73: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

58

BAB V

ANALISIS HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dibahas hasil penelitian berdasarkan observasi,

wawancara dan dokumentasi dalam pengumpulan data. Setelah proses

pengumpulan data, kemudian dilakukan teknik analisis data secara

deskriptif tentang Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Pengrajin

Batik Tulis Pekalongan: Studi Kasus di Kecamatan Wiradesa Kabupaten

Pekalongan. Analisis hasil penelitian ini didasarkan pada pengamatan di

lapangan dan wawancara pada bulan Mei – Juli 2013 dengan 5 informan.

Informan yang diambil dalam penelitian sebanyak 5 orang pengrajin batik

Pekalongan yang memproduksi batik tulis di Kecamatan Wiradesa

Kabupaten Pekalongan.

Menurut latar belakang batik sebagai warisan budaya Indonesia yang

harus dilestarikan keberadaannya dan harus diwarisi kepada generasi muda,

maka kebutuhan informasi mengenai batik itu sendiri sangat dirasa penting

untuk mendukung segala aspek kegiatan dalam pendalaman pengetahuan

tentang pengembangan batik di Pekalongan sendiri oleh beberapa pengrajin

batik Pekalongan khususnya pengrajin batik tulis. Peneliti hanya mengkaji

pengrajin batik tulis di Pekalongan. Oleh karena itu peneliti melakukan

observasi dan wawancara dengan informan yang merupakan pengrajin batik

Pekalongan untuk mendapatkan informasi tentang apa yang dibutuhkan dan

bagaimana mereka mencari informasi tersebut. Setelah pengumpulan data

Page 74: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

59

sudah dilakukan, maka peneliti mengolah data dan dianalisis agar

mendapatkan simpulan dari penelitian ini.

5.1. Informan yang terlibat dalam penelitian.

Informan tersebut merupakan para pengrajin batik tulis Pekalongan.

Peneliti memilih para informan yang merupakan pengrajin batik yang masih

menggunakan teknik membatik dengan tangan yaitu dengan batik tulis yang

dihasilkan. Data informan dapat dilihat pada lampiran tabel 5.1.

5.2. Analisis Data

5.2.1. Awal mulai usaha batik Pekalongan

Para pengrajin batik Pekalongan melakukan bisnis atau usaha batik ini

sudah dimulai cukup lama, ini bisa dilihat dari cara mereka mengelola usaha

dengan sangat terkontrol dan sudah mempunyai omset yang lumayan besar.

Berikut informasi yang diperoleh peneliti mengenai pertanyaan tentang

kapan awal mula memulai usaha batik Pekalongan. Transkrip wawancara

dapat dilihat pada lampiran tabel 5.2.1.

Para informan yang diwawancarai menyatakan bahwa mereka sudah

memulai bisnis atau usaha batik Pekalongan ini sejak beberapa tahun yang

lalu, dan sudah mengeluti usaha batik dengan memproduksi batik tulis

sebagai produk utama dalam proses pengerjaannya. Sebagian dari informan

menyatakan bahwa mereka sudah memulai usaha batik secara turun temurun

dari nenek buyut mereka yang memang sejak dulu sudah berprofesi sebagai

Page 75: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

60

pengrajin batik. Seperti diutarakan oleh salah satu informan yaitu Bapak

Khaerudin, sebagai berikut:

“Mulai yaa sekitar 1997 kayaknya mbak… saya mulai sendiri disini 1997. Kalau dulu turun-temurun dari bapak saya ya dari 40 tahunan yang lalu kira-kira.”

Sejurus dengan pernyataan informan diatas bahwa mereka merintis

usaha batik bukan dari diri sendiri melainkan sudah usaha turun temurun

dari orang tua, namun memisahkan diri dengan membuka pabrik sendiri

setelah mendapat ilmu pembatikan dari orang tua. Sependapat juga dengan

pernyataan Bapak Zamroni, sebagai berikut:

“Kurang lebih ya... tahun 2002. Usaha turun temurun dari orang tua mbak. Jadi Saya yaa melanjutkan usaha orang tua.”

Dan pernyataan dari Bapak H. Abdul Haris, yaitu sebagai berikut:

“ Hmmm...Kurang lebih ya... tahun 1993. Itu saya memisahkan diri dari usaha kakak Saya.”

Namun berbeda ketika salah satu informan menyatakan bahwa beliau

merintis usaha batik Pekalongan ini dengan sebelumnya bekerja sebagai

seorang buruh batik di usaha pengrajin batik lain di kota Pekalongan.

Seperti diungkapkan oleh salah satu informan yaitu Bapak H. Daanan,

sebagai berikut:

“Iki wes kawit biyen Nok, jaman Aku sek nom, biyen ki ow… Aku melu wong 16 tahunan buruh Nok, neng Pekalongan Kota… dadi tukang mbatik Nok, saiki alhamdulillah Nok, wes biso mandiri bangun usaha dewe Nok, yo kiro-kiro taun 1984 mulai bisnis batik dewe”

“Masa moncere yoo Nok… Aku biyen pernah jaya-jaya ne kui ow Nok taun 1987, kui Aku ngroso penak e nemen Nok luru duwet, ha’ah… biso go tuku kebon mrono mrene, bangun umah go anak-anakku Nok, Aku yo iso mangkat Kaji ping 2 Nok…. Hmmm… gampangane yo seneng Nok jaman

Page 76: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

61

sak munu ow nok… hu’um…wes seneng urep kui Nok. Tapi saiki angel Nok, wes sepi…”

Disini penulis mencoba menerjemahkan isinya, sebagai berikut:

“Ini sudah dari dulu Nok(sebutan nak kepada anak perempuan), pada zaman Aku masih muda, dulu itu... aku ikut orang selama 16 tahunan menjadi seorang buruh Nok, di Pekalongan Kota jadi pembatik atau buruh batik Nok. Sekarang alhamdulillah Nok, sudah bisa mandiri bangun usaha sendiri Nok, yaa kira-kira tahun 1984 mulai bisnis batik sendiri”

“Masa kejayaan ku ya Nok, Aku dulu pernah mengalami masa kejayaan itu Nok tahun 1987, itu Aku merasakan hidup enak sekali, mencari uang mudah Nok, iya bisa beli kebun disana sini, bisa membangun rumah untuk anak-anakku Nok, Aku sudah bisa naik haji 2 kali. Hmmm.. mudah dan senang hidup jaman itu. Hu’um... mudah waktu itu, tetapi sekarang sulit Nok, sudah sepi”

Menurut pernyataan informan diatas dapat disimpulkan bahwa

sebagian pengrajin batik Pekalongan yaitu 1 dari 5 informan merintis usaha

batik Pekalongan ini dengan sebelumnya bekerja sebagai seorang buruh

batik di usaha pengrajin batik lain di kota Pekalongan. Dan 4 dari 5

informan menyatakan bahwa mereka sudah memulai usaha batik turun-

temurun dari usaha keluarga terdahulu.

5.2.2. Pembatikan dan Tenaga Kerja

Kegiatan pembatikan yang dilakukan di dalam usaha batik oleh semua

pengrajin batik Pekalongan yang menjadi informan dalam penelitian,

dilakukan dengan berbagai cara pembatikan menurut dengan teknik dan

proses dari tahapan membatik tersebut. Menurut hasil wawancara, peneliti

memperoleh informasi tentang bagaimana cara pembatikan dan bagaimana

tenaga kerja yang diberdayakan serta apakah tenaga kerja dipisahkan

Page 77: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

62

menurut keahlian dalam proses pembatikan. Transkrip wawancara dapat

dilihat pada lampiran tabel 5.2.2.

Dengan mempekerjakan beberapa orang pembatik dan pekerja lain

dalam proses dan tahapan membatik ini, informan membedakan berdasarkan

keahlian dari masing-masing pegawai batik. Seperti diungkapkan oleh

Bapak Sutoyo, sebagai berikut:

“Tenaga kerja di sini itu ada kurang lebih 20 orang ada mbak, 7 laki-laki dan 13 perempuan.”

“Yaa... dibedakan tho mbak, menurut tahapannya, kalo biasanya perempuan itu ya yang mbatik, nembok, ngebok, dan laki-laki ya mewarnai sama nglerot mbak... itu siih.”

Tenaga kerja atau pegawai dalam sebuah usaha batik tidak bisa

diperkirakan sama banyaknya atau harus berapa pegawainya, jumlah

pegawai di setiap usaha batik itu tergantung dari berapa banyak tenaga kerja

yang dibutuhkan dan bagaimana membuat usaha batik ini bisa berjalan

seperti yang diharapkan dengan memberdayakan masyarakat sekitar untuk

menjadi pekerja batik tersebut. Seperti diutarakan oleh informan yaitu

Bapak Daanan, sebagai berikut:

“Jaman biyen ow Nok… akeh Nok pegawene… 600 uwong pernah e biyen jaman sakmunu Nok. Wes iki sakmene oww Nok…. Kebak kabeh Nok pegawene (sambil menunjuk-nunjuk ke tempat salah satu ruangan di gudang dimana sekarang sudah menjadi tempat meletakkan barang-barang tidak dipakai, dulunya tempat kerja pegawai untuk membatik). Saiki pegawe ku ono 50 uwong Nok, 30 wedok 20 lanang Nok. Ono sing digowo balek ng umahe dewe-dewe Nok, sekitare kui 60an wong. Kenopo saiki sitik pegawene ya mergo kui Nok, saiki jaman e wes angel, ora koyo biyen maneh a.. Nok”

Page 78: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

63

Di sini peneliti berusaha mengartikan ke dalam bahasa Indonesia,

sebagai berikut:

“Pada zaman dulu ow Nok,.. banyak Nok pegawainya....600an orang pernah pada waktu dulu itu. Nah udah segini ya Nok penuh semua ini ruangan ini semua pegawainya (sambil menunjuk-nunjuk ke tempat salah satu ruangan di gudang dimana sekarang sudah menjadi tempat meletakkan barang-barang tidak dipakai, dulunya tempat kerja pegawai untuk membatik). Sekarang pegawaiku ada 50 orang Nok, 30 perempuan dan 20 laki-laki. Ada yang kainnya dibawa pulang ke rumah masing-masing Nok, sekitar 60an orang. Jadi kira-kira ya 110 orang pegawainya. Kenapa kok sekarang sedikit pegawainya,yaa karena zaman sekarang itu susah Nok, tidak seperti dulu lagi Nok”

Senada dengan pernyataan Bapak Khaerudin yang menyatakan bahwa

pegawainya juga dibedakan berdasarkan keahliannya sebagai berikut:

“Sekitar 15 orang mbak, 9 laki-laki karo an 6 sing wedok e rhaa mbak..” “Oh… ya dibedakan rhaa… itu sebelah sana itu menggambar pola desain yang sudah dibuat itu dijaplak di kain, trus selanjutnya ada yang membatik, dan ada yang mewarna, semua ada bagian-bagiannya”

Tidak bisa dipungkiri bahwa teknik pembatikan pada dasarnya sama

saja dalam tahap dan proses yang dilakukan untuk menghasilkan kain batik

yang berkualitas tinggi, walaupun ada beberapa yang cara pengerjaannya

lain, ini dikarenakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Zamroni bahwa prosesnya juga sama dengan

pengrajin batik lain, sebagai berikut:

“Oohh.. dipisah mbak, pisah ha’ah. Bagiannya sendiri-sendiri. Emm... 4 tahap mbak. Emmm... mulai dari motif, pembatikan, pewarnaan terus finishing. Finishing itu terakhir mbak”

Ada juga yang memberikan keleluasaan kepada pegawainya untuk

bisa merolling perkerjaan, seperti dari yang biasanya kegiatannya pada

proses pembatikan tahap awal, nanti bisa suatu saat mengerjakan kegiatan

Page 79: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

64

pada proses pembatikan tahap akhir, atau mana saja sesuai dengan pergiliran

tersebut. Sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak H. Abdul Haris,

sebagai berikut:

“Oohh.. dipisah mbak, pisah ha’ah. Bagiannya sendiri-sendiri. Kan yaa harus ada keahlian sendiri-sendiri mbak, tetapi semua bisa digilir”

Dari pernyataan informan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

mengelola usaha batik, informan mempunyai kebijakan sendiri-sendiri

tentang berapa jumlah tenaga kerja yang diberdayakan, sesuai kebutuhan

dalam proses pembatikan. Dan juga terlihat dari pernyataan 5 informan

diatas dapat disimpulkan juga bahwa mengatur posisi dalam menjalankan

kegiatan membatik itu dibedakan menurut tingkat keahlian dan tahapan

dalam proses membatik.

5.2.3. Informasi yang dibutuhkan informan

Pada pertanyaan selanjutnya peneliti menanyakan pada informan apa

saja informasi yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha batik ini.

Transkrip wawancara dapat dilihat pada lampiran tabel 5.2.3.

Informasi yang dibutuhkan para pengrajin batik pekalongan, menurut

hasil analisis wawancara yang dilakukan peneliti mengungkapkan bahwa

informasi yang dibutuhkan mereka kurang lebih sama, yaitu tentang motif

batik dan perkembangannya. Ini seperti diungkapkan oleh salah satu

informan yaitu Bapak Zamroni, sebagai berikut:

“Pembinaan, UKM, ha’ah pembinaan dari Deperindag, kadang pernah aa..mbak, hu’umm... kadang-kadang mbak yaa mungkin setahun sekali pertemuannya mbak kalau ada undangan. Undangan dari UKM, dari mitra binaan yaa bisa mbak... telkom biasanya mbak”

Page 80: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

65

Informasi yang dibutuhkan adalah informasi tentang batik itu sendiri,

bagaimana melestarikannya, mengembangkan ide kreatif untuk desain motif

batik juga, informasi tentang seminar dan pelatihan. Tidak berbeda dengan

yang diutarakan oleh informan selanjutnya yaitu Bapak Sutoyo, yang

menyatakan bahwa:

“Ya tentang motif batik itu sendiri, melestarikan batik, bagaimana mengembangkan ide dan kreatifitas kita untuk bisa menghasilkan desain batik yang lain daripada yang lain, itu biasanya mbak, informasi tentang pagelaran-pagelaran dan seminar-seminar tentang batik”

Ada juga yang berpendapat bahwa kebutuhan informasi informan juga

tidak lepas dari informasi tentang modal dan pendanaan, seperti yang

diungkapkan oleh Bapak H.Abdul Haris, sebagai berikut:

“Informasi nek muni UKM kan modal yo...mbak, biasane nggak nyampe ke bawah, yoo...modale seadanya.”

“Tentang modal mbak, manajemen juga... ya motif baru juga mbak. Tapi biasanya itu kalau dari Deperindag itu informasinya untuk kalangan atas mbak, tidak sampai ke usaha-usaha seperti kita ini. Susah mbak”

Menitik pada informasi tentang pendanaan atau permodalan usaha

kecil menengah, maka usaha kecil yang memang belum bisa terjamah oleh

pemerintah ya sulit untuk berkembang, karena realisasinya memang ada

pihak-pihak yang menjadikan kegiatan itu untuk kalangan atas saja, oleh

karena itu usaha kecil semakit terpinggirkan.

Ada juga informan yang tidak mau tahu perkembangan batik baik itu

motif maupun perkembangan teknologi yang ada. Ini terlihat dari

wawancara dan pemantauan peneliti bahwa informan sendiri tidak begitu

Page 81: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

66

memikirkan tentang informasi apa yang bisa untuk mendukung

berkembangnya usaha mereka, seperti yang diungkapkan salah seorang

informan sebagai berikut:

“Informasi kemana ini mbak? Oohh... ya kalau informasi tentang batik ya sudah punya bekal dari dulu mbak, sejak orang tua dan turun temurun ya sudah tau cara-cara membatik”

Sejurus dengan pendapat diatas, ada juga yang berpendapat bahwa

informasi itu sudah cukup dimiliki dari dulu sampai sekarang, tidak mencari

informasi lain lagi. Seperti berikut:

“Informasi ne yaaa… iki wes turun temurun jaman biyen Nok, lingkungan neng kene Pekalongan kan wes biasa mbatik Nok, dadi ngerti informasi ne kepriye carane batik. Lha.. sing biasane ya informasi sekitar gambar-gambar batik Nok, koyo batik kuno, fariasi nopo rha Nok…”

Peneliti berusaha untuk mengartikan pendapat diatas, seperti berikut:

“Informasinya yaa... ini kan sudah turun temurun sejak dulu Nok, lingkungan di sini Pekalongan kan ya sudah biasa dengan membatik Nok, jadi sudah mengerti informasi bagaimana cara membatik. Lhaa.. yang biasanya itu informasi sekitar gambar-gambar batik Nok, seperti batik kuno, variasinya juga itu Nok.”

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Informasi

yang dibutuhkan informan ini adalah tentang motif batik Pekalongan. 3 dari

5 informan menyatakan membutuhkan informasi tentang UKM, manajemen

dan pengelolaan usaha batik, tentang pameran dan pelatihan tentang batik,

namun ada 2 dari 5 informan yang tidak mengerti dengan jelas apa

informasi yang seharusnya mereka perlukan, karena sudah nyaman dengan

keadaan sekarang dengan bekal dari orang tua dan usaha turun temurun

Page 82: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

67

yang mampu menghidupi keluarga tanpa berfikir kebutuhan informasi

tentang perkembangan motif batik dan sebagainya. Diperoleh juga dengan

berbagai bentuk dan jenis informasi seperti apa yang dibutuhkan. Informasi

ini mengambarkan bagaimana kebutuhan informan dalam pengembangan

usaha mereka.

5.2.4. Tujuan Mencari Informasi Tentang Batik

Pengrajin batik juga mempunyai tujuan mengapa mereka mencari

informasi tentang batik Pekalongan, berikut hasil wawancara dengan

informan mengenai pertanyaan tentang tujuan mereka mencari informasi

tentang batik Pekalongan. Transkrip wawancara dapat dilihat pada lampiran

tabel 5.2.4.

Informasi yang dibutuhkan oleh informan ini sangat berguna untuk

memajukan usaha batik mereka dan perkembangannya. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Abdul Haris, sebagai berikut:

“Oh... ya mbak, biasanya kan informasi tentang motif batik, terus tentang pemasaran, ha’ah manajemen biasanya”

“Tujuannya untuk memajukan usaha, ha’ah dan perkembangan

usaha.”

Sejurus dengan pernyataan diatas bahwa dalam usaha untuk

memperkaya tentang informasi batik mereka, dan supaya makin dikenal

dikalangan masyarakat, mereka membutuhkan informasi, seperti yang

disampaikan oleh Bapak Sutoyo, sebagai berikut:

Page 83: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

68

“Hmmm... untuk memperkaya tentang info batik kita, seperti batik Pekalongan ini supaya makin dikenal, seperti itu mbak. Ya itu dengan mengikuti seminar-seminar dan juga pameran-pameran itu”

Sama seperti tujuan informan diatas, informasi dibutuhkan juga untuk

mengetahui perkembangan usaha batik, adanya promosi-promosi tentang

batik dan untuk memudahkan dalam pemasaran, seperti diungkapkan oleh

informan Bapak Zamroni, sebagai berikut:

“Oh... ya mbak, biasanya kan informasi tentang motif batik, terus tentang pemasaran, ha’ah manajemen biasanya”

“Tujuannya untuk memajukan usaha, ha’ah dan perkembangan usaha. Biasanya promosi mbak, kalau anu kan promosi mbak, pameran. Kalau dari telkom itu pameran mbak.... he’em..”

Ada juga yang membutuhkan informasi tentang batik untuk

memajukan usaha dan untuk mencegah ketertinggalannya dengan produk

lain, seperti disampaikan oleh Bapak H. Daanan, sebagai berikut:

“Hmmmm… men ojo kalah saing Nok, jaman saiki kudu pinter-pinter gawe ide anyar nggo gawe motif batik sing anyar”

Disini penulis berusaha mengartikan kalimat diatas sebagai berikut: (“Hmmm... biar tidak kalah bersaing Nok, zaman sekarang harus

pinter-pinter bikin ide baru untuk membuat motif batik yang baru”)

Dari pernyataan para informan diatas, dapat disimpulkan bahwa

semua informan mempunyai tujuan dalam mencari informasi tentang batik

adalah untuk memajukan usaha pembatikan, memajukan promosi,

mengetahui kalau ada pelatihan dan pameran batik, memperkaya informasi

tentang batik untuk memberikan kesan batik lebih terkenal lagi, dan tujuan

adanya kebutuhan informasi tentang batik adalah agar tidak kalah bersaing

Page 84: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

69

dengan pengrajin batik lain tentang motif batik baru, agar selalu mengikuti

perkembangan zaman.

5.2.5. Jenis Informasi

Banyak variasi jenis informasi yang digunakan dalam memenuhi

kebutuhan informasi para pengrajin batik tulis Pekalongan, jenis informasi

tersebut digunakan informan untuk meningkatkan pengetahuan mereka dan

memperkaya ilmu dan informasi. Berikut data yang diperoleh tentang jenis

informasi yang digunakan dan dibutuhkan dalam usaha batik tulis

Pekalongan oleh informan dapat dilihat pada lampiran tabel 5.2.5.

Menurut hasil wawancara yang telah dilakukan, bahwa informan

mencari informasi tentang perkembangan batik termasuk jenis informasinya

baik dalam bentuk tertulis maupun lisan mengenai jenis pembatikan yang

digunakan, seperti diungkapkan oleh informan Bapak Khaerudin yang

menyatakan jenis informasi yang dimaksud adalah jenis dari cara

pembatikan, sebagai berikut:

“Jenis informasi yang dilakukan untuk batik yaaa.. jenisnya motif batik banyak sekali mbak, printing, tulis, cap, semitulis, kombinasi, kan kayak gitu. Motifnya juga macem-macem ada yang background ada yang apa lah itu saya tidak tahu, itu masalah dari setiap home industri itu memiliki kelainan dari cara motif yang dibuat sendiri-sendiri.”

Dan dari pernyataan Abdul Haris sebagai berikut:

“Heemm.... informasi terutama tentang motif sama ini Mbak, pengembangan-pengembangan yang kreatif, yang model-model terbaru... biasanya tentang pewarnaan juga.”

Sedangkan menurut informan lainnya mengungkapkan bahwa jenis

informasi yang digunakan adalah informasi tentang pelatihan, seminar dan

Page 85: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

70

kegiatan perkumpulan yang diadakan oleh kelompok tertentu, seperti

diungkapkan oleh Bapak Zamroni, sebagai berikut:

“Heemm.... informasi terutama tentang motif sama ini Mbak, pengembangan-pengembangan yang kreatif, yang model-model terbaru... biasanya tentang pewarnaan, trus pewarnaan menurut ini mbak, pengobatan alami, warna alam itu biasanya Mbak, yaa dari seminar itu Mbak”

Sejurus dengan pendapat informan diatas, informan lain yaitu Bapak

Sutoyo juga mengungkapkan, sebagai berikut:

“Hmmm... yaaa itu mbak, dari informasi tentang motif batik yang baru, kombinasi dengan motif kuno untuk menghasilkan karya baru dan bernilai seni tinggi. Informasi tentang pengembangan-pengembangan batik saja mbak, yah itu makanya ikut seminar dan pelatihan-pelatihan itu”

Menurut Daanan mengungkapkan bahwa jenis informasi yang digunakan sudah biasa digunakan sehari-hari, sehingga tidak masalah bagi informan, berikut pernyataannya:

“Biasa Nok, yo kui mau… men batik e ora ketinggalan liane kudu pinter-pinter gawe motif batik liyo, ben ora bosen. Ora tau luru-luru informasi apa-apa Nok, wong tuwo dadi ora ngerti kayak kui, internet-internet ora paham Aku Nok”

Peneliti berusaha memberikan arti dalam bahasa indonesia, sebagai berikut:

“Biasa Nok, ya itu tadi... agar batiknya tidak ketinggalan yang lain itu harus pinter-pinter membuat motif batik lain, agar tidak bosan. Tidak pernah cari-cari informasi apa-apa Nok, orang tua jadi tidak pernah mengerti yang seperti itu, internet-internet tidak begitu paham Aku Nok.”

Dari pernyataan informan diatas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan

informasi mereka sangat beragam, yang mana mereka dari kelima informan

menyatakan membutuhkan jenis informasi tentang cara pembatikan,

informasi tentang seminar batik, pelatihan dan motif-motif dan corak ragam

hias batik. Jenis informasi yang digunakan dalam mengembangkan

Page 86: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

71

informasi tentang batik pekalongan, oleh karena itu semua jawaban sedikit

sama dengan pertanyaan mengenai informasi apa yang dibutuhkan, bukan

jenis informasi seperti apa yang dibutuhkan.

5.2.6. Bentuk Informasi

Banyak sekali variasi bentuk informasi yang dimanfaatkan oleh

informan dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka. Bentuk informasi

tersebut dapat digunakan untuk memberikan gambaran tentang informasi

yang dibutuhkan informan. Berikut data yang telah diperoleh dari hasil

wawancara dengan informan mengenai pertanyaan bentuk informasi seperti

apa yang digunakan oleh informan dapat dilihat pada lampiran tabel 5.2.6.

Sebagian besar dari informan memilih bentuk informasi yang

digunakan adalah buku-buku yang secara pribadi di koleksi. Buku-buku

tersebut juga digunakan untuk memberikan dan mengembangkan kreatifitas

baru. Seperti dijelaskan oleh Abdul Haris, sebagai berikut:

“Oh... punya buku sendiri mbak. Kalau buku itu tentang manajemen, masalah manajemannya.... Kalau buku-buku biasanya lihat di pameran-pameran atau mencari majalah-majalah untuk motif-motifnya sih Mbak...”

Sejurus dengan pernyataan diatas bahwa bentuk informasi yang

dimanfaatkan adalah buku, seperti yang diutarakan oleh Zamroni yang

menyatakan bahwa:

“Oh... kalau buku itu tentang manajemen, masalah manajemannya.... Kalau buku-buku biasanya lihat di pameran-pameran atau mencari majalah-majalah untuk motif-motifnya sih Mbak...”

Page 87: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

72

Dan juga oleh Sutoyo yang juga menggunakan buku-buku untuk

memenuhi kebutuhan informasinya, berikut pernyataannya:

“Oh... itu biasanya kalau buku itu tentang motif baik itu yang baru dan yang motif batik kuno, masalah manajemannya....”

Sedangkan menurut informan lain, mereka belum begitu mengenal

bentuk informasi manapun, dan juga belum menggunakan buku atau bentuk

informasi lain, seperti yang diungkapkan oleh Daanan sebagai berikut:

“Yoo… embuh Nok, ora ngerti sing kepriye-kepriye. Sing penting iso

jalan terus usahane” Juga oleh Khaerudin yang tidak berbeda jawabannya, seperti berikut:

“Ndak tau mbak, ora ngerti sing koyo kui. Sing penting iso jalan terus usahane”

Dari beberapa jawaban diatas mengenai bentuk informasi seperti apa

yang digunakan informan dalam memenuhi informasinya, digambarkan

terdapat perbedaan antara yang mengetahui informasi dengan yang belum

mengenal lebih jauh tentang perkembangan informasi tersebut. Terlihat ada

3 dari 5 informan sudah menggunakan buku-buku dan majalah, tabloid

tentang motif batik Pekalongan dan ragam hiasnya untuk mengembangkan

produk batik mereka, sedangkan 2 dari 5 informan yang lain hanya

mempertahankan usaha agar tetap berjalan lancar tanpa mengejar informasi

dari luar, hanya mengandalkan informasi dalam bentuk lisan yaitu dari

rekan sejawat dalam perkumpulan pengrajin batik tulis Pekalongan.

Page 88: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

73

5.2.7. Sumber Informasi

Sumber informasi yang butuhkan oleh informan diperoleh dari

berbagai sumber, dan setiap informan mempunyai cara sendiri-sendiri dalam

menentukan dari mana informasi itu diperoleh. Berikut adalah hasil dari

data wawancara yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran tabel 5.2.7.

Informasi mereka tentang batik Pekalongan masih sulit didapatkan,

dari sebagian besar mereka masih menggunakan informasi dan pengetahuan

membatik dari informasi orang tua yang sejak dulu diwarisi. Seperti

diutarakan oleh Khaerudin, sebagai berikut:

“Sebelum ada internet mbak ini, hahahaa sudah mencetuskan batik. Ini berdasarkan usaha turut temurun mbak.. adapun sekarang ada internet sebagian orang kalau yang bisa internet, kalau saya ndak ngerti mbak, wong sms saja ndak bisa, telepon bisa”

Tentang perkembangan batik juga mereka mengerti dari pasaran saja,

belum melihat dari sumber informasi lain, seperti Daanan dan Abdul Haris

yang menyatakan:

“Biasane ya pasaran rhaa Nok… pasaran, ha’ah rhaa… njaluk e op kayak kuii”(Daanan)

“Ha’ah... beli buku, bukunya beli. Kadang ada dari teman dan pelanggan yang minta untuk dibuatkan motif apa saja, bisa tergantung pesanan”(Abdul Haris).

Sedangkan dari beberapa informan lain yang sudah menggunakan

buku-buku dan jenis informasi tertulis maupun lisan dari informasi teman

sejawat lainnya yang diperoleh mereka dari majalah atau internet. Seperti

yang dijelaskan oleh Sutoyo, sebagai berikut:

“Yaa... itu mbak saling tukar informasi pas seminar diadakan itu mbak, ya buku juga, banyaklah mbak. Kalau buku-buku biasanya lihat di

Page 89: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

74

pameran-pameran atau mencari majalah-majalah untuk motif-motifnya sih Mbak... bisa juga Saya mencari di internet biasanya.” Saya cari di internet juga”

Sejalan dengan pernyataan diatas, dikuatkan juga oleh pernyataan dari

informan Zamroni, sebagai berikut: “Ha’ah... beli buku, ha’ah perkumpulan, binaan-binaan telkom, atau

UKM itu sih Mbak...”

“Itu beli mbak,.... di pameran-pameran. Atau lihat-lihat di Gramedia” Menurut pernyataan informan diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak

semua informan yaitu hanya ada 2 dari 5 informan yang memanfaatkan

informasi dalam bentuk cetak seperti majalah, buku, atau internet. Mereka

juga ada yang hanya memanfaatkan informasi lisan yaitu dari rekan sejawat

dan pesanan dari langganan mereka yaitu 3 dari 5 informan. Ada dari

mereka yang memperoleh informasi dari internet, ini menggambarkan

bahwa pengrajin batik Pekalongan sudah terjamah teknologi informasi.

5.2.8. Informasi dari Perpustakaan

Perpustakaan merupakan tempat semua informasi ditampung dan

dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat. Sayangnya masyarakat

khususnya pengrajin batik Pekalongan belum pemanfaatkan keberadaan

perpustakaan sebagai pusat sumber informasi mereka. Berikut data

wawacara yang diperoleh dengan pertanyaan pernahkan informan

mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkan informasi di dalamnya, dan

kemana mereka datang untuk mencari informasi tentang batik. Transkrip

wawancara dapat dilihat pada lampiran tabel 5.2.8.

Page 90: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

75

Informan lebih memilih pergi ke toko-toko buku dan di pameran-

pameran yang mereka hadiri dibanding pergi ke perpustakaan, ini terlihat

dari pernyataan Sutoyo dan Zamroni, sebagai berikut:

“Hehee... belum mbak, tidak... biasanya beli, saat ada pameran... ya seperti acara GBN itu kan pasti banyak buku-buku tentang batik, ya beli di situ. Lumayan mahal juga mbak. Sekitarnya ada yang Rp. 700.000, per bukunya.”(Sutoyo)

“Ndak Mbak.... Biasanya ke toko-toko buku. seringnya ke Gramedia, cari-cari buku yang referensi batik-batik kuno. Trus majalah.... majalah batik. Trus ke museum... museun Pekalongan ya tentang batik Mbak”(Zamroni)

Mereka pernah ikut pameran-pameran di kota-kota besar dalam

pagelaran batik Indonesia, ini sesuai dengan pernyataan dari Sutoyo, berikut

ini:

“Pernah di Jakarta mbak... acaranya pameran GBN (Gelar Batik Nusantara) yang biasanya diadakan 2 tahun sekali di bulan Juli. Biasanya diadakan di Jakarta yaitu di JCC.”

“Biasanya bergilir mbak.... bergilir iyaa... udah 2 kali sih mbak. Ada juga ”

Sedangkan informan lain belum memanfaatkan informasi tentang

batik pekalongan di perpustakaan karena masalah waktu dan kesempatan,

seperti diutarakan oleh Daanan dan Khaerudin, seperti berikut:

“Ora Nok, yaaa…. Sangkin sibuk e yo Nok, ora sempet areng perpustakaan. Biasane perpustakaan ya nggo bocah sekolah Nok. Hehehehee”(Daanan)

“Ndak mbak yaaa… Sangkin sibuk e, ora sempet areng perpustakaan. Hehe wes akeh gawean sing kudu dipikirke luweh ndiset Mbak.. hahaaa”(Khaerudin)

Dari hasil pernyataan informan diatas, dapat disimpulkan bahwa

perpustakaan belum menjadi tujuan utama apabila mencari informasi

Page 91: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

76

tentang batik Pekalongan, ini dikarenakan tempat perpustakaan yang jauh

dan tidak ada waktu bagi mereka untuk datang ke perpustakaan, serta belum

adanya informasi tentang perpustakaan sebagai sumber informasi bagi

masyarakat.

5.2.9. Motif dan Ragam Hias Batik Pekalongan

5.2.9.1. Motif yang Dikenal Informan

Dengan banyaknya nama motif dan ragam hias batik sekarang ini,

membuat informan lebih leluasa dalam membuat berbagai motif dan hasil

kain batik yang bervariasi, berikut hasil wawancara yang diperoleh tentang

informasi apa yang diketahui pengrajin batik tulis mengenai motif batik dan

ragam hiasnya dan motif apa saja yang dibuat dalam mengkreasi batik

mereka dapat dilihat pada lampiran tabel 5.2.9.1.

Semakin banyak motif batik dan ragam hias batik Pekalongan ini

menjadikan informan kurang mengenal nama-mana motif batik yang sudah

terkenal di Indonesia dan khususnya motif batik khas Pekalongan. Mereka

hanya mengetahui saja bahwa ada banyak motif, tetapi tidak mengenal

dengan baik. Seperti diungkapkan oleh informan Abdul Haris dan Zamroni,

sebagai berikut:

“Oh... ada Mbak, motifnya yaaa nama-namanya ada Mbak banyak”(Abdul Haris)

“Oh... ada Mbak, motifnya yaaa nama-namanya ada Mbak”(Zamroni)

Page 92: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

77

Mereka sedikit binggung ketika peneliti menanyakan apa saja motif

yang informan ketahui, mereka pengrajin batik yang tidak begitu

mempedulikan nama motif dan nama ragam hias batik pekalongan.

Ada dari informan yang mengungkapkan bahwa mereka tidak begitu

mengenal motif batik karena memang mereka sebagai pengrajin batik tetapi

hanya membuat produk kain bermotif batik saja, dan mereka sudah begitu

banyak memproduksi berbagai jenis motif kain batik sehingga informan

kurang menghafal nama-nama motif batik yang ada. Seperti diutarakan oleh

informan Khaerudin dan Daanan, sebagai berikut:

“Ora, wes sayah mbak asale….wes kemaremen dadi wes ora nggatekake kui motif apa, nek maune tak perhatikan motif iki motif opo… saiki wes ora nggatekake mbak, wes ora sempet. Wong adole ora potongan mbak, adole kie mgko borongan kadi tokone mbak, kekne neng toko mgko tokone gawe aran dewe, gawe aran motif apa dewe rhaa….ha’ah malah nang tokone sing ngarang, kene gawe produk totok…pokoke gawe kreasi sing apik, batik Pekalongan ha’ah kokui bae wes. Panora tokone sing ngarang nama motif dewe Nok, nek kene ngarang terus sing nggo ngarang kui suko nggo ngarang liyone Nok, heheheee kui kan pikirane kayak kui mbak.. hehehe”(Khaerudin)

“Yo akeh Nok…. Wes akeh saiki motif batik kui… sangkin akehe yoo

Aku ora ngerti ono piro sing penting iso nggawene Nok, masalah aran e motif opo yo Aku ora paham Nok. Wong batik sing tak gawe kie kui langsung di gowo areng toko-toko, kompeksi nopo dadi mengko sing ngarani kui kadi kono ne nok. Aku ora paham”(Daanan)

Sedangkan ada satu dari informan yang mengetahui motif batik khas

Pekalongan, seperti yang dituturkan oleh Sutoyo, sebagai berikut:

“Oh.. iya... ya kayak jlamprang, seno, sekar jagad, nyi roro kidul juga ada mbak, cawung, manuk cemiri, bunga-bunga, dan abstrak seperti itu aja sih mbak. Motif batik kan banyak mbak, apalagi di Pekalongan kan selalu bervariasi.”

Page 93: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

78

Menurut pernyataan kelima informan diatas, dapat disimpulkan bahwa

dengan begitu banyaknya variasi motif dan ragam hias batik Pekalongan

tidak membuat informan memahami dengan benar akan nama-nama motif

batik yang mereka hasilkan, mereka hanya memproduksi, dan tidak

mengambil pusing tentang nama-nama motif batik.

5.2.9.2. Motif dan Ragam Hias Batik yang Diproduksi

Motif dan ragam hias batik sangat mempengaruhi perkembangan

usaha batik karena dengan membuat kain batik semakin terkenal dan

menjadi nilai seni tinggi ini terdapat pada corak motif dan ragam hias yang

digunakan, selain proses membatiknya yang begitu telaten. Berikut hasil

wawancara peneliti dengan informan mengenai motif dan ragam hias batik

apa yang digunakan dalam mengembangkan usaha batik mereka dapat

dilihat pada lampiran tabel 5.2.9.2.

Informan dalam membuat motif batik tidak membuat dengan motif

jlamprang saja, melainkan sekarang sudah mempunyai kreatifitas masing-

masing dalam menuangkan ide dan pikiran tentang kombinasi dari motif

batik kuno dan modern. Seperti motif batik fashion, motif abstrak, tema-

tema binatang dan bunga-bunga, seperti yang digambarkan diatas tabel.

Seperti yang diutarakan oleh Zamroni, sebagai berikut:

“Oh... yaa.. biasanya motif abstrak, fashion, ya ada Mbak trus motif alam... emmm.. motif ikan, tema-tema bunga sama binatang, seringnya yaa itu tok Mbak.”

“Kalau motif-motif parang, kalau kayak jlamprang, jogjanan kui untuk selingan Mbak... itu motif-motif pakem”

Page 94: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

79

“Ha’ah,.... motif parang, trus truntum, seno, sri, untuk kombinasi aja Mbak”

Sedang ada pula informan yang membuat motif batik dari corak ciri

khas berbagai daerah di Indonesia, seperti corak Irian Jaya dengan motif

corak ada gambar patung-patung, tifa berbentuk gendang untuk menabuh,

dan corak motif aceh yang biasa bergambar pintu Aceh, serta corak

kalimantan dan sumatra. Mereka memproduksi batik atas pesanan

pelanggan. Kain batik yang dihasilkan akan dikirim langsung ke berbagai

pulau di Indonesia kemudian yang memberi nama motif adalah mereka yang

menjadi pelanggan dari para pengrajin batik Pekalongan, sehingga hak cipta

mereka belum terlindungi, yang memproduksi para pengrajin batik di

Pekalongan, tetapi kain tersebut diberi cap di kota-kota besar dan sudah

memberi cap atas nama pemilik toko. Seperti yang disampaikan oleh

Daanan sebagai berikut:

“Akeh Nok, akeh teo rhaa Nok. Sing biasane yaa… burung-burung, bunga, patung-patung Irian jaya, Tifa irian, motif Bengkulu, motif Aceh, Motif Sumatra, motif Aceh dengan nama Pintu Aceh, motif Lampung dengan nama gajah karena banyak gambar gajahnya, motif Batak dengan nama ulos dibuat untuk syal, motif irian buatan Pekalongan sini Nok, tapi dipasarkan ke Irian, disana ana pengusaha batik dari Pekalongan yang merantau ke Irian dia jadi sukses disana Nok. Kabeh nggawe kadi kene Nok, mengko di kirim nong kono sumatra, kalimantan, kabeh,”

Disini penulis berusaha menerjemakan isi dari jawaban informan,

sebagai berikut:

“Banyak Nok, banyak sekali sekarang. Yang biasanya yaa burung-burung, bunga, patung-patun Irian Jaya, Tifa Irian, motif Bengkulu, motif Aceh, Motif Sumatra, moti Aceh dengan pintu Aceh, motif Lampung dengan mana gajah karena banyak gambar gajahnya, motif Batak dengan

Page 95: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

80

nama ulos dibuat untuk syal, motif irian buatan Pekalongan sini Nok, tapi dipasarkan ke Irian, disana ada pengusaha batik dari Pekalongan yang merantau ke Irian dia jadi sukses disana Nok. Semua itu dibuat dari sini, nanti dikirim ke sumatra, kalimantan, semua”

Sama halnya dengan produk batik yang dihasilkan oleh Abdul Haris,

sebagai berikut:

“Oh... yaa.. biasanya motif kalimantan mbak, motif kalimantan yang memang saya sudah rutin menyetok dari sana yang meminta. Batik tulis corak Kalimantan ini kalau dipasarkan disini ya kurang diminati mbak, begitu juga kalau batik motif jawa dan jogja itu dipasarkan ke Kalimantan ya sananya tidak mau. Karena begini mbak, saya membuat batik ya membuat batik saja, masalah nama nanti dari tokonya yang memberikan, nantinya yang mengecap nama itu sana.”

Dari hasil pernyataan kelima informan diatas dan pemantauan

lapangan dapat disimpulkan bahwa informan masih memproduksi motif

jlamprang sebagai motif khas Pekalongan dan berbagai macam motif yang

ada. Tetapi sekarang sudah mulai membuat kombinasi dari berbagai motif

tersebut sehingga menghasilkan motif yang bervariasi dan tidak monoton.

Dengan adanya motif bercorak ragam khas daerah-daerah di Indonesia,

maka informan membuat corak daerah seperti Kalimantan, Sumatra, Irian

Jaya, Lampung, dan sebagainya. Semua hasil karya seni mereka dikirim

langsung ke daerah-daerah tujuan pemasaran tanpa nama motif yang jelas,

sehingga hak cipta mereka belum tersentuh dan belum terlindungi. Seperti

yang diutarakan oleh Abdul Haris sebagai berikut:

“Yoo... ndak. Iya itu belum punya. Sini memproduksi barang nanti dari pihak toko atau pemesannya yang memberi nama.Ya itu ha’ah mbak wes kawit biyen ngunu.”

Page 96: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

81

Untuk itu kendala dari informan sendiri adalah tentang hak cipta yang

belum mereka miliki, sehingga walaupun produk batik yang memproduksi

adalah pengrajin batik tulis Pekalongan tetapi hak cipta atas nama batik

tersebut sudah dimiliki oleh pengusaha-pengusaha di luar jawa yang

memesan batik dari mereka. Oleh karena itu perlu adanya pencantuman

nama untuk setiap produk batik yang mereka miliki dengan mengurus hak

cipta batik mereka.

5.2.10. Desain Batik Pekalongan

Berbagai macam motif dan corak ragam hias batik yang ada di

Pekalongan membuat informan semakin hari semakin harus memikirkan

bagaimana menghasilkan desain batik yang baru dan masih mempunyai

nilai seni yang tinggi, maka informan membuat gambar batik dengan

mendesain corak batik sebaik mungkin. Berikut hasil wawancara peneliti

dengan informan mengenai motif dan corak ragam hias batik, dari mana

mereka memperoleh desain motif batik tersebut, berikut hasilnya dapat

dilihat pada lampiran tabel 5.2.10.

Dalam membuat desain motif dan ragam hias batik tulis, mereka

mengandalkan dari ide dan kreatifitas akal pikiran sendiri, dengan

memikirkan motif batik dan seni membatik yang telah dimiliki sebelumnya,

seperti disampaikan oleh informan yaitu Daanan dan Khaerudin, sebagai

berikut:

“Yoo… kabeh kadi ide sendiri rhaa Nok, semua ide dan kreatifitas sendiri, mengko ana sing tukang gambar sing luweh lengkap. Desain

Page 97: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

82

sendiri Nok. Ide dari pikiran sendiri. Wong Aku wong tuwo Nok, ora iso internetan, kui yo… go anakku sing ngerti rha Nok.. heheee… Aku sms-an be ora biso Nok, paling banter ya telpon Nok.eheheee… wong ora mudeng teknologi Nok”(Daanan)

“Iyaa… informasinya cuma yaa dari kreasi sendiri, ide, akal, dan lubuk hati, akan saya bikin seperti apa…seni, itu memang seni. Jiwa seni, batik itu seni dan jiwa seni. Nilai tingginya itu seni. Jadi mahalnya diseninya itu, lubuk hati keluar ide, diterapkan jadi bisa dibuktikan bisa dibeberkan bisa apa itu istilahnya…tenarkan lewat bukti pembuktian ohh.. ini berhasil.Nah ini hasilnya seperti ini… bisa dimanfaatkan oleh orang banyak, dari ide bisa dimanfaatkan oleh orang banyak bukan hanya lokal bahkan untuk internasional”(Khaerudin)

Sedangkan menurut beberapa informan lainnya mereka membuat

batik dengan sebelumnya melihat dari referensi-referensi yang sudah

dimiliki mereka seperti lihat di majalah, buku-buku, dan internet. Informasi

yang telah diketahui sebelumnya itu mereka gunakan untuk memadu

padankan corak dan motif batik dari segi warna maupun kombinasi dari

motif corak kuno dengan motif corak modern, informasi itu dimanfaatkan

untuk kemudian disatukan dengan ide dan pikiran sendiri, sehingga

menghasilkan motif batik baru yang belum pernah dibuat oleh pengrajin

lain, seperti disampaikan oleh Zamroni dan Sutoyo sejalan dengan pendapat

yang disampaikan oleh Abdul Haris, sebagai berikut:

“Yaa.... dari majalah Mbak, biasanya idenya. Internet juga. Trus kalau ada kira-kira ada motif bisa bawa ke tukang motif Mbak, jadi yang mengerjakan emmm... ya yang mengerjakan yaa ini termasuk anak buahlah.... pokoknya. He’emm.. polanya kan Saya, idenya Saya, Cuma dia yang mengerjakan. Polanya kan biasanya sedikit Mbak nanti dia yang mengembangkan”(Zamroni)

“Kebanyakan dari buku-buku mbak untuk gambaran bagaimana motif batik itu yang baik, nanti itu kreasi sendiri saja, ide dan imajinasi yang

Page 98: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

83

kerja... ide dan yaa... pikiran kita saja mbak. Desain sendiri mbak, kadang ke tukang desain batik yang memang sudah punya desainer batik yang menghargai seni batik tinggi”(Sutoyo)

“Yaa.... dari majalah Mbak, biasanya idenya. Trus kalau ada kira-kira ada motif bisa bawa ke tukang motif Mbak, jadi yang mengerjakan emmm... ya yang mengerjakan yaa ini termasuk anak buahlah.... pokoknya. He’emm.. polanya kan Saya, idenya Saya, Cuma dia yang mengerjakan. Polanya kan biasanya sedikit Mbak nanti dia yang mengembangkan”

Selain mereka membuat sendiri ide, maka desain motif batik digambar

oleh seorang pendesain sendiri yang merupakan pegawai mereka, dari ide

yang dicetuskan maka akan digambar dengan lebih detail oleh pendesai

motif yang memang sudah mahir dalam menggambar motif batik, desainer

batik mereka menghargai seni batik tinggi.

Dari pernyataan informan diatas dapat disimpulkan bahwa 2 dari 5

informan membuat desain motif sendiri dari ide, pikiran, akal dan imajinasi

yang berkembang dengan mengedepankan karya seni yang bernilai tinggi

dalam membuat desain batik tersebut, sebagian lagi yaitu 3 dari 5 informan

ada yang mendapat inspirasi dari berbagai bentuk informasi yang telah ada

dan referensi -referensi yang sudah dimiliki mereka seperti lihat di majalah,

tabloid, buku-buku, dan internet.

5.2.11. Tempat Mencari Informasi

Dengan mengetahui informasi yang dibutuhkan informan diatas,

mereka menjadi mudah untuk menggunakan tempat-tempat yang menjadi

sumber informasi mereka. Seperti di pameran-pameran batik seluruh

Indonesia, penyuluhan tentang batik Pekalongan, toko-toko buku yang ada

Page 99: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

84

di lingkungan Pekalongan. Mereka mencari informasi di tempat tersebut

untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan seperti tentang

perkembangan batik tulis Pekalongan dan motif ragam hiasnya. Dari

informasi yang dibutuhkan mereka mencari dan melakukan pemenuhan

kebutuhan informasi bertukar pikiran dengan rekan sejawatnya, pendidikan

dari warisan orang tua mereka, dan ada juga sebagian informan yang

mencari informasi dengan membeli buku, majalah, tabloid dan ada sebagian

yang menggunakan teknologi informasi melalui jejaring sosial dan internet.

Berikut hasil wawancara tentang pertanyaan tempat yang sering mereka

kunjungi ketika akan memenuhi kebutuhan informasinya, transkrip

wawancara dapat dilihat pada lampiran 5.2.11.

Mencari informasi tentang perkembangan batik Pekalongan mereka

dengan membaca buku-buku tentang batik, dan mereka biasanya mencari di

pameran-pameran, penyuluhan, dan ke toko buku. Seperti yang diutarakan

oleh Sutoyo sebagai berikut:

“Oh... itu biasanya kalau buku itu tentang motif baik itu yang baru dan yang motif batik kuno, masalah manajemannya.... Kalau buku-buku biasanya lihat di pameran-pameran atau mencari majalah-majalah untuk motif-motifnya sih Mbak... bisa juga Saya mencari di internet biasanya.”

“Biasanya beli, saat ada pameran... ya seperti acara GBN itu kan pasti banyak buku-buku tentang batik, ya beli di situ. Lumayan mahal juga mbak. Sekitarnya ada yang Rp. 700.000, per bukunya.”(Sutoyo)

Sejurus dengan pernyataan dari Zamroni dan Abdul Haris, tentang

tempat mencari informasinya yaitu sebagai berikut:

“Oh... kalau buku itu tentang manajemen, masalah manajemannya.... Kalau buku-buku biasanya lihat di pameran-pameran atau mencari majalah-

Page 100: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

85

majalah untuk motif-motifnya sih Mbak...” “Itu beli mbak,.... di pameran-pameran. Atau lihat-lihat di Gramedia”(Zamroni)

“Yaa.... dari majalah Mbak, biasanya idenya. Ha’ah... beli buku,

bukunya beli. “Ada Mbak, oh... ya buku batik-batik Mbak, ada rhaa Mbak. Kadang-kadang cari buku yang motif-motif. Punya buku sendiri...”(Abdul Haris)

Ada juga dari mereka yang sudah menggunakan internet, mereka bisa

mencari berbagai motif batik Pekalongan dan motif batik modern serta

motif batik kuno di internet yang mereka manfaatkan, ada yang di rumah

sudah terpasang wifi dan speady yang bisa digunakan kapanpun selagi

dibutuhkan, selain itu juga menggunakan ponsel pintar, sehingga dapat

menjadi inspirasi bagi perkembangan batik di usaha batik mereka. Seperti

yang diungkapkan oleh Zamroni sebagai berikut:

“Yaaa... Saya bisa dari HP Mbak, Android, Google, di rumah ada Speady juga”

“Tinggal klik google ketik motif-motif batik kuno... nanti keluar semua tentang batiknya Mbak... sekarang mudah dan cepat”(Zamroni)

Dan juga persis dengan yang diutarakan oleh Sutoyo bahwa:

“Yaaa.... cari aja di google mbak, itu nanti sudah ada semua itu motif-motifnya banyak disitu, tinggal klik dan ketik aja siih... nanti ya keluar semua informasinya...”

Dari pernyataan informan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada 3 dari

5 informan yang mencari informasi dengan mendatangi tempat-tempat

sumber informasi seperti toko buku, pameran, pameran batik, penyuluhan

dan fasilitas internet yang ada dirumah maupun ponsel pintar, maka para

pengrajin batik dapat memanfaatkannya untuk mencari informasi yang

dibutuhkan dan untuk mengembangkan ide dan kreatifitas, dari semua

Page 101: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

86

pengrajin batik mempunyai gaya sendiri-sendiri dalam mendatangi sumber

informasi untuk memenuhi kebutuhan informasinya, sehingga memudahkan

dalam mengelola dan mengembangkan usaha batik mereka. Ada 2 dari 5

informan yang belum mendatangi tempat sumber informasi karena memang

mereka hanya mengandalkan informasi dari pengetahuan dasar dari orang

tua yang sudah turun temurun, mereka sudah nyaman dengan informasi

yang sudah dimilikinya hanya untuk mempertahankan usahanya agar tetap

berjalan.

5.2.12. Cara Mencari Informasi

Sudah diketahui bahwa informasi yang dibutuhkan informan adalah

tentang perkembangan motif dan ragam hias batik, cara pembatikan,

promosi, pameran-pameran batik dan penyuluhan tentang batik Pekalongan

itu sendiri. Dari informasi yang dibutuhkan mereka mencari dan melakukan

pemenuhan kebutuhan informasi bertukar pikiran dengan rekan sejawatnya,

pendidikan dari warisan orang tua mereka, dan ada juga sebagian informan

yang mencari informasi dengan membeli buku, majalah, dan ada sebagian

yang menggunakan teknologi informasi melalui jejaring sosial dan internet.

Berikut hasil wawancara peneliti mengenai bagimana cara mereka mencari

informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka tentang batik

Pekalongan dapat dilihat pada lampiran tabel 5.2.12.

Informasi mereka didapat dari membeli buku, dengan pertama-

pertama mendatangi toko buku dan mencari buku dengan judul dan tema

Page 102: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

87

tentang motif batik maupun tentang perkembangan motif batik baik nasional

maupun khusus Pekalongan, ini tergambar dari pernyataan Abdul Haris,

sebagai berikut:

“Ha’ah... beli buku, bukunya beli. Kadang ada dari teman dan pelanggan yang minta untuk dibuatkan motif apa saja, bisa tergantung pesanan”

Sedangkan menurut Daanan dan Khaerudin yang memang tidak punya

referensi buku maupun dari internet, mereka mengandalkan informasi dari

rekan sejawat dan beberapa pelanggan yang memesan motif baru dan

modern, sehingga tetap berkembang sejalan dengan perkembangan batik di

Pekalongan, berikut penuturan mereka:

“Aku wong tuwo Nok, ora iso internetan, kui yo… go anakku sing ngerti rha Nok.. heheee… Aku sms-an be ora biso Nok, paling banter ya telpon Nok. eheheee… wong ora mudeng teknologi Nok” “paling ya kadi pesanan toko nok”

“Yaa… karena dari ide sendiri ya tidak mencari informasi mbak.

Pesanan dari pelanggan biasanya” Sedangkan informan yang sudah menggunakan internet, mereka bisa

mencari berbagai motif batik Pekalongan dan motif batik modern serta

motif batik kuno di internet yang mereka manfaatkan, ada yang di rumah

sudah terpasang wifi dan speady yang bisa digunakan kapanpun selagi

dibutuhkan, selain itu juga menggunakan ponsel pintar, sehingga dapat

menjadi inspirasi bagi perkembangan batik di usaha batik mereka. Informan

mencari informasi melalui internet, dikatakan bahwa pertama mereka

menggunakan google, android, dan sosial media lain yang mendukung

untuk pencarian, kemudian diketikkan kata kunci, misalnya “batik” maka

Page 103: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

88

akan keluar semua informasi tentang batik yang mereka butuhkan. Seperti

yang disampaikan oleh Zamroni dan Sutoyo berikut ini:

“Yaaa... Saya bisa dari HP Mbak, Android, Google, di rumah ada

Speady juga” “Tinggal klik google ketik motif-motif batik kuno... nanti keluar

semua tentang batiknya Mbak... sekarang mudah dan cepat”(Zamroni) “Yaaa.... cari aja di google mbak, itu nanti sudah ada semua itu motif-

motifnya banyak disitu, tinggal klik dan ketik aja siih... nanti ya keluar semua informasinya...”(Sutoyo)

Dari pernyataan informan di atas, dapat disimpulkan bahwa Ada 3

dari 5 informan yang sudah mencari informasi dengan membeli buku,

majalah, dan ada sebagian yang menggunakan teknologi informasi melalui

jejaring sosial dan internet. Dan ada 2 dari 5 informan yang tidak punya

referensi buku maupun dari internet, mereka mengandalkan informasi dari

rekan sejawat dan beberapa pelanggan yang memesan motif baru dan

modern. Dengan menggunakan berbagai bentuk media informasi maka

informan dapat memanfaatkannya untuk mencari informasi yang dibutuhkan

dan untuk mengembangkan ide dan kreatifitas, dari semua pengrajin batik

mempunyai gaya sendiri-sendiri dalam melakukan pencarian informasi

sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan alat yang digunakan, sehingga

memudahkan dalam mengelola usaha batik mereka.

Page 104: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

89

5.2.13. Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi

Berdasarkan Pendidikan

Pengrajin batik tulis Pekalongan memiliki latar belakang pendidikan

yang berbeda – beda, yaitu 2 dari 5 informan memiliki pendidikan SD, 1

dari 5 informan memiliki pendidikan SMP, dan 2 dari 5 informan memiliki

pendidikan SMA. Berdasarkan latar belakang pendidikan, ini sangat

berpengaruh pada kebutuhan informasi dan perilaku pencarian informasi

mereka. Terlihat dari pernyataan diatas, bahwa kebanyakan dari mereka

yaitu informan yang memiliki latar belakang pendidikan SD dan SMP

kurang memikirkan informasi yang sebenarnya mereka butuhkan, seperti

pernyataan yang diutarakan oleh Daanan sebagai berikut:

“Informasi kemana ini mbak? Oohh... ya kalau informasi tentang batik ya sudah punya bekal dari dulu mbak, sejak orang tua dan turun temurun ya sudah tau cara-cara membatik”

Sejurus dengan pernyataan diatas, bapak Khaerudin juga

mengungkapkan bahwa:

“Informasi ne yaaa… iki wes turun temurun jaman biyen Nok, lingkungan neng kene Pekalongan kan wes biasa mbatik Nok, dadi ngerti informasi ne kepriye carane batik. Lha.. sing biasane ya informasi sekitar gambar-gambar batik Nok, koyo batik kuno, fariasi nopo rha Nok…”

Perilaku pencarian informasi informan yang berpendidikan SD dan

SMP juga belum seperti yang memang sudah mengenal informasi secara

lebih luas, ini terlihat dari cara mereka memperoleh informasi dari

pengetahuan orang tua terdahulu dan mereka mengandalkan informasi dari

Page 105: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

90

rekan sejawat dan beberapa pelanggan yang memesan motif baru dan

modern.

Berbeda dengan informan yang memiliki latar belakang pendidikan

SMA, ada 2 dari 5 informan yang memiliki pendidikan SMA, mereka sudah

mengetahui informasi yang mereka butuhkan untuk mengembangakan usaha

batik tulis mereka dengan mengandalkan informasi dari luar yang sangat

beragam dan selalu up to date seperti yang disampaikan oleh Sutoyo sebagai

berikut:

“Ya tentang motif batik itu sendiri, melestarikan batik, bagaimana mengembangkan ide dan kreatifitas kita untuk bisa menghasilkan desain batik yang lain daripada yang lain, itu biasanya mbak, informasi tentang pagelaran-pagelaran dan seminar-seminar tentang batik”

Perilaku pencarian informasi mereka juga sudah berkembang, dengan

mencari informasi dalam bentuk majalah, tabloid, buku – buku, dan juga

menggunakan internet sebagai sarana mencari informasi. Mereka mencari

informasi tersebut dengan membeli majalah, tabloid, buku – buku dengan

mendatangi toko – toko buku terdekat, datang ke pameran batik yang

biasanya dilengkapi dengan basar buku khusus batik, dan adanya

perkumpulan – perkumpulan pengrajin batik Pekalongan. Perilaku mereka

saat mencari informasi melalui internet bisa dilihat dari cara mereka

membuka google dan mengeklik kata kunci seperti batik atau batik tulis. Ini

akan muncul informasi yang mereka inginkan. Seperti pernyataan dari

Zamroni sebagai berikut:

“Yaaa... Saya bisa dari HP Mbak, Android, Google, di rumah ada Speady juga”

Page 106: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

91

“Tinggal klik google ketik motif-motif batik kuno... nanti keluar semua tentang batiknya Mbak... sekarang mudah dan cepat”(Zamroni)

5.2.14. Kendala

Kain batik yang dihasilkan oleh informan yaitu pengrajin batik tulis

Pekalongan akan dikirim langsung ke berbagai pulau di Indonesia,

kemudian yang memberi nama motif adalah mereka yang menjadi

pelanggan dari para pengrajin batik tulis Pekalongan. Sehingga hak cipta

mereka belum terlindungi, yang memproduksi para pengrajin batik tulis di

Pekalongan, tetapi kain tersebut diberi cap di kota-kota besar dan sudah

membubuhi merek atas nama pemilik toko.

Untuk itu kendala dari informan sendiri adalah tentang hak cipta yang

belum mereka miliki, sehingga ini menjadi kendala bagi mereka dalam

pemasaran batik Pekalongan, walaupun produk batik yang memproduksi

adalah pengrajin batik Pekalongan tetapi hak cipta atas nama batik tersebut

sudah dimiliki oleh pengusaha-pengusaha di luar jawa dan pengusaha batik

yang mempunyai toko-toko dan butik-butik besar yang memesan batik dari

mereka. Informan tidak mempunyai hak untuk memberi sendiri nama motif

yang mereka buat. Oleh karena itu perlu adanya pencantuman nama untuk

setiap produk batik yang mereka miliki dengan mengurus hak cipta batik

mereka.

Page 107: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

92

BAB VI

PENUTUP

6.1. Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan

pembahasan mengenai Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi

Pengrajin Batik Tulis Pekalongan: Studi Kasus Di Kecamatan Wiradesa

Kabupaten Pekalongan, maka dapat diambi kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dari beberapa informan

menyatakan bahwa jenis kebutuhan informasi mereka yaitu

informasi yang berguna untuk mendukung usaha batik. Sebagian

besar informan (3 dari 5) yang menyatakan bahwa bentuk informasi

yang dibutuhkan antara lain buku-buku, majalah, tabloid, dan

informasi dari internet. Subjek yang mereka butuhkan dalam

pengembangan usaha batik Pekalongan meliputi tentang UKM,

manajemen dan pengelolaan usaha batik, cara pembatikan, informasi

tentang seminar batik, pelatihan tentang motif corak ragam hias

batik, serta pameran dan pelatihan tentang batik. Tetapi ada beberapa

informan yang tidak mengerti dengan jelas apa informasi yang

seharusnya mereka perlukan, karena sudah nyaman dengan keadaan

sekarang dengan bekal dari orang tua dan usaha turun temurun yang

mampu menghidupi keluarga tanpa berfikir kebutuhan informasi

tentang perkembangan motif batik dan sebagainya.

Page 108: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

93

2. Tujuan dalam mencari informasi pengrajin batik Pekalongan yaitu

untuk memajukan usaha pembatikan, memajukan promosi,

mengetahui kalau ada pelatihan dan pameran batik, memperkaya

informasi tentang batik untuk memberikan kesan batik lebih terkenal

lagi, dan agar tidak kalah bersaing dengan pengrajin batik lain

tentang motif batik baru, agar selalu mengikuti perkembangan

zaman.

3. Dari hasil penelitian ini, ternyata semua informan belum

memanfaatkan informasi dari perpustakaan yang ada. Apabila

menggunakan buku, majalah, tabloid, dan dalam bentuk tercetak

lainnya, mereka mendatangi toko-toko buku dan langsung membeli

buku-buku tentang batik. Dan ada sebagian yang menggunakan

internet dengan membuka google selanjutnya mengeklik judul batik,

maka akan keluar semua tentang batik khususnya batik pekalongan,

mereka menggunakan telpon seluler, modem dan speady.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang telah dilakukan,

saran yang dapat penulis sampaikan sebagai masukan sebagai berikut:

1. Bagi pengrajin batik Pekalongan

a. Perlu adanya pemahaman secara lebih mendalam tentang

perkembangan motif batik Pekalongan dan juga

pemasarannya, dengan mengetahui apa yang menjadi

kebutuhan pengrajin batik, maka diusahakan untuk mencari

Page 109: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

94

informasi yang dibutuhkan dengan memanfaatkan sumber

informasi yang sudah ada seperti perpustakaan yang ada di

daerah pekalongan dan sekitarnya.

b. Lebih memahami motif batik yang mereka produksi, dengan

memberi nama setiap motif yang mereka miliki dengan

mendaftarkan batik mereka sebagai hak paten, sehingga

mempunyai ciri khas yang dimiliki pengrajin batik, agar tidak

dimiliki oleh pengusaha toko yang mengecap batik tersebut

menjadi nama toko yang menjualnya.

2. Dalam rangka pengembangan dan pelestarian batik Pekalongan,

perlu adanya pembinaan dari pihak-pihak terkait seperti Dinas

Perindustrian dan Perdagangan, maupun perguruan tinggi yang dapat

menunjang pengembangan batik.

3. Perlu adanya perhatian dari berbagai pusat sumber informasi seperti

perpustakaan dalam memberikan layanan informasi tentang motif

batik dan perkembangan batik.

4. Perlu adanya workshop terkait perlindungan atas karya batik yang

dilakukan oleh pengrajin batik Pekalongan atau dari Pemerintah

Kabupaten Pekalongan.

Page 110: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

95

DAFTAR PUSTAKA

Abraham. 2012. “Sejarah Batik Pekalongan”. http://abraham4544. wordpress.com/history/sejarah-batik-pekalongan/ diakses pada tanggal 30 mei 2013 (09.00 WIB)

Batik Indonesia. 2012. Sejarah batik. www.batikindonesia.com/batik-pekalongan-sejarah-dan-keunggulan-batik-pekalongan/8700 diakses pada tanggal 29 Juli 2013 (22.44 WIB)

Harisanty, Dessy. 2009. Kebutuhan Informasi Siswa SMA dan Ketersediaan Sumber Informasi pada Perpustakaan SMA di Surabaya. Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Tahun 1, Nomor 1. Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fisip Unair

Hasanudin. 2001. Batik Pesisiran: Melacak Pengaruh Etos Dagang Santri pada Ragam Hias Batik. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Kardi, Marsam, “Sejarah Perbatikan Indonesia”, Makalah Seminar Jejak Telusur dan Perkembangan Batik Pekalongan, Pekalongan. Dalam Makalah Peran Edukasi Museum Batik di Pekalongan sebagai Sumber Pembelajaran Batik

Kartika, Widyana Dewi. 2012. “Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Peneliti: Studi Kasus di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia”. Skripsi Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro Semarang.

Laloo, Bikikang Tariang. 2002. Information Need, Information Seeking Behavior and User. New Dehli: Ess Ess Publication.

Maziyah, Siti. 2007. Korelasi Antara Proses Produksi Batik dengan Pemberdayaan Perempuan Vol.IX, No.1. CITRA LEKHA: Jurnal Sejarah Fakultas Sastra Universitas Diponegoro

Moleong, Lexy, J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

.............................. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Notoadmodjo. 2003. “Konsep Perilaku: Pengertian Perilaku, Bentuk Perilaku dan Domain Perilaku”. http://infoskripsi.com/refenrence/perilaku.htm diakses pada tanggal 12 Mei 2013 (10.00 WIB)

Page 111: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

96

Nurrohmah, Siti. 2009. Peranan Batik Pekalongan sebagai Budaya Lokal Bangsa dalam Pengembangan Industri Kreatif. Prosiding Seminar Nasional Program Studi Teknik Busana Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Fakultas Teknik Unnes.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Santoso, Gempur. 2005. Metodologi Penelitian: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 2009. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif: Tata Langkah dan Teknik-Teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sulistyo-Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Suwanto, Sri Ati. 1997. Tesis Studi tentang Kebutuhan dan Pencarian Informasi bagi Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Program Studi Ilmu Perpustakaan UI

UNESCO, Convention For The Safeguarding of The Intangible Cultural Heritage, 2003. http://www.unesco.org/culture/ich/en/RL/00170

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2008. Metodologi Penelitian Sosial edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara

Wahono, dkk. 2004. Gaya Ragam Hias Batik: Tinjauan Makna dan Simbol. Semarang: Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

Wisdosumi. 2013. “Kota Batik Pekalongan”. http://kotabatick.blogspot.nl/ diakses pada tanggal 30 Mei 2013 (09.00 WIB)

Yuliantoro, M. Edy. 1992. “Pasang Surut Industri Tenun dan Batik di Kabupaten Pekalongan Tahun 1960-1980”. Skripsi jurusan sejarah S1 Fakultas Sastra Undip Semarang.

Yusup, Pawit dan Priyo Subekti. 2010. Teori & Praktek Penelusuran Informasi : informasi Retrieval. Jakarta: Kencana.

-----------------, 2009. Ilmu informasi, komunikasi, dan kepustakaan. Jakarta: bumi Aksara.

Page 112: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

1

Lampiran A

Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Apa nama usaha batik Anda?

2. Kapan awal dimulai usaha batik Anda, dan tahun berdiri usaha batik tersebut?

3. Berapa tenaga kerja yang ada? Pekerja laki-laki berapa dan pekerja perempuan

berapa?

4. Apakah tenaga kerja dipisahkan menurut keahlian ataupun menurut tahap proses

membatik?

5. Informasi apa yang dibutuhkan Anda sebagai pengrajin batik pekalongan dalam

mengelola usaha tersebut?

6. Apa tujuan Anda mencari informasi tentang batik pekalongan?

7. Jenis informasi yang seperti apa yang Anda butuhkan?

8. Bentuk informasi seperti apa yang gunakan dalam memenuhi kebutuhan informasi

Anda?

9. Informasi tersebut Anda peroleh dari mana?

10. Adakah buku-buku referensi yang Anda gunakan?

11. Pernahkah Anda ke perpustakaan?

12. Darimana Anda memperoleh informasi tentang perkembangan batik pekalongan?

13. Apakah Anda mengenal berbagai motif atau ragam hias batik Pekalongan?

14. Motif apa saja yang digunakan dalam batik Anda?

15. Mendapat informasi motif batik darimana? Apakah Anda mendesain sendiri?

16. Bagaimana pendapat Anda tentang seni batik di Pekalongan dengan adanya berbagai

macam motif dan ragam hiasnya?

Page 113: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

2

Lampiran B

REDUKSI DATA

5.1. Informan yang terlibat dalam penelitian.

No Nama Nama

Usaha Alamat

Riwayat

pendidikan

Tanggal

wawancara

1. Zamroni Batik

Shafira

Kec. Wiradesa SMA Tanggal 13

Juli 2013

2. Khaerudin Batik

Karya

Amanah

Kec. Wiradesa SD Tanggal 14

Juli 2013

3. H. Daanan Batik

Daanan

Kec. Wiradesa SD Tanggal 16

Juli 2013

4. H. Abdul

Haris

Batik Liris Kec. Wiradesa SMP Tanggal 16

Juli 2013

5. Sutoyo Batik

Munalifah

Kec. Wiradesa SMA Tanggal 15

Juli 2013

Sumber: Data hasil wawancara

Page 114: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

3

Tabel 5.2.1. Data Hasil Wawancara 1

5.2.1. Awal mulai usaha batik Pekalongan

No Nama Usaha

Batik Jawaban Kesimpulan

1. Zamroni Batik

Shafira

“Kurang lebih ya... tahun 2002. Usaha turun temurun dari orang tua mbak. Jadi Saya yaa melanjutkan usaha orang tua.”

Tahun 2002 mulai usaha yang diwarisi secara turun temurun.

2. H. Daanan Batik

Daanan

“Iki wes kawit biyen Nok, jaman Aku sek nom, biyen ki ow… Aku melu wong 16 tahunan buruh Nok, neng Pekalongan Kota… dadi tukang mbatik Nok, saiki alhamdulillah Nok, wes biso mandiri bangun usaha dewe Nok, yo kiro-kiro taun 1984 mulai bisnis batik dewe” (“Ini sudah dari dulu Nok(sebutan nak kepada anak perempuan), pada zaman Aku masih muda, dulu itu... aku ikut orang selama 16 tahunan menjadi seorang buruh Nok, di Pekalongan Kota jadi pembatik atau buruh batik Nok. Sekarang alhamdulillah Nok, sudah bisa mandiri bangun usaha sendiri Nok, yaa kira-kira tahun 1984 mulai bisnis batik sendiri”)

Sudah dari dulu ikut orang selama 16 tahun menjadi butuh batik, kemudian berdiri sendiri tahun 1984.

3. Khaerudin Batik Karya

Amanah

“Mulai yaa sekitar 1997 kayaknya mbak… saya mulai sendiri disini 1997. Kalau dulu turun-temurun dari bapak saya ya dari 40 tahunan yang lalu kira-kira.”

Mulai dari tahun 1997 berdiri sendiri sejak memisahkan dari dari usaha orang tua.

Page 115: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

4

4. H. Abdul

Haris

Batik Liris “Hmmm...Kurang lebih ya... tahun 1993. Itu saya memisahkan diri dari usaha kakak Saya.”

Tahun 1993 berdiri sendiri sejak memisahkan diri dari usaha keluarga.

5. Sutoyo Batik

Munalifah

“Mulai berbisnis batik tahun 2000 itu di daerah Ketandan mbak, pindah kerumah ini itu tahun 2007”

Mulai berbisnis batik tahun 2000.

Sumber: data hasil wawancara

Tabel 5.2.2. Data Hasil Wawancara 2

5.2.2. Pembatikan dan Tenaga Kerja

No Nama Usaha

Batik Jawaban Kesimpulan

1. Zamroni Batik

Shafira

“Dulu dua orang mbak, ha’ah dua orang, setelah berjalan yaa.. sekitar ini 11 orang mbak, yang di dalam mbak” “Laki-laki 3 perempuan berarti berapa yaa? 7 ya mbak? Eh kok yaa berarti 8 mbak” “Oohh.. dipisah mbak, pisah ha’ah. Bagiannya sendiri-sendiri”

Ada 11 orang pekerja, yaitu 3 orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Pekerja dipisah menurut bagian – bagiannya dalam pembatikan.

2. H. Daanan Batik

Daanan

“Jaman biyen ow Nok… akeh Nok pegawene… 600 uwong pernah e biyen jaman sakmunu Nok. Wes iki sakmene oww Nok…. Kebak kabeh Nok pegawe ne(sambil menunjuk-nunjuk ke tempat salah satu ruangan di gudang dimana sekarang sudah

Dulu banyak, sekitar 600 orang yang dipekerjakan. Sekarang tinggal 50 orang, yaitu 30 wanita dan 20 laki-laki. Kenapa sekarang menurun, karena sekarang jamannya sudah susah.

Page 116: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

5

menjadi tempat meletakkan barang-barang tidak dipakai, dulunya tempat kerja pegawai untuk membatik). Saiki pegawe ku ono 50 uwong Nok, 30 wedok 20 lanang Nok. Ono sing digowo balek ng umahe dewe-dewe Nok, sekitare kui 60an wong. Dadi kiro-kiro kui ano 110 wong sing kerjo. Kenopo saiki sitik pegawene ya mergo kui Nok, saiki jaman e wes angel, ora koyo biyen maneh a.. Nok”

3. Khaerudin Batik Karya

Amanah

“Sekitar 15 orang mbak, 9 laki-laki karo an 6 sing wedok e rhaa mbak..” “Oh… ya dibedakan rhaa… itu sebelah sana itu menggambar pola desain yang sudah dibuat itu dijaplak di kain, trus selanjutnya ada yang membatik, dan ada yang mewarna, semua ada bagian-bagiannya”

Sekitar 15 orang, yaitu 9 orang laki-laki dan 6 wanita. Itu dibedakan menurut keahlian dan proses pembatikan.

4. H. Abdul

Haris

Batik Liris “Sekitar 50 orang tenaga kerja ini... “Laki-laki 30 perempuan berarti berapa yaa 20 mbak.” “Oohh.. dipisah mbak, pisah ha’ah. Bagiannya sendiri-sendiri. Kan yaa harus ada keahlian sendiri-sendiri mbak, tetapi semua bisa digilir”

Sekitar ada 50 orang tenaga kerja. Laki-laki 30 orang dan 20 orang wanita. Mereka dipisahkan menurut keahlian.

5. Sutoyo Batik

Munalifah

“Tenaga kerja di sini itu ada kurang lebih 20 orang ada mbak, 7 laki-laki dan 13 perempuan.” “Yaa... dibedakan tho

Tenaga kerja 20 orang, yaitu 7 laki-laki dan 13 perempuan. Pekerja dibedakan

Page 117: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

6

mbak, menurut tahapannya, kalo biasanya perempuan itu ya yang mbatik, nembok, ngebok, dan laki-laki ya mewarnai sama nglerot mbak... itu siih.”

menurut keahliannya.

Sumber: Data hasil wawancara

Tabel 5.2.3. Data Hasil Wawancara 3

5.2.3. Informasi yang dibutuhkan informan

No Nama Usaha

Batik Jawaban Kesimpulan

1. Zamroni Batik

Shafira

“Pembinaan, UKM, ha’ah pembinaan dari Deperindag, kadang pernah aa..mbak, hu’umm... kadang-kadang mbak yaa mungkin setahun sekali pertemuannya mbak kalau ada undangan. Undangan dari UKM, dari mitra binaan yaa bisa mbak... telkom biasanya mbak”

Pembinaan, UKM, seminar, pertemuan antar pengrajin batik.

2. H. Daanan Batik

Daanan

“Informasi ne yaaa… iki wes turun temurun jaman biyen Nok, lingkungan neng kene Pekalongan kan wes biasa mbatik Nok, dadi ngerti informasi ne kepriye carane batik. Lha.. sing biasane ya informasi sekitar gambar-gambar batik Nok, koyo batik kuno, fariasi nopo rha Nok…”

Informasi turun temurun dari orang tua. Belum memiliki keinginan mencari informasi dari luar.

3. Khaerudin Batik Karya

Amanah

“Informasi kemana ini mbak? Oohh... ya kalau informasi tentang batik ya sudah punya bekal dari

Sudah punya bekal dari orang tua secara turun temurun.

Page 118: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

7

dulu mbak, sejak orang tua dan turun temurun ya sudah tau cara-cara membatik”

4. H. Abdul

Haris

Batik Liris “Tentang modal mbak, manajemen juga... ya motif baru juga mbak. Tapi biasanya itu kalau dari Deperindag itu informasinya untuk kalangan atas mbak, tidak sampai ke usaha-usaha seperti kita ini. Susah mbak”

Permodalan, manajemen, untuk kemajuan usaha batik.

5. Sutoyo Batik

Munalifah

“Ya tentang motif batik itu sendiri, melestarikan batik, bagaimana mengembangkan ide dan kreatifitas kita untuk bisa menghasilkan desain batik yang lain daripada yang lain, itu biasanya mbak, informasi tentang pagelaran-pagelaran dan seminar-seminar tentang batik”

Tentang motif batik, melestarikan batik, pengembangan ide dan kreatifitas mendesain batik, seminar-seminar tentang batik.

Sumber: data hasil wawancara

Tabel 5.2.4. Data Hasil wawancara 4

5.2.4. Tujuan Mencari Informasi tentang Batik

No Nama Usaha

Batik Jawaban

Kesimpulan

1. Zamroni Batik

Shafira

“Oh... ya mbak, biasanya kan informasi tentang motif batik, terus tentang pemasaran, ha’ah manajemen biasanya” “Tujuannya untuk memajukan usaha, ha’ah dan perkembangan usaha.

Tujuannya untuk memajukan usaha batik, promosi batik Pekalongan.

Page 119: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

8

Biasanya promosi mbak, kalau anu kan promosi mbak, pameran. Kalau dari telkom itu pameran mbak.... he’em..”

2. H. Daanan Batik

Daanan

“Hmmmm… men ojo kalah saing Nok, jaman saiki kudu pinter-pinter gawe ide anyar nggo gawe motif batik sing anyar”

Agar tidak kalah saing dengan pengrajin batik lain.

3. Khaerudin Batik Karya

Amanah

“Yaa… karena dari ide sendiri ya tidak mencari informasi mbak”

Dari ide sendiri, tidak mencari informasi

4. H. Abdul

Haris

Batik Liris “Oh... ya mbak, biasanya kan informasi tentang motif batik, terus tentang pemasaran, ha’ah manajemen biasanya” “Tujuannya untuk memajukan usaha, ha’ah dan perkembangan usaha.”

Tujuannya untuk memajukan usaha dan perkembangan batik.

5. Sutoyo Batik

Munalifah

“Hmmm... untuk memperkaya tentang info batik kita, seperti batik Pekalongan ini supaya makin dikenal, seperti itu mbak. Ya itu dengan mengikuti seminar-seminar dan juga pameran-pameran itu”

Tujuannya untuk memperkaya informasi tentang batik, agar lebih dikenal.

Sumber: data hasil wawancara

Tabel 5.2.5. Data Hasil Wawancara 5

5.2.5. Jenis Informasi

No Nama Usaha

Batik Jawaban Kesimpulan

1. Zamroni Batik “Heemm.... informasi terutama tentang motif

Tentang motif batik, pewarnaan,

Page 120: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

9

Shafira sama ini Mbak, pengembangan-pengembangan yang kreatif, yang model-model terbaru... biasanya tentang pewarnaan, trus pewarnaan menurut ini mbak, pengobatan alami, warna alam itu biasanya Mbak, yaa dari seminar itu Mbak”

pengobatan alami.

2. H. Daanan Batik

Daanan

“Biasa Nok, yo kui mau… men batik e ora ketinggalan liane kudu pinter-pinter gawe motif batik liyo, ben ora bosen. Ora tau luru-luru informasi apa-apa Nok, wong tuwo dadi ora ngerti kayak kui, internet-internet ora paham Aku Nok”

Tidak mencari informasi dari luar.

3. Khaerudin Batik Karya

Amanah

“Jenis informasi yang dilakukan untuk batik yaaa.. jenisnya motif batik banyak sekali mbak, printing, tulis, cap, semitulis, kombinasi, kan kayak gitu. Motifnya juga macem-macem ada yang background ada yang apa lah itu saya tidak tahu, itu masalah dari setiap home industri itu memiliki kelainan dari cara motif yang dibuat sendiri-sendiri.”

Jenis informasinya tentang jenis batik, macam-macam motif batik.

4. H. Abdul

Haris

Batik Liris “Heemm.... informasi terutama tentang motif sama ini Mbak, pengembangan-pengembangan yang kreatif, yang model-model terbaru... biasanya tentang pewarnaan juga.”

Informasi tentang motif batik dan model-model terbaru.

5. Sutoyo Batik “Hmmm... yaaa itu mbak, dari informasi tentang

Informasi tentang motif batik,

Page 121: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

10

Munalifah motif batik yang baru, kombinasi dengan motif kuno untuk menghasilkan karya baru dan bernilai seni tinggi. Informasi tentang pengembangan-pengembangan batik saja mbak, yah itu makanya ikut seminar dan pelatihan-pelatihan itu”

seminar dan pelatihan batik.

Sumber: data hasil wawancara

Tabel 5.2.6. Data Hasil Wawancara 6

5.2.6. Bentuk Informasi

No Nama Usaha

Batik Jawaban Kesimpulan

1. Zamroni Batik

Shafira

“Oh... kalau buku itu tentang manajemen, masalah manajemannya.... Kalau buku-buku biasanya lihat di pameran-pameran atau mencari majalah-majalah untuk motif-motifnya sih Mbak...”

Bentuk informasinya buku, majalah, tabloid.

2. H. Daanan Batik

Daanan

“Yoo… embuh Nok, ora ngerti sing kepriye-kepriye. Sing penting iso jalan terus usahane”

Masih menggunakan informasi lisan.

3. Khaerudin Batik Karya

Amanah

“Ndak tau mbak, ora ngerti sing koyo kui. Sing penting iso jalan terus usahane”

Masih menggunakan informasi lisan.

4. H. Abdul

Haris

Batik Liris “Oh... punya buku sendiri mbak. Kalau buku itu tentang manajemen, masalah manajemannya.... Kalau buku-buku biasanya lihat di pameran-pameran atau mencari majalah-

Bentuk informasinya buku, majalah, tabloid.

Page 122: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

11

majalah untuk motif-motifnya sih Mbak...”

5. Sutoyo Batik

Munalifah

“Oh... itu biasanya kalau buku itu tentang motif baik itu yang baru dan yang motif batik kuno, masalah manajemannya....”

Buku-buku tentang motif batik.

Sumber: Hasil wawancara

Tabel 5.2.7. Data Hasil Wawancara 7

5.2.7. Sumber Informasi yang diperoleh

No Nama Usaha

Batik Jawaban Kesimpulan

1. Zamroni Batik

Shafira

“Ha’ah... beli buku, ha’ah perkumpulan, binaan-binaan telkom, atau UKM itu sih Mbak...” “Itu beli mbak,.... di pameran-pameran. Atau lihat-lihat di Gramedia”

Sumber informasi dari membeli buku di toko-toko buku, pameran.

2. H. Daanan Batik

Daanan

“Biasane ya pasaran rhaa Nok… pasaran, ha’ah rhaa… njaluk e op kayak kuii”

Informasi dari rekan sejawat.

3. Khaerudin Batik Karya

Amanah

“Sebelum ada internet mbak ini, hahahaa sudah mencetuskan batik. Ini berdasarkan usaha turut temurun mbak.. adapun sekarang ada internet sebagian orang kalau yang bisa internet, kalau saya ndak ngerti mbak, wong sms saja ndak bisa, telepon bisa kalau telepon saya bisa terima kalau sms saya bisa baca tapi untuk balas sms saya sudah tidak bisa wong mata juga sudah ndak bisa

Informasi dari rekan sejawat dan informasi turun-temurun dari orang tua.

Page 123: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

12

lihat tulisan kecil mbak.. heheheee..kan gituu”

4. H. Abdul

Haris

Batik Liris “Itu beli mbak” “Ha’ah... beli buku, bukunya beli. Kadang ada dari teman dan pelanggan yang minta untuk dibuatkan motif apa saja, bisa tergantung pesanan”

Membeli buku di toko buku.

5. Sutoyo Batik

Munalifah

“Yaa... itu mbak saling tukar informasi pas seminar diadakan itu mbak, ya buku juga, banyaklah mbak. Kalau buku-buku biasanya lihat di pameran-pameran atau mencari majalah-majalah untuk motif-motifnya sih Mbak... bisa juga Saya mencari di internet biasanya.” Saya cari di internet juga”

Dari seminar, pameran buku, dari toko-toko buku dan dari internet.

Sumber: data hasil wawancara

Tabel 5.2.8. Data Hasil Wawancara 8

5.2.8. Informasi dari Perpustakaan

No Nama Usaha

Batik Jawaban Kesimpulan

1. Zamroni Batik

Shafira

“Ndak Mbak.... Biasanya ke toko-toko buku. seringnya ke Gramedia, cari-cari buku yang referensi batik-batik kuno. Trus majalah.... majalah batik. Trus ke museum... museun Pekalongan ya tentang

Belum menggunakan informasi dari perpustakaan.

Page 124: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

13

batik Mbak” 2. H. Daanan Batik

Daanan

“Ora Nok, yaaa…. Sangkin sibuk e yo Nok, ora sempet areng perpustakaan. Biasane perpustakaan ya nggo bocah sekolah Nok. Hehehehee”

Belum menggunakan informasi dari perpustakaan.

3. Khaerudin Batik Karya

Amanah

“Ndak mbak yaaa… Sangkin sibuk e, ora sempet areng perpustakaan. Hehe wes akeh gawean sing kudu dipikirke luweh ndiset Mbak.. hahaaa”

Belum menggunakan informasi dari perpustakaan.

4. H. Abdul

Haris

Batik Liris “Ndak pernah mbak...” Belum menggunakan informasi dari perpustakaan.

5. Sutoyo Batik

Munalifah

“Hehee... belum mbak, tidak... biasanya beli, saat ada pameran... ya seperti acara GBN itu kan pasti banyak buku-buku tentang batik, ya beli di situ. Lumayan mahal juga mbak. Sekitarnya ada yang Rp. 700.000, per bukunya.”

Belum menggunakan informasi dari perpustakaan.

Sumber: hasil wawancara

Tabel 5.2.9.2. Data Hasil Wawancara 9.1

5.2.9.1. Motif yang dikenal Informan

No Nama Usaha

Batik Jawaban Kesimpulan

1. Zamroni Batik

Shafira

“Oh... ada Mbak,

motifnya yaaa nama-

Mengetahui motif

batik yang ada.

Page 125: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

14

namanya ada Mbak”

2. H. Daanan Batik

Daanan

“Yo akeh Nok…. Wes akeh saiki motif batik kui… sangkin akehe yoo Aku ora ngerti ono piro sing penting iso nggawene Nok, masalah aran e motif opo yo Aku ora paham Nok. Wong batik sing tak gawe kie kui langsung di gowo areng toko-toko, kompeksi nopo dadi mengko sing ngarani kui kadi kono ne nok. Aku ora paham”

Tidak memahami nama-nama motif batik yang telah ada. Mereka tidak mau tahu tentang nama motif batik.

3. Khaerudin Batik Karya

Amanah

“Ora, wes sayah mbak asale….wes kemaremen dadi wes ora nggatekake kui motif apa, nek maune tak perhatikan motif iki motif opo… saiki wes ora nggatekake mbak, wes ora sempet. Wong adole ora potongan mbak, adole kie mgko borongan kadi tokone mbak, kekne neng toko mgko tokone gawe aran dewe, gawe aran motif apa dewe rhaa….ha’ah malah nang tokone sing ngarang, kene gawe produk totok…pokoke gawe kreasi sing apik, batik Pekalongan ha’ah kokui bae wes. Panora tokone sing ngarang nama motif dewe Nok, nek kene ngarang terus sing nggo ngarang kui suko nggo ngarang liyone Nok, heheheee kui kan pikirane kayak kui mbak.. hehehe”

Tidak memahami nama-nama motif batik yang telah ada. Mereka tidak mau tahu tentang nama motif batik.

Page 126: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

15

4. H. Abdul

Haris

Batik Liris “Oh... ada Mbak, motifnya yaaa nama-namanya ada Mbak banyak”

Tidak memahami nama-nama motif batik yang telah ada. Mereka tidak mau tahu tentang nama motif batik.

5. Sutoyo Batik

Munalifah

“Oh.. iya... ya kayak jlamprang, seno, sekar jagad, nyi roro kidul juga ada mbak, cawung, manuk cemiri, bunga-bunga, dan abstrak seperti itu aja sih mbak. Motif batik kan banyak mbak, apalagi di Pekalongan kan selalu bervariasi.”

Jlamprang, seno, sekar, jagad, nyiroro kidul, cawung, manuk cemiri, bunga dan abstrak.

Sumber: hasil wawancara

Tabel 5.2.9.2 Data Hasil Wawancara 9.2

5.2.9.2. Motif dan Ragam Hias batik yang Diproduksi

No Nama Usaha

Batik Jawaban Kesimpulan

1. Zamroni Batik

Shafira

“Oh... yaa.. biasanya motif abstrak, fashion, ya ada Mbak trus motif alam... emmm.. motif ikan, tema-tema bunga sama binatang, seringnya yaa itu tok Mbak.” “Kalau motif-motif parang, kalau kayak jlamprang, jogjanan kui untuk selingan Mbak... itu motif-motif pakem” “Ha’ah,.... motif parang, trus truntum, seno, sri, untuk kombinasi aja Mbak”

Motif abstrak, fashion, motif tema bunga dan binatang, motif batik kombinasi.

2. H. Daanan Batik “Akeh Nok, akeh teo rhaa Nok. Sing biasane yaa… burung-burung, bunga,

Motif batik dari daerah di Indonesia, seperti

Page 127: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

16

Daanan patung-patung Irian jaya, Tifa irian, motif Bengkulu, motif Aceh, Motif Sumatra, motif Aceh dengan nama Pintu Aceh, motif Lampung dengan nama gajah karena banyak gambar gajahnya, motif Batak dengan nama ulos dibuat untuk syal, motif irian buatan Pekalongan sini Nok, tapi dipasarkan ke Irian, disana ana pengusaha batik dari Pekalongan yang merantau ke Irian dia jadi sukses disana Nok. Kabeh nggawe kadi kene Nok, mengko di kirim nong kono sumatra, kalimantan, kabeh,”

Irian jaya, Tifa irian, motif Bengkulu, motif Aceh, Motif Sumatra, motif Aceh dengan nama Pintu Aceh, motif Lampung dengan nama gajah karena banyak gambar gajahnya, motif Batak

3. Khaerudin Batik Karya

Amanah

“Banyak sekali… banyak, ha’ah ora mung ngunu-ngunu totok a..mbak.. akeh. Ono sing bunga-bunga, motif hewan, irian jaya iku sing patung-patung mbak, motif sumatra. Kabeh iku tergantung pesanan dari pelanggan mbak, jadi siap membuatkan kreasi baru yang diminati pelanggan batik.”

Motif bunga, hewan dan patung-patung.

4. H. Abdul

Haris

Batik Liris “Oh... yaa.. biasanya motif kalimantan mbak, motif kalimantan yang memang saya sudah rutin menyetok dari sana yang meminta. Batik tulis corak Kalimantan ini kalau dipasarkan disini ya kurang diminati mbak, begitu juga kalau batik motif jawa dan jogja itu

Motif batik kalimantan.

Page 128: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

17

dipasarkan ke Kalimantan ya sananya tidak mau. Karena begini mbak, saya membuat batik ya membuat batik saja, masalah nama nanti dari tokonya yang memberikan, nantinya yang mengecap nama itu sana.”

5. Sutoyo Batik

Munalifah

“Yaa... itu juga mbak, motif jlamprang, seno, sekar jagad, nyi roro kidul, cawung, manuk cemiri, dulu juga pernah membuat motif SBY waktu jaman SBY sedang awal-awal menjabat sebagai presiden. Hehehee....”

motif jlamprang, seno, sekar jagad, nyi roro kidul, cawung, manuk cemiri, dulu juga pernah membuat motif SBY

Sumber: hasil wawancara

Tabel 5.2.10. Data Hasil Wawancara 10

5.2.10. Desain Batik Pekalongan

No Nama Usaha

Batik Jawaban Kesimpulan

1. Zamroni Batik

Shafira

“Yaa.... dari majalah Mbak, biasanya idenya. Internet juga. Trus kalau ada kira-kira ada motif bisa bawa ke tukang motif Mbak, jadi yang mengerjakan emmm... ya yang mengerjakan yaa ini termasuk anak buahlah.... pokoknya. He’emm.. polanya kan Saya, idenya Saya, Cuma dia yang mengerjakan. Polanya kan biasanya sedikit Mbak nanti dia yang mengembangkan”

Desain batik ide sendiri dan dari referensi majalah dan internet.

Page 129: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

18

2. H. Daanan Batik

Daanan

“Yoo… kabeh kadi ide sendiri rhaa Nok, semua ide dan kreatifitas sendiri, mengko ana sing tukang gambar sing luweh lengkap. Desain sendiri Nok. Ide dari pikiran sendiri. Wong Aku wong tuwo Nok, ora iso internetan, kui yo… go anakku sing ngerti rha Nok.. heheee… Aku sms-an be ora biso Nok, paling banter ya telpon Nok.eheheee… wong ora mudeng teknologi Nok”

Ide-ide sendiri dan kreatifitas sendiri.

3. Khaerudin Batik Karya

Amanah

“Iyaa… informasinya cuma yaa dari kreasi sendiri, ide, akal, dan lubuk hati, akan saya bikin seperti apa…seni, itu memang seni. Jiwa seni, batik itu seni dan jiwa seni. Nilai tingginya itu seni. Jadi mahalnya diseninya itu, lubuk hati keluar ide, diterapkan jadi bisa dibuktikan bisa dibeberkan bisa apa itu istilahnya…tenarkan lewat bukti pembuktian ohh.. ini berhasil.Nah ini hasilnya seperti ini… bisa dimanfaatkan oleh orang banyak, dari ide bisa dimanfaatkan oleh orang banyak bukan hanya lokal bahkan untuk internasional”

Ide-ide sendiri dan kreatifitas sendiri.

4. H. Abdul

Haris

Batik Liris “Yaa.... dari majalah Mbak, biasanya idenya. Trus kalau ada kira-kira ada motif bisa bawa ke tukang motif Mbak, jadi yang mengerjakan emmm... ya yang mengerjakan yaa ini termasuk anak buahlah.... pokoknya. He’emm.. polanya kan Saya, idenya Saya, Cuma dia yang

Dari majalah dan ide berkembang.

Page 130: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

19

mengerjakan. Polanya kan biasanya sedikit Mbak nanti dia yang mengembangkan”

5. Sutoyo Batik

Munalifah

“Kebanyakan dari buku-buku mbak untuk gambaran bagaimana motif batik itu yang baik, nanti itu kreasi sendiri saja, ide dan imajinasi yang kerja... ide dan yaa... pikiran kita saja mbak. Desain sendiri mbak, kadang ke tukang desain batik yang memang sudah punya desainer batik yang menghargai seni batik tinggi”

Dari buku-buku dan majalah, ide sendiri dan dikembangkan.

Sumber: data wawancara

Tabel 5.2.11. Data Hasil Wawancara 11

5.2.12. Tempat Mencari Informasi

No Nama Usaha

Batik Jawaban Kesimpulan

1. Zamroni Batik

Shafira

“Oh... kalau buku itu tentang manajemen, masalah manajemannya.... Kalau buku-buku biasanya lihat di pameran-pameran atau mencari majalah-majalah untuk motif-motifnya sih Mbak...” “Itu beli mbak,.... di pameran-pameran. Atau lihat-lihat di Gramedia” “Yaaa... Saya bisa dari HP Mbak, Android, Google, di rumah ada Speady juga” “Tinggal klik google ketik motif-motif batik kuno... nanti keluar semua tentang batiknya Mbak... sekarang mudah dan cepat”

Datang ke toko-toko buku terdekat, dari google internet. Pameran dan seminar-seminar.

Page 131: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

20

2. H. Daanan Batik

Daanan

“Aku wong tuwo Nok, ora iso internetan, kui yo… go anakku sing ngerti rha Nok.. heheee… Aku sms-an be ora biso Nok, paling banter ya telpon Nok. eheheee… wong ora mudeng teknologi Nok” “paling ya kadi pesanan toko nok”

Dari rekan sejawat dan informasi dari orang tua warisan turun temurun.

3. Khaerudin Batik Karya

Amanah

“Yaa… karena dari ide sendiri ya tidak mencari informasi mbak. Pesanan dari pelanggan biasanya”

Dari rekan sejawat dan informasi dari orang tua warisan turun temurun.

4. H. Abdul

Haris

Batik Liris “Yaa.... dari majalah Mbak, biasanya idenya. Ha’ah... beli buku, bukunya beli. “Ada Mbak, oh... ya buku batik-batik Mbak, ada rhaa Mbak. Kadang-kadang cari buku yang motif-motif. Punya buku sendiri...”

Membeli buku ke toko-toko terdekat.

5. Sutoyo Batik

Munalifah

“Oh... itu biasanya kalau buku itu tentang motif baik itu yang baru dan yang motif batik kuno, masalah manajemannya.... Kalau buku-buku biasanya lihat di pameran-pameran atau mencari majalah-majalah untuk motif-motifnya sih Mbak... bisa juga Saya mencari di internet biasanya.” “Biasanya beli, saat ada pameran... ya seperti acara GBN itu kan pasti banyak buku-buku tentang batik, ya beli di situ. Lumayan mahal juga mbak. Sekitarnya ada yang Rp. 700.000, per bukunya.”

Membeli buku-buku di toko terdekat, internet, dan dari seminar-seminar dan pameran-pameran.

Sumber: data wawancara

Page 132: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

21

Tabel 5.2.13. Data Hasil Wawancara 12

5.2.12. Cara Mencari Informasi

No Nama Usaha

Batik Jawaban Kesimpulan

1. Zamroni Batik

Shafira

“Yaaa... Saya bisa dari HP Mbak, Android, Google, di rumah ada Speady juga” “Tinggal klik google ketik motif-motif batik kuno... nanti keluar semua tentang batiknya Mbak... sekarang mudah dan cepat”

Membuka google dan mengeklik kata batik. Dan mencari informasi dari buku, majalah, tabloid.

2. H. Daanan Batik

Daanan

“Aku wong tuwo Nok, ora iso internetan, kui yo… go anakku sing ngerti rha Nok.. heheee… Aku sms-an be ora biso Nok, paling banter ya telpon Nok. eheheee… wong ora mudeng teknologi Nok” “paling ya kadi pesanan toko nok”

Dari rekan sejawat dan informasi dari orang tua warisan turun temurun.

3. Khaerudin Batik Karya

Amanah

“Yaa… karena dari ide sendiri ya tidak mencari informasi mbak. Pesanan dari pelanggan biasanya”

Dari rekan sejawat dan informasi dari orang tua warisan turun temurun.

4. H. Abdul

Haris

Batik Liris “Ha’ah... beli buku, bukunya beli. Kadang ada dari teman dan pelanggan yang minta untuk dibuatkan motif apa saja, bisa tergantung pesanan”

Membeli buku dan dari pelanggan yang memesan.

5. Sutoyo Batik

Munalifah

“Yaaa.... cari aja di google mbak, itu nanti sudah ada semua itu motif-motifnya banyak disitu, tinggal klik dan ketik aja siih... nanti ya keluar semua informasinya...”

Membuka google dan mengeklik kata batik. Dan mencari informasi dari buku, majalah, tabloid.

Sumber: data wawancara

Page 133: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

22

Lampiran C

Page 134: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

23

Lampiran D

Dokumentasi Penelitian

1. Beragam Motif Batik Tulis Pekalongan

2. Membuat Desain Batik

Page 135: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

24

3. Kegiatan Membatik

4. Kegiatan pencarian informasi dan media yang digunakan dalam mencari informasi

Page 136: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

25

5. Bersama Pengrajin Batik

Page 137: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

Lampiran E

Lembar Konsultasi Skripsi

Page 138: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti

27

Lampiran F

Biodata Penulis

Nama : Hertika Anri Fajriati

Tempat/Tanggal Lahir : Pekalongan, 19 Januari 1991

Alamat : Desa Kalimade, RT/RW: 02/01 Kec. Kesesi

Kab.Pekalongan Jawa Tengah Kode Pos 51162..

Pendidikan Formal

JENJANG NAMA

SEKOLAH NAMA KOTA TAHUN MASUK

TAHUN LULUS

TK Bhina Putra Kalimade

Pekalongan 1995 1997

SD SD N 1 Kalimade Pekalongan 1997 2003

SMP SMP N 1 Kesesi Pekalongan 2003 2006 SMA SMA N 1 Kajen Pekalongan 2006 2009

PengalamanBerorganisasi

NAMA ORGANISASI KEDUDUKAN DALAM

ORGANISASI

NAMA KOTA

TAHUN

PMR Anggota Pekalongan 2006

KMMS Anggota Bidang KSSI Semarang 2011

BEM FIB Anggota Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa

Semarang 2011

PengalamanKerja

LEMBAGA / INSTANSI

STATUS NAMA KOTA TAHUN

Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kab. Pekalongan

Magang Perpustakaan Semarang 2010

CV. Evi Eko Magang Pengolahan Koleksi Perpustakaan

Semarang 2011

Page 139: KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI … Anri.pdf · juga yang berpendapat bahwa batik secara hipotesis berasal dari akar kata Proto-Austronesian, yaitu "beCik " yang berarti