COVER MAPEL 10 BS-BG · manusia purba di Kepulauan Indonesia. Satu diantaranya adalah nilai...

2
SMP/MTs Kelas VII X Kelas KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2013 Sejarah Indonesia

Transcript of COVER MAPEL 10 BS-BG · manusia purba di Kepulauan Indonesia. Satu diantaranya adalah nilai...

Page 1: COVER MAPEL 10 BS-BG · manusia purba di Kepulauan Indonesia. Satu diantaranya adalah nilai kearifan lokal dalam pemanfaatan alam. ... Masuknya ras proto melayu dan deutro

SEJAR

AH

• SM

P/MTs Kelas V

II

XKelas

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANREPUBLIK INDONESIA2013

Sejarah Indonesia

Page 2: COVER MAPEL 10 BS-BG · manusia purba di Kepulauan Indonesia. Satu diantaranya adalah nilai kearifan lokal dalam pemanfaatan alam. ... Masuknya ras proto melayu dan deutro

978-602-282-107-6978-602-282-108-3

Sejarah Indonesia

MILIK NEGARATIDAK DIPERDAGANGKAN

ISBN :

Pernahkah terbetik oleh kalian bahwa perjalanan manusia di bumi Indonesia telah mengalami masa yang sangat panjang. Diawali dengan kehidupan manusia purba yang belum mengenal tulisan (masa pra-aksara). Kehidupan manusia purba berproses dari fase yang sangat sederhana hingga kompleks. Banyak hal yang dapat dimaknai ketika kita mempelajari kehidupan manusia purba di Kepulauan Indonesia. Satu diantaranya adalah nilai kearifan lokal dalam pemanfaatan alam.

Perkembangan peradaban manusia di Kepulauan Indonesia terus mengalami kemajuan dengan adanya sistem kepercayaan. Bermula dari pemujaan terhadap roh nenek moyang yang diwujudkan pada batu-batu seperti menhir dan pemujaan lainnya. Masuknya ras proto melayu dan deutro melayu dengan membawa kebudayaannya telah membuat kehidupan manusia di Kepulauan Indonesia menjadi lebih dinamis dan terbuka. Keterbukaan tersebut membawanya pada kejayaan kebudayaan Hindu-Buddha (masa klasik) yang meninggalkan kemegahan jejak budaya seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan dan sebagainya.

Masuknya Islam lewat pelayaran dan perdagangan menjadi katalisator penting dalam proses integrasi bangsa Indonesia. Hal ini diperkuat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam yang secara tidak langsung menjadi jembatan dari proses akulturasi antara kebudayaan Islam dan kebudayaan setempat yang kemudian menciptakan berbagai unsur budaya baru.