kebutuhan cairan, nutrisi
-
Upload
hilma-zahra -
Category
Documents
-
view
25 -
download
0
description
Transcript of kebutuhan cairan, nutrisi
KESEIMBANGAN AIR DAN ELEKTROLIT
Dr. Frida
Page 1 of 8JC
KESEIMBANGAN AIR DAN ELEKTROLIT
Dewasa: air 60% BB
Bayi: air 80% BB rawan dehidrasi
rentan keseimbangan air dan elektrolit
Air tubuh:
Cairan intrasel (30 40%)
Cairan transeluler (1 3%)
Cairan ekstrasel (20 25%)
15% interstitiel (limfe, cairan jaringan)
5% intravaskuler (plasma)
Cairan transeluler: rongga sendi, rongga pleura, LCS, cairan dlm bola mata, cairan peritoneum
Bayi CES > CIS
Volume CIS ditentukan oleh tekanan osmotik ekstrasel melalui membran sel yg bebas dilalui air
Tekanan osmotik - air keluar dari sel (sel mengkerut)
Tekanan osmotik - air masuk ke dalam sel
Tekanan osmotik dipengaruhi oleh ion Na dan K
Transport K+ ke dalam sel dan Na+ keluar sel terjadi secara aktif (perlu energi)
Volume cairan intravaskuler (plasma) dipertahankan oleh keseimbangan antara filtrasi dan tekanan onkotik pada sistem kapiler
Tekanan onkotik ditentukan oleh albumin.
Misalnya pada sindroma nefrotik, protein ( tek onkotik intravaskuler ( vol cairan interstitial , akibatnya terjadi udem jaringan
Pengaturan cairan tubuh
1. Masukan air
Ada rangsang haus (pusat di hipothalamus)
Haus timbul bila:
i. Cairan tubuh
ii. Osmolalitas plasma (1 2%)
2. Absorbsi air
terjadi di GIT secara difusi pasif
transport Na dr lumen usus ke sel (tjd scr aktif)
absorbsi Na diikuti absorbsi air3. Kehilangan cairan normal
4. Mekanisme regulasi ginjal
Mengatur:
keseimbangan cairan
osmolalitas cairan dengan mengatur ekskresi air
mengatur distribusi air melalui retensi Na+ dan ekskresi Na+Kehilangan air abnormal:
Hiperventilasi (pd penumoni)
Suhu lingkungan ; Kelembaban
Hilang melalui GIT (diare)
Hilang melalui urin (DI, DM juga bisa)
Edema (bukan hilang tp pindah ke jar interstitiel)
ANTI DIURETIK HORMON (ADH) Merupakan hormon vasopresin arginin (di hipofise posterior)
Mekanisme kerja (di ginjal)
permeabilitas tubulus ginjal dan ductus kolektivus terhadap air
ADH (+) urin pekat
ADH (-) urin encer
Sekresi ADH diatur oleh
Tekanan osmotik CES (konsentrasi Na+ & Cl-)
Emosi
ADH : rasa sakit, trauma, tindakan bedah
ADH : anestesia, alkohol, obat (morfin, difenilhidantoin, barbiturat, glukokortikoid)
NATRIUM
Terbanyak dlm CES, mengatur volume CES
Volume CIS tergantung volume CES
Na ( kunci dari kontrol volume cairan tubuh
Konsentrasi intrasel 10 mEq/ L
Konsentrasi ekstrasel (plasma) = 135 140 mEq/ L
1 mEq Na+ = 23 mg
1 g garam NaCl = 18 mEq Na+
Kebutuhan Na+: 1 3 mEq/ kgBB/ hari
Perubahan kadar Na ( kadar Na ekstrasel berubah
Perubahan kadar Na di serum ( perubahan Na+ di cairan interstitiel
Absorbsi
Pada GIT (jejunum) melalui enzim Na K ATP ase, hormon aldosteron, hormon desoksi kortikosteron acetat
Ekskresi
t.u melalui ginjal, sebagian kecil melalui tinja, keringat, air mata
Konsentrasi Na dalam keringat: 5 40 mEq/ L
Dipengaruhi oleh:
perubahan volume ekstraseluler
hormon ADH rasa haus
Bila ADH ( Na banyak keluar Pengaturan keseimbangan Na:Perfusi ginjal ( renin ( angiotensin II ( aldosteron
Angiotensin dan aldosteron meningkatkan tekanan darah ( terjadi retensi Na + air shg menimbulkan oedema
Retensi Na terdapat pada: Glomerulonefritis dengan GFR menurun
Tekanan onkotik plasma (sindroma nefrotik)
Volume arteri (gagal jantung kongestif)
Pemberian kortikosteroid dg efek retensi Na
Kehilangan Na+ terjadi pada:
DM ( glukosa dlm tubulus ( menghambat reabsorbsi air + Na ( natriuresis Penyakit Addison
Diare
Hiponatremia (Na+ serum < 135 mEq/ L)Disebabkan oleh karena:
Kehilangan Na+ (diare)
Air dalam ruang ekstraseluler (sering)
Misal SiADH, intake air
Gejala: kejang, kesadaran menurun (edema)
Hipernatermia (Na+ serum > 150 mEq/ L) Retensi Na+ Diarekehilangan air
Diabetes InsipidusKALIUM
95% di intrasel
konsentrasi plasma 3.4 5.5 mEq/ L
kebutuhan K+ 1 3 mEq/ kgBB/ hari
Fungsi: mengatur tonisitas intrasel
resting potential membran sel
Ekskresi: 90% melalui urin, diatur oleh aldosteron
Asidosis K+ keluar sel
Alkalosis K+ masuk sel
Hipokalemia Intake K+ kurang (malnutrisi, puasa, diare, muntah)
Ekskresi (obat diuretik, gangguan keseimbangan asam basa)
Kehilangan (diare)
Gejalanya:
Otot-otot lemah (paralisis)
Refleks menurun
ileus paralitik, dilatasi lambung (kembung)
letargi, kesadaran menurun
EKG:
T wave kecil
Ada gelombang U
Q T interval memanjang
Hiperkalemia Kelainan ekskresi ginjal (GGA, GGK, insufisiensi adrenal, hipoaldosteronisme, diuretik)
Intake
Penghancuran jaringan akut (trauma, hemolisis, nekrosis, operasi, luka bakar)
Redistribusi K+ transeluler: asidosis metabolik
Gejala (terutama jantung):
Gelombang T tinggi, runcing
Interval PR memanjang
QRS melebar
ST segmen depresi
Atrioventrikular/ intraventrikular heart block
K+ > 7.5 mEq/ L bahaya: V.flutter, V.fibrilasi, blok
KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH
Cairan tubuh hilang melalui:
1. Urin 50% dari kehilangan cairan
Normal: 50 ml/ kgBB/ 24 jam
2. Insensible Water Loss (50%)
Respirasi (15%)
Kulit (30%)
Feses (5%)
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN CAIRAN1. Luas permukaan tubuh (BSA = Body Surface Area)
= mL/ m2/ 24 jam
Paling tepat untuk BB > 10 kg
Normal: 1500 ml/ m2/ 24 jam (kebutuhan maintenance/ kebutuhan rumatan)
2. Kebutuhan kalori
100 150 cc/ 100 KAL
3. Berat badan
Rumus umum:
100 ml/ kg 10 kg pertama
50 ml/ kg 10 kg kedua
20 ml/ kg berat > 20 kg
Misalnya ( anak dengan BB 25 kg, memerlukan:
100 ml/ kg x 10 kg = 1000 cc 10 kg (I)
50 ml/ kg x 10 kg = 500 cc 10 kg (II)
20 ml/ kg x 5 kg= 100 cc 5 kg (sisa)Total = 25 kg = 1600 cc/ 24 jam
Keadaan yang Meningkatkan/ Menurunkan Kebutuhan Cairan
1. Meningkatkan metabolisme
Demam - H2O: 12%/ C
2. Menurunkan metabolisme
Hipotermi H2O 12%/ C
3. Kelembaban lingkungan tinggi
Insensible water loss menurun 0 15 cc/ 100 KAL
4. Hiperventilasi IWL meningkat 50 60 cc/ 100 KAL
5. Keringat >> - H2O meningkat 10 25 cc/ 100 KAL
Kebutuhan Elektrolit
2 4 mEq Na+/ 100 cc cairan
2 4 mEq K+/ 100 cairan
SUBTITLE:
KESEIMBANGAN ASAM BASA
Gangguan keseimbangan air elektrolit ( gangguan keseimbangan asam basa
Sistem Buffer: zat yang dapat mencegah perubahan kadar ion hidrogen bebas dlm larutan, bila mendapat tambahan asam/ basa
Istilah
Asidemia= pH darah < 7.35
Alkalemia= pH darah > 7.45
Asidosis= kadar bikarbonat serum
Alkalosis= kadar bikarbonat serum
Tubuh melindungi diri dari perubahan pH dengan:
1. Mengencerkan produk asam
2. Sistem buffer3. Regulasi pernapasan mengatur kadar pCO2 plasma4. Reabsorbsi bikarbonat yang difiltrasi di ginjal, ekskresi H+ & NH4+
HCO3-pH = 6.1 + log ------------
H2CO3
H2O CO2 pengeluarannya diatur oleh pernapasan
Metabolic acidosis ( CO2 keluar >>>, sehingga H2CO3
GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA
pH darah adalah resultan 2 komponen: komponen metabolik dan komponen respiratorik
pH normal: 7.35 7.45
BE (base akses) merupakan komponen metabolik yaitu jumlah basa yg perlu dikoreksi
Normal = 2.3 mEq/ L
BE (+) ( kelebihan basa
BE () ( kekurangan basa/ kelebihan asam
pCO2 = merupakan komponen respiratorik status asam basa
Normal = 35 45 mmHg
Klasifikasi gangguan asam basa:
1. Asidosis metabolik
2. Asidosis respiratorik
3. Alkalosis metabolik
4. Asidosis respiratorik
Asidosis (pH 6.8 7.35):
Metabolik: BE (-)
Respiratorik: pCO2 45 mmHg
Alkalosis (pH 7.45 7.8):
Metabolik: BE (+)
Respiratorik pCO2 35 mmHg
Asidosis Metabolik
pH , bikarbonat , BE (-)
pCO2 ( bukti tubuh menetralisir racun
Sebab:
1. Produksi ion H+ berlebihan, misalnya:
Meningkatkan metabolisme (demam, distress pernapasan, kejang, dll)
Meningkatkan asam organik (dehidrasi, hipoxia, hipoperfusi)
Ketosis (DM, kelaparan)
2. Kehilangan bikarbonat berlebihan, misalnya: diare, drainase ileostomi
3. Pemberian asam (HCl, asam amino)
4. Kegagalan ginjal untuk mengeluarkan asam yg berlebihan
Derajat beratnya asidosis metabolic ditentukan oleh turunnya base akses
Kompensasi: hiperventilasi... CO2 keluar (napas cepat, dalam = kussmaul respiration)
Komplikasi: hipotensi, edema paru, hipoksia jaringan, depresi SSP, koma, kejang
Alkalosis Metabolik
Konsentrasi H+ turun
Sebab:
1. Muntah (HCl, K+ hilang)
2. K+ hilang berlebihan (melalui urin, GIT)
3. Penambahan HCO3 ke dalam CES (misalnya th/ iv)
4. reabsorbsi HCO3. Misalnya: sindroma Cushing, Bartter, Hipoaldosteronisme primer
Kompensasi: hipoventilasi ( hipoksemia
Lab: pH , CO , BE (+), pO2 , HCO3
Asidosis Respiratorik
Akibat dr hipoventilasi alveolar sehingga produksi CO2 > ekskresi CO2 Terjadi pada:
Penyakit paru berat: membran hialin, bronchopneumonia, edema paru
Penyakit neuromuskuler: sindroma Guillian Barre, overdosis obat sedatif
Obstruksi jalan napas: bronchospasme
Kompensasi
Ginjal ( membentuk dan meningkatkan reabsorbsi bikarbonat
Gejala klinik:
Hipoksia
Vasodilatasi (karena CO2 )
Laboratorium: pH - pCO2 - HCO3 - BE (+)
Alkalosis Respiratorik Ekskresi CO2 melalui paru-paru berlebihan sehingga pCO2
Sebab:
hiperventilasi (kerusakan otak, emosi); keracunan salisilat
Lab: pH - pCO2 bikarbonat - BE (-)
Mekanisme kompensasi
Gangguan respiratorik dikompensasi oleh ginjal
Gangguan metabolik dikompensasi oleh mekanisme respirasi
Tingkat kompensasi dibagi dalam:
Tidak dikompensasi (mekanisme kompensasi tidak bekerja)
Kompensasi partial (pH tidak sampai normal)
Kompensasi penuh (pH kembali normal)
Kompensasi berlebihan
Perkiraan gangguan asam basa dpt diketahui dg memeriksa darah arteri (pemeriksaan ASTRUP = Analisa Gas Darah)
Yang dinilai adalah: pH, pCO2, HCO3, BE
Selain itu ada faktor penting lain: pO2, O2 saturation
Koreksi kelainan asam basa
1. Asidosis metabolik
Tujuan koreksi mengganti defisit basa
Dipakai Na bikarbonat/ natrium laktat
Rumus: BE x BB x 0.3 = jumlah mEq bikarbonat yg diperlukan
2 4 mEq/ kgBB
Cara: diencerkan dengan D 5 % - berikan perlahan-lahan
2. Alkalosis metabolik
Koreksi jarang diperlukan
Pemberian K+ (KCl) memperbaiki alkalosis (max 40 mEq K+/ L)
3. Alkalosis Respiratorik
Akut ( rebreathing system ( inspirasi CO2)
Kronik ( kontra indikasi untuk rebreathing system
4. Asidosis respiratorik
ventilasi ( ventilator
Cara Menghitung Kebutuhan Kalori, Karbohidrat, Protein Pada AnakBalita
Posted on November 17, 2012
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menentukan kebutuhan nutrisi anak balita :
Menentukan Desirable Body Weight (DBW) atau Berat Badan Ideal Penentuan berat badan ideal untuk anak balita (1-5 tahn) secara sederhana dapat menggunakan rumus BBI = (usia dalam tahun x 2) + 8
Menentukan Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Total Per Hari1. Kebutuhan energi/kalori pada anak balita dapat dilakukan dengan rumus :a. Keb. energi = 1000 + (100 x usia dalam tahun)b. Keb energi usia 1-3 tahun = 100 kalori/kg BBIKeb energi usia 4-5 tahun = 90 kalori/kg BBI
2. Kebutuhan protein adalah sebesar 10% dari total kebutuhan energi sehari, dapat dihitung : (10% x Total Energi Harian) : 4 = x gram
3. Kebutuhan Lemak yaitu sebesar 20% dari total energi harian yaitu : (20% x Total Energi Harian) : 9 = x gram
4. Kebutuhan Karbohidrat adalah sisa dari total energi harian dikurangi prosentase protein dan lemak
Contoh :Balita kita berusia3 tahun, maka BBI nya adalah: (3 thn x2)+8 =12kg
Kebutuhan kalori :100 kal/kg BBI, yaitu 10013 kg = 1300 kal/hari atau menggunakan rumus pertama : 1000 + (100 x usia dalam tahun ), yaitu 1000 + (100 x 2 thn) = 1300 kal/hari
Kebutuhan zat gizi : Protein 10% dari total kalori = (10% x 1300 kal) : 4 = 40 gram
Lemak 20% dari total kalori = (20% x 1300 kal) : 9 =35 gram
Karbohidrat, sisa dari total kalori dikurangi prosentase protein dan lemak =(70% x 1200 kal) : 4 = 290 gram
Pembagian Makanan Sehari Diet 1300 kalori 35 gram Protein : Nasi 3P = 300 gram (2 1/2 gelas)
Protein hewani 3P = 150 gram ( 31/2 potong sedang)
Protein nabati 2,5P =90 gram tempe/30 gram kacang hijau (1,5 potong tempe/2,5 sendok makan kc.hijau)
Sayuran 1,5P = 150 gram (1 1/2 gelas sayuran masak)
Buah 3P = +/- 350 gram
Minyak 2,5P = 12,5 gram (3 sendok teh)
. Rumus Rumpleed testRumpleed test biasanya dilakukan untuk mengetahui tanda gejala awal adanya ptekee (bintik merah pada penderita DBD), ptekee muncul akibat pecahnya pembuluh darah kapiler, sehingga pada fase awal tidak akan langsung muncul, oleh karena itu tujuan rumpled test adalah untuk mengetahui lebih awal adanya ptekee. Rumus yang dipakai adalah (Sistole + Diastole) / 2, lalu tahan 5 10 menit. jika terdapat sepuluh atau lebih bintik merah, maka dikatakan rumpled test positif, jika kurang maka disebut rumpled test negative. Misal kita melakukan tensi darah hasilnya 120/80 mmHg (systole : 120, Diastole: 80), maka (120 + 80)/2 = 100 mmHg, maka kita pompa hingga alat tensi darah menunjukkan angka 100 mmHg, kita tutup tepat di angka 100 dan tahan selama 5 10 menit, lepaskan baru kita hitung jumlah bintik merahnya. Rumpleed test merupakan uji awal adanya gangguan trombosit pada penderita DBD, namun bukanlah hal untuk menegakkan diagnose DBD.
3. Rumus Kebutuhan CairanKebutuhan cairan pada tubuh data dihitung sebagai berikut:Pada anak < 10 Kg , maka 10 Kg maka dihitung 100 ml/ BB. Missal BB 8 kg maka kebutuhan cairan adalah 8 x 100 = 800 ml/hari. Pada anak dengan BB 10 20 Kg, maka 1000 ml pada 10 kg pertama dan ditambah 50 ml per Kg penambahan berat badannya. Missal BB = 15 kg, maka 1000 ml ditambah 5 x 50 ml maka menjadi 1250 ml/ hari kebutuhan cairannya Pada seorang dengan berat badan > 20 Kg maka rumusnya adalah 1500 ml pada 20 kg pertama dan ditambah 20 ml/Kg sisanya, missal seseorang dengan BB 40 Kg, maka 20 kg pertama adalah 1500 ml, sedangkan 20 kg sisanya x 20 ml = 400 ml sehingga kebutuhan cairan seseorang dengan berat 40 kg adalah 1500 + 400 ml = 1900 ml/hari
PERHITUNGAN BB,TB DAN KEBUTUHAN CAIRAN (BERDASARKAN IWL DANSWL)Posted on Maret 9, 2008 by harnawatiaj
1. Berat BadanBB klien = 7,1 kgBB normal untuk usia klien (9 bulan)adalah : Umur (bulan) + 9 = 18/22= 9 kgPersentase BB klien = 7,1 x 100%9= 79 % (Malnutrisi ringan) (75 90 % Grade I).
2. Tinggi BadanTB = 70,5 cmTB normal (0 1 thn) = 75 cmPersentase TB Klien = 70, 5 x 100 %70= 94% (Malnutrisi Ringan) (90 95%)
3. Kebutuhan cairanKebutuhan cairan maintenance = 7,1 x 100 cc/hari = 710 cc/hariIWL = 30 x 7,1 Total IWL + SWL = 333 + 1041= 213 .(A) = 1374 cc= A + 200 (37,4 36,8 0C)= 213 + 200 (0,6)= 213 + 120= 333 ccSWL = 1. Out put urine = 2 cc/kg BB/jam= 2 x 7.1= 14,2 cc/jam= 341 cc/hari2. Feses (3 kali) = 3 x 200 cc= 600 cc3. Muntah (1 kali) = 100 cc