Nutrisi Dan Cairan
-
Upload
nurul-fahmi-rizka-laily -
Category
Documents
-
view
44 -
download
2
description
Transcript of Nutrisi Dan Cairan
KONSEP PENGHITUNGAN NUTRISI
PENGERTIAN
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-
proses kehidupan (Soenarjo, 2000).Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah
proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi,
mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi
normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
Tunjangan nutrisi yang tepat dan akurat pada anak sakit kritis dapat menurunkan
angka kematian. Terdapat dua tujuan dasar dari tunjangan nutrisi yaitu:
a. mengurangi konsekuensi respon berkepanjangan terhadap jejas yaitu
starvation dan infrastruktur.
b. Mengatur respon inflamasi, penentuan status nutrisi pada anak sakit kritis
hendaknya dilakukan berulang ulang untuk menentukan kecukupan
nutrisi dan untuk menentukan nutrisi selanjutnya. Pemeriksaan yang
berulangulang ini penting karena 16-20% anak yang dirawat di ruang
Intensif mengalami defisiensi makronutrien 48jam setelah anak dirawat.
Disamping itu disfungsi/gagal organ multipel dapat terjadi sesudah
trauma, sepsis atau gagal nafas yang berhubungan dengan
hipermetabolisme yang berlangsung lama (Setiati,2000).
BEBERAPA CARA MENUKUR KEBUUHAN NUTRISI
a. Metabolic Chart- Indirect Calorimetry Resting Energy Expenditur
(REE). [(konsentrasi O2)(0,39) + (produksi CO2)(1,11)] x 1440. Rumus
ini kurang akurat pada pasien-pasien dengan FiO2 lebih dari 40%.
b. Persamaan Harris Benedict( untuk dewasa). Basal Energy Expenditure
(BEE): Laki-laki: 66,47 + (13,75 x BB) + (5 x TB) – (6,76 x Umur)
Wanita: 655,1 + (9,56 x BB) + (1,85 x TB) – (4,67 xUmur) Rata-rata
BEE adalah mendekati 25 kkal/ kgbb /hari. BB=berat badan, TB=tinggi
badan Untuk menghitung BEE harus disesuaikan dengan factorfaktor
metabolik, seperti: demam, operasi, sepsis, luka bakar dan lain-lain.
c. 25-30 kkal/kgbb ideal/hari (untuk dewasa)
120-135 kkal/kgbb/hari (untuk premature)
120-140 kkal/kgbb/hari (untuk infant) (Setiati, 2000)
d. Menghitung balance nitrogen dengan menggunakan urea urine 24 jam
dan dalam hubungannya dengan urea darah dan Albumin. Tiap gram
nitrogen yang dihasilkan menggunakan energy sebesar 100-150 kkal (At
Tock, 2007). Kebutuhan energi pada pasien kritis: Rule of Thumb dalam
menghitung kebutuhan kalori, yaitu 25-30 kkal/kgbb/hari. Selain itu
penetapan Resting Energy Expenditure (REE) harus dilakukan sebelum
memberikan nutrisi. REE adalah pengukuran jumlah energy yang
dikeluarkan untuk mempertahankan kehidupan pada kondisi istirahat dan
12-18 jam setelah makan. REE sering juga disebut Basal Metabolic Rate
(BMR), Basal Energy Requirement (BER), atau Basal Energy
Expenditure (BEE). Perkiraan REE yang akurat dapat membantu
mengurangi komplikasi akibat kelebihan pemberian nutrisi (overviding)
seperti infiltrasi lemak ke hati dan pulmonary compromise (Wiryana,
2007).
BENTUK PEMBERIAN KALORI
a. Karbohidrat: karbohidrat merupakan sumber energy yang penting. Setiap
gram karbohidrat menghasilkan kurang lebih 4 kalori. Asupan
karbohidrat di dalam diit sebaiknya berkisar 50%-60% dari kebutuhan
kalori (Setiati, 2000)
b. Lemak: komponen lemak dapat diberikan dalam bentuk nutrisi enteral
maupun parenteral sebagai emulsi lemak. Pemberian lemak dapat
mencapai 20% -40% dari total kebutuhan. Satu gram lemak
menghasilkan 9 kalori. Lemak memiliki fungsi antara lain sebagai
sumber energi, membantu absorbsi vitamin yang larut dalam lemak,
menyediakan asam lemak esensial, membantu dan melindungi organ-
organ internal, membantu regulasi suhu tubuh dan melumasi jaringan-
jaringan tubuh (Setiati, 2000).
c. Protein (Asam Amino): kebutuhan protein adalah 0,8gr/kgbb/hari atau
kurang lebih 10% dari total kebutuhan kalori. Namun selama sakit kritis
kebutuhan protein meningkat menjadi 1,2-1,5 gr/kgbb/hari. Pada
beberapa penyakit tertentu, asupan protein harus dikontrol, misalnya
kegagalan hati akut dan pasien uremia, asupan protein dibatasi sebesar
0,5 gr/kgbb/hari(Wiryana,2007). Setiati, 2000 juga berpendapat,
kebutuhan protein untuk BBLR 2,0-2,5g/kgbb/hari, bayi 2,5-
3,0g/kgbb/hari, anak 1,5-2,5g/kgbb/hari.
Kebutuhan micro nutrient juga harus dipertimbangkan, biasanya diberikan
natrium, kalium 1 mmol/kgbb, dapat ditingkatkan jika terdapat kehilangan yang
berlebihan. Elektrolit lain seperti magnesium, besi, tembaga, seng dan selenium,
juga dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit. Pasien dengan suplementasi
nutrisi yang lama membutuhkan pengecekan kadar elektrolit-elektrolit ini secara
periodik. Elektrolit yang sering terlupakan adalah fosfat, kelemahan otot yang
berhubungan dengan penggunaan ventilator yang lama dan kegagalan lepas dari
ventilator, dapat disebabkan oleh hipofosfatemia (Wiryana,2007). Pasien kritis
membutuhkan vitamin-vitamin A, E, K, B1 (tiamin), B3 (niasin), B6 (piridoksin),
vitamin C, asam pantotenat dan asam folat yang lebih banyak dibandingkan
kebutuhan normal sehari-harinya (Wiryana,2007).
NUTRISI ENTERAL
Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tida dapat
memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formul nutrisi diberikan melalui
tube ke dalam lambung (gastric tube) nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat
secara manual maupu dengan bantuan pompa mesin (At Tock, 2007). Menurut
Wiryana (2007), Nutrisi enteral adalah faktor resiko independent pnemoni
nosokomial yang berhubungan dengan ventilasi mekanik. Cara pemberian sedini
mungkin dan benar nutrisi enteral akan menurunkan kejadian pneumonia, sebab
bila nutrisi enteral yang diberikan secara dini akan membantu memelihara epitel
pencernaan, mencegah translokasi kuman, mencegah peningkatan distensi gaster,
kolonisasi kuman, dan regurgitasi. Posisi pasien setengah duduk dapat
mengurangi resiko regurgitasi aspirasi. Diare sering terjadi pada pasien di Intensif
Care Unit yang mendapat nutrisi enteral, penyebabnya multifaktorial, termasuk
therapy antibiotic, infeksi clostridium difficile, impaksi feses, dan efek tidak
spesifik akibat penyakit kritis. Komplikasi metabolik yang paling sering berupa
abnormalitas elektrolit dan hiperglikemi (Wiryana, 2007).
NUTRISI PARENTERAL
Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung
melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernakan (Wiryana, 2007).
Nutrisi parenteral diberikan apabila usus tidak dipakai karena suatu hal misalnya:
malformasi kongenital intestinal, enterokolitis nekrotikans, dan distress respirasi
berat.
Nutrisi parsial parenteral diberikan apabila usus dapat dipakai, tetapi tidak dapat
mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan dan pertumbuhan ( Setiati,
2000). Tunjangan nutrisi parenteral diindikasikan bila asupan enteral tidak
dapat dipenuhi dengan baik. Terdapat kecenderungan untuk memberikan nutrisi
enteral walaupun parsial dan tidak adekuat dengan nutrisi parenteral. Pemberian
nutrisi parenteral pada setiap pasien dilakukan dengan tujuan untuk dapat beralih
ke nutrisi enteral secepat mungkin. Pada pasien IRIN, kebutuhan dalam sehari
diberikan lewat infuse secara kontinyu dalam 24 jam. Monitoring terhadap faktor
biokimia dan klinis harus dilakukan secara ketat. Hal yang paling ditakutkan pada
pemberian nutrisi parenteral total (TPN) melalui vena sentral adalah infeksi (Ery
Leksana, 2000)
Berdasarkan cara pemberian nutrisi parenteral dibagi atas: nutrisi parenteral
sentral dan nutrisi parenteral perifer (Wiryana, 2007)
Indikasi Nutrisi Parenteral :
a. Gangguan absorbs makanan seperti pada fistula enterokunateus, atresia
intestinal, colitis infeksiosa, obstruksi usus halus.
b. Kondisi dimana usus harus diistirahatkan seperti pada pancreatitis berat,
status pre operatif dengan malnutrisi berat, angina intestinal, diare
berulang.
c. Gangguan motilitas usus seperti pada ileus yang berkepanjangan
d. Makan, muntah terus menerus, gangguan hemodinamik, hiperemisis
gravidarum (Wiryana, 2007).
PENGHITUNGAN STATUS GIZI
I. Indeks Atropometri
Penggolongan Keadaan Gizi Menurut Indeks Antropometri (Sumber Puslitbang
Gizi, 1980. Pedoman Ringkas Cara Pengukuran Antropometri dan Penentuan
Gizi, Bogor)
Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeks
Klasifikasi KEP: Antropometri
Hasil diskusi temu Antropomteri
CAIRAN
Kebutuhan cairan berdasrkan BB dan umur
Jumlah kebutuhan cairan yang dianjurkan
PEMILIHAN CAIRAN DAN CARA PEMBERIANNYA (NUTRISI
PARENTERAL)
Umumnya cairan NP, baik larutan asam amino (aa), KH ataupun lipid digunakan
larutan standar. Kadar larutan tergantung pada akses NP yang akan digunakan.
Pada beberapa keadaan klinis seperti penyakit hati dan ginjal seringkali
dibutuhkan larutan khusus terutama yang menyangkut susunan asam aminonya.
Larutan aa untuk penyakit hepar mengandung kadar aa rantai cabang tinggi.
Kebutuhan lipid untuk Nutrisi Parenteral
Mineral dan elektroli untuk Nutrisi Parenteral
Jumlah trace elements yang dianjurkan pada Nutrisi Parenteral
Jumlah Kalsium dan fosfor yang dianjurkan
Dosis vitamin yang dianjurkan pada Nutrisi Parenteral
Pemberian aa dimulai 0.5g/kg/hari pada neonatus 1g/kg/ hari pada anak,
selanjutnya dinaikkan sebanyak 0.5g/kg/ hari sampai dosis maksimal tercapai.
Pada keadaan adanya restriksi pemberian cairan, lebih disukai menggunakan
preparat lipid dengan konsentrasi tinggi (20%) agar tidak menambah jumlah
cairan terlalu banyak tetapi dapat memenuhi kebutuhan kalori. Untuk memenuhi
ALE dapat digunakan emulsi lipid yang mengandung minyak safflower. Emulsi
lipid yang mengandung MCT (middle chain triglyceride) mempunyai nilai tambah
karena MCT tidak ditimbun di hepar atau jaringan lemak serta mengalami
proses hidrolisis dan oksidasi cepat yang juga tidak tergantung pada karnitin.
Pemberian lemak dimulai dengan dosis rendah yang dinaikkan perlahan-lahan
sampai dosis yang diperhitungkan tercapai. Pemberian dapat secara terusmenerus
selama 24 jam atau hanya 18 jam dengan 6 jam ‘istirahat‘ untuk memberikan
kesempatan tubuh melakukan clearance.