Kebudayaan individu(sosmed)
-
Upload
arif-setiawan -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
description
Transcript of Kebudayaan individu(sosmed)
SOSIAL MEDIS
NAMA : ARIF SETIAWAN
NIM : 0120840030
KELAS : SEMESTER 1-B
Kebudayaan Individu, Kelompok dan Masyarakat.
Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan belajar. Hampir semua
tindakan manusia adalah kebudayaan.
Individu adalah satu kesatuan utuh antara jasmani dan rohani. Setiap individu mempunyai ciri
khas dan kebutuhan yang tersendiri. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, setiap individu
membutuhkan individu lain. Karena itulah individu selalu hidup berkelompok membentuk
masyarakat.
Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran dan kedudukan yang berbeda. Setiap
individu diharapkan dapat berperan sesuai dengan kedudukannya sehingga tercipta ketertiban,
kenyamanan, kestabilan hidup bermasyarakat, yang akhirnya tujuan bersama dapat tercapai.
Secara individu, manusia sudah memiliki budaya. Bagaimana cara mereka makan, minum, jalan
dan aktivitas individu lainnya. Misalnya, manusia makan pada waktu –waktu tertentu dengan
menggunakan alat – alat, cara – cara, serta sopan santun atau protokol yang terkadang sangat
rumit. Dan hal itu hingga saat ini masih bertahan dan menjadi suatu kebudayaan.
Individu dalam masyarakat tersusun menurut suatu sistem yang saling terkait satu sama lain.
Dalam setiap masyarakat ada perbedaan-perbedaan sosial yang lahir dari adanya perbedaan
individu seperti bentuk fisik, minat, kemampuan berpikir dan berkarya, kebudayaan serta agama.
Individu mempunyai kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan, karena itu diperlukan wadah atau
tempat berinteraksinya individu menurut pola perilaku tertentu dan sesuai dengan norma dan
kebudayaan tertentu pula. Maka timbullah pranata sosial budaya yang dapat berupa pranata
ekonomi, sosial, politik, pendidikan, agama, bahasa, seni dan teknologi.
Mengingat manusia selalu berinteraksi dengan individu lain baik dalam satu kelompok maupun
dengan individu di luar kelompoknya, maka terjadi proses sosial budaya yang mengarah kepada
perubahan sosial dan budaya. Interaksi tersebut tidak selamanya sepaham, dalam arti
menimbulkan kerja sama, tetapi dapat juga menimbulkan pertikaian dan persaingan.
ARIF SETIAWAN 1
SOSIAL MEDIS
Kebudayaan dibagi empat wujudnya, yaitu :
1. Artifacts atau benda – benda fisik. Sebutan khusus untuk kebudayaan dalam wujud
konkret adalah “ kebudayaan fisik “.
2. Sistem tingkah laku dan tindakan yang berpola. Pola – pola tingkah laku manusia
disebut “ sistem sosial “.
3. Sistem gagasan. Kebudayaan dalam wujud gagasan juga berpola dan berdasarkan sistem
– sistem tertentu yang disebut “ sistem budaya “.
4. Sistem gagasan yang ideologis. Pusat dari semua unsur yang lain itu disebut “ nilai –
nilai budaya “.
Suatu sistem nilai kebudayaan seringkali merupakan suatu pandangan hidup. Pandangan hidup
biasanya mengandung sebagian dari nilai – nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan yang
telah dipilih secara kolektif oleh individu – individu dan golongan – golongan dalam masyarakat.
Ideologi merupakan suatu sistem pedoman yang ingin dicapai oleh para warga suatu masyarakat,
namun sufatnya lebih khusus daripada sistem nilai budaya. Ideologi umumnya tidak digunakan
dalam hubungan dengan individu.
Norma dalam msyarakat terdiri dari aturan – aturan untuk bertindak sifatnya khusus dan
perumusannya pada umumnya sangat rinci, jelas, tegas dan tudak meragukan.
Unsur - unsur kebudayaan universal :
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
5. Sistem mata pencaharian
6. Sistem religi
7. Kesenian
Pembagian kerangka dalam empat tahap :
1. Tahap pertama. Setiap sistem budaya dapat dibagi kedalam “ adat – istiadat “, setiap
sistem sosial dapat dibagi ke dalam “ aktivitas sosial “, dan setiap himpunan unsur
kebudayaan fisik dapat dibagi ke dalam “ benda – benda kebudayaan “.
2. Tahap kedua. Setiap adat sebaiknya dibagi ke dalam “ kompleks budaya “, dan setiap
aktivitas sosial lebih lanjut dibagi ke dalam “ kompleks sosial”, sedan benda kebudayaan
tudak berubah.
3. Tahap ketiga. Tiap – tiap kompleks budaya dibagi – bagi menjadi “ tema – tema budaya,
tiap – tiap kompleks sosial lebih lanjut diuraikan menjadi berbagai jenis “ pola sosial “,
dan benda kebudayaan tidak mengalami perubahan.
ARIF SETIAWAN 2
SOSIAL MEDIS
4. Tahap keempat. Setiap tema budaya dapat dirinci lagi ke dalam “ gagasan “ dan setiap
pola sosial ke dalam “ tindakan “.
Fungsi unsur – unsur kebudayaan
Fungsi menurut M.E. Spiro dalam pengertian ilmiahnya :
1. Menerangkan fungsi itu sebagai hubungan antara sesuatu hal dengan tujuan tertentu.
2. Menjelaskan kaitan antara suatu hal dengan hal lain.
3. Menerangkan hubungan yang terjadi antara suatu hal dengan hal – hal lain dalam suatu
sistem yang terintegrasi.
Malinowski berpendapat bahwa berbagai unsur kebudayaan yang ada dalam suatu
masyarakat gunanya untuk memuaskan sejumlah hasrat naluri manusia. Misalnya unsur
“ kesenian “ berfungsi untuk memuaskan hasrat naluri manusia akan keindahan.
Fokus kebudayaan yaitu dalam berbagai kebudayaan terdapat satu atau beberpa unsur
kebudayaan atau pranata yang menjadi unsur pusat dalam kebudayaan yang bersangkutan,
sehingga unsur tersebut digemari oleh warga masyarakat dan mendominasi berbagai aktivitas
atau pranata lain yang ada. Misalnya, kesenian dalam masyarakat orang Bali.
Etos kebudayaan adalah suatu watak khas yang dapat tampak pada suatu kebudayaan, seperti
hobi dan tingkah laku.
Kepribadian umum yaitu metode lain untuk melukiskan suatu kebudayaan secara holistik –
terintegrasi adalah dengan memusatkan perhatian pada kepribadian umum yang dominan dalam
kebudayaan yang berangkutan.
Kebudayaan dan Kerangka Teori Tindakan
Kebudayaan tidak dapat dilepaskan dari kepribadian individu yang terbentuk melalui suatu prose
belajar yang panjang, sehingga menjadi bagian dari warga masyarakat yang bersangkutan.
Sebuah kerangka yang disusun oleh kelompok studi ahli ilmu – ilmu sosial Universitas Harvard,
di bawah pimpinan ahli sosiologi Talcott Parson. Kerangka yang mereka susun bersama yang
memandang kebudayaan sebagai tindakan – tindakan manusia yang berpola disebut kerangka
teori tindakan atau frame of reference of the theory of action.
Kerangka tersebut menganalisis suatu kebudayaan secara keseluruhan perlu dibuat
perbedaan yang tajam antara komponen – komponennya, yaitu :
1. “Sistem budaya” merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan
terdiri dari pikiran – pikiran, gagasan – gagasan, konsep – konsep, tema – tema berpikir
serta keyakinan – keyakinan. Fungsi dari sistem budaya adalah menata serta menetapkan
tindakan – tindakan ddan tingkah laku manusia.
2. “Sistem sosial” terdiri dari aktivitas – aktivitas atau tindakan – tindakan berinteraksi
antar individu yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Sistem sosial lebih
konkret dan nyata sifatnya dari pada sistem budaya.
ARIF SETIAWAN 3
SOSIAL MEDIS
3. “Sistem kepribadian” adalah segala hal yang menyangkut isi jiwa serta watak individu
dalam interaksinya sebagai warga dari suatu masyarakat. Sistem kepribadian berfungsi
sebagai sumber motivasi bagi berbagai tindakan sosial seseorang.
4. “Sistem organik” merupakan pelengkap bagi seluruh kerangka yang melibatkan proses
biologi serta biokimia yang terdapat dalam diri manusia.
Selain penjelasan di atas, di bawah ini akan dijelaskan tentang hakikat kebudayaan.
Kebudayaan modern adalah seperangkat peraturan dan standar yang apabila dipenuhi oleh para
anggota masyarakat akan menghasilkan perilaku yang dianggap layak dan dapt diterima oleh
para anggotanya.
Karatekristik kebudayaan
Kebudayaan adalah milik bersama
Kebudayaan adalah sejumlah cita – cita, nilai dan standar perilaku. Kebudayaan adalah
sebutan persamaan ( common denominator ), yang menyebabkan perbuatan para individu dapat
dipahami oleh kelompoknya. Masyarakat ( society ) dapat didefinisikan sebagai kelompok
manusia yang mendiami tempat tertentu, yang demi kelangsungan hidupnya saling tergantung
satu sama lain dan memiliki kebudayaan bersama. Para anggota masyarakt saling terikat oleh
kesadaran identitas kelompok. Hubungan yang mengikat masyarakat dikenal sebagai struktur
sosiak ( social sturcture ) atau organisasi sosia ( social organization ). Tidak mungkin ada
kebudayaan tanpa masyarakat dan tidak mungkin juga ada masyarakat tanpa individu. Begitu
juga sebaliknya, tidak ada manusia yang dikenal tidak berbudaya.
Variasi kebudayaan khusus ( subcultural variation ) adalah seperangkat norma dan perilaku
tertentu yang diikuti oleh suatu kelompok di dalam masyarakat yang lebih luas. Masyarakat
majemuk adalah masyarakat yang memiliki berbagai kebudayaan khusus yang jelas sekali.
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa karakteristik – karakteristik rasial merupakan adaptasi
biologis terhadap iklim dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan kelebihan intelegensi
atau kebudayaan.
Kebudayaan adalah hasil belajar
Semua kebudayaan adalah hasil belajar dan bukan warisan biologis. Ralph Linton
menyebut kebudayaan sebagai “warisan sosial” umat manusia. Proses penerusan kebudayaan
dari generasi ke generasi yang lain disebut enkulturasi.
Kebudayaan didasarkan pada lambang
Ahli antropologi Leslie White berpendapat bahwa semua perilaku manusia mulai dengan
penggunaan lambang. Kebudayaan diteruskan melalui komunikasi gagasan, emosi, dan
keinginan yang diekspresikan dalam bahasa. Aspek simbolis yang terpenting dari kebudayaan
adalah bahasa. Stanley Salthe menegaskan bahasa simbolis adalah fundamental tempat
kebudayaan manusia dibangun.
ARIF SETIAWAN 4
SOSIAL MEDIS
Integrasi Kebudayaan
Integrasi adalah tendensi di antara semua aspek kebudayaan untuk berfungsi sebagai kesatuan
yang saling berkaitan. Tidak ada dua individu yang mendapat pengalaman yang persis sama dari
proses enkulturasi maka tidak ada dua individu yang memahami kebudayaan dengan cara yang
tepat sama. Jadi, selalu terdapat suatu potensi akan perubahan dalam setiap kebudayaan. Selama
bagian – bagian dalam tendensi kebudayaan konsisten maka kebudayaan akan berjalan cukup
lancar. Akan tetapi, kalau tendensi itu hilang maka timbulah situasi krisis kebudayaan. Agar
lestari, kebudayaan harus memenuhi kebutuhan biologis yang pokok para anggotanya,
memelihara kelangsungannya dan memelihara tata tertib di antara para anggotanya dan di antara
anggotanya dengan orang luar.
Kebudayaan, Masyarakat dan Individu
Masyarakat tidak lebih daripada persatuan individu – individu yang semuanya masing – masing
mempunyai kebutuhan dan kepentingannya sendiri – sendiri. Untuk menjamin kelestarian
kelompok, setiap individu harus belajar mempertangguhkan hal – hal tertentu yang langsung
memberi kepuasan. Akan tetapi, kebutuhan individu tidak dapat ditekan terlalu lama sebab beban
tekanannya dapat menjadi terlalu berat untuk dapat ditanggung. Oleh karena itu, selalu ada
keseimbangan yang teliti di antara kepentingan pribadi individu dan tuntunan kelompok atas
tiap – tiap individu. Sehingga dapat disimpulkan, semua kebudayaan harus menemukan
keseimbangan yang teliti di antara kebutuhan individu dan masyarakat. Kalau kepentingan
masyarakat menjadi dominan, individu mengalami tekana terlalu berat. Kalau ini berjalan terlalu
jauh, akibatnya dapat berupa keruntuhan kebudayaan dengan perubahan – perubahan yang
disertai kekerasan.
ARIF SETIAWAN 5