Kebijaksanaan prosedur

2
7/29/2019 Kebijaksanaan prosedur http://slidepdf.com/reader/full/kebijaksanaan-prosedur 1/2 Kebijaksanaan prosedur Pengembangan dan pemberlakuan kebijakan, prosedur, dan prosedur standar berdasarkan standar dan praktik rasional lokal adalah alat manajemen resiko yang sangat baik, alat ini melindungi institusi dan perawat terhadap klien dan mencegah kerugian pinansial . Pada saat klaim, kebijakan yang dapat di terapkan di tinjau ulang untuk menentukan apakah kebijakan tersebut di ikuti atau tidak . kebijakan juga diperiksa untuk menentukan kesesuaiannya deangan standar nasional yang telah ditetapkan oleh UU lembaga atau organisasi profesi . Praktik sesuai standar dan direkomendasikan (standars and recomended praktices ) yang dikembangkan oleh AORN (AORN, 1994) adalah rekomendasi yang dapat dicapai dan di yakini sebagai tingkat praktik yang optimal. Standar ini telah membantu hakim untuk memutuskan pa yang akan dilakukan perawat dalam situasi tertentu, di tinjau dari alasan dan kehati-hatiannya. Kebijakan, prosedur, dan standar institusi berpariasi dalam lingkungan institusi dan situasi klinis serta menentukan tingkatan standar nasional yang dapat dipenuhi. Keamanan alat Pengelolaan resiko akibat alat dimulai dengan kebijakan yang mengagambarkan parameter  pemeriksaan dan pemeliharaan. Alat baru harus diperiksa sebelum di gunakan, departemen teknis  biomedis harus memeriksa alat untuk menjamin pemenuhan berbagai kode keamanan dan penomoran  pada alat tersebut. Nomor tersebut akan digunakan untuk meneliti catatan pemeriksaan dan  pemeliharaaan dari alat tersebut selama masa penggunaannya. Tekhnik biomedis juga akan memastikan ketersediaan manual latihan dan perbaikan yang tepat di area klinis. Staf keperawatan diatur oleh kebijakan dalam penggunaan alat. Mereka harus memeriksa nomor identifikasi biomedis, stiker inspeksi, dan keutuha kabel serta steker pada alat. Instruksi mengenai perakitan, penggunaan, pembersihan, pembuangan, dan penyimpanan alat dapat ditulis dalam prosedur atau dapat dirujuk pada manual instuksi dari pabrik. Pada kasus kejadian yang merugikan, pastikan bahwa alat digunakan sesuai instruksi. Selain itu,alat harus diisolasi, diberi label, dan tidak digunakan sampai penyelidikan kejadian selesai. Nomor identifikasi alat dicatat dalam catatan bedah untuk membantu penyelidikan kejadian yang merugikan. Apakah alat baru diperkenalkan, pelatihan staf harus dilakukan dan terus dicatat. Keamanan dan kepuasan klien Selama pengkajian pra bedah, perawat dituntut untuk mampu menetapkan hubungan yang positif dan  perhatian yang dapat membantu menciptakan iklim saling percaya. Hubungan saling percaya diperkuat selama prosedur penerimaan, saat perawat memeriksa factor keamanan yang penting, misalnya identitas klien, pemeriksaan tempat pembedahan, dan dan adanya alergi. Penjelasan alsan  pembatas tempat tidur yang ditinggikan pada brankar dan pemasangan sabuk pengaman, membuat klien merasa keamanannya diperhatikan. Perawat perioperative akan mengimplementasi dan mendokumentasikan berbagai tindakan keamanan lain selama prosedur pembedahan. Namun, langkah yang diambil untuk meningkatkan kepuasan klien mungkin menjadi kunci pencegahan klaim. Perawat yang mampu mengekspirasikan kekkhawatiran dan kasih sayang kepada klien dan keluarga serta memperlihatkan keikhlasan dalam kesejahteraan mereka mungkin lebih diterima sebagai  pendukung. Sering kali keberadaan klaim bergantung pada persepsi terhadap perawatan dan kualitas hubungan antara klien, rumah skit, dan staf.

Transcript of Kebijaksanaan prosedur

Page 1: Kebijaksanaan prosedur

7/29/2019 Kebijaksanaan prosedur

http://slidepdf.com/reader/full/kebijaksanaan-prosedur 1/2

Kebijaksanaan prosedur

Pengembangan dan pemberlakuan kebijakan, prosedur, dan prosedur standar berdasarkan

standar dan praktik rasional lokal adalah alat manajemen resiko yang sangat baik, alat ini melindungi

institusi dan perawat terhadap klien dan mencegah kerugian pinansial .

Pada saat klaim, kebijakan yang dapat di terapkan di tinjau ulang untuk menentukan apakah

kebijakan tersebut di ikuti atau tidak . kebijakan juga diperiksa untuk menentukan kesesuaiannya

deangan standar nasional yang telah ditetapkan oleh UU lembaga atau organisasi profesi .

Praktik sesuai standar dan direkomendasikan (standars and recomended praktices ) yang

dikembangkan oleh AORN (AORN, 1994) adalah rekomendasi yang dapat dicapai dan di yakini

sebagai tingkat praktik yang optimal. Standar ini telah membantu hakim untuk memutuskan pa yang

akan dilakukan perawat dalam situasi tertentu, di tinjau dari alasan dan kehati-hatiannya.

Kebijakan, prosedur, dan standar institusi berpariasi dalam lingkungan institusi dan situasi

klinis serta menentukan tingkatan standar nasional yang dapat dipenuhi.

Keamanan alat

Pengelolaan resiko akibat alat dimulai dengan kebijakan yang mengagambarkan parameter 

 pemeriksaan dan pemeliharaan. Alat baru harus diperiksa sebelum di gunakan, departemen teknis

 biomedis harus memeriksa alat untuk menjamin pemenuhan berbagai kode keamanan dan penomoran

 pada alat tersebut. Nomor tersebut akan digunakan untuk meneliti catatan pemeriksaan dan

 pemeliharaaan dari alat tersebut selama masa penggunaannya. Tekhnik biomedis juga akan

memastikan ketersediaan manual latihan dan perbaikan yang tepat di area klinis.

Staf keperawatan diatur oleh kebijakan dalam penggunaan alat. Mereka harus memeriksa

nomor identifikasi biomedis, stiker inspeksi, dan keutuha kabel serta steker pada alat. Instruksi

mengenai perakitan, penggunaan, pembersihan, pembuangan, dan penyimpanan alat dapat ditulis

dalam prosedur atau dapat dirujuk pada manual instuksi dari pabrik. Pada kasus kejadian yang

merugikan, pastikan bahwa alat digunakan sesuai instruksi. Selain itu,alat harus diisolasi, diberi label,

dan tidak digunakan sampai penyelidikan kejadian selesai. Nomor identifikasi alat dicatat dalam

catatan bedah untuk membantu penyelidikan kejadian yang merugikan. Apakah alat baru

diperkenalkan, pelatihan staf harus dilakukan dan terus dicatat.

Keamanan dan kepuasan klien

Selama pengkajian pra bedah, perawat dituntut untuk mampu menetapkan hubungan yang positif dan perhatian yang dapat membantu menciptakan iklim saling percaya. Hubungan saling percaya

diperkuat selama prosedur penerimaan, saat perawat memeriksa factor keamanan yang penting,

misalnya identitas klien, pemeriksaan tempat pembedahan, dan dan adanya alergi. Penjelasan alsan

 pembatas tempat tidur yang ditinggikan pada brankar dan pemasangan sabuk pengaman, membuat

klien merasa keamanannya diperhatikan. Perawat perioperative akan mengimplementasi dan

mendokumentasikan berbagai tindakan keamanan lain selama prosedur pembedahan. Namun, langkah

yang diambil untuk meningkatkan kepuasan klien mungkin menjadi kunci pencegahan klaim.

Perawat yang mampu mengekspirasikan kekkhawatiran dan kasih sayang kepada klien dan keluarga

serta memperlihatkan keikhlasan dalam kesejahteraan mereka mungkin lebih diterima sebagai

 pendukung. Sering kali keberadaan klaim bergantung pada persepsi terhadap perawatan dan kualitashubungan antara klien, rumah skit, dan staf.

Page 2: Kebijaksanaan prosedur

7/29/2019 Kebijaksanaan prosedur

http://slidepdf.com/reader/full/kebijaksanaan-prosedur 2/2

Undang-undang keamana peralatan medis ( safe medical devices act )

Undang-undang pada keamana peralatan medis tahun 1990 menuntut pabrik untuk memeriksa alat

tertentu mulai dari saat pendistribusian sampai penggunaan nya dalam perawatan klien. Rumah sakit

dan dokter juga terlibat dalam pemeriksaan dan penyimpanan catatan. Setiap fasilitas perlukan

mengembangkan suatu pemeriksaan barang yang terdaftar pada pengelolahan obat dan makanan(food and drug administration). Selain itu, rymah sakit dan pusat bedah pada hari yang sama harus

melaporkan insiden yang mungkin dan beralasan. Misalnya kematian klien, kesakitan yang serius,

atau meleporkan cedara yang berkaitan dengan alat medis atau kematian .

Ringkasan

Prinsip manajemen resiko telah memberi perawat perioperative pemahaman tentang cara

mengidentifikasi, mencegah dan mengurangi resiko melalui observasi ketat dan pelaporan segera

resiko yang potensial. Relevansi manajemen resiko dengan aktivitas berkualitas telah digambarkan

dan terkaitdengan aktivitas pemantauan serta penggunaan pemeriksa kejadian yang umum. Resiko

khusus ruang operasi telah diidentifikasi dan digambarkan juga stra untuk mengurangi resiko, seperti pemadatan, program keamanan, dan pendokumentasia yang akurat

Perawat perioperative berperan penting dalam program manajemen resiko. Mereka berkompenten

dalam mengelolah teknologi pembedahan yang kompleks, dengan mencegah resiko melalui intervensi

klien dengan tepat, dan tetap memantau lingkungan ruang operasi terhadap potensial bahaya