KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA...

44
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA BOEDIARSO TEGUH WIDODO DIREKTUR JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN SOSIALISASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TAHUN 2017 DAN KNOWLEDGE SHARING KEBERHASILAN KEPALA DAERAH MAKASSAR, 23 MARET 2017

Transcript of KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA...

  • KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

    KEBIJAKAN

    TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

    BOEDIARSO TEGUH WIDODO

    DIREKTUR JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

    SOSIALISASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TAHUN 2017

    DAN KNOWLEDGE SHARING KEBERHASILAN KEPALA DAERAH

    MAKASSAR, 23 MARET 2017

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

    TAHUN 2017

    ARAH KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

    APBN TA 2018

    STRATEGI PENGUATAN PENDAPATAN

    DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DI DAERAH

    OUTLINE

    2

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 3

    Pendahuluan (1) : Desentralisasi diwujudkan melalui penyerahan kewenangan disertai penyerahan sumber-sumber pendanaan

    26 30 33 34

    294341

    491 508

    1998 2000 2010 2015Prov. Kab./Kota Pasca Krisis Ekonomi 1997/1998, terjadi perubahan fundamental dalam

    berbagai aspek kehidupan bangsa, termasuk Tata Pemerintahan di

    Indonesia.

    Pelaksanaan amanat UU No. 22 dan 25 Tahun 1999, dikenal dengan

    istilah big bang, menandai era baru tata pemerintahan di Indonesia

    yakni dengan memperkuat pelaksanaan otonomi daerah dan

    desentralisasi.

    Desentralisasi memberikan konsekuensi pada pola:

    Hubungan kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan

    memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.

    Hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah diatur dan

    dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan Undang-Undang.

    Pasal 18, Bab VI UUD 1945:Negara Kesatuan RI dibagi atas daerah provinsi & daerah provinsidibagi atas kab & kota, masing-masing mempunyai pemda.Pemerintah provinsi, kabupaten,& kota mengatur dan mengurussendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugaspembantuan.

    Pemerintahan Daerah HKPD

    UU No. 22/1999 UU No. 25/1999

    UU No. 32/2004 UU No. 33/2004

    UU No. 23/2014 RUU HKPD

    Money follows function

    Desentralisasi Kewenangan (otonomi) disertai dengan DesentralisasiFiskal, Pemerintah Daerah diberikan kewenangan untuk mengelolasumber pendanaan (revenue) dan pengelolaan belanjanya

    (expenditure)

    Coverage HKPD

    Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah

    Kab./Kota Antar Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah dengan Lembaga Lainnya

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 4

    513.3573.7 602.3

    664.2 704.9

    00

    20.8

    46.760

    582.9 577.2 732.1 677.6 763.6

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    900

    2013LKPP

    2014LKPP

    2015LKPP

    2016Realisasi

    2017APBN

    Transfer ke Daerah Dana Desa Belanja Kementerian/Lembaga

    513,3 573,7 623,1 710,9 764,9Total TKDD

    Belanja K/L

    Pendahuluan (2): Desentralisasi Fiskal Sebagai Instrumen Dalam Peningkatan Kualiltas Layanan dan Kesejahteraan Masyarakat

    Peran strategis kebijakan dan Alokasi TKDD :

    Perbaikan layanan dasar publik.

    Penurunan kesenjangan antar daerah.

    Pengentasan kemiskinan.

    Peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    Sejak era Kabinet Kerja, Alokasi TKDD

    meningkat signifikan, sehingga volumenya

    lebih besar dibanding belanja KL

    bukti penguatan desentralisasi dan

    implementasi Nawacita ke 3:

    “Membangun Indonesia dari pinggiran

    dengan memperkuat daerah-daerah dan

    desa dalam kerangka negara kesatuan”

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    1 Dana Insentif Daerah

    2 Bantuan Operasional Sekolah

    3 Tunjangan Profesi Guru PNSD

    4 Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil

    5 Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2)

    2015 2016 & 2017

    I. TRANSFER KE DAERAH I. TRANSFER KE DAERAH

    A. Dana Perimbangan A. Dana Perimbangan

    1. Dana Bagi Hasil 1. Dana Transfer Umum

    2. Dana Alokasi Umum a. Dana Bagi Hasil

    3. Dana Alokasi Khusus b. Dana Alokasi Umum

    B. Dana Otonomi Khusus 2. Dana Transfer Khusus

    C. Dana Keistimewaan DIY a. DAK Fisik

    D. Dana Transfer Lainnya b. DAK Nonfisik

    B. Dana Insentif Daerah

    C. Dana Otsus dan Dana Keistimewaan DIY

    II. DANA DESA II. DANA DESA No Jenis DAK Nonfisik

    1 Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

    2 Tunjangan Profesi Guru (TPG)

    3 Tambahan Penghasilan Guru (Tamsil)

    4 Tunjangan Khusus Guru di Daerah sangat terpencil

    5 Bantuan Operasional Kesehatan dan Keluarga Berencana (BOK dan BOKB)

    6 Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD

    7 Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (P2UKM).

    8 Pelayanan Administrasi Kependudukan

    Kebijakan Umum TKDD dan Pokok-Pokok Perubahan Fundamental TKDD 2017

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    URAIAN

    2016APBN2017

    Selisih Terhadap

    APBN-P Realisasi

    SementaraAPBN-P

    Realisasi Sementara

    Transfer ke Daerah 729,3 664,2 704,9 -24,4 40,7

    A. Dana Perimbangan 705,5 640,4 677,1 -28,4 36,7

    1. Dana Transfer Umum 494,5 475,9 503,6 9,2 27,7

    a. Dana Bagi Hasil 109,1 90,5 92,8 -16,3 2,3

    1) Pajak 68,7 50,6 58,6 -10,1 8,0

    2) Sumber Daya Alam 40,5 39,9 34,2 -6,3 -5,7

    b. Dana Alokasi Umum 385,4 385,4 410,8 25,5 25,5

    2. Dana Transfer Khusus 211,0 164,5 173,4 -37,6 8,9

    a. Dana Alokasi Khusus Fisik 89,8 75,2 58,3 -31,5 -16,9

    b. Dana Alokasi Khusus Non Fisik 121,2 89,3 115,1 -6,1 25,8

    B. Dana Insentif Daerah 5,0 5,0 7,5 2,5 2,5

    C. Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan DIY 18,8 18,8 20,4 1,5 1,5

    1. Dana Otsus 18,3 18,3 19,6 1,3 1,3

    2. Dana Keistimewaan DIY 0,6 0,5 0,8 0,3 0,3

    Dana Desa 47,0 46,7 60,0 13,0 13,3

    JUMLAH 776,3 710,9 764,9 -11,4 54,0

    (dalam triliun Rp)

    Kebijakan TKDD 2017:Postur Transfer ke Daerah dan Dana Desa

    •Dana Transfer > Belanja K/L

    • Perluasan penggunaan DBH

    • Pagu DAU tidak Final

    •DTU minimal 25% untukinfrastruktur

    •Alokasi DAU sesuaipengalihankewenangan darikab/kota ke provinsi

    •DAK Fisik untuk prioritas daerah dan nasional

    • Penyaluran berbasiskinerja pelaksanaan

    Kebijakan

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    Mengatasi Ketimpangan Fiskal antara Pusat dan Daerah.

    Formula alokasi:

    berdasarkan persentase tertentu dari penerimaan Pajak dan PNBP (SDA).

    by origin: daerah penghasil menerima alokasi sesuai potensinya, daerah lain

    menerima alokasi dalam rangka pemerataan

    DBH PAJAK DBH SUMBER DAYA ALAM

    KEBIJAKAN DANA BAGI HASIL 2017: FORMULA ALOKASI

    7

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 8

    1 3 4 5=3+4 6 7=5-6

    1. 7.087,6 10.577,6 17.665,3 5.555,5 12.109,8

    a. 4.014,3 7.494,4 11.508,7 4.014,3 7.494,4

    b. 3.069,4 3.066,2 6.135,6 1.537,2 4.598,4

    c. 3,9 17,0 20,9 3,9 17,0

    2. SDA 6.763,5 948,1 7.711,7 5.301,4 2.410,2

    a. Kehutanan 408,6 606,1 1.014,7 408,6 606,1

    b. 361,3 - 361,3 361,3 -

    c. 5.749,4 218,6 5.968,0 4.287,3 1.680,7

    d. - 22,5 22,5 - 22,5

    e. 244,2 100,9 345,1 244,2 100,9

    13.851,2 11.525,8 25.376,9 10.856,9 14.520,0

    Sisa KBNo.

    CHT

    Minerba

    Migas

    KB APBN

    2017Jenis DBH

    Penundaan

    DBH TW IV

    2016

    Total KB

    Total

    Perikanan

    Panas Bumi

    2

    Pajak

    PPh

    PBB

    KB s.d

    2015

    APBN-PRealisasi

    SementaraAPBN-P

    Realisasi

    Sementara

    1 2 3 4 5 6=5-3 7=5-4

    1 DBH Pajak 68.619,6 50.636,3 58.576,5 (10.043,1) 7.940,2

    1. PPh 31.629,1 17.738,4 33.798,8 2.169,7 16.060,4

    2. PBB 16.583,3 12.507,7 16.224,7 (358,6) 3.717,0

    3. CHT 2.834,0 2.817,0 2.997,6 163,6 180,6

    Kurang bayar 17.573,2 17.573,2 5.555,5 (12.017,7) (12.017,7)

    2 DBH SDA 40.456,3 39.898,7 34.216,9 (6.239,4) (5.681,8)

    1. Migas 13.250,7 10.600,5 11.917,8 (1.332,9) 1.317,3

    2. Minerba 13.231,9 16.646,0 14.188,9 957,0 (2.457,1)

    3. Kehutanan 1.596,4 680,7 1.521,1 (75,3) 840,4

    4. Perikanan 554,4 249,5 760,0 205,6 510,5

    5. Panas Bumi 504,6 403,7 527,7 23,1 124,0

    Kurang bayar 11.318,3 11.318,3 5.301,4 (6.016,9) (6.016,9)

    109.075,8 90.535,0 92.793,4 (16.282,5) 2.258,4 Total

    Selisih Thdp

    No DBH APBN 2017

    2016

    Rincian Kurang Bayar DBH

    Postur DBH 2017Alokasi DBH sebesar Rp92,8 T, naik

    Rp 2,3 T dari realisasi APBNP 2016

    sebesar Rp90,5 T.

    KEBIJAKAN DANA BAGI HASIL 2017

    (dalam miliar Rp)

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 9

    DBH Cukai Hasil Tembakau (CHT) selain untuk mendanai:

    •peningkatan kualitas bahan baku

    •pembinaan industri

    •pembinaan lingkungan sosial

    •sosialisasi ketentuan di bidang cukai

    •pemberantasan barang kena cukai ilegal.

    dapat juga digunakan untuk kegiatan lain sesuai prioritas & kebutuhan daerah dengan porsi 50%.

    DBH Kehutanan dari Dana Reboisasi, dapat digunakan untuk:

    •pengelolaan taman hutan raya

    •pencegahan & penanggulangan kebakaran hutan

    •penataan batas kawasan

    •pengawasan & perlindungan

    •penanaman pohon pada daerah aliran sungai kritis, penanaman bambu pada kanan kiri sungai,

    dan pengadaan bangunan konservasi tanah & air

    •pengembangan perbenihan

    •penelitian dan pengembangan.

    0,5% Tambahan DBH SDA Migas dapat digunakan sesuai kebutuhan dan prioritas daerah.

    KEBIJAKAN DANA BAGI HASIL 2017Perluasan Diskresi Penggunaan DBH

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    CFAD

    KbF KpF

    Jumlah Penduduk

    Luas Wilayah

    PDRB per Kapita

    IPM

    IKK

    DBH

    PAD

    • Memperhitungkan

    Belanja Gaji PNSD

    • Memperhitungkan gaji

    PNSD yang akan

    dialihfungsikan ke Provinsi

    Prov AD = 40%, CF =60%

    Kab/Kota AD = 45%, CF =55%

    AD = Alokasi Dasar

    CF = Celah Fiskal

    Kbf = Kebutuhan Fiskal

    Kpf = Kapasitas Fiskal

    DAU: Mengatasi Ketimpangan Fiskal antardaerah.

    Formula alokasi: selisih kebutuhan fiskal dikurangi kapasitas fiskal

    Kebijakan Dana Alokasi Umum 2017 : Formula Alokasi

    10

    PAGU DAU NASIONAL

    26% X PDN NETO

    Bagian Provinsi

    10%

    Bagian Kab/Kota

    90%

    Perhitungan Besaran DAU

    untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    Kebijakan Dana Alokasi Umum 2017 :

    Kebijakan Pembobotan Variabel DAU

    11

    BOBOT VARIABEL 2016 2017

    PROVINSI KAB/KOTA PROVINSI KAB/KOTA

    ALOKASI DASAR 40% 49% 40% 45%

    CELAH FISKAL 60% 51% 60% 55%

    VARIABEL KEBUTUHAN FISKAL

    - INDEKS JUMLAH PENDUDUK 30% 30% 30% 30%

    - INDEKS LUAS WILAYAH 15% 13% 15% 13%

    (LUAS LAUT) 40% 45% 45% 50%

    - INDEKS IKK 27% 28% 27% 28%

    - INDEKS INVERS IPM 17% 17% 17% 17%

    - INDEKS PDRB 11% 12% 11% 12%

    VARIABEL KAPASITAS FISKAL

    - PAD 70% 60% 70% 60%

    - DBH PAJAK 75% 60% 75% 60%

    - DBH SDA 85% 80% 85% 80%

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    Kebijakan Dana Alokasi Umum 2017

    Pagu DAU tidak final.

    • Penyesuaian alokasi DAU pd APBN-P dan APBD-P

    • Implikasi: Penyesuaian kontrak, penyesuaian

    belanja

    • Solusi: fleksibilitas kontrak, cash planning

    Pengalihan urusan pemerintahan.

    • Beban pengalihan Rp15,4 T sudah ditampung dalam

    APBN 2017

    • Potensi tambahan beban pengalihan Rp3,6 T.

    • Solusi: Penyesuaian porsi DAU dlm APBN-P.

    Pengalihan urusan konkuren daerah -> pusat.

    • Pengalihan urusan konkuren butuh Rp3 T (belum

    termasuk BPKB dan Dikti kesehatan)

    • Implikasi:

    6 bulan pembayaran belanja pegawai telah

    dan akan menjadi beban APBD 2017.

    6 bulan menjadi beban APBN (Rp1,5 T).

    • Solusi: Rp 756 M diperhitungkan sbg pengurang DAU.

    Penggunaan Dana Transfer Umum (DBH + DAU),

    minimal 25% digunakan untuk belanja infrastruktur

    layanan dasar publik dan ekonomi untuk

    mendorong:

    • pertumbuhan ekonomi;

    • pengentasan kemiskinan;

    • pengurangan pengangguran; dan

    • pengurangan kesenjangan antardaerah.

    12

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    Berdasarkan usulan daerah dan prioritas nasional, dengan sinkronisasi kegiatan DAK antarwilayah, antarbidang, dan antara DAK dengan sumber pendanaan di luar DAK

    Kebijakan Dana Alokasi Khusus Fisik 2017:

    Mekanisme Pengalokasian

    13

    PENILAIAN DAN HASIL PENILAIAN USULAN DAK DI PUSAT

    K/L Teknis Bappenas Kemenkeu

    Penilaian mengacu pada:a. data teknis Usulan DAK;b. perbandingan data teknis usulan

    daerah dengan data teknis K/L; c. tingkat pencapaian SPM;d. target output dan outcome:• jangka menengah;•per tahun secara nasional;•dari dana TP dan KP.

    Menilai usulan skala prioritas per bidang/subbidang mengacu pada:a. Data teknis Usulan DAK;

    b. lokasi prioritas;

    c. Sinkronisasi kegiatan sesuai RKPD dan RPJMD dengan prioritasnasional dalam RKP dan RPJMN.

    Menilai satuan biaya:a.Standar Biaya Masukan;b.Standar Biaya Keluaran usulan K/L;c.Indeks kemahalan konstruksi.d.kinerja penyerapan DAK dan

    tingkat capaian output fisik tahunsebelumnya.

    Provinsi

    a.Rekomendasi atas kegiatan dari usulan DAK Fisik Kabupaten/Kota

    b.Sinkronisasi kegiatan antara Kab./Kota dengan Provinsi dan antar Kab./Kota dalam lingkup Provinsi

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    Kebijakan Dana Alokasi Khusus Fisik 2017 :

    Jenis dan Bidang DAK Fisik

    1) Pendidikan;

    2) Kesehatan;

    3) Perumahan dan

    Permukiman;

    4) Pertanian;

    5) Kelautan dan Perikanan;

    6) Sentra Industri Kecil; dan

    7) Pariwisata

    1. DAK REGULER

    Untuk membantu

    pemenuhan SPM dan

    mendukung kegiatan

    perekonomian daerah

    1) Pendidikan SMK;

    2) Kesehatan (RS dan

    Rujukan);

    3) Air Minum;

    4) Sanitasi;

    5) Jalan;

    6) Pasar;

    7) Irigasi; dan

    8) Energi Skala Kecil

    2. DAK PENUGASAN

    Untuk pencapaiansasaran prioritas nasional

    dalam RKP Menu dgn lokus terbatas

    1) Perumahan dan

    Permukiman;

    2) Transportasi (Transportasi

    Desa, Dermaga Kecil,

    dan Tambatan Perahu)

    3) Kesehatan (Puskesmas)

    3. DAK AFFIRMASI

    Untuk mempercepatpenyediaan infrastruktur di

    daerah tertinggal,

    perbatasan, kepulauan, dan transmigrasi

    14

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 15

    (dalam trilliun Rupiah)

    Kebijakan Dana Alokasi Khusus Fisik 2017 :

    Pagu per Bidang DAK Fisik

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    Kebijakan DAK Fisik 2017: Perbaikan Mekanisme Penyaluran Berdasarkan Kinerja Penyerapan & Capaian Output

    16

    65%

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    Kebijakan DAK Fisik 2017 : Bisnis Proses Penyaluran melalui KPPN

    17

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    1. PELAKSANAAN PENYALURAN MELALUI KPPN DITARGETKAN MULAI BULAN APRIL 2017

    (TRIWULAN 1)2. PERLU MEMPERHITUNGKAN MASA TRANSISI:

    • PERALIHAN KPA DARI DJPK KE DJPB

    • PERALIHAN DIPA, PPSPM (Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar), DAN

    PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)

    PENYUSUNAN POKJA DJPK & DJPB

    PENYUSUNAN PROSES BISNIS

    PENYIAPAN REGULASI: REVISI

    PMK 187/2016

    PENYUSUNAN SOP LINK

    PENYIAPAN PERANGKAT (APLIKASI)

    SOSIALISASI KEPADA SELURUH KPPN &

    PEMDA PENYALURAN TRIWULAN I

    JAN

    MINGGU 3-4

    FEB

    MINGGU 1-4

    JAN

    MINGGU 3 JAN - MARET FEB - MARET MARET APRIL

    Kebijakan DAK Fisik 2017 :

    Transisi Penyaluran Melalui KPPN Mulai 2017

    18

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    (dalam miliar Rp)

    DAK Fisik sebagian tidak tersalurkan, karena daerah belum memenuhi syarat penyaluran:

    • Tidak menyampaikan laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output.

    • Menyampaikan laporan melampaui batas waktu pelaporan.

    • Menyampaikan laporan, namun tidak lengkap/tidak sesuai.

    Kebiasaan daerah utk menumpuk permintaan penyaluran pada akhir tahun, dan belum tertib sesuai

    triwulan/tahapannya.

    19

    Kebijakan Dana Alokasi Fisik 2017: Rencana Carry-Over DAK Fisik TA 2016 pada APBN-P 2017

    → Kekurangan pembayaran DAK Fisik direncanakan di-carry over pada APBN-P 2017.

    → Usulan Kriteria Daerah untuk rencana carry over DAK Fisik:

    • Bidang DAK Fisik yang output kegiatannya telah mencapai 100%.

    • Bidang DAK Fisik yang telah menyampaikan laporan pada 2016.

    • Telah mendapatkan rekomendasi hasil verifikasi secara fisik dan administrasi atas laporan

    pelaksanaan DAK Fisik TA 2016.

    Penyerapan DAK Fisik TA 2016 Belum Optimal

    Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

    51.996,39 15.598,92 15.598,92 12.999,10 12.661,73 12.999,10 11.428,85 10.399,28 5.152,55 44.842,04 86,2% 7.154,35

    24.861,40 7.458,42 7.458,42 6.215,35 6.129,68 6.215,35 5.524,12 4.972,28 2.674,44 21.786,66 87,6% 3.074,74

    2.605,73 781,72 781,72 651,43 617,60 651,43 524,02 521,15 182,76 2.106,10 80,8% 499,64

    10.345,85 3.103,76 2.962,56 3.103,76 2.516,33 4.138,34 993,83 0,00 0,00 6.472,71 62,6% 3.873,15

    89.809,37 26.942,81 26.801,61 22.969,64 21.925,34 24.004,22 18.470,82 15.892,70 8.009,74 75.207,51 83,7% 14.601,87

    Pagu Total %

    TIDAK

    SALUR

    PENYALURAN

    Tw/Tahap I Tw/Tahap II Tw/Tahap III Tw IV

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 20

    Kebijakan Dana Alokasi Khusus Nonfisik 2017 (1)

    Tujuan: mendukung operasional penyelenggaraan layanan publik dalam rangka mengurangi beban ekonomi dan langsung dinikmati masyarakat

    Formula Alokasi

    Unit Cost Jumlah Frekuensi Contoh: TPG PNSD

    Gaji Pokok Guru bersetifikasi Pendidik x jumlah guru x 12 bulan

    Bantuan

    Operasional

    Sekolah (BOS)

    (Rp45,12T)

    • untuk pencapaian program

    wajib belajar 12 Tahun.

    • Sasaran : 46,2 juta siswa SD,

    SMP, dan SMA/SMK

    Bantuan Operasional

    Kesehatan (BOK)

    (Rp 6,62T)

    • untuk meringankan beban

    masyarakat terhadap pembiayaan

    kesehatan, khususnya pelayanan

    promotif dan preventif, serta

    Jampersal.

    • Sasaran: 5,3 juta ibu hamil, 12,2 ribu

    Puskesmas, dan 104 RS

    Bantuan Operasional Penyelenggaraan

    Pendidikan Anak Usia Dini (BOP PAUD)

    (Rp3,58T)

    • untuk meringankan beban

    masyarakat dalam

    memperoleh akses PAUD.

    • Sasaran: 5,6 juta siswa

    Bantuan Operasional

    Keluarga Berencana

    (BOKB) (Rp0,29T)

    • untuk mendukung program KB.

    • Sasaran: 4.586 balai penyuluhan, 20.470 fasilitas kesehatan, dan 508 kampung KB & Posyandu

    Peningkatan

    Kapasitas Koperasi

    dan UKM (PK2UKM)

    Rp0,1T

    • untuk meningkatkan kapasitas SDM koperasi dan UKM melalui pelatihan

    dan pendampingan.

    • Sasaran: 23,6 ribu peserta pelatihan

    Administrasi

    Kependudukan

    (Rp0,75T)

    • untuk keberlanjutan dan keamanan

    sistem administrasi kependudukan

    (SAK)

    • Sasaran: untuk dinas yang menangani

    dukcapil dan jumlah kecamatan

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    APBN-PRealisasi

    SementaraAPBN-P

    Realisasi

    Sementara

    1 3 4 5 6=5-3 7=5-4

    1. 43.923,6 43.923,6 45.120,0 1.196,4 1.196,4

    2. 2.281,9 2.281,9 3.581,7 1.299,8 1.299,8

    3 69.762,7 39.167,6 55.573,4 (14.189,3) 16.405,8

    4 1.020,5 820,1 1.400,0 379,5 579,9

    5 - - 1.669,9 1.669,9 1.669,9

    6 3.559,9 2.630,9 6.910,0 3.350,1 4.279,1

    7 264,3 237,5 100,0 (164,3) (137,5)

    8 - - 750,0 750,0 750,0

    9 400,0 199,3 - (400,0) (199,3)

    121.212,9 89.260,5 115.105,0 (6.107,9) 25.844,5

    Dana Kegiatan Administrasi Kependudukan di Prov & Kab/Kota

    Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2)

    J U M L A H

    Tunjangan Profesi Guru PNSD (TP Guru PNSD)

    Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD (DTP Guru PNSD)

    Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus (TKG Guru PNSD)

    BOK dan BOKB

    Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, UKM dan Ketenagakerjaan (PK2UKM & Naker)

    (dalam miliar rupiah)

    Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

    Bantuan Operasional Penyelenggaran Pendidikan Anak Usia Dini (BOP PAUD)

    2

    No. Uraian

    2016

    APBN 2017

    Selisih Terhadap

    Kebijakan Dana Alokasi Khusus Nonfisik 2017 (2)

    21

    (miliar Rp)

    Perbaikan & penyederhanaan sistem pelaporan

    Penguatan sistem monitoring dan evaluasi.

    Penyaluran berdasarkan kinerja pelaksanaan.

    Diarahkan untuk mendukungoperasional pelayanan publik

    Pengalokasian disesuaikan dengan kebutuhan riil di daerah

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 22

    DIALOKASIKAN KEPADA

    PROVINSI KABUPATEN KOTA

    BERDASARKANKRITERIA UTAMA KRITERIA KINERJA

    • Opini BPK

    • Penetapan Perda APBD tepat waktu.• Kesehatan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah

    • Pelayanan dasar publik; dan

    • Ekonomi dan kesejahteraan.

    Kebijakan Dana Insentif Daerah 2017

    Tujuan: memberikan penghargaan kepada daerah yang berkinerja baik pengelolaan kesehatan fiskal, keuangan daerah, pelayanan dasar publik serta ekonomi & kesejahteraan

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 23

    Kebijakan DID 2017: Resume Penilaian

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    DID besar di Jawa (34,6%) dan Sumatera (27,3%) : kinerja keuangan, layanan publik, ekonomi

    dan kesejahteraan antardaerah tidak merata, di kedua pulau lebih baik dari daerah lain di luar

    Jawa dan Sumatera.

    KALIMANTAN

    Se-Provinsi DID Daerah

    Kalbar 60,0 8

    Kalteng 208,7 11

    Kalsel 284,7 14

    Kaltim 149,1 9

    Kaltara 22,5 3

    Jumlah 725,0 45

    SULAWESI

    Se-Provinsi DID Daerah

    Sulteng 95,3 5

    Sulut 262,4 13

    Sulsel 206,8 17

    Sultra 149,6 8

    Gorontalo 52,5 7

    Sulbar 166,2 5

    Jumlah 932,8 55

    JAWA

    Se-Provinsi DID Daerah

    DKI Jakarta 0,0 0

    Jabar 461,9 21

    Jateng 1099,9 23

    DIY 270,8 6

    Jatim 682,0 31

    Banten 80,6 5

    Jumlah 2.595,2 86

    BALI, NTB,NTT

    Se-Provinsi DID Daerah

    Bali 201,8 9

    NTB 254,2 11

    NTT 192,3 6

    Jumlah 648,3 26

    Maluku,Papua, Papua Barat

    Se-Provinsi DID Daerah

    Maluku 295,0 9

    Papua 80,6 5

    Maluku Utara 110,8 4

    Papua Barat 67,5 9

    Jumlah 553,9 27

    (dalam miliar rupiah)

    PERLU:• Peningkatan kapasitas bagi Pemda dengan kinerja kurang baik;

    • Perbaikan kriteria yang mencerminkan kinerja sesungguhnya serta Optimalisasi penggunaan DID untuk kegiatan produktif.

    SUMATERA

    Se-Provinsi DID Daerah

    Aceh 726,3 19

    Sumut 154,2 4

    Sumbar 544,1 17

    Riau 22,5 3

    Jambi 65,0 4

    Sumsel 82,5 11

    Bengkulu 97,0 3

    Lampung 208,4 10

    Babel 137,3 3

    Kep. Riau 7,5 1

    Jumlah 2044,8 75

    Distribusi Dana Insentif Daerah 2017

    24

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 25

    PENDAPATAN DESA

    Alokasi APBN :• Dari realokasi anggaran pusat berbasis desa• 10% dari dan diluar dana transfer ke daerah secara bertahap

    Bagian dari PDRD kab/kota• Paling sedikit 10%

    Alokasi Dana Desa (ADD)

    • Minimal 10% dari dana perimbangan yang diterima kab/kota dikurangi DAK

    • Pemerintah dapat menunda dan/atau mengurangi dana perimbangan jika kab/kota tidak mengalokasikan ADD

    Bantuan keuangan dari APBD

    Lain-lain Pendapatan yang sah

    Hibah dan Sumbangan pihak ketiga

    Pendapatan Asli Daerah

    0

    20,000

    40,000

    60,000

    80,000

    100,000

    2015 2016 2017

    DD ADD BAGI HASIL PDRD

    2015 2016 2017

    DANA DESA (DD)* 20.766 46.982 60.000

    ADD* 33,835 35.455 33.224

    BAGI HASIL PDRD* 2.650 2.849 3.119

    TOTAL* 57.251 85.286 96.344

    JUMLAH DESA 74.093 74.754 74.954

    RATA-RATA TOTALPER DESA**

    772,6 1.140,8 1.285,3

    *miliar **juta

    DANA DESA NASIONAL

    Kebijakan Dana Desa 2017 : Sumber Pendapatan Desa

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 26

    CARA PENGHITUNGAN

    Konsisten dengan tahun sebelumnya

    Proporsi dan bobot formula:

    90% Alokasi Dasar (Pemerataan),

    10% variabel jumlah penduduk desa

    (25%), angka kemiskinan desa (35%), luas

    wilayah desa (10%), dan tingkat

    kesulitan geografis desa (30%)

    PERTIMBANGAN

    memperhatikan aspek pemerataan dan

    keadilan

    rasio penerima Dana Desa terkecil dan

    terbesar adalah paling rendah, yakni 1:4 standar deviasi yang paling rendah.

    ALOKASI UNTUK 74.954 DESA

    Berdasarkan: jumlah penduduk desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah desa,

    dan tingkat kesulitan geografis desa.

    Kebijakan Dana Desa 2017 : Pengalokasian Dana Desa

    2. Prioritas penggunaan: Membiayai pembangunan

    Pemberdayaan masyarakat

    Pelaksanaan diutamakan melalui: Swakelola dengan menyerap tenaga kerja

    setempat Kegiatan yang mendorong masyarakat

    produktif secara ekonomi

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 27

    KEBIJAKAN DANA DESA 2017 (2): DANA DESA DIALOKASIKAN SECARA MERATA DAN BERKEADILAN

    ProvinsiJumlah

    DesaPagu

    (trliiun)share pulau

    share nasional

    Aceh 6.497 4,9 27,2% 8,2%

    Sumut 5.418 4,2 23,3% 7,0%

    Sumbar 928 0,8 4,4% 1,3%

    Riau 1.592 1,3 7,2% 2,2%

    Jambi 1.399 1,1 6,1% 1,8%

    Sumsel 2.859 2,3 12,8% 3,8%

    Babel 309 0,3 1,7% 0,5%

    Kepri 275 0,2 1,1% 0,3%

    Bengkulu 1.341 1,0 5,6% 1,7%

    Lampung 2.435 2,0 11,1% 3,3%

    Total 23.053 18,0 100% 30,0%

    ProvinsiJumlahDesa

    Pagu(triliun)

    share pulau

    Share nasional

    Jabar 5.312 4,5 24,2% 7,5%Jateng 7.809 6,4 34,4% 10,7%DIY 392 0,4 2,2% 0,7%Jatim 7.724 6,3 33,9% 10,5%Banten 1.238 1,0 5,4% 1,7%Total 22.475 18,6 100% 31,0%

    ProvinsiJumlah Desa

    Pagu(triliun

    )

    share pulau

    share nasional

    Bali 636 0,5 13,2% 0,8%

    NTB 995 0,9 23,7% 1,5%

    NTT 2996 2,4 63,2% 4,0%

    Total 4.627 3,8 100% 6,3%

    ProvinsiJumlah Desa

    Pagu(triliun)

    Sharepulau

    share nasional

    Kalbar 2.031 1,6 30,8% 2,7%

    Kalteng 1.434 1,1 21,2% 1,8%

    Kalsel 1.865 1,4 26,9% 2,3%

    Kaltim 841 0,7 13,5% 1,2%

    Kaltara 447 0,4 7,7% 0,7%

    Total 6.618 5,2 100,% 8,7%

    ProvinsiJumlah Desa

    Pagu(triliun)

    share pulau

    share nasional

    Maluku 1.198 1,0 13,3% 1,7%

    Malut 1.064 0,8 10,7% 1,3%

    Papua 5.420 4,3 57,3% 7,2%

    Papbar 1.743 1,4 18,7% 2,3%

    Total 9.425 7,5 100% 12,5%

    ProvinsiJumlah Desa

    Pagu(triliun)

    sharepulau

    share nasional

    Sulut 1.508 1,2 17,4% 2,0%

    Sulteng 1.842 1,4 20,3% 2,3%

    Sulsel 2.257 1,8 26,1% 3,0%

    Sultra 1.917 1,5 21,7% 2,5%

    Gorontalo 657 0,5 7,25% 0,8%

    Sulbar 575 0,5 7,25% 0,8%

    Total 8.756 6,9 100% 11,5%

    WilayahJumlah

    DesaNilai

    (miliar)%

    Jawa-Bali 23.111 19,1 31,83%

    Luar Jawa-Bali 51.843 40,9 68,17%Jumlah 74.954 60,00 100,00%

    SUMATERAKALIMANTAN

    SULAWESI PAPUA & MALUKU

    BALI & NUSA TENGGARAJAWA

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 28

    Kebijakan Dana Desa: Evaluasi Pemanfaatan Dana Desa 2016

    2016 2016

    Untuk peningkatan kualitas hidup, penanggulangan kemiskinan,

    kesejahteraan masyarakat, serta perluasan skala ekonomi

    individu dan kelompok.

    Rp40,8 T

    (87,7%)

    Rp3,1 T

    (6,8%)

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 29

    Kebijakan Dana Desa 2017 : Penyaluran Dana Desa Berdasarkan Pada Kinerja Pelaksanaan Di Daerah

    Perbaikan mekanisme penyaluran diarahkan untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan

    dan akuntabilitas pelaksanaan Dana Desa, sehingga diharapkan mampu mempercepat

    penyediaan layanan dasar publik dan mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat desa

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 30

    Kebijakan Dana Desa 2017: Tantangan, Kebijakan & Implikasi

    TANTANGAN

    Penggunaan Dana Desa belum optimal

    Kapasitas Perangkat Desa belum memadai

    Peraturan perundangan terkait Desa yang diterbitkan K/L berpotensi tumpang tindih

    Penyediaan Pendamping Desa:• kompetensi belum memadai,

    • proses rekruitmen lama,• mobilisasi yang terlambat

    Meningkatkan pemantauan danevaluasi pelaksanaan Dana Desa

    KEBIJAKAN

    Mendorong pertumbuhan ekonomi dengan prioritas kegiatan

    pembangunan pelayanan dasar skala desa dan pemberdayaan

    masyarakat desa

    Penyelenggaraan pelatihantatakelola keuangan desa &

    pelatihan pengelolaan dana desa

    Percepatan rekrutmen pendamping desa yang berkompeten

    Sinergi peraturan perundangan.

    Mengoptimalkan peran perwakilan Kemenkeu di daerah dalam hal penyaluran, pemantauan dan

    evaluasi

    IMPLIKASI

    Peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat

    desa

    Peningkatan kualitas dan akuntabilitas Pelaporan.

    Pengelolaan Dana Desa lebih baik

    Dampak Dana Desa signifikan terhadap pembangunan dan

    perekonomian

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    Untuk memperkuat pelaksanaan Nawacita ketiga, desentralisasi

    fiskal dan otonomi daerah, serta memperkokoh eksistensi NKRI

    Triliun Rp

    I. Pendapatan 144,1

    a. Pajak 66,9

    b. Bea & Cukai 6,8

    c. PNBP 70,4

    II. Belanja 232,3

    a. TKDD 176,1

    b. Belanja K/L 56,2

    Neto (I-II) (88,2)

    SUMATERA

    Triliun Rp

    I. Pendapatan 1.143,2

    a. Pajak 884,9

    b. Bea & Cukai 161,6

    c. PNBP 96,6

    II. Belanja 302,8

    a. TKDD 201,8

    b. Belanja K/L 101,0

    Neto (I-II) 840,4

    JAWA

    Triliun Rp

    I. Pendapatan 86,0

    a. Pajak 32,0

    b. Bea & Cukai 1,1

    c. PNBP 52,9

    II. Belanja 93,9

    a. TKDD 73,6

    b. Belanja K/L 20,3

    Neto (I-II) (7,9)

    KALIMANTAN Triliun Rp

    I. Pendapatan 19,7

    a. Pajak 16,6

    b. Bea & Cukai 0,6

    c. PNBP 2,5

    II. Belanja 104,5

    a. TKDD 73,3

    b. Belanja K/L 31,2

    Neto (I-II) (84,8)

    SULAWESI

    Triliun Rp

    I. Pendapatan 18,4

    a. Pajak 10,7

    b. Bea & Cukai 1,7

    c. PNBP 6,0

    II. Belanja 89,6

    a. TKDD 71,7

    b. Belanja K/L 17,9

    Neto (I-II) (71,3)

    MALUKU dan PAPUA

    Triliun Rp

    I. Pendapatan 15,5

    a. Pajak 11,7

    b. Bea & Cukai 1,5

    c. PNBP 2,3

    II. Belanja 56,4

    a. TKDD 39,5

    b. Belanja K/L 17,0

    Neto (I-II) (40,9)

    BALI dan NUSRA

    Kebijakan ekspansi anggaran di luar jawa dimaksudkan untuk mendukung akselerasi pembangunan

    di luar jawa dalam mempercepat ekualisasi kemajuan antara wilayah Jawa dengan luar Jawa.

    Keterangan:1.Pendapatan yang dikumpulkan

    dari Daerah ke Pusat

    2.Belanja yang dikembalikan dari Pusat ke Daerah

    3.Data dalam Triliun Rp4.Data rata-rata 2014-2016

    31

    Ekualisasi Pendapatan & Belanja Antarwilayah

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 32

    KEBIJAKAN UMUM

    • Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam APBN dialokasikan sesuai money follows program untuk

    mendukung implementasi Nawacita ketiga.• Penganggaran, pengalokasian, dan penyaluran berdasarkan kinerja penyerapan anggaran & capaian output.

    Pokok-Pokok Kebijakan TKDD Tahun 2018 (1)

    • Pagu DAU nasional tidak bersifat final, mengikuti perubahan PDN neto. Implikasi: perlu penyesuaian APBD

    • Porsi gaji PNSD dalam penghitungan DAU semakin menurun secara gradual.• Memperhitungkan beban pengalihan urusan antar tingkat pemerintahan.• Minimal 25% DBH dan DAU digunakan untuk belanja infrastruktur layanan publik.

    • Mengatasi kesenjangan ketersediaan layanan publik antardaerah.• Pengalokasian DAK berbasis usulan dan kebutuhan daerah sesuai target output per bidang.• Sinkronisasi DAK Fisik: antarprogram, antardaerah, dan antarsumber pendanaan. • Jenis DAK Fisik:DAK Regular pemenuhan SPM urusan wajib layanan dasar, a.l. pendidikan, kesehatan, infrastruktur.DAK Penugasan lokus dan program prioritas sesuai prioritas nasional dalam RKP 2018, a.l. pendidikan

    vokasi, RS Rujukan, irigasi, dan air minum & sanitasi.DAK Afirmasi percepatan infrastruktur daerah perbatasan, kepulauan dan tertinggal, a.l. Transportasi,

    perumahan dan permukiman.

    • Memberikan rewards kepada daerah berprestasi dalam kinerja: tata kelola keuangan daerah, a.l. e-planning, e-budgeting, dan e-procurement. pelayanan publik, a.l. penurunan gizi buruk dan PTSP. kesejahteraan, a.l. pengurangan kemiskinan dan pengangguran.

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    Berbasis kebutuhan per bidang

    (sector based), untuk urusan wajib

    layanan dasar

    Berbasis kewilayahan (area

    based), untuk Lokpri pada

    kategori daerah perbatasan,

    kepulauan dan tertinggal

    DAK

    REGULER

    Berbasis program prioritas

    nasional (program based), sesuai

    Rencana Kerja Pemerintah tahun

    2018

    1. Kesehatan (Puskesmas)2. Perumahan dan Permukiman3. Transportasi4. Pendidikan5. Air Minum6. Sanitasi

    1. Pendidikan (SMK)

    2. Kesehatan (RS Rujukan dan RS Pratama)

    3. Air Minum4. Sanitasi5. Jalan6. Irigasi7. Pasar

    8. Energi Skala Kecil9. Lingkungan Hidup dan Kehutanan

    1. Pendidikan2. Kesehatan dan KB

    3. Jalan4. Air Minum

    5. Sanitasi6. Perumahan dan Permukiman7. Pasar8. IKM9. Pertanian

    10. Kelautan dan Perikanan11. Pariwisata

    DAK

    AFIRMASI

    DAK

    PENUGASAN

    Pokok-Pokok Kebijakan TKDD Tahun 2018 (2)

    33

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 34

    Optimalisasi Pemanfaatan untuk kegiatan

    pro-poor:• pelayanan kesehatan masyarakat miskin

    • pelayanan pendidikan masyarakat miskin

    • perbaikan gizi masyarakat miskin

    Pro-job:• pelaksanaan kegiatan secara swakelola

    • kegiatan dilakukan secara padat karya

    • Pemberian pelatihan untuk kewirausahaan

    • Pemberian pelatihan business plan

    • Pemberdayaan masyarakat desa

    5

    Afirmasi basis kewilayahan untuk daerah:

    perbatasan, tertinggal, & kepulauan 4• Arahan Presiden : Alokasi dinaikkan 2 kali

    dibanding 2017

    • Janji kampanye : Alokasi minimal Rp1 M s.d.

    Rp.1,4 M tiap desa

    1

    • Meningkatkan anggaran Dana Desa hingga

    10% dari dan di luar Dana Transfer ke Daerah

    untuk memenuhi amanat UU No.6 Tahun 2014

    2

    Menyempurnakan formula alokasi/distribusi

    Dana Desa dengan tetap memerhatikan

    aspek pemerataan & keadilan, untuk:• Mempercepat pengentasan kemiskinan.

    • Mengatasi kesenjangan penyediaan sarana

    & prasarana pelayanan publik antardesa.

    • Memberikan afirmasi pada desa sangat

    tertinggal dan tertinggal.

    3

    Pokok-Pokok Kebijakan TKDD Tahun 2018 (3)

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 35

    Strategi Optimalisasi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

    Strategi

    Optimalisasi Pajak

    Daerah Untuk

    Peningkatan PAD

    Pajak daerah dan retribusi daerah belum optimal (rata-rata 13,32% padaperiode 2011 sd. 2015), APBD masih tergantung dari dana transfer.

    Modernisasi

    • Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam

    pengelolaan basis data.

    • Penggunaan Teknologi Informasi dalam

    pelayanan perpajakan, misalnya e-SKPD, e-

    payment dan sejenisnya

    •Membangun organisasi perpajakan daerah

    berdasarkan fungsi: pengelola data, pelayanan,

    penagihan, pemeriksaan, dan pengawasan.

    •Menyusun SOP setiap pelayanan.

    Peningkatan SDM

    •Menambah jumlah diklat utk ahli penilaian,

    penagihan, dan pemeriksaan.

    •Menambah jumlah diklat terkait dengan praktik

    pemungutan perpajakan yang baik.

    • Kerjasama kemitraan dengan pemda lain yang

    dinilai sukses dalam pemungutan perpajakan.

    Penyesuaian Dasar Pengenaan Pajak

    Melakukan penilaian ulang atas dasar

    pengenaan disesuaikan dengan potensi

    dan kemampuan wajib pajak

    Peningkatan Basis Data Perpajakan

    •Mendata ulang WP & objek pajak

    •Meningkatkan koordinasi internal pemda

    antara lain dengan bagian penerbitan izin

    •Memanfaatkan data pihak ketiga (BPN utk

    PBB)

    Penilaian, Penagihan, dan Pemeriksaan

    •Dibidang penilaian dan penagihan dpt

    dikerjasamakan dengan DJP dan DJKN.

    •Dibidang pemeriksaan dapat berkoordinasi

    dengan Polri, Kejaksaan, BPK, & BPKP

    Sinergi Pemda dan

    DPRD dlm menetapkan

    Perda PDRD Untuk

    meningkatkan PAD

    tanpa menimbulkan

    distorsi terhdp

    perekonomian

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 36

    Strategi Pengembangan Pembiayaan Daerah:Prinsip, Syarat & Sumber Pinjaman Daerah

    LOAN

    PRINSIP UMUM SUMBER PINJAMAN PERSYARATAN

    Inisiatif Pemda

    Untuk menutup:

    a. Defisit APBD;

    b. Pengeluaran

    pembiayaan

    c. Kekurangan arus kas

    Dapat diteruskan sbg

    pinjaman, hibah

    dan/atau penyertaan

    modal kepada BUMD

    Pemerintah Pusat

    Pemerintah Daerah Lain;

    Lembaga Keuangan Bank;

    Lembaga Keuangan Bukan

    Bank;

    Masyarakat, dalam bentuk

    Obligasi Daerah

    Sisa pinjaman +

    pinjaman yang akan

    ditarik < 75%

    penerimaan umum

    APBD tahun

    sebelumnya

    Rasio kemampuan

    keuangan daerah

    (DSCR) > 2,5

    Tidak mempunyai

    tunggakan kepada

    Pemerintah Pusat

    Mendapat persetujuan

    DPRD untuk pinjaman

    Jangka Menengah dan

    Panjang

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 37

    Penyertaan

    Pemerintah

    SUMBER DANA

    Pinjaman

    Multilateral

    Pinjaman Daerah

    KEGIATAN

    PDF & Jasa Konsultasi

    / Advisory

    PENERIMA MANFAAT

    Pasar Modal

    Grant/

    Hibah

    PEMDA

    Penyertaan

    PemerintahPinjaman Daerah PEMDA

    Saat

    Ini

    Ke D

    ep

    an

    1.meningkatkan akses pembiayaan

    infrastruktur di daerah, dengan

    menyediakan pinjaman mulai dari

    jumlah kecil hingga besar;

    2.meningkatkan kapasitas Pemda

    dalam mengelola pinjaman dengan

    pembentukan debt management

    unit ;

    3.mengatasi keterbatasan Pemda

    dalam penyiapan proyek yang baik,

    melalui penyediaan fasilitas Project

    Development Fund (“PDF”); dan

    4.meningkatkan kapasitas Pemda

    dalam melaksanakan pembangunan

    proyek infrastruktur yang

    berkelanjutan (sustainable

    development).

    TUJUAN

    Strategi Pengembangan Pembiayaan Daerah:

    Regional Infrastructure Development Fund (RIDF)

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 38

    Strategi Pengembangan Pembiayaan Daerah:Prinsip, Syarat & Penilaian Obligasi Daerah

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 39

    Strategi Pengembangan Pembiayaan Daerah:Proses Penerbitan Obligasi Daerah

    DJPPR

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 40

    Strategi Pengembangan Pembiayaan Daerah:Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU)

    Tahap Perencanaan KPBU:a. penyusunan rencana anggaran KPBU; b. identifikasi dan penetapan KPBU; c. penganggaran dana tahap perencanaan; d. pengambilan keputusan lanjut/tidak lanjut rencana KPBU; e. penyusunan Daftar Rencana KPBU; dan f. pengkategorian KPBU.

    Tahap Penyiapan KPBU:a. penyiapan Prastudi Kelayakan termasuk kajian pengembalian

    investasi Badan Usaha Pelaksana; b. pengajuan Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah;

    dan c. pengajuan penetapan lokasi KPBU.

    Tahap Transaksi KPBU: a. penjajakan minat pasar (market sounding); b. penetapan lokasi KPBU; c. pengadaan Badan Usaha Pelaksana yang mencakup persiapan

    dan pelaksanaan pengadaan Badan Usaha Pelaksana; d. penandatanganan perjanjian KPBU; dan e. pemenuhan pembiayaan (financial close).

    STRATEGI PENDANAAN PEMBANGUNAN

    Contoh Proyek KPBU: Sistem Penyediaan Air Minum Kota Pekanbaru Tahun 2015 sebesar Rp1,38 T.

    Infrastruktur ekonomi dan sosial:

    Penanggung Jawab Proyek:

    Transportasi, jalan, sumber daya air dan irigasi, air minum, sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi dan energi terbarukan, konservasi energi, fasilitas pendidikan, kesehatan, dan perumahan rakyat

    - Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK), yang dilakukan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang sektor.

    - BUMN dan/atau BUMD dapat bertindak sebagai PJPK, sepanjang diatur dalam peraturan perundang-undangan sektor. - PJPK menetapkan bentuk pengembalian investasi meliputi penutupan biaya modal, biaya operasional, dan keuntungan

    Badan Usaha.

    Bersumber dari:- pembayaran oleh pengguna dalam bentuk tarif;- pembayaran ketersediaan layanan (availability payment); dan/atau- bentuk lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

    Menteri Keuangan dapat memberikan Dukungan Pemerintah dalam bentuk Dukungan Kelayakan dan/atau insentif perpajakan, berdasarkan usulan PJPK.

    Pengembalian investasi

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    OUTLINE

    41

    Rancangan Undang-Undang Hubungan Keuangan Pusat & Daerah:Pengaturan yang lebih komprehensif mengikuti peningkatan kompleksitas hubungan keuangan antar berbagai level pemerintahan

    Hubungan

    Keuangan

    Daerah dg

    LNP & BUMD

    Prov dg

    Kab/Kota

    Antar Daerah

    Pemerintah

    Pusat &

    Daerah

    Desentralisasi Pendapatan:

    Pengelolaan PAD

    TKDD

    Pinjaman Daerah

    Desentralisasi Belanja:

    Belanja sesuai prioritas daerah

    Belanja yg ditentukan penggunaannya

    Pendanaan tugas pembantuan;

    Bagi hasil pajak provinsi;

    Hibah antar pemerintah;

    Pinjaman antar pemerintah;

    Pelaksanaan Dana Otsus & DK DIY;

    Sinkronisasi usulan DAK Fisik;

    Evaluasi APBD kab./kota.

    Pendanaan kerja sama

    Hibah antar Daerah

    Pinjaman antar Daerah

    Bantuan keuangan

    Kerjasama dengan pihak ketiga;

    Kerja sama dengan lembaga atau pemda LN;

    Pinjaman kepada BUMD;

    Hibah kepada lembaga nonpemerintah/BUMD;

    Subsidi kepada BUMD; dan

    Penyertaan modal kepada BUMD.

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 42

    Rancangan Undang-Undang Hubungan Keuangan Pusat & Daerah:Perubahan Substansial dalam rangka terciptanya HKPD yang lebih berkualitas

    Optimalisasi peran DAU sebagai

    equalization grant dengan:

    menghilangkan Alokasi Dasar, dengan masa transisi.

    mengukur Kapasitas Fiskal dengan pendekatan

    potensi.

    mengukur Kebutuhan Fiskal dengan memperkirakan

    kebutuhan sektoral.

    menggunakan cluster provinsi & kab/kota.

    Reformulasi DAK utk menjaga prioritas

    nasional & keseimbangan layanan publik

    antar daerah: pendekatan proposal based.

    pendekatan lokasi prioritas.

    pendekatan unit cost.

    sinkronisasi & harmonisasi dg Belanja K/L &

    Daerah.

    Mekanisme penyaluran DAK & Dana

    Desa yang berbasis kinerja: kinerja output

    kinerja penyerapan

    Pengaturan pengelolaan keuangan

    daerah yang adil, transparan, &

    akuntabel: Pengaturan penggunaan DTU setidaknya 25%

    untuk belanja infrastruktur

    Konversi penyaluran DTU bagi daerah yg memiliki

    kas dan/atau simpanan dalam jumlah tidak wajar.

    Rp Rp

    RpRp

    Mendorong penggunaan pinjaman daerah

    sbg sumber pendanaan: Pembentukan lembaga pembiayaan yang

    mendapat penugasan khusus (LPPI)

    Pengaturan mengenai Obligasi Daerah Syariah

    Monev untuk menjaga kualitas belanja

    daerah

    Perluasan objek monev meliputi keseluruhan

    siklus administrasi pemerintahan, mulai dari

    perencanaan sampai dengan pemantauan

    outcome.

    Hasil monev menjadi dasar kebijakan TKDD

    tahun berikutnya.Pengaturan DID sebagai bentuk

    reward Memberikan insentif bagi daerah

    yang berkinerja baik berdasarkan

    kriteria tertentu

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 43

    Penetapan APBD yang:• berkualitas

    • tepat waktu

    Perencanaan penyusunan RKPD:

    • sesuai kebutuhan dan

    prioritas daerah, serta selaras

    dengan prioritas nasional

    Pelaksanaan belanja yang efisien dengan

    pemantauan oleh DPRD

    Evaluasi:Eksekutif dan legislatif

    mereviu kebijakan untuk

    menjaga efektivitas belanja

    Stabilisasi politik, ekonomi, dan

    sosial

    Peningkatan daya saing

    (competitiveness)

    daerah

    Pembentukan pelayanan satu pintu (one stop services)

    Deregulasi dan

    debirokratisasi

    Penyederhanaan

    perizinan investasi

    di daerah

    Sinergi

    Pembangunan

    di Daerah

    Sinergi Pemda dan DPRD

    TANTANGAN DAN STRATEGI (5)SINERGI PEMBANGUNAN DAERAH

  • KEMENTERIAN KEUANGAN 44

    Terima Kasih