Kebijakan Stabilitas Makroekonomi dan Pembangunan ...fmb9.id/document/1533893542_Kemenkeu.pdf ·...

43
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO Kebijakan Stabilitas Makroekonomi dan Pembangunan Infrastruktur Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 10 Agustus 2018 Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) “Efisiensi Anggaran; Meninjau Ulang Proyek Infrastruktur”

Transcript of Kebijakan Stabilitas Makroekonomi dan Pembangunan ...fmb9.id/document/1533893542_Kemenkeu.pdf ·...

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN

PEMBIAYAAN DAN RISIKO

Kebijakan Stabilitas

Makroekonomi dan

Pembangunan Infrastruktur

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko

10 Agustus 2018

Forum Merdeka Barat 9 (FMB9)

“Efisiensi Anggaran; Meninjau Ulang Proyek Infrastruktur”

OUTLINE PEMBAHASAN

1

2

3

4

Perkembangan Ekonomi Global dan Domestik

Realisasi APBN Semester I dan Outlook Semester II 2018

Kebijakan Pemerintah dalam Pembiayaan Infrastruktur

Peran Kementerian Keuangan dalam Skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)

2

Perkembangan Ekonomi Global dan Domestik

PEREKONOMIAN GLOBAL MENGALAMI PEMULIHAN SEJAK TAHUN 2017, NAMUN

RISIKO TETAP TINGGIPemulihan global yang didorong oleh penguatan ekonomi AS membawa risiko pada pembalikan arus modal ke AS dan

penguaran dolar, seiring normalisasi kebijakan moneter yang diterapkan

4Kementerian Keuangan

• Perekonomian global mengalami perbaikandengan AS menjadi salahsatu motor utama

• Perbaikan ekonomi AS normalisasi kebijakanmoneter kenaikan imbalhasil pembalikan modal ke AS penguatan dolarAS.

• Beberapa risiko dan tantangan bagi perekonomian global kedepan:

• Tekanan pasar keuanganakibat normalisasimoneter AS

• Moderasi Tiongkok

• Proteksionisme

• Perang Dagang AS-Tiongkok

• Ketegangan geopolitik

• Perubahan iklim/cuaca ekstrim

Sumber: Data IMF Juli 2018,

diolah

3.9 3.9

2.42.2

4.9 5.1

5.3 5.3

0

1

2

3

4

5

6

7

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018p 2019p

Proyeksi Pertumbuhan Global (%, yoy)

Dunia

Negara Maju88

89

90

91

92

93

94

95

96

Dollar IndexSumber: Bloomberg, diolah

Sumber: Bloomberg, diolah

PERTUMBUHAN PDB INDONESIAKinerja pertumbuhan ekonomi terus melanjutkan peningkatan

4.94

5.21

5.034.94

5.01 5.01 5.065.19

5.06

5.27 5.02

5.07

4.00

4.50

5.00

5.50

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

PDB (%,yoy)

SEKTOR Q2 2016 Q2 2017 Q2 2018

Primer 2.56 2.81 3.81Pertanian dan Pertambangan

Sekunder 4.82 4.32 4.61Industri, Listrik, Gas, Air, dan Konstruksi

Tersier 6.34 5.21 5.81Perdagangan, Transportasi, Infokom, Jasa Keuangan, dan Jasa-Jasa Lainnya

Pertumbuhan PDB Sektoral

Dari sisi produksi, pertumbuhan didukung oleh semua sektor. Sektor primer, sekunder, dantersier mampu tumbuh lebih tinggi dari Q2 2017 yang menandakan membaiknya aktivitasproduksi barang dan jasa.

Sektor primer mampu mengalami peningkatan pertumbuhan cukup tinggi sejalan dengankeberhasilan panen hasil pangan.

Pertumbuhan Q2 2018 mencapai 5,27% tertinggi sejak tahun2014 setelah memasuki masa konsolidasi pasca commodityboom pada tahun 2015-2016

Sisi Pengeluaran:• Kontribusi konsumsi RT meningkat di Q2 2018 sejalan

dengan pertumbuhan yang tinggi• Kontribusi PMTB sedikit menurun di Q2 dibandingkan Q1

2018, namun tetap lebih tinggi dari Q2 2017• Komponen lain mengalami peningkatan terkait dengan

tingginya pertumbuhan inventori• Perdagangan internasional masih menunjukkan kontribusi

negatif sejalan dengan tingginya impor terkait aktivitasproduksi dalam negeri

Sumber: BPS, Diolah

1.682.54 1.86

0.55

-1.13 -1.21

0.18

0.68 1.37

2.75

2.81 2.86

-1.0

1.0

3.0

5.0

7.0

Q2 2017 Q1 2018 Q2 2018

Kontribusi Pertumbuhan PDB Pengeluaran

Konsumsi Pemerintah PMTB Net Ekspor

Lainnya Konsumsi RT & LNPRT

5

PERTUMBUHAN PDB MENURUT KOMPONEN PENGELUARANSeluruh konsumsi tumbuh tinggi, baik rumah tangga, LNPRT maupun Pemerintah

Komponen Pengeluaran (YoY) 2016 2017 2018

Q1 Q2 S1 Q3 Q4 Q1 Q2 S1 Q3 Q4 Q1 Q2 S1

Pengeluaran Konsumsi RT dan LNPRT 4,98 5,10 5,04 5,04 5,03 5,00 5,02 5,01 4,95 4,98 5,01 5,22 5,11

Rumah Tangga 4,95 5,07 5,01 5,01 4,99 4,94 4,95 4,94 4,93 4,97 4,95 5,14 5,05

LNPRT 6,41 6,73 6,57 6,67 6,75 8,07 8,52 8,29 6,02 5,24 8,09 8,71 8,40

Konsumsi Pemerintah 3,43 6,21 5,01 -2,95 -4,03 2,69 -1,92 0,04 3,48 3,81 2,74 5,26 4,17

PMTB 4,67 4,18 4,42 4,24 4,79 4,77 5,34 5,06 7,08 7,27 7,95 5,87 6,89

Ekspor -3,10 -1,50 -2,30 -5,75 4,15 8,41 2,80 5,56 17,01 8,50 6,09 7,70 6,89

Impor -5,04 -3,47 -4,25 -4,13 2,72 4,81 0,20 2,47 15,46 11,81 12,66 15,17 13,90

PDB 4,94 5,21 5,08 5,03 4,94 5,01 5,01 5,01 5,06 5,19 5,06 5,27 5,17Sumber: BPS

Konsumsi Rumah Tangga dan LNPRT tumbuh tinggi didukung olehperayaan hari besar Bulan Ramadhan dan Idul Fitri beserta libur panjangyang diiringi oleh tingkat inflasi yang terjaga. Selain itu pelaksanaan bantuansosial tunai dari pemerintah yang tepat waktu turut meingkatkan konsumsiRT.

Kinerja LNPRT yang tumbuh tinggi seiring dengan pelaksanaan Pilkada padaJuni 2018.

Konsumsi Pemerintah tumbuh positif didorong oleh tingginya realisasibelanja individu terkait dengan peningkatan dan perluasan pemberian THR.

PMTB tumbuh lebih tinggi dari Q2 2017 didorong oleh pertumbuhan mesindan perlengkapan. Komponen bangunan dan kendaraan masih tumbuhpositif meskipun lebih rendah dari Q2 2017

Laju pertumbuhan ekspor masih lebih rendah dari impor karena masihtingginya peningkatan permintaan domestik baik barang modal, bahanbaku, dan bahan penolong maupun barang konsumsi.

Pada Q2 2018, terdapat pola yang tidak biasa dimana pertumbuhanimpor tinggi namun pada saat yang sama pertumbuhan PMTB tidaktinggi.

• Faktor yang mempengaruhi adalah pertumbuhan inventori yang tinggi44,0%

• Hal ini menunjukkan terdapat barang yang belum termanfaatkan danmemberikan sinyal terhadap persepsi positif terhadap kinerjaperekonomian pada kuartal ke depan

6

PERTUMBUHAN PDB MENURUT SISI PRODUKSIFaktor libur lebaran mendorong permintaan pada sektor tertentu: industri pengolahan, perdagangan, & transportasi

Sumber: BPS, Diolah

Kinerja Sektor Pertanian tumbuh lebih baik terutama dukung kondisi cuaca yang lebih kondusif, berdampak pada peningkatan hasil panen tanaman pangan dan sayur-sayuran. Sementara, perkebunan dan perikanan relatif tumbuh stabil.

Sektor Pertambangan tumbuh positif ditopang peningkatan aktivitas produksi mineral logam dan pertambangan migas yang kembali tumbuh positif, sedangkan tambang batubara mengalami penurunan produksi.

Sektor Industri Pengolahan tumbuh lebih baik namun terbatas, terdapat dorongan peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan lebaran terutama pada industri makanan minuman, tekstil, alas kaki, karet, dan alat angkutan; namun di sisi lain industri lainnya seperti industri barang elektronik & kimia-farmasi relatif stagnan.

Kinerja Sektor Tersier/Jasa tetap menunjukkan tren pertumbuhan yg relatif tinggi meskipun sebagian mengalami perlambatan:

Transportasi & Pergudangan tumbuh tinggi sejalan tingginya permintaan layanan transportasi terkait dengan aktivitas mudik saat lebaran.

Perdagangan menunjukkan peningkatan pertumbuhan sejalan dengan penjualan ritel & kendaraan bermotor serta aktivitas ekspor dan impor.

Jasa Keuangan mengalami perlambatan akibat aktivitas penyaluran kredit yang masih belum optimal.

Pertumbuhan PDB per Sektor (%, YoY)

2016 2017 2018Q1 Q2 S1 Q3 Q4 Y Q1 Q2 S1 Q3 Q4 Y Q1 Q2 S1

Sektor Primer 1,37 2,56 1,98 2,07 3,72 2,40 3,75 2,81 3,27 2,43 1,32 2,59 2,30 3,81 3,08Pertanian, Kehutanan, & Perikanan 1,47 3,48 2,53 3,18 5,53 3,36 7,15 3,23 5,07 2,77 2,24 3,81 3,29 4,76 4,05Pertambangan dan Penggalian 1,22 1,04 1,13 0,17 1,35 0,95 -1,22 2,12 0,43 1,84 0,08 0,69 0,74 2,21 1,47

Sektor Sekunder 5,39 4,82 5,10 4,63 3,57 4,58 4,69 4,32 4,50 5,50 5,26 4,95 5,36 4,61 4,98Industri Pengolahan 4,68 4,62 4,65 4,47 3,28 4,26 4,28 3,50 3,88 4,85 4,46 4,27 4,56 3,97 4,26Pengadaan Listrik, Gas, dan Air 7,35 6,09 6,70 4,69 3,11 5,26 1,80 -2,09 -0,18 4,88 2,50 1,76 3,33 7,29 5,30Konstruksi 6,76 5,12 5,93 4,95 4,21 5,22 5,96 6,94 6,45 6,98 7,23 6,79 7,35 5,73 6,53

Sektor Tersier 6,02 6,34 6,18 5,48 4,85 5,66 5,58 5,21 5,39 5,89 6,01 5,68 5,90 5,81 5,85Perdagangan Besar dan Eceran 4,31 4,28 4,30 3,66 3,87 4,03 4,61 3,47 4,03 5,20 4,47 4,44 4,93 5,24 5,09Transportasi & Pergudangan 7,42 6,52 6,96 8,18 7,64 7,45 8,06 8,80 8,44 8,88 8,21 8,49 8,59 8,59 8,59Informasi dan Komunikasi 7,58 9,31 8,46 8,93 9,62 8,88 10,48 11,06 10,78 8,82 8,99 9,81 8,52 6,06 7,26Jasa Keuangan dan Asuransi 9,32 13,60 11,44 9,04 4,18 8,90 5,99 5,94 5,97 6,16 3,85 5,48 4,33 3,02 3,67Sektor Jasa-Jasa Lainnya 5,87 5,52 5,69 4,52 3,84 4,91 4,28 3,90 4,09 4,80 6,31 4,85 5,62 6,18 5,90

PDB 4,94 5,21 5,08 5,03 4,94 5,03 5,01 5,01 5,01 5,06 5,19 5,07 5,06 5,27 5,17

7

PERTUMBUHAN EKONOMI SPASIAL.. Seluruh kawasan mengalami pertumbuhan ekonomi positif di kuartal II tahun 2018

2018:5,69%

2018:3,31%

2018:6,75%

2018:3,75%

2018:18,18%

2018:4,65%

Pertumbuhan seluruh wilayah mengalami peningkatan pertumbuhan kecuali wilayah Kalimantan.

• Pertumbuhan Jawa dan Sumatera lebih tinggi terkait dengan peningkatan kinerja sektorsekunder dan tersier

• Pertumbuhan wilayah timur mengalami kenaikan tinggi lebih dikarenakan faktor tambang

Secara struktur ekonomi tidak banyak mengalami perubahan. Wilayah Jawa dan Sumatera masihmemberikan kontribusi terbesar yakni sebesar 58,61 persen dan 21,54 persen

Jawa:Share PDB 58,61%

Sumatera:Share PDB 21,54%

Kalimantan:Share PDB 8,05% Sulawesi:

Share PDB 6,20% Maluku & Papua:Share PDB 2,54%

Bali & Nusa Tenggara:Share PDB 3,06%Sumber: BPS

2017: 4,17%

2017: 5,47%

2017: 3,38%

2017:5,31%

2017:6,55%

2017:4,42%

8

PADA Q1 2018, REALISASI PENANAMAN MODAL TUMBUH 11,8 PERSEN..sektor jasa menjadi menjadi sektor yang diminati investor

Realisasi Penanaman Modal

Sektor yang Diminati Investor Q1 2018 Realisasi PMA Berdasarkan Negara Asal Tahun Q1 2018

Sumber: NSWi BKPM, diolah 7,2%

RealisasiQ1 2016 Q1 2017 Q1 2018

Rp Triliun %, yoy Rp Triliun %, yoy Rp Triliun %, yoy

PMDN 50,4 18,6 68,8 36,5 76,4 11,0

PMA 96,1 17,1 97,0 0,9 108,9 12,4

Total 146,5 17,6 165,8 13,2 185,3 11,8

• Pada periode Januari-Maret 2018, Realisasipenanaman modal mencapai Rp185,3 triliun, atau tumbuh 11,8 persen.

Realisasi PMDN sebesar Rp76,4triliun, tumbuh 11%.

Realisasi PMA sebesar Rp108,9 triliun, tumbuh 12,4%.

• Hampir setengah dari total Investasidisumbang oleh Sektor tersier. Secara lebihdetil, sektor utama yang berkontribusiadalah:

PMDN: Sektor konstruksi, Pertaniandan Transportasi

PMA: Sektor Perumahan, IndustriElektronik, Listrik, Gas dan Air

• Negara-negara Asia menjadi penyumbangPMA terbesar ke Indonesia.

Singapura masih berada di peringkatpertama dengan share sebesar 32,6%.

Diikuti oleh Jepang dan Korea Selatan, dengan share masing-masing 16,7 dan11,6 persen

24.5%

6.3%

8.3%

11.6%

16.7%

32.6%

Lainnya

HongKong

Tiongkok

KoreaSelatan

Jepang

Singapura

48.4%

33.9%17.7%

SektorSekunder Sektor

PrimerRp 32,8 T

SektorTersierRp 89,7 T

9

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA MENGALAMI DEFISIT USD3,9 MILIAR PADA Q1-2018Rendahnya didorong oleh pelebaran defisit transaksi berjalan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dan turunnya

surplus Transaksi Modal dan Finansial

10

Neraca Pembayaran dan Cadangan Devisa (USD miliar)

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2018 mengalami

defisit USD 3,9 miliar (1,4% PDB), sementara di triwulan I 2017 NPI

masih mencatatkan surplus sebesar USD4,5 miliar (1,9% PDB).

Defisit Transaksi Berjalan tercatat USD5,5 miliar (2,1% PDB)

pada triwulan I 2018, lebih tinggi dari defisit pada triwulan I

tahun sebelumnya yang mencapai USD2,2 miliar (0,9% PDB). Hal

ini antara lain akibat kenaikan impor untuk mendukung

kebutuhan kegiatan produksi domestik.

Transaksi Modal dan Finansial mencatatkan penurunan surplus

akibat ketidakpastian di pasar keuangan global di tengah masih

terjaganya iklim investasi di Indonesia.

Posisi cadangan devisa di bulan Juli 2018 ada pada tingkat 118,3 miliar

(6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah),

menurun jika dibanding posisi akhir tahun 2017 pada level USD130,2

miliar

ITEM2016 2017 2018

Total Q1 Q2 Q3 Q4* Total Q1**

I. TRANSAKSI BERJALAN -17,0 -2,2 -4,7 -4,6 -6,0 -17,5 -5,5

1. Barang 15,3 5,6 4,8 5,3 3,1 18,8 2,4

2. Jasa-jasa -7,1 -1,2 -2,2 -2,1 -2,3 -7,8 -1,4

3. Pendapatan Primer -29,6 -7,7 -8,3 -8,9 -8,0 -33,0 -7,9

4. Pendapatan Sekunder 4,5 1,1 1,0 1,2 1,2 4,5 1,4

II. TRANSAKSI MODAL 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1

III. TRANSAKSI FINANSIAL 29,3 6,9 5,5 10,2 6,8 29,5 1,8

1 Investasi Langsung 16,1 2,8 4,5 7,6 4,3 19,2 3,1

2 Investasi Portofolio 19,0 6,5 8,1 4,0 2,0 20,6 -1,2

3 Derivatif Finansial 0,0 -0,1 0,0 0,0 -0,1 -0,1 0,1

4 Investasi Lainnya -5,8 -2,4 -7,1 -1,4 0,7 -10,2 -0,2

IV. TOTAL (I+II+III) 12,4 4,8 0,8 5,6 0,8 12,0 -3,7

V.

SELISIH PERHITUNGAN

BERSIH -0,3 -0,3 -0,2 -0,1 -0,3 -0,4 -0,2

VI.

NERACA KESELURUHAN

(IV+V) 12,1 4,5 0,6 5,5 0,5 11,6 -3,9

Posisi Cadangan Devisa 116,4 121,8 123,1 129,4 130,2 130,2 126,0

(bulan impor & pemb. ULN

Pemt.) 8,4 8,6 8,6 8,6 8,3 8,3 7,7

Transaksi Berjalan (% PDB) -1,82 -0,89 -1,86 -1,76 -2,34 -1,73 -2,15

5

55

105

155

-10.0

-5.0

0.0

5.0

10.0

15.0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2015 2016 2017 2018

USD miliarUSD miliar

Trans. Modal & Finansial Transaksi Berjalan

Neraca Pembayaran Indonesia (USD miliar)

Sumber: Bank Indonesia, diolah

PERKEMBANGAN NERACA PERDAGANGAN SEMESTER I 2018Terdapat adanya defisit utamanya karena kebutuhan pembangunan infrastruktur

Neraca Perdagangan Indonesia Semester I 2015-2018

• Nilai ekspor dan impor di Semester I 2018 mencapai USD88,0 miliar dan USD89,0 miliar, atau masing-masing tumbuh 11,5% dan 12,7% dibanding semester I tahun 2017.

• Perkembangan tersebut menyebabkan terjadinya defisit neraca perdagangan di semester I 2018 USD1,02 miliar.

Defisit pertama kali sejak tahun 2014 (Sem I 2014 defisit USD 1.1 miliar).

• Pertumbuhan impor di semester pertama 2018 yang jauh lebih tinggi dibanding ekspor

Impor barang-barang modal dan bahan baku terkait kegiatan infrastruktur, seperti bulldozer, traktor, crane, besi dan baja.

Impor produk pangan dalam rangka stabilisasi harga dan persiapan menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang lebih awal

Impor migas meningkat seiring peningkatan harga minyak.

Ekspor mencatat tren pertumbuhan yang meningkat

• Peningkatan impor bahan baku dan barang modal memberi indikasi peningkatan kapasitas produksi dalam negeri ke depan

Pertumbuhan Ekspor Impor Semester I 2015-2018 (yoy)

Sumber: BPS, diolah

11

PERKEMBANGAN EKSPOR SEKTORAL INDONESIASektor manufaktur masih dominan pada ekspor, perlunya mendorong proses hilirisasi

12

Nilai Ekspor Indonesia menurut Sektor (USD Juta)• Peranan sektor Manufaktur pada ekspor Indonesia

masih dominan. Sebagian besar masih berbasiskomoditas (SDA) seperti CPO dan Karet.

• Perlu perhatian untuk terus mendorongproses hilirisasi guna meningkatkan nilaitambah dan daya saing.

• Sektor pertambangan memberikan porsi sekitar 17 persen, terutama didorong oleh harga komoditas(batubara) yang sedang meningkat danpeningkatan volume yang salah satupendorongnya adalah relaksasi kebijakanminerba.

• Sektor Migas sangat dipengaruhi oleh faktor hargaminyak dunia, namun terjadi penurunan seiringdengan lifting minyak yang menurun.

• Sektor Pertanian mengalami penurunan kontribusiatas total ekspor, seiring dengan proses hilirisasipada komoditas sehingga beralih menjadi sektormanufaktur.

Sumber BPS, diolah

Pertanian Manufaktur Pertambangan

2011 3.256,7 124.108,3 34.654,6 41.477,1 203.496,7

Share thd Total 2% 61% 17% 20%

2012 3.597,7 118.115,2 31.330,1 36.977,1 190.020,1

Share thd Total 2% 62% 16% 19%

2013 3.598,5 115.158,6 31.161,7 32.633,2 182.552,0

Share thd Total 2% 63% 17% 18%

2014 3.373,3 119.753,8 22.834,1 30.018,9 175.980,1

Share thd Total 2% 68% 13% 17%

2015 3.726,5 108.603,5 19.461,9 18.574,4 150.366,3

Share thd Total 2% 72% 13% 12%

2016 3.407,0 110.504,1 18.169,7 13.105,5 145.186,2

Share thd Total 2% 76% 13% 9%

2017 3.671,0 125.103,2 24.309,6 15.744,2 168.828,0

Share thd Total 2% 74% 14% 9%

Jan - Juni 2018 1.580,4 63.012,5 14.788,4 8.637,1 88.018,4

Share thd Total 2% 72% 17% 10%

Non Migas Migas Total

Sumber:BPS, diolah

TEKANAN PADA RUPIAH DAN MATA UANG NEGARA BERKEMBANG MASIH

BERLANJUT Volatilitas disebabkan faktor eksternal seperti sentimen investor dan kenaikan FFR

Sumber : Bloomberg, diolah

Terjadinya sentimen arus modal dan likuiditas global ke Amerika Serikat, terutama dari negara berkembang• Kenaikan FFR yang lebih pasti seiring perbaikan data ekonomi AS• Peningkatan defisit belanja negara AS mendorong kenaikan yield

obligasi AS.Perkembangan tersebut berdampak pada: • depresiasi mata uang banyak negara terhadap dolar AS, termasuk

Indonesia.• Pelemahan kinerja pasar saham di pasar global

13

Realisasi APBN Semester I dan Outlook Semester II 2018

HIGHLIGHT CAPAIAN APBN 2018 SELAMA SEMESTER IPertumbuhan ekonomi terjaga di atas 5%, pos-pos APBN tumbuh membaik, Keseimbangan Primer Surplus

Kondisi RiilPertumbuhan ekonomi Semester I 2018 diperkirakan mencapai5,1% terutama didukung peningkatan investasi dan perdagangan internasional

Kinerja APBN dalam Semester I 2018 menunjukkan peningkatan dan arah yang tepat, baik disisi pencapaian ekonomi

makro maupun besaran-besaran Postur APBN

Defisit 0,75 persen

(Sem.I 2017: 1,29%;

Sem.I 2016: 1,82%)

Keseimbangan primer

Rp10,0 T [Sem.I 2017:

Rp(68,2) T; Sem.I 2016:

Rp(143,4) T]

Penerimaan Perpajakan tumbuh 14,3 persen

(Sem.I 2017: 9,6%; Sem.I 2016: -2,4%)

PNBP tumbuh 21%. Mencapai 64,2 persen dari targetnya

(Sem.I 2017: tumbuh 30,3%; Sem.I 2016: tumbuh -15,4%)

Penyerapan Belanja K/L 34,9 % dari pagu

(Sem.I 2017: 33,1%; Sem.I 2016: 34,2%)

Penyerapan Transfer ke Daerah dan Dana Desa 50,3 % dari pagu

(Sem.I 2017: 51,5%; Sem.I 2016: 49,5%)

15

REALISASI SEMESTER I TAHUN 2018…defisit semakin kecil dan terdapat surplus keseimbangan primer

2015 2016

Realisasi

Semester I

Realisasi

Semester I

% thd

APBNP

Growth

(%)APBN

Realisasi

Semester I

% thd

APBN

Growth

(%)

A. PENDAPATAN NEGARA 667,9 634,7 718,2 41,4 13,2 1.894,7 833,4 44,0 16,0

I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 667,6 634,1 718,0 41,4 13,2 1.893,5 830,3 43,9 15,6

1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 535,1 522,0 571,9 38,8 9,6 1.618,1 653,5 40,4 14,3

2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 132,5 112,1 146,1 56,1 30,3 275,4 176,8 64,2 21,0

II. PENERIMAAN HIBAH 0,4 0,6 0,2 6,9 (62,3) 1,2 3,1 260,7 1.363,8

B. BELANJA NEGARA 752,2 865,4 893,3 41,9 3,2 2.220,7 944,0 42,5 5,7

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 417,5 481,3 498,6 36,5 3,6 1.454,5 558,4 38,4 12,0

1. Belanja K/L 195,3 262,8 263,9 33,1 0,4 847,4 296,0 34,9 12,1

2. Belanja Non K/L 222,2 218,5 234,6 41,3 7,4 607,1 262,4 43,2 11,9

a.l. a. Subsidi Energi 62,6 51,0 37,6 41,9 (26,3) 94,5 59,5 63,0 58,1

b. Subsidi Non Energi 27,4 21,3 21,1 26,7 (0,8) 61,7 14,4 23,4 (31,6)

II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 334,7 384,0 394,8 51,5 2,8 766,2 385,6 50,3 (2,3)

1. Transfer ke Daerah 326,8 357,2 360,4 51,0 0,9 706,2 349,7 49,5 (3,0)

2. Dana Desa 7,9 26,8 34,4 57,3 28,2 60,0 35,9 59,8 4,3

C. KESEIMBANGAN PRIMER (10,7) (143,4) (68,2) 38,3 (52,4) (87,3) 10,0 (11,5) (114,7)

D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (84,3) (230,7) (175,1) 44,1 (24,1) (325,9) (110,6) 33,9 (36,8)

% Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (0,72) (1,82) (1,29) (2,19) (0,75)

E. PEMBIAYAAN ANGGARAN 177,2 276,6 209,4 52,7 (24,3) 325,9 176,2 54,1 (15,8)

al. PEMBIAYAAN UTANG 184,8 278,1 207,8 45,0 (25,3) 399,2 176,0 44,1 (15,3)

KELEBIHAN/(KEKURANGAN) PEMBIAYAAN ANGGARAN 92,9 45,9 34,3 0,0 65,7

2017

Realisasi

Semester I

2018

APBN

(triliun Rupiah)

16

OUTLOOK APBN TAHUN 2018 APBN 2018 dalam kondisi terjaga aman, pos-pos APBN mencapai targetnya

• Realisasi Pendapatan Negara diperkirakan mencapai target APBN 2018

• Pajak lebih rendah• Kepabeanan dan cukai serta PNBP lebih tinggi

Pendapatan Negara

• Defisit outlook APBN 2018 tetap terjaga sebesar 2,12%• Pembiayaan anggaran diupayakan akan lebih rendah

• Realisasi Belanja Negara diperkirakan sedikit lebih rendah

• Penyerapan Belanja K/L dapat mencapai 95-96%

• Outlook Belanja Non K/L diperkirakan sedikit lebih tinggi untuk menjaga stabilitas harga dan dampak ekonomi global

• Transfer ke daerah dan Dana Desa (TKDD) diperkirakan tidak jauh dari targetnya

Belanja Negara

Defisit & Pembiayaan Anggaran

17

Kebijakan Pemerintah dalam Pembiayaan Infrastruktur

PENDANAAN DAN BELANJA INFRASTRUKTUR Untuk mencapai pembangunan yang lebih merata dan konektivitas yang lebih baik

Perkiraan Kebutuhan Pendanaan (2015 – 2019)

Total KebutuhanPendanaan:IDR 4.796,2

tn

APBN danAPBD

(41.3%)

SelisihKekurangan

~ IDR1.978,4 tn

SOE(22.2%)

PPP(36.5%)

~ IDR1.066,2 tn

~ IDR1.751,2 tn

Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat

IDR107.4 tn

Perhubungan

IDR48.2 tn

Investasi Pemerintah

(PMN dan LMAN)

IDR41.5 tn

Dana Alokasi

Khusus

IDR33.9 tn

Lainnya

IDR179.7 tn

Belanja Infrastruktur 2018 (Total IDR410.7 tn)

Target Tahun 2018

Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan•Jalan Baru 865 km

•Jalan Tol 25 km

•Jembatan 8,695 km

Konstruksi jalur Kereta Api

•620 km’sp

Pembangunan LRT (lanjutan)

• 23 km’sp

Pembangunan airport baru

• 8 lokasi (settlement dan pekerjaan lanjutan)

Informasi dan Telekomunikasi•Pembangunan broadband terintegrasi untuk kampung

di 100 lokasi

•Development of BTS in blank-spot area; 380 location

Penyediaan dan Perbaikan untuk

Perumahan Low-Income •Konstruksi Flats 13,405 units

•Pendampingan 180.000 units /construction19

KEBIJAKAN PEMERINTAH PROYEK NON-APBNPenugasan BUMN dan Skema KPBU

Pembangunan proyek Infrastruktur prioritas yang dibangun melalui penugasan khusus BUMN (a.l. tol Trans Sumatera, Light Rail Transit - LRT Jabodebek, LRT Palembang), tetap dijalankan.

Perubahan asumsi makroekonomi seperti kenaikan Indonesia Crude Oil Price (ICP) dan fluktuasi nilai tukar dapat berpengaruh pada risiko keuangan BUMN dan proses penyelesaian proyek.

Dukungan Pemerintah (melalui PMN, subsidi, jaminan pemerintah) dan pemantauan risiko atas kondisi keuangan BUMN dilakukan sebagai langkah antisipasi.

Pemerintah terus mendorong skema KPBU sebagai bentuk pembiayaan kreatif atas proyek infrastruktur.

Proporsi Target Pembiayaan Infrastruktur2015-2019

Sumber: RPJMN 2015-2019

20

OPSI KEBIJAKAN PEMERINTAHMengendalikan impor dan melakukan evaluasi proyek infrastruktur

1. Evaluasi Kandungan Impor 2. Prioritas Proyek TKDN Tinggi

3. Perkuat Governance TKDN 4. Pengawasan Impor Baja dan Mesin

Mengevaluasi kandungan impordalam proyek-proyek infrastruktur.

Memilah proyek infrastruktur yang diprioritaskan dan proyek yang dapat ditunda pembangunannya.

Koordinasi antar K/L yang memilikiproyek infrastruktur, KPPIP, Bank Indonesia, dan OJK.

Proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai APBN 2018 umumnya memilikikandungan impor yang rendah dantidak dilakukan peninjauan ulang.

Untuk proyek-proyek yang akan dibiayaioleh APBN 2019, diprioritaskan proyekyang memiliki TKDN tinggi.

Memperkuat governance danenforcement kewajiban penggunaanTKDN minimum sesuai denganketentuan yang berlaku atas proyekinfrastruktur yang sedang dalam masakonstruksi.

Meningkatkan pengawasan atas imporbaja dan mesin yang digunakan untukproyek infrastruktur dari sisi pabeanuntuk mencegah penyalahgunaankategori golongan barang.

21

Peran Kementerian Keuangan dalam Skema KPBU

INSTRUMEN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTURKontribusi APBN dalam pengembangan instrumen pembiayaan infrastruktur

23

Pengaturan mengenai PemanfaatanBMN untuk infrastruktur

24

PERAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM PROYEK SKEMA KPBUBerbagai fasilitas untuk memenuhi bermacam kebutuhan transaksi proyek

PembayaranKetersediaanLayanan(Availability Payment)

User Payment

Skema PengembalianInvestasi

PembiayaanInfrastruktur

Project Development Fund

Dukungan Pemerintah(Kemenkeu)

Viability Gap Fund

PenjaminanPemerintah

PJPK

Equity Sponsor Financier

User

Equity Debt

KONTRAK KPBU

Proyek KPBU(Special Purpose Vehicle)

User Fee

Land/Part of Const./AP Layanan Infrastruktur

25

DUKUNGAN DAN FASILITAS INFRASTRUKTUR DI INDONESIADukungan yang lengkap dari berbagai sisi kebijakan

PEMERINTAH INDONESIA

Penyiapan Proses Pelelangan Konstruksi

Viability Gap Funding (VGF)

Penjaminan PengadaanTanahLMAN

Fasilitas Pajak AvailabilityPayment

Asistensi PJPK

UIC :PT SMI, PT PII dan Dit. PDPPI

Meningkatkankelayakanproyek

UIC : KementerianKeuangan

Besaran VGF : maks. 49% dariCAPEX

MenjaminkewajibanPemerintah padaPerjanjian KPBU

UIC :PT PII

Tax Holiday

UIC : KementerianKeuangan

PemerintahmembayarBadan Usaha setelah proyekselesaiberdasarkanketersediaanlayanan

Mengadakanlahan proyekinfrastruktur

UIC : Kemenkeu, Kemen ATR/BPN, and LMAN

Project Development

Facility

ReformasiInstitusi

KPPIP

PenguatanFungsi(PT SMI and PT PII)

UIC :KemenkoBidangPerekonomiandan Kemenkeu

*) PJPK: Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (Project Manager)

UIC : KementerianKeuangan

DUKUNGAN PEMERINTAH DALAM SKEMA KPBUBerbagai fasilitas fiskal diberikan untuk meningkatkan ketertarikan swasta

• Fasilitas penyiapan proyek (termasuk penyusunan kajianfinal pra-FS) dan pendampingan transaksi/lelang

•Dasar hukum PMK 73/PMK.08/2018

Fasilitas Penyiapan danPendampingan Transaksi

(Project Development Facility/PDF)

• Fasilitas dalam bentuk kontribusi tunai atas sebagian biayakonstruksi

•Diberikan kepada Badan Usaha

•Dasar hukum PMK 223/PMK.011/2012

Dukungan Kelayakan

(Viability Gap Fund/VGF)

•Penjaminan atas kewajiban finansial PJPK

•Dilaksanakan oleh PT PII (persero)

•Dasar hukum Perpres 78/2010, PMK 260/PMK.011/2010Penjaminan Infrastruktur

•Pengembalian investasi berupa pembayaran secara berkalaoleh Menteri/Kepala Lembaga atau Kepala Daerah kepadaBadan Usaha

•Dasar hukum PMK 260/PMK.08/2016 (KPBU Pusat),Permendagri No. 96/2016 (KPBU Daerah)

Dukungan Pelaksanaan SkemaAvailability Payment/AP

26

27

PROYEK KPBU DI INDONESIA TAHUN 2018Skema KPBU telah teruji (tested) dan terbukti (proven) bisa diimplementasikan secara luas

RSUDKrian

351 M

LRT MEDAN

20 T

SPAMSEMARANGBARAT

0,48 T

JEMBATANSURAMADU

0,32 T*(O&M)

SERANG –

PANIMBANG

TOLL ROAD

5,3 T

JALAN TOLKALENDER

9,12 T

SPAM KOTAPEKANBARU

0,48 T

RSUD PIRNGADI

546 M

SPAM KOTABANDARLAMPUNG

1,1 T

PALAPA RINGPAKET BARAT1980 KM

1,28 T

PALAPA RINGPAKET TENGAH2647 KM

1,38 T

RSPTNUNSRAT

206 MPALAPA RINGPAKET TIMUR8454 KM

5,1 T

SPAMUMBULAN

2,1 T

RS kankerDarmais

700 M

JALAN TOLJAPEK IIELEVATED

16,2 T

Jalintim

2,1 T

PLTUBATANG

40 T

SKSTN

1,45 T

CISUMDAWUTOLL ROAD

8,2 T

Konstruksi PDF Operasi

Satelit Multi Fungsi

8,5 TLAPAS CIANGIR

1,22 T

KA / Makassar Pare-pare

985 M

Trans Papua

6,4 T*(O&M)

Bandara

Hang

Nadim

2,28 T

Sebanyak 17 Proyek sudah selesai pada tahap Penandatanganan Perjanjian KPBU

TolBalikpapan-Samarinda

9,9 T

Tol Manado - Bitung

5,1 T

Tol Batang -Semarang

11 TJALAN TOLJAPEK II SELATAN

13,4 T

TolSerpong-Balaraja

6T

TolPandaan-Malang

5,9 T

Tol Krian -Manyar

12,2 T

TolProbolinggo – B.wangi

21 T

PROGRAM “SHIFTING” KPBU AVAILABILITY PAYMENT (AP)Pemanfaatan KPBU AP menuju Surplus Keseimbangan Primer

Shifting dari Baseline Tahun 2019: Rp 5,26 T → menurunkan primary balance

Dalam rangkamemaksimalkanpartisipasi swasta dalampembangunaninfrastruktur danmengendalikan primary balance dilaksanakanprogram shiftinganggaran belanja modal menjadi penerapanskema KPBU Availability Payment (AP).

Diharapkan denganprogram ini rencanapembangunaninfrastruktur tetapdijalankan sesuairencana, namun tidakmembebani APBN dalamsatu periode tertentu.

Preservasi Jalintim (Riau & Sumsel)1KemenPUPRRp 5,10 T Preservasi Jalan Trans Papua (Wamena-Mumugu)2

KemenhubRp 160 M

Pelabuhan Bau-Bau

Pelabuhan Anggrek CAPEX

5

6

Proyek Baru dengan Skema KPBU-AP Tahun 2019: Rp 4,12 T (New Initiative)

Pembangunan Pusat Pengolahan Limbah B3 Terpadu Regional SumateraKLHK

Rp 500 MPembangunan Pusat Pengolahan Limbah B3 Terpadu Regional Sulawesi

8

7

KemenhubRp 3,62 T

Pembangunan Jalur KA (Makassar-Pare Pare)

Pembangunan Balai Uji Kendaraan Bermotor Bekasi

9

01

Penggantian Jembatan di Lintas Utama Pulau Jawa3

Preservasi Jalan dan Jembatan di Lintas Tengah dan Barat Pulau Sumatera

4

IDENTIFIKASI PROYEK KPBU AP TA 2019: Rp9,38 T

28

INOVASI: JENIS/SEKTOR INFRASTRUKTUR KPBUTipe yang semakin beragam untuk memenuhi tantangan kebutuhan

Listrik

Jalan Tol

Listrik

Jalan Tol

Air Minum

Telekomunikasi

Listrik

Jalan Tol

Air Minum

Telekomunikasi

Rumah Sakit

Transportasi

TeknologiInformasi

Listrik

Jalan Tol

Air Minum

Telekomunikasi

Rumah Sakit

Transportasi

TeknologiInformasi

Persampahan

Penerangan Jalan

LembagaPemasyarakatan

Dll.

Saat ini

Pengembangantahun depan

Tahap awal

Pra Fasilitas

29

TERIMA KASIH© 2017Direktorat Pengelolaan Pembiayaan dan RisikoGedung Frans SedaJalan Dr. Wahidin No. 1Jakarta Pusat 10710Phone. (021) 3505052 Fax. (021) 3447386www.djppr.kemenkeu.go.id

@DJPPRKemenkeu @DJPPRkemenkeu DJPPR Kemenkeu@djpprkemenkeu

Extra Slides

KINERJA EKSPOR (10 KOMODITAS TERBESAR)Tren harga komoditas migas dan bahan bakar mineral yang tinggi mendorong kenaikan porsi ekspor dan impor komoditas

bahan bakar mineral (HS27)

32

• Nilai ekspor batubara (HS27), meningkat seiring dengan tingginya harga batubara di pasar global

• Tekanan harga komoditas karet (HS40) dan CPO (HS15) yang rendah menyebabkan nilai ekspor keduanya anjlok

• Ekspor Bijih (mineral tambang; HS26) meningkat terutama didorong oleh peningkatan volume ekspor, pasca kebijakan relaksasi minerba

• Ekspor kendaraan (HS87) meningkat seiring peningkatan permintaan atas kendaraan yang diproduksi di Indonesia

Perkembangan Komoditas Utama Ekspor (USD miliar) 20 Komoditas Ekspor dengan Peningkatan dan Penurunan Terbesar (%, kumulatif Jan-Jun 2018)

Sumber BPS, diolah

0 5 10 15 20 25

Bahan bakar mineral (27)

Lemak & minyak hewan/nabati…

Mesin/peralatan listrik (85)

Kendaraan dan Bagiannya (87)

Karet dan Barang dari Karet (40)

Perhiasan/Permata (71)

Bijih, Kerak, dan Abu logam (26)

Mesin-mesin/Pesawat Mekanik…

Besi dan Baja (72)

Alas kaki (64)

2015 2016

No Komoditas (Kode HS) Pertumbuhan

1 Gandum-ganduman (10) 3263%

2 Sutera (50) 474%

3 Bijih, Kerak, dan Abu logam (26) 125%

4 Besi dan Baja (72) 89%

5 Kapal terbang dan Bagiannya (88) 88%

6 Lak,Getah, dan Damar (13) 58%

7 Biji-bijian berminyak (12) 58%

8 Serat Tekstil dan Benang Kertas (53) 57%

9 Garam, Belerang, Kapur (25) 56%

10 Aluminium (76) 46%

11 Perkakas, Perangkat Potong (82) 44%

12 Seng (79) 40%

13 Benda-benda dari Besi dan Baja (73) 37%

14 Bubur kayu/Pulp (47) 33%

15 Tembaga (74) 32%

16 Logam Dasar lainnya (81) 32%

17 Berbagai produk kimia (38) 29%

18 Payung (66) 29%

19 Nikel (75) 29%

20 Produk hewani (05) 27%

No Komoditas (Kode HS) Pertumbuhan

1 Senjata/Amunisi (93) -99%

2 Kulit Berbulu (43) -58%

3 Wol, Bulu Hewan (51) -49%

4 Gabus dan Barang-barang gabus (45) -37%

5 Hasil karya seni (97) -33%

6 Kopi, Teh, Rempah-rempah (09) -30%

7 Kapal laut (89) -29%

8 Karet dan Barang dari Karet (40) -21%

9 Timah hitam (78) -17%

10 Lokomotif dan Peralatan Kereta Api (86) -16%

11 Kain perca (63) -15%

12 Kain tenunan khusus (58) -14%

13 Lemak & minyak hewan/nabati (15) -14%

14 Daging hewan (02) -12%

15 Olahan dari buah-buahan/Sayuran (20) -11%

16 Filamen buatan (54) -7%

17 Bahan kimia organik (29) -7%

18 Benda-benda dari Batu, Gips, dan Semen (68) -6%

19 Produk industri farmasi (30) -5%

20 Produk keramik (69) -3%

• Ekspor komoditas Gandum-ganduman (HS10), didominasi oleh produk hilirseperti mie instan, biskuit dan pakan ternak.

• Komoditas ekspor lainnya meningkat seiring dengan relaksasi kebijakanminerba, peningkatan harga komoditas global, baik pangan maupunpertambangan

• Ekspor terkontraksi setelah permintaan yang cukup tinggi di tahun 2017 (base effect).

• Merosotnya harga CPO di pasar global telah menyebabkan kontraksipertumbuhan ekspor Lemak & minyak hewan/nabati (HS15).

KINERJA IMPOR (10 KOMODITAS TERBESAR)Tren harga komoditas migas dan bahan bakar mineral yang tinggi mendorong kenaikan porsi ekspor dan impor komoditas

bahan bakar mineral (HS27)

33

Perkembangan Komoditas Utama Impor (USD miliar)

• Komoditas impor minyak mentah dan produk minyak (HS27) meningkat. Disamping faktor harga, juga adanya kebijakanpenambahan kuota produk minyak guna kebutuhan domestik(HBKN).

• Adanya peningkatan kebutuhan impor barang modal sepertibulldozer, crane dan bagiannya (HS84) guna proyek infrastruktur.

• Peningkatan impor besi dan baja (HS72), disebabkan olehkebutuhan industri domestik dan kemungkinan imbas over supply di global seiring kebijakan tariff AS atas komoditas tersebut (terutamayang berasal dr Tiongkok).

• Impor Plastik dan Barang dari Plastik (HS39) juga meningkat, yang didominasi golongan barang konsumsi (terutama dalam enam bulanpertama tahun 2018) guna memenuhi kebutuhan HBKN danmengindikasikan menjamurnya toko retail (waralaba)

Sumber BPS, diolah

20 Komoditas Impor dengan Peningkatan dan Penurunan Terbesar (%, kumulatif Jan-Jun 2018)

No Komoditas (Kode HS) Pertumbuhan

1 Perhiasan/Permata (71) 255%

2 Hasil karya seni (97) 178%

3 Nikel (75) 115%

4 Lokomotif dan Peralatan Kereta Api (86) 95%

5 Payung (66) 92%

6 Tutup kepala (65) 89%

7 Barang-barang rajutan (61) 86%

8 Kapal terbang dan Bagiannya (88) 83%

9 Jerami/Bahan anyaman (46) 79%

10 Kopi, Teh, Rempah-rempah (09) 76%

11 Lonceng, Arloji dan Bagiannya (91) 71%

12 Benda-benda dari Besi dan Baja (73) 70%

13 Pakaian jadi bukan rajutan (62) 65%

14 Produk keramik (69) 59%

15 Serat Tekstil dan Benang Kertas (53) 57%

16 Mainan (95) 54%

17 Gabus dan Barang-barang gabus (45) 53%

18 Barang-barang dari kulit (42) 50%

19 Barang-barang Fotografi/Sinematografi (37) 49%

20 Permadani (57) 45%

No Komoditas (Kode HS) Pertumbuhan

1 Sayuran (07) -36%

2 Senjata/Amunisi (93) -29%

3 Kapal laut (89) -24%

4 Timah hitam (78) -22%

5 Bahan peledak (36) -22%

6 Gula dan Kembang Gula (17) -17%

7 Biji-bijian berminyak (12) -11%

8 Olahan dari buah-buahan/Sayuran (20) -10%

9 Binatang hidup (01) -6%

10 Bahan-bahan nabati (14) -2%

11 Ikan dan Udang (03) -1%

• Impor Benda-benda dari Besi danBaja (HS73), Lokomotif (HS86), Kapal terbang dan bagiannya (HS88) disamping guna kebutuhan industri(PT INKA akan melakukan eksporgerbong kereta penumpang; PTDI akan melakukan ekspor pesawata), juga untuk kebutuhan proyek LRT.

• Penurunan impor komoditas yang didominasi oleh barang konsumsi, salah satunya merupakan faktorbase effect.

0 10 20

Bahan bakar mineral (27)

Mesin-mesin/Pesawat Mekanik(84)

Mesin/peralatan listrik (85)

Besi dan Baja (72)

Plastik dan Barang dari Plastik (39)

Billions

2015 2016

2017 2018

KESIMPULAN APBN 2018 – JULI 2018Kinerja yang baik di Semester I terus berlanjut dan tetap terjaga di Semester II

Sejalan dengan perkembangan ekonomi makro, realisasi semester I

APBN tahun 2018 menunjukkan kinerja yang cukup baik.

• Penerimaan tetap meningkat

• Daya serap belanja lebih baik

• Defisit anggaran lebih rendah

• Primary balance dapat surplus Rp10,0 T

• Pembiayaan anggaran dapat dikurangi

Dengan memperkirakan pencapaian di semester II tahun 2018,

diperkirakan outlook pelaksanaan APBN 2018 dapat tetap terjaga.

• Penerimaan dapat tercapai

• Belanja tetap tinggi

• Defisit dapat lebih rendah dari target APBN Tahun 2018

• Pembiayaan diupayakan akan dikurangi

34

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 2018Adaptif terhadap perkembangan global dan domestik

3)

1)

Outlook lifting migas sesuai koordinasi dgn KESDM

1)

Proyeksi

2)

2)

2)

Realisasi Jan-Mei 2018

3)

APBN Semester IProyeksi

Semester II Outlook

5,4 5,1 5,3 5,2

3,5 3,1 3,5 3,5

5,2 4,3 5,6 5,0

13.400 13.746 14.200 13.973

48 67 73 70

800 758 792 775

1.200 1.146 1.086 1.1163)

PDB Nominal(miliar Rupiah)

14.850,9 14.795,7APBN Outlook

2018

35

KOORDINASI ANTAR LEMBAGA DALAM PELAKSANAAN SKEMA KPBUPenguatan koordinasi untuk mengefektifkan dan mempercepat pelaksanaan skema KPBU

1. Debottlenecking isu-isupembangunan infrastrukturmelalui koordinasi lintaskementerian dan institusi

2. Memonitor progress pelaksanaan proyek prioritasdan strategis nasional

1. Agen pemerintah yang berfungsi sebagai katalis dalampembangunan infrastrukturmelalui penyediaanpembiayaan

2. Pada skema KPBU, PT SMI ditugaskan sebagai pelaksanafasilitas PDF yaitumendampingi PJPK dalammenyiapkan proyek KPBU

1. Menyediakan penjaminan KPBU untuk risiko-risiko yang ditanggung oleh pemerintah

2. Menyediakan penjaminanuntuk proyek non-KPBU sesuaiperaturan dan penugasan yang diatur oleh Menteri Keuangan

Kementerian Keuangan mengarahkan dan mengkoordinasikan institusi dan lembaga berikut untukmendukung pelaksanaan skema KPBU

36

Evaluasi Proyek Sektor

Ketenagalistrikan

• Komponen impor non-migas untuk Proyek Strategis Nasional khususnya program percepatan infrastruktur ketenagalistrikan.

• Penyesuaian target Program 35 gigawatt telah dilakukan oleh Kementerian Sektor dalam RUPTL yang dievaluasi dan ditetapkan setiap tahun.

• Penyesuaian target lebih pada penundaan rencana realisasi penambahan pembangkit dengan menyesuaikan tehadap outlook pertumbuhan penjualan tenaga listrik.

37

Sumber: KPPIP, 2018

No. Nama ProyekNilai Investasi

(IDR)Dukungan

PemerintahStatus

1. PLTU Batang 40 T Penjaminan Bersama(Kemenkeu dan PT PII)

• Tahap Konstruksi• Target COD: Mei 2020

2. SPAM Umbulan 2.1 T PDF, VGF danPenjaminan PT PII

• Konstruksi sudah mulai tanggal 14 April 2017

• Target COD: Juli 2019

3. Palapa Ring-PaketBarat

1.28 T PDF, AP danPenjaminan PT PII

COD tanggal 2 Maret 2018

4. Palapa Ring-PaketTengah

1.38 T PDF, AP danPenjaminan PT PII

• Tahap konstruksi 75,31%• Target COD: 29 Maret 2018 (delay)

5. Palapa Ring-PaketTimur

5.13 T PDF, AP danPenjaminan PT PII

• Tahap konstruksi 40,54%• Target COD: 29 September 2018

6. Jalan Tol Batang –Semarang

11 T Penjaminan PT PII Telah tanda tangan perjanjian KPBU dan Penjaminan tgl 27 April 2016Sedang konstruksiTarget beroperasi 2018

Perkembangan Proyek KPBU (1/4) 38

Perkembangan Proyek KPBU (2/4) 39

NO. Nama ProyekNilai

Investasi(IDR)

DukunganPemerintah

Status

7 Jalan Tol Manado –Bitung

5.1 T Penjaminan PT PII • Telah tanda tangan perjanjianKPBU dan Penjaminan tgl 8 Juni2016

• Sedang konstruksi pada seksi dukungan pemerintah, seksi BUJT sedang pembebasan lahan

• Target beroperasi 2019

8 Jalan Tol Balikpapan –Samarinda

9.9 T Penjaminan PT PII • Telah tanda tangan perjanjianKPBU dan Penjaminan tgl 8 Juni2016

• Sedang konstruksi• Target beroperasi 2019

9 Jalan Tol Pandaan –Malang

5.9 T Penjaminan PT PII • Telah tanda tangan perjanjianKPBU dan Penjaminan tgl 8 Juni2016

• Sedang konstruksi• Target beroperasi 2018

10 Jalan Tol Serpong –Balaraja

6 T - Telah ttd perjanjian KPBU tgl 8 Juni2016

Perkembangan Proyek KPBU (3/4) 40

NO. Nama ProyekNilai Investasi

(IDR)Dukungan

PemerintahStatus

11 Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated)

16.23T Penjaminan Bersama(Kemenkeu dan PT PII)

• Telah tanda tangan perjanjian KPBU tgl 5 Des 2016 dan perjanjian penjaminan tgl 22 Feb 2017

• Sedang konstruksi (pelebaran jalan tol Jakarta –Cikampek existing), belum mulai kontruksi fisik

• Target beroperasi 2019

12 Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar

12.22 T Penjaminan Bersama(Kemenkeu dan PT PII)

• Telah tanda tangan perjanjian KPBU tgl 5 Des 2016 dan perjanjian penjaminan tgl 22 Feb 2017

• Tahap konstruksi• Target beroperasi 2019

13 Jalan Tol Serang-Panimbang

5.33 T Penjaminan Bersama(Kemenkeu dan PT PII)

• Perjanjian KPBU dan Penjaminan ttd 22 Februari2017

• Tahap kontstruksi• Target beroperasi 2019

14 Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan

8.21 T Penjaminan Bersama(Kemenkeu dan PT PII)

• Telah tanda tangan Perjanjian KPBU dan Penjaminan22 Februari 2017

• Konstruksi sudah dimulai untuk seksi 1

15 Jalan TolProbolinggo-Banyuwangi

21 T Penjaminan Bersama • Telah ditandatangani Perjanjian KPBU tanggal 29 Desember 2017

• Telah ditandatangani Perjanjian Penjaminan tanggal13 April 2018

16 Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan

13,38 T Penjaminan Bersama • Telah ditandatangani Perjanjian KPBU tanggal 29 Desember 2017

• Telah ditandatangani Perjanjian Penjaminan tanggal13 April 2018

Perkembangan Proyek KPBU (4/4) 41

No. Nama ProyekNilai

Investasi(IDR)

DukunganPemerintah

Status

17 SPAM Bandar Lampung 1,1 T PDF, VGF, Penjaminan PT PII

• Penandatanganan PerjanjianKPBU tanggal 14 Februari 2018

• Surat Dukungan Kelayakansudah diberikan tanggal 6 Juni2018

• Persiapan Financial Close

Daftar Proyek KPBU yang Sedang

Dalam Tahap Penyiapan (1/2)

NO. Nama ProyekNilai

Investasi(IDR)

Potensi DukunganPemerintah

STATUS

1 LRT Medan 12 T • PDF• VGF• Penjaminan

Finalisasi FBC (Finalisasi opsi skema pembiayaan)

2 RS PendidikanUniversitas Sam Ratulangi

206 M • PDF• AP• Penjaminan

• Perjanjian Fasilitas dan Penugasan PDF tanggal 28 Mei 2018

3 RSUD Krian Sidoarjo 351 M PDF Prakualifikasi

4 SPAM Pekanbaru 530 M PDF Finaliasasi FBC

5 Jembatan Suramadu 324 M PDF PJPK berencana untuk menggunakan skemapenugasan, maka sedang dipertimbangkanuntuk menghentikan Fasilitas PDF

6 SPAM Semarang Barat

458 M • PDF• VGF• APBD

Proses RfP

7 RSUD Pirngadi 546 M PDF Finalisasi FBC

8 Jalan Lintas TimurSumatera

2,1 T • PDF• AP • Penjaminan

• Perjanjian Penugasan ditandatanganitanggal 21 Mei 2018

• Pengumuman Request for Proposal (RfP) pada bulan September 2018

42

Daftar Proyek KPBU yang Sedang

Dalam Tahap Penyiapan (2/2)

NO. Nama ProyekNilai Investasi

(IDR)Potensi Dukungan

PemerintahSTATUS

9 RS Kanker Dharmais 700 M • PDF• AP• Penjaminan

Perjanjian Penugasan PDF tanggal 27 Juli 2018

10 Satelit MultifungsiPemerintah

8,5 T • AP• Penjaminan Bersama

Proses konfirmasi final AP

11 KA Makassar – Parepare

985 M • PDF• AP• Penjaminan

Evaluasi prakualifikasi

12 Sistem Kesejahteraan Sosial Terpadu Nasional (SKSTN)

1,45 T • PDF• AP • Penjaminan

- Sudah ada persetujuan PDF tanggal 6 Juni2018

- Kesepakatan Induk tanggal 30 Juli 2018

13 Lapas Ciangir 1,22 T • PDF• AP • Penjaminan

Proses persetujuan PDF

14 Bandar Udara Hang Nadim

2,28 T • Dukungan Transaksi• AP• Penjaminan

Persetujuan PDF tanggal 30 Juli 2018

15 Jalan Trans Papua 6,44 T • PDF• AP • Penjaminan

Sudah diterbitkan Surat Konfirmasi Awaltanggal 21 Juni 2018

43