Kebijakan PPI
-
Upload
yudi-krismanto -
Category
Documents
-
view
21 -
download
2
Transcript of Kebijakan PPI
KEPUTUSAN DIREKTUR RS UMUM KECAMATAN SAWAH BESAR
NOMOR …………………/20….
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI
RS UMUM KECAMATAN SAWAH BESAR
Menimbang :
a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RS Umum Kecamatan Sawah besar, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Pencegahan Pengendalian Infeksi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Pencegahan Pengendalian Infeksi di RS Umum Kecamatan Sawah besar dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur RS Umum Kecamatan Sawah besar sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Pencegahan Pengendalian Infeksi di RS Umum Kecamatan Sawah besar;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b ,perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS Umum Kecamatan Sawah besar.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 /Menkes/Per/III/2008 tentang Pencegahan Pengendalian Infeksi
M E M U T U S K A N
Menetapkan :
Pertama : Keputusan Direktur RS Umum Kecamatan Sawah Besar tentang kebijakan pelayanan pencegahan pengendalian infeksi RS Umum Kecamatan Sawah Besar
Kedua : Kebijakan pelayanan Pencegahan Pengendalian Infeksi RS Umum
Kecamatan Sawah besar sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Pencegahan Pengendalian Infeksi RS Umum Kecamatan Sawah besar dilaksanakan oleh Direktur Pelayanan RS Umum Kecamatan Sawah besar.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di J a k a r t a Pada tanggal ................ 2015
NIP : 196512071990112001 Direktur RS Umum Kecamatan Sawah Besar
drg. Suzy Freud
KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RS UMUM KECAMATAN SAWAH BESAR
I. PENGERTIAN
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan yang profesional, bermutu sesuai dengan standar
yang sudah ditentukan.
Infeksi Nosokomial atau infeksi rumah sakit, yang saat ini disebut sebagai Healthcare
Associated Infection (HAIs) yaitu infeksi berhubungan dengan asuhan pelayanan
kesehatan, merupakan masalah serius bagi pelayanan kesehatan dan gambaran umum
pelayanan rumah sakit
II. TUJUAN
Tujuan Umum:
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui pencegahan dan pengendalian
infeksi di semua unit di RS Umum Kecamatan Sawah Besar, meliputi kualitas
pelayanan, manajemen risiko, clinical governance, serta kesehatan dan keselamatan
kerja.
Tujuan Khusus:
- Sebagai pedoman bagi Direktur RS Umum Kecamatan Sawah Besar dalam
membentuk organisasi, menyusun uraian tugas, program, wewenang dan
tanggung jawab secara jelas.
- Menggerakkan segala sumber daya yang ada di RS Umum Kecamatan Sawah
Besar secara efektif dan efisien dalam pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi RS Umum Kecamatan Sawah Besar.
- Mencegah terjadinya infeksi silang.
- Menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial di RS Umum Kecamatan
Sawah Besar secara bermakna.
- Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI
III. RUANG LINGKUP
Semua unit dan semua petuga pelayanan kesehatan di RS Umum Kecamatan Sawah
Besar tanpa kecuali
IV. KEBIJAKAN
IV. 1 KEBIJAKAN KEBERSIHAN TANGAN
1. RS Umum Kecamatan Sawah Besar menyediakan sarana dan prasarana cuci
tangan dan hand rub untuk petugas, pasien, keluarga dan pengunjung.
2. RS Umum Kecamatan Sawah Besar menyediakan sarana sosialisasi
kebersihan tangan kepada petugas, pasien, keluarga dan pengunjung melalui
media cetak ( Leaflet, spanduk dan poster)
3. Instalasi farmasi RS Umum Kecamatan Sawah Besar menyediakan Handrub
yang berbasis alkohol dengan kandungan klorhexidine 0.5% dan tanpa
kandungan klorhexidin 0.5%.
4. Handrub yang berbasis alkohol dan mengandung klorhexidin 0.5% (produk
pabrikan) digunakan oleh petugas rumah sakit.
5. Handrub yang berbasis alkohol tanpa kandungan klorhexidine 0.5% (produk
farmasi RS Umum Kecamatan Sawah Besar) digunakan oleh pasien, keluarga
dan pengunjung.
6. Handrub yang akan digunakan baik produk pabrikan atau produk buatan
farmasi RS Umum Kecamatan Sawah Besar dilakukan uji klinik laboratorium
mikrobiologi RS Umum Kecamatan Sawah Besar
7. Cuci tangan prosedural menggunakan cairan antiseptik dengan kandungan
klorhexidin 2%
8. Cuci tangan pembedahan menggunakan cairan antiseptik dengan kandungan
klorhexidin 4%
9. Tim PPI melakukan audit, menganalisa dan melaporkan kepatuhan cuci tangan
kepada direktur dan panitia patien safety.
IV. 2 KEBIJAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
1. RS Umum Kecamatan Sawah Besar menyediakan Alat Pelindung Diri sesuai
standar untuk petugas RS Umum Kecamatan Sawah Besar.
2. Petugas harus menggunakan APD jika bersentuhan dengan :
- Darah atau cairan tubuh pasien.
- Limbah infeksius dan non infeksius.
- Percikan api atau arus listrik.
- Radiasi atau terpapar bahan beracun.
- Pengolahan bahan makanan.
3. Alat Pelindung Diri yang harus tersedia dan layak pakai di masing – masing
ruangan :
a. Sarung tangan e. Masker, Face shield, visor
b. Aprons/ jas pelindung f. Topi/ Pelindung Kepala
c. Respirator g. Sepatu boot/proteksi kaki
4. Rumah sakit menetapkan area penggunaan Alat Pelindung Diri :
a. Rawat Inap & Intensif
b. Rawat Darurat
c. Rawat Jalan
d. Laboratorium
e. Farmasi
f. Instalasi Gizi.
g. Unit Laundry.
5. Gunakan masker N-95 untuk pasien SARS / Flu burung dan pasien suspek TB
Paru.
6. Satu pasang sarung tangan harus digunakan untuk satu pasien.
7. Sarung tangan tidak boleh reuseable (kecuali sarung tangan rumah tangga)
8. Lepaskan semua APD segara mungkin setelah selesai memberikan pelayanan
dan hindari kontaminasi dengan lingkungan di luar ruang isolasi, pada pasien
atau pekerja lain.
9. Resiko yang ditimbulkan apabila petugas tidak menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD) menjadi tanggung jawab petugas yang bersangkutan.
IV. 3 KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH DAN BENDA TAJAM
1. RS Umum Kecamatan Sawah Besar menyediakan sarana dan prasarana
pengelolaan limbah.
2. Limbah dibagi menjadi 3 katagori
1. Katagori limbah infeksius adalah :
a. Alat Kesehatan bekas pasien.
b. Jaringan, darah dan cairan tubuh pasien.
c. Sisa medikasi pasien.
d. Botol infus dan infus set bekas.
2. Katagori limbah non infeksius adalah :
a. Kertas, kardus.
b. Limbah rumah tangga.
3. Katagori limbah benda tajam adalah :
c. Spuit / needle
d. Mees/bistouri/pisau bedah.
e. Bekas ampul
3. Pengelolaan sampah infeksius, limbah cair, limbah sitotoksik dibawah
pengawasan unit IPSRS.
4. Pengelolaan sampah non infeksius di bawah pengawasan Bagian Umum.
5. Petugas yang menangani limbah infeksius dan non infeksius harus
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
6. Limbah infeksius ( sisa medikasi, alkes bekas pasien, jaringan tubuh dan
cairan tubuh pasien ) dibuang ke tempat sampah yang tertutup dan dilapisi
plastik warna kuning.
7. Limbah non infeksius ( limbah rumah tangga ) dibuang ke tempat sampah
tertutup dan dilapisi plastik warna hitam
8. Limbah obat sitotoksik di buang ke tempat sampah tertutup dan dilapisi
plastik warna ungu.
9. Limbah farmasi dibuang ke tampat sampah tertutup dan dilapisi plastik warna
coklat.
10. Limbah infeksius (cairan darah) dibuang melalui proses pengendapan dan
pengenceran.
11. Limbah infeksius diproses di incenerator.
12. Limbah non infeksius bekerjasama dengan DPU Sawah Besar.
13. Pengelolaan limbah infeksius (botol infus bekas) yang didaur ulang/dijual
harus di proses dengan cara yang benar (direndam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit) dan botol infus tidak dalam bentuk utuh.
14. Limbah beda tajam ( jarum suntik bekas, pisau bedah ) dimasukan ke
dalam kotak safety box warna kuning (tanpa melepas jarum dari syiringnya)
15. Bekas limbah cair radiologi yang ada di kamar gelap fixer didaur ulang
kerjasama dengan pihak lain sedangkan developer bekas di buang ke IPAL.
16. Limbah non infeksius seperti kardus, kertas, jerigen bisa didaur ulang.
IV.4 KEBIJAKAN TERTUSUK BENDA TAJAM
1. RS Umum Kecamatan Sawah Besar menjamin keamanan dan kenyaman
petugas saat bekerja di RS Umum Kecamatan Sawah Besar.
2. Dokter Hiperkes/K3 RS Umum Kecamatan Sawah Besar bertanggung jawab
terhadap pemantauan kesehatan karyawan yang mengalami kecelakaan kerja.
3. Dokter Ahli Infeksi /Penyakit dalam bertanggung jawab sebagai konsulen
kesehatan karyawan yang mengalami kecelakaan kerja.
4. Bagian SDM bertanggung jawab terhadap pelaporan kecelakaan kerja ke
Jamsostek dan Depnaker.
5. Komite PPI melakukan investigasi dan berkoordinasi dengan Dokter Ahli
Infeksi /Penyakit dalam dan dokter hiperkes untuk penatalaksanaannya.
6. Kepala Ruang atau Koordinator K3 bertanggung jawab terhadap pelaporan
kejadian.
IV.5 KEBIJAKAN PEMEROSESAN ALAT KESEHATAN
A. STERILISASI ALAT
1. RS Umum Kecamatan Sawah Besar menjamin alat tindakan medis dan
ruangan yang digunakan aman bagi pasien maupun petugas.
2. Rumah Sakit menyediakan larutan dekontaminasi antara lain :
o Desinfektan yang mengandung Klorin 0.5%
o Desinfektan yang mengandung cocopropylenediamine 2% dan surfaktan
3. Alat medikasi set yang terpapar lemak direndam dengan larutan enzim 1%
selama 5 menit sebelum dilakukan dekontaminasi.
4. Pemeriksaan angka kuman pada alat medikasi set yang steril dilakukan dua
kali dalam setahun.
5. Pengemas alat medikasi set menggunakan kain 2 lapis atau menggunakan
poches, lama penyimpanan maksiamal 4 x 24 jam untuk alat yang dikemas
dengan kain dan 30 hari untuk alat yang dikemas dengan poches
6. Alat medikasi set steril yang sudah melewati batas waktu penyimpanan harus
dilakukan penyeterilan ulang
7. Alat medikasi set yang akan disterilisasi diberi indikator internal
8. Alat medikasi set yang digunakan oleh pasien HIV dan Hepatitis B,C
direndam dalam wadah tersendiri.
9. Alat sterilisasi cepat digunakan saat dibutuhkan cito.
10. Kasa yang digunakan untuk medikasi disterilkan dalam kemasan (kertas
perkamen atau pouches) yang isinya disesuaikan dengan kebutuhan.
B. DEKONTAMINASI RUANGAN
1. Dekontaminasi ruang operasi dilakukan dengan cara :
- Setiap selesai tindakan operasi petugas mengelap meja operasi, lantai
dan alat – alat sekitar dengan menggunakan larutan klorin 0,5%.
- Satu minggu sekali dilakukan pembersihan dan dekontaminasi secara
keseluruhan dengan larutan klorin 0,5%
2. Sterilisasi ruang operasi dengan cara :
- Hepafilter
- UV Penggunaan sesuai petunjuk alat
- OZON
3. Pembersihan lantai di ruang khusus (IBS, IRD, Bedah Minor RJ,
ICU/ICCU, PICU/NICU, Hemodialisa, VK, dan Isolasi) menggunakan
cairan desinfektan yang mengandung : 50% Troclosene Sodium (Na DCC)
Rumus pengenceran tablet :
o Tablet 0,5 gram 4 tablet dalam 1 liter air.
o Tablet 2,5 gram 4 tablet dalam 5 liter air.
o Tablet 5,0 gram 3,5 tablet dalam 10 liter air
4. Cairan desinfektan yang digunakan untuk fooging adalah :
Glutaraldehyde dengan activator 2%.
Rumus perhitungan : 3m x 4m x 3m = 36m³ membutuhkan 0,5 ltr
desinfektan.
5. Ruangan harus dilakukan fooging setelah digunakan pasien :
o Paska Gaas Gangren.
o Paska TBC paru
o Paska Tetanus.
6. Sterilisasi ruangan yang menggunakan fooging dibawah pengawasan unit
IPSRS.
7. Perlengkapan yang sudah selesai digunakan oleh pasien seperti tempat
tidur, incubator, mesin HD, standar infus, infus pump, ventilator, bed set
monitor dll harus didekontaminasi dengan cairan klorin 0,5% dengan cara
mengelap seluruh permukaan alat tersebut.
IV.5 KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINEN
1. RS Umum Kecamatan Sawah Besar menyediakan sarana dan prasarana
untuk pengelolaan linen.
2. Petugas yang menangani linen harus menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) : Sarung tangan, masker, gaun pelindung, sepatu boot, pelindung
mata.
3. Linen infeksius dan non Infeksius harus ditempatkan terpisah, linen
infeksius dimasukkan dalam plastik warna kuning dan non infeksius
dalam plastik warna hitam.
4. Perawat atau petugas ruangan harus memisahkan linen infeksius dan non
infeksius.
5. Pengangkutan linen bersih dan linen kotor menggunakan trolley yang
berbeda.
6. Sebelum dicuci linen harus didekontaminasi :
• Linen infeksius dengan cairan klorin 1 % selama 10 menit
(menggunakan air panas dengan suhu 70°C).
• Linen non infeksius dengan cairan klorin 0.5% selama 10 menit.
7. Ditergen / sabun cuci yang digunakan tidak berbusa dan bebas dari pospat.
8. Pencucian linen berwarna dan linen tidak berwana harus dipisah.
9. Pengeringan / penjemuran linen putih langsung terkena sinar matahari,
sedangkan linen yang berwarna tidak terkena matahari langsung.
10. Pengambilan linen kotor dan pendistribusian linen bersih dilakukan oleh
petugas laundry.
11. Ruang tempat penyimpanan linen bersih harus memenuhi syarat yaitu :
• Suhu ruang 27ºC.
• Kelembaban 50 %.
IV.6 KEBIJAKAN PENGGUNAAN PERALATAN SINGLE USE / RE USE
1. RS Umum Kecamatan Sawah Besar menetapkan penggunaan alat
kesehatan sekali pakai dan alat kesehatan yang dipakai ulang.
2. Instalasi farmasi menyediakan alat kesehatan sekali pakai atau yang
dipakai ulang.
3. Alat kesehatan / instrumen yang terdapat logo atau tulisan ” Single
Use ” tidak boleh di pakai ulang.
4. Alat kesehatan / instrumen sekali pakai yang dapat di pakai ulang harus
melalui proses dekontaminasi dengan cara Desinfeksi Tingkat Tinggi
(DTT) atau menggunakan mesin sterilisator.
5. Instrumen / alat kesehatan single – use yang di re-use adalah
instrumen/alat kesehatan dengan harga mahal dan sulit dicari.
6. Terdapat literatur atau bukti yang menyatakan bahwa barang single-use
dapat di re – use.
7. Instrumen / alat kesehatan yang di re – use harus ditandai dengan kode
warna sesuai aturan.
8. Penandaan yang dimaksud terbuat dari bahan karet atau solatif sesuai
kode warna pada penandaan.
9. Proses dekontaminasi dan sterilisasi harus sesuai dengan spesifikasi
masing – masing alat.
2
IV.7 KEBIJAKAN PRAKTEK PENYUNTIKAN YANG AMAN
RS Umum Kecamatan Sawah Besar menetapkan penggunaan jarum yang
steril sekali pakai, pada tiap suntikan ke pasien.
IV.8 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KESEHATAN KERYAWAN.
1. RS Umum Kecamatan Sawah Besar menjamin keamanan dan kenyaman
petugas saat bekerja di RS Umum Kecamatan Sawah Besar.
2. Dokter Hiperkes/K3 RS Umum Kecamatan Sawah Besar bertanggung
jawab terhadap pemantauan kesehatan karyawan yang mengalami
kecelakaan kerja.
3. Dokter Ahli Infeksi /Penyakit dalam bertanggung jawab sebagai konsulen
kesehatan karyawan yang mengalami kecelakaan kerja.
4. Bagian SDM bertanggung jawab terhadap pelaporan kecelakaan kerja ke
Jamsostek dan Depnaker.
5. Komite PPI melakukan investigasi dan berkoordinasi dengan Dokter Ahli
Infeksi /Penyakit dalam dan dokter hiperkes untuk penatalaksanaannya.
6. Kepala Ruang atau Koordinator K3 bertanggung jawab terhadap pelaporan
kejadian.
7. Setiap karyawan baru harus diperiksa riwayat pernah terinfeksi dan status
imunisasinya
8. Petugas / karyawan yang menderita penyakit paru menular tidak
diperkenankan untuk merawat pasien secara langsung sampai terbukti non
infeksius.
9. Petugas / karyawan yang menderita penyakit hepatitis A tidak
diperkenankan bekerja di area keperawatan dan dipengelolaan makanan
sampai 1 minggu setelah sembuh.
10. Petugas yang terpapar pasien (Hepatitis & HIV/AIDS) dan tetusuk benda
tajam melaporkan kepada atasan langsung.
11. RS Umum Kecamatan Sawah Besar memeriksa kesehatan karyawan dan
pemberian immunisasi secara berkala.
12. Rumah sakit menyediakan sarana Alat Pelindung Diri (APD) yang cukup
di ruang perawatan, ruang tindakan dan ruang emergensi
13. Pasien yang penularan melalui udara pernafasan dan droplet petugas
menggunakan masker N 95.
IV.9 KEBIJAKAN PENEMPATAN PASIEN (KEWASPADAAN ISOLASI)
1. RS Umum Kecamatan Sawah Besar menyediakan ruangan isolasi sesuai
dengan kemampuan RS Umum Kecamatan Sawah Besar.
2. Pasien ditempatkan dalam ruang tersendiri tidak bercampur dengan pasien
lain dengan kreteria sbb :
a) Tetanus dan Ganggren.
b) Penyakit infeksi yang penularannya melalui :
N0CARA
PENULARAN JENIS PENYAKIT
1 Udara / airborne TB Paru, Varicella, campak.
2 KontakHerpes, Skabies,Impetigo, furunkulosis
pada bayi & anak, Pedikulosis.
3 Percikan
Hemofilus influenza tipe B termasuk
meningitis, epiglotitis dan sepsis,Difteri,
Pneumoni mikoplasma, Pertusis,
Influenza, cacar dan Rubela.
c) Yang mengganggu kenyamanan pasien lain.
d) Pasien imunokompromise.
3. Semua petugas yang masuk ke ruang isolasi harus menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) dan melakukan prosedur Hand Hygiene secara
benar.
4. Pasien yang penularannya melalui udara pasien harus menggunakan
masker.
5. Alat kesehatan yang tidak disposible harus segera didekontaminasi setelah
digunakan pasien.
6. Ruangan yang setelah digunakan oleh pasien isolasi karena penyakit
menular harus didekontaminasi dengan Fooging/lap klorin 0,5%.
7. Kamar pasien dengan penyakit infeksi menular harus mempunyai tekanan
negatif atau menggunakan Hepafilter
8. Jika kamar isolasi penuh maka pasien dirujuk ke rumah sakit lain yang
mempunyai sarana isolasi, jika pasien/keluarga menghendaki tetap
dirawat di RS Umum Kecamatan Sawah Besar maka pasien ditempatkan
pada ruangan tersendiri atau ditempatkan dengan sistim kohort.
IV.10 KEBIJAKAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN
RS Umum Kecamatan Sawah Besar meminimalkan atau mencegah terjadinya
transmisi Mikroorganisme dari lingkungan ke pasien, petugas, pengunjung dan
masyarakat dengan cara :
a. Penyehatan Ruang Bangunan & Halaman Rumah Sakit
b. Persyaratan Higiene dan Sanitasi Makanan & Minuman
c. Penyehatan Air
d. Pengelolaan Limbah
e. Pengelolaan Tempat Pencucian Linen
f. Pengendalian Serangga, Tikus,& Binatang Pengganggu
g. Dekontaminasi melalui Disinfeksi & Sterilisasi
h. Persyaratan Pengamanan Radiasi
i. Upaya Promosi Kesehatan lingkungan
IV.11 KEBIJAKAN TENTANG PEMBONGKARAN, RENOVASI,
PEMBANGUNAN GEDUNG PENGKAJIAN RESIKO INFEKSI.
1. Setiap pra konstruksi renovasi atau pembangunan gedung harus
berkoordinasi dengan Komite PPI
2. Lokasi / gedung yang direnovasi atau dibangun harus diamankan dengan
pemagaran dan jaring pengaman
IV.12 KEBERSIHAN PERNAFASAN DAN ETIKA BATUK
1. RS Umum Kecamatan Sawah Besar menyediakan sarana dan prasarana
untuk mencegah penularan penyakit melalui airborne/udara :
a.Masker d. Sarana kebersihan tangan
b. Tissue e. Tempat sampah
c.Liaflet Etika Batuk
2. Semua pasien dengan penularan melalui udara harus memakai/dipakaikan
masker
3. Tindakan yang harus dilakukan ketika batuk atau bersin adalah
a. Tutuplah hidung dan mulut ketika bersin ataupun batuk dengan tissue
bersih atau memalingkan wajah ke lengan atas bagian dalam.
b. Segera buang tissue ke tempat sampah.
c. Lakukan kebersihan tangan
4. Gunakan masker