Kebijakan perlindungan anak di dunia usaha rita save the chilldren

27
Oleh: Rita Pranawati Komisioner KPAI Disampaikan pada Media Gathering Juara Project Children’s Rights and Business Principles (CRBP ) yang diselenggarakan oleh Save the Children KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA

Transcript of Kebijakan perlindungan anak di dunia usaha rita save the chilldren

Oleh: Rita Pranawati

Komisioner KPAI

Disampaikan pada Media Gathering Juara Project Children’s Rights and Business

Principles (CRBP) yang diselenggarakan oleh Save the Children

KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA

Anak adalah amanat Tuhan yang harus dijaga dan diperlakukan dengan sebaik-baiknya.

Anak adalah generasi penerus keluarga, bangsa dan peradaban.

Anak adalah pemilik dan penentu masa depan bangsa

Jumlah anak di Indonesia adalah sepertiga penduduk Indonesia atau sekitar 85 juta anak.

Masih banyak pola pikir dan perilaku yang menjadikan anak sebagai obyek dan properti orang dewasa (orang tua, guru, pemerintah, dll.) yang bertentangan dengan prinsip-prinsip perlindungan anak

Norma perlindungan anak dan hak anak belum banyak dipahami dan belum dipraktekkan.

UUD Negara RI pasal 28 B ayat 2 :”Setiap anak berhak atas kelangsungan

hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”

UU No 23 Tahun 2002 tentang Perindungan Anak

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi

(UU PA 23/2002 Pasal 1 ayat 2).

1) melakukan sosialisasi dan advokasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan perlindungan anak; mengumpulkan data dan informasi; menerima pengaduan masyarakat; melakukan penelaahan; pemantauan, dan evaluasi; melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak;

(2) memberikan laporan, saran, masukan dan pertimbangan kepada Presiden dalam rangka perlindungan anak.

Undang-undang Perlindungan Anak No 23 Tahun 2002 Pasal 76

Visi : Terwujudnya Indonesia Ramah Anak Misi:1. Meningkatkan pemahaman dan komitmen para

pemangku kepentingan yang terkait dengan kebijakan perlindungan anak;

2. Meningkatkan pemahaman dan peran aktif masyarakat dalam perlindungan anak;

3. Membangun sistem dan jejaring pengawasan perlindungan anak;

4. Meningkatkan jumlah dan kompetensi tenaga pengawas perlindungan anak;

5. Meningkatkan kuantitas, kualitas, dan pemanfaatan laporan hasil pengawasan perlindungan anak;

6. Meningkatkan kapasitas, aksebilitas, dan kualitas layanan pengaduan masyarakat;

7. Meningkatkan kinerja organisasi KPAI.

1. Hak untuk bermain2. Hak atas pendidikan3. Hak untuk mendapatkan

perlindungan4. Hak untuk mendapatkan nama 5. Hak atas kewarganegaraan6. Hak atas makanan7. Hak atas kesehatan8. Hak untuk bererekrasi9. Hak atas persamaan10. Hak untuk berpartisipasi

Non diskriminasi Kepentingan terbaik baik bagi anak

Hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan

Mendengarkan pendapat anak

Kasus kekerasan terhadap anak meningkat baik kuantitasnya maupun variasi bentuk kekerasannya, baik yang terorganisir atau tidak.

Data KPAI sampai dengan Agustus 2014, ada 621 kasus kejahatan seksual padahal tahun 2013 hanya mencapai 590

Kekerasan terhadap anak terjadi di sekolah, tempat penitipan anak, rumah, dan fasilitas umum

Kasus kekerasan dilakukan oleh orang yang seharusnya anak aman dengannya (orang tua, pengasuh, guru) maupun yang tidak dikenal anak namun dekat dengan anak.

Kekerasan antar sesama anak mengakibatkan anak berhadapan dengan hukum baik sebagai saksi, pelaku atau korban.

Kasus pengasuhan anak: problem orang tua bekerja, rebutan kuasa asuh

Anak-anak korban trafiking, walau jumlahnyanya meningkat perlahan, tetapi diyakini fenomenanya seperti gunung es

Anak-anak menonton tontonan (film, acra TV) yang tidak ramah anak

Anak-anak mendengarkan lagu yang tidak sesuai usianya

Anak-anak membaca buku yang tidak sesuai perkembangan usianya

Anak-anak kecanduan game online yang mengandung unsur pornografi dan kekerasan

Anak-anak bermain permainan yang mengandung unsur kekerasan dan kurang menempa kedekatan sosial

Tingginya anak sebagai korban NAPZA Kompleksitas persoalan anak yang terjadi

saat ini belum semuanya terakomodir oleh UU yang ada, seperti pornografi yg menyasar anak.

RINCIAN TABEL DATAKASUS PENGADUAN ANAK BERDASARKAN KLASTER PERLINDUNGAN ANAK

KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIATAHUN 2011 - 2014

NO KLASTER / BIDANGTAHUN

JUMLAH 2011 2012 2013 2014

1 Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat 92 79 246 87 5042 Keluarga dan Pengasuhan Alternatif 416 633 931 452 24323 Agama dan Budaya 83 204 214 59 5604 Hak Sipil dan Partisipasi 37 42 75 47 2055 Kesehatan dan Napza 221 261 438 216 11366 Pendidikan 276 522 371 249 14807 Pornografi dan Cyber Crime 338 175 247 196 8068 ABH dan Kekerasan 188 530 420 432 1511a Kekerasan Fisik 129 110 291 142 669b Kekerasan Psikis 49 27 127 41 244

cKekerasan Seksual (Pemerkosaan, Sodomi, Pencabulan, Pedofilia)

329 746 590 621 2286

9 Trafficking dan Eksploitasi 160 173 184 93 61010 Lain-Lain 10 10 173 78 271

TOTAL 2178 3512 4311 2713 12714Keterangan Data : Januari 2011 – Agustus 2014

Sumber Data :1. Pengaduan Langsung, Surat, Telp, Email2. Pemantauan Media (Cetak, Online, Elektronik)3. Hasil Investigasi Kasus4. Data Lembaga Mitra KPAI Se-Indonesia

Komisi Perlindungan Anak IndonesiaBidang Data Informasi dan Pengaduan 2014

Memberikan fasilitas yang ramah anak, toilet anak (under 6), toilet ibu dan anak, tangga yang ramah anak, memperdengarkan lagu yang ramah anak, tidak ada iklan yang tidak sesuai dengan perlindungan anak, pojok menyusui dan ganti pampers, pojok pumping

Memberikan fasilitas ruang bermain anak, misal di mall, bandara, terminal, rumah sakit, ada ruang bermain anak

Tidak melibatkan anak-anak dalam bentuk-bentuk pekerjaan yang membahayakan bagi anak

Menyediakan day care Memperhatikan perlindungan dan

keselamatan anak melalui pegawai & security yang memiliki perspektif perlindungan anak

Pengawasan tempat umum yang ramah anak

Konstruksi bangunan yang ramah anak

Menjual jasa/produk ramah anak. Misal:- penyedia hiburan atau game yang ramah

anak dan mendidik, - Warnet/game online, terbuka, sekat

pendek, pengingat jika ada content proni- menjual makanan dan minuman yang

tidak mengandung zat-zat kimia,- membebaskan anak dari paparan

tembakau, - tidak menjual miras/rokok kepada

pembeli anak

Cuti bagi ibu melahirkan, termasuk cuti daddy’s day

Penyediaan kebutuhan laktasi termasuk memberikan dispensasi ibu menyusui untuk memerah asi

Hak anak terkait nafkah bagi karyawan yang bercerai

Memiliki kebijakan Perlindungan Anak, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kekerasan dilingkungan perusahaan juga dilingkungan keluarga para pekerjanya.

CSR bagi anak. Terlibatnya perusahaan-perusahan dalam program-program dan kegiatan-kegiatan dalam mendukung tumbuh kembang dan perlindungan anak-anak Indonesia:

- membangun posyandu, kampanye ASI eksklusif, kesehatan ibu hamil dan anak, pemeriksaan gigi, PAUD, taman bacaan, beasiswa, akte kelahiran massal, taman bermain, hiburan ramah anak

pelibatan berbagai instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, perusahaan, serikat pekerja, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat dalam penghapusan eksploitasi terhadap anak secara ekonomi dan/atau seksual.

pelibatan berbagai perusahaan, serikat pekerja, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat dalam penghapusan pornografi.

Peran Dunia Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui: kebijakan perusahaan yang berperspektif Anak; berkontribusi dalam pemenuhan hak Anak melalui

pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Social Responsibilty).

Usulan penambahan Penjelasan Pasal 72 ayat (5) huruf a:

 Yang dimaksud dengan “kebijakan perusahaan berperspektif Anak” antara lain: produk yang dihasilkan aman bagi Anak; tidak merekrut tenaga kerja Anak; dan menyiapkan layanan ruang laktasi.

2626

PENCEGAHAN:K/L terkait Perlindungan Anak:

PENANGANAN

•Kebijakan•Penyediaan layanan•Advokasi, Sosialisasi•Pelatihan, TOT•KIE•Penegakan Hukum

1. Pelayanan “SPM”- Penanganan Pengaduan- Pelayanan Kesehatan- Rehabilitasi Sosial- Penegakan dan Bantuan Hukum- Pemulangan dan Reintegrasi Sosial

2. Pemberdayaan - Pendidikan- Kesehatan- Ekonomi- Sosial- dll

“Sebelum”

“Sesudah”

PELAKSANAAN“PERLINDUNGAN”

26

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)Jl. Teuku Umar No. 10-12 Menteng, Jakarta Pusat 10350Telp. 021-31901446, 31901556. Fax. 021-3900833Website : www.kpai.go.idEmail Pengaduan : [email protected] Email Humas: [email protected] Bidang Data dan Informasi : [email protected]