Kebijakan Pendidikan

21
MAKALAH “Kebijakan Pendidikan Sekolah dan Madrasah” (Pengertian, Tujuan, Prinsip, dan Fungsi Kebijakan Pendidikan Sekolah/Madrasah) Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sekolah dan Madrasah Dosen pengampu : Dr. Subiyantoro, M. Ag Disusun oleh : Abdau Qur’ani Habib (12490128) JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

description

Makalah tentang Dasar-Dasar Kebijakan Pendidikan

Transcript of Kebijakan Pendidikan

Page 1: Kebijakan Pendidikan

MAKALAH

“Kebijakan Pendidikan Sekolah dan Madrasah”

(Pengertian, Tujuan, Prinsip, dan Fungsi Kebijakan Pendidikan

Sekolah/Madrasah)

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen

Sekolah dan Madrasah

Dosen pengampu : Dr. Subiyantoro, M. Ag

Disusun oleh :

Abdau Qur’ani Habib (12490128)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: Kebijakan Pendidikan

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Allah SWT, saya dari kelompok 7 mata kuliah

Manajemen Sekolah dan Madrasah dapat menyusun dan menyelesaikan makalah

mengenai materi “Kebijakan Pendidikan Sekolah dan Madrasah (Pengertian,

Tujuan, Prinsip, dan Fungsi Kebijakan Pendidikan Sekolah/Madrasah)”.

Maksud penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas perkuliahan

mata kuliah Manajemen Sekolah dan Madrasah yang diselenggarakan di semester

V ini.

Hanya doa kepada Allah SWT sebagai rasa syukur atas anugerah yang

saya terima. Dan penulis harap karya ini dapat membawa manfaat bagi kemajuan

ilmu pengetahuan pada khususnya serta bagi masyarakat pada umumnya.

Akhir kata tiada gading yang tak retak, tiada karya dan karsa yang

sempurna sehingga saran dan kritik yang membangun, akan penulis terima demi

kesempurnaan makalah ini. Dan semoga segala amal kita selalu dapat diterima

dan diridhoi-Nya.

Page 3: Kebijakan Pendidikan

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................

B. Rumusan Masalah.................................................................................

C. Tujuan Penulisan..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................

A. Pengertian Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Sekolah...................

B. Tujuan dari Kebijakan Pendidikan.......................................................

C. Prinsip-Prinsip dalam Kebijakan Pendidikan.......................................

D. Fungsi-Fungsi Kebijakan dalam Pendidikan........................................

BAB III PENUTUP..........................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................

B. Daftar Pustaka.......................................................................................

Page 4: Kebijakan Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang

Sisdiknas merupakan bahan atau pedoman dalam pelaksanaan proses

pendidikan maupun mengadakan standarisasi pendidikan. Dan hal ini

mencakup ke dalam komponen-komponen pendidikan baik dalam segi

konsep, teknis, maupun aplikasi yang tentunya berperan penting dalam

keberhasilan dan kesuksesan pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Selain itu, sistem pendidikan nasional juga menjadi acuan dalam

pembuatan kebijakan pendidikan maupun manajemen pendidikan baik di

tingkat nasional, daerah, maupun sekolah. Yang semuanya bertujuan untuk

menyiapkan maupun memproses sumber daya manusia (SDM) yang

memiliki kompetensi serta kualitas yang optimal dalam upaya

pembangunan nasional serta meningkatkan kinerja yang mempunyai daya

saing tinggi. Oleh karena itu, kebijakan pendidikan mempunyai posisi

yang sangat urgent serta sangat menentukan arah serta jalur dalam proses

pendidikan itu sendiri. Karena sekali salah langkah dalam pengambilan

keputusan untuk menentukan kebijakan pendidikan yang akan diambil,

maka hal ini akan sangat berpengaruh pada kualitas mutu pendidikan dari

tingkat satuan pendidikan sampai nasional. Agar dampak negatif dapat

dikurangi bahkan dihindari, maka diperlukan suatu efektivitas dan

efisiensi dalam proses kebijakan pendidikan dengan memahami secara

mendalam hakikat kebijakan pendidikan itu sendiri.

Page 5: Kebijakan Pendidikan

B. Rumusan Masalah

1) Apakah yang dimaksud dengan kebijakan pendidikan dan kebijakan

sekolah?

2) Apakah tujuan dari kebijakan pendidikan?

3) Bagaimana prinsip-prinsip dalam kebijakan pendidikan?

4) Bagaimana fungsi-fungsi dari kebijakan dalam pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

1) Mahasiswa mampu memahami pengertian kebijakan pendidikan dan

kebijakan sekolah.

2) Mahasiswa dapat mengerti tujuan dari kebijakan pendidikan.

3) Mahasiswa dapat mengetahui prinsip-prinsip dalam kebijakan

pendidikan.

4) Mahasiswa mampu memahami fungsi-fungsi dari kebijakan dalam

pendidikan.

Page 6: Kebijakan Pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Sekolah

Kebijakan Pendidikan terdiri dari dua kata yaitu kebijakan (policy) dan

pendidikan (education). Kebijakan dapat diartikan sebagai: kepandaian;

kemahiran; kebijaksanaan; atau rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis

besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan,

dan cara bertindak; pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai

garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran; garis haluan.1

Sedangkan Pendidikan dapat diartikan sebagai hak asasi manusia, kunci

pembangunan berkelanjutan, dan perdamaian serta stabilitas dalam suatu

negeri.2

Kebijakan pendidikan merupakan rumusan dari berbagai cara untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.3 Kebijakan pendidikan adalah

keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategis pendidikan

yang dijabarkan dari visi, misi pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkan

tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu kurun

waktu tertentu.4 Menurut Onisimus, kebijakan pendidikan apabila dikaitkan

dengan kebijakan publik ialah proses, aktivitas, strategi, prosedur, dan

alternatif langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan permasalahan

pendidikan nasional yang ditetapkan secara komprehensif dalam suatu kurun

waktu tertentu.5

1 Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep, Strategi, dan Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 2072 Syafaruddin, Efektivitas Kebijakan Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi Kebijakan menuju Organisasi Sekolah Efektif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 583 H. A. R. Tilaar, Kekuasaan dan Pendidikan Manajemen Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 74 H. A. R Tilaar, Kebijakan Pendidikan Pengantar untuk Memahami Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 1405 Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep, Strategi, dan Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 213

Page 7: Kebijakan Pendidikan

Jadi, kebijakan pendidikan dapat disimpulkan sebagai suatu rangkaian

kegiatan yang meliputi perumusan, analisis, implementasi,

monitoring/pemantauan serta evaluasi seputar masalah pendidikan yang

diterapkan dalam menjawab tantangan pendidikan dan diberlakukan dan

diperbarui secara periodik.

Adapun pengertian kebijakan sekolah menurut Duke dan Canady

(1991: 2) adalah kerja sama dan keputusan oleh individu atau keinginan

kelompok dengan kewenangan yang sah dari dewan sekolah, pengawas,

administrator sekolah atau komite sekolah dan tanggung jawab bagi kontrak

negosiasi.6 Dalam arti lain, kebijakan sekolah merupakan kebijakan pendidikan

yang telah memasuki tingkat satuan pendidikan setempat yang dilakukan

secara mutualistik serta mandiri dengan melibatkan sumber daya yang dimiliki

sekolah maupun pihak-pihak yang terkait langsung dengan proses

implementasi kebijakan di sekolah.

B. Tujuan dari Kebijakan Pendidikan

Dilihat dari pemahaman tentang pandangan-pandangan dasar tujuan

kebijakan apabila dihubungkan dengan dunia pendidikan7 dapat

dikelompokkan menjadi:

1. Tujuan Kebijakan Dilihat dari Sisi Tingkatan Masyarakat

Tujuan kebijakan disini dapat diamati dan ditelusuri dari hakikat

tujuan pendidikan yang universal. Hal tersebut merupakan analisis pada

fakta dan realita yang tersebar luas di masyarakat dan dikarenakan

pendidikan dalam arti umum merupakan suatu proses yang mentransfer

nilai-nilai yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa baik dari

segi pengetahuan maupun karakter.

6 Syafaruddin, Efektivitas Kebijakan Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi Kebijakan menuju Organisasi Sekolah Efektif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 1187 Yoyon Bahtiar Irianto, Kebijakan Pembaruan Pendidikan Konsep, Teori, dan Model (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 56-64

Page 8: Kebijakan Pendidikan

2. Tujuan Kebijakan Dilihat dari Sisi Tingkatan Politisi

Tujuan kebijakan ini dapat diamati dan ditelusuri dari sumbangan

pendidikan terhadap perkembangan politik pada tingkatan sosial yang

berbeda. Pendidikan yang telah menjadi suatu kebijakan publik diharapkan

dapat memberikan kontribusi yang positif supaya tercipta generasi

masyarakat dalam aspek keseimbangan antara hak dan kewajiban sehingga

wawasan, sikap, dan perilakunya semakin demokratis.

3. Tujuan Kebijakan Dilihat dari Sisi Tingkatan Ekonomi

Tujuan kebijakan ini dapat dilihat dan ditelusuri dari kesadaran

pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka panjang, yang didasarkan

pada beberapa alasan yaitu:

a) Pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekadar

pertumbuhan ekonomi. Dalam bidang ekonomi, pendidikan dapat

berperan sebagai pasokan energi yang terus menjamin keberlangsungan

serta pengembangan ekonomi karena pendidikan merupakan dasar yang

perlu dikuasai untuk memacu produktivitas serta kinerja perekonomian

secara nasional. Selain itu, pendidikan dapat menjadi benteng pertahanan

yang kokoh untuk memajukan kesejahteraan dengan menciptakan

berbagai usaha kreatif serta inovatif dalam rangka upaya pengurangan

angka pengangguran yang terjadi terutama di negara tertinggal maupun

berkembang bahkan di negara maju.

Page 9: Kebijakan Pendidikan

b) Investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih

tinggi daripada investasi fisik di bidang lain. Pendidikan mempunyai

kedudukan yang cukup signifikan terutama ketika seseorang telah

mengenyam pendidikan dalam menggali dan mengaktualisasikan potensi

diri dan mempunyai kompetensi yang cukup mumpuni sesuai dengan

bidangnya masing-masing. Namun, di sini perlu digarisbawahi bahwa

investasi pendidikan juga harus mempertimbangkan tingkatan

pendidikan. Karena semakin tinggi tingkatan pendidikan, maka semakin

kecil manfaat sosialnya. Hal ini disebabkan semakin tinggi jenjang

pendidikan maka akan semakin mengerucutkan kajian ilmu pengetahuan

yang akan dibahas dan dikuasai.

Tentunya untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan perlu

dilakukan suatu pembaruan dalam setiap kebijakan pendidikan mulai dari

proses perumusan sampai pengimplementasian. Hal ini bertujuan untuk

menggunakan suatu pijakan dalam melakukan analisis terhadap kebijakan yang

telah diputuskan. Analisis kebijakan tersebut harus didasarkan pada nilai dan

tujuan bahwa investasi dalam bidang pendidikan tidak semata-mata untuk

mendongkrak pertumbuhan ekonomi, tetapi lebih luas lagi yaitu perkembangan

ekonomi. Perkembangan ekonomi akan tercapai apabila sumber daya

manusianya memiliki etika, moral, rasa tanggung jawab, rasa keadilan, jujur,

serta menyadari hak dan kewajiban yang kesemuanya itu merupakan indikator

hasil pendidikan yang baik.8

C. Prinsip-Prinsip dalam Kebijakan Pendidikan8 Yoyon Bahtiar Irianto, Kebijakan Pembaruan Pendidikan Konsep, Teori, dan Model (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 63-64

Page 10: Kebijakan Pendidikan

Dalam kaitan dengan pembahasan mengenai kebijakan pendidikan

adalah sebagai kebijakan publik, maka berikut dikemukakan beberapa prinsip:

1. Nilai-nilai pendidikan harus mewarnai setiap kebijakan negara dalam

berbagai bidang (ekonomi, sosial, budaya, hukum, perdagangan, dan lain-

lain) sehingga aspek-aspek kemanusiaan, keadilan sosial, keadilan ekonomi,

pemerataan pembangunan, keadilan hukum, dan sebagainya mencerminkan

kepribadian suatu bangsa yang bermoral dan bermartabat. Jadi, nilai-nilai

pendidikan harus berperan secara proaktif untuk memasuki semua ranah

bidang yang berkembang dalam masyarakat sejalan dengan era globalisasi

yang semakin cepat serta memberikan pengaruh yang besar dalam

kehidupan di masyarakat.

2. Pendidikan harus terbebas dari intervensi kekuasaan dan konflik

kepentingan. Namun, pada kenyataannya pendidikan tidak dapat dipisahkan

sebagai alat untuk merayu masyarakat secara umum dalam perebutan

kekuasaan terutama ketika pada masa kampanye pemilihan umum baik

tingkat pusat maupun daerah. Hal tersebut mengakibatkan penentuan

pembuat kebijakan pendidikan dalam hal ini pemerintah pusat akan

dipengaruhi oleh nuansa politis dan sarat dengan kepentingan tertentu.

3. Nilai-nilai pendidikan harus menjiwai sistem perpolitikan dan prinsip

penyelenggaraan negara dan tata kelola pemerintahan. Pendidikan berperan

memberikan masukan berupa penguasaan kompetensi serta aspek

keprofesionalitas dan tidak kalah pentingnya juga harus mengubah moral

dalam dunia perpolitikan maupun pengelolaan pemerintahan yang selama

ini dicap negatif dan tidak mencerminkan sebagai individu yang memiliki

moralitas yang terdidik.

4. Nilai-nilai pendidikan harus menjadi spirit yang menjiwai kepribadian dan

budaya bangsa yang menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-

Page 11: Kebijakan Pendidikan

beda tetapi tetap satu). Pendidikan mempunyai peran penting yang bertugas

untuk menyatukan dan memberikan keseimbangan bahwa masing-masing

individu meskipun memiliki sifat dan perilaku yang berbeda-beda yang

dilatarbelakangi oleh kebudayaan mereka tidak menyurutkan untuk

senantiasa saling menghargai dan menghormati demi tercapainya

pemerataan pendidikan secara nyata.

5. Pendidikan harus menjadi garda terdepan dari suatu proses perubahan dan

menjadi lokomotif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena

pendidikan merupakan pusat atau inti dari perkembangan serta

pengembangan peradaban berbagai macam bangsa dengan cara mengubah

pola pikir atau mindset yang diaktualisasikan secara langsung dalam

kehidupan serta mempunyai andil yang besar sebagai agen perubahan untuk

memajukan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Namun, tetap

mengedepankan kearifan lokal yang menjadi ciri dan kepribadian bangsa.

D. Fungsi-Fungsi Kebijakan dalam Pendidikan

Kebijakan dalam pendidikan ditetapkan oleh pemerintah yang mengatur

pengelolaan sekolah yang tidak terbatas pada kurikulum, pedagogi, dan

penilaiannya, tetapi juga kondisi guru dan pemeliharaan sarana fisik sekolah.

Adapun menurut Nanang Fattah, fungsi kebijakan dalam pendidikan adalah:

1. Menyediakan akuntabilitas norma budaya yang menurut pemerintah perlu

ada dalam pendidikan. Hal ini berkaitan erat dengan karakter kepribadian

yang sangat beragam dan berbeda-beda. Selain itu, perlu dimasukannya

muatan pelajaran pendidikan karakter terhadap masing-masing sekolah di

mana sekolah harus konsekuen dan bertanggung jawab untuk bertugas

menjalankan maupun memasukan pendidikan karakter sebagai penyedia

layanan pendidikan.

2. Melembagakan mekanisme akuntabilitas untuk mengukur kinerja siswa dan

guru. Evaluasi maupun pengawasan pendidikan diperlukan untuk menjamin

ataupun menilai kualitas pendidikan didasarkan pada subjek maupun objek

Page 12: Kebijakan Pendidikan

pendidikan. Untuk itu, perlu diupayakan pendirian suatu lembaga

independen dan mandiri yang bertugas khusus untuk melakukan kegiatan

evaluasi dan pengawasan sehingga sekolah dalam menjalankan proses

pendidikannya dapat terkontrol dengan baik.9

Sedangkan menurut Pongtuluran, (1995: 7) fungsi kebijakan dalam

pendidikan sebagai berikut:

1. Pedoman untuk bertindak. Hal ini mengungkapkan bahwa kebijakan

pendidikan mempunyai posisi yang sentral dalam menentukan suatu acuan

dalam implementasi program pendidikan serta sebagai tuntunan ke mana

arah sistem pendidikan akan tertuju dan berjalan.

2. Pembatas perilaku. Apabila dikaitkan dengan pendidikan kebijakan

pendidikan tidak dapat dilepaskan dari norma serta aturan dalam setiap

tindakan yang diaktualisasikan berkaitan dengan aktivitas pendidikan. Ini

diperlukan untuk membatasi sikap yang tidak sesuai atau sejalan bahkan

bertentangan dengan tujuan pendidikan.

3. Bantuan bagi pengambil keputusan. Kebijakan pendidikan di sini adalah

sebagai ujung tombak dalam mengambil keputusan yang tepat dan benar

setelah melalui serangkaian proses perumusan oleh para pembuat kebijakan

pendidikan dan sesuai dengan tuntutan stakeholders yang berkepentingan di

dunia pendidikan.10

9 Nanang Fattah, Analisis Kebijakan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 132-13310 Syafaruddin, Efektivitas Kebijakan Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi Kebijakan menuju Organisasi Sekolah Efektif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 77-78

Page 13: Kebijakan Pendidikan

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kebijakan pendidikan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi

perumusan, analisis, implementasi, monitoring/pemantauan serta evaluasi

seputar masalah pendidikan yang diterapkan dalam menjawab tantangan

pendidikan dan diberlakukan dan diperbarui secara periodik.

Tujuan dari kebijakan pendidikan diantaranya yaitu: apabila dikaitkan

dengan tingkatan masyarakat tujuannya berkaitan dengan upaya

menselaraskan dengan pendidikan secara universal; apabila dikaitkan

dengan tingkatan politisi tujuannya pada sasaran objek pendidikan dalam

rangka upaya menyeimbangkan porsi hak dan kewajiban untuk mewujudkan

kehidupan yang demokratis; dan apabila dikaitkan dengan tingkatan

ekonomi tujuannya sebagai investasi jangka panjang yang berhubungan

dengan pengembangan perekonomian serta nilai balik pendidikan.

Prinsip-prinsip dalam kebijakan pendidikan diantaranya sebagai berikut:

nilai-nilai pendidikan harus mewarnai setiap kebijakan negara dalam

berbagai bidang (ekonomi, sosial, budaya, hukum, perdagangan, dan lain-

lain); pendidikan harus terbebas dari intervensi kekuasaan dan konflik

kepentingan; nilai-nilai pendidikan harus menjiwai sistem perpolitikan dan

prinsip penyelenggaraan negara dan tata kelola pemerintahan; nilai-nilai

pendidikan harus menjadi spirit yang menjiwai kepribadian dan budaya

bangsa yang menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi

tetap satu); pendidikan harus menjadi garda terdepan dari suatu proses

perubahan dan menjadi lokomotif perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Fungsi-fungsi kebijakan dalam pendidikan diantaranya ialah: menyediakan

akuntabilitas norma budaya yang menurut pemerintah perlu ada dalam

pendidikan; melembagakan mekanisme akuntabilitas untuk mengukur

kinerja siswa dan guru.

Page 14: Kebijakan Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Amtu, Onisimus. 2013. Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep,

Strategi, dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Fattah, Nanang. 2013. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Irianto, Bahtiar, Yoyon. 2012. Kebijakan Pembaruan Pendidikan Konsep, Teori,

dan Model. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Syafaruddin. 2008. Efektivitas Kebijakan Pendidikan Konsep, Strategi, dan

Aplikasi Kebijakan menuju Organisasi Sekolah Efektif. Jakarta: Rineka Cipta.

Tilaar, H. A. R. 2009. Kebijakan Pendidikan Pengantar untuk Memahami

Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tilaar, H. A. R. 2009. Kekuasaan dan Pendidikan Manajemen Pendidikan

Nasional dalam Pusaran Kekuasaan. Jakarta: Rineka Cipta.