kebijakan pendidikan nasional

26
Oleh : KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA KEBIJAKAN PENDIDIKAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG NASIONAL TENTANG PENDIDIKAN AGAMA PENDIDIKAN AGAMA

description

tentang kebijakan pendidikan

Transcript of kebijakan pendidikan nasional

Page 1: kebijakan pendidikan nasional

Oleh :KEPALA KANTOR KEMENTERIAN

AGAMAKAB. SUMBAWA

Oleh :KEPALA KANTOR KEMENTERIAN

AGAMAKAB. SUMBAWA

KEBIJAKAN PENDIDIKAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG NASIONAL TENTANG PENDIDIKAN AGAMAPENDIDIKAN AGAMA

KEBIJAKAN PENDIDIKAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG NASIONAL TENTANG PENDIDIKAN AGAMAPENDIDIKAN AGAMA

Page 2: kebijakan pendidikan nasional

A.PENDAHULUANA.PENDAHULUAN

Dalam menciptakan pendidikan Dalam menciptakan pendidikan nasional yang berkualitas, tentunya nasional yang berkualitas, tentunya pemerintah harus mengeluarkan pemerintah harus mengeluarkan berbagai kebijakan baik itu yang berbagai kebijakan baik itu yang menyangkut intitusinya maupun menyangkut intitusinya maupun personalia serta anggaran yang dapat personalia serta anggaran yang dapat memacu dan memicu terciptanyamemacu dan memicu terciptanya pendidikan pendidikan nasional yang berkualitas.nasional yang berkualitas.

A.PENDAHULUANA.PENDAHULUAN

Dalam menciptakan pendidikan Dalam menciptakan pendidikan nasional yang berkualitas, tentunya nasional yang berkualitas, tentunya pemerintah harus mengeluarkan pemerintah harus mengeluarkan berbagai kebijakan baik itu yang berbagai kebijakan baik itu yang menyangkut intitusinya maupun menyangkut intitusinya maupun personalia serta anggaran yang dapat personalia serta anggaran yang dapat memacu dan memicu terciptanyamemacu dan memicu terciptanya pendidikan pendidikan nasional yang berkualitas.nasional yang berkualitas.

Page 3: kebijakan pendidikan nasional

Pendidikan Nasional yang berkualitas meliputi:Pendidikan Nasional yang berkualitas meliputi:Cerdas Spritual, Cerdas Emosional dan Sosial, Cerdas Cerdas Spritual, Cerdas Emosional dan Sosial, Cerdas Inteletual dan Cerdas Kenestetik.Inteletual dan Cerdas Kenestetik.Pembangunan di sektor agama, khususnya dibidang Pembangunan di sektor agama, khususnya dibidang pendidikan agama mampu mengangkat kecerdasan pendidikan agama mampu mengangkat kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional dan sosial. Untuk spiritual dan kecerdasan emosional dan sosial. Untuk menggoalkan tujuan tersebut diatas bukan perkara menggoalkan tujuan tersebut diatas bukan perkara mudah memerlukan koordinasi dan kerjasama mudah memerlukan koordinasi dan kerjasama seluruh komponen bangsa terlebih lagi bagi seluruh komponen bangsa terlebih lagi bagi komponen pendidikan agama Hindukomponen pendidikan agama Hindu

Pendidikan Nasional yang berkualitas meliputi:Pendidikan Nasional yang berkualitas meliputi:Cerdas Spritual, Cerdas Emosional dan Sosial, Cerdas Cerdas Spritual, Cerdas Emosional dan Sosial, Cerdas Inteletual dan Cerdas Kenestetik.Inteletual dan Cerdas Kenestetik.Pembangunan di sektor agama, khususnya dibidang Pembangunan di sektor agama, khususnya dibidang pendidikan agama mampu mengangkat kecerdasan pendidikan agama mampu mengangkat kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional dan sosial. Untuk spiritual dan kecerdasan emosional dan sosial. Untuk menggoalkan tujuan tersebut diatas bukan perkara menggoalkan tujuan tersebut diatas bukan perkara mudah memerlukan koordinasi dan kerjasama mudah memerlukan koordinasi dan kerjasama seluruh komponen bangsa terlebih lagi bagi seluruh komponen bangsa terlebih lagi bagi komponen pendidikan agama Hindukomponen pendidikan agama Hindu

Page 4: kebijakan pendidikan nasional
Page 5: kebijakan pendidikan nasional
Page 6: kebijakan pendidikan nasional

Beberapa kebijakan yang terjadi dalam bidang Beberapa kebijakan yang terjadi dalam bidang pendidikan di Republik Indonesia :pendidikan di Republik Indonesia :

a.a. Sistem Pendidikan NasionalSistem Pendidikan Nasional

b.b. Standar Nasional PendidikanStandar Nasional Pendidikan

c.c. Undang-Undang Guru dan dosenUndang-Undang Guru dan dosen

d.d. Pendidikan Agama dan KeagamaanPendidikan Agama dan Keagamaan

Page 7: kebijakan pendidikan nasional

Sistem pendidikan nasional:

Setelah terjadinya reformasi politik tahun 1998 dunia pendidikan bukan tidak terkena dampaknya, spektrum reformasi politik tersebut menular kemana-mana, termasuk kewilayah dunia pendidikan yang ditandai dengan lahirnya undang-undang sistem pendidikan nasional (sisdiknas) pada tanggal 2 mei tahun 2003. Momen ini disebut-sebut sebagai masa bangkitnya kembali dunia pendidikan.

Page 8: kebijakan pendidikan nasional

Standar Nasional PendidikanStandar Nasional Pendidikan: :

Untuk menindak lanjuti keseriusan pemerintah dalam Untuk menindak lanjuti keseriusan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan, tentunya undang-meningkatkan mutu pendidikan, tentunya undang-undang sisdiknas yang sudah ada tidak cukup sampai undang sisdiknas yang sudah ada tidak cukup sampai disitu tentu harus di dukung dengan kebijakan lain disitu tentu harus di dukung dengan kebijakan lain sebagai operasional dilapangan. Maka pemerintah sebagai operasional dilapangan. Maka pemerintah mengeluarkan PP No. 19 tahun 2005 tentang standar mengeluarkan PP No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Dari sinilah pemerintah nasional pendidikan. Dari sinilah pemerintah memulai dan mempatrum berbagai kebijakan baik memulai dan mempatrum berbagai kebijakan baik tingkat makro maupun tingkat mikro, yang bertujuan tingkat makro maupun tingkat mikro, yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan indonesia. meningkatkan kualitas pendidikan indonesia.

Page 9: kebijakan pendidikan nasional

Undang-Undang Guru dan DosenUndang-Undang Guru dan Dosen: :

Keberadaan undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru Keberadaan undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen merupakan angin segar bagi peningkatan dan dosen merupakan angin segar bagi peningkatan kesejahteraan guru di Indonesia, sekaligus sebagai upaya kesejahteraan guru di Indonesia, sekaligus sebagai upaya pemerintah untuk memberdayakan pada guru dan dosen, untuk pemerintah untuk memberdayakan pada guru dan dosen, untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Lahirnya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Lahirnya undang-undang guru dan dosen tidak terlepas dari rendahnya undang-undang guru dan dosen tidak terlepas dari rendahnya kesejahteraan guru yang berimplikasi kepada rendahnya mutu kesejahteraan guru yang berimplikasi kepada rendahnya mutu pendidikan. Jadi, keberadaan peraturan pemerintah No. 19 pendidikan. Jadi, keberadaan peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar Nasional pendidikan telah tahun 2005 tentang standar Nasional pendidikan telah mendapat respon yang positif dengan keluarnya Undang-mendapat respon yang positif dengan keluarnya Undang-undang guru dan dosen. undang guru dan dosen.

Page 10: kebijakan pendidikan nasional

Pendidikan Agama dan KeagamaanPendidikan Agama dan Keagamaan: :

Dalam peraturan perundangan RI yang lama seperti pada UU Dalam peraturan perundangan RI yang lama seperti pada UU RI No. 2 Tahun 1956, agama tertentu memang pernah disebut RI No. 2 Tahun 1956, agama tertentu memang pernah disebut secara implisit, yakni Islam, Kristen, Katolik dan Budha. secara implisit, yakni Islam, Kristen, Katolik dan Budha. Penyebutan kelima agama ini menjadi alat legitimasi bagi Penyebutan kelima agama ini menjadi alat legitimasi bagi agama-agama non Islam untuk menuntut hak-haknya dalam agama-agama non Islam untuk menuntut hak-haknya dalam pelaksanaan pendidikan agama disekolah-sekolah. Begitu juga pelaksanaan pendidikan agama disekolah-sekolah. Begitu juga menjadi suatu legalitas bagi setiap agama untuk mendirikan menjadi suatu legalitas bagi setiap agama untuk mendirikan sekolah-sekolah keagamaan. Agama Islam dengan mendirikan sekolah-sekolah keagamaan. Agama Islam dengan mendirikan pesantren dan Madrasah Diniyah, Kristen dengan sekolah pesantren dan Madrasah Diniyah, Kristen dengan sekolah minggu Buddhis Pabbajja dan lain-lainya minggu Buddhis Pabbajja dan lain-lainya

Page 11: kebijakan pendidikan nasional
Page 12: kebijakan pendidikan nasional

B. Alur Perencanaan Program B. Alur Perencanaan Program Kegiatan di Bidang Pendidikan Agama Hindu Kegiatan di Bidang Pendidikan Agama Hindu Dasar Hukum :Dasar Hukum :1. UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem 1. UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan Nasional2. UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen2. UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen3. PP.29 tahun 1992 tentang Tenaga 3. PP.29 tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan Kependidikan 4. PP. 19 tahun 2005 tentang Standar nasional 4. PP. 19 tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan Pendidikan 5. PP. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama 5. PP. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan . dan Pendidikan Keagamaan .

B. Alur Perencanaan Program B. Alur Perencanaan Program Kegiatan di Bidang Pendidikan Agama Hindu Kegiatan di Bidang Pendidikan Agama Hindu Dasar Hukum :Dasar Hukum :1. UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem 1. UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan Nasional2. UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen2. UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen3. PP.29 tahun 1992 tentang Tenaga 3. PP.29 tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan Kependidikan 4. PP. 19 tahun 2005 tentang Standar nasional 4. PP. 19 tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan Pendidikan 5. PP. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama 5. PP. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan . dan Pendidikan Keagamaan .

Page 13: kebijakan pendidikan nasional

RENSTRA KEMENTERIAN AGAMARENSTRA KEMENTERIAN AGAMA1. Pemerataan dan perluasan akses 1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan agama pendidikan agama2. Peningkatan mutu relevansi daya 2. Peningkatan mutu relevansi daya

saing pendidikan agama saing pendidikan agama 3. Penguatan tata kelola 3. Penguatan tata kelola akuntabilitas akuntabilitas dan pencitraan dan pencitraan pablikpablik

RENSTRA KEMENTERIAN AGAMARENSTRA KEMENTERIAN AGAMA1. Pemerataan dan perluasan akses 1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan agama pendidikan agama2. Peningkatan mutu relevansi daya 2. Peningkatan mutu relevansi daya

saing pendidikan agama saing pendidikan agama 3. Penguatan tata kelola 3. Penguatan tata kelola akuntabilitas akuntabilitas dan pencitraan dan pencitraan pablikpablik

Page 14: kebijakan pendidikan nasional

TARGET 2009 – 2014TARGET 2009 – 20141. Memenuhi kebutuhan Guru Agama1. Memenuhi kebutuhan Guru Agama2. Memenuhi Kebutuhan Pengawas 2. Memenuhi Kebutuhan Pengawas Pendidikan Agama Pendidikan Agama 3. Memenuhi Kebutuhan Buku Agama 3. Memenuhi Kebutuhan Buku Agama dan Sarana/Prasarana Pendidikan dan Sarana/Prasarana Pendidikan 4. Pendirian sekolah keagamaan4. Pendirian sekolah keagamaan5. Sertfikasi Guru dalam jabatan5. Sertfikasi Guru dalam jabatan6. Kualifikasi Guru D 4/ S 16. Kualifikasi Guru D 4/ S 1

Page 15: kebijakan pendidikan nasional
Page 16: kebijakan pendidikan nasional

PENDIDIKAN AGAMA HINDU :PENDIDIKAN AGAMA HINDU :

- BERMUTU- BERMUTU- AKUNTABEL- AKUNTABEL- MURAH MERATA DAN TERJANGKAU- MURAH MERATA DAN TERJANGKAU- MAMPU MEMBERIKAN WARNA - MAMPU MEMBERIKAN WARNA PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAKANAK

PENDIDIKAN AGAMA HINDU :PENDIDIKAN AGAMA HINDU :

- BERMUTU- BERMUTU- AKUNTABEL- AKUNTABEL- MURAH MERATA DAN TERJANGKAU- MURAH MERATA DAN TERJANGKAU- MAMPU MEMBERIKAN WARNA - MAMPU MEMBERIKAN WARNA PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAKANAK

Page 17: kebijakan pendidikan nasional

II. ARAH KEBIJAKAN PENDIDIKAN AGAMA DI PROVINSIII. ARAH KEBIJAKAN PENDIDIKAN AGAMA DI PROVINSI BALI BALIA. VISI DAN MISI BIDANG PENDIDIKAN AGAMA HINDU A. VISI DAN MISI BIDANG PENDIDIKAN AGAMA HINDU KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROV. BALI KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROV. BALI1. VISI.1. VISI. Terwujudnya peserta didik yang cerdas beriman dan Terwujudnya peserta didik yang cerdas beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. MISI.2. MISI.a. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikana. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikanb. Meningkatkan kemapuan peserta didik untuk b. Meningkatkan kemapuan peserta didik untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ilmu memahami, menghayati, dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan ajaran agama dalam kehidupan pengetahuan dan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. sehari-hari.c. meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikanc. meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan

d. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pendidikand. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pendidikan

Page 18: kebijakan pendidikan nasional

B. Program Bidang Pendidikan Agama HinduB. Program Bidang Pendidikan Agama Hindu1. Program Pendidikan Anak Usia Dini1. Program Pendidikan Anak Usia Dini2. Program Peningkatan Pendidikan Agama 2. Program Peningkatan Pendidikan Agama

dan Pendidikan Keagamaan dan Pendidikan Keagamaan 3. Program Lembaga Sosial Keagamaan dan 3. Program Lembaga Sosial Keagamaan dan

Lembaga Pendidikan Keagamaan Lembaga Pendidikan Keagamaan4. Program Pendidikan Agama Pada 4. Program Pendidikan Agama Pada

Sekolah Umum Sekolah UmumC. Program Unggulan Unggulan Kementerian. AgamaC. Program Unggulan Unggulan Kementerian. Agama

1. Peningkatan kualitas pelayanan Haji1. Peningkatan kualitas pelayanan Haji2. Peningkatan kualitas pembinaan Pendidikan 2. Peningkatan kualitas pembinaan Pendidikan

agama dan Pendidikan Keagamaan agama dan Pendidikan Keagamaan3. Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan umat 3. Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan umat

beragama beragama4. Peningkatan kerukunan hidup umat beragama4. Peningkatan kerukunan hidup umat beragama5. Pemberantasan KKN5. Pemberantasan KKN

Page 19: kebijakan pendidikan nasional

III.III. KONDISI PENDIDIKAN AGAMA DAN KONDISI PENDIDIKAN AGAMA DAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN DI PROVINSI PENDIDIKAN KEAGAMAAN DI PROVINSI BALIBALI1. Jumlah siswa dan sekolah 1. Jumlah siswa dan sekolah

Sesuai dengan inventaris data per tahun Sesuai dengan inventaris data per tahun 2011 jumlah siswa yang beragama Hindu di 2011 jumlah siswa yang beragama Hindu di Provinsi Bali selruhnya berjumlah 667.460 Provinsi Bali selruhnya berjumlah 667.460 orang terdiri dari orang terdiri dari Siswa SD: 375.090 orangSiswa SD: 375.090 orangSiswa SMP : 174.803 orangSiswa SMP : 174.803 orangSiswa SMA/SMK sebanyak 117.567 orang, Siswa SMA/SMK sebanyak 117.567 orang, masing-masing tersebar di 2.942 sekolah masing-masing tersebar di 2.942 sekolah dengan rincian SD : 2.299 buah, SMP. 356 dengan rincian SD : 2.299 buah, SMP. 356 buah,SMA/SMK: 287 buahbuah,SMA/SMK: 287 buah

III.III. KONDISI PENDIDIKAN AGAMA DAN KONDISI PENDIDIKAN AGAMA DAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN DI PROVINSI PENDIDIKAN KEAGAMAAN DI PROVINSI BALIBALI1. Jumlah siswa dan sekolah 1. Jumlah siswa dan sekolah

Sesuai dengan inventaris data per tahun Sesuai dengan inventaris data per tahun 2011 jumlah siswa yang beragama Hindu di 2011 jumlah siswa yang beragama Hindu di Provinsi Bali selruhnya berjumlah 667.460 Provinsi Bali selruhnya berjumlah 667.460 orang terdiri dari orang terdiri dari Siswa SD: 375.090 orangSiswa SD: 375.090 orangSiswa SMP : 174.803 orangSiswa SMP : 174.803 orangSiswa SMA/SMK sebanyak 117.567 orang, Siswa SMA/SMK sebanyak 117.567 orang, masing-masing tersebar di 2.942 sekolah masing-masing tersebar di 2.942 sekolah dengan rincian SD : 2.299 buah, SMP. 356 dengan rincian SD : 2.299 buah, SMP. 356 buah,SMA/SMK: 287 buahbuah,SMA/SMK: 287 buah

Page 20: kebijakan pendidikan nasional

2. Jumlah Guru dan Pengawas.2. Jumlah Guru dan Pengawas.Untuk mengisi materi pendidikan agama Untuk mengisi materi pendidikan agama

Hindu di angkat guru agama Hindu PNS Hindu di angkat guru agama Hindu PNS Sebanyak 5.883 orang dan diangkat pengawas Sebanyak 5.883 orang dan diangkat pengawas Pendidikan Agama dari tingkat Dasar sampai Pendidikan Agama dari tingkat Dasar sampai tingkat Menengah sebanyak 146 Orangtingkat Menengah sebanyak 146 Orang

2. Jumlah Guru dan Pengawas.2. Jumlah Guru dan Pengawas.Untuk mengisi materi pendidikan agama Untuk mengisi materi pendidikan agama

Hindu di angkat guru agama Hindu PNS Hindu di angkat guru agama Hindu PNS Sebanyak 5.883 orang dan diangkat pengawas Sebanyak 5.883 orang dan diangkat pengawas Pendidikan Agama dari tingkat Dasar sampai Pendidikan Agama dari tingkat Dasar sampai tingkat Menengah sebanyak 146 Orangtingkat Menengah sebanyak 146 Orang

Page 21: kebijakan pendidikan nasional

3. Materi Pelajaran .3. Materi Pelajaran .Materi pelajaran bagi anak didik maka setiapMateri pelajaran bagi anak didik maka setiap

tahun Kementerianartemen agama baik pusat tahun Kementerianartemen agama baik pusat maupunmaupun daerah / Kanwil mengadakan buku Pendidikan daerah / Kanwil mengadakan buku Pendidikan Agama.Namun karena keterbatasan anggaran, Agama.Namun karena keterbatasan anggaran, tidak dapat mencukupi anak didik yang ada. tidak dapat mencukupi anak didik yang ada.

4. Peningkatan kualitas dan profesi Guru telah 4. Peningkatan kualitas dan profesi Guru telah dilaksanakan meliputi : dilaksanakan meliputi : Sertifikasi Guru sampai Tahun 2011 Sertifikasi Guru sampai Tahun 2011 sebanyak 3.988 orang sebanyak 3.988 orang

3. Materi Pelajaran .3. Materi Pelajaran .Materi pelajaran bagi anak didik maka setiapMateri pelajaran bagi anak didik maka setiap

tahun Kementerianartemen agama baik pusat tahun Kementerianartemen agama baik pusat maupunmaupun daerah / Kanwil mengadakan buku Pendidikan daerah / Kanwil mengadakan buku Pendidikan Agama.Namun karena keterbatasan anggaran, Agama.Namun karena keterbatasan anggaran, tidak dapat mencukupi anak didik yang ada. tidak dapat mencukupi anak didik yang ada.

4. Peningkatan kualitas dan profesi Guru telah 4. Peningkatan kualitas dan profesi Guru telah dilaksanakan meliputi : dilaksanakan meliputi : Sertifikasi Guru sampai Tahun 2011 Sertifikasi Guru sampai Tahun 2011 sebanyak 3.988 orang sebanyak 3.988 orang

Page 22: kebijakan pendidikan nasional

5. Sesuai dengan PP. 55 tahun 2007 tentang 5. Sesuai dengan PP. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan khususnya Pendidikan Keagamaan Hindu diatur khususnya Pendidikan Keagamaan Hindu diatur dalam bentuk Pasraman, Pesantian dan dalam dalam bentuk Pasraman, Pesantian dan dalam bentuk lainnya yang sejenis. bentuk lainnya yang sejenis. Pendidikan Pasramnan diselenggarakan dalam Pendidikan Pasramnan diselenggarakan dalam jalur formal dan non formal. Dalam kesempatan jalur formal dan non formal. Dalam kesempatan ini kami laporkan keberadaan Pendidikan ini kami laporkan keberadaan Pendidikan pasraman Provinsi Bali sebagai berikut : pasraman Provinsi Bali sebagai berikut :

Page 23: kebijakan pendidikan nasional

4.1 Jalur Formal4.1 Jalur Formal a. Tingkat Pratama Widya Pasraman 32 buah a. Tingkat Pratama Widya Pasraman 32 buah b. Tingkat Adi Widya Pasraman b. Tingkat Adi Widya Pasraman 4 buah 4 buah c. Tingkat Madyama Widya Pasraman 8 buah c. Tingkat Madyama Widya Pasraman 8 buah d. Tingkat Utama Widya Pasraman 3 buah d. Tingkat Utama Widya Pasraman 3 buah4.2 Jalur Non Formal4.2 Jalur Non Formal a.Lembaga Pesantian berjumlah 1443 buah a.Lembaga Pesantian berjumlah 1443 buah b. Lembaga Sad Dharma ( belum terdata) b. Lembaga Sad Dharma ( belum terdata)Jumlah tersebut diatas adalah yang mampu kami Jumlah tersebut diatas adalah yang mampu kami data karena pendataan terhadap lembaga data karena pendataan terhadap lembaga pendidikan Non formal memerlukan koordinasi pendidikan Non formal memerlukan koordinasi yang mantap kepada pihak Desa Pakraman.yang mantap kepada pihak Desa Pakraman.Hal ini belum dapat diwujudkan secara optimal.Hal ini belum dapat diwujudkan secara optimal.

4.1 Jalur Formal4.1 Jalur Formal a. Tingkat Pratama Widya Pasraman 32 buah a. Tingkat Pratama Widya Pasraman 32 buah b. Tingkat Adi Widya Pasraman b. Tingkat Adi Widya Pasraman 4 buah 4 buah c. Tingkat Madyama Widya Pasraman 8 buah c. Tingkat Madyama Widya Pasraman 8 buah d. Tingkat Utama Widya Pasraman 3 buah d. Tingkat Utama Widya Pasraman 3 buah4.2 Jalur Non Formal4.2 Jalur Non Formal a.Lembaga Pesantian berjumlah 1443 buah a.Lembaga Pesantian berjumlah 1443 buah b. Lembaga Sad Dharma ( belum terdata) b. Lembaga Sad Dharma ( belum terdata)Jumlah tersebut diatas adalah yang mampu kami Jumlah tersebut diatas adalah yang mampu kami data karena pendataan terhadap lembaga data karena pendataan terhadap lembaga pendidikan Non formal memerlukan koordinasi pendidikan Non formal memerlukan koordinasi yang mantap kepada pihak Desa Pakraman.yang mantap kepada pihak Desa Pakraman.Hal ini belum dapat diwujudkan secara optimal.Hal ini belum dapat diwujudkan secara optimal.

Page 24: kebijakan pendidikan nasional

6. Program Pendidikan Keagamaan tahun 2009 – 6. Program Pendidikan Keagamaan tahun 2009 – 2014 2014a. Pratama Widya Pasraman ada di Desa a. Pratama Widya Pasraman ada di Desa Pakraman di Bali sebanyak 1443 buah Pakraman di Bali sebanyak 1443 buahb. Adi Widya Pasraman ada di semua Kecamatan b. Adi Widya Pasraman ada di semua Kecamatan masing-masing @ 3 sekolah di Bali 168 buah masing-masing @ 3 sekolah di Bali 168 buahc. Madyama Widya Pasraman di semua c. Madyama Widya Pasraman di semua Kecamatan @ 1 sekolah di Bali 56 buah Kecamatan @ 1 sekolah di Bali 56 buahd. Utama Widya Pasraman di tiap kabupaten @ 3 d. Utama Widya Pasraman di tiap kabupaten @ 3 sekolah di Bali 27 buah. sekolah di Bali 27 buah.

6. Program Pendidikan Keagamaan tahun 2009 – 6. Program Pendidikan Keagamaan tahun 2009 – 2014 2014a. Pratama Widya Pasraman ada di Desa a. Pratama Widya Pasraman ada di Desa Pakraman di Bali sebanyak 1443 buah Pakraman di Bali sebanyak 1443 buahb. Adi Widya Pasraman ada di semua Kecamatan b. Adi Widya Pasraman ada di semua Kecamatan masing-masing @ 3 sekolah di Bali 168 buah masing-masing @ 3 sekolah di Bali 168 buahc. Madyama Widya Pasraman di semua c. Madyama Widya Pasraman di semua Kecamatan @ 1 sekolah di Bali 56 buah Kecamatan @ 1 sekolah di Bali 56 buahd. Utama Widya Pasraman di tiap kabupaten @ 3 d. Utama Widya Pasraman di tiap kabupaten @ 3 sekolah di Bali 27 buah. sekolah di Bali 27 buah.

Page 25: kebijakan pendidikan nasional

Pendidikan Non Formal sebagai berikut :Pendidikan Non Formal sebagai berikut :a. Pesantian disemua Desa @ 1 buah di a. Pesantian disemua Desa @ 1 buah di Bali berjumlah 1443 buah Bali berjumlah 1443 buahb. Yayasan disetiap Kecamatan @ 1 buah dib. Yayasan disetiap Kecamatan @ 1 buah di Bali 56 buah Bali 56 buahc. Lembaga Sad Dharma di setiap Pura c. Lembaga Sad Dharma di setiap Pura Kahyangan Jagat @ 1 buah di Bali 119 Kahyangan Jagat @ 1 buah di Bali 119 buah buahd. Lembaga Sad Dharma di tiap-tiap Dang d. Lembaga Sad Dharma di tiap-tiap Dang Kahyangan Jagat @ 1 buah semua Kahyangan Jagat @ 1 buah semua berjumlah 1261 buah berjumlah 1261 buah

Page 26: kebijakan pendidikan nasional