KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN

2
KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN RSU BUNDA THAMRIN MEDAN 1. RSU Bunda Thamrin memberikan pelayanan pasien yang seragam sesuai dengan SK Direktur RSU Bunda Thamrin NO : 21/INT/SK/DIR/RSUBT/0415 tentang KEBIJAKAN ASUHAN PASIEN YANG SERAGAM 2. Pelayanan pasien RSU Bunda Thamrin melibatkan banyak praktisi pelayanan kesehatan serta berbagai unit kerja dan pelayanan sehingga perlu adanya pengintegrasian dan koordinasi aktivitas asuhan pasien. 3. Untuk kasus yang membutuhkan lebih dari 4 dokter spesialiasis dalam perawatan satu pasien, maka wajib dibentuk “TIM” agar proses dan hasil asuhan lebih efisien. 4. Untuk pengintegrasian dan koordinasi asuhan pasien multi departemen, maka digunakan Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi. 5. TIM mengadakan rapat dengan Komute Medik untuk membahas asuhan pasien yang bersangkutan dan hasil/kesimpulan rapat dicatat dalam Rekam Medis pasien. 6. Dokter Penanggung Jawab (DPJP), perawat dan pemberi pelayanan kesehatan lain merencanakan asuhan untuk setiap pasien RSU Bunda Thamrin dalam waktu 1x24 jam setelah pasien masuk Rawat Inap. 7. Setiap perkembangan pasien didokumentasikan di CPPT dengan minimal memuat Subjetif, Objektif, Asesmen dan Planning untuk pasien tersebut. 8. Aktivitas asuhan pasien yaitu pemberian perintah untuk pemeriksaan laboratorium, terapi obat, prosedur diagnostik, operasi atau prosedur lain harus diberikan oleh dokter dan tertulis di Rekam Medis Pasien. Hal ini tidak perlu untuk pelayanan khusus seperti IGD dan ICU. 9. Aktivitas asuhan pasien yang dimaksud di atas didokumentasikan ke dalam Rekam Medis “Rencana Pelayanan Medis” yang ditanda tangani oleh dokter pemberi perintah, perawat penanggung jawab serta pasien/keluarga pasien. 10. Seluruh tindakan diagnostik berupa prosedur operasi harus terdokumentasi dalam Rekam Medis pasien yaitu pada Rekam Medis “Laporan Operasi”. 11. Pasien dan keluarga berhak mengetahui tentang hasil dari proses asesmen, perencanaan asuhan dan pengobatan pasien termasuk Kejadian Tidak Diharapkan. 12. Pasien dan keluarga diikutsertakan dalam pengambilan keputusan.

description

bjkm

Transcript of KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN

Page 1: KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN

KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN

RSU BUNDA THAMRIN MEDAN

1. RSU Bunda Thamrin memberikan pelayanan pasien yang seragam sesuai dengan SK Direktur RSU Bunda Thamrin NO : 21/INT/SK/DIR/RSUBT/0415 tentang KEBIJAKAN ASUHAN PASIEN YANG SERAGAM

2. Pelayanan pasien RSU Bunda Thamrin melibatkan banyak praktisi pelayanan kesehatan serta berbagai unit kerja dan pelayanan sehingga perlu adanya pengintegrasian dan koordinasi aktivitas asuhan pasien.

3. Untuk kasus yang membutuhkan lebih dari 4 dokter spesialiasis dalam perawatan satu pasien, maka wajib dibentuk “TIM” agar proses dan hasil asuhan lebih efisien.

4. Untuk pengintegrasian dan koordinasi asuhan pasien multi departemen, maka digunakan Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi.

5. TIM mengadakan rapat dengan Komute Medik untuk membahas asuhan pasien yang bersangkutan dan hasil/kesimpulan rapat dicatat dalam Rekam Medis pasien.

6. Dokter Penanggung Jawab (DPJP), perawat dan pemberi pelayanan kesehatan lain merencanakan asuhan untuk setiap pasien RSU Bunda Thamrin dalam waktu 1x24 jam setelah pasien masuk Rawat Inap.

7. Setiap perkembangan pasien didokumentasikan di CPPT dengan minimal memuat Subjetif, Objektif, Asesmen dan Planning untuk pasien tersebut.

8. Aktivitas asuhan pasien yaitu pemberian perintah untuk pemeriksaan laboratorium, terapi obat, prosedur diagnostik, operasi atau prosedur lain harus diberikan oleh dokter dan tertulis di Rekam Medis Pasien. Hal ini tidak perlu untuk pelayanan khusus seperti IGD dan ICU.

9. Aktivitas asuhan pasien yang dimaksud di atas didokumentasikan ke dalam Rekam Medis “Rencana Pelayanan Medis” yang ditanda tangani oleh dokter pemberi perintah, perawat penanggung jawab serta pasien/keluarga pasien.

10. Seluruh tindakan diagnostik berupa prosedur operasi harus terdokumentasi dalam Rekam Medis pasien yaitu pada Rekam Medis “Laporan Operasi”.

11. Pasien dan keluarga berhak mengetahui tentang hasil dari proses asesmen, perencanaan asuhan dan pengobatan pasien termasuk Kejadian Tidak Diharapkan.

12. Pasien dan keluarga diikutsertakan dalam pengambilan keputusan. 13. Dokter yang pertama kali melakukan asesmen harus mampu mengidentifikasi pasien dan pelayanan

yang dianggap berisiko tinggi di RS. 14. Pemberi pelayanan kesehatan di RSU Bunda Thamrin menggunakan proses kerjasama (kolaborasi)

untuk mengembangkan kebijakan dan prosedur yang dapat dilaksanakan. 15. Kebijakan dan prosedur di atas harus disosialisasikan sehingga semua staf yang bersnagkutan terlatih

dalam menggunakannya untuk mengarahkan asuhan.