KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

18
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP Laksmi Wijayanti Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jakarta, 21 Juni 2017

Transcript of KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

Page 1: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

Laksmi Wijayanti Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor

Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Jakarta, 21 Juni 2017

Page 2: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

Instrumen pencegahan

Perencanaan

Pemanfaatan

Pengendalian

Pemeliharaan

Pengawasan

Penegakan hukum

•  Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

•  RPPLH

Mekanisme dan kerangka

RPPLH

•  KLHS, tata ruang, baku mutu LH, baku kerusakan LH, AMDAL, UKL-UPL, izin lingkungan, instrumen ekonomi lingkungan, dll

POSISI DALAM UU NO. 32/2009

Page 3: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KERANGKA HUKUM : UU NO. 32/2009 •  DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP :

–  “Kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lainnya dan keseimbangan antar keduanya”

–  Mengandung unsur makna : •  Kapasitas penyediaan (supply) sistem & sumber alam •  Jumlah kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya (demand) •  Cukup, harmonis dan minim dampak negatif

•  DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP : –  “Kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain

yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya” –  Mengandung unsur makna :

•  Kapasitas ambien (supply) •  Hasil produk dan ekses dari suatu kegiatan (demand) •  Menampung dan menetralisir

Page 4: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

Makna Operasional DDDTLH 1.  Menjelaskan modal dan aset

–  Inventori jumlah, lokasi, dan/atau karakteristik ketersediaan : •  sumber daya alam •  layanan alam •  Infrastruktur pendukung pelayanan alam

2.   Memberikan batas –  Memberikan konteks ukuran :

•  Batas yang dapat diterima •  Ketersediaan •  Intensitas penggunaan

3.   Menjelaskan sifat dan bentuk interaksi supply-demand yang terjadi, termasuk : –  Faktor-faktor yang mempengaruhinya : sosekbud, kebijakan, teknologi, dan

infrastruktur 4.   Mengukur kinerja

Page 5: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KERANGKA KONSEP

2

Gambar 1.1 Konsepsi keterkaitan antara pemanfaatan sumberdaya alam

dan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup

Berpijak dari hal tersebut, pembangunan nasional kedepan perlu mendasarkan pada isu pembangunan berkelanjutan sebagai isu utama, dimana aspek pengelolaan

lingkungan hidup dijadikan dasar dalam mengembangkan kebijakan pembangunan

nasional dengan sasaran akhir : (1) memperbaiki kualitas lingkungan hidup untuk menunjang keberlanjutan pemanfaatan dan konservasi sumber daya alam dan

lingkungan untuk generasi sekarang dan akan datang; (2) memperbaiki pengelolaan

sumber daya alam dan lingkungan untuk mendukung kualitas kehidupan; (3) meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

dasar pembangunan.

Oleh karena itu, diperlukan adanya strategi dan penjabaran lebih lanjut ke dalam

langkah-langkah perencanaan pembangunan dalam kurun waktu yang lebih

operasional dan dapat diimplementasikan secara konkrit di tingkat pemerintah pusat

maupun daerah sesuai dengan kewenangannya. Strategi tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) dan penjabarannya dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Page 6: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

“BUILDING BLOCKS” PENERAPAN DDDTLH

Ecosystem Services

Supply >< Demand

Ecoregional Unit

GOVERN-ANCE

Kerangka pikir

Kerangka ukur kapasitas

Kerangka spasial

Tata kelola

Page 7: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

BUILDING BLOCKS 1 : KERANGKA ECOSYSTEM SERVICES

Dalam bahasa peraturan hukum akan disebut sebagai :

JASA LINGKUNGAN

Page 8: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

BUILDING BLOCKS 2 : EKOREGION

Kesamaan ciri : •  Iklim •  Tanah •  Air •  Flora •  Fauna •  Interaksi

manusia

Page 9: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

BUILDING BLOCKS 3 : KAPASITAS PENYEDIAAN TERHADAP PERMINTAAN

Prinsip : •  Seberapa besar

dan berlanjutnya supply Jasa Lingkungan terhadap permintaan

2

Gambar 1.1 Konsepsi keterkaitan antara pemanfaatan sumberdaya alam

dan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup

Berpijak dari hal tersebut, pembangunan nasional kedepan perlu mendasarkan pada isu pembangunan berkelanjutan sebagai isu utama, dimana aspek pengelolaan

lingkungan hidup dijadikan dasar dalam mengembangkan kebijakan pembangunan

nasional dengan sasaran akhir : (1) memperbaiki kualitas lingkungan hidup untuk menunjang keberlanjutan pemanfaatan dan konservasi sumber daya alam dan

lingkungan untuk generasi sekarang dan akan datang; (2) memperbaiki pengelolaan

sumber daya alam dan lingkungan untuk mendukung kualitas kehidupan; (3) meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

dasar pembangunan.

Oleh karena itu, diperlukan adanya strategi dan penjabaran lebih lanjut ke dalam

langkah-langkah perencanaan pembangunan dalam kurun waktu yang lebih

operasional dan dapat diimplementasikan secara konkrit di tingkat pemerintah pusat

maupun daerah sesuai dengan kewenangannya. Strategi tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) dan penjabarannya dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Page 10: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

INDIKASI KINERJA JASA LINGKUNGAN HIDUP JAWA : PENDEKATAN PERKIRAAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

Jasa Regulator Air

Jasa Penyimpan Air

Tinggi Sedang Rendah

Tinggi Sedang Rendah

Page 11: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

Tren daya dukung lingkungan hidup terus turun

Baseline layanan pengatur tata air Daya dukung pengatur tata air sekarang

Baseline layanan penyimpan air Daya dukung penyimpan air sekarang

ILUSTRASI : JAWA BARAT

SEBAGAI LUMBUNG PANGAN

NASIONAL

Page 12: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

PETA INDIKASI JASA LINGKUNGAN TINGGI DAN RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 2015-2016 (PULAU JAWA)

Jasa Regulator Air Jasa Penyimpan Air

Pengembangan Wilayah Metropolitan Jabar

Pembangunan Jalan Tol

Kilang Minyak 300 ribu barel

KSN Gerbangkertasusila

WKP I Prov. Banten

Bandara Kertajati

Bandara Kulon Progo

KEK Tanjung Lesung

KEK Jawa Barat

Waduk Karian dan Sindangheula (Banten)

Waduk Ciawi, Sukamahi, Cipanas, Leuwikeris, Sadawarna, Santosa, Sukahurip (Jabar)

Waduk Logung, Jlantah, Matenggeng (Jateng)

Waduk Semantok, Bagong, Lesti, Wonodadi (Jatim)

Krisis ekologi terjadi bila : 2. Tidak ada kebijakan

mengenai upaya peningkatan daya dukung

Krisis ekologi terjadi bila : 3. Tidak punya visi

apakah jasa ekosistem akan disubstitusi atau direkayasa teknologi agar supplynya tetap

memadai

Krisis ekologi terjadi bila : 1. Pembangunan di daerah-daerah penyedia jasa tinggi tidak dimitigasi dampaknya

Page 13: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

BUILDING BLOCKS 4 : INTERVENSI KEBIJAKAN DAN GOVERNANCE

•  Intervensi kebijakan dan tata kelola dibutuhkan untuk kondisi : –  Permintaan melampaui penyediaan –  Penyediaan tidak berkelanjutan –  Manfaat tidak merata –  Dampak dan resiko tidak merata –  Jasa lingkungan undervalued atau overvalued

Page 14: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KERANGKA KEBIJAKAN NASIONAL

MENGATUR TATA KELOLA (Governance)

Menstandarkan Kerangka Pikir (Ecosystem Services Framework)

Menstandarkan ukuran (Supply – Demand Indicator)

Mengkonsolidasikan ruang dan kewenangan

(Ecoregions/Ecosystem Units)

Dimandatkan diatur dalam Peraturan

Pemerintah

Page 15: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

ARAHAN KEBIJAKAN NASIONAL 1 : OUTPUT DDDTLH UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN •  Menetapkan cara pemakaian :

1.  DDDTLH Wilayah : •  Gambaran umum kapasitas suatu wilayah dalam mendukung

kehidupannya •  Alat ukur umum : populasi maksimum yang dapat didukung lingkungan

untuk kebutuhan jasa lingkungan dasar •  Status : terlampaui/tidak terlampaui •  Kinerja : sebaran spasial DDDTLH tinggi, sedang, rendah

2.  DDDTLH Kegiatan •  Gambaran perkiraan kapasitas jasa lingkungan untuk menopang suatu

kegiatan tertentu (mis. Perkotaan, pertanian, industri, dll.) •  Alat ukur umum : populasi kegiatan atau baku mutu maksimum •  Status : terlampaui/tidak terlampaui

Page 16: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

ARAHAN KEBIJAKAN NASIONAL 2 : MEKANISME PENENTUAN DDDTLH •  Memilih metoda pengukuran :

–  Ketersediaan dan efisiensi pemanfaatan jasa lingkungan –  Ketersediaan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam –  Kapasitas biologi dan jejak ekologi

•  Informasi disusun secara “bottom up” •  Menetapkan mekanisme penetapan status :

–  Menteri dan Kepala daerah menentukan keputusan terlampaui/tidak terlampaui DDDTLH wilayah

–  Kepala lembaga menentukan keputusan terlampaui/tidak terlampaui DDDTLH kegiatan sektoral

–  DDDTLH dijadikan dasar untuk perijinan

Page 17: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

ARAHAN KEBIJAKAN NASIONAL 3 : PENGGUNAAN DDDTLH HARUS DI “CUSTOMIZED”

•  DDDTLH harus digunakan dengan relevan : –  Disesuaikan dengan kebutuhan informasi dalam

perencanaan dan pengambilan keputusan –  Distandarkan indikator dan metoda ukurnya untuk

kepentingan pembandingan dan keutuhan penyusunan kebijakan skala nasional

–  Dapat menggunakan indikator dan metoda ukur berbeda asalkan informasi dasarnya tetap menggunakan ukuran yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang

Page 18: KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

ARAHAN KEBIJAKAN NASIONAL 4 : PENGEMBANGAN KE DEPAN

•  Metodologi DDDTLH wajib dikembangkan dan disesuaikan dengan perkembangan IPTEK global, agar : –  Dapat membuat kebijakan nasional yang relevan dengan

kebijakan global (contoh : ukuran perubahan iklim) –  Dapat membuat ukuran perbandingan dengan negara lain

atau melihat posisi kita terhadap negara lain (contoh : global ecological footprint)

–  Dapat menjembatani alat ukur monetasi dan dapat diterjemahkan dalam nilai ekonomi untuk memperbaiki kebijakan dan mekanisme pasar