KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI...

58
KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI TERUSAN SUEZ DAN DAMPAKNYA TERHADAP MESIR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Mengambil Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) Oleh: Hikmatul Bilqis NIM 1112022000020 PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1440 H

Transcript of KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI...

Page 1: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI

TERUSAN SUEZ DAN DAMPAKNYA TERHADAP MESIR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Mengambil Gelar

Sarjana Humaniora (S.Hum.)

Oleh:

Hikmatul Bilqis

NIM 1112022000020

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS

ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019 M/1440 H

Page 2: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

iii

Page 3: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

iv

Page 4: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

v

Page 5: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

iv

ABSTRAK

Hikmatul Bilqis. Kebijakan Gamal Abdul Nasser Tentang Nasionalisasi

Terusan Suez Dan Dampaknya Terhadap Negara Mesir, 2019

Skripsi ini bertujuan menganalisa kebijakan nasionalisasi Terusan Suez yang

dibuat oleh Gamal Abdul Nasser serta dampaknya dalam hal ekonomi

Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya Krisis Suez yang

berujung pada invansi militer tiga Negara ke Mesir, yakni Inggri, Perancis dan

Israel.Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yaitu heuristik,

verifikasi, interpretasi dan historiografi.Penulis menggunakan sumber primer

berupa lampiran pidato Gamal Abdul Nasser saat mengumumkan nasionalisasi

Terusan Suez.Penulis menjadikan Analisis Kebijakan Publik yang gagas oleh

William N Dunn, sebagai landasan penulisan penelitian ini. Dunn,

mengemukakan bahwa proses analisis kebijakan adalah serangkaian

aktivitasintelektual yang dilakukan di dalam proses kegiatan yang pada dasarnya

bersifat politis.Penulismengkajiapakah yang menjadikan Gamal Abdul Nasser

berani membuat kebijakan nasionalisasi Terusan Suez. Untuk itu, penulis

menelisik lebih jauh kebijakan- kebijakan yang dilakukan Gamal Abdul Nasser

dalam masa pemerintahannya.

Penulis mendapatkan temuan bahwa Krisis Suez dilatarbelakangi oleh k Gamak

Abdul Nasser dengan gagasan Sosialisme Arab serta kepentingan Gamal Abdul

Nasseruntuk membangun Bendungan Aswan yang akan memberikan pengaruh

besar untuk kehidupan pertanian di Mesir dan terbebas sepenuhnya dari pengaruh

penjajah dalam segala aspek kehidupan bernegara. Terusan Suez menjadi milik

Mesir dengan kompensasi nasionalisasi Terusan Suez sebesar 26,5 juta

Poundsterling.

Kata Kunci: Nasionalisasi Terusan Suez, Gamal Abdul Nasser, Negara Mesir

Page 6: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah Swt. Tuhan semesta alam.Alhamdulillah,

dengan rasa syukur , akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Kebijakan Gamal Abdul Nasser tentang Nasionalisasi Terusan Suez dan

Dampaknya Terhadap Mesir”. Meskipun penulis menyadari bahwa studi ini

masih jauh dari kesempurnaan.Namun penulis memiliki keyakinan bahwa studi

ini bisa memberikan tambahan khazanah sejarah khususnya yang berkaitan

dengan kajian Timur Tengah pada umumnya dan wilayah Mesir pada khususnya.

Proses penulisan skripsi ini tidak bisa dilepaskan dari berbagai pihak yang

dengan tulus hati dan kesabarannya memberikan tenaga, waktu, ilmu, semangat,

hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dari itu penulis ingin

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A. selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Saeful Umam, M.A. selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. H. Nurhasan, M.A. selaku Ketua Program Studi Sejarah dan Peradaban

Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang

senantiasa memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

4. Solikhatus Sa‟diyah, M.Pd. selaku sekretaris Program Studi Sejarah dan

Peradaban Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

yang dengan sabar mengurusi semua administrasi terkait penyelesaian

program studi Sejarah dan Peradaban Islam.

5. Prof. Dr. Didin Saepudin, M.A. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah meluangkan waktu dalam membimbing penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Dr. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag. selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan bimbingan dan arahannya sehingga skripsi ini menjadi lebih

baik.

Page 7: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

vi

7. Dr. Parlindungan Siregar,M.Ag.selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan bimbingan dan arahannya sehingga skripsi ini menjadi lebih

baik.

8. Terimakasih kepada seluruh Dosen Prodi Sejarah Peradaban Islam yang

telah memberikan ilmunya selama menempuh pendidikan di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Terimakasih kepada pimpinan dan staff Perpustakaan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu penusli

dalam mencari dan mengumpulkan data untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Drs. Dahlan dan Siti Saodah, S.Ag selaku ayahanda dan ibunda tercinta

atas dukungan kepada penulis

11. Sarif Hidayatullah,S.Sos.I, M.S.I, selaku suami tersayang atas

dukungannya kepada penulis

12. Muhammad „Ibaadurrahman, selaku anak pertama sebagai motivasi

penulis

13. Nida Maisyah Arrobiyah, Muhammad Ibnu Sina dan Nabila Quwatuz

Zakiroh, adik-adik tersayang.

14. Kawan-kawan seperjuangan Program Studi Sejarah dan Peradaban

Islamangkatan 2012, khususnya konsentrasi Timur Tengah. terimakasih

atas diskusi-diskusi kajiannya selama ini.

15. Agidia Oktavia, Irma Fauziah, Fitriana, Teti Nurjannah,Ayu Fitri Sofya,

Dwi Septiani dan Rosyiana Dewi selaku sahabat yang telah memberikan

dorongan serta masukannya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Jakarta, 13 Mei 2019

Hikmatul Bilqis

Page 8: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Permasalahan ..................................................................................... 5

1. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5

2. Pembatasan Masalah .................................................................... 5

3. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

E. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 6

F. Landasan Teori .................................................................................. 8

G. Metode Penelitian .............................................................................. 9

H. Sistematika Penulisan ........................................................................ 11

BAB IIGAMBARAN UMUM PEMERINTAH MESIR

A. Gambaran Pemerintahan Mesir Sebelum Gamal Abdul Nasser ....... 13

B. Kondisi Mesir Pada Masa Gamal Abdul Nasser ............................... 15

BAB IIIKEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER

TENTANGNASIONALISASI TERUSAN SUEZ

A. Kebijakan Gamal Abdul Nasser Tentang Nasionalisasi

Terusan Suez ...................................................................................... 22

B. Respon dari Kebijakan Nasionalisasi Terusan Suez ......................... 27

Page 9: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

viii

BAB IV DAMPAK KEBIJAKAN NASIONALISASI TERUSAN SUEZ

A. Latarbelakang Nasionalisasi Terusan Suez ............................................. 29

B. DampakNasionalisasi Terusan Suez Bagi Mesir ................................... 37

1. Bidang Ekonomi .............................................................................. 41

2. Bidang Politik .................................................................................. 43

3. Bidang Sosial ................................................................................... 43

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 45

B. Saran ......................................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 48

Page 10: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mesir mendapatkan kemerdekaannya secara independen pada tahun 1922

M, akan tetapi kemerdekaan ini dianggap semu karena Inggris masih tetap

menempatkan pasukannya dan terlibat dalam pengurusan negara. Terjadinya

kudeta Mesir membuka gerbang terpilihnya Gamal Abdul Nasser sebagai

Presiden Mesir pada tahun 1952 M dalam pemerintahan Republik Mesir.

Diharapkan dengan terpilihnya Gamal Abdul Nasser sebagai presiden Mesir dapat

senantiasa membuat kebijakan Mesir baik dalam negeri maupun luar negeri, baik

dibidang politik, ekonomi, maupun sosial dibuat untuk senantiasa terbebas dari

pengaruh asing.

Pembangunan Terusan Suez diprakasai oleh seorang insinyur Prancis

bernama Ferdinand de Lesseps antara tahun 1859 M -1869 M. Dengan adanya

pembangunan Terusan Suez, terjadi perubahan navigasi dunia yang memotong

jalur Afrika sekitar 5000 ml, dengan begitu Terusan Suez menawarkan rute yang

paling efisien antara Eropa menuju Samudera Hindia, Australia, dan Timur Jauh.

Terusan Suez adalah wujud nyata perubahan yang terjadi pada Mesir,

karena menjadi pintu masuk pelayaran dari berbagai penjuru dan menjadikan Kota

Suez sebagai kota pelabuhan yang ramai.Terusan Suez kemudian menciptakan

perubahan yang lebih besar bagi Mesir, diantaranya adalah mendorong kemajuan

perdagangan Mesir melalui aktivitas ekspor dan impor Mesir dengan memperoleh

devisa dari perdagangan tersebut serta pelayaran pelabukan melalui bea masuk

terusan. Lebih jauh, zona di sepanjang Terusan Suez telah menciptakan kawasan

industri, yang hasil utamanya diantaranya adalah tekstil, bahan kimia, besi,

minyak serta olahannya.Dengan demikian, Terusan Suez menjadi pemacu

perekonomian yang lebih meningkat bagi Mesir.

Diyakini dengan nasionalisasi Terusan Suez diharapkan laba Terusan

Page 11: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

2

Suez1 menjadi simbol dari kebangkitan Mesir sehingga mampu menggandakan

jumlah lahan pertanian, menyediakan listrik tenaga air untuk industri serta

diharapkan mampu memperoleh menggalangkan dana untuk membiayai

pembangunan infrastruktur Mesir secara besar-besaran.2

Permasalahan yang kemudian muncul adalah bahwa kepemimpinan dunia

saat itu sedang berada dalam suasana Perang dingin antara Amerika dan Uni

Soviet (Tahun 1947-1989) maka, kebijakan yang diambil oleh seorang Gamal

Abdul Nasser menjadi sorotan penting bagi negara yang bersitegang ini. Pada

tanggal 26 Juli 1956 M Gamal Abdul Nasser mengejutkan dunia dengan

mengumumkan nasionalisasi Terusan Suez. Nasionalisasi3 Terusan Suez adalah

sebuah kebijakan yang sangat berani ditengah kepentingan negara-negara besar

terhadap peran penting Terusan Suez.Terusan Suez memberikan pengaruh yang

signifikan dalam pembangunan perekonomian banyak negara, terutama bagi

negara-negara Eropa Barat khususnya Inggris dan Prancis.

Nasionalisasi Terusan Suez ini dinilai sebagai respon4 dari pemerintah

Mesir yang telah merencanakan proyek Bendungan Aswan akan tetapi pada

tanggal 19 Juli 1956 M Inggris dan Amerika yang menjadi pendukung keuangan

utama dalam pembangunan Bendungan Aswan secara resmi mengundurkan diri

dari tawaran untuk memberikan bantuan kepada Mesir.5

Tujuan utama dari pembangunan Bendungan Aswan ini adalah untuk

meningkatkan perekonomian. Dengan bendungan tersebut dapat membantu sektor

pertanian Mesir, karena fungsi bendungan sebagai irigasi bagi pertanian yang

dapat mengendalikan Sungai Nil dari potensi banjir dan kekeringan.Di samping

itu pula, Bendungan Aswan mampu mendukung kegiatan peternakan dan

1World Affairs Institute,“Background of Suez,” World Affairs, Vol. 119, No. 3 (Fall,

1956), h. 73. 2World Affairs Institute,“Background of Suez,” World Affairs, Vol. 119, No. 3 (Fall,

1956), h. 72. 3Nasionalisasi dalam KKBI na·si·o·na·li·sa·si n proses, cara, perbuatan menjadikan

sesuatu, terutama milik asing menjadi milik bangsa atau negara, biasanya diikuti dng penggantian

yg merupakan kompensasi. 4

Gamal Abdul Nasser terpaksa menasionalisasi Terusan Suez sebagai balasan atas

penolakan John Foster Dulles, dan penolakan Bank Dunia dalam membiayai proyek Bendungan

Aswan yang dipandang sebagai satu hal yang dapat menarik negara Mesir keluar dari kemiskinan,

lihat : Marsot, A History Of Egypt From The Arabs Conquest To The Present,h.133. 5World Affairs Institute,“Background of Suez,” World Affairs, Vol. 119, No. 3 (Fall,

1956), h. 73.

Page 12: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

3

perikanan.Dalam peternakan, kini banyak petani yang mulai mengembangkan

ternaknya dengan cara-cara modern.Adapun, perikanan darat banyak diusahakan

di Sungai Nil dan di kawasan bendungan. Lebih jauh, Bendungan Aswan juga

sebagai pembangkit tenaga listrik.Dengan demikian, Bendungan Aswan telah

menjadi sendi terpenting di Negara Mesir, khususnya bagi perekonomian Mesir.

Nasionalisasi ini mendapatkan respon dan pengaruh langsung dari negara-

negara yang berkepentingan dengan Terusan Suez khususnya bagi Inggris, Prancis

dan Israel, dengan berbagai alasan.Sir Robert Anthony Eden, perdana menteri

Inggris, merasa terhina dengan adanya nasionalisasi Terusan Suez untuk alasan

pribadi maupun alasan politik dan ekonomi. Inggris dan Prancis bergantung pada

minyak yang dikirimkan melalui Terusan Suez sebagai sumber daya energi

mereka. Ancaman itu merupakan ancaman langsung terhadap industri dan

kesejahteraan dua negara tersebut.6 Prancis pun geram dengan usaha Gamal

Abdul Nasser tersebut. Pada satu sisi, sejak tahun1954 M Prancis terjerat dalam

perang kemerdekaan Aljazair dan pemerintah Prancis menduga bahwa Aljazair

dibantu, dibiayai oleh Mesir. Pemerintah Prancis percaya bahwa tanpa dukungan

Mesir, Aljazair tidak akan memiliki kekuatan yang kuat dalam

pemberontakannya. Untuk semua alasan tersebut, Israel, Inggris, dan Prancis

melancarkan serangan tripartit untuk melawan Mesir pada Oktober 1956 M.

Inggris dan pemerintah Prancis mengasumsikan serangan akan menyebabkan

orang Mesir menyalahkan rezim militer, sehingga mereka akan menggulingkan

pemerintahan Gamal Abdul Nasser. Pemerintah Prancis beranggapan bahwa

mereka bisa menemukan beberapa rezim politisi yang akan memimpin

pemerintahan baru dengan lebih loyalitas kepada penjajah. Perhitungan tersebut

ternyata terbukti tidak berdasar.

Rezim Gamal Abdul Nasser tetap tidak jatuh. Di sisi lain invasi Inggris

dan Prancis ke Mesir dilakukan dengan begitu ceroboh dan memalukan. Lambat

laun, invasi sedikit demi sedikit, tidak terkoordinasi dan membangkitkan kritik

dari seluruh dunia.Amerika Serikat dan Uni Soviet yang turut menghentikan

pertempuran dan menyesalkan invasi di Mesir oleh tiga negara.Pemerintah

Amerika Serikat bersikeras bahwa pertempuran harus dihentikan dan pasukan

6Afaf Lutfi Al-Sayyid Marsot, A History Of Egypt From The Arabs Conquest To The

Present, 2th ed. (New York: Cambridge University Press, 2007), h. 132.

Page 13: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

4

musuh mundur dari semua wilayah Mesir.PBB menegosiasikan gencatan senjata

pada tanggal 6 November 1956 M, setelah seminggu pertempuran, Pasukan PBB

yang dikirim ke Mesir bertindak sebagai zona penyangga antara Israel.Pasukan

Israel dipaksa untuk mundur ke batas-batas mereka sebelumnya ketika Pasukan

PBB mendarat di Mesir pada tanggal 22 Desember 1956.7

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Foster Dulles, atas nama

Amerika Serikat, Prancis dan Inggris, membuat perencanaan empat poin untuk

menyelesaikan krisis internasional ini, diantaranya:

1) Pengoperasian Terusan Suez harus sesuai dengan Konvensi

Konstantinopel tahun 1888 yang disepakati oleh sembilan negara, yang

menyepakati bahwa kanal akan dibuka untuk semua jalur pengiriman baik

dalam keadaan damai maupun perang. Operasi ini harus menjadi tanggung

jawab dewan internasional, yang akan didirikan oleh PBB. Mesir harus

turut serta dan tidak boleh didominasi oleh kekuatan tunggal atau kekuatan

kelompok. Fungsinya agar tidak merugikan penggunaan kanal oleh

kekuatan apapun.

2) Pengaturan baru harus mengakui hak Mesir dengan berlaku adil dari setiap

keuntungan dalam penggunaan kanal.

3) Kompensasi yang adil harus dibayarkan kepada pemegang saham yang

menasionalisasikan Suez Canal Company.

4) Arbitrase harus disepakati untuk menyelesaikan perselisihan yang

mungkin ditimbulkan dari prinsip-prinsip ini.8

Kebijakan nasionalisasi Terusan Suez yang dilakukan oleh Gamal Abdul

Nasser merupakan bukti hilangnya monarki yang membuat banyak orang percaya

bahwa hal itu juga berarti akhir dari campur tangan Inggris dalam politik Mesir,9

dan dimulainya era Republik Mesir. Dengan demikian juga rencana pembangunan

Terusan Aswan yang dicanangkan Gamal Abdul Nasser dapat terwujud. Biaya

pembangunan Bendungan Aswan didanai dengan dana yang diperoleh dari

Terusan Suez dan dibantu pula oleh pemerintah Uni Soviet. Meskipun

pembangunan proyek ini memakan waktu yang lama yaitu kira-kira 11 tahun,

namun hasil yang diperoleh dari pembangunan Bendungan Aswan tidaklah sia-

sia, karena memiliki manfaat yang besar bagi Mesir.

Dari beberapa uraian diatas, ada beberapa hal yang menurut penulis

menarik untuk diteliti, yaitu terkait sikap Gamal Abdul Nasser yang dalam

7Marsot, A History Of Egypt From The Arabs Conquest To The Present, h. 136.

8World Affairs Institute,“Background of Suez,” h. 73.

9Marsot, A History Of Egypt From The Arabs Conquest To The Present, h. 127.

Page 14: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

5

kepemimpinannya mampu menasionalisasikan Terusan Suez dengan sangat

berani.

Dari uraian di atas, ada beberapa hal yang menurut penulis menarik untuk

diteliti, yaitu terkait latar belakang Gamal Abdul Nasser menempuh langkah

berani dalam membuat kebijakan untuk menasionalisasikan Terusan Suez.

Dipilihnya kebijakan Gamal Abdul Nasser tentang nasionalisasi Terusan

Suez sebagai kajian dikarenakan penulis memiliki akses terhadap sumber-sumber

tertulis, baik berupa buku, jurnal, maupun artikel, terutama naskah dari pidato

Gamal Abdul Nasser yang mengumumkan bahwa dirinya menasionalisasi Terusan

Suez. Adapun dipilihnya Dampak dari nasionalisasi terhadap ekonomi Mesir

karena permasalahan ekonomi merupakan hal yang paling menonjol untuk

membandingkan dengan pemerintahan sebelumnya.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

masalah yang di identifikasikan, antara lain :

a. Motif kebijakan nasionalisasi Terusan Suez

b. Dampak kebijakan nasionalisasi Terusan Suez

c. Kuatnya pengaruh konflik krisis Terusan Suez

d. Proses penetapan kebijakan nasionalisasi Terusan Suez oleh

pemerintah Mesir.

2. Pembatasan Masalah

Dengan demikian penulis membatasi penelitian ini pada dua hal,

yakni ;

a. Latar belakang kebijakan nasionalisasi Terusan Suez.

b. Dampak dari kebijakan nasionalisasi Terusan Suez

3. Rumusan Masalah

Perumusan masalah Nasionalisasi ini adalah :

1. Apa latar belakang kebijakan Gamal Abdul Nasser tentang

nasionalisasi Terusan Suez?

2. Bagaimana dampak kebijakan Gamal Abdul Nasser tentang

nasionalisasi Terusan terhadapMesir?

Page 15: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Mengetahui latar belakang kebijakan Gamal Abdul Nasser tentang

nasionalisasi Terusan Suez.

b. Menjelaskan dampak kebijakan Gamal Abdul Nasser tentang nasionalisasi

Terusan Suez terhadap Mesir.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

a. Bagi Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam.

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah mahasiswa

yang sedang menempuh pendidikan di Program Studi Sejarah dan

Peradaban Islam dapat mengetahui dan menambah wawasan mengenai

sejarah nasionalisasi Terusan Suez oleh Gamal Abdul Nasser di Mesir.

b. Bagi Fakultas Adab dan Humaniora

Penelitian ini dapat digunakan sebagai literature dalam pengkajian

sejarah Mesir, khususnya pada masa Gamal Abdul Nasser.

c. Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi koleksi penelitian

ilmiah di perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta khususnya mengenai Mesir.

E. Tinjauan Pustaka

Sepanjang yang penulis ketahui terdapat beberapa buku, artikel dan jurnal

hasil dari penelitian sebelumnya yang menjelaskan tema yang berkaitan dengan

kebijakan Gamal Abdul Nasser tentang Nasionalisasi Terusan Suez, yakni

a. Kajian Tentang Nasionalisasi Terusan Suez dan Kepentingan Negara-

Negara Barat (1956-1957)10

,karya Alfin Nurtsabit A. dari Jurusan

Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Skripsi ini dimuat di website Lumbung Pustaka Universitas Negeri

10

Alfin Nurtsabit A, “Kajian Tentang Nasionalisasi Terusan Suez dan Kepentingan

Negara-Negara Barat (1956-1957),” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri

Yogyakarta, 2013).

Page 16: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

7

Yogyakarta11

dan dapat diakses oleh penulis, akan tetapi ketika penulis

mengakses karya tersebut karya yang dicantumkan dengan karya yang

dapat diakses tidak sesuai hal ini penulis dapati ketika penulis membaca

BAB 1 sampai BAB 5 karena kesalahan teknis pihak Admin Pendidikan

Sejarah Fakultas Ilmu Sejarah. Sehingga penulis hanya dapat mengakses

hasil ringkasan dalam karya tersebut. Karya Alfin Nurtsabit A membahas

mengenai latarbelakang terjadinya nasionalisasi Terusan Suez serta reaksi

dari negara-negara Barat yang berkepentingan di Terusan Suez. Skripsi ini

lebih memfokuskan permasalahan pada narasi penyebab dan dampak

konflik dari nasionalisasi bagi negara Barat.Perbedaan dengan skripsi

penulis adalah dalam skripsi karya Alfin menjadikan Kebijakan dari

Gamal Abdul Nasser tentang nasionalisasi Terusan Suez terhadap

kepentingan negara Inggris, Prancis dan Israel dalam hubungan politik luar

negeriyang disertai dengan penjabaran dampak dari negara yang

bersinggungan konflik pasca-nasionalisasi sebagai obyek kajian utama.

Sehingga hemat penulis, meskipun sama-sama membahas nasionalisasi

Terusan Suez namun pendekatan obyek kajiannya sangat berbeda dan

permasalahannya berbeda karena dalam hal ini penulis akan membahas

mengenai substansi dan arah kebijakan dari nasionalisasi Terusan Suez ini

dalam kacamata dalam negeri ditambah dengan dampak kebijakan itu

sendiri terhadap perekonomian di Mesir.

b. GamalAbdul Nasser dan Perannya dalam Penentuan Kebijakan Mesir

(1952-1970)12

karyaKrida Amalia dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi lebih banyak menggambarkan

kajiannya mengenai peranan kebijakan Gamal Abdul Nasser terhadap

politik, sosial dan ekonomi di Mesir selama masa jabatannya sebagai

presiden Mesir menyangkut kebijakan dalam negeri mapun luar negeri.

Dalam skripsi ini Krida hanya sedikit menyinggung mengenai

nasionalisasi Terusan Suez sebagai bagian dari sebuah reaksi pengambilan

keputusankarenapembatalan bantuan untuk Mesir dalam pembangunan

11

http://eprints.uny.ac.id/21670/ 12

Krida Amalia Husna, “Gamal Abdul Nasser dan Perannya dalam Penentuan Kebijakan

Mesir (1952-1970),” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, 2010).

Page 17: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

8

Bendungan Aswan oleh Menteri Luar Negeri Amerikal, Dulles. Dalam

karyanya ini, Krida memuat bahasan tentang nasionalisasi Terusan Suez

pada sub-bab sikap Nasser terhadap Blok Barat dan Blok Timur yang ada

ditulis di bab IV dengan judul Peran Nasser di Dunia Internasional dan

Hubungan Diplomatik yang dipertegas dengan kalimat, “Perang Suez

pada akhirnya berakhir dengan naiknya popularitas Nasser ditengah

Bangsa Arab dan jatuhnya nilai tawar Blok Barat di Mesir”. Akan tetapi

secara jelas objek kajian Krida sangatlah berbeda dengan apa yang penulis

susun. Dalam hal ini, Krida hanya membahas nasionalisasi terusan Suez

sebagai salah satu bentuk kebijakan dari Gamal Abdul Nasser dalam

pemerintahannya sebagai objek kajiannya sehingga masalah nasionalisasi

tidak menjadi fokus dalam kajiannya sedangkan penulis sendiri

menjadikan kebijakan nasionalisasi terusan suez sebagai fokus utama yang

bersifat krusial dalam pengambilan kebijakan Gamal Abdul Nasser

sebagai pembuat kebijakan.

Berdasarkan tinjauan pustaka yang penulis telusuri dapat dipahami bahwa

terdapat beberapa penelitian yang mengulas Nasionalisasi terusan Suez.Tinjauan

pustaka tersebut sama-sama memaparkan gambaran pemerintahan Gamal Abdul

Nasser beserta kebijakannya saat berkuasa di Mesir pada saat itu. Namun, untuk

membedakan dengan tinjauan pustaka di atas, maka pembahasan dari tulisan ini

akan lebih spesifik dan berfokus hanya pada satu kebijakan, yaitu Kebijakan

Gamal Abdul Nasser Tentang Nasionalisasi Terusan Suez.

F. Landasan Teori

Penelitian ini bermaksud mengupas sejarah dari kebijakan publik, yakni

tentang sebuah kebijakan publik yang berdampak pada ekonomi sebuah

negara.Dalam kajian ini penulis menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan

politik untuk melihat aspek secara struktural pemerintahan dan pendekatan

ekonomi yang merupakan dampak dari kebijakan publik dari sebuah

pemerintahan.

Pendekatan politik yang dilakukan penulis mengacupada konsep

Page 18: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

9

kebiajakan publik Dye13

, mengemukakan : ―Public policy is what ever

governments choose to do or not to do”, konsep ini menjelaskan bahwa kebijakan

publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak

dilakukan. Menurutnya bahwa apabila pemerintah memilih untuk melakukan

sesuatu maka harus ada tujuan dan kebijakan negara tersebut harus meliputi

semua tindakan pemerintah, bukan semata-mata pernyataan keinginan pemerintah

atau pejabatnya. Dengan demikian kebijakan menurt Dye merupakan upaya untuk

memahami:

1. Apa yang dilakukan dan atau tidak dilakukan oleh pemerintah,

2. Apa penyebab atau yang mempengaruhinya, dan

3. Apa dampak dari kebijakan tersebut jika dilaksanakan atau tidak

dilaksanakan.

Dalam kaitan inilah maka mudah dipahami jika kebijakan acap kali

diberikan makna sebagai tindakan politik.Sehubungan dengan hal tersebut penulis

dalam penelitian ini menjadikan Analisis Kebijakan Publik yang gagas oleh

William N Dunn, sebagai landasan penulisan penelitian ini. Dunn,

mengemukakan bahwa proses analisis kebijakan adalah serangkaian

aktivitasintelektual yang dilakukan di dalam proses kegiatan yang pada dasarnya

bersifat politis. Aktivitas politis tersebut dijelaskan sebagai proses pembuatan

kebijakan dan diaktualisasikan sebagai serangkaian tahap yang saling bergantung

yang diatur menurut urutan waktu penyusunan agenda, formulasi kebijakan,

adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan.

Dalam hal ini, Gamal Abdel Nasser sebagai kepala pemerintahan yang

menetapkan kebijakan nasionalisasi Terusan Suez tidak mendasarkan

kebijakannya ini sebagai sebuah kebijakan gertakan semata yang tidak beralasan

tanpa tujuan.

G. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif historis deskripstif untuk

memaparkan dan menjelaskan serta mengalisis data historis melalui pendekatan

13

Arifin Tahir, Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah, (Jakarta Pustaka Indonesia Press, 2011) h.45.

Page 19: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

10

politik,14

melalui tahapan- tahapan yakni (1) Pemilihan Topik ngumpulan Data, (2)

Kritik, (3) Interpretasi, (4) Historiografi.15

1. Pemilihan Topik

Dalam penelitian ini penulis memilih topik dampak kepala negara

dalam menentukan kebijakan.Topik yang telah penulis pilih kemudian

penulis batasi dari segi tempat dan peristiwa yang terjadi. Penulis focus

dalam penelitian yang berjudul Kebijakan Gamal Abdul Nasser Tentang

Nasionalisasi Terusan Suez Dan Dampaknya Terhadap Mesir. Penulis

membatasi topic dalam judul skripsi tersebut berdasarkan ketertarikan

penulisan terhadap isu nasionalisasi di Mesir.

2. Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Dalam proses heuristik penulis menggunakan metode kepustakaan.

Sumber-sumber tulisan dibagi atas dua jenis: Sumber primer dan sumber

sekunder.16

Sumber primer yang digunakan dalam skripsi ini adalah

a. Dokumen pidato Nasionalisasi Terusan Suez, tersedia dalam

http://nasser.bibalex.org/Speeches/browser.aspx?SID=495&la

ng=en

Dokumen tersebut merupakan pidato yang disampaikan

saat nasionalisasi Terusan Suez pada tanggal 26 Juli

1956.Tersedia juga dalam bentuk audio.

Adapun sumber sekunder yang digunakan dalam skripsi ini adalah:

a. Artikel-artikel dari koran BBC antara tahun 1952 hingga 1957

yang dimuat kembali dalam www.bbc.com

b. Jurnal yang dapat diakses penulis melalui website

https://elibraryusa.state.gov/ yang dapat mengakses Literature

Resource Center, ProQuest Research Library, ebrary, JSTOR

dan Britannica Academic.

c. data-data sekunder berupa buku, artikel, majalah, dan tesis

yang penulis temukan di Perpustakaan Nasional, Perpustakaan

14

Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah h.4 15

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta : iara Wacana, 2013), h.68-82. 16

Gottschalk, Mengerti Sejarah, h. 43.

Page 20: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

11

Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas

Adab dan Humaniora,dan situs internet.

3. Kritik Sumber (Verifikasi)

Kritik yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah kritik

intern.Peneliti memverifikasi sumber primer yang berbentuk digital

dengan bantuan sumber sekunder yakni buku-buku maupun jurnal yang

terbit.

4. Interpretasi

Proses interpretasi dalam penelitian ini adalah dengan memberikan

penafsiran dan penjelasan terhadap data yang diperoleh dengan teori

terkait serta menggunakan pendekatan yang berkaitan dengan

pembahasan. Dalam hal ini, pendekatan yang penulis gunakan ialah

pendekatan Analisis Kebijakan Publik yang gagas oleh William N Dunn.

5. Historiografi

Proses penulisan dalam skripsi ini dimulai dengan memaparkan

latarbelakang terjadinya peristiwa, kemudian dilanjutkan dengan

memberikan respon serta dampak yang terjadi dari kebijakan Gamal

Abdul Nasser tentang Nasionalisasi Terusan Suez.

H. Sistematika Penulisan

Secara Keseluruhan skripsi ini terbagi menjadi lima bab, adapun susunan

skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I :Berisikan Pendahuluan yang terdiri atas penjabaran singkat permasalahan

yang menjadi fokus kajian, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, landasan

teori, serta sistematika penulisan.

BAB II :Membahas mengenai kondisi Pemerintahan Mesir.Hal ini meliputi

pemerintahan Mesir sebelum Gamal Abdul Nasser serta kondisi Mesir saat

pemerintahan Gamal Abdul Nasser.

BAB III :Membahas mengenai kebijakan Gamal Abdul Nasser tentang

nasionalisasi Terusan Suez beserta respon dari kebijakan Gamal Abdul Nasser

tentang nasionalisasi Terusan Suez.

BAB IV :Membahas mengenai latar belakang Gamal Abdul Nasser tentang

Page 21: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

12

nasionalisasi Terusan Suez dan dampak kebijakan nasioanalisasi Terusan Suez

bagi Mesir hal ekonomi di Mesir

BAB V :Berisi penutup yang terdiri atas kesimpulan yang merupakan jawaban

dari permasalahan dalam penelitian ini, dan saran-saran yang menjadi masukan-

masukan untuk perbaikan penelitian berikutnya.

Page 22: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

13

BAB II

GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN MESIR

Mesir adalah negara yang kaya dengan sejarah dan berbagai

peninggalannya sesuai dengan kurun waktu yang telah dilaluinya, yaitu zaman

Fir‟aun, zaman Romawi/Masehi dan zaman Islam. Mesir terletak di belahan utara

benua Afrika, berbatasan dengan Laut tengah di sebelah utara, Libya sebelah barat

dan Jalur Gaza dan Laut Merah di sebelah timur, dan Sudan sebelah selatan.

Adapun sebagian wilayah Mesir, yaitu Semenanjung Sinai, merupakan bagian

dari benua Asia.1

Pertama, Gambaran Pemerintah Mesir Sebelum Gamal Abdul Nasser.

Kedua, Kondisi Mesir Pada Masa Gamal Abdul Nasser

A. Gambaran Pemerintah Mesir Sebelum Gamal Abdul Nasser Nasser

Dalam buku History of Egypt yang ditulisNaiem A. Sherbiny, Omaima M.

Hatem menjelaskan runtutan kepemimpinan yang ada di Mesir.yaitu,

Pertama,Penaklukan Arab atas Mesir dan akhir kekuasaan Dinasti Ayyubi

(639-1250 M).Kedua, Dinasti Mamluk (1250-1516 M). Ketiga, Kepemimpinan

Turki Utsmani (1516–1805 M).Keempat,Awal mula sistem negara (1805–

1922).Kelima, Eksperimen liberal, (1922-1952 M).Keenam, Masa Kepemimpinan

Gamal Abdul Nasser (1952-1970 M).Ketujuh, Dari Kepemimpinan Sadat sampai

Mubarak, (1970-2007).

Lika liku terpilihnya Gamal Abdul Nasser sebagai presiden republik Mesir

berawal ketika turunnya Farouk dari tahta tertinggi Mesir mengakibatkan

kosongnya pemerintahan di Mesir.Hal ini menjadikan Revolutionary Command

Council (RCC) menjalankan politik Mesir sampai dengan tahun 1953.Langkah

pertama yang diambil oleh Revolutionary Command Council (RCC) adalah

membubarkan partai politik yang dilaksanakan pada tanggal 16 Januari

1953.Selain itu, diumumkan pula kepada seluruh masyarakat Mesir bahwa selama

masa transisi, seluruh kebijakan politik diatur sepenuhnya oleh Revolutionary

Command Council (RCC) baik mengenai kebijakan dalam negeri maupun luar

1Kedutaan Besar Republik Indonesia Mesir, Selayang Pandang Mesir. 2014

Page 23: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

14

negeri.

Pemerintahan di bawah Revolutionary Command Council (RCC)

direncanakan akan berjalan selama tiga tahun, sesuai dengan kesepakatan pada

tanggal 10 Februari 1953. Revolutionary Command Council (RCC)menjalankan

pemerintahan Mesir dengan semangat revolusioner.Secara umum, belum banyak

yang berubah dari kondisi sebelumnya.Revolutionary Command Council (RCC)

cenderung mengisi kekosongan pemerintahan saja tanpa mengubah aturan yang

sudah ditetapkan sebelumnya. Selain menjalankan pemerintahan,

Pada tanggal 18 Juni 1953, Revolutionary Command Council (RCC)

mengumumkan penghapusan sistem monarki Mesir menjadi sebuah negara

republik.Berkaitan dengan berdirinya Republik Mesir, Mesir harus segera

mengangkat seorang presiden sebagai kepala negara Mesir.Setelah beralihnya

Mesir pada sistem pemerintahan republik, Mesir masih dihadapkan dengan

berbagai pertikaian politik baik secara internal maupun eksternal.

Muhammad Naguib dan Gamal Abdul Nasser sama-sama memiliki

kepentingan dalam pemerintahan Mesir.Sering terjadi perselisihan pendapat di

antara keduanya, namun perselisihan tersebut dapat diredamkan.Gamal Abdul

Nasser berperan sebagai pimpinan delegasi perundingan yang membicarakan

konflik Terusan Suez antara Inggris dengan Mesir pada tanggal 27 Juli

1954.Mulai saat itulah mata dunia melihat Gamal Abdul Nasser sebagai perwira

muda yang mampu membawa perubahan besar bagi Mesir.Gamal Abdul Nasser

dengan pelan namun pasti menggeser pamor Muhammad Naguib sebagai presiden

Mesir.

Persaingan yang terjadi antara Muhammad Naguib dan Gamal Abdul

Nasser sebenarnya sudah dimulai sejak proses peralihan pemerintahan monarki ke

republik. Pada saat itu, Muhammad Naguib sebagai presiden terpilih ingin

langsung mengadakan pemilu untuk memilih anggota parlemen dan

mengembalikan pemerintahan negara ke tangan sipil. Namun, Gamal Abdul

Nasser berpendapat bahwa sebaiknya pemerintah memulihkan keadaan sosial dan

ekonomi yang hancur pasca Revolusi Mesir23 Juli 1952 terlebih dahulu,

kemudian barulah dilaksanakan pemilu.

Gamal Abdul Nasser memang secara intensif mengikuti perkembangan

Page 24: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

15

politik Mesir dan tidak segan-segan untuk turun tangan apabila dirasa

perlu.Gamal Abdul Nasser selalu memberikan catatan kecil kepada Muhammad

Naguib setiap pengambilan kebijakan pemerintahan.Gamal Abdul Nasser yang

berusia jauh lebih muda kini tidak segan-segan untuk menegur atau menekan

Muhammad Naguib sebagai presiden.Pemilu yang sejak terbentuknya republik

sudah diidam-idamkan oleh Muhammad Naguib akhirnya terlaksana.Pemilu

dilaksanakan pada bulan Juni 1956.Dalam pemilu tersebut, akhirnya Gamal Abdul

Nasser terpilih sebagai presiden menggantikan Muhammad Naguib.Hal tersebut

merupakan cita-cita Gamal Abdul Nasser sejak awal, yaitu menundukkan

pemerintahan Mesir di bawah kekuasaannya.Gamal Abdul Nasser tampil sebagai

penguasa defacto Mesir pada tanggal 18 Juni 1956.

Terpilihnya Gamal Abdul Nasser menjadi Presiden pada pemerintahan

Mesir merupakan gerbang awal bagi hadirnya berbagai kebijakan selama

berkuasa.Gamal Abdul Naser bukan saja sebagai orang yang mencanangkan

revolusi Arab.

B. Kondisi Mesir Pada Masa Gamal Abdul Nasser

Gamal Abdel Nasser, Arab Jamal Abd al-Nasirlahir 15 Januari 1918 di

Alexandria,Mesir dan meninggal padatanggal 28 September 1970 di Kairo.

Prestasi dalam hal politik di dapati Gamal Abdul Nasser ketika ia masih menjadi

Perwira Mesir, kemudian naik berpindah menjadi perdana menteri Mesir pada

tahun 1954-1956, serta menjadi Presiden Mesir pada tahun 1956-1970. Gamal

Abdul Nasser dinilai sebagai pemimpin yang kontroversial dari dunia Arab,

dengan kepiawaiannya ia menciptakanRepublik Arab tahun 1958-1961 M, selain

itu dinilai sangat berani karena melawan Israel yakni pada tahun 1956 saat Krisis

Suez dan tahun 1967 saat Perang Enam Hari.2

Dalam pemerintahan Nasser, ia menggunakan Reformasi politik domestik

dengan mengeluarkan konstitusi baru yang kemudian disetujui oleh rakyat melalui

referendum nasional yang diadakan pada tanggal 23 Juni 1956. Selain itu, Nasser

juga melakukan reformasi ekonomi dengan menjalankan retribusi tanah, promosi

pembangunan industri dan perluasan kesejahteraan sosial.Dengan

2

Biografi Gamal Abdul Nasser https://www.britannica.com/biography/Gamal-Abdel-

Nasser diakses Tanggal26 April 2019 Ditulis oleh Robert St. John

Page 25: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

16

diberlakukannya konstitusi Mesir tahun 1956 tersebut, maka Nasser

membubarkan Revolutionary Command Council (RCC) pada bulan Juli

1956.Walaupun Revolutionary Command Council (RCC) sudah dibubarkan,

Mesir tetap diperintah oleh rezim militer di bawah kepemimpinan tunggal Nasser

yang sah karena terpilih dari suara rakyat Mesir sendiri, walaupun hanya melalui

referendum setelah diputuskan sebelumnya oleh kongres partai yang dibentuknya

yaitu Arab Socialist Union (ASU). Dengan ketiadaan partai politik yang lain,

kelompok militer merupakan aktor tunggal dalam perpolitikan di Mesir di bawah

kepemimpinan Nasser. Di samping hal itu semua, perubahan nyata yang telah

dilakukan oleh Presiden Gamal Abdul Nasser sebagai terobosan dalam

pemerintahannya adalah diantaranya sebagai berikut.

a. Nasionalisasi Terusan Suez

Salah satu kebijakan yang dilakukan oleh Presiden Gamal Abdul Nasser

dalam rangka menggerakkan perubahan pada masanya adalah melakukan

nasionalisasi Terusan Suez pada tanggal 26 Juli 1956.Hal ini dilakukan untuk

meningkatkan perekonomian Mesir. Terusan Suez merupakan terusan kapal

sepanjang 163 km yang terletak di Mesir, menghubungkan Pelabuhan Said (Būr

Sa‟īd) di Laut Tengah dengan Suez (al-Suways) di Laut Merah. Terusan ini terdiri

dari dua bagian, utara dan selatan Danau Great Bitter.Terusan ini mengizinkan

transportasi air dari Eropa ke Asia tanpa mengelilingi Afrika. Sebelum adanya

kanal ini, beberapa transportasi dilakukan dengan cara mengosongkan kapal dan

membawa barang-barangnya lewat darat antara Laut Tengah dan Laut Merah.

b. Reformasi Agraria

Hukum Reformasi Agraria yang disahkan pada tahun 1952, membatasi

kepemilikan hak tanah menhadi tidak lebih dari 200 are, upah buruh tani

dinaikkan dan harga sewa tanah diturunkan.3

c. Pembangunan Bendungan Aswan (Aswan Dam)

Terobosan besar lainnya yang dilakukan pula oleh Presiden Gamal Abdul

Nasser adalah mengadakan pembangunan proyek Bendungan Aswan.Ini adalah

3 Mohammand Riza Widyarsa, Rezim Militer dan Otoriter di Mesir, Suriah dan Libya.

Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Prana Sosial, Vol. 1, No. 4, September 2012 h.3

Page 26: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

17

bentuk perubahan sebagai langkah yang utamanya untuk memajukan

perekonomian Mesir. Bendungan Aswan yang merupakan salah satu bendungan

terbesar di dunia terletak di dekat kota Aswan, Mesir. Dua dam membendung

sungai pada titik ini.Keduanya adalah Bendungan Tinggi Aswan yang lebih baru

dan Bendungan Aswan yang lama atau Bendungan Rendah Aswan.Bendungan

Tinggi Aswan memerlukan waktu pembangunan selama 11 tahun.

Bendungan yang dinamakan “Bendungan Aswan” ini merupakan salah

satu program ekonomi terpenting Presiden Gamal Abdul Nasser. Rencana

pembangunan Bendungan Aswan diumumkan tahun 1953 dan negara-negara

Barat telah menyatakan kesiapan mereka untuk ikut serta dalam proyek

ini.Namun, pada tahun berikutnya, Amerika Serikat secara mendadak

membatalkan bantuan yang telah dijanjikan untuk pembangunan Bendungan

Aswan.Hal ini membuat Presiden Gamal Abdul Nasser menasionalisasi Terusan

Suez pada tahun 1956, yang kemudian pada akhirnya disusul dengan serangan

dari Perancis, Inggris, dan Israel terhadap Mesir. Uni Soviet kemudian

memanfaatkan kesempatan ini dengan memberikan bantuan dana dan teknologi

kepada Mesir.

Pada tanggal 9 Januari 1960, dimulailah proyek pembangunan bendungan

rakasasa di sungai Nil, Mesir.Bendungan Aswan diselesaikan pada 21 Juli 1970.

Diharapkan, setelah bendungan selesai, wilayah Mesir akan meluas sebanyak

sepertiganya, sumber-sumber daya yang ada juga akan berlipat ganda, dan

menambah 200 juta poundsterling (sekitar Rp3,56 miliar) ke pos pendapatan

nasional Mesir. Bendungan ini memiliki tinggi 114 meter, panjang 3600 meter,

dan memproduksi listrik sebesar 2100 megawat.Selain itu, Bendungan Aswan

juga sangat membantu dalam pengairan pertanaian Mesir. Tanpa dibendung,

Sungai Nil akan banjir setiap tahun semasa musim panas, karena air dari Afrika

Timur mengalir masuk ke sungai ini. Banjir sebenarnya membawa banyak zat

nutrisi dan mineral yang membuat tanah di sekitar Sungai Nil menjadi subur dan

ideal menjadi tanah pertanian.

Seiring dengan bertambahnya penduduk di sekitar sungai itu, muncul

kebutuhan untuk mengontrol air yang membanjir demi melindungi tanah

pertanian dan perkebunan.Pernah suatu kali, akibat banjir, seluruh hasil panen

Page 27: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

18

habis diseret banjir.Sebaliknya, ketika musim kering tiba dan tingkat air sungai

rendah terjadi kekeringan dan kelaparan.Hingga akhirnya dibangun sebuah

bendungan untuk beberapa tujuan, di antaranya menanggulangi banjirnya sungai,

menciptakan tenaga listrik, dan menyediakan air irigasi untuk pertanian.

Dengan melihat uraian tersebut, telah memperlihatkan kekuatan prakarsa

perubahan yang dilakukan oleh Presiden Gamal Abdul Nasser. Perubahan yang

dilakukan dimulai dan diakhiri dengan adanya sebuah proses yang panjang.

d. Menggagas Ide Sosialisme Arab

Ketika Nasser menggagas ide sosialisme bagi seluruh bangsa Arab, suatu

faham yang hendak menjadikan bangsa Arab bersatu kembali dalam satu wadah

kekuatan politik.Idenya mendapat sambutan pro dan kontra di kalangan bangsa

Arab. Masyarakat Mesir, Syiria, Irak, mendukungnya. sementara Saudi Arabia

dan Iran, serta kelompok Islam garis keras menolaknya. Peranan Nasser sangat

kharismatik di kalangan bangsa Arab, karena di samping menggelorakan

semangat anti Israil juga terkenal dengan gagasan monumentalnya “socialism of

Arab adalah kesatuan bangsa Arab dalam satu wadah tatanan ekonomi

sosialis.Baginya, ekonomi soaialis dipandang lebih dekat dengan semanagat

ajaran Islam, karena mendorong semangat kesejahteraan sosial. Gasasannya

banyak diterima bangsa Arab saat itu, karena dianggap mampu menolong umat

dari kesengsaraan akibat penjajahan.4

Kejutan politik luar negeri Mesir dibuat Nasser adalah dengan

mengenalkan ide Persatuan Arab (Pan-Arab).Tahun ini pula Mesir berperan aktif

pada Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung.Dua mementum politik itulah

yang menandai mulai terlibat aktifnya Mesir dalam gelanggang percaturan politik

internasional.Pada masa pemerintahan Nasser, situasi internasional diliputi Perang

Dingin antar dua negara adikuasa terutama terwujud dalam persaingan

militer.Kedua kubu yang bersaing membentuk aliansi-aliansi militer dengan

berbagai negara di berbagai bagian dunia, termasuk Timur Tengah, sehingga

memperburuk sengketa Arab-Israel yang berlarut-larut itu.Pada masa itu ekonomi

domestik Mesir berada pada titik mengkhawatirkan, akibat dari kebijakan zaman

4Muhammad Nurudin, Pemikiran Nasionalisme Arab Gamal Abden Nasser Dan

Implikasinya Terhadap Persatuan Umat Islam Di Mesir, ADDIN, Vol. 9, No. 1, Februari 2015 h.

61.

Page 28: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

19

monarki yang kapitalistis dan memberi banyak peluang bagi berkembangnya

feodalisme.Guna menangani perekonomian yang memburuk itu Nasser

bereksperimen menerapkan ideologi sosialis menuju pembangunan ekonomi dan

penegakan keadilan sosial yang non-Marxis.Didorong oleh situasi internasional

dan keadaan ekonomi domestik yang tidak menentu, di samping adanya

kedekatan ideologis, Nasser kemudian membawa politik luar negeri Mesir

menjadi lebih condong ke Uni Soviet.

Berbeda antara hubungan Uni Soviet dan Mesir, hubungan Amerika

Serikat dan Mesir terjadi penuh dengan gejolak di tahun 1950-an, yakni saat

Gamal Abdel Nasser mengambil kendali pemerintah Mesir setelah revolusi tahun

1952 M. Para pejabat Amerika menerimanya sebagai pilihan alternatif yang

progresif untuk menggulingkan Raja Farouk, mereka membantu Inggris dan Mesir

menegosiasikan perjanjian yang mengakhiri pendudukan Inggris dari Mesir serta

menawarkan Mesir bantuan ekonomi dan bantuan militer. Namun hubungan AS-

Mesir memburuk setelah 1954. Amerika Serikat berharap bahwa Mesir akan

bekerja sama dengan Barat dalam perenca naan pertahanan anti Soviet dan

membangun stabilitas regional dengan membuat perdamaian dengan Israel.

Namun Nasser memutuskan untuk mencari dukungan di kalangan Negara-negara

Afrika dan Arab untuk menantang kehadiran Barat di Timur Tengah dan

menghadapi Israel.

Hubungan kedua negara itu terus mengalami kesulitan sampai akhir era

Nasser pada tahun 1970.Presiden Eisenhower dan John F. Kennedy berusaha

kembali menjalin pendekatan kepada Nasser melalui bantuan ekonomi, membuat

kesepakatan untuk tidak membahas masalah Israel, dan membangun gerakan

politik yang ramah. Namun pemulihan hubungan itu berakhir pada awal 1960-an

ketika Nasser campur tangan dalam perang saudara di Yaman yang bertentangan

dengan sahabat Amerika Serikat yaitu Arab Saudi.

Presiden Gamal Abdul Nasser berkuasa di Mesir selama 1953-1970,

dimana kepemimpinannya dikenal otoritarian.Gamal Abdul-Nasser juga

menetapkan kebijakan-kebijakan otoritarian yang serupa dalam

pemerintahannya.Ia membubarkan seluruh partai politik yang berkuasa di tahun

1952, melarang dan memenjarakan sejumlah aktivis organisasi-organisasi

Page 29: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

20

persaudaraan Muslim. Gamal Abdul-Nasser melakukan langkah besar dengan

mengeluarkan konstitusi baru yang disetujui rakyat melalui Referendum Nasional

yang diadakan pada tanggal 23 Juni 1956 dan sekaligus membubarkan

Revolutionary Command Council (RCC) di Mesir. Pembubaran Revolutionary

Command Council (RCC) ini tidak mempengaruhi basis kekuatan Presiden Gamal

Abdul-Nasser.

Selain itu, ditambah lagi dengan dibubarkannya seluruh partai politik

maka secara otomatis kelompok militer memegang kontrol penuh atas

pemerintahan Mesir saat itu. Sebagai ganti Revolutionary Command Council

(RCC) Gamal Abdul-Nasser membentuk Arab Socialist Union (ASU) pada tahun

1962.Arab Socialist Union (ASU) ini menjadi alat politik baru bagi presiden

dalam menjalankan kebijakannya. Pembentukan Arab Socialist Union (ASU)

dimaksudkan untuk menggiring seluruh komponen masyarakat Mesir baik pelaku

ekonomi, politik dan sosial ke dalam satu barisan front nasional yang dinamakan

Arab Socialist Union (ASU). Dengan demikian Arab Socialist Union (ASU)

digunakan sebagai alat politik presiden Nasser untuk menjalankan kebijakannya

terutama pengawalan arah demokrasi yang akan dieksperimenkan kepada bangsa

Mesir. Sementara itu, prestise luar negerinya dicapai berkaitan dengan dunia Arab

dan non dunia Arab.Seluruh masyarakat Mesir diharuskan untuk memberikan

dukungan pada segala bentuk mobilisasi Arab Socialist Union (ASU). Individu

atau kelompok di Mesir diwajibkan mendukung mobilisasi massa ke dalam Arab

Socialist Union (ASU). Jika individu atau kelompok tidak mendukungnya, maka

individu atau kelompok tersebut akan mendapat tekanan politik dari penguasa

militer Mesir. Salah satu kelompok yang menolak model mobilisasi Arab Socialist

Union (ASU) adalah Ikhwanul Muslimin, sehingga Ikhwanul Muslimin menjadi

target tekanan politik selama pemerintahan Nasser. Ikhwanul Muslimin dianggap

sebagai satu elemen yang tidak mendukung model rezim militer yang

dieksperimenkan kepada Mesir.Ketika hubungan dengan Ikhwanul Muslimin

memburuk, pemerintah dan Ikhwanul Muslimin terlibat dalam peperangan

sporadis yang dalam beberapa kesempatan menjadi tindak kekerasan.

Dalam dunia Arab, Mesir di bawah pimpinan Nasser berhasil membangun

kembali semangat dunia Islam terhadap Israel.Sejak terpilih sebagai presiden pada

Page 30: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

21

tahun 1956, Nasser membangkitkan nasionalisme Arab dan Pan-Arabisme serta

menasionalisasi Terusan Suez.Perang Suez menghadapkan Mesir pada Perancis,

Inggris, dan Israel yang memiliki kepentingan terhadap Terusan Suez.Krisis ini

berakhir dengan keputusan dunia internasional yang menguntungkan Mesir serta

Terusan Suez resmi berada dalam kedaulatan Mesir.Kemudian Gamal Abdul

Nasser mengadakan proyek insfrastruktur besar-besaran diantaranya adalah

proyek pembangunan bendungan Aswan dengan bantuan Uni Soviet.

Gamal Abdul Nasser menjadi pahlawan Arab dengan keberaniannya,

sehingga meskipun pada perang melawan Israel pada tahun 1967 Mesir kalah dan

Nasser ingin mengundurkan diri dan ingin mundur dari dunia politik, namun

rakyat Mesir menolaknya. Gamal Abdul Nasser kembali memimpin Mesir dalam

peperangan 1969-1970. Dalam konteks non dunia Arab, Nasser merupakan salah

satu tokoh pencetus, pendiri dan pembangun gerakan non blok. Dalam

pemerintahannya Gamal Abdul Nasser juga menjadi orang kedua yang memimpin

gerakan non-blok yang sebelumnya digagas Presiden Yugoslavia, Marsekal Tito

pada 5 Februari 1955.5

5Elie Podeh, “The Drift towards Neutrality: Egyptian Foreign Policy during the Early

Nasserist Era,” 1952-55.Middle Eastern Studies, Vol. 32, No. 1 (Jan., 1996), h.168-169.

Page 31: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

22

BAB III

KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI

TERUSAN SUEZ

Pada bab ini penulis akan mengulas tiga poin utama yaitu Gambaran

Pemerintahan Gamal Abdul Nasser tentang Nasionalisasi Terusan Suez serta

respon dari kebijakan nasionalisasi Terusan Suez.

A. Kebijakan Gamal Abdul Nasser tentang Nasionalisasi Terusan Suez

Mesir yang merupakan gerbang penghubung tiga benua: Asia, Afrika, dan

Eropa membuat Mesir memiliki letak yang strategis. Mesir bukan merupakan

negara yang kaya apabila dilihat dari sektor ekonominya.Perekonomian Mesir

bergantung pada sektor pertanian, ekspor minyak bumi, dan pariwisata.Selain itu,

lebih dari 3.000.000 jiwa orang Mesir bekerja di luar negeri, terutama di Arab

Saudi, Teluk Persia, dan Eropa.1Populasi yang tumbuh pesat, keterbatasan lahan

pertanian, dan ketergantungan pada Sungai Nil membuat sumber daya ekonomi

Mesir lemah.Wilayah Mesir dari masa ke masa ini lah yang membuat pergolakan

politik di Mesir dibandingkan dengan wilayah lainnya. Untuk itu, penulis merasa

sangat penting untuk membahas tiga poin utama dalam bab ini karena erat

kaitannya dengan nasionalisasi Terusan Suez yang dicanangkan oleh Gamal

Abdul Nasser.

Daerah Suez merupakan daerah yang memiliki letak yang strategi yakni

terletak dititik silang lalu lintas internasional yang menghubungkan negeri-negeri

di wilayah Asia dengan negeri-negeri di wilayah Afrika Utara.Tidak hanya itu,

Suez juga menghubungkan daerah perarairan Laut Tengah dengan Perairan Laut

Merah yang langsung berhubungan dengan Laut Arab dan Samudra Hindia.Kedua

wilayah ini sangat penting bagi negara Mesir, yaitu sebagai pintu gerbang masuk

dari arah daratan Asia dan tempat memintas para pedagang dari Perairan Laut

Tengah menuju perairan Laut Merah.

1

Apriadi Tamburaka, Revolusi Timur Tengah: Kejatuhan Para Penguasa Otoriter

diNegara-Negara Timur Tengah. Yogyakarta: Narasi, 2002, hlm. 69.

Page 32: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

23

Dengan adanya Terusan Suez segenap lalu lintas pelayaran yang

menempuh jalan melalui jalur Tanjung Harapan I Ujung Benua Afrika yang

merupakan perjalanan yang sangat jauh dan berbahaya dapat dipersingkat.Terusan

Suez pun menjadi urat nadi perhubungan lalu lintas pelayaran dan perdagangan

antara Eropa dengan Dunia Timur.

Terusan Suez memiliki panjang 162 km, lebar antara 80-125 m dan

dengan kedalaman 11-13,5 m. Terusan Suez juga mempersingkat jalur maritim

ribuan mil dan menghindari laut Selatan dengan cuaca yang berbahaya. Dengan

pembangunan Terusan Suez, kapal-kapal tidak perlu lagi lewat memutar dari

Semenanjung Sinai. Diperlukan waktu berapa 10 tahun untuk menyekesaikan

megaproyek ini, dimulai pada tahun 1859 dengan mengambil titik awal dikota

Post Said dan berakhir di daerah Shaloufa arah Laut Merah pada 15 Agustus

1869.

Terusan Suez modern dari Laut Tengah ke Laut Merah dibangun pada

tahun 1858-1869 M oleh Suez Canal Company dari Perancis.Izin untuk

membangun kanal diberikan kepada Ferdinand de Lesseps oleh Said Pasha, raja

muda Mesir.Sementara itu, insinyur Austria, Alois Negrelli, diberi tugas membuat

rencana.Penggalian membutuhkan waktu 11 tahun dan menggunakan pekerja

paksa sekitar 30.000 pekerja Mesir.

Pada awalnya, opini internasional terkesan skeptis dan saham Terusan

Suez hanya terjual dengan baik di Perancis.Tapi hanya dalam setahun, menjadi

jelas bahwa Terusan Suez sangat berguna dengan dampak substansial terhadap

perdagangan dunia.Saat ini, Terusan Suez merupakan salah satu perairan yang

paling banyak digunakan di dunia di samping Terusan Panama.

Peristiwa pembukaan Terusan Suez ini pun membawa akibat dan pengaruh

yang luas.yakni,

1. Memindahan jalan besar perdagangan Eropa-Asia, dulu melalui Afrika

Selatan sekarang melalui Laut Tengah dan Laut Merah, yang

menyebabkan:

a. Negara-negara Laut Tengah hidup kembali dalam lapangan

perdagangan dunia, karena terletak kembali ditepi jalur besar

perdagangan dunia, berkembang pula kota-kota pelabuhan seperti

Page 33: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

24

Gibraltar, Bacelona, Marsilla, Genoa, Venesia, Napels, Malt, Athena,

Istambul, Sipus dan sebagainya

b. Pantai dan daerah Afrika Utara menjadi rebutan imperialisme Barat

seperti Maroko, Aljazair, Tunisia, Libia Mesir.

c. Selat Malaka menjadi penting karena menjadi jalan besar perdagangan

Eropa-Asia.

2. Memperpendek dan mempermudah hubungan antara Eropa dan Asia.

Yang menyebabkan ;

a. Perdagangan Eropa-Asia besar dan ramai

b. Pemahaman barat mudah masuk Asia

Mengingat nilai strategisnya yang besar dan merupakan sumber finansial

bagi yang memiliknya.Hal ini terlihat dari sering terjadinya sengketa intern

menyangkut masalah penguasaan Terusan Suez tersebut.Dalam hal ini, menguasai

Terusan Suez berperan menguasai pintu gerbang menuju Asia, benua yang

menjadi incaran negara-negera imperialis Eropa.Melalui Revolusi Industri pada

tahun 1780 M, kerjaan Inggris pada mulanya merupakan satu-satunya Negara

industri di dunia.Akan tetapi, pada tahun 1880, Perancis dan Jerman telah

mengembangkan industrinya sehingga menjadi pesaing bagi Inggris.Sementara

itu, Negara industry berebut wilayah Afrika dan Asia untuk dijadikan tanah

jajahan.Tanah jajahan itu diperlukan untuk diambil bahan mentahnya dan

dijadikan pasar bagi hasil industrinya.Dengan dibukanya akses Terusan Suez

makan kegiatan Negara industri semakin meningkat.

Pada tahun 1880 M saat dinyatakan bahwa status Terusan Suez menjadi

kanal internasional.Inggris berniat untuk mengendalikan kanal untuk mencegah

kemungkinan terjadi gangguan lalu lintas melalui kanal ini, dikarenakan

kepentingan Inggris sebagai negara industri. Maka Inggris mengirimkan pasukan

ekspedisinya pada tahun 1882 M sehingga Mesir berada dibawah kependudukan

Inggris selama 74 tahun dimana aspek politik dan ekonomi berada dalam kontrol

Inggris termasuk kontrol Inggris terhadap Terusan Suez.

Terusan Suez menawarkan peluang ekonomi baru untuk kerajaan

Inggris.Ketika Pemerintahan Inggris mengubah bahan bakar dari batubara kepada

minyak pada tahun 1912 M, peran Terusan Suez menjadi benar-benar

Page 34: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

25

penting.Dalam dekade dimana pembangunan Terusan Suez telah selesai,

Pemimpin Inggris membuat prioritas saham untuk memperoleh saham di

Perusahaan Suez.Inggris banyak ikut campur dalam masalah Mesir setelah

jatuhnya sebagian saham di Terusan Suez ke tangan Inggris.Di bawah Khedive

Ismail, terjadi banyak kemerosotan terutama di bidang ekonomi.Segala kebijakan

politik Mesir diputuskan oleh perwakilan Inggris yang ada di Mesir.Pada saat itu,

Mesir sudah dijadikan negara boneka oleh Inggris, dan pemerintahan Mesir

memiliki ketergantungan sangat besar kepada Inggris. Sa‟ad Zaghlul seorang

politisi muda dengan dukungan masyarakat Mesir berupaya untuk

memperjuangkan kemerdekaan bagi Mesir. Namun, keinginan tersebut tidak

diindahkan oleh Inggris yang masih mempunyai banyak kepentingan di wilayah

Mesir, terutama Terusan Suez.

Terusan ini mengizinkan transportasi air dari Eropa ke Asia tanpa

mengelilingi Afrika. Sebelum adanya kanal ini, beberapa transportasi dilakukan

dengan cara mengosongkan kapal dan membawa barang-barangnya lewat darat

antara Laut Tengah dan Laut Merah. Presiden Gamal Abdul Nasser

mengumumkan nasionalisasi Terusan Suez dalam rangka penggalangan dana

untuk membangun Bendungan Aswan. Berita ini mengejutkan pemerintah Inggris

dan Perancis yang juga memiliki saham atas Terusan Suez Keputusan

nasionalisasi Terusan Suez oleh Presiden Abdul Naser dilakukan karena Inggris

dan Amerika Serikat mencabut tawaran untuk mendanai pembangunan

Bendungan Aswan.Kemudian, atas tindakan Presiden Gamal Abdul Nasser

tersebut mengakibatkan terjadinya serangan militer Inggris, Perancis dan Israel

terhadap Mesir yang dimulai pada tanggal 29 Oktober 1956 M. Peristiwa ini

dikenal dengan krisis suez. Bersama dengan krisis Suez, Amerika Serikat juga

harus mengurus Revolusi Hongaria.

Nasser mempunyai pandangan yang benar-benar baru tentang masa depan

Mesir. Mengenai kebijakan asing Nasser mempunyai dua prioritas yaitu,

menghapus Inggris dari Mesir, mengeliminasi kekuatan Inggris di Dunia

Arab.Salah satu alasan Nasser ingin mengeliminasi kekuatan Inggris di Dunia

Arab kemungkinan merupakan ambisi pribadi untuk menjadikan Mesir dan

dirinya sebagai pemimpin Dunia Arab. Dalam kepemimpinannya Gamal Abdul

Page 35: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

26

Nasser mengambil tindakan perubahan ekonomi dengan tindakan reformasi tanah,

Tindakan yang mengubah struktur kepemilikan tanah di Mesir untuk mengubah

urutan sosial ekonomi yang berlaku..2

Nasionalisasi adalah pengambilalihan secara menyeluruh terhadap

perusahaan-perusahaan asing dengan tujuan untuk mengakhiri penanaman modal

asing di dalam ekonomi atau sektor-sektor ekonomi dalam negeri, sedangkan

ekspropriasi mengacu pada pengambilalihan perusahaan tertentu demi

kepentingan umum dan kepentitingan ekonomi tertentu.Sementara itu, konfiskasi

adalah pengambilalihan hak milik yang dilakukan oleh penguasa demi

kepentingan pribadi. Konfiskasi biasa terjadi di negara-negara yang diperintah

oleh dikatator atau olirgaki.3

Nasionalisasi Terusan Suez merefleksikan konflik antara dua sistem;

kekuasaan sebelum Perang Dunia II dimana sistem kolonial dan ketidaksetaraaan

internasional yang dominan, dengan negara koloni yang baru muncul dengan

menuntut persamaan dan kedaulatan penuh.

Peristiwa nasionalisasi Terusan Suez menandai perubahan hubungan

antara Israel, Negara Arab, dan negara superpower.Konflik Arab-Israel berubah

bentuk dari masalah perbatasan dan pengungsi Palestina menjadi masalah

perjuangan untuk kekuasaan dan hegemoni antar negara.Hal ini tidak terlepas dari

peran propaganda Nasser melalui nasionalisme Arab. Krisis yang terjadi antara

Oktober 1956-Maret 1957 sangat berdampak terhadap orientasi kebijakan

Amerika Serikat di Timur Tengah. Peristiwa ini membuat Amerika Serikat

menjadi kekuatan utama di Timur Tengah menggantikan Inggris dan

Perancis.Setelah peristiwa nasionalisasi Terusan Suez Amerika Serikat melihat

konflik yang terjadi di Timur Tengah tidak lagi sekedar konflik regional semata,

tetapi telah menjadi isu Perang Dingin dengan Uni Soviet.

Pada tahun 1950, dua pertiga dari seluruh pasokan minyak Inggris -lebih

dari 20 juta ton per tahun- melewati rute ini. Dengan adanya rute alternative ini

terbatas pada kapasitas kapal membuktikan bahwa untuk tidak cukup untuk

memenuhi permintaan minyak Inggris dalam negeri ditambah jika Mesir

2Naeim Book Bab 1 Command 3

Somarajah,M., The International Law on Foreign Investment, Cambridge University Press, Cambridge, UK, Second edition, 2004

Page 36: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

27

mengambil control Terusan Suez sehingga hal ini menjadi alasan utama bagi

Inggris untuk menentang Gamal Abdul Nasser.

B. Respon dari Kebijakan Nasionalisasi Terusan Suez

Setiap kebijakan pastinya menuai respon baik itu positif maupun negative.

Dengan membuat langkah dengan membuat kebijakan nasionalisasi Terusan Suez

oleh pemerintah Gamal Abdul Nasser seketika mengakibatkan terjadinya serangan

militer pada tiga bulan berikutnya oleh negara Inggris, Perancis dan Israel

terhadap Mesir yang dimulai pada tanggal 29 Oktober 1956 M yang bertujuan

merebut Terusan Suez. Peristiwa ini dikenal dengan Krisis Suez. Serangan ke

Mesir secara militer berhasil, namun disisi lain merupakan bencana politik.

Bersama dengan krisis Suez, Amerika Serikat juga harus mengurus

Revolusi Hongaria. Amerika Serikat juga takut akan adanya perang yang lebih

luas setelah Uni Soviet dan negara-negara Pakta Warsawa lainnya mengancam

untuk membantu Mesir dan melancarkan serangan roket ke London, Paris dan Tel

Aviv.Ancaman tersebut membuat pemerintahan Eisenhower menyatakan gencatan

senjata.Amerika Serikat meminta invasi dihentikan dan mensponsori resolusi di

Dewan Keamanan PBB yang meminta gencatan senjata.Inggris dan Perancis,

sebagai anggota tetap, memveto resolusi tersebut.Amerika Serikat lalu memohon

kepada Majelis Umum PBB dan mengusulkan resolusi meminta gencatan senjata

dan ditariknya pasukan.Majelis Umum mengadakan “sesi khusus kedaruratan” dan

mengadopsi resolusi Majelis 1001, yang mendirikan United Nations Emergency

Force (UNEF), dan menyatakan gencatan senjata.Portugal dan Islandia

mengusulkan untuk mengeluarkan Inggris dan Perancis dari pakta pertahanan

North Atlantic Treaty Organization (NATO) jika mereka tidak mundur dari Mesir.

Amerika Serikat juga melancarkan tekanan finansial terhadap Inggris

untuk mengakhiri invasi. Eisenhower memerintahkan George M. Humphrey untuk

menjual bagian dari “US Government’s Sterling Bond holdings”. Pemerintah AS

memegangnya sebagai bagian dari bantuan ekonomi terhadap Inggris setelah

Perang Dunia II, dan pembayaran sebagian hutang Inggris kepada AS, dan juga

bagian dari Rencana Marshall untuk membangun kembali ekonomi Eropa Barat.

Arab Saudi juga memulai embargo minyak terhadap Inggris dan Perancis.AS

menolak membantu minyak bumi hingga Inggris dan Perancis setuju untuk

Page 37: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

28

mundur.Negara NATO lainnya juga menolak untuk menjual minyak bumi yang

mereka terima dari negara-negara Arab ke Inggris atau Perancis.

Pemerintah Inggris dan Perancis berada dalam tekanan. Sir Anthony Eden,

Perdana Menteri Inggris, terpaksa untuk mundur dan mengumumkan gencatan

senjata pada tanggal 6 November 1956. Tentara Perancis dan Inggris selesai

mundur pada tanggal 22 Desember 1956, dan digantikan oleh tentara Kolombia

dan Denmark yang merupakan bagian dari UNEF.Israel meninggalkan

semenanjung sinai pada bulan Maret 1957.Dengan demikian, hal tersebut telah

mengakhiri invasi Barat di Mesir, sehingga pada akhirnya Terusan Suez menjadi

milik Mesir.

Maka dari itu dengan cepat Gamal Abdul Nasser mendapatkan simpati dari

sebagian besar rakyat Mesir.

.

Page 38: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

29

BAB IV

DAMPAK KEBIJAKAN NASIONALISASI TERUSAN SUEZ

Kebijakan Gamal Abdul Nasser sebagai presiden mesir tidak terlepas dari

latarbelakang Gamal Abdul Nasser sebagai militer.Termasuk dalam membuat

kebijakan dalam hal ekonomi. Nasionalisasi Terusan Suez terjadi karena

dipengaruhi oleh kebijakan Gamal Abdul Nasser sebagai presiden Mesir yang

akan memajukan Mesir dalam bidang politik dan ekonomi khususnya. Maka dari

itu, ada empat poin utama yang menurut penulis adalah penting untuk dibahas

pada bab ini yaitu Kebijakan Gamal Abdul Nasser, Arah dari Kebijakan

Nasionalisasi Terusan Suez serta Dampak Kebijakan Nasionalisasi Terusan Suez

bagi Ekonomi Mesir.

A. Latar Belakang Nasionalisasi Terusan Suez

Peristiwa nasionalisasi Terusan Suez sangat menarik untuk dibahas karena

penyebab dan dampaknya begitu kompleks. Banyak faktor yang berperan dalam

peristiwa ini, seperti situasi Perang Dingin, nasionalisme Arab, konflik Arab-

Israel, dan usaha mempertahankan hegemoni negara Barat di kawasan Timur

Tengah. Dalam peristiwa ini terlihat bagaimana kebijakan yang diambil untuk

mempertahankan kepentingannya masing-masing dapat menimbulkan konflik

tidak hanya diantara negara rival, tetapi juga diantara negara yang secara

tradisional merupakan sekutu yang tidak terpisahkan sejak Perang Dunia II.Hal ini

terjadi ketika Amerika Serikat tidak memberikan dukungan terhadap invasi yang

dilakukan oleh Inggris dan Perancis ke Mesir, bahkan Amerika Serikat

memberikan tekanan politik dan ekonomi terhadap keduanya. Hal yang paling

utama adalah peristiwa ini mengubah sejarah Mesir dan kawasan Timur Tengah

karena menandai runtuhnya pengaruh imperialisme lama di kawasan tersebut

yaitu, Inggris dan Perancis yang digantikan perannya oleh Amerika Serikat dan

Uni Soviet tersebut.

Sikap yang cenderung keras terhadap nasionalisasi Terusan Suez karena

bisa dikatakan, Inggris merupakan pihak yang paling berkepentingan dan terkena

dampak paling besar dari nasionalisasi tersebut.Inggris merupakan pemegang

Page 39: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

30

saham terbesar Suez Canal Company, terlebih sepertiga pelayaran yang melewati

Terusan Suez merupakan kapal Inggris.Eden menyatakan di hadapan parlemen

Inggris bahwa demi kepentingan nasional, Terusan Suez tidak boleh dipegang

oleh satu kekuatan yang bisa mengeksploitasinya.

Di pihak lain, Perancis mempunyai posisi yang mirip dengan Inggris.

Perancis setidaknya mempunyai dua kepentingan berkaitan dengan nasionalisasi

Terusan Suez.Pertama, Perancis mempunyai kepentingan ekonomi karena

memiliki saham Suez Canal Company yang membuatnya terkena dampak

langsung nasionalisasi yang dilakukan Nasser. Kedua, kepentingan politik yang

bahkan lebih penting dari dampak ekonomi yang akan ditimbulkan, yaitu masalah

Front de Leberation Nationale (FLN) yang merupakan pergerakan revolusi di

Algeria.

Nasser merupakan pendukung dan penyuplai senjata FLN, bahkan pada

September 1956 Angkatan Laut Perancis menahan kapal kargo Mesir yang berisi

senjata bagi FLN.Terlebih kebijakan dan propaganda Nasser yang ingin

menghapuskan kekuatan imperial Barat di Dunia Arab, membuat Perancis merasa

terancam. Meskipun Perancis dan Inggris memiliki kepentingan berbeda di Timur

Tengah, tetapi keduanya mempunyai tujuan yang sama untuk mengamankan

posisi dan kepentingannya di kawasan tersebut.

Posisi Amerika Serikat berbeda dengan Inggris dan Perancis yang tidak

berkepentingna menjatuhkan pemerintahan Nasser.Perhatiannya lebih kepada

implikasi global nasionalisasi Terusan Suez, terutama potensi kehilangan pasokan

minyak Timur Tengah dan kemungkinan intervensi Uni Soviet. Eisenhower tidak

melihat penggunaan kekuatan militer sebagai solusi terbaik dan hanya akan

meningkatkan resiko di Timur Tengah. Eisenhower menganggap bahwa ekonomi

Eropa tidak akan bertahan bila melakukan operasi militer ke Mesir ditambah

resiko Timur Tengah akan bersatu melawan Barat. Eisenhower juga

memperingatkan bahwa penggunaan kekuatan hanya akan mendorong Negara

Arab untuk mendapatkan persenjataan dari Uni Soviet.

Nasionalisasi Terusan Suez merupakan reaksi perlawanan Nasser terhadap

pembatalan bantuan Amerika Serikat, Inggris dan Bank Dunia untuk proyek besar

pembangunan bendungan Aswan. Nasionalisasi ini menyebabkan aksi militer

Page 40: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

31

yang dilakukan Inggris, Perancis, dan Israel. Selama Oktober hingga Desember

1956, disebut Perang Suez di Barat atau Agresi Tripartit di Timur Tengah.

Proses memimpin perubahan yang telah dilakukan oleh Presiden Gamal

Abdul Nasser mengindikasikan sejumlah hal yang mana mampu membuat agar

perubahan tersebut dapat berjalan dan berhasil. Hal tersebut diantaranya adalah

pertama, terdapatnya visi yang dimiliki oleh Presiden Nassser.Sejak awal

memegang tonggak kepemimpinan, Presiden Gamal Abdul Nasser secara terbuka

menentang imperialis Barat yang kemudian diterapkan dalam kepemimpinannya,

serta keinginan untuk menciptakan kemajuan perekonomian di Mesir.Visi yang

ingin dicapai oleh Presiden Gamal Abdul Nasser ditempuh dengan beberapa

program yang dilakukan.Kebijakan yang telah dibuat merupakan upaya

mewujudkan visi, sehingga perubahan di Mesir dapat tercapai tujuannya oleh

Presiden Gamal Abdul Nasser.

Kemudian, hal kedua adalah keterampilan yang dimiliki Presiden Gamal

Abdul Nasser.Sejumlah tantangan yang ada dalam upayanya menggerakkan

perubahan menuntut keterampilan yang tidak mudah untuk dilakukan. Kondisi

peperangan yang mewarnai proses perubahan yang dilakukan adalah faktor

penghambat yang harus Presiden Gamal Abdul Nasser hadapi. Dengan kegigihan

dan kerja kerasnya, Presiden Gamal Abdul Nasser berhasil mencapai tujuan yang

diharapkan.Bahkan, suatu ketika setelah kalah dalam Perang Enam Hari dengan

Israel pada tahun 1967, Presiden Gamal Abdul Nasser ingin menarik diri dari

dunia politik tetapi rakyat Mesir menolaknya.Alhasil, Presiden Gamal Abdul

Nasser dapat mewujudkan perubahan mulai dari menasionalisasi Terusan Suez

hingga membangun Bendungan Aswan.

Pembangunan proyek Bendungan Aswan.Ini adalah bentuk perubahan

sebagai langkah yang utamanya untuk memajukan perekonomian Mesir sekaligus

hal terpenting yang melatarbelakangi nasionalisasi Terusan Suez. Bendungan

Aswan yang merupakan salah satu bendungan terbesar di dunia terletak di dekat

kota Aswan, Mesir. Dua dam membendung sungai pada titik ini.Keduanya adalah

Bendungan Tinggi Aswan yang lebih baru dan Bendungan Aswan yang lama atau

Bendungan Rendah Aswan.Bendungan Tinggi Aswan memerlukan waktu

pembangunan selama 11 tahun.

Page 41: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

32

Bendungan yang dinamakan “Bendungan Aswan” ini merupakan salah satu

program ekonomi terpenting Presiden Gamal Abdul Nasser. Rencana

pembangunan Bendungan Aswan diumumkan tahun 1953 dan negara-negara

Barat telah menyatakan kesiapan mereka untuk ikut serta dalam proyek

ini.Namun, pada tahun berikutnya, Amerika Serikat secara mendadak

membatalkan bantuan yang telah dijanjikan untuk pembangunan Bendungan

Aswan.Hal ini membuat Presiden Gamal Abdul Nasser menasionalisasi Terusan

Suez pada tahun 1956, yang kemudian pada akhirnya disusul dengan serangan

dari Perancis, Inggris, dan Israel terhadap Mesir. Uni Soviet kemudian

memanfaatkan kesempatan ini dengan memberikan bantuan dana dan teknologi

kepada Mesir.

Pada tanggal 9 Januari 1960, dimulailah proyek pembangunan bendungan

rakasasa di sungai Nil, Mesir.Bendungan Aswan diselesaikan pada 21 Juli 1970.

Diharapkan, setelah bendungan selesai, wilayah Mesir akan meluas sebanyak

sepertiganya, sumber-sumber daya yang ada juga akan berlipat ganda, dan

menambah 200 juta poundsterling (sekitar Rp3,56 miliar) ke pos pendapatan

nasional Mesir. Bendungan ini memiliki tinggi 114 meter, panjang 3600 meter,

dan memproduksi listrik sebesar 2100 megawat.Selain itu, Bendungan Aswan

juga sangat membantu dalam pengairan pertanaian Mesir. Tanpa dibendung,

Sungai Nil akan banjir setiap tahun semasa musim panas, karena air dari Afrika

Timur mengalir masuk ke sungai ini. Banjir sebenarnya membawa banyak zat

nutrisi dan mineral yang membuat tanah di sekitar Sungai Nil menjadi subur dan

ideal menjadi tanah pertanian.

Hal ketiga adalah sumber daya yang merupakan salah satu faktor terpenting

dibutuhkan dalam melakukan perubahan. Dalam hal ini, perubahan yang salah

satunya dilakukan dalam pembangunan Bendungan Aswan, membuat Presiden

Gamal Abdul Nasser harus menyiapkan pendanaan, yang mana berasal dari

penerimaan Terusan Suez dan dibantu pula oleh pemerintah Uni Soviet dalam hal

dana dan teknologi. Di samping itu pula, pembangunan membutuhkan tenaga

manusia untuk mengerjakannya.Dengan begitu, proyek pembangunan dapat

berjalan dengan lancar dan mencapai tujuannya.Tanpa adanya dukungan sumber

daya ini, dimungkinkan pembangunan tidak terwujud.Jadi, sumber daya menjadi

Page 42: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

33

hal yang diperhitungkan oleh Presiden Gamal Abdul Nasser, agar dapat mencapai

keberhasilan.Terakhir, proses perubahan pada dasarnya membutuhkan pencairan

(unfreezing) status quo. Perpindahan (moving) ke keadaan yang baru dan

pembekuan kembali (refreezing) perubahan tersebut agar menjadi

permanen.Langkah dan terobosan yang dilakukan oleh Presiden Gamal Abdul

Nasser diaplikasikan pada kebijakannya.Kebijakan diantaranya menasionalisasi

Terusan Suez adalah sebagai bentuk upaya mendapatkan kembali kepentingan

Mesir, setelah beberapa lama dikuasai oleh Negara-negara Barat yang ingin

mempertahankan kekuasaannya pada Terusan Suez. Oleh karena itu, dalam hal ini

terjadi pergeseran dimana Mesir mengambil alih Terusan Suez sebagai bentuk

perubahan ke arah yang baru melalui putusan Presiden Gamal Abdul Nasser

menasionalisasi Terusan Suez yang dinyatakan dalam Undang-Undang

Nasionalisasi, dan telah disosialisasikan dalam terbitan pemerintah, sehingga pada

akhirnya Terusan Suez menjadi milik Mesir sepenuhnya tanpa campur tangan

negara lain dan secara luas dapat memajukan perekonomian Negara Mesir.

Pada 26 Juli 1956, Nasser mengejutkan dunia dengan mengumumkan

bahwa, dengan segera, Mesir akan menasionalisasi Terusan Suez. "Kami

menggali Kanal dengan nyawa kami, tengkorak kami, tulang kami, darah kami,"

katanya.'Uang itu milik kita dan Kanal Suez adalah milik kita. Kita akan

membangun Bendungan Aswan dengan cara kita sendiri. Jika Inggris dan

Amerika tidak mau membiayai pembangunan dana bendungan. Nasser bermaksud

untuk mendanai sendiri dengan keuntungan dari Perusahaan Terusan

Suez.Pidatonya menerima respon luar biasa dari orang-orang Mesir. Langkah

Nasse sepenuhnya legal-pemegang saham Comapany akan dibeli dengan harga

yang wajar -tetapi keputusannya ini justru akan memicu krisis internasional yang

disebut sebagai krisis suez.

Dalam pidatonya saat mengumumkan nasionalisasi Terusan Suez, Dapat

ditemukan beberapa poin berikut sebagai latar belakang dari nasionalisasi Terusan

Suez yang dilakukan oleh Gamal Abdul Nasser, yakni

1. Menghimbau agar mesir Terbebas dari segala bentuk kolonialisme, tirani

yang memerintah yang berupa eksploitasi asing. Mesir menjadi negara

yang merdeka dan mertabat. Tercapainya kemerdekaan bagi bangsa

Page 43: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

34

Mesir yang nyata secara independen baik dalam politik maupun

ekonomi.

2. Himbauan kehati-hatian kepada rakyat terhadap penjajah dan agen

penjajah yang sudah merongrong bangsa Mesir dan melemahkan bangsa

Arab sehingga persatuan Arab menjadi terpisah, termasuk di dalamnya

hadirnya Israel. Kehadiran Israel ini merupakan agenda dari

kolonialisme.

3. Perjuangan melawan kolonialisme yakni melawan metode kolonialisme,

melawan sarana kolonialisme, melawan makhluk dari kolonialisme yaitu

Israel yang diciptakan untuk menghabiskan bangsa Arab dan Palestina.

Israel yang dengan secara nyata mengumumkan secara terbuka bahwa

tanah suci membentang dari sungai nil sampai eufrat, dan ini menjadi

bahaya untuk kehormatan bangsa Arab bahkan dunia Arab terbentang

dari Samudra Alantik ke Teluk Persia.

4. Himbauan untuk Nasionalisme Arab dan Persatuan Arab

5. Bertemunya Gamal Abdul Nasser dengan Presiden Josep Bros Tito yang

berakhir pada Konferensi Brioni. Konferensi Brioni yang merupakan

pernyataan Presiden Josep Bros Tito (Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru

(India), dan Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir) pada tahun 1956 di

pulau Brioni Yugoslavia, berisi prinsip-prinsip untuk mempersatukan

negara-negara yang non-blok.

6. Konferensi Brioni memutuskan mengitu sepuluh prinsi prinsip Bandung

antara Yugoslavia, India, Mesir serta perkembangan internasional dalam

kesamaan pandangan mereka tentang isu internasional dan kerjasama

yang erat. Kebijakan yang ditempuh dengan meredakan ketegangan

internasional dan dalam pengembangan hubungan antar bangsa atas

dasar kesetaraan kemudian konferensi mengeluarkan keputusan bahwa:

konferensi Bandung yang diselenggarakan tahun lalu telah menyetujui

prinsip-prinsip tertentu harus diambil secara hubungan internasional dan

menegaskan tiga kepala negara lagi sepuluh prinsip ini, yang bertemu

dengan mendukung . Prinsip-prinsip Bandung dari sepuluh yakni wajar

bahwa semua bangsa memiliki hak untuk memilih secara bebas politik,

Page 44: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

35

ekonomi dan cara hidup sesuai dengan tujuan dan prinsip negara.

7. Prinsip prinsp pada Konferensi Bandung.

a. Pertama, menghormati hak asasi manusia dan tujuan serta prinsip

Piagam PBB.

b. Kedua, menghormati kedaulatan semua negara dan keutuhan wilayah

negara tersebut.

c. Ketiga, pengakuan kesetaraan dari semua ras dan diantara semua

negara besar dan kecil. Dimensi mencegah adanya campur tangan

dalam urusan internal negara lain. Menghormati hak setiap bangsa

untuk mempertahankan diri secara sepihak atau kolektif.

d. Menahan diri dari penggunaan organisasi pertahanan kolektif untuk

melayani kepentingan pribadi dari setiap keadaan negara-negara

besar.

e. Tidak ada tindak tekanan negara pada negara lain yang abstain.

f. Menghindari tindakan atau ancaman agresi atau penggunaan

kekerasan terhadap integritas territorial atau kemerdekaan politik

negara-negara.

g. Penyelesaian semua sengketa internasional dengan cara damai.

h. Pengembangan kepentingan umum dan saling kerjasama.

i. Menghormati keadilan dan kewajiban internasional.

8. Konferensi Brioni menegaskan embali prinsip-prinspi yang ada pada

Konferensi Bandung dan menyatakan keterikatanya bahwa prinsip-

prinsip ini harus menjadi dasar dari hubungan setiap negara yang

berserikat. Di Timur Tengah, kepentingan yang saling bertentangan dari

negara-negara besar telah menyebabkan kesulitan meningkatkan situasi.

Dengan demikian harus melihat masalah ini dalam terang realitas, dan

dengan cara yang menjamin kepentingan sah ekonomi asalkan

pengembangan solusi berbasis pada kebebasan masyarakat terkait

dengan masalah ini. Kebebasan rakyat daerah-daerah dan keinginan

mereka tidak eksklusif hanya diperlukan untuk perdamaian, tetapi juga

diperlukan untuk memastikan bahwa kepentingan ekonomi yang sah.

Mengingat ketegangan di Timur Tengah karena situasi di Palestina, dan

Page 45: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

36

bahaya yang ketegangan pada perdamaian dunia, konferensi

mengumumkan dukungan Asia-Afrika untuk hak-hak rakyat Arab

Palestina, dan menyerukan penerapan resolusi PBB tentang Palestina.

9. Pada Konferensi Brioni berbicara tentang masalah Aljazair yang

merupakan masalah Arab juga - membahas tiga posisi kepala pemerintah

di Aljazair, yang sangat penting, tetapi membutuhkan perhatian

mendesak dari sudut pandang hak-hak alami dari rakyat Aljazair, dan

mendukung perdamaian di bagian dunia. Jadi pada konferensi Brioni

menyatakan prinsip-prinsip dasar hubungan antara Negara, dan kami

mengumumkan bahwa kami telah melihat dalam masalah-masalah

global, masalah Jerman di Eropa, masalah China di Asia, masalah

Palestina dan Aljazair.

10. Gamal Abdul Nasser mempercayai bahwa sejak revolusi tahun 1952

bahwa kemerdekaan politik tidak dapat diselesaikan kecuali dengan

kemandirian ekonomi.

11. Pembentukan pasukan tentara nasional yang kuat bukan dibawah kendali

asing atau bimbingan petugas asing tapi tentara yang berkerja untuk

kepentingan rakyat dan bangsa Mesir.

12. Terbebas dari macam-macam bentuk nasionalisme. Hal pertama mulai

kolonialisme adalah pendudukan terhadap angkatan bersenjata yang

kemudian terus berkembang. Kemudian hadir kolonialisme tanpa tentara

yang kemudian berada pada kekuasaan dan kemudian mengambil alih

kekuasaan di negara menjadi milik penjajah dan berkuasa tanpa

kekuaran bersenjata tanpa pekerja dan tanpa senjata.

13. Bentuk bentuk lain dari kolonialisme yakni kolonialisme bersenjata,

kolonialisme ditambah dengan pendudukan, kolonialisme yang

menyamar dibawah agen kolonialisme, kolonialisme dibawah bentuk

aliansi terorganisir dan kolonialime dengan perjanjian-perjanjian.

14. Kolonialisme berkonspirasi disekitar kita dan dikelilingai intrik bahkan

merebut negara Arab dan mengelilingi kita dalam segala bentuk dan

mendikte kita dengan kehendaknya.

15. Gamal Abdul Nasser menyatakan bahwa harus menolak intrik

Page 46: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

37

kolonialisme ini dan kesadaran Arab dan nasionalisme Arab untuk

terbangun mengalahkan kolonialisme

B. Dampak Nasionalisasi Terusan Suez Bagi Mesir

Nasionalisasi Terusan Suez adalah bentuk upaya mendapatkan kembali

kepentingan Mesir, setelah beberapa lama dikuasai oleh Negara-negara Barat

yang ingin mempertahankan kekuasaannya pada Terusan Suez. Oleh karena itu,

dalam hal ini terjadi pergeseran dimana Mesir mengambil alih Terusan Suez

sebagai bentuk perubahan ke arah yang baru melalui putusan Presiden Gamal

Abdul Nasser menasionalisasi Terusan Suez yang dinyatakan dalam Undang-

Undang Nasionalisasi, dan telah disosialisasikan dalam terbitan pemerintah,

sehingga pada akhirnya Terusan Suez menjadi milik Mesir sepenuhnya tanpa

campur tangan negara lain dan secara luas dapat memajukan perekonomian

Negara Mesir.

Pada awal kepemimpinan Gamal Abdul Nasser, situasi Negara Mesir

dalam aspek hal ekonomi Mesir yang diambil oleh Gamal Abdul Nasser yakni,

transisi dari intervensi Negara untuk membuka ekonomi pasar, mereformasi

lingkungan bisnis untuk menarik investasi internasional, mengurangi subsidi

kebutuhan seperti energi dan makanan untuk memungkinkan fleksibilitas yang

lebih besar dalam mengalokasikan sumber daya anggaran, mengadopsi kebijakan

sosial untuk mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendidikan dan kesehatan,

meluncurkan distribusi yang lebih merata dalam hal pendapatan dan kekayaan,

dan menstabilkan politik negara.1

Motif ekonomi merupakan salah satu hal yang melatarbelakangi kebijakan

Gamal Abdul Nasser untuk menasionalisasi Terusan Suez sebagai sumber dana

dalam Pembangunan proyek Bendungan Aswan. Tindakan itu memicu invasi

Mesir oleh Inggris, Prancis, dan Israel-yang disebut Perang Suez.Setelah kejadian

itu negara mendirikan Organisasi Ekonomi untuk mengelola kepentingan asing

yang dinasionalisasi di perbankan dan asuransi pada tahun 1957. Pada tahun yang

sama, negara meluncurkan rencana pembangunan industri yang disorot peran

langsung dan terkemuka untuk investasi pemerintah. Bukan hanya membentuk

1

Naiem A. Sherbiny, Omaima M. Hatem (auth.)-State and Entrepreneurs in

EgyptEconomic Development since 1805-Palgrave Macmillan US (2015) h.70

Page 47: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

38

sebuah kelembagaan saja untuk mengelola bisnis yang dinasionalisasi dan

perusahaan publik baru, negara juga menunjuk para pekerja dari mantan perwira

militer karena diduga lebih loyalitas kepada rezim.2

Sulit untuk menggambarkan betapa pentingnya Bendungan Aswan bagi

Mesir. Hal ini penting di negara di mana 97% dari tanah terlalu kering untuk

mengizinkan pertanian atau bahkan merumput sampai batas tertentu, dan di mana

sekitar 22 juta orang terkonsentrasi pada 6 juta are tanah garapan di Lembah Nil,

pembangunan Bendungan Aswan Tinggi akan memungkinkan Mesir untuk

membawa budidaya merupakan dua juta acres peningkatan tambahan lahan

sekitar 33%. Pada saat yang sama, Dam. akan memproduksi hingga 600 juta

kilowatt jam listrik per tahun -untuk keperluan industri, untuk pertanian dan untuk

penerangan perumahan. Tapi yang lebih penting, Aswan telah menjadi simbol dari

revolusi Mesir.3

Negara Mesir dibawah kebijakan Gamal Abdul Nasser juga membuat

kebijakan yang antibisnis dalam sektor swasta sehingga secara signifikan sector

ini menjadi lemah walaupun terus beroperasi, dalam beberapa kegiatan negara

tahu bahwa negara tidak bisa mengelola. Milik pribadi dalam sector ini memang

tidak dihapuskan, tetapi peran pengusaha dalam investasi dan produksi terbatas

hanya untuk tanah, tempat tinggal, konstruksi, industri rumahan, dan

perdagangan.Beredar juga sebuah sentimen antibisnis yang dikembangkan negara

bahwa pengusaha sebagai "musuh rakyat," untuk membatasi pengusaha tetap

berada dalam control negara.Begitu juga ruang lingkup sektor publik diperluas,

dan kontrol negara dari harga, biaya, dan perdagangan didominasi transaksi bisnis

eksternal.Perencanaan sentral menjadi pusat kegiatan ekonomi selama tahun

1961-1965, dengan negara sebagai peran utama untuk mengembangkan pertanian,

industri, dan jasa sosial.Alat yang digunakan adalah pertama dan terutama

investasi publik. Namun, pengendalian biaya, harga, dan sewa rumah terdistorsi

mekanisme pasar dalam alokasi sumber daya dan dengan demikian mengirim

sinyal peringatan kepada pengusaha lokal: pasar selanjutnya akan terpinggirkan

2 Naiem A. Sherbiny, Omaima M. Hatem (auth.)-State and Entrepreneurs in Egypt_

Economic Development since 1805-Palgrave Macmillan US (2015) h.71 3World Affairs Institute, (1956). “Background of Suez,” World Affairs, Vol. 119, No.

3.hal 72

Page 48: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

39

dalam mendukung pusat komando dan kontrol. Tindakan yang diambil terhadap

sektor swasta mungkin telah didorong oleh pertimbangan keadilan untuk

membangun sebuah masyarakat sosialis.4

Gelombang terbesar intervensi pemerintah dalam bisnis terjadi pada tahun

1961.Saat pasar kapas di Alexandria ditutup dan Otoritas Cotton diberikan hak

monopoli perdagangan kapas. Dikarenakan diwaktu sebelumnya Mesir biasanya

berasal 80% dari pendapatan devisa yang berasal dari kapas harus menanggung

kerugian dengan gudang penuh kapas yang tidak terjual.

Dalam analisis, tujuan Gamal Abdul Nasser dalam hal pembangunan

ekonomi melalui lembaga-lembaga negara terpusat yang mengabaikan sinyal

pasar ternyata tidak hanya bisa dipertahankan dalam jangka pendek tetapi juga

merusak dalam jangka panjang.Dalam kata-kata Bent Hansen, "musuh utama

Mesir telah Mesir." Nasser yakin bahwa model sosialis adalah yang paling cocok

untuk Mesir selama tahun 1950-an dan 1960-an. Negara menetapkan tujuan

makro yang diterjemahkan ke dalam tujuan sector dengan rinci yang diarahkan

untuk produktif unit-semua dalam mode yang sangat terpusat. Pelaksanaannya,

bagaimanapun, adalah bencana. Gamal Abdul Nasser yang meninggal tahun 1970

ini meninggalkan warisan struktur yang berantakan dalam hal kelembagaan

ekonomi, perusahaan publik merugi, dan sektor swasta lumpuh yang terjadi

bertahun-tahun setelah kematiannya.

Dampak kebijakan nasionalisasi ini juga mendapat tanggapan, wakil-wakil

dari Shubra al-Khayma tekstil pekerja yang dikirim pada bulan Agustus 1958,

mengeluh tentang tingkat pengangguran dan jumlah besar pabrik-pabrik yang

bangkrut.Keluhan terkait dengan ketidakamanan kerja sangat mungkin merupakan

komponen besar peningkatan konflik industri selama dan setelah 1952 seperti

yang diungkapkan oleh Statistik Federasi industri Mesir.Jumlah rata-rata sengketa

tenaga kerja di tahun 1952-1958 adalah tiga kali rata-rata selama tujuh tahun

sebelumnya.Bagian dari peningkatan sengketa tenaga kerja disebabkan untuk

melanjutkan pertumbuhan perkotaan upah tenaga kerja.Hal ini meskipun

demikian, pertumbuhan tenaga kerja upah perkotaan tidak memperhitungkan

4Joel Beinin. Labor, Capital, and the State in Nasserist Egypt, 1952-1961. International

Journal of Middle East Studies, Vol. 21, No. 1 (Feb., 1989), pp. 71-90.Cambridge University

Pressh 72

Page 49: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

40

untuk peningkatan total sengketa Ketenagakerjaan.Mungkin berpendapat bahwa

peningkatan jumlah perselisihan setelah 1952 adalah karena peningkatan laporan

departemen tenaga kerja.Tapi asumsi ini tidak berdasar karena, terutama pada

tahun pertama dari rezim yang baru, ada tidak ada perbaikan dramatis dalam

personil dan birokrasi proceduresof kebanyakan departemen pemerintah. Ini jauh

lebih mungkin bahwa pekerja, percaya bahwa rezim baru akan membawa tentang

mengakhiri ketidakadilan dan penindasan sebelumnya mereka menderita, lebih

sering mencari bantuan dari aparatur negara daripada mereka telah di bawah

rezim lama. Selain itu, karena pemogokan ilegal di bawah rezim yang baru,

intervensi negara menjadi satu-satunya cara untuk menyelesaikan sengketa

Ketenagakerjaan. Namun, justru karena administratif dan yudisial aparat negara

tetap utuh, seperti bantuan itu sering tidak datang, meskipun undang-undang dan

resmi pernyataan kebijakan pemerintah yang menguntungkan untuk pekerja.5

Kebanyakan perang akan mempengaruhi warga sipil tanpa terkecuali yang

terjadi pada krisis Suez 1956. Mobilisasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat

saat perang berkecambuk bukan hanya mengganggu akan tetapi menimbulkan

jatuhnya korban dari warga sipil maupun kerusakan bangunan. Pertempuran

berkecamuk di rumah-rumah warga, sekolah, dan pasar, meninggalkan kematian

dan kehancuran di belakangnya.Bagi para korban di Gaza, Krisis Suez adalah

perang terbaru dalam serangkaian kemalangan dalam suasana konflik yang datang

kembali setelah sebelumnya pada tahun 1948-1949 terjadi Perang Arab-

Israel.Ratusan bahkan ribuan warga Palestina meninggalkan rumah

mereka.Ditambah dengan infrastruktur yang ada di Gaza benar-benar tidak

memadai untuk mendukung populasi yang besar.

Krisis Suez bukan hanya mempengaruhi warga sipil di Gaza, akan tetapi

bagi warga sipil Mesir juga mengalami penderitaan dan kerusakan bangunan yang

lebih besar.

Nasser melihat warga sipil Mesir sebagai dasar untuk pemberontakan rakyat

terhadap Eropa kolonialisme, sementara Inggris dan Perancis melihat bahwa

kelompok tertentu yang telah dibubarkan Nasser sebagai dasar untuk

5 Joel Beinin. Labor, Capital, and the State in Nasserist Egypt, 1952-1961. International

Journal of Middle East Studies, Vol. 21, No. 1 (Feb., 1989), pp. 71-90.Cambridge University

Pressh. 75

Page 50: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

41

menggulingkan pemerintahan Nasser.

Dalam skenario ini, Gamal Abdul Nasser akan mengobarkan "perang

rakyat" melawan penjajah. Nasser memahami halus sifat politik operasi sekutu di

Mesir dan pengawasan publik yang intens.Dengan demikian Inggris dan Perancis

terjebak dalam skenario bahwa Mesir harus terlepas dari imperialisme. Jika

pasukan Inggris dan Perancis bersifat agresif dengan membalas pemberontakan

maka, akan banyak korban warga sipil terlibat dalam "Perang rakyat,". Dengan

demikian jumlah korban yang banyak akan meningkatkan tekanan di Inggris,

Perancis, dan luar negeri untuk menghentikan permusuhan dan menarik diri dari

Mesir. Selain itu, warga sipil akan membujuk lebih banyak orang Mesir ke

melawan pendudukan, lagi memperluas konflik dalam mendukung Mesir.

1. Bidang Ekonomi

Pada masa itu ekonomi domestik Mesir berada pada titik

mengkhawatirkan, akibat dari kebijakan zaman monarki yang kapitalistis dan

memberi banyak peluang bagi berkembangnya feodalisme.Guna menangani

perekonomian yang memburuk Nasser bereksperimen menerapkan ideologi

sosialis menuju pembangunan ekonomi dan penegakan keadilan sosial yang non-

Marxis.Didorong oleh situasi internasional dan keadaan ekonomi domestik yang

tidak menentu, di samping adanya kedekatan ideologis, Nasser kemudian

membawa politik luar negeri Mesir menjadi lebih condong ke Uni Soviet.

Komponen utama dari kebuntuan ekonomi Mesir adalah bidang pertanian

yang menyumbang hampir 45-47% dari total tenaga kerja, 30% dari produk

domestik bruto, danlebih dari50% dariekspor. Selanjutnya, lebih dari50% dari

industri Mesir terdiri dari sektor berbasis pertanian seperti tekstil dan pengolahan

makanan. Jasa, transportasi, perdagangan, dan kegiatan pemerintah semua terkait

erat dengan pertanian dan pertanian Mesir saat Gamal Abdul Nasser menjabat

berada dalam masalah serius.6

Terusan Suez meningkatkan penghasilan industri pelayaran hingga 40%.

6 Egypt's Agriculture in Trouble Author(s): Alan Richards Source: MERIP Reports, No.

84 (Jan., 1980), pp. 3-13 Published by: Middle East Research and Information Project (MERIP)

Stable URL: http://www.jstor.org/stable/3011462 . Accessed: 18/11/2014 00:17. Kemunduran

Pertanian Mesir.

Page 51: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

42

Rute pelayaran Inggris antara Kalkuta ke Liverpool dengan melewati Tanjung

Harapan rata-rata menempuh jarak 11.650 mil, sedangkan dengan melewati

Terusan Suez jarak yang ditempuh berkurang hingga 45% menjadi sekitar 6.400

mil. Nasionalisasi Terusan Suez pada 26 Juli 1956 sebagai simbol kebebasan

Mesir dari pengaruh politik dan ekonomi asing, juga kebebasan Mesir untuk

menentukan nasibnya sendiri.

Nasser dianggap sebagai pahlawan Arab sebagai pemimpin yang berhasil

melawan negara imperialis dan meninggalkan kesan yang kuat bagi Dunia

Arab.Nasser membawa kehormatan dan kepercayaan diri kepada Dunia Arab dan

negara dunia ketiga. Konsep Nasser tentang Nasionalisme Arab memberi

pengaruh terhadap kejadian politik Arab dan periode setelah nasionalisasi Terusan

Suez merupakan masa keemasan Nasionalisme Arab dengan puncaknya deklarasi

berdirinya the United Arab Republic (UAR) antara Mesir dan Syiria pada 1

Februari 1958.

Nasionalisasi Terusan Suez mempunyai dampak ekonomi bagi

Mesir.Setidaknya ada dua dampak ekonomi jangka pendek yang dihadapi oleh

Mesir.Pertama, dibekukannya aset dan mata uang Mesir di Inggris, Perancis dan

Amerika Serikat, ditambah dihentikannya semua bantuan dari Amerika

Serikat.Kedua, adanya embargo ekonomi dari Inggris yang merupakan mitra

dagang paling penting bagi Mesir.Terlebih pemblokiran Terusan Suez dari

November 1956 hingga April 1957 semakin memperburuk perekonomian Mesir.

Pemulihan masalah ekonomi yang dihadapi akibat Nasionalisasi Terusan

Suez berjalan cepat dengan dibukanya kembali Terusan Suez pada 10 April

1957.Negosiasi pemulihan hubungan ekonomi dengan Inggris, Perancis dan

Amerika juga berlangsung relatif cepat. Pada Mei 1958 tercapai kesepakatan

antara Suez Canal Company dan Mesir, dimana pemerintah Mesir membayar

kompensasi nasionalisasi Terusan Suez sebesar 26,5 juta Poundsterling.

Kesepakatan Ekonomi dengan Perancis tercapai ditandatangani pada 22

Agustus 1958, sedangkan penyelesaian dengan Inggris baru tercapai pada

Februari 1959.Dari sudut pandang Mesir, penyelesaian masalah ekonomi akibat

nasionalisasi TerusanSuez berakhir dengan memuaskan dan cepat. Hal ini bisa

terjadi karena faktor ekonomi dan politik ketika itu; pentingnya Terusan Suez bagi

Page 52: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

43

dunia pelayaran, kepentingan ekonomi Barat yang mengharuskan mereka

melanjutkan perdagangan dengan Mesir, dan ketakutan negara Barat jika Mesir

akan jatuh ke dalam pengaruh Ekonomi Uni Soviet.

2. Bidang Politik

Krisis Suez ini sangat berpengaruh kepada politik Mesir, bukan saja

menaikkan pamor Mesir sebagai negara berkembang akan tetapi membawa

perubahan dengan tidak memandang sebelah mata Mesir, walaupun pada

kenyataannya Mesir kalah dalam peperangan. Kebijakan nasionalisi ini menjadi

gerbang bagi Mesir untuk menetapkan langkah berikutnya.

Gerbang selanjutnya akan mengawali konflik yang berkelanjutan antara

Israel dan Mesir. Perang ini disebabkan oleh ketidakpuasan orang Arab atas

kekalahannya dalam Perang Arab-Israel tahun 1948 dan 1956.Pada saat terjadinya

Krisis Suez tahun 1956, walaupun Mesir kalah, namun mereka menang dalam hal

politik.Tekanan diplomatik dari Amerika Serikat dan Uni Soviet memaksa Israel

untuk mundur dari Semenanjung Sinai. Setelah perang tahun 1956, Mesir setuju

atas keberadaan pasukan perdamaian PBB di Sinai, UNEF, untuk memastikan

kawasan tersebut bebas tentara dan juga menghalangi gerilyawan yang akan

menyebrang ke Israel, sehingga perdamaian antara Mesir dan Israel terwujud

untuk sesaat.

Perang tahun 1956 menyebabkan kembalinya keseimbangan yang tidak

pasti, karena tidak ada penyelesaian atau resolusi tetap mengenai masalah-

masalah di wilayah itu. Pada masa itu, tidak ada negara-negara Arab yang

mengakui kedaulatan Israel. Suriah yang bersekutu dengan blok Soviet mulai

mengirim gerilyawan ke Israel pada awal tahun 1960-an sebagai bagian dari

"perang pembebasan rakyat", dalam rangka untuk mencegah perlawanan domestik

terhadap partai Ba'ath. Selain itu, negara-negara Arab juga mendorong gerilyawan

Palestina menyerang sasaran-sasaran Israel.

3. Bidang Sosial

Nasser mempunyai pandangan yang benar-benar baru tentang masa depan

Mesir. Mengenai kebijakan asing Nasser mempunyai dua prioritas yaitu,

Page 53: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

44

menghapus kolonialisasi Inggris dari Mesir dan mengeliminasi kekuatan Inggris

di Dunia Arab.Salah satu alasan Nasser ingin mengeliminasi kekuatan Inggris di

Dunia Arab kemungkinan merupakan ambisi pribadi untuk menjadikan Mesir dan

dirinya sebagai pemimpin Dunia Arab.

Nasser menganggap nasionalisasi Terusan Suez sebagai tantangan

terhadap dominasi Barat, langkah untuk menuju Mesir yang independen, dan

menambah pendapatan Mesir dari aset-aset strategis.

Terusan Suez adalah wujud nyata perubahan yang terjadi pada Mesir,

karena menjadi pintu masuk pelayaran dari berbagai penjuru dan menjadikan Kota

Suez sebagai kota pelabuhan yang ramai. Dengan begitu hadir kembali pelabuhan

yang ramai berkembang pula kota-kota pelabuhan seperti Gibraltar, Bacelona,

Marsilla, Genoa, Venesia, Napels, Malt, Athena, Istambul, Sipus dan sebagainya

Page 54: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

45

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gamal Abdul Nasser sebagai seorang kepala negara telah melakukan

langkah yang sangat berani untuk menasionalisasikan Terusan Suez.Hal ini tidak

mudah bagi setiap kepala negara terutama resiko yang harus di tanggung dan

berurusan dengan negara maju seperti Inggris, Perancis dan Israel.Sikap Gamal

Abdul Nasser perlu di ancungi jempol karena dengan nasionalisasi Terusan Suez

merupakan batu loncatan untuk membangkitkan perekonomian Mesir yang

terpuruk sebelum Gamal Abdul Nasser berkuasa.Gamal Abdul Nasser

menganggap nasionalisasi Terusan Suez sebagai tantangan terhadap dominasi

Barat, langkah untuk menuju Mesir yang independen, dan menambah pendapatan

Mesir dari aset-aset strategis. Kepentingan Inggris, Perancis dan Israel terhadap

terusan Suez menjadikan ketiga negara tersebut melakukan penyerangan kepada

Mesir. Latar Belakang Gamal Abdul Nasser dalam hal menasionalisasikan

Terusan Suez yakni

Menciptakan sebuah negara Mesir yang independen, sepenuhnya

terbebas dari kolonialisme dan pengaruh asing baik dalam politik

maupun ekonomi.

Pemasukan hasil dari Terusan Suez sebagai sumber rencana

pembangunan Bendungan Aswan. Dengan dibangunnya

Bendungan Aswan ini mampu menjadikan pertanian Mesir maju.

Pembatalan dana yang dijanjikan oleh Amerika dan Inggris untuk

mendanai proyek Bendungan Aswan.

Adapun dampak dari kebijakan nasionalisasi Terusan Suez, penulis

menjabarkan pada dua katagori yakni ekonomi dan politik.Dalam hal ekonomi,

setidaknya Mesir mampu sedikit bernapas lega karena adanya masukan dari

pelayaran melalui Terusan Suez. Suez yakni meningkatnya penghasilan industri

pelayaran hingga 40%.Nasionalisasi Terusan Suez mempunyai dampak ekonomi

Page 55: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

46

bagi Mesir.Setidaknya ada dua dampak ekonomi jangka pendek yang dihadapi

oleh Mesir.Pertama, dibekukannya aset dan mata uang Mesir di Inggris, Perancis

dan Amerika Serikat, ditambah dihentikannya semua bantuan dari Amerika

Serikat.Kedua, adanya embargo ekonomi dari Inggris yang merupakan mitra

dagang paling penting bagi Mesir.Terlebih pemblokiran Terusan Suez dari

November 1956 hingga April 1957 semakin memperburuk perekonomian Mesir.

Pemulihan masalah ekonomi yang dihadapi akibat Nasionalisasi Terusan Suez

berjalan cepat dengan dibukanya kembali Terusan Suez pada 10 April

1957.Negosiasi pemulihan hubungan ekonomi dengan Inggris, Perancis dan

Amerika juga berlangsung relatif cepat. Pada Mei 1958 tercapai kesepakatan

antara Suez Canal Company dan Mesir, dimana pemerintah Mesir membayar

kompensasi nasionalisasi Terusan Suez sebesar 26,5 juta

Poundsterling.Kesepakatan Ekonomi dengan Perancis tercapai ditandatangani

pada 22 Agustus 1958, sedangkan penyelesaian dengan Inggris baru tercapai pada

Februari 1959.Dari sudut pandang Mesir, penyelesaian masalah ekonomi akibat

nasionalisasi TerusanSuez berakhir dengan memuaskan dan cepat. Hal ini bisa

terjadi karena faktor ekonomi dan politik ketika itu; pentingnya Terusan Suez bagi

dunia pelayaran, kepentingan ekonomi Barat yang mengharuskan mereka

melanjutkan perdagangan dengan Mesir, dan ketakutan negara Barat jika Mesir

akan jatuh ke dalam pengaruh Ekonomi Uni Soviet.

B. Saran

Kepemimpinan Gamal Abdul Nasser di Mesir dengan kebijakannya yang

berorientasi pada Sosialisme Arab terintegrasi dengan kebijakan-kebijakan yang

dibuatnya.Terutama loncatan yang sangat beraninya dalam menasionalisasi

Terusan Suez dengan segala potensi strategis bagi negara-negara maju.Hal ini

tentunya harus kita gali lebih dalam untuk menambah khazanah perihal kebijakan

Gamal Abdul Nasser di Mesir.

Penulis mengalami kesulitan dan keterbatasan mengakses sumber primer

lainnya. Jadi, penulis menyarankan untuk yang hendak melakukan penelitian

perihal nasionalisasi Terusan Suez oleh Gamal Abdul Nasser untuk mencoba

mengkronologikan sejarah dunia, khususnya Perang Dunia II dan mengkaitkannya

Page 56: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

47

dengan situasi politik internasional karena sangat banyak factor yang

mempengaruhi kebijakan Gamal Abdul Nasser untuk menasionalisasikan Terusan

Suez.

Page 57: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

48

DAFTAR PUSTAKA

Buku

A. SherbinyNaiem, Omaima M. Hatem (auth.)-State and Entrepreneurs in Egypt

Economic Development since 1805-Palgrave Macmillan US 2015.

Al-Sayyid MarsotAfaf Lutfi, A History Of Egypt From The Arabs Conquest To

The Present, 2th ed.New York: Cambridge University Press, 2007.

GottschalkLouis, Mengerti Sejarah, Penerjemah Nugroho Notosusanto, Jakarta:

UI Press, 1983.

MansfieldPeter, A History of the Middle East, Harmondsworth: Penguin Books,

1991.

MussaIshak Al Husaini, Ikhwanul Muslimun: Tinjauan Sejarah Sebuah Gerakan

Islam (Bawah Tanah), Jakarta: Grafiti Pers, 1983.

Republik Indonesia Kedutaan Besar Mesir, Selayang Pandang Mesir. 2014

SoeratmanDarsiti, Sejarah Afrika. Yogyakarta: Ombak, 2012TahirArifin, Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah, Jakarta Pustaka Indonesia Press, 2011.

Somarajah,M., The International Law on Foreign Investment, Cambridge

University Press, Cambridge, UK, Second edition, 2004

TamburakaApriadi, Revolusi Timur Tengah: Kejatuhan Para Penguasa Otoriter

di Negara-Negara Timur Tengah. Yogyakarta: Narasi, 2002

VarbleDerek. The Suez Crisis 1956, Osprey Publishing , 2003

Jurnal dan Artikel

Affairs World Institute, (1956). “Background of Suez,” World Affairs, Vol. 119,

No. 3. 72-73.

Gershoni, dan James P Jankowski, Egypt, Islam, and The Arabs: The Search for

Egyptian Nationhood, 1900-1930.Oxford: Oxford University Press,

1986.

Husna Krida Amalia, “Gamal Abdul Nasser dan Perannya dalam Penentuan

Kebijakan Mesir,1952-1970, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Yogyakarta, 2010.

Page 58: KEBIJAKAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46889/1/HIKMATUL... · Mesir.Kebijakan nasionalisasi ini menyebabkan terjadinya

49

International Journal of Middle East Studies, Vol. 21, No. 1 Feb., 1989 pp. 71-

90.Cambridge University PressIsrael.

Labor, Joel Beinin, Capital, and the State in Nasserist Egypt, 1952-1961.

Nurtsabit Alfin A, “Kajian Tentang Nasionalisasi Terusan Suez dan Kepentingan

Negara-Negara Barat (1956-1957,” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Yogyakarta, 2013.

Nurudin Muhammad, Pemikiran Nasionalisme Arab Gamal Abden Nasser Dan

Implikasinya Terhadap Persatuan Umat Islam Di Mesir, ADDIN, Vol. 9,

No. 1, Februari 2015.

Podeh Elie, “The Drift towards Neutrality: Egyptian Foreign Policy during the

Early Nasserist Era,” 1952-55, Middle Eastern Studies, Vol. 32, No. 1

Jan., 1996.

Widyarsa Mohammand Riza, Rezim Militer dan Otoriter di Mesir, Suriahdan

Libya, Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Prana Sosial, Vol. 1, No. 4,

September 2012