Kebijakan Fiskal dan Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Anggaran Tahun 2016

16
KEMENTERIAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN FISKAL DAN PENINGKATAN KUALITAS PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2016 Paparan Menteri Keuangan pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2016 Jakarta, 29 April 2015 Draf 28 April 2014 2 POKOK BAHASAN 1. Pendahuluan 2. Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015-2016 3. Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2016 4. Resource Envelope Pagu Indikatif RAPBN 2016 5. Langkah-langkah Peningkatan Kualitas Anggaran 6. Penutup

description

disampaikan oleh Menteri Keuangan saat Musrenbangnas 2015

Transcript of Kebijakan Fiskal dan Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Anggaran Tahun 2016

  • KEMENTERIAN KEUANGANKEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIAREPUBLIK INDONESIA

    KEBIJAKAN FISKAL DAN PENINGKATANKUALITAS PELAKSANAAN ANGGARAN

    TAHUN 2016

    Paparan Menteri Keuangan padaMusyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional

    Tahun 2016Jakarta, 29 April 2015

    Draf 28 April 2014

    2

    POKOK BAHASAN

    1. Pendahuluan

    2. Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015-2016

    3. Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2016

    4. Resource Envelope Pagu Indikatif RAPBN 2016

    5. Langkah-langkah Peningkatan Kualitas Anggaran6. Penutup

  • INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN3

    PENDAHULUAN ..(1) Tahun Anggaran 2016 merupakan tahun pertama (secara penuh)

    dari Pemerintahan Kabinet Kerja, sehingga anggaran tahun 2016menampung secara utuh kebijakan dan program dariPemerintahan Kabinet Kerja.

    RAPBN tahun 2016 merupakan tahun kedua dari RPJMN tahun2015-2019: Merupakan langkah bagi Pemerintah Pusat dan Daerah untuk

    meningkatkan kerjasama yang lebih baik dalam berbagai programpembangunan nasional dan tahun-tahun ke depan.

    Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankanpada keunggulan kompetitif perekonomian.

    INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN4

    PENDAHULUAN..(2) Berdasarkan kondisi tersebut, arah kebijakan fiskal tahun2016 adalah:

    Defisit dikendalikan pada tingkat yang sustainable (lebih rendah dariAPBNP 2015), dengan tetap memperhatikan peran APBN dalamperekonomian. Mengoptimalkan pendapatan negara baik perpajakan maupun PNBP. Pengendalian dan peningkatan kualitas belanja negara baik belanjapusat maupun transfer ke daerah dan dana desa.

    Melanjutkan program-program prioritas di tahun 2015; Memenuhi anggaran kesehatan 5% APBN; Memperkuat desentralisasi fiskal.

  • INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN5

    Tantangan APBN ke Depan

    Fiscal SpaceTerbatas

    Perlunyapeningkatanpenerimaanperpajakan Liftingmigasdan ICPcenderungmenurunpendapatanmigas turun

    Perlunyapeningkatanpenerimaanperpajakan Liftingmigasdan ICPcenderungmenurunpendapatanmigas turun

    MandatorySpending dan

    belanja bersifatwajibmasih

    besar Komposisi belanjanegara didominasibelanja yangbersifat wajib (a.l.belanja operasional,pembayaran bungautang, subsidi) Mandatory spendingsemakin besar (a.l.anggaranpendidikan, DAU,dana desa, anggarankesehatan)

    Komposisi belanjanegara didominasibelanja yangbersifat wajib (a.l.belanja operasional,pembayaran bungautang, subsidi) Mandatory spendingsemakin besar (a.l.anggaranpendidikan, DAU,dana desa, anggarankesehatan)

    Alokasi belanjabelum optimal

    Belanja yang bersifatproduktif(infrastruktur danpeningkatan kualitasSDM)masih perluditingkatkan Upaya penghematanbelanja yang tidakproduktif (perjalanandinas, rapat/konsinyering) perluterus dilakukan Kualitas belanjadaerah masih belumoptimal

    Belanja yang bersifatproduktif(infrastruktur danpeningkatan kualitasSDM)masih perluditingkatkan Upaya penghematanbelanja yang tidakproduktif (perjalanandinas, rapat/konsinyering) perluterus dilakukan Kualitas belanjadaerah masih belumoptimal

    Penyerapananggaran

    belum optimal

    Penyerapananggaran belanjaK/L masihberkisar 90%-94%masihdapatditingkatkan Penyerapanmenumpuk padatriwulan III danIV

    Penyerapananggaran belanjaK/L masihberkisar 90%-94%masihdapatditingkatkan Penyerapanmenumpuk padatriwulan III danIV

    6

    1.Memperkuat Kapasitas Fiskal Optimalisasi Penerimaan Perpajakan Optimalisasi PNBPdengan tetap menjaga iklim investasi dan konservasilingkungan

    1. Pengendalian kerentanan fiskal (fiscal vulnerability)2. Meningkatkan fiscal buffer dan fleksibilitaspengelolaan keuangan negara (pasal krisis, BSF,FKSSK)

    1. Pengendalian pembiayaan yang bersumber dariutang dalam batas yangmanageable

    2.Mengarahkan agar pemanfaatan pinjaman untukkegiatan produktif

    Menuju KeseimbanganPrimer Positif

    Menuju KeseimbanganPrimer Positif

    Menurunkan Rasio Utangterhadap PDB

    Menurunkan Rasio Utangterhadap PDB

    MengendalikanDefisit AnggaranMengendalikanDefisit Anggaran 2.Meningkatkan Kualitas Belanja: Meningkatkan Alokasi Belanja Produktif

    Infrastruktur, penguatan SDM. Mengendalikan Belanja (Mandatory, Subsidi,

    Belanja Barang Operasional, dan Biaya PerjalananDinas)

    Strategi untuk Menjaga KesinambunganFiskal

  • 7Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015-20162

    8 8

    Asumsi Dasar Ekonomi Makro, 2015-2016

    a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 5,2 - 5,7 5,8 - 6,6b. Inflasi (%, yoy) 5,0 4,0 - 5,0 3,0 - 5,0c. Tingkat bunga SPN 3 bulan (%) 6,2 5,0 - 7,0 4,0 - 6,0d. Nilai tukar (Rp/US$) 12.500 12.500 - 13.000 12.800 - 13.200e. Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel) 60 55 - 60 60 - 80f. Lifting Minyak (ribu barel per hari) 825 825 830 - 850g. Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari) 1.221 1.221 1.100 - 1.200

    2015

    Outlook2016Indikator

    APBNP

  • 9 99

    Outlook 2015, walaupun diperkirakan adanya perbaikankinerja ekonomi negara maju, namun masih terdapatrisiko. Perbaikan ekonomi terlihat di Amerika Serikat (AS), danmenjadi dasar berlanjutnya normalisasi kebijakanmoneter, khususnya kebijakan kenaikan suku bunga TheFed.

    Eropa dan Jepang masih mengalami tekanan ekonomi,khususnya risiko deflasi. Kebijakan moneter cenderunglonggar (stimulus moneter).

    Tiongkok dipengaruhi pelemahan kinerja pasar properti,aktivitas industri serta investasi, dan berkurangnyaangkatan kerja.

    India pertumbuhan meningkat didorong reformasikebijakan pemerintah baru.

    Harga komoditas dunia yang masih rendah.Outlook 2016, pertumbuhan ekonomi global sedikitmeningkat, terutama didorong oleh perekonomiannegara maju. Risiko dampak kenaikan suku bunga The Fed masihmenjadi risiko pemulihan ekonomi berbagai negara.

    Kenaikan FFR dapat mengurangi impor AS danmenghambat pertumbuhan perdagangan dunia.

    Gejolak likuiditas global akibat kenaikan FFR dapatmengganggu proses pemulihan ekonomi di negara lain.

    Ekonomi Tiongkok diperkirakan kembali melambat danmenjadi downside risk pertumbuhan ekonomi EM disekitarnya (Asia).

    Perekonomian India masih cukup tinggi.

    Pertumbuhan Ekonomi Dunia (%)

    2011 2012 2013 2014 2015f 2016fDunia 4.2 3.4 3.4 3.4 3.5 3.8Negara Maju 1.7 1.2 1.4 1.8 2.4 2.4 Amerika Serikat 1.6 2.3 2.2 2.4 3.1 3.1 Inggeris 1.6 0.7 1.7 2.6 2.7 2.3 Kawasan Eropa 1.6 -0.8 -0.5 0.9 1.5 1.7 Perancis 2.1 0.3 0.3 0.4 1.2 1.5 Jerman 3.7 0.6 0.2 1.6 1.6 1.7 Italia 0.6 -2.8 -1.7 -0.4 0.5 1.1 Spanyol -0.6 -2.1 -1.2 1.4 2.5 2.0 Yunani -8.9 -6.6 -3.9 0.8 2.5 3.7 Portugal -1.8 -4.0 -1.6 0.9 1.6 1.5 Jepang -0.5 1.8 1.6 -0.1 1.0 1.2

    Negara Berkembang 6.2 5.2 5.0 4.6 4.3 4.7 Tiongkok 9.3 7.8 7.8 7.4 6.8 6.3 India 6.6 5.1 6.9 7.2 7.5 7.5 ASEAN 5 4.6 6.1 5.2 4.6 5.2 5.3

    Sumber: WEO-IMF, 2015

    Di tahun 2015 dan 2016 perekonomian global diperkirakanmeningkat namun masih pada taraf relatif lemah .

    Sumber: WEO-IMF, 2015

    10 10

    *Export Price Index dihitungmenggunakanenam harga komoditas ekspor (coal,natural gas, palm oil, crude oil, rubber, and Copper)

    Harga komoditas global masih menunjukkan trenpelemahan seiring dengan menurunnya permintaanglobal. Commodity Boom telah berakhir.

    Pengurangan secara bertahap stimulus moneter diAS telah berdampak pada nilai tukar dan imbal hasilsurat utang.

    Kondisi perekonomian global saat ini telah amatberbeda dengan kondisi 4 tahun terakhir dimanapada periode tersebut dunia menikmati stimulusmoneter dan harga komoditas yang tinggi.

    Ekonomi global sedang bergerak menuju NewEquilibrium.

    Risiko pada perekonomian global masih berlanjut..menuju kondisi equilibrium baru setelah berakhirnya era QE dari The Feddan makin menurunnya harga komoditas

    708090

    100110120

    Jan-08

    Jun-08

    Nov-0

    8Ap

    r-09

    Sep-09

    Feb-10

    Jul-10

    Des-1

    0Me

    i-11

    Okt-1

    1Ma

    r-12

    Agu-1

    2Jan

    -13Jun

    -13No

    v-13

    Apr-1

    4Sep

    -14Feb

    -15

    Commodity Index (monthly average)800090001000011000120001300014000150001600017000

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    Jan-08 Jan-09 Jan-10 Jan-11 Jan-12 Jan-13 Jan-14 Jan-15

    UST 10YINDO 10YNilai Tukar Rupiah thd USD (RHS)

    New E

    quilib

    rium

  • 11 11

    Perkembangan perekonomian Indonesia...masih relatif stabil dan kondusif

    -3000

    -2000

    -1000

    0

    1000

    2000

    3000

    2012

    -J F M A M J J A S O N D20

    13-J F M A M J J A S O N D

    2014

    -J F M A M J J A S O N D20

    15-J

    Juta U

    SD

    MIGASNONMIGASTOTAL

    6,1 6,2 5,9 5,9 5,6 5,6 5,5 5,6 5,1 5,0 4,9 5,0

    2012:6.0% 2013:

    5.6%2014:5.02%

    Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42012 2013 2014

    Kuartal Tahunan

    Pertumbuhan ekonomiMengalamiModerasi (%, yoy)

    Pertumbuhan ekonomiMengalamiModerasi (%, yoy) Investasi langsung Meningkat (Rp Tn)Investasi langsung Meningkat (Rp Tn)Inflasi terkendali (yoy)Inflasi terkendali (yoy)

    Neraca PerdaganganRelatif MembaikNeraca PerdaganganRelatif MembaikSumber: BPS Sumber: BPS Sumber: BKPM

    51,5 56,1 56,6 56,8 65,5 66,7 67,0 71,2 72,078,0 78,3 78,7

    19,7 20,80 25,2 26,527,5 33,1 33,5 34,1 34,6

    38,20 41,60 41,7

    020406080

    100120

    1Q 2Q 3Q 4Q 1Q 2Q 3Q 4Q 1Q 2Q 3Q 4Q2012 2013 2014Foreign Direct Domestic Direct

    Cadangandevisa (Maret 2015) US$111miliar

    Sumber: BPS Sumber: Bank Indonesia

    8,366,96 6,38

    5.04

    0

    5

    10

    Jan-13

    Feb-1

    3Mar-

    13Ap

    r-13

    Mei-

    13Jun-13

    Jul-1

    3Ag

    u-13

    Sep-1

    3Ok

    t-13

    Nov-1

    3De

    s-13

    Jan-14

    Feb-1

    4Mar-

    14Ap

    r-14

    Mei-

    14Jun-14

    Jul-1

    4Ag

    u-14

    Sep-1

    4Ok

    t-14

    Nov-1

    4De

    s-14

    Jan-15

    Feb-1

    5Mar-

    15

    CPI YoY Core Inflation

    Jul 2013 44% fuel hikeNov 2014~33.6% fuel hike7

    6.29

    Jan 15 (MoM): 0.24% deflationFeb 15 (MoM): 0.36% deflation Mar 15 (MoM):0.17% inflation

    12 12

    Perkembangan Nilai Tukar Rupiah (per 28 April 2015).. menunjukkan masih adanya tekanan dari sentimen global, terutama akibatmenguatnyaUS dollar terhadap hampir seluruhmata uang

    70

    75

    80

    85

    90

    95

    100

    Jan-08 Jan-09 Jan-10 Jan-11 Jan-12 Jan-13 Jan-14 Jan-15

    Dolar Index

    25 Nov 2008 :QE 1 3 Nov 2010 :

    QE 2 13 Sep 2012 :QE 3

    18 Des 2013 :Tapering

    1 Januari 2015 : 90.27 28 April 2015: DXY Index 96.8

    70

    80

    90

    100

    110

    120

    130

    Jan-08 Jan-09 Jan-10 Jan-11 Jan-12 Jan-13 Jan-14 Jan-15

    Indeks

    : 2010

    = 100

    REER Indonesia vs other Emerging Markets

    Indonesia India BrazilTurki Afrika Selatan Tiongkok

    Apresiasi

    Nilai tukar Rupiah s.d 28 April 2015 mengalami depresiasiterhadap mata uang dollar AS sekitar 4,3% (ytd). Depresiasi nilai tukar Rupiah tersebut seiring dengan trendepresiasi mata uang yang dialami oleh negara-negara lain, yanglebih disebabkan oleh faktor eksternal antara lain penguatan nilaitukar dollar AS terhadap mata uang negara-negara lain sejalandengan perbaikan perekonomian AS serta kebijakan normalisasimoneter yang diambil oleh the US Fed. Ditinjau dari indikator Real Effective Exchange Rate (REER),pergerakan REER Indonesia masih sejalan dengan arahpergerakan negara emergingmarkets lainnya Hasil rapat FOMC (18 Maret) sedikit meredam tekanan nilai tukarnegara emergingmarket

    Kurs 28 April 2015Rp12.978/USD

    12.00012.20012.40012.60012.80013.00013.20013.400

    2-Jan-

    159-J

    an-15

    16-Jan

    -1523-

    Jan-15

    30-Jan

    -156-F

    eb-15

    13-Feb

    -1520-

    Feb-15

    27-Feb

    -156-M

    ar-15

    13-Ma

    r-15

    20-Ma

    r-15

    27-Ma

    r-15

    3-Apr-

    1510-

    Apr-1

    5

    Rata-rata Kurs s.d. 28 april2015 = Rp12.838/USD

    Depre

    siasi

  • 13

    Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 20163

    14

    Pokok-Pokok KebijakanPendapatan Negara 2016

    Perpajakan

    PNBP

    Meningkatkan tax ratiomenjadi sekitar14% (termasuk SDA migas danpertambangan). Meningkatkan kepatuhan WP melalui law

    enforcement (pemeriksaan danpenyidikan) Memperluas tax base. Pengajuan usul barang kena cukai baru. Mengoptimalkan penerimaan SDA migasmenahan turunnya lifting. Mengoptimalkan penerimaan SDA Non Migaspengawasan SDA pertambangan, kehutanan danperikanan. Optimalisasi Bagian Pemerintah atas Laba BUMNagar dapat mendorong peran BUMN sebagai

    agent of development. Memperbaiki peraturan perundang-undangan dibidang PNBP (mekanisme dan tarif).

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    1400

    1600

    1800

    2000

    2011 2012 2013 2014 2015Penerimaan Perpajakan PNBP

  • 15

    Pokok-Pokok KebijakanBelanja Pemerintah Pusat 2016

    Belanja K/L

    Belanja Non K/L

    Mempertahankan tingkat kesejahteraan aparaturpemerintah dengan memerhatikan tingkat inflasi. Melanjutkan kebijakan efisiensi belanja barangoperasional dan pengendalian belanja perjalanandinas. Mendukung pelaksanaan program pembangunanseperti infrastruktur, ketahanan pangan, energi,kemaritiman dan pariwisata sesuai dengan RKP2016. Penguatan SDM pendidikan, kesehatan,ketenagakerjaan, UMKM.

    Pembayaran bunga utang tetapdiarahkan untuk (i) memenuhikewajiban pemerintah secara tepatwaktu dan jumlah untukkesinambungan pembiayaan, (ii)menjaga efisiensi (a.l. melaluipemilihan komposisi instrumen utangdan melaksanakan transaksi lindungnilai). Menyediakan cadangan belanja (a.l.risiko fiskal, peningkatan PBI). Belanja hibah kepada pemda(penerusan PHLN, dan Nationwidewater hibah program).

    Subsidi tepat sasaran. Mendukung pembangunaninfrastruktur berupa kerjasamapemerintah swasta.

    0,0500,0

    1000,01500,0

    2011 2012 2013 2014 2015

    Belanja K/L Belanja Non K/L

    16

    Pokok-Pokok KebijakanSubsidi Tahun 2016

    Subsidi Energi

    Subsidi Non Energi

    Memberikan subsidi tetap untukBBM jenis minyak solar. Penerapan tariff adjusment untukTTL. Perbaikan bauran energi input untukpembangkit listik. Menyediakan Raskin kepada RTSselama 12 bulan sebesar 15kg/RTS/bulan dengan harga jualRp1.600/kg. Memenuhi kebutuhan pupuk danbenih petani dengan hargaterjangkau dalam rangkameningkatkan produksi pertanian. 0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    450

    2011 2012 2013 2014 2015Subsidi Energi Subsidi Non Energi

  • 17

    Pokok-Pokok KebijakanTransfer ke Daerah & Dana Desa 2016Transfer ke Daerah

    Dana Desa

    Melanjutkan kebijakan affirmatif DAKyang diprioritaskan pada bidanginfrastruktur dasarMeningkatkanalokasi DAK. Penajaman bidang DAK sehinggalebih efektif, selektif dan optimalpemanfaatannya. Meningkatkan alokasi Dana Desa2016 sehingga setara 6 persen daridan diluar transfer ke daerah. Mengefektifkan program-programyang berbasis desa sesuai amanatUU Nomor 6 Tahun 2014 tentangDana Desa 0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    2011 2012 2013 2014 2015Transfer Ke Daerah Dana Desa

    18

    Pokok-Pokok KebijakanDefisit dan Pembiayaan 2016

    Defisit diupayakan terus menurun, menjadisekitar 1,7%-1,9% terhadap PDB. Primary balance diupayakan untuk terusmembaik, sehingga menuju positif di tahun2019. Pengendalian rasio utang terhadap PDB. Mendukung program sejuta rumah bagimasyarakat berpenghsilan rendah (MBR)melalui alokasi dana bergulir untuk BLU PPP(FLPP). Melanjutkan pemberian beasiswa danrehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusakakibat bencana alam melalui program danapengembangan pendidikan nasional. Mendukung percepatan pembangunaninfrastrukturmelalui pinjaminanpemerintah Mendukung peran BUMN sebagai agenpembangunan (agent of development) untukmewujudkan program prioritas nasional(Nawacita) melalui alokasi PMN kepadaBUMN.

    0,0

    0,5

    1,0

    1,5

    2,0

    2,5

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    2011 2012 2013 2014 2015 2016Defisit Anggaran % thd PDB

    1.7-1,9

  • 19

    Resource Envelope Pagu Indikatif BelanjaK/L Tahun 20163

    INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN2020

    PAGU INDIKATIF 2016

    Pagu Indikatif K/L Tahun 2016 sebesar Rp807,7 triliun:1. Bersifat baseline, dalam arti:a. Belummenampung kebijakan barub. Telah memperhitungkan asumsi dasar ekonomi makro, accres (kenaikanalamiah) untuk belanja pegawai, tunjangan kinerja existing, sertamemperhatikan sumber-sumber pendanaan baik dari PNBP/BLU, maupunpinjaman dan hibah (dalam dan luar negeri) dan SBSN PBS;2. Dihitung dengan memperhatikan kinerja penyerapan 2014, proyeksi 2015,dan rencana tahun 2016 Pagu masing-masing K/L tidak harus naikdibanding APBNP 2015;3. Diprioritaskan untuk program/kegiatan yang bersifat strategis.

  • INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN21

    ANGGARAN 10 BESAR K/L2015 - 2016 Triliun Rupiah

    1 033 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 118,5 102,62 012 KEMENTERIAN PERTAHANAN 102,3 97,93 024 KEMENTERIAN KESEHATAN 51,3 75,44 060 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 57,1 62,55 025 KEMENTERIAN AGAMA 60,3 60,56 022 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 65,0 55,37 023 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 53,3 53,28 042 KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI 43,6 45,09 015 KEMENTERIAN KEUANGAN 25,7 32,610 018 KEMENTERIAN PERTANIAN 32,8 30,2 609,8 615,0 185,7 173,3

    - 19,4 795,5 807,7

    No KODEBA K/LPagu Indikatif

    2016APBNP2015

    Jumlah 10 K/L BesarJumlah K/L Lainnya

    JumlahCadangan Belanja K/L

    22

    Langkah-langkah Peningkatan KualitasAnggaran5

  • INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN23

    Evaluasi Permasalahan PenyusunanRKA-K/L 20151. Perubahan nomenklatur beberapa K/L mempengaruhipendokumentasian RKA-K/L dan DIPA, yang pada akhirnyaberpengaruh pada penyerapan anggaran Upaya percepatanpenyelesaian DIPA terus dilakukan.2. Adanya tambahan belanja hasil pembahasan (hasiloptimalisasi) yang masih diblokir mengacu pada hasil reviuBPKP.3. Kebijakan penghematan/pemanfaatan anggaran belanjaperjalanan dinas dan meeting/konsinyering melalui

    selfblocking dan usul revisi pemanfaatan perlu dilakukansejak awal penganggaran sehingga tidak menghambatpenyerapan.

    24 24

    1. Memperjelas hubungan yang logis antara alokasi anggaran (input) denganoutput dan outcome program dalam kerangka penerapan PerformanceBased Budgeting melalui arsitektur dan informasi kinerja (ADIK).2. Mengurangi pendanaan bagi kegiatan yang konsumtif dan kurangproduktif, a.l. belanja perjalanan dinas dan meeting/konsinyering.3. Peranan APIP K/L dalam melakukan review RKAKL harus ditingkatkan,guna menjaga governance dan akuntabilitas.4. Dalam rangka pemanfaatan dana optimalisasi 2016 (jika ada), K/L agarmemerhatikan kriteria pemanfaatannya, a.l. arah kebijakan yg ditetapkandalam RKP, dan sesuai arahan/keputusan Presiden dalam Sidang Kabinet.5. Penerapan sistem informasi (SPAN) secara lebih baik dalam prosesperencanaan dan pelaksanaan anggaran perlu dukungan dankepedulian dari K/L.6. Penguatan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran dankinerja

    Upaya Peningkatan Kualitas Anggaran dari SisiTeknis Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran

  • 25

    PENUTUP6

    26

    Dalam rangka keberhasilan peningkatan kualitas perencanaan danpelaksanaan anggaran, diharapkan K/L dan Pemda memperhatikanhal-hal berikut:1. Untuk peningkatan kerjasama yang lebih baik perlu sinkronisasiantara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah:o Pendanaan atas kegiatan sesuai dengan kewenangan/urusano Pendanaan untuk kegiatan sejalan hasilnya optimal. Sebagai contohpembangunan irigasi harus dilakukan secara terkoordinasi.2. K/L perlu menyusun rencana penyerapan anggaran per bulandengan lebih baik sesuai dengan perencanaan pelaksanaankegiatan untuk menjaga pengelolaan cash flow Pemerintah Pusat.3. Seluruh K/L dan Pemerintah Daerah diharapkan dapatmeningkatkan kinerja laporan keuangan dan mendapatkan opiniWTP dari BPK.

    HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN..(1)

  • 27

    HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN.. (2)1. Pembahasan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal2016 serta RKP dan Prioritas Anggaran 2016 bersama dengan DPR dalamforum Pembicaraan Pendahuluan RAPBN 2016 K/L diharapkanmempersiapkan dengan baik pembahasan rencana kerja K/Lbersama Komisi mitra kerjanya.2. Untuk memperbaiki capaian sasaran dan penyerapan anggaran belanja K/Ldi Tahun 2016 (Pagu anggaran tahun 2016) K/L diharapkan dapatmempersiapkan penyusunan dan perencanaan anggaran yang lebihbaik.3. Rencana Kerja dan Anggaran K/L harus sejalan dengan prioritaspembangunan dan tugas pokok masing-masing K/L untuk mencapaisasaran pembangunan Tahun 2016.4. Penyelesaian proses penyusunan anggaran harus tepat waktu dan disiplin,baik dalam pembahasan intern Pemerintah maupun dengan DPR (Komisi).5. Pengajuan usulan anggaran K/L harus satu pintu melalui Pemerintah (c.q.Kementerian Keuangan dan BAPPENAS)

    28 28

    TERIMA KASIH

  • INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN29

    ANGGARAN BELANJA K/L 2015-2016 (1) Triliun Rupiah1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 1,0 1,02 002 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 5,2 4,73 004 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 3,0 3,64 005 MAHKAMAH AGUNG 8,6 9,05 006 KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA 4,7 4,86 007 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA 2,1 2,17 010 KEMENTERIAN DALAM NEGERI 6,1 6,08 011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI 6,3 6,39 012 KEMENTERIAN PERTAHANAN 102,3 97,910 013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 11,2 10,311 015 KEMENTERIAN KEUANGAN 25,7 32,612 018 KEMENTERIAN PERTANIAN 32,8 30,213 019 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 4,5 3,914 020 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 15,1 9,415 022 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 65,0 55,316 023 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 53,3 53,217 024 KEMENTERIAN KESEHATAN 51,3 75,418 025 KEMENTERIAN AGAMA 60,3 60,519 026 KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN 4,2 4,420 027 KEMENTERIAN SOSIAL 22,4 10,621 029 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 6,7 7,222 032 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 10,6 10,1

    PAGUINDIKATIF

    2016APBNP2015NO

    KODEBA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN30

    ANGGARAN BELANJA K/L 2015-2016 (2) Triliun Rupiah23 033 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHANRAKYAT 118,5 102,624 034 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUMDAN KEAMANAN 0,5 0,525 035 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN 0,3 0,326 036 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNANMANUSIA DAN KEBUDAYAAN 0,4 0,427 040 KEMENTERIAN PARIWISATA 2,4 2,628 041 KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA 0,1 0,129 042 KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI 43,6 45,030 044 KEMENTERIAN KOPERASI DAN PENGUSAHA KECIL DANMENENGAH 1,6 1,631 047 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DANPERLINDUNGAN ANAK 0,2 0,332 048 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASI 0,2 0,233 050 BADAN INTELIJEN NEGARA 2,6 2,034 051 LEMBAGA SANDI NEGARA 1,7 1,035 052 DEWAN KETAHANAN NASIONAL 0,1 0,036 054 BADAN PUSAT STATISTIK 5,0 6,837 055 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 1,1 1,438 056 KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 5,6 7,239 057 PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 0,5 0,540 059 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 4,9 5,441 060 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 57,1 62,542 063 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 1,2 1,543 064 LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL 0,4 0,344 065 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 0,6 0,6

    PAGUINDIKATIF

    2016APBNP2015NO

    KODEBA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

  • INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN31

    ANGGARAN BELANJA K/L 2015-2016 (3) Triliun Rupiah45 066 BADAN NARKOTIKA NASIONAL 1,4 1,646 067 KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI 9,0 8,047 068 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANANASIONAL 3,3 3,448 074 KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA 0,1 0,149 075 BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA 1,8 1,950 076 KOMISI PEMILIHAN UMUM 1,6 1,851 077 MAHKAMAH KONSTITUSI RI 0,2 0,352 078 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN 0,1 0,153 079 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 1,3 1,454 080 BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 0,9 0,955 081 BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 1,0 1,156 082 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL 0,7 0,957 083 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL 0,7 1,158 084 BADAN STANDARISASI NASIONAL 0,2 0,159 085 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR 0,1 0,260 086 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 0,3 0,361 087 ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 0,2 0,262 088 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA 0,6 0,663 089 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN 1,7 1,864 090 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 3,5 4,165 092 KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAH RAGA 3,0 3,466 093 KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 0,9 0,9

    PAGUINDIKATIF

    2016APBNP2015NO

    KODEBA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN32

    ANGGARAN BELANJA K/L 2015-2016 (4) Triliun Rupiah67 095 DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) 1,1 1,168 100 KOMISI YUDISIAL RI 0,1 0,169 103 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 1,7 1,370 104 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGANTENAGA KERJA INDONESIA 0,4 0,471 105 BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO (BPLS) 0,8 0,772 106 LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASAPEMERINTAH 0,2 0,273 107 BADAN SAR NASIONAL 2,6 2,474 108 KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA 0,1 0,175 109 BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURAMADU 0,3 0,376 110 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA 0,1 0,177 111 BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN 0,2 0,278 112 BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBASDAN PELABUHAN BEBAS BATAM 1,1 1,279 113 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME 0,3 0,380 114 SEKRETARIAT KABINET 0,2 0,281 115 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 0,5 0,482 116 LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIKINDONESIA 0,9 0,983 117 LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIKINDONESIA 0,9 1,184 118 BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS& PELABUHAN BEBAS SABANG 0,2 0,385 120 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN 0,1 0,186 121 BADAN EKONOMI KREATIF - 1,5CADANGAN BELANJA K/L 2016 - 19,4

    795,5 807,7 JUMLAH

    PAGUINDIKATIF

    2016APBNP2015NO

    KODEBA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA