Moneter & Fiskal

22
MONETER & FISKAL

description

Materi Kuliah

Transcript of Moneter & Fiskal

Page 1: Moneter & Fiskal

MONETER & FISKAL

Page 2: Moneter & Fiskal

JUMLAH UANG BEREDAR

• Uang dalam Arti Sempit ( Narrow Money )

„Uang Kartal‟ dan „Uang Giral‟ yang dikuasai oleh masyarakat dan

siap dibelanjakan.

- „Uang Kartal‟ merupakan uang tunai ( logam dan

kertas) yang dikeluarkan pemerintah ( BI ) yang berada

ditangan masyarakat untuk digunakan.

- „Uang Giral‟ merupakan selurah saldo rekening koran

( giro ) milik masyarakat yang ada di bank-bank umum.

Ms = Uang beredar

K = Uang Kartal ( currency )

L = Uang Giral ( demand deposit )

Ms = K + D

Page 3: Moneter & Fiskal

• Uang dalam arti luas ( Quasi Money )

- Uang milik masyarakat yang disimpan di bank dalam

bentuk deposito berjangka ( time deposit ) atau

tabungan.

- deposito berjangka dan tabungan disebut juga „Quasi

Money‟ atau „Near Money‟

- Jumlah uang beredar = Narrow Money + Quasi Money

Ms = Jumlah uang beredar

K = Uang Kartal

L = Uang Giral

T = Deposito berjangka

Ms = K + L + T

Page 4: Moneter & Fiskal

Uang Inti (Reserve Money)

Proses penciptaan uang beredar berawal dari timbulnya uang inti (reserve money), uang inti adalah seluruh uang yang dikeluarkan oleh pemerintah (bank sentral) ditambah saldo rekening koran milik bank-bank (atau masyarakat) pada bank sentral. Uang inti bisa pula dilihat sebagai penjumlahan antara uang kartal dengan cadangan bank (bank reserve).

Jumlah uang inti di masyarakat meningkat karena tiga sebab-

sebab; Surplus neraca pembayaran, Defisit APBN yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, Kenaikan kredit bank sentral kepada bank-bank dan kepada

lembaga-lembaga lain. Keadaan sebaliknya menyebabkan kondisi jumlah uang inti berkurang.

Dalam proses penciptaan uang, bagian dari uang inti yang

dipegang oleh masyarakat umum langsung menjadi uang kartal, sedangkan sisanya yang dipegang oleh bank-bank umum sebagai cadangan bank kemudian “melipatkan diri” menjadi uang giral.

Page 5: Moneter & Fiskal

Money Multiflier Process

.

Uang Inti (reserve money )

Uang yang dikeluarkan oleh

Bank Sentral (Pemerintah) Saldo Rekening Koran (Giro)

Pada Bank Sentral

Di Masyarakat Umum Di Bank Umum Milik Bank-Bank

Uang Kartal

+

Cadangan Bank

Sebagai Jaminan

Rekening Giro pada Bank

Milik Masyarakat

Jumlah Uang Beredar (JUB)

+

Page 6: Moneter & Fiskal

NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL

• Pengertian

Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk suatu negara dengan negara lain dalam jangka waktu tertentu.

- Pengertian penduduk, meliputi : Orang perorangan / individu, Badan Hukum, Pemerintah.

- Yang termasuk dalam neraca perdagangan internasional hanyalah transaksi ekonomi internasional saja.

- Harus dibedakan : transaksi debet / kredit. Transaksi yang sedang berjalan / transaksi kapital.

Page 7: Moneter & Fiskal

7

Kebijakan moneter merupakan bagian integral dari kebijakan ekonomi

makro.

Tujuan kebijakan ekonomi makro umumnya adalah mencapai

kemakmuran masyarakat (social welfare)

KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO:

KEBIJAKAN MONETER

KEBIJAKAN FISKAL

KEBIJAKAN PERDAGANGAN

KEBIJAKAN TENAGA KERJA

KEBIJAKAN LAINNYA

TUJUAN AKHIR: SOCIAL

WELFARE

KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO:

KEBIJAKAN MONETER

KEBIJAKAN FISKAL

KEBIJAKAN PERDAGANGAN

KEBIJAKAN TENAGA KERJA

KEBIJAKAN LAINNYA

TUJUAN AKHIR: SOCIAL

WELFARE

Kebijakan Moneter di Indonesia

Page 8: Moneter & Fiskal

8

Peran penting dari kebijakan moneter sebagai salah satu kebijakan ekonomi;

Mempengaruhi :

a. stabilitas harga

b. pertumbuhan ekonomi

c. perluasan kesempatan kerja

d. keseimbangan neraca pembayaran

(a) – (d) menjadi sasaran akhir (objectives / final targets) kebijakan moneter

.

Kebijakan Moneter di Indonesia

Page 9: Moneter & Fiskal

9

Kebijakan Moneter dengan Sasaran Tunggal

Sejalan dengan perkembangan ekonomi di dunia, Indonesia menganut hal yang sama dengan

menetapkan stabilisasi harga sebagai sasaran tunggal sebagaimana tercermin dalam Undang-

Undang Bank Indonesia yang baru (UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia –

diamandemen UU No. 3 tahun 2004).

Tujuan Bank Indonesia adalah:

“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah” (Ps. 7)

3 Pilar pencapaian tujuan

Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai tugas: (Ps. 8)

a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

c. Mangatur dan mengawasi Bank

Kebijakan Moneter di Indonesia

Page 10: Moneter & Fiskal

10 Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa

Tujuan Kebijakan Nilai tukar dan Devisa

• Mendukung kesinambungan pelaksanaan pembangunan

• Mendukung efektifitas pelaksanaan kebijakan moneter

Wewenang BI atas Cadangan Devisa

• Pengelolaan Cadangan Devisa

• Pengembangan Pasar Valuta Asing

• Pengelolaan Nilai Tukar

Sistem Nilai Tukar dan Lalu Lintas Devisa diatur dalam UU

No. 24 24 tahun 1999 – tentang Lalu Lintas Devisa dan

Sistem Nilai Tukar.

Page 11: Moneter & Fiskal

11

Sejarah Sistem Nilai Tukar

Sistem Nilai Tukar Tetap

(1971 – Maret 1983)

Sistem Nilai Tukar Mengambang

Terkendali scr ketat

(April 1983 – Sep 1986)

Sistem Nilai Tukar Mengambang bebas

(14 Agustus 1997)

Bank Sentral menetapkan nilai tukar

terhadap mata uang tertentu sebagai

“anchor”. Dalam sistem ini, excess

demand dan supply akan dipenuhi/

diserap oleh Bank Indonesia melalui

intervensi.

Nilai tukar ditentukan tidak hanya pada

mekanisme pasar, tetapi juga

dipengaruhi oleh unsur “managed”

dari bank Sentral melalui intervensi.

Nilai tukar dibiarkan bebas, tergantung

pada mekanisme pasar.

Sistem Nilai Tukar Mengambang Fleksible

(Sep. 1986 – Agt. 1997)

Page 12: Moneter & Fiskal

12

Wewenang BI atas Cadangan Devisa

Pengelolaan Cadangan Devisa :

Pengelolaan dilakukan dengan diversifikasi menurut jenis valuta dan jenis

penempatan.

Pengelolaan dilakukan berdasarkan prinsip keamanan dan kesiagaan untuk

memenuhi kewajiban segera tanpa mengabaikan prinsip pendapatan yang optimal.

Pengembangan Pasar Valuta Asing

Melalui penyempurnaan berbagai ketentuan di bidang transaksi

devisa, yaitu :

• Menetapkan ketentuan transaksi devisa yang dilakukan oleh bank dalam rangka

menetapkan prinsip kehati- hatian :

a. Ketentuan mengenai Transaksi Derivatif

b. Pembatasan Transaksi rupaih dan pemberian kredit valas

Pengelolaan Nilai Tukar

Sterilisasi/Intervensi di pasar valuta asing.

Penentuan Kurs Jual / beli yang terdiri dari;

Kurs Transaksi

Kurs Uang Kertas Asing.

Page 13: Moneter & Fiskal

13

Kebijakan BI terhadap Nilai

Tukar

Menjaga kondisi fundamental makro ekonomi yang sehat.

Melakukan intervensi ke pasar valas.

Pengawasan langsung pada bank pelaku terbesar.

Pemantauan rekening vostro.

Non-internasionalisasi Rupiah, dengan membatasi akses non residen

terhadap rupiah untuk menekan tindakan spekulasi

Page 14: Moneter & Fiskal

KEBIJAKAN FISKAL

Page 15: Moneter & Fiskal

• Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan

ekonomi dalam rangka mengarahkan

kondisi perekonomian untuk menjadi lebih

baik dengan jalan mengubah penerimaan

dan pengeluaran pemerintah.

• Kebijakan ini mirip dengan kebijakan

moneter untuk mengatur jumlah uang

beredar, namun kebijakan fiskal lebih

menekankan pada pengaturan

pendapatan dan belanja pemerintah.

DEFINISI

Page 16: Moneter & Fiskal

• Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan

pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan

pajak.

• Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku

akan berpengaruh pada ekonomi.

• Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli

masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat

meningkatkan jumlah output.

• Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli

masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.

Page 17: Moneter & Fiskal

PAJAK Secara hukum Pajak didefinisikan sebagai iuran wajib kepada pemerintah yang bersifat memaksa dan legal ( berdasarkan undang-undang ), sehingga pemerintah mempunyai kekuatan hukum ( misalnya denda atau kurungan penjara ) untuk menindak wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban.

Secara Ekonomi Pajak didefinisikan sebagai pemindahan sumber daya yang ada di sektor rumah tangga dan perusahaan ( dunia usaha ) ke sektor pemerintah melalui mekanisme pemungutan tanpa memberi balas jasa langsung.

Besarnya pajak yang diterima pemerintah dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, sebaliknya pajak dapat mempengaruhi pola laku produksi atau konsumsi.

Page 18: Moneter & Fiskal

KLASIFIKASI PAJAK

A. Pajak Objektif Adalah pajak yang dikenakan

berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib pajak. Misalnya pajak pertambahan nilai ( PPN )

B. Pajak Subjektif Adalah pajak yang dipungut dengan

melihat kemampuan wajib pajak. Biasanya bila kemampuan wajib pajak makin besar, beban pajaknya makin besar.

Page 19: Moneter & Fiskal

C. Pajak Langsung

Adalah pajak yang beban pajaknya tidak dapat digeser kepada wajib pajak yang lain. Misalnya pajak penghasilan ( PPh ) serta pajak bumi dan bangunan ( PBB )

D. Pajak Tidak Langsung

Adalah pajak yang beban pajaknya dapat digeser kepada wajib pajak yang lain Misalnya : pajak penjualan ( PPn atau PPnBM )

Page 20: Moneter & Fiskal

TARIF PAJAK

Tarif pajak di bagi menjadi 2 yaitu :

a. Pajak Nominal

Adalah pajak yang pengenaannya berdasarkan sejumlah nilai nominal tertentu. Misalnya bila pengenaan pajak pendapatan sebesar 50, maka cukup ditulis T=50

b. Pajak Persentase

Adalah pajak yang ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari dasar pengenaan pajak.

Pajak persentase dapat dibedakan menjadi :

1. Pajak Proporsional, tarif presentasenya tetap.

2. Pajak Progresif, tarifnya makin tinggi bila dasar pengenaan pajaknya makin tinggi.

3. Pajak Regresif, tarif pajak makin rendah pada saat penghasilan meningkat.

Page 21: Moneter & Fiskal

1. Anggaran Defisit. Pengeluaran>pemasukan. Ekonomi

sedang resesi.

2. Anggaran Surplus.Pemasukan>pengeluaran. Ekonomi

kondisi ekspansi untuk menurunkan tekanan

permintaan.

3. Balanced Budget. Pengeluaran=pemasukan.

Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya

kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.

Kebijakan Anggaran

Page 22: Moneter & Fiskal

POLITIK ANGGARAN Politik anggaran dibagi menjadi :

a. Anggaran Defisit ( Deicit Budget ) Adalah anggaran yang direncanakan untuk defisit, sebab

pengeluaran pemerintah direncanakan lebih besar dari penerimaan pemerintah

b. Anggaran Surplus ( Surplus Budget ) Adalah anggaran pemerintah bila penerimaan lebih besar dari

pengeluaran Politik anggaran surplus dilakukan bila perekonomian sedang

dalam tahap memanas. Melalui anggaran ini pemerintah mengerem pengeluarannya untuk menurunkan tekanan pemerintah atau mengurangi daya beli dengan menaikkan pajak.

c. Anggaran Berimbang ( Balance Budget ) Adalah anggaran yang apabila pengeluaran sama dengan

penerimaan