KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V,...

56
KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN PERSPEKTIF FIKIH SIYASAH SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM Oleh : FEBRI NUR SYAHIDAH NIM: 08370050 PEMBIMBING: 1. Drs. M. RIZAL QASIM, M.Si. 2. Dr. H. M. NUR, S.Ag., M.Ag. JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2012

Transcript of KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V,...

Page 1: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

i

KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR

PENDIDIKAN PERSPEKTIF FIKIH SIYASAH

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT

MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU

DALAM ILMU HUKUM ISLAM

Oleh :

FEBRI NUR SYAHIDAH

NIM: 08370050

PEMBIMBING:

1. Drs. M. RIZAL QASIM, M.Si.

2. Dr. H. M. NUR, S.Ag., M.Ag.

JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2012

Page 2: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

ii

ABSTRAK

Pendidikan adalah memanusiakan manusia. Pendidikan tersebut dilakukan

oleh manusia-manusia (dewasa) dengan upaya-upaya yang sungguh-sungguh serta

strategi dan siasat yang tepat demi keberhasilan pendidikan tersebut. Pelaksanaan

pendidikan berlangsung dalam keluarga sebagai pendidikan informal, di sekolah

sebagai pendidikan formal dan di masyarakat sebagai pendidikan nonformal serta

berlangsung seumur hidup.

Dalam penelitian ini terdapat pokok masalah yaitu apa pandangan siyasah

syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan apa implementasi

kebijakan Pemda Klaten di sektor pendidikan. Penelitian ini menggunakan teori

kebijakan publik, system pembuatan kebijakan, dan kebijakan yang ideal

perspektif fikih siyasah. Field research adalah jenis penelitian ini, yaitu penelitian

yang menekankan sumber informasi dari data yang diperoleh dri lapangan melalui

obserfasi langsung ke sumber-sumber yang mendukung dalam proses penyusunan

karya ilmiah ini dan didukung dengan buku-buku, kitab fikih dan literature yang

berkaitan atau relevan dengan objek kajian.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa tujuan utama pemberlakuan kebijakan

MBS di Klaten adalah peningkatan mutu pendidikan melalui model pengelolaan

sekolah yang lebih demokratis. Secara empiris, memang MBS perlu

diimplemantasikan sebab model pengelolaan sekolah secara sentralistis yang telah

cukup lama diterapkan terbukti kurang mengakomodasi kebutuhan sekolah,

menumpulkan daya kreatifitas sekolah, dan mengikis habis sense of belonging

warga sekolah terhadap sekolahnya. Kebijakan yang dikeluarkan Dinas

Pendidikan klaten belum sepenuhnya berpihak kepada masyarakat miskin karena

masyarakat miskin menilai bahwa pendidikan masih terlalu mahal dan belum

memberikankan kemanfaatan yang signifikan atau sebanding dengan sumberdaya

yang dikeluarkan. Oleh karena itu pendidikan belum menjadi pilihan investasi.

Maskipun SPP telah secara resmi dihapuskan oleh pemerintah tetapi pada

kenyataannya masyarakat tetap harus membayar iuran sekolah, Hal tersebut

tentunya sangat berlawanan dengan kaidah fiqhiyyah yang berbunyi “tasharruful

imami ala-tasyri’ati manuutun bilmashlakhah” yang mempunyai arti kebijakan

seorang pemimpin seharusnya berdasarkan atas kemaslahatan manusia.

Dari sudut pandang hak asasi manusia dalam hal keterjangkauan

(Accessability) dalam pemenuhan hak atas pendidikan, di Klaten masih terdapat

kendala dalam budaya pemberian kesempatan memperoleh pendidikan dan

melanjutkan sekolah bagi anak perempuan. Orang tua masih menganut budaya

memberikan prioritas kedua bagi anak perempuan setelah anak laki-laki.

Page 3: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan
Page 4: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan
Page 5: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan
Page 6: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan
Page 7: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penyusun persembahkan kepada :

Ayahanda Bapak Sutamto dan Ibunda Sulari.

Yang telah tulus menyayangi dan memberikan yang terbaik untuk anak-

anaknya.

Kakakku Eko Novianto dan Taufiqurrohman.

Semoga kelak Allah mempersatukan kita semua di surga-Nya. Amin

Kampusku Tercinta UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Page 8: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

viii

MOTTO

“Kebijakan dan kebajikaan adalah perisai terbaik.”

(Aspinal)

“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.”

(Aristoteles)

Page 9: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman

pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا

ة

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

ز

ش

س

ش

ص

ض

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

ك

ل

و

Alîf

Bâ‟

Tâ‟

Sâ‟

Jîm

Hâ‟

Khâ‟

Dâl

Zâl

Râ‟

zai

sin

syin

sâd

dâd

tâ‟

zâ‟

„ain

gain

fâ‟

qâf

kâf

lâm

mîm

tidak dilambangkan

b

t

ś

j

kh

d

ż

r

z

s

sy

g

f

q

k

l

m

tidak dilambangkan

be

te

es (dengan titik di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

zet (dengan titik di atas)

er

zet

es

es dan ye

es (dengan titik di bawah)

de (dengan titik di bawah)

te (dengan titik di bawah)

zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik di atas

ge

ef

qi

ka

`el

`em

Page 10: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

x

و

هـ

ء

ي

nûn

wâwû

hâ‟

hamzah

yâ‟

n

w

h

Y

`en

w

ha

apostrof

ye

B. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap

يتعددة

عدة

ditulis

ditulis

Muta„addidah

„iddah

C. Ta‟ marbutah di akhir kata

1. Bila dimatikan ditulis h

حكة

عهة

ditulis

ditulis

Hikmah

„illah

(ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam bahasa

Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).

2. Bila diikuti dengan kata sandang „al‟ serta bacaan kedua itu terpisah, maka

ditulis dengan h.

‟Ditulis Karâmah al-auliyâ كسايةاألونيبء

3. Bila ta‟ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah

ditulis t atau h.

Ditulis Zakâh al-fiţri شكبةانفطس

D. Vokal pendek

___

فعم

___

ذكس

Fathah

kasrah

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

A

fa‟ala

i

żukira

u

Page 11: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

xi

___

يرهت

dammah ditulis

ditulis

u

yażhabu

E. Vokal panjang

1

2

3

4

Fathah + alif

جبههية

fathah + ya‟ mati

تسى

kasrah + ya‟ mati

كـسيى

dammah + wawu mati

فسوض

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

Â

jâhiliyyah

â

tansâ

î

karîm

û

furûd

F. Vokal rangkap

1

2

Fathah + ya‟ mati

ثيكى

fathah + wawu mati

قول

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

Ai

bainakum

au

qaul

G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof

أأتى

أعدت

نئشكستى

ditulis

ditulis

ditulis

A‟antum

U„iddat

La‟in syakartum

H. Kata sandang alif + lam

1. Bila diikuti huruf Qomariyyah ditulis dengan menggunakan huruf “l”.

Page 12: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

xii

انقسآ

انقيبس

ditulis

ditulis

Al-Qur‟ân

Al-Qiyâs

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah

yang mengikutinya, dengan menghilangkan huruf l (el) nya.

انسآء

انشس

ditulis

ditulis

As-Samâ‟

Asy-Syams

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Ditulis menurut penulisannya.

ذويبنفسوض

أهالنسة

Ditulis

Ditulis

Żawî al-furûd

Ahl as-Sunnah

Page 13: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

xiii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahimi

Segala puji bagi Allah Subhanallahu wa Ta’ala yang senantiasa memberikan

kepada kita kenikmatan-kenikmatan-Nya yang agung, terutama kenikmatan iman

dan Islam. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad

Shallallahu Alaihi wa Sallam, segenap keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh

umatnya yang konsisten menjalankan dan mendakwahkan ajaran-ajaran yang

dibawanya.

Barang siapa diberi petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka tidak ada

seorang pun yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan Allah,

maka tidak seorang pun yang dapat menunjukinya. Aku bersaksi bahwasanya tiada

Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad Shallallahu

Alaihi wa Sallam, adalah hamba dan Rasul-Nya.

Dengan tetap mengharapkan pertolongan, karunia dan hidayah-Nya

Alhamdulillah penyusun mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk

melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata satu dalam Fakultas

Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan judul: Kebijakan

Dinas Pendidikan Klaten Di Sektor Pendidikan Perspektif Fikih Siyasah.

Meskipun demikian penyusun adalah manusia biasa yang tentu banyak

kekurangan,semaksimal apapun usaha yang dilakukan tentunya tidak pernah lepas

Page 14: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

xiv

dari kekurangan dan pastinya kesalahan. Oleh karenanya, kritik dan saran yang

membangun dari berbagai pihak senantiasa diharapkan.

Terselesainya skripsi ini tentunya tidak bisa lepas dari berbagai faktor.

Banyak motifasi, inspirasi maupun dorongan yang telah diberikan dari berbagai

pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati dan rasa hormat yang tinggi, dalam

kesempatan ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Musa Asy‟ari, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Noorhaidi, MA., M.Phil., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan

Hukum.

3. Bapak Dr. H. M. Nur, S.Ag.,M.Ag. selaku Ketua Jurusan Jinayah Siyasah

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta dan Pembimmbing II Skripsi ini yang dengan kesabaran dan

kebesaran hati telah rela meluangkan waktu, memberikan arahan serta

bimbingannya kepada penyusun dalam menyelasaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. M. Rizal Qasim, M.Si. selaku Pembimbing I dan Penasehat

Akademik (PA) yang telah mengarahkan dan memberikan saran dalam

perkuliahan di Fakutlas Syari‟ah & Hukum UIN Sunan Kalijaga.

5. Ayahanda Sutamto, Ibunda Sulari, Kakakku Eko Novianto, Taufiqurrohman dan

seluruh keluargaku tercinta yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

6. Kepada sahabat terbaikku Kepompong Lisa Aminatul Mukaromah, Tsaniyatul

Azizah, Najichah, Ratih Rohani dan Nur Fadilah bersama kalian semuanya

menjadi indah. Kepompong is the best forever.

Page 15: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

xv

Yogyakarta, 29 Sya‟ban 1433 H

19 Juli 2012 M

Febri Nur Syahidah

NIM: 08370050

7. Kepada sahabat suka dukaku Dana Fitriana, Ratih Dwi Puspitasari, Ulin Nuha

Wijayanti.

8. Seluruh teman-teman kelas Jinayah Siyasah angkatan 2008 yang telah merasakan

kebersamaan, kekompakkan dalam pengembaraan Intelektual di Fakultas

Syari‟ah dan Hukum, semoga kita semua akan menjadi orang yang bermanfaat

bagi sesama. Amin.

Akhirnya semoga Allah SWT memberikan imbalan yang berlipat ganda dan

meridhai semua amal baik yang telah diberikan. Penyusun sadar bahwa skripsi ini

masih banyak kekurangan dan kekeliruan, oleh karena itu sumbangan saran, dan

kritik yang membangun sangat penyusun nantikan. Penyusun berharap semoga

skripsi ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Wallaahu Muwaafiq ilaa Aqwaamit Thariq…

Page 16: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

xvi

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................ i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

NOTA DINAS ................................................................................................. iii

PENGESAHAN .............................................................................................. v

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

MOTTO .......................................................................................................... vii

TRANSLITERASI ARAB-LATIN ............................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... xiii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Pokok Masalah ........................................................................ 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................. 9

D. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 9

E. Kerangka Teori ........................................................................ 13

F. Jenis dan Sifat Penelitian......................................................... 19

G. Subyek dan Obyek Penelitian ................................................. 19

H. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 19

I. Metode Analisa Data ............................................................... 21

J. Sistematika Pembahasan ......................................................... 22

Page 17: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

xvii

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KLATEN .................... 23

A. Kondisi Geografis ................................................................... 25

B. Kondisi Sosiologis ................................................................. 27

C. Struktur Dinas Pendidikan Klaten .......................................... 39

BAB III KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KLATEN TENTANG

PENDIDIKAN .............................................................................. 42

A. Teori Kebijakan Pemerintah ..................................................... 42

B. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan ........................ 46

C. Peningkatan Lembaga Pendidikan ........................................... 48

D. Implementasi Pelaksanaan MBS di Klaten .............................. 51

BAB IV ANALISIS ..................................................................................... 61

A. Analisis Kebijakan Pendidikan di Klaten Perspektif Fikih

Siyasah ...................................................................................... 61

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 68

A. Kesimpulan ................................................................................ 68

B. Saran-saran ................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

I. Daftar Terjemahan ........................................................................ I

II. Biografi Ulama‟/Tokoh .................................................................. II

III. Pedoman Wawancara ..................................................................... V

IV. Surat Izin Penelitian ....................................................................... VI

V. Curriculum Vitae ............................................................................ VII

Page 18: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hampir semua orang harus menjalani pendidikan karena pendidikan

tidak pernah terpisah dari kehidupan manusia. Anak-anak menerima

pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak dewasa dan

berkeluarga mereka juga akan mendidik anak-anaknya. Begitu juga di sekolah

dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik oleh guru dan dosen.

Pendidikan adalah memanusiakan manusia muda.1 Pendidikan

tersebut dilakukan oleh manusia-manusia (dewasa) dengan upaya-upaya yang

sungguh-sungguh serta strategi dan siasat yang tepat demi keberhasilan

pendidikan tersebut. Pelaksanaan pendidikan berlangsung dalam keluarga

sebagai pendidikan informal, di sekolah sebagai pendidikan formal dan di

masyarakat sebagai pendidikan nonformal serta berlangsung seumur hidup.

Sedangkan menurut Tirtarahardja dan Sulo,2 pendidikan adalah sebagai proses

pembentukan pribadi yang diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis

dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian dari individu. Jadi dapat

dikatakan bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan manusia secara

manusiawi.

                                                            1Moeljarto Tjokrowinoto, Pembangunan Dilema dan Tantangan (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 69. 2Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan (Edisi Revisi)

(Jakarta :Rineka Cipta, 2005), hlm. 34.

Page 19: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

2  

  

Hal-hal yang dapat diketahui sebagai landasan kebijakan-kebijakan

pendidikan di Indonesia, berawal dari masa sebelum kedatangan Belanda di

Indonesia yaitu zaman Hindu dan Budha serta kerajaan-kerajaan Islam, zaman

kolonial Belanda (termasuk Portugis, Inggris, dan sebagainya), zaman

pendudukan Jepang, zaman kemerdekaan Republik Indonesia 1945 hingga

sekarang. Pada zaman kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 sampai

dengan sekarang ini, diselingi dengan zaman perlawanan pisik (clash I dan II)

dan RIS, zaman Orde Lama, zaman Orde Baru hingga zaman Reformasi

beserta segala inovasi di bidang pendidikan.

Politik pendidikan di Indonesia agaknya mengalami pergeseran dari

sentralistik (terpusat) ke desentralistik. Awal mula intervensi negara terhadap

sektor pendidikan ini sangat besar, sangat kental, dan sangat vulgar. Keadaan

mencapai puncaknya saat kementerian pendidikan dipegang oleh Daoed

Joesop. Saat itu tidak ada satupun kebebasan dalam sekolah dan kampus.

Bahkan berbeda pendapat pun tidak dimungkinkan. Sekolah dan kampus tak

ubahnya kelas besar untuk indoktrinasi ideologi pemerintah (bukan ideologi

negara) yang tidak menginginkan adanya kritik terbuka. Kurikulum didisain

sedemikian rupa sehingga mata pelajaran yang sifatnya politis menjadi sangat

dipentingkan. Mata pelajaran Pancasila, Sejarah, Kewiraan, dan bahkan agama

didisain untuk mengentalkan intervensi negara kepada otak, pikiran dan sikap

peserta didik.

Seiring dengan kejatuhan rejim ‘orde baru’ yang interventif tersebut,

oleh gerakan reformasi total masyarakat yang dimotori oleh mahasiswa dan

Page 20: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

3  

  

kalangan terpelajar, muncul era yang penuh semangat untuk mengurangi peran

dan campur tangan pemerintah pusat dalam menangani berbagai permasalahan

kebijakan, termasuk kebijakan pendidikan. Inspirasi pertama muncul dari

diundangkannya otonomi daerah secara reformis, yaitu UU No.22 tahun 1999.

Dikatakan reformis karena sebelum ini sudah pernah ada UU otonomi daerah

tetapi tidak memiliki ruh reformasi dan hanya formalitas, yaitu UU No.5 tahun

1975. UU otonomi daerah yang baru itu mengilhami dirumuskannya kebijakan

desentralisasi pendidikan.3

Kebijakan desentralisasi pendidikan di Indonesia bukan saja sekedar

keinginan dan kemauan, tetapi sudah merupakan suatu keharusan. Pasca

gerakan reformasi politik dicanangkan pada tahun 1998, ke depan ini bangsa

Indonesia harus bangkit menjadi bangsa yang kuat dan bermartabat, yang

berarti sektor pendidikan harus ditempatkan pada posisi penting dan urgent.

Berkaitan dengan urgensi sektor pendidikan itu maka harus dilakukan

reformasi dalam pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi. Menurut

Albab4, mengatakan ada 3 hal yang dapat menjelaskan urgensi desentralisasi

pendidikan di Indonesia, yaitu :

a. Untuk pembangunan masyarakat demokrasi;

b. Untuk pembangunan social capital; dan

c. Untuk peningkatan daya saing bangsa.

Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga

tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia

                                                            3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah. 4 Albab, Desentralisasi Pendidikan. (Jakarta: Sinar Mas, 2004), hlm. 68.

Page 21: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

4  

  

pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan

pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipas era global dunia

pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang

kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Ketiga, sejalan

dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan

penyesuaian sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses

pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman

kebutuhan/keadaan daerah dan peserta didik, serta mendorong peningkatan

partisipasi masyarakat.

Sementara itu, penyebaran sumber daya manusia dengan berbagai

macam dan tingkatan belum sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang

dihadapi. Selain itu, masih dirasakan kurangnya budaya berpikir kritis,

penghargaan karya cipta (HAKI) yang belum memadai, kurang efektifnya

sistem kelembagaan dan perangkat perundang-undangan serta sertifikasi

profesi ilmiah. Berbagai permasalahan tersebut akan dapat diatasi melalui

pelaksanaan berbagai program pembangunan yang mengacu pada arah

kebijakan pendidikan, seperti yang telah tercantum dalam Undang Undang

No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan

sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua

warga negara Indonesia berkembang menjadi manusaia yang berkualitas

sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu

berubah.

Page 22: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

5  

  

Untuk mewujudkan visi pendidikan nasional, pemuda, dan olahraga

ditetapkan misi yang menjadi sasaran pembangunan pendidikan nasional,

pemuda, dan olahraga, yaitu sebagai berikut:

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara

utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan

masyarakat belajar.

3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.

4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilas lembaga pendidikan

sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman,

sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global.

5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Kebijakan pendidikan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang

Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

diarahkan untuk mencapai hal-hal sebagai berikut:

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju

terciptanya manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan

anggaran pendidikan secara berarti;

Page 23: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

6  

  

2. Meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan

jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik

mampu berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan

watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan

tenaga kependidikan;

3. Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan

kurikulum, berupa diversifikasi kurikulum untuk melayani keberagaman

peserta didik, penyusunan kurikulum yang berlaku nasional dan lokal

sesuai dengan kepentingan setempat, serta diversifikasi jenis pendidikan

secara professional;

4. Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah

sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, serta

meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh

sarana dan prasarana memadai;

5. Melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional

berdasarkan prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan dan manajemen;

6. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik

oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem

pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

7. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara

terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan

reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat

Page 24: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

7  

  

berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan

sesuai dengan potensinya;

8. Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu

pengetahuan dan teknologi, termasuk teknologi bangsa sendiri dalam

dunia usaha, terutama usaha kecil, menengah, dan koperasi guna

meningkatkan daya saing produk yang berbasis sumber daya .

Penulis menemukan adanya beberapa gedung sekolah dasar yang

sudah tidak terpakai dan tidak terurus lagi di beberapa daerah Klaten. Apakah

kejadian tersebut disebabkan karena instansi sekolah pindah alamat atau

memang tidak beroperasi kembali karena sudah tidak mendapatkan peserta

didik baru. Hal tersebut tentunya menarik perhatian penulis untuk mengetahui

pokok masalah yang sebenarnya kenapa bisa terjadi.

Penulis merasa tertarik untuk meneliti kebijakan pendidikan di Klaten

karena disamping asal penulis dari Klaten juga penulis memperhatikan mutu

pendidikan di Klaten tidak semaju dengan mutu pendidikan di Yogyakarta dan

sekitarnya dengan melihat kondisi yang ada dilapangan.

Peran aktif kebijakan pemerintah setempat sangat mempengaruhi

proses penyelenggaraan pendidikan khususnya Dinas Pendidikan. Melihat

realita yang penulis temukan seolah telah terjadi pembiaran oleh Pemda

Klaten terkait banyaknya gedung sekolah dasar yang mangkrak dan tidak

terpakai, sekolah favorit menjadi rujukan masyarakat sedangkan sekolah non

favorit seolah tinggal menunggu waktu menyusul seperti nasib sekolahan

dasar yang lain. Hal tersebut akan sangat merugikan bagi masyarakat Klaten

Page 25: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

8  

  

itu sendiri kalau pemerintah daerah Klaten tidak segera mengambil langkah

dan kebijakan kongkrit karena akan secara tidak langsung telah terjadi

marginalisasi antara masyarakat menengah ke bawah dengan masyarakat

menengah ke atas. Hal tersebut sangat berbanding lurus dengan amanat

undang-undang bahwa setiap warga negara berhak atas pendidikan yang

layak.

B. Pokok Masalah

Berdasarkan pembahasan latar belakang masalah di atas, maka peneliti

merumuskan masalah:

1. Apa pandangan fikih siyasah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk menjelaskan bagaimana bentuk kebijakan pemerintah daerah

Klaten dalam pandangan fikih siyasah.

b. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan kebijakan di sektor

pendidikan Klaten.

2. Kegunaan Penelitian

a. Untuk mengembangkan teori pemberdayaan masyarakat Klaten

melalui program Pemerintah Daerah.

b. Untuk menambah pengetahuan dan skill masyarakat agar bisa lebih

mandiri dalam mengelola SDM/SDA di dalam ruang lingkup daerah

pada khususnya dan ruang lingkup nasional pada umumnya.

Page 26: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

9  

  

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka atau studi kepustakaan adalah sebuah kajian yang

pada intinya dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan topik

penelitian yang akan diajukan dengan penelitian sejenis yang pernah

dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, sehingga tidak terjadi pengulangan

yang tidak perlu dan mubadzir.5

Kaitannya dengan judul penelitian yang penulis buat yaitu

Kebijakan Pemerintah Klaten di Sektor Pendidikan Perspektif Siyasah

Sar’iyyah, maka penulis berusaha untuk mengkaji terhadap hasil penelitian

sebelumnya berupa buku-buku yang isinya relevan dan memiliki hubungan

topik dengan penelitian yang penulis lakukan.

Adapun karya-karya lain yang berhubungan dengan obyek

pembahasan di atas adalah skripsi yang berjudul Implementasi Kebijakan

Pemerintah Kota Malang Dalam Mewujudkan Malang Sebagai Kota

Pendidikan, yang ditulis oleh Pratama, Andy, Wahyu.6 Skipsi ini menjelaskan

tentang bagaimana implementasi yang telah dicapai oleh Pemerintah Kota

Malang Dalam Mewujudkan Malang Sebagai Kota Pendidikan.

Terdapat juga dalam karya ilmiah oleh Kholifaturrohman yang

berjudul “Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Tentang Pemberdayaan

Masyarakat Melalui Pendidikan Non Formal di Desa Tambak Rejo Kecamatan

                                                            5 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),

hlm. 183. 6 Pratama, Andy, Wahyu, “Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Malang Dalam

Mewujudkan Malang Sebagai Kota Pendidikan”, skripsi sarjana Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, FIS, Universitas Negeri Malang 2009.

Page 27: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

10  

  

Bulupesantren Kabupaten Kebumen”.7 Skripsi ini menjelaskan tentang upaya

pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan khususnya pendidikan non

formal.

Meskipun kewajiban pemerintah daerah sudah ditegaskan dalam

undang-undang sebagaimana telah disebutkan di atas, namun secara eksplisit

kewajiban-kewajiban tersebut masih bersifat umum. Penjelasan yang lebih

spesifik termaktub dalam pasal 2 ayat 3 yang berbunyi: “Pemerintah daerah

menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang

menjadi urusan pemerintah dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.”8 Yang dimaksud

dengan “daya saing daerah” dalam ayat ini adalah merupakan kombinasi

antara faktor kondisi ekonomi daerah, kualitas kelembagaan publik daerah,

sumber daya manusia, dan teknologi, yang secara keseluruhan membangun

kemampuan daerah untuk bersaing dengan daerah lain.9

Edi Suharso, dalam bukunya yang berjudul Membangun Masyarakat

Memberdayakan Rakyat, secara garis besar menyatakan bahwa gerakan

membangun dan memberdayakan masyarakat memerlukan pendekatan

holistik yang mempertimbangkan isu-isu lokal dan global. Karenanya, tema-

tema pemberdayaan masyarakat dan pembangunan rakyat yang dibahas tidak

hanya menakup arus lokal. Melainkan pula arus global. Suharto mencoba

                                                            7 Kholifaturrohman, “Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Tentang

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan Non Formal di Desa Tambak Rejo Kecamatan Bulupesantren Kabupaten Kebumen”. Skripsi sarjana Jurusan Pendidikan Agama Islam. Universitas Islam Negeri 2010.

8 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah.

Page 28: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

11  

  

menjelaskan konsepsi tentang pembangunan kesejahteraan sosial dan

pekerjaan sosial. Selanjutnya ia juga mengkaji isu-isu strategis mengenai

bagaimana selayaknya membangun dan memberdayakan rakyat dilakukan

secara parsitipatif, dinamis dan sekaligus multidimensional.10

Hubungan dengan analisis kebijakan sosial, Suharto merumuskan lima

topik yang harus dibahas dalam persoalan ini, yang meliputi batasan kebijakan

sosial, model analisis, dan yang terakir adalah kerangka kerja melakukan

analisis kebijakan sosial.11

Moeljarto Tjokrowinoto dalam bukunya yang berjudul Pembanunan

Dilema dan Tantangan secara garis besar menyatakan peningkatan sumber

daya manusia merupakan faktor strategis pembangunan nasional dimensi

pengembangan kepribadian. Dalam mencapai momentum pembangunan,

sumber daya manusia akan menjadi sumber dinamika dan motor penggerak

pembangunan.12

Moeljarto menyatakan bahwa pembangunan desa yang terlalu

bertumpu pada alokasi dan distribusi dana yang sentralistik, akan mengurangi

kreatifitas dan komitmen masyarakat desa, kurang menumbuhkan

pembangunan yang berdasarkan kepercayaan diri, dan menimbulkan

dependensasi masyarakat yang terlalu besar pada pemerintah. Pembangunan

desa perlu diarahkan pada terwujudnya desa yang mandiri, yaitu desa yang

warganya memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi permasalahan

                                                            10 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat (Bandung:

Refika Aditama, 2010), hlm. vii-viii. 11 Ibid., hlm. 107. 12 Moeljarto Tjokrowinoto, Pembangunan Dilema dan Tantangan (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 46.

Page 29: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

12  

  

desanya, menyusun rencana untuk memecahkan permasalahan, serta

melaksanakan rencana tersebut dengan seefisien dan seefektif mungkin,

dengan pertama-tama bertumpu pada sumber daya manusia dan sumber daya

alam serta dana yang berasal dari masyarakat desa, dan mampu menjaga

kelangsungan proses pembangunan.13

Untuk mewujudkan masyarakat yang demikian perlu adanya

perubahan wawasan pembangunan. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu di

lakukan yaitu: reorientasi birokrasi, sistem perencanaan melalui informasi

komunitas, proyek pembangunan pedesaan sebagai eksperimen sosial,

mobilisasi sumber-sumber sosial-kultural, pembinaan jaringan sosial,

pengembangan teknologi pedesaan di dalam melaksanakan pembangunan

masyarakat, dan yang terakir adalah pembangunan desa menuju desa yang

mandiri harus dapat melihat kreatifitas, komitmen dan sifat inovatif

masyarakat desa sebagai sumber utama pembangunan.14

Berdasarkan pemaparan dari beberapa karya di atas, yang berkaitan

dengan penelitian ini, maka penulis berpendapat bahwa karya-karya tersebut

masih berbicara atau membahas pokok persoalan pada dataran teori.

Sedangkan apa yang dilakukan penulis dalam melakukan dan menyusun hasil

penelitian ini adalah lebih difokuskan pada persoalan praktek di lapangan.

Mengapa demikian? Sebab yang dinamakan sebuah kebijakan dan

implementasinya dalam pemberdayaan masyarakat adalah sebuah wujud

aplikasi dari teori, konsep atau landasan yang digariskan oleh instansi atau

                                                            13 Moeljarto Tjokrowinoto, Pembangunan Dilema dan Tantangan, hlm. 41. 14 Ibid., hlm. 42.

Page 30: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

13  

  

lembaga yang berwenang. Atau dengan kata sederhana, praktek penerapan

kelanjutan dari teori. Dengan demikian nantinya dapat diketahui seberapa

besar efektifitas kebijakan pemerintah Klaten terutama di bidang pendidikan.

E. Kerangka Teori

Herebert Blumer sebagaimana dikutip oleh Abudin Nata menyatakan

bahwa teori pada pokonya merupakan pernyataan mengenai sebab-akibat atau

mengenai adanya suatu hubungan positif antara gejala yang diteliti dari satu

atau beberapa faktor tertentu dalam masyarakat. Suatu teori dalam penelitian

sangat berguna untuk menjelaskan, menginterprestasi adn mamahami suatu

gejala atau fenomana yang dijumpai dari hasil penelitian.15

Berdasarkan kamus ilmiah populer, “kebijakan” berasal dari kata bijak,

yang berarti pandai mempergunakan akal, cendikia.16 Kebijakan dapat

dipandang sebagai suatu proses melaksanakan keputusan (biasanya dalam

bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan, perintah

eksekutif, atau dekrit presiden).

Berdasarkan stratifikasinya, kebijakan publik dapat dilihat dari tiga

tingkatan, yaitu kebijakan umum (strategi), kebijakan manajerial, dan

kebijakan teknis operasional. Selain itu, dari sudut manajemen, proses kerja

dari kebijakan publik dapat dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang

meliputi (a) pembuatan kebijakan, (b) pelaksanaan dan pengendalian, serta (c)

evaluasi kebijakan.

                                                            15 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada, 2004),

hlm. 184-185. 16 Pius A Partanto, M. Dahlan AL-Barry, Kamus ilmiah Populer (Surabaya: Arkola,

2001), hlm. 73.

Page 31: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

14  

  

Proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktivitas dalam proses

kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis tersebut diartikan sebagai

proses pembuatan kebijakan dan divisualisasikan sebagai serangkaian tahap

yang saling tergantung, yaitu (a) penyusunan agenda, (b) formulasi kebijakan,

(c) adopsi kebijakan, (d) implementasi kebijakan, dan (e) penilaian

kebijakan.17

Dalam melaksanakan kebijakan pemerintah daerah di masyarakat,

maka yang bertugas melaksanakan kebijakan ini adalah pemerintah daerah itu

sendiri melalui departemen atau instansi-instansi yang berada di dalam bagian

pemerintah daerah. Dalam prakteknya di lapangan, departemen atau instansi-

instansi pemerintahan bekerjasama dengan organisasi-organisasi sosial, LSM,

kalangan akademisi, maupun lembaga-lembaga lain non pemerintah, bahkan

termauk tokoh masyarakat. Tujuannya adalah agar mudah merealisasikan

kebijakan tersebut dan secara berlanjut bisa terus dipantau.

Agar kebijakan pemerintah bisa terealisasi dengan baik sesuai yang

diharapkan, dan agar tidak terjadi penyimpangan, maka dalam pelaksanaannya

kebijakan pemerintah daerah harus diawasi. Adapun tugas pengawasan

terhadap kebijaksanaan pemerintah daerah adalah DPRD. Hal ini sudah

ditegaskan dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah pasal 42

poin C, dinyatakan bahwa DPRD mempunyai tugas dan wewenang

melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan perda dan peraturan

perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan

                                                            17 Dun, William. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2000).

Page 32: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

15  

  

pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah dan

kerja sama internasional daerah.

Dasar Dari Pendapat Para Ulama

Kebanyakan ulama sepakat mengenai kemestian menyelenggarakan

siyasah. Dalam pada itu, mereka pun sependapat tentang keharusan

menyelenggarakan siyasah berdasarkan syara’. Kesepakatan-kesepakatan

tersebut terangkum dalam pernyataan ibn al-Qayyim: “Tidak ada siyasah

kecuali yang sesusai syara.”

Akan tetapi, kesepakatan terakhir bukan tanpa masalah. Masalahnya

paling tidak, apakah kemestian penyelenggaraan siyasah syar’iyyah sesuai

dengan syara’ berarti harus sesuai dengan manthuq-nya syara’ atau berati

kewajiban penyelenggaraan semangat siyasah syar’iyyah atau berarti

kemafhuman syara’.

Dalam mengatasi persoalan tersebut, jawaban yang paling layak tentu

tidak mempertentangkan kedua alternative kedua jawaban, tetapi

menggabungkan kedua alternative jawaban yang tersedia. Dengan demikian,

jawabannya adalah menyesuaikan penyelenggaraan siyasah sya’iyyah dengan

dalil-dalil yang tersurat dalam syara’ secara manthuq. Oleh karena itu, dalam

banyak kasus, pelaksanaan siyasah syar’iyyah lebih banyak bersandar atau

sesuai dengan dalil-dalil serupa itu, fiqh siyasah syar’iyyah dapat

diselenggarakan pada tempat dan waktu yang berbeda dengan waktu dan

pelaksanaan fiqh siyasah syar’iyyah yang pertama kali. Dengan kata lain,

maka universalitas nilai siyasah syar’iyyah terbuhul manakala ia mampu

Page 33: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

16  

  

menyantuni beban dan tuntutan yang muncul lantaran perbedaan tempat dan

waktu.

Untuk kepentingan itu, Abu Ishak il Syatib mengusulkan teori

maqashid al-syariah sehubungan dengan pelaksanaan siyasah syariah.

Baginya, siyasah tidak hanya bertumpu kepada maqasid al-Syariah-nya, tetapi

juga bertumpu kepada washail-nya, semisal sadz al-Dzari’ah dan farh al-

Dzari’ah yang ditempuh dalam pelaksanaannya.

Al-Syatibi, misalnya menyebutkan bahwa, untuk memelihara yang

bersifat Dharuriyyah (seperti; agama, jiwa, keturunan, dan harta) perlu

diperhatikan dua hal yang penting. Dalam hubungan ini, kedua hal itu adalah;

(1) pembinaan terhadap usaha-usaha yang dapat memelihara “perwujudan hal-

hal yang bersifat dharuriyyah di atas (min janib al-wujud) dan (2) pertahanan

dari usaha-usaha yang dapat mengakibatkan “penghilangan hal-hal yang

bersifat dharuriyyah di atas (min janib al-adam). Dalam memelihara akal,

misalnya kebijakan mewajibkan melarang masyarakat untuk belajar

merupakan usaha min janib al-wujud, sedangkan kebijakan melarang

masyarakat untuk menyalah gunakan obat (yang dapat menurunkan minat dan

prestasi belajar mereka) merupakan usaha min janib al-adam. Dalam

perspektif kekinian, barangkali usaha pertama mirip dengan pengertian yang

dikandunk dalam istilah “perekayasaan masyarakat” (social engineering) dan

usaha kedua mirip dengan pengertian yang dicakup dalam istilah

“pengendalian masyarakat” (social control).

Page 34: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

17  

  

Abdul Kadir Audah menyebutkan bahwa rakyat mempunyai 2 hak

yaitu:

1. Hak persamaan.

2. Hak kebebasan berfikir, berakidah, berbicara, berpendidikan dan

memiliki.18

Masalah hak sebenarnya adalah masalah ijihadiyah. Kewajiban itu

berimbalan hak. Oleh sebab itu, apabila kita sebut kewajiban imam maka tidak

akan lepas dari Maqasidu syari’ah, maka hak rakyatpun tidak lepas dari

Maqasidu syariah dalam arti yang seluas-luasnya.

Dalam al-Qur’an telah di tegaskan salah satu hak dan kewajiban

pemimpin serta yang dipimpinnya yakni :

يءفي شم فإن تنازعتم منك وأطيعوا الرسول وأولي األمر وا أطيعوا هللايا أيھا الذين آمن

19.وم اآلخر ذلك خير وأحسن تأويال إن كنتم تؤمنون با واليفردوه إلى هللا والرسول

Hak imam adalah untuk ditaati dan mendapatkan bantuan serta

partisipasi secara sadar dari rakyat untuk taat dan membantu serta berperan

dalam program-program yang di gariskan untuk kemaslahatan bersama.

Apabila Pemimpin dan rakyatnya melaksanakan kewajiban masing-

masing secara baik, akan terjadi suatu hubungan yang harmonis. Imam yang

melaksanakan kewajiban-kewajiban dengan sadar berarti memenuhi hak

rakyat dan rakyat yang melaksanakan kewajiban berarti pula memenuhi hak

Imam.

                                                            18 Prof. H. A. Djazuli, Fiqh Siyasah: Implementasi kemaslahatan umat dalam rambu-

rambu syariah (Jakarta: Kencana, 2003), hlm. 64. 19 An Nisa’ (4) : 59.

Page 35: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

18  

  

20 إال رحمة للعالمينوما أرسلناك

Kebijakan Pemerintah Daerah Klaten dalam memberdayakan

masyarakat melalui pendidikan merupakan salah satu amanat yang harus

direalisasikan dalam hal kewajiban iman kepada rakyat. Oleh sebab itu untuk

mengetahui keberhasilan dari kebijakan pemerintah daerah Klaten dalam

memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dilakukan penelitian lebih

mendalam agar dapat diketahui sejauh mana pemenuhan Hak dan kewajiban

rakyat maupun pemimpin di Klaten terkait masalah pendidikan.

F. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

lapangan (field research) yaitu penelitian yang bertujuan melakukan studi

yang mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga

menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai

unit tersebut.21

Penelitian ini bersifat kualitatif (Qualitative Research) yakni jenis

penelitian yang hasil penemuannya tidak dapat dicapai dengan menggunakan

prosedur statistic atau cara lain kuantitatif (pengukuran).22 Oleh karena itu

dalam penelitian ini penulis akan mendeskripsikan atau mengkonstruksi

wawancara mendalam terhadap subyek penelitian.

G. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

                                                            20 Al Anbiya (22) :109. 21 Safidin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm.8. 22 AnSelm Strauss Julied Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, (Surabaya: Bina

Ilmu, 1997), hlm. 11.

Page 36: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

19  

  

Yang menjadi subyek penelitian adalah orang-orang yang menjadi sumber

informasi yang dapat memberikan data yang sesuai dengan masalah yang

diteliti.

2. Obyek penelitian

Yang menjadi obyek penelitian adalah kebijakan pemerintah Klaten di

bidang pendidikan dalam kerangka pembangunan daerah Klaten.

H. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang

sistematis dari fenomena-fenomena yang akan di teliti, kegunaanya untuk

memudahkan pencatatan yang dilangsungkan setelah mengadakan

pengamatan.23 Metode pengumpulan data ini dugunakan untuk mengetahui

gambaran umum mengenai bagaimana kebijakan-kebijakan dari

pemerintah daerah Klaten. Dengan metode observasi ini, peneliti

melakukan pengamatan dengan teliti dan mencatat data-data yang di

peroleh secara sistematis.

2. Wawancara

Metode wawancara adalah metode yang di lakukan dengan cara

mengajukan pertanyaan secara lisan (pengumpil data bertatap muka

dengan responden).24 Jenis wawancara yang di gunakan adalah wawancara

terstruktur, yaitu pewawancara menentukan sendiri urutan dan juga

                                                            23 Tatang Amirin, Menyusun Rencana Penelitian. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1988), hlm. 135. 24 Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial: Dasar-dasar dan Aplikasi, Cet

ke-5 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 52

Page 37: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

20  

  

pembahasannya selama wawancara,25 baik itu wawancara secara langsung

maupun tertulis apabila narasumber sulit ditemui. Melalui metode ini di

harapkan permasalahan dapat terjawab secara jelas dan mendetail.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode penelitian yang digunakan

untuk menguraikan dan menjelaskan apa-apa yang sudah berlalu melalui

sumber dokumen yang ada.26 Untuk melengkapi data penelitian ini,

penulis akan melakukan pengumpulan data dengan metode dokumentasi.

Studi dokumentasi berproses dan berawal dari menghimpun dokumen,

memilih-memilih dokumen sesuai dengan penelitian, menerangkan dan

mencatat serta menafsirkannya, serta menghubung-hubungkannya dengan

fenomena lainnya. Dalam penelitian ini data-data akan di kumpulkan

sehingga data sekunder berupa dokumen penting yang terhubung dengan

suber data penelitian ini dan gambaran umum pemda Klaten dan dokumen

lainnya.

I. Metode Analisa Data

Analisis berarti menguraikan, maka menganalisis berarti mengurai data

atau menjelaskan data, sehingga berdasarkan data tersebut pada gilirannya

dapat di trik pengertian-pengertian dan kesimpulan-kesimpulan.27 Analisis

                                                            25Britha Mikhelsen, Metode penelitin Parsitipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan

(Jakarta: Yayasa Obor Indonesia, 1999), hlm. 128. 26 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3S, 1995), hlm.152. 27 Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Kurnian Kalam

Semesta, 2003), hlm. 65.

Page 38: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

21  

  

juga berarti memisahkan, membedakan, melihat nuansa, dan menyelami,

selanjutnya untuk melihat adanya keteraturan dan keterkaitan.28

Dengan demikian secara sistematis langkah-langkah penulis dalam

menganalisis data tersebut adalah:

1. Mengumpulkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi

dan dokumentasi.

2. Melakukan editing terhadap seluru data yang masuk.

3. Menyusun seluruh data yang diperoleh sesuai dengan urutan pembahasan

yang telah direncanakan.

4. Dan melakukan analisa seperlunya terhadap data yang telah tersusun untuk

menjawab rumusan masalah.

J. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan skripsi ini terdiri dari bagian yaitu:

Pendahuluan, Pokok bahasan dan penutup yang dipaparkan dalam beberapa

bab dimana setiap bab terdiri dari sub-sub bab.

Bab pertama Pendahuluan, berisi tentang penegasan judul, latar

belakang masalah, tujuan dan kegunaan penulisan, tinjauan pustaka, landasan

teori, metode penelitin dan sistematika pembahasan.

Bab Kedua membahas tentang gambaran umum Kabupaten Klaten

dilihat dari segi geografis dan sosiologis. Pembahasan kondisi Klaten secara

geografis adalah pembahasan berdasarkan wilayah tempat tinggal. Sedangkan

                                                            28 Van Peursen, Orientasi di Alam Filsafat, (Terj.) Dick Hartoko, (Jakarta: Gramedia,

1991), hlm. 3.

Page 39: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

22  

  

pembahssan secara sosiologis adalah berdasarkan kepada keadaan sosial

masyarakat.

Bab Ketiga gambaran umum tentang kebijakan pemerintah Klaten

terhadap pendidikan meliputi pembahsan tentang teori kebijakan pemerintah,

sistim pembuatan kebijakan, implementasi Kebijakan pemerintah Daerah

Klaten terhadap Pendidikan.

Bab empat berisi tentang penerapan, analisis dan praktek di lapangan

atas kebijakan pemerintah daerah Klaten di sektor pendidikan.

Bab lima, adalah penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-

saran dari hasil penelitian yang merupakan jawaban dari masalah yang

diajukan.

Page 40: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

68

BABV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebijakan penyelenggaraan pendidikan di daerah Klaten telah

mengacu pada UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,

namun praktek dilapangan kurang sesuai dengan apa yang diharapkan karena

adanya beberapa faktor yang menghambat implementasi kebijakan

pemerintah Klaten disektor pendidikan. Pemerintah daerah belum dapat

memenuhi secara keseluruhan kebutuhan pendidikan yang meliputi sarana

dan prasarana sekolah serta biaya operasional sekolah, yang sebelumnya

kebutuhan tersebut dipenuhi oleh partisipasi masyarakat ataupun dari

perusahaan yang perduli dibidang pendidikan. Hal ini dikarenakan adanya

larangan dari pemerintah daerah untuk menggalang dana dari orang tua siswa.

Akibat larangan tersebut, banyak kegiatan sekolah yang sebelumnya ada

menjadi terhenti.

Kebijakan Dinas Pendidikan Klaten belum sepenuhnya berdampak

signifikan kepada masyarakat Klaten, hal tersebut tercermin dengan masih

adanya sebagian masyarakat kususnya masyarakat menengah kebawah yang

mengeluhkan adanya pungutan-pungutan biaya sekolah yang tidak wajar serta

masih tingginya biaya pendidikan meskipun pemerintah pusat telah

mencanangkan program pendidikan gratis, tentu saja pandangan fikih siyasah

terhadap kebijakan pendidikan di Klaten kurang sesuai terhadap apa yang

telah di implementasikan selama ini. kebijakan seorang pemimpin seharusnya

Page 41: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

69

berdasarkan atas kemaslahatan manusia sesuai kaidah Fikhiyyah

“Tasharraful imami „ala syar‟iyati manuutun bil-almashlakhah”. Pemerintah

seharusnya menghapuskan segala bentuk biaya atas pendidikan agar

pendidikan dapat dirasakan oleh semua kelas dalam strata sosial demi

menjaga kemaslahatan manusia dalam hal pendidikan.

Setelah adanya pelarangan dari pemerintah daerah mengenai

partisipasi pendanaaan dari masyarakat/orang tua murid, sedangkan

pemerintah daerah tidak dapat menggganti dana tersebut menyebabkan

kegiatan ekstrakulikuler, laboratorium, remedial test menjadi terhenti. Hal

tersebut berakibat penurunan kualitas pendidikan dasar.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan melalui evaluasi pelaksanaan

MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) ini adalah:

1. Pememrintah daerah diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pendidikan

yang meliputi sarana dan prasana sekolah serta biaya operasional

sekolah.

2. Pemerintah daerah diharapkan dapat memenuhi pendanaan yang semula

berasal dari partisipasi masyarakat harus menjadi tanggung jawab

pemerintah/pemda sepenuhnya.

3. Diperlukan subsidi silang bagi masyarakat miskin untuk memperoleh

pendidikan yang berkualitas pada sekolah negeri maupun

swata.Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan mutu yang

sama antara sekolah regular maupun sekolah RSBI/SBI.

Page 42: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

70

4. Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan APBS mutlak diperlukan

untuk membangun kepercayaan masyarakat dan mengeliminasi

(memberantas) praktik-praktik korupsi di sekolah. Dengan begitu upaya

peningkatan mutu dapat terealisasi lebih awal dari pada waktu yang

diperkirakan.

5. Diharapkan adanya gerakan yang peduli terhadap pendidikan bagi

masyarakat bagi miskin, seperti Gerakan Orang Tua Asuh (GNOTA)

yang bersifat nasional.

Page 43: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

71

DAFTAR PUSTAKA

1. Kelompok Al-Qur’an / Tafsir

Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: Toha

Putra, 1989

2. Lain-lain

Abdul Muin Salim, Konsepsi Kekuasaan Politik Dalam Al-Qur’an,Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada 2002.

Abudin Nata, Metodologi Studi Islam,Jakarta: PT Raja GrafindoPersada,

2006.

Ahmad bin Muhammad az-Zarqa, Syrh al-Qawa’id al Fiqhiyyah, Dar-

AlQalam, Damascus, 1989.

Albab, Desentralisasi Pendidikan. Jakarta: Sinar Mas, 2004.

Angga Jaya, Kebijakan Publik dan Masyarakat,Jakarta: ALFABETA, 2008.

AnSelm Strauss julied Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, (Tatang

Amirin, Menyusun Rencana Penelitian.Jakarta: Raja Grafindo Pesada,

1988.

Badan penelitian dan pengembangan HAM Departemen hukum dan HAM,

Evaluasi Kebijakan Pelaksanaan MBS,Yogyakarta:DepartemenHukum

dan HAM 2009.

Bridgman Davis, Proses Perumusan Kebijakan,Jakarta: Kencana 2004.

Britha Mikhelsen, Metode penelitin Parsitipatoris dan upaya-

upayaPemberdayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999.

Drijakara Sujaya, Pembangunan Dilema dan Tantangan, hlm. 69.

Page 44: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

72

Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Kurnian

Kalam Semesta, 2003.

Dun, william. Pengantar Analisis Kebijakan Publik.Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2000.

Edi Suharto, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik,Bandung:Alfabeta

Bandung, 2006.

Jalal ad-Din as-Suyuti, Al-Asybah wa an- nadhair fi al- Furu’, Dar al-Fikr,

Beirut.

Kholifaturrohman, “Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah

TentangPemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan Non Formal

diDesa Tambak Rejo Kecamatan Bulupesantren KabupatenKebumen”.

Skripsi sarjana Jurusan Pendidikan Agama Islam.Universitas Islam

Negeri 2010.

Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3S, 1995.

Moeljarto Tjokrowinoto, Pembangunan Dilema dan Tantangan, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2002.

Parsons Wayne, Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik

AnalisisKebijakan,Jakarta: Kencana, 2008.

Pius A Partanto, M. Dahlan AL-Barry, Kamus ilmiah Populer.

Pratama, Andy, Wahyu, “Implementasi Kebijakan Pemerintah KotaMalang

Dalam Mewujudkan Malang Sebagai Kota Pendidikan”, skripsi

sarjana Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, FIS, Universitas Negeri

Malang2009.

Djazuli, A, Fiqh siyasah: Implementasi kemaslahatan umat dalamrambu-

rambu syariah. Jakarta: Kencana, 2003.

Safidin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999.

Page 45: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

73

Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial: Dasar-dasar dan Cet ke-5

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.

Tatang Amirin, Menyusun Rencana Penelitian. Surabaya: Bina Ilmu,1997.

Van Peursen, Orientasi di Alam Filsafat, (Terj.) Dick Hartoko,

Jakarta:Gramedia, 1991.

Wa an-Nadhair ‘ala madzhab Abi Hanifah, An-Nu’man, Dar al-Kutub al-

Ilmiyyah, Beirut, 1993.

http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/bataswilayah.php?ia=3310&is

=35 di akses pada tanggal 23 Mei 2012

http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/bataswilayah.php?ia=3310&is

=35 di akses pada tanggal 23 Mei 2012

http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/bataswilayah.php?ia=3310&is

=35 di akses pada tanggal 23 Mei 2012

http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/bataswilayah.php?ia=3310&is

=35 di akses pada tanggal 23 Mei 2012

3. Kelompok Wawancara

Wawancara dengan Andi W. staf dinas pendidikan Klaten. Padatanggal 19

Juni 2012

Wawancara dengan Sujiwanto,debuti Bupati Klaten pada tanggal 22 Juni2012

4. Perundang-Undangan

Undang-undang Otonomi Daerah nomor 32 Tahun 2004.

Page 46: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

I

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

DAFTAR TERJEMAHAN

Halaman Footnote Terjemahan

BAB I

18 19 Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan

Rasulullah, dan yang memegang kekuasaan di antara

kamu.

19 20 Dan Aku tiada mengutusmu kecuali untuk

Rohmatan lil „alamin.

BAB IV

64 4 Kebijakan seorang pemimpin harus didasari atas

kemaslahatan umat.

Page 47: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

II

Lampiran 2

BIOGRAFI ULAMA/TOKOH

1. Prof. H. Munim Salim

Beliau adalah sebagai guru besar UIN Alauddin, almarhum juga

rektor Universitas Indonesia Timur sejak tahun 2002. Dalam bidang sosial,

almarhum tercatat sebagai Ketua Dewan Syura KPPSI (Komite Persiapan

Penegakan Syariat Islam), Wakil Ketua Dewan Penasehat Majelis Ulama

Indonesia, dan Anggota Lajnah Tarjih Muhammadiyah Sulawesi Selatan.

Di samping itu, almarhum juga aktif membina pengajian bersama

masyarakat di sekitar rumahnya.

Profesor yang sangat sederhana, kata Anwar Abd. Rahman, dosen

Fakultas Adab dan Humaniora. Dilihat dari rumahnya, sulit rasanya

percaya ada seorang guru besar, mantan rektor, memiliki rumah yang

beberapa bagian plafonnya sudah rusak. Rumah sudah tampak tuaberada

di perkampungan, jauh dari kawasan kota. Menurut Anwar, dia pernah jadi

stafnya ketika almarhum menjabat Pembantu Rektor I sekitar tahun 1996,

kesan sederhana dan ramah sudah tampak dari almarhum. “Saya diajari

komputer dan sering dibawakan makanan”, kenang Anwar.

2. Khoiruddin Nasution

Beliau lahir di Simangambat, Tapanuli Selatan (sekarang

Kabupaten Mandailing Natal [Medina], Sumatera Utara, tanggal 8 oktober

1964. Sebelum meneruskan pendidikan S1 di Fakultas Syari‟ah IAIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta ia mondok di Pesantren Musthafawiyyah

Purbabaru, Tapanuli Selatan tahun 1977 sampai dengan 1982 dan MA

Laboratorium Fakultas Tarbiyyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun

1984 dan selesai akhir tahun 1989. Tahun 1993-1995 mengambil S2 di

McGill University Montreal, Kanada dalam Studi Islamic Studies.

Kemudian mengikuti program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta tahun 1996, dan mengikuti Sandwich Ph.D. Program tahun

Page 48: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

III

1999-2000 di McGill University, dan selesai S3 Pascasarjana IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta tahun 2001. Bulan Agustus 2003 pergi ke McGill

University dalam rangka kerjasama penelitian dengan Dr. Ian S. Butler.

Bulan Oktober 2003-Januari 2004 mengikuti Post-Doct Progran di Leiden

University, Leiden Belanda.

Suami Any Nurul Aini, SH ini berusaha aktif menulis di sejumlah

Jurnal. Adapun karya yang telah lahir dari Bapak tiga anak: Muhammad

Khoiriza Nasutian (6 Oktober 1993), Tazkia Amalia Nasution (1 Maret

1996), dan Affan Yasir Nasution (11 Desember 1999) ini adalah : (1) Riba

dan Poligami: Sebuah Studi atas Pemikiran Muhammad ‘Abduh, (2)

Status Wanita di Asia Tenggara: Studi Terhadap Perundang-undangan

Perkawinan Muslim Kontemporer Indonesia dan Malaysia, (3) Penyunting

Tafsir-tafsir baru di era multicultural, (4) Fazlur Rahman tentang Wanita,

(5) Penyunting /editor bersama Prof. Dr. H. M. Atho’ Muzhar, Hukum

Keluarga di dunia Islam Modern: Studi Perbandingan dan Keberanjakan

UU Modern dari Kitab-kitab Fiqh, (6) Islam tentang Relasi Suami dan

Istri (Hukum Perkawinan 1): DilengkapiPerbandingan UU Negara

Muslim.

Pekerejaan rutin adalah dosen tetap Fakultas Syari‟ah dan

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Di sampingitu mengajar

juga di Program Magister Studi Islam (MSI), UII, MSI UNISMA Malang,

Program Internasional Fakultas Hukum UII Yogyakarta, dan STIS

(Islamic Business School) Yogyakarta.

3. Abdul Malik Madaniy

Beliau lahir di Tanah Merah, Bangkalan, Madura, pada 9 Januari

1952. Menjalani Sekolah Rakyat (SR) di Tanah Merah (lulus tahun 1964),

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Bangkalan (lulus 1967) dan Sekolah

Persiapan Institut Agama Islam Negeri (SPIAIN) Sunan Ampel Bangkalan

(lulus 1970). Melanjutkan studi di Fakultas Syari‟ah IAIN Sunan Kalijaga

pada tahun 1976. Selanjutnya mengikuti program pasca sarjana bidang

studi Islam dan lulus S-2 pada tahun 1987. Pada 18 Januari 2010

Page 49: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

IV

menempuh promosi doctor di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan

Kalijaga, almamaternya sejak program S-1, dengan judul disertasi:

israiliyyat dan Maudhu’at dalam Tafsir Al-Qur’an (Studi Tafsir al-

Jalalain).

Kegiatan nyantri telah dimulainya sejak di Madura dan berlanjut di

Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta di bawah bimbingan alm. K.H. Ali

Ma‟sum (Rais „Aam PBNU era delapan puluhan).

Sebagai dosen tetap pada Fakultas Syari‟ah, Beliau mrnjabat

sebagai Pembantu Dekan selam beberapa periode, dan pada 2003-2007

menjabat Dekan di fakultasnya. Di samping itu, dalam kegiatan organisasi

kemasyrakatan, ia duduk sebagai Katib Syuriyah PBNU (2004-2010)

setelah seblumnya menjabat Wakil Rais Syuriyah PWNU DIY. Di MUI

Provinsi DIY, beliau duduk sebagai Wakil Ketua.

4. Asy-Syafi’i

Ia dikenal dengan Muhammad bin Idris asy-Syafi‟I dilahirkan di

kota Qaza (Palestina) pada tahun 150 H dan ketika masih kecil dibawa

ibunya ke makkah, kota ia belajar hadis dengan Muslim Al Zanji dan

Sofyan bin Uyaimah. Setelah itu ia melanjutkan belajarnya di kota

madinah dan belajar dengan Imam Malik. Beliau wafat pada tahun 204 H

di Mesir. Selama di Mesir ia merubah pendapatnya yang lama yang

ditulisnya selama di Baghdad (Qoul Qadim) dan diganti dengan pendapat

baru yang dinamakan Qaul Jadid atau Madzhab Jadid (Pendapat baru).

Terbukti dalam karyanya yang terhimpun dalam kitab “al-„Um”. Selain itu

Imam Syafi‟I juga menulis kitab “Musnad”.

Page 50: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

V

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA SKRIPSI KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN

KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN PERSPEKTIF FIKIH SIYASAH

1. Bagaimana implementasi kebijakan Dinas Pendidikan klaten di sektor

pendidikan?

2. Kendala-kendala yang dihadapi apa saja?

3. Sambutan atau tanggapan masyarakat klaten atas kebijakan yang di keluarkan

Dinas Pendidikan?

4. Bagaimana Dinas Pendidikan menanggapi dengan adanya beberapa sekolah

dasar yang sudah tidak beroperasi lagi?

5. Kalau dilihat dan dibandingkan dengan daerah sekitar klaten, Apakah klaten

lebih baik atau lebih buruk dalam hal upaya penyelenggaraan pendidikkan

dengan daerah sekitas? Mengapa demikian?

6. Sejauh mana peran Dinas Pendidikan klaten dalam upaya mewujudkan

pendidikan yang di amanatkan sesuai undang-undang?

7. Apa Visi dan Misi Dinas Pendidikan Klaten?

Page 51: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

VI

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

Jl.Marsda Adisucipto Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 512840

Nomor : UIN. 02/AS/PP.01.1//2011 Yogyakarta, 11 April

2012

Lamp. : 1 Bandel Proposal

Hal. : Rekomendasi Pelaksanaan Riset

Kepada :

Yth. Ketua Dinas Pendidikan

Di tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Berkenaan dengan penyelesaian tugas penyusunan skripsi,

mahasiswa kami perlu melakukan penelitian guna pengumpulan data

yang akurat.

Oleh karena itu, kami mohon bantuan dan kerjasama untuk

memberikan ijin bagi mahasiswa Fakultas Syari‟ah.

Nama : Febry Nur Syahidah

NIM : 08370050

Semester : VIII

Jurusan : Jinayah Siyasah (JS)

Judul Skripsi : Kebijakan Dinas Pendidikan Klaten di Sektor

Pendidikan Perspektif Fiqih Siyasah

Guna mengadakan penelitian (riset) di Dinas Pendidikan Klaten

Atas bantuan dan kerjasamanya, kami sampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

a.n. Dekan

Ketua Jurusan

Dr. H. M. Nur, S.Ag., M.Ag.

NIP. 19700816 199703 1 002

Page 52: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

VII

Kegiatan Workshop penigkatan kompetensi guru

Page 53: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

VIII

Sekolah-sekolah yang sudah tidak aktif lagi

.

SD Ceporan 1

Page 54: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

IX

SD Negeri 3 Ngandong.

SD Negeri 2 Katekan.

Page 55: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

X

SD Negeri Towangsan 2.

Page 56: KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN KLATEN DI SEKTOR PENDIDIKAN ...digilib.uin-suka.ac.id/10513/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · syar‟iyyah terhadap kebijakan pendidikan di Klaten, dan

XI

Lampiran 9

CURRICULUM VITAE

Data Pribadi:

Nama : Febri Nur Syahidah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Klaten, 29Februari 1988

Alamat : Sembungan Towangsan Gantiwarno Klaten RT/RW :

14/06.

Nama Ayah : Sutamto

Nama Ibu : Sulari

Alamat : Sembungan Towangsan Gantiwarno Klaten

RT/RW : 14/06.

Motto :Berusaha melakukan yang terbaik lebih baik

daripada berkatayang terbaik.

Riwayat Pendidikan Formal:

1. SD Muhammadiyah Wedi Klaten 1994-2000

2. SMP Ponpes Gontor Mantingan Ngawi 2001-

2004MAN Ta‟mirul Islam Surakarta 2004-2008

3. Jurusan Jinayah Siyasah

Fakultas Syari‟ahdan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2008-2012