bupati klaten

20
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DI KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Pemerintahan Desa yang sesuai dengan perkembangan keadaan dan selaras dengan prinsip otonomi perlu didukung peran aktif Lembaga Kemasyarakatan yang ada di Desa; b. bahwa untuk mencapai daya guna dan hasil guna peran Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud huruf a tersebut di atas, dipandang perlu mengatur Lembaga Kemasyarakatan Desa; c. bahwa berdasarkan hal tersebut huruf a dan huruf b diatas, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa di Kabupaten Klaten; Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang 1

Transcript of bupati klaten

Page 1: bupati klaten

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATENNOMOR 1 TAHUN 2009

TENTANG

LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DI KABUPATEN KLATEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KLATEN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Pemerintahan Desa yang sesuai dengan perkembangan keadaan dan selaras dengan prinsip otonomi perlu didukung peran aktif Lembaga Kemasyarakatan yang ada di Desa;

b. bahwa untuk mencapai daya guna dan hasil guna peran Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud huruf a tersebut di atas, dipandang perlu mengatur Lembaga Kemasyarakatan Desa;

c. bahwa berdasarkan hal tersebut huruf a dan huruf b diatas, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa di Kabupaten Klaten;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 12, 13, 14, dan 15 Tahun 1950 ;

1

Page 2: bupati klaten

7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4587);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelengggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

10.Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

11.Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi Dan Tatakerja Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2006 Nomor 7);

12.Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 8 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2006 Nomor 8 );

13.Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tatacara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan Dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2006 Nomor 6) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tatacara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan Dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2007 Nomor 1);

14.Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 10 Tahun 2006 tentang Tatacara Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2006 Nomor 10) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 2 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 10 Tahun 2006 tentang Tatacara Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2007 Nomor 2);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KLATENdan

BUPATI KLATEN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DI KABUPATEN KLATEN.

2

Page 3: bupati klaten

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Klaten.

2. Pemerintah provinsi adalah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah.

4. Bupati adalah Bupati Klaten.

5. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah Kabupaten Klaten.

6. Lembaga Kemasyarakatan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat.

7. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

8. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sitem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem adat Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

11. Partisipasi adalah keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.

12. Pembangunan adalah upaya untuk melakukan proses perubahan sosial ke arah yang lebih baik bagi kepentingan masyarakat desa di segala bidang.

13. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa.

14. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa yang selanjutnya disingkat LKMD atau Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, yang selanjutnya disingkat LPM adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintah desa dalam menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat dibidang pembangunan.

15. Lembaga Adat adalah Lembaga Kemasyarakatan baik yang sengaja dibentuk maupun yang secara wajar telah tumbuh dan berkembang di dalam sejarah masyarakat atau dalam suatu masyarakat hukum adat tertentu dengan wilayah hukum dan hak atas harta kekayaan di dalam hukum adat tersebut, serta berhak dan berwenang untuk mengatur, mengurus dan menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan yang berkaitan dengan dan mengacu pada adat istiadat dan hukum adat yang berlaku.

16. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Desa, untuk selanjutnya disebut TP PKK Desa adalah lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan lainnya, yang berfungsi sebagai

3

Page 4: bupati klaten

fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing jenjang pemerintahan untuk terlaksananya program PKK.

17. Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, untuk selanjutnya disingkat Gerakan PKK, adalah Gerakan Nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.

18. Rukun Warga, untuk selanjutnya disingkat RW atau sebutan lainnya adalah bagian dari wilayah kerja Pemerintah Desa dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah Pengurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa.

19. Rukun Tetangga, untuk selanjutnya disingkat RT atau sebutan lainnya adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyakatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa.

20. Karang Taruna adalah Lembaga Kemasyarakatan yang merupakan wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial.

21. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan, perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi, supervisi, monitoring, pengawasan umum, dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa.

BAB IIPEMBENTUKAN

Pasal 2(1) Dalam upaya memberdayakan masyarakat di Desa dibentuk Lembaga

Kemasyarakatan Desa sesuai kondisi dan kebutuhan.

(2) Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk atas prakarsa masyarakat yang difasilitasi oleh Pemerintahan Desa melalui musyawarah dan mufakat.

(3) Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa.

(4) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

BAB IIITATA CARA PEMBENTUKAN

Pasal 3(1) Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. Bertempat kedudukan di desa yang bersangkutan;

c. Beranggotakan warga masyarakat di desa yang bersangkutan;

4

Page 5: bupati klaten

d. Mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang jelas sesuai dengan maksud dan tujuan pembentukannya.

(2) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f harus memuat :

a. Nama lembaga Kemasyarakatan;

b. Tujuan;

c. Susunan Organisasi dan Tata kerja;

d. Kedudukan dan tugas;

e. Kewenangan, hak dan kewajiban.

(3) Tata cara pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 4 (1) Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa harus dengan

nama yang jelas.

(2) Penamaan Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat, serta adat istiadat dan asal usul Desa.

BAB IVMAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 5Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan maksud dan tujuan sebagai wahana pemberdayaan masyarakat untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat agar terwujud demokratisasi dan transparansi dalam pelaksanaan dan pengendalian pembangunan.

BAB VTUGAS DAN FUNGSI

Pasal 6(1) Lembaga Kemasyarakatan Desa mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa

dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat desa.

(2) Tugas Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah :

a. menyusun rencana pembangunan secara partisipatif;

b. melaksanakan,mengendalikan,memanfaatkan,memelihara dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif;

c. menggerakkan dan mengembangkan partisipasi gotong royong dan swadaya masyarakat;

d. menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

e. melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan peran serta dan swadaya masyarakat dalam pembangunan.

5

Page 6: bupati klaten

Pasal 7Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 mempunyai fungsi:

a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan;

b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat;

d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif;

e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, patisipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat;

f. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga;dan

g. pemberdayaan hak politik masyarakat;

Pasal 8Kegiatan Lembaga Kemasyarakatan Desa ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui:

a. peningkatan pelayanan masyarakat;

b. peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan ;

c. pengembangan kemitraan;

d. pemberdayaan masyarakat;

e. pengembangan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat.

Pasal 9Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 dibantu Kader Pemberdayaan Masyarakat.

BAB VIBENTUK Pasal 10

Bentuk Lembaga Kemasyarakatan Desa terdiri dari :

a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) atau Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) atau sebutan nama lain;

b. Lembaga Adat;

c. Tim Penggerak PKK Desa;

d. RT/RW;

e. Karang Taruna ;

f. Lembaga Kemasyarakatan Desa lainnya.

Pasal 11

6

Page 7: bupati klaten

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) atau Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) atau sebutan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a mempunyai tugas menyusun rencana pembangunan secara partisipatif, menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat, melaksanakan dan mengendalikan pembangunan.

Pasal 12Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) atau Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) atau sebutan lain dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 mempunyai fungsi :

a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan;

b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan Pemerintah kepada masyarakat;

d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipasif;

e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat; dan

f. penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya alam serta keserasian lingkungan hidup.

Pasal 13Lembaga Adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b mempunyai tugas untuk membina dan melestarikan budaya dan adat istiadat serta hubungan antar tokoh adat dengan Pemerintah Desa.

Pasal 14Lembaga Adat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 mempunyai fungsi :

a. penampungan dan penyalur pendapat atau aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Desa, serta menyelesaikan perselisihan yang menyangkut hukum adat, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat;

b. pemberdayaan, pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam rangka memperkaya budaya masyarakat serta memberdayakan masyarakat dalam menunjang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan; dan

c. penciptaan hubungan yang demokratis dan harmonis serta obyektif antara Kepala Adat/Pemangku Adat/Ketua Adat atau Pemuka Adat dengan aparat Pemerintah Desa.

Pasal 15Tim Penggerak PKK Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf c mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan merupakan mitra dalam pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga.

Pasal 16Tim Penggerak PKK Desa dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) mempunyai fungsi :

7

Page 8: bupati klaten

a. penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu melaksanakan program PKK; dan

b. fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali pembina dan pembimbing Gerakan PKK.

Pasal 17RT/RW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf d mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan.

Pasal 18RT/RW dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 mempunyai fungsi :

a. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya;

b. pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;

c. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat; dan

d. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya.

Pasal 19Karang Taruna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf e mempunyai tugas menanggulangi berbagai masalah kesejahteraaan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.

Pasal 20Karang Taruna dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 mempunyai fungsi :

a. penyelenggaraan usaha kesejahteraan sosial;

b. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat ;

c. penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di lingkungan secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan;

d. penyelenggaraan kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di lingkungannnya;

e. penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggungjawab sosial generasi muda;

f. penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia;

g. pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggungjawab sosial yang bersifat rekreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraaan sosial di lingkungannya secara swadaya;

h. penyelenggaraan rujukan, pendampingan dan advokasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial;

i. penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagai sektor lainnya;

j. penyelenggaraan usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual;

8

Page 9: bupati klaten

k. pengembangan kreatifitas remaja, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (Narkoba) bagi remaja; dan

l. penanggulangan masalah-masalah sosial, baik secara preventif, rehabilitatif dalam rangka pencegahan kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang (Narkoba) bagi remaja.

Pasal 21Lembaga Kemasyarakatan Desa Lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf f yang diakui oleh masyarakat ditetapkan dalam Peraturan Desa dengan berpedoman pada Peraturan Daerah ini.

BAB VIIKEPENGURUSAN

Pasal 22Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa memenuhi persyaratan :

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

c. WNI;

d. Penduduk setempat;

e. Mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian; dan

f. Dipilih secara musyawarah dan mufakat.

Pasal 23(1) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa terdiri dari :

a. Ketua;

b. Wakil Ketua;

c. Sekretaris;

d. Bendahara; dan

e. Bidang-bidang sesuai kebutuhan.

(2) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh merangkap jabatan pada Lembaga Kemasyarakatan Desa dan bukan merupakan anggota salah satu partai politik.

(3) Masa bakti pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa selama 5 (lima) tahun terhitung sejak pengangkatan dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya.

(4) Susunan dan jumlah pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan.

Pasal 24(1) Tugas Ketua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf a adalah :

a. memimpin pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa;

b. mengatur pembagian tugas antara Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota; dan

9

Page 10: bupati klaten

c. mewakili Lembaga Kemasyarakatan Desa sesuai dengan kewenangannya.

(2) Tugas Wakil Ketua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf b adalah :

a. membantu Ketua dalam melaksanakan tugasnya; dan

b. melaksanakan tugas yang diberikan oleh Ketua.

(3) Tugas Sekretaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf c adalah :

a. memimpin kegiatan Sekretariat Lembaga Kemasyarakatan;

b. melaksanakan tugas yang diberikan oleh Ketua.

(4) Tugas Bendahara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf d adalah:

a. memberikan pendapat dan saran kepada Ketua melalui Sekretaris tentang langkah-langkah yang perlu diambil di bidang keuangan;

b. melaksanakan tugas yang diberikan oleh Ketua.

BAB VIIIHUBUNGAN KERJA

Pasal 25(1) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan Pemerintahan Desa

bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif.

(2) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan Lembaga Kemasyarakatan lainnya di Desa bersifat koordinatif dan konsultatif.

(3) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan pihak ketiga di Desa bersifat kemitraan.

BAB IXLARANGAN

Pasal 26Lembaga Kemasyarakatan Desa dilarang :

a. Melakukan kegiatan dan atau melalaikan kewajibannya, yang berakibat merugikan kepentingan Negara, Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa serta masyarakat.

b. Melakukan kegiatan yang tidak sesuai dan atau bertentangan dengan maksud dan tujuan pembentukannya.

c. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau bertentangan dengan norma-norma yang hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.

BAB XPEMBINAAN

Pasal 27Pemerintah Daerah dan Camat wajib membina dan mengawasi Lembaga Kemasyarakatan Desa.

Pasal 28

10

Page 11: bupati klaten

Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 meliputi :

a. memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengembangan Lembaga Kemasyarakatan Desa;

b. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;

c. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan serta pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa;

d. melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Lembaga Kemasyarakatan Desa;

e. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Lembaga Kemasyarakatan Desa;

f. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan Lembaga Kemasyarakatan Desa.

Pasal 29Pembinaan dan Pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 meliputi :

a. memfasilitasi penyusunan Peraturan Desa yanng berkaitan dengan Lembaga Kemasyarakatan Desa;

b. memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban Lembaga Kemasyarakatan Desa;

c. memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;

d. memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat;

e. memfasilitasi kerjasama antar Lembaga Kemasyarakatan Desa dan kerjasama Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan pihak ketiga;

f. memfasilitasi bantuan teknis dan pendampingan kepada Lembaga Kemasyarakatan Desa; dan

g. memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pengembangan Lembaga Kemasyarakatan Desa;

BAB XIPENDANAAN

Pasal 30Pendanaan Lembaga Kemasyarakatan Desa bersumber dari :

a. Swadaya masyarakat;

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

c. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah; dan

d. Bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB XIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 31

11

Page 12: bupati klaten

(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Lembaga Kemasyarakatan Desa yang ada harus menyesuaikan dengan Peraturan Daerah ini .

(2) Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini Lembaga Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) yang ada, tetap berfungsi dan melaksanakan tugas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 32(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai

pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

(2) Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 20 Tahun 2000 tentang Lembaga Kemasyarakatan di Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2000 Nomor 30, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Nomor 20 Seri D) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 33Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Klaten.

Ditetapkan di Klatenpada tanggal

BUPATI KLATEN,

SUNARNA

Diundangkan di Klaten pada tanggal 2009

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KLATEN,

INDARWANTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2009 NOMOR 1

12

Page 13: bupati klaten

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN

NOMOR 1 TAHUN 2009TENTANG

LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESADI KABUPATEN KLATEN

A. PENJELASAN UMUM

Di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) pengaturan mengenai Desa mengalami perubahan yang cukup penting. Desa diatur dalam Pasal 200 sampai dengan Pasal 216, yang kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa yang terdiri atas 107 pasal.

Diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, namun prinsip dasar sebagai landasan pemikiran pengaturan mengenai Desa tetap sama, yaitu :1. Keanekaragaman, artinya bahwa istilah “desa” dapat disesuaikan dengan

asal-usul dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pola penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Desa harus menghormati sistem nilai yang berlaku pada masyarakat setempat dengan tetap mengedepankan sistem nilai bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;

2. Partisipasi, artinya bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Desa harus mampu mewujudkan peran aktif masyarakat agar senantiasa memiliki dan turut serta bertanggungjawab terhadap perkembangan kehidupan bersama sebagai sesama warga Desa;

3. Otonomi asli, memiliki makna bahwa kewenangan pemerintahan desa dalam mengatur dan mengurus masyarakat setempat didasarkan pada hak, asal-usul, dan nilai-nilai sosial budaya yang terdapat pada masyarakat setempat, namun harus diselenggarakan dalam perspektif administrasi pemerintahan negara yang selalu mengikuti perkembangan jaman;

4. Demokratisasi, bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan desa harus mengakomodasi aspirasi masyarakat yang

13

Page 14: bupati klaten

diartikulasi dan diagregasi melalui BPD dan lembaga kemasyarakatan sebagai mkitra Pemerintah Desa;

5. Pemberdayaan masyarakat, berarti bahwa penyelenggaran pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan desa ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan, program, dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat.

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi Desa dan pemberdayaan masyarakat, maka penduduk Desa diberikan kesempatan untuk memberikan partisipasinya dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa, khususnya di bidang pembangunan. Dalam rangka mewujudkan kerjasama yang sinergis antara Pemerintah Desa dan masyarakat diperlukan adanya wahana bagi anggota masyarakat sebagai sarana untuk menyampaikan aspirasinya sesuai dengan kondisi dan kepentingan masyarakat dalam bentuk organisasi lembaga kemasyarakatan yang ada di Desa. Oleh karena itu, perlu adanya ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang Lembaga Kemasyarakatan di Desa. Namun dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan maka Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor Nomor 20 Tahun 2000 tentang Lembaga Kemasyarakatan di Desa dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

B. PENJELASAN PASAL DEMI PASALPasal 1 : Cukup jelasPasal 2 : Cukup jelasPasal 3 : Cukup jelasPasal 4 : Cukup jelasPasal 5 : Cukup jelasPasal 6 :Ayat (1) : Cukup jelasAyat (2) : Huruf a : Yang dimaksud dengan “menyusun rencana pembangunan

secara partisipatif “ adalah proses perencanaan pembangunan yang melibatkan berbagai unsur masyarakat terutama kelompok masyarakat miskin dan perempuan.

Huruf b : Yang dimaksud dengan “melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif” adalah dengan melibatkan masyarakat secara demokratis, terbuka dan bertanggungjawab untuk memperoleh manfaat yang maksimal bagi masyarakat serta terselenggaranya pembangunan berkelanjutan.

Huruf c : Yang dimaksud dengan “menggerakan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong dan swadaya masyarakat” adalah penumbuhkembangan dan penggerakkan prakarsa partisipasi serta swadaya gotong royong masyarakat yang dilakukan oleh kader pemberdayaan masyarakat atau sebutan lain.

Huruf d : Yang dimaksud dengan“menumbuhkembangkan kondisi dinamis” adalah untuk memepercepat terwujudnya kemandirian masyarakat.

Pasal 7 : Cukup jelasPasal 8 : Huruf a : Cukup jelasHuruf b : Cukup jelasHuruf c : yang dimaksud dengan “pengembangan kemitraan” adalah

mengembangkan kerjasama yang saling menguntungkan, saling percaya dan saling mengisi.

14

Page 15: bupati klaten

Huruf d : Cukup jelasHuruf e : Cukup jelasPasal 9 : Cukup jelasPasal 10 : yang dimaksud dengan Lembaga Kemasyarakatan Desa

lainnya antara lain Lembaga Perlindungan Masyarakat, Kelompok Tani dan lain sebagainya

Pasal 11 : Cukup jelasPasal 12 : Cukup jelasPasal 13 : Cukup jelasPasal 14 : Cukup jelasPasal 15 : Cukup jelasPasal 16 : Cukup jelasPasal 17 : Cukup jelasPasal 18 : Cukup jelasPasal 19 : Cukup jelasPasal 20 : Cukup jelasPasal 21 : Cukup jelasPasal 22 : Cukup jelasPasal 23 : Cukup jelasPasal 24 : Cukup jelasPasal 25 : Cukup jelasPasal 26 : Cukup jelasPasal 27 : Cukup jelasPasal 28 : Cukup jelasPasal 29 : Cukup jelasPasal 30 : Cukup jelasPasal 31 : Cukup jelasPasal 32 : Cukup jelasPasal 33 : Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 44

15

Page 16: bupati klaten

16