Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

37
www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi Berkelanjutan F.X. Sutijastoto Jakarta 30 April 2020 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia

Transcript of Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

Page 1: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

Kebijakan dan Strategi Pengembangan

Biomassa untuk Energi Berkelanjutan

F.X. Sutijastoto

Jakarta 30 April 2020

Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralRepublik Indonesia

Page 2: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136 2

Daftar Isi

a. LATAR BELAKANG 3

b. IMPLEMENTASI 12

c. STRATEGI PENGEMBANGAN 17

g. PENUTUP 36

Page 3: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

LATAR BELAKANG

3

Page 4: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

Menuju Indonesia 2045: Tantangan Kita

Indonesia beralih dari pola pertumbuhan yang digerakkanoleh sumber daya serta bergantung pada modal dan tenagakerja, menjadi pola pertumbuhan yang berbasisproduktivitas tinggi serta inovasi.

Kuncinya:

1 Pertumbuhan yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia.

2 Infrastruktur dan konektivitas yang mendukung pertumbuhan.

3 Inovasi dan teknologi dalammendorong pemanfaatan sumber daya.

4 Kualitas sumber daya manusia yang handal untuk bersaing secara global.

5 KETAHANAN AIR, PANGAN DAN ENERGI.

Page 5: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

Menggunakanbatubara sebagai andalan pasokan energi nasionalMeminimalkan

penggunaan minyak bumi

Memanfaatkan nuklir sebagai pilihan terakhir

Mengoptimalkanpemanfaatan gas bumi

dan energi baru

MemaksimalkanPenggunaan Energi

Terbarukan

PRIORITAS PENGEMBANGAN ENERGI NASIONALBERDASARKAN KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL

Page 6: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

@djebtke [email protected] Ditjen EBTKE

33,2%

38,7%

19,6%

8,5%

Batubara Minyak Bumi

Gas Bumi EBT

25%

20%

24%

31%

Batubara Minyak Bumi

Gas Bumi EBT

30%

25%

22%

23%

Batubara Minyak Bumi

Gas Bumi EBT

REALISASI 2018

TARGET 2025

TARGET 2050

1. Pembangkit : 51 GW2. Konsumsi Energi : 0.8 TOE/Kap3. Konsumsi Listrik : 776 kWh/Kap

1. Pembangkit : 115 GW2. Konsumsi Energi : 1.4 TOE/Kap3. Konsumsi Listrik : 2.500 kWh/Kap

1. Pembangkit : 430 GW2. Konsumsi Energi : 3.2 TOE/Kap3. Konsumsi Listrik : 7.000 kWh/Kap

Target Rencana Umum Energi Nasional

Sumber : Dewan Energi Nasional, Pusdatin KESDM, danHandbook of Energy and Economic Statistics Indonesia, 2018

Page 7: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

Strategi EBT dalam Bauran Energi Nasional 2025

*) Catatan: Perkiraan IISD peranan EBTKE dalam bauran energi tahun 2025 sebesar 15%

Proyeksi Optimalisasi Penggunaan Biofuel berbasis CPO dan bioenergi

38% 35% 33-34% 28-32%

3%

3%

3%

2%

2%

2-5%13%*) 13%*) 13%*) 15%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

BPPT Outlook B-30 = NRE B30 + Green Biofuel 2025B30 + Green Biofuel+ PLT

Bioenergi

Gas Coal Oil Biodiesel Greenfuel Pembangkit Listrik Bioenergi NRE

Impor (75%)

ProduksiDN(25%)

Listrik

Non Listrik

23%

1-3% Pellet Biomasa

*) Catatan: Perkiraan IISD peranan EBTKE dalam bauran energi tahun 2025 sebesar 15%

Page 8: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOENERGI

Program Pengembangan

PLT Bioenergi

- PLT Sampah Kota

(PLTSa)

Program dan Target RUEN

- PLT Biomassa (PLTBm)

- PLT Biogas (PLTBg)

- PLT BBN

1000

2000

3000

4000

5000

6000

2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

Satuan: MW

16

Target Pengembangan PLT Bioenergi dalam RUEN

2.2002.500

2.900

3.400

4.000

4.700

5.500

Page 9: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

IMPLEMENTASI

9

Page 10: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

No Potensi Sumatera Kalimantan Jamali Nusa Tenggara Sulawesi Maluku Papua Total

(Mwe)

1 Kelapa Sawit 8,812 3,384 60 - 323 - 75 12,654

2 Tebu 399 - 854 - 42 - - 1,295

3 Karet 1,918 862 - - - - - 2,781

4 Kelapa 53 10 37 7 38 19 14 177

5 Sekam Padi 2,255 642 5,353 405 1,111 22 20 9,808

6 Jagung 408 30 954 85 251 4 1 1,733

7 Singkong 110 7 120 18 12 2 1 271

8 Kayu 1,212 44 14 19 21 4 21 1,335

9 Limbah Ternak 96 16 296 53 65 5 4 535

10 Sampah Kota 326 66 1,527 48 74 11 14 2,066

Total (MWe) 15,588 5,062 9,215 636 1,937 67 151 32,654

Page 11: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

TARGET RUEN DAN RUPTL 2019 - 2028

48%

1%

33%

16% 2%

PLTBn CPO5 MW

PLTSa258.5 MW

PLTBm127.1 MW

PLTBg19.9 MW

PLT Bio

794.1 MW

Page 12: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

KAPASITAS TERPASANG PLT BIOENERGI

I P P

54,95 MW

PLT BIOENERGI

1889,8 MW

OFF GRID1683,78 MW

ON GRID206,02 MW

EXCESS POWER

151,07 MW

LIMBAH SAWIT

791,58 MW.

INDUSTRI KERTAS

569,19 MW.

BAGASSE

201,94 MW.

POME

66,96 MW.

L AINNYA

54,11 MW.

LIMBAH SAWIT

114,01 MW

POME

37,45 MW

L AINNYA

54,56 MW

Page 13: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136 13@[email protected] Ditjen EBTKE 13

PT Rezeki Perkasa

Sejahtera Lestari

Terletak di Kabupaten

Mempawah, Kalimantan Barat.

Kapasitas 15 MW.

IMPLEMENTASI PEMBANGKIT LISTRIK BIOENERGI

PLT Biomassa PLT Biogas

PT Austindo

Nusantara Jaya, Belitung

PLT Biogas POME pertama

(1,2 MW) yang on-grid ke

jaringan listrik PT PLN (Persero)

PLT Sampah Kota

PT Sumber Organik

Kota Surabaya

Unit 1 : 2 MW (LFG), COD 2015

Unit 2 : 9 MW (Thermal Gasifikasi),

Rencana COD Semester II 2020

PLTBn CPO

Kabupaten Belitung,

Prov. Bangka Belitung

Dibangun dari APBN dengan

Kapasitas terpasang 2x2,8 MW,

MAN Engine 9L 27/38.

Page 14: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

STRATEGI PENGEMBANGAN

14

Page 15: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136 15

RencanaStrategis

Pengembangan

Percepatan Biomassa Sebagai

Sumber Energi Berkelanjutan

1

3

4

5

6

7

Memperbaiki tata kelola pengusahaan bioenergi termasuk revisiPeraturan terkait Pembelian Tenaga Listrik dari Energi Terbarukan

Mendorong pembangkit Captive Power untuk menjual kelebihanlistrik pada PT PLN (Persero) dengan skema Excess Power.

Melakukan co-firing pelet Biomassa pada existing PLTU.

Pengembangan PLT Biomassa skala kecil untuk Wilayah Indonesiabagian timur dan 3T secara massif.

Pengembangan hutan tanaman energi dan pemanfaatan lahan-lahan sub optimal untuk biomassa melalui kerja sama denganKLHK, K/L terkait dan Pemda.

Mendorong penggunaan limbah agro industri termasuk re-planting perkebunan sawit untuk pembangkit listrik.

2Mendorong peningkatan kapasitas PLT Biomassa (project pipeline)dengan memastikan komitmen pihak-pihak terkait dalampengembangan PLT Biomasa sesuai RUPTL.

8Mendorong produksi dan pengembangan pellet biomassa danRDF yang bersumber dari sampah sebagai bahan baku PLTBiomassa.

Page 16: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

RENCANA PENGEMBANGAN PENINGKATAN

BAURAN EBT BERBASIS BIOMASA

OFF GRIDBIOMASSA

CO-FIRING

PLTBM

ON GRID

Industri dan Pembangkit

Desa 3T

Page 17: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136 17@[email protected] Ditjen EBTKE 17

SEBARAN PLTU BATUBARA DI INDONESIA

Page 18: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

Page 19: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

Insert Your Footer Here 19

OFF TAKER

PLN sudah melakukan trial cofiring pada pada PLTU miliknya dengan komposisi 1 – 5% dengan hasil yang memuaskan

- PLTU Jeranjang (3 x 25 MW) Pellet sampah.- PLTU Paiton (2 x 400 MW) - PLTU Indramayu (3 x 300 MW) Pellet kayu- PLTU Rembang (2 x 300 MW)- PLTU Tenayan (2 x 100 MW)- PLTU Ketapang (2 x 10 MW) Palm Kernel Shell

PLN(109 PLTU: 18.275 MW)

Industri Semen(34 Kiln Semen)

Kebutuhan Pellet / RDF (Ton/hari)

Biomass : 17,471Pellet sampah : 2,527

FEEDSTOCK

Pellet sampah

Potensi dari sekitarPLTU milik PLN: ± 8,000 t/hr

Limbah Pertanian/ Limbah IndustriPengolahan Kayu

Energy CropsLuas Hutan TanamanIndusti yang siapuntuk HTE:200.282 Ha.

Replanting• Tanaman saeit:• 55 Jt m3/tahun.•Tanaman Karet: 10 Juta m3/tahun.

Hal-hal yang harus dipersiapkan

- Kebijakan terkait pemanfaatan cofiring pada eksisting PLTU.

- SNI untuk pellet biomasa dan pellet sampah.- Kajian komprehensif terkait keberlanjutan pasokan, kestabilan harga

dan mekanisme supply chain.- Insentif dan Kebijakan Harga- Infrastruktur pendukung

Biomass Co-Firing

Page 20: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136 20

1. 2020, merubah PLTD 10-20 MW sewa menjadiPLTBM/ PLT Bayu + baterai / PLTS + Baterai atauhibrid -- > FS, COD 2022, potensi 100-200 MW

2. PLTS + Baterai di eks tambang, rencana FS 2020dan 2021, serta target COD 2022 dan 2023. Totaltambahan kapasitas usulan sebesar 400 MW

3. PLTS di waduk 857 MW COD 2022-2023

4. Pengembangan PLTA di Kaltara dengan jadwal FSserta FC tahun 2020, Konstruksi 2021-2024 danCOD 2025 sebesar 900 MW.

5. 5% Cofiring di PLTU PLN, peningkatan kapasitas1006 MW target Roll Out tahun 2021.

6. Konversi penggunaan B20 menjadi B30 100%,dimasukkan dalam perhitungan bauran energiEBT dengan potensi 1.107 MW, roll out 2021.

7. Mengubah rencana alokasi pembangkit non EBT(skala < 10 MW) di RUPTL dengan PLT EBTyang disesuaikan sumber daya lokal sebesar 50MW.

Potensi penambahan 4.570 MW di 2025, sehinggatotal tambahan menjadi 14.744 MW

1. PLTS + Baterai di eks tambang dengan rencanaFS 2020 dan 2021, serta target COD 2022 dan2023. Total tambahan kapasitas usulan sebesar400 MW

2. PLTS di waduk 857 MW COD 2022-2023

3. Pengembangan PLTA di Kaltara dengan jadwal FSserta FC tahun 2020, Konstruksi 2021-2024 danCOD 2025 sebesar 900 MW

4. 3% Cofiring di PLTU PLN, peningkatan kapasitas600 MW

5. Konversi penggunaan B20 menjadi B30 50%,dimasukkan ke dalam perhitungan bauranenergi EBT dengan potensi sebesar 923 MW, rollout 2021

Potensi penambahan 3.680 MW di tahun 2025,sehingga total tambahan menjadi 13.854 MW

1. 1% Cofiring di PLTU PLN, peningkatankapasitas 200 MW

2. PLTS + Baterai di eks tambang denganrencana FS 2020 dan 2021, serta target COD2022 dan 2023. Total tambahan kapasitasusulan sebesar 400 MW

3. Konversi penggunaan B20 menjadi B30 10%,dimasukkan ke dalam perhitungan bauranenergi EBT dengan potensi sebesar 702 MW,roll out 2021

Potensi tambahan sebesar 1.302 MW , sehinggatotal tambahan 11.476 MW

Skenario Optimis Skenario Moderat Skenario Pesimis

KESIAPAN PT PLN (PERSERO) DALAM MENINGKATKAN BAURAN EBT (1/2)

Sumber: PT PLN (Persero)

Page 21: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136 21

KESIAPAN PT PLN (PERSERO) DALAM MENINGKATKAN BAURAN EBT (2/2)

Skenario terbaik adalah skenario agresif, dengan program :1. Mengubah PLTD 10-20 MW sewa menjadi PLTBM/ PLT Bayu + baterai / PLTS + Baterai atau hibrid2. Pemanfaatan lokasi eks tambang untuk PLTS+baterai3. Pemanfaatan waduk untuk PLTS4. Co-Firing batubara dan biomasa5. Penggunaan B20/B306. Mengubah rencana alokasi pembangkit non EBT (skala < 10 MW) di RUPTL dengan pembangkit EBT

Tindak lanjut :1 Berkoordinasi dengan Pemda terkait lahan bekas tambang yang dapat dimanfaatkan untuk PLT EBT2 Berkoordinasi dengan PUPR terkait pemanfaatan bendungan untuk PLT EBT3 Melakukan kajian dan pengujian Co-Firing4 Pengujian dan penggunaan B30.5 PT PLN (Persero) sudah mengeluarkan Peraturan Direksi No. 001.P/DIR/2020 tentang Pedoman

Pelaksanaan Cofiring PLTU Berbahan Bakar Batubara dengan Bahan Bakar Biomassa.

SkenarioTotal Kapasitas +

TambahanPLN Unallocated IPP Total Investasi

Skenario Agresif 14.744 MW 5,16 Milyar USD

(72,28 Triliun IDR)

5,03 Milyar USD

(70,51 Triliun IDR)

19,01 Milyar USD

(266,23 Triliun IDR)

29,21 Milyar USD

(409 Triliun IDR)

Skenario Moderat 13.854 MW 5,16 Milyar USD

(72,28 Triliun IDR)

4,93 Milyar USD

(69,11 Triliun IDR)

19,01 Milyar USD

(266,23 Triliun IDR)

29,11 Milyar USD

(407 Triliun IDR)

Skenario Pesimis 11.476 MW 5,16 Milyar USD

(72,28 Triliun IDR)

1,82 Milyar USD

(25,61 Triliun IDR)

19,01 Milyar USD

(266,23 Triliun IDR)

26,00 Milyar USD

(364 Triliun IDR)

* Asumsi: 1 $ USD = 14.000 IDR

No Jenis PembangkitPerkiraan Kebutuhan Investasi

($ USD/MW)

1 PLTS 1.000.000

2 PLTB 1.000.000 - 2.000.000

3 PLTBm 1.500.000 - 2.500.000

4 PLTBg 1.500.000 - 2.500.000

5 PLTA/PLTM 2.000.000 - 3.000.000

6 PLTP 3.500.000 - 5.000.000

Sumber: PT PLN (Persero)

Page 22: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

SUBSTANSI PENGATURAN PERDIR PLN 01/2020 Mekanisme pelaksanaan cofiring PLTU Batubara

a. Cofiring dilaksanakan pada PLTU Batubara (selanjutnya

disebut PLTU) yang dikelola Unit Induk PLN atau Anak

Perusahaan (AP)

b. Cofiring dilaksanakan dengan persentase campuran

biomassa, jenis, dan nilai kalor tertentu, yang diperoleh

berdasarkan hasil pengujian Litbang PLN yang tidak

berpengaruh secara signifikan pada keandalan dan

parameter utama PLTU;

c. GM Unit Induk PLN dan/atau AP yang mengelola PLTU

menetapkan besaran persentase campuran biomassa di

masing-masing PLTU yang dikelola berdasarkan hasil uji

coba pada huruf c. sebagai dasar pengadaan bahan bakar

biomassa untuk cofiring.

Harga Patokan Tertinggi Bahan Bakar Biomassa untuk

cofiring

1. Perhitungan HPT menggunaan basis harga rata-rata batubara 3 bulan

sebelumya dengan formula sebagai berikut:

Harga Pembelian Biomassa = Harga Batubara CIF x Fk x Fc

Dimana:

• Harga batubara CIF adalah harga rata-rata batubara 3 (tiga) bulan

sebelumnya, termasuk ongkos transport.

• Fk adalah faktor koreksi dari tambahan/modifikasi infrastruktur yang

diperlukan atas penggunaan biomassa, yaitu sebesar 0,85.

• Fc adalah faktor koreksi CV (Caloric Value) untuk biomassa terhadap CV

batubara di mana batubara menjadi referensi harga biomassa yang

merupakan substitusi/komplemen batubara, dengan :

2. HPT akan dianalisa dan dievaluasi tiap 1 (satu) tahun sekali oleh Unit

Induk PLN dan/atau AP yang mengelola PLTU.

3. Dalam hal harga biomassa di pasar > harga batubara pada 3 bulan

terakhir, maka persentase biomassa ditentukan dengan

mempertimbangkan dampak kenaikan terhadap BPP.

4. Ketentuan diatas hanya berlaku pada saat operasional co-firing PLTU,

sementara uji coba dapat mengacu pada harga pasar.

Pengadaan Bahan Bakar Biomassa

1. Pengadaan dilakukan oleh Unit Induk PLN dan/atau AP.

2. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dalam pengadaan bahan

bakar biomassa terdiri dari komponen pembentukan harga

berupa (Komponen raw material; Biaya produksi; Biaya

angkut; Biaya penyimpanan; dan Margin).

3. HPS paling tinggi sama dengan HPT.

4. Pengadaan untuk keperluan uji coba dilakukan melalui

Penunjukan Langsung sesuai ketentuan pengadaan

barang/jasa yang berlaku di PLN

5. Pengadaan untuk masa operasi dilakukan melalui

a. Mekanisme pengadaan barang/jasa yang berlaku di

PLN; atau

b. Penugasan kepada AP dalam hal AP tsb memproduksi

bahan bakar biomassa atau bekerja sama dengan pihak

lain.

Kuantitas dan kualitas bahan bakar biomassa

1. Pengukuran kuantitas dan kualitas dilakukan di lokasi PLTU

oleh surveyor atau laboratorium yang telah disetujui PLN

dengan biaya pengukuran dibebankan kepada PLN.

2. Spesifikasi minimal bahan bakar biomassa:

3. Bahan bakar biomassa tidak boleh berasal dari sampah dari

luar negeri/luar pulau atau diproduksi secara ilegal

Perhitungan produksi energi listrik di PLTU yang melaksanakan

cofiring

1. Unit Induk PLN atau AP yang melaksanakan co-firing wajib melakukan

perhitungan produksi energi listrik yang dihasilkan dari pemakaian bahan

bakar biomassa sebagai dasar perhitungan persentase bauran EBT

pada PLTU Batubara .

2. Perhitungan energi listrik menggunakan konsep proporsi terhadap fuel

flow dan nilai kalor.

Monitoring dan evaluasi

1. Monev dilakukan atas pemakaian, biaya, dan produksi serta

pelaporan bauran EBT pelaksanaan cofiring PLTU Batubara.

2. Monev wajib dilakukan oleh Unit Induk PLN dan/AP yang

mengelola PLTU, meliputi namun tidak terbatas pada:

a. Data produksi kWh dari bahan bakar biomassa:

woodchip, woodpellet, cangkang sawit, Solid Recovered

Fuel (SRF) dan jenis lainnya;

b. Biaya komponen C pada energi listrik/kWh PLTU

Batubara yang diproduksi dari bahan bakar biomassa;

c. Dampak kendala dan hambatan serta usulan kebijakan

yang diperlukan dalam pelaksanaan cofiring; dan

d. Persentase pemakaian biomassa terhadap batubara.

Pengembangan pelaksanaan cofiring

1. Program cofiring pada PLTU Batubara dapat terus

dikembangkan dengan memperhatikan aspek keekonomian.

2. Dalam pelaksanaan pengembangannya Unit Induk PLN

dan/atau AP dapat bekerjasama dengan Puslitbang PLN.

Page 23: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

ENTITAS YANG TERLIBAT1. PT PLN (Persero)

2. PT Indonesia Power (IP) danPT Pembangkit Jawa Bali (PJB)

3. Perusahaan Gas Negara (PGN)

4. Pemerintah Pusat

5. Pemerintah Daerah

6. Pengusaha Listrik Swasta (IPP)

7. Pengusaha UMKM

8. Pengusaha Swasta atau Investor(Dalam dan Luar Negari)

9. Konsorsium SBRC IPB - PT CBNsebagai Pengembang Ekosistem(Ecosystem Developer)

Kementerian ESDM, PT PLN (Persero), dan Konsorsium SBRC IPB - PT CBN sebagai Pengembang Ekosistem (EcosystemDeveloper) sedang membuat Rancangan Pilot Project Community Based Waste to Energy Production (TOSS)

DESAIN SISTEM

Pilot Project - Community Based Waste to Energy (TOSS)

• Manajemen Feedstock • Pemberdayaan Masyarakat

• Menguji kehandalan Teknologi • Keekonomian Proyek

• Acceptability • Regulasi yang mendukung

PROJECT SUSTAINABILITY :

Page 24: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136 24

PENUTUP

24

Page 25: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

Mekanisme Harga Jual Listrik Harga keekonomian yang wajar Harga pembelian tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik yang

memanfaatkan sumber energi terbarukan oleh PT PLN (Persero)berdasarkan harga feed in tariff .

Saat ini tengah disusun Rperpres Harga PLT EBT

Data Potensi Data potensi yang ada perlu diperbarui dan perlu melakukan

pemetaan potensi beserta strategi pengembangannya

Jaminan Bahan Baku Adanya konflik antara pemanfaatan bahan baku untuk bioenergi

dengan pemenuhan kebutuhan pangan, pakan dan pupuk Perlu mengembangkan biomassa generasi kedua/ketiga yang

memiliki produktivitas tinggi dan handal. Memanfaatkan biomassa dari HTE dan lahan sub-optimal serta

melakukan pengembangan produksi pellet biomassa dan RDF

Investasi dan Akses Pendanaan Skala bisnis yang menguntungkan secara ekonomis membutuhkan

modal awal yang cukup besar.

Kesulitan akses kepada pendanaan yang murah.

Terdapat sumber pendanaan dari luar negeri dengan bunga rendah

yang memerlukan dukungan, koordinasi bersama lembaga

perbankan untuk dapat diakses.

Pedoman PJBLPedoman PJBL harus memenuhi kriteria antara lain:

Dapat diterima oleh lembaga pembiayaan

Resiko yang seimbang antara IPP dan PT PLN (Persero)

Menjamin tingkat pengembalian yang memadai untuk IPP.

Perlu Peningkatan Infrasruktur Pendukung Akses infrastruktur jaringan transmisi dan distribusi listrik.

Perlu peningkatan infrastruktur fisik agar sumber EBT mudah

terjangkau dan menurunkan biaya investasi.

Kehandalan Teknologi Teknologi yang telah terbukti dan teruji sebagian besar masih

tergantung dari luar negeri.

Mendorong peran aktif para peneliti dan akademisi untuk

menghasilkan inovasi teknologi yang terjangkau dan handal,

serta berbagai standar dan pedoman pengembangan biomassa.

Sinergi Kelembagaan Sinergi kelembagaan untuk menyusun langkah-langkah

sistematis, terencana dan harmonis lintas sector untuk

merealisasikan pengembangan percepatan pemanfaatan

biomassa untuk energi berkelanjutan.

TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN BIOMASSA

Page 26: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

@djebtke [email protected] Ditjen EBTKE

INDUSTRI BERBASIS

HASIL LITBANG

GOVERNMENT

(KEMENRISTEKDIKTI)

BUSSINESS

COMMUNITY

ACADEMY/ RESEARCH

CENTER

KERJASAMA DAN SINERGI ABGC DALAM PENGEMBANGAN EBTKE

• Menyusun regulasi dan kebijakan

• Fasilitator

• Memberikan pembinaan dan pengawasan

• Melaksanakan program untuk mendukung

implementasi hasil litbang

• Diseminasi informasi teknologi

• Melakukan pengembangan dan pengusahaan industri EBTKE

• Memproduksi teknologi EBTKE

• Menyediakan pendanaan

• Melakukan pemasaran

• Mengembangkan prototype• Inovasi teknologi• Peningkatan efisiensi• Rekomendasi regulasi teknis/standard• Capacity building

• Berperan aktif dalam mendorong pemanfaatan teknologi EBTKE

• Sebagai penerima manfaat

• Ikut berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan implementasi EBTKE

• Ikut berkontribusi dalam diseminasi informasi teknologi EBTKE

Page 27: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136 27

Terimakasih

www.esdm.go.id Jl. Medan Merdeka Selatan

No.18 Jakarta Pusat

Address

Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral

@KementerianESDM

@kesdm

KementerianESDM

Untuk update berita dan informasi sektor ESDM

Ikuti kami di akun media sosial:

Page 28: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

PENGUJIAN CO-FIRING DI PLTU JERANJANG LOMBOK DILAKUKAN DENGAN METODOLOGI ILMIAH DAN KOMPREHENSIF (1/2)

Page 29: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

PENGUJIAN CO-FIRING DI PLTU JERANJANG LOMBOK DILAKUKAN DENGAN METODOLOGI ILMIAH DAN KOMPREHENSIF (2/2)

Page 30: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

PENGEMBANGAN PILOT PROJECT PENGOLAHAN PELLET TOSS BERBASIS SAMPAH DAN BIOMASA DI LOMBOK SEBAGAI START UP

Page 31: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136 31

STRATEGI PENYEDIAAN BAHAN BAKU

Propinsi Kabupaten @ 5000 ha lahan Lahan Kritis (Ha) Lahan Sangat Kritis (Ha)

Gorontalo Gorontalo Sub-optimal 67.546 10.048

Boalemo Sub-optimal 35.649 25.323

Sulawesi Selatan

Jeneponto Sub-optimal 12.073 10.230

NTB Lombok Utara Sub-optimal 13.230 12.153

Lombok Timur Sub-optimal 20.068 15.239

Lombok Barat Sub-optimal 16.975 3.762

Sumbawa Sub-optimal 75.883 12.798

Bima Sub-optimal 49.120 13.347

NTT Sub-optimal 2.168.958 933.378

Papua Sub-optimal 2.680.639 364.021

Desain

- Hutan Tanaman Energi(Target 100.000 Ha)

Potensi Buah/Biji

Perdu, Rumput, TanamanHutan/Bawah

HutanProduksi

-Untuk Listrik-Untuk BBN

-

-

30.893.586 Ha

Terdapat 30 Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK-HTI) seluas 1.158.854 Hayang mendukung pembangunan Hutan Tanaman Energi (HTE) :

••

IUPHHK-HTI yang sejak awal untuk energi sebanyak 4 Izin dengan luas 73.440 Ha.IUPHHK-HTI yang sudah berkomitmen untuk energi sebanyak 26 Izin dengan luas

1.085.414 Ha.• 1-5% Total EBT (23,1% s/d 2020) diupayakan dialokasikan dari HTE

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2016

Potensi Biomassa Hutan untuk Listrik: 50 – 70 GW

POTENSI HUTAN ENERGI UNTUK LISTRIK (HUTAN ENERGI)

1. PEMANFAATAN LAHAN HTE DAN LAHAN SUB-OPTIMAL

Page 32: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136 32

Unit Usaha Kehutanan yang Berkomitmen Mengembangkan Bioenergi

Unit Usaha Kehutanan yang Mengembangkan Hutan Tanaman Energi

STRATEGI PENYEDIAAN BAHAN BAKU

Page 33: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136 33

Tahapan proses pembuatan biopellet dari sampah domestik

2 PEMANFAATAN SAMPAH MENJADI PELET

STRATEGI PENYEDIAAN BAHAN BAKU

Page 34: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

Refused

Derived

fuel

Wood &

plant

based

biomass,

crops &

residues

Potensi Setempat

Bauran EBT

2025: 23%Sumber

Biomassa

Pengumpul

BiomassaPengolahan

Biomassa

Hutan Tanaman

EnergiIndustri

Woodchip

Industri

Wood pellet

Komunitas/

Masyarakat

Industri

Perkebunan

Industri

Kehutanan

Pemanfaat

Biomassa

Total : 416,6 MW

Potensi 5% cofiring

Bauran EBT 2020:

12,36% (10,3 GW)

Hutan Tanaman

Industri

Industri

Pengolah

MSW

Chips

Pellets

Briquette

sFluffs

Thermal

Mechanica

lBio-chemical

Natural

Bio-activated

Pembangkit

Listrik

Industri Semen

Industri Besi, Baja

& logam

Industri Keramik

Waste to Energy

lainnya

PLTU PC

PLTU CFB

PLTU Stoker

PLTD

(Gasifier)

Pellets

Briquette

sFluffs

Pellets

Chips

Fluffs

PLN & PJB

Total : 915,7 MW

IP

RANTAI SUPLAI EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS PELET DAN BIOMASA

Pengembangan ekonomi kerakyatanberbasis pellet dan biomasa dengan

memanfaatkan lahan-lahan sub-optimal

Page 35: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

SKEMATIK EKOSISTEM LISTRIK KERAKYATAN

Page 36: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136 36

PLT Biomasa Skala Kecil dan Tersebar (20 – 200 KW)

Sumber: Supriadi L. 2019. TOSS

Page 37: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Biomassa untuk Energi ...

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM Contact Center ESDM 136

PLT BIOMASA BERBASIS PELET UNTUK MELISTRIKI DAERAH-DAERAH

Pellet TOSS

Organic Material :

85 – 100%

Small Scale

Distributed Generation1

Medium Scale

Central Generation2

Large Scale

Central Generation (co-firing)3

Masuk ke

Tegangan

Rendah