kebiasaan buruk

14
KEBIASAAN BURUK DAN PENATALAKSANAANNYA (Bad Habits and Its Management in Orthodontic) KELOMPOK 4 Universitas Sumatera Utara Jalan Universitas, No. 2, Padang Bulan, Medan PENDAHULUAN Kebiasaan buruk (oral habits), merupakan suatu kebiasaan yang tidak normal yang biasanya terjadi selama periode gigi- geligi bercampur atau pada masa pertumbuhan dan perkembangan wajah. Dalam masa pertumbuhan, anak-anak sering melakukan kebiasaan buruk secara berulang-ulang, antara lain menghisap jari, bernapas melalui mulut, menggigit kuku, dan lain sebagainya. Kebiasaan buruk oral merupakan penyimpangan aktifitas oral dan sekitarnya yang bersifat kontinyu, yang merupakan salah satu faktor lingkungan penyebab maloklusi. Maloklusi adalah bentuk hubungan rahang atas dan bawah yang menyimpang dari bentuk standar yang diterima sebagai bentuk yang normal, maloklusi dapat disebabkan karena tidak ada keseimbangan dentokraniofasial. Dari sekian banyak penyebab maloklusi, kebiasaan buruk adalah salah satu penyebab yang harus dikoreksi sesegera mungkin sebelum menimbulkan maloklusi yang parah. Kebiasaan buruk ini mengakibatkan terjadinya kelainan pada gigi dan jaringan pendukungnya. Jika kebiasaan buruk tersebut berlansung pada gigi desidui, kadang-kadang dapat

Transcript of kebiasaan buruk

Page 1: kebiasaan buruk

KEBIASAAN BURUK DAN PENATALAKSANAANNYA

(Bad Habits and Its Management in Orthodontic)

KELOMPOK 4

Universitas Sumatera Utara

Jalan Universitas, No. 2, Padang Bulan, Medan

PENDAHULUAN

Kebiasaan buruk (oral habits), merupakan suatu kebiasaan yang tidak normal yang

biasanya terjadi selama periode gigi-geligi bercampur atau pada masa pertumbuhan dan

perkembangan wajah. Dalam masa pertumbuhan, anak-anak sering melakukan kebiasaan

buruk secara berulang-ulang, antara lain menghisap jari, bernapas melalui mulut, menggigit

kuku, dan lain sebagainya.

Kebiasaan buruk oral merupakan penyimpangan aktifitas oral dan sekitarnya yang

bersifat kontinyu, yang merupakan salah satu faktor lingkungan penyebab maloklusi.

Maloklusi adalah bentuk hubungan rahang atas dan bawah yang menyimpang dari bentuk

standar yang diterima sebagai bentuk yang normal, maloklusi dapat disebabkan karena tidak

ada keseimbangan dentokraniofasial. Dari sekian banyak penyebab maloklusi, kebiasaan

buruk adalah salah satu penyebab yang harus dikoreksi sesegera mungkin sebelum

menimbulkan maloklusi yang parah.

Kebiasaan buruk ini mengakibatkan terjadinya kelainan pada gigi dan jaringan

pendukungnya. Jika kebiasaan buruk tersebut berlansung pada gigi desidui, kadang-kadang

dapat terkoreksi dengan sendirinya jika kebiasaan jeleknya dihilangkan. Apabila terjadi

kelainan sifatnya yang hanya sementara, oklusi akan normal kembali dengan sendirinya.

Tetapi apabila kebiasaan burukk ini dilanjutkan sampai periode gigi bercampur maka

maloklusi yang terjadi perlu dirawat secara ortodonti. Pada anak-anak, sangat sulit untuk

menghentikan kebiasaan buruk, apalagi jika hal tersebut dirasakan si anak membawa

kenikmatan tersendiri. Makalah ini akan menguraikan tentang kebiasaan buruk yang sering

dilakukan, dampak yang ditimbulkannya terhadap pertumbuhan gigi anak dan perawatan

untuk mengatasi kebiasaan buruk tersebut.

Page 2: kebiasaan buruk

KLASIFIKASI KEBIASAAN BURUK

Bernafas melalui mulut (Mouth Breathing)

Bernafas melalui mulut dapat diklasifikasikan menjadi tiga sebagai berikut :

a.Obstruktif : Individu yang mempunyai gangguan dalam menghirup udara melalui

saluran hidung (nasal passage).

b.Habitual : Disebabkan karena kebiasaan meskipun gangguan yang abnormal sudah

dihilangkan.

c.Anatomical : Bila anatomi bibir atas-bawah pendek sehingga tidak dapat mengatup

sempurna tanpa ada usaha untuk menutupnya.1

Bernafas melalui mulut merupakan salah satu dari kebiasaan mulut yang

menyimpang dari keadaan normal. Apabila seseorang tidak dapat bernafas dengan baik

karena mengalami gangguan, maka cara lainnya adalah bernafas melalui mulut. Dari ketiga

klasifikasi di atas, klasifikasi habitual lah yang termasuk kedalam kategori kebiasaan buruk

(bad habits), yaitu kebiasaan yang tetap dilakukan meskipun gangguannya sudah

dihilangkan.2

Anak yang mouth breathing biasanya berwajah sempit, gigi anterior atas maju ke

arah labial, dan bibir terbuka dengan bibir bawah yang terletak di belakang insisif atas.

Karena kurangnya stimulasi muscular normal dari lidah dan karena adanya tekanan berlebih

pada caninus dan daerah molar oleh otot orbicularis oris dan bucinator, maka segmen bukal

dari maksila berkontraksi mengakibatkan maksila berbentuk V dan palatal tinggi. Sehingga

menurut beberapa pendapat mouth breathers cenderung memberikan klinis memilki wajah

yang panjang (long faced) dan sempit, sering juga disebut dengan Classic Adenoids Facies.

Bila hal ini dilakukan terus menerus dapat mengakibatkan kelainan berupa gigi depan rahang

atas bisa mrongos (protusif) dan gigitan depan menjadi terbuka (open bite).1,2,3

Gambar 1 Classic Adenoids Facies

Page 3: kebiasaan buruk

Kebiasaan menghisap ibu jari / jari / dot (Thumb/ Finger/ Pacifier Sucking)

Menghisap ibu jari, jari maupun dot merupakan kebiasaan yang umum pada anak.

Kebiasaan menghisap jari biasanya timbul pada usia 1-2 tahun. Jika dibiarkan terus menerus

sampai usia 5 tahun atau lebih dapat berakibat kelainan pada posisi gigi. Jari akan menekan

gigi rahang atas ke depan dan gigi rahang bawah ke dalam, sehingga gigi tampak merongos

(protusif). Sama halnya dengan anak yang menerima bottle feeding terlalu lama. Menurut

Profit (2000), karakteristik maloklusi berhubungan dengan adanya kombinasi tekanan

langsung dari benda yang dihisap dan perubahan pola tekanan pipi dan bibir. Tekanan pipi

pada sudut mulut merupakan tekanan yang tertinggi, Tekanan otot pipi terhadap gigi-gigi

posterior rahang atas ini meningkat akibat kontraksi otot buccinators selama mengisap pada

saat yang sama sehingga memberikan risiko lengkung maksila menjadi berbentuk V.

Sederhananya kebiasaan buruk menghisap ibu jari/ jari/ dot ini dapat menyebabkan prostusi

insisiv permanen atas dan retrusi insisiv permanen bawah dan juga merintangi perkembangan

lengkung gigi mandibula sehingga terjadi open bite anterior serta maloklusi kelas II divisi

1.1,3

Gambar 2 Open bite anterior & maloklusi klas II

Kebiasaan mendorong lidah (Tongue Thrusting)

Menurut Straub (1960), kebiasaan mendorong lidah

dapat disebabkan karena bottle feeding yang tidak tepat dan

biasanya disertai dengan kebiasaan buruk lain seperti

kebiasaan menghisap ibu jari, menggigit bibir, dan menggigit

kuku. Jika kebiasaan ini terus berlanjut akan menyebabkan

open bite dan incomplete overbite serta ujung lidah terposisi

lebih anterior dari normal.1,3

Gambar 3 Tongue Thrusting

Page 4: kebiasaan buruk

Kebiasaan menggigit benda (Nail Biting or Pencil Chewing)

Merupakan kebiasaan buruk oral dimana posisi gigi insisif atas dan bawah

mengalami penekanan gigi pada bagian benda yang digigit. Meurut Finn (1971), kebiasaan

menggigit ini adalah kebiasaan normal pada anak yang sebelumnya memiliki kebiasaan

menghisap. Selain itu menurut Alexander dan Lane (1990), etiologi menggigit benda ini

disebabkan karena stres, imitasi terhadap anggota keluarga, herediter, transfer dari kebiasaan

menghisap jari, dan kuku jari yang tidak rapi. Pada beberapa kasus kebiasaan ini dapat

menyebabkan atrisi pada gigi anterior bawah.

Gambar 4 Biting Habit

PERAWATAN UNTUK MENGATASI KEBIASAAN BURUK

Ada banyak perawatan yang bisa diberikan kepada anak-anak yang memiliki

kebiasaan buruk seperti yang telah diuraikan di atas. Perawatan-perawatan ini biasa diberikan

pada masa gigi-geligi bercampur dimana perawatan ini termasuk kepada perawatan ortodonti

interseptif. Perawatan ortodonti interseptif adalah suatu perawatan ortodonti yang bertujuan

untuk mencegah terjadinya maloklusi (susunan gigi yang tidak teratur atau berantakan) yang

lebih parah dan menghilangkan maloklusi ringan yang sudah ada. Tujuan dari perawatan ini

adalah untuk menyelaraskan fungsi orofasial yang terganggu akibat kebiasaan-kebiasaan

buruk (perawatan myofungsional). Menurut Forrester, D.J., (1981), perawatan

”myofunctional” ada dua jenis yaitu ; dengan menggunakan alat yaitu monoblok dan tanpa

bantuan alat yaitu dengan latihan otot-otot tertentu.2

Pemakaian oral screen.

Oral screen adalah adalah suatu alat yang dipasang pada bagian vestibula yang menutup jalan

udara melalui mulut dan secara langsung berkontraksi dengan bibir yang berlawanan dengan gigi

anterior dalam keadaan labioversi. Alat ini digunakan untuk melatih kembali bibir, untuk

memperbaiki labioversi pada gigi anterior rahang atas dan sebagai alat untuk membantu melatih

kembali dan memperkuat gerakan bibir. Alat ini tidak bisa digunakan jika anak tersebut sulit bernapas

Page 5: kebiasaan buruk

atau pernapasannya terhalang. ”Oral screen” bukan alat yang digunakan untuk memperbaiki

maloklusi kelas II. Sebelum menggunakan oral screen penyebab dari kebiasaan bernafas melalui

mulut ini harus dihilangkan terlebih dahulu. Biasanya penyebab dari kebiasaan ini adalah adanya

gangguan saluran nafas anak terutama pada bagian hidung. Akibat gangguan tersebut anak

merasa lebih nyaman dengan bernafas melalui mulut. Gangguan saluran nafas hidung ini

perlu ditindak lanjuti oleh spesialis THT (Telinga Hidung Tenggorokan). 2,5

Pemakaian retainer (cribs dan rakes)

Crib adalah suatu kawat tumpul yang digunakan untuk mencegah kebiasaan buruk

menghisap benda pada anak. Alat ini berupa kawat yang tertanam pada akrilik, bisa

berebentuk lepasan dan bisa juga berbentuk cekat. Fungsi dari crib ini adalah; untuk

mencegah kebiasaan menghisap benda dan menekan bagian anterior rahang, mengalirkan

tekanan yang sama ke bagian posterior rahang, sebagai pengingat bagi anak untuk tidak

mengulangi kebiasaan buruk tersebut, dan untuk membuat kebiasaan buruk tersebut menjadi

tidak mengenakkan lagi bagi si anak.

Rake bisa berbentuk lepasan dan juga cekat sama halnya seperti crib. Fungsinya sama

seperti crib namun sifatnya lebih kepada menghukum si anak daripada sekedar sebagai

pengingat. Bentuknya mirip dengan crib namun ujung kawat diproyeksikan dari retainer

akrilik ke bagian langit-langit. Ini tidak hanya mencegah kebiasaan menghisap benda namun

juga dapat mengatasi kebiasaan mendorong lidah dan cara menelan yang kurang baik.1

Pemakaian Oral Grid

Anak yang mempunyai kebiasaan mendorong gigi depan dengan lidah lama kelamaan

akan menyebabkan gigi depan akan semakin maju ke depan (tonggos). Kebiasaan buruk ini

dapat diatasi dengan penggunaan grid dengan alat ortodonti lepasan.5

Latihan Otot

Latihan otot atau biasa disebut juga sebagai orofacial myofunctional therapy

merupakan salah satu perawatan yang termasuk dalam kategori ortodonti interseptif dimana

pada tahap ini maloklusi baru terjadi atau sedang dalam proses terjadi. Latihan otot juga

merupakan pilihan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah myofungsional.

Tujuan dari prosedur myofungsional therapy atau latihan otot tersebut antara lain berusaha

untuk mencapai interocclusal rest position (dental freeway space) yang normal dengan cara

membentuk kembali kompetensi bibir, mengembalikan posisi normal lidah saat istirahat,

melatih kembali posisi lidah saat menelan, dan mengeliminasi kebiasaan menghisap atau

menggigit jari (Hanson & Mason,2003). Penanganan bruxism juga merupakan salah satu

Page 6: kebiasaan buruk

prosedur latihan otot karena pada saat terjadi bruxism, terdapat pengurangan vertikal dari

freeway space. Salah satu tujuan lain dari myofungsional therapy adalah untuk meningkatkan

kosmetik. Pada pasien dengan bibir tidak kompeten dan mulut terbuka sering dipersepsikan

sebagai orang bodoh. Dengan mengembalikan kompetensi bibir penampilan pasien dapat

berubah dan pandangan orang lain pun dapat berbeda. Tingkat keberhasilan dari terapi

myofungsional berdasarkan beberapa data menunjukkan beragam kondisi efektivitas dan

stabilisasi jangka panjang. Menurut beberapa ahli, tingkat keberhasilan perawatan ini

tergantung dari beberapa kriteria yaitu (1). Apakah hasil terapi terbukti dapat menghilangkan

masalah myofungsional?, (2). Apakah ada bukti bahwa freeway space kembali pada keadaan

normal melalui terapi?, (3). Apakah hasil terapi stabil. 4

PEMBAHASAN

Salah satu penyebab dari ketidak seimbangan fungsi orofacial adalah kebiasaan buruk

(bad habits). Ada banyak perawatan yang bisa diberikan kepada anak-anak yang memiliki

kebiasaan buruk. Perawatan-perawatan ini biasa diberikan pada masa gigi-geligi bercampur

dimana perawatan ini termasuk kepada perawatan ortodonti interseptif. Perawatan ortodonti

interseptif adalah suatu perawatan ortodonti yang bertujuan untuk mencegah terjadinya

maloklusi (susunan gigi yang tidak teratur atau berantakan) yang lebih parah dan

menghilangkan maloklusi ringan yang sudah ada. Tujuan dari perawatan ini adalah untuk

menyelaraskan fungsi orofasial yang terganggu akibat kebiasaan-kebiasaan buruk (perawatan

myofungsional). Menurut Forrester, D.J., (1981), perawatan ”myofunctional” ada dua jenis

yaitu ; dengan menggunakan alat yaitu monoblok dan tanpa bantuan alat yaitu dengan latihan

otot-otot tertentu.2

Gangguan myofungsional dapat berupa suatu kondisi spesifik atau perilaku yang

dapat memberikan suatu dampak negatif pada bentuk dan fungsi oral. Beberapa masalah

tersebut antara lain kebiasaan menjulurkan lidah kedepan, kebiasaan mendorong lidah yang

berhubungan dengan aktivitas berbicara dan menelan, bibir yang inkompeten, kebiasaan

bernapas melalui mulut sehingga kondisi mulut saat istirahat cenderung terbuka, thumb and

finger sucking, bruxism, dan kebiasaan menggigit sesuatu yang dapat bibir, jari, lidah, dan

pipi. Perilaku diatas dapat merusak jaringan rongga mulut atau dapat menghambat proses

normal pertumbuhan dan perkembangan serta fungsi orofasial pasien. Selain itu juga,

terjadinya masalah myofungsional orofasial dapat berhubungan dengan fungsi sendi

temporomandibular baik secara fisiologis maupun dalam keadaan patologis dan mungkin

Page 7: kebiasaan buruk

dapat disertai dengan masalah tulang rahang. Hal lain yang mungkin dapat menyebabkan

masalah myofungsional tersebut adalah keterbatasan kemampuan bernapas melalui huidung

atau adanya gangguan jalan napas. Pada kondisi ini, masalah myofungsional lebih bersifat

adaptif atau merupakan suatu akibat dari masalah lain. 4

Untuk anak-anak yang mempunyai kebiasaan bernafas melalui mulut dapat dianjurkan

penggunaan oral screen yang menggunakan tekanan dari otot-otot orofasial dan jaringan

lunak pada pipi dan bibir untuk mencegah bernafas melalui mulut dan defisiensi postur bibir.

Anak-anak yang memiliki kebiasaan bernafas melalui mulut akan menyebabkan lengkung

gigi dan rahang menyempit serta cenderung cembung ke depan atau istilah awamnya

tonggos. Kondisi ini dapat diatasi dengan penggunaan alat oral screen.2,5 Pada anak-anak yang

memiliki kebiasaan menghisap benda, perawatan yang dapat diberikan adalah dengan

penggunaan alat cekat atau lepasan yang terbuat dari kawat yang tertanam pada akrilik (crib

dan rake). Alat ini tidak hanya berfungsi sebagai retainer namun juga berfungsi sebagai

pengingat agar si anak tidak mengulangi kebiasaan buruknya.1 Sedangkan untuk anak yang

mempunyai kebiasaan mendorong-dorong lidah bisa digunakan oral grid. Selain perawatan

dengan menggunakan alat, ada juga perawatan dengan latihan otot. Atau disebut juga dengan

myofungsional therapy. Latihan otot atau myofungsional therapy dapat dilakukan untuk

menangani masalah rongga mulut yang timbul akibat dari kebiasaan-kebiasaan buruk.

Penanganan yang dilakukan berhubungan dengan otot dan jaringan rongga mulut. Perawatan

dapat dilakukan dengan cara reedukasi / counseling atau dengan training. Latihan otot

merupakan perawatan yang disenangi pasien karena mudah dan murah. Namun demikian,

diperlukan waktu yang cukup lama untuk dapat mengembalikan fungsi yang anomali menjadi

fungsi yang normal. Fokus perawatan ini adalah pada hubungan gigi dengan perilaku dan

sikap yang dapat mengarah pada atau telah terjadi maloklusi. Hal ini berbeda dengan

ortodonti yang memiliki fokus pada oklusi gigi-geligi. Namun demikian, latihan otot disertai

dengan perawatan ortodonti dapat mengatasi masalah maloklusi lebih baik dibandingkan

dengan perawatan dengan piranti ortodonti saja. 4

Apabila perawatan dari kebiasaan buruk ini dilakukan pada masa tumbuh kembang

yang tepat, maka penyembuhan dapat dicapai dalam jangka waktu yang pendek dan diperoleh

hasil yang memuaskan. Tentu saja disertai dengan usaha untuk menghindari kebiasaan buruk

tersebut dan efek dari kebiasaan buruk ini sebaiknya dirawat segera pada masa geligi

campuran sebelum maloklusi benar-benar terjadi.2

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: kebiasaan buruk

1. Finn SB. Clinical pedodontics. 4th eds. Philadelphia. Saunders Company: 370-384.

2. Zaenab Y. Menanggulangi kebiasaan bernafas melalui mulut dengan oral screen.

Bandung: 2010:4-6.

3. Rakosi T, Jonas I, Thomas MG. Color atlas of dental medicine. Stuttgard: Thieme

Medical Publishers Inc, 1993:85-87.

4. Mason RM. A retrospective and prospective view of orofacial myology. International

Journal of Orofacial Myology 2008; 34:5-14. <http://suburbanmft.com/_pdf/A

%20Retrospective%20and%20Prospective%20View%20of%20Orofacial

%20Myology.pdf> (13 Desember 2011)

5. Anggatama. Oklusi dan Maloklusi.

http://anggatama.wordpress.com/2010/04/03/oklusi-dan-maloklusi/ (13 Desember

2011)

KELOMPOK 4

Anggota : Prida Putri Sari H (090600070)

Debora Wong Sinaga (090600071)

Page 9: kebiasaan buruk

Epifeni Doloksaribu (090600072)

Nurhasannah (090600073)

Novelya (090600074)

Rachel Ferasima (090600075)

Langgeng Surya Dewi (090600077)

Priskatindea (090600078)

Adicakra Satyanugraha S (090600079)

Dini Wahyuni (090600080)

Anggi Hayani Hrp (090600081)

Yulisha Cindy T. Sinaga (090600082)

Rizka Hidayati (090600083)

Sherly Marcelina (090600084)

Telia Silalahi (090600085)

Melinda Rabekka Purba (090600086)

Yohana Christina (090600087)

Filya Suri Rizky (090600088)

Cindy Yuwanda (090600089)

Tri Arga Utama S (090600090)

Vijaya Kumar (090600159)

Ashwini Mohan (090600161)