KEBIASAAN BURUK DAN PENATALAKSANAANNYA
(Bad Habits and Its Management in Orthodontic)
KELOMPOK 4
Universitas Sumatera Utara
Jalan Universitas, No. 2, Padang Bulan, Medan
PENDAHULUAN
Kebiasaan buruk (oral habits), merupakan suatu kebiasaan yang tidak normal yang
biasanya terjadi selama periode gigi-geligi bercampur atau pada masa pertumbuhan dan
perkembangan wajah. Dalam masa pertumbuhan, anak-anak sering melakukan kebiasaan
buruk secara berulang-ulang, antara lain menghisap jari, bernapas melalui mulut, menggigit
kuku, dan lain sebagainya.
Kebiasaan buruk oral merupakan penyimpangan aktifitas oral dan sekitarnya yang
bersifat kontinyu, yang merupakan salah satu faktor lingkungan penyebab maloklusi.
Maloklusi adalah bentuk hubungan rahang atas dan bawah yang menyimpang dari bentuk
standar yang diterima sebagai bentuk yang normal, maloklusi dapat disebabkan karena tidak
ada keseimbangan dentokraniofasial. Dari sekian banyak penyebab maloklusi, kebiasaan
buruk adalah salah satu penyebab yang harus dikoreksi sesegera mungkin sebelum
menimbulkan maloklusi yang parah.
Kebiasaan buruk ini mengakibatkan terjadinya kelainan pada gigi dan jaringan
pendukungnya. Jika kebiasaan buruk tersebut berlansung pada gigi desidui, kadang-kadang
dapat terkoreksi dengan sendirinya jika kebiasaan jeleknya dihilangkan. Apabila terjadi
kelainan sifatnya yang hanya sementara, oklusi akan normal kembali dengan sendirinya.
Tetapi apabila kebiasaan burukk ini dilanjutkan sampai periode gigi bercampur maka
maloklusi yang terjadi perlu dirawat secara ortodonti. Pada anak-anak, sangat sulit untuk
menghentikan kebiasaan buruk, apalagi jika hal tersebut dirasakan si anak membawa
kenikmatan tersendiri. Makalah ini akan menguraikan tentang kebiasaan buruk yang sering
dilakukan, dampak yang ditimbulkannya terhadap pertumbuhan gigi anak dan perawatan
untuk mengatasi kebiasaan buruk tersebut.
KLASIFIKASI KEBIASAAN BURUK
Bernafas melalui mulut (Mouth Breathing)
Bernafas melalui mulut dapat diklasifikasikan menjadi tiga sebagai berikut :
a.Obstruktif : Individu yang mempunyai gangguan dalam menghirup udara melalui
saluran hidung (nasal passage).
b.Habitual : Disebabkan karena kebiasaan meskipun gangguan yang abnormal sudah
dihilangkan.
c.Anatomical : Bila anatomi bibir atas-bawah pendek sehingga tidak dapat mengatup
sempurna tanpa ada usaha untuk menutupnya.1
Bernafas melalui mulut merupakan salah satu dari kebiasaan mulut yang
menyimpang dari keadaan normal. Apabila seseorang tidak dapat bernafas dengan baik
karena mengalami gangguan, maka cara lainnya adalah bernafas melalui mulut. Dari ketiga
klasifikasi di atas, klasifikasi habitual lah yang termasuk kedalam kategori kebiasaan buruk
(bad habits), yaitu kebiasaan yang tetap dilakukan meskipun gangguannya sudah
dihilangkan.2
Anak yang mouth breathing biasanya berwajah sempit, gigi anterior atas maju ke
arah labial, dan bibir terbuka dengan bibir bawah yang terletak di belakang insisif atas.
Karena kurangnya stimulasi muscular normal dari lidah dan karena adanya tekanan berlebih
pada caninus dan daerah molar oleh otot orbicularis oris dan bucinator, maka segmen bukal
dari maksila berkontraksi mengakibatkan maksila berbentuk V dan palatal tinggi. Sehingga
menurut beberapa pendapat mouth breathers cenderung memberikan klinis memilki wajah
yang panjang (long faced) dan sempit, sering juga disebut dengan Classic Adenoids Facies.
Bila hal ini dilakukan terus menerus dapat mengakibatkan kelainan berupa gigi depan rahang
atas bisa mrongos (protusif) dan gigitan depan menjadi terbuka (open bite).1,2,3
Gambar 1 Classic Adenoids Facies
Kebiasaan menghisap ibu jari / jari / dot (Thumb/ Finger/ Pacifier Sucking)
Menghisap ibu jari, jari maupun dot merupakan kebiasaan yang umum pada anak.
Kebiasaan menghisap jari biasanya timbul pada usia 1-2 tahun. Jika dibiarkan terus menerus
sampai usia 5 tahun atau lebih dapat berakibat kelainan pada posisi gigi. Jari akan menekan
gigi rahang atas ke depan dan gigi rahang bawah ke dalam, sehingga gigi tampak merongos
(protusif). Sama halnya dengan anak yang menerima bottle feeding terlalu lama. Menurut
Profit (2000), karakteristik maloklusi berhubungan dengan adanya kombinasi tekanan
langsung dari benda yang dihisap dan perubahan pola tekanan pipi dan bibir. Tekanan pipi
pada sudut mulut merupakan tekanan yang tertinggi, Tekanan otot pipi terhadap gigi-gigi
posterior rahang atas ini meningkat akibat kontraksi otot buccinators selama mengisap pada
saat yang sama sehingga memberikan risiko lengkung maksila menjadi berbentuk V.
Sederhananya kebiasaan buruk menghisap ibu jari/ jari/ dot ini dapat menyebabkan prostusi
insisiv permanen atas dan retrusi insisiv permanen bawah dan juga merintangi perkembangan
lengkung gigi mandibula sehingga terjadi open bite anterior serta maloklusi kelas II divisi
1.1,3
Gambar 2 Open bite anterior & maloklusi klas II
Kebiasaan mendorong lidah (Tongue Thrusting)
Menurut Straub (1960), kebiasaan mendorong lidah
dapat disebabkan karena bottle feeding yang tidak tepat dan
biasanya disertai dengan kebiasaan buruk lain seperti
kebiasaan menghisap ibu jari, menggigit bibir, dan menggigit
kuku. Jika kebiasaan ini terus berlanjut akan menyebabkan
open bite dan incomplete overbite serta ujung lidah terposisi
lebih anterior dari normal.1,3
Gambar 3 Tongue Thrusting
Kebiasaan menggigit benda (Nail Biting or Pencil Chewing)
Merupakan kebiasaan buruk oral dimana posisi gigi insisif atas dan bawah
mengalami penekanan gigi pada bagian benda yang digigit. Meurut Finn (1971), kebiasaan
menggigit ini adalah kebiasaan normal pada anak yang sebelumnya memiliki kebiasaan
menghisap. Selain itu menurut Alexander dan Lane (1990), etiologi menggigit benda ini
disebabkan karena stres, imitasi terhadap anggota keluarga, herediter, transfer dari kebiasaan
menghisap jari, dan kuku jari yang tidak rapi. Pada beberapa kasus kebiasaan ini dapat
menyebabkan atrisi pada gigi anterior bawah.
Gambar 4 Biting Habit
PERAWATAN UNTUK MENGATASI KEBIASAAN BURUK
Ada banyak perawatan yang bisa diberikan kepada anak-anak yang memiliki
kebiasaan buruk seperti yang telah diuraikan di atas. Perawatan-perawatan ini biasa diberikan
pada masa gigi-geligi bercampur dimana perawatan ini termasuk kepada perawatan ortodonti
interseptif. Perawatan ortodonti interseptif adalah suatu perawatan ortodonti yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya maloklusi (susunan gigi yang tidak teratur atau berantakan) yang
lebih parah dan menghilangkan maloklusi ringan yang sudah ada. Tujuan dari perawatan ini
adalah untuk menyelaraskan fungsi orofasial yang terganggu akibat kebiasaan-kebiasaan
buruk (perawatan myofungsional). Menurut Forrester, D.J., (1981), perawatan
”myofunctional” ada dua jenis yaitu ; dengan menggunakan alat yaitu monoblok dan tanpa
bantuan alat yaitu dengan latihan otot-otot tertentu.2
Pemakaian oral screen.
Oral screen adalah adalah suatu alat yang dipasang pada bagian vestibula yang menutup jalan
udara melalui mulut dan secara langsung berkontraksi dengan bibir yang berlawanan dengan gigi
anterior dalam keadaan labioversi. Alat ini digunakan untuk melatih kembali bibir, untuk
memperbaiki labioversi pada gigi anterior rahang atas dan sebagai alat untuk membantu melatih
kembali dan memperkuat gerakan bibir. Alat ini tidak bisa digunakan jika anak tersebut sulit bernapas
atau pernapasannya terhalang. ”Oral screen” bukan alat yang digunakan untuk memperbaiki
maloklusi kelas II. Sebelum menggunakan oral screen penyebab dari kebiasaan bernafas melalui
mulut ini harus dihilangkan terlebih dahulu. Biasanya penyebab dari kebiasaan ini adalah adanya
gangguan saluran nafas anak terutama pada bagian hidung. Akibat gangguan tersebut anak
merasa lebih nyaman dengan bernafas melalui mulut. Gangguan saluran nafas hidung ini
perlu ditindak lanjuti oleh spesialis THT (Telinga Hidung Tenggorokan). 2,5
Pemakaian retainer (cribs dan rakes)
Crib adalah suatu kawat tumpul yang digunakan untuk mencegah kebiasaan buruk
menghisap benda pada anak. Alat ini berupa kawat yang tertanam pada akrilik, bisa
berebentuk lepasan dan bisa juga berbentuk cekat. Fungsi dari crib ini adalah; untuk
mencegah kebiasaan menghisap benda dan menekan bagian anterior rahang, mengalirkan
tekanan yang sama ke bagian posterior rahang, sebagai pengingat bagi anak untuk tidak
mengulangi kebiasaan buruk tersebut, dan untuk membuat kebiasaan buruk tersebut menjadi
tidak mengenakkan lagi bagi si anak.
Rake bisa berbentuk lepasan dan juga cekat sama halnya seperti crib. Fungsinya sama
seperti crib namun sifatnya lebih kepada menghukum si anak daripada sekedar sebagai
pengingat. Bentuknya mirip dengan crib namun ujung kawat diproyeksikan dari retainer
akrilik ke bagian langit-langit. Ini tidak hanya mencegah kebiasaan menghisap benda namun
juga dapat mengatasi kebiasaan mendorong lidah dan cara menelan yang kurang baik.1
Pemakaian Oral Grid
Anak yang mempunyai kebiasaan mendorong gigi depan dengan lidah lama kelamaan
akan menyebabkan gigi depan akan semakin maju ke depan (tonggos). Kebiasaan buruk ini
dapat diatasi dengan penggunaan grid dengan alat ortodonti lepasan.5
Latihan Otot
Latihan otot atau biasa disebut juga sebagai orofacial myofunctional therapy
merupakan salah satu perawatan yang termasuk dalam kategori ortodonti interseptif dimana
pada tahap ini maloklusi baru terjadi atau sedang dalam proses terjadi. Latihan otot juga
merupakan pilihan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah myofungsional.
Tujuan dari prosedur myofungsional therapy atau latihan otot tersebut antara lain berusaha
untuk mencapai interocclusal rest position (dental freeway space) yang normal dengan cara
membentuk kembali kompetensi bibir, mengembalikan posisi normal lidah saat istirahat,
melatih kembali posisi lidah saat menelan, dan mengeliminasi kebiasaan menghisap atau
menggigit jari (Hanson & Mason,2003). Penanganan bruxism juga merupakan salah satu
prosedur latihan otot karena pada saat terjadi bruxism, terdapat pengurangan vertikal dari
freeway space. Salah satu tujuan lain dari myofungsional therapy adalah untuk meningkatkan
kosmetik. Pada pasien dengan bibir tidak kompeten dan mulut terbuka sering dipersepsikan
sebagai orang bodoh. Dengan mengembalikan kompetensi bibir penampilan pasien dapat
berubah dan pandangan orang lain pun dapat berbeda. Tingkat keberhasilan dari terapi
myofungsional berdasarkan beberapa data menunjukkan beragam kondisi efektivitas dan
stabilisasi jangka panjang. Menurut beberapa ahli, tingkat keberhasilan perawatan ini
tergantung dari beberapa kriteria yaitu (1). Apakah hasil terapi terbukti dapat menghilangkan
masalah myofungsional?, (2). Apakah ada bukti bahwa freeway space kembali pada keadaan
normal melalui terapi?, (3). Apakah hasil terapi stabil. 4
PEMBAHASAN
Salah satu penyebab dari ketidak seimbangan fungsi orofacial adalah kebiasaan buruk
(bad habits). Ada banyak perawatan yang bisa diberikan kepada anak-anak yang memiliki
kebiasaan buruk. Perawatan-perawatan ini biasa diberikan pada masa gigi-geligi bercampur
dimana perawatan ini termasuk kepada perawatan ortodonti interseptif. Perawatan ortodonti
interseptif adalah suatu perawatan ortodonti yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
maloklusi (susunan gigi yang tidak teratur atau berantakan) yang lebih parah dan
menghilangkan maloklusi ringan yang sudah ada. Tujuan dari perawatan ini adalah untuk
menyelaraskan fungsi orofasial yang terganggu akibat kebiasaan-kebiasaan buruk (perawatan
myofungsional). Menurut Forrester, D.J., (1981), perawatan ”myofunctional” ada dua jenis
yaitu ; dengan menggunakan alat yaitu monoblok dan tanpa bantuan alat yaitu dengan latihan
otot-otot tertentu.2
Gangguan myofungsional dapat berupa suatu kondisi spesifik atau perilaku yang
dapat memberikan suatu dampak negatif pada bentuk dan fungsi oral. Beberapa masalah
tersebut antara lain kebiasaan menjulurkan lidah kedepan, kebiasaan mendorong lidah yang
berhubungan dengan aktivitas berbicara dan menelan, bibir yang inkompeten, kebiasaan
bernapas melalui mulut sehingga kondisi mulut saat istirahat cenderung terbuka, thumb and
finger sucking, bruxism, dan kebiasaan menggigit sesuatu yang dapat bibir, jari, lidah, dan
pipi. Perilaku diatas dapat merusak jaringan rongga mulut atau dapat menghambat proses
normal pertumbuhan dan perkembangan serta fungsi orofasial pasien. Selain itu juga,
terjadinya masalah myofungsional orofasial dapat berhubungan dengan fungsi sendi
temporomandibular baik secara fisiologis maupun dalam keadaan patologis dan mungkin
dapat disertai dengan masalah tulang rahang. Hal lain yang mungkin dapat menyebabkan
masalah myofungsional tersebut adalah keterbatasan kemampuan bernapas melalui huidung
atau adanya gangguan jalan napas. Pada kondisi ini, masalah myofungsional lebih bersifat
adaptif atau merupakan suatu akibat dari masalah lain. 4
Untuk anak-anak yang mempunyai kebiasaan bernafas melalui mulut dapat dianjurkan
penggunaan oral screen yang menggunakan tekanan dari otot-otot orofasial dan jaringan
lunak pada pipi dan bibir untuk mencegah bernafas melalui mulut dan defisiensi postur bibir.
Anak-anak yang memiliki kebiasaan bernafas melalui mulut akan menyebabkan lengkung
gigi dan rahang menyempit serta cenderung cembung ke depan atau istilah awamnya
tonggos. Kondisi ini dapat diatasi dengan penggunaan alat oral screen.2,5 Pada anak-anak yang
memiliki kebiasaan menghisap benda, perawatan yang dapat diberikan adalah dengan
penggunaan alat cekat atau lepasan yang terbuat dari kawat yang tertanam pada akrilik (crib
dan rake). Alat ini tidak hanya berfungsi sebagai retainer namun juga berfungsi sebagai
pengingat agar si anak tidak mengulangi kebiasaan buruknya.1 Sedangkan untuk anak yang
mempunyai kebiasaan mendorong-dorong lidah bisa digunakan oral grid. Selain perawatan
dengan menggunakan alat, ada juga perawatan dengan latihan otot. Atau disebut juga dengan
myofungsional therapy. Latihan otot atau myofungsional therapy dapat dilakukan untuk
menangani masalah rongga mulut yang timbul akibat dari kebiasaan-kebiasaan buruk.
Penanganan yang dilakukan berhubungan dengan otot dan jaringan rongga mulut. Perawatan
dapat dilakukan dengan cara reedukasi / counseling atau dengan training. Latihan otot
merupakan perawatan yang disenangi pasien karena mudah dan murah. Namun demikian,
diperlukan waktu yang cukup lama untuk dapat mengembalikan fungsi yang anomali menjadi
fungsi yang normal. Fokus perawatan ini adalah pada hubungan gigi dengan perilaku dan
sikap yang dapat mengarah pada atau telah terjadi maloklusi. Hal ini berbeda dengan
ortodonti yang memiliki fokus pada oklusi gigi-geligi. Namun demikian, latihan otot disertai
dengan perawatan ortodonti dapat mengatasi masalah maloklusi lebih baik dibandingkan
dengan perawatan dengan piranti ortodonti saja. 4
Apabila perawatan dari kebiasaan buruk ini dilakukan pada masa tumbuh kembang
yang tepat, maka penyembuhan dapat dicapai dalam jangka waktu yang pendek dan diperoleh
hasil yang memuaskan. Tentu saja disertai dengan usaha untuk menghindari kebiasaan buruk
tersebut dan efek dari kebiasaan buruk ini sebaiknya dirawat segera pada masa geligi
campuran sebelum maloklusi benar-benar terjadi.2
DAFTAR PUSTAKA
1. Finn SB. Clinical pedodontics. 4th eds. Philadelphia. Saunders Company: 370-384.
2. Zaenab Y. Menanggulangi kebiasaan bernafas melalui mulut dengan oral screen.
Bandung: 2010:4-6.
3. Rakosi T, Jonas I, Thomas MG. Color atlas of dental medicine. Stuttgard: Thieme
Medical Publishers Inc, 1993:85-87.
4. Mason RM. A retrospective and prospective view of orofacial myology. International
Journal of Orofacial Myology 2008; 34:5-14. <http://suburbanmft.com/_pdf/A
%20Retrospective%20and%20Prospective%20View%20of%20Orofacial
%20Myology.pdf> (13 Desember 2011)
5. Anggatama. Oklusi dan Maloklusi.
http://anggatama.wordpress.com/2010/04/03/oklusi-dan-maloklusi/ (13 Desember
2011)
KELOMPOK 4
Anggota : Prida Putri Sari H (090600070)
Debora Wong Sinaga (090600071)
Epifeni Doloksaribu (090600072)
Nurhasannah (090600073)
Novelya (090600074)
Rachel Ferasima (090600075)
Langgeng Surya Dewi (090600077)
Priskatindea (090600078)
Adicakra Satyanugraha S (090600079)
Dini Wahyuni (090600080)
Anggi Hayani Hrp (090600081)
Yulisha Cindy T. Sinaga (090600082)
Rizka Hidayati (090600083)
Sherly Marcelina (090600084)
Telia Silalahi (090600085)
Melinda Rabekka Purba (090600086)
Yohana Christina (090600087)
Filya Suri Rizky (090600088)
Cindy Yuwanda (090600089)
Tri Arga Utama S (090600090)
Vijaya Kumar (090600159)
Ashwini Mohan (090600161)
Top Related