Kea Tamrindus Indica (Asem Jawa)

2

Click here to load reader

Transcript of Kea Tamrindus Indica (Asem Jawa)

Page 1: Kea Tamrindus Indica (Asem Jawa)

Tamarindus indica L. (Asam Jawa) Klasifikasi Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Genus Species

: : : : : : :

Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Fabales Fabaceae Tamarindus Tamarindus indica L

Nama Daerah : Jawa : Tangakal asem (sunda), acem

(madura), Asam Kalimantan : Asam jawa Sumatera : bak me (aceh), acamlagi (gayo),

asam jawa, kayu asam, cumalagi (minangkabau)

Sulawesi : asang jawi (gorontalo), camba (makasar), cempa (bugis)

Sinonim : Tamarindus occidentalis Gaertn. T. Hook., Tamarindus umbrosa Salisb.; Tamarindus officinalis Hook.,

Deskripsi Pohon : Habitus

Pohonnya selalu hijau, tinggi sampai 30 m dengan tajuk yang lebat dan menyebar,

serta memiliki cabang yang pendek (virgula atau virgula sucrescens). Serta termasuk

kedalam percabangan simpodial yaitu batang pokok sukar dibedakan karena

perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah

besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibanding dengan cabangnya, serta

memiliki warna coklat muda.

Akar & Batang

Akar : Tunggang (radix primaria) yang menembus ke dalam tanah

Batang : Batang berkayu, berbatang jelas, bulat

diameter batang di pangkal hingga 2 m, kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya rindang dan lebat berdaun, melebar dan membulat.

Daun , Bunga, Buah dan Biji

Daun

:

Daun majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm, terletak berseling, dengan daun penumpu seperti pita meruncing, merah jambu keputihan. Anak daun lonjong menyempit, 8-16 pasang, masing-masing berukuran 0,5-1 × 1-3,5 cm, bertepi rata, pangkalnya miring dan membundar, ujung membundar sampai sedikit berlekuk.

Page 2: Kea Tamrindus Indica (Asem Jawa)

Bunga : Bunga tersusun dalam tandan renggang, di ketiak daun atau di ujung ranting, sampai 16 cm panjangnya. Bunga kupu-kupu dengan kelopak 4 buah dan daun mahkota 5 buah, berbau harum. Mahkota kuning keputihan dengan urat-urat merah coklat, sampai 1,5 cm.

Buah : buah sejati tunggal (buah sungguh) dan kering ,panjang 5 – 15 cm, buah rapuh, polong yang menggelembung, hampir silindris, bengkok atau lurus, berbiji sampai 10 butir, sering dengan penyempitan di antara dua biji, kulit buah (eksokarp) mengeras berwarna kecoklatan atau kelabu bersisik, dengan urat-urat yang mengeras dan liat serupa benang. Daging buah (mesokarp) putih kehijauan ketika muda, menjadi merah kecoklatan sampai kehitaman ketika sangat masak, asam manis dan melengket.

Biji : Biji kemerah-merahan, coklat tua, hitam berkilat atau coklat kehitaman, mengkilap dan keras, agak persegi. panjang sampai 18 mm, dengan testa keras yang halus. Dalam satu kilogram terdapat 1.800 – 2.600 benih

Sebaran : Dunia Asal-usulnya diperkirakan dari savana Afrika timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah

satunya di Sudan. Semenjak ribuan tahun, tanaman ini telah menjelajah ke Asia tropis, dan kemudian juga ke Karibia dan Amerika Latin

Kawasan TNAP

?

Manfaat : Asam biasanya ditanam sebagai penghasil buah, tapi juga penghasil kayu yang bernilai. Daging buah yang tinggi vitamin B dapat dimakan mentah atau dibuat selai, sirop atau permen, aneka bahan masakan atau bumbu. Selain sebagai bumbu, untuk memberikan rasa asam atau untuk menghilangkan bau amis ikan, asem kawak biasa digunakan sebagai bahan sirup, selai, gula-gula, dan jamu. Biji asam biasa dimakan setelah direndam dan direbus, atau setelah dipanggang. Selain itu, biji asam juga dijadikan tepung untuk mengobati disentri dan diare serta membuat kue atau roti. Bunga, daun dan biji juga dapat dimakan dan digunakan dalam berbagai masakan. Kayunya digunakan sebagai bahan mebel, kayu bakar dan arang. Kulit kayunya yang ditumbuk digunakan untuk menyembuhkan luka, borok, bisul dan ruam. Kulit kayu asam juga digunakan sebagai obat kuat. Daunnya mempunyai nilai yang tinggi sebagai makanan ternak. Akarnya yang dalam membuat jenis ini sangat tahan terhadap badai dan cocok sebagai penghalang angin. Pohon asam memiliki tajuk yang lebat dan cocok sebagai penghalang api karena tidak akan ada rumput yang tumbuh di bawahnya. Walaupun merupakan jenis legum, asam bukanlah jenis pengikat nitrogen.

Penelitian : Umum -. Bernard Enrico, 2008. “Pemanfaatan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica) Sebagai Koagulan

Alternatif Dalam Proses Penjernihan Limbah Cair Industri tahu”. Chemical Engineering, University of Sumatra Utara Library .

-. Triandana Budi Wisesa, “Daya hambat ekstrak daun asam jawa (tamarindus indica) terhadap staphylococcus aureus dari penderita pioderma invitro”. Universitas Sebelas Maret.

-. Erawati Wulandari, “Uji Sitotoksisitas Ekstrak Air Asam Jawa 5% Terhadap Cell Line BKH-21. Universitas Indonesia, Jakarta.

TNAP -