Cekungan Asem Asem

download Cekungan Asem Asem

of 12

description

cekungan asem asem

Transcript of Cekungan Asem Asem

MAKALAH CEKUNGAN ASEM-ASEM

PETROLEUM PLAY CEKUNGAN ASEM ASEM KALIMANTAN SELATAN, INDONESIA BAGIAN TENGAHDiponegoro Ariwibowo Mahasiswa Teknik Geologi STT Migas BalikpapanPENGANTAR CEKUNGAN ASEM ASEM

Cekungan asem-asem adalah cekungan yang jarang di explorasi terhadap kandungan hidrokarbonnya. Sebelumnya PT. Pertamina telah melakukan pengeboran pada daerah selatan cekungan asem-asem dengan nama Batakan-1, AA-A2 dan AA-HI yang menghasilkan dry hole (sumur kering). Sebelumnya PT. Pertamina juga mengoperasikan lapangan minyak yang besar pada daerah daratan (onshore area) dan PT. Amoseas melakukan perjanjian evaluasi teknikal pada cekungan asem-asem. Cekungan asem-asem berlokasi di tenggara dari Kerak Benua Sundaland dan dipisahkan cekungan Barito oleh Pegunungan Meratus di bagian Barat.

Cekungan Asem-asem

Gambar 1. Lokasi Cekungan Asem-asem

GEOLOGI REGIONAL

SETTING TEKTONIKCekungan asem-asem adalah cekungan asimetris kecil dengan arah Utara-Timur (North-Eastern) yang berlokasi pada daerah tenggara Pegunungan Meratus. Cekungan ini berdasarkan data dari PT. Pertamina-Beicip (1977) mengandung lebih dari 3000 m sedimen tersier. Namun Bishop (1980) menyatakan bahwa sebanyak 4600 m dari endapan sedimen tersier berada di cekungan ini. Cekungan Asem-asem terdapat sesar dengan arah Utara-Timur (North-East), Utara-Barat (North-West) dan berarah Barat, tetapi tetap mengarah kearah Selatan-Timur (South-East). Sedimen tersier pada cekungan asem-asem berangsur-angsur Onlap terdahap endapan laut Pra-tersier

Gambar 2. Element Tektonik pada Cekungan Asem-asem

Gambar 3. Tatanan Tektonik Regionsl KalimantanDari arah timur, Sesar normal utama bergerak dari arah utara menuju kearah selatan di sepanjang sisi barat dari Pulau Laut memperluas ke arah selatan menuju bubungan laut. Dan menuju barat laut, batas Cekungan Asem-Asem ditandai dengan Pegunungan Meratus. Di beberapa tempat, kontak sedimen Tersier oleh sesar dan di sisi lain sedimen Tersier terletak selaras di basement.

Pertambahan Sundaland oleh penggabungan dari terranes . Meratus tidak contiuation dari luk ulo - ciletuh . Bayat tidak kelanjutan dari luk ulo .

1.meso tethyssuture2.paleo - tethyssuture3. timur blok malaya ( a)SW borneo blok ( b )4. Gondwanan -continents mikro ( c )5. tabrakan dan obduction ofiolit

Wilayah Indonesia merupakan hasil pertemuan tiga lempeng yaitu Lempeng Eurasia, India-Australia dan Pasifik. Proses pertemuan ketiga lempeng tersebut di antaranya menghasilkan cekungan cekungan. Cekungan Asem-asem adalah salah satu cekungan Tersier di Indonesia yang mempunyai potensi sumber daya energi cukup besar, seperti minyak dan gas bumi serta batubara. Sebelumnya PT Pertamina juga mengoperasikan lapangan minyak yang besar pada daerah daratan Asem-asem. Cekungan Asem-asem berlokasi di tenggara dari Kerak Benua Sundaland dan dipisahkan Cekungan Barito oleh Pegunungan Meratus di bagian Barat. Bagian onshore dari wilayah ini sebelumnya merupakan wilayah operasionalnya Pertamina dan sisanya terdapatTechnical Evaluation Agreement dengan Amoseas. Cekungan Asem-Asem terletak pada bagian Tenggara dari batas lempeng benua Sundaland. Cekungan ini terpisahkan dari Cekungan Barito oleh Pegunungan Meratus di sebelah Baratnya.

Cekungan Asem-Asem (Gambar 1) terletak di Kalimantan Selatan dan di sebelah Timur dari sayap Pegunungan Meratus. Bagian sayap timur yang wilayahnya mencakup wilayah lepas pantai diperkirakan memiliki batugamping Oligosen Atas sampai Miosen Bawah terutama di atasbasement . Ke Utara, cekungan ini terpisahkan dengan Cekungan Kutai dengan adanya Adang Flexure atau sesar yang memisahkan Barito dengan Kutai. Ke arah Selatan, memanjang ke arah Laut Jawa hingga Tinggian Florence. Cekungan ini berbentuk asimetris dengan bagian depan di zona frontal dari Pegunungan Meratus dan paparan ke arah kraton Sundaland

STRATIGRAFI CEKUNGAN ASEM ASEM

Formasi TanjungFormasi Tanjung berumur Eosen dan tidak selaras dengan Basement Pra-Tersie. Formasi ini terdiri dari perselingan batupasir, batulempung, batukonglomerat, batugamping dan batu napal dengan sisipan tipis batubara. Batupasir dan batu gamping menunjukkan struktur perlapisan bersusun dan simpang siur. Fosil yang dijumpai Antara lain: Pellatispira provaleae YABE, Discocyclina dispanca SOWERBY, Nummulites dengan lingkungan pengendapan paralas-neritik. Tebal formasi ini diperkirakan sekitar 1000 sampai 1500 m. Formasi ini tertindih tak selaras dengan formasi Pitap. Nama formasi diperkenalkan oleh PT.Pertamina (1979) berdasarkan hasil pengeboran minyak di daerah tanjung, Kalimantan Selatan

Formasi BeraiFormasi teridiri dari batunapal dan batuserpih. Batunapal dan batuserpih menempati bagian bawah formasi sedangkan bagian tengah dan atas dikuasai oleh batugamping. Fosil yang dijumpai pada formasi berai Antara lain, Plangton : Globigerina binaensis KOCH, Globigerina praebulloides BLOW, Globigerina ciperoensis BOLLI, Globigerina dissimilis CUSHMAN DAN BERMUDEZ, Globigerina selli Bolli; dan Fosil benthos yang dijumpai Antara lain: Cyroidina sp.,Nonion sp., Uvigerina sp., Echinoid dan ganggang, yang menunjukkan umur Oligosen sampai Miosen Awal dan Terendapkan di Lingkungan Neritik (Aziz, 1981). Tebal formasi ini sekitar 1100 m. dan berlokasi di Gunung Berai, Bagian Timur Tanjung, Kalimantan Selatan.

Formasi Warukin Formasi ini terdiri dari perselingan batupasir dan batulempung dengan sisipan batubara (Intercalated Sandstone and Claystone). Terendapkan pada daerah lingkungan pengendapan delta. Pada Penelitian terdahulu di formasi Warukin tidak dijumpai Fosil, berumur diduga berkisar Antara Miosen tengah hingga Miosen akhir. Tebal formasi Warukin Antara 300 m hingga 500 m. Formasi Warukin menindih tidak selaras formasi berai. Formasi ini dijumpai di Kambitin, Kalimantan Selatan.

Endapan alluvialPada Bagian Kuarter di dominasi oleh proses Fluvial sediment (Sungai) dan menindih tidak selaras Formasi Warukin. Endaoan Aluvial ini terdiri dari Mud, Clay, Sand, Gravel Pebbles dan Boulders.

Gambar 4. Kolom Stratigrafi Cekungan Asem-asem

PETROLEUM SYSTEM

Source Rock

Hidrokarbon mungkin bersumber dari batubara dan batulempung dari Formasi Tanjung yang menjadi dewasa menuju pusat cekungan. Ini fasies organik didominasi oleh kerogens terestrial yang kaya minyak lilin maseral exinite rawan. Jenis kerogen ini seperti telah disebut Type III (herba) untuk membedakannya dari kerogens terestrial lainnya. Jenis kerogen didominasi oleh gas rawan inertinit vitrinit dan. Daerah dimana ke utara timur Meratus Mounta ~ ins rendah dari gradien panas bumi dan batuan telah dianggap sebagai belum matang. Miosen Warukin fluvio-delta facies juga sumber minyak yang sangat mirip baik lilin di Cekungan Barito, dan telah bersumber minyak reservoired di Warukin dan Tapian Timur Fields (Miosen pasir). Similar facies Miosen delta juga bersumber sebagian besar minyak di dekat Kutai Basin. Namun, kelas ini menjadi lebih setara laut distal di theAsem-Asem Basin di mana mereka tidak mungkin untuk mempertahankan potensi ini sangat baik

Reservoir Rock

Batuan reservoir utama adalah batupasir Formasi Tanjung, tapi batugamping Formasi berai dan Warukin Formasi batupasir mungkin juga calon. Batupasir Formasi Tanjung merupakan reservoir tujuan utama dalam Asem Asem Block, dengan porositas dapat melebihi 30% dan umumnya di atas 20% dan permeabilitas dari 105 mD sampai 212 mD.

Caps Rock / Seal Rock

Batuserpih pada Formasi Bawah Tanjung dan Batuserpih daerah tebal Formasi Atas Tanjung adalah segel yang efektif. Di Lapangan Tanjung, Penjualan Minyak dari Formasi Tanjung atas yang sebagian menjadi acuan di permukaan, namun tetap kapasitas penyegelan mereka. Sepanjang Basin Barito, semua minyak dapat dengan mudah menjadi tipe baik Tanjung Warukin atau sumber menggunakan data isotop karbon. Ini menunjukkan bahwa semua minyak Tanjung bersumber yang reservoir dalam Formasi Tanjung, dan bahkan di hadapan ada patahan utama minyak ini telah mencapai Formasi Warukin.

Trapping

Potensi perangkap di lembah ini termasuk anticlines terkait dengan sesar naik, anticlines basinal intra yang hadir di lepas pantai dan darat, ruang bawah tanah yang berhubungan dengan blok sesar, pinch-out (lensa) dari Tanjung pasir, dan pada Formasi Berai Batugamping coral (reef) terangkat.

Petroleum Play

Tebal sedimen pada formasi Tanjung dengan lingkungan pengendapan Fasies Fluvial delta merupakan dasar dari sistem hidrokarbon Cekungan Barito. Fasies ini dibatasi untuk graben Tersier awal dan setengah-graben yang mengarah barat laut-tenggara di sana. Secara Volume, Sampai hari ini Cekungan Asem-Asem terkait dengan Akhir Miocen Meratus mengangkat, dengan tebal Plio-Pleistosen wedge menumpahkan dari sisi depan gunung. Namun, Tanjung tipis untuk tidak hadir di sebagian besar daerah ini, sehingga membatasi potensi hidrokarbon. Jika Tanjung memang menebal substansial menuju Pulau Laut, maka risiko sumber, waduk, dan segel akan diminimalkan dalam struktur diidentifikasi. Akibat dari ini memungkin pematangan Batulempung menjadi Source Rock pada Formasi Tanjung. Akuisisi tambahan seismik yang ada di dekat Pulau Laut akan membantu menentukan vertikal dan areal memperpanjang Tanjung, tapi tidak akan menyelesaikan ketidakpastian yang melekat dalam pemodelan pematangan suatu cekungan yang belum dieksplorasi.

Gambar 5. Petroleum Play Cekungan Asem-asem

Gambar 6. Petroleum Play Blok Sebuku

KESIMPULAN

1. Secara geologi, Cekungan Asem-asem terletak di tenggara Kerak Benua Sundaland dan Selatan Cekungan Kutai. Secara demografi cekungan asem-asem berada di Provinsi Kalimantan Selatan dan masuk sebagian area Provinsi Kalimantan Timur.2. Secara Stratigrafi, cekungan asem-asem terdiri dari 4 (empat) formasi batuan yaitu : Formasi Tanjung Formasi Berai Formasi Warukin Endapan Aluvial3. Petroleum sistem pada cekungan asem-asem yaitu: Source Rock : Source Rock Utama Formasi Tanjung pada Batulempung dengan jenis kerogen didominasi oleh gas rawan inertinit vitrinit. Reservoir Rock : Reservior rock utamanya adalah Formasi Tanjung dengan Porositas 20 % hingga lebih besar 30 % dan permeabilitas 105 milidarcy sampai 212 milidarcy Caps Rock : Batulempung Formasi Tanjung atas Trap : Perangkap Hidrokarbon pada Cekungan Asem-asem didominasi struktur sesar4. Berdasarakan Hasil pemaparan makalah, maka Cekungan Asem-asem memiliki potensi Hidrokarbon yang potensial untuk terus di explorasi.

Secara geologi, Cekungan Asem-asem terletak di tenggara Kerak Benua Sundaland dan Selatan Cekungan Kutai serta di bagian barat berbatasan langsung oleh Komplek Pegunungan Meratus. Secara demografi cekungan Asem-asem berada di Provinsi Kalimantan Selatan dan msauk sebagian daerah Provinsi Kalimantan Timur. Kalimantan tenggara yang merupakan cikal bakal tempat terbentuknya Cekungan Asem-asem, tersusun oleh Batuan Paleozoik sampai dengan Batuan Kenozoik. Cekungan Asem-asem sendiri dulu adalah satu cekungan dengan Cekungan Barito yang menyebabkan susunan stratigrafinya kedua cekungan ini sama. Pada Miosen Akhir - Pliosen Awal gejala tektonik inversion mulai terjadi yang mengakibatkan batuan sedimen mulai terlipat. Puncaknya terjadi pada kala Plio-Plistosen akibat terjadinya kolisi antara Mikrokontinen Paternoster dengan daratan Kalimantan. Proses tersebut mengakibatkan sesar-sesar normal yang ada mengalami reaktifasi menjadi sesar naik yang juga melipatkan batuan sedimen Tersier. Deformasi ini juga mengakibatkan terangkatnya Tinggian Meratus ke permukaan sebagai prosuk dari kolisi dan memisahkan Cekungan Asem-asem dan Cekungan Pasir dengan Cekungan Barito. Secara stratigrafi, Cekungan Asem-asem terdiri dari lima formasi batuan yaitu, batuan alas (basement) yang berupa batuan malihan sekis amfibolit, filit, sekis yang berumur Jura. Batuan pengisi cekungan Asem-asem di mulai dari Formasi Tanjung yang tersusun oleh perselingan batupasir kasar, batupasir konglomeratan dan konglomerat di bagian bawah, batulempung berwarna kelabu di bagian tengah dan perselingan tipis batulanau dan batupasir halus di bagian atas yang memiliki lingkungan pengendapan sungai atau fluvial dan berumur Eosen Akhir (Martini, 1971). Secara selaras di atas Formasi Tanjung diendapkan Formasi Berai yang didominasi oleh batugamping ini memiliki lingkungan pengendapan terumbu depan, mungkin antara terumbu belakang, sublitoral pinggir, relatif dangkal, mungkin kurang dari 30 meter, berupa laut dangkal ataulagoon yang berumur Oligosen Akhir Miosen Awal. Secara selaras di atas Formasi Berai diendapkan Formasi Warukin yang tersusun oleh batulempung warna kelabu, sisipan batupasir dan batubara dengan lingkungan pengendapan rawa dan pasang surut yang berumur Miosen Awal Miosen Akhir. Secara tidak selaras di atas Formasi Warukin terendapkan Formasi Dahor yang tersusun oleh batulempung sampai batulempung pasiran, batupasir kasar dan konglomerat yang memiliki lingkungan pengendapan delta dan berumur Plio-Plistosen. Endapan Aluvial yang terendapkan oleh proses fluviatil yang terdiri dari endapan lumpur, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah yang berumur Kuarter. Potensi hidrokarbon di Cekungan Asem-asem diindikasikan dengan potensi batuan induk yang berasosiasi dengan batubara dan dijumpai pada bagian tengah Formasi Tanjung dan serpih karbonat yang berasosiasi dengan batubara juga dijumpai pada Formasi Warukin. Batuan waduk dijumpai pada batupasir kuarsa pada Formasi Tanjung dan Warukin serta batugamping Formasi Berai. Batuan penutup adalah batulempung sebagai sisipan dalam Formasi Tanjung dan Warukin. Adapun jebakan hidrokarbon yang terbentuk adalah jebakan stratigrafi dan struktur atau kombinasi dari keduanya. Potensi serpih minyak atauoil shale di Cekungan Asem-Asem dijumpai pada Formasi Tanjung dan Formasi Warukin, sebagai batuan serpih karbonat yang juga merupakan batuan induk. Potensi batubara dan gas metana dijumpai juga di Formasi Tanjung yang memiliki ketebalan batubara antara 50 sampai 200 cm dan Formasi Warukin yang memiliki ketebalan batubara bervariasi mulai dari beberapa meter sampai puluhan meter.

12