KDM 2
-
Upload
nhara-diahh -
Category
Documents
-
view
282 -
download
26
description
Transcript of KDM 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memiliki Kebutuhan yang berbeda-beda. Tapi, untuk kebutuhan dasar, pastinya
setiap kebutuhan manusia adalah sama. Kebutuhan dasar manusia seorang individu mungkin
tidak terpenuhi, terpenuhi sebagian, atau terpenuhi seluruhnya. Menurut teori ini,seseorang
yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan orang yang sehat,dan seseorang dengan satu
atau lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau
mungkin tidak sehat pada satu atau lebih dimensi manusia.
Klien dan keluarganya mungkin memiliki kebutuhan yang tidak terpenuhi,atau mereka
mungkin tidak mampu untuk terus memenuhi kebutuhan mereka. Seseorang yang dibawa
keruang kedaruratan karena henti jantung memiliki kebutuhan yang tidak terpenuhi terhadap
udara,kebutuhan fisiologis yang paling dasar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Kebutuhan Dasar Manusia ?
2. Apa sajakah hal-hal yang mendasari pemahaman tentang Kebutuhan Dasar Manusia?
3. Apa sajakah model-model dari Kebutuhan Dasar Manusia?
4. Bagaimanakah karakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi ?
5. Bagaimanakah penerapan kebutuhan dasar manusia dalam praktik keperawatan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Kebutuhan Dasar Manusia
2. Untuk mengetahui hal-hal yang mendasari pemahaman tentang Kebutuhan Dasar Manusia
3. Untuk mengetahui model-model dari Kebutuhan Dasar Manusia
4. Untuk mengetahu karakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi
5. Untuk mengetahui penerapan Kebutuhan Dasar Manusia dalam praktik keperawatan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian KDM
Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) adalah hal-hal seperti makanan,air,keamanan,dan
cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.
Kebutuhan Dasar Manusia juga dapat diartikan sebagai unsur-unsur yang diperlukan
oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis dan psikologis.
Walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan,kebutuhan yang unik,setiap orang
mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi
menentukan tingkat kesehatan dan posisi rentang sehat sampai sakit.
Selama hidup yang dialami, kebutuhan dasar manusia seorang individu mungkin
tidak terpenuhi, terpenuhi sebagian atau terpenuhi seluruhnya.
Kebutuhan Dasar Manusia ini bertujuan mempertahankan kehidupan dan kesehatan
manusia.
B. Hal – hal yang mendasari pemahaman tentang KDM
Pehamanan tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan
dan koreksi dirasakan bukan hanya tepat,akan tetapi juga memang diperlukan karena
pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung
secara simultan. Artinya,sambil memuaskan kebutuhan fisik,seseorang pada waktu yang
bersamaan ingin menikmati rasa aman,merasa dihargai,memerlukan teman serta ingin
berkembang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan
manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan
ini,perlu ditekankan bahwa:
- Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di
waktu yang akan datang
- Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu,terutama kebutuhan fisik,bisa bergeser
dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
- Berbagai pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat
teoritis,namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengemban teori-
2
teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat
aplikatif.
C. Model-Model Kebutuhan Dasar Manusia
Pendapat beberapa ahli tentang model kebutuhan dasar manusia,yaitu :
1. Virginia Henderson
Henderson berfokus pada individu yang berdasarkan pandangannya, yaitu bahwa
jasmani (body) dan rohani (mind) tidak dapat dipisahkan.m menurut pendapat
Henderson, manusia adalah unik dan tidak ada dua manusia yang sama. Kebutuhan dasar
individu tercermin dalam 14 komponen dari asuhan keperawatan dasar ( basic nursing
care). Virginia Henderson (1966) mengidentifikasi 14 komponen dalam asuhan
keperawatan dasar ( basic nursing care) pada tingkat asuhan individu, mengacu kepada
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dari seorang dari seseorang, perawat
membantunya dengan fungsi-fungsi ini atau membuat kondisi sehingga memungkinkan
dia melakukan hal-hal berikut ini:
- Bernafas secara normal
- Makan dan minum yang cukup
- Eliminasi ( buang air besar dan kecil )
- Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan
- Tidur dan istirahat
- Memilih pakaian yang tepat
- Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran yang normal dengan menyesuaikan
pakaian yang digunakan dan memodifikasi lingkungan
- Menjaga kebersihan diri dan penampilan
- Menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari membahayakan orang lain
- Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan
emosi,kekhawatiran,dan opini
- Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
- Bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk membiayai kebutuhan hidup
- Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
3
- Belajar,menemukan,atau memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah pada
perkembangan yang normal,kesehatan,dan penggunaan fasilitas kesehatan yang
tersedia.
2. Jean Watson
Jean watson(dalam B.Talento,1995) membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam dua
peringkat utama kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah dan kebutuhan yang tingkatnya
lebih tinggi. Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu
upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang
dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya kebutuhan itu antara lain :
- Kebutuhan untuk bertahan hidup (biofisikal)
- Kebutuhan fungsional (psikofisikal)
- Kebutuhan integratif (psikososial)
- Kebutuhan untuk berkembang (intrapersonal-interpersonal)
3. Abraham Maslow
Hierarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat
digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada
saat memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa kebutuhan manusia tertentu
lebih dasar daripada kebutuhan lainnya; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus
dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain.
Lima tingkatan prioritas hirarki kebutuhan dasar manusia menurut maslow :
4
Kebutuhan Fisiologis
Keselamatan dan keamanan
Cinta dan rasa memiliki
Harga diri
Aktualisasi diri
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki maslow. Seorang
individu yang memiliki beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi secara umum lebih
dulu mencari pemenuhan kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis merupakan hal
yang perlu atau penting untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam
kebutuhan : oksigen, cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat tinggal, istirahat
dan seks.
1) Oksigen
Oksigen merupakan kebutuhan fisiologis yang paling penting. Tubuh bergantung
pada oksigen dari waktu ke waktu untuk bertahan hidup. Oksigen harus secara
adekuat diterima dari lingkungan ke dalam paru-paru, pembuluh darah dan jaringan.
2) Cairan
Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran
cairan, dikarenakan 60% dari Berat Badan adalah cairan. Cairan dimasukkan
melalui mulut,atau secara parenteral, dan cairan meninggalkan tubuh dari saluran
pencernaan, paru-paru, kulit dan ginjal. Klien dari berbagai umur dapat mengalami
kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan, tetapi manusia yang paling muda dan
paling tua memiliki risiko terbesar. Penyakit parah, trauma, atau klien yang cacat
juga lebih cenderung untuk mengalami kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan
cairan.
3) Nutrisi
Tubuh manusia memiliki kebutuhan esensial terhadap nutrisi, walaupun tubuh dapat
bertahan tanpa makanan lebih lama daripada tanpa cairan. Seperti kebutuhan
fisiologis lainnya, kebutuhan nutrisi mungkin tidak terpenuhi pada berbagai usia.
4) Temperatur
Tubuh dapat berfungsi secara normal hanya dalam rentang temperatur yang
sempit,370. Temperatur tubuh diluar rentang ini dapat menimbulkan kerusakan otak
atau kematian.
Terpajan pada panas yang berkepanjangan meningkatkan aktivitas metabolik tubuh
dan meningkatkan kebutuhan oksigen jaringan. Pemajanan pada panas yang lama
dan berlebihan juga mempunyai efek fisiologis khusus. Pemajanan lokal terhadap
5
panas dapat menimbulkan luka bakar derajat pertama, derajat kedua, atau luka
bakar, derajat ketiga. Pemajanan yang berlebihan terhadap matahari dapat
menyebabkan sunstroke, yang ditandai dengan demam tinggi, konvulsi dan koma.
Orang tua yang tinggal dirumah dengan ventilasi yang buruk tanpa mesin
pendingin(AC) berisiko terkena heatstroke selama cuaca panas berkepanjangan.
5) Eliminasi
Eliminasi materi sampah merupakan salah satu dari proses metabolik tubuh. Produk
sampah dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan pencernaan.
Paru-paru secara primer mengeluarkan karbondioksida, sebuah bentuk gas yang
dibentuk selama metabolisme pada jaringan. Kulit mengeluarkan air dan natrium,
yang paling dikenal dengan keringat. Hal ini juga membantu regulasi temperatur
karena evaporasi keringat menurunkan temperatur tubuh. Ginjal merupakan bagian
tubuh primer yang utama untuk mengekskresikan kelebihan cairan tubuh, elektrolit,
ion-ion hidrogen dan asam. Usus mengeluarkan prosuk sampah yang padat dan
beberapa cairan dari tubuh.
6) Tempat tinggal
Walaupun kebanyakan orang mempunyai beberapa jenis tempat tinggal, terkadang
tempat tinggal, terkadang tempat tinggal tersebut dibawah standar dan tidak
memberikan perlindungan yang penuh.
Lingkungan yang kotor bisa menarik perhatian serangga dan binatang seperti tikus,
yang dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit. Jika sebuah rumah dengan
kondisi penerangan yang buruk atau kacau, akan terjadi peningkatan resiko terjadi
kerusakan yang tidak sengaja. Selain itu, kondisi yang sangat berantakan dan
kurang bersih merupakan faktor predisposisi untuk penyakit menular.
7) Istirahat
Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis untuk istirahat teratur.
Jumlah kebutuhan istirahat bervariasi, bergantung pada kualitas tidur, status
kesehatan, pola aktivitas, gaya hidup dan umur seseorang.
8) Seks
Seks dianggap oleh Maslow(1970) sebagai kebutuhan dasar fisiologis yang secara
umum mengambil prioritas diatas tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan
6
seksual dan perilaku bagaimana untuk memenuhinya dipengaruhi oleh umur,
latarbelakang sosial budaya, etika, nilai, harga diri, dan tingkat kesejahteraan.
Profesi kesehatan memberikan perhatian yang lebih tinggi pada seksualitas
manusia. Seksualitas melibatkan lebih daripada seks fisik. Hal tersebut bisa
melibatkan kebutuhan emosi, sosial dan spiritual. Seksualitas dapat dipengaruhi
oleh penyakit, kondisi kronis, dan hospitalisasi.
b. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman
a. Keselamatan fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan dan mengurangi atau
mengeluarkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin
penyakit, kecelakaan, bahaya, atau pemajanan pada lingkungan.
b. Keselamatan psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologis, seorang manusia harus memahami
apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesional
pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus juga mengetahui apa yang
diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai
dalam lingkungan.
Dalam beberapa kasus, orang secara umum tidak secara langsung menyatakan
bahwa keselamatan psikologis mereka terancam, tetapi dari pembicaraan mereka
baik secara tidak langsung memperlihatkan perasaan mereka.
c. Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki
Manusia secara umum membutuhkan perasaan bahwa mereka dicintai oleh keluarga
mereka dan bahwa mereka diterima oleh teman sebayanya dan masyarakat.
Kebutuhan ini secara umum meningkat setelah kebutuhan fisiologis dan keselamatan
terpenuhi karena hanya pada saat individu merasa selamat dan aman, mereka
mempunyai waktu dan energi untuk mencari cinta dan rasa memiliki dan untuk
membagi cinta tersebut dengan orang lain.
Bahkan seseorang yang secara umum mampu memenuhi kebutuhan cinta dan rasa
memiliki, sering tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan mereka tersebut pada saat
terjadi sakit atau terluka.
d. Kebutuhan Penghargaan dan Harga Diri
7
Manusia memerlukan perasaan stabil terhadap harga diri, maupun perasaan bahwa
mereka dihargai oleh orang lain. Kebutuhan harga diri berhubungan dengan
keinginan terhadap kekuatan, pencapaian, rasa cukup, kompetensi, rasa percaya diri,
kemerdekaan. Manusia juga membutuhkan penghargaan atau apresiasi dari orang
lain. Pada saat kedua kebutuhan ini terpenuhi, seseorang merasa percaya diri dan
berguna. Jika kebutuhan harga diri dan penghargaan dari orang lain tidak terpenuhi,
orang tersebut mungkin merasa tidak berdaya dan merasa rendah diri (Maslow,
1970). Jika tingkat harga diri klien sangat rendah berarti mereka gagal untuk
merawat diri mereka sendiri.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi dalam hirarki
kebutuha manusia menurut Maslow. Menurut teori, pada saat manusia sudah
memenuhi seluruh kebutuhan pada tingkatan yang lebih rendah, hal tersebut melalui
aktualisasi diri dikatakan bahwa mereka mencapai potensi mereka yang paling
maksimal.
Manusia yang teraktualisasi dirinya memiliki kepribadian multidimensi yang
matang. Mereka sering mampu untuk mengansumsi dan menyelesaikan tugas yang
banyak, dan mereka mencapai pemenuhan kepuasan dari pekerjaan yang dikerjakan
dengan baik. Mereka tidak bergantung secara penuh pada opini orang lain mengenai
penampilan, kualitas kerja, atau metode penyelesaian. Walaupun mereka mungkin
mengalami kegagalan dan keraguan, mereka secara umum menghadapinya secara
realistis.
Kebutuhan saat ini, lingkungan dan tekanan bergantung pada seberapa baik manusia
memenuhi kebutuhan aktualisasi diri mereka.
4. Martha E. Rogers
Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas.
Secara resmi beliau mengundurkan diri sebagai Professor dan Kepala Bagian
Keperawatan pada tahun 1975 setelah 21 tahun dalam pelayanan. Pada tahun 1979
beliau pensiun dengan hormat dengan memakai gelar Professornya dan terus aktif
mengembangkan dunia keperawatan sampai beliau meninggal pada 13 maret 1994.
Keperawatan menurut Roger adalah ilmu humanisti/humanitarian yang
menggambarkan dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan
8
dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip –
prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu
kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan
manusia.
Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip – prinsip kreatifitas,
seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas
yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati
nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam
aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas
keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa
berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu seutuhnya.
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori
Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan
adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara
langsung.
Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Roger ada 5 asumsi
mengenai manusia, yaitu :
1. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan
lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang
khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari
suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem
kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.
2. Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan
material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai
faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari
semua hal.
3. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya
9
seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan
semula.
4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
5. Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak, membayangkan,
bertutur bahasa dan berfikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di
dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan
luasnya dunia.
Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia ( kesatuan
manusia) sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta. Manusia
berada dalam interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (lutjens,1995). Selain
itu, manusia merupakan satu kesatuan utuh memiliki integritas diri dan menunjukkan
karakteristik yang lebih dari sekedar gabungan dari beberapa bagian (Rogers 1970).
Manusia yang utuh merupakan ” Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi
oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan
yang tidak dapat di tinjau berdasarkan bagian pembentuknya” (Maminer –
Toey,1994).
Keempat dimensi yang di gunakan oleh Martha E. Rogers sumber energi,
keterbukaan, keteraturan dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas manusia
digunakan untuk menentukan prinsip mengenai bagaimana berkembang.
5. TEORI KING
Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogene King (1971,1981, 1987) berfokus pada
interaksi pada tiga system , yaitu:
1. System personal
2. System interpersonal
3. System social
Ketiga system tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan klien.
Hubungna perawat dengan klien merupakan sarana pemberian asuhan keperawatan,
dimana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dank lien
10
dipengaruhi oleh prilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh system asuhan
keperawatan yang berlaku (King, 1971, 1981). Tujuan perawat adalah
memanfaatkan komunikasi yang membantu klien dalam menciptakan dan
mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.
6. Teori Abdelah
Teori keperawatan yang dikembangkan oleh Faye Abdelah et al. (1960) meliputi
pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan
fisik, emosi, intelektual, social dan spiritual baik klien maupun keluarga. Ketika
menggunakan pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan dan keterampilan
dalam hubungan interpersonal, psikologi, pertumbuhan dan perkembangan manusia,
komunikasi dan sosiaologi, juga pengetahuan tentang ilmu-ilmu dasar dan
keterampilan keperawatan tertentu. Perawat adalah pemberi jalan dalam
menyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat keputusan. Perawat merumuskan
gambaran tentang kebutuhan klien secara individual, yang mungkin terjadi dalam
bidang-bidang berikut ini:
1. Kenyamanan, kebersihan dan keamanan
2. Keseimbangan fisiologis
3. Factor-faktor psikologi dan social
4. Factor-faktor sosiologi dan komonitas
Dalam keempat bidang di atas, Abdelah mengidentifikasi kebutuhan secara spesifik,
yang sering dikenal dengan sdebagai 21 masalah keperawatan Abdellah :
1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik
2. Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, istirahat dan tidur yang optimal
3. Mencegah terjadinya kecelakaan, cidera, atau trauma lain dan mencegah meluasnya
infeksi
4. Mempertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan memeperbaiki
deformitas
5. Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh sel tubuh
6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh tubuh
7. Mempertahankan eliminasi
11
8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
9. Mengenali respon-respon fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit-patologis,
fisiologis, dan kompensasi
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi
11. Mempertahankan fungsi sensorik
12. Mengidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan dan reaksi positif dan negative
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara emosi dan
penyakit organic
14. Mempertahankan komunikasi verbal dan nonverbal
15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif
17. Menghasilkan atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik
18. Memfasilitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki kebutuhan
fisik, emosi dan perkembangan yang berbeda
19. Menerima tujuan yang optimal yang dapat dicapi sehubungan dengan keterbatasan-
fisik dan emosional
20. Menggunakan sumber-sumber di komonitas sebagai sumber bantuan dalam
mengatasi masalah yang muncul akibat penyakit
21. Memahami peran dari masalah social sebagai factor-faktor yang mempengaruhi
dalam munculnya suatu penyakit.
7. Teori Keperawatan Orem
Model Keperawatan menurut Orem dikenal dengan Model Self Care. Model Self Care
ini memberi pengertian bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu
pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar
dengan tujuan memperthankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan
keadaan sehat dan sakit. Model keperawatan ini berkembang sejak tahun 1959-2001.
Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam
keperawatan diantaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas keampuan. Self
Care didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan dijadikan sebagai
pedoman dalam tindakan.
12
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan mengenai
pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan dasar yang terdiri
dari:
1. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.
2. Water (air): pemeliaraan pengambilan air
3. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
4. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
5. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat dan
aktivitas.
6. Solitude and Social Interaction ( kesendirian dan interaksi sosial): pemeliharaan
dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial.
7. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko pada
kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
8. Promotion of Normality
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur
dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperwatan Orem mengembangkan tiga
bentuk teori Self Care, di antaranya:
a. Perawatan Diri Sendiri (Self Care)
Teori Self Care meliputi :
a. Self Care : merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan
oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta
kesejahteraan.
b. Self Care Agency : merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan, sosiokultural,
kesehatan dan lain-lain.
c. Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri
sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk
perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
13
d. Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan
pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan
proses kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi tubuh. Self Care
Reuisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Universal Self Care Requisites (kebutuhan
universal manusia yang merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care Requisites
(kebutuhan yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisites
(kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).
b. Self Care Defisit
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di
mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan.
Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk
melakukan self carenya secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada
anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya
perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self
care, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri
serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk
proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai
pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan
untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
c. Teori Sistem Keperawatan
Teori Sistem Keperawatan merupakan teori yang menguraikan secara jelas
bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri.
Dalam pandangan sistem ini, Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan
keperawatan diantaranya:
a. Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Copensatory System ). Merupakan suatu
tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien
dikarenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri
yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi serta adanya
manipulasi gerakan.
14
b. Sistem Bntuan Sebagian (Partially Compensatory System). Merupakan siste dalam
pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang
memerlukan bantuan secara minimal.
c. Sistem Supportif dan Edukatif. Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada
pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agara pasien mampu
melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran.
8. Teori Gordon
Ada 3 cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan, yaitu
meminjam teori – teori dari disipin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan teori- teori ini ke dalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik
keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan,
serta menumbuh-kembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.
Pola/konsep di definisikan seperti pembentukan tingkah laku yang terjadi secara berangkai.
(Gordon,1994,p.70). “Pola Fungsional Kesehatan (cara Hidup) klien, apakah pribadi,
keluarga atau masyarakat, berkembang dari interaksi klien-lingkungan. Masing-masing pola
adalah penjabaran dari gabungan biopsikososial. Tidak satupun pola yang dapat dimengerti
tanpa mengetahui pola yang lain. Pola fungsional kesehatan dipengaruhi oleh faktor biologi,
perkembangan, budaya, sosial dan spiritual” (Gordon.1994. p318). Pola Fungsional
Kesehatan dapat dikaji perkembangannya sejalan dengan perubahan waktu. 11 pola
fungsional kesehatan termasuk Persepsi kesehatan-managemen Kesehatan, Nutrisi-
metabolisme, eliminasi, aktivitas –latihan, istirahat-tidur. Persepsi kognitif, konsep diri-
persepsi diri, Hubungan-peran, seksual-reproduksi, Pola pertahanan diri-toleransi, keyakinan
dan nila. (Gordon,194, p.70).
11 MODEL KONSEP & TIPOLOGI POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
MENURUT GORDON
1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Menggambarkan Persepsi,pemeliharaan dan penanganan kesehatanPersepsi terhadap arti
kesehatan,dan penatalaksanaan kesehatan,kemampuan menyusuntujuan,pengetahuan tentang
praktek kesehatan,
2. Pola Nurtisi –Metabolik
15
Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolitNafsu makan,pola makan,
diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, Mual/muntah, Kebutuhan
jumlah zat gizi, masalah /penyembuhan kulit, Makanan kesukaan.
3. Pola Eliminasi
Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan KulitKebiasaan defekasi,ada tidaknya
masalah defekasi,masalah miksi (oliguri,disuri dll), penggunaankateter, frekuensi defekasi
dan miksi, Karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksisaluran kemih,masalah bau
badan, perspirasi berlebih, dll
4. Pola Latihan-Aktivitas
Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan sirkulasi. Pentingnya
latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit,gerak tubuh dan kesehatan berhubungan satu
sama lainKemampuan klien dalam menata diri apabila tingkat kemampuan 0: mandiri, 1:
dengan alatbantu, 2: dibantu orang lain, 3 : dibantu orang dan alat 4 : tergantung dalam
melakukanADL,kekuatan otot dan Range Of Motion, riwayat penyakit jantung,
frekuensi,irama dankedalam nafas,bunyi nafas riwayat penyakit paru,
5. Pola Kognitif Perseptual
Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi pengkajian fungsi
penglihatan,pendengaran,perasaan,pembau dan kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan
polakognitif didalamnya mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang
telahlama terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap
waktu,tempat, dannama (orang,atau benda yang lain).Tingkat pendidikan,persepsi nyeri dan
penanganan nyeri,kemampuan untuk mengikuti, menilainyeri skala 0-10,pemakaian alat
bantu dengar,melihat,kehilangan bagian tubuh atau fungsinya,tingkat kesadaran, orientasi
pasien, adakah gangguan penglihatan,pendengaran, persepsi sensori(nyeri),penciuman dll.
6. Pola Istirahat-Tidur
Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang energy.Jumlah jam tidur pada
siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk,penggunaan obat,
mengeluh letih
7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan.Kemampuan
konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide dirisendiri.
Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan bagian manusia akan
16
berinteraksidengan lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manuasia juga
sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-kultural spriritual dan dalam pandangan secara
holisticAdanya kecemasan, ketakutan atau penilaian terhadap diri., dampak sakit terhadap
diri, kontak mata, asetif atau passive, isyarat non verbal,ekspresi wajah, merasa taj
berdaya,gugup/relaks
8. Pola Peran dan Hubungan.
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota keluarga dan masyarakat, tempat tinggal klien, pekerjaan,tempat tinggal, tidak punya rumah,tingkah laku yang passive/agresif terhadap orang lain, masalah keuangan, dan lain-lain.
9. Pola Reproduksi/Seksual
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang actual atau dirasakan dengan
seksualitasDampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid,pemeriksaan mamae sendiri,
riwayat penyakithub sex,pemeriksaan genital
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres)
Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan penggunaan system
pendukungPenggunaan obat untuk menangani stress,interaksi dengan orang terdekat,
menangis, kontak mata,metode koping yang biasa digunakan,efek penyakit terhadap tingkat
stress
11. Pola Keyakinan Dan Nilai
Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk spiritual. Menerangkan
sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan
konsekuensinya.Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga orang lain,bukti
melaksanakan nilai dankepercayaan, mencari bantuan spiritual dan pantangan dalam agama
selama sakit.
9. Teori Peplau
Teori Hildegard peplau (1952) berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif.
Hasilnya adalah hubungan perawat klien. Klien sebagai individu dengan kebutuhannya,
sedangkan perawat sebagai interpersonal dengan proses terapis. Tujuan keperawatan adalah
untuk mendidik klien dan keluarganya serta membantu klien mencapai kematangan
perkembangan personal. Dengan hubungan perawat –klien, pearawat dapat berlaku sebagai
17
sumber daya manusia, konsultan, dan wakil bagi klien. Sebagai contoh ketika klien mencari
pertolongan, langkah pertama perawat dan klien mencari pertolongan, langkah pertama
perawat dank lien membahas pokok masalah kemudian perawat menjelaskan fasilitas yang
tersedia. Untuk mengembangkan hubungan perawat – klien, perawat dan klien dapat
mengidentifikasi masalah dan saolusinya. Dari hubungan ini, klien mendapatkan
kebutuhannya dengan menggunakan fasilitas yang ada, sedangkan perawat membantu klien
mengurangi kecermasan yang berkaitan dengan masalah pelayanan kesehatan. Teori Peplau
adalah kolaborasi hubungan perawat – klien dalam menghasilkan sebuah dorongan
pertumbuhan melalui keefektivan hubungan interpersonal untuk mendapatkan kebutuhan
klien.
10. Teori Roy
Teori Adaptasi Sister Callista Roy melihat klie sebagai suatu system adaptasi. Menurut
model Roy, tujuan keperawatan adalah membantu individu beradaptasi terhadap perubahan
kebutuhan psikologis, konsep diri, aturan-aturan yang berlaku, dan hubungan bebas pada
waktu sehat dan sakit. Kebutuhan akan pelayanan keperawatan timbul saat klien tidak dapat
beradaptasi dengan tekanan lingkungan internal dan ekternal. Semua individu harus
beradaptasi dengan tekanan dalam hal berikut ini.
a. Memenuhi kebutuhan dasar psikologis.
b. Mengembangkan konsep diri yang positif.
c. Melaksanakan peraturan-peraturan social.
d. Mencapai keseimbangan antara kebebasan dan keterikatan.
Perawat menjelaskan tekanan apa yang menyebabkan masalah buat klien dan menilai
bagaimana sebaiknya klien beradaptasi dengan semua itu. Perawat membantu klien
beradaptasi . sebagai contoh, klien yang kehilangan banyak darah pascaoperasi dan saat ini
kadar hematokritnya rendah memerlukan intervensi kepearawatan untuk membantu dalam
mengatasi masalah tersebut. Perawat membuat intervensi selama masa intirahat.
11. Teori Leininger
Teori Leininger tentang keragaman pelayanan berdasarkan kultur dan universalitas
mengatakan bahwa kasih saying merupakan inti dari keperawatan, dominan karakteristik,
18
dan cirri khas keperawatan. Ada beberapa jenis pelayanan manusia brdasarkan kultur dalam
penerapan, proses dan bentuknya. Factor social, seperti kepercayaan klien, politik, kultur,
dan tradisi merupakan factor signifikan yang mempengaruhi pelayanan, kesehatan klien, dan
bentuk penyakit. Tujuan teori leininger adalah menyediakan bagi klien pelayanan kesehatan
spesifik secara kultural. Untuk memberikan asuhan keperawatan bagi klien dengan kultur
tertentu, perawat perlu ,memperhitungkan tradisi kultur klien, nilai-nilai dan kepercayaan
kedalam rencana perawatan. Sebagai contoh, beberapa kultur percaya bahwa kepala dalam
suatu komunitas harus ada pada saat memutuskan jenis pelayanan kesehatan sehingga tim
pelayanan kesehatan perlu membuat jadwal ulang ketika lingkungan menginginkan kepala
komunitas. Selain itu, terdapat perbedaan cara expresi diantara kultur. Sebagai contoh,
individu keturunan iris tidak akan mengeluh kesakitan. Kontrasnya, individu dari kultur
timur tengah lebih mudah mengeluh sakit. Dari kedua contoh tersebut, perawat perlu lebih
mengerti kultur klien dalam praktik menilai tingkat rasa sakit klien.
12. Teori Banner dan Wrubel
Caring yang dominan merupakan model yang dibuat oleh Patricia Banner dan Juditha
Wrubel. Caring adalah sentral, central menghasilkan kemungkinan untuk beradaptasi,
kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesame dan perhatian terhadap bersama, serta
mau memberi dan menerima bantuan. Cering berarti bahwa individu, kejadian, proyek, dan
sesuatu yang penting bagi manusia. Caring memberikan sebuah hubungan dan mewakili
sekelompok partisipasi (misalnya caring tentang hubungan keluarga, caring tentang
hubungan pertemanan, caring tentang hubungan klien). Banner dan Wrubel melihat tujuan
personal sebagai bentuk alami praktik keperawatan. Dalam caring terhadap klien, perawat
membantu klien menjadi sehat dengan peduli terhadap seluruh intervensi yang ada dan
membantu pemberi pelayanan selanjutnya.
13. Model Sistem Neuman
Betty Neuman, seorang perawat kesehatan komunitas dan ahli psikologi klinis, mulai mengembangkan modelnya ketika mengajar dikeperawatan kesehatan komunitas di Universitas California, Los Angeles. Model ini didasarkan pada teori Gestalt, teori stress Selye, dan teori system umum.
Model system Neuman dilandaskan pada hubungan individu terhadap stress, dan factor-faktor rekonstitusi (reconstitution) yang sifatnya dinamis. Rekosntitusi adalah konsep adaptasi terhadap stressor.
19
Neuman memandang klien sebagai suatu system terbuka yang terdiri dari struktur dasar atau inti pusat sumber energy (fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual) yang dikelilingi oleh dua batasan atau cincin konsentris yang disebut garis resistensi.
Neuman menjelaskan stressor sebagai setiap kekuatan lingkungan yang mengubah stabilitas system. Stressor dikategorikan menjadi stressor intra personal, yang terjadi dalam individu (mis., infeksi); stressor interpersonal, yang terjadi antara individu (mis., harapan peran yang tidak realistis),; dan stressor ekstrapersonal, yang terjadi diluar individu (mis., kekhawatiran financial).
Intervensi keperawatan berfokus pada menahan atau memelihara stabilitas system. Intervensi ini dilaksanakan dengan menggunakan tiga tingkta preventif.
a. Pencegahan primer mengidentifikasi factor risiko, berupaya untuk menyingkirkan stressor, dan berfokus pada perlindungan garis pertahanan normal dan memperkuat garis pertahanan fleksibel. Suatu reaksi belum terjadi, tetapi tingkat resiko diketahui.
b. Pencegahan sekunder berhubungan dengan intervensi atau terapi aktif yang dimulai setelah gejala telah terjadi. Fokusnya adalah untuk memperkuat garis resistensi internal, mengurangi reaksi dan meningkatkan factor-faktor resistensi.
c. Pencegahan tersier mengacu pada intervensi lanjutan setelah intervensi tingkat sekunder. Pencegahan ini berfokus pada readaptasi dan stabilitas serta melindungi rekonstitusi atau kembali ke kondisi sejahtera setelah terapi. Perawat menekankan pendidikan kesehatan pada klien dalam menguatkan resistensi terhadap stressor dan cara untuk membantu mencegah berulangnya reaksi atau regresi.14. Teori Human Becoming Parse
Rosemarie Rizzo Parse memiliki pengalaman yang banyak dalam teori, penelitian,
administrasi, dan praktik keperawatan. Teori Parse menyatakan bahwa keperawatan harus
berfokus pada kualitas hidup dari perspektif pasien atau klien. Alat yang digunakan perawat
untuk mencapai hal itu disebut Parse sebagai “true presence”. Seseorang berada pada proses
becoming yang terus-menerus, dan Parse mengajukan tiga prinsip yang mencirikan human
becoming.
Prinsip 1. Human becoming adalah kebebasan memilih makna (meaning) personal dalam
situasi proses intersubjektif dari prioritas nilai terkait.
Prinsip 2. Human becoming yaitu penciptaan bersama-sama (cocreating) pola ritmik
(rhythmic patterns) atau keterkaitan dalam proses terbuka dengan alam semesta.
Prinsip 3. Human becoming adalah cotranscending secara multidimensi dengan
kemungkinan-kemungkinan yang muncul.
20
Ketiga prinsip ini berfokus pada makna (meaningz), ritmisitas (rhytmicity), dan
contranscendence.
a. Meaning muncul dari hubungan tinbal-balik seseorang dengan dunia dan mengacu pada
kejadian yang menyebabkan seseorang terikat dengan derajat signifikansi yang bervariasi.
1) Imaging- menstrukturkan makna dari pengalaman
2) Valuing- memastikan keyakinanyang dihargai
3) Languaging- mengekspresikan citra yang dihargai
b. Ritmisitas adalah suatu pergerakan menuju keragaman yang lebih besar.
1) Revealing-concealing-membuka beberapa aspek diri dan menutup aspek diri dan
menutup aspek yang lain secara simultan
2) Enabling-limiting- hasil pemilihan,dalam memilih, seseorang dapat membolehkan
beberapa hal dan membatasi hal yang lain.
3) Connecting-separating- suatu proses simultan; menghubungkan dengan beberapa
fenomena mengakibatkan pemisahan dari fenomena yang lain
c. Contranscendence adalah suatu proses pencapaian melebihi diri.
1) Powering- bergerak kearah semua kemingkinan dimasa yang akan datang
2) Originating- membedakan diri dari orang lain
3) Transforming- proses berubah yang berkelanjutan; bergerak kearah keragaman yang
lebih besar dengan melewati kondisi ini
Teori Parse memungkinkan perawat untuk memahami bagaimana individu memilih dan
memegang tanggung jawab akan pola kesehatan personal. Menurut Parse, klien adalah
figure yang berkuasa dan pengambil keputusan.
15. Teori Lydia E. Hall
Lydia E. Hall menekankan 3 teori lingkaran keperawatan. Yaitu :
a. Care adalah kepedulian perawat terhadap klien.
b. Core adalah mengungkapkan perasaan klien untuk menggali kesembuhan pasien.
c. Cure adalah pengobatan penyakit klien (kolaborasi dengan dokter).
D. Karakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi
Menurut teori Maslow , mengidentifikasikan 15 ciri karakteristik seseorang
yang kebutuhan dasarnya terpenuhi ,yaitu :
21
1. Memiliki persepsi akurat tentang realitas
2. Menikmati pengalaman baru
3. Memiliki kecenderungan untuk mencapai pengalaman puncak
4. Memiliki standar moral yang jelas
5. Memiliki selera humor
6. Merasa bersaudara dengan semua manusia
7. Memiliki hubungan pertemanan yang erat
8. Demokratis dalam menerima orang lain
9. Membutuhkan privasi
10. Bebas dari budaya dan lingkungan
11. Kreatif
12. Spontan
13. Lebih berpusat pada permasalahan,bukan pada diri sendiri
14. Mengakui sifat dasar manusia
15. Tidak selalu ingin menyamankan diri dengan orang lain
E. Penerapan kebutuhan dasar manusia dalm praktik keperawatan
Teori maslow mengenai kebutuhan manusia dapat memberikan dasar untuk
pemberian perawatan pada klien dari semua umur dan dalam berbagai lingkungan pelayanan
kesehatan . Pada saat perawat menerapkan teori ini dalam praktik,bagaimanapun juga
fokusnya adalah pada kebutuhan individu lebih dari pada ketaatan yang kaku pada hirarki
Maslow. Hirarki Maslow secara umum mengenai prioritas kebutuhan pada kebanyakan
manusia tetapi tidak pada seluruh manusia.
Dalam semua kasus kedaruratan kebutuhan fisiologis mengambil tempat yang lebih
dulu diatas tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Pada satu klien kebutuhan harga diri
mungkin mempunyai prioritas lebih tinggi dari pada kebutuhan nutrisi jangka panjang,
sedangkan pada klien yang lain mungkin sebaliknya. Untuk memberikan perawatan yang
paling efektif, perawat perlu memahami hubungan antara kebutuhan yang berbeda pada
individu. Selanjutnya walaupun hirarki kebutuhan menyarankan bahwa satu kebutuhan
harus terpenuhi sebelum lainnya, pemberian perawatan sering melakukan dua atau lebih
tindakan pada waktu yang bersamaan.
22
23
BAB III
PENUTUP
A. simpulan
Kebutuhan dasar manusia (KDM) adalah hal-hal seperti makanan,air,keamanan,dan
cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Walaupun
setiap orang mempunyai sifat tambahan,kebutuhan yang unik,setiap orang mempunyai
kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarrnya kebutuhan dasar yang terpenuhi
menentukan tingkat kesehatan dan posisi rentang sampai sakit.
Karakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi ,meliputi : Memiliki
persepsi akurat tentang realitas,menikmati pengalaman baru,memiliki kecenderungan untuk
mencapai pengalaman puncak,memiliki standar moral yang jelas,memiliki selera
humor,merasa bersaudara dengan semua manusia,mem iliki hubungan pertemanan yang
erat,demokratis dalam menerima orang lain,membutuhkan privasi,bebas dari budaya dan
lingkungan,kreatif,spontan,dan lain lainyan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Potter&Perry.2006.Fundamental Keperawatan volume 2.Jakarta:EGC.
Kusnanto. 2004. Pengatar Profesi Dan Praktik Keperawatan Professional. Jakarta : EGC
25