kd Tasik 1004114 Chapter3 -...

17
20 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Terdapat beberapa alasan mengapa peneliti memilih lokasi penelitian di SDN 2 Cintaraja, yaitu sebagai berikut : a. Setelah melakukan studi pendahuluan di SDN 2 Cintaraja ditemukan fakta bahwa siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja memiliki kesulitan dalam menulis karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. c. Lokasi tempat penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan peneliti untuk mengambil data. 2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Sugiyono (2012, hlm. 117) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Lalu Arikunto (2008, hlm. 173) menyebutkan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh anggota dari suatu kelompok obyek atau subyek penelitian yang menempati suatu tempat dan ditetapkan peneliti untuk menjadi target yang akan dipelajari dan akan memberikan kesimpulan sebagai hasil akhir dari proses penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas IV SDN

Transcript of kd Tasik 1004114 Chapter3 -...

Page 1: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

20

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten

Tasikmalaya. Terdapat beberapa alasan mengapa peneliti memilih lokasi

penelitian di SDN 2 Cintaraja, yaitu sebagai berikut :

a. Setelah melakukan studi pendahuluan di SDN 2 Cintaraja ditemukan fakta

bahwa siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja memiliki kesulitan dalam menulis

karangan deskripsi.

b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum menerapkan model

pembelajaran Think-Talk-Write pada pembelajaran bahasa Indonesia

khususnya dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi.

c. Lokasi tempat penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga

memudahkan peneliti untuk mengambil data.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Sugiyono (2012, hlm. 117) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah yang

terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Lalu Arikunto (2008, hlm. 173) menyebutkan bahwa “populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh anggota dari suatu

kelompok obyek atau subyek penelitian yang menempati suatu tempat dan

ditetapkan peneliti untuk menjadi target yang akan dipelajari dan akan

memberikan kesimpulan sebagai hasil akhir dari proses penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas IV SDN

Page 2: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

21

2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 21

orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

b. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut” (Sugiyono, 2010, hlm. 118). Dalam proses penentuan sampel,

sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling

jenuh. Menurut Sugiyono (2012:124) “sampling Jenuh adalah teknik penentuan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Berdasarkan

teknik sampling yang digunakan maka sampel penelitian adalah semua siswa

kelas IV SDN 2 Cintaraja yang berjumlah 21 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki

dan 9 siswa perempuan.

B. Desain Penelitian

Menurut Sukardi dalam Andri (2012, hlm. 28) menyatakan bahwa “desain

penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian.” Menurut Sugiyono (2012, hlm. 108) “terdapat beberapa

bentuk dalam desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian bisnis,

yaitu pre-eksperimen design, true-eksperimental design, factorial design, dan

quasi eksperimental design.” Peneliti memilih desain penelitian pre-eksperimen

dengan jenis “one-group pre-test – post-test design”.

Pada desain penelitian ini peneliti melakukan pre-test sebelum siswa diberikan

suatu perlakuan dan post-test setelah siswa diberikan suatu perlakuan. Sehingga

dari perbandingan pre-test dan post-test, hasil perlakuan dapat diketahui dengan

tepat dan akurat. Dalam hal ini perlakuan digunakan untuk mencari pengaruh dari

penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa

dalam menulis karangan deskripsi pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas

IV.

Page 3: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

22

O1 X O2

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

O1 = Hasil Pre-Test

O2 = Hasil Post-Test

X = Perlakuan

Dalam desain penelitian ini, observasi bertujuan untuk meengukur kemampuan

siswa sebanyak 2 kali yakni observasi sebelum diberikan perlakuan (O1) yang

biasa disebut dengan pre-test dan observasi sesudah diberikan perlakuan (O2)

yang disebut post-test.

Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Peneliti memilih populasi dan sampel yang akan dijadikan sebagai subjek

penelitian yaitu keseluruhan siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja Kecamatan

Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 21 orang.

2. Peneliti memberikan pre-test pada sampel yang dijadikan sebagai subjek

penelitian. Pre-test berupa pemberian tes tulis berupa soal penugasan membuat

karangan deskripsi.

3. Peneliti memberikan perlakuan (treatment) berupa penerapan model

pembelajaran Think-Talk-Write pada pembelajaran menulis karangan deskripsi.

4. Peneliti memberikan post-test pada sampel yang dijadikan sebagai subjek

penelitian dan telah diberikan perlakuan. Post-test berupa pemberian tes tulis

berupa soal penugasan membuat karangan deskripsi.

5. Peneliti melakukan uji statistik.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk

mendapatkan data hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Page 4: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

23

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 6) metode penelitian pendidikan dapat diartikan

sebagai

Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Terdapat berbagai jenis metode penelitian yang dapat digunakan. Seorang

peneliti dapat memilih sebuah metode penelitian yang sesuai dengan tujuan yang

akan dicapainya. Penelitian ini dilakukan untuk untuk mencari pengaruh dari

perlakuan tertentu terhadap populasi atau sampel yang telah dipilih. Sehingga

peneliti memilih jenis metode penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian ini

yaitu metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 107) metode

penelitian eksperimen adalah “metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan”.

Peneliti memilih metode eksperimen karena penelitian ini akan mencari

pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write. Model

pembelajaran ini digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam menulis karangan deskripsi.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Sugiyono (2012, hlm. 61) menyatakan bahwa “variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.” Pada penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu

variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) “variabel

bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Sugiyono (2012, hlm.

61) juga menuturkan bahwa “variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam hal

ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Think-Talk-Write

Page 5: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

24

sedangkan variabel terikat adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan

deskripsi.

Definisi dari kedua variabel diatas adalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran Think-Talk-Write

Model pembelajaran Think-Talk-Write adalah model pembelajaran yang

dibangun melalui 3 tahapan yaitu berpikir, berbicara dan menulis. Model

pembelajaran Think-Talk-Write dimulai dari membuat siswa melakukan kegiatan

berpikir setelah melakukan kegiatan membaca, tahap selanjutnya siswa berbicara

atau berdiskusi dan berbagi ide dengan temannya sebelum siswa menulis.

Kegiatan diskusi ini akan lebih efektif jika dilakukan dengan kelompok yang

terdiri dari 3-5 orang siswa yang heterogen. Dalam kelompok ini siswa diminta

membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar, dan membagi ide

bersama teman, kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.

2. Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi

Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi adalah kemampuan

siswa untuk memaparkan hasil pengamatan melalui panca inderanya dan

dituangkan ke dalam sebuah karangan.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2012, hlm, 148) “instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara

spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Untuk memperoleh data

kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum dan setelah

menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write, peneliti menggunakan

instrumen tes.

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data awal dan data

akhir dari kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Sebelum siswa

diberi perlakuan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write siswa

diberikan pre-test dan pada akhir proses pembelajaran diberikan post-test. Tes ini

Page 6: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

25

berupa kemampuan untuk menulis sebuah karangan deskripsi. Teknik tes tersebut

dilakukan dengan cara 2 tahap, yaitu :

a. Pre-test berupa tes kemampuan menulis karangan deskripsi, yang dilakukan

sebelum siswa diberi perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan

awal siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum diberi perlakuan dengan

menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.

b. Post-test berupa tes kemampuan menulis karangan deskripsi, yang dilakukan

setelah siswa diberi perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan

akhir siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah diberi perlakuan dengan

menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis yang berupa soal

penugasan membuat sebuah karangan deskripsi. Tes tulis berupa soal penugasan

membuat sebuah karangan deskripsi ini digunakan untuk mengukur kemampuan

siswa dalam menulis karangan deskripsi. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yakni

sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan sesudah diberi perlakuan (post-test).

Bentuk tes yang diberikan dalam pre-test dan post-test berupa membuat sebuah

karangan deskripsi dengan tema yang sama yaitu tema sekolah.

Untuk mempermudah mengukur kemampuan siswa dalam membuat karangan

deskripsi, maka peneliti menyusun dan menggunakan instrumen berupa rubrik

penelitian dalam bentuk kriteria penilaian. Rubrik penelitian ini dibuat dengan

bimbingan dari ahli (dosen pembimbing). Sistem penskoran dalam rubrik

menggunakan ratting scale, jadi bentuk instrument akan menghasilkan data

interval. Interval jawaban yang digunakan peneliti mencantumkan skor 4 sebagai

skor tertinggi dan skor 1 sebagai skor terendah, dengan ketentuan bahwa skor 4

diberikan jika seluruh isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai, skor 3

diberikan jika hampir seluruh isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai, skor

2 diberikan jika sebagian besar isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai dan

skor 1 diberikan jika sebagian kecil isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai.

(instrumen berupa kriteria penilaia).

Page 7: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

26

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2006, hlm. 168) menyatakan bahwa “validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen”.

Peneliti menggunakan teknik Bivariate Pearson atau korelasi Pearson Product

Moment untuk menganalisis hasil pengujian instrumen. Analisis pengujian

instrument ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item

dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item

yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut

mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap.

Koefesien korelasi item total dengan Bivariate Pearson atau korelasi Pearson

Product Moment dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

r hitung = ∑ ∑ ∑∑

∑ ∑∑−−

−}2222 )(}{(){(

))((.

YYnXXn

YXxyn

Keterangan :

r hitung : Koefisien korelasi

∑X : Jumlah skor item

∑Y : Jumlah skor total (seluruh item)

n : Jumlah responden

Peneliti menggunakan bantuan komputer yaitu program Microsoft Excel 2007

untuk memudahkan dalam proses penghitungan. Kriteria pengujian validitas

adalah membandingkan koefisien korelasi (r hitung) dengan nilai tabel korelasi

Pearson Product Moment (r tabel). Dengan kriteria “jika rhitung > rtabel maka

intrumen valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka instrument tidak valid”

(Riduwan, 2011, hlm. 98). Hasil pengujian validitas instrumen dapat dilihat pada

tabel 3.1 sebagai berikut :

Page 8: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

27

Tabel 3.1

Hasil Uji Validitas Instrumen

Aspek Penilaian

No.

r hitung r tabel Keterangan

1 0,614 0,413 Valid

2 0,478 0,413 Valid

3 0,772 0,413 Valid

4 0,621 0,413 Valid

5 0,482 0,413 Valid

6 0,496 0,413 Valid

7 0,478 0,413 Valid

8 0,565 0,413 Valid

9 0,687 0,413 Valid

10 0,753 0,413 Valid

Dari tabel 3.1 diatas dapat diketahui bahwa semua aspek penilaian yang terdiri

dari 10 kriteria semuanya valid. Sugiyono (2012, hlm. 173) menyatakan bahwa

“valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur”. Data diatas dikatakan valid karena pada aspek pertama yaitu

aspek kesesuaian dengan tema didapatkan hasil rhitung 0,614 > rtabel 0,413 (Data

perhitungan pada aspek pertama terlampir). Pada aspek kedua yaitu aspek

kesesuaian dengan judul didapatkan hasil rhitung 0,478 > rtabel 0,413. Pada aspek

ketiga yaitu aspek kesesuaian dengan objek yang digambarkan didapatkan hasil

rhitung 0,772 > rtabel 0,413. Pada aspek keempat yaitu aspek penciptaan kesan

pembaca didapatkan hasil rhitung 0,621 > rtabel 0,413. Pada aspek kelima yaitu aspek

urutan berpikir didapatkan hasil rhitung 0,482 > rtabel 0,413. Pada aspek keenam

yaitu aspek pemilihan kosakata didapatkan hasil rhitung 0,496 > rtabel 0,413. Pada

aspek ketujuh yaitu aspek struktur kalimat didapatkan hasil rhitung 0,478 > rtabel

0,413. Pada aspek kedelapan yaitu aspek penggunaan huruf kapital didapatkan

hasil rhitung 0,565 > rtabel 0,413. Pada aspek kesembilan yaitu aspek penggunaan

Page 9: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

28

tanda baca didapatkan hasil rhitung 0,687 > rtabel 0,413. Dan yang terakhir aspek

kesepuluh yaitu aspek kerapihan tulisan didapatkan hasil rhitung 0,753 > rtabel 0,413.

Jadi sesuai dengan kriteria pengujian dengan teknik validitas Pearson Product

Moment yaitu rhitung lebih besar dari rtabel (rtabel terlampir) keseluruhan aspek di atas

dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen juga diperlukan untuk menganalisis hasil pengujian

instrumen. Sugiyono (2012, hlm. 173) menyatakan bahwa ”instumen yang reliabel

adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang

sama, akan menghasilkan data yang sama”. Jadi uji reliabilitas instrumen

digunakan untuk mengetahui apakah instrumen akan tetap konsisten jika

instrumen ini digunakan sebagai alat pengukuran beberapa kali. Uji reliabiltas

instumen dilakukan untuk mendapatkan ketetapan dari intrumen sebagai alat

pengumpul data.

Syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel

adalah instrumen yang valid dan reliabel. Dengan menggunakan instrumen yang

valid dan reliabel, maka diharapkan hasil penelitian pun akan menjadi valid dan

reliabel.

Reliabilitas intrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas intrumen.

Meskipun instrumen valid umumnya pasti reliabel, namun pengujian reliabilitas

tetap perlu dilakukan karena bila intrumen digunakan beberapa kali sebagai alat

pengukuran akan menghasilkan data yang sama. Tingkat reliabilitas instrumen

dapat dilakukan dengan dilakukan uji reliabilitas instrumen. Dalam uji reliabiltas

instrumen peneliti menggunakan metode Cronbach’s Alpha, peneliti

menggunakan metode ini karena metode ini diasumsikan sangat cocok digunakan

pada skor yang berbentuk skala seperti instrumen yang digunakan peneliti.

Rumus reliabilitas dengan metode Cronbach’s Alpha menurut Arikunto (dalam

Priyatno, 2010, hlm. 98) adalah sebagai berikut :

��� = � �� − 1�1 −

∑ �́���́�� �

Page 10: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

29

Keterangan

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Jumlah item

∑ �́�� = Jumlah varians skor tiap – tiap item.

�́�� = Varians total

Untuk mempermudah penghitungan dari uji reliabitas dengan menggunakan

metode Cronbach’s Alpha, peneliti menggunakan bantuan komputer yaitu dengan

program SPSS 18. Dengan kriteria bila ada butir atau item pada kolom Alpha if

Item Deleted memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach

keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi.

Hasil penghitungan pengujian reliabiltas yang dilakukan peneliti dengan

menggunakan metode Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,792 10

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai yang ada pada tabel

Cronbach’s Alpha. bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted

memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach keseluruhan,

maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi. Melalui

penghitungan dengan bantuan program SPSS 18, peneliti mendapatkan hasil

Alpha Cronbach sebesar 0,792.

Tabel 3.3

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Item Soal Cronbach’s Alpha

if Item Deleted

Nilai Cronbach’s

Alpha

Keterangan

1 0,771 0,792 Reliabel

2 0,785 0,792 Reliabel

3 0,747 0,792 Reliabel

Page 11: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

30

Tabel 3.3

(Lanjutan)

4 0,769 0,792 Reliabel

5 0,785 0,792 Reliabel

6 0,782 0,792 Reliabel

7 0,784 0,792 Reliabel

8 0,784 0,792 Reliabel

9 0,776 0,792 Reliabel

10 0,749 0,792 Reliabel

Dalam tabel 3.3 dipaparkan tentang hasil penghitungan Cronbach’s Alpha if

Item Deleted. Setiap aspek dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha if

Item Deleted lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan. Dari

penghitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil jika aspek pertama

dihilangkan, maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,771 lebih rendah dari nilai

Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kedua yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,785 lebih rendah dari nilai

Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek ketiga yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,47 lebih rendah dari nilai

Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek keempat yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,769 lebih rendah dari nilai

Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kelima yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,785 lebih rendah dari nilai

Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek keenam yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,782 lebih rendah dari nilai

Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek ketujuh yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,784 lebih rendah dari nilai

Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kedelapan yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,784 lebih rendah dari nilai

Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kesembilan yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,776 lebih rendah dari nilai

Page 12: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

31

Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kesepuluh yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,749 lebih rendah dari nilai

Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Sehingga dapat diketahui

bahwa semua aspek penghitungan reliabel. Dikatakan reliabel karena setiap item

pada kolom Cronbach’s Alpha if Item Deleted memberi nilai lebih rendah dari

nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Maman Abdurahman (2011, hlm. 38) “teknik pengumpulan data

adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Dalam

penelitian ini peneliti memilih tes sebagai alat pengumpulan data karena sesuai

dengan tujuan dan masalah dalam penelitian.

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok” menurut Arikunto (2006, hlm. 192).

Dalam kegiatan pengumpulan data, peneliti memberikan tes yang berupa pre-

test dan post-test. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis

karangan deskripsi, peneliti memberikan pre-test sebelum melakukan suatu

perlakuan. Sedangkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa setelah

mendapatkan perlakuan (treatment), siswa diberikan post-test.

H. Teknik Analisis Data

Langkah yang ditempuh peneliti setelah mengumpulkan data adalah

mengorganisasikan dan melakukan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian

yang telah ditetapkan. Sugiyono (2012, hlm. 335) menyatakan bahwa

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Page 13: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

32

Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis statistik

dan uji asumsi dasar. Uji asumsi dasar terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas,

uji hipotesis dan uji koefisien determinasi.

1. Analisis Statistik

Setelah peneliti memperoleh data, langkah yang ditempuh selanjutnya adalah

melakukan analisis data. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan

teknik analisis statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk

analisis data dalam penelitian ini, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 207) “statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Untuk

mendeskripsikan data dari sampel dan mencari perbandingan rata-rata data sampel

atau populasi dengan tanpa membuat kesimpulan, peneliti menggunakan statistik

deskriptif .

Dalam proses analisis deskriptif, peneliti mengolah data dari setiap variabel

dengan menggunakan bantuan program SPSS 18. Sebagai pedoman penentuan

interval kategori yang digunakan pada proses pengolahan data adalah interval

kategori menurut Cece Rahmat dan Solehudin. Adapun interval kategori menurut

Cece Rahmat dan Solehudin (2006, hlm. 65) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Interval Kategori

No. Interval Kategori

1 X ≥ �� ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi

2 �� ideal + 0,5 Sideal ≤ X < �� ideal + 1,5 Sideal Tinggi

3 �� ideal - 0,5 Sideal ≤ X < �� ideal + 0,5 Sideal Sedang

4 �� ideal - 1,5 Sideal ≤ X < �� ideal - 0,5 Sideal Rendah

5 X < �� ideal - 1,5 Sideal Sangat Tinggi

Page 14: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

33

Keterangan :

X ideal = Skor maksimal

�� ideal = �� Xideal

Sideal = �� �� ideal

Setelah peneliti melakukan analisis data dengan statistik deskriptif, maka

langkah selanjutnya peneliti melakukan analisis data dengan statistik inferensial.

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 207) “statistik inferensial adalah teknik statistik

yang digunakan untuk menganalisi data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk

populasi”.

2. Uji Asumsi Dasar

a. Uji Normalitas

Dalam Kariadinata dan Abdurahman (2012, hlm. 177) “uji normalitas data

adalah bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data.” Jika hasil uji

normalitas menunjukkan bahwa datanya berdistribusi normal maka digunakan

metode parametrik, dan jika sebaliknya maka metode alternatif yang bisa

digunakan adalah statistik non parametrik.

Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan

program SPSS 18 pada uji Kolmogorov Smirnov yang bertujuan untuk

mengetahui keselarasan atau kesesuaian data dengan distribusi normal atau tidak.

Untuk mengetahui nilai signifikansi hasil uji normalitas yaitu dengan melihat

nilai yang berada pada kolom Asymp. Sig. Taraf signifikansi uji adalah α = 0,05.

Kriterianya, jika signifikansi yang diperoleh > α, maka data berdistribusi normal.

Sedangkan jika signifikansi yang diperoleh < α, maka data tidak berdistribusi

normal. Cara penghitungan uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan

bantuan SPSS 18 dalam Yulius (2010, hlm. 127) adalah sebagai berikut :

1) Buka program SPSS 18. 2) Masukan nilai pre-test siswa pada program SPSS 18. 3) Klik menu Analyze, kemudian klik Nonparametric Test, klik Legacy Dialogs

dan klik 1-Sample K-S. 4) Masukan variabel nilai pre-test pada kotak Test Variable List. Pastikan pada

bagian Test Distribution pilihan Normal aktif.

Page 15: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

34

5) Klik OK untuk melakukan uji normalitas pre-test siswa.

Setelah didapatkan hasil uji normalitas pre-test siswa, lakukan langkah yang

sama untuk menguji normalitas post-test siswa dengan bantuan program SPSS 18.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi dari kedua data

adalah sama atau tidak. Selain itu uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam

analisis paired t-test atau tes t untuk dua sampel yang saling berhubungan. Pada

penelitian ini, peneliti melakukan uji homogenitas dengan menggunakan bantuan

program komputer SPSS 18 pada uji ANOVA.

Uji ANOVA merupakan pengujian dengan menganalisa varians. Secara harfiah

ANOVA merupakan kependekan dari Analysis of variance atau dalam bahasa

Indonesia sering dikenal dengan ANAVA ataun analisis varian. Terdapat 2 jenis

uji ANOVA yang sering digunakan yaitu uji ANOVA satu arah dan uji ANOVA

dua arah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji ANOVA satu arah yang

digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang

bersifat bebas satu sama lain.

Pada pengujian ini, hasil uji homogenitas dapat diketahui dengan

membandingkan nilai signifikansi pada Sig. dalam tabel Test of Homogenity of

Variance dengan taraf signifikansi uji yaitu α = 0,05. Kriterianya, jika nilai

signifikansi pada kolom Sig. > 0,05 maka kedua variansi yang diuji adalah sama

atau homogen, sedangkan jika nilai signifikansi pada kolom Sig. < 0,05 maka

kedua variansi yang berbeda. Cara penghitungan uji ANOVA satu arah dengan

menggunakan bantuan SPSS 18 dalam Yulius (2010, hlm. 91) adalah sebagai

berikut :

1) Buka program SPSS 18. 2) Masukan nilai pre-test dan post-test pada kolom 1 dan masukan kode 1 untuk

pre-test dan kode 2 untuk post-test. 3) Klik menu Analyze, klik Compare Means, klik One-Way ANOVA. 4) Masukan variabel pre-test dan post-test pada kotak Dependent List. 5) Masukan variabel kelompok 1,2 pada kotak Factor. Kotak Factor digunakan

untuk memasukan data kategori. Lalu klik menu Options. 6) Aktifkan pilihan Descriptive dan Homogenity of variance test. Klik Continue

Page 16: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

35

7) Klik menu Post Hoc… 8) Aktifkan pilihan Bonferroni dan Tukey. Klik Continue untuk kembali ke kotak

dialog utama. 9) Klik OK untuk memproses uji ANOVA satu arah.

c. Uji Hipotesis

Setelah peneliti menguji data dengan uji normalitas dan homogenitas,

kemudian dilakukan uji hipotesis antara dua variabel yang berbeda, yaitu antara

kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum menerapkan model

pembelajaran Think-Talk-Write dengan kemampuan siswa dalam menulis

karangan deskripsi sesudah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.

Dalam penelitian ini jika data berdistribusi normal dan homogen, maka

pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik parametrik menggunakan uji

Paired T-Test atau Tes T untuk dua sampel yang saling berhubungan. Namun

apabila data yang digunakan tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka

pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik non parametrik menggunakan Uji

Wilcoxon. Untuk memudahkan penghitungan data, peneliti menggunakan bantuan

komputer dengan program SPSS 18. Cara penghitungan uji Paired T-Test dengan

menggunakan bantuan SPSS 18 dalam Yulius (2010, hlm. 77) adalah sebagai

berikut :

1) Buka program SPSS 18. 2) Masukan data nilai pre-test dan post-test siswa pada dua kolom yang berbeda. 3) Klik menu Analyze, kemudian klik Compare Means, klik Paired-Samples T

Test. 4) Masukan variabel nilai pre-test pada kotak Variable1 dan masukan variabel

nilai post-test pada kotak Variable2. 5) Klik OK untuk memproses.

1) Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian tentang penerapan model pembelajaran

Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi

di kelas IV ditetapkan sebagai berikut:

Page 17: kd Tasik 1004114 Chapter3 - repository@UPIrepository.upi.edu/11747/6/kd_Tasik_1004114_Chapter3.pdf · karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum

36

a) Hipotesis nol (H0)

Tidak terdapat pengaruh dari model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap

kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

b) Hipotesis alternatif (Ha)

Terdapat pengaruh dari model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap

kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

Setelah hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) ditetapkan, maka

langkah selanjutnya adalah melakukan uji dua arah dengan rumus sebagai berikut:

H0 : µ1 = µ2

Ha : µ1 ≠ µ2

Keterangan:

µ1 adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum

menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dan µ2 adalah kemampuan

siswa dalam menulis karangan deskripsi sesudah menerapkan model pembelajaran

Think-Talk-Write. Untuk mengetahui hasil uji hipotesis yaitu dengan

menggunakan ketentuan jika µ1 = µ2, maka H0 diterima, dan jika µ1 ≠ µ2, maka H0

ditolak dan Ha diterima. Setelah diketahui ada tidaknya perbedaan dari kedua

sampel tersebut, maka dapat disimpulkan mengenai ada tidaknya pengaruh

kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi di kelas IV SDN 2 Cintaraja

setelah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.