kd Tasik 1004114 Chapter3 -...
Transcript of kd Tasik 1004114 Chapter3 -...
20
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya. Terdapat beberapa alasan mengapa peneliti memilih lokasi
penelitian di SDN 2 Cintaraja, yaitu sebagai berikut :
a. Setelah melakukan studi pendahuluan di SDN 2 Cintaraja ditemukan fakta
bahwa siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja memiliki kesulitan dalam menulis
karangan deskripsi.
b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum menerapkan model
pembelajaran Think-Talk-Write pada pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi.
c. Lokasi tempat penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga
memudahkan peneliti untuk mengambil data.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Sugiyono (2012, hlm. 117) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah yang
terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Lalu Arikunto (2008, hlm. 173) menyebutkan bahwa “populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh anggota dari suatu
kelompok obyek atau subyek penelitian yang menempati suatu tempat dan
ditetapkan peneliti untuk menjadi target yang akan dipelajari dan akan
memberikan kesimpulan sebagai hasil akhir dari proses penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas IV SDN
21
2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 21
orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
b. Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut” (Sugiyono, 2010, hlm. 118). Dalam proses penentuan sampel,
sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling
jenuh. Menurut Sugiyono (2012:124) “sampling Jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Berdasarkan
teknik sampling yang digunakan maka sampel penelitian adalah semua siswa
kelas IV SDN 2 Cintaraja yang berjumlah 21 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki
dan 9 siswa perempuan.
B. Desain Penelitian
Menurut Sukardi dalam Andri (2012, hlm. 28) menyatakan bahwa “desain
penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian.” Menurut Sugiyono (2012, hlm. 108) “terdapat beberapa
bentuk dalam desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian bisnis,
yaitu pre-eksperimen design, true-eksperimental design, factorial design, dan
quasi eksperimental design.” Peneliti memilih desain penelitian pre-eksperimen
dengan jenis “one-group pre-test – post-test design”.
Pada desain penelitian ini peneliti melakukan pre-test sebelum siswa diberikan
suatu perlakuan dan post-test setelah siswa diberikan suatu perlakuan. Sehingga
dari perbandingan pre-test dan post-test, hasil perlakuan dapat diketahui dengan
tepat dan akurat. Dalam hal ini perlakuan digunakan untuk mencari pengaruh dari
penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa
dalam menulis karangan deskripsi pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas
IV.
22
O1 X O2
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan :
O1 = Hasil Pre-Test
O2 = Hasil Post-Test
X = Perlakuan
Dalam desain penelitian ini, observasi bertujuan untuk meengukur kemampuan
siswa sebanyak 2 kali yakni observasi sebelum diberikan perlakuan (O1) yang
biasa disebut dengan pre-test dan observasi sesudah diberikan perlakuan (O2)
yang disebut post-test.
Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Peneliti memilih populasi dan sampel yang akan dijadikan sebagai subjek
penelitian yaitu keseluruhan siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja Kecamatan
Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 21 orang.
2. Peneliti memberikan pre-test pada sampel yang dijadikan sebagai subjek
penelitian. Pre-test berupa pemberian tes tulis berupa soal penugasan membuat
karangan deskripsi.
3. Peneliti memberikan perlakuan (treatment) berupa penerapan model
pembelajaran Think-Talk-Write pada pembelajaran menulis karangan deskripsi.
4. Peneliti memberikan post-test pada sampel yang dijadikan sebagai subjek
penelitian dan telah diberikan perlakuan. Post-test berupa pemberian tes tulis
berupa soal penugasan membuat karangan deskripsi.
5. Peneliti melakukan uji statistik.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk
mendapatkan data hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
23
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 6) metode penelitian pendidikan dapat diartikan
sebagai
Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Terdapat berbagai jenis metode penelitian yang dapat digunakan. Seorang
peneliti dapat memilih sebuah metode penelitian yang sesuai dengan tujuan yang
akan dicapainya. Penelitian ini dilakukan untuk untuk mencari pengaruh dari
perlakuan tertentu terhadap populasi atau sampel yang telah dipilih. Sehingga
peneliti memilih jenis metode penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian ini
yaitu metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 107) metode
penelitian eksperimen adalah “metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan”.
Peneliti memilih metode eksperimen karena penelitian ini akan mencari
pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write. Model
pembelajaran ini digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis karangan deskripsi.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Sugiyono (2012, hlm. 61) menyatakan bahwa “variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.” Pada penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) “variabel
bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Sugiyono (2012, hlm.
61) juga menuturkan bahwa “variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam hal
ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Think-Talk-Write
24
sedangkan variabel terikat adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan
deskripsi.
Definisi dari kedua variabel diatas adalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran Think-Talk-Write
Model pembelajaran Think-Talk-Write adalah model pembelajaran yang
dibangun melalui 3 tahapan yaitu berpikir, berbicara dan menulis. Model
pembelajaran Think-Talk-Write dimulai dari membuat siswa melakukan kegiatan
berpikir setelah melakukan kegiatan membaca, tahap selanjutnya siswa berbicara
atau berdiskusi dan berbagi ide dengan temannya sebelum siswa menulis.
Kegiatan diskusi ini akan lebih efektif jika dilakukan dengan kelompok yang
terdiri dari 3-5 orang siswa yang heterogen. Dalam kelompok ini siswa diminta
membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar, dan membagi ide
bersama teman, kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.
2. Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi
Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi adalah kemampuan
siswa untuk memaparkan hasil pengamatan melalui panca inderanya dan
dituangkan ke dalam sebuah karangan.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2012, hlm, 148) “instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara
spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Untuk memperoleh data
kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum dan setelah
menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write, peneliti menggunakan
instrumen tes.
Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data awal dan data
akhir dari kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Sebelum siswa
diberi perlakuan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write siswa
diberikan pre-test dan pada akhir proses pembelajaran diberikan post-test. Tes ini
25
berupa kemampuan untuk menulis sebuah karangan deskripsi. Teknik tes tersebut
dilakukan dengan cara 2 tahap, yaitu :
a. Pre-test berupa tes kemampuan menulis karangan deskripsi, yang dilakukan
sebelum siswa diberi perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan
awal siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum diberi perlakuan dengan
menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.
b. Post-test berupa tes kemampuan menulis karangan deskripsi, yang dilakukan
setelah siswa diberi perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan
akhir siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah diberi perlakuan dengan
menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis yang berupa soal
penugasan membuat sebuah karangan deskripsi. Tes tulis berupa soal penugasan
membuat sebuah karangan deskripsi ini digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam menulis karangan deskripsi. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yakni
sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan sesudah diberi perlakuan (post-test).
Bentuk tes yang diberikan dalam pre-test dan post-test berupa membuat sebuah
karangan deskripsi dengan tema yang sama yaitu tema sekolah.
Untuk mempermudah mengukur kemampuan siswa dalam membuat karangan
deskripsi, maka peneliti menyusun dan menggunakan instrumen berupa rubrik
penelitian dalam bentuk kriteria penilaian. Rubrik penelitian ini dibuat dengan
bimbingan dari ahli (dosen pembimbing). Sistem penskoran dalam rubrik
menggunakan ratting scale, jadi bentuk instrument akan menghasilkan data
interval. Interval jawaban yang digunakan peneliti mencantumkan skor 4 sebagai
skor tertinggi dan skor 1 sebagai skor terendah, dengan ketentuan bahwa skor 4
diberikan jika seluruh isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai, skor 3
diberikan jika hampir seluruh isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai, skor
2 diberikan jika sebagian besar isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai dan
skor 1 diberikan jika sebagian kecil isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai.
(instrumen berupa kriteria penilaia).
26
F. Proses Pengembangan Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
Menurut Arikunto (2006, hlm. 168) menyatakan bahwa “validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen”.
Peneliti menggunakan teknik Bivariate Pearson atau korelasi Pearson Product
Moment untuk menganalisis hasil pengujian instrumen. Analisis pengujian
instrument ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item
dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item
yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut
mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap.
Koefesien korelasi item total dengan Bivariate Pearson atau korelasi Pearson
Product Moment dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
r hitung = ∑ ∑ ∑∑
∑ ∑∑−−
−}2222 )(}{(){(
))((.
YYnXXn
YXxyn
Keterangan :
r hitung : Koefisien korelasi
∑X : Jumlah skor item
∑Y : Jumlah skor total (seluruh item)
n : Jumlah responden
Peneliti menggunakan bantuan komputer yaitu program Microsoft Excel 2007
untuk memudahkan dalam proses penghitungan. Kriteria pengujian validitas
adalah membandingkan koefisien korelasi (r hitung) dengan nilai tabel korelasi
Pearson Product Moment (r tabel). Dengan kriteria “jika rhitung > rtabel maka
intrumen valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka instrument tidak valid”
(Riduwan, 2011, hlm. 98). Hasil pengujian validitas instrumen dapat dilihat pada
tabel 3.1 sebagai berikut :
27
Tabel 3.1
Hasil Uji Validitas Instrumen
Aspek Penilaian
No.
r hitung r tabel Keterangan
1 0,614 0,413 Valid
2 0,478 0,413 Valid
3 0,772 0,413 Valid
4 0,621 0,413 Valid
5 0,482 0,413 Valid
6 0,496 0,413 Valid
7 0,478 0,413 Valid
8 0,565 0,413 Valid
9 0,687 0,413 Valid
10 0,753 0,413 Valid
Dari tabel 3.1 diatas dapat diketahui bahwa semua aspek penilaian yang terdiri
dari 10 kriteria semuanya valid. Sugiyono (2012, hlm. 173) menyatakan bahwa
“valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur”. Data diatas dikatakan valid karena pada aspek pertama yaitu
aspek kesesuaian dengan tema didapatkan hasil rhitung 0,614 > rtabel 0,413 (Data
perhitungan pada aspek pertama terlampir). Pada aspek kedua yaitu aspek
kesesuaian dengan judul didapatkan hasil rhitung 0,478 > rtabel 0,413. Pada aspek
ketiga yaitu aspek kesesuaian dengan objek yang digambarkan didapatkan hasil
rhitung 0,772 > rtabel 0,413. Pada aspek keempat yaitu aspek penciptaan kesan
pembaca didapatkan hasil rhitung 0,621 > rtabel 0,413. Pada aspek kelima yaitu aspek
urutan berpikir didapatkan hasil rhitung 0,482 > rtabel 0,413. Pada aspek keenam
yaitu aspek pemilihan kosakata didapatkan hasil rhitung 0,496 > rtabel 0,413. Pada
aspek ketujuh yaitu aspek struktur kalimat didapatkan hasil rhitung 0,478 > rtabel
0,413. Pada aspek kedelapan yaitu aspek penggunaan huruf kapital didapatkan
hasil rhitung 0,565 > rtabel 0,413. Pada aspek kesembilan yaitu aspek penggunaan
28
tanda baca didapatkan hasil rhitung 0,687 > rtabel 0,413. Dan yang terakhir aspek
kesepuluh yaitu aspek kerapihan tulisan didapatkan hasil rhitung 0,753 > rtabel 0,413.
Jadi sesuai dengan kriteria pengujian dengan teknik validitas Pearson Product
Moment yaitu rhitung lebih besar dari rtabel (rtabel terlampir) keseluruhan aspek di atas
dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen juga diperlukan untuk menganalisis hasil pengujian
instrumen. Sugiyono (2012, hlm. 173) menyatakan bahwa ”instumen yang reliabel
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama”. Jadi uji reliabilitas instrumen
digunakan untuk mengetahui apakah instrumen akan tetap konsisten jika
instrumen ini digunakan sebagai alat pengukuran beberapa kali. Uji reliabiltas
instumen dilakukan untuk mendapatkan ketetapan dari intrumen sebagai alat
pengumpul data.
Syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel
adalah instrumen yang valid dan reliabel. Dengan menggunakan instrumen yang
valid dan reliabel, maka diharapkan hasil penelitian pun akan menjadi valid dan
reliabel.
Reliabilitas intrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas intrumen.
Meskipun instrumen valid umumnya pasti reliabel, namun pengujian reliabilitas
tetap perlu dilakukan karena bila intrumen digunakan beberapa kali sebagai alat
pengukuran akan menghasilkan data yang sama. Tingkat reliabilitas instrumen
dapat dilakukan dengan dilakukan uji reliabilitas instrumen. Dalam uji reliabiltas
instrumen peneliti menggunakan metode Cronbach’s Alpha, peneliti
menggunakan metode ini karena metode ini diasumsikan sangat cocok digunakan
pada skor yang berbentuk skala seperti instrumen yang digunakan peneliti.
Rumus reliabilitas dengan metode Cronbach’s Alpha menurut Arikunto (dalam
Priyatno, 2010, hlm. 98) adalah sebagai berikut :
��� = � �� − 1�1 −
∑ �́���́�� �
29
Keterangan
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Jumlah item
∑ �́�� = Jumlah varians skor tiap – tiap item.
�́�� = Varians total
Untuk mempermudah penghitungan dari uji reliabitas dengan menggunakan
metode Cronbach’s Alpha, peneliti menggunakan bantuan komputer yaitu dengan
program SPSS 18. Dengan kriteria bila ada butir atau item pada kolom Alpha if
Item Deleted memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach
keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi.
Hasil penghitungan pengujian reliabiltas yang dilakukan peneliti dengan
menggunakan metode Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,792 10
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai yang ada pada tabel
Cronbach’s Alpha. bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted
memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach keseluruhan,
maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi. Melalui
penghitungan dengan bantuan program SPSS 18, peneliti mendapatkan hasil
Alpha Cronbach sebesar 0,792.
Tabel 3.3
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Item Soal Cronbach’s Alpha
if Item Deleted
Nilai Cronbach’s
Alpha
Keterangan
1 0,771 0,792 Reliabel
2 0,785 0,792 Reliabel
3 0,747 0,792 Reliabel
30
Tabel 3.3
(Lanjutan)
4 0,769 0,792 Reliabel
5 0,785 0,792 Reliabel
6 0,782 0,792 Reliabel
7 0,784 0,792 Reliabel
8 0,784 0,792 Reliabel
9 0,776 0,792 Reliabel
10 0,749 0,792 Reliabel
Dalam tabel 3.3 dipaparkan tentang hasil penghitungan Cronbach’s Alpha if
Item Deleted. Setiap aspek dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha if
Item Deleted lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan. Dari
penghitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil jika aspek pertama
dihilangkan, maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,771 lebih rendah dari nilai
Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kedua yang
dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,785 lebih rendah dari nilai
Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek ketiga yang
dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,47 lebih rendah dari nilai
Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek keempat yang
dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,769 lebih rendah dari nilai
Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kelima yang
dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,785 lebih rendah dari nilai
Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek keenam yang
dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,782 lebih rendah dari nilai
Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek ketujuh yang
dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,784 lebih rendah dari nilai
Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kedelapan yang
dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,784 lebih rendah dari nilai
Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kesembilan yang
dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,776 lebih rendah dari nilai
31
Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kesepuluh yang
dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,749 lebih rendah dari nilai
Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Sehingga dapat diketahui
bahwa semua aspek penghitungan reliabel. Dikatakan reliabel karena setiap item
pada kolom Cronbach’s Alpha if Item Deleted memberi nilai lebih rendah dari
nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Maman Abdurahman (2011, hlm. 38) “teknik pengumpulan data
adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Dalam
penelitian ini peneliti memilih tes sebagai alat pengumpulan data karena sesuai
dengan tujuan dan masalah dalam penelitian.
“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok” menurut Arikunto (2006, hlm. 192).
Dalam kegiatan pengumpulan data, peneliti memberikan tes yang berupa pre-
test dan post-test. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis
karangan deskripsi, peneliti memberikan pre-test sebelum melakukan suatu
perlakuan. Sedangkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa setelah
mendapatkan perlakuan (treatment), siswa diberikan post-test.
H. Teknik Analisis Data
Langkah yang ditempuh peneliti setelah mengumpulkan data adalah
mengorganisasikan dan melakukan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian
yang telah ditetapkan. Sugiyono (2012, hlm. 335) menyatakan bahwa
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
32
Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis statistik
dan uji asumsi dasar. Uji asumsi dasar terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas,
uji hipotesis dan uji koefisien determinasi.
1. Analisis Statistik
Setelah peneliti memperoleh data, langkah yang ditempuh selanjutnya adalah
melakukan analisis data. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan
teknik analisis statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk
analisis data dalam penelitian ini, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 207) “statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Untuk
mendeskripsikan data dari sampel dan mencari perbandingan rata-rata data sampel
atau populasi dengan tanpa membuat kesimpulan, peneliti menggunakan statistik
deskriptif .
Dalam proses analisis deskriptif, peneliti mengolah data dari setiap variabel
dengan menggunakan bantuan program SPSS 18. Sebagai pedoman penentuan
interval kategori yang digunakan pada proses pengolahan data adalah interval
kategori menurut Cece Rahmat dan Solehudin. Adapun interval kategori menurut
Cece Rahmat dan Solehudin (2006, hlm. 65) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Interval Kategori
No. Interval Kategori
1 X ≥ �� ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi
2 �� ideal + 0,5 Sideal ≤ X < �� ideal + 1,5 Sideal Tinggi
3 �� ideal - 0,5 Sideal ≤ X < �� ideal + 0,5 Sideal Sedang
4 �� ideal - 1,5 Sideal ≤ X < �� ideal - 0,5 Sideal Rendah
5 X < �� ideal - 1,5 Sideal Sangat Tinggi
33
Keterangan :
X ideal = Skor maksimal
�� ideal = �� Xideal
Sideal = �� �� ideal
Setelah peneliti melakukan analisis data dengan statistik deskriptif, maka
langkah selanjutnya peneliti melakukan analisis data dengan statistik inferensial.
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 207) “statistik inferensial adalah teknik statistik
yang digunakan untuk menganalisi data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk
populasi”.
2. Uji Asumsi Dasar
a. Uji Normalitas
Dalam Kariadinata dan Abdurahman (2012, hlm. 177) “uji normalitas data
adalah bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data.” Jika hasil uji
normalitas menunjukkan bahwa datanya berdistribusi normal maka digunakan
metode parametrik, dan jika sebaliknya maka metode alternatif yang bisa
digunakan adalah statistik non parametrik.
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS 18 pada uji Kolmogorov Smirnov yang bertujuan untuk
mengetahui keselarasan atau kesesuaian data dengan distribusi normal atau tidak.
Untuk mengetahui nilai signifikansi hasil uji normalitas yaitu dengan melihat
nilai yang berada pada kolom Asymp. Sig. Taraf signifikansi uji adalah α = 0,05.
Kriterianya, jika signifikansi yang diperoleh > α, maka data berdistribusi normal.
Sedangkan jika signifikansi yang diperoleh < α, maka data tidak berdistribusi
normal. Cara penghitungan uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan
bantuan SPSS 18 dalam Yulius (2010, hlm. 127) adalah sebagai berikut :
1) Buka program SPSS 18. 2) Masukan nilai pre-test siswa pada program SPSS 18. 3) Klik menu Analyze, kemudian klik Nonparametric Test, klik Legacy Dialogs
dan klik 1-Sample K-S. 4) Masukan variabel nilai pre-test pada kotak Test Variable List. Pastikan pada
bagian Test Distribution pilihan Normal aktif.
34
5) Klik OK untuk melakukan uji normalitas pre-test siswa.
Setelah didapatkan hasil uji normalitas pre-test siswa, lakukan langkah yang
sama untuk menguji normalitas post-test siswa dengan bantuan program SPSS 18.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi dari kedua data
adalah sama atau tidak. Selain itu uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam
analisis paired t-test atau tes t untuk dua sampel yang saling berhubungan. Pada
penelitian ini, peneliti melakukan uji homogenitas dengan menggunakan bantuan
program komputer SPSS 18 pada uji ANOVA.
Uji ANOVA merupakan pengujian dengan menganalisa varians. Secara harfiah
ANOVA merupakan kependekan dari Analysis of variance atau dalam bahasa
Indonesia sering dikenal dengan ANAVA ataun analisis varian. Terdapat 2 jenis
uji ANOVA yang sering digunakan yaitu uji ANOVA satu arah dan uji ANOVA
dua arah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji ANOVA satu arah yang
digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang
bersifat bebas satu sama lain.
Pada pengujian ini, hasil uji homogenitas dapat diketahui dengan
membandingkan nilai signifikansi pada Sig. dalam tabel Test of Homogenity of
Variance dengan taraf signifikansi uji yaitu α = 0,05. Kriterianya, jika nilai
signifikansi pada kolom Sig. > 0,05 maka kedua variansi yang diuji adalah sama
atau homogen, sedangkan jika nilai signifikansi pada kolom Sig. < 0,05 maka
kedua variansi yang berbeda. Cara penghitungan uji ANOVA satu arah dengan
menggunakan bantuan SPSS 18 dalam Yulius (2010, hlm. 91) adalah sebagai
berikut :
1) Buka program SPSS 18. 2) Masukan nilai pre-test dan post-test pada kolom 1 dan masukan kode 1 untuk
pre-test dan kode 2 untuk post-test. 3) Klik menu Analyze, klik Compare Means, klik One-Way ANOVA. 4) Masukan variabel pre-test dan post-test pada kotak Dependent List. 5) Masukan variabel kelompok 1,2 pada kotak Factor. Kotak Factor digunakan
untuk memasukan data kategori. Lalu klik menu Options. 6) Aktifkan pilihan Descriptive dan Homogenity of variance test. Klik Continue
35
7) Klik menu Post Hoc… 8) Aktifkan pilihan Bonferroni dan Tukey. Klik Continue untuk kembali ke kotak
dialog utama. 9) Klik OK untuk memproses uji ANOVA satu arah.
c. Uji Hipotesis
Setelah peneliti menguji data dengan uji normalitas dan homogenitas,
kemudian dilakukan uji hipotesis antara dua variabel yang berbeda, yaitu antara
kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum menerapkan model
pembelajaran Think-Talk-Write dengan kemampuan siswa dalam menulis
karangan deskripsi sesudah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.
Dalam penelitian ini jika data berdistribusi normal dan homogen, maka
pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik parametrik menggunakan uji
Paired T-Test atau Tes T untuk dua sampel yang saling berhubungan. Namun
apabila data yang digunakan tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka
pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik non parametrik menggunakan Uji
Wilcoxon. Untuk memudahkan penghitungan data, peneliti menggunakan bantuan
komputer dengan program SPSS 18. Cara penghitungan uji Paired T-Test dengan
menggunakan bantuan SPSS 18 dalam Yulius (2010, hlm. 77) adalah sebagai
berikut :
1) Buka program SPSS 18. 2) Masukan data nilai pre-test dan post-test siswa pada dua kolom yang berbeda. 3) Klik menu Analyze, kemudian klik Compare Means, klik Paired-Samples T
Test. 4) Masukan variabel nilai pre-test pada kotak Variable1 dan masukan variabel
nilai post-test pada kotak Variable2. 5) Klik OK untuk memproses.
1) Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik pada penelitian tentang penerapan model pembelajaran
Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi
di kelas IV ditetapkan sebagai berikut:
36
a) Hipotesis nol (H0)
Tidak terdapat pengaruh dari model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap
kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.
b) Hipotesis alternatif (Ha)
Terdapat pengaruh dari model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap
kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.
Setelah hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) ditetapkan, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan uji dua arah dengan rumus sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Keterangan:
µ1 adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum
menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dan µ2 adalah kemampuan
siswa dalam menulis karangan deskripsi sesudah menerapkan model pembelajaran
Think-Talk-Write. Untuk mengetahui hasil uji hipotesis yaitu dengan
menggunakan ketentuan jika µ1 = µ2, maka H0 diterima, dan jika µ1 ≠ µ2, maka H0
ditolak dan Ha diterima. Setelah diketahui ada tidaknya perbedaan dari kedua
sampel tersebut, maka dapat disimpulkan mengenai ada tidaknya pengaruh
kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi di kelas IV SDN 2 Cintaraja
setelah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.