Pb Tanah Tasik Fixx

10
Tugas Terstruktur Tutorial Pertanian Berlanjut – Aspek Tanah Konfigurasi Dan Interaksi Antar Penggunaan Lahan Dalam Lansekap Pertanian Di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya OLEH : Dita Aprilia Mayasari 115040201111xxx Dini Anitasari 115040201111xxx Diajeng Indah Nastiti 115040201111091 Eko Rahmat Shoumi 115040201111xxx Dimas Wicaksono 115040201111204 Eka Lorensa 115040201111303 Fahriansyah Nur Afandi 115040213111014 Kelas F Program Studi Agroekoteknologi

Transcript of Pb Tanah Tasik Fixx

Tugas Terstruktur Tutorial

Pertanian Berlanjut – Aspek Tanah

Konfigurasi Dan Interaksi Antar Penggunaan Lahan Dalam Lansekap Pertanian Di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya

OLEH :

Dita Aprilia Mayasari 115040201111xxx

Dini Anitasari 115040201111xxx

Diajeng Indah Nastiti 115040201111091

Eko Rahmat Shoumi 115040201111xxx

Dimas Wicaksono 115040201111204

Eka Lorensa 115040201111303

Fahriansyah Nur Afandi 115040213111014

Kelas F

Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas pertanian

Universitas brawijaya

2013

Gambar 1. Foto lansekap pertanian di Kec Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya

Gambar 2. Hasil deliniasi lansekap pertanian berdasarkan landuse

Gambar 3. Garis transek

Gambar 4. Interpretasi dari goolge earth

Gambaran Lansekap :

1. Taman semusim, sawah berupa tanaman padi, terdapat terasering pada lansekap tersebut.

2. Kebun rakyat, terdapat pohon kelapa, pohon pisang, pohon limus ( sejenis mangga) dsb, berupa kebun campuran.

3. Sama halnya dengan bagian dua berupa kebun rakyat, terdapat pohon pisang.

4. Merupakan hutan, di balik hutan tersebut terdapat sungai.

Di balik kebun rakyat nomor dua terdapat sungai kecil atau kali. Di sebrangnya merupakan tanaman semusim padi.

Kondisi Topografi :

Lereng yang terdapat pada lansekap tersebut tidak curamsendrung landai dan terdapat tersering yang mengarah pada sungai. Terdapat beberapa tipe penggunaan lahan seperti hutan, kebun rakyat, kebun campuran dan sawah.

Berdasarkan penggunaan lahan dan tutupan lahan yang terdapat pada lansekap tersebut heterogenitas yang ada termasuk kecil karena sebagian besar wilayah merupakan sawah yang tanamannya padi, di dekat sawah tersebut terdapat kebun rakyat yang berisi berbagai macam tanaman buah seperti pisang, kelapa, alpukat dan sebagainya. Hutan alami yang terdapat dalam lansekapa tersebut hanya sebagian kecil karena sebagian besar wilahay telah berganti menjadi kebun rakyat ataupun sawah.

Konfigurasi Penggunaan Lahan Yang Ada:

Dibagian atas terdapat sawah dan kebun rakyat yang berupa kebun campuran kebagian hilir di daerah aliran sungan terdapat kebun campuran yang kebanyakan berisi pohon kelapa dan pohon pisang. Di bagian paling atas terdapat sedikit hutan alami. Topografi lahan yang ada berupa lereng landai yang telah dibuat terasering, relief makro kecil karena tak terlihat adanya tonjolan-tonjolan perbukitan atau relief lahan. Untuk tutupan lahan kerapatannya kecil karena didominasi oleh tanaman padi di sawah hanya ada kerapatan yang yang cukup padat di bagian kebun rakyat dan hutan campuran. Jarak antara penggunaan jenis lahan juga kecil dan termasuk rapat karena tak ada batasan antara penggunaan lahan seperti sawah yang langsung berbatasan dengan kebun rakyat. Namun antara hutan alami dengan sawah dan kebun rakyat dibati oleh sungai Citandui. Untuk luasan vegetasi yang anda rendah karena hampir semua telah berubah menjadi sawah dan kebun rakyat yang berupa kebun campuran.

Tabel 1. Penilaian kriteria pertanian berlanjut

Hasil Perhitungan Keberlanjutan Lansekap :

Untuk kriteria penilaian “ada” terlihat dari penggunaan lahan spesies hampir punah karena di dalam lahan tersebut tidak terdapat hutan alami, sementara daerah tersebut masih menjadi penyedia air, pengendalian banjir, erosi dan sedimentasi karena di kawasan tersebut terdapat tanaman border. Selain sebagai penyedia air, tanaman border tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat untuk pemenuhan kebutuhannyadengan memanen hasil produksi dari tanaman tersebut.

Untuk kriteria penilaian “tidak” terlihat dari penggunaan lahannya yang digunakan lebih dominan sebagai lahan pertanian daripada kawasan lindung/konservasi sehingga kawasan yang merupakan habitat bagi populasi alami terancam punah.

Jadi untuk lahan yang ada di kecamatan rajapolah kabupaten tasikmalaya termasuk dalam kategori pertanian berkelanjutan karena hasil interpretasi menunjukkan persentase jawaban “ada” sebesar 53,84%, sedangkan persentase jawaban “tidak” sebesar 46,15%.

Interaksi Antar Lahan :

Interaksi yang terdapat di lahan meliputi interaksi anatara ekologi, produksi dan sosial. pada pembahasan ekologi dilahan dapat diketahui bahwa lahan

pengamatan dapat dikatakan sebagai kebun masyarakat dan persawahan, namun masih terdapat beberapa lokasi hutan alami. Tata letak lansecape saling melengkapi seperti hutan alami yang tetap ada berfungsi sebagai penjaga keanekaragaaman hayati serta dapat berfungsi sebagai wilayah serapan air. Kemudian beberapa lahan digunakan sebagai kebun masyarakat dengan tingkat pengelolaan yang tidak terlalu intensif dan dapat dijadikan sebagai tempat konservasi DAS dikarenakan kebun rakyat tersebut berada di daerah aliran sungai. . Dengan adanya ekologi yang tetap terjaga seperti masih adanya hutan alami meski jumlahnya tidak begitu luas namun dapat memberikan dampak secara signifikan karena dengan adanya hutan alami artinya tingkat biodiversitas dilahan tersebut masih tinggi dan apabila biodiversitasnya tinggi dapat berpengaruh pada tingkat produksi pertanian dilahan, karena kandungan unsur hara yang mengalir dilahan pertanian dan lahan kebun masyarakat dapat bermanfaat bagi kesuburan tanahnya dan dapat meningkatkan produksi dilahan tersebut.

Untuk aspek produksi, sawah memiliki nilai produksi yang paling tinggi karena sawah memiliki intensitas pengolahan dan penggunaan lahan yang tinggi. Hasil dari budidaya padi disawah juga lebih besar dibandingken dengan hasil yang diperoleh dari kebun rakyat yang terdiri dari beberapa macam jenis tanaman yang panennnya tidak serentak. Hutan alami yang memeiliki nilai produksi paling kecil hutan tidak dikelola namun terkadang masyarakat masih mendapatkan hasil dari hutan tersebut seperti kayu bakar atau daun.

Aspek sosial pada lahan sawah pun memiliki nilai yang tinggi, dengan adanya pembukaan lahan menjadi sawah akan menyerap tenaga kerja usahatani yang akan memebrikan perkerjaan bagi penduduk sekitar selain itu sawah memebuat mansyrakat untuk bekerjasama dan saling bahu membahu menghadapi suatu masalah, contongnya adalah dalam irigasi sawah. Di butuhkan manajemen yang baik agar dapat tercipta sistem pertanian yang optimal hasilnya nanti. Kebun campuran juga memberikan dampak sosial yang cukup dengan hasil panen yang bertahap pemilik lahan menjuan hasil tanamannya tidak kepada tengkulak karena hasilnya yang sedikit, warga cenderung menjualnya kepada tetangga, dijual dengan harga yang sedikit lebih tinggi dari pada ke tengkulak, dan pembeli pun memebeli dengan harga yang lebih murah dari pada di tempat jual lainnya. Jadi ada hubungan antar warga tersebut dari kebun campuran milik rakyat itu.

Dari ketiga aspek tersebut dapat terlihat bahwa yang tinggi dalam aspek produksi dan sosial memiliki nilai yang rendah di ekologi seperti persawahan dan hutan memiliki nilai ekologi yang tinggi, nilai produksi dan sosialnya rendah. Setiap pemilihan penggunaan lahan memiliki nilai yang berbeda, memiliki kelebihan dan kekuaranganya sendiri. Seperti dalam bandul yang tak berhenti di tengah saat penggunaan lahan condong ke ekologi, nilai ekonominya rendah, dan saat condong ke hasil dan ekonomi nilai ekologinya yang rendah.

Identifikasi Masalah Yang Ada :

- Intensifikasi lahan : lahan persawahan di daerah lansekap tersebut penggunaannya sangat intensif, masyarakat sekitar mengunaakn lahan tersebut terusmenerus sebagai lahan sawah untuk budidaya padi dengan mengunakan pupuk kimia dan juga pestisida kimia. Hal tersebut akan

berdampak pada kualitas tanah dan air, juga daya dukung tanah. Saat penggunaan pupuk kimia secara berlebihan hasil produksi lama kelamaan dapat menurun dan kebutuhna pupuk dapat semakin meningkat.

- Alih guna lahan : kebanyakan wilayah tersebut terancam dialih gunakan menjadi pemukiman penduduk. Pertambahan penduduk Desa Dawagung Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya membuat kebutuhan lahan untuk pemukiman pun bertambah. Dan kecendurang penduduk yang enggan meninggalakan kampung halaman membuat lahan yang semula merupakan lahan sawah atau lahan pertanian menjadi pemukiman. Saat lagan pertanian berkurang maka warga akan mulai menggunakan lahan hutan alami untuk di alih gunakan menjadi lahan pertanian.

Solusi Masalah Yang Ada :

- Penyuluhan masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan

- Rotasi tanaman dan pengurangan penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia : masyarakat daerah itu banyak yang memelihara sapi, kambing dan ayam sebagai hewan ternak, kotoran dari hewan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Rotasi tanaman dapat dilakukan di lahan sawah agar tanah tidak diolah dan di beri input secara intensif. Ada fase istirahat tanah untuk mengembalikan daya dukung tanah. Selain itu rotasi tanaman dapat mengurangi ressitensi hama dan penyakit pada tanaman.

- Memberlakukan aturan-aturan adat atau perundang-undangan dari pemerintah dalam pengalihgunaan lahan, dengan kebijakan-kebijakan yang ada akan menghindari pengalihgunaan lahan pertanian menjadi pemukiman.

Rencana Aksi Pengaturan Pola Lansekap :

Bentuk lansekape dilahan dapat dikatakan baik dan tidak memerlukan perubahan bentuk lansecape baru, tata letak dengan hutan alami sebagai lahan serapan air hujan, yang kemudian dilanjutkan dengan penggunaan kebun rakyat baru kemudian digunakan sebagai lahan pertanian yang dikelola secara intensif oleh masyarakat. Namun tidak adanya batasan yang jelas di setiap penggunaan lahan, sawah langsung berbatasan dengan kebun campuran dan kebun campuran langsung berbatasn dengan hutan alami, di bentuk batasan antar penggunaan lahannya agar saat terjadi kerusakan disalah satu wilayah tidak mudah menyebar kewilayah sebelahnya.