kayanmentarangnationalpark.files.wordpress.com€¦ · Web viewSEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL...
Transcript of kayanmentarangnationalpark.files.wordpress.com€¦ · Web viewSEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL...
PROFIL RESORT APAU PINGSEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WILAYAH II
BALAI TAMAN NASIONAL KAYAN MENTARANG
I. PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMenteri Pertanian Indonesia menetapkan Taman Nasional Kayan
Mentarang sebagai Cagar Alam pada tahun 1980 (SK No. 84/Kpts/Un/II/1980
Tanggal 25 November) berdasarkan pada Undang - Undang RI No 5 Tahun 1967
Tentang Pokok - Pokok Kehutanan, dan pada tahun 1996 (SK No
631/Kpts-II/1996 Tanggal 7 Oktober) diubah statusnya menjadi Taman Nasional
berdasarkan pada Undang - Undang RI No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, untuk melestarikan
keanekaragaman hayati dan ekosistemnya agar dapat mendukung upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengakomodir kepentingan
masyarakat lokal. Taman Nasional Kayan Mentarang dikelola secara kolaboratif
yang melibatkan seluruh stakeholder dengan masyarakat adat sebagai pengelola
utama (Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan Masyarakat). Taman
Nasional Kayan Mentarang berada diujung utara Kalimantan dan diantara dua
Kabupaten yaitu Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan.
Upaya mencermati perkembangan kompleksitas permasalahan
konservasi yang sangat berpengaruh terhadap kelestarian keanekaragaman
hayati dan ekosistemnya, maka langkah awal dalam pengelolaan kawasan
konservasi adalah dengan memberdayakan resort sebagai unit manajemen
terkecil di bawah Seksi Pengelolaan Taman Nasional.
Tiga pilar utama dalam upaya konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya pada kawasan adalah: Perlindungan, Pengawetan dan
Pemanfaatan. Dalam pengelolaannya, akan efektif dalam mencapai tujuan
pengelolaan apabila dikelola pada suatu unit manajemen terkecil yaitu resort.
Sebagai satuan unit manajemen terkecil, resort langsung berhadapan dan
berinteraksi dengan masyarakat dan permasalahn-permasalahan di lapangan
sehingga resort merupakan kunci utama keberhasilan kinerja pengelolaan
kawasan konservasi. Dengan tujuan pengelolaan kawasan konservasi yang
demikian kompleks, maka manajemen yang perlu diimplementasikan adalah
pengelolaan kawasan konservasi berbasis resort.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan profil resort ini adalah memberikan gambaran
singkat tentang keadaan Resort Apauping, Seksi Pengelolaan Taman Nasional
Wilayah II Long Alango
Sedangkan tujuannya adalah menjadi bahan perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi kegiatan pengelolaan taman nasional
II. KONDISI UMUM
A. Letak Geografis Meliputi wilayah Kecamatan Bahau Hulu :
1. Kecamatan : Bahau Hulu2. Kabupaten : Malinau3. Terletak pada posisi : 2o 32’ sampai 2o 55’ Lintang Utara
: 115o 40’ sampai 115o 55’ Bujur Timur4. Batas-batas Wilayah
- Sebelah Utara : Kab. Nunukan- Sebelah Timur : Kec. Sungai Tubu- Sebelah Selatan : Kec. Pujungan- Sebelah Barat : Malaysia Timur (Serawak)
B. Penduduk Tabel 1. Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin dan rasio jenis kelamin
Desa Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis kelamin
1 2 3 4 5Long Uli 71 63 134 112,70Long Tebulo 42 40 82 105,00Long Alango 272 231 503 117,75Long Kemuat 73 63 136 115,87Long Berini 113 73 186 154,79Apau Ping 137 112 249 122,32
Jumlah 708 582 1.290,00 121,41Sumber : BPS, Kecamatan Bahau Hulu dalam angka, tahun 2015
Tabel 2. Jumlah Penduduk dan rata-rata anggota keluarga
Desa Penduduk Keluarga Rata-rata Anggota Keluarga
1 2 3 4Long Uli 134 28 4,79Long Tebulo 82 18 4,56Long Alango 503 117 4,30Long Kemuat 136 29 4,69Long Berini 186 39 4,77Apau Ping 249 50 4,98
Jumlah 1.290 281 4,6
8 Sumber : BPS, Kecamatan Bahau Hulu dalam angka, tahun 2015
C. PENDIDIKAN
Pada tahun 2015, tercatat ada sebanyak 6 Sekolah Dasar (SD), 1
Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Kecamatan Bahau Hulu. Sementara itu, akses perguruan tinggi bisa diperoleh di
ibukota kabupaten atau kabupaten/kota lain.
Dari segi kelayakan pengajaran, pada jenjang pendidikan
SD/sederajat seorang guru rata-rata mengajar 4-5 murid. Sementara itu,
untuk jenjang pendidikan SMP/sederajat rata-rata seorang guru mengajar 7-8
murid dan SMA rata-rata seorang guru mengajar 4-5 murid.
D. AKSESIBILITASPermukaan jalan terluas di Kecamatan Bahau Hulu adalah berupa tanah
yang dapat dilalui kendaraan bermotor roda empat. Perjalanan dari desa menuju
ibukota kabupaten ditempuh selama 24 jam dengan jarak tempuh 450-600 km.
Sarana transportasi udara yang tersedia antara lain pesawat terbang
perintis. Sementara itu, untuk sarana transportasi air dan darat tidak ada trayek
tetap yang beroperasi. Warga biasanya menggunakan kendaraan pribadi mereka
untuk keperluan transportasi darat atau air. Untuk kepentingan umum, biasanya
warga melayani transportasi air atau darat dengan perahu motor atau mobil
dengan sistem sewaan. Untuk sarana komunikasi di Kecamatan Bahau Hulu.
Sejak tahun 2015 hanya beberapa desa yang tersedia sinyal telepon
seluler. Desa-desa tersebut adalah Desa Long Uli, Long Tebulo, Long Alango,
dan Long Kemuat. Jaringan telepon, telepon umum, fasilitas internet desa, dan
juga kantor pos belum tersedia di kecamatan ini. Bagi yang ingin mengunjungi
Kecamatan Bahau Hulu, telah tersedia 2 penginapan yang dapat digunakan
untuk bermalam di sana.
E. Padi, Palawija, Dan HortikulturaPertanian merupakan sektor unggulan di Kecamatan Bahau Hulu.
Produksi tanaman pangan di Kecamatan Bahau Hulu memperlihatkan hasil yang
pasang surut karena cara masyarakat bercocok tanam masih bersifat tradisional
serta dukungan sistem pertanian seperti irigasi, pupuk, dan bibit masih terbatas.
Produksi padi ladang tahun 2015 adalah sebesar 620,8 ton dengan luas
panen mencapai 320 ha. Sementara itu, produksi padi sawah tahun 2015 adalah
sebesar 122,6 ton dengan luas panen sebesar 51 ha.
F. Perkebunan, Peternakan, Dan PerikananSektor perikanan yang merupakan sumber makanan penting di
kecamatan ini didominasi perikanan dari perairan umum. Produksi perikanan
perairan umum tahun 2015 tercatat sebesar 19,18 ton
Perkembangan produksi perikanan di Kecamatan Bahau Hulu dari tahun
ke tahun cukup fluktuatif.
Populasi ternak yang ada di Kecamatan Bahau Hulu antara lain babi,
ayam kampung, dan itik. Pada tahun 2015 populasi ternak terbesar adalah ayam
kampung, yaitu sebanyak 1.828 ekor.
III. RESORT APAUPINGA. Letak dan Luas
Secara administratif, resort Apau Ping termasuk wilayah kerja Seksi
Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Long Alango, ke dalam wilayah
Kecamatan Bahau Hulu yang meliputi 6 (enam) Desa, yaitu :
1. Desa Apau Ping
2. Desa Long Berini
3. Desa Long Kemuat
4. Desa Long Alango (ibukota kecamatan)
5. Desa Long Tebulo dan
6. Desa Long Uli.
Resort Apau Ping memiliki luas 246.420,24 Ha (SK Kepala Balai TNKM
No. 031/BTNKM-1/2015 tanggal 7 Agustus Tentang Perubahan Kedua SK
Kepala Balai TNKM No. 5/BTNKM-1/2008) dan berada pada ketinggian 450
Mdpl. Adapun batas – batas wilayah Resort Apau Ping adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Resort Long Layu
- Sebelah Selatan : Resort Pujungan
- Sebelah Barat : Serawak (Malaysia)
- Sebelah Timur : Resort Tubu
Luas wilayah kerja resort Apauping : 246.420,24 Ha yang terdiri dari
beberapa zona :
- Inti : 930,03 Ha
- Rimba : 65.787,90 Ha
- Pemanfaatan : 95.871,30 Ha
- Tradisional : 36.113,08 Ha
- Khusus : 47.692,18 Ha
B. Kondisi Sumber Daya Manusia Dan Sarpras Saat Ini
No Komponen Jumlah Keterangan1 Sumberdaya Manusia
- PNS 2 orang Polhut - Tenaga Harian Lepas 2 orang tenaga lokal
2 Sarana Prasarana : - Kantor Resort 1 unit sewa rumah warga - Motor Patroli 1 unit Rusak
C. Potensi Resort Apau Ping1. Potensi Flora
Keanekaragaman flora dikawasan Taman Nasional Kayan Mentarang
sangat beragam, mulai dari flora yang dilindungi sampai dengan yang
tidak dilindungi seperti Kantung Semar, Bunga Bangkai, Anggrek Hitam
dll. Ini dapat dijumpai dikawasan Taman Nasional Kayan Mentarang
Resort Apau Pi ng
2. Potensi FaunaSeperti hal nya dengan Flora, keanekaragaman fauna di Resort Apau
Ping khususnya banyak dijumpai baik yang dilindungi maupun tidak
dilindungi, seperti Beruang Madu, Rusa, Kijang, Burung Enggang dll.
3. Potensi WisataResort Apau Ping memiliki beberapa keindahan alam yang dapat
menjadi daya terik wisata baik wisatawan lokal maupun wisatawan
mancanegara, pengelolaan potensi wisata di Resort Apau Ping masih
belum maksimal dengan berbagai kendala dilapangan. Beberapa potensi
objek wisata yang ada di Resort Apau Ping antara lain:
a. Padang Rumput Long Tua
Dengan keeksotisan Desa Apau Ping yang sudah sangat terkenal,
salah satunya adalah Padang Rumput Long Tua sebagai habitat
Banteng (Bos Javanicus). Long Tua merupakan padang rumput yang
luas dan menjadi habitat banteng yang keberadaannya hampir punah.
Selain banten, satwa liar lain seperti, kijang, rusa, babi hutan, burung
enggang sering dijumpai di Padang Rumput Long Tua ini.
b. Tarian Budaya Desa Long Berini dan Kuburan Batu
Long Berini berada di sebelah hilir Desa Apau Ping yang sudah
terkenal akan tarian tradisionalnya sehingga potensi ini sangat besar
bagi perkembangan sector pariwisata terutama wisata budaya. Selain
seni tari, Desa Long Berini memiliki cagar budaya berupa kuburan
batu. Kuburan batu ini merupakan peninggalan nenek moyang suku
dayak dan hampir sebagian besar terdapat di pinggir sungai. Kuburan
batu ini mempunyai ukuran yang berbeda-beda dan bentuk yang
berlainan.
c. Tanaman Obat Desa Long Kemuat
Sejak nenk moyangnya, suku dayak telah menggunakan tanaman
sebagai obat tradisional, sehingga sampai dengan saat ini. Oleh
karena itu, untuk memudahkan dalam hal perkembangan obat
tradisional ini masyarakat Desa membuat Demplot obat yang
bertujuan untuk mempermudah pemakaian. Selain itu pembuatan
demplot ini juga bertujuan untuk mempelajari dan mengembangkan
khasiat dan kegunaan serta pada akhirnya bisa sampai produksi.
d. Stasiun Penelitian Hutan Tropis Lalut Birai
Hutan adat atau Tana Ulen Lalut Birai merupakan Tana Ulen
Mayarakat Desa Long Alango dimana kawasan tersebut menjadi
bagian dari Taman Nasional Kayan Mentarang dengan hutan
tropisnya dan kekayaan sumber daya alam yang terkandung
didalamnya dengan 15.000 jenis tumbuhan di Kalimantan dan sekitar
6000 jenis tumbuhan diantaranya tidak ditemukan di tempat lain. Selai
itu, hidup 150 jenis mamalia dari 228 jenis mamalia Kalimantan, 18 di
antaranya juga tidak ditemukan di tempat lain. Sekitar 310 jenis
burung dari 361 jenis burung Kalimantan dan 28 Jenis diantaranya
tidak ditemukan ditempat lain dan terancam punah.
TEMA – TEMA STRATEGIS DALAM RANGKA PENGEMBANGANPENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WILAYAH II LONG ALANGO
RESORT APAUPING
NO. KEGIATAN HASIL YANG
DIHARAPKANINDIKATOR
KEBERHASILAN KET
1 Inventarisasi sumberdaya alam hayati
Mengungkap kekayaan keanekaragaman hayati dari berbagai lokasi dan tipe habitat/ekositem
- Tersedia data potensi keanekaragaman hayati
- Teridentifikasi jenis-jenis yang dapat diunggulkan untuk dikelola denagan skala prioritas
2 Pengeloaan jenis unggulan
Tersedia data populasi dan sebaran lokasi masing-masing jenis unggulan
Tersedia data keadaan habitat dan pengamananya
- Tersedia data dan populasi dan sebenarnya
- Tersedia peta trek atau jalur pengamatan
Flora dan fauna unggulan :- Babi jenggot,
Banteng dan rangkong
- Anggrek, kantong semar belum diketahui sebarannya
3 Pengeloaan Kolaboratif Stasiun Penelitian Hutan Tropis Lalut Birai
- Tersedia data pengamatan dari petak-petak yg sdh ada
- Kegiatan penagamatan rutin berjalan sesuai jadwal
- Pembuatan petak baru dilokasi berbeda
- Terjadi peningkatan fasilitas
- Terselenggaranya pelatihan bagi pengelola SPHT
- Petak pengamatan permanen terawat
- Tersedia data hasil pengamatan rutin
- Terjadi peningkatan jumlah pengunjung /pengguna SPHT lalut birai
- Terjadi peningkatan pelayanan
- Diusahakan kerjasama dengan universitas terdekat
- Hibah WWF
4 Pengeloaan kolaboratif padang rumput long tua (habitat banteng)
- Data biologi dan ekologi jenis2 potensial
- Padang rumput long tua
- Ada data potensi koridor
- Pemanfaatan potensi sda dapat berjalan sesuai jadwal musim
- Satwa pemakan rumput tidak merusak lahan pertanian
- Koridor dapat dimanfaatkan
- Dikelola oleh kelompok masyarakat (BIOSAHE)
5 Peningkatan kesadaran dan pendidikan lingkungan
- Informasi tentang pemanfaatan SDA secara berkelanjutan
- Adanya kesadaran dan pengetahuan di masyarakat sekitar kawasan
-
tersebar dan dipahami oleh masy
- Target group (SD, SLTP, SLTA) lebih memahami tentang fungsi TNKM dan hubungannya dengan lingkungan tempat tinggal
tentang jenis2 yang dapat dan yang dilarang untuk dimanfaatkan
- Adanya visi dan pemahaman group (SD, SLTP, SLTA) tentang arti keberdaan TNKM bagi kehidupan sehari-hari
- Tersedia media informasi yg efektif untuk menyampaikan informasi tentang TNKM
6 Pengembangan ekonomi masyarakat
Keg. Prioritas :- Pengembangan
ekowisata berbasis masyarakat
- Pengembangan potensi tan obat dan budidaya serta pemasarannya
- Pengembangan budidaya buah lokal
- Pengembangan produksi kerajinan tangan
- Pengembagnan program ekowisata berbasis masy
- Pengembangan lembaga ekonomi
Kegiatan pendukung :- Pengelolaan jenis
unggulan- Studi potensi
sungai utk ekowisata
- Monitoring perubahan ekosistem secara berkala
- Pengeloaan padang rumput
-