Katalog Perminus Solo
-
Upload
rahmi-leigh -
Category
Documents
-
view
29 -
download
1
Transcript of Katalog Perminus Solo
5/10/2018 Katalog Perminus Solo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/katalog-perminus-solo 1/3
Mengamati sejarah perkembangan sumber energi manusia, maka terdapat urutan dari kayu, beralih ke batu
bara, selanjutnya minyak dan gas menjadi sumber energi. Peralihan tersebut karena rangakaian energi yangterakhir lebih tidak merusak lingkungan. Penggunaan kayu sebagai sumber energi utama dan massal akan
lebih buruk dari penggunaan batu-bara, dan batu bara lebih buruk dari minyak dan seterusnya.
Kini mayoritas dunia mengandalkan minyak sebagai sumber energi utama. Perebutan minyak telah menjadi
sumber peperangan (yang terbaru diantaranya adalah invasi Amerika terhadap Irak dan Afganistan). Jugakerusakan lingkungan terjadi akibat eksloitasi minyak. Banyak kasus kerusakan lingkungan berkaitan dengan
eksploitasi minyak ini, seperti pencemaran laut di daerah Balikpapan, Indramayu Jawa Barat. Dampak burukini juga terjadi di negara lain tumpahnya minyak dari tanker Exxon Valdez sebanyak 40 juta liter pada tahun
1989 ke laut Alaska. Dan bila eksploitasi minyak berada dibawah pemerintahan militeristik dan otoriter,sebagaimana Pertamina pada masa pemerintahan Orde Baru, dia menjadi lahan korupsi bagi segelintir elitpenguasa negeri.
Karena dampak energi fosil telah melampaui daya dukung alam, maka dewasa ini beberapa negara telah mau
beranjak meninggalkan energi fosil (diantaranya minyak) sebagai sumber energi. Salah satu diantaranya,tawaran dari Pemerintahan Ekuador yang memilih tidak mengeksploitasi minyak mereka yang terdapat di
kawasan hutan Yanusi, dengan pertimbangan resiko kerusakan lingkunga, pengusiran masyarakat adat /lokal
Minyak dan Kerusakan Lingkungan
Minyak sebagai salah satu energi fosil juga berkontribusi mengeluarkan gas rumah kaca yang mengakibatkan
pemanasan global dan perubahan iklim. Dampak tersebut mulai terasa saat ini, seperti peningkatan suhuhingga mencairnya es di daerah kutup, musim kemarau dan hujan yang makin ekstrim, energi badai dan
puting beliung yang makin meningkat, dan lain-lain.
Konsensus para ilmuwan menyatakan emisi gas rumah kaca harus dikurangi 60-80 persen dari tingkat emisi
tahun 1990 dalam beberapa dekade singkat ke depan. Sementara itu, Kyoto Protokol hanya membuat targetpengurangan emisi sebanyak 5,2 persen dibawah tahun 1990 untuk masa tahun 2008-2012. Sebuah
pengurangan sebenarnya tidak berarti, namun masih juga negera penghasil gas rumah kaca terbesar sepertiAS menolak mengikuti Protokol Kyoto ini pada masa pemerintahan Bush.
Mengatasi dampak perubahan iklim dengan cara mengurangi konsumsi minyak melalui mekanisme penaikanharga (pencabutan subsidi) bukan jalan keluar yang adil. Akses rakyat, khususnya mayoritas kelompok miskin
terhadap energi, secara moral dan prinsip keadilan dan demokrasi atas akses energi, tidak boleh dipersulit.
Privatisasi Minyak: Menguntungkan Korporasi, Merugikan Rakyat Miskin
Untuk itu, keluar dari energi fosil (salah satunya minyak) harus melalui jalan yang adil, tidak mengorbankanmayoritas rakyat miskin.
Perusahaan-perusahaan besar dan negara maju seperti Amerika Serikat mendorong agar negeri berkembang
melakukan privatisasi (swastanisasi) pengelolaan minyak dan gas. Privatisasi perusahan minyak dan gas juga bukan jalan keluar ketergantungan terhadap minyak. Hal tersebut hanya menyebabkan harga minyak
semakin mahal dan menjadi konsumsi kalangan segelitir elit. Sebagaimana rekomendasi sebuah studi yangdisponsori oleh James Baker III Institute for Public Policy of Rice University dan Council on Foregin Relation(sebuah lembaga kajian hubungan luar negeri di Amerika Serikat yang berpengaruh terahdap kebijakan
pemerintah AS) pada tahun 2001 menyatakan bahwa minyak mengalami ”pasokan yang sedikit” karena”kurangnya investasi” dalam produksi baru dan ”negara-negara [penghasil minyak sering mengalami] goncangan
[politik]”. Kelebihan kapasitas telah lenyap dan hampir tidak ada lagi karena negara produsen minyak sebagaianmemperuntukkan minyaknya untuk proyek-proyek sosial daripada investasi pengembangan produksi kapasitas
baru1. Dengan demikian pandangan lembaga studi yang dekat dengan kepentingan perusahaan minyakinternasional ini bahwa keuntungan minyak tidak boleh digunakan untuk peningkatan mutu pendidikan,kesehatan, sebagaimana saat ini dilakukan negara seperti Venezuela.
Untuk itu, lembaga tersebut mengeluarkan rekomendasinya pada tahun 2007 ”agar semua perusahaan minyak
nasional [yang dimiliki negara] diprivatisasi, investor asing diperlakukan setara dengan perusahaan minyaklokal, dan OPEC sebaiknya dibubarkan, yang akan memungkinkan terwujudnya perdagangan bebas danpasar yang kompetitif untuk menyediakan energi yang dibutuhkan dunia dengan harga yang ditentukan oleh
pasar.”2
Celakanya, kemauan kepentingan korporasi besar dari negeri maju untuk memprivatisasi/meliberalisasi minyaktelah beresonansi di Indonesia. Hal tersebut tampak dengan dikeluarkannya UU Minyak dan Gas pada tahun
2001. UU Migas No. 22/2001 mendorong penghapusan subsidi BBM dan melepaskan harga BBM sesuaidengan harga pasar internasional. Proses pembuatan undang-undang tersebut dikendalikan oleh kekuatanyang berkaitan erat dengan kepentingan korporasi, yakni USAID (United States Agency for International
Development), sebagaimana pengakuan mereka “USAID has been the primary bilateral donor working onenergy sector reform.…” Khusus mengenai penyusunan UU Migas, USAID secara terbuka menyatakan, “The
ADB and USAID worked together on drafting a new oil and gas law in 2000 ”. 3
Solusi: Energi Terbarukan Berbasikan Komunitas
Pengembangan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, geothermal skala kecil, mikro hidro adalahbeberapa diantaranya yang mendorong pengelolaan energi menjadi lebih terdesentralisasi ke komunitas, dan
tidak merusak lingkungan dan tidak terjadi penyingkiran terhadap masyarakat yang berada di sekitar sumber energi, sebagaimana terjadi dengan pertambangan minyak.
Beberapa inisiatif untuk pengembangan energi terbarukan telah ada ada di Indonesia, seperti mikro hidro diLampung dan Kalimantan Timur diantaranya, Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Gunung Kidul. Kebijakan
tersebut harus didukung dan dipermudah oleh pemerintah Indonesia. Dan negara maju sepantasnyamemberikan hibah teknologi untuk pengembangan energi terbarukan ke negara dunia berkembang (bukan
dalam bentuk pengalihan pembayaran hutang negara dunia). Hibah tersebut sebagai wujud pembayaranhutang ekologi negara maju yang telah berkontribusi lebih besar dalam pengerusakan kerusakan lingkungan
hidup dunia, juga kerusakan lingkungan negara berkembang. Tugas kita mendesak pemerintahmengembangkan energi terbarukan, dan menghentikan ketergantungan terhadap energi fosil dengan caraadil, tidak memberatkan negara miskin dan rakyat miskin. Privatisasi adalah kepentingan korporasi.
(Footnotes)
1 John Bellamy Foster ,The Ecological Revolution, Making Peace with the Planet, Monthly Review, NewYork, 20092 ibid
3 http://www.usaid.gov/pubs/cbj2002/ane/id/497-013.html
Dilema MinDi lema MinDilema MinDi lema MinDilema Minyyyyyakakakakak
Pius GintingPengkampanye Tambang WALHI
Perjuangan ICW selama kurang lebih 10 tahun (1998-2009)semenjak keberadaannya di masa reformasi secara langsung
maupun tidak langsung telah mempengaruhi situasi sosial-ekonomidan politik di lingkungan makro kenegaraan. Isu korupsi telah
menjadi isu politik yang bisa menentukan -langsung maupun tidaklangsung- jatuh-bangunnya kekuasaan, baik dalam kaitannyadengan jabatan maupun kekuasaan politik. Demikian halnya,
tuntutan publik terhadap pertanggungjawaban penyelenggaranegara (pemerintahan) kian kuat disuarakan melalui beberapa
agenda, baik dalam ranah anggaran publik, pelayanan publikmaupun kebijakan publik lainnya.
Dalam konteks penegakan hukum, desakan dan kampanye yangterus menerus dari ICW dan organisasi antikorupsi lainnya telah
melahirkan sebuah gambaran lain dari pada periode sebelumnya,dimana pejabat negara, baik di tingkat eksekutif maupun legislatif
bisa diajukan ke pengadilan karena melakukan korupsi.Bukan hanyadi tingkat daerah, akan tetapi kecenderungan ini juga menyentuhwilayah kekuasaan pusat seperti di parlemen.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), khususnya pimpinan KPK jilid II yang lahir karena tuntutan akan penegakan hukum yangindependen, tidak pandang bulu dan berani telah menjadi harapan
baru bagi masyarakat luas. Bukan hanya karena mandulnya kinerjapenegakan hukum Kejaksaan dan Kepolisian, akan tetapi pada isuintegritas penegakan hukum, KPK lebih bisa
dipertanggungjawabkan. Tak heran jika laporan masyarakat kepadaKPK atas dugaan tindak pidana korupsi di berbagai daerah juga
meningkat dari waktu ke waktu.
Pemilu 2009 sebagai ajang regenerasi kekuasaan politik juga telah
dipengaruhi secara signifikan oleh isu yang berkaitan dengankorupsi. Tertangkapnya beberapa anggota DPR RI menjelang pemilu2009 telah meningkatkan tekanan publik terhadap kandidat maupun
partai politik. Kampanye “Tidak Pilih Politikus Busuk” yangdidengungkan oleh ICWdan NGO pada Pemilu 2009 telah disambut
oleh kelompok lainnya, seperti kelompok mahasiswa, seniman,buruh dan bahkan politisi sendiri yang membutuhkan legitimasi
politik untuk berkuasa ditengah-tengah iklim kompetisi politik yanglebih ketat karena mekanisme suara terbanyak.
ICW dan gerak an ant ikorupsi
di IndonesiaSely MartiniProgram Monitoring and Evaluation, ICW
Berkaca pada pemilu lokal (Pilkada), kekuatan uang dalam menentukan hasil pemilu
nyatanya juga perlu dibaca ulang. Hal ini karena tidak semua incumbentyang menjadicalon kepala daerah terpilih lagi. Padahal jika diasumsikan mereka adalah penguasa
sumber daya lokal, maka seharusnya mereka bisa menggunakan sumber daya
tersebut untuk mempengaruhi pemilih. Namun faktanya tidak demikian. Ini artinya,ada pergeseran pemikiran di tingkat pemilih yang bisa menjadi potensi bagi doronganperubahan politik ke depan.
Peluang dan Ancaman Gerakan Antikorupsi Kedepan
Dukungan publik yang makin kuat atas agenda gerakan antikorupsi di Indonesia telah
memberikan legitimasi sosial atas keberadaan ICWkedepan. Muaknya masyarakatterhadap praktek korupsi yang terus menerus dipertontonkan oleh pejabat negara,baik kalangan eksekutif maupun legislatif menjadikan agenda antikorupsi tertantang
untuk dapat menjawab masalah tersebut.
Di berbagai daerah, gerakan antikorupsi telah tumbuh, meskipun dengan berbagaikeberagamannya. Strategi dan pendekatan antikorupsi dari satu daerah dengan
daerah lainnya pun nampak.. Meskipun harus diakui bahwa sebagian besarnya lebihbanyak fokus pada isu penegakan hukum. Berbagai dorongan antikorupsi yang telahtumbuh memang masih didominasi oleh tuntutan penegakan hukum yang lebih
kredibel terhadap para pelaku korupsi.
Masyarakat juga kian kuat posisi tawarnya dengan terbitnya berbagai UU yang
memihak agenda pemberantasan korupsi. Mulai dari ratifikasi UNCAC PBB, lahirnyaUU Perlindungan Saksi dan Korban serta UU Kebebasan Informasi Publik paling
sedikit telah memberikan harapan yang lebih besar bagi keterlibatan masyarakatluas secara langsung dalam mengontrol jalannya pemerintahan.
Secara khusus yang harus diwaspadai adalah rendahnyapolitical will anggota DPRuntuk segera menyelesaikan RUU Pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang
deadlinenya pada bulan Desember 2009 sesuai dengan putusan MahkamahKonstitusi (MK). Pengadilan Tipikor adalah jantungnya penegakan hukum KPK. JikaPengadilan Tipikor tidak kelar pengesahannya hingga Desember 2009, maka
kemungkinan besar KPK tidak akan banyak berguna. Kecuali jika kemudianPemerintahan baru mengeluarkan Perpu, nasib KPK bisa berbeda.
Tantangan kedepan adalah bagaimana mengkonsolidasikan gerakan antikorupsi yang
s u d a h muncul di berbagai daerah sehingga tidakterpecah-pecah dan memiliki strategi jangka panjang, bukan sekedar penegakan
hukum. Karena jika pendekatan antikorupsihanya sebatas penegakan hukum, akan
lahir rasa ftrustasi di tengah situasi dimanalembaga penegak hukum konvensionaltidak banyak berubah.
Demikian halnya, bagaimana gerakanantikorupsi di Indonesia dapat mendorong
perubahan struktur politik yang lebihmemihak kepentingan publik setelah
proses hukum terhadap politisi/pejabat dilingkungan tertentu dilakukan. Sekarang initerkesan penegakan hukum yang
dilakukan terhadap Kepala Daerahmisalnya tidak mengubah situasi. Artinya,
pejabat pengganti dari pejabat sebelumnyayang sudah diproses oleh KPK misalnya
memiliki perilaku yang sama, yakni korup.
Ujian lain yang harus dijawab adalah
bagaimana gerakan antikorupsi diIndonesia dapat membumikan UU yang
telah lahir, seperti UU PSK, UU KIP danratifikasi UNCAC. Kekhawatiran yang
muncul bahwa UU tersebut sebatas ada,tapi tidak pernah bisa dijalankan. Olehkarenanya, dibutuhkan strategi dan
pemikiran untuk menjadikan UU diatas
sebagai payung hukum yang fungsionalbagi masyarakat dalam menjalankan fungsikontrolnya terhadap kekuasaan.
5/10/2018 Katalog Perminus Solo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/katalog-perminus-solo 2/3
LakonLadang Perminus diadaptasi dari novel karya Ramadhan KH berjudul samaLadang Perminus . Seperti novelnya, lakon ini mengisahkan tokoh utamanya, Hidayat, seorang bekas pejuang Angkatan
45 yang bekerja sebagai manajer pada perusahaan minyak negara bernama Perusahaan Minyak Nusantara (Perminus). Hidayat dikisahkan sebagai sosok yang cerdas, jujur, idealis dan setia kepada hati
nuraninya sendiri. Selama menjabat dia mencoba bertahan untuk tidak melakukan korupsi dan segala bentuk variannya yang menggelegak di kantornya. Gelegak dan gas korupsi di perusahaan migas itu
akhirnya tercium aparat hukum.
Suatu hari beredar kabar bahwa sebuah tim tengah menyelidiki skandal korupsi di kantor itu. Tak pelak seluruh karyawan kantor diliputi ketakutan. Mereka segera berusaha menyelamatkan diri masing-masing
dengan berbagai cara. Tetapi dasar dunia kooruptor, jalan yang dipakai pun jalan busuk. Antara lain mereka menyebar fitnah ke mana-mana. Fitnah ditembakkan ke arah orang-orang yang dianggapmembahayakan. Hidayat dan kawan-kawan yang menjalani karir dengan lurus menjadi sasaran empuk desingan peluru fitnah. Hasilnya Hidayat dan sejumlah temannya menjadi korban. Tanpa bukti
kesalahan dia dibebastugaskan dari pekerjaannya alias dirumahkan.
Hidayat sangat terpukul oleh hukuman tersebut. Namun isterinya yang tidak kenal lelah dalam memberikan semangat membuatnya tertolong. Hidayat kemudian ”menghibur” diri dengan menangani usaha
ternak yang telah dirintis sebelumnya sambil memberikan pelayanan konsultasi kepada para kontraktor asing yang mengetahui reputasinya. Kegiatan itu secara perlahan menyembuhkan rasa frustrasinya.
Semangatnya pun bangkit.Penyelidikan di Perminus berakhir. Hidayat tak terbukti bersalah. Dia pun dipanggil lagi untuk bekerja. Setelah aktif bekerja lagi, Hidayat diberi tugas oleh atasannya, Kahar, ke Singapura. Kahar adalah
pimoinan penting perusahaan itu, namun juga menajdi sumber segala masalah di kantornya. Tugas di Singapura dijalani Hidayat dengan baik. Hasilnya cemerlang. Namun Kahar yang bermaksud mencariuntung bagi kepentingannya sendiri, menjegalnya. Kahar berhasil. Tapi karena takut perbuatannya terbongkar dia mencari jalan licik agar Hidayat jatuh. Saat Hidayat mencalonkan diri sebagai gubernur Jawa
Barat, Kahar kembali menyebar fitnah. Hidayat kembali jatuh dan akhirnya memutuskan untuk pensiun.
Suatu hari muncul kabar bahwa Kahar meninggal. Hidayat merasa lega. Tapi hanya sebentar. Sebab tak lama kemudian muncul kabar bahwa Kahar dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Kekecewaan
yang mendalam membuat Hidayat jatuh sakit.
Di rumah sakit dia sempat merenung. Dia menyadari bahwa manusia harus berjiwa besar dalam menghadapi kenyataan hidup meskipun berat dan sulit. Hari terus berjalan. Suatu hari kabar datang bahwa
skandal korupsi di Perminus akhirnya terbongkar. Hidayat lega**
Teater selain merupakan seni pertunjukan dan seni peran adalah media komunikasi sekaligus cermin. Sebuah lakon yang dipanggungkan merupakan medium untuk
berkomunikasi bagi sutradara dan para aktornya dengan penonton (masyarakat). Penonton juga akan bercermin pada para tokoh melalaui alur dan konflik yang terjadi.
Teater senantiasa mencoba mengolah dunia melalui dunia rekaan. Ia diciptakan dalam kerja kesengajaan yang khas dunia seni dalam menanggapi kondisi zaman sehinggasutradara, para aktris-aktornya dan pendukung pementasan dituntut melakukan pemilihan. Sebab di hadapan mereka tersedia berbagai jenis karya, dari yang klasik hingga
yang eksperimental terkini, dari yang naskah asli hingga yang adaptasi.
Pekerjaan memilih tentu tak gampang. Karena berbagai masalah (internal dan eksternal) akan ikut berbicara. Namun biasanya keputusan tiba ketika pertunjukan harus
berjalan walaupun keputusan itu berdampak pada proses kerja artisitik. Apalagi pilihannya adalah mengadaptasi sebuah novel.
Pementasan Ladang Perminus berangkat dari keputusan tim produksi untuk mengadaptasi novel Ladang Perminus, karya Ramadhan KH, dengan sejumlah alasan.Pertama , novel ini mengambil setting korupsi di Pertamina pada dekade 1970-an. Ia berkisah tentang betapa mengguritanya perilaku korupsi di perusahaan minyak negara
tersebut. Dalam perjalanan operasinya sebagai perusahaan di bidang minyal dan gas, Pertamina telah memaksa setiap orang yang berurusan dengannya harus melakukanberbagai bentuk korupsi dan tindakan ikutannya. Kedua , kasus-kasus korupsi di Indonesia, termasuk korupsi di dunia migas, dan dampaknya terhadap kehidupan rakyat
sehari-hari terus terjadi. Krisis energi yang tak pernah usai akibat tata kelola migas yang korup, telah menjerumuskan rakyat ke jurang kesengsaraan. Ketiga ,pencemaran
lingkungan di bidang pertambangan dan energi, misalnya lumpur Lapindo dan Balongan telah begitu dasyat merusak kehidupan masyarakat. Hal ini tak lepas dari perilaku
korupsi sebagai hasil perselingkuhan timpang antara (aparatus elit) negara dan pemilik modal untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya tanpa mempertimbangkan
aspek lingkungan, sosial politik dan hak asasi manusia serta terutama masa depan rakyat.
Eksekutif Produer: Berry Nahdia n Forqa n,Danang Widoyoko, Willy Pramudya.Produser: And i K. Yuwo no.Asisten Prod user: Susilo Adineg oro .Tim Jaka rta: Raharja Waluya Jati, AgungYudha wirana tha, Dew i Djaja, Jerry Pattinama ,Ibe Karyanto .Pimpro: Zhu Khie Thian.
Keuangan: Tri Ang ga nis Dew i.Administrasi: Anita Ga yatri, Lanjar Ab imanyu.Penulis Naskah, Sutrada ra, Hiday at: WawanSofw an.Penulis Naskah: FX Rudy G unaw an. StageManager: Aji Setiaw an.Stage Crew: Linda Seb astian, Aco nk, Yono ,Ade Ii, Rizkika Lukman Hakim, Aep Suherma n.Panggung, Lampu: Ded en Bulqini.Kostum: Fitri Kena ri, Ayu Sumina r. Make up: Taufik S, Rega.Musik: Dedd y Banjar.Dokumentasi: Arief Dwinanto.Juju, Tong : Akmal Rahma n.Pramugari: Annisa Rac hmania.Istri Kahar, Pramug ari, Nana : Atin Rustini.Sadikin: Bag us Setiaw an.Suba rkah: Chandra Kudapawana. Singh, Kolonel: Dadang Atmo.Pena: Ded en Syarief. Kahar: Fa jar Emm illianu s. Didi: Kod rat Firma nsyah.Ias: Heliana Sinag a.Ita: Ryzzky Ryzc ika Riani. Herm an ,Onkelinx: Sahlan Mujtab a.Yu: Toh ari Yosd ollac
Ibu Safrida .Halim HD.Hanindawan.Tam an Budaya Surakarta .Dewa n kesenian semarang.Kepa la Seko lah SMA St.Yosep h, Solo .Kep ala Sekola h SMA Loyola - Sema rang .Panitia Pelaksana di Solo d an Sem aran g.
Sekilas Perjalanan Ladang PerminusSetelah dipentaskan sebanyak 9 kali di panggung, baik di Bandung maupun Jakarta, Ladang Perminus mendapatkan kehormatan untuk ikut terlibat dalam Mimbar Teater Indonesia di Solo. Pada awalnya kami bimbang untuk membawa rombongan mengikuti acara tersebut, bukan karena ketidaksiapan tim namun karena masalah klasik,
pendanaan. Syukurlah pada akhirnya kami tetap mendapatkan dukungan dari Kedutaan Besar Belanda setelah melihat seluruh proses yang terjadi baik di Bandung
maupun Jakarta.
Walau demikian, dana yang ada tidak memungkinkan kami membawa “tim asli” yang jumlahnya total mencapai lebih dari 70 orang. Kami bersama Wawan Sofwan selaku
sutradara terpaksa melakukan banyak pemangkasan rombongan yang pada akhirnya hanya mencapai separuhnya saja. Dalam bahasa guyonan kami waktu itu seringterlontar “pokoknya hanya 1 bus saja”.
Karena kehilangan separuh anggota tim, maka pementasan yang akan dilakukan pun mengalami pemotongan adegan, tidak seperti 9 pementasan sebelumnya. Kami yakinbahwa penghilangan beberapa adegan tidak akan mengurangi esensi pesan dari pementasan nanti. Bagi kami, pesan tentang perlawanan terhadap korupsi, pelanggaran
HAM dan perusakan lingkungan bagi kami adalah mutlak seperti kesepakatan bersama. Kemasan pesan yang dbungkus apik tentunya akan lebih mudah diterima masyarakat
luas, terutama melalui medium seni dan budaya dalam hal ini teater.
Dalam tour pementasan di Solo, kami tidak akan hanya tampil di Taman Budaya Surakarta. Sambil menyesuaikan jadwal perjalanan, Ladang Perminus juga akan dipentaskan
di SMA Yosef Solo secara minimalis dan selanjutnya juga akan mampir di Taman Budaya Raden Saleh Semarang. Kedua pementasan terakhir juga akan disertai diskusi
dengan pelajar dan kalangan umum mengenai bahaya korupsi yang akut melanda negeri ini. Tentu saja kami tidak berpretensi bahwa pementasan ini akan berhasil 100
persen mengurangi angka korupsi, di sini kami hanya berharap bahwa kaum muda dapat mengerti dan memahami bahaya korupsi bagi masa depannya nanti.Atas terlaksananya pementasan ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim yang terlibat baik yang sekarang maupun yang “asli”. Selanjutnya kepada Kedutaan
Besar Belanda, ICCO Belanda dan Hivos Southeast Asia kami juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dana yang diberikan. Kepada para pendukung dan
penyelenggara di wilayah seperti Taman Budaya Surakarta, ……………… kami ucapkan terima kasih atas kerjasamanya.
Akhirnya pementasan ini juga kami persembahkan bagi kawan kami Azan Sarjana yang telah meninggal hanya 2 hari setelah mengakhiri tugasnya sebagai kru artistik di
pementasan terakhir di Jakarta. Semoga inspirasi dan perjuangan Azan dapat kami teruskan untuk memperjuangkan Indonesia yang jauh lebih baik.
Selamat menonton.Atas nama Ladang PemrinusAndi K. Yuwono – Produser
Susilo Adinegoro – Asisten Produser
Teater sebagai Medium
Sinopsis
Personal ia
Ucapan Ter imak asih