KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38...

85
i 6

Transcript of KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38...

Page 1: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

i

6

Page 2: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

ii

KATA PENGANTAR

uji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah

memberikan Rakhmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2018 dapat

diselesaikan. Dokumen LKIP ini merupakan bentuk laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

kegiatan secara kinerja dan anggaran, yang meliputi Urusan Pertanian.

LKIP Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2018 ini merupakan

tindak lanjut dari amanat Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi

Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah secara substansi menyatakan bahwa agar setiap pimpinan

instansi pemerintah melakukan evaluasi atas implementasi SAKIP di lingkungannya setiap

tahun. Penyusunan laporan ini dilaksanakan melalui rekapitulasi dan pengumpulan data serta

informasi dari berbagai sumber, yaitu dokumen Lakip dan data penunjang Tahun 2018 pada

Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.

Laporan ini berisikan tentang perbandingan target kinerja dan anggaran yang sudah

ditetapkan pada dokumen perencanaan dinas dengan realisasi kinerja dan anggaran pada

tahun 2018. Selain itu, LKIP ini juga membandingkan data realisasi kinerja pada kurun tahun

tertentu. Laporan ini juga bisa dijadikan sebagai evaluasi dan bahan dasar pengambilan

kebijakan pembangunan pertanian pada waktu yang akan datang.

Demikian penyusunan Laporan ini, semoga bermanfaat bagi yang berkepentingan.

Soreang, Maret 2019

Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten Bandung

Ir. H. A. Tisna Umaran, MP Pembina Utama Muda

NIP 196409231992031005

P

Page 3: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Terdapat 6 Indikator utama yang ditetapkan pada tahun 2018, 5 indikator diantaranya

dapat memenuhi bahkan melebihi target yang ditetapkan, sedangkan 1 indikator lainnya

belum dapat memenuhi target yang ditetapkan. Indikator utama yang mencapai target bahkan

melebihi ialah Jumlah Produksi Komoditi Pertanian tanaman pangan, hortikultura dan

perkebunan, Persentase peningkatan nilai ekonomi produk unggulan pertanian,

Persentase kelompok yang naik kelas, Nilai Akuntabilitas Kinerja dan Jumlah Populasi

Ternak. Indikator lain yang belum mencapai target yaitu Persentase aset dalam kondisi

baik.

Realisasi Capaian tertinggi terdapat pada indikator Jumlah Produksi Komoditi

Pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan sebesar 122,29%, sedangkan

terendah pada indikator Persentase aset dalam kondisi baik sebesar 93,93%. Berdasarkan

kondisi tersebut maka khusus untuk beberapa indikator yang belum mencapai target yang

ditetapkan haruslah mendapatkan prioritas agar pada akhir rencana strategis target yang tidak

tercapai dapat terkompensasi

Anggaran Belanja langsung yang dialokasikan pada urusan pertanian untuk

mendukung pencapapaian indikator tersebut pada tahun 2018 ialah sebesar Rp.

58.906.327.844,-, dengan realisasi sebesar Rp. 55.874.893.359,- atau 94,9%. Jumlah

anggaran tersebut dipergunakan untuk mencapai beberapa target indikator yang telah

ditetapkan di dalam renstra, dimana turunannya dibuat Renja dan Dokumen Anggaran

sebagai target tahunan dari dinas masing-masing

Permasalahan utama yang dihadapi ialah sebagai berikut:

- Semakin terbatasnya tenaga kerja di pedesaan terutama buruh tani

- Perubahan iklim secara global mempengaruhi ketersediaan air pada lahan

pertanian

- Alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian

- Terbatasnya adopsi teknologi yang menunjang peningkatan kualitas

produksi usaha yang berdayasaing dan mempunyai nilai tambah

- Masih rendahnya pengolahan dan pemanfaatan limbah peternakan

Page 4: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

iv

Adapun penanggulangan permasalahan yang dihadapi pada tahun 2016 ialah sebagai

berikut :

- Membina masyarakat dan meningkatkan sosialisasi pentingnya usaha pertanian

bagi masyarakat terutama dalam menumbuhkan gairah generasi muda untuk

terjun secara langsung dalam usaha pertanian. Selain itu dalam meningkatkan

efisiensi dan efektivitas proses produksi perlu ditingkatkan kegiatan mekanisasi

pertanian

- Pembinaan kepada masyarakat tentang pola tanam, teknologi budidaya pertanian

serta ditunjang dengan peningkatan infrastruktur yang memadai dalam manajemen

air di lahan pertanian.

- Penerapan Perda LP2B diharapkan dapat menjaga ketersediaan lahan pertanian

secara berkelanjutan. Di sisi lain perlu dilakukan peningkatan upaya teknis guna

menjaga ketersediaan padi palawija seperti peningkatan infrastruktur irigasi agar

lahan yang kurang produktif menjadi produktif dan program Upaya Khusus

(UPSUS).

- Peningkatan peran serta penyuluh pertanian dalam peningkatan keahlian dan

penerapan teknologi pertanian masyarakat.

- Program Bandung 1000 Kampung lingkup Pertanian mendorong kemajuan

ekonomi wilayah berbasis komoditi pertanian potensial

- Sosialisasi dan pembinaan masyarakat akan pentingnya pemanfaatan limbah

ternak menjadi pupuk organic dalam mengurangi polutan air sungai dan sekaligus

mensubstitusi kebutuhan pupuk kimia pada pertanian (non ternak)

Page 5: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................................. iii

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. vi

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. - 1 -

BAB II PERENCANAAN KINERJA .............................................................................................. 10

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................................. 15

A. Capaian Kinerja Organisasi ....................................................................................... 15

3.1. Rekapitulasi Capaian Indikator Sasaran PK ................................................... 15

3.2. Analisis Capaian Indikator Kinerja .................................................................... 16

B. Realisasi Anggaran ..................................................................................................... 61

BAB IV P E N U T U P .................................................................................................................... 73

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 73

B. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut ............................................................ 73

LAMPIRAN .......................................................................................................................................... 74

Page 6: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Dinas Pertanian menurut Peraturan Bupati Bandung Nomor

94 Tahun 2016 .................................................................................................................. 2

Gambar 2 Struktur Organisasi Unit Pelayanan Teknis Dinas Pertanian menurut Peraturan

Bupati Bandung Nomor 108 Tahun 2016 ..................................................................... 3

Page 7: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

vii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Perkembangan produksi komoditi tanaman pangan .................................. 28

Grafik 2 Perkembangan produksi komoditi hortikultura ........................................... 29

Grafik 3 Perkembangan produksi komoditi perkebunan .......................................... 30

Grafik 4 Gambaran pertumbuhan untuk tiap komoditi ternak ruminansia ................ 44

Grafik 5 Populasi ternak unggas di Kabupaten Bandung Tahun 2012-2017 ........... 45

Grafik 6. Data Lokasi Kasus Ai Di Kabupaten Bandung ( 2009 - 2017) ................... 49

Grafik 7. Vaksinasi Unggas ( AI ND ) Di Kabupaten Bandung 2008 – 2017 ............ 50

Grafik 8. Vaksinasi Brucellosis ................................................................................ 50

Page 8: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1-1. Sumberdaya Manusia ASN Dinas Pertanian Tahun 2018 ......................................... 4

Tabel II-2 Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian Tahun 2016-2021 ..................................... 12

Tabel II-3 Sasaran Strategis dan Target Indikator Sasaran Dinas Pertanian Tahun 2018 .... 13

Tabel II-4 Program dan Pagu Anggaran Urusan Pertanian yang dilaksanakan oleh Dinas

Pertanian Tahun 2018 ....................................................................................................................... 13

Tabel III- 5 Realisasi Indikator Sasaran Tahun 2018 ................................................................... 15

Tabel III- 6 Perbandingan realisasi Persentase peningkatan nilai ekonomi produk unggulan

pertanian Tahun 2018 terhadap target renstra .............................................................................. 16

Tabel III- 7 Perbandingan realisasi Persentase peningkatan nilai ekonomi produk unggulan

pertanian terhadap target Tahun 2018 ........................................................................................... 17

Tabel III- 8 Program dan kegiatan penunjang indikator sasaran Persentase peningkatan nilai

ekonomi produk unggulan pertanian Tahun 2018 ........................................................................ 18

Tabel III- 9 Realisasi kinerja persentase kenaikan kelas kelompok tani Tahun 2018 ............ 20

Tabel III- 10 Perbandingan realisasi kinerja persentase kelompok tani terbina Tahun 2018

terhadap target Perubahan Renstra ................................................................................................ 20

Tabel III- 11 Sebaran kelompok tani dan penyuluh pertanian per kecamatan Tahun 2018.. 22

Tabel III- 12 Program Kegiatan penunjang capaian indikator kinerja Persentase kelompok

tani terbina Tahun 2017 .................................................................................................................... 23

Tabel III- 13. Target dan Realisasi Indikator sasaran Tercapainya produksi pangan Tahun

2018 ...................................................................................................................................................... 25

Tabel III- 14 Target dan Realisasi Indikator sasaran Tercapainya produksi pangan Tahun

2018 ...................................................................................................................................................... 26

Tabel III- 15 Perbandingan realisasi kinerja Produksi komoditi Pangan Tahun 2018 terhadap

target Renstra ..................................................................................................................................... 30

Tabel III- 16 Perbandingan produksi padi, bawang merah dan kopi Kabupaten Bandung

Tahun 2017 dengan target provinsi dan nasional ......................................................................... 31

Tabel III-17 Pertumbuhan produksi tanaman pangan Tahun 2017 terhadap Tahun 2016 .... 32

Tabel III- 18 Tingkat kehilangan hasil komoditas padi ................................................................. 34

Tabel III- 19 Pertumbuhan capaian komoditas hortikultura (sayuran) Tahun 2016 -2018 ..... 37

Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 .................................. 38

Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ...................... 39

Tabel III- 22 Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Populasi Ternak Tahun

2018 ...................................................................................................................................................... 43

Tabel III- 23 Capaian indikator populasi ternak terhadap targe Renstra Tahun 2016-2020 .. 46

Tabel III- 24 Perbandingan Populasi Ternak Kab. Bandung terhadap Populasi Ternak Jawa

Barat dan Nasional............................................................................................................................. 46

Tabel III- 25 Perbandingan realisasi kinerja Nilai AKIP Tahun 2018 terhadap target Renstra

.............................................................................................................................................................. 55

Tabel III- 26 Perbandingan realisasi kinerja Nilai AKIP Tahun 2018 terhadap standar per

komponen penilaian. .......................................................................................................................... 56

Tabel III- 27 Perbandingan realisasi kinerja persentase asset dalam kondisi baik Tahun 2018

terhadap target Renstra .................................................................................................................... 58

Tabel III- 28 Program kegiatan penunjang capaian indicator Persentase asset dalam kondisi

baik Tahun 2018 ................................................................................................................................. 60

Page 9: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

ix

Tabel III- 29 Realisasi Anggaran yang mendukung Pencapaian Target Kinerja pada Tahun

2018 ...................................................................................................................................................... 62

Page 10: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

PENDAHULUAN

- 1 -

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum

Pada tahun 2018 pertanian di Indonesia masih dihadapkan pada tantangan

berat antara lain: (1) dampak perubahan iklim pada sektor pertanian berupa:

meningkatnya serangan OPT dan penyakit hewan, menurunnya produktivitas dan

menurunnya kualitas hasil panen; (2) meningkatnya harga pangan yang berkorelasi

pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan; (3) ketersediaan produksi kedelai, gula dan

daging dalam negeri serta internasional terbatas, disisi lain kebutuhan konsumsi

domestik untuk ketiga komoditas tersebut meningkat; (4) kenaikan impor bahan

pangan dan pakan akan mengurangi devisa negara; (5) terbatasnya pembiayaan

pertanian yang mudah diakses petani/peternak; (6) terbatasnya infrastruktur lahan dan

air; (7) sistem penyuluhan pertanian yang belum efektif, dan (8) belum optimalnya

peran dan dukungan pemerintah daerah (RKT Kementerian Pertanian, 2014), maka

dilakukan penyelarasan kegiatan pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung

dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kementerian Pertanian Tahun 2017.

Sehubungan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun

2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah

Kabupaten Bandung Tahun 2016 Nomor 12), dibentuk Dinas Pertanian sebagai dinas

yang melaksanakan Urusan Pertanian. Tugas Pokok Dinas Pertanian berdasarkan

Peraturan Bupati Bandung Nomor 94 Tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan

teknis operasional dibidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, prasarana dan penyuluhan, peternakan, serta kesehatan hewan dan

masyarakat veteriner serta melaksanakan ketatausahaan Dinas.

Guna melaksanakan tugas pokok tersebut, dalam Peraturan Bupati Bandung

Nomor 75 Tahun 2018 tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah,

meliputi fungsi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan,

kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, serta prasarana dan

penyuluhan juga kesekretariatan yang tergambar dalam Struktur Organisasi Dinas

(Gambar 1). Untuk membantu melaksanakan pelayanan lingkup pertanian di daerah

dibentuk 7 (tujuh) Unit Pelayanan Teknis Dinas Pertanian melalui Peraturan Bupati

Bandung Nomor 47 Tahun 2018 seperti diuraikan dalam struktur organisasi dalam

Gambar 2.

Page 11: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

PENDAHULUAN

2

Gambar 1 Struktur Organisasi Dinas Pertanian menurut Peraturan Bupati Bandung Nomor 94 Tahun 2016

Page 12: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

PENDAHULUAN

3

.

Gambar 2 Struktur Organisasi Unit Pelayanan Teknis Dinas Pertanian menurut Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2018

Page 13: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

PERENCANAAN KINERJA

4

Sumberdaya manusia ASN pada Dinas Pertanian Tahun 2018 berjumlah 172

orang, seperti diurai dalam Tabel I-1.

Tabel 1-1. Sumberdaya Manusia ASN Dinas Pertanian Tahun 2018

NO URAIAN JUMLAH PEGAWAI

(orang)

1 STRUKTURAL 94

- Pejabat Struktural 42

- Jabatan Fungsional Umum (JFU) 52

2 Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) 78

- Penyuluh Pertanian 75

- Medik dan Paramedik 3

J U M L A H 172

B. Permasalahan Umum/ Isu Strategis Perangkat Daerah

Ketersediaan luas areal pertanian merupakan absolute advantage bagi

Kabupaten Bandung yang berpotensi sebagai sektor unggulan. Sebagai upaya

pengembangan sektor pertanian Kabupaten Bandung kedepan, dilakukan identifikasi

terhadap persoalan sektor pertanian beserta faktor penyebab permasalahannya.

Berdasarkan hasil kajian, persoalan utama dalam sektor pertanian di Kabupaten

Bandung yaitu belum adanya jaminan mengenai kuantitas, kualitas produk pertanian

serta belum adanya jaminan mengenai kontinuitas ketersediaan produk pertanian di

pasar. Jika dikaji lebih rinci, persoalan tersebut timbul akibat beberapa faktor, baik

dalam proses produksi maupun dalam proses distribusi produk pertanian.

Dalam proses produksi, rendahnya produktivitas pertanian kemungkinan besar

diakibatkan oleh rendahnya pengetahuan petani mengenai penguasaan teknologi

pertanian serta pengetahuan terhadap pola dan waktu tanam. Selain daripada itu,

belum meratanya penggunaan bibit unggul dan pupuk berkualitas dapat pula menjadi

faktor penyebab. Pada intinya, hal ini perlu diantisipasi dengan intensifikasi

penyuluhan dan pelatihan oleh pemerintah daerah terhadap petani.

Berdasarkan permasalahan utama di sektor pertanian tersebut, isu-isu

strategis dan mendasar yang harus tertangani dan esensial untuk menunjang

terciptanya pembangunan pertanian yang berkelanjutan, memiliki competititveness

dan comparativeness adalah (1) identifikasi dan penguatan potensi sumberdaya lokal;

(2) menciptakan kemitraan dan konsolidasi yang solid di antara para pelaku usaha,

stakeholders, dan pemerintahan; (3) peningkatan kualitas dan kuantitas yang

konsisten, berkelanjutan melalui penerapan teknologi dan SOP; serta (4) membangun

infrastruktur dasar pembangunan pertanian. Selain itu, penguatan kelembagaan

dinas, aparatur dan institusi, menjadi isu strategis yang harus secara konsisten

ditingkatkan, sehingga cepat tanggap, informatif, regulatori, dan fasilitatori.

Page 14: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

PERENCANAAN KINERJA

5

Secara garis besar, tinjauan masa depan merupakan arah yang harus dituju pada

proses pembangunan dan pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Bandung.

Pencapaian kondisi tersebut memerlukan beragam kebijakan dan strategi pembangunan dan

pengembangan sektor pertanian yang tepat. Dalam konteksnya, kebijakan dan strategi yang

akan dirumuskan sudah seharusnya dibangun berdasarkan kebutuhan untuk mengatasi

kesenjangan antara kondisi sektor pertanian pada saat ini dan kondisi ideal pada masa depan.

Selain itu, fleksibilitas juga sangat dibutuhkan mengingat kondisi di masa depan selalu akan

berubah. Kesenjangan yang terdapat di antara kondisi pada saat ini dan masa depan dapat

dipahami dengan melihat keterkaitan pergeseran lingkungan di sekitar sektor pertanian.

Dinamika perubahan lingkungan di sektor pertanian tersebut, terutama di Kabupaten

Bandung, merupakan hasil interaksi perubahan yang terjadi di seluruh sektor perekonomian;

baik regional maupun internasional.

Pada saat ini, terminologi pembangunan pertanian memiliki dimensi yang sangat luas.

Pembangunan pertanian dapat diterjemahkan sebagai; (1) peningkatan produksi pertanian;

(2) pengembangan ekonomi wilayah perdesaan; dan juga (3) pengelolaan dan konservasi

sumberdaya. Dengan adanya perspektif yang beragam tersebut maka permasalahan yang

dihadapi oleh pembangunan sektor pertanian Indonesia juga sangat beragam, namun

merupakan sebuah mata rantai yang tidak terputus antara satu dan lainnya. Untuk

mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang permasalahan yang dihadapi oleh sektor

pertanian Kabupaten Bandung, keterkaitan antara komponen-komponen permasalahan

disajikan pada Gambar 9.

Lahan, merupakan isu sentral yang mengemuka di dalam pembangunan sektor

pertanian pada saat ini. Pada satu sisi, ketersediaan lahan sebagai input terpenting di dalam

produksi pertanian merupakan jaminan atas keberlangsungan produksi dalam jangka

panjang. Namun di sisi lain, lahan (dan pemanfaatannya) merupakan sumber utama

munculnya beragam permasalahan dalam perekonomian Indonesia. Laju pertumbuhan

populasi penduduk yang hampir mencapai 3 % per tahun telah menciptakan tekanan dan

kompetisi yang sangat ketat dalam hal pemanfaatan dan penggunaan lahan. Kondisi ini

berimplikasi kepada rendahnya rata-rata kepemilikan lahan pertanian Kabupaten Bandung.

Diperkirakan, skala kepemilikan akan terus menurun seiring dengan semakin tingginya laju

konversi lahan pertanian (rata-rata di Indonesia) yang mencapai 2.7 % per tahun (Pribadi,

2005).

Gambar 3-15. Hubungan antar komponen permasalahan.

Pada satu sisi, terbatasnya lahan yang dimiliki menyebabkan kecilnya peluang bagi

pelaku usahatani untuk melakukan ekspansi produksi karena memang pada teknologi yang

Page 15: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

PERENCANAAN KINERJA

6

sedang berlaku terdapat perbandingan lurus antara luas lahan dengan tingkat produksi.

Implikasinya adalah petani cenderung untuk mengeksploitasi lahan yang terbatas tersebut

untuk memaksimumkan produksi pertanian per satuan luas. Elestianto (2004) menunjukkan

bahwa upaya-upaya yang dilakukan untuk memaksimumkan produksi dilakukan dengan

mengintensifkan penggunaan pupuk kimia yang tanpa disadari justru menimbulkan deplesi

unsur hara tanah yang mengakibatkan turunnya produktivitas lahan dalam jangka panjang.

Secara empiris dapat diamati bahwa tingkat produksi pertanian (terutama padi dan palawija)

memiliki kecenderungan yang menurun secara gradual (levelling-off).

Pada sisi yang lain, pasar komoditas pertanian ditengarai sangat distorsif. Terdapat

banyak faktor yang menyebabkan distorsi pada pasar ini, namun salah satu karakteristik

penting dari pasar pertanian adalah struktur pasar yang monopsonistik. Seperti yang telah

diketahui, selalu terdapat banyak pelaku tataniaga dalam pemasaran produk-produk

pertanian. Kondisi ini menyebabkan tidak sempurnanya transmisi harga dari konsumen ke

produsen. Yang biasanya terjadi, adanya kenaikan harga di tingkat konsumen tidak akan

menjamin kenaikan harga di tingkat produsen, namun sebaliknya jika terjadi penurunan harga

maka proporsi penurunan harga di tingkat produsen akan jauh lebih besar.

Kombinasi antara kuantitas produksi yang memiliki kecenderungan semakin rendah

dan rentannya harga produk-produk pertanian menyebabkan usahatani menjadi sebuah

sektor usaha yang tidak dapat memberikan insentif ekonomi terhadap pelakunya. Pendapatan

petani mengalami stagnasi, sementara angkatan kerja baru di pedesaan tidak memiliki cukup

alternatif, dimana peluang untuk memperluas lahan pertanian sangat kecil sementara nilai

produksi pertanian relatif rendah jika dibandingkan dengan nilai produksi di sektor non-

pertanian. Dengan keterbatasan alternatif ekonomi tersebut, sektor formal dan informal di

perkotaan relatif memberikan insentif yang lebih menarik bagi angkatan kerja pedesaan.

Siklus tersebut memberikan gambaran bahwa pada dasarnya diperlukan sebuah

solusi untuk mengatasi hilangnya insentif ekonomi usahatani dan permasalahan pemanfaatan

sumberdaya lahan. Hilangnya insentif usahatani lebih banyak disebabkan karena selama ini

nilai tukar (terms of trade) produk pertanian relatif sangat rendah bila dibandingkan dengan

industri, sementara nilai lahan (land-rent) selalu mengalami eskalasi. Maka dengan itu,

derasnya alih fungsi lahan pertanian dan tingginya tingkat urbanisasi merupakan sebuah

konsekuensi ekonomi yang sangat logis.

Pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Bandung yang bersifat regional tidak

dapat dilepaskan dari dinamika industri pertanian pada lingkup nasional dan internasional.

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa isu-isu strategis yang harus diakomodasi

mensyaratkan strategi pembangunan pertanian yang bersifat dinamis; yaitu pemilihan strategi

yang dapat mengkonvergensikan kendala-kendala yang dihadapi pada saat ini dengan isu-

isu strategis pada masa depan.

Seperti yang telah disebutkan pada bagian awal, salah satu aspek yang paling

substansial dalam perencanaan strategis dalam jangka panjang adalah menetapkan kondisi

ideal sektor pertanian yang akan dicapai sehingga dalam suatu proses penyusunan rencana

strategis diperlukan tinjauan mengenai kondisi yang akan tercipta di masa depan; yang

selanjutnya ditetapkan menjadi acuan dan tujuan dalam proses transformasi sektor pertanian.

Mengingat bahwa pasar komoditas dan produk pertanian bersifat demand driven. Struktur

industri seperti ini menunjukan bahwa pertumbuhan sektor atau industri pertanian sangat

ditentukan oleh sisi konsumsi. Dinamika perubahan sisi konsumsi akan secara signifikan

menuntut pergeseran pola dan perilaku pada sisi produksi agar dapat memanfaatkan potensi

dan peluang ekonomi yang timbul dari dinamika tersebut.

Page 16: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

PERENCANAAN KINERJA

7

C. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintah Daerah Kabupaten

dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

1950) sebagaimana telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968

tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan

mengbah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-

Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 2851);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan

atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);

3. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah;

4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Nomor

PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja

Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;

5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Nomor 12

Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;

8. Peraturan Bupati Bandung Nomor 75 Tahun 2018 tentang Kedudukan dan

Susunan Organisasi Dinas Daerah;

9. Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2018 tentang Tugas Pokok, Fungsi

dan Sub Tugas Unit Pelayanan Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah

Kabupaten Bandung.

Page 17: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

PERENCANAAN KINERJA

8

D. Sistem Penyajian

Bab I - Pendahuluan

Menjelaskan latar belakang, gambaran umum perangkat daerah permasalahan utama

dan isu strategis perangkat daerah, sumber daya aparatur, dasar hokum penyusun

LKIP dan sistem penyajian LKIP.

Bab II – Perencanaan Kinerja

Menjelaskan muatan Renstra 2016-2021 (Renstra hasil reviu) tujuan, sasaran,

indikator dan target renstra selama lima tahun, lalu penjelasan target IKU lima tahun

yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja 2018.

Bab III – Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disampaikan capaian kinerja organisasi untuk setiap penyataan

kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja

organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja.

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

2. Membadingkan antara realisasi kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa

tahun terakhir;

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);

5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja

serta alternative solusi yang telah dilakukan

6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian pernyataan kinerja.

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah

digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian

kinerja.

Bab IV – Penutup

Menjelaskan kesimpulan dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP)

Tahun 2018, permasalahan dan kendala secara umum yang dihadapi, upaya

penyelesaiannya serta langkah, solusi dalam perbaikan kinerja

Page 18: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

PERENCANAAN KINERJA

9

Page 19: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

PERENCANAAN KINERJA

10

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Proses pembangunan pertanian tidak terlepas dari program pembangunan

pemerintah Kabupaten Bandung. Tahun 2018 merupakan tahun krtiga pembangunan pada

rencana jangka menengah Kabupaten Bandung yaitu tahun 2016-2021. Sebagai panduan

dalam pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu menengah maka disusun Perubahan

Renstra Tahun 2016-2021 sesuai dengan yang diamanatkan dalam peraturan maupun

perundang-undangan. Berdasarkan peraturan perundangan yang baru maka Visi dan Misi

hanya dibuat pada level kepala daerah (Kabupaten/Kota), sehingga Dinas Pertanian juga

menggunakan Visi Misi Kepala daerah terpilih yaitu:

Visi : ‘Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing,

melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan

Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan’.

a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

b. Menciptakan pembangunan ekonomi yang berdaya saing

c. Mewujudkan pembangunan infrastruktur dasar terpadu dengan tata ruang wilayah

d. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup

e. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih

Sejalan dengan menjabarkan Misi tersebut, pelaksanaan pelayanan (Tupoksi) Dinas

Pertanian menunjang Misi ke-2 yaitu Menciptakan pembangunan ekonomi yang berdaya

saing. Dalam perwujudan pembangunan ekonomi yang berdaya saing, peningkatan

perekonomian penduduk menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Pembangunan

ekonomi yang dilakukan di Kabupaten Bandung, tidak hanya berfokus pada kegiatan

perekonomian itu sendiri, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan taraf ekonomi

penduduknya. Dalam hal ini diukur dengan mengunakan ketahanan pangan dari Kabupaten

Bandung sendiri. Kegiatan ekonomi yang dilakukan juga akan melibatkan peran aktif dari

pelaku usaha lokal dengan pemanfaatan sumber daya dan produk-produk lokal. Misi

menciptakan pembangunan ekonomi ini sejalan dengan pokok visi pembangunan Kabupaten

Bandung untuk menciptakan “Perekonomian yang Berdaya Saing”.

Untuk menjamin tercapainya pembangunan “Ekonomi (pertanian) yang Berdaya

Saing”, maka perlu ditunjang oleh kapasitas aparatur. Dalam hal ini unsur pemerintahan akan

berperan sebagai agen yang menjaga keseimbangan pembangunan. Aparatur yang

berkualitas akan menjadi katalisator bagi pembangunan Kabupaten Bandung.

Birokrasi dan aparatur dengan tugas utama pelayanan publik menjadi kunci bagi

efektivitas dan efisiensi pembangunan. Berdasarkan hal tersebut maka reformasi birokrasi

diharapkan mampu menciptakan optimalisasi bagi penyediaan pelayanan publik. Upaya-

upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan pelayanan publik melalui reformasi birokrasi

antara lain melalui meningkatkan kualitas kinerja aparatur, mempersiangkat waktu pelayanan

administrasi dan mengembangkan sistem pelayanan berbasis teknologi.

Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi ke-2 yang telah ditetapkan

tersebut di atas sebagai acuan pembangunan pertanian yaitu “Menciptakan Pembangunan

Page 20: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

PERENCANAAN KINERJA

11

Ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif”, diperlukan adanya kerangka yang jelas,

menyangkut tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Demikian pula dalam penyelenggaraan

pemerintahan Dinas Pertanian juga berupaya dalam melaksanakan Misi ke-5 yaitu

“Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih”.

Tujuan dan sasaran yang akan dijalankan, akan memberikan arah bagi pelaksanaan

setiap kegiatan baik urusan peningkatan SDM aparatur dan SDM pelaku usaha pertanian

untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pertanian yang ditetapkan dalam sasaran

indikator utama dalam dokumen Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian. Indikator

Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian berdasarkan hasil Perubahan Renstra Tahun 2016-

2021 diuraikan pada Tabel 2.1.

Page 21: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

PERENCANAAN KINERJA

12

Tabel II-2 Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian Tahun 2016-2021

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KONDISI

AWAL

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KONDISI

AKHIR 2017 2018 2019 2020 2021

1 Meningkatnya

Produktivitas Produk

Unggulan Pertanian

Meningkatnya

Produksi Komoditi

Unggulan Pertanian

1. Persentase peningkatan

produk unggulan pertanian

(%)

n.a n.a n.a 2 3 3 3

Meningkatnya daya

saing hasil produksi

pertanian

2. Persentase peningkatan

nilai ekonomi produk

unggulan pertanian (%)

n.a 9,02 11,62 16,84 23,75 23.75 23.75

Meningkatnya

Penyuluhan

Pertanian

3. Persentase kelompok

yang naik kelas (%)

n.a 13.00 26.00 35.67 45.33 55.00 55.00

2 Meningkatnya

ketersediaan

pangan

Tercapainya Produksi

Pangan

4. Produksi Komoditi

Pertanian (Ton)

1.145.172 1,050,624 1,104,928 1,115,022 1,126,564 1,237,248 1,237,248

Tercapainya Populasi

Ternak

5. Jumlah Populasi Ternak

(ekor)

6.931.160 7,422,955 7,688,698 7,968,601 8,263,374 8,346,652 8,346,652

3 Meningkatnya

Kapasitas dan

Kapabilitas

Internal

Meningkatkan

efektifitas tata kelola

Perangkat Daerah

Dinas Pertanian

6. Nilai Akuntabilitas Kinerja

(angka)

n.a 60.1 65.1 70.1 75.1 80.10 80.10

7. Persentase aset dalam

kondisi baik (%)

n.a n.a 87.59 95.14 95.74 97.78 97.78

Page 22: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

13

Dari 7 (tujuh) indikator sasaran tersebut, 6 (enam) indikator ditunjang melalui

pelaksanaan program kegiatan pada Tahun 2018. Target-target sasaran yang ditetapkan

merupakan hasil formulasi yang ditetapkan dalam IKU Dinas Pertanian. Indikator Persentase

peningkatan produk unggulan pertanian; Persentase peningkatan nilai ekonomi produk

unggulan pertanian; dan Persentase kelompok yang naik kelas merupakan target yang

bersifat kumulatif, sedangkan target indikator lainnya merupakan target indikator yang hendak

dicapai pada tahun-n.

Tahun 2018 merupakan tahun ke-3 pelaksanaan pencapaian sasaran dan indikator

sasaran IKU Dinas Pertanian. Berdasarkan hasil rekapitulasi Perjanjian Kinerja Dinas

Pertanian terdapat 5 sasaran kinerja yang diurai ke dalam 6 indikator kinerja yang diuraikan

dalam tabel berikut:

Tabel II-3 Sasaran Strategis dan Target Indikator Sasaran Dinas Pertanian Tahun 2018

NO SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET

KINERJA

1 Meningkatnya Produksi

Komoditi Unggulan Pertanian

Persentase peningkatan produk

unggulan pertanian

n.a

2 Meningkatnya daya saing hasil

produksi pertanian

Persentase peningkatan nilai ekonomi

produk unggulan pertanian

11,62 %

3 Meningkatnya Penyuluhan

Pertanian

Persentase kelompok yang naik kelas 26.00 %

4 Tercapainya Produksi Pangan Jumlah Produksi Komoditi Pertanian

tanaman pangan, hortikultura dan

perkebunan

1.104.791 ton

5 Tercapainya Populasi Ternak Jumlah Populasi Ternak 7,688,698 ekor

6 Meningkatkan efektifitas tata

kelola Perangkat Daerah Dinas

Pertanian

Nilai Akuntabilitas Kinerja (angka) 65.1

Persentase aset dalam kondisi baik 87.59 %

Guna menunjang pencapaian tersebut di atas, didukung dengan pelaksanaan

program dan penganggarannya yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian. Uraian program

tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel II-4 Program dan Pagu Anggaran Urusan Pertanian yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tahun 2018

No Program Anggaan (Rp) Sumber Dana

1 Program Peningkatan Ketahan Pangan

(pertanian/perkebunan)

4.525.685.576 APBD

2 Program peningkatan penerapan teknologi

pertanian/perkebunan

8.764.100.000 APBD, APBN-DAK

Page 23: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

14

No Program Anggaan (Rp) Sumber Dana

3 Program peningkatan produksi

pertanian/perkebunan

10.999.065.032 APBD, DBHCHT

4 Program pencegahan dan penanggulangan

penyakit ternak

2.471.967.000 APBD, APBN-DAK

5 Program peningkatan produksi hasil peternakan 11.853.828.850 APBD, APBN-

DAK, DBHCHT

6 Program peningkatan pemasaran hasil produksi

peternakan

867.008.220 APBD

7 Program peningkatan penerapan teknologi

peternakan

1.629.500.000 APBD

8 Program Penjaminan Produk Asal Hewan/Ternak 1.911.181.411 APBD, APBN-DAK

9 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 2.231.895.800 APBD

10 Program peningkatan pemasaran hasil produksi

pertanian/perkebunan

4.824.985.000 APBD

11 Program pemberdayaan penyuluh

pertanian/perkebunan lapangan

2.108.586.000 APBD, APBN-DAK

12 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2.663.443.050 APBD

13 Program peningkatan sarana dan prasarana

aparatur

3.842.499.905 APBD

14 Program peningkatan kapasitas sumber daya

aparatur

20.000.000 APBD

15 Program peningkatan pengembangan sistem

pelaporan capaian kinerja dan keuangan

242.582.000 APBD

Page 24: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

15

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

3.1. Rekapitulasi Capaian Indikator Sasaran PK

Evaluasi kinerja dimulai dengan pengukuran kinerja yang mencakup

penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indikator kinerja, yang digunakan

sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program/

kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan oleh Kabupaten

Bandung sebagaimana tertuang dalam RPJMD yang teknis pelaksanaan sasaran

tersebut diturunkan pada Renstra SKPD serta setiap tahunnya ditetapkan dalam

perjanjian kinerja pimpinan SKPD. Pada tahun 2018 Terdapat 5 sasaran kinerja yang

diurai ke dalam 6 indikator kinerja. Adapun uraian realisasi tiap indikator dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel III- 5 Realisasi Indikator Sasaran Tahun 2018

NO SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA

REALISASI KINERJA

%

1 Meningkatnya daya saing hasil produksi pertanian

Persentase peningkatan nilai ekonomi produk unggulan pertanian (%)

11.62 14,03 120,70

2 Meningkatnya Penyuluhan Pertanian

Persentase kelompok yang naik kelas (%)

26 30,84 118,62

3 Tercapainya Produksi Pangan

Jumlah Produksi Komoditi

Pertanian tanaman

pangan, hortikultura dan

perkebunan (ton)

1.104.791 1.352.141 122,39

4 Tercapainya Populasi Ternak

Jumlah Populasi Ternak (ekor)

7,688,698 7,702,441 100.18

5 Meningkatkan efektifitas tata kelola Perangkat Daerah Dinas Pertanian

Nilai Akuntabilitas Kinerja (angka)

65.1 73.89 113.50

Persentase aset dalam kondisi baik (%)

87.59 82,27 93,93

Tabel III-7 menunjukkan bahwa dari 6 indikator utama yang ditetapkan,

terdapat 4 indikator yang melampaui target, dan sisanya 2 indikator utama yang tidak

memenuhi target. Capaian tertinggi terdapat pada indikator utama Produksi Pertanian,

yang dibangun dari produksi komoditi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

sebesar 122,62%, sedangkan terendah pada indikator Jumlah Populasi Ternak

sebesar 96,66%.

Page 25: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

16

3.2. Analisis Capaian Indikator Kinerja

3.2.1. Sasaran Strategis 1: Meningkatnya daya saing hasil produksi pertanian

3.2.1.1. Indikator: Persentase peningkatan nilai ekonomi produk unggulan pertanian

Indikator ini diperoleh dari menghitung Rata-rata persentase peningkatan nilai

ekonomi (jumlah produksi dikali rata-rata harga produk) produk unggulan pertanian.

Hasil perhitungan Indikator merupakan kumulatif dari pertumbuhan tahun

bersangkutan yang diakumulasikan dengan capaian tahun sebelumnya.

1) Realisasi capaian indikator kinerja terhadap Target

Sebagaimana formulasi indikator ini diperoleh dari penghitungan beberapa

komoditi unggulan pertanian sebagai upaya peningkatan nilai dan daya saing

produk local di tingkat regional, nasional bahkan internasional. Sebagaimana

Tabel III-5 di atas, capaian indicator persentase peningkatan nilai ekonomi produk

unggulan pertanian yaitu 120,70%, yaitu dari 11,63% pada Tahun 2017 tercapai

sebesar 14,03%. Peningkatan nilai ekonomi pada Tahun 2018 ditargetkan

meningkat sebesar 2,6% dapat terealisasi 5,01%.

2) Perbandingan realisasi terhadap tahun-tahun sebelumnya

Indikator Persentase peningkatan nilai ekonomi produk unggulan pertanian

merupakan indikator baru sebagai hasil reviu dan perubahan IKU Dinas Pertanian.

Pada Tahun 2017 peningkatan nilai ekonomi produk unggulan pertanian sebesar

9,02% Tahun 2018 meningkat 5,01% sehingga kumulatif selama periode

Perubahan Renstra 2016-2021 menjadi 14,03%.

3) Perbandingan realisasi kinerja terhadap terhadap target Renstra

Tahun 2018 merupakan tahun kedua dari periode Rencana Strategis Dinas

Pertanian. Gambaran variabel yang menunjang terhadap capaian indikator kinerja

Tahun 2018 terhadap target Renstra diuraikan dalam Tabel Berikut:

Tabel III- 6 Perbandingan realisasi Persentase peningkatan nilai ekonomi produk unggulan pertanian Tahun 2018 terhadap target renstra

INDIKATOR SASARAN realisasi

2017 realisasi

2018 target 2019

target 2020

target 2021

Persentase peningkatan nilai ekonomi produk unggulan pertanian (%)

9,02 14,03 16,84 23,75 23.75

Tabel di atas menunjukkan bahwa realisasi indikator kinerja secara kumulatif

sampai dengan Tahun 2018 sebesar 14,03% apabila dibandingkan dengan kondisi

akhir tahun renstra sebesar 23,75%, tingkat capaian sebesar 59,07%. Sisa target

sebesar 40,93% diharapkan tercapai pada 2 (dua) tahun pelaksanaan tersisa.

Page 26: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

17

4) Analisis keberhasilan atau kegagalan capaian indikator

Capaian Indikator Persentase peningkatan nilai ekonomi produk unggulan

pertanian Tahun 2018 melebihi target, dengan tingkat capaian sebesar 120,70%.

Keberhasilan melebih target tersebut berasal dari tingginya ketercapaian produksi

komoditi pertanian yang diukur, signifikan pada komoditi bawang merah, cabe,

stroberi dan padi, sedangkan komoditi yang tidak tercapai komoditi kopi, kentang,

dan kubis. Namun demikian dari rata-rata harga masing-masing komoditi terdapat

komoditi yang lebih tinggi dari proyeksi seperti kopi dan padi, sedangkan yang

berada di bawah proyeksi harga pada komoditi bawang merah, kentang dan cabe.

Tingkat capaian tertinggi nilai ekonomi komoditi pertanian unggulan, pada komoditi

strawberry sebesar 2.827% yang semula direncanakan mencapai 4,6 milyar

diperkirakan dapat mencapai 132 milyar rupiah. Tingginya capaian ini

menandakan bahwa budidaya strawberry dan wisata agronya di wilayah Rancabali

dan sekitarnya sudah mulai bangkit lagi dari keterpurukan pasca serangan bakteri

dan jamur. Demikian pula harga kopi greenbeam di tingkat petani dapat melampaui

proyeksi dari semula Rp.70.000,- menjadi Rp.72.867,-. Tingginya apresiasi pasar

terhadap harga jual kopi Kabupaten Bandung terutama kopi arabica java preanger

tidak terlepas dari peningkatan permintaan pasar, diversifikasi usaha petani yang

sudah mulai menjual dalam bentuk greenbeam serta peran serta pemerintah dan

penggiat kopi nasional dalam mempopulerkan kopi arabika khas Kabupaten

Bandiung.

Berikut disajikan capaian nilai ekonomi pada komoditi pertanian unggulan serta

harga berdasarkan rata-rata harga komoditi bulanan di tingkat petani pada

Kementerian Pertanian untuk wilayah Kabupaten Bandung.

Tabel III- 7 Perbandingan realisasi Persentase peningkatan nilai ekonomi produk unggulan pertanian terhadap target Tahun 2018

Komoditas

TARGET 2018 REALISASI 2018 Capaian nilai ekonomi per komoditi (%)

Target Produksi

(ton)

Rata-rata Harga (Rp)

Total Nilai Ekonomi (ribu

Rp)

Realisasi Produksi

(ton)

Rata-rata Harga (Rp)

Total Nilai Ekonomi (Rp)

Kopi 7.338 70.000 513.660.000 6.606 72.867 481.356.759 93,71

Bawang Merah 37.407 17.250 645.270.750 64.626 12.555 811.406.357 125,75

Kentang 112.271 8.625 968.337.375 104.802 7.127 746.932.587 77,14

Kubis 116.680 2.750 320.870.000 91.765 2.750 252.353.750 78,65

Cabe 34.338 23.560 809.003.280 50.265 22.466 1.129.257.678 139,59

strawberry 199 23.500 4.676.500 5.627,0 23.500 132.234.500 2.827,64

Padi 539.399 5.900 3.182.454.100 715.283 6.020 4.306.274.845 135,31

Susu 82.005 5.700 467.428.500 86.106 5.700 490.804.200 105,00

Jumlah

6.911.700.505 8.350.620.679 120,82

Page 27: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

18

5) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

Tingkat Capaian Persentase peningkatan nilai ekonomi produk unggulan pertanian

Tahun 2018 sebesar 120,70%. Di sisi lain penggunaan sumberdaya yang ada

dalam hal ini pelaksanaan program (penggunaan anggaran belanja) yang secara

langsung atau tidak langsung menunjang capaian kinerja yaitu Program kegiatan

yang menunjang capaian indikator ini pada tahun 2018 sebesar

Rp.4.824.985.000,- dapat direalisasikan sebesar Rp. 4.552.158.859,- atau tingkat

capaian sebesar 94,35%. Dengan kata lain tingkat efisiensi capaian indikator ini

sebesar 1,23 (120,70% / 84,35%) (efisien). Dengan capaian efisiensi tersebut,

dapat menggambarkan efektivitas pelaksanaan program kegiatan, yaitu setiap

Rp.1,- dapat dipergunakan untuk menghasilkan 1,23 satuan hasil kinerja.

6) Analisis program/kegiatan yang menunjang capaian indikator kinerja

Upaya yang dilakukan dalam pencapaian indikator sasaran ini tidak hanya

ditunjang oleh kegiatan yang secara langsung meningkatkan kualitas produk

pasca panen dan olahan pertanian. Kegiatan lainnya bersifat promosi atas produk

pertanian yang dihasilkan oleh kelompok, baik pada berbagai even yang

diselenggarakan di tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional sehingga terjalin

kemitraan pemasaran yang sinergis.

Tabel III- 8 Program dan kegiatan penunjang indikator sasaran Persentase peningkatan nilai ekonomi produk unggulan pertanian Tahun 2018

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/

Kegiatan (output) Realisasi

1 2 3

Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

Persentase kelompok dalam penerapan teknologi pasca panen

1,39

Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah

Jumlah event pameran/eksebisi pertanian unggulan Tingkat Nasional/ Provinsi/Kabupaten yang diikuti

5 Kegiatan

Promosi Komoditas Unggulan Jumlah promosi perkebunan unggulan 9 kali

Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

Jumlah Kelompok Yang Menerapkan Budidaya Pertanian Berorientasi Mutu

5 Kelompok

Jumlah Kelompok Tani Yang Menerapkan Pengolahan Pertanian Berorientasi Mutu

1 Kelompok

Pasca Panen Produk Perkebunan Jumlah penilaian mutu produk pasca panen perkebunan

2 kegiatan

Page 28: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

19

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/

Kegiatan (output) Realisasi

1 2 3

Jumlah peningkatan SDM dalam pengembangan pasca panen produk perkebunan

100 Orang

Jumlah fasilitasi sarana pasca panen 33 kelompok

Jumlah fasilitasi peningkatan pasca panen tembakau (Uji multi lokasi tembakau)

0 komoditi

Kontes Ternak dan Apresiasi Pembudidaya Peternakan

Jumlah Kegiatan Kontes Ternak 4 kali

Jumlah pekerjaan Sarana Kontes Ternak terbangun

2 jenis

Promosi Atas Hasil Produksi Peternakan Unggulan Daerah

Jumlah Partisipasi dalam Even Promosi Peternakan

4 kali

Pengolahan Hasil Perkebunan Jumlah Unit-unit Pengolahan Hasil Perkebunan

1 Unit

Jumlah bimbingan teknis pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan

1 kali

Jumlah Bimbingan Teknis Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan

10 kali

3.2.2. Sasaran Strategis 2: Meningkatnya Penyuluhan Pertanian

3.2.2.1. Indikator: Persentase kelompok yang naik kelas

1) Realisasi capaian indikator kinerja terhadap Target 2018 dan Peningkatan dari

Tahun 2017

Sebagaimana IKU, indikator ini diperoleh dari menghitung persentase gabungan

antara peningkatan jumlah kelompok tani yang naik kelas dengan jumlah kelompok

tani di Kabupaten Bandung. Tahun 2018 indikator sasaran ini ditargetkan sebesar

26% kelompok terbina dan dapat terealisasi sebesar 30,84% dengan kata lain

tingkat capaian target sebesar 118,62%. Perhitungan kelompok ini berdasarkan

pada jumlah kelompok tani yang naik kelas dari jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 67/Permentan/SM.050/12/2016

tentang Pembinaan Kelembagaan petani, bahwa Klasifikasi Kemampuan

kelompok tani adalah pemeringkatan kemampuan Poktan ke dalam 4 (empat)

kategori yang terdiri dari: Kelas Pemula, Kelas Lanjut, Kelas Madya dan Kelas

Utama yang penilaiannya berdasarkan kemampuan Poktan.

Gambaran umum realisasi klasifikasi kelompok tani Kabupaten Bandung Tahun

2018 disajikan dalam tabel berikut.

Page 29: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

20

Tabel III- 9 Realisasi kinerja persentase kenaikan kelas kelompok tani Tahun 2018

KELAS KELOMPOK

Tahun 2017

Tahun 2018 Jumlah poktan naik

kelas Persentase kenaikan

Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

PEMULA 1.552 1.701 1904 149 352 10 22,68

LANJUT 803 880 881 77 78 10 9,71

MADYA 71 85 86 14 15 20 21,13

UTAMA 8 8 8

Jumlah 2.434 2.674 2.879 240 445

Rata-rata naik kelas 13 17,84

Persentase kenaikan kelas kelompok Tahun 2017 13 26 30,84

Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase kelas kelompok tertinggi dicapai

pada kelompok kelas pemula, diikuti oleh kelas madya dan lanjut. Terjadi

peningkatan kelas kelompok pemula sebesar 22,68% menunjukkan bahwa masih

terjadi pembentukan kelompok tani baru, pemecahan kelompok menjadi beberapa

kelompok baru ataupun kelompok yang belum terdata dalam Simluhtan (Sistem

penyuluhan pertanian).

Peningkatan kelas kelompok dari kelas lanjut ke kelas madya menunjukkan

peningkatan yang signifikan, yaitu sebesar 21,13%. Ciri-ciri kelompok tani madya

yaitu kelompok tani menyelenggarakan kerjasama usaha tani sehamparan,

pemimpin formal kurang menonjol, kontaktani dan kelompok inti bertindak sebagai

pemimpin kerjasama usahatani sehamparan dan berlatih mengembangkan

program sendiri.

Persentase peningkatan kelas kelompok tani Tahun 2018 meningkat sebesar

37,23% dari tahun sebelumnya. Peningkatan kelas kelompok Tahun 2017 rata-

rata sebesar 13% meningkat menjadi 17,84% pada Tahun 2018.

2) Perbandingan realisasi kinerja terhadap terhadap target Renstra

Tahun 2018 merupakan tahun ketiga dari periode Rencana Strategis Dinas

Pertanian. Gambaran variabel yang menunjang terhadap capaian indikator kinerja

Tahun 2018 terhadap target Renstra diuraikan dalam Tabel Berikut:

Tabel III- 10 Perbandingan realisasi kinerja persentase kelompok tani terbina Tahun 2018 terhadap target Perubahan Renstra

INDIKATOR KINERJA

Tahun

Realisasi

2017

Realisasi

2018

Target

2019

Target

2020

Target

2021

Kondisi

Akhir

Persentase kelompok

yang naik kelas (%)

13.00 30,84 35.67 45.33 55.00 55.00

Page 30: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

21

Tabel di atas menunjukkan bahwa realisasi indikator kinerja secara kumulatif

sampai dengan Tahun 2018 sebesar 17,84%. Apabila dibandingkan dengan

kondisi akhir tahun renstra sebesar 55% atau target peningkatan sebesar 42%,

maka masih terdapat selisih target yang harus dicapai dalam sisa periode tahun

renstra sebesar 24,16%.

3) Analisis keberhasilan atau kegagalan capaian indikator

Tabel III-21 menunjukkan bahwa peningkatan kelas kelompok pemula dominan

dari kelas kelompok lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa masih banyaknya

masyarakat petani dan peternak yang belum terakomodir dalam suatu kelompok

tani. Peningkatan pada kelas ini juga dapat diakibatkan dari dinamika kelompok

tani yang berkembang dari satu kelompok menjadi beberapa kelompok baru

dengan hamparan sama dan anggota kelompok yang berkembang.

Peningkatan kelas kelompok Lanjut sebesar 9,71% yang naik kelas dari kelas

pemula menunjukkan bahwa terdapat 78 kelompok tani yang meningkat

kemampuannya dan dinamika kelompoknya. Kelompok pada kelas Lanjut ini

walaupun terdapat tingkatan di dalamnya, kelompok inti mampu

menyelenggarakan denfarm dan gerakan-gerakan terbatas walau masih terbatas,

mampu merencanakan kegaitan yang akan dilaksanakan serta sasaran yang akan

dicapai (walau terbatas), terdapat tokoh di kelompok yang aktif menggerakkan

anggotanya, serta mampu bekerjasama dengan kelompok lain.

Peningkatan kelas kelompok Madya sebesar 21,13% yang naik kelas dari kelas

Lanjut menunjukkan bahwa terdapat 15 kelompok yang meningkat kemampuan

dan dinamika kelompoknya ke jenjang yang lebih baik lagi. Pada kelas Kelompok

Madya ini, kelompok tani mampu melakukan kerjasama Usaha Tani dengan

kelompok lain yang sehamparan, mampu merencanakan program tahunan untuk

meningkatkan produktivitas dan pendapatan anggotanya, berlatih

mengembangkan program sendiri, serta kontak tani dan anggota kelompok

mampu bekerjasama dengan baik.

4) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

Tingkat Capaian Persentase kelompok tani yang naik kelas sebesar 118,62%. Di

sisi lain penggunaan sumberdaya yang ada dalam hal ini pelaksanaan program

(penggunaan anggaran belanja) yang secara langsung atau tidak langsung

menunjang capaian kinerja yaitu Program yang menunjang capaian indikator ini

pada tahun 2018 tersebar di 2 Program dan 18 kegiatan. Dari Pagu kegiatan terkait

sebesar Rp.4.340.481.800,- dapat direalisasikan sebesar Rp. 4.120.597.876,- atau

tingkat capaian sebesar 97,93%. Dengan kata lain tingkat efisiensi capaian

indikator ini sebesar 1,26 (118,82% / 93,93%) (efisien). Dengan capaian efisiensi

Page 31: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

22

tersebut, dapat menggambarkan efektivitas pelaksanaan program kegiatan, yaitu

setiap Rp.1,- dapat dipergunakan untuk menghasilkan 1,26 satuan hasil kinerja.

5) Analisis program/kegiatan yang menunjang capaian indikator kinerja

Upaya yang dilakukan dalam pencapaian indikator sasaran ini tidak hanya

ditunjang oleh kegiatan yang secara langsung meningkatkan kualitas produk

pasca panen dan olahan pertanian, baik peningkatan SDM maupun sarana bagi

kelompok/gapoktan. Kegiatan lainnya bersifat promosi atas produk pertanian yang

dihasilkan oleh kelompok, baik pada berbagai even yang diselenggarakan di

tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional.

Kegiatan lainnya berupa peningkatan peran serta UPT Pelaksana Program

Penyuluhan di 8 wilayah yang mengkoordinasikan pelaksanaan program dinas

agar tepat sasaran dan focus dalam pengembangan kelompok tani/gapoktan serta

pengembangan aktivitas penyuluh pertanian.

Capaian-capaian peningkatan kelas kelompok pada berbagai tingkatan tersebut

tidak terlepas dari peran serta penyuluh pertanian yang membina di seluruh

wilayah Kabupaten Bandung.

Tabel III- 11 Sebaran kelompok tani dan penyuluh pertanian per kecamatan Tahun 2018

NO KECAMATAN PPL ASN PENYULUH PUSAT PENYULUH PROVINSI TOTAL

1 ARJASARI 3 2 3 8

2 BALEENDAH 5 1 2 8

3 BANJARAN 3 2 3 8

4 BOJONGSOANG 3 2 2 7

5 CANGKUANG 2 3 1 6

6 CICALENGKA 3 2 2 7

7 CIKANCUNG 3 2 1 6

8 CILENGKRANG 3 0 3 6

9 CILEUNYI 2 2 2 6

10 CIMAUNG 3 1 2 6

11 CIMENYAN 3 1 4 8

12 CIPARAY 3 3 4 10

13 CIWIDEY 2 1 2 5

14 DAYEUHKOLOT 1 1 0 2

15 IBUN 1 4 1 6

16 KATAPANG 4 2 0 6

17 KERTASARI 2 1 1 4

18 KUTAWARINGIN 2 3 2 7

19 MAJALAYA 1 3 3 7

20 MARGAASIH 2 0 2 4

21 MARGAHAYU 1 1 0 2

22 NAGREG 3 2 0 5

23 PACET 4 1 3 8

24 PAMEUNGPEUK 2 2 1 5

25 PANGALENGAN 4 1 3 8

26 PASEH 3 1 2 6

27 PASIRJAMBU 3 2 0 5

28 RANCABALI 2 0 1 3

29 RANCAEKEK 2 4 2 8

30 SOLOKANJERUK 3 2 2 7

31 SOREANG 4 1 1 6

Page 32: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

23

NO KECAMATAN PPL ASN PENYULUH PUSAT PENYULUH PROVINSI TOTAL

JUMLAH 82 53 55 190

Tabel III- 12 Program Kegiatan penunjang capaian indikator kinerja Persentase kelompok tani terbina Tahun 2017

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/

Kegiatan (output) Realisasi

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Persentase Revitalisasi Kelompok Tani 19,20%

Pelatihan petani dan pelaku agribisnis Jumlah Peningkatan SDM Agribisnis Pertanian/Perkebunan

120 Orang

Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis

Jumlah Updating Data Kelompok yang Terintegrasi

2.445 Kelompok

Peningkatan kemampuan lembaga petani

Jumlah peningkatan kapasitas kelembagaan (kelas kelompok) pertanian

1 paket

Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Penyuluhan Wilayah Soreang

Jumlah Pelaksanaan Bintek Tematik Pertanian (kedelai, bawang merah)

2 kegiatan

Jumlah demplot uji coba potensi komoditas unggulan daerah

1 Komoditas

Jumlah laporan programa dan kegiatan tersedia (programa desa, programa kecamatan, laporan uji coba demplot, dan laporan bintek)

5 Dokumen

Jumlah keikutsertaan dalam pameran pertanian (HKP)

1 event

Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Penyuluhan Wilayah Ciwidey

Jumlah Pelaksanaan Bimbingan Teknis Tematik Pertanian

4 kegiatan

Jumlah petugas pembantu pelaksana kegiatan

480 HOK

Jumlah petugas pembantu pelaksana kegiatan

2 orang

Jumlah laporan programa dan kegiatan tersedia (programa desa dan kecamatan, lap. uji coba demplot, lap. FGD, dan lap bintek)

7 Dokumen

Jumlah partisipasi dalam pameran pertanian 1 event

Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Penyuluhan Wilayah Banjaran

Jumlah pelaksanaan bimbingan teknis tematik pertanian

3 kegiatan

Jumlah demplot uji coba potensi komoditas unggulan daerah

3 komoditas

Jumlah media informasi potensi pertanian UPT

1 buah

Jumlah laporan programa dan kegiatan tersedia (programa desa dan kecamatan, laporan uji coba demplot, laporan bintek)

8 Dokumen

Jumlah partisipasi dalam pameran pertanian (HKP)

1 event

Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Penyuluhan Wilayah Bojongsoang

Jumlah petani yang mengikuti Bimbingan Teknis Pertanian lingkup UPT PPP Bojongsoang

4 kegiatan

Page 33: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

24

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/

Kegiatan (output) Realisasi

Jumlah laporan programa dan kegiatan tersedia (programa desa dan kecamatan, laporan uji coba demplot, dan laporan Bimtek)

1 Dokumen

Jumlah promosi unggulan wilayah UPT yang diikuti pada even tingkat Kabupaten

1 kali

Jumlah demplot pertanian unggulan daerah yang dilaksanakan

1 demplot

Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Penyuluhan Wilayah Pacet

Jumlah petani yang mengikuti Bimbingan Teknis Pertanian lingkup UPT PPP Wilayah Pacet

210 Orang

Jumlah laporan programa tersedia 1 Dokumen

Jumlah demplot uji coba potensi komoditas unggulan daerah

1 Komoditas

Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Penyuluhan Wilayah Solokanjeruk

Jumlah pelaksanaan bimbingan teknis tematik pertanian

3 kegiatan

Jumlah demplot uji coba potensi komoditas unggulan daerah

3 Komoditas

Jumlah keikutsertaan dalam pameran pertanian

2 event

Jumlah laporan programa dan kegiatan tersedia (programa desa dan kecamatan, lap. uji coba demplot, lap. bimtek)

6 Dokumen

Jumlah petugas pembantu pelaksana kegiatan

240 HOK

Jumlah petugas pembantu pelaksana kegiatan

1 orang

Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Penyuluhan Wilayah Cikancung

Jumlah Pelaksanaan Bimbingan Teknis Tematik Pertanian

2 kegiatan

Jumlah demplot uji coba potensi komoditas unggulan daerah

2 Komoditas

Jumlah laporan programa dan kegiatan tersedia

6 Dokumen

Jumlah jenis media informasi UPT tersedia 2 jenis

Jumlahj petugas pembantu pelaksana kegiatan

240 HOK

Jumlah petugas pembantu pelaksana kegiatan

1 orang

Jumlah partisipasi dalam pameran pertanian 1 event

Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Penyuluhan Wilayah Cilengkrang

Jumlah petani yang mengikuti Bimbingan Teknis Pertanian lingkup UPT PPP Wilayah Cilengkrang

120 orang

Jumlah demplot uji coba potensi komoditas unggulan daerah

1 Komoditas

Jumlah laporan programa tersedia 1 Dokumen

Pengembangan POS Penyuluhan Pedesaan (Posluhdes) ( Bantuan Gubernur )

Jumlah kelompok yang meningkat sarana Posluhdes

10 kelompok

Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan

Persentase Penyuluh Pertanian yang Naik Jabatan Fungsional

21,09%

Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan

Jumlah partisipasi dalam kegiatan Hari Krida Pertaniaan

2 kegiatan

Jumlah Pelaksanaan Temu Teknis Penyuluh

1 kegiatan

Jumlah demplot bagi penyuluh pertanian 259 unit

Jumlah pelaksanaan mimbar sarasehan 1 kegiatan

Page 34: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

25

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/

Kegiatan (output) Realisasi

Jumlah partisipasi dalam kegiatan Hari Pangan Sedunia

1 kegiatan

Peningkatan kesejahteraan tenaga penyuluh pertanian/perkebunan

Jumlah kegiatan penghargaan penyuluh pertanian berprestasi

1 Kegiatan

Penyuluhan Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

Terlaksananya workshop tematik penyuluhan

45 Orang

Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi peternakan tepat guna

Terlaksananya workshop penyuluhan peternakan

35 Orang

Pembangunan/Perbaikan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) (DAK)

Jumlah pembangunan rehab/perbaikan Balai Penyuluh Pertanian

1 paket

Jumlah pembangunan ruangan pelayanan BPP

2 paket

Bantuan Operasional Penyuluh (Bantuan Gubernur)

Jumlah penyuluh pertanian yang mendapat bantuan operasional

544 orang bulan

3.2.3. Sasaran Strategis 3: Tercapainya produksi pangan

3.2.3.1. Indikator: Jumlah Produksi Komoditi Pertanian tanaman pangan, hortikultura

dan perkebunan

Indikator ini dibangun dari 3 (tiga) indikator turunan, yaitu Produksi komoditi

Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan yang merupakan cerminan

keberhasilan pembangunan pertanian dalam rangka pemenuhan ketersediaan bahan

pangan nabati masyarakat. Komoditi-komoditi tersebut merupakan komoditi pertanian

penting dan unggulan yang secara langsung berdampak pada peningkatan kondisi

ekonomi petani yang masih merupakan mayoritas penduduk Kabupaten Bandung.

1) Realisasi capaian indikator kinerja terhadap Target

Sebagaimana Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian

bahwa indikator ini diperoleh dari menjumlahkan komoditi utama/unggulan lingkup

Tanaman Pangan (padi, Jagung dan Ubikayu), Hortikultura (bawang merah, cabe,

Kubis, Kentang, Tomat, Jeruk, Alpukat, Strawberry, jambu air dan jambu biji) dan

Perkebunan (kopi, teh, cengkeh dan tembakau). Tahun 2018, capaian produksi

pangan sebesar 1.352.141 Ton atau mencapai 122,39% dari yang ditargetkan

sebesar 1.104.791 ton. Secara rinci capaian indikator disajikan dalam Tabel III.7.

Tabel III- 13. Target dan Realisasi Indikator sasaran Tercapainya produksi pangan Tahun 2018

INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

REALISASI %

1. Jumlah Produksi Komoditi Pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan (Ton)

1.104.791 1.352.141 122.39

a. Jumlah produksi komoditi Tanaman Pangan (Ton)

695.412 893.707 128,51

Page 35: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

26

INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

REALISASI %

b. Jumlah Produksi Hortikultura Unggulan (Ton)

396.966 446.876 112,57

c. Jumlah Produksi komoditi perkebunan (Ton)

12.413 11.558 93,11

Tabel tersebut menunjukkan bahwa capaian indikator kinerja sasaran

sebesar 122,39% berasal dari beberapa capaian komoditi penting sub sektor,

dimana produksi komoditi Tanaman Pangan menyumbang persentase tertinggi

capaian kinerja dengan tingkat capaian sebesar 128,51%, diikuti produksi

Hortikultura sebesar 112,57% dan Komoditi Perkebunan sebesar 93,1%.

Secara rinci komoditi-komoditi utama yang menjadi bagian dari indikator

sasaran diuraikan dalam Tabel III-8. berikut.

Tabel III- 14 Target dan Realisasi Indikator sasaran Tercapainya produksi pangan Tahun 2018

INDIKATOR SASARAN Target Realisasi % thd target

% thd total

1. Produksi komoditas Tanaman Pangan - Padi 539.399 715.283 132,61 52,90

- Jagung (Ton) 45.856 83.591 182,29 6,18

- Ubi Kayu (Ton) 109.035 83.027 76,15 6,14

- Kedelai (Ton) 1.122 11.805 1.052,14 0,87

Jumlah 1 695.412 893.707 128,51 66,10

2. Produksi komoditas Hortikultura

- Bawang Merah (Ton) 37.407 64.626 172,76 4,78

- Cabe (Ton) 34.338 50.265 146,38 3,72

- Kentang (Ton) 116.680 104.802 89,82 7,75

- Tomat (Ton) 112.271 102.576 91,36 7,59

- Kubis (Ton) 54.807 91.765 167,43 6,79

- Jeruk 752 4.419 587,63 0,33

- Alpukat 8.858 15.667 176,87 1,16

- Strawberry 27.285 5.627 20,62 0,42

- Jambu Air 1.541 1.590 103,18 0,12

- Jambu Biji 3.027 5.539 182,99 0,41

Jumlah 2 396.966 446.876 112,57 33,05

3. Produksi Hasil Perkebunan

- Kopi (Ton) 7.338 6.606 90,02 0,49

- Teh (Ton) 3.657 3.576 97,79 0,26

- Tembakau (Ton) 1.418 1.376 97,04 0,10

- Cengkeh 137

0,00 0,00

Jumlah 3 12.413 11.558 93,11 0,85

JUMLAH TOTAL 1.104.791 1.352.141 122,39 100,00

Page 36: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

27

Komposisi capaian produksi pangan berdasarkan sub sector disajikan

dalam table berikut:

Tabel III-8 menunjukkan bahwa produksi tanaman pangan merupakan

penyumbang terbesar target kinerja indikator sasaran sebesar 66% dan

memegang peranan penting dalam pencapaian target kinerja. Pada produksi

tanaman pangan, produksi padi sangat dominan menyumbang 52,9% dari

produksi pangan total, diikuti jagung, ubikayu dan kedelai yang hanya

menyumbang 0,87% terhadap produksi total. Secara kultural geografis, wilayah

Kabupaten Bandung memiliki kesuburan tanah yang menunjang pertumbuhan

produksi padi, terutama jenis padi premium yang merupakan memasok pasar-

pasar di luar kabupaten dan Jakarta.

Pada komoditi hortikultura kontribusi sayuran tertinggi dicapai oleh

komoditi kentang sebesar 7,75% diikuti tomat (7,59%), kubis (6,59%), cabe

(3,72%) dan bawang merah (4,78%). Sedangkan kontribusi buah-buahan komoditi

alpukat (1,16%), jambu biji (0,41%), strawberry (0,42%), Jeruk (0,33%), dan jambu

air (0,12%). Komoditi sayuran potensial di wilayah dataran tinggi seperti kertasari,

pangalengan, ciwidey, cimaung, pasirjambu dan rancabali.

Adapun komoditi perkebunan utama yang berkontribusi terhadap capaian

produksi pangan, yaitu produksi kopi (0,49%), t e h (0,26%), dan tembakau (0,1%).

Walaupun kontribusinya kecil, namun berperan sebagai komoditi penting lingkup

regional bahkan nasional, seperti kopi dan teh yang menjadi komoditi penting

perkebunan Jawa Barat.

Tanaman Pangan66%

Hortikultura33%

Perkebunan1%

Komposisi Produksi Pertanian berdasarkan sub sektor

Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan

Page 37: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

28

2) Perbandingan realisasi terhadap tahun-tahun sebelumnya

Perbandingan realisasi komoditi pangan secara keseluruhan cukup signifikan dari

tahun-tahun sebelumnya.

Grafik di atas menunjukkan bahwa produksi padi dari tahun 2016 mengalami

peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 109.121 ton. Peningkatan juga dapat

terlihat pada komoditi jagung dan ubikayu walaupun produksi Tahun 2018

mengalami penurunan dari Tahun 2017. Hal tersebut memungkinkan bahwa lahan

pengembangan budidaya jagung dan ubikayu seringkali bersinggungan, juga

sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya program pemerintah.

2016 2017 2018

PADI 606.162 700.710 715.283

Jagung 77.935 120.630 83.591

Ubi Kayu 82.286 105.772 83.027

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

GRAFIK 1. PERKEMBANGAN PRODUKSI KOMODITI TANAMAN PANGAN

Page 38: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

29

Grafik 2 menunjukkan bahwa produksi komoditi hortikultura dari Tahun 2015-2018

berfluktuasi pada setiap komoditi. Performa produksi dari Tahun 2017 pada

komoditi bawang Merah, Cabe, Kentang dan Tomat menunjukkan trend yang

positif, kecuali pada komoditi kubis yang mengalami penurunan.

Peningkatan produksi yang signifikan diperoleh pada produksi komoditi cabe

(13,2%), bawang merah (43,03%) dan tomat (43,36%) serta pada komoditi

kentang yang merupakan penyumbang terbesar produksi hortikultura meningkat

sebesar 13,81%. Sedangkan pada produksi komoditi kubis mengalami penurunan

sebesar 5,45%.

Produksi bawang merah, walaupun bukan komoditi penyumbang terbesar

indikator kinerja sasaran dari sub sector Hortikultura, namun perkembangnya

menunjukkan trend peningkatan walaupun tidak significant (grafik cenderung naik

melandai) kecuali dari Tahun 2017 ke 2018 yang meningkat sebesar 43,03%.

Fluktuasi produksi cabe, kentang dan kubis terlihat tinggi. Komoditi Cabe pada

tahun 2016 sempat menurun, namun kembali meningkat pada Tahun 2017 dan

terus meningkat sampai Tahun 2018. Karakter fluktuasi berbeda ditunjukkan oleh

komoditi kubis dan kentang, dimana pada Tahun 2016 meningkat tajam, namun

mengalami penurunan sampai Tahun 2018.

Fluktuasi produksi komoditi hortikultura sangat mungkin terjadi dari tahun ke tahun,

mengingat sifatnya yang sangat dipengaruhi harga pasar. Lebih stabil harga pasar

komoditi hortikultura pada tahun berjalan, produksinya akan semakin stabil pula.

Namun demikian faktor eksternal lainnya memungkinkan mempengaruhi produksi

2015 2016 2017 2018

Bawang Merah 39.565,00 44.359,00 45.184,40 64.626

Cabe 26.238,00 18.494,00 44.389,50 50.265

Kubis 78.112,00 107.422,00 97.051,80 91.765

Kentang 84.414,00 102.500,00 92.086,00 104.802

Tomat 64.474,00 59.485,00 71.552,00 102.576

0,00

20.000,00

40.000,00

60.000,00

80.000,00

100.000,00

120.000,00

PR

OD

UK

SI (

TO

N)

T A H U N

GRAFIK 1. PERKEMBANGAN PRODUKSI KOMODITI HORTIKULTURA

Page 39: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

30

komoditi ini, mengingat lokasi tanam umumnya di lahan kering (bukan sawah),

maka faktor iklim dan curah hujan (ketersediaan air) sangat menentukan.

Grafik 3 menunjukkan bahwa dari ke tiga komoditas perkebunan di atas, produksi

teh dan tembakau yang mengalami sedikit peningkatan, sementara kopi

mengalami fluktias yang signifikan. Dibandingkan dengan Tahun 2017,

pertumbuhan produksi t e h meningkat 0,43% dan tembakau 0,36%, sedangkan

produksi kopi mengalami peningkatan yang significant sebesar 25,17%.

Pertumbuhan komoditi-komoditi tersebut mempengaruhi peningkatan produk

perkebunan secara keseluruhan sebesar 13,21%.

Komoditas perkebunan umumnya sangat dipengaruhi oleh periode basah-kering

cuaca sepanjang tahun. Tahun 2018 umumnya terdapat kemarau yang cukup

walaupun cenderung basah. Tahun 2018 ini mempengaruhi produksi yang terjadi

juga pada produksi komoditi kopi lingkup regional Provinsi Jawa Barat.

3) Perbandingan realisasi kinerja terhadap target Renstra

Secara keseluruhan realisasi Produksi Pangan yang bersumber dari komoditi padi,

jagung dan ubi kayu pada Tahun 2018 sangat tinggi. Selain ditunjang dengan

cuaca yang memadai, pasokan pupuk, penyebaran benih dan mekanisasi sangat

mendukung melalui bantuan pemerintah\ kepada kelompok tani. Capaian produksi

pangan dibandingkan dengan target renstra terlihat pada tabel berikut:

Tabel III- 15 Perbandingan realisasi kinerja Produksi komoditi Pangan Tahun 2018 terhadap target Renstra

2015 2016 2017 2018

Kopi 6.872 7.036 5.277,43 6.606

T e h 3.460 3.551 3.560,72 3.576

Tembakau 1.358 1.362 1.371,01 1.376

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

PR

OD

UK

SI (

TON

)

T A H U N

GRAFIK 3. PERKEMBANGAN PRODUKSI KOMODITI PERKEBUNAN

Page 40: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

31

INDIKATOR SASARAN

2016 2017 2018 Target 2019

Target 2020

Target 2021

1. Produksi komoditas Tanaman Pangan 766.383 927.112 893.70 701.346 737.048 839.473 2. Produksi komoditas Hortikultura 326.637 346.937 446.876 400.936 376.479 384.793 3. Produksi Hasil Perkebunan 59.772 10.209 11.558 12.602 12.728 12.983

JUMLAH TOTAL 1.152.792 1.285.495 1.352.141 1.114.884 1.126.255 1.237.248

Tabel III-9 menunjukkan bahwa dari 3 komoditi sub sektor pertanian, produksi

komoditi tanaman pangan dan hortikultura Tahun 2018 sudah melebihi target akhir

tahun renstra. Masih tersisa dua tahun anggaran untuk mencapai target, namun

perlu menjadi catatan bahwa komoditi hortikultura rentan terhadap pengaruh

eksternal seperti kondisi pasar dan cuaca, hanya komoditi tertentu saja (kubis)

yang relatif stabil, Adapun sub sektor perkebunan tahun 2018 berada pada posisi

28,02%, yang ditandai dengan meningkatnya produksi kopi di perkebunan rakyat.

4) Perbandingan realisasi kinerja terhadap terhadap target standar nasional

Perbandingan indikator kinerja yang Kabupaten Bandung dibandingkan dengan

target nasional Tahun 2017, diwakili oleh data produksi padi, jagung, ubikayu,

kedelai, bawang merah, cabe merah, kentang, kopi, t e h, cengkeh dan tembakau.

Tabel III- 16 Perbandingan produksi padi, bawang merah dan kopi Kabupaten Bandung Tahun 2017 dengan target provinsi dan nasional

Komoditi Realisasi

2018 Target

Nasional %

1. Produksi komoditas Tanaman Pangan

- Padi 715.283 80.085.000 0,893

- Jagung (Ton) 83.591 23.484.708 0,356

- Ubi Kayu (Ton) 83.027 28.187.400 0,295

- Kedelai (Ton) 11.805 2.941.000 0,40

Jumlah 1 893.707 134.698.108 0,656

2. Produksi komoditas Hortikultura

- Bawang Merah (Ton) 64.626 1.293.846 4,995

- Cabe (Ton) 50.265 1.956.422 2,569

- Kentang (Ton) 104.802 1.403.314 7,468

- Tomat (Ton) 102.576 962.849 10,65

- Kubis (Ton) 91.765 1.442.624 6,361

- Jeruk 4.419 1.845.159 0,239

- Alpukat 15.667 363.157 4,314

- Strawberry 5.627 12.225 46,03

- Jambu Air 1.590 20.690 7,685

- Jambu Biji 5.539 56.365 9,827

Jumlah 2 446.876 9.356.651 4,776

Page 41: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

32

Komoditi Realisasi

2018 Target

Nasional %

3. Produksi Hasil Perkebunan

- Kopi (Ton) 6.606 764.930 0,864

- Teh (Ton) 3.576 161.960 2,208

- Tembakau (Ton) 1.376 341.470 0,403

Jumlah 3 11.558 1.268.360 0,911

JUMLAH TOTAL 1.352.141 145.323.119 0,936 Sumber: Renstra kementan Tahun 2015-2019, diolah.

Tabel 3-11 menunjukkan bahwa posisi produksi padi Kabupaten Bandung dapat

menyumbang 0,89% terhadap target produksi nasional terbesar dari sub sector

tanaman pangan. Sedangkan pada sub sector hortikultura (sayuran) sumbangan

terbesar diperoleh dari produksi tomat yang menyumbang 10,65% terhadap target

nasional, buah-buahan strawberry menyumbang 46,03%. Adapun pada sub sector

Perkebunan, produksi teh Kabupaten Bandung dapat mensuplai 2,21% terhadap

target nasional.

5) Analisis keberhasilan atau kegagalan capaian indikator

Tanaman Pangan

Keberhasilan capaian indikator tersebut sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan

program kegiatan dan iklim yang mendukung budidaya. Tahun 2018 terjadi

peningkatan luas tanam dan luas panen beberapa komoditi penting, seperti padi

sawah, yang berkontribusi positif terhadap produksinya. Dari sisi produktivitas

komoditi padi mengalami peningkatan sekitar 0,06% yaitu dari 63,33 kuintal/ha/tahun

menjadi 63,39 kuintal/ha/tahun. Pertumbuhan luas tanam, luas panen, produksi dan

produktivitas komoditi tanaman pangan disajikan dalam tabel III-12.

Tabel III-17 Pertumbuhan produksi tanaman pangan Tahun 2017 terhadap Tahun 2016

No Uraian Komoditi 2017 2018 pertumbuhan

%

A PADI

1 Padi Sawah

Luas Tanam (ha) 104.238 96.125 -7,78

Luas panen (ha) 109.096 106.191 -2,66

Produksi (ton) 694.869 696.908 0,29

Produktivitas (kwt/ha) 63,69 65,63 3,05

2 Padi Gogo

Luas Tanam (ha) 1.485 15.154 920,47

Luas panen (ha) 1.550 3.985 157,10

Produksi (ton) 5.841 18.375 214,59

Page 42: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

33

No Uraian Komoditi 2017 2018 pertumbuhan

%

Produktivitas (kwt/ha) 39,33 46,11 17,24

JUMLAH PADI

Luas Tanam (ha) 106.717 111.619 4,59

Luas panen (ha) 110.646 112.884 2,02

Produksi (ton) 700.710 715.283 2,08

Produktivitas (kwt/ha) 63,33 63,39 0,09

B Jagung

Luas Tanam (ha) 20.196 14.399 -28,70

Luas panen (ha) 18.160 13.468 -25,84

Produksi (ton) 120.630 83.591 -30,70

Produktivitas (ku/ha) 66,43 62,07 -6,56

C Kedelai

Luas Tanam (ha) 1060 5.644 50,75

Luas panen (ha) 801 8.577 909,06

Produksi (ton) 1122 11.805 854,32

Produktivitas (ku/ha) 14.01 14.56 -5,42

D Ubi Kayu

Luas Tanam (ha) 4.243 3.434 -19,07

Luas panen (ha) 5.013 4.776 -4,73

Produksi (ton) 105.772 83.027 -21,50

Produktivitas (ku/ha) 211,00 173,84 -17,61

Peningkatan produksi padi meningkat 2,08% dari tahun 2017, hal ini

dipengaruhi oleh peningkatan luas tanam sebesar 4,59% dan luas panen sebesar

4,59%. Peningkatan produksi, luas tanam dan panen tersebut berdampak pada

peningkatan produktivitas sebesar 0,09 kwintal/hektar. Berbanding terbalik dengan

komoditi jagung dan ubi kayu yang mengalami penurunan.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi komoditi padi yaitu

peningkatan luas tanam yang berkorelasi terhadap peningkatan Indeks Pertanaman

(IP) padi. Peningkatan IP tersebut dilaksanakan melalui peningkatan luas tanam,

sarana pertanian dan infrastruktur dinilai efektif. Dengan demikian, dampak negatif

dari alih fungsi lahan terhadap pencapaian jumlah produksi tanaman pangan,

khususnya padi masih bisa diminimalisasi melalui peningkatan IP dan produktivitas

komoditas, disamping pengendalian OPT secara sabilulungan (Brigade Proteksi

Tanaman).

Indeks Pertanaman (IP) menunjukkan adanya peningkatan nilai dari 1,92 di

tahun 2009; 1,98 di tahun 2011; 2,01 pada tahun 2012; 2,27 pada Tahun 2013; 2,51

Page 43: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

34

pada tahun 2014; 2,43 pada Tahun 2015, 2,65 tahun 2016, 2,67 pada Tahun 2017

menjadi 2,69 pada Tahun 2018.

Upaya peningkatan produksi padi di Kabupaten Bandung melalui efisiensi

produksi saat ini menjadi alternatif yang penting, dimana alternatif secara

ekstensifikasi perluasan areal semakin sulit ditempuh. Efisiensi produksi yang dapat

ditempuh melalui upaya intensifikasi atau perbaikan teknologi pada penggunaan

sarana produksi maupun peningkatan kualitas infrastruktur.

Selain itu efisiensi produksi juga dapat dilakukan dalam rangka mengurangi

tingkat kehilangan hasil, diantaranya melalui perbaikan pada proses pasca panen,

pengendalian OPT dan penggunaan benih unggul. Tingkat kehilangan hasil produksi

padi dari tahun ke tahun dapat dikurangi. Pada Tahun 2016 tingkat kehilangan

mencapai 10,07% dan pada Tahun 2017 dapat ditekan menjadi 10,01% (Tabel 3-11).

Tabel III- 18 Tingkat kehilangan hasil komoditas padi

No Komponen 2016 2017 2018

1 Panen 0,48 0,48 0,47

2 Perontokan 3,11 3,11 3,07

3 Pengeringan 3,75 3,81 3,77

4 Pengilingan 2,65 2,62 2,62

JUMLAH 10,07 10,01 9,93

Tabel III-11 memperlihatkan bahwa tingkat kehilangan hasil dari tahun-ketahun

terus mengalami penurunan. Hal ini memperlihatkan bahwa kualitas panen padi tiap

tahun terus meningkat, beberapa faktor yang mempengaruhi kehilangan hasil padi

adalah : (1) Varietas padi, varietas unggul padi yang telah dilepas dan diadopsi oleh

petani sebagaian besar termasuk yang mudah rontok, sehingga padi tidak banyak

lagi yang tertinggal malainya, serta petani dalam pemanenan (ngarit padi) telah

melakukan penumpukan sementara dengan memakai alas; (2) Umur panen padi,

sangat berpengaruh terhadap besarnya kehilangan hasil. Bila panen muda atau

belum masuk optimum maka mutu gabah yang dihasilkan akan rendah, banyak bulir

hijau. Sebaliknya padi yang dipanen terlalu tua atau terlewat masak, hasil akan turun

karena gabah banyak yang rontok; (3) Alat panen, dengan diintroduksinya varietas-

varietas unggul baru padi yang memiliki potensi hasil tinggi dan berpostur pendek,

maka terjadi perubahan penggunaan alat panen dari ani-ani ke sabit. Sabit harus

Page 44: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

35

tajam agar saat pemotongan padi tidak terjadi goyangan yang kuat, sehingga tidak

menyebabkan gabah rontok, ataupun sekarang sudah banyak kelompok tani yang

menggunakan powerthraser; (4) Sistem panen, pemanenan padi sistem individual

(keroyokan) dengan jumlah pemanen yang tidak terbatas, mendorong pemanen

untuk berebut memotong padi sebanyak-banyaknya. Akan lebih baik jika pemanenan

padi menggunakan alat perontok pedal Thresher atau power thresher; (5) perontok

padi dapat dilakukan dengan cara diinjak-ijak, dipukul, dibanting, pedal thresher, dan

mesin perontok, proses perontokan padi memberikan kontribusi yang cukup besar

terhadap kehilang hasil padi secara keseluruhan. sebagian besar petani melakukan

perontokan dengan cara dibanting terlalu keras maka banyak gabah yang terlempar

keluar dari alas. Sebaliknya jika dibanting terlalu lemah dan hanya beberapa kali

membanting, maka banyak gabah yang tidak rontok menempel pada malainya dan

ikut terbuang bersama jeraminya. Masalah terakhirr inilah yang menyebabkan

kehilangan hasil cukup besar.

Sebagaimana tabel di atas kehilangan pada saat perontokan mengalami

peningkatan sebesar 0,04% demikian pula pada saat pengeringan yang mencapai

0,04%. Hal ini terkait dengan proses mekanisasi pasca panen padi, dimana pada saat

perontokkan kelompok tani melaui penggunaan Power threaser, sedangkan pada

tahapan pengeringan sudah ada perbaikan sarana pengeringan di UPJA maupun

waktu pengeringan yang lebih singkat sebagai dampak dari panas matahari yang

lebih banyak pada Tahun 2018. Selain itu peningkatan harga GKP dan GKG,

menjadikan petani lebih berhati-hati dalam penggilingan padi.

Penanganan pasca panen tidak akan terlepas dari interaksi faktor-faktor yang

membentuk sistem pascapanen. Dengan demikian untuk memperbaiki sistem

pascapanen diperlukan pendekatan yang menyeluruh terhadap komponen-

komponen sistem untuk memperbaiki struktur dan manajemen sistem sehingga

diperoleh berbagai alternatif perbaikan keluaran sistem yang diperbaiki. Strategi

penanganan pasca panen harus ditempatkan sebagai bagian integral dari program

pengembangan sistem usahatani padi. Berdasarkan keragaan lingkungan, strategi

perbaikan penanganan panen dan pascapenen harus dilaksanakan dengan prinsip

location spesifik dengan tetap mengacu pada asas selektif. Dengan mengacu pada

aspek selektif, perbaikan penanganan pascapenen padi tidak terbatas pada

penanganan perbaikan teknologi saja tetapi juga perbaikan dari aspek sosial ekonomi

dan kelembagaan.

Realisasi produksi jagung mencapai 83.591 ton (Jagung pipilan kering) atau

sebesar 182,89 % dari target Tahun 2018 serta turun sebesar dan turun 30,71% dari

Page 45: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

36

Tahun 2017. Penurunan produksi ini dikarenakan pada Tahun 2018 terjadi penurunan

luas tanam dari 20.196 Ha menjadi 14.399 Ha yang diiringi dengan penurunan

produktivitas sebesar 4,36 Kwt/ha, dalam hal provitas ini menurun 5,6% dari Tahun

2017. Produksi jagung pipilan kering lebih diperoleh pada sentra produksi jagung

yang potensial di beberapa kecamatan seperti Nagreg, Pacet, Cicalengka, Cimenyan,

Paseh, Cikancung, Kutawaringin dan Cikancung. Penurunan ini pula sebagai akibat

dari menurunnya program pemerintah pusat dan daerah dalam upaya peningkatan

produksi jagung. Selain itu banyaknya petani yang beralih ke tanaman komoditas lain

serta mempercepat panen untuk pemenuhan permintaan jagung muda (baby corn).

Produksi kedelai pada tahun 2018 dapat melampaui target yaitu sebesar

11.805 ton atau 1052% dari target renja. Tercapainya target produksi kedelai tersebut

ditunjang dengan peningkatan luas panen dari 850 Ha pada Tahun 2017 menjadi

8.577 Ha pada Tahun 2018 dengan produktivitas sebesar 13,76 kwt/ha atau menurun

5,42% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini ditunjang dengan berbagai program

pemerintah pusat, terutama dengan program Fasilitasi peningkatan budidaya Kedelai

pada Tahun 2018.

Hortikultura

Produksi serta produktivitas komoditas pertanian khususnya komoditas

hortikultura unggulan di Kabupaten Bandung Tahun 2018 ini terjadi peningkatan yang

cukup signifikan walaupun menghadapi kendala-kendala yang cukup sulit seperti

keadaan alam yang cukup ekstreem khususnya iklim yang kering, namun disisi lain

iklim tersebut membantu dalam pertumbuhan serta perkembangan bunga dan

pembuahan komoditas hortikultura dan perkebunan sehingga umumnya mampu

menaikan produksi dan produktivitasnya asalkan pengairannya tetap terjaga dan

terpenuhi. Selain itu pula ada tantangan internal diantaranya adalah peralihan

komoditas karena alasan-alasan tertentu, pengurangan lahan produktif karena

digunakan untuk keperluan lainnya serta terkadang penanaman/pertanian komoditas

hortikultura berbenturan dengan isu-isu tentang kaidah-kaidah konservasi.

Sebagaimana Tabel III-8, dapat dilihat bahwa dari 5 komoditi utama hortikultura

sayuran yang menunjang IKU dinas, Komoditi Bawang merah, cabe dan kubis dapat

melebihi target, sedangkan komoditi tomat dan kentang tidak tercapai. Namun

demikian komoditi sayuran kubis mengalami penurunan sebesar 5,447% dari Tahun

sebelumnya, sedangkan yang lainnya meningkat dengan rata-rata sebesar 28,36%.

Page 46: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

37

Capaian realisasi indicator tersebut ditunjang dengan kegiatan budidaya

sayuran selama Tahun 2018. Lebih lengkap pertumbuhan produksi dan budidaya

komoditi hortikultura disajikan dalam tabel berikut.

Tabel III- 19 Pertumbuhan capaian komoditas hortikultura (sayuran) Tahun 2016 -2018

Uraian Komoditi Realisasi

2016 Realisasi

2017 Realisasi

2018

% 2018 thd

2017

Bawang Merah

Luas Tanam (Ha) 3.597 3.788 5.927 56,47

Luas Panen (Ha) 3.321 3.842 5.279 37,40

Produksi (Ton) 38.738 45.184 64.626 43,03

Produktivitas (kwt/ha) 116,64 116,64 122,42 4,96

Cabe Merah

Luas Tanam (Ha) 892 892 2.076 132,74

Luas Panen (Ha) 548 548 2.187 299,09

Produksi (Ton) 18.494 18.494 50.265 171,79

Produktivitas (kwt/ha) 337,48 337,48 229,8 -31,91

Kentang

Luas Tanam (Ha) 5.428 5.428 4.643 -14,46

Luas Panen (Ha) 5.074 4.382 4.107 -6,28

Produksi (Ton) 102.500 102.500 104.802 2,25

Produktivitas (kwt/ha) 202,01 202,01 255,19 26,33

Tomat

Luas Tanam (Ha) 1.016 1.016 1.125 10,73

Luas Panen (Ha) 865 865 2.932 238,96

Produksi (Ton) 21.709 21.709 102.576 372,50

Produktivitas (kwt/ha) 250,97 250,97 349,85 39,40

Kubis

Luas Tanam (Ha) 5.256 5.256 4.269 -18,78

Luas Panen (Ha) 4.766 4.218 3.969 -5,90

Produksi (Ton) 107.422 107.422 91.765 -14,58

Produktivitas (kwt/ha) 225,39 225,39 231,2 2,58

Produksi bawang merah meningkat sebesar 43,03% dari Tahun 2017

berbanding lurus dengan peningkatan luas tanam, panen serta produktivitas. Luas

tanam dan panen masing masing meningkat sebesar 56,47% dan 37,40% dapat

dilakukan mengingat pada Tahun 2018 selain pelaksanaan program kegiatan

Page 47: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

38

pemerintah dalam perluasan areal budidaya, kegiatan budidaya dilakukan secara

intensif baik dalam penyediaan saprodi ditunjang pula dengan pengendalian OPT dan

pendampingan/pembinaan penyuluh pertanian disamping kondisi agroklimat yang

mendukung. Kondisi yang sama juga pada budidaya cabe merah dimana

peningkatan produksi berasal dari peningkatan luas tanam sebesar 132,74% dan

Luas tanam sebesar 299,09%. Namun peningkatan luas tanam dan panen ini tidak

diimbangi dengan produktivitas yang menurun sebanyak 31,91%. Hal ini terkendala

dengan terbatasnya penanganan serangan OPT.

Pada komoditi kentang peningkatan produksi disebabkan oleh peningkatan

produktivitas sebesar 26,33%, walaupun dari sisi Luas tanam menurun sebesar

14,46% sebagai akibat dari program Citarum Harum dan alih komoditi menjadi

tanaman kopi, serta penurunan luas panen sebesar 6,28%. Demikian pula dengan

komoditi kubis, walau produktivitasnya naik sebesar 2,58%, tetapi luas tanam dan

luas panen menurun masing-masing 18,78% dan 5,9%.

Selain komoditi sayuran yang menunjang capaian produksi komoditi

hortikultura, juga terdapat komoditi buah-buahan unggulan yang menyumbang

produksi cukup besar di antaranya Jeruk, Alpukat, Strawberry, Jambu Air dan Jambu

biji. Secara keseluruhan produksi buah-buahan unggulan sebesar 32.842 ton yang

menunjang 7,35% terhadap produksi hortikultura.

Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018

Komoditi

Tanaman dibongkar

dan tua (pohon)

Tanam baru

(pohon)

Tanaman belum

menghasilkan (pohon)

Tanaman produktif (pohon)

Jumlah Akhir tanaman (pohon)

Jumlah Produksi

(Ton)

Jeruk 119.769 47.437 393.452 580.106 975.314 4.419

Alpukat 33.581 28.976 383.412 872.395 1.259.435 15.667

Jambu Air 13.669 16.863 39.727 207.168 248.481 1.590

Jambu Biji 28.093 18.046 103.151 428.026 537.122 5.539

Buah-buahan selain berfungsi penghasil buah dalam peningkatan ketersediaan

gizi masyarakat dan ekonomi petani, juga berperan sebagai penguat dan

pencegahan erosi tanah. Dari sisi jumlah, tanaman alpukat terbesar dalam

menyumbang produksi buah-buahan yaitu berjumlah 1.259.435 pohon, diikuti oleh

tanaman jeruk baik jeruk siam maupun jeruk besar sebanyak 975.314 pohon, jambu

biji sebanyak 537.122 pohon dan jambu air sebanyak 248.481 pohon. Jumlah

tanaman buah-buahan tersebut tidak seluruhnya dapat menghasilkan, sebagian saja

yang produktif menghasilkan buah. Tanaman jeruk yang produktif sebesar 59,48%,

alpukat sebesar 69,27%, Jambu air sebesar 83,37% dan jambu biji sebesar 79,69%.

Page 48: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

39

Untuk menjaga keberlanjutan, Tahun 2018 penanaman baru sebanyak 111.322

pohon, masing-masing tanaman jeruk sebanyak 47.437 pohon, alpukat sebanyak

28.976 pohon, jambu air sebanyak 16.863 pohon dan jambu biji sebanyak 18.046

pohon.

Perkebunan

Capaian komoditi perkebunan tidak memenuhi target, baik kopi, t e h, maupun

tembakau, namun ketidak tercapaian komoti kopi, teh dan tembakau masih dalam

tahap kewajaran yaitu masing-masing 90,02%, 97,79% dan 97,04%. Namun

demikian produksi kopi dan tembakau mengalami peningkatan masing masing

sebesar 25,18% dan 0,36%, sedangkan tea turun sebesar 1% dari Tahun 2017.

Peningkatan produksi komoditi perkebunan merupakan hasil dari peningkatan

performa budidaya yang dilakukan pada Tahun 2018, baik panen dari penanaman

tahun sebelumnya maupun peningkatan produktivitas. Produksi kopi dipengaruhi

oleh luas tanam dan pohon produktif, serta penerapan manajemen budidaya yang

baik. Tahun 2018 luas tanam bertambah 4,3% dari Tahun 2017 menjadi 11.029 Ha,

dengan produksi rata-rata perhektar sebesar 0,89 ton/Ha atau meningkat 13,91%.

Peningkatan luas tanam selain ditunjang dengan program pemerintah Citarum

Harum, yang umumnya terjadi peralihan budidaya dari sayuran ke tanaman keras

perkebunan khususnya kopi pada lahan dengan kontur >15%. Selain itu dewasa ini

pamor kualitas kopi Kabupaten Bandung khususnya Java Preanger mendapat

sambutan positif dari pasar, dan juga mendapat penghargaan pada berbagai even

baik tingkat regional maupun nasional sehingga secara tidak langsung mendongkrak

harga berasan. Sehingga komoditi kopi Kabupaten Bandung merupakan salah satu

produk yang memiliki nilai ekonomis penting dan dapat meningkatkan minat para

petani untuk membudidayakannya.

Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018

Uraian Komoditi Realisasi

2016 Realisasi

2017 Realisasi

2018 %

2018 thd 2017

Kopi

Luas Tanam (Ha) 10.572 10.574 11.029 4,30

Produksi Mentah (Ton) 28.143 21.109 26.427 25,19

Hasil Olahan (Ton) 7.035 5.277 6.606 25,18

Produksi Rata2 (Ton/Ha) 1,05 0,78 0,89 13,91

T e h

Page 49: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

40

Uraian Komoditi Realisasi

2016 Realisasi

2017 Realisasi

2018 %

2018 thd 2017

Luas Tanam (Ha) 1.701 1.701 1.701 0,00

Produksi Mentah (Ton) 17.756 17.010 17.882 5,13

Hasil Olahan (Ton) 3.551 3.612 3.576 -1,00

Produksi Rata2 (Ton/Ha) 2,15 2,15 2,17 0,70

Tembakau

Luas Tanam (Ha) 1.524 1.524 1.524 0,00

Produksi Mentah (Ton) 6.810 6.855 6.881 0,38

Hasil Olahan (Ton) 1.362 1.371 1.376 0,36

Produksi Rata2 (Ton/Ha) 0,89 0,89 0,90 1,12 .

6) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

Sebagaimana Tabel III-8, dari tiga sub sektor yang menunjang indikator

sasaran tercapainya produksi pangan, capaian produksi komoditi tanaman pangan

sebesar 128,51% dari target yang ditetapkan, berikutnya capaian produksi komoditi

hortikultura sebesar 112,57% dan terendah capaian produksi komoditi perkebunan

sebesar 93,11%. Dengan kata lain secara keseluruhan jumlah capaian indikator

produksi pangan sebesar 122,39%. Di sisi lain penggunaan sumberdaya yang ada

dalam hal ini pelaksanaan kegiatan (penggunaan anggaran belanja) yang secara

langsung atau tidak langsung menunjang capaian indikator kinerja.

Upaya pencapaian indikator ini ditunjang dengan 3 program dan 24 kegiatan

dengan penggunaan anggaran sebesar Rp24.288.850.608,- dari yang ditargetkan

sebesar Rp.23.529.771.431, atau 96,87 Sehingga dengan demikian tingkat efisiensi

pencapaian indikator-indikator populasi ternak mencapai 1,26 (efisien).

7) Analisis program/kegiatan yang menunjang capaian indikator kinerja

Upaya peningkatan dan pencapaian target produksi pangan dilakukan melalui

pelaksanaan 3 program dan 24 kegiatan. Secara umum program-program yang

dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan sumberdaya dan potensi

petani/kelompok tani dalam meningkatkan produktivitas dan luas tanam.

Dalam Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan)

dilakukan kegiatan-kegiatan berupa upaya intensifikasi lahan pertanian melalui

pemberian benih dan pupuk, pembinaan dan bimbingan penerapan teknologi

budidaya yang baik, Gerakan masyarakat/kelompok tani dalam giat tanam dan

pengendalian OPT serta kegiatan lain yang menunjang kelancaran program

Page 50: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

41

pemerintah pusat. Program kegiatan yang menunjang capaian indicator kinerja ini

disajikan dalam table berikut.

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/

Kegiatan (output) Realisasi

1 2 3

Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan)

Produksi tanaman pangan (padi, Jagung, ubi kayu)

893.707 ton

Penyusunan data base potensi produksi pangan

Jumlah Buku Data Pokok Pertanian Tersedia

5 Buku

Pengembangan intensifikasi tanaman padi, palawija

Jumlah Luas Lahan yang Tertanami 1.060 Ha

Jumlah sosialisasi, Bimbingan Teknis, rakor, temu lapang, temu usaha yang dilaksanakan

27 kali

Jumlah kelompok pajale terfasilitasi sarana 23 kelompok

Pengembangan diversifikasi tanaman Jumlah Pengembangan Diversifikasi Aneka Kacang dan Umbi

5 Ha

Mengikuti HPS, rapat-rapat koordinasi, konsultasi pembinaan dan operasional kegiatan

12 bulan

Pengembangan perbenihan/perbibitan Jumlah pelaksanaan sertifikasi benih padi lokal

2 kali

Jumlah benih padi lokal yang dilepas 42.286 kg/GKG

Jumlah jenis sarana dan prasarana UPT terpelihara

4 jenis

Jumlah petugas pembantu pelaksana teknis kegiatan

3 orang

Peningkatan produksi, produktivitas dab mutu produk perkebunan, produk pertanian

Jumlah Pengembangan Pengendalian Hama Terpadu

700 Orang

Jumlah kelompok yang mendapatkan sarana pertanian

15 Kelompok

Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

Persentase Peningkatan Indeks Pertanaman (IP)

1.11%

Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

Jumlah pemeliharaan peralatan dan mesin 5 Jenis

Jumlah fasilitasi sarana Teknologi Pertanian Tepat Guna

23 Kelompok

Jumlah pemantauan sarana prasarana pertanian

5 Jenis

Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

Jumlah Infrastruktur Pertanian yang Terpelihara/terbangun

10 Lokasi

Jumlah Raperda Tersusun (Raperda LP2B) 1 Raperda

Peningkatan Infrastruktur Pertanian (DAK)

Jumlah Prasarana Pertanian 35 Unit

Peningkatan Infrastruktur Pertanian (DBHCHT)

Jumlah Jalan produksi terbangun 1 paket

Jumlah Embung-embung terbangun 1 paket

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan

Produksi Non-Pangan Utama (Perkebunan dan Hortikultura)

458,434 Ton

Page 51: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

42

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/

Kegiatan (output) Realisasi

Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan

Jumlah fasilitasi Sarana Produksi pengembangan perkebunan

134 unit

Sertifikasi benih perkebunan 1 paket

Kajian pengembagan Kopi Java Preanger 1 kegiatan

Jumlah Laporan Update Data Perkebunan (kopi) dan Identifikasi Kopi Lokal

1 dokumen

Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan

Jumlah Peningkatan Mutu Bibit Sayuran 1.400 Kg

Jumlah Pemberian Bantuan Alat dan Perlengkapan Instalasi Hidroponik

22 unit

Jumlah Kelompok Yang Terlatih dalam Budidaya Jamur

3 kelompok

Penanganan Panen dan Pasca Panen Bahan Baku Tembakau ( DBHCHT )

Jumlah Uji Multi Lokasi Tembakau 5 varietas

Jumlah peralatan pasca panen dan pengendalian hama penyakit

5 jenis

Jumlah SDM yang faham tentang perbenihan tembakau

60 orang

Jumlah fasilitasi sarana penerapan teknologi pertanian

5 jenis

Penyediaan Sarana Produksi Hortikultura

Jumlah fasilitasi Sarana Teknologi Budidaya Pertanian

3 kelompok

Pengembangan Hortikultura pada Lahan Kering

Jumlah Kelompok Tani Yang Menerapkan Budidaya Sesuai GAP

2 kelompok

Jumlah Kelompok Yang Mengoptimalisasikan Pemanfaatan Lahan Kering Untuk Budidaya Buah-buahan

2 kelompok

Jumlah Kelompok Tani Yang Menerapkan Teknologi Pertanian Sederhana Untuk Mendukung Produktivitas Tanaman

1 kelompok

Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Hortikultura

Jumlah varietas lokal hortikultura Kabupaten Bandung yang termurnikan

1 varietas

Jumlah Peningkatan SDM penerapan Teknologi Pertanian Berbasis Ramah Lingkungan

22 orang

Pengendalian Komoditas Perkebunan Jumlah Peningkatan SDM Pengembangan Perkebunan Ramah Lingkungan

50 orang

Jumlah kajian pengendalian OPT 1 dokumen

Jumlah Peningkatan Petugas Penilai Usaha Perkebunan

1 orang

Pengembangan Budi Daya Sayuran Jumlah Luas Lahan dalam Pengembangan Sayuran (Kentang, Bawang Merah, Bawang, Sayuran Dataran Rendah, dan Sayuran Eksklusif)

80 Ha

Pengembangan Budi Daya Buah- buahan

Jumlah Penanaman Komoditi Buah-buahan 36 Ha

Pengembangan Budi Daya Tanaman Obat

Jumlah Luas Lahan dalam Pengembangan Tanaman Obat

1 Ha

Pengembangan Budi daya Florikultura Jumlah Luas Pengembangan Tanaman Hias 500 m

Pengembangan Tanaman Perkebunan Tahunan dan Penyegar

Jumlah gerakan tanam kopi 1 kegiatan

Page 52: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

43

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/

Kegiatan (output) Realisasi

Jumlah Pengembangan Budidaya Lebah Madu

1 kegiatan

Jumlah kegiatan perbanyakan dan pengembangan kopi arabica Java Preanger

1 kegiatan

Jumlah Peningkatan SDM Aparatur Perkebunan

4 orang

Jumlah peningkatan SDM dalam hal perbanyakan tanaman (grafting)

30 orang

Jumlah Fasilitasi Sarana Budidaya Tanaman Perkebunan (obat dan pupuk)

2 jenis

Jumlah perluasan tanaman kopi 26.680 pohon

Jumlah pengembangan tanaman kopi 40.000 pohon

Pengembangan Tanaman Perkebunan Semusim dan Rempah

Jumlah luas lahan dalam pengembangan tanaman semusim dan rempah

2 ha

Jumlah Luas Lahan dalam Pengembangan Tanaman Perkebunan Semusim dan Rempah

4 Ha

Pengembangan Perbibitan Tanaman Hortikultura dan Perkebunan

Jumlah jenis bibit tanaman tersedia di UPT perbibitan pertanian

4 jenis

Jumlah petugas pembantu pelaksana teknis kegiatan

1.920 HOK

Jumlah jenis bibit tanaman tersedia di UPT Perbibitan Pertanian

4 jenis

Jumlah petugas pembantu pelaksana teknis kegiatan

8 orang

Pengembangan Budidaya Sayuran (DID)

Jumlah kelompok penerima bantuan 5 kelompok

3.2.4. Sasaran Strategis 3: Tercapainya Populasi Ternak

3.2.4.1. Indikator: Jumlah Populasi Ternak

1. Realisasi capaian indikator kinerja terhadap Target

Indikator ini merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan

pada tahun 2018. Jumlah populasi ternak diperoleh dari hasil Akumulasi populasi

ternak ruminansia besar (sapi perah dan sapi potong), ruminansia kecil (domba dan

kambing) serta ungags (ayam ras pedaging, Ayam buras, Ayam ras petelur dan itik).

Data diperoleh dari pengumpulan, pengolahan dan rekonsiliasi statistic dengan BPS

dan database Provinsi Jawa Barat. Adapun indikator untuk sasaran ini terurai seperti

pada tabel dibawah ini:

Tabel III- 22 Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Populasi Ternak

Tahun 2018

Jenis Ternak Target Realisasi

% (Ekor) (Ekor)

Ruminansia Besar 63.330 62.989 99,46

Page 53: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

44

Jenis Ternak Target Realisasi

% (Ekor) (Ekor)

Ruminansia Kecil 298.554 306.877 102,79

Unggas 7.326.814 7.336.443 100,13

JUMLAH 7.688.698 7.706.309 100,23 Sumber Data: laporan Bidang Peternakan 2018

Tabel III-16 menunjukkan bahwa secara keseluruhan target populasi ternak

dapat tercapai sebesar 100,23%, yaitu dari 7.688.698 ekor yang ditargetkan

terealisasi sebesar 7.706.309 ekor. Populasi ternak ruminansia besar (sapi perah dan

sapi potong) tidak dapat memenuhi target yang ditetapkan dengan capaian sebesar

99,46%, capaian tertinggi diperoleh dari jumlah populasi ternak ruminansia kecil

(domba dan kambing) sebesar 102,79%.

2. Perbandingan realisasi terhadap tahun-tahun sebelumnya

Gambaran pertumbuhan tiap komoditi untuk ternak ruminansia dapat dilihat

pada Grafik dibawah ini:

Grafik 4. Gambaran pertumbuhan untuk tiap komoditi ternak ruminansia

Sumber: Laporan Tahunan 2016-2018 dan Data Bidang Peternakan 2018 diolah.

Berdasarkan grafik 4 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan untuk ternak

ruminansia tertinggi dalam kurun waktu tiga tahun yaitu tahun dari 2016-2018 adalah

ternak domba dan Kambing yang merupakan ternak ruminansia kecil, peningkatan

populasi dari tahun sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 1%. Sementara

untuk ternak ruminansia besar sapi potong dan sapi perah mengalami penurunan

populasi sebesar (-1,1%).

SAPI POTONG SAPI PERAH KAMBING DOMBA

Realisasi 2016 28.366 33.764 26.061 264.586

Realisasi 2017 28.528 33.705 25.813 273.218

Realisasi 2018 27.102 32.019 26.674 280.203

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

AX

IS T

ITLE

Gambaran pertumbuhan untuk tiap komoditi ternak ruminansia

Page 54: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

45

Populasi ternak unggas, secara umum mengalami peningkatan dimana rata-

rata peningkatan populasi sebesar 1,5% pada rentang tahun 2017-2018.

Pertumbuhan populasi terjadi pada jenis ternak unggas ayam buras 1% dan ayam

pedaging mengalami peningkatan sebesar 1% dibandingkan tahun 2017.

Peningkatan tertinggi pada populasi ternak itik yaitu sebesar 1,75% dan ternak ayam

petelur sebesar 1,4%. Gambaran pertumbuhan untuk tiap komoditi ternak unggas

dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik 5. Populasi Ternak Unggas Di Kabupaten Bandung Tahun 2016-2018

Sumber: Data Bidang Peternakan 2016-2018 diolah.

3. Perbandingan realisasi kinerja terhadap target Renstra

Tahun 2018 merupakan tahun pertama dari periode Rencana Strategis Dinas

Pertanian Tahun 2016-2021. Gambaran capaian indikator kinerja Tahun 2018

terhadap target Renstra diuraikan dalam Tabel Berikut.

AYAM BURASAYAM RASPETELUR

AYAM RASPEDAGING

ITIK

Realisasi 2016 2.003.859 515.695 3.847.576 438.634

Realisasi 2017 2.011.726 365.563 4.109.271 327.045

Realisasi 2018 2.069.610 516.837 4.180.339 569.657

-

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

3.500.000

4.000.000

4.500.000

AX

IS T

ITLE

Populasi Ternak Unggas Di Kabupaten Bandung Tahun 2016-2018

Page 55: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

46

Tabel III- 23 Capaian indikator populasi ternak terhadap targe Renstra Tahun 2016-2020

Indikator Realisasi

2017

Realisasi

2018 2019 2020

Persen

(2018 /

2020)

Populasi ternak

ruminansia besar

(ekor)

62.233 62.989 63.805 64.283 97,99%

Populasi ternak

ruminansia kecil

(ekor)

299.031 306.877 304.114 309.787 99,06%

Populasi unggas

(ekor)

6.813.605 7.336.443 7.600.682 7.889.304 92,99%

Tabel di atas dapat dilihat bahwa capain populasi ternak sampai dengan tahun

2018 masih berada dibawah target yang telah ditetapkan pada tahun 2020. Dimana

capaian terendah sebesar 92,99% dicatatkan oleh populasi ternak unggas

sedangkan capain tertinggi dicapai oleh ternak ruminansia kecil sebesar 99,06%.

Berdasarkan kondisi tersebut maka prioritas pembangunan yang perlu mendapat

prioritas ialah untuk pengembangan ternak ungga agar pada akhir renstra target yang

sudah ditetapkan dapat tercapai.

4. Perbandingan realisasi kinerja terhadap terhadap target standar nasional

Perbandingan capaian populasi ternak ruminansia besar, ruminansia kecil dan

unggas Kabupaten Bandung dengan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 disajikan

dalam Tabel Berikut:

Tabel III- 24 Perbandingan Populasi Ternak Kab. Bandung terhadap Populasi

Ternak Jawa Barat dan Nasional

Komoditi Realisasi

Populasi Kab. Bandung (ekor)

Target Populasi

% Populasi Nasional

% Jawa Barat (ekor)

SAPI POTONG 27.102 508.730 5,33 17.050.000 0,16

SAPI PERAH 32.019 152.709 20,97 550.000 5,82

KAMBING 26.674 2.596.099 1,03 18.721.000 0,14

DOMBA 280.203 15.487.426 1,81 17.398.000 1,61

AYAM BURAS 2.069.610 30.867.468 6,70 310.960.000 0,67

AYAM RAS PET 516.837 14.727.929 3,51 181.752.000 0,28

AYAM RAS PED 4.180.339 145.638.730 2,87 1.891.435.000 0,22

ITIK 569.657 10.932.486 5,21 51.239.000 1,11

Sumber Renstra Disnak Prov 2013-2018, Statistik Peternakan dan Keswan 2018 diolah

Page 56: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

47

Tabel III-19 menunjukkan bahwa sumbangan ternak ruminansia besar yaitu

populasi ternak Sapi Perah terhadap target Jawa Barat merupakan tertinggi

dibandingkan dengan jenis ternak lainnya, yaitu sebesar 20,97%. Hal ini dikarenakan

iklim Kabupaten Bandung di beberapa wilayah sangat cocok untuk budidaya sapi

perah. Persentase terkecil pada populasi ternak ruminansia kecil yaitu kambing

sebesar 1,03%, mengingat ternak kambing yang dibudidayakan di Kabupaten

Bandung masih sangat terbatas. Begitupun jika dibandingkan dengan target nasional

maka sumbangsih tertinggi pada populasi nasional ialah ternak sapi perah yang

mencapai 5,82% dari populasi sapi perah nasional berada di Kabupaten Bandung

sedangkan kontribusi populasi terkecil ialah ternak kambing yang hanya 0,14%

terhadap populasi ternak kambing level nasional.

Sedangkan untuk komoditi unggas, penyumbang tertinggi pada populasi

unggas Jawa Barat adalah ayam buras sebesar 6,7%. Untuk komoditi unggas tidak

tampak peningkatan populasi yang signifikan, dikarenakan Kabupaten Bandung

bukan merupakan sentra unggas Jawa Barat.

5. Analisis keberhasilan atau kegagalan capaian indikator

Realisasi populasi ternak ruminansia besar sebagaimana Tabel III-14 di atas

masih berada dibawah angka target yang telah ditetapkan. Hal ini terjadi karena

beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya:

- Banyaknya ternak ruminansia besar terutama sapi perah yang umurnya sudah

memasuki masa afkir namun tidak diimbangi dengan penyediaan ternak

penggantinya (replacement stock).

- Tingginya harga bakalan ternak yang berpengaruh pada jumlah ternak yang

dipelihara oleh peternak pada budidaya sapi perah, tingginya harga bakalan juga

dapat mendorong peternak untuk menjual pedet keluar wilayah Kabupaten

Bandung.

- Budidaya Sapi potong yang di Kabupaten Bandung masih mengarah pada

pemeliharaan untuk penggemukan, sementara untuk pembibitan masih sangat

terbatas dikarenakan masa pemeliharaan yang panjang, sehingga populasi sapi

potong akan sangat fluktuatif setiap tahunnya.

- Tingginya harga pakan konsentrat untuk sapi potong maupun sapi perah serta

rendahnya harga jual susu sapi perah menurunkan minat peternak untuk

memelihara ternak.

- Berkurangnya minat masyarakat, terutama generasi milenial sebagai penerus untuk

beternak sapi perah maupun sapi potong dan lebih memilih profesi lain yang

dianggap lebih menjanjikan.

Page 57: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

48

Sementara capaian populasi ruminansia kecil sebagaimana Tabel III-15

melebihi target. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:

- Meningkatnya minat masyarakat/peternak untuk beternak domba karena

dianggap lebih menuntungkan, selain tatalaksana pemeliharaan yang lebih

sederhana apabila dibandingkan dengan beternak sapi, juga karena sifat

domba yang dapat beranak lebih dari satu ekor per kelahiran.

- Masih tingginya permintaan daging domba terutama untuk keperluan akikah

dan keperluan rumah makan mendukung pertumbuhan ternak ruminansia

kecil.

- Kambing perah merupakan salah satu primadona baru di Kabupaten

Bandung, banyak peternak yang mulai memelihara kambing perah,

dikarenakan harga susu kambing yang cukup tinggi.

- Beralihnya beberapa peternak ternak ruminansia besar khususnya ternak sapi

perah ke usaha tani dan memelihara domba sebagai pekerjaan sampingan.

Pada Grafik pertumbuhan ternak unggas, terdapat peningkatan populasi

walaupun tidak signifikan yaitu sekitar 1% untuk ayam pedaging dan ayam buras,

sementara untuk ayam petelur meningkat sebesar 1,4% dan itik sebesar 1,7% hal ini

dapat disebabkan oleh :

- Masih tingginya harga DOC/DOD dan harga pakan ternak terutama untuk

pakan konsentrat membuat minat akan peningkatan usaha peternak

terhambat.

- Pemeliharaan unggas yang mempunyai titik kritis terutama pada saat musim

pancaroba. Dengan persentase angka serangan penyakit dan kematian yang

tinggi.

- Sementara faktor pendukung peningkatan populasi unggas diantaranya adalah

permintaan pasar yang cukup tinggi untuk komoditas unggas, pemeliharaan

terutama pada ayam buras dan itik tidak terlalu tergantung pada pakan konsentrat

pabrikan, sehingga dapat mempertahakan peningkatan populasi setiap tahunnya.

Beberapa program kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian staus

kesehatan hewan di antaranya pengendalian dan pencegahan melalui vaksinasi

PHMS: AI/ND, Rabies, Brucellosis dan pengawasan lalulintas ternak.

Selain itu capaian ini juga didukung oleh beberapa faktor diantaranya:

- Adanya bantuan berupa vaksin dan sarana penanggulangan penyakit dari

pemerintah provinsi Jawa Barat .

Page 58: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

49

- Fasilitasi pelayanan, peralatan, sarana dan prasarana kesehatan hewan dari

pemerintah Kabupaten Bandung melalui

- Adanya petugas bantuan dari Kementrian Pertanian untuk penanganan

penyakit dilapangan

Diantara PHMS yang harus ditangani, adalah Penyakit AI dan ND yang

menyerang ternak ungags, serta Brucellosis pada ternak ruminansia besar. AI dan

ND merupakan penyakit yang menyerang pada unggas yang dapat menyebabkan

kematian yang cukup tinggi. Khusus untuk penyakit AI (Avian Influenza) penyakit

ini dapat menular pada manusia dan dapat menyebabkan kematian. Sehingga

berdasarkan hal tersebut maka penting sekali dilakukan pencegahan dan

penanggulangan penyakit ini. Masyarakat pada umumnya memiliki pengetahuan

dan pengalaman terhadap penyakit ND sehingga kematian yang disebabkan oleh

penyakit AI masih dianggap disebabkan oleh penyakit ND. Fakta di lapangan pun

memperlihatkan bahwa kejadian AI disertai dengan penyakit ND sehingga

pengendalian yang dilakukan tidak hanya untuk AI tetapi juga untuk ND.

Grafik 6. Data Lokasi Kasus Ai Di Kabupaten Bandung ( 2009 - 2017)

Grafik di atas menunjukkan kasus positif flu burung tahun 2018 terdapat 1 kasus

Flu Burung, yaitu di desa Jelegong Kecamatan Rancaekek. Kasus tersebut positif

flu burung terdapat pada ternak itik, sehingga tahun 2018 vaksinasi flu burung untuk

itik ditingkatkan, dari 42% tahun 2017 menjadi 97% pada tahun 2018 seperti diurai

dalam grafik berikut.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

DATA LOKASI KASUS AI DI KABUPATEN BANDUNG ( 2009 - 2017)

Jumlah Desa Jumlah Kec.

Page 59: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

50

Vaksinasi brucellosis pada tahun 2018 sebanyak 1971 ekor, upaya yang dilakukan

merupakan preventif terhadap penyebaran penyakit Brucella, dimana pada Tahun

2018 tidak ditemukan kasus positif CFT. Sementara test dan slaughter tidak

dilaksanakan sehingga pengendalian Brucelosis dilakukan tidak hanya dengan

pengawasan lalu lintas namun juga dengan vaksinasi tertarget.

6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

Sebagaimana Tabel III-15, capaian populasi ruminansia besar sebesar 99,46%

dari target yang ditetapkan, sedangkan capaian populasi ternak ruminansia kecil

mencapai 102,79% dan populasi unggas sebesar 100,13%. Dengan kata lain

persentase rata-rata capaian indikator populasi ternak rata-rata sebesar 100,23%. Di

sisi lain penggunaan sumberdaya yang ada dalam hal ini pelaksanaan kegiatan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Ayam 500570 321040 18956 66032 36278 30312 24188 19762 21609 21680 48

Itik 20912 91805 48427 16128 9193 13281 36518 19822 13455 16723 19849

Entog 68711 37861 24947 16522 622 622 3171 1882 1294 557 510

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

Axi

s Ti

tle

Vaksinasi Unggas ( AI ND )

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1074

2917

1696

1129

3268

946

20562475

1971

VAKSINASI BRUCELOSIS

Jumlah ( ekor )

Page 60: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

51

(penggunaan anggaran belanja) yang secara langsung atau tidak langsung

menunjang capaian indikator kinerja.

Upaya pencapaian indikator ini ditunjang dengan 3 program dan 9 kegiatan

dengan penggunaan anggaran sebesar Rp7.834.579.400 dari yang ditargetkan

sebesar 8.615.068.000, atau 90,94 Sehingga dengan demikian tingkat efisiensi

pencapaian indikator-indikator populasi ternak mencapai 1,09 (efisien).

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang capaian indikator kinerja

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bandung untuk mendukung

peningkatan populasi ternak dilaksanakan melalui 5 program dan 23 kegiatan.

Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak, dibangun sebagai upaya

pemerintah dalam pelayanan peningkatan status kesehatan hewan terutama

pengendalian terhadap Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS).

Program peningkatan produksi hasil peternakan, dibangun sebagai upaya

Dinas Pertanian dalam menumbuh kembangkan agribisnis peternakan Kabupaten

Bandung dimulai dari proses pembibitan ternak melalui optimalisasi UPTD,

penjaringan bibit dan peningkatan inseminasi buatan; pengembangan usaha melalui

pembinaan dan peningkatan kapasitas kelompok tani ternak.

Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan, dibangun sebagai

upaya pelayanan Dinas Pertanian khususnya UPTD Pasar Hewan dalam pemasaran

ternak ruminansia besar dan kecil baik pemasaran hasil budidaya peternak maupun

penyediaan bibit maupun indukan dari luar bagi para peternak Kabupaten Bandung

serta penyediaan ternak potong.

Program peningkatan penerapan teknologi peternakan, dibangun sebagai

upaya Dinas Pertanian dalam peningkatan penerapan teknologi tepat guna yang

mendorong produksi serta mengurangi dampak yang diakibatkan oleh proses

produksi peternakan.

Program Penjaminan Produk Asal Hewan/Ternak, dibangun sebagai upaya

Dinas Pertanian dalam pelayanan menyediaan produk hasil peternakan yang Aman

Sehat Utuh dan Halal (ASUH) melalui pembinaan dan pengawasan ketersediaan

produk di masyarakat, juga melalui pelayanan UPTD Rumah Potong Hewan

Ruminansia dan Unggas dalam pemotongan ternak.

Rincian program dan kegiatan yang menunjang capaian indikator sasaran

diurai dalam tabel berikut.

Page 61: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

52

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/

Kegiatan (output) Realisasi

1 2 3

Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak

Persentase status kesehatan hewan 72%

Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak

Jumlah Hewan yang Difasilitasi Peningkatan Kekebalannya

27.991 ekor

Jumlah Penyelenggaraan promosi kesehatan hewan

3 Kegiatan

Pemusnahan ternak yang terjangkit penyakit endemik

Jumlah fasilitasi bahan untuk kontrol populasi

21 jenis

Jumlah Fasilitasi Sarana Biosecurity Unggas

4 jenis

Jumlah peningkatan SDM dalam hal pengawasan Hewan Penular Rabies (HPR)

50 orang

Pengawasan perdagangan ternak antar daerah

Jumlah monitoring lalu lintas ternak 31 Kecamatan

Jumlah pengembangan SDM dalam pengawasan lalu lintas hewan

50 Orang

Pelayanan Kesehatan Hewan dan Laboratorium

Peningkatan Kapasitas Pelayanan UPT Puskeswan dan Lab

1 Paket

Jumlah pelayanan kesehatan hewan, pengawasan serta pengendalian penyakit oleh UPT PUSKESWAN dan Lab

19.978 ekor

Peningkatan Sarana Prasarana Pusat Kesehatan Hewan dan Laboratoirum (DAK )

Jumlah gedung puskeswan terbangun 1 paket

Jumlah benteng gedung puskeswan terbangun

1 paket

Jumlah fasilitas alat kesehatan tersedia 5 jenis

Peningkatan prasarana dan prasarana pelayanan Kesehatan Hewan

Jumlah Ternak yang Tertangani Gangguan Reproduksi dan parasiter dan pemeriksaan kesehatan hewan

6.896 ekor

Jumlah Petugas yang dibimtek Pelayanan Keswan

14 orang

Program peningkatan produksi hasil peternakan

Tercapainya jumlah populasi ruminansia besar

59.121 ekor

Tercapainya jumlah populasi ruminansia kecil

306.877 ekor

Tercapainya jumlah populasi unggas 7.336.443 ekor

Pembangunan sarana dan prasarana pembibitan ternak

Jumlah lama pemeliharaan ternak di UPT Perbibitan Ternak

12 Bulan

Jumlah Peningkatan Sarana Pemeliharaan Ternak

4 Paket

Pembibitan dan perawatan ternak Jumlah Pelayanan IB Sapi Potong/Perah

28.615 ekor

Jumlah peserta bintek pembibitan ternak

18 Kelompok

Page 62: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

53

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/

Kegiatan (output) Realisasi

1 2 3

Penjaringan Ternak Unggul (fasilitasi Kontes Ternak Bibit Tingkat Provinsi)

1 Kali Kegiatan

Pengembangan agribisnis peternakan Jumlah peternak yang mengikuti Bimbingan teknis peternakan

250 orang

Jumlah Fasilitasi Sarana dan Peningkatan Kapasitas Kelompok Budidaya Ternak (kelompok)

172 Kelompok

Jumlah ternak dalam menunjang program vertikal

75 ekor

Jumlah dokumen perencanaan pembangunan peternakan

2 dokumen

Penyusunan Data Statistik dan Informasi Peternakan

Jumlah Data Base (statistik) Peternakan 1 Dokumen

Pemberdayaan Masyarakat melalui Kewirausahaan Peternakan (DBHCHT)

Jumlah Sapi potong betina tersedia 27 ekor

Jumlah domba tersedia 65 ekor

Pengembangan Kawasan Peternakan Jumlah Desa Sentra Komoditi Ternak Unggulan dan Khas yang Terbentuk (lokasi)

1 Lokasi

Pembangunan sarana dan prasarana perbibitan ternak (DAK)

Jumlah fasilitasi sarana dan prasarana perbibitan ternak

1 Paket

Pengembangan Agribisnis Peternakan (DID)

Jumlah kelompok penerima bantuan 6 kelompok

Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan

Persentase sarana prasarana pemasaran pengolahan promosi hasil ternak

77.40

Pembangunan sarana dan prasarana pasar produksi hasil peternakan

Jumlah sarana dan prasarana pasar produksi hasil peternakan terbangun

2 lokasi

Pengembangan Pemasaran dan Pengolahan Hasil Produksi Peternakan

Jumlah pengembangan SDM Pasca Panen Produk Hasil Ternak

100 orang

Jumlah fasilitasi sarana peningkatan/pengolahan hasil peternakan

9 kelompok

Pelayanan Pasar Hewan Jumlah Pelayanan Penjualan Ternak di Pasar Hewan (ekor)

2.073 ekor

Program peningkatan penerapan teknologi peternakan

Persentase Kelompok Dalam Pemanfaatan Teknologi Peternakan

1,68%

Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna

Jumlah Hijauan Makanan Ternak yang Dikembangkan

2 jenis

Jumlah Peningkatan SDM dalam penerapan teknologi

225 orang

Jumlah pemeriksaan Mutu Pakan dan Unsur Hara Kompos

6 Sampel

Jumlah Fasilitasi Sarana Teknologi Peternakan

11 jenis

Page 63: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

54

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/

Kegiatan (output) Realisasi

1 2 3

Program Penjaminan Produk Asal Hewan/Ternak

Persentase produk asal hewan yang HAUS

82.05%

Pengawasan dan Pembinaan Penerapan Kesmavet dan Kesrawan

Jumlah masyarakat paham tentang penerapan Kesmavet

225 orang

Jumlah sampel PAH (Daging, Susu, Telur, olahan Ternak) diperiksa

1.296 sampel

Pelayanan Rumah Potong Hewan Jumlah Pemotongan Hewan di RPH 16.601 ekor

Jumlah Sarana Prasarana Kegiatan di UPT RPH

11 Jenis

Peningkatan Sarana Prasarana Rumah Potong Hewan Unggas

Jumlah sarana rumah potong hewan unggas

9 Jenis

Jumlah prasarana rumah potong hewan unggas

4 Jenis

Jumlah partisipasi dalam kegiatan hari krida pertanian

1 kegiatan

Pengendalian Ruminansia Betina Produktif

Jumlah Pengendalian Pemotongan Ruminansia Betina Produktif di RPH/tahun (ekor)

4 ekor

Jumlah pengembangan SDM dalam pengendalian pemotongan betina produktif

35 orang

Peningkatan Sarana Prasarana Rumah Potong Hewan Unggas (DAK)

Jumlah Perbaikan sarana RPU (IPAL) 1 paket

Jumlah Gedung pemotongan terbangun

1 paket

3.2.5. Sasaran Strategis 4: Meningkatkan efektifitas tata kelola Perangkat Daerah

Dinas Pertanian

Sasaran ini dibangun oleh 2 (dua) indikator utama, yaitu Persentase asset

dalam kondisi baik dan Nilai Akuntabilitas Kinerja.

3.2.5.1. Indikator: Nilai Akuntabilitas Kinerja

1) Realisasi capaian indikator kinerja terhadap Target

Sebagaimana IKU, indikator ini diperoleh dari Nilai yang diperoleh dari LHE

Inspektorat pada Tahun 2018. Tahun 2018 indikator sasaran ini ditargetkan AKIP

Dinas Pertanian dapat mencapai 65,1 (B) dan Nilai yang diperoleh dari LHE

Inspektorat sebesar 73,89 (BB) atau tingkat capaian sebesar 113,5%.

2) Perbandingan realisasi terhadap tahun-tahun sebelumnya

Page 64: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

55

Indikator ini juga merupakan indikator sasaran baru sesuai hasil cascading kinerja

dan reviu Renstra. Capaian kinerja Tahun 2018 hanya bias dibandingkan dengan

Tahun 2017, mengingat Dinas Pertanian merupakan Perangkat Daerah hasil

penggabungan dari Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan; Dinas

Peternakan dan Perikanan; dan BKPPP sebagaimana Perda Nomor 12 Tahun

2016.

Capaian Nilai Akuntabilitas Kinerja Dinas Pertanian Tahun 2018 mengalami

peningkatan sebesar 3%, yaitu dari 71,74 pada Tahun 2017 menjadi 73,89.

3) Perbandingan realisasi kinerja terhadap terhadap target Renstra

Tahun 2018 merupakan tahun ketiga dari periode Rencana Strategis Dinas

Pertanian. Gambaran variabel-variabel yang menunjang terhadap capaian

indikator kinerja Tahun 2018 terhadap target Renstra diuraikan dalam Tabel

Berikut:

Tabel III- 25 Perbandingan realisasi kinerja Nilai AKIP Tahun 2018 terhadap target Renstra

INDIKATOR KINERJA

Tahun

2016 Realisasi

2017

Realisasi

2018

Target

2019

Target

2020

Nilai AKIP - 71,74 73,89 75,1 80,1

Tabel di atas menunjukkan bahwa realisasi indikator kinerja terhadap target akhir

tahun renstra sebesar 92,25%. Untuk mencapai target akhir tahun Renstra masih

dibutuhkan peningkatan sebesar 6,21 poin, dimana selisih tersebut harus dapat

tercapai pada 2 tahun.

4) Perbandingan realisasi kinerja terhadap terhadap target standar nasional

Nilai AKIP Dinas Pertanian Tahun 2018 sebesar 73,89 berada di atas rata-rata

Nilai AKIP Perangkat Daerah kabupaten. Standar Penilaian AKIP dibagi ke dalam:

Sangat Memuaskan AA 90.01 - 100.00

Memuaskan AA 80.01 - 90.00

Sangat Baik BB 70.01 - 80.00

Baik B 60.01 - 70.00

Cukup CC 50.01 - 60.00

Kurang C 30.01 - 50.00

Sangat Kurang D 0.00 - 30.00

5) Analisis keberhasilan atau kegagalan capaian indikator

Page 65: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

56

Indikator ini diukur melalui penilaian oleh Inspektorat terhadap beberapa

komponen penilaian. Adapun sebagaimana LHE dapat diketahui hasil penilaian

komponen-komponen penilaian AKIP Dinas Pertanian sebagai berikut:

Tabel III- 26 Perbandingan realisasi kinerja Nilai AKIP Tahun 2018 terhadap standar per komponen penilaian.

Komponen Penilaian

Perencanaan Kinerja

Pengukuran Kinerja

Pelaporan Kinerja

Evaluasi Internal

Pencapaian Sasaran/ Kinerja

Organisasi

Total Nilai Hasil

Evaluasi Akuntabilitas

Kinerja

Nilai Distan 22.21 19.38 10.15 4.87 17.38 73.89

Standar 30 25 15 10 20 100

Persentase % 74,03 77.52 67,67 48.68 86.88 73.89

Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat capaian tertinggi diperoleh dari

komponen penilaian Pencapaian Sasaran/ Kinerja Organisasi sebesar 86,88,

sedangkan tingkat capaian terendah pada komponen Evaluasi Internal sebesar 48,68.

Sebagai upaya perbaikan, maka perlu ditingkatkan komponen penilaian dan pelaporan

kinerja.

a. Perencanaan kinerja

Evaluasi terhadap perencanaan kinerja meliputi penilaian atas 2 (dua) komponen, yaitu

(a) Perencanaan strategis dan (b) perencanaan kinerja tahun 2018.

Evaluasi terhadap perencanaan kinerja memperoleh nilai “22,21” atau 74,04% dari

bobot sebesar “30” karena masih terdapat kelemahan yang meliputi :

- Program /kegiatan yang ditetapkan tidak cukup untuk mencapai tujuan dan

sasaran

- Target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Renstra tidak berdasarkan basis

data yang memadai dan argument yang logis

- Keselarasan sasaran dokumen

- Sasaran dan indicator PK tidak mengacu pada isu strategis atau praktek terbaik

dan tidak menggambarkan kondisi (outcame) yang seharusnya terwujud pada

tahun ybs.

- Implementasi kinerja tahunan tidak seluruhnya dikaitkan dengan kondisi tentang

pemenuhan dan kualitas perencanaan kinerja tahunan.

b. Pengukuran Kinerja

Evaluasi terhadap pengukuran kinerja meliputi penilaian atas 3 (tiga) komponen, yaitu

(a) pemenuhan pengukuran (b) Kualitas pengukuran dan (c) Implementasi

pengukuran.

Page 66: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

57

Evaluasi terhadap pengukuran kinerja memperoleh nilai “19,38” atau 77,50% dari

bobot sebesar “25” karena masih terdapat kelemahan yang meliputi

- IKU telah direviu, ada upaya perbaikan namun belum ada perbaikan yang

siignifikan

- Hasil pengukuran (capaian) kinerja belum dimanfaatkan sebagai dasar pemberian

rewards & punishment.

c. Pelaporan Kinerja

Evaluasi terhadap pelaporan kinerja meliputi penilaian atas 3 (tiga) komponen, yaitu

(a) pemenuhan pelaporan (b) penyajian informasi kinerja dan (c) Pemanfaatan

informasi kinerja.

Evaluasi terhadap pelaporan kinerja memperoleh nilai “10,15” atau 67,68% dari bobot

sebesar “15” karena masih terdapat kelemahan yang meliputi :

- Dokumen Laporan Kinerja belum menggambarkan informasi tentang efisiensi

penggunaan sumber daya, informasi keuangan yang terkait langsung dengan

seluruh pencapaian sasaran (outcame) dan keandalan data realisasi kinerja

d. Evaluasi Internal

Evaluasi terhadap evaluasi internal meliputi penilaian atas 3 (tiga) komponen, yaitu (a)

Pemenuhan evaluasi (b) Kualitas Evaluasi dan (c) Pemanfaatan Evaluasi.

Evaluasi terhadap evaluasi internal memperoleh nilai “4,87” atau 48,68% dari bobot

sebesar “10” karena masih terdapat kelemahan yang meliputi :

- Evaluasi program telah dilakukan namun tindak lanjut rekomendasi terkait dengan

perencanaan belum dilaksanakan seluruhnya

- Pemantauan rencana aksi yang dilaksanakan belum menunjukan hasil perbaikan

e. Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi

Evaluasi terhadap pencapaian sasaran kinerja/organisasi meliputi penialaian atas 2

(dua) komponen, yaitu (a) Kinerja yang dilaporkan (output) dan (b) kinerja yang

dilaporkan (outcome)

Evaluasi terhadap pencapaian kinerja program organisasi memperoleh nilai “17,38”

atau 86,88% dari bobot sebesar “20”

6) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

Capaian indikator Nilai AKIP sebesar 113,5% dari yang ditargetkan. Di sisi lain

penggunaan sumberdaya yang ada dalam hal ini pelaksanaan program

(penggunaan anggaran belanja) yang secara langsung atau tidak langsung

menunjang capaian kinerja yaitu Program peningkatan pengembangan sistem

pelaporan capaian kinerja dan keuangan. Dari Pagu sebesar Rp. 192.582.000,-

dapat direalisasikan sebesar Rp. 185.909.000,- atau tingkat capaian sebesar

96,53%. Dengan kata tingkat efisiensi capaian indikator ini sebesar 1,18 (113,5%

/ 96,53%) (efisien). Dengan capaian efisiensi tersebut, dapat menggambarkan

Page 67: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

58

efektivitas pelaksanaan program kegiatan, yaitu setiap Rp.1,- dapat dipergunakan

untuk menghasilkan 1,18 satuan hasil kinerja.

7) Analisis program/kegiatan yang menunjang capaian indikator kinerja

Upaya dalam pencapaian Nilai AKIP dilakukan oleh secara sinergi antara sub unit

kerja dan dikoordinasikan oleh Sekretariat melalui pelaksanaan program

peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan yang

diuraikan ke dalam 3 kegiatan, yaitu:

a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD,

kegiatan ini memfasilitasi penyediaan dokumen dan perlengkapan

perencanaan dan pelaporan dinas termasuk di dalamnya penyusunak

dokumen dan kelengkapan SAKIP.

b. Penyusunan laporan keuangan semesteran, kegiatan ini dilaksanakan sebagai

upaya pemenuhan kebutuhan dokumen laporan keuangan semesteran.

c. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun, kegiatan ini dilaksanakan

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dokumen laporan keuangan tahunan.

3.2.5.2. Indikator: Persentase asset dalam kondisi baik

1) Realisasi capaian indikator kinerja terhadap Target

Sebagaimana IKU, indikator ini diperoleh dari menghitung jumlah asset

barang/kendaraan dalam kondisi baik dibagi jumlah total barang/kendaraan.

Tahun 2018 indikator sasaran ini ditargetkan sebesar 87.6% asset dalam kondisi

baik dan dapat terealisasi sebesar 82,27% atau tingkat capaian sebesar 93,93%.

2) Perbandingan realisasi terhadap tahun-tahun sebelumnya

Indikator ini juga merupakan indikator sasaran baru sesuai hasil cascading kinerja

dan reviu Renstra. Selain itu Tahun 2018 merupakan tahun pertama penentuan

indicator sesuai dengan Perubahan Rencana Strategis Dinas Pertanian Tahun

2016-2021.

3) Perbandingan realisasi kinerja terhadap terhadap target Renstra

Tahun 2018 merupakan tahun ketiga dari periode Rencana Strategis Dinas

Pertanian. Gambaran variabel-variabel yang menunjang terhadap capaian

indikator kinerja Tahun 2018 terhadap target Renstra diuraikan dalam Tabel

Berikut:

Tabel III- 27 Perbandingan realisasi kinerja persentase asset dalam kondisi baik Tahun 2018 terhadap target Renstra

INDIKATOR SASARAN

realisasi 2017

realisasi 2018

target 2019

target 2020

target 2021

Persentase aset dalam kondisi baik (%)

n.a 82,27 95.14 95.74 97.78

Page 68: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

59

Tabel di atas menunjukkan bahwa realisasi indikator kinerja terhadap target akhir

tahun renstra sebesar 82,27%. Secara keseluruhan mekanisme pengengolaan

asset Pemerintah Daerah dari tahun ke tahun mengalami perbaikan, sejalan

dengan penerapan SIMDA Barang, sehingga target capaian indikator kinerja pada

akhir tahun renstra diharapkan dapat tercapai.

4) Perbandingan realisasi kinerja terhadap terhadap target standar nasional

Pengelolaan asset di lingkungan instansi pemerintah harus dapat dikelola dengan

baik, dimulai dengan pencatatan dan pendataan yang baik, maka perencanaan

dan pelaksanaan pengelolaan asset dapat lebih terarah. Pengelolaan asset di

masing-masing instansi pemerintah berbeda-beda dan tidak berkaitan antara

pemerintah pusat-provinsi dan kebupaten.

5) Analisis keberhasilan atau kegagalan capaian indikator

Indikator ini diukur melalui penjumlahan barang/kendaraan dalam kondisi baik

terhadap jumlah total asset yang dikelola. Tahun 2018 tingkat capaian indikator

persentase asset dalam kondisi baik terhadap target sebesar 93,93%. Operasional

dalam pengelolaan asset agar dalam kondisi baik dilakukan melalui upaya

perbaikan/servis terhadap barang/kendaraan yang rusak agar menjadi baik

kembali atau pemeliharaan kendaraan secara berkala oleh masing-masing

pengguna barang, selain itu barang/kendaraan yang rusak berat dan harus

dihapus diproses dan dikoordinasikan dengan Bagian Aset pada Badan Keuangan

Daerah yang mengelola Aset Pemda.

Realisasi capaian indikator kinerja yang tidak mencapai 100% (93,93) berasal dari

masih terdapat asset dalam proses penghapusan asset yang Rusak Berat di

Badan Keuangan Daerah serta tambahan asset yang Rusak Berat pada Tahun

2018. Tahun 2018 diusulkan penghapusan 20 unit kendaraan dinas.

6) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

Capaian indikator Persentase asset dalam kondisi baik sebesar 93,93% dari yang

ditargetkan. Di sisi lain penggunaan sumberdaya yang ada dalam hal ini

pelaksanaan program (penggunaan anggaran belanja) yang secara langsung atau

tidak langsung menunjang capaian kinerja yaitu Program peningkatan sarana dan

prasarana aparatur. Dari Pagu sebesar Rp. 1.444.107.600,- dapat direalisasikan

sebesar Rp.1.192.152.837,- atau tingkat capaian sebesar 82,55%. Dengan kata

tingkat efisiensi capaian indikator ini sebesar 1,18 (97,96% / 82,55%) (efisien).

Page 69: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

60

Dengan capaian efisiensi tersebut, dapat menggambarkan efektivitas pelaksanaan

program kegiatan, yaitu setiap Rp.1,- dapat dipergunakan untuk menghasilkan

1,18 satuan hasil kinerja.

7) Analisis program/kegiatan yang menunjang capaian indikator kinerja

Upaya dalam peningkatan persentase asset dalam kondisi baik dilakukan oleh

Sekretariat melalui pelaksanaan program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur yang diuraikan ke dalam 4 kegiatan, yaitu:

a. Pembangunan gedung kantor, kegiatan ini berisikan pembangunan lanjutan

gudag alat mesin pertanian (lantai 2) sebagai ruang serbaguna Dinas

Pertanian, Pembangunan benteng/pagar dan lahan parkir UPT.

b. Pengadaan perlengkapan gedung kantor, kegiatan ini memfasilitasi

penyediaan perlengkapan gedung (gordyn, sumur/sumber air bersih dan

perlengkapan gudang dan pengarsipan).

c. Pengadaan mebeleur, kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan mebeleur dan mengganti yang sudah rusak di lingkungan dinas dan

UPT.

d. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, kegiatan ini dilaksanakan sebagai

memelihara bangunan kantor dinas dan UPT agar layak dalam pelayanan

kepada masyarakat. Dengan kegiatan ini diharapkan umur pakai gedung

kantor dinas dan UPT dapat bertambah.

e. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional, kegiatan ini

dilaksanakan dalam mengakomodasi kebutuhan pemeliharaan dan perbaikan

kendaraan dinas, baik struktural maupun fungsional agar dapat digunakan dan

menunjang pelayanan kepada masyarakat.

Tabel III- 28 Program kegiatan penunjang capaian indicator Persentase asset dalam kondisi baik Tahun 2018

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/

Kegiatan (output) Realisasi

Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

Persentase kebutuhan sarana dan prasarana perkantoran terpenuhi

100%

Pembangunan gedung kantor Terlaksananya Lanjutan Pembangunan Gudang Alat Mesin Pertanian

1 Paket

Pembangunan Benteng / Pagar UPT 3 lokasi

Jumlah lahan parkir UPT Puskeswan dan Laboratorium yang tertata

1 lokasi

Pengadaan perlengkapan gedung kantor

Jumlah perlengkapan gedung tersedia 3 Jenis

Page 70: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

61

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/

Kegiatan (output) Realisasi

Pengadaan mebeleur Jumlah perlengkapan gedung tersedia 2 Jenis

Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

Jumlah gedung kantor Dinas dan UPTD terpelihara (gedung)

9 Gedung

Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

Periode Pemeliharaan Kendaraan Dinas Operasional

12 Bulan

B. Realisasi Anggaran

Anggaran Belanja langsung yang dialokasikan pada Urusan Pertanian untuk

mendukung pencapaian indikator strategis tersebut pada tahun 2018 ialah sebesar

Rp 58.906.327.844,- dengan realisasi sebesar Rp 55.874.893.359,- atau 94,9% .

Secara rinci pencapaian kinerja keuangan Tahun Anggaran 2018 berdasarkan

program dan kegiatan adalah sebagai berikut :

Page 71: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

62

Tabel III- 29 Realisasi Anggaran yang mendukung Pencapaian Target Kinerja pada Tahun 2018

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%) Program/Kegiatan Anggaran (Rp.)

Realisasi Anggaran

%

1 2 3 4 5 6 7 8

9

10

1 Meningkatnya daya saing hasil produksi pertanian

Persentase peningkatan nilai ekonomi produk unggulan pertanian (%)

11,62 14,03 120,74 Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

4.824.985.000 4.552.158.859 94,35

Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah

298.000.000 286.397.000 96,11

Promosi Komoditas Unggulan

1.221.220.000 1.193.662.069 97,74

Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

170.000.000 164.050.000 96,50

Pasca Panen Produk Perkebunan

1.283.780.000 1.122.078.990 87,40

Kontes Ternak dan Apresiasi Pembudidaya Peternakan

708.760.000 654.259.400 92,31

Promosi Atas Hasil Produksi Peternakan Unggulan Daerah

193.225.000 189.510.000 98,08

Pengolahan Hasil Perkebunan

950.000.000 942.201.400 99,18

2 Meningkatnya Penyuluhan Pertanian

Persentase kelompok yang naik kelas (%)

26 30,84 118,62 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

2.231.895.800 2.135.225.179 95,67

Pelatihan petani dan pelaku agribisnis

100.000.000 100.000.000 100,00

Page 72: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

63

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%) Program/Kegiatan Anggaran (Rp.)

Realisasi Anggaran

%

Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis

125.000.000 116.011.000 92,81

Peningkatan kemampuan lembaga petani

206.000.000 204.811.179 99,42

Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Penyuluhan Wilayah Soreang

150.000.000 146.895.000 97,93

Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Penyuluhan Wilayah Ciwidey

185.000.000 169.000.000 91,35

Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Penyuluhan Wilayah Banjaran

185.000.000 168.750.000 91,22

Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Penyuluhan Wilayah Bojongsoang

150.000.000 147.950.000 98,63

Page 73: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

64

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%) Program/Kegiatan Anggaran (Rp.)

Realisasi Anggaran

%

Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Penyuluhan Wilayah Pacet

185.000.000 173.193.000 93,62

Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Penyuluhan Wilayah Solokanjeruk

180.000.000 179.106.000 99,50

Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Penyuluhan Wilayah Cikancung

185.000.000 183.890.000 99,40

Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Penyuluhan Wilayah Cilengkrang

180.000.000 161.790.000 89,88

Pengembangan POS Penyuluhan Pedesaan (Posluhdes) ( Bantuan Gubernur )

400.895.800 383.829.000 95,74

Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan

2.108.586.000 1.985.372.697 94,16

Page 74: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

65

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%) Program/Kegiatan Anggaran (Rp.)

Realisasi Anggaran

%

Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan

685.000.000 675.835.297 98,66

Peningkatan kesejahteraan tenaga penyuluh pertanian/perkebunan

251.826.000 248.850.000 98,82

Penyuluhan Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

147.120.000 146.265.000 99,42

Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi peternakan tepat guna

150.000.000 148.632.400 99,09

Pembangunan/Perbaikan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) (DAK)

500.000.000 493.650.000 98,73

Bantuan Operasional Penyuluh (Bantuan Gubernur)

374.640.000 272.140.000 72,64

3 Tercapainya Produksi Pangan

Jumlah Produksi Komoditi Pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

1.104.791 1.352.141 122,39 Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan)

4.525.685.576 4.456.821.905 98,48

Penyusunan data base potensi produksi pangan

434.565.000 425.496.050 97,91

Pengembangan intensifikasi tanaman padi, palawija

1.435.895.000 1.405.009.079 97,85

Pengembangan diversifikasi tanaman

608.640.576 591.634.576 97,21

Page 75: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

66

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%) Program/Kegiatan Anggaran (Rp.)

Realisasi Anggaran

%

Pengembangan perbenihan/perbibitan

800.000.000 795.260.000 99,41

Peningkatan produksi, produktivitas dab mutu produk perkebunan, produk pertanian

1.246.585.000 1.239.422.200 99,43

Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

8.764.100.000 8.629.905.797 98,47

Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

1.466.500.000 1.424.082.597 97,11

Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

1.655.000.000 1.580.123.200 95,48

Peningkatan Infrastruktur Pertanian (DAK)

5.210.000.000 5.210.000.000 100,00

Peningkatan Infrastruktur Pertanian (DBHCHT)

432.600.000 415.700.000 96,09

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan

10.999.065.032 10.443.043.729

94,94

Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan

563.100.000 500.782.100 88,93

Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan

699.000.000 695.611.030 99,52

Page 76: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

67

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%) Program/Kegiatan Anggaran (Rp.)

Realisasi Anggaran

%

Penanganan Panen dan Pasca Panen Bahan Baku Tembakau ( DBHCHT )

967.400.000 894.640.166 92,48

Penyediaan Sarana Produksi Hortikultura

1.361.780.000 1.330.674.800 97,72

Pengembangan Hortikultura pada Lahan Kering

725.275.000 722.709.900 99,65

Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Hortikultura

250.000.000 236.359.400 94,54

Pengendalian Komoditas Perkebunan

300.000.000 297.664.000 99,22

Pengembangan Budi Daya Sayuran

1.255.949.032 1.227.868.780 97,76

Pengembangan Budi Daya Buah- buahan

473.235.000 468.056.960 98,91

Pengembangan Budi Daya Tanaman Obat

125.000.000 117.320.000 93,86

Pengembangan Budi daya Florikultura

125.000.000 123.135.000 98,51

Pengembangan Tanaman Perkebunan Tahunan dan Penyegar

1.996.400.000 1.845.519.720 92,44

Pengembangan Tanaman Perkebunan Semusim dan Rempah

130.375.000 116.380.000 89,27

Pengembangan Perbibitan Tanaman Hortikultura dan Perkebunan

1.646.551.000 1.528.100.873 92,81

Page 77: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

68

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%) Program/Kegiatan Anggaran (Rp.)

Realisasi Anggaran

%

Pengembangan Budidaya Sayuran (DID)

380.000.000 338.221.000 89,01

4 Tercapainya Populasi Ternak

Jumlah Populasi Ternak

7.688.698 7.702.441 100,18 Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak

2.471.967.000 2.408.410.083 97,43

Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak

533.750.000 528.555.030 99,03

Pemusnahan ternak yang terjangkit penyakit endemik

367.150.000 356.396.700 97,07

Pengawasan perdagangan ternak antar daerah

100.000.000 97.548.500 97,55

Pelayanan Kesehatan Hewan dan Laboratorium

518.840.000 510.936.871 98,48

Peningkatan Sarana Prasarana Pusat Kesehatan Hewan dan Laboratoirum ( DAK )

370.977.000 346.368.997 93,37

Peningkatan prasarana dan prasarana pelayanan Kesehatan Hewan

581.250.000 568.603.985 97,82

Program peningkatan produksi hasil peternakan

11.853.828.850 10.973.551.591

92,57

Pembangunan sarana dan prasarana pembibitan ternak

1.819.974.850 1.769.207.850 97,21

Pembibitan dan perawatan ternak

1.177.311.000 1.013.290.511 86,07

Pengembangan agribisnis peternakan

6.736.543.000 6.142.246.160 91,18

Page 78: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

69

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%) Program/Kegiatan Anggaran (Rp.)

Realisasi Anggaran

%

Penyusunan Data Statistik dan Informasi Peternakan

75.000.000 71.400.000 95,20

Pemberdayaan Masyarakat melalui Kewirausahaan Peternakan ( DBHCHT )

600.000.000 552.943.070 92,16

Pengembangan Kawasan Peternakan

125.000.000 113.227.000 90,58

Pembangunan sarana dan prasarana perbibitan ternak (DAK)

200.000.000 198.176.000 99,09

Pengembangan Agribisnis Peternakan (DID)

1.120.000.000 1.113.061.000 99,38

Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan

867.008.220 829.559.442 95,68

Pembangunan sarana dan prasarana pasar produksi hasil peternakan

372.428.220 365.473.425 98,13

Pengembangan Pemasaran dan Pengolahan Hasil Produksi Peternakan

355.000.000 324.506.017 91,41

Pelayanan Pasar Hewan 139.580.000 139.580.000 100,00

Program peningkatan penerapan teknologi peternakan

1.629.500.000 1.583.135.964 97,15

Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna

1.629.500.000 1.583.135.964 97,15

Page 79: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

70

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%) Program/Kegiatan Anggaran (Rp.)

Realisasi Anggaran

%

Program Penjaminan Produk Asal Hewan/Ternak

1.911.181.411 1.894.817.499 99,14

Pengawasan dan Pembinaan Penerapan Kesmavet dan Kesrawan

440.000.000 438.226.500 99,60

Pelayanan Rumah Potong Hewan

602.931.411 601.310.000 99,73

Peningkatan Sarana Prasarana Rumah Potong Hewan Unggas

468.250.000 466.671.999 99,66

Pengendalian Ruminansia Betina Produktif

100.000.000 100.000.000 100,00

Peningkatan Sarana Prasarana Rumah Potong Hewan Unggas (DAK)

300.000.000 288.609.000 96,20

5 Meningkatkan efektifitas tata kelola Perangkat Daerah Dinas Pertanian

Nilai Akuntabilitas Kinerja

65.1 73.89 113.50 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2.663.443.050 2.317.056.490 86,99

Penyediaan jasa surat menyurat

3.500.000 2.206.000 63,03

Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

246.500.000 196.985.780 79,91

Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor

25.000.000 19.606.250 78,43

Penyediaan jasa administrasi keuangan

83.500.000 70.407.000 84,32

Page 80: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

71

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%) Program/Kegiatan Anggaran (Rp.)

Realisasi Anggaran

%

Penyediaan jasa kebersihan kantor

324.060.000 301.688.125 93,10

Penyediaan alat tulis kantor 178.226.900 167.948.890 94,23

Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

200.976.150 168.994.375 84,09

Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

25.400.000 9.042.000 35,60

Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

457.880.000 447.340.050 97,70

Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

10.700.000 9.444.000 88,26

Penyediaan makanan dan minuman

50.000.000 49.767.500 99,54

Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah

298.000.000 243.056.520 81,56

Penyediaan Tenaga Pendukung teknis dan Administrasi Perkantoran

516.200.000 498.320.000 96,54

Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke Dalam Daerah

203.500.000 97.750.000 48,03

Penunjang Perayaan Hari-hari Bersejarah *)

40.000.000 34.500.000 86,25

Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

20.000.000 17.000.000 85,00

Pembinaan Kompetensi Pegawai

20.000.000 17.000.000 85,00

Page 81: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

AKUNTABIITAS KINERJA

72

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%) Program/Kegiatan Anggaran (Rp.)

Realisasi Anggaran

%

Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

192.582.000 185.909.000 96,53

Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

186.302.000 184.082.000 98,81

Penyusunan laporan keuangan semesteran

1.510.000 0 0,00

Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun

4.770.000 1.827.000 38,30

Persentase aset dalam kondisi baik (%)

87.59 82,27 93,93 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

3.842.499.905 3.462.925.124 90,12

Pembangunan gedung kantor

2.446.150.000 2.158.653.000 88,25

Pengadaan perlengkapan gedung kantor

254.000.000 243.810.000 95,99

Pengadaan mebeleur 276.500.000 272.558.413 98,57

Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

398.720.000 396.891.000 99,54

Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

467.129.905 391.012.711 83,71

Page 82: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

PENUTUP

73

BAB IV

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Secara umum pelaksanaan sasaran dapat berjalan dengan baik yang terdiri atas

5 sasaran dan 6 indikator hampir semua indikator (5 indikator) dapat mencapai target

yang sudah ditetapkan bahkan ada beberapa indikator yang melebihi target yang telah

ditetapkan. Adapun secara efektivitas kinerja secara rata-rata sebesar 113,91%.

Pencapaian kinerja pada Urusan Pertanian dan Urusan Kehutanan bukan hanya hasil

pekerjaan Dinas semata melainkan peran aktif masyarakat pertanian dan kehutanan.

Selain itu, didorong oleh sistem kerjasama yang telah terjalin baik antara Kecamatan,

petugas Lapangan, penyuluh dengan Perangkat Daerah terkait. Dimana pada proses

pelaksanaan kegiatan dinas senantiasa melaksanakan konsolidasi dan koordinasi

dengan mengacu kepada dokumen perencanaan yang telah ditetapkan.

Adapun Tingkat capaian realisasi anggaran rata-rata pelaksanan Program

Kegiatan Tahun 2018 sebesar 94,9%. Dengan kata lain Tingkat Efisiensi capaian

indikator rata-rata mencapai 1,20, dapat menggambarkan efektivitas pelaksanaan

program kegiatan, yaitu setiap Rp.1,- dapat dipergunakan untuk menghasilkan 1,20

satuan hasil kinerja

B. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut

Beberapa masalah yang dihadapi diantaranya terdapatnya regulasi yang belum

jelas, iklim yang berfluktif sepanjang tahun, adanya alih fungsi lahan dan tingginya

ancaman OPT komoditi pertanian diwilayah kabupaten Bandung, masih tingginya biaya

produksi dan nilai jual produk pertanian serta lainnya. Adapun langkah langkah yang

dilakukan untuk menanggulangi permasalahan yang ada ialah dengan melakukan

koordinasi ketingkat pusat mengenai peraturan yang ada, mengoptimalkan

pemanfaatan potensi local serta membuat skala prioritas mengenai pelaksanaan

kegiatan serta peningkatan penerapan teknologi dalam penanggulangan perubahan

iklim pada sektor pertanian serta dengan memberikan stimulan berupa sarana

prasarana usaha dan budidaya sebagai insentif kepada pelaku usaha pertanian.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini bersifat terbuka untuk diperbaiki terus

menerus dimasa akan datang. Laporan ini pula diharapkan dapat dipakai sebagai alat

introspeksi berbagai pihak di lingkungan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung pada

kinerja organisasi dinas secara keseluruhan. Agar perencanaan dan proses

pembangunan pada masa yang akan datang menjadi lebih baik.

Page 83: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39

LAMPIRAN

74

LAMPIRAN

Page 84: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39
Page 85: KATA PENGANTAR€¦ · Tabel III- 20 Capaian komoditas hortikultura buah-buahan Tahun 2018 ..... 38 Tabel III- 21 Pertumbuhan capaian komoditas perkebunan Tahun 2016 -2018 ..... 39