KATA PENGANTAR - ppid.lombokbaratkab.go.idppid.lombokbaratkab.go.id/fileppid/bukusaku... ·...

DINAS KEPENDUUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN2018

Buku Saku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Adminduk 1

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan doa serta mengucapkan pujisyukur

kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya Buku Saku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Lombok Barat telah dapat diselesaikan.

Buku Saku Pedoman ini dibuat dalam rangka penyebarluasan informasi berkaitan dengan administrasi kependudukan secara praktis kepada masyarakat. Dengan tujuan agar masyarakat secara aktif mampu mengakses layanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, karena telah mampu memahami jenis pelayanan, prosedur, tatacara, baganalur, serta standar pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil yang ada di Kabupaten Lombok Barat.

Dengan diterbitkannya Buku Saku Pedoman Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil ini diharapkan dapat memberikan informasi secara lengkap dan benar kepada masyarakat di Kabupaten Lombok Barat. Besarharapan kami bahwa siapapun yang telah menerima Buku Saku ini, dapat menyampaikan kepada masyarakat Kabupaten Lombok Barat.

Kami menyadari bahwa dalam penyajian Buku Saku ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu dengan terbuka serta penuh kerendahan hati kami menerima sumbangan saran demi perbaikan dan penyusunan dikemudian hari.

Semoga Buku Saku ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya warga masyarakat Kabupaten Lombok Barat, Terima kasih.

Gerung, 2018 KepalaDinas

H. MURIDUN HH, SE. MM NIP. 19600702 198203 1 009



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

II. GAMBARAN UMUM ................................................................................. 2

III. DASAR HUKUM......................................................................................... 3

IV. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI .......................................... 3

V. VISI DAN MISI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

KABUPATEN LOMBOK BARAT ................................................................... 6

VI. PENGERTIAN ADMINISTMSI KEPENDUDUKAN DAN JENIS PELAYANAN

DOKUMEN KEPENDUDUKAN DAN AKTA PENCATATAN SIPIL .................... 7

A. Admlnistrasi kependudukan ........................................................... 7

B. Jenis Dokumen Kependudukan dan Akta Pencatatan Sipil ............. 7

VII. TUJUAN PENDAFTARAN PENDUDUK ........................................................ 8

VIII. KEGUNAAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN DAN AKTA PENCATATAN SIPIL . 8

IX. HAK DAN KEWAJBAN PENDUDUK ............................................................ 9

X. PENDAFTARAN PENDUDUK ......................................................................10

A. Nomor Induk Kependudukan (NIK) .................................................10

B. Pencatatan dan Penerbitan Biodata Penduduk ..............................10

C. Kartu Keluarga (KK) ........................................................................11

D. Kartu Tanda Penduduk Elektonik (KTP el) .......................................14

E. Pendaftaran Peristiwa Kependudukan ...........................................19

XI. PENCATATAN SIPIL ...................................................................................22

A. Pencatatan Kelahiran .....................................................................22

B. Pencatatan Lahir Mati ....................................................................24

C. Pencatatan Perkawinan ..................................................................24

D. Pencatatan Pembatalan Perkawinan ..............................................26

E. Pencatatan Perceraian ...................................................................26

F. Pencatatan Pembatalan Perceraian ...............................................27



G. Pencatatan Kematian .....................................................................28

H. Pencatatan Pengangkatan Anak .....................................................29

I. Pencatatan Pengakuan Anak ..........................................................30

J. Pencatatan Pengesahan Anak ........................................................30

K. Pencatatan Perubahan Nama .........................................................31

L. Pencatatan Perubahan Status Kewarganegaraan ...........................31

M. Pencatatan Peristiwa Penting Lainnya ............................................32

N. Pelaporan Penduduk yang Tidak Mampu Melaporkan Sendiri .......33

O. Pembetulan, Perubahan dan Pembatalan Akta ..............................33

XII. LAMPIRAN ................................................................................................34

A. Mekanisme Pengurusan Dokumen Kependudukan dan Pencatatan

Sipil ................................................................................................34

B. Jenis Dokumen Kependudukan dan Pencatatan Sipil .....................36

C. Laporan Jumlah Penduduk Kabupaten Lombok Barat, Data

Konsilidasi Bersih (DKB) SMT II Tahun 2017....................................40

D. Program dan Inovasi Pelayanan Administrasi Kependudukan ........41



I. PENDAHULUAN

Pemerintah pada hakikatnya berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami oleh penduduk yang berada dalam dan/atau di luar wilayah Republlk Indonesia.

Peristiwa Kependudukan antara lain perubahan alamat, pindah datang, menetap, tinggal terbatas atau tinggal sementara serta perubahan status orang asing tinggal terbatas menjadi tinggal tetap. Sedangkan peristiwa penting, antara lain kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, perceraian, pengangkatan, pengakuan, pengesahan anak, perubahan status kewarganegaraan, ganti nama dan peristiwa penting lainnya yang dialami oleh seseorang selain harus dilaporkan juga memerlukan bukti yang sah untuk dilakukan pengadministrasian dan pencatatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik lndonesia Nomor 24 Tahun 2013 tentang Admlnistrasi Kependudukan adalah sebagai pengganti berbagai ketentuan peraturan produk peninggalan Belanda yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat.

Sehubungan dengan sangat pentingnya hal tersebut, maka kami menerbitkan Buku Saku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk memudahkan masyarakat melaksanakan ketentuan diatas dan sekaligus menyebarluaskannya.



II. GAMBARAN UMUM Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu dari 10

(sepuluh) Kabupaten/Kota di Provinsi NTB. Kabupaten Lombok Barat terbagi dalam 10 Kecamatan, 119 Desa dan 3 Kelurahan. Kecamatan Gerung merupakan lbu Kota Kabupaten sekaligus sebagai pusat Pemerintahan, yang mempunyai luas wilayah + 62,30 Km2, dengan total jumlah penduduk sebanyak 713.900 jiwa Kabupaten Lombok Barat terletak antara115º49,12” - 116º20’ 15,62” Bujur Timur dan 8º24’ 33,82” - 8º 55’ 19” Lintang Selatan, dengan batas wilayah, dengan batas wilayah : > Sebelah Barat : Selat Lombok dan Kota Mataram > Sebelah Timur : Kabupaten Lombok Tengah >Sebelah Selatan : Samudera Hindia > Sebelah Utara : Kabupaten Lombok Utara



III. DASAR HUKUM 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Adminiskasi

Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674)

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Addministrasi Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Peruhahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2013 Nomor 232, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5475).

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Percepatan Peningkatan cakupan Kepemilikan Akta Kelahiran.

5. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

IV. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Otonomi Daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung iawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

A. Tugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

mempunyai tugas pokok melakanakan urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil

B. Fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam

melaksanakan tugas pokok menyelenggarakan fungsi sebagai berikut ; 1. Menyusun Rencana Strategis Bidang Kependudukan

dan Pencatatan Sipil.



2. Merumuskan kebijakan teknis Bidang Kependudukan dan Pencatatan sipil,

3. Melaksanakan urusan pemerintah dan pelayanan umum Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, Pelayanan Pencatatan Sipil, Bidang Pengelolaan lnformasi Administrasi Kependudukan, Bidang Pemanfaatan Data dan inovasi Pelayanan.

4. Pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang Kependudukan dan Pencatatan sipil.

5. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas di Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

6. Pelaksana kegiatan penatausahaan Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil.

7. Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

C. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lombok Barat terdiri dari : 1. Kepala Dinas 2. Sekretariat yang membawahi

Sub Bagian Perencanaan Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

3. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk Seksi Identitas Penduduk Seksi Phdah Datang Seksi Pendataan Penduduk

4. Bidang Pelayanan Pencatatan SiPil Seksi Kelahiran seksi Pencatatan Peakawinan dan Percelaian Seksi Perubahan Status Anak, Kewarganegaraan

dan Kematian



5. Bidang Pengelolaan lnformasi Administrasi Kependudukan

Seksi sistem Informasi Administrasi Kependudukan Seksi Pengolahan dan Penyajian Data

Kependudukan Seksi tata Kelola dan Sumber Daya Manusia

Tekhnologi Informasi dan Komunikasi. 6. Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan

Seksi Kerjasama Seksi Pemanfaatan Data dan Dokumen

Kependudukan Seksi Inovasi Pelayanan

7. Unit Pelaksana Tehnis Dinas ( UPTD ) 8. Kelompok Jabatan Fungsional

Adapun struktur organisasi terlampir.



V. VISI DAN MISI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

KABUPATEN LOMBOK BARAT a. Visi

Visi merupakan suatu keadaan atau harapan yanq harus diwujudkan pada masa yang akan datang Seperti diketahui bersama bahwa Visi Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014-2019 adalah : “Terwujudnya masyarakatat Lombok Barat yang Unggul Mandiri sejahtra dan Bermartabat Dengan Dilandasi Nilai-nilai Patut Patuh Patiu”

Dengan mengacu kepada Visi Kabupaten Lombok Barat dan Visi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Lombok Barat. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lombok Barat menetapkan Visi 2014-2019 yaitu :"TERWUJUDNYA PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUXAN YANG TERTIB DAN BERKUALITAS”

b. Misi Misi merupakan penjabaran dari pada Visi Misi

berfungsi untuk menjelaskan mengapa suatu organisasi mesti ada apa yang harus dilakukannya dan bagaimana melakukannya. Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut : Mewujudkan Pelayanan Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil yang mudah, cepat, efektif dan efisien. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman arti

pentingnya Administrasi Kependudukan. Membangun jaringan dan kerja sama dengan berbagai

pihak dalam rangka tertib Administrasi Kependudukan. Mengembangkan dan memadukan kebijakan pengelolaan

data dan informasi kependudukan secara lengkp dan akurat.



VI. PENGERTIAN ADMINISTMSI KEPENDUDUKAN DAN JENIS PELAYANAN

DOKUMEN KEPENDUDUKAN DAN AKTA PENCATATAN SIPIL a. Admlnistrasi kependudukan

Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

b. Jenis Dokumen Kependudukan dan Akta Pencatatan Sipil a) Dokumen Kependudukan meliputi :

1) Biodata Penduduk 2) Kartu Keluarga (KK) 3) KTP-El 4) Surat Keterangan Kependudukan; dan 5) Akta Pencatatan Sipil

b) Surat keterangan kependudukan sebagaimana dimaksud pada hurup a angka 4 meliputi :

1) Surat Keterangan Pindah; 2) Surat Keterangan Pindah Datang; 3) Surat Keterangan Plndah ke Luar Negeri; 4) Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri; 5) Surat Keterangan Tempat Tinggal; 6) Surat Keterangan Tinggal Sementara; 7) Surat Keterangan Kelahiran; 8) Surat Keterangan Lahir Mati; 9) Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan; 10) Surat Keterangan Pembatalan Perceraian; 11) Surat Keterangan Kematian; 12) Surat Keterangan Pengangkatan Anak; 13) Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas;

dan 14) Surat Keterangan Pencatatan Sipil,



c) Akta Penctatan Sipll sebagaimana dimaksud pada hurup a angka 5 terdiri atas kutipan akta:

1) Akta Kelahiran 2) Akta Kematian 3) Akta Perkawinan 4) Akta Perceraian 5) Akta PengakCan Anak 6) Akta Pengangkatan Anak

VII. TUJUAN PENDAFTARAN PENDUDUK 1. Memberikankeabsahan identitas dan kepastian hokum atas

dokumen Penduduk. 2. Perlindungan status hak sipll penduduk 3. Mendapatkan data yang mutakhir, benar dan lengkap

VIII. KEGUNAAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN DAN AKTA PENCATATAN

SIPIL Dokumen Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang telah

diterbitkan berguna bagi pemerintah dan bagi yang bersangkutan : 1. Kegunaan dokumen Kependudukan dan Pencatatan sipil bagi

pemerintah: a. Untuk memberikan keputusan status dan kedudukan

hukum Seseorang karena Akta Pencatatan Sipil merpakan bukti yang sah dan autentik yang merupakan kekuatan pembuktian paling kuat di depan hukum.

b. Untuk menunjang terwujudnya tertib Administrasi Kependudukan yang berguna bagi penyelenggaraan pemerinmhan dan perencanaan Pembangunan,

c. untuk pengawasan dan pengendalian penduduk misalnya mencegah terjadinya pemalsuan umur dan data pribadi lainnya.

2. Kegunaan Dokumen Kependudukan dan Pencatatan sipil bagi yang bersangkutan (anak, orang tua) yaitu untuk keperluan

a. Masuk sekolah b. Melamar Pekerjaan c. Mengurus Paspor



d. Melangsungkan perkawinan (persyaratan administrasi) e. Menentukan pembagian harta warisan f. Mengurus kewarganegaraan g. Memberikan kepastian status dan kedudukan

hukum keberadaan seseorang h. Sebagai alat bukti yang sah atas peristiwa hukum

IX. HAK DAN KEWAJIBAN PENDUDUK

1. Setiap Penduduk mempunyai hak untuk memperoleh: a) Dokumen Kependudukan; b) Pelayanan yang sama dalam Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan sipil; c) Perlindungan atas Data Pribadi d) Kepastian hukum atas kepemilikan dokumen e) Informasl mengenai hasil Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan SiPil atas dirinya dan/atau keluarganya; f) Ganti rugi dan pemulihan nama baik sebagai akibat

kesalahan dalam Pendaftaran penduduk dan Pencatatan Sipil serta penyalahgunaan Data Pribadi oleh Instansi Pelaksana.

2. Setiap Penduduk wajib melaporkan Peristwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialaminya kepada Instansi Pelaksana dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam Pendaftaran Pendtduk dan Pencatatan Sipil.

3. Warga Negara Indonesia yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib melaporkan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialaminya kepada Instansi Pelakana Pencatatan Sipil negara setempat dan/atau kepada Perwakilan Republik indonesia dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.



X. PENDAFTARANPENDUDUK A. Nomorlnduk Kependudukan (NIK)

Nomor Induk Kependudukan, yang selanjutnya disinqkat NIK adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai Penduduk Indonesia, Setiap Penduduk harus memiliki NIK. 1. NIK yang sudah diterbitkan berlaku seumur hidup dan

selamanya, tidak berubah serta tidak mengikuti perubahan domisili, yang diterbitkan oleh Instansl Pelaksana kepada setiap Penduduk setelah dilakukan pencatatan biodata.

2. NIK sebagaimana dimaksud pada nomor 1 dicantumkan dalam setiap Dokumen Kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan paspor, surat izin mengemudi, nomor pokok wajib pajak, polis asuransi, sertifikat hak atas tanah dan penerbitan dokumen identibs lainnya.

B. Pencatatan dan Penerbitan Biodata Penduduk

Biodata Penduduk adalah keterangan yang berisi elemen data tentang jati diri, informasi dasar serta riwayat perkembangan dan perubahan keadaan yang dialami oleh Penduduk sejak saat kelahiran.

1. Setiap penduduk wajib melaporkan biodata perorangan sebagai data awal pendaftaran penduduk,

2. Setiap terjadi perubahan biodata penduduk harus dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal perubahan biodata tersebut.

3. Atas perubahan biodata sebagaimana dimakud pada nomor 2 wajib dilakukan penggantian terhadap seluruh dokurnen penduduk yang bersangkutan.

4. Pelaporan biodata sebagaimana dimaksud pada angka 2 direkam dengan SIAK di tempat perekaman data kependudukan.



C. Kartu Keluarga (KK) 1. Kartu Keluarga, yang selanjutnya disingkat KK adalah

kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota keluarga.

1) Penduduk Warga Negara Indonesia wajib melaporkan Susunan keluarganya kepada Instansi Pelaksana melalui Kepala Desa/Lurah dan Camat.

2) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap wajib melaporkan susunan keluarganya kepada Instansi Pelaksana.

3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2 sebagai dasar untuk penerbitan KK.

4) Dalam KK dicatat data kepala keluarga dan data semua anggota keluarga dan biodata keluarga.

5) Penerbitan KK dilakukan berdasarkan permohonan penduduk WNIatau penduduk orang asing tinggal tetap

6) Penduduk WNI atau orang asing tinggal tetap sebagaimana dimaksudpada angka 1 (satu), hanya dapat didaftar dalam 1 (satu) KK.

7) KK memuat keterangan mengenai kolom nomor KK, nama lengkap kepala keluarga dan anggota keluarga, NIK, jenis kelamin, alamat, tempat lahir, tanggal lahir, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, status hubungan dalam keluarga, kewarganegaraan, dokumen imigrasi, nama orang tua.

8) Keterangan mengenai kolom agama sebagaimana dimaksud pada angka 7 bagi Penduduk yang agamanya belum diakui sebagai agama berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi penghayat



kepercayaan tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan dicatat dalam database Kependudukan.

9) Nomor KK sebagaimana dimakud pada angka 7 berlaku untukl selamanya, kecuali terjadi perubahan kepala keluarga.

10) KK sebagaimana dimaksud pada angka 7 dijadikan salah satu dasar penerbitan KTP-el setelah penduduk melakukan perekaman KTP el

11) Perubahan susunan keluarga dalam KK wajib dilaporkan kepada lnstansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya perubahan

12) Berdasarkan laporan sebagaimana dirnaksud pada angka 11 Instansi Pelaksana mendaftarkan dan menerbitkan KK.

13) KK dinyatakan tidak berlaku dan wajib diserahkan ke instansi Pelaksana melalui Camat apabila pindah alamat satu keluarga antar Kelurahan, Kecamatan, pindah ke luar daerah atau ke luar negeri.

2. Penerbitan Kartu Keluarga (KK) 1) Penerbltan KK baru bagi penduduk WNl atau

penduduk orang asing tinggal tetap dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:

1) Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing; 2) Fotocopy atau menunjukkan Kutipan

Buku Nikah/Kutipan Aka Perkawin; 3) Surat Keterangan Pindah/Surat

Keterangan Pindah Datang bagi penduduk yang pindah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; atau

4) Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana bagi yang berstatus WNI



yang datang dari luar negeri karena pindah.

2) Perubahan KK karena penambahan anggota keluarga dalam KK bagi penduduk WNI atau penduduk orang asing tinggal tetap yang mengalami kelahiran dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:

a. KK lama; dan b. Kutipan Akta Kelahiran.

3) Perubahan KK karena penambahan anggota keluarga untuk menumpang ke dalam KK bagi penduduk Warga Negara Indonesia dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:

a. KK lama; b. KK yang akan ditumpangii c. Surat Keterangan Pindah Datang bagi

penduduk yang pindah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari daerah asal; dan/atau

d. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri bagi WNI yang datang dari luar negeri karena pindah,

4) Perubahan KK Karena penambahan anggota keluarga bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap untuk menumpang ke dalam KK WNI atau Orang Asing dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:

a. KK lama atau KK yang ditumpangi; b. Paspor; c. Izin Tinggal Tetap; dan d. Surat Keterangan Catatan Kepolisian

bagi Orang Asing Tinggal Tetap. 5) Perubahan KK karena pengurangan anggota

keluarga dalam KK penduduk WNI atau



penduduk orang asing tinggal tetap dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:

a. KK lama; b. Surat Keterangan Kematian; atau c. Surat Keterangan Pindah/Surat

Keterangan Pindah Datang bagipenduduk yang pindah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6) Penerbitan KK karena hilang atau rusak bagi penduduk WNI atau penduduk orang asing tinggal tetap dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:

a. Surat Keterangan kehilangan dari Kepala Desa/Lurah/Kepolisian;

b. KK yang rusak; c. Fotocopy atau menunjukkan dokumen

kependudukan dari salah satu anggota keluarga; atau

d. Dokumen keimigrasianbagi orang Asing. D. Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el)

1. Kartu Tanda Penduduk Elektronik, yang selanjutnya disingkat KTP-el adalah Kartu Tanda Penduduk yang dilengkapi chip yang merupakan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesla.

1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah kawin wajib memiliki KTP-el.

2) KTP-el sebagaimana dimaksud pada angka 1 berlaku secara nasional.

3) Orang Asing sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus meaporkan perpanjanqan masa berlaku



atau mengganti KTP-el kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal masa berlaku Izin Tinggal Tetap berakhir.

4) Penduduk yang telah memiliki KTP-el wajib membawa pada saat bepergian.

5) Penduduk WNI dan orang Asing sebagaimana dimaksud pada angka 1 hanya memiliki 1 (satu) KTP-el.

6) Dalam KTP-el dimuat pas photo berwarna dari penduduk yang bersangkutan, dengan ketentuan :

a. penduduk yang lahir pada tahun ganjil, latar belakang pas photo bemarna merah;

b. penduduk yang lahir pada tahun genap, latar belakang pas photo berwarna biru.

7) Pas photo sebagaimana dimaksud pada angka 6 berukuran 2x3 cm (dua kali tiga sentimeter) dengan ketentuan 70olo (tujuh puluh persen) tampak wajah dan dapat menggunakan jilbab.

8) KTP-el mencantumkan gambar lambang Garuda Pancasila dan peta wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, memuat elemen data penduduk yaitu NIK, nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, golongan darah, alamat, agama, status perkawinan, pekerjaan, kewarganegaraan, pas foto, masa berlaku, tempat dan tanggal dikeluarkan KTP-el, dan tandatangan pemilik KTP-el.

9) NIK sebagaimana dimaksud pada angka 8 menjadi nomor identitas tungga untuk semua urusan pelayanan publik.

10) Elemen data penduduk tentang agama sebagaimana dimaksud pada angka 8 bagi



Penduduk yang agamanya belum diakui sebagai agama berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi penghayat kepercayaan tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan dicatat daiam database kependudukan.

11) Dalam KTP-el sebagaimana dimaksud pada angka 8 tersimpan chip yang memuat rekaman elektronik data perseorangan,

12) KTP-el untuk a. Warga Negara Indonesia masa

berlakunya seumur hidup; dan b. Orang Asing masa berlakunya

disesuaikan dengan masa berlaku izin Tinggal Tetap.

2. Perubahan dan Pembetulan Elemen Data pada Kaftu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el)

1) Dalam hal terjadi perubahan elemen data, rusak, atau hilang, Penduduk pemilik KTP-el harus melaporkan kepada Instansi Pelaksana untuk dilakukan perubahan atau penggantian.

2) Dalam hal terjadi perubahan elemen data, penduduk pemilik KTP-el wajib melapor kepada Instansi Pelaksana melalui Kepala Desa/Lurah dan Camat dengan melampirkan dokumen pendukung perubahan elemen data dimaksud.

3) Dalam hal KTP-el rusak atau hilang, Penduduk pemilik KTP-el harus melapor kepada Instansi Pelaksana melalui Kepala Desa/Lurah dan Camat paling lambat 14 (empat belas) hari dan melengkapi surat pernyataan penyebab terjadinya rusak atau hilang,

4) Pembetulan KTP-el hanya dilakukan untuk KTP-el yang mengalami kesalahan tulis redaksional.

5) Pembetulan KTP-el sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan atau tanpa



permohonon dari orang yang menjadi subjek KTP-el.

6) Pembetulan KTP-el sebagaimana dimaksud pada angka 4 dilakukan oleh Instansi Pelaksana.

3. Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) Baru.

1) Penerbitan KTP-el baru bagi penduduk WNI yang belum melakukan perekaman KTP-el, dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:

a. Telah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah kawin atau pernah kawin;

b. Surat Pengantar RT/RW dan Kepala Desa/Lurah

c. Fotocopy : a) KK; b) Kutipan Buku Nikah/Akta

Perkawinan bagi penduduk yang belum berusia 17 (tujuh belas) tahun; dan

c) Kutipan Akta Kelahiran. d. Surat Keterangan Datang dari Luar

Negeri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana bagi WNI yang datang dari luar negeri karena pindah;

e. Surat Keterangan Datang dari Daerah asal yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana bagi WNI yang datang dari luar Daerah karena pindah;

2) Penerbitan KTP-el baru bagi Orang Asing yang memiliki lzin Tinggal Tetap yang belum melakukan perekaman KTP-el, dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:

a. Telah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah kawin atau Pernah kawin;

b. Harus melampirkan fotocopy :



a) KK; b) Kutipan Buku Nikah/Akta

Perkawinan bagi penduduk yang belum berusia 17 (tujuh belas) tahun;

c) Kutipan Akta Kelahiran; dan d) Paspor dan Izin Tinggal Tetap.

c. Surat Keterangan Catatan Kepolisian. 3) Penerbitan KTP-el sebagaimana dimaksud pada

nomor 1 dan nomor 2 dilaksanakan setelah penduduk WNI dan penduduk Orang Asing melakukan perekaman KTP-el,

4. Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) karena Hilang atau Rusak. Penerbitan KTP-el karena hilang atau rusak bagi penduduk WNI atau orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap, dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:

1) Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian atau KTP-el yang rusak;

2) Fotocopy KK; dan 3) Paspor dan lzin Tinggal Tetap bagi Orang Asing.

5. Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) Karena Pindah Datang. Penerbitan KTP-el karena pindah datang bagi penduduk WNI atau Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang telah melakukan perekaman KTP-el, dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:

1) Surat Keterangan Pindah/Surat Keterangan Pindah Datang; dan

2) Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri bagi WNI yang datang dari luar negeri karena pindah;

6. Penerbitan KTP-el karena adanya perubahan data bagi penduduk WNI atau Orang Asing yang memiliki Izln



Tinggal Tetap, dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:

1) Fotocopy KK; 2) KTP-el lama; dan 3) Dokumen pendukung atau surat

keterangan/bukti perubahan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting;

E. Pendaftaran Peristiwa Kependudukan 1. Perubahan Alamat

1) Dalam hal terjadi perubahan alamat Penduduk, Instansi Pelaksana wajib menyelenggarakan penerbitan perubahan dokumen Pendaftaran Penduduk.

2) Perubahan alamat sebagaimana dimaksud diatas dilakukan apabila terjadi :

a. Pemekaran wilayah berupa penambahan provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan atau nama lainnya, Desa/Kelurahan atau nama lainnya, dusun/lingkungan atau nama lainnya, dan Rukun Tetangga atau Rukun Watga atau nama lainnya;

b. Penghapusan dan penggabungan daerah otonom; dan

c. Kebiiakan pemerintah/pemerintah daerah.

3) Perubahan alamat sebagaimana dimakud pada huruf 1) berakibat pada perubahan dokumen pendaftaran penduduk.

2. Pindah Datang Penduduk dalam Wilayah Negara Kesatuan

1) untuk Warga Neraga Indonesia (wNI) a. Penduduk Warga Negara Indonesia yang

pindah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib melapor kepada Instansi Pelakana di daerah asal



untuk mendapatkan Surat Keterangan Pindah.

b. Pindah sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah berdomisilinya Penduduk di alamat yang baru untuk waktu lebih dari 1 (satu) tahun atau berdasarkan kebutuhan yang bersangkutan untuk waktu yang kurang dari 1 (satu) tahun.

c. Berdasarkan Surat Keterangan Pindah sebagaimana dimaksud pada huruf a Penduduk yang bersangkutan wajib melapor kepada Insiansi Pelaksana di daerah tuiuan untuk penerbitan Surat Keterangan Pindah Daiang.

d. Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud pada huruf a digunakan sebagai dasar perubahan atau penerbitan KK dan KTP bagi Penduduk yang bersangkutan

2) untuk Warga Neraga Asing (WNA) a. Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal

Terbatas dan Orang Asing yang memiliki lzin Tinggal Tetap yang Pindah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. waiib melaporkan rencana kepindahannya kepada Instansi Pelaksana di daerah asal

b. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a Instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan Surat Keterangan .

c. Orang asing sebbagaimana dimaksud pada huruf a melaporkan kedatangan kepada instansi Pelaksana di daerah tujuan paling lambat 30 (tiga puluh) hari



sejak diterbitkan Surat Keterangan Pindah Datang,

d. Surat keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud pada huruf b digunakan sebagai dasar perubahan atau penerbitan KK, KTP, atau Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Orang Asing Yang bersangkutan,

3. Pendataan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan

1) Instansi Pelakana wajib melakuktsn pendataan Penduduk rentan Adminisbasi Kependudukan yang meliputil

a. Penduduk korban bencana alaml b. Penduduk korban bencana sosial; c. Orang terlantar; dan d. Komunitas terpencil,

2) Pendataan Penduduk rentan Administrasi Kependudukan sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a dan huruf b dapat dilakukan di tempat sementara,

3) Hasil pendataan sebagaimana dimaksud pada nomor 2 digunakan sebagai dasar penerbitan Surat Keterangan Kependudukan untuk Penduduk rentan administrasi Kependudukan,

4) Pelaporan Penduduk yang Tidak Mampu Mendaftarkan Sendiri

a. Penduduk yang tidak mampu melaksanakan sendiri pelaporan terhadap Peristiwa kependuduka yang menyangkut dirinya sendiri dapat dibantu oleh instansi Pelaksana atau meminta bantuan kepada orang lain,

b. Penduduk sebagaimana dimaksud pada nomor 1 adalah penduduk yang tidak



mampu karena faktor umur, sakit keras, cacat fisik atau cacat mental,

c. Orang lain sebagaimana dimaksud pada nomor 1 adalah keluarganya atau orang Yang diberi kuasa

XI. PENCATATAN SIPIL

A. Pencatatan Kelahiran

1. Pencatatan Kelahiran di Indonesia a. Setiap penduduk harus melaporkan kelahiran

kepada Instansi Pelaksana setempat paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran.

b. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud Pada huruf a, Pejabat Pencatatan Sipil mencatat Pada register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.

c. Pelaporan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam huruf a yang melampaui batas waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal kelahiran, pencatatan dan penerbitan Akta Kelahiran dilaksanakan setelah mendapatkan keputusan Kepala Instansi Pelaksana setempat.

d. Pencatatan kelahiran dalam register Akta Kelahiran dan penerbitan Kutipan Akta Kelahiran terhadap peristiwa kelahiran seseorang yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan orang tuanya, didasarkan pada pelaporan orang yang menemukan dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan dari Kepolisian.

e. Kutipan Akta Kelahiran sebagaimana dimaksud pada huruf d diterbitkan oleh Pejabat Pencatatan Sipil dan disimpan oleh Instansi Pelaksana.



2. Pencatatan Kelahiran yang terladi di luar wilayah Indonesia

a. Pencatatan Kelahiran WNI yang terjadi di luar wihyah Negara Kesatuan Republik Indonesla dicatat Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, harus dilaporkan orang tuanya kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak WNI yang bersangkutan kembali ke Daerah,

b. Atas pelaporan pencatatan kelahiran sebagaimana dimakud pada huruf a diberikan surat keterangan pelaporan kelahiran luar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c. Kelahiran WNI di atas kapal laut atau pesawat terbang dapat dicatat di Instansi Pelaksana berdasarkan keterangan kelahiran dari nakhoda kapal laut atau kapten pesawat terbang,

d. Kelahiran WNI di atas kapal laut atau pesawat terbang yang kelahirannya dicatatkan di luar wilayah Republik Indonesia atau dicatat oleh Perwakilan Republik Indonesla di negara setempat, wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak WNI yang bersangkutan kembali ke daerah

3. Pencatatan kelahiran penduduk WNI, dilakukan dan harus memenuhi persyaratan berupa:

a. Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran;

b. Nama dan identitas saksi kelahiran; c. Fotocopy KK orang tua; d. Fotocopy KTP-el orang tua; dan e. Fotocopy Kutipan Akta Nikah/Akta Kawin orang

tua yang dilegalisir.



f. Surat Pemyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) digunakan sebagai pengganti buku nikah apabila tidak memiliki buku nikah tetapi tatus di Kartu Keluarga telah menikah

B. Pencatatan Lahir Mati 1. Setiap lahir mati Penduduk Warga Negara Indonesia

yang terjadi harus dilaporkan oleh Rukun Tetangga Rukun Warga kepada Desa/Kelurahan paiing lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal lahir-mati,.

2. Setiap lahir mati orang Asing yang terjadi harus dilaporkan ke Instansi pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal lahir mati,

3. Pencatatan pelaporan lahir mati sebagaimana dimaksud pada nomor 1 dilakukan dengan memenuhi persyaratan berupa : 1) Surat pengantar Ketua RT dan Ketua RW dan 2) keteranqan lahir mati darl

dokter/bldan/penolong kelahiran 4. Berdasarkan pencatatan pelaporan lahir mati

sebagaimana dimaksud pada angka 1, Kepala Desa/Lurah menerbitkan dan menandatangani Surat keterangan Lahir Mati atas nama Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Slpil bagi penduduk Warga Negara Indonesia,

5. Kepala Desa/Lurah wajib mengirim surat Keterangan Lahir Mati kepada Petugas perekaman data kependudukan di Kecamatan atau Instansi Pelaksana

6. Pencatatan pelaporan lahir mati Orang Asing sebagaimana dimaKud angka 2 dilakukan oleh Instansi Pelakana.

C. Pencatatan Perkawinan 1. Pertkawinan yang sah menurut peraturan per Undang-

Undangan harus dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal perkawinan



2. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1, Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Perkawinan dan menerbitkan Kutipan Akta Perkawinan

3. Kutipan akta Perkawinan sebagaimana dimaksud pada angka 2 masing-masing diberikan kepada suami dan istri

4. Pelaporan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan oleh Penduduk yang beragama lslam kepada KUA Kecamatan

5. Data hasil pencatatan atas peristiwa harus disampaikan oleh KUA Kecamatan kepada Instansi Pelaksana dalam waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah pencatatan perkawinan dilaksanakan

6. Hasil pencatatan data sebagaimana dimaksud pada angka 5 tidak memerlukan penerbitan kutipan akta Pencatatan Sipil

7. Pelaporan perkawinan sebagaimana dimaksud pada angka 1, dilakukan dan harus memenuhi syarat berupa:

1) Surat keterangan telah terjadinya perkawinan dari pemuka agama/pendeta atau surat perkawinan Penghayat Kepercayaan yang ditandatangani oleh Pemuka Penghayat Kepercayaan;

2) Fotocopy KTP-el suami dan istri yang dilegalisir; 3) Pas foto suami dan istri berdampingan ukuran

4x6 cm (empat kali enam sentimeter) sebanyak 6 (enam) lembar;

4) Fotocopy Kutipan Akta Kelahiran suami dan istri yang dilegalisir;

5) Fotocopy Paspor bagi suami atau isteri Orang Asing yanq dilegalisir;

6) Surat Keterangan Belum Kawin dari Desa/Kelurahan; dan



7) Penetapan Pengadilan bagi perkawlnan beda agama,

8. Pencatatan perkawinan berlaku pula bagi: 1) Perkawinan yang ditetapkan oleh Pengadilan;

dan 2) Perkawinan Warga Negara Asing yang dilakukan

di Daerah atas permintaan Warga Negara Asing yang bersangkutan.

9. Dalam hal perkawinan tidak dapat dibuKikan dengan akta perkawinan, pencatatan perkawinan dilakukan setelah adanya penetapan pengadilah

10. Pencatatan perkawinan yang dilakukan di luar negeri, harus dilaporkan oleh yang bersangkutan kepada InsEnsi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan kembali ke Daerah.

D. Pencatatan Pembatalan Perkawinan 1. Setiap pembatalan perkawinan harus dilaporkan oleh

Penduduk yang mengalami pembatalan perkawinan kepada Instansi Pelakana paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah putusan pengadilan tentang pembatalan perkawinan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,

2. Pencatatan pembatalan perkawinan sebagaimana dimaksud pada nomor 1 dilakukan dengan menyerahkan salinan putusan pengadilan mengenai pembatalan perkawinan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan Kutipan Akta Perkawinan.

3. Instansi Pelaksana sebagaimana dimakud pada nomor 1 mencabut Kutipan Akta Perkawinan dari kepemilikan subjek akta dan mengeluarkan Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan.

4. Instansi Pelaksana memberitahukan pencahtan pembatalan perkawinan kepada Instansi Pelaksana



ditempat pencatatan perlstiwa perkawinan dilakanakan.

E. Pencatatan Perceraian 1. Perceraian harus dilaporkan oleh yang bersangkutan

kepada Instans Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak putusan pengadilan tentang perceraian yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

2. Pencatatan perceraian sebagaimana dimakud pada nomor 1, dilakukan dengan menyerahkan salinan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan Kutipan Akta Perkawinan

3. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada nomor 1, Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Perceraian dan menerbitkan Kutipan Akta Perceraian.

4. lnstansi Pelaksana memberitahukan pencatatan Perceraian kepada Instansi Pelaksana ditempat pencatatan perisuwa perkawinan dilaksanakan,

5. Pencatatan Perceraian penduduk WNI di luar Wilayah Negara Kesatuan Republik lndonesia harus dilaporkan oleh yang bersangkutan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan kembali ke daerah.

6. Pelaporan pencatatan perceraian sebagaimand dimaksud pada nomor 1, diberikan surat keterangan pelaporan perceraian di luar Wlayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

F. Pencatatan Pembatalan Perceraian 1. Pembatalan perceraian bagi Penduduk WNI harus

dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana paling lambat 50 (enam puluh) hari setelah putusan pengadilan tentang pembatalan perceraian mempunyai kekuatan hukum tetap.



2. Pencatatan pembatalan perceraian sebagaimana dimaksud pada nomor 1, dilakukan dengan menyerahkan salinan putusan pengadilan mengenai pembatalan perceraian yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan Kutipan Akta Perceraian.

3. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada nomor 1, Instansi Pelaksana mencabut Kutipan Akta Perceraian dari kepemilikan subjek akta dan mengeluarkan Surat Keterangan Pembatalan Perceraian.

4. Instansi Pelaksana memberitahukan pencatatan pembatalan perceraian kepada instansi Pelaksana ditempat pencatatan peristiwa perceraian dilaksanakan,

G. Pencatatan Kematian 1. Setiap kematian harus dilaporkan oleh Ketua RT di

domisili Penduduk kepada Instansl Pelaksana setempat paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal kematian.

2. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada nomor 1 Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kematian dan menerbitkan Kutipan Akta Kematian.

3. Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada nomor 2 dilakukan berdasarkan keterangan kematian dari pihak yang berwenang

4. Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada nomor 2 dilakukan dengan memenuhi syarat berupa :

1) Surat Pengantar dari Ketua RT dan Ketua RW untuk mendapatkan Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah;

2) Keterangan kematian dari dokter/paramedis; 3) KTP asli; dan/atau 4) Fotocopt KTP saksi 2 (dua) orang.



5. Dalam hal terjadi ketidakjelasan keberadaan seseorang karena hilang atau mati tetapi tidak ditemukan jenazadnya, pencatatan oleh Pejabat Pencatatan Sipil baru dilakukan setelah adanya penetapan pengadilan.

6. Dalam hal terjadi kematian seseorang yang tidak jelas identitasnya, Instansi Pelaksana melakukan pencatatan kematian berdasarkan keterangan dari Kepolisian.

7. Kematian penduduk WNI yang terjadi dan dicatatkan di luar Wilayah Negara Kesatuan Indonesia harus dilaporkan oleh keluarganya atau kuasanya kepada Pejabat Pencatatan Sipil setelah kembali ke Daerah

8. Instansi Pelaksana dapat mencatat peristiwa kematian WNI yang dinyatakan hilang di luar negeri berdasarkan keterangan pernyataan kematian dari Instansi Pelaksana di negara setempat dan penetapan Pengadilan mengenai kematian seseorang.

H. Pencatatan Pengangkatan Anak 1. Penctatan pengangkatan anak dilaksanakan

berdasarkan penetapan pengadilan. 2. Pencatatan pengangkatan anak sebagaimana dimaksud

pada nomor 1 harus dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelakana yang menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya salinan penetapan pengadilan oleh Penduduk.

3. Pencatatan pengangkatan anak sebagaimana dimaksud pada nomor 1 dilakukan dengan memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Fotocopy penetapan pengadilan tentang pengangkatan anak;

2) Fotocopy Kutipan Akta Kelahiran; 3) Fotocopy KTP-el pemohon; dan 4) Fotocopy KK pemohon.

4. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada nomor 2, Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan



pinggir pada Register Akta Kelahiran dan Kutipan Akta Kelahiran.

5. Pengangkatan anak yang dilakukan di luar negeri harus dilaporkan oleh penduduk kepada hstansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak kemball ke Daerah.

6. Berdasarkan laporan sebagaimana dimakud pada nomor 5 Instansi Pelakana mengukuhkan Surat Keterangan Pengangkatan Anak.

I. Pencatatan Pengakuan Anak 1. Pengakuan anak harus dilaporkan oleh orang tua pada

Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari seiak tanggal surat pengakuan anak oleh ayah dan disetujui oleh ibu dari anak yang bersangkutan.

2. Pengakuan anak hanya berlaku bagi anak yang orang tuanya telah melaksanakan perkawinan sah menurut hukum agama, tetapi belum sah menurut hukum negara.

3. Pencatatan pengakuan anak sebagaimana dimaksud pada nomor 1 dilakukan dengan memenuhi syarat berupa :

1) Surat Pengantar Kepala Desa/Lurah 2) Surat Pengakuan Anak dari ayah biologis yang

disetujui oleh ibu kandung; 3) Kutipan Akta Kelahiran; dan 4) Fotocopy KK dan KTP-el ayah biologis dan ibu

kandung. 4. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada

nomor 1, pejabat Pencatabn Sipll mencatat pada Register Akta Pengakuan Anak dan menerbitkan Kutipan Akta Pengakuan Anak.

J. Pencatatan Pengesahan Anak 1. Setiap pengesahan anak harus dilaporkan oleh orang

tua kepada Instansi Pelakana paling lambat 30 (Tiga puluh) hari sejak ayah dan ibu dari anak yang



bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta perkawinan.

2. Pengesahan anak hanya berlaku bagi anak yang orang tuanya telah melaksanakan perkawinan sah menurut hukum agama dan hukum negara.

3. Pencatahn pengesahan anak sebagaimana dimaksud pada nomor 1 dilakukan dengan memenuhi Bersyaratan berupa :

1) Surat Pengantar dari Kepala Desa/Lurah; 2) Kutipan Akta Kelahirani 3) Fotocopy Kutipan Akta kawin; 4) Fotocopy KK; dan 5) Fotocopy KTP el pemohon.

4. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada nomor 1, pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akia Pengesahan Anak dan menerbitkan Kutipan Akta Pengesahan Anak.

K. Pencatatar Perubahan Nama

1. Setiap orang yang melakukan Pencatatan perubahan nama harus dilaksanakan berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri tempat pemohon.

2. Pencatatan perubahan nama sebagaimana dimakud pada nomor 1 harus dilaporkao oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana yang menerbitkan akta Pencatatan Sipil paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan Pengadilan Negeri oleh Penduduk.

3. Pencatatan perubahan nama sebagaimana dimaksud Pada nomor 1 dilakukan dengan memenuhi syarat berupa:

a. Salinan penetapan Pengadilan Negeri tentang perubahan nama;

b. Kutipan Akta catatan SiPII;



c. Kutipan Akta Perkawinan bagi yang sudah kawin;

d. Fotocopy KK; dan e. Fotocopy KTP-el.

4. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada nomor 2, Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada register Akta Pencatatan Sipil dan Kutipan Akta Pencatatan Sipil.

L. Pencatatan Perubahan Status Kewarganegaraan 1. Setiap orang asing yang melakukan perubahan

kewarganegaraan menjadi WNI wajib melaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak berita acara pengucapan sumpah atau pemyataan janji setia oleh pejabat.

2. Pencatatan perubahan status kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan dengan memenuhi syarat berupa:

1) Salinan Keputusan Presiden mengenai Perubahan Status Kewarganegaraan menjadi WNI; atau

2) Salinan Keputusan Menteri yang bidang tugasnya meliputi urusan kewarganegaraan;

3) Kutipan Akta Catatan SiPil 4) Kutipan AKa Pekawinan bagi yang sudah kawin; 5) Fotocopy KK; 6) Fotocopy KTP-el; dan 7) Fotocopy Paspor,

3. Berdasarkan laporan sebagaimana dimakud pada nomor 1 Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada register akta Pencatatan Sipil dan Kutipan Akta Pencatatan Sipil.

M. Pencatatan Peristiwa Penting Lainnya 1. Pencatatan Peristiwa Penting lainnya dilakukan oleh

Pejabat Pencatatan Sipil atas permintaan Penduduk yang bersangkutan setelah adanya penetapan



pengadilan negeri yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,

2. Pencatatan Peristiwa Penting lainnya sebagaimana dimaksud pada nomor 1 paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan pengadilan.

3. Pencatatan peristiwa penting lainnya sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan dengan memenuhi syarat berupa:

1) Penetapan pengadilan mengenai peristiwa penting lainnya;

2) KK dan KTP-el yang bersangkutan; dan 3) Akta Pencatatan Sipil yang berkaitan peristiwa

penting lainnya. N. Pelaporan Penduduk yang Tidak Mampu Melaporkan Sendiri

1. Penduduk yang tidak mampu melaksanakan sendiri pelaporan terhadap peristiwa penting yang menyangkut dirinya sendiri dapat dibantu oleh Instansi Pelakana atau meminta bantuan kepada orang lain,

2. Penduduk sebagaimana dlmaksud pada angka 1 adalah penduduk yang tidak mampu karena faktor umur, sakit keras, cacat flsik atau cacat mental.

3. Orang lain sebagaimana dimaksud pada angka 1 adalah keluarganya atau orang yang diberi kuasa.

O. Pembetulan, Perubahan dan Pembatalan Akta 1. Pembetulan Akta Pencatatan Slpil hanya dilskukan

untuk akta yang mengalami kesalahan tulis redaksional. 2. Pembetulan Akta Pencatatan Sipil sebagaimana

dimaksud pada angka 1 dilakanakan dengan atau tanpa permohonan dari orang yang menjadi subjek akta.

3. Pembetulan Akta Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan oleh Pejabat Pencatatan Sipil sesuai dengan kewenangannya,

4. Perubahan akta hanya dapat dilakukan berdasarkan penetapan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.



5. Kutipan akta yang rusak atau hilang dapat diterbitkan kutipan sesuai dengan buku register.

6. Pembatalan Akta Pencatatan Sipil dilakukan berdasarkan putusan pengadilan yanq telah mempunyai kekuatan hukum tetap,

7. Berdasarkan putusan pengadilan mengenai pembatalan aKa sebagaimana dimaksud pnda angka 6, Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada Register Akta dan mencabut kutipan Akta-Akta Pencatatan Siptl yang dibatalkan dari kepemilikan subjek akta



XII. LAMPIRAN

1. Mekanisme Pengurusan Dokumen Kependudukan dan Pencatatan Sipil

1) Alur pelayanan pendaftaran penduduk (KK, KTP el dan Mutasi Penduduk)

Perekaman bagi yangbelum membuat KTP el

Pemohon / MasyarakatMenerima Dokumen Kependudukan yangdibuat

Datang ke KantorDesa, Meminta :Surat Pengantarsesuai dengan dokumen yg dibuat

Bawa ke Kantor CAMAT, Menyerahkan :Surat Pengantar danPersyaratan lainnyasesuai dokumen yangdibuat

Masyarakat atauPemohon DokumenKependudukan

Camat MencetakanSurat KeteranganPerekaman KTP el& KK

Bawa ke DUKCAPILbukti rekam KTP el danKK (Kartu Keluarga) untukdi cetak KTP el dan tandatangan KK

DUKCAPIL



2) Alur pelayannan Pencatatan Sipil (Akta Kelahiran, Kematian, Perkawinan dst)

Pemohon / MasyarakatMenerima Dokumen pencatatan Sipilyang dibuat

Datang ke KantorDesa, Meminta :Surat Pengantarsesuai dengan dokumen yg dibuat

Masyarakat atauPemohon DokumenPencatatan Sipil

DUKCAPIL MencetakanDokumen Pencatatan Sipilsesuai dengan pemgajuanpemohon

Bawa ke DUKCAPILPengantar dan syarat lain untuk membuatdokumen pencatatansipil

DUKCAPIL



2. Jenis Dokumen Kependudukan dan Pencatatan Sipil 1) Kartu Keluarga (KK)

2) KTP el



3) Akta Kelahiran



4) Akta Kematian



5) Akta Perkawinan



3. Laporan Jumlah Penduduk Kabupaten Lombok Barat, Data Konsilidasi Bersih (DKB) SMT II Tahun 2017

NO KECAMATAN Laki-laki Perempuan JML

PDDK JUMLAH % JUMLAH %

1 GERUNG 42.915 6,01 45.001 6,30 87.916

2 KEDIRI 29.794 4,17 30.860 4,32 60.654

3 NARMADA 47.331 6,63 47.759 6,69 95.090

4 SEKOTONG 34.299 4,80 34.142 4,78 68.441

5 LABUAPI 34.853 4,88 35.856 5,02 70.709

6 GUNUNGSARI 45.703 6,40 46.213 6,47 91.916

7 LINGSAR 38.602 5,41 39.170 5,49 77.772

8 LEMBAR 29.431 4,12 30.037 4,21 59.468

9 BATULAYAR 28.196 3,95 27.837 3,90 56.033

10 KURIPAN 22.933 3,21 22.968 3,22 45.901

JUMLAH 354.057 49,59 359.483 50,41 713.900

KATA PENGANTAR - ppid.lombokbaratkab.go.idppid.lombokbaratkab.go.id/fileppid/bukusaku... ·...

Documents

Transcript of KATA PENGANTAR - ppid.lombokbaratkab.go.idppid.lombokbaratkab.go.id/fileppid/bukusaku... ·...