KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara...

171
1

Transcript of KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara...

Page 1: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

1

Page 2: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal
Page 3: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

KATA PENGANTAR

Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan

yang diterbitkan oleh Kedeputian Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, yang

didasarkan pada data dan informasi yang sudah dipublikasikan oleh

Kementerian/Lembaga, instansi internasional, maupun hasil dari diskusi terbatas

perkembangan ekonomi yang dilakukan bersama dengan beberapa

Kementerian/Lembaga, pengamat, dan praktisi ekonomi.

Publikasi triwulan II tahun 2018 ini memberikan gambaran dan analisa mengenai

perkembangan ekonomi dunia dan Indonesia hingga triwulan II tahun 2018. Dari sisi

perekonomian dunia, publikasi ini memuat perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan

negara-negara kawasan Eropa, serta kondisi ekonomi regional Asia. Dari sisi

perekonomian nasional, publikasi ini membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia

triwulan II tahun 2018 dari sisi moneter, fiskal, neraca perdagangan, perkembangan

investasi dan kerja sama internasional, industri dalam negeri, serta perekonomian

daerah.

Sangat disadari bahwa publikasi ini masih jauh dari sempurna dan memerlukan banyak

perbaikan dan penyempurnaan. Oleh sebab itu, masukan dan saran yang membangun

dari pembaca tetap sangat diharapkan, agar tujuan dari penyusunan dan penerbitan

publikasi ini dapat tercapai.

Jakarta, September 2018

Deputi Bidang Ekonomi BAPPENAS

Page 4: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal
Page 5: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

i

Ringkasan Eksekutif

Pada tahun 2018, perekonomian global diperkirakan mampu tumbuh lebih tinggi

dari realisasi tahun 2017, yaitu mencapai 3,9 persen (YoY). Hal ini didorong oleh

harga komoditas internasional yang masih mengalami peningkatan terutama untuk

komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia

diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal hasil

di Amerika Serikat yang lebih tinggi, ketegangan perdagangan, dan tekanan pada

pasar mata uang beberapa negara yang secara fundamental mengalami pelemahan.

Pada triwulan II tahun 2018, perekonomian Amerika Serikat (AS) mampu tumbuh

2,8 persen (YoY). Pertumbuhan ini didorong oleh ekspor yang tumbuh 5,7 persen

(YoY) dan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 2,7 persen (YoY). Jepang tumbuh

hampir sama dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 1,0 persen (YoY).

Pertumbuhan tersebut didorong oleh konsumsi masyarakat yang meningkat

didukung oleh kondisi pasar tenaga kerja yang membaik dan penguatan investasi

yang sejalan dengan peningkatan permintaan mesin.

Sementara itu, Tiongkok tumbuh sebesar 6,7 persen (YoY), sedikit lebih rendah dari

triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II tahun 2017. Hal ini disebabkan oleh

perlambatan ekspor dan investasi akibat isu perang dagang dengan AS yang semakin

menguat yang menyebabkan penurunan produksi industri. Kawasan Eropa tumbuh

sebesar 2,2 persen (YoY) yang disebabkan oleh pelemahan pertumbuhan di Spanyol

dan Perancis yang masing-masing tumbuh 2,7 persen (YoY) dan 1,7 persen (YoY)

pada triwulan II tahun 2018.

Perekonomian Indonesia pada triwulan II tahun 2018 mampu tumbuh sebesar 5,3

persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan triwulan II tahun 2017 maupun triwulan I

tahun 2018 yang tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY) dan 5,1 persen (YoY).

Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh membaiknya perekonomian global

meskipun melambat dari triwulan sebelumnya. Dari sisi domestik, kinerja tersebut

dipengaruhi oleh membaiknya konsumsi masyarakat, meningkatnya konsumsi

pemerintah dan terjaganya ekspor barang dan jasa. Secara regional, dengan rata-

rata pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Maluku dan Papua.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II tahun 2018 mengalami defisit

sebesar USD4,3 miliar, menurun dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017 yang

mengalami surplus sebesar USD0,7 miliar maupun triwulan I tahun 2018 yang defisit

sebesar USD3,9 miliar. Defisit NPI pada triwulan II tahun 2018 yang lebih tinggi

tersebut terutama dipengaruhi oleh defisit neraca transaksi berjalan yang lebih

tinggi serta surplus transaksi modal dan finansial yang masih rendah. Dari sisi neraca

perdagangan, nilai total ekspor Indonesia hingga triwulan II tahun 2018 mencapai

Page 6: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

ii

USD 88.018,5 juta atau meningkat 10,0 persen (YoY) dibandingkan periode yang

sama tahun 2017. Sementara itu, total impor Indonesia hingga triwulan II tahun

2018 mencapai 89.040,3 juta USD atau meningkat 23,1 persen (YoY) dibandingkan

periode yang sama tahun 2017.

Realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp833,4 triliun atau 44,0 persen

dari target APBN 2018. Realisasi tersebut meningkat dibandingkan periode yang

sama pada tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh kinerja positif baik dari sisi

penerimaan perpajakan maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Sementara itu, realisasi belanja negara hingga Juni 2018 mencapai Rp944,0 triliun

atau 42,5 persen dari target APBN. Realisasi tersebut sedikit menurun dari realisasi

pada periode yang sama di tahun 2017, yaitu sebesar 42,9 persen dari target APBN.

Hal tersebut disebabkan oleh realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa pada Juni

2018 yang menurun menjadi 50,3 persen terhadap target APBN, lebih rendah

dibandingkan Juni 2017 yang mencapai 51,6 persen.

Realisasi investasi untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) triwulan II tahun

2018 mencapai Rp80,6 triliun, lebih besar dari realisasi triwulan II tahun 2017 atau

tumbuh sebesar 32,1 persen (YoY). Sementara itu, realisasi Penanaman Modal Asing

(PMA) pada triwulan II tahun 2018 terkontraksi sebesar 13,5 persen (YoY). Kenaikan

realisasi PMA terjadi di sektor tersier dengan pertumbuhan sebesar 8,9 persen

(YoY), sedangkan sektor primer dan sekunder mengalami penurunan dengan

pertumbuhan negatif masing-masing sebesar 5,8 persen (YoY) dan 33,7 persen

(YoY).

Produksi mobil pada triwulan II tahun 2018 mencapai 261.615 unit, atau mengalami

kenaikan sebesar 4,8 persen dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017. Kenaikan

produksi tersebut didorong oleh kenaikan produksi truk lebih besar dari 24 ton (79,0

persen) dan bus 5-24 ton (49,5 persen). Sementara itu, penjualan motor kembali

tumbuh positif pada triwulan II tahun 2018, melanjutkan tren pertumbuhan positif

sejak triwulan I tahun 2018. Penjualan tersebut mencapai 1,6 juta atau tumbuh

sebesar 19,0 persen, pertumbuhan tertinggi sejak penurunan penjualan motor akhir

tahun 2014. Peningkatan penjualan ini dapat menjadi indikasi perbaikan daya beli

masyarakat menengah sejalan dengan kenaikan harga komoditas meskipun tren ini

masih perlu diamati keberlanjutannya.

Page 7: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ x

PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA .......................................................................... 3

Pertumbuhan Ekonomi .................................................................................... 3

Tingkat Pengangguran ..................................................................................... 5

Inflasi Dunia ..................................................................................................... 6

Suku Bunga Kebijakan ...................................................................................... 8

Nilai Tukar Mata Uang terhadap USD ............................................................ 10

Perkembangan Harga Komoditas Di Pasar Internasional .............................. 13

Harga Minyak Dunia dan Gas Alam ..................................................... 15

Cadangan Devisa ............................................................................................ 16

Perkiraan Ekonomi Dunia .............................................................................. 18

Risiko Global .................................................................................................. 21

PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA ................................................................. 25

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ................................................................. 25

Perkembangan Ekonomi Daerah ................................................................... 33

Indeks Tendensi Konsumen dan Indeks Tendensi Bisnis ............................... 38

Indeks Tendensi Konsumen ................................................................. 38

Indeks Tendensi Bisnis ......................................................................... 39

Indeks Keyakinan Konsumen ......................................................................... 41

PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI ....................................................................... 45

Pertumbuhan Industri Pengolahan................................................................ 45

Perkembangan Penjualan Komoditas Industri Utama................................... 48

Manufacturing Purchasing Manager Index (PMI).......................................... 51

Investasi Sektor Industri ................................................................................ 52

Tenaga Kerja di Sektor Industri Pengolahan .................................................. 54

Pertumbuhan Wisatawan Mancanegara ....................................................... 55

PERKEMBANGAN KEUANGAN NEGARA ................................................................... 59

Pendapatan Negara dan Hibah ...................................................................... 59

Belanja Pemerintah ....................................................................................... 61

Pembiayaan Pemerintah ............................................................................... 64

Page 8: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

iv

Posisi Utang Pemerintah ..................................................................... 65

Surat Berharga Negara ........................................................................ 66

Pinjaman Luar Negeri .......................................................................... 67

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA........................................................ 71

Perdagangan Internasional ............................................................................ 71

Perkembangan Ekspor ......................................................................... 71

Perkembangan Impor .......................................................................... 75

Kerjasama Ekonomi Intenasional ........................................................ 78

Perdagangan Domestik .................................................................................. 90

Perkembangan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor ...................................................................................... 90

Perkembangan Koefisien Variasi Antar Waktu Dan Wilayah .............. 91

Box 1. Isu Terkini: Perundingan IA-CEPA dan RCEP Agreement .......... 94

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN ............................................................... 99

Transaksi Berjalan ........................................................................................ 101

Perkembangan Neraca Perdagangan ................................................ 101

Neraca Pendapatan ........................................................................... 104

Neraca Modal dan Finansial ........................................................................ 105

Cadangan Devisa .......................................................................................... 107

PERKEMBANGAN INVESTASI .................................................................................. 111

Perkembangan Investasi .............................................................................. 111

Realisasi Investasi ........................................................................................ 112

Realisasi Per Sektor ........................................................................... 112

Realisasi Per Lokasi ............................................................................ 113

Realisasi per Negara .......................................................................... 116

Box 2. Isu Terkini: Perlambatan Investasi di Tengah Tekanan

Dinamika Global dan Persiapan Menghadapi Tahun Politik ............. 117

PERKEMBANGAN MONETER DAN PASAR KEUANGAN .......................................... 121

Perkembangan Moneter .............................................................................. 121

Nilai Tukar Rupiah ............................................................................. 121

Inflasi ................................................................................................. 123

Indeks Harga Bahan Pokok Nasional ................................................. 126

Jumlah Uang Beredar ........................................................................ 127

Suku Bunga Kebijakan Bank Indonesia .............................................. 129

Respon Kebijakan Moneter ............................................................... 130

Perkembangan Perbankan ................................................................ 131

Page 9: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

v

Perkembangan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) ........................ 136

Perkembangan Pasar Modal ............................................................. 137

Perkembangan Pasar Saham ............................................................. 137

Perkembangan Pasar Obligasi ........................................................... 139

Perkembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah .................................. 141

LAMPIRAN .............................................................................................................. 149

Lampiran 1: Inflasi Domestik (Bagian 1) ...................................................... 149

Lampiran 2: Inflasi Domestik (Bagian 2) ...................................................... 150

Lampiran 3: Nilai Tukar Mata Uang ............................................................. 151

Lampiran 4: Harga Bahan Pokok Nasional ................................................... 152

Page 10: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tingkat Inflasi Global Triwulan II Tahun 2018 (% YoY) ............................... 8

Tabel 2. Suku Bunga Kebijakan Beberapa Negara, Tahun 2018 (persen) .............. 10

Tabel 3. Perkembangan Harga untuk Komoditas Terpilih, Tahun 2018 ................ 14

Tabel 4. Perkembangan Harga Minyak dan Gas Dunia, Tahun 2017-2018 ............ 16

Tabel 5. Posisi Cadangan Devisa Beberapa Bank Sentral,

Tahun 2018 (miliar USD) ........................................................................... 17

Tabel 6. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Menurut IMF, Tahun 2016-2018 ............. 18

Tabel 7. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Menurut ADB,

Tahun 2017-2019 (YoY) ............................................................................ 20

Tabel 8. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2017

–Triwulan II Tahun 2018 Menurut Lapangan Usaha (YoY) ....................... 28

Tabel 9. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2017-

Triwulan II Tahun 2018 (Persen) Menurut Jenis Pengeluaran (YoY) ........ 30

Tabel 10. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi

di Pulau Jawa Tahun 2017-2018 ............................................................... 34

Tabel 11. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi

di Pulau Sumatera Tahun 2017-2018 ....................................................... 35

Tabel 12. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi

di Pulau Kalimantan Tahun 2017-2018 .................................................... 36

Tabel 13. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi

di Pulau Sulawesi Tahun 2017-2018 ......................................................... 36

Tabel 14. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Bali dan

Nusa Tenggara Tahun 2017-2018 ............................................................. 37

Tabel 15. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Bali dan

Nusa Tenggara Tahun 2017-2018 ............................................................. 37

Tabel 16. Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Tahun 2017–Triwulan II

Tahun 2018 Menurut Sektor dan Variabel Pembentuknya ...................... 38

Tabel 17. Indeks Tendensi Bisnis Menurut Sektor Triwulan I

dan Triwulan II Tahun 2018 Menurut Lapangan Usaha

dan Komponen Pembentuknya ................................................................ 40

Tabel 18. Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Januari – Juli 2018..................... 41

Tabel 19. Perkembangan Komposisi Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah,

2012 – Q22018 (Rp triliun) ....................................................................... 59

Tabel 20. Komposisi Transfer ke Daerah dan Dana Desa,

Tahun 2012-Q12018 (Rp triliun) ............................................................... 64

Tabel 21. Perkembangan Realisasi Komposisi Pembiayaan APBN,

Triwulan II 2017-2018 (Rp triliun) ............................................................ 65

Tabel 22. Posisi Kepemilikan SBN Rupiah yang Diperdagangkan,

Page 11: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

viii

Tahun 2012 – 2018 (Rp triliun) ................................................................. 66

Tabel 23. Posisi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Kreditur,

2012 - Mei 2018 (Juta USD) ...................................................................... 67

Tabel 24. Perkembangan Ekspor sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 .............. 71

Tabel 25. Perkembangan Nilai Ekspor Nonmigas Menurut

Golongan Barang Terpilih hingga Triwulan II Tahun 2018 ....................... 73

Tabel 26. Perkembangan Volume Ekspor Nonmigas Menurut

Golongan Barang Terpilih hingga Triwulan II Tahun 2018 ....................... 74

Tabel 27. Perkembangan Nilai Ekspor Nonmigas Berdasarkan

Negara Tujuan Utama hingga Triwulan II Tahun 2018 ............................. 75

Tabel 28. Perkembangan Impor sampai dengan

Triwulan II Tahun 2018 (Juta USD) ........................................................... 76

Tabel 29. Perkembangan Nilai Impor Nonmigas Menurut

Golongan Barang Terpilih hingga Triwulan II Tahun 2018 ....................... 77

Tabel 30. Perkembangan Nilai Impor Nonmigas Berdasarkan

Negara Asal Utama hingga Triwulan II Tahun 2018 ................................. 78

Tabel 31. Status Perjanjian Ekonomi Internasional (per Mei 2018) ....................... 78

Tabel 32. Presentase Penggunaan SKA terhadap Total Ekspor Indonesia

Periode Januari – Juni Tiap Tahun (Direct Only) ....................................... 79

Tabel 33. Presentase Penggunaan SKA terhadap Total Ekspor Indonesia

Periode Januari – Desember Tiap Tahun (Direct Only) ............................ 80

Tabel 34. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA

di Kawasan Oseania (ribu USD) ................................................................ 82

Tabel 35. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA

di Kawasan Asia Selatan (ribu USD) .......................................................... 83

Tabel 36. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA

di Kawasan Asia Tenggara (ribu USD) ....................................................... 84

Tabel 37. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA

di Kawasan Afrika (ribu USD) .................................................................... 88

Tabel 38. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA

di Kawasan Eropa (ribu USD) .................................................................... 89

Tabel 39. Perkembangan PDB Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor hingga triwulan II tahun 2018 ......... 90

Tabel 40. Harga Barang Kebutuhan Pokok Tingkat Nasional

hingga Triwulan II Tahun 2018 (Rupiah) ................................................... 91

Tabel 41. Koefisien Variasi Harga Antarwaktu Barang Kebutuhan Pokok

Tingkat Nasional hingga Triwulan II Tahun 2018 ...................................... 92

Tabel 42. Koefisien Variasi Harga Antarwilayah Barang Kebutuhan Pokok

hingga Triwulan II Tahun 2018 ................................................................. 93

Tabel 43. Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan I Tahun 2016-

Page 12: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

ix

Triwulan II Tahun 2018 (Miliar USD) ...................................................... 100

Tabel 44. Pertumbuhan dan Share PMTB Triwulan II Tahun 2018 (persen).......... 111

Tabel 45. Tingkat Pertumbuhan dan Proporsi Realisasi Investasi

PMDN dan PMA Triwulan II Tahun 2018 Berdasarkan Sektor ............... 112

Tabel 46. Lima Besar Sektor Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2018 ............... 113

Tabel 47. Tingkat Pertumbuhan dan Proporsi Realisasi Investasi PMDN

Triwulan II Tahun 2018 Berdasarkan Lokasi (Rp triliun) ......................... 114

Tabel 48. Tingkat Pertumbuhan dan Proporsi Realisasi Investasi PMA

Triwulan II Tahun 2018 Berdasarkan Lokasi (USD juta) .......................... 115

Tabel 49. Lima Besar Lokasi Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2018 ................ 115

Tabel 50. Lima Besar Negara Asal Realisasi Investasi PMA

Triwulan II Tahun 2018 ........................................................................... 116

Tabel 51. Tingkat Inflasi Domestik Triwulan II Tahun 2018 ................................... 124

Tabel 52. Tingkat Inflasi Domestik berdasarkan Komponen,

April-Juni 2018 (dalam %) ....................................................................... 124

Tabel 53. Share Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap

Pembentukan Inflasi Bulanan, April-Juni 2018 ....................................... 125

Tabel 54. Struktur Suku Bunga Operasi Moneter Reverse Repo (persen) ............. 129

Tabel 55. Perkembangan Kredit Bank Umum Konvensional

di Indonesia Tahun 2017 – 2018 (Miliar Rp)........................................... 134

Tabel 56. Penyaluran Kredit Berdasarkan Sektor 2016–2018 ............................... 144

Tabel 57. Nilai Tukar Mata Uang ............................................................................ 151

Tabel 58. Harga Bahan Pokok Nasional ................................................................. 152

Page 13: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Tahun 2018

di Beberapa Negara (YoY) ...................................................................... 4

Gambar 2. Tingkat Pengangguran di Beberapa Negara Tahun 2016-

Triwulan II Tahun 2018 .......................................................................... 6

Gambar 3. Apresiasi dan Depresiasi Nilai Tukar Mata Uang

terhadap USD per akhir April-Juli 2018 (% YtD) .................................. 12

Gambar 4. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2015-

Triwulan II Tahun 2018 (persen) ......................................................... 25

Gambar 5. Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi di Enam Pulau Besar Indonesia

pada Triwulan I Tahun 2017-Triwulan II Tahun 2018 (Persen) ........... 33

Gambar 6. Indeks Tendensi Bisnis Indonesia Triwulan I Tahun 2015-

Triwulan II Tahun 2018 ........................................................................ 40

Gambar 7. Pertumbuhan PDB Industri Pengolahan Nonmigas 2011-

Triwulan II Tahun 2018 (YoY, persen) .................................................. 45

Gambar 8. Pertumbuhan PDB Subsektor Industri Pengolahan

Nonmigas Triwulan II Tahun 2018 (YoY, persen) ................................ 47

Gambar 9. Komposisi Pertumbuhan PDB Subsektor Industri

Pengolahan Nonmigas Triwulan II Tahun 2018 ................................... 48

Gambar 10. Produksi Mobil Triwulan I Tahun 2016–Triwulan II Tahun 2018 ........ 48

Gambar 11. Penjualan Mobil Triwulan I Tahun 2016–Triwulan II Tahun 2018 ...... 49

Gambar 12. Penjualan Motor Triwulan I Tahun 2016-Triwulan II Tahun 2018 ...... 50

Gambar 13. Purchasing Manager Index Indonesia Januari 2016-Juli 2018 ........... 51

Gambar 14. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Sektor Industri

Triwulan I Tahun 2016- Triwulan II Tahun 2018 .................................. 52

Gambar 15. Penanaman Modal Asing (PMA) Sektor Industri Pengolahan

Triwulan I Tahun 2016- Triwulan II Tahun 2018 .................................. 53

Gambar 16. Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan ............................................ 54

Gambar 17. Pertumbuhan Jumlah Wisatawan Mancanegara, Triwulan I

Tahun 2016-Triwulan II Tahun 2018 (YoY, persen) ............................. 55

Gambar 18. Realisasi Komponen Penerimaan Perpajakan,

Juni 2018 (Rp triliun)........................................................................... 60

Gambar 19. Realisasi Komponen PNBP, Juni 2018 (Rp triliun) ................................ 61

Gambar 20. Perkembangan Komponen Belanja Negara

(% terhadap Target APBN) ................................................................... 61

Gambar 21. Perkembangan Beberapa Komponen Belanja

Pemerintah Pusat, Maret 2018 (Rp triliun) ......................................... 62

Gambar 22. Realisasi Belanja Modal dan Subsidi (% terhadap Target APBN) ......... 63

Gambar 23. Perkembangan Realisasi Defisit APBN,

Page 14: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

xi

Juni 2017 dan Juni 2018 (Rp triliun) .................................................... 64

Gambar 24. Perkembangan Rasio Utang Pemerintah Pusat,

2013-2018 (% PDB dan Rp triliun) ....................................................... 66

Gambar 25. Komposisi Kepemilikan SBN oleh Asing berdasarkan Tenor

(% Total SBN) ....................................................................................... 67

Gambar 26. Nilai Ekspor Indonesia sampai dengan Triwulan II

Tahun 2018 (Juta USD) ........................................................................ 71

Gambar 27. Nilai Impor Indonesia sampai dengan Triwulan II

Tahun 2018 (Juta USD) ........................................................................ 75

Gambar 28. Persentase Penggunaan SKA Preferensi terhadap

Total SKA Preferensi ............................................................................ 81

Gambar 29. Persentase Penggunaan SKA Nonpreferensi terhadap

Total SKA Nonpreferensi ..................................................................... 81

Gambar 30. Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan I Tahun 2016-

Triwulan II Tahun 2018 (Miliar USD) ................................................... 99

Gambar 31. Neraca Perdagangan Barang Triwulan I Tahun 2015-

Triwulan II Tahun 2018 ...................................................................... 101

Gambar 32. Neraca Perdagangan Jasa Triwulan I Tahun 2016-

Triwulan II Tahun 2018 (Miliar USD) ................................................. 102

Gambar 33. Neraca Perdagangan Jasa Perjalanan dan Transportasi

Triwulan I Tahun 2017-Triwulan II Tahun 2018 ................................. 103

Gambar 34. Neraca Pendapatan Investasi Triwulan I Tahun 2016-

Triwulan II Tahun 2018 (USD Miliar) ................................................. 104

Gambar 35. Pendapatan Sekunder Triwulan I Tahun 2016-

Triwulan II Tahun 2018 (Miliar USD) ................................................. 105

Gambar 36. Neraca Transaksi Finansial Indonesia Triwulan I Tahun 2016-

Triwulan II Tahun 2018 (Miliar USD) ................................................. 106

Gambar 37. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD (Rp per USD) ........ 122

Gambar 38. Real Effective Exchange Rate ASEAN-5,

Juni 2011 – Juni 2018 (2010=100) ..................................................... 123

Gambar 39. Perkembangan Indeks Harga Komoditas

Bahan Pokok Nasional, Januari 2016-Juni 2018 ................................ 127

Gambar 40. Perkembangan Uang Beredar Triwulan II Tahun 2018 ...................... 128

Gambar 41. Perkembangan Kinerja Bank Umum Konvensional

di Indonesia 2016 – 2018 .................................................................. 131

Gambar 42. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Konvensional

di Indonesia Tahun 2016 –2018 ........................................................ 132

Gambar 43. Perkembangan Kredit Bank Umum Konvensional

di Indonesia Tahun 2016–2018 ......................................................... 133

Gambar 44. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Page 15: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

xii

berdasarkan Sektor Ekonomi* .......................................................... 135

Gambar 45. Perkembangan IHSG dan Nilai Kapitalisasi

Pasar Saham Tahun 2016–2018 ........................................................ 137

Gambar 46. Perkembangan Obligasi Korporasi 2016–2018 .................................. 139

Gambar 47. Perkembangan Jumlah Perusahaan Dana Pensiun

Tahun 2015–2018* ............................................................................ 140

Gambar 48. Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah Tahun 2016-2018 ........... 141

Gambar 49. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan Kredit Perbankan

Syariah 2016 – 2018 .......................................................................... 142

Gambar 50. Perkembangan Kredit Perbankan Syariah Tahun 2016–2018 ........... 143

Gambar 51. Perkembangan Nilai Kapitalisasi Pasar Saham

ISSI dan JII Tahun 2016-2018 ............................................................. 145

Gambar 52. Perkembangan Sukuk Korporasi (outstanding)

2016–2018 (Triliun Rp) ...................................................................... 146

Gambar 53. Pertumbuhan Aset IKNB Syariah 2016 – 2018 ................................... 147

Gambar 54. Inflasi YoY 82 Kabupaten/Kota April – Juni 2018 ............................... 149

Gambar 55. Inflasi MtM 82 Kabupaten/Kota April – Juni 2018 ............................. 150

Page 16: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

1

Page 17: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

2

Page 18: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

3

PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA Perkiraan pertumbuhan ekonomi global masih sama

dengan perkiraan pada bulan April 2018 yakni

sebesar 3,9 persen. Namun demikian, pertumbuhan

negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata

yang disebabkan oleh peningkatan harga minyak,

imbal hasil di Amerika Serikat yang lebih tinggi,

ketegangan perdagangan, dan tekanan pada pasar

mata uang beberapa negara yang secara

fundamental mengalami pelemahan. Hal ini juga

mempengaruhi proyeksi pertumbuhan negara-

negara berkembang yang semakin tidak merata.

Negara berkembang diproyeksi mampu tumbuh 4,9

persen pada tahun 2018 dan 5,1 persen pada tahun

2019.

Harga komoditas internasional juga masih

mengalami peningkatan. Tren peningkatan ini terus

berlanjut terutama untuk komoditas energi dan

pangan pertanian. Harga minyak dunia masih

mengalami peningkatan didorong oleh peningkatan

permintaan dan perjanjian pembatasan produksi

oleh negara-negara produsen minyak. Harga

komoditas pertanian seperti kakao dan kopi juga

mengalami peningkatan. Untuk kelompok

komoditas logam dan mineral, nikel mengalami

peningkatan yang paling tinggi sepanjang triwulan II

tahun 2018 karena peningkatan permintaan.

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada

triwulan II tahun 2018 mampu tumbuh 2,8 persen

(YoY). Pertumbuhan ini didorong oleh ekspor yang

tumbuh 5,7 persen terutama ekspor barang yang

tumbuh 7,2 persen (YoY). Konsumsi masyarakat juga

mampu tumbuh lebih tinggi mencapai 2,7 persen

(YoY), didukung oleh konsumsi barang tahan lama

yang tumbuh 6,8 persen (YoY).

Harga komoditas internasional juga masih mengalami peningkatan terutama untuk komoditas energi dan pangan pertanian.

Perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun 2018 yakni sebesar 3,9 persen.

Pertumbuhan ekonomi AS pada triwulan II tahun 2018 mampu tumbuh 2,8 persen (YoY).

Page 19: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

4

Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Tahun 2018 di Beberapa Negara (YoY)

Sumber: BEA, ECB, NBC, SingStat, Statistics Japan (diolah)

Ekonomi kawasan Eropa tumbuh 2,2 persen (YoY)

pada triwulan II tahun 2018, melambat dari triwulan

I tahun 2018, yang didorong oleh pelemahan

pertumbuhan di Spanyol dan Perancis yang masing-

masing tumbuh 2,7 persen dan 1,7 persen pada

triwulan II tahun 2018. Selain itu, inflasi yang

mengalami tren meningkat menahan pengeluaran

konsumsi masyarakat.

Pertumbuhan Tiongkok pada triwulan II tahun 2018

tumbuh 6,7 persen (YoY). Pertumbuhan ini sedikit

lebih rendah dari triwulan I tahun 2018 maupun

triwulan II tahun 2017. Hal ini didorong oleh

perlambatan ekspor dan investasi, karena isu perang

dagang dengan AS yang semakin menguat yang

kemudian menyebabkan penurunan produksi

industri. Selain itu, isu risiko keuangan juga menjadi

salah satu yang menahan laju pertumbuhan

ekonomi Tiongkok, yang tercermin dari

pertumbuhan kredit yang melambat.

Pertumbuhan ekonomi Jepang pada triwulan II

tahun 2018 mampu tumbuh sebesar 1,0 persen

(YoY), hampir sama dengan triwulan I tahun 2018

namun lebih rendah bila dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan yang sama pada tahun 2017.

Pertumbuhan Jepang didorong oleh konsumsi

Ekonomi kawasan Eropa tumbuh 2,2 persen (YoY) pada triwulan II tahun 2018.

Tiongkok pada triwulan II tahun 2018 tumbuh 6,7 persen (YoY).

Pertumbuhan ekonomi Jepang pada triwulan II tahun 2018 mampu tumbuh sebesar 1,0 persen (YoY).

1,5

2,3 1,91,8 1,9 2,1 2,3 2,5 2,6

2,8

1,71,7 1,7

1,9 2,0 2,5 2,72,7

2,4 2,2

6,7 6,7 6,7 6,8 6,9 6,9 6,8 6,8 6,8 6,7

0,5 0,9 1,1

1,71,5 1,4 1,7 1,5

0,9 1,01,9 1,91,2

2,9 2,53,0

5,4

3,1

4,33,8

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Amerika Serikat Uni Eropa Tiongkok Jepang Singapura

Page 20: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

5

masyarakat yang meningkat didukung oleh kondisi

pasar tenaga kerja yang membaik dan penguatan

investasi yang sejalan dengan peningkatan

permintaan mesin. Namun demikian, ekspor

mengalami perlambatan pada triwulan II tahun

2018.

Tingkat Pengangguran

Mayoritas tingkat pengangguran beberapa negara di

dunia mengalami penurunan sepanjang periode

triwulan II tahun 2018. Tingkat pengangguran Brazil

pada triwulan II tahun 2018 sebesar 12,4 persen

mengalami penurunan dibandingkan triwulan I

tahun 2018. Jumlah orang bekerja pada triwulan II

tahun 2018 meningkat mencapai 91 juta orang

dengan jumlah pengangguran yang menurun dari

13,8 juta orang pada triwulan II tahun 2017 menjadi

13,2 juta pada triwulan II tahun 2018. Namun

demikian, pekerja sektor informal meningkat.

Pasar tenaga kerja AS juga mengalami penguatan

pada triwulan II tahun 2018. Hal ini menyebabkan

penurunan tingkat pengangguran pada triwulan II

tahun 2018 menjadi sebesar 3,9 persen. Tingkat

pengangguran ini menurun 0,1 persen dari 4,0

persen pada triwulan I tahun 2018. Hal ini didorong

oleh aktivitas manufaktur seiring dengan

permintaan yang meningkat untuk industri

manufaktur.

Tingkat pengangguran Jepang pada triwulan II tahun

2018 cenderung mengalami penurunan seiring

dengan penambahan jumlah pekerja oleh

perusahaan. Selain itu, faktor upah yang meningkat

juga menjadi salah satu penyebab jumlah orang yang

bekerja meningkat. Namun demikian, kondisi

penuaan penduduk masih menjadi tantangan pasar

tenaga kerja dimana rasio jumlah pekerjaan

terhadap pelamar pekerjaan di Jepang sebesar 1,62,

Tingkat pengangguran Brazil pada triwulan II tahun 2018 sebesar 12,4 persen mengalami penurunan dibandingkan triwulan I tahun 2018.

Pasar tenaga kerja AS juga mengalami penguatan pada triwulan II tahun 2018.

Tingkat pengangguran Jepang pada triwulan II tahun 2018 cenderung mengalami penurunan.

Page 21: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

6

paling tinggi semenjak tahun 1974. Artinya, ada 162

posisi pekerjaan untuk 100 orang penduduk Jepang.

Tingkat pengangguran di Singapura pada triwulan II

tahun 2018 mengalami peningkatan 0,1 persen

dibandingkan dengan triwulan I tahun 2018. Tingkat

pengangguran Singapura mencapai 2,1 persen pada

triwulan II tahun 2018. Hal ini disebabkan oleh masih

terus berlanjutnya peningkatan jumlah angkatan

kerja. Pengurangan tenaga kerja pada sektor

manufaktur juga mengalami peningkatan semenjak

triwulan I tahun 2018.

Gambar 2. Tingkat Pengangguran di Beberapa Negara Tahun 2016-Triwulan II Tahun 2018

Sumber: Bloomberg (diolah)

Inflasi Dunia

Inflasi Brazil pada triwulan II tahun 2018 mengalami

peningkatan. Pada bulan Juni 2018, inflasi Brazil

mencapai 4,4 persen. Inflasi ini merupakan yang

tertinggi sejak bulan Maret 2017. Hal ini disebabkan

oleh kenaikan harga pada makanan dan bahan bakar

karena adanya pemogokan yang dilakukan oleh

pengemudi truk. Namun demikian, inflasi ini masih

dalam rentang target sebesar 3,0-6,0 persen.

Pada bulan Juni 2018, inflasi Brazil mencapai 4,4 persen.

Tingkat pengangguran Singapura mencapai 2,1 persen pada triwulan II tahun 2018.

0,00

5,00

10,00

15,00

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018Brazil United Kingdom Euro Area

China Japan Australia

Singapore United States

Page 22: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

7

Inflasi India juga mulai mengalami peningkatan. Hal

ini didorong oleh meningkatnya harga-harga

makanan dan minuman. Selain itu, harga-harga

untuk pakaian dan alas kaki, bahan bakar, dan listrik

juga mengalami peningkatan. Inflasi inti juga

mengalami peningkatan dari bulan Mei 2018

sebesar 6,3 persen menjadi 6,6 persen pada bulan

Juni 2018. Inflasi India meningkat mencapai 5,8

persen pada bulan Juni 2018 dari bulan Mei sebesar

4,4 persen.

Inflasi Tiongkok juga mengalami peningkatan 0,1

persen pada bulan Juni 2018 dibandingkan bulan

Mei 2018. Inflasi ini didorong oleh peningkatan

harga komoditas terutama minyak dan juga

dipengaruhi oleh efek pada periode yang sama

tahun sebelumnya yang rendah (low base effect).

Inflasi Tiongkok pada bulan Juni 2018 mencapai 1,9

persen.

Inflasi Singapura mengalami peningkatan mencapai

0,6 persen pada bulan Juni 2018. Hal ini didorong

oleh peningkatan yang tinggi pada harga makanan

dan jasa. Harga makanan meningkat 1,5 persen pada

bulan Juni dari sebelumnya pada bulan Mei 2018

sebesar 1,3 persen yang didorong oleh peningkatan

harga makanan mentah. Inflasi jasa disebabkan oleh

menguatnya pengeluaran untuk liburan dan biaya

jasa telekomunikasi. Inflasi jasa meningkat

mencapai 1,7 persen dari sebelumnya bulan Mei

2018 sebesar 1,6 persen.

Inflasi Filipina juga mengalami peningkatan pada

triwulan II tahun 2018 mencapai 5,2 persen pada

bulan Juni 2018. Hal ini didorong oleh peningkatan

harga-harga seperti perumahan, air, listrik, gas, dan

bahan bakar. Selain itu, peningkatan terjadi pada

harga bahan makanan seperti beras, jagung, roti,

daging, dan sayuran. Inflasi Vietnam juga meningkat

Inflasi India meningkat mencapai 5,8 persen pada bulan Juni 2018.

Inflasi Tiongkok pada bulan Juni 2018 mencapai 1,9 persen meningkat dari bulan Mei 2018

Inflasi Singapura mengalami peningkatan didorong oleh peningkatan yang tinggi pada harga makanan dan jasa.

Inflasi Filipina dan Vietnam juga mengalami peningkatan masing-masing 5,2 persen dan 4,7 persen pada bulan Juni 2018.

Page 23: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

8

pada bulan Juni 2018 mencapai 4,7 persen yang

disebabkan oleh peningkatan harga makanan.

Tabel 1. Tingkat Inflasi Global Triwulan II Tahun 2018 (% YoY)

April Mei Juni

Indonesia 3,4 3,2 3,1

BRIC

Brazil 2,8 2,9 4,4

Russia 2,4 2,4 2,3

India 3,2 4,4 5,8

Tiongkok 1,8 1,8 1,9

ASEAN

Singapura 0,2 0,4 0,6

Malaysia 1,3 1,8 0,8

Thailand 1,0 1,5 1,4

Filipina 4,5 4,6 5,2

Vietnam 2,8 3,9 4,7

Negara Maju

Kawasan Euro 1,2 1,9 2,0

Amerika Serikat 2,5 2,8 2,9

Inggris 2,5 2,4 2,4

Jepang 0,6 0,7 0,7

Sumber: Bloomberg, data

Suku Bunga Kebijakan

Bank Sentral Tiongkok memutuskan untuk tidak

mengubah suku bunga acuan sepanjang triwulan II

tahun 2018. People’s Bank of China (PBoC) menahan

tingkat suku bunga pada tingkat 2,55 persen. PBoC

memilih untuk mempertahankan untuk menjaga

kebijakan moneter netral seiring dengan upaya

mempertahankan pertumbuhan yang seimbang dan

mencegah risiko. Bank Sentral memilih untuk

meningkatkan likuiditas ke dalam sistem keuangan

melalui operasi pasar terbuka.

Suku bunga acuan Bank Sentral Tiongkok sepanjang triwulan II tahun 2018 tidak berubah.

Page 24: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

9

The Reserve Bank of India (RBI) meningkatkan suku

bunga acuan sebesar 25 basis poin pada bulan Juni

2018. Hal ini didorong oleh laju inflasi di India yang

meningkat dan ekonomi yang terus tumbuh. Ini

merupakan pertama kali RBI menaikkan kembali

suku bunga acuannya semenjak tahun 2014.

The Fed mengumumkan kenaikan tingkat suku

bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi antara

1,75-2,00. Tingkat inflasi merupakan salah satu

pendorong The Fed menaikkan tingkat suku bunga

acuan. Tingkat inflasi di AS masih dibawah target The

Fed sebesar 2,0 persen.

Bank sentral Filipina menaikkan tingkat suku bunga

acuan pada bulan Juni 2018. Peningkatan suku

bunga sepanjang triwulan II tahun 2018 dilakukan

sebanyak dua kali pada bulan Mei dari 3,0 persen

menjadi 3,25 persen. Bulan Juni 2018, suku bunga

dinaikkan kembali menjadi 3,5 persen. Kenaikan ini

didorong oleh depresiasi nilai tukar peso terhadap

dolar AS, dan harga komoditas yang meningkat

terutama harga minyak.

Bank sentral Malaysia memilih untuk

mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat

3,25 persen. Bank sentral Malaysia melihat bahwa

pertumbuhan Malaysia masih terus menguat dan

inflasi masih terjaga stabil. Sementara itu, Bank

Indonesia menaikkan suku bunga acuan sepanjang

periode triwulan II tahun 2018 dalam rangka

menjaga daya saing pasar keuangan domestik,

mengantisipasi ketidakpastian global yang

meningkat, dan menyeimbangkan suku bunga

terhadap negara lain. Bank Indonesia menaikkan

suku bunga acuan menjadi 4,75 persen pada bulan

Mei 2018 dan menjadi 5,25 persen pada bulan Juni

2018.

The Fed menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi antara 1,75-2,00.

The Reserve Bank of India (RBI) meningkatkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada bulan Juni 2018.

Bank sentral Filipina menaikkan tingkat suku bunga acuan sebanyak dua kali sepanjang triwulan II tahun 2018.

Bank Sentral Malaysia masih mempertahankan tingkat suku bunga 3,25 persen sedangkan Bank Indonesia meningkatkan suku bunga dari 4,75 pada bulan mei 2018 menjadi 5,25 pada bulan Juni 2018.

Page 25: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

10

Tabel 2. Suku Bunga Kebijakan Beberapa Negara, Tahun 2018 (persen)

April Mei Juni

BRIC

Brazil 6,50 6,50 6,50

Russia 7,25 7,25 7,25

India 6,25 6,25 6,50

Tiongkok 2,55 2,55 2,55

ASEAN

Indonesia 4,25 4,75 5,25

Thailand 1,50 1,50 1,50

Filipina 3,00 3,25 3,50

Malaysia 3,25 3,25 3,25

Vietnam 6,25 6,25 6,25

Negara Maju

Kawasan Euro 0,00 0,00 0,00

Amerika Serikat 1,5-1,75 1,5-1,75 1,75-2,00

Inggris 0,75 0,75 0,75

Jepang -0,1 -0,1 -0,1

Sumber: Bloomberg

Nilai Tukar Mata Uang terhadap USD

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami

depresiasi sepanjang triwulan II tahun 2018, sebagai

akibat dari peningkatan suku bunga acuan The Fed

untuk yang kedua kalinya sepanjang tahun 2018.

Peningkatan harga minyak dunia juga menyentuh

angka tertinggi selama 3 tahun terakhir.

Peningkatan harga minyak dunia memberikan

dampak tekanan terhadap rupiah, mengingat posisi

Indonesia sebagai net importir minyak.

Rubel Rusia juga mengalami pelemahan terhadap

dolar AS sepanjang triwulan II tahun 2018. Hal ini

didorong oleh harga minyak yang mulai menurun

pada bulan Juni 2018. Selain itu, sanksi baru yang

diberikan oleh AS terhadap Rusia juga menjadi

faktor pendorong pelemahan rubel terhadap dolar

AS seiring banyaknya aliran modal keluar dari Rusia.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi sepanjang periode triwulan II tahun 2018.

Rubel Rusia juga mengalami pelemahan terhadap dolar AS sepanjang triwulan II tahun 2018.

Page 26: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

11

Rupee India juga mengalami pelemahan pada bulan

Juli 2018. Jika sebelumnya rupee masih mampu

terapresiasi terhadap dolar AS pada bulan Mei dan

Juni 2018. Hal ini sebagai dampak dari sentimen

negatif terhadap pertumbuhan global. Selain itu,

peningkatan harga minyak dunia dan impor minyak

dunia India yang meningkat, perang dagang antara

Tiongkok dan AS, dan aliran modal keluar yang

meningkat juga menjadi faktor pelemahan rupee

India.

Lira Turki menjadi salah satu mata uang yang

terdepresiasi paling besar sepanjang triwulan II

tahun 2018. Hal ini sebagai dampak dari suku bunga

acuan yang tidak berubah dan tren inflasi yang terus

meningkat. Faktor geopolitik juga menjadi salah satu

faktor dimana AS memberikan sanksi kepada dua

perdana menteri Turki terkait penahanan pendeta.

Rupee India juga mengalami pelemahan pada bulan Juli 2018.

Lira Turki juga salah satu mata uang yang terdepresiasi paling besar sepanjang triwulan II tahun 2018.

Page 27: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

12

Gambar 3. Apresiasi dan Depresiasi Nilai Tukar Mata Uang terhadap USD per akhir April-Juli 2018 (%

YtD)

Sumber: Bloomberg

-6,53

10,36

6,27

7,92

-13,36

-1,58

-0,91

1,88

4,56

11,13

6,33

-28,30

3,50

7,79

-6,59

-5,66

5,55

2,58

5,30

3,90

-3,16

14,34

9,12

13,59

-7,16

-2,29

1,89

9,68

6,97

14,82

11,51

-13,26

10,27

12,90

-4,14

1,31

9,19

3,18

9,25

7,11

-3,04

12,72

8,16

11,75

-12,59

-1,40

0,76

8,34

7,48

11,14

7,71

-22,16

8,20

11,94

-5,58

0,59

7,89

2,58

6,07

3,86

-5,98

11,09

6,19

8,47

-16,04

-1,98

-0,80

4,89

5,60

11,08

6,99

-23,28

0,11

8,18

-7,07

-2,76

6,07

2,15

2,52

2,40

Rupiah Indonesia

Ringgit Malaysia

Dollar Singapura

Baht Thailand

Real Brazil

Rubel Rusia

Rupee India

Yuan China

Yen Jepang

Euro

Poundsterling Inggris

Lira Turki

Rand Afrika Selatan

Won Korea Selatan

Peso Filipina

Kyat Myanmar

Taiwan Dollar

Sol Peru

Peso Chili

Peso Kolombia

Apr-18 Mei 2018 Juni 2018 Juli 2018

Page 28: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

13

Perkembangan Harga Komoditas Di Pasar Internasional

Harga komoditas masih melanjutkan tren yang

meningkat sepanjang triwulan II tahun 2018

terutama harga komoditas energi dan pangan

pertanian. Berdasarkan data Pink Sheet Bank Dunia,

pada triwulan II tahun 2018, peningkatan terjadi

pada komoditas batu bara Australia (25,5 persen,

(YoY)), minyak mentah WTI (36,8 persen, (YoY)).

Komoditas pertanian seperti kakao dan kopi robusta

masing-masing meningkat 32,1 persen (YoY) dan

32,3 persen (YoY). Harga logam dan mineral seperti

tembaga juga meningkat 21,2 persen (YoY) dan nikel

meningkat 50,8 persen.

Harga batu bara masih mengalami tren yang terus

meningkat pada triwulan II tahun 2018. Pada

periode ini, harga batu bara Australia mencapai

harga tertinggi pada bulan Mei 2018 mencapai

USD105,4. Hal ini didorong oleh peningkatan

permintaan di Tiongkok dan Asia Utara. Peningkatan

ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang lebih panas

daripada biasanya sehingga permintaan untuk

mesin pendingin dan industri meningkat.

Harga logam dan mineral juga mengalami

peningkatan semenjak awal tahun 2018. Harga nikel

menjadi komoditas dengan peningkatan tertinggi.

Hal ini didorong oleh peningkatan permintaan

seiring terjadinya penurunan pasokan inventori

nikel global terutama Filipina dan Rusia.

Harga komoditas masih

dalam tren meningkat

sepanjang triwulan II

tahun 2018 terutama

harga komoditas energi

dan pangan pertanian.

Harga batu bara masih

mengalami tren yang

terus meningkat pada

triwulan II tahun 2018.

Harga logam dan

mineral juga mengalami

tren yang meningkat

pada awal tahun 2018.

Page 29: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

14

Tabel 3. Perkembangan Harga untuk Komoditas Terpilih, Tahun 2018

Komoditas Unit Apr-18

Mei Q2-2018 (Sampai dg Mei 2018)

2018

Energi

Coal, Australia ($/mt) 94,2 105,4 99,8

Crude Oil, West Texas ($/bbl) 66,3 70 68,2

Pangan dan Pertanian

Cocoa ($/kg) 2,6 2,7 2,6

Coffee, robusta ($/kg) 3 3 3

Palm Oil ($/mt) 664 660 662

Soybeans ($/mt) 442 431 436,5

Woodpulp ($/mt) 875 875 875

Rubber*, Singapore/MYS ($/kg) 1,7 1,7 1,7

Sugar, world ($/kg) 0,3 0,3 0,3

Wheat, US SRW ($/mt) 198,8 209,9 204,4

Maize ($/mt) 175,6 179,1 177,3

Logam & Mineral

Copper ($/mt) 6851,5 6825,3 6838,4

Iron ore ($/dmtu) 65,8 66,1 65,9

Nickel ($/mt) 13938,1 14366,5 14152,3

Tin ($/mt) 21291,1 20858,8 21075

Zinc ($/mt) 3188,1 3059,9 3124

Inflasi Unit Apr-18 Mei-18

Perubahan terhadap periode

yang sama tahun lalu

Energi

Coal, Australia (%) -1,6 11,9 25,5

Crude Oil, West Texas (%) 5,6 5,5 36,8

Pertanian

Cocoa (%) 5 1,3 32,1

Coffe, robusta (%) 55,9 0,9 32,3

Palm Oil (%) -2,5 -0,6 -6,2

Soybeans (%) 2,3 -2,5 12,4

Woodpulp (%) 0 0 0

Rubber*, Singapore/MYS (%) -3,8 -2,1 -20,3

Page 30: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

15

Inflasi Unit Apr-18 Mei-18

Perubahan terhadap periode

yang sama tahun lalu

Sugar, world (%) -11,6 2,7 -25,3

Wheat, US SRW (%) 11,5 5,6 17,7

Maize (%) 2,1 2 12,6

Logam & Mineral

Copper (%) 0,8 -0,4 21,2

Iron ore (%) 0 0,5 -0,6

Nickel (%) 4,1 3,1 50,8

Tin (%) 0,4 -2 5,1

Zinc (%) -2,5 -4 20

Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank

Harga Minyak Dunia dan Gas Alam

Harga minyak mentah dunia masih mengalami

peningkatan sepanjang triwulan II tahun 2018.

Meski sedikit menurun pada bulan Juni 2018 namun

harga minyak mentah dunia masih diatas USD70. Hal

ini didorong oleh masih tingginya permintaan

minyak mentah di pasar global terutama negara-

negara OECD. Selain itu, komitmen dari negara-

negara produsen minyak non-OPEC untuk

mengurangi stok minyak mentah global juga

menjadi penyebab masih tingginya harga minyak

mentah dunia. Faktor lain yang berpengaruh adalah

faktor geopolitik seperti sanksi ekonomi terhadap

Iran dan Venezuela yang semakin menurunkan

prospek pertumbuhan pasokan minyak mentah.

Tren peningkatan harga minyak mentah Indonesia

juga mengikuti tren peningkatan harga minyak

mentah dunia. Di kawasan Asia-Pasifik, permintaan

minyak oleh Tiongkok dan India yang meningkat

menyebabkan harga minyak mentah Indonesia

masih menguat. Namun demikian, pada bulan Juni

harga minyak mentah sedikit menurun karena

adanya penurunan permintaan minyak dari jepang

Harga minyak mentah dunia pada triwulan II tahun 2018 masih mengalami peningkatan

Tren peningkatan harga minyak mentah Indonesia juga mengikuti tren peningkatan harga minyak mentah dunia.

Page 31: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

16

dan Korea dan menurunnya aktivitas pengolahan di

Tiongkok dan India seiring program pemeliharaan

kilang.

Tabel 4. Perkembangan Harga Minyak dan Gas Dunia, Tahun 2017-2018

Harga Minyak Mentah dan Gas Dunia

2017

2018 Rata-rata Bulanan

2018

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 April Mei Juni

Crude Oil (Rata-rata) 52,9 49,4 52,6 58,7 64,6 70,9 68,5 73,1 71,2 Crude Oil; Brent 54,1 50,2 54,7 61,5 66,9 74,9 71,8 77,0 75,9 Crude Oil; Dubai 52,9 49,7 53,3 59,2 64,0 71,4 67,1 73,5 73,6 Crude Oil; WTI 51,8 48,2 49,8 55,4 62,9 67,9 66,3 70,0 67,3 Indonesian Crude Price Oil 51,0 45,5 51,6 58,1 63,1 70,1 67,4 72,5 70,4 Gas Alam (US) 3,0 3,1 2,9 2,9 3,1 2,9 2,8 2,8 3,0

Sumber: Pink Sheet World Bank, Kementerian ESDM, EIA

Harga gas alam juga mengalami peningkatan pada

triwulan II tahun 2018, terutama pada bulan Juni

2018 seiring dengan peningkatan permintaan bahan

bakar di pasar global yang meningkat. Peningkatan

harga gas juga terkait dengan peningkatan

permintaan gas alam karena cuaca yang lebih panas

untuk memenuhi kebutuhan untuk mesin pendingin

lebih tinggi dan gas alam menjadi sumber untuk

kebutuhan tersebut.

Cadangan Devisa

Cadangan devisa India pada triwulan II tahun 2018

mengalami peningkatan mencapai USD406,0 pada

bulan Juni 2018 dibandingkan dengan posisi pada

bulan Juni tahun 2017. Peningkatan ini didorong

oleh peningkatan aset mata uang asing dan emas.

Cadangan devisa Tiongkok masih menguat di

tengah perang dagang dengan AS. Hal ini didorong

oleh stabilitas pasar valuta asing di Tiongkok,

penguatan dolar AS, dan harga aset yang meningkat.

Cadangan devisa Thailand juga mengalami

peningkatan dibandingkan dengan posisi tahun lalu

karena adanya aliran modal masuk yang

menyebabkan surplus transaksi berjalan.

Harga gas alam juga mengalami peningkatan pada triwulan II tahun 2018 terutama pada bulan Juni 2018.

Peningkatan cadangan devisa India didorong oleh kepemilikan aset mata uang asing dan emas.

Cadangan devisa Tiongkok masih menguat ditengah perang dagang dengan AS.

Page 32: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

17

Cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan

pada bulan Juni 2018. Hal ini sebagai akibat dari

upaya mempertahankan nilai tukar rupiah terhadap

dolar AS. Penyebab lain adalah pembayaran utang

luar negeri pemerintah dan upaya menjaga

stabilitas rupiah ditengah ketidakpastian pasar

keuangan global.

Tabel 5. Posisi Cadangan Devisa Beberapa Bank Sentral, Tahun 2018 (miliar USD)

Sumber: IMF, International Reserve Assets 2018

Juni'17 April'18 Mei'18 Juni'18 % YoY

BRIC

Brazil 377,2 380 382,5 379,5 0,6

Rusia 412,2 459,9 456,6 456,7 10,8

India 387,3 421,2 413,0 406,0 4,8

Tiongkok 3149,9 3221,4 3206,3 3205,6 1,8

ASEAN-5

Indonesia 123,1 124,8 122,9 119,8 -2,7

Malaysia 98,9 109,5 108,4 104,7 5,9

Singapura 266,3 287,7 287,9 288,1 8,2

Thailand 185,6 215,2 212,5 206,8 11,4

Filipina 81,3 79,6 79,2 77,5 -4,7

Jepang 1249,7 1255,9 1254,3 1258,5 0,7

Kawasan Euro

779,2 817,8 816,1 804,3 3,2

Inggris 147,3 154,8 158,5 155,5 5,6

Amerika Serikat

122 124,5 122,8 125,1 2,5

Cadangan devisa Indonesia mengalai penurunan pada bulan Juni 2018.

Page 33: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

18

Perkiraan Ekonomi Dunia

Pertumbuhan ekonomi global tahun 2018 masih

diperkirakan sama dengan proyeksi April 2018

sebesar 3,9 persen. Perbedaan pertumbuhan

diantara negara maju seperti AS dan Eropa serta

Jepang semakin melebar, begitu juga negara-negara

berkembang. Pertumbuhan negara yang menjadi

kurang merata disebabkan oleh peningkatan harga

minyak, imbal hasil di Amerika Serikat yang lebih

tinggi, ketegangan perdagangan, dan tekanan pada

pasar mata uang beberapa negara yang secara

fundamental mengalami pelemahan. Hal ini juga

mempengaruhi proyeksi pertumbuhan negara-

negara berkembang yang semakin tidak merata.

Negara berkembang diproyeksi mampu tumbuh 4,9

persen tahun 2018 dan 5,1 persen pada tahun 2019.

Tabel 6. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Menurut IMF, Tahun 2016-2018

WEO-IMF Realisasi Perkiraan

Kelompok Negara 2016 2017 2018 2019

Perbedaan dg April 2018

April Juli April Juli 2018 2019

Dunia 3,2 3,7 3,9 3,9 3,9 3,9 0,0 0,0

Negara Maju 1,7 2,3 2,5 2,4 2,2 2,2 -0,1 0,0 Amerika Serikat 1,5 2,3 2,9 2,9 2,7 2,7 0,0 0,0

Kawasan Eropa 1,8 2,3 2,4 2,2 2,0 1,9 -0,2 -0,1

Jerman 1,9 2,5 2,5 2,2 2,0 2,1 -0,3 0,1 Inggris 1,9 1,8 1,6 1,4 1,5 1,5 -0,2 0,0 Jepang 0,9 1,2 1,2 1,0 0,9 0,9 -0,2 0,0

Negara Berkembang 4,4 4,8 4,9 4,9 5,1 5,1 0,0 0,0 Tiongkok 6,7 6,9 6,6 6,6 6,4 6,4 0,0 0,0 India 7,1 6,7 7,4 7,3 7,8 7,5 -0,1 -0,3

ASEAN-5 4,9 5,3 5,3 5,3 5,4 5,3 0,0 -0,1

Amerika Latin dan Karibia

-0,7 1,3 2,0 1,6 2,8 2,6 -0,4 -0,2

Brazil -3,5 1,0 2,3 1,8 2,5 2,5 -0,5 0,0

Sub Sahara Afrika 1,4 2,8 3,4 3,4 3,7 3,8 0,0 0,1

Afrika Selatan 3,2 3,8 3,9 1,5 3,9 1,7 0,0 0,0

Sumber: World Economic Outlook, Juli 2018

Pertumbuhan ekonomi global diprediksi tumbuh 3,9 persen tahun 2018 dengan pertumbuhan yang kurang merata.

Page 34: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

19

Pertumbuhan AS diperkirakan dalam jangka waktu

pendek menguat secara sementara dengan

pertumbuhan sebesar 2,9 persen pada tahun 2018

dan 2,7 persen pada tahun 2019. Stimulus fiskal dan

permintaan swasta yang menguat memberikan

dampak kepada output yang melampaui potensial

dan menurunkan tingkat pengangguran, serta

tekanan inflasi. Impor juga meningkat seiring

dengan peningkatan permintaan domestik. Hal ini

mendorong peningkatan defisit transaksi berjalan

dan memperlebar ketidakseimbangan global.

Pertumbuhan kawasan Eropa diproyeksi mengalami

perlambatan dari 2,4 persen tahun 2017 menjadi 2,2

persen tahun 2018 dan 1,9 persen tahun 2019. Hal

ini seiring dengan pertumbuhan beberapa negara

seperti Jerman, Perancis, dan Italia yang diproyeksi

menurun setelah aktivitas ekonomi pada triwulan I

tahun 2018 yang melambat. Selain itu, kondisi

pengetatan moneter dan kondisi politik yang tidak

pasti juga memberikan pengaruh terhadap

perekonomian kawasan Eropa.

Pertumbuhan ekonomi Jepang diprediksi melambat

menjadi 1,0 persen pada tahun 2018. Perlambatan

konsumsi dan investasi menjadi penyebab

perlambatan pertumbuhan ekonomi Jepang. Namun

demikian, pertumbuhan ekonomi diperkirakan

menguat pada tahun 2019 didorong oleh konsumsi,

ekspor, dan investasi.

Ekonomi Tiongkok diperkirakan tumbuh melambat

dari 6,9 persen tahun 2017 menjadi 6,6 persen pada

tahun 2018 dan 6,4 persen pada tahun 2019.

Pertumbuhan moderat ekonomi Tiongkok pada

tahun 2018 dan 2019 disebabkan oleh beberapa

faktor diantaranya kebijakan pengetatan pada

sektor keuangan dan permintaan eksternal yang

diperkirakan melambat.

Pertumbuhan ekonomi Jepang diprediksi turun menjadi 1,0 persen pada tahun 2018.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok diperkirakan tumbuh melambat dari 6,9 persen tahun 2017 menjadi 6,6 persen pada tahun 2018 dan 6,4 persen pada tahun 2019.

Pertumbuhan kawasan Eropa diproyeksi mengalami perlambatan dari 2,4 persen tahun 2017 menjadi 2,2 persen tahun 2018 dan 1,9 persen tahun 2019.

Pertumbuhan AS diperkirakan menguat dengan pertumbuhan sebesar 2,9 persen pada tahun 2018 dan 2,7 persen pada tahun 2019.

Page 35: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

20

Perekonomian kawasan Amerika Latin diperkirakan

tumbuh dari 1,3 persen pada tahun 2017 menjadi

1,6 persen pada tahun 2018 dan lebih lanjut terus

meningkat pada tahun 2019 sebesar 2,6 persen.

Peningkatan harga komoditas yang terjadi

mendorong pertumbuhan negara-negara

pengekspor komoditas di kawasan ini. Penurunan

outlook dari bulan April tahun 2018

menggambarkan kondisi risiko yang dihadapi

beberapa negara di kawasan ini seperti kondisi pasar

keuangan yang mengalami pengetatan di Argentina,

ketidakpastian politik di Brazil, dan tensi

ketidakpastian perdagangan (renegosiasi NAFTA) di

Meksiko, dan penurunan produksi minyak di

Venezuela.

Pertumbuhan ekonomi di kawasan Sub-Sahara

Afrika terus mengalami peningkatan. Hal ini

didukung oleh peningkatan harga komoditas.

Kawasan Sub-Sahara Afrika diproyeksikan tumbuh

meningkat dari 2,8 persen pada tahun 2017 menjadi

3,4 persen pada tahun 2018 dan 3,8 persen tahun

2019. Perbaikan juga diprediksi terjadi pada

perekonomian Nigeria yang mampu tumbuh dari 0,8

persen tahun 2017 menjadi 2,1 persen tahun 2018

dan 2,3 persen 2019 didukung oleh peningkatan

harga minyak. Pertumbuhan Afrika Selatan

diperkirakan juga meningkat karena perbaikan yang

terus terjadi dengan kepemimpinan baru yang

mendorong penguatan investasi.

Tabel 7. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Menurut ADB, Tahun 2017-2019 (YoY)

Pertumbuhan PDB (%)

Perkiraan

2017 2018 2019

Asia 6,1 6,0 5,9 Asia Timur 6,3 6,0 5,8

Tiongkok 6,9 6,6 6,4 Jepang 1,7 1,1 1,0

Asia Selatan 6,5 7,0 7,2 India 6,7 7,3 7,6

Kawasan Sub-Sahara Afrika diproyeksikan tumbuh meningkat dari 2,8 persen pada tahun 2017 menjadi 3,4 persen pada tahun 2018 dan 3,8 persen tahun 2019.

Perekonomian kawasan Amerika Latin diperkirakan tumbuh dari 1,3 persen pada tahun 2017 meningkat menjadi 1,6 persen pada tahun 2018 dan lebih lanjut terus meningkat pada tahun 2019 sebesar 2,6 persen.

Page 36: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

21

Pertumbuhan PDB (%)

Perkiraan

2017 2018 2019 ASEAN 5,2 5,2 5,2

Indonesia 5,1 5,2 5,3

Filipina 6,7 6,8 6,9

Thailand 3,9 4,2 4,1

Sumber: Asia Development Outlook Suplement Juli 2018

Risiko Global

Pada triwulan II tahun 2018, risiko global cenderung

lebih kepada risiko negatif baik dalam jangka pendek

maupun jangka panjang. Risiko keuangan menjadi

sorotan seiring dengan ekspektasi kebijakan

moneter, tensi perdagangan, dan ketidakpastian

politik yang meningkat. Tingkat inflasi di AS yang

menguat juga memberikan ekspektasi terhadap

peningkatan suku bunga AS yang memicu aliran

modal keluar dari negara-negara berkembang.

Selain itu, koordinasi antar pemangku kebijakan di

Tiongkok untuk menurunkan pertumbuhan kredit

meningkatkan risiko negatif pada aktivitas ekonomi.

Risiko positif dalam periode ke depan masih

tertutupi secara dominan oleh risiko negatif.

Tendensi risiko masih lebih berat kepada risiko

negatif pada triwulan II tahun 2018. Namun

demikian, peningkatan harga komoditas yang masih

terjadi masih mendorong pertumbuhan negara-

negara berkembang khususnya pengekspor

komoditas. Kebijakan pengetatan moneter yang

masih ditunda karena tekanan inflasi rendah juga

menjadi salah satu risiko positif pada triwulan II

tahun 2018.

Risiko pada triwulan II tahun 2018 memiliki tendensi pada risiko negatif yang lebih besar.

Peningkatan harga komoditas yang masih terjadi masih mendorong pertumbuhan negara-negara berkembang khususnya pengekspor komoditas.

Page 37: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

22

Page 38: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

23

Page 39: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

24

Page 40: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

25

PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Perekonomian Indonesia pada triwulan II tahun

2018 mampu tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY),

lebih tinggi dibandingkan triwulan II tahun 2017

maupun triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar

5,0 persen (YoY) dan 5,1 persen (YoY). Pertumbuhan

tersebut dipengaruhi perekonomian global yang

mengalami peningkatan, meskipun melambat dari

triwulan sebelumnya. Dari sisi domestik, kinerja

tersebut dipengaruhi oleh membaiknya konsumsi

masyarakat, meningkatnya konsumsi pemerintah

dan terjaganya ekspor barang dan jasa.

Gambar 4. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2015-Triwulan II Tahun 2018 (persen)

Sumber: Badan Pusat Statistik

Dari sisi lapangan usaha, Industri Pengolahan yang

merupakan sektor dengan proporsi terbesar

terhadap PDB tumbuh sebesar 4,0 persen (YoY).

Pertumbuhan tersebut melambat dari triwulan

sebelumnya yang tumbuh 4,6 persen (YoY), namun

tumbuh lebih cepat dari triwulan II tahun 2017 yang

besarnya 3,5 persen (YoY). Kinerja ini dipengaruhi

oleh melambatnya kinerja beberapa industri utama,

seperti industri Makanan dan Minuman.

4,84,7 4,8

5,2

4,9

5,2

5,04,9

5,0 5,0 5,15,2

5,1

5,3

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2015 2016 2017 2018

Perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY) pada triwulan II tahun 2018.

Industri Pengolahan tumbuh sebesar 4,0 persen (YoY).

Page 41: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

26

(i) Industri Makan dan Minuman tumbuh sebesar 8,7

persen (YoY), melambat dari triwulan I tahun 2018

yang tumbuh sebesar 12,8 persen (YoY), namun

meningkat dari triwulan II tahun 2017 yang tumbuh

sebesar 6,5 persen (YoY). Kinerja ini didorong oleh

peningkatan produksi minyak kelapa sawit (CPO).

(ii) Industri Alat Angkutan tumbuh sebesar 3,1

persen (YoY), melambat dari triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 5,8 persen (YoY), namun lebih

tinggi dari pertumbuhan triwulan II tahun 2017 yang

masing besarnya 0,6 persen (YoY). Pertumbuhan ini

dipengaruhi oleh peningkatan produksi motor.

(iii) Industri Tekstil dan Pakaian Jadi tumbuh sebesar

6,4 persen (YoY), melambat dari triwulan

sebelumnya yang besarnya 7,4 persen (YoY), namun

lebih cepat dari triwulan II tahun 2017 yang tumbuh

sebesar 3,8 persen (YoY). (iv) Industri Batubara dan

Pengilangan Migas tumbuh sebesar 0,3 persen

(YoY), relatif sedikit menurun dari triwulan I tahun

2018 yang tumbuh sebesar 0,4 persen (YoY), namun

tumbuh lebih cepat dari triwulan yang sama tahun

sebelumnya. Pertumbuhan Industri Batubara dan

Pengilangan Migas tersebut didukung oleh

peningkatan produksi kilang bahan bakar minyak

(BBM).

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan pada triwulan

II tahun 2018 tumbuh sebesar 4,8 persen (YoY), lebih

cepat dari triwulan sebelumnya maupun triwulan II

tahun 2017 yang masing-masing besarnya 3,2

persen (YoY) dan 3,3 persen (YoY). Kinerja tersebut

didorong oleh Pertanian, Peternakan, Perburuan

dan Jasa Pertanian yang tumbuh sebesar 5,0 persen

(YoY) seiring dengan meningkatnya produksi

tanaman pangan dan tanaman holtikultura seiring

dengan adanya panen raya. Sementara itu,

Perikanan tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY),

melambat dari triwulan I tahun 2018 yang sebesar

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan tumbuh lebih cepat yaitu sebesar 4,8 persen (YoY).

Page 42: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

27

5,5 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017

yang tumbuh sebesar 6,4 persen (YoY). Kinerja

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan pada triwulan

II tahun 2018 tersebut dipengaruhi oleh faktor

musiman.

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor tumbuh sebesar 5,2 persen (YoY)

pada triwulan II tahun 2018. Pertumbuhan tersebut

lebih cepat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 4,9 persen (YoY) maupun triwulan II

tahun 2017 yang sebesar 3,5 persen (YoY). Kinerja

tersebut dipengaruhi oleh Perdagangan Besar dan

Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor yang

tumbuh sebesar 5,4 persen atau lebih cepat dari

triwulan sebelumnya maupun triwulan II tahun

2017. Sementara itu, Perdagangan Mobil, Sepeda

Motor dan Reparasinya tumbuh sebesar 4,4 persen

(YoY), melambat dari triwulan sebelumnya yang

besarnya 5,9 persen (YoY) namun lebih cepat dari

triwulan II tahun 2017 yang besarnya 3,5 persen

(YoY). Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor tersebut didorong oleh

peningkatan produksi dan impor.

Pada triwulan II tahun 2018, Konstruksi tumbuh

sebesar 5,7 persen (YoY), melambat dari triwulan I

tahun 2018 yang sebesar 7,4 persen (YoY) maupun

triwulan II tahun 2017 yang sebesar 6,9 persen

(YoY). Kinerja ini dipengaruhi oleh realisasi

pengadaan semen dan peningkatan pendapatan

beberapa perusahaan konstruksi BUMN serta

peningkatan indeks nilai konstruksi.

Sektor Informasi dan komunikasi tumbuh sebesar

6,1 persen (YoY), melambat dibandingkan triwulan I

tahun 2018 maupun triwulan II tahun 2017 yang

tumbuh sebesar 8,5 persen (YoY) dan 11,1 persen

(YoY). Sementara itu, Transportasi dan Pergudangan

Konstruksi tumbuh melambat yaitu sebesar 5,7 persen (YoY).

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh lebih cepat dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Page 43: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

28

tumbuh sebesar 8,6 persen (YoY), relatif tidak

berbeda dari triwulan sebelumnya, namun sedikit

lebih lambat dari triwulan II tahun 2017 yang

sebesar 8,8 persen (YoY). Kinerja Transportasi dan

Pergudangan pada triwulan II tahun 2018

dipengaruhi oleh adanya penambahan frekuensi

perjalanan dan dioperasikannya layanan pendukung

baru masa lebaran.

Pada triwulan II tahun 2018, Pertambangan dan

Penggalian tumbuh sebesar 2,2 persen (YoY), lebih

tinggi dari triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II

tahun 2017 yang masing-masing sebesar 0,7 persen

(YoY) dan 2,1 persen (YoY). Hal ini didorong oleh

meningkatnya produksi kilang bahan bakar minyak

(BBM).

Tabel 8. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2017–Triwulan II Tahun 2018 Menurut Lapangan Usaha (YoY)

Uraian 2017 2018

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7,1 3,2 2,8 2,2 3,3 4,8

Pertambangan dan Penggalian -1,2 2,1 1,8 0,1 0,7 2,2

Industri Pengolahan 4,3 3,5 4,8 4,5 4,6 4,0

Pengadaan Listrik dan Gas 1,6 -2,5 4,9 2,3 3,3 7,6

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

4,4 3,7 4,8 5,5 3,6 3,9

Konstruksi 6,0 6,9 7,0 7,2 7,4 5,7

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

4,6 3,5 5,2 4,5 4,9 5,2

Transportasi dan Pergudangan 8,1 8,8 8,9 8,2 8,6 8,6

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,3 5,7 5,7 5,5 5,5 5,7

Informasi dan Komunikasi 10,5 11,1 8,8 9,0 8,5 6,1

Jasa Keuangan dan Asuransi 6,0 5,9 6,2 3,8 4,3 3,0

Real Estate 3,7 3,7 3,6 3,7 3,2 3,1

Jasa Perusahaan 6,8 8,2 9,4 9,2 8,0 8,9

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

0,2 0,0 0,7 6,9 5,8 7,2

Jasa Pendidikan 4,0 0,9 3,6 5,9 4,8 4,9

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,1 6,3 7,5 6,3 6,1 7,1

Jasa lainnya 7,9 8,5 9,3 8,9 8,4 9,2

Produk Domestik Bruto 5,0 5,0 5,1 5,2 5,1 5,3

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pertambangan dan Penggalian tumbuh sebesar 2,2 persen (YoY).

Informasi dan komunikasi serta Transportasi dan Pergudangan tumbuh sebesar 6,1 persen (YoY) dan 8,6 persen (YoY).

Page 44: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

29

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tumbuh sebesar

7,1 persen (YoY), lebih cepat dari triwulan I tahun

2018 yang besarnya 6,1 persen (YoY) maupun

triwulan II tahun 2017 yang besarnya 6,3 persen

(YoY). Sementara itu, Jasa Keuangan dan Asuransi

tumbuh sebesar 3,0 persen (YoY), melambat dari

triwulan I tahun 2018 yang besarnya 4,3 persen

(YoY) dan triwulan II tahun 2017 yang tumbuh

sebesar 5,9 persen (YoY).

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh

sebesar 5,7 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan

triwulan I tahun 2018 yang besarnya 5,5 persen

(YoY) namun relatif tidak berubah dibandingkan

dengan triwulan II tahun 2017. Sementara itu, real

estate tumbuh sebesar 3,1 persen (YoY), melambat

dari triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II tahun

2018 yang masing-masing besarnya 3,2 persen (YoY)

dan 3,7 persen (YoY). Pengadaan Listrik dan Gas

tumbuh sebesar 7,6 persen (YoY), meningkat

signifikan dari pertumbuhan triwulan I tahun 2018

yang sebesar 3,3 persen (YoY) maupun triwulan II

tahun 2017 yang tumbuh negatif sebesar -2,5 persen

(YoY).

Jasa Pendidikan tumbuh sebesar 4,9 persen (YoY)

pada triwulan II tahun 2018, lebih tinggi dari

triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 4,8 dan

meningkat signifikan dari triwulan II tahun 2017

yang tumbuh sebesar 0,9 persen (YoY). Jasa

Perusahaan tumbuh sebesar 8,9 persen (YoY), lebih

tinggi dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh

sebesar 8,0 persen (YoY) maupun triwulan II tahun

2017 yang tumbuh sebesar 8,2 persen (YoY).

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan Makan Minum serta Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 7,1 persen (YoY) dan 3,0 persen (YoY).

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Real estate; dan Pengadaan Listrik dan Gas tumbuh masing-masing sebesar 5,7 persen (YoY); 3,1 persen (YoY); dan 7,6 persen (YoY).

Jasa Pendidikan dan Jasa Perusahaan masing-masing tumbuh sebesar 4,9 persen (YoY) dan 8,9 persen (YoY) pada triwulan II tahun 2018.

Page 45: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

30

Di sisi lain, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan sosial tumbuh sebesar 7,2 persen (YoY)

pada triwulan II tahun 2018, meningkat dari

triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,8 persen (YoY)

dan triwulan II tahun 2017 yang tumbuh negatif.

Dari sisi pengeluaran, Konsumsi Rumah Tangga yang

menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi,

tumbuh sebesar 5,1 persen (YoY). Kinerja tersebut

membaik dari triwulan I tahun 2018 maupun

triwulan II tahun 2017 yang masing-masing tumbuh

sebesar 4,9 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut

didorong oleh cairnya tunjangan hari raya,

tunjangan gaji dan tunjangan kinerja pada triwulan

II tahun 2018. Selain itu, juga didukung oleh

meningkatnya bantuan sosial tunai pemerintah yang

tumbuh sebesar 61,7 persen, lebih cepat

dibandingkan triwulan II tahun 2017 yang tumbuh

sebesar 18,6 persen.

Makanan dan Minuman Selain Restoran yang

merupakan komponen terbesar Pengeluaran

Konsumsi Rumah Tangga tumbuh lebih tinggi pada

triwulan II tahun 2018. Transportasi dan Komunikasi

yang merupakan komponen terbesar kedua dalam

Konsumsi Rumah Tangga juga tumbuh lebih tinggi.

Perumahan dan Perlengkapan Rumah Tangga

tumbuh lebih tinggi yaitu sebesar 4,8 persen (YoY).

Tabel 9. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2017–Triwulan II Tahun 2018 (Persen) Menurut Jenis Pengeluaran (YoY)

Jenis Pengeluaran 2017 2018

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 4,9 4,9 4,9 5,0 4,9 5,1

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 8,1 8,5 6,0 5,2 8,1 8,7

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2,7 -1,9 3,5 3,8 2,7 5,3

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 4,8 5,3 7,1 7,3 7,9 5,9

Ekspor Barang dan Jasa 8,4 2,8 17,0 8,5 6,1 7,7

Dikurangi Impor Barang dan Jasa 4,8 0,2 15,5 11,8 12,7 15,2

Produk Domestik Bruto 5,0 5,0 5,1 5,2 5,1 5,3

Sumber : Badan Pusat Statistik

Konsumsi Rumah Tangga yang menjadi sumber utama pertumbuhan PDB tumbuh sebesar 5,1 persen (YoY).

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan sosial tumbuh sebesar 7,2 persen (YoY).

Page 46: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

31

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh

sebesar 5,9 persen (YoY) atau melambat dari

triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 7,9

persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang

tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY). Pertumbuhan ini

didorong oleh hampir seluruh jenis barang modal

kecuali Produk Kekayaan Intelektual. Selain itu,

pembangunan infrastruktur yang berlangsung di

beberapa daerah, baik pembangunan baru maupun

lanjutan dari pembangunan periode sebelumnya

memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan

PMTB.

Investasi bangunan tumbuh sebesar 5,0 persen

(YoY), melambat dari triwulan I tahun 2018 yang

besarnya 6,2 persen (YoY) dan dari triwulan II tahun

2017 yang besarnya 6,1 persen (YoY). Mesin dan

Perlengkapan tumbuh sebesar 22,7 persen (YoY),

sedikit melambat dari triwulan I tahun 2018 yang

besarnya 23,7 persen (YoY), namun meningkat

signifikan dibandingkan triwulan II tahun 2017 yang

tumbuh negatif yaitu -2,2 persen (YoY).

Pertumbuhan investasi berupa Mesin dan

Perlengkapan seiring dengan meningkatnya

produksi domestik dan impor.

Konsumsi Pemerintah pada triwulan II tahun 2018

tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY), meningkat cukup

signifikan dari triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 2,7 persen (YoY) maupun triwulan II tahun

2017 yang tumbuh negatif yaitu sebesar -1,9 persen

(YoY). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya

realisasi belanja bantuan sosial dan barang, yaitu

masing-masing meningkat sebesar 67,6 persen (YoY)

dan 8,0 persen (YoY).

Konsumsi Pemerintah pada triwulan II tahun 2018 meningkat cukup signifikan .

PMTB tumbuh sebesar 5,9 persen (YoY) atau melambat dari triwulan sebelumnya.

Page 47: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

32

Ekspor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 7,7 persen

(YoY), lebih cepat dibandingkan triwulan I tahun

2018 dan triwulan II tahun 2017 yang masing-masing

besarnya 6,1 persen (YoY) dan 2,8 persen (YoY).

Pertumbuhan yang lebih cepat ini didorong oleh

meningkatnya nilai dan volume baik ekspor

nonmigas maupun migas. Hal ini terutama

dipengaruhi oleh harga komoditas yang masih

meningkat serta perekonomian negara mitra

dagang utama yang tumbuh positif.

Impor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 15,2 persen

(YoY), lebih tinggi dari triwulan I tahun 2018 yang

tumbuh sebesar 12,7 persen (YoY) maupun triwulan

II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 0,2 persen (YoY).

Impor Barang tumbuh sebesar 17,0 persen (YoY),

meningkat dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh

sebesar 13,1 persen (YoY) dan triwulan II tahun 2017

yang tumbuh sebesar 0,2 persen (YoY). Peningkatan

ini didorong oleh peningkatan impor migas yang

tumbuh sebesar 7,1 persen (YoY) maupun impor

nonmigas yang tumbuh sebesar 19,4 persen (YoY).

Di sisi lain, impor Jasa tumbuh sebesar 4,3 persen

(YoY), melambat dari triwulan I tahun 2018 yang

tumbuh sebesar 9,7 persen (YoY), meskipun lebih

tinggi dari triwulan II tahun 2017 yang tumbuh 0,5

persen (YoY). Pertumbuhan tersebut seiring dengan

meningkatnya impor jasa angkutan untuk ekspor

dan impor barang. Selain itu, terjadi peningkatan

jumlah wisatawan nasional dan devisa yang keluar.

Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani

Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh sebesar 8,7 persen

(YoY) pada triwulan II tahun 2018, lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,1

persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang

tumbuh sebesar 8,5 persen (YoY). Pertumbuhan ini

dipengaruhi oleh kegitan pemilihan kepala daerah

Ekspor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 7,7 persen (YoY).

Impor Barang dan Jasa

tumbuh sebesar 15,2 persen (YoY) .

Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh 8,7 persen (YoY) .

Page 48: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

33

(PILKADA) serentak di 17 provinsi, 39 kota dan 115

kabupaten; kegiatan persiapan pemilihan umum

(PEMILU) legislatif dan presiden 2019; serta aktivitas

partai politik berskala nasional.

Perkembangan Ekonomi Daerah

Pada triwulan II tahun 2018, seluruh pulau

mengalami pertumbuhan positif dengan rata-rata

pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Maluku dan

Papua. Rata-rata pertumbuhan Maluku dan Papua,

Sulawesi, dan Jawa diatas rata-rata pertumbuhan 34

provinsi di Indonesia. Sementara itu, rata-rata

pertumbuhan wilayah yang lain lebih rendah.

Gambar 5. Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi di Enam Pulau Besar Indonesia pada Triwulan I Tahun 2017-Triwulan II Tahun 2018 (Persen)

Sumber : Badan Pusat Statistik

Perekonomian Maluku dan Papua rata-rata tumbuh

sebesar 18,2 persen (YoY), tumbuh lebih cepat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 16,9 persen (YoY) dan triwulan II tahun 2017

yang tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY). Sementara

itu, Sulawesi rata-rata tumbuh sebesar 6,7 persen

(YoY), lebih rendah dari triwulan I tahun 2018 yang

tumbuh sebesar 6,8 persen (YoY) meskipun lebih

tinggi dari triwulan II tahun 2017 yang tumbuh

sebesar 6,6 persen (YoY).

4,1 5,7 2,9 5,0 6,9 4,44,2 5,5 3,4 4,4 6,6 5,34,4 5,7 5,3 4,6 6,9 4,44,4 5,6 3,2 3,4 7,5 5,44,3 5,7 3,8 3,3 6,8 16,94,7 5,7 3,8 3,3 6,7 18,2

Sumatera Jawa Bali dan NusaTenggara

Kalimantan Sulawesi Maluku dan Papua

2017 Q1 2017 Q2 2017 Q3 2017 Q4 2018 Q1 2018 Q2

Pada triwulan II tahun 2018, seluruh pulau mengalami pertumbuhan positif.

Rata-rata pertumbuhan ekonomi di Maluku dan Papua serta Sulawesi pada triwulan II tahun 2018, masing-masing sebesar 18,2 persen (YoY) dan 6,7 persen (YoY).

Page 49: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

34

Rata-rata pertumbuhan ekonomi di Jawa sebesar 5,7

persen (YoY), relatif tidak berubah dari triwulan

sebelumnya namun lebih tinggi dari triwulan II tahun

2017 yang tumbuh sebesar 5,5 persen (YoY).

Sementara itu, Sumatera tumbuh sebesar 4,7 persen

(YoY), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya maupun

triwulan II tahun yang tumbuh masing-masing

sebesar 4,3 persen (YoY) dan 4,2 persen (YoY).

Bali dan Nusa Tenggara tumbuh sebesar 3,8 persen

(YoY), relatif tidak berubah dari triwulan

sebelumnya namun lebih tinggi dari triwulan II tahun

2017 yang besarnya 3,4 persen (YoY). Sementara itu,

rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kalimatan

adalah sebesar 3,3 persen (YoY), relatif tidak

berubah dari triwulan sebelumnya namun lebih

rendah dari triwulan II tahun 2017 yang besarnya 4,4

persen (YoY).

Tabel 10. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2017-2018

Pertumbuhan (%, YoY) Proporsi terhadap Pulau (%)

2017 2018 2017 2018

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

DKI Jakarta 6,5 6,1 6,4 5,9 6,0 5,9 29,8 29,6 29,7 30,1 29,9 29,8 Jawa Barat 5,3 5,3 5,2 5,3 6,0 5,6 22,1 22,3 22,0 21,9 22,1 22,3 Jawa Tengah 5,3 5,2 5,2 5,4 5,4 5,5 14,8 14,7 14,7 14,5 14,7 14,7 DI Yogyakarta 5,2 5,2 5,4 5,3 5,4 5,9 1,5 1,4 1,5 1,5 1,5 1,4 Jawa Timur 5,4 5,1 5,6 5,7 5,5 5,6 24,9 24,9 25,1 24,9 24,8 24,8 Banten 5,9 5,5 5,6 5,7 5,9 5,6 7,0 7,0 6,9 7,1 7,0 6,9 Jawa 5,7 5,5 5,7 5,6 5,7 5,7 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat merupakan

provinsi dengan proporsi perekonomian terbesar di

Jawa. Proporsi perekonomian DKI Jakarta terhadap

Jawa pada triwulan II tahun 2018 adalah sebesar

29,8 persen. Pada triwulan II tahun 2018, DKI Jakarta

yang merupakan kontributor utama perekonomian

Jawa tumbuh sebesar 5,9 persen (YoY).

Pertumbuhan tersebut melambat dari triwulan I

tahun 2018 yang besarnya 6,0 persen (YoY) maupun

triwulan II tahun 2017 yang besarnya 6,1 persen

DKI Jakarta yang merupakan kontributor utama perekonomian Jawa tumbuh sebesar 5,9 persen (YoY).

Rata-rata pertumbuhan ekonomi di Jawa dan Sumatera pada triwulan II tahun 2018, masing-masing adalah 5,7 persen (YoY) dan 4,7 persen (YoY).

Bali dan Nusa Tenggara serta Kalimatan pada triwulan II tahun 2018 rata-rata tumbuh 3,8 persen (YoY) dan 3,3 persen (YoY).

Page 50: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

35

(YoY). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ini

dipengaruhi oleh Konstruksi dan Industri

Pengolahan yang tumbuh melambat. Sementara itu,

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor tumbuh lebih cepat.

Tabel 11. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Sumatera Tahun 2017-2018

Pertumbuhan (%, YoY) Proporsi terhadap Pulau (%)

2017 2018 2017 2018

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Aceh 3,8 4,5 4,8 3,6 3,3 5,7 4,9 4,9 4,9 4,9 4,8 4,9 Sumatra Utara 4,5 5,1 5,2 5,6 4,7 5,3 22,8 22,8 22,8 23,0 22,9 22,6 Sumatra Barat 5,0 5,4 5,4 5,4 4,7 5,1 7,2 7,2 7,1 7,2 7,2 7,1 Riau 2,8 2,5 2,9 2,6 2,9 2,4 23,8 23,3 23,2 24,0 23,2 23,4 Jambi 4,2 4,3 4,8 5,2 4,6 4,7 6,4 6,3 6,3 6,5 6,5 6,4 Sumatra Selatan 5,2 5,3 5,6 5,9 5,9 6,1 12,6 12,9 13,1 12,6 12,9 13,0 Bengkulu 5,2 5,3 4,9 4,6 5,1 5,1 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 Lampung 5,1 5,0 5,2 5,3 5,1 5,4 10,3 10,6 10,6 9,6 10,4 10,5 Kep. Bangka Belitung 6,4 5,2 3,6 2,9 2,5 4,5 2,4 2,4 2,3 2,3 2,3 2,3 Kepulauan Riau 2,0 1,1 2,4 2,6 4,5 4,5 7,7 7,6 7,6 7,8 7,8 7,8

Sumatera 4,1 4,2 4,4 4,4 4,3 4,7 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Riau, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan

memiliki proporsi terbesar pada perekonomian

Sumatera yaitu masing-masing sebesar 23,4 persen,

22,6 persen dan 13,0 persen. Pada triwulan II tahun

2018, Sumatera Utara yang merupakan

penyumbang utama perekonomian Sumatera

tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY). Pertumbuhan

tersebut relatif lebih tinggi dari triwulan sebelumnya

maupun triwulan II tahun 2017 yang besarnya 4,7

persen (YoY) dan 5,1 persen (YoY). Kinerja tersebut

dipengaruhi oleh Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan serta Kontruksi yang tumbuh sedikit lebih

tinggi. Selain itu, didukung oleh pertumbuhan

Pertambangan dan Penggalian serta Industri

Pengolahan yang tetap terjaga.

Sumatera Utara yang merupakan penyumbang utama perekonomian Sumatera tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY)

Page 51: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

36

Tabel 12. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Kalimantan Tahun 2017-2018

Pertumbuhan (%, YoY) Proporsi terhadap Pulau (%)

2017 2018 2017 2018

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Kalimantan Barat 4,9 4,8 5,1 5,8 5,1 5,2 15,6 15,3 15,9 15,8 15,8 15,4 Kalimantan Tengah 9,5 6,1 6,1 5,3 4,6 5,7 11,3 11,0 11,1 11,2 11,4 11,3 Kalimantan Selatan 5,3 5,0 6,4 4,5 5,1 4,6 13,3 14,3 14,6 14,0 13,5 14,3 Kalimantan Timur 3,9 3,6 3,5 1,6 1,8 1,8 53,0 52,5 51,7 52,0 52,4 52,0 Kalimantan Utara 6,2 6,5 6,6 7,0 5,6 4,6 6,8 6,8 6,8 7,0 7,0 7,0 Kalimantan 5,0 4,4 4,6 3,4 3,3 3,3 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Kalimantan Timur memiliki proporsi sebesar 52,0

persen terhadap perekonomian Kalimantan, atau

yang paling tinggi. Pada triwulan II tahun 2018,

Kalimantan Timur tumbuh sebesar 1,8 persen (YoY),

relatif tidak berubah dari triwulan sebelumnya,

namun melambat dari triwulan II tahun 2017 yang

tumbuh sebesar 3,6 persen (YoY). Pertumbuhan

tersebut dipengaruhi oleh Pertambangan dan

Penggalian yang relatif terkontraksi serta Industri

Pengolahan yang melambat meskipun Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan yang tumbuh lebih cepat.

Tabel 13. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Sulawesi Tahun 2017-2018

Pertumbuhan (%, YoY) Proporsi terhadap Pulau (%)

2017 2018 2017 2018

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Sulawesi Utara 6,4 5,8 6,5 6,5 6,6 5,8 12,7 12,8 12,9 13,8 12,5 12,4 Sulawesi Tengah 4,0 6,6 8,7 9,2 6,5 6,0 16,0 16,1 15,5 16,0 16,1 16,1 Sulawesi Selatan 7,7 6,8 6,7 7,8 7,4 7,4 49,9 49,7 50,3 48,4 50,2 50,2 Sulawesi Tenggara 7,8 6,9 6,6 6,1 5,8 6,1 12,5 12,8 12,6 12,9 12,5 12,6 Gorontalo 7,4 6,6 5,2 7,8 6,1 7,5 4,3 4,0 4,1 4,0 4,2 4,0 Sulawesi Barat 7,7 5,3 7,1 6,6 5,5 6,6 4,7 4,6 4,6 4,9 4,7 4,7 Sulawesi 6,9 6,6 6,9 7,5 6,8 6,7 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Sulawesi Selatan memiliki proporsi perekonomian

terbesar di Sulawesi, yaitu mencapai 50,2 persen.

Pada triwulan II tahun 2018, Sulawesi Selatan

tumbuh sebesar 7,4 persen (YoY), relatif tidak

berubah dari triwulan sebelumnya, namun tumbuh

lebih cepat dibandingkan triwulan II tahun 2017

yang tumbuh sebesar 6,8 persen (YoY).

Pertumbuhan tersebut didukung oleh Pertanian,

Sulawesi Selatan sebagai penyumbang terbesar perekonomian Sulawesi tumbuh sebesar 7,4 persen (YoY).

Kalimantan Timur yang merupakan penyumbang terbesar perekonomian Kalimantan tumbuh sebesar 1,8 persen (YoY).

Page 52: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

37

Kehutanan, dan Perikanan serta Perdagangan Besar

dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang

tumbuh lebih cepat.

Tabel 14. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara Tahun 2017-2018

Pertumbuhan (%, YoY) Proporsi terhadap Pulau (%)

2017 2018 2017 2018

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Bali 6,2 6,0 6,2 4,0 5,6 6,1 50,8 50,4 48,9 50,2 51,5 51,0

Nusa Tenggara Barat -3,2 -1,5 4,2 0,6 0,1 -0,8 28,1 28,6 30,3 28,1 27,4 27,8

Nusa Tenggara Timur 5,1 5,3 5,0 5,3 5,1 5,2 21,1 21,1 20,8 21,7 21,1 21,2

Bali dan Nusa Tenggara 2,9 3,4 5,3 3,2 3,8 3,8 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Bali merupakan provinsi dengan proporsi

perekonomian terbesar di Bali dan Nusa Tenggara,

yaitu mencapai sebesar 51,0 persen. Pada triwulan II

tahun 2018, Bali tumbuh sebesar 6,1 persen (YoY),

lebih cepat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 5,6 persen (YoY) maupun triwulan II tahun

2017 yang tumbuh sebesar 6,0 persen (YoY). Kinerja

tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum serta

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang relatif

terjaga, meskipun relatif melambat.

Tabel 15. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara Tahun 2017-2018

Pertumbuhan (%, YoY) Proporsi terhadap Pulau (%)

2017 2018 2017 2018

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Maluku 6,6 5,8 5,8 5,1 5,3 5,5 12,9 12,6 11,5 10,9 11,7 11,0 Maluku Utara 7,6 7,0 7,8 8,3 7,9 7,3 10,3 10,1 9,4 8,8 9,7 9,4 Papua Barat 3,6 2,1 3,8 6,3 5,9 12,8 23,4 21,5 20,8 20,3 21,4 20,5 Papua 3,7 6,3 3,9 4,8 26,1 24,7 53,3 55,8 58,3 60,0 57,3 59,1 Maluku dan Papua 4,4 5,3 4,4 5,4 16,9 18,2 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Papua memiliki proporsi terbesar bagi

perekonomian Maluku dan Papua, yaitu mencapai

sebesar 59,0 persen. Pada triwulan II tahun 2018,

Papua tumbuh signifikan yaitu mencapai sebesar

24,7 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut sedikit

melambat dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh

sebesar 26,1 persen (YoY), namun masih lebih tinggi

Papua memiliki proporsi terbesar bagi perekonomian Maluku dan Papua.

Bali tumbuh lebih cepat yaitu sebesar 6,1 persen (YoY).

Page 53: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

38

dari periode yang lain sejak tahun 2013.

Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh

Pertambangan dan Penggalian yang tetap tumbuh

meskipun melambat, serta Konstruksi yang tumbuh

signifikan.

Indeks Tendensi Konsumen dan Indeks Tendensi Bisnis

Indeks Tendensi Konsumen

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) pada triwulan II

tahun 2018 adalah sebesar 125,4 lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya yang besarnya 103,8. Hal ini

menunjukkan kondisi ekonomi masyarakat yang

meningkat dengan optimisme yang lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut

didorong oleh meningkatnya pendapatan rumah

tangga dengan nilai indeks sebesar 133,4, dan

meningkatnya volume konsumsi rumah tangga

dengan nilai indeks sebesar 132,4. Daya beli

konsumen yang dilihat dari indeks pengaruh inflasi

terhadap pengeluaran rumah tangga yang besarnya

112,9 menunjukkan bahwa inflasi selama triwulan II

tahun 2018 tidak terlalu berpengaruh terhadap

pengeluaran rumah tangga.

Tabel 16. Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Tahun 2017–Triwulan II Tahun 2018 Menurut Sektor dan Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk 2017 2018

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Pendapatan rumah tangga 100,3 116,5 110,4 106,7 101,4 133,4

Pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan sehari-hari

101,6 109,1 108,7 105,8 103,6 112,9

Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan (daging, ikan, susu, buah-buahan, dll) dan bukan makanan (pakaian, perumahan, pendidikan, transportasi, kesehatan, dan rekreasi)

107,8 123,2 108,9 109,3 110,0 132,4

Indeks Tendensi Konsumen 102,3 115,9 109,4 107,0 103,8 125,4

Sumber: Badan Pusat Statistik

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) sebesar 125,4.

Page 54: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

39

Pada triwulan III tahun 2018, ITK diperkirakan

menurun sebesar 11,4 persen (YoY) menjadi sebesar

97,0 lebih rendah dari triwulan II tahun 2018 yang

sebesar 125,4 maupun triwulan III tahun 2017 yang

109,4. Hal tersebut menunjukkan perkiraan kondisi

ekonomi dan optimisme masyarakat yang menurun

dari triwulan sebelumnya. Perkiraan lebih

rendahnya kondisi ekonomi masyarakat pada

triwulan III tahun 2018 dipengaruhi oleh perkiraan

penurunan pendapatan rumah tangga yaitu dengan

indeks sebesar 97,7 serta berkurangnya rencana

pembelian barang tahan lama, rekreasi, dan

pesta/hajatan dengan nilai indeks sebesar 95,7.

Indeks Tendensi Bisnis

Kondisi bisnis di Indonesia pada triwulan II tahun

2018 terus meningkat dengan nilai ITB sebesar

112,8. Optimisme pelaku bisnis di Indonesia lebih

tinggi dari triwulan sebelumnya dimana nilai ITB

sebesar 106,3. Peningkatan kondisi bisnis tertinggi

terjadi pada lapangan usaha Pengadaan Listrik dan

Gas dengan nilai ITB sebesar 126,8. Sementara itu,

kondisi bisnis terendah terjadi pada lapangan usaha

Real Estate dengan nilai ITB sebesar 102,0. Pada

triwulan III tahun 2018 kondisi bisnis pada seluruh

lapangan usaha diperkirakan meningkat meskipun

dengan tingkat optimisme pelaku bisnis yang lebih

rendah dari triwulan sebelumnya. Perbaikan ini

diperkirakan karena adanya peningkatan order dari

dalam negeri dan peningkatan harga jual.

Pada triwulan III tahun 2018 ITK diperkirakan menurun sebesar 11,4 persen (YoY) menjadi sebesar 97,0.

Kondisi bisnis di Indonesia

pada triwulan II tahun 2018

terus meningkat dengan

optimisme yang lebih tinggi.

Page 55: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

40

Gambar 6. Indeks Tendensi Bisnis Indonesia Triwulan I Tahun 2015-Triwulan II Tahun 2018

Sumber: BPS, diolah

Catatan: ITB berkisar antara 0 sampai dengan 200 dengan indikasi sebagai berikut: a. Nilai ITB < 100 menunjukkan kondisi pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya b. Nilai ITB=100 menunjukkan kondisi bisnis pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan)

dibanding triwulan sebellumnya c. Nilai ITB > 100 menunjukkan kondisi bisnis pada triwulan berjalan lebih baik (meningkat)dibanding

triwulan sebelumnya d. * = Angka perkiraan

Tabel 17. Indeks Tendensi Bisnis Menurut Sektor Triwulan I dan Triwulan II Tahun 2018 Menurut Lapangan Usaha dan Komponen Pembentuknya

No Sektor dalam ITB ITB Trw I-

2018 ITB Trw II-

2018

Komponen Pembentuk ITB Trw II Tahun 2018

Pendapatan Usaha

Penggunaan Kapasitas Produksi/

Usaha

Rata-Rata Jam Kerja

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

109,7 114,0 116,1 111,9 -

2 Pertambangan dan Penggalian 93,2 102,4 107,8 100,0 99,3

3 Industri Pengolahan 107,6 111,3 117,5 116,0 100,3

4 Pengadaan Listrik dan Gas 110,5 126,8 136,4 136,4 107,5

5 Pengadaaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

106,3 124,3 139,7 134,9 98,4

6 Konstruksi 92,2 106,0 109,9 105,0 103,3

7

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

111,2 120,1 139,6 118,2 102,6

103,4105,5 106,0 105,2

99,5

110,2

107,9106,7

103,4

111,6 112,4111,0

106,3

112,8

106,1

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*

2015 2016 2017 2018

Page 56: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

41

No Sektor dalam ITB ITB Trw I-

2018 ITB Trw II-

2018

Komponen Pembentuk ITB Trw II Tahun 2018

Pendapatan Usaha

Penggunaan Kapasitas Produksi/

Usaha

Rata-Rata Jam Kerja

8 Transportasi dan Pergudangan 104,6 126,7 143,9 130,8 105,4

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

102,6 112,4 119,5 116,1 101,7

10 Informasi dan Komunikasi 100,7 110,4 120,0 112,6 98,5

11 Jasa Keuangan 125,3 121,7 135,5 122,4 107,2

12 Real Estat 103,8 102,0 110,6 100,0 95,3

13 Jasa Perusahaan 101,8 109,4 110,5 115,7 102,0

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

111,4 118,2 136,4 145,5 72,7

15 Jasa Pendidikan 107,0 107,6 126,8 102,4 93,5

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

105,8 110,0 114,9 112,6 102,3

17 Jasa Lainnya 104,4 108,4 121,1 102,4 101,6

Indeks Tendensi Bisnis 111,0 112,8 123,0 114,6 100,9

Sumber: Badan Pusat Statistik

Indeks Keyakinan Konsumen

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada akhir

triwulan II tahun 2018 adalah sebesar 128,1 atau

lebih tinggi dari akhir triwulan I tahun 2018 yang

sebesar 121,6. Hal ini menunjukkkan optimisme

konsumen terhadap kondisi ekonomi yang lebih

tinggi dari triwulan sebelumnya. Sementara itu, IKK

pada bulan Juli sebesar 124,8.

Tabel 18. Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Januari – Juli 2018

KETERANGAN 2018

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 126,1 122,5 121,6 122,2 125,1 128,1 124,8

Kenaikan (YoY) (persen) 9,3 6,2 3,8 0,6 1,2 1,7 2,0 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) 114,8 112,2 110,2 110,2 116,1 120,8 115,0

Penghasilan saat ini 124,3 121,1 120,7 121,2 130,8 136,1 127,3 Ketersediaan lapangan kerja 100,7 100,0 96,1 95,5 94,6 97,4 96,8 Ketepatan waktu pembelian barang tahan lama 119,4 115,5 113,9 113,9 123,0 128,9 120,7

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 137,4 132,8 133,0 134,3 134,1 135,4 134,7

Ekspektasi Penghasilan 150,8 145,8 145,6 147,2 147,7 148,6 149,2 Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja 123,4 121,3 118,8 119,3 119,0 122,4 121,6 Ekspektasi Kegiatan Usaha 138,0 131,5 134,5 136,4 135,7 135,3 133,4

Sumber: Bank Indonesia

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada akhir triwulan II tahun 2018 adalah sebesar 128,1 yang menunjukkan optimisme konsumen yang lebih tinggi.

Page 57: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

42

Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) sebesar 120,8 pada

akhir triwulan II tahun 2018, lebih tinggi dari akhir

triwulan I tahun 2018 yang sebesar 110,2.

Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan indeks

penghasilan saat ini dan ketepatan waktu pembelian

barang tahan lama. Hal tersebut menunjukkan

persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat

ini pada akhir triwulan II tahun 2018 menurun dari

akhir triwulan I tahun 2018. Pada Juli 2018 IKE

adalah sebesar 115,0.

Indeks Ekpektasi Konsumen (IEK) pada akhir

triwulan II tahun 2018 adalah sebesar 135,4 atau

lebih tinggi dari triwulan I tahun 2018 yang besarnya

133,0. Kinerja tersebut dipengaruhi oleh

peningkatan semua komponen pembentuknya, yang

menunjukkan bahwa konsumen lebih optimis

terhadap perkiraan kondisi ekonomi ke depan.

Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)

pada akhir triwulan II tahun

2018 adalah sebesar 120,8.

Indeks Ekpektasi Konsumen

(IEK) pada akhir triwulan II

tahun 2018 adalah sebesar

135,4.

Page 58: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

43

Page 59: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

44

Page 60: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

45

PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI

Pertumbuhan Industri Pengolahan

Gambar 7. Pertumbuhan PDB Industri Pengolahan Nonmigas 2011-Triwulan II Tahun 2018 (YoY, persen)

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018), diolah

Pada triwulan II tahun 2018, nilai tambah sektor

industri pengolahan non migas adalah sebesar

Rp648 triliun (harga berlaku), atau tumbuh sebesar

4,41 persen dari triwulan II tahun 2017 (YoY).

Sementara itu, kontribusi industri pengolahan

nonmigas terhadap PDB nasional kembali

mengalami penurunan dari 17,19 persen pada

triwulan II tahun 2017 lalu menjadi 17,16 persen

pada triwulan II tahun 2018.

Secara akumulatif, pada semester I tahun 2018, nilai

tambah sektor industri pengolahan nonmigas adalah

sebesar Rp1.227 triliun (harga berlaku), atau

tumbuh sebesar 4,74 persen dari semester I tahun

2017 (YoY). Meskipun pertumbuhan tersebut lebih

tinggi dibandingkan semester I tahun 2017 (sebesar

4,34 persen), pertumbuhan tersebut belum mampu

untuk membalik tren penurunan kontribusi industri

pengolahan nonmigas. Kontribusi industri

pengolahan nonmigas menurun dari 18,16 persen

pada semester I tahun 2017 menjadi 17,8 persen

pada semester I tahun 2018.

6,17 6,03 5,584,98

4,885,03 5,07

5,17

7,466,98

5,45 5,61

5,05

4,43 4,84

4,74

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 HY-2018

Pertumbuhan PDB Nasional SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR NONMIGAS

PDB industri pengolahan

nonmigas pada triwulan II

tahun 2018 mencapai

Rp.648 triliun (Harga

Berlaku) dan tumbuh

sebesar 4,41 persen (YoY).

PDB industri pengolahan nonmigas pada semester I tahun 2018 mencapai Rp1.227 triliun (harga berlaku) dan tumbuh sebesar 4,74 persen (YoY).

Page 61: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

46

Berdasarkan subsektor industri pengolahan

nonmigas, subsektor karet dan barang dari karet,

kulit dan alas kaki, serta makanan minuman memiliki

pertumbuhan PDB tertinggi pada triwulan II tahun

2018, yaitu masing-masing sebesar 11,85 persen,

11,38 persen, dan 8,67 persen. Pertumbuhan

subsektor karet didorong oleh meningkatnya

produksi karet akibat kenaikan harga karet

dibandingkan dengan periode yang sama pada

tahun 2017. Sementara adanya peningkatan

konsumsi masyarakat sehubungan dengan Hari Raya

Idul Fitri menjadi salah satu pendorong

pertumbuhan industri kulit dan alas kaki.

Secara kumulatif, pada semester I tahun 2018

subsektor makanan minuman, mesin dan

perlengkapan, serta kulit dan alas kaki menjadi

subsektor dengan pertumbuhan terbesar masing-

masing sebesar 10,63 persen, 9,74 persen, dan 8,42

persen (Gambar 8). Pertumbuhan subsektor

makanan dan minuman juga masih menjadi

penyumbang terbesar dari pertumbuhan industri

pengolahan secara total pada semester 1 tahun

2018 (Gambar 9). Peningkatan produksi CPO dan

konsumsi Hari Raya menjadi faktor pendorong

pertumbuhan industri makanan dan minuman.

Sementara itu, pertumbuhan PMTB, menjadi

pendorong pertumbuhan industri mesin dan

perlengkapan sepanjang tahun 2018.

Pada triwulan II tahun 2018, pertumbuhan PDB tertinggi dicapai oleh subsektor karet; kulit dan alas kaki; dan makanan minuman yaitu masing-masing sebesar 11,85 persen, 11,38 persen, dan 8,67 persen.

Pada semester I tahun 2018, pertumbuhan PDB tertinggi dicapai oleh subsektor makanan minuman; mesin dan perlengkapan; dan kulit dan alas kaki; yaitu masing-masing sebesar 10,63 persen, 9,74 persen, dan 8,42 persen.

Page 62: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

47

Gambar 8. Pertumbuhan PDB Subsektor Industri Pengolahan Nonmigas Triwulan II Tahun 2018 (YoY, persen)

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018), diolah

Di sisi lain, subsektor yang mengalami kontraksi

pada semester I tahun 2018 yaitu industri

pengolahan tembakau (-0,65 persen), industri

barang logam (-0,97 persen), industri pengolahan

lainnya (-2,30 persen), industri kimia dan farmasi

(-4,16 persen), dan industri kertas (-4,52 persen).

Pertumbuhan negatif di industri kimia, farmasi dan

obat tradisional dipengaruhi oleh beban bahan baku

impor khususnya di industri kimia yang dipengaruhi

kenaikan harga minyak bumi dan pelemahan nilai

tukar, sehingga menyebabkan produsen industri

kimia hulu memutuskan untuk mengurangi produksi

mereka. Beberapa perusahaan kimia hulu

memutuskan untuk menambahkan kapasitas

produksi mereka untuk mencapai tingkat economics

of scale dengan harga bahan baku saat ini.

-4,52

-4,16

-2,30

-0,97

-0,65

2,67

2,78

3,08

4,44

6,08

6,87

7,34

8,42

9,74

10,63

4,74

Industri Kertas dll

Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Pengolahan Lainnya

Industri Barang Logam dll

Industri Pengolahan Tembakau

Industri Furnitur

Industri Barang Galian bukan Logam

Industri Kayu dll

Industri Alat Angkutan

Industri Logam Dasar

Industri Tekstil dan Pakaian Jadi

Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik

Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki

Industri Mesin dan Perlengkapan

Industri Makanan dan Minuman

SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR NONMIGAS

Pada semester I tahun 2018, lima subsektor industri pengolahan nonmigas mengalami pertumbuhan negatif.

Page 63: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

48

Gambar 9. Komposisi Pertumbuhan PDB Subsektor Industri Pengolahan Nonmigas Triwulan II

Tahun 2018

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018), diolah

Perkembangan Penjualan Komoditas Industri Utama

Data penjualan mobil dan motor merupakan

indikator yang digunakan untuk mengetahui kondisi

daya beli masyarakat kelas menengah atas dan

kelas menengah bawah. Sementara itu data

penjualan semen merupakan indikator yang

menunjukkan kondisi pembangunan di Indonesia.

Gambar 10. Produksi Mobil Triwulan I Tahun 2016–Triwulan II Tahun 2018

Sumber: GAIKINDO 2018, diolah

3,52 0,460,43

0,290,26

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

Makanan &Minum

Alat Angkut Tekstil Karet Logam Dasar Lainnya MANUFAKTURNon-MIGAS

294.473

4,77

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Produksi mobil (unit, sb.kiri) Pertumbuhan (y-o-y,%,sb.kanan)

Page 64: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

49

Produksi mobil pada triwulan II tahun 2018

mencapai 261.615 unit, atau mengalami kenaikan

sebesar 4,77 persen dibandingkan dengan triwulan

II tahun 2017. Kenaikan produksi tersebut didorong

oleh kenaikan produksi truk lebih besar dari 24 ton

(79,01 persen) dan bus 5-24 ton (49,46 persen).

Sementara secara akumulatif, hingga Juni 2018 ini

produksi mobil di Indonesia mencapai 624.408 unit

atau meningkat 4,50 dibandingkan semester 1

tahun 2017.

Gambar 11. Penjualan Mobil Triwulan I Tahun 2016–Triwulan II Tahun 2018

Penjualan mobil pada triwulan II tahun 2018

mencapai 261.615 unit, atau mengalami kenaikan

sebesar 4,75 persen dibandingkan dengan triwulan

II tahun 2017. Kenaikan penjualan mobil ini

didorong oleh kenaikan penjualan mobil truk lebih

dari 24 ton (48,60 persen) dan truk antara 5-24 ton

(27,77 persen). Secara kumulaitf, penjualan mobil

hingga Juni 2018 mencapai 553.779 unit, meningkat

3,79 persen dibandingkan penjualan mobil pada

periode yang sama pada tahun 2017. Kenaikan

produksi dan penjualan untuk kedua jenis tersebut

sejalan dengan meningkatnya aktivitas perusahaan

pertambangan yang masih melakukan investasi

untuk kendaraan pada triwulan ini.

Produksi mobil di triwulan II tahun 2018 mencapai 261.615 unit atau naik sebesar 4,77 persen dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017.

261.615

4,8

-25,0-20,0-15,0-10,0-5,00,05,010,015,020,0

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Penjualan Mobil (Unit, sb. kiri)

Pertumbuhan Penjualan Mobil (persen, sb. kanan, y-on-y)

Penjualan mobil pada triwulan II tahun 2018 mencapai 261.615 unit atau meningkat sebesar 4,75 persen dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017.

Page 65: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

50

Gambar 12. Penjualan Motor Triwulan I Tahun 2016-Triwulan II Tahun 2018

Sumber: GAIKINDO dan ASTRA 2018, diolah

Penjualan motor tumbuh positif pada triwulan II

2018, melanjutkan tren pertumbuhan positif sejak

triwulan pertama tahun 2018. Penjualan motor

mencapai 1,55 juta atau tumbuh sebesar 18,96

persen, pertumbuhan tertinggi sejak penurunan

penjualan motor akhir tahun 2014. Secara

kumulatif, penjualan motor pada semester I tahun

2018 mencapai 3,00 juta unit atau tumbuh 11,19

persen dibandingkan semester I tahun 2017.

Peningkatan penjualan ini dapat menjadi indikasi

perbaikan daya beli masyarakat sejalan dengan

kenaikan harga komoditas, meskipun tren ini masih

perlu diamati keberlanjutannya.

1.545.259

18,96

-35-30-25-20-15-10-5051015202530

-

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

1.600.000

1.800.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Penjualan Sepeda Motor (Unit, sb. kiri)

Pertumbuhan Penjualan Sepeda Motor (persen, sb. kanan, y-on-y)

Penjualan motor pada triwulan II tahun 2018 mencapai 1,55 juta unit atau meningkat sebesar 18,96 persen (YoY).

Page 66: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

51

Manufacturing Purchasing Manager Index (PMI)

Gambar 13. Purchasing Manager Index Indonesia Januari 2016-Juli 2018

Sumber: CEIC, diolah

Nilai PMI Indonesia pada bulan April, Mei, dan Juni

2018 adalah 51,60; 51,70; dan 50,30 dengan rata-

rata 51,20 selama triwulan II tahun 2018. Laporan

Nikkei Market menyebutkan bahwa ekpansi industri

pengolahan lebih disebabkan oleh meningkatnya

permintaan domestik dibandingkan ekspor. Hal

tersebut disebabkan indeks untuk permintaan

ekspor selalu turun sepanjang tahun 2018. Selain itu,

berkurangnya hari kerja selama bulan Juni tahun

2018 menyebabkan indeks PMI pada bulan Juni

menurun hingga mendekati ke batas normal (50).

Selain itu, kebijakan Bank Indonesia yang menaikkan

suku bunga diperkirakan juga akan memperlambat

konsumsi dan memberikan tekanan bagi industri

pengolahan Indonesia.

Angka PMI yang berada di atas 50 pada triwulan II tahun 2018 menunjukkan perusahaan industri pengolahan rata-rata masih melakukan ekspansi.

46,0

47,0

48,0

49,0

50,0

51,0

52,0

53,0

Ap

r

May Jun

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

De

c

Jan…

Feb

Mar

Ap

r

May Jun

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

De

c

Jan…

Feb

Mar

Ap

r

May Jun

Jul

Page 67: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

52

Investasi Sektor Industri

Gambar 14. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Sektor Industri Triwulan I Tahun 2016- Triwulan II Tahun 2018

Sumber: BKPM 2018, diolah

Pada triwulan II tahun 2018, nilai PMDN sektor

industri pengolahan mencapai Rp24,76 triliun atau

menurun sebesar 2,3 persen dibandingkan triwulan

I tahun 2017. Subsektor dengan nilai PMDN

terbesar adalah industri makanan sebesar Rp.12,36

triliun, yang diikuti dengan industri kimia serta

subsektor industri logam, mesin, dan elektronik

dengan nilai investasi masing-masing Rp3,03 triliun

dan Rp2,56 triliun. Sementara subsektor industri

kimia dan farmasi, industri makanan, dan industri

karet dan plastik menjadi subsektor dengan

peningkatan nilai PMDN terbesar pada triwulan II

tahun 2018.

17.902

(34,21)

-40-30-20-1001020304050

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2016 2017 2018

PMDN (Rp. miliar, sb. kiri) Pertumbuhan PMDN (%,sb. kanan, y-o-y)

Nilai investasi dalam negeri untuk sektor industri pengolahan pada triwulan II tahun 2018 mencapai Rp24,76 triliun.

Page 68: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

53

Gambar 15. Penanaman Modal Asing (PMA) Sektor Industri Pengolahan Triwulan I Tahun 2016- Triwulan II Tahun 2018

Sumber: BKPM (2018), diolah

Dalam enam bulan pertama pada tahun 2018, nilai

PMA untuk sektor industri pengolahan mencapai

USD2,54 miliar. Nilai PMA tersebut turun sebesar

33,71 persen dibandingkan periode yang sama

tahun 2017. Subsektor dengan nilai PMA terbesar

pada triwulan II tahun 2018 adalah subsektor

industri logam, mesin dan perlengkapan sebesar

USD781 juta, diikuti dengan subsektor industri

kimia dan farmasi, dan industri makanan masing-

masing sebesa USD533 juta dan 361 juta.

Sementara itu, subsektor industri barang kulit dan

alas kaki, karet dan plastik, dan mineral nonlogam

merupakan subsektor dengan pertumbuhan

tertinggi pada triwulan ini.

Tren PMDN dan PMA di sektor industri pengolahan

yang cenderung mengalami penurunan pada tahun

2018 tidak sejalan dengan peningkatan Ease of

Doing Business. Kebijakan investasi yang lebih

terarah, harmonisasi kebijakan antara industri hulu

dan hilir, serta peningkatan kepastian dan

kemudahan prosedur untuk mengakses insentif

investasi dapat menjadi beberapa kebijakan untuk

meningkatkan investasi di sektor industri

pengolahan.

Nilai investasi asing di sektor industri pengolahan pada triwulan II 2018 mencapai USD 2,54 miliar.

24.757

-2,3

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

PMDN (Rp. miliar, sb. kiri) Pertumbuhan PMDN (%,sb. kanan, y-o-y)

Dibutuhkan kebijakan khusus untuk meningkatkan investasi di sektor industri pengolahan.

Page 69: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

54

Tenaga Kerja di Sektor Industri Pengolahan

Gambar 16. Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018), diolah

Berdasarkan data Sakernas bulan Februari 2018,

jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor industri

pengolahan sebanyak 17,9 juta orang. Jumlah

tersebut meningkat 4,9 persen dibandingkan

dengan jumlah tenaga kerja pada bulan Februari

2017. Kenaikan tenaga kerja tersebut sejalan

dengan analisis Nikkei Market yang menunjukkan

respon antisipatif pelaku industri nasional untuk

bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

17,92

7,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

16,0

18,0

20,0

Feb-11 Feb-12 Feb-13 Feb-14 Feb-15 Feb-16 Feb-17 Feb-18

Manufacturing Worker (million people, left side) Growth (%, y-o-y, right side)

Tenaga kerja yang bekerja di sektor industri pengolahan pada bulan Februari 2018 adalah sebanyak 17,9 juta orang.

Page 70: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

55

Pertumbuhan Wisatawan Mancanegara

Gambar 17. Pertumbuhan Jumlah Wisatawan Mancanegara, Triwulan I Tahun 2016-Triwulan II Tahun 2018 (YoY, persen)

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018), diolah

Pada triwulan II tahun 2018, jumlah wisatawan

mancanegara (wisman) mencapai 3,86 juta orang,

atau meningkat 11,46 persen dibandingkan dengan

triwulan II tahun 2017. Secara kumulatif, jumlah

wisman hingga Juni 2018 mencapai 7,52 juta orang

atau meningkat 13,08 persen. Meskipun masih

mengalami peningkatan jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara, tingkat pertumbuhan

kunjungan wisman kembali mengalami

perlambatan dibandingkan dengan tahun 2017.

Salah satu penyebab perlambatan tersebut adalah

beberapa bencana alam yang terjadi di Bali sejak

akhir tahun 2017 lalu. Hal dapat menjadi indikasi

jika pariwisata Indonesia masih sangat bergantung

kepada Bali. Percepatan pengembangan destinasi

lainnya diperlukan untuk mengurangi

ketergantungan pariwisata Indonesia terhadap Bali.

Jumlah wisman pada triwulan II tahun 2018 mencapai 3,86 juta orang, atau meningkat 11,46 persen dibandingkan triwulan II tahun 2017.

3.860.893

5,94 5,83

13,3616,91

21,91

29,55 30,69

6,79

14,8511,46

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

-

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

3.500.000

4.000.000

4.500.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Jumlah Wisman (ribu orang, BPS) Pertumbuhan (%, y-o-y, sb. kanan)

Page 71: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

56

Page 72: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

57

Page 73: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

58

Page 74: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

59

PERKEMBANGAN KEUANGAN NEGARA

Pendapatan Negara dan Hibah

Pada triwulan II tahun 2018, realisasi Pendapatan

Negara dan Hibah mencapai Rp833,4 triliun atau

44,0 persen dari target APBN 2018 (Tabel 19).

Realisasi tersebut meningkat dibandingkan periode

yang sama pada tahun sebelumnya. Hal ini didorong

oleh kinerja positif baik dari sisi penerimaan

perpajakan maupun Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNBP).

Tabel 19. Perkembangan Komposisi Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah, 2012 – Q22018 (Rp triliun)

Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016 2017* Q2-2017 Q2-2018

Nominal % APBN Nominal % APBN

Perpajakan 980,5 1.077,3 1.146,9 1.240,4 1.285,0 1.343,5 571,9 38,2 653,5 40,4

PNBP 351,8 354,8 398,6 255,6 262,0 311,2 146,1 58,4 176,8 64,2

Hibah 5,8 6,8 5,0 12,0 8,9 11,2 0,21 15,5 3,1 260,7

TOTAL 1.338,1 1.438,9 1.550,5 1.508,0 1.555,9 1.666,0 295,1 41,0 833,4 44,0

Sumber: Kementerian Keuangan

Realisasi penerimaan perpajakan sampai dengan

Juni 2018 mencapai Rp653,5 triliun (40,4 persen dari

target APBN 2018), meningkat 14,3 persen dari

realisasi triwulan II 2017 sebesar Rp571,9 triliun

(38,2 persen APBN 2017). Pertumbuhan positif ini

disumbang oleh kinerja positif komponen utama

pajak yaitu Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas,

khususnya dari jenis pajak PPh Badan serta PPh Pasal

21. Pertumbuhan PPh Pasal 21 tidak terlepas dari

pengaruh pembayaran tunjangan hari raya sebelum

libur Hari Raya Idul Fitri. Peningkatan konsumsi

masyarakat juga mendorong peningkatan PPN

secara signifikan sebesar 13,6 persen menjadi

Rp218,1 triliun (Gambar 18).

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah hingga triwulan II tahun 2018 meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Realisasi penerimaan perpajakan triwulan II tahun 2018 menunjukan kinerja positif, didorong oleh peningkatan PPN dan PPh.

Page 75: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

60

Gambar 18. Realisasi Komponen Penerimaan Perpajakan, Juni 2018 (Rp triliun)

Sumber: Kementerian Keuangan

Tingginya realisasi penerimaan perpajakan juga

diikuti dengan PNBP yang meningkat. Realisasi PNBP

sampai dengan Juni 2018 mencapai Rp176,8 triliun

atau 64,2 persen dari target APBN, yang secara

komposisi masih didominasi oleh penerimaan SDA

migas dengan proporsi sebesar 33 persen. Realisasi

ini lebih tinggi dibandingkan realisasi sampai dengan

Juni 2017, yaitu 58,4 persen APBN (Tabel 19).

Peningkatan tersebut terutama didorong oleh

penerimaan SDA migas yang mencapai Rp58,8

triliun, lebih tinggi dibandingkan realisasi Juni 2017,

yakni Rp39,7 triliun (Gambar 19). Tingginya realisasi

migas tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya

harga komoditas migas, khususnya harga minyak

bumi dan batu bara sepanjang periode triwulan II

tahun 2018. Peningkatan komponen PNBP Lainnya

yang juga cukup signifikan disumbang oleh kenaikan

realisasi Penjualan Hasil Tambang, sejalan dengan

peningkatan harga batu bara.

314,3

192,0

3,944,3 17,4

359,4

218,1

4,051,0 21,0

Pajak Penghasilan PajakPertambahan

Nilai

PBB dan PajakLainnya

Cukai PajakPerdaganganInternasional

Juni 2017 Juni 2018

Seperti halnya penerimaan perpajakan, PNBP juga menunjukan kinerja yang positif, khususnya penerimaan SDA migas.

Page 76: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

61

Gambar 19. Realisasi Komponen PNBP, Juni 2018 (Rp triliun)

Sumber: Kementerian Keuangan

Belanja Pemerintah

Realisasi belanja negara hingga Juni 2018 mencapai

Rp944,0 triliun atau 42,5 persen dari target APBN.

Dengan demikian, realisasi belanja negara hingga

Juni 2018 sedikit menurun dari realisasi pada

periode yang sama pada tahun 2017, yaitu sebesar

42,9 persen. Hal tersebut disebabkan oleh realisasi

Transfer ke Daerah dan Dana Desa pada Juni 2018

yang menurun menjadi 50,3 persen terhadap target

APBN, lebih rendah dibandingkan Juni 2017 yakni

sebesar 51,6 persen (Gambar 20). Sementara,

realisasi belanja Pemerintah Pusat hingga Juni 2018

mencapai 38,4 persen dari target APBP, lebih tinggi

dibandingkan dengan realisasi pada Juni 2017 yang

mencapai 37,9 persen dari target APBN.

Gambar 20. Perkembangan Komponen Belanja Negara (% terhadap Target APBN)

Sumber: Kementerian Keuangan

39,7

12,7

31,541,9

20,4

58,8

16,4

35,545,5

20,7

SDA Migas SDA Non Migas Pendapatan dari KND PNBP Lainnya Pendapatan BLU

Juni 2017 Juni 2018

Realisasi Belanja Negara hingga Juni 2018 sedikit menurun dibandingkan Juni 2017.

%APBN37,9%APBN

38,4%APBN

%APBN51,6%APBN

50,3%APBN

Belanja pemerintah

pusat

Belanja transfer ke daerah

dan dana desa

Juni 2017

Juni 2018

Juni 2018

Juni 2017

Page 77: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

62

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat pada triwulan II

tahun 2018 mencapai Rp558,4 triliun (38,4 persen

APBN 2018), lebih tinggi dibandingkan tahun

sebelumnya, baik secara persentase maupun

nominal. Pertumbuhan realisasi tersebut terutama

dipengaruhi oleh realisasi Subsidi sebesar Rp73,9

triliun (tumbuh 25,9 persen) dan Belanja Bantuan

Sosial sebesar Rp45,1 triliun (tumbuh 74,9 persen)

(Gambar 21).

Selanjutnya, realisasi komponen belanja Pemerintah

Pusat lainnya juga mengalami peningkatan. Realisasi

belanja pegawai mencapai Rp103,8 triliun, lebih

tinggi dibandingkan realisasi belanja pegawai pada

periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp93,6

triliun, yang didorong oleh antara lain pembayaran

tunjangan guru serta THR bagi pensiunan. Realisasi

belanja barang mencapai Rp106,4 triliun atau 31,4

persen dari target APBN 2018, mencerminkan

percepatan kegiatan yang mendukung operasional

pemerintahan. Sementara itu, realisasi belanja

modal mengalami sedikit penurunan dari realisasi

periode yang sama tahun 2017, disebabkan oleh

teknis pengadaan barang/jasa Pemerintah dan

belum tuntasnya pembebasan lahan. Tingginya

belanja negara juga didorong dari pembayaran

bunga utang yang mencapai Rp120,6 triliun (50,5

persen APBN).

Gambar 21. Perkembangan Beberapa Komponen Belanja Pemerintah Pusat, Maret 2018 (Rp triliun)

Sumber: Kementerian Keuangan

Subsidi

Bunga Utang

Bantuan Sosial

Belanja Modal

Belanja Barang

Belanja Pegawai

47,3%

50,5%

58,3%

20,0%

31,4%

45,6% Rp103,8T

Realisasi belanja pemerintah pusat triwulan II tahun 2018 tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan II tahun 2017, didorong oleh realisasi subsidi, bantuan sosial, dan belanja pegawai.

Page 78: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

63

Upaya pemerintah dalam mengurangi belanja

kurang produktif, belum tercermin dari realisasi

belanja modal yang menurun dan peningkatan

belanja subsidi (Gambar 22). Hingga Juni 2018,

realisasi belanja modal mencapai Rp40,7 triliun atau

20,0 persen dari target APBN lebih rendah

dibandingkan dengan realisasi belanja modal

periode yang sama tahun 2017 yaitu 26,5 persen.

Sementara itu, realisasi belanja subsidi hingga Juni

2018 jauh meningkat dibandingkan realisasi belanja

subsidi pada periode yang sama tahun 2017.

Gambar 22. Realisasi Belanja Modal dan Subsidi (% terhadap Target APBN)

Sumber: Kementerian Keuangan

Hingga Juni 2018, realisasi Dana Perimbangan

mencapai Rp338,6 triliun. Dari realisasi tersebut,

Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan komponen

terbesar dengan realisasi sebesar Rp234,0 triliun

atau 58,3 persen dari target APBN (Tabel 20).

Sementara itu, realisasi DAK sampai dengan Juni

mengalami peningkatan pesat dari Rp66,5 triliun

pada 2017 menjadi Rp70,4 triliun pada 2018.

Selanjutnya, jika dilihat dari proporsinya realisasi

DAK terhadap target APBN mengalami penurunan

DAU masih mendominasi realisasi Dana Perimbangan hingga Juni 2018. Sementara itu, realisasi DAK mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Realisasi belanja subsidi pada triwulan II 2018 meningkat dibandingkan triwulan II tahun 2017. Di sisi lain, realisasi belanja modal mengalami penurunan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

%APBN26,5%APBN

%APBN

37,6%APBN

20,0%APBN

47,3%APBN

Belanja modal

Belanja subsidi

Juni 2017 Juni 2018

Page 79: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

64

dari 38,4 persen di tahun 2017 menjadi 37,9 persen

di tahun 2018.

Tabel 20. Komposisi Transfer ke Daerah dan Dana Desa, Tahun 2012-Q12018 (Rp triliun)

Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Q2-2017 Q2-2018

Nominal % APBN Nominal % APBN

Transfer Ke Daerah 424,4 445,3 495,0 521,1 664,2 682,2 360,4 51,1 349,7 49,5

Dana Perimbangan 411,1 430,4 477,1 485,8 639,8 654,5 349,4 51,6 338,6 50,1

Dana Bagi Hasil 111,3 88,5 103,9 78,1 90,5 88,2 49,7 53,5 34,3 38,4

Dana Alokasi Umum 273,8 311,1 341,2 352,9 385,4 398,6 233,2 56,8 234,0 58,3

Dana Transfer Khusus

25,9 30,8 31,9 54,9 164,5 167,7 66,5 38,4 70,4 37,9

Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang

12,0 13,6 16,6 17,7 18,8 20,2 6,5 32,0 6,8 32,4

Dana Insentif Daerah 1,4 1,4 1,4 1,7 5,0 7,5 4,5 60,0 4,3 50,0

Dana Desa - - - 20,8 46,7 59,8 35,8 57,3 35,9 59,8

Total 424,4 445,3 495,0 525,9 710,9 742,0 394,8 51,6 385,6 50,3

Sumber: Kementerian Keuangan

Pembiayaan Pemerintah

Peningkatan kinerja penerimaan perpajakan serta

terjaganya kualitas realisasi belanja negara

membuahkan tingkat defisit APBN yang semakin

membaik. Hingga akhir triwulan II tahun 2018,

defisit APBN mencapai Rp110,6 triliun atau sekitar

0,6 persen PDB, lebih rendah dari realisasi defisit

anggaran pada triwulan II tahun 2017 yang

mencapai Rp175,1 triliun atau 1,3 persen PDB

(Gambar 23).

Gambar 23. Perkembangan Realisasi Defisit APBN, Juni 2017 dan Juni 2018 (Rp triliun)

Sumber: Kementerian Keuangan

(175,1)

(110,6)

(1,3)

(0,6)

-1,4

-0,9

-0,4

-300

-250

-200

-150

-100

-50

0

Juni 2017 Juni 2018

Rp Triliun %PDB

Realisasi Defisit Anggaran triwulan II tahun 2018 mengalami perbaikan yang cukup signifikan dibandingkan triwulan II tahun 2017.

Page 80: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

65

Penurunan defisit anggaran memberikan dampak

pada penurunan realisasi pembiayaan selama

triwulan II tahun 2018. Hingga triwulan II tahun

2018, realisasi pembiayaan mencapai Rp176,2

triliun (54,1 persen dari target APBN 2018), turun

15,9 persen dari realisasi triwulan II tahun 2017

(Tabel 21). Realisasi pembiayaan APBN mayoritas

berasal dari pembiayaan utang dengan proporsi

hampir 100 persen.

Tabel 21. Perkembangan Realisasi Komposisi Pembiayaan APBN, Triwulan II 2017-2018 (Rp triliun)

Jenis Pembiayaan Q2-2017 Q2-2018

Nominal % APBN Nominal % APBN

Utang 207,8 54,0 176,0 44,1

Investasi (0,1) 0,3 (0,8) 1,2

Pinjaman 1,5 (24,1) 0,9 (14,1)

Penjaminan 0,0 0,0 0,0 0,0

Lainnya 0,2 62,3 0,09 53,7

Total 209,4 63,4 176,2 54,1

Sumber: Kementerian Keuangan

Posisi Utang Pemerintah

Hingga Juni 2018, total utang Pemerintah Pusat

mencapai Rp4.227,8 triliun, atau tumbuh sebesar

14,1 persen dibandingkan realisasi Desember tahun

2017 (sebesar Rp4010,3 triliun). Peningkatan utang

pemerintah dikelola secara hati-hati untuk menjaga

stabilitas perekonomian. Jika dilihat dari rasionya

terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), total utang

Pemerintah Pusat diperkirakan lebih rendah

dibandingkan realisasi pada akhir tahun 2017

(sebesar 29,5 persen PDB). Sejauh ini persentase

tersebut masih di bawah batas 60% terhadap PDB

sebagaimana ketentuan Undang-undang Keuangan

Negara Nomor 17 tahun 2003.

Dari total utang pemerintah tersebut, SBN

mendominasi dengan proporsi 81,4 persen dari total

utang pemerintah pusat.

Realisasi pembiayaan mengalami penurunan, diidominasi oleh pembiayaan yang berasal dari utang.

Realisasi rasio utang

Pemerintah Pusat hingga

akhir Juni 2018 menurun

jika dibandingkan posisi

akhir tahun 2017.

Page 81: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

66

Gambar 24. Perkembangan Rasio Utang Pemerintah Pusat, 2013-2018 (% PDB dan Rp triliun)

Sumber: Kementerian Keuangan

Surat Berharga Negara

Kepemilikan asing pada SBN masih cukup dominan.

Hingga Juni 2018, kepemilikan asing (nonresiden)

pada SBN mencapai Rp830,2 triliun atau 37,8 persen

dari total SBN rupiah yang diperdagangkan (Tabel

22). Berdasarkan jangka waktunya, SBN bertenor 5

hingga 10 tahun masih mendominasi kepemilikan

asing (sebesar 38,8 persen), berbeda dengan tahun

2017 yang didominasi oleh SBN tenor panjang

(Gambar 25). Persepsi risiko yang meningkat pasca

meningkatnya tekanan eksternal menjadi penyebab

perubahan preferensi dari SBN tenor panjang

menjadi SBN tenor menengah.

Tabel 22. Posisi Kepemilikan SBN Rupiah yang Diperdagangkan, Tahun 2012 – 2018 (Rp triliun)

2012 2013 2014 2015 2016 2017 Q2-2018

Nominal % Kepemilikan

Bank 299,7 335,4 375,6 350,1 399,5 491,6 461,2 20,9

Institusi Negara 3,1 44,4 41,6 148,9 134,3 141,8 210,0 9,56 Nonbank 517,5 615,4 792,8 962,9 1.239,6 1.466,3 1.525,7 69,6

Reksadana 43,2 42,5 45,8 61,6 85,7 104,0 111,4 5,1 Asuransi 83,4 129,6 150,6 171,6 238,2 150,8 172,8 7,9 Non Residen/Asing 270,5 323,8 461,4 558,5 665,8 836,1 830,2 37,8 Dana Pensiun 56,5 39,5 43,3 49,8 87,3 198,1 219,4 10,0 Individu 32,5 30,4 42,5 57,8 59,8 61,9 2,8

Lain lain 64,9 47,6 61,3 78,8 104,8 117,5 130,0 5,9

Total 820,3 995,3 1.210,0 1.461,8 1.773,3 2.099,8 2.196,9 100,0

Sumber : Kementerian Keuangan

2.375,0 2.608,8 3.165,13.515,5

4.010,3

4.227,8

2000

3000

4000

5000

6000

2013 2014 2015 2016 2017 Juni 2018

Utang Pemerintah Pusat (Rp Triliun)

Minat investor asing terhadap SBN tenor jangka menengah cukup tinggi.

Page 82: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

67

Gambar 25. Komposisi Kepemilikan SBN oleh Asing berdasarkan Tenor (% Total SBN)

Sumber : Kementerian Keuangan

Pinjaman Luar Negeri

Hingga Mei 2018, Jepang masih menjadi kreditur

utama pinjaman luar negeri Indonesia, dengan nilai

pinjaman senilai USD13,8 juta. Secara umum, total

pinjaman luar negeri sedikit menurun dibandingkan

posisi akhir tahun 2017 (Tabel 23).

Tabel 23. Posisi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Kreditur, 2012 - Mei 2018 (Juta USD)

Negara/Kelompok 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Mei-18

Bilateral 39,6 34,7 30,4 28,1 26,7 26,4 26,1

a Jepang 21 17 15,5 14,6 14 14,6 13.8

b Perancis 2,6 2,5 2,4 2,4 2,7 2,8 2.6

c Jerman 2 1,8 1,7 1,9 2,1 2,3 2.3

d Tiongkok 1 1,2 1,4 1,5 1,4 1,5 1.4

e Korsel 0,9 0,9 1 1 1,3 1,3 1.4

f AS 1,6 1,6 1,5 1,4 1,2 1,2 1.1

g Belanda 0,2 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0.6

h Singapura 1,1 0,9 0,8 0,6 0,6 0,6 0.5

i Australia 0,8 0,7 0,6 0,5 0,5 0,5 0.5

j Austria 0,9 0,7 0,5 0,4 0,4 0,4 0.4

k Lainnya 2,5 2,4 2 1,7 1,6 1,6 1.5

Multilateral 230,1 288,3 94,6 109,3 128,2 150,9 150,4

a Bank Dunia 12,6 13,4 14 16,1 17,3 17,9 18,2

b ADB 10,4 9,4 8,6 9,2 9,3 9 9,2

c IDB 0,5 0,6 1,9 0,6 0,7 0,9 0,9

d IFAD 0,1 0,1 0,1 0,2 0,2 0,2 0,2

e Lainnya 53 56,1 70 83,2 100,7 122,9 124,7

Bank Sentral 9,9 9,3 5,9 5,2 3,4 3,3 3,2

Total 126,1 123,5 129,7 126,5 158,3 180,6 182,5

Sumber : Kementerian Keuangan

4,7 3,2 3,5 5,0 6,13,7 5,4 5,1

15,2 11,817,8 17,3 18,9

33,639,0

37,4 35,6 38,8

42,8 44,736,0 37,0 35,4

2014 2015 2016 2017 Jun-18

< 1 1 - 2 2 - 5 5 - 10 > 10

Jepang masih menjadi kreditur utama pinjaman luar negeri Indonesia.

Page 83: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

68

Page 84: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

69

Page 85: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

70

Page 86: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

71

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA

Perdagangan Internasional

Perkembangan Ekspor

Gambar 26. Nilai Ekspor Indonesia sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 (Juta USD)

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Nilai total ekspor Indonesia hingga triwulan II tahun

2018 mencapai 88.018,5 juta USD atau meningkat 10,0

persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017.

Sementara itu, nilai ekspor nonmigas hingga triwulan II

tahun 2018 mencapai 79.338,6 juta USD atau tumbuh

sebesar 9,6 persen dibandingkan periode yang sama

tahun 2017. Adapun pada ekspor migas, nilai ekspor

hingga triwulan II 2018 mencapai 8.637,1 juta USD atau

tumbuh sebesar 13,9 persen dibandingkan periode yang

sama tahun 2017.

Tabel 24. Perkembangan Ekspor sampai dengan Triwulan II Tahun 2018

Komoditas Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18*

Nilai Ekspor 14.553,4 14.132,6 15.586,9 14.537,2 16.209,3 12.999,2

Migas 1.323,6 1.390,9 1.338,0 1.220,7 1.643,6 1.720,4

Minyak Mentah 317,3 446,0 461,3 287,1 522,2 544,2

Hasil Minyak 127,2 107,2 120,0 143,9 209,2 123,1

Gas 879,1 837,7 756,7 789,7 912,2 1.053,1

Non Migas 13.229,8 12.705,9 14.241,9 13.316,5 14.565,7 11.278,8

Pertanian 257,7 235,0 281,3 298,4 308,3 199,8

- 200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 2.000

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

Mig

as

Tota

l dan

No

n M

igas

Total Non Migas Migas

Nilai ekspor Indonesia

mencapai 88,0 milyar

USD, atau mengalami

peningkatan sebesar

10,0 persen (YoY).

Page 87: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

72

Komoditas Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18*

Industri 10.617,0 10.203,9 11.183,5 10.677,9 11.750,2 8.544,9

Pertambangan dan lainnya

2.355,1 2.267,0 2.784,1 2.340,2 2.507,2 2.534,1

Pertumbuhan Ekspor (YoY%)**

8,6 12,0 6,2 9,5 13,0 11,5

Migas 4,1 16,1 -11,5 17,8 26,8 35,1

Minyak Mentah -16,6 9,4 -24,8 -5,1 29,7 20,4

Hasil Minyak -22,3 14,1 -33,7 -1,5 33,0 32,4

Gas 20,8 20,3 5,5 34,5 23,9 44,5

Non Migas 9,1 11,3 8,2 8,8 11,6 8,6

Pertanian -8,1 -16,8 -3,5 7,4 -2,2 -25,3

Industri 7,4 4,3 2,1 7,9 9,0 0,3

Pertambangan dan lainnya

19,7 68,2 45,1 12,9 28,1 58,5

Proporsi Ekspor (%) 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Migas 9,1 9,8 8,6 8,4 10,1 13,2

Minyak Mentah 2,2 3,2 3,0 2,0 3,2 4,2

Hasil Minyak 0,9 0,8 0,8 1,0 1,3 0,9

Gas 6,0 5,9 4,9 5,4 5,6 8,1

Non Migas 90,9 89,9 91,4 91,6 89,9 86,8

Pertanian 1,8 1,7 1,8 2,1 1,9 1,5

Industri 73,0 72,2 71,7 73,5 72,5 65,7

Pertambangan dan lainnya

16,2 16,0 17,9 16,1 15,5 19,5

Sumber Pertumbuhan (%) 8,6 12,0 6,2 9,5 13,0 11,5

Migas 0,4 1,6 -1,0 1,5 2,7 4,6

Minyak Mentah -0,4 0,3 -0,7 -0,1 1,0 0,9

Hasil Minyak -0,2 0,1 -0,3 0,0 0,4 0,3

Gas 1,3 1,2 0,3 1,9 1,3 3,6

Non Migas 8,2 10,2 7,5 8,0 10,4 7,5

Pertanian -0,1 -0,3 -0,1 0,2 0,0 -0,4

Industri 5,4 3,1 1,5 5,8 6,5 0,2

Pertambangan dan lainnya

3,2 10,9 8,1 2,1 4,4 11,4

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan (*) : Angka Sementara Keterangan (**) : Pertumbuhan year-on-year (YoY)

Page 88: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

73

Berdasarkan kelompok barang kode HS 2 dijit, hingga

triwulan II tahun 2018, Bahan bakar mineral (nomor HS 27)

merupakan kelompok barang dengan nilai ekspor terbesar

12.153,8 juta USD, berkontribusi sebesar 15,3 persen

terhadap total ekspor nonmigas. Kelompok barang yang

berkontribusi paling besar sebagai sumber pertumbuhan

ekspor adalah Bijih, Kerak, dan Abu Logam (nomor HS 26)

yakni sebesar 4,6 persen. Hal ini disebabkan kelompok

barang tersebut hingga triwulan II tahun 2018 mengalami

pertumbuhan sebesar 125,2 persen dibandingkan periode

yang sama tahun 2017.

Tabel 25. Perkembangan Nilai Ekspor Nonmigas Menurut Golongan Barang Terpilih hingga Triwulan II Tahun 2018

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan (*) : Angka Sementara

Total volume ekspor nonmigas hingga triwulan II tahun

2018 mencapai 275.156,0 ribu ton atau meningkat

sebesar 15,9 persen dari periode yang sama tahun 2017.

Berdasarkan kelompok barang kode HS 2 dijit, Bahan

bakar mineral (nomor HS 27) juga merupakan kelompok

barang ekspor dengan volume ekspor terbesar dengan

proporsi terhadap total ekspor nonmigas mencapai 76,5

persen. Berdasarkan tingkat pertumbuhan YoY, Bijih,

Kerak, dan Abu Logam (nomor HS 26) mengalami

HS Kelompok Barang

Nilai (Juta USD) Pertumbuhan (%,

YoY) Proporsi thd Total

Nonmigas (%)

Apr-18 May-18 Jun-18* Jan-Jun

17 Jan-Jun

18* Jan-Jun

17 Jan-Jun

18*

27 Bahan bakar mineral 1.906,2 1.947,2 2.066,2 52,6 23,1 13,6 15,3

15 Lemak & minyak hewan/nabati

1.624,6 1.583,5 1.499,7 45,1 -14,1 15,9 12,4

85 Mesin/peralatan listrik 679,2 790,8 572,6 1,5 1,7 5,6 5,2 87 Kendaraan dan Bagiannya 648,3 666,1 425,0 15,4 6,8 4,5 4,3 40 Karet dan Barang dari Karet 605,8 584,1 401,3 52,3 -21,2 5,7 4,1 71 Perhiasan/Permata 522,9 434,9 288,8 -34,9 13,6 3,7 3,8 26 Bijih, Kerak, dan Abu logam 474,1 571,6 538,0 -8,8 125,2 1,8 3,7

84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik

481,1 540,9 350,3 4,8 2,3 3,8 3,5

72 Besi dan Baja 364,0 530,2 386,5 76,0 89,2 1,9 3,2 64 Alas kaki 448,4 477,8 298,1 -0,4 4,7 3,3 3,2

10 Kelompok Barang Terbesar

7.754,6 8.127,0 6.826,6 22,8 8,0 59,7 58,8

Kelompok Barang Lainnya 5.562,0 6.438,7 4.452,2 4,9 12,2 40,3 41,2 Total Ekspor Nonmigas 13.316,5 14.565,7 11.278,8 14,9 9,7 100,0 100,0

Kelompok barang bijih,

kerak, dan abu logam

(nomor HS 26)

mengalami pertumbuhan

volume ekspor paling

besar mencapai 481,2

persen.

Bahan Bakar Mineral (HS

27) merupakan komoditas

dengan nilai ekspor

terbesar pada triwulan II

tahun 2018, dengan

proporsi terhadap total

ekspor nonmigas sebesar

15,5 persen.

Page 89: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

74

pertumbuhan yang paling besar yakni sebesar 481,2

persen. Hal ini juga terjadi pada triwulan I tahun 2018,

kelompok barang ini mengalami pertumbuhan YoY

sebesar 891,0 persen.

Tabel 26. Perkembangan Volume Ekspor Nonmigas Menurut Golongan Barang Terpilih hingga Triwulan

II Tahun 2018

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan (*) : Angka Sementara

Hingga triwulan II tahun 2018, negara tujuan utama

ekspor nonmigas masih sama dengan triwulan I tahun

2018. Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor

terbesar dengan nilai ekspor mencapai 12.296,4 juta

USD atau sebesar 17,0 persen dari total ekspor

nonmigas. Selain itu, hingga triwulan II tahun 2018 ini,

Tiongkok juga merupakan negara tujuan ekspor yang

mengalami tingkat pertumbuhan YoY paling besar yakni

sebesar 34,7 persen.

HS Kelompok Barang Volume (Ribu ton)

Pertumbuhan (%, YoY)

Proporsi thd Total Nonmigas (%)

Apr-18 May-18 Jun-18* Jan-Jun

17 Jan-Jun

18* Jan-Jun

17 Jan-Jun

18*

27 Bahan bakar mineral 33.316,3 35.935,7 35.773,5 6,6 13,1 78,4 76,5

15 Lemak & minyak hewan/nabati

2.304,3 2.305,0 2.285,2 22,0 -6,0 6,4 5,2

26 Bijih, Kerak, dan Abu logam 2.569,7 2.848,0 2.270,0 -16,9 481,2 1,0 5,2

25 Garam, Belerang, Kapur 1.508,2 1.556,5 1.116,1 34,7 19,5 2,6 2,6

38 Berbagai produk kimia 441,3 547,6 645,0 -1,1 51,4 0,8 1,0

44 Kayu, Barang dari Kayu 450,9 557,8 310,7 -4,0 -2,6 1,1 1,0

23 Ampas/Sisa Industri Makanan

461,2 432,4 324,8 17,1 3,5 1,0 0,9

48 Kertas/Karton 438,0 474,5 393,4 9,8 13,3 0,9 0,9

47 Bubur kayu/Pulp 373,3 310,3 349,3 15,5 6,8 0,8 0,8

72 Besi dan Baja 293,6 391,8 317,0 31,1 24,0 0,7 0,7

10 Kelompok Barang Terbesar

42.156,7 45.359,5 43.785,1 8,0 17,2 93,8 94,8

Kelompok Barang Lainnya 2.540,1 2.803,9 2.001,4 8,2 -2,8 6,2 5,2

Total Ekspor Nonmigas 44.696,8 48.163,4 45.786,4 8,0 15,9 100,0 100,0

Tiongkok masih menjadi

negara tujuan ekspor

nonmigas utama dengan

nilai ekspor mencapai

12.296,4 juta USD dan

tumbuh 34,7 persen (YoY)

Page 90: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

75

Tabel 27. Perkembangan Nilai Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara Tujuan Utama hingga Triwulan II Tahun 2018

Negara Nilai (Juta USD)

Pertumbuhan (%, YoY)

Proporsi thd Total Nonmigas (%)

Apr-18 May-18 Jun-18* Jan-Jun

18* Jan-Jun

17 Jan-Jun

18* Jan-Jun

17 Jan-Jun

18*

Tiongkok 1.814,4 2.092,9 2.051,32 12.296,4 50,0 34,7 12,6 17,0 Amerika Serikat 1.430,6 1.573,6 1.134,52 8.559,9 6,2 2,3 11,6 11,8 Jepang 1.391,8 1.398,2 1.230,51 8.101,6 4,0 21,3 9,2 11,2 India 1.015,4 1.105,4 945,71 6.271,0 55,2 -8,5 9,5 8,7 Singapura 782,1 766,4 514,87 4.505,9 -4,3 4,7 5,9 6,2 EU 1.266,3 1.612,4 1.085,0 7.880,0 17,5 7,3 10,1 9,9 ASEAN 2.995,2 3.129,4 2.358,2 17.084,1 12,3 10,9 21,3 21,5 Total Ekspor Non Migas 13.316,5 14.565,7 11.278,8 79.381,5 14,9 9,7 100,0 100,0

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Keterangan (*): angka sementara

Perkembangan Impor

Gambar 27. Nilai Impor Indonesia sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 (Juta USD)

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Nilai total impor Indonesia hingga triwulan II tahun 2018

mencapai 89.040,3 juta USD atau meningkat 23,1

persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017.

Sementara itu, nilai impor nonmigas hingga triwulan II

tahun 2018 mencapai 75.003,3 juta USD atau tumbuh

sebesar 23,6 persen dibandingkan periode yang sama

tahun 2017. Adapun pada impor migas, nilai impor

hingga triwulan II tahun 2018 mencapai 14.037,0 juta

USD atau tumbuh sebesar 20,8 persen dibandingkan

periode yang sama tahun 2017.

Impor Indonesia hingga

triwulan II tahun 2018

mencapai 89.040,2 juta

USD, meningkat 23,1

persen YoY.

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

0

5.000

10.000

15.000

20.000

Mig

as

Tota

l dan

No

nm

igas

Total Non Migas Migas

Page 91: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

76

Tabel 28. Perkembangan Impor sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 (Juta USD)

Komoditas Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18

Nilai Impor (USD Juta) 15.309,4 14.185,5 14.463,6 16.162,3 17.662,9 11.256,6

Barang Konsumsi 1.362,9 1.378,8 1.201,2 1.503,1 1.730,1 1.006,1

Bahan Baku 11.466,5 10.554,9 10.803,1 12.026,0 13.131,0 8.508,2

Barang Modal 2.480,0 2.251,8 2.459,3 2.633,2 2.801,8 1.742,3

Migas 2.259,2 2.234,8 2.239,1 2.328,2 2.861,4 2.114,3

Minyak Mentah 573,6 932,7 847,5 799,8 884,7 541,0

Hasil Minyak 1.437,4 1.105,2 117,3 1.305,3 1.733,5 1.300,4

Gas 248,2 196,9 218,3 223,1 243,2 272,9

Non Migas 13.050,2 11.950,7 12.224,5 13.834,1 14.801,5 9.142,3

Pertumbuhan Impor** (%) 27,9 24,9 8,9 35,3 28,3 12,7

Barang Konsumsi 35,4 55,0 -10,6 35,8 33,2 -10,8

Bahan Baku 26,8 20,5 8,9 34,0 24,9 14,8

Barang Modal 29,4 32,2 21,8 41,4 43,1 19,9

Migas 23,6 -9,6 -1,7 41,4 59,7 32,1

Minyak Mentah 95,7 31,7 30,5 87,7 67,2 10,2

Hasil Minyak 9,0 -27,2 -91,3 24,8 60,6 38,0

Gas 14,6 -20,6 -22,2 27,5 32,8 63,3

Non Migas 28,7 34,6 11,1 34,3 23,6 9,0

Proporsi Impor (%) 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Barang Konsumsi 8,9 9,7 8,3 9,3 9,8 8,9

Bahan Baku 74,9 74,4 74,7 74,4 74,3 75,6

Barang Modal 16,2 15,9 17,0 16,3 15,9 15,5

Migas 14,8 15,8 15,5 14,4 16,2 18,8

Minyak Mentah 3,7 6,6 5,9 4,9 5,0 4,8

Hasil Minyak 9,4 7,8 0,8 8,1 9,8 11,6

Gas 1,6 1,4 1,5 1,4 1,4 2,4

Non Migas 85,2 84,2 84,5 85,6 83,8 81,2

Sumber Pertumbuhan (%) 27,9 24,9 8,9 35,3 28,3 12,7

Barang Konsumsi 3,2 5,3 -0,9 3,3 3,3 -1,0

Bahan Baku 20,0 15,2 6,6 25,3 18,5 11,2

Barang Modal 4,8 5,1 3,7 6,8 6,8 3,1

Migas 3,5 -1,5 -0,3 6,0 9,7 6,0

Minyak Mentah 3,6 2,1 1,8 4,3 3,4 0,5

Hasil Minyak 0,8 -2,1 -0,7 2,0 5,9 4,4

Gas 0,2 -0,3 -0,3 0,4 0,5 1,5

Non Migas 24,5 29,1 9,4 29,4 19,8 7,3

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan (*): angka sementara Keterangan (**): pertumbuhan year-on-year (YoY)

Page 92: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

77

Berdasarkan kelompok barang kode HS 2 dijit, hingga

triwulan II tahun 2018, Mesin-mesin/Pesawat Mekanik

(nomor HS 84) merupakan kelompok barang dengan

nilai impor terbesar 12.600,2 juta USD, berkontribusi

sebesar 16,8 persen terhadap total impor nonmigas.

Kelompok barang ini sebagai sumber pertumbuhan

impor nonmigas juga berkontribusi paling besar yakni

sebesar 5,0 persen.

Tabel 29. Perkembangan Nilai Impor Nonmigas Menurut Golongan Barang Terpilih hingga Triwulan II Tahun 2018

HS Kelompok Barang Nilai (Juta USD)

Pertumbuhan (%, YoY)

Proporsi thd Total Nonmigas (%)

Apr-18 May-18 Jun-18* Jan-

Jun 17 Jan-Jun

18* Jan-Jun

17 Jan-Jun

18*

84 Mesin-mesin / Pesawat Mekanik

2.200,5 2.524,2 1.534,4 -5,2 29,9 16,0 16,8

85 Mesin / Peralatan Listik 1.832,9 1.969,8 1.275,7 8,5 27,4 13,2 13,6 87 Kendaraan dan Bagiannya 696,9 646,2 534,1 17,4 29,7 5,0 5,3 39 Plastik dan Barang dari

Plastik 776,3 828,4 514,2 5,9 16,2 6,0 5,7

72 Besi dan Baja 954,4 920,2 393,8 19,1 32,7 5,8 6,2 29 Bahan Kimia Organik 609,2 603,7 345,9 18,6 10,9 4,8 4,4 71 Perhiasan / Permata 170,0 243,4 335,3 101,3 254,8 0,5 1,5 10 Gandum-ganduman 301,9 396,4 288,3 -24,5 28,0 2,2 2,3 73 Benda-benda dari Besi dan

Baja 325,6 374,6 229,7 -26,2 70,2 1,8 2,5

17 Gula dan Kembang Gula 169,8 295,1 179,0 33,5 -16,9 2,0 1,3 10 Kelompok Barang

Terbesar 33.412,1 34.825,4 44.636,8 4,2 28,2 57,4 59,5

Kelompok Barang Lainnya 23.604,9 25.867,4 30.366,6 9,6 17,4 42,6 40,5 Total Ekspor Nonmigas 57.017,1 60.692,8 75.003,3 6,4 23,6 100,0 100,0

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan (*): angka sementara

Hingga triwulan II tahun 2018, negara tujuan utama

impor nonmigas masih sama dengan triwulan I tahun

2018. Tiongkok merupakan negara tujuan impor

terbesar dengan nilai impor mencapai 18.057,2 juta USD

atau sebesar 23,5 persen dari total impor nonmigas.

Selain itu, berdasarkan tingkat pertumbuhan year-on-

year, tingkat pertumbuhan tertinggi hingga triwulan II

tahun 2018 berasal dari Filipina yakni sebesar 256,8

persen.

Kelompok barang Mesin-

mesin/Pesawat Mekanik

(nomor HS 84)

merupakan impor

terbesar, sebesar 16,8

persen terhadap total

impor nonmigas

Negara asal impor utama

hingga triwulan II tahun

2018 adalah Tiongkok,

Jepang, Amerika Serikat,

India, dan Filipina.

Page 93: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

78

Tabel 30. Perkembangan Nilai Impor Nonmigas Berdasarkan Negara Asal Utama hingga Triwulan II Tahun 2018

Negara

Nilai (Juta USD) Pertumbuhan (%,

YoY) Proporsi thd Total

Nonmigas (%)

Apr-18 May-18 Jun-18* Jan-Jun

18* Jan-Jun

17 Jan-Jun

18* Jan-Jun

17 Jan-Jun

18*

Tiongkok 3.750,1 2.092,9 2.051,32 18.057,2 5,4 14,6 26,0 23,5

Jepang 1.641,9 1.398,2 1.230,51 8.605,3 8,1 27,1 11,2 11,2

Amerika Serikat 933,0 1.573,6 1.134,52 5.778,4 9,8 57,8 6,0 7,5

India 476,9 1.105,4 945,71 3.635,8 36,9 101,0 3,0 4,7

Filipina 79,4 620,6 543,31 1.471,6 0,7 256,8 0,7 1,9

EU 1.165,1 1.612,4 1.085,0 7.033,3 3,3 36,7 8,5 9,1

ASEAN 2.697,5 3.129,4 2.358,2 15.955,1 -0,8 26,7 20,8 20,8

Total 13.834,0 14.556,1 11.274,7 76.890,4 5,9 26,7 100,0 100,0

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Keterangan (*): angka sementara

Kerjasama Ekonomi Intenasional

Perkembangan perjanjian ekonomi internasional yang dilakukan Indonesia dijelaskan pada tabel di bawah.

Tabel 31. Status Perjanjian Ekonomi Internasional (per Mei 2018)

No Perjanjian ekonomi Status Tahun

1 ASEAN Free Trade Area Signed and In Effect 1993

2 United States-Indonesia Free Trade Agreement Proposed/Under

consultation and study 1997

3 East Asia Free Trade Area (ASEAN+3) Proposed/Under

consultation and study 2004

4 ASEAN-People's Republic of China Comprehensive Economic Cooperation Agreement

Signed and In Effect 2005

5 Comprehensive Economic Partnership for East Asia (CEPEA/ASEAN+6)

Proposed/Under consultation and study

2005

6 ASEAN-[Republic of] Korea Comprehensive Economic Cooperation Agreement

Signed and In Effect 2007

7 ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership Signed and In Effect 2008 8 Japan-Indonesia Economic Partnership Agreement Signed and In Effect 2008

9 ASEAN-Pakistan Free Trade Agreement Proposed/Under

consultation and study 2009

10 ASEAN-Australia and New Zealand Free Trade Agreement Signed and In Effect 2010

11 ASEAN-India Comprehensive Economic Cooperation Agreement

Signed and In Effect 2010

12 India-Indonesia Comprehensive Economic Cooperation Arrangement

Negotiations launched 2011

13 Indonesia-European Free Trade Association Free Trade Agreement

Negotiations launched 2011

14 Preferential Tariff Arrangement-Group of Eight Developing Countries

Signed and In Effect 2011

15 Taipei,China-Indonesia FTA Proposed/Under

consultation and study 2011

Page 94: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

79

No Perjanjian ekonomi Status Tahun

16 Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement

Negotiations launched 2012

17 [Republic of] Korea-Indonesia Free Trade Agreement Negotiations launched 2012 18 Pakistan-Indonesia Free Trade Agreement Signed and In Effect 2013 19 Regional Comprehensive Economic Partnership Negotiations launched 2013

20 Free Trade Area of the Asia Pacific Proposed/Under

consultation and study 2014

21 Indonesia-Peru FTA Proposed/Under

consultation and study 2014

22 Trade Preferential System of the Organization of the Islamic Conference

Signed but not yet In Effect

2014

23 ASEAN-EU Free Trade Agreement Proposed/Under

consultation and study 2015

24 ASEAN-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement Proposed/Under

consultation and study 2016

25 Indonesia-Eurasian Economic Union Proposed/Under

consultation and study 2016

26 Indonesia-Ukraine Free Trade Agreement Proposed/Under

consultation and study 2016

27 ASEAN-Canada FTA Proposed/Under

consultation and study 2017

28 ASEAN-Hong Kong, China Free Trade Agreement Signed but not yet In

Effect 2017

29 Indonesia-Chile Free Trade Agreement Signed but not yet In

Effect 2017

30 Indonesia-Turkey FTA Negotiations launched 2017

31 Indonesia-Gulf Cooperation Council Free Trade Agreement Proposed/Under

consultation and study 2018

32 Indonesia-Kenya Free Trade Agreement Proposed/Under

consultation and study 2018

33 Indonesia-Morocco Free Trade Agreement Proposed/Under

consultation and study 2018

34 Indonesia-Mozambique Free Trade Agreement Proposed/Under

consultation and study 2018

35 Indonesia-South Africa Free Trade Agreement Proposed/Under

consultation and study 2018

Sumber: ARIC database, ADB

Perkembangan Perjanjian Ekspor Berdasarkan Surat Keterangan Asal (SKA)

Perkembangan Perjanjian Ekspor Berdasarkan Surat Keterangan Asal (SKA) dijelaskan

pada tabel di bawah.

Tabel 32. Presentase Penggunaan SKA terhadap Total Ekspor Indonesia Periode Januari – Juni Tiap Tahun (Direct Only)

Periode SKA Preferensi (%) SKA Nonpreferensi (%) SKA Preferensi + SKA Non Preferensi (%)

2012 44,61 11,24 55,85

2013 48,16 11,68 59,84

2014 48,93 12,01 60,94

Page 95: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

80

Periode SKA Preferensi (%) SKA Nonpreferensi (%) SKA Preferensi + SKA Non Preferensi (%)

2015 55,95 13,74 69,68

2016 56,17 12,04 68,21

2017 57,40 12,61 70,01

2018 66,02 10,46 76,48

Sumber : Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor, Kemendag (diolah)

Sampai enam bulan pertama tahun 2018, penggunaan

SKA Preferensi dan SKA Nonpreferensi mencapai 76,48

persen terhadap total ekspor Indonesia dimana SKA

Preferensi mendominasi penggunaan SKA dengan utilisasi

66,02 persen. Penggunaan SKA periode bulan Januari –

Juni 2018 merupakan penggunaan SKA tertinggi

dibandingkan penggunaan SKA pada periode yang sama

tahun-tahun sebelumnya. Nilai tersebut masih lebih tinggi

dibandingkan penggunaan SKA pada tahun 2017 periode

Januari - Desember, sebesar 70,97 persen.

Tabel 33. Presentase Penggunaan SKA terhadap Total Ekspor Indonesia Periode Januari – Desember Tiap Tahun (Direct Only)

Sumber : Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor, Kemendag (diolah)

Form D yang merupakan SKA Preferensi atas

Generalized System of Preferences Certificate of Origin,

paling banyak dimanfaatkan sepanjang tahun 2018

dengan tingkat utilisasi 20,8 persen. Pada kurun waktu

yang sama Form B mendominasi utilisasi penggunaan

SKA Nonpreferensi dengan tingkat utilisasi 9,7 persen

(Gambar 29).

Periode SKA Preferensi (%) SKA Nonpreferensi (%) SKA Preferensi + SKA Non

Preferensi (%)

2015 72,28 13,50 85,78

2016 56,63 12,52 69,15

2017 58,43 12,55 70,97

Penggunaan SKA Preferensi

dan SKA Nonpreferensi

mencapai 76,48 persen

terhadap total ekspor

Indonesia pada tahun 2018

(Januari-Juni).

Form D paling banyak

dimanfaatkan sepanjang

tahun 2018 dengan tingkat

utilisasi 20,8 persen.

Page 96: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

81

Gambar 28. Persentase Penggunaan SKA Preferensi terhadap Total SKA Preferensi

Sumber : Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor, Kemendag (diolah)

Gambar 29. Persentase Penggunaan SKA Nonpreferensi terhadap Total SKA Nonpreferensi

Sumber : Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor, Kemendag (diolah)

Page 97: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

82

Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia dengan Negara-negara Mitra FTA

Pada periode Januari - Juni 2018, Indonesia

mengalami surplus neraca perdagangan dengan

Bangladesh, Brunei Darussalam, Filipina, India,

Jepang, Kamboja, Malaysia, Mesir, Myanmar,

Pakistan, Turki, dan Vietnam. Sementara itu pada

periode yang sama, Indonesia mengalami defisit

neraca perdagangan dengan Australia, Iran, Korea

Selatan, Laos, Nigeria, Selandia Baru, Singapura,

Thailand, dan Tiongkok.

Tabel 34. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan Oseania (ribu USD)

Uraian 2016 2017 Trend (%) 2013-2017

Jan-Jun Perubahan (%) Jan-Jun 2018/2017 2017 2018

AUSTRALIA

ekspor 3.208.918 2.524.362 -14,19 1.199.939.006 1.344.957.394 12,09

migas 538.276 582.659 -22,84 278.776.066 285.158.253 2,29

non migas 2.670.642 1.941.702 -11,11 921.162.940 1.059.799.141 15,05

impor 5.260.859 6.008.949 2,85 2.877.780.431 2.717.937.172 -5,55

migas 731.732 964.956 58,46 377.837.958 383.528.795 1,51

non migas 4.529.127 5.043.993 -1,05 2.499.942.473 2.334.408.377 -6,62

neraca perdagangan

-2.051.941 -3.484.588 55,12 -1.677.841.425 -1.372.979.778 18,17

migas -193.456 -382.297 -99.061.892 -98.370.542 0,70

non migas -1.858.485 -3.102.291 11,20 -1.578.779.533 -1.274.609.236 19,27

SELANDIA BARU

ekspor 366.543 437.417 -4,06 199.612.574 209.960.153 5,18

migas 8.974 25.464 -6,79 15.643.910 40.410 -99,74

non migas 357.570 411.954 -4,03 183.968.664 209.919.743 14,11

impor 660.904 751.182 -3,69 345.434.520 387.429.545 12,16

migas 1 0 0 2.102 0,00

non migas 660.903 751.182 -3,45 345.434.520 387.427.443 12,16

neraca perdagangan

-294.361 -313.765 -3,21 -145.821.946 -177.469.392 -21,70

Indonesia mengalami surplus

neraca perdagangan dengan 12

negara mitra FTA (sebesar USD

11,7 miliar) dan defisit neraca

perdagangan dengan 9 negara

mitra FTA (sebesar USD 15,3

miliar) pada periode Januari –

Juni 2018.

Page 98: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

83

Uraian 2016 2017 Trend (%) 2013-2017

Jan-Jun Perubahan (%) Jan-Jun 2018/2017 2017 2018

migas 8.972 25.464 3,99 15.643.910 38.308 -99,76

non migas -303.333 -339.228 -2,74 -161.465.856 -177.507.700 -9,94

Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)

Tabel 35. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan Asia Selatan (ribu USD)

Uraian 2016 2017 Trend (%) 2013-2017

Jan-Jun Perubahan (%) Jan-Jun

2018/2017 2017 2018

BANGLADESH

ekspor 1.266.688 1.596.615 7,46 742.635.099 1.012.344.701 36,32

migas 677 16.129 17,39 15.859.121 104.292.228 557,62

non migas 1.266.011 1.580.487 7,33 726.775.977 908.052.473 24,94

impor 68.404 73.140 -4,50 33.127.013 45.711.496 37,99

migas 0 0 0 0 0,00

non migas 68.404 73.140 -0,46 33.127.013 45.711.496 37,99

neraca perdagangan

1.198.284 1.523.475 8,32 709.508.086 966.633.205 36,24

migas 677 16.129 15.859.121 104.292.228 557,62

non migas 1.197.607 1.507.346 7,82 693.648.964 862.340.977 24,32

INDIA

ekspor 10.103.922 14.083.573 -0,37 6.931.626.024 6.294.084.403 -9,20

migas 169.562 133.866 74,45 79.709.442 23.079.677 -71,05

non migas 9.934.360 13.949.707 -0,68 6.851.916.583 6.271.004.726 -8,48

impor 2.872.789 4.048.501 -2,73 1.988.436.598 2.333.233.827 17,34

migas 29.440 260.677 -18,11 179.778.950 19.582.800 -89,11

non migas 2.843.350 3.787.824 -2,14 1.808.657.648 2.313.651.027 27,92

neraca perdagangan

7.231.133 10.035.072 0,66 4.943.189.426 3.960.850.576 -19,87

migas 140.123 -126.810 -100.069.509 3.496.877 -103,49

non migas 7.091.010 10.161.883 -0,10 5.043.258.935 3.957.353.699 -21,53

PAKISTAN

ekspor 2.018.241 2.398.093 10,97 1.157.736.552 1.239.572.935 7,07

migas 23 32 -31,15 0 83.000.523 0,00

Page 99: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

84

Uraian 2016 2017 Trend (%) 2013-2017

Jan-Jun Perubahan (%) Jan-Jun

2018/2017 2017 2018

non migas 2.018.218 2.398.062 10,98 1.157.736.552 1.156.572.412 -0,10

impor 157.256 241.096 7,25 110.960.249 275.147.787 147,97

migas 0 0 0 0 0,00

non migas 157.256 241.096 7,25 110.960.249 275.147.787 147,97

neraca perdagangan

1.860.985 2.156.997 11,44 1.046.776.303 964.425.148 -7,87

migas 23 32 -31,14 0 83.000.523 0,00

non migas 1.860.963 2.156.966 11,45 1.046.776.303 881.424.625 -15,80

Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)

Tabel 36. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan Asia Tenggara (ribu USD)

Uraian 2016 2017

Trend (%)

2013-

2017

Jan-Jun Perubahan (%)

Jan-Jun

2018/2017 2017 2018

BRUNEI DARUSSALAM

ekspor 88.668 64.557 -13,13 33.169.851 28.435.245 -14,27

migas 55 1 -28,38 212 0 0,00

non migas 88.613 64.556 -13,13 33.169.639 28.435.245 -14,27

impor 87.727 42.519 -52,06 10.407.083 13.463.775 29,37

migas 79.732 27.867 -56,08 302 0 -100,00

non migas 7.995 14.652 4,73 10.406.781 13.463.775 29,38

neraca

perdagangan 941 22.037 22.762.768 14.971.470 -34,23

migas -79.677 -27.866 -56,09 -90 0 100,00

non migas 80.618 49.903 -14,85 22.762.858 14.971.470 -34,23

FILIPINA

ekspor 5.270.873 6.627.222 15,12 2.925.064.216 3.265.010.756 11,62

migas 14.010 29.622 43,29 4.968.131 963.948 -80,60

non migas 5.256.863 6.597.600 15,10 2.920.096.086 3.264.046.809 11,78

impor 821.806 859.298 3,68 412.380.251 448.197.981 8,69

Page 100: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

85

Uraian 2016 2017

Trend (%)

2013-

2017

Jan-Jun Perubahan (%)

Jan-Jun

2018/2017 2017 2018

migas 1.621 0 0 42.117 n/a

non migas 820.186 859.298 3,81 412.380.251 448.155.864 8,68

neraca

perdagangan 4.449.067 5.767.924 17,52 2.512.683.965 2.816.812.775 12,10

migas 12.389 29.622 4.968.131 921.831 -81,45

non migas 4.436.678 5.738.302 17,47 2.507.715.835 2.815.890.945 12,29

KAMBOJA

ekspor 426.875 513.858 10,75 240.835.528 265.865.950 10,39

migas 0 2.426 -54,15 2.425.580 0 n/a

non migas 426.875 511.433 10,67 238.409.947 265.865.950 11,52

impor 25.318 28.327 13,06 12.653.833 14.488.352 14,50

migas 0 0 0 0 0,00

non migas 25.318 28.327 13,06 12.653.833 14.488.352 14,50

neraca

perdagangan 401.557 485.531 10,63 228.181.695 251.377.598 10,17

migas 0 2.426 -54,15 2.425.580 0 n/a

non migas 401.557 483.105 10,55 225.756.114 251.377.598 11,35

LAOS

ekspor 5.874 4.213 -3,91 1.838.197 2.667.449 45,11

migas 0 0 0 0 0,00

non migas 5.874 4.213 -3,91 1.838.197 2.667.449 45,11

impor 4.197 11.891 -14,72 4.182.516 15.572.953 272,33

migas 0 0 0 0 0,00

non migas 4.197 11.891 -14,72 4.182.516 15.572.953 272,33

neraca

perdagangan 1.677 -7.678 -2.344.319 -12.905.504 -450,50

migas 0 0 0 0 0,00

non migas 1.677 -7.678 -2.344.319 -12.905.504 -450,50

Page 101: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

86

Uraian 2016 2017

Trend (%)

2013-

2017

Jan-Jun Perubahan (%)

Jan-Jun

2018/2017 2017 2018

MALAYSIA

ekspor 7.121.666 8.467.527 -7,45 4.081.717.342 4.637.659.064 13,62

migas 1.098.718 1.406.235 -24,98 734.415.695 890.681.943 21,28

non migas 6.022.948 7.061.293 -1,17 3.347.301.648 3.746.977.121 11,94

impor 7.200.944 8.858.198 -11,54 4.373.526.861 4.285.092.383 -2,02

migas 2.469.380 3.572.223 -19,55 1.936.168.247 1.430.109.777 -26,14

non migas 4.731.565 5.285.976 -4,20 2.437.358.614 2.854.982.606 17,13

neraca

perdagangan -79.279 -390.671 -47,72 -291.809.519 352.566.681 220,82

migas -1.370.662 -2.165.988 -13,63 -

1.201.752.552 -539.427.834 55,11

non migas 1.291.383 1.775.317 13,88 909.943.034 891.994.515 -1,97

MYANMAR

ekspor 615.684 829.501 9,21 351.516.763 465.245.266 32,35

migas 12.346 622 33,27 456.604 389.706 -14,65

non migas 603.338 828.879 9,01 351.060.158 464.855.560 32,41

impor 113.340 145.723 13,93 79.815.662 96.269.930 20,62

migas 0 0 0 0 0,00

non migas 113.340 145.723 13,93 79.815.662 96.269.930 20,62

neraca

perdagangan 502.344 683.778 8,50 271.701.101 368.975.336 35,80

migas 12.346 622 33,27 456.604 389.706 -14,65

non migas 489.998 683.156 8,26 271.244.496 368.585.630 35,89

SINGAPURA

ekspor 11.860.981 12.767.193 -8,42 5.926.469.986 6.577.495.864 10,99

migas 2.520.947 3.678.463 -18,52 1.623.730.652 2.071.625.136 27,58

non migas 9.340.033 9.088.731 -3,36 4.302.739.333 4.505.870.727 4,72

impor 14.548.299 16.888.529 -12,88 8.055.010.546 10.039.748.041 24,64

Page 102: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

87

Uraian 2016 2017

Trend (%)

2013-

2017

Jan-Jun Perubahan (%)

Jan-Jun

2018/2017 2017 2018

migas 6.887.249 8.603.748 -17,70 4.405.990.096 5.222.037.299 18,52

non migas 7.661.050 8.284.781 -6,66 3.649.020.450 4.817.710.742 32,03

neraca

perdagangan -2.687.318 -4.121.336 -23,55

-

2.128.540.560 -3.462.252.177 -62,66

migas -4.366.301 -4.925.286 -17,17 -

2.782.259.444 -3.150.412.163 -13,23

non migas 1.678.983 803.949 653.718.883 -311.840.015 -147,70

THAILAND

ekspor 5.394.050 6.462.142 0,58 3.131.289.352 3.454.070.011 10,31

migas 783.720 1.026.298 3,94 542.602.559 571.723.762 5,37

non migas 4.610.331 5.435.844 0,02 2.588.686.793 2.882.346.249 11,34

impor 8.666.934 9.281.607 -3,98 4.441.447.657 5.350.585.017 20,47

migas 65.734 89.496 -2,66 22.746.244 27.339.142 20,19

non migas 8.601.200 9.192.110 -3,99 4.418.701.413 5.323.245.875 20,47

neraca

perdagangan -3.272.884 -2.819.464 -11,28

-

1.310.158.305 -1.896.515.006 -44,75

migas 717.985 936.802 4,67 519.856.315 544.384.620 4,72

non migas -3.990.869 -3.756.266 -8,49 -

1.830.014.620 -2.440.899.626 -33,38

VIETNAM

ekspor 3.045.642 3.587.475 10,74 1.624.628.383 1.935.502.202 19,14

migas 14.062 11.359 34,80 5.974.617 12.474.719 108,80

non migas 3.031.580 3.576.116 10,71 1.618.653.765 1.923.027.483 18,80

impor 3.228.402 3.228.760 2,88 1.569.192.666 1.913.025.028 21,91

migas 53.234 564 -45,27 131.593 674.828 412,81

non migas 3.175.168 3.228.196 3,35 1.569.061.073 1.912.350.200 21,88

neraca

perdagangan -182.760 358.715 55.435.717 22.477.174 59,45

migas -39.172 10.795 5.843.024 11.799.891 -101,95

Page 103: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

88

Uraian 2016 2017

Trend (%)

2013-

2017

Jan-Jun Perubahan (%)

Jan-Jun

2018/2017 2017 2018

non migas -143.588 347.920 49.592.692 10.677.283 78,47

Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)

Tabel 37. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan Afrika (ribu USD)

Uraian 2016 2017 Trend (%)

2013-2017

Jan-Jun Perubahan

(%) Jan-Jun

2018/2017 2017 2018

MESIR

ekspor 1.110.438 1.253.624 0,70 635.374.948 517.435.462 -18,56

migas 2 2.555 0 0 0,00

non migas 1.110.436 1.251.069 0,66 635.374.948 517.435.462 -18,56

impor 352.144 252.354 25,31 168.743.116 72.890.499 -56,80

migas 257.551 135.929 102.493.956 590.588 -99,42

non migas 94.593 116.425 -5,88 66.249.160 72.299.911 9,13

neraca perdagangan 758.294 1.001.270 -3,94 466.631.832 444.544.963 -4,73

migas -257.549 -133.374 -102.493.956 -590.588 99,42

non migas 1.015.843 1.134.644 1,42 569.125.788 445.135.551 -21,79

NIGERIA

ekspor 310.819 343.804 -15,68 174.053.428 194.553.386 11,78

migas 216 161 -21,04 128.868 0 -100,00

non migas 310.603 343.643 -15,67 173.924.560 194.553.386 11,86

impor 1.287.967 1.289.149 -23,75 474.008.809 1.020.623.761 115,32

migas 1.280.080 1.253.033 -24,04 460.324.227 981.918.678 113,31

non migas 7.887 36.116 -5,86 13.684.582 38.705.083 182,84

neraca perdagangan -977.148 -945.345 -25,89 -299.955.381 -826.070.375 -175,40

migas -1.279.864 -1.252.872 -24,04 -460.195.359 -981.918.678 -113,37

non migas 302.716 307.527 -16,54 160.239.978 155.848.303 -2,74

Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)

Page 104: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

89

Tabel 38. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan Eropa (ribu USD)

Uraian 2016 2017 Trend (%)

2013-2017

Jan-Jun Perubahan (%)

Jan-Jun

2018/2017 2017 2018

TURKI

ekspor 1.024.070 1.168.988 -8,53 549.142.651 707.876.282 28,91

migas 86 0 0 0 n/a

non migas 1.023.984 1.168.988 -8,53 549.142.651 707.876.282 28,91

impor 311.154 534.066 -25,92 197.928.593 303.229.448 53,20

migas 32.917 223.092 -46,49 48.589.460 132.965.115 173,65

non migas 278.238 310.974 4,05 149.339.133 170.264.333 14,01

neraca

perdagangan 712.915 634.922 30,32 351.214.058 404.646.834 15,21

migas -32.831 -223.092 -46,51 -48.589.460 -132.965.115 173,65

non migas 745.746 858.014 -11,77 399.803.518 537.611.949 34,47

Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)

Page 105: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

90

Perdagangan Domestik

Perkembangan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

PDB perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan

sepeda motor hingga triwulan II tahun 2018 mencapai

Rp676.506,0 miliar, atau mengalami pertumbuhan

sebesar 5,1 persen dibandingkan dengan periode yang

sama tahun 2017. Pertumbuhan ini lebih besar daripada

triwulan I tahun 2018 yakni 4,9 persen, dan

dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017 yakni 4,0

persen.

Tabel 39. Perkembangan PDB Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor hingga triwulan II tahun 2018

Harga Berlaku (Triliun Rupiah) Harga Dasar 2010 (Triliun Rupiah)

TW III 17

TW IV 17

TW I 18 TW II 18*

TW III 17

TW IV 17

TW I 18

TW II 18*

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

453,2 451,6 459,7 477,7 336,2 331,5 332,9 343,6

1. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya

90,6 91,7 93,6 94,5 63,7 64,0 64,5 64,7

2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor

362,6 359,9 366,1 383,2 272,5 267,5 268,4 278,9

Produk domestik bruto 3.503,6 3.490,6 3.506,7 3.683,9 2.552,2 2.508,9 2.498,6 2.603,7

Pertumbuhan Akumulatif YoY (%) Proporsi (%)

TW III 17

TW IV 17

TW I 18 TW II 18*

TW III 17

TW IV 17

TW I 18

TW II 18*

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

4,4 4,4 4,9 5,1 13,2 13,2 13,3 13,2

1. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya

4,5 4,8 5,9 5,2 2,5 2,6 2,6 2,5

2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor

4,4 4,4 4,7 5,1 10,7 10,7 10,7 10,7

Produk domestik bruto 5,0 5,1 5,1 5,2 100,0 100,0 100,0 100,0

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan (*) : Angka Sementara

PDB Perdagangan Besar

dan Eceran, Reparasi

Mobil, dan Sepeda Motor

hingga triwulan II tahun

2018 tumbuh 5,1 persen

(YoY).

Page 106: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

91

Perkembangan Koefisien Variasi Antar Waktu Dan Wilayah

Koefisien variasi harga antarwaktu merepresentasikan

stabilitas harga selama 12 bulan terakhir. Semakin tinggi

koefisien variasi menunjukan bahwa gap antara harga

terrendah dan tertinggi selama 12 bulan terakhir

semakin lebar. Rata-rata koefisien variasi harga

antarwaktu pada 10 barang kebutuhan pokok hingga

akhir triwulan II tahun 2018 mencapai 2,54 persen.

Komoditas yang memiliki koefisien variasi harga paling

tinggi adalah daging ayam ras, dan telur ayam ras.

Terutama daging ayam ras, harga barang kebutuhan

pokok ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan

sejak bulan Mei hingga bulan Juni 2018 yakni dalam dua

bulan tersebut sebesar 8,4 persen. Rata-rata nilai

koefisien variasi harga antarwaktu pada 10 barang

kebutuhan pokok masih berada dibawah target

maksimal yang ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019

untuk tahun 2018 yakni sebesar 3,0 persen.

Tabel 40. Harga Barang Kebutuhan Pokok Tingkat Nasional hingga Triwulan II Tahun 2018 (Rupiah)

Harga Komoditas Unit Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18

Beras Medium Rp/kg 11.186 11.037 11.011 10.522 10.358 10.581

Gula Pasir Rp/kg 12.469 12.427 12.393 12.364 12.286 12.342

Jagung Pipilan Rp/kg 7.365 7.162 7.476 7.298 7.164 6.953

Kedelai Impor Rp/kg 10.650 10.721 10.470 10.083 10.298 10.338

Tepung Terigu Rp/kg 9.151 9.305 9.261 9.233 9.262 9.195

Minyak Goreng Curah

Rp/ltr 11.448 11.390 11.514 11.310 11.268 11.459

Susu kental Manis Rp/385gr 10.496 10.446 10.911 10.456 10.386 10.772

Daging Ayam Ras Rp/kg 31.728 30.487 33.073 32.980 34.621 35.737

Daging Sapi Rp/kg 116.724 117.018 116.836 116.923 117.491 119.532

Telur Ayam Ras Rp/kg 24.337 23.616 24.134 23.976 25.612 25.035

Sumber : Kementerian Perdagangan

Koefisien variasi harga

antarwaktu hingga

triwulan II tahun 2018

telah mencapai target

RPJMN 2015-2019 untuk

tahun 2018

Page 107: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

92

Tabel 41. Koefisien Variasi Harga Antarwaktu Barang Kebutuhan Pokok Tingkat Nasional hingga Triwulan II Tahun 2018

Komoditas Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18

Beras Medium 1,76 1,99 2,06 2,09 2,32 2,31

Gula Pasir 3,37 3,47 3,33 3,13 3,02 2,70

Jagung Pipilan 1,38 1,18 1,60 1,58 1,50 1,87

Kedelai Impor 0,87 0,87 0,89 1,84 2,07 2,19

Tepung Terigu 6,18 5,62 2,46 2,41 2,15 1,70

Minyak Goreng Curah 1,36 0,64 0,64 0,79 0,96 0,94

Susu kental Manis 0,42 0,43 1,42 1,42 1,44 1,67

Daging Ayam Ras 4,45 4,21 4,23 4,24 4,96 5,97

Daging Sapi 5,84 5,80 5,73 5,65 5,59 0,99

Telur Ayam Ras 5,44 5,24 4,85 4,51 5,01 5,06

Rata-rata 10 Komoditas 3,11 2,94 2,72 2,77 2,90 2,54

Sumber : Kementerian Perdagangan, diolah

Koefisien variasi harga antarwilayah merepresentasikan

disparitas harga antarprovinsi di Indonesia. Semakin

tinggi koefisien variasi harga antarwilayah menunjukan

bahwa gap tingkat harga barang kebutuhan pokok

antarprovinsi di Indonesia semakin lebar. Hingga

triwulan II tahun 2018, rata-rata koefisien variasi harga

antarwilayah pada 10 barang kebutuhan pokok

mencapai 15,54 persen. Nilai tersebut sudah

menunjukan adanya penurunan disparitas sejak bulan

April tahun 2018. Pada akhir triwulan II tahun 2018, rata

koefisien variasi harga antarwilayah mencapai 14,26

persen. Barang kebutuhan pokok yang memiliki

disparitas harga tertinggi adalah jagung pipilan dan

kedelai impor, sedangkan yang memiliki disparitas harga

paling rendah adalah gula pasir dan daging sapi. Jika

dibandingkan dengan target RPJMN 2015-2019,

koefisien variasi harga antarwilayah masih melebihi

batas maksimal yang ditetapkan yakni 13,8. Hal ini

menunjukan bahwa upaya penurunan disparitas harga

antarprovinsi khususnya pada barang kebutuhan pokok

masih belum mencapai target yang ditetapkan.

Koefisien variasi harga

antarwilayah melebihi

batas maksimal dalam

RPJMN 2015-2019,

menunjukan bahwa

upaya pemerataan

belum mencapai target

yang ditetapkan..

Page 108: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

93

Tabel 42. Koefisien Variasi Harga Antarwilayah Barang Kebutuhan Pokok hingga Triwulan II Tahun 2018

Komoditas Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18

Beras Medium 22,12 13,02 11,89 12,60 13,51 12,60

Gula Pasir 6,07 6,14 7,76 6,00 6,02 6,44

Jagung Pipilan 29,04 28,47 36,37 30,81 26,48 27,08

Kedelai Impor 21,78 27,37 26,09 23,89 24,02 22,52

Tepung Terigu 13,80 14,45 15,10 13,86 13,25 13,73

Minyak Goreng Curah 11,26 10,70 13,49 12,35 10,79 10,48

Susu kental Manis 13,11 13,02 18,50 12,66 10,79 11,60

Daging Ayam Ras 15,46 16,43 18,46 16,13 15,23 15,54

Daging Sapi 10,59 10,77 11,52 10,79 10,87 9,66

Telur Ayam Ras 15,10 12,96 20,61 14,11 16,47 12,94

Rata-rata bulanan 15,83 15,33 17,98 15,32 14,74 14,26

Rata-rata akumulatif 15,83 15,58 16,38 16,12 15,84 15,58

Sumber : Kementerian Perdagangan, diolah

Page 109: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

94

Box 1. Isu Terkini: Perundingan IA-CEPA dan RCEP Agreement

Perundingan putaran ke-5 Indonesia-European Union Comprehensive Economic

Partnership Agreement (IEU-CEPA) dilakukan pada tanggal 9-13 Juli 2018. Pada

kesempatan tersebut telah tercapai kesepakatan awal untuk membuka akses

pengadaan barang dan jasa pemerintah. UE meminta agar pemerintah masing-masing

negara membantu mengeliminasi alur administrasi bagi UKM dalam proses pengadaan

barang dan jasa pemerintah melalui e-procurement dan membagi kontrak pengadaan

menjadi lot agar UKM dapat mengikuti proses pengadaan barang dan jasa sesuai

spesifikasi bisnis masing-masing UKM. Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice

(IGJ), Rachmi Hertanti berpendapat bahwa pelarangan diskriminasi terhadap

perusahaan atau pemilik bisnis khususnya UKM dalam pengadaan barang dan jasa

pemerintah justru akan merugikan ekonomi nasional karena akan mempersempit dan

menghambat peningkatan daya saing industri lokal di dalam negeri. Selanjutnya, Rachmi

menambahkan bahwa pembahasan liberalisasi di sektor investasi, perlindungan

investor asing, dan pilihan mekanisme sengketa diyakini akan menekan kemampuan

pemerintah dalam memberlakukan pengawasan dan pembatasan terhadap investasi

asing.

Perundingan IA-CEPA ke-12 dilakukan dari tanggal 16 sampai 20 Juli 2018 di Jakarta.

Perundingan tersebut menurut Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Luar Negeri

Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo, merupakan putaran final. Beberapa isu

belum disepakati, diantaranya penuangan akses pasar dalam tariffs elimination’s

schedule. Masih belum diputuskan apakah setelah ini perlu chief negotiator untuk

menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan Undang-Undang. Jika tidak ada kendala

yang signifikan, kerja sama IA CEPA sudah dapat terealisasi pada akhir tahun 2018.

Pada awal bulan Juli lalu, telah diadakan the 5th RCEP Ministerial Meeting di Tokyo

dimana Perundingan RCEP sendiri sudah berlangsung 5 tahun dan dilakukan sebanyak

22 putaran. Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita pada kesempatan tersebut

menyampaikan persoalan terkait dengan revisi ketiga batas tarif dan nilai perdagangan

di antara negara-negara peserta RCEP dalam upaya mencapai tarif final yang moderat.

Ada sejumlah peningkatan dalam penawaran ketiga yang ditunjukkan para negara

peserta, khususnya terkait dengan penghilangan tarif kategori. Namun, ternyata

terdapat disparitas dari kualitas tawaran yang ada, khususnya dari para negara mitra.

Mendag menyampaikan bahwa tawaran tersebut masih lebih rendah daripada target

yang sudah disepakati. Selain itu, meski ada peningkatan, ukuran daftar pengecualian

dari sejumlah negara peserta masih jauh dari kata kredibel. Para Menteri Ekonomi

Page 110: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

95

ASEAN juga akan mempertimbangkan untuk memberikan kesempatan waktu yang lebih

lama bagi India dan Tiongkok untuk memberikan laporan penyesuaian tarif, dimana

antara kedua negara belum memiliki perjanjian FTA. Tim perunding juga dituntut untuk

menyelesaikan semua isu yang bersifat teknis dan menyisakan isu politis pada triwulan

ketiga tahun 2018. Langkah strategis percepatan ini dinilai penting untuk menjaga

kredibilitas RCEP, khususnya negara-negara ASEAN selaku pemrakarsa perundingan di

mata dunia internasional.

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi telah menghadiri serangkaian pertemuan

Menteri Luar Negeri ASEAN ke-51 dan Post Ministerial Conference ke-19 yang

diselenggarakan pada tanggal 31 Juli – 4 Agustus 2018. Di Singapura, Menlu Retno

dijadwalkan menghadiri 19 rangkaian pertemuan tingkat Menlu ASEAN antara lain

ASEAN Ministerial Meeting Plenary dan Retreat, ARF, 19th ASEAN Plus Three, 8th East

Asia Summit, SEANWFZ, AICHAR Interface, serta pertemuan ASEAN dengan berbagai

mitra wicaranya. Selain serangkaian pertemuan Menlu ASEAN, Retno juga dijadwalkan

untuk melakukan sekitar 12 pertemuan bilateral. Pertemuan ASEAN dan mitra wicara

ASEAN pada tingkat Menteri Luar Negeri tersebut akan membahas mengenai Review of

Cooperation and Future Direction ASEAN serta Exchange of Views on International and

Regional Issues. Beberapa isu yang menjadi perhatian Indonesia dalam pertemuan

antarmenlu ASEAN itu antara lain mengenai Indo-Pasifik, kerja sama penanggulangan

terorisme, pemajuan perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership

(RCEP), ekonomi kreatif, serta kerja sama penanganan resiko bencana.

Page 111: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

96

Referensi:

Bicara di RCEP, Menteri Enggar Tekankan Fleksibilitas. (2018, July 02). Retrieved from https://www.medcom.id/ekonomi/mikro/PNgeBp8k-bicara-di-rcep-menteri-enggar-tekankan-fleksibilitas

Embu, W. S. (2018, July 20). Pembahasan sudah selesai 85 persen, IA-CEPA ditarget terealisasi akhir 2018. Retrieved from https://www.merdeka.com/uang/pembahasan-sudah-selesai-85-persen-ia-cepa-ditarget-terealisasi-akhir-2018.html

Herlinda, W. D. (Ed.). (n.d.). Putaran ke-5 Perundingan IEU-CEPA, Apa Saja yang Dibahas? Retrieved from http://industri.bisnis.com/read/20180722/12/819275/putaran-ke-5-perundingan-ieu-cepa-apa-saja-yang-dibahas

Setelah 5 Tahun, Perjanjian Dagang Bebas ASEAN-Mitra Masih Terseok. (2018, July 02). Retrieved from https://katadata.co.id/berita/2018/07/02/dinilai-krusial-progres-perjanjian-dagang-rcep-justru-masih-lambat

Terbang ke Singapura, Menlu RI Akan Bahas Isu Ini di Tingkat ASEAN. (n.d.). Retrieved from http://krjogja.com/web/news/read/73467/Terbang_ke_Singapura_Menlu_RI_Akan_Bahas_Isu_Ini_di_Tingkat_ASEAN

Page 112: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

97

Page 113: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

98

Page 114: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

99

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II

tahun 2018 mengalami defisit sebesar USD4,3

miliar. Kinerja tersebut menurun dibandingkan

dengan triwulan II tahun 2017 yang mengalami

surplus sebesar USD0,7 miliar maupun triwulan I

tahun 2018 yang defisit sebesar USD3,9 miliar.

Defisit NPI pada triwulan II tahun 2018 yang lebih

tinggi tersebut terutama dipengaruhi oleh defisit

neraca transaksi berjalan yang lebih tinggi serta

surplus transaksi modal dan finansial yang masih

rendah. Neraca transaksi modal dan finansial

mengalami surplus sebesar USD4,0 miliar, lebih

rendah dibandingkan triwulan II tahun 2017 yang

mencapai USD5,3 miliar meskipun lebih tinggi

dibandingkan triwulan I tahun 2018 yang mencapai

USD2,4 miliar. Perkembangan neraca pembayaran

Indonesia dapat dilihat pada Gambar 30 dan Tabel

43 di bawah.

Gambar 30. Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan I Tahun 2016–Triwulan II Tahun 2018 (Miliar USD)

Sumber: Bank Indonesia

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Transaksi Berjalan -4,6 -5,6 -5,0 -1,8 -2,2 -4,7 -4,6 -5,8 -5,7 -8,0

Transaksi Modal dan Finansial 4,4 7,1 10,1 7,7 6,8 5,3 10,2 6,9 2,4 4,0

Neraca Keseluruhan -0,3 2,2 5,7 4,5 4,5 0,7 5,4 1,0 -3,9 -4,3

Posisi Cadangan Devisa 107,5 109,8 115,7 116,4 121,8 123,1 129,4 130,2 126,0 119,8

0

20

40

60

80

100

120

140

-10

-5

0

5

10

15

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II tahun 2017 mengalami suplus sebesar USD0,7 miliar.

Pada triwulan II tahun 2018, NPI mengalami defisit lebih besar, terutama dipengaruhi oleh defisit neraca transaksi berjalan yang lebih besar.

Page 115: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

100

Tabel 43. Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan I Tahun 2016–Triwulan II Tahun 2018 (Miliar USD)

2016 2017 2018

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

I. Transaksi Berjalan -5,0 -1,8 -2,2 -4,7 -4,6 -5,8 -5,7 -8,0

A. Barang 3,9 5,1 5,6 4,8 5,3 3,1 2,3 0,3

Ekspor 34,9 40,2 40,8 39,2 43,4 45,5 44,4 43,8

Impor -31,0 -35,1 -35,1 -34,3 -38,1 -42,5 -42,1 -43,5

1. Barang Dagangan Umum 3,7 5,3 5,5 4,6 5,0 2,8 2,0 0,5

- Ekspor, fob. 34,6 39,9 40,4 38,8 42,8 44,9 43,7 43,3

- Impor, fob. -30,9 -34,6 -35,0 -34,2 -37,8 -42,1 -41,7 -42,8

a. Nonmigas 5,0 6,4 7,6 6,1 6,3 5,1 4,4 3,2

- Ekspor, fob 31,3 36,3 36,5 35,4 39,0 40,6 39,7 38,8

- Impor, fob -26,3 -29,9 -28,8 -29,3 -32,6 -35,4 -35,2 -35,6

b. Migas -1,3 -1,1 -2,2 -1,5 -1,3 -2,4 -2,4 -2,7

- Ekspor, fob 3,3 3,6 4,0 3,4 3,9 4,3 4,1 4,5

- Impor, fob -4,6 -4,7 -6,1 -5,0 -5,1 -6,7 -6,5 -7,2

2. Barang Lainnya 0,2 -0,2 0,2 0,3 0,2 0,3 0,3 -0,2

- Ekspor, fob. 0,3 0,4 0,3 0,4 0,6 0,6 0,6 0,5

- Impor, fob. -0,1 -0,6 -0,2 -0,1 -0,4 -0,4 -0,3 -0,7

B. Jasa - jasa -1,7 -1,7 -1,2 -2,2 -2,1 -2,2 -1,6 -1,8

C. Pendapatan Primer -8,1 -6,3 -7,7 -8,3 -8,9 -7,8 -7,9 -8,2

D. Pendapatan Sekunder 1,0 1,1 1,1 1,0 1,2 1,2 1,4 1,6

II . Transaksi Modal 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,0

III . Transaksi Finansial 10,1 7,7 6,8 5,3 10,2 6,9 2,4 4,0

1. Investasi Langsung 6,6 3,5 2,8 4,4 7,4 4,9 2,9 2,5

2. Investasi Portofolio 6,6 -0,3 6,5 8,1 4,0 2,0 -1,2 0,1

3. Derivatif Finansial 0,0 0,1 -0,1 0,0 0,0 -0,1 0,1 0,0

4. Investasi Lainnya -3,1 4,4 -2,5 -7,2 -1,2 0,1 0,6 1,5

IV. Total (I + II + III ) 5,1 6,0 4,6 0,6 5,6 1,1 -3,3 -4,0

V. Selisih Perhitungan Bersih 0,6 -1,5 -0,1 0,1 -0,2 -0,1 -0,6 -0,3

VI . Neraca Keseluruhan (IV + V) 5,7 4,5 4,5 0,7 5,4 1,0 -3,9 -4,3

Posisi Cadangan Devisa 115,7 116,4 121,8 123,1 129,4 130,2 126,0 119,8

Dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah

8,5 8,4 8,6 8,6 8,6 8,3 7,7 6,9

Transaksi Berjalan (% PDB) -2,0 -0,7 -0,9 -1,9 -1,8 -2,3 -2,2 -3,0

Sumber: Bank Indonesia

Page 116: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

101

Transaksi Berjalan

Perkembangan Neraca Perdagangan

Neraca Perdagangan Barang

Pada triwulan II tahun 2018, neraca perdagangan

barang surplus sebesar USD0,3 miliar, lebih kecil

dibandingkan triwulan II tahun 2017 yang surplus

sebesar USD4,8 miliar dan triwulan I tahun 2018

yang besarnya USD2,3 miliar. Penurunan surplus

tersebut didorong oleh menurunnya surplus neraca

perdagangan nonmigas dan membesarnya defisit

neraca perdagangan migas. Perkembangan neraca

perdagangan barang dapat dilihat pada Gambar 31

di bawah.

Gambar 31. Neraca Perdagangan Barang Triwulan I Tahun 2015-Triwulan II Tahun 2018

Sumber: Bank Indonesia

Neraca perdagangan nonmigas surplus sebesar

USD3,2 miliar USD, lebih rendah dari triwulan

triwulan II tahun 2017 yang mencapai USD6,1 miliar

dan triwulan II tahun 2018 yang besarnya USD4,4

miliar. Kinerja tersebut dipengaruhi oleh

pertumbuhan impor barang modal dan penurunan

kinerja ekspor.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2015 2016 2017 2018

Barang Nonmigas 3,9 5,9 6,2 3,0 3,2 4,9 5,0 6,4 7,6 6,1 6,3 5,1 4,4 3,2

Barang Migas -1,1 -1,9 -2,0 -0,7 -0,9 -1,4 -1,3 -1,1 -2,2 -1,5 -1,3 -2,4 -2,4 -2,7

Neraca Barang 3,2 4,4 4,2 2,2 2,6 3,7 3,9 5,1 5,6 4,8 5,3 3,1 2,3 0,3

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

Surplus neraca perdagangan nonmigas menurun dipengaruhi oleh pertumbuhan impor barang modal dan penurunan kinerja ekspor.

Surplus neraca perdagangan barang menurun, menjadi sebesar USD0,3 miliar.

Page 117: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

102

Sementara itu, neraca perdagangan migas mencapai

defisit sebesar USD2,7 miliar, lebih tinggi

dibandingkan triwulan II tahun 2017 yang mencapai

USD1,5 miliar maupun triwulan I tahun 2018 yang

mencapai USD2,4. Kinerja ini dipengaruhi oleh impor

yang melebihi ekspor.

Neraca Perdagangan Jasa

Pada triwulan II tahun 2018, defisit neraca

perdagangan jasa mencapai USD1,8 miliar, lebih

rendah dibandingkan triwulan II tahun 2017 yang

defisit sebesar USD2,2 miliar, namun lebih tinggi dari

triwulan I tahun 2018 yang defiist sebesar USD1,6

miliar. Hal ini terutama dipengaruhi oleh

menurunnya surplus jasa perjalanan dan

meningkatnya defisit jasa transportasi.

Perkembangan neraca perdagangan jasa dapat

dilihat pada Gambar 32 berikut.

Gambar 32. Neraca Perdagangan Jasa Triwulan I Tahun 2016-Triwulan II Tahun 2018 (Miliar USD)

Sumber: Bank Indonesia

Surplus jasa perjalanan mengalami penurunan pada

triwulan II tahun 2018 menjadi sebesar USD1,1

miliar. Surplus tersebut lebih besar dibandingkan

triwulan II tahun 2017 yang mencapai USD0,8 miliar

-4,0

-2,0

0,0

2,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Transportasi Perjalanan

Jasa asuransi dan dana pensiun Biaya penggunaan kekayaan intelektual

Jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi Jasa bisnis lainnya

Neraca perdagangan jasa defisit sebesar USD1,8 miliar.

Defisit neraca perdagangan migas mencapai USD2,7 miliar.

Surplus jasa perjalanan menurun, diiringi oleh meningkatnya defisit jasa transportasi.

Page 118: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

103

namun lebih kecil dari triwulan I tahun 2018 yang

mencapai USD1,7 miliar. Hal ini didorong oleh

peningkatan pembayaran jasa perjalanan dengan

adanya kenaikan jumlah kunjungan wisatawan

nasional ke luar negeri dengan tingkat pengeluaran

yang lebih tinggi. Adapun, neraca jasa transportasi

mengalami defisit sebesar USD1,9 miliar, lebih tinggi

dibandingkan triwulan II tahun 2017 yang besarnya

USD1,6 miliar dan triwulan I tahun 2018 yang

mencapai USD1,8 miliar. Gambaran neraca

perdagangan jasa perjalanan dan transportasi dapat

dilihat pada Gambar 33 berikut.

Gambar 33. Neraca Perdagangan Jasa Perjalanan dan Transportasi Triwulan I Tahun 2017-Triwulan II Tahun 2018

Sumber: Bank Indonesia

-4,0 -3,0 -2,0 -1,0 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

20

172

018

Impor Perjalanan Ekspor Perjalanan Impor Transportasi Ekspor Transportasi

Page 119: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

104

Neraca Pendapatan

Neraca Pendapatan Primer

Gambar 34. Neraca Pendapatan Investasi Triwulan I Tahun 2016-Triwulan II Tahun 2018 (USD Miliar)

Sumber: Bank Indonesia

Pada triwulan II tahun 2018, neraca pendapatan

primer mengalami defisit sebesar USD8,2 miliar.

Defisit tersebut lebih kecil dari triwulan II tahun

2017 yang sebesar USD8,3 miliar, namun meningkat

dibandingkan triwulan I tahun 2018 yang defisit

sebesar USD7,9 miliar. Defisit tersebut dipengaruhi

oleh meningkatnya pembayaran pendapatan

investasi portofolio dalam bentuk deviden. Selain itu

juga dipengaruhi oleh meningkatnya pembayaran

investasi lainnya dalam bentuk bunga pinjaman luar

negeri pemerintah dan swasta. Gambaran

perkembangan neraca pendapatan primer dapat

dilihat pada gambar 34 di atas.

-10,0

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Pendapatan investasi Kompensansi tenaga kerjaPendapatan investasi langsung Pendapatan investasi portofolio Pendapatan investasi lainnya

Neraca pendapatan primer mengalami defisit sebesar USD8,2 miliar.

Page 120: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

105

Neraca Pendapatan Sekunder

Neraca pendapatan sekunder pada triwulan II tahun

2018 surplus sebesar USD1,6 miliar, lebih tinggi

dibandingkan triwulan II tahun 2017 maupun

triwulan I tahun 2018 yang masing-masing besarnya

USD1,0 miliar dan USD1,4 miliar. Peningkatan

surplus tersebut terutama dipengaruhi oleh

meningkatnya remitansi dari pekerja migran

Indonesia (PMI). Gambaran mengenai

perkembangan pendapatan sekunder dapat dilihat

pada Gambar 35 berikut.

Gambar 35. Pendapatan Sekunder Triwulan I Tahun 2016-Triwulan II Tahun 2018 (Miliar USD)

Sumber: Bank Indonesia

Neraca Modal dan Finansial

Pada triwulan II tahun 2018 neraca transaksi modal

dan finansial mengalami surplus sebesar USD4,0

miliar, menurun dari triwulan II tahun 2017 yang

mencapai USD5,3 miliar namun lebih tinggi

dibandingkan triwulan I tahun 2018 yang besarnya

USD2,4 miliar. Penurunan surplus tersebut terutama

disebabkan oleh investasi portofolio yang menurun

cukup signifikan. Perkembangan neraca transaksi

modal dan finansial dapat dilihat pada Gambar 36

berikut.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Penerimaan 2,4 2,5 2,4 2,5 2,4 2,5 2,5 2,6 2,8 3,1

Pembayaran -1,2 -1,4 -1,4 -1,4 -1,2 -1,5 -1,4 -1,4 -1,4 -1,5

Pendapatan Sekunder 1,2 1,1 1,0 1,1 1,1 1,0 1,2 1,2 1,4 1,6

Neraca pendapatan sekunder surplus sebesar USD1,6 miliar.

Neraca transaksi modal dan finansial surplus sebesar USD4,0 miliar.

Page 121: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

106

Pada triwulan II tahun 2018, investasi langsung

surplus sebesar USD2,5 miliar, lebih kecil dari

triwulan II tahun 2017 yang besarnya USD4,4 miliar

dan triwulan I tahun 2018 yang besarnya USD2,9

miliar. Penurunan surplus tersebut dipengaruhi oleh

meningkatnya arus keluar pada sisi aset dan

menurunnya arus masuk pada sisi kewajiban.

Gambar 36. Neraca Transaksi Finansial Indonesia Triwulan I Tahun 2016–Triwulan II Tahun 2018 (Miliar USD)

Sumber: Bank Indonesia

Kinerja investasi portofolio mengalami surplus

sebesar USD0,1 miliar pada triwulan II tahun 2018,

menurun dari triwulan II tahun 2017 yang surplus

sebesar USD8,1 miliar, namun membaik dari

triwulan I tahun 2018 yang defisit sebesar USD1,2

miliar. Perkembangan tersebut terutama didukung

oleh penerbitan obligasi global pemerintah dan

koorporasi.

Pada triwulan II tahun 2018 investasi lainnya

mengalami surplus sebesar USD1,5 miliar,

meningkat signifikan dibandingkan triwulan II tahun

2017 yang defisit sebesar USD7,2 miliar serta lebih

tinggi dari triwulan I tahun 2018 yang surplus

sebesar USD0,6 miliar. Peningkatan suplus tersebut

dipengaruhi oleh penarikan simpanan sektor swasta

pada bank di luar negeri.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Investasi Langsung 2,8 3,2 6,6 3,5 2,8 4,4 7,4 4,9 2,9 2,5

Investasi Portofolio 4,4 8,3 6,6 -0,3 6,5 8,1 4,0 2,0 -1,2 0,1

Investasi Lainnya -2,8 -4,4 -3,1 4,4 -2,5 -7,2 -1,2 0,1 0,6 1,5

-8-6-4-202468

10

Investasi lainnya mengalami surplus sebesar USD1,5 miliar.

Surplus investasi langsung pada triwulan II tahun 2018 sebesar USD2,5 miliar.

Investasi portofolio pada triwulan II tahun 2018 surplus sebesar USD0,1 miliar.

Page 122: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

107

Cadangan Devisa

Cadangan devisa Indonesia pada triwulan II tahun

2018 mencapai USD119,8 miliar atau setara dengan

6,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri

pemerintah. Jumlah tersebut lebih kecil

dibandingkan triwulan II tahun 2017 yang besarnya

USD123,1 miliar atau setara dengan 8,6 bulan impor

dan pembayaran utang luar negeri pemerintah

maupun triwulan I tahun 2018 yang besarnya

USD126,0 miliar atau setara dengan 7,7 bulan impor

dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Sementara itu, pada bulan Juli 2018 cadangan devisa

Indonesia sebesar USD118,3 miliar atau setara

dengan 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar

negeri pemerintah.

Cadangan devisa Indonesia pada triwulan II tahun 2018 mencapai USD119,8 miliar.

Page 123: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

108

Page 124: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

109

Page 125: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

110

Page 126: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

111

PERKEMBANGAN INVESTASI

Perkembangan Investasi

Dalam penghitungan PDB sisi pengeluaran,

komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto

(PMTB) triwulan II tahun 2018 tumbuh sebesar 5,87

persen (YoY) dibanding periode yang sama tahun

2017 dan mengalami kenaikan sebesar 0,97 persen

(QtQ) dibanding triwulan sebelumnya.

Tabel 44. Pertumbuhan dan Share PMTB Triwulan II Tahun 2018 (persen)

Q2-2017

(QtQ) Q2-2017

(YoY) Q2-2017

(Proporsi) Q2-2018

(QtQ) Q2-2018

(YoY) Q2-2018

(Proporsi)

Pertumbuhan PDB 4,01 5,01 4,21 5,27

Pertumbuhan PMTB (PDB Konstan)

2,95 5,34 31,36 0,97 5,87 31,15

a. Bangunan 1,62 6,07 23,48 0,53 5,02 23,23

b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri

-1,34 -2,23 2,62 -2,34 22,48 3,01

c. Kendaraan 0,13 12,52 1,67 -5,43 8,01 1,67

d. Peralatan Lainnya 4,48 13,50 0,55 -4,83 7,29 0,55

e. Sumber Daya Hayati

17,48 2,05 2,02 18,02 0,02 1,86

f. Produk Kekayaan Intelektual

35,17 0,73 1,00 16,42 -12,82 0,82

Sumber: BPS

Untuk komponen Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto/PMTB, pertumbuhan triwulan II

tahun 2018 (YoY) secara lebih detil didorong oleh

pertumbuhan Mesin dan Perlengkapan Dalam

Negeri sebesar 22,48 persen, Kendaraan sebesar

8,01 persen, dan Peralatan lainnya sebesar 7,29

persen. Adapun sumbangan terbesar dalam

komponen PMTB pada triwulan II tahun 2018

secara detil yaitu pada Bangunan dengan

sumbangan 23,23 persen.

Pertumbuhan PMTB pada triwulan II tahun 2018 mencapai 5,87 persen.

Faktor pendorong

pertumbuhan PMTB terbesar

adalah komponen Bangunan

dengan kontribusi sebesar

23,23 persen.

Page 127: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

112

Realisasi Investasi

Realisasi Per Sektor

Realisasi PMA pada triwulan II tahun 2018

mengalami penurunan sebesar 13,5 persen

dibandingkan periode yang sama pada tahun

sebelumnya. Kenaikan realisasi PMA terjadi di sektor

tersier dengan pertumbuhan sebesar 8,9 persen,

sedangkan sektor primer dan sekunder mengalami

penurunan dengan pertumbuhan negatif masing-

masing sebesar 5,8 persen dan 33,7 persen. Untuk

PMDN, kenaikan realisasi didorong oleh

pertumbuhan positif yang terjadi di sektor primer

dan tersier. Kenaikan tertinggi terjadi di sektor

primer dengan pertumbuhan sebesar 80,3 persen,

diikuti sektor tersier yang mengalami pertumbuhan

sebesar 42,9 persen dibandingkan dengan periode

yang sama pada tahun sebelumnya. Berdasarkan

sumbangannya, pada triwulan II tahun 2018, sektor

tersier adalah pemberi sumbangan terbesar baik

untuk PMA maupun PMDN yaitu masing-masing

sebesar 44,6 persen dan 44,0 persen.

Tabel 45. Tingkat Pertumbuhan dan Proporsi Realisasi Investasi PMDN dan PMA Triwulan II Tahun 2018 Berdasarkan Sektor

Tahun PMA Jumlah (USD juta)

PMDN Jumlah (Rp Triliun)

Primer Sekunder Tersier Primer Sekunder Tersier

2012 5.933,1 11.770,0 6.861,7 24.564,7 20,4 49,9 21,9 92,2 2013 6.471,8 17.326,4 6.286,9 30.085,1 25,7 51,2 51,3 128,2

2014 6.991,3 13.019,4 8.519,0 28.529,6 16,5 59,0 80,6 156,1 2015 6.236,4 11.763,1 11.276,5 29.275,9 17,1 89,0 73,4 179,5 2016 4.501,9 16.687,6 7.774,6 28.964,1 27,7 106,8 81,7 216,2 2017 6.076,1 13.148,4 13.015,0 32.239,5 43,6 99,2 119,6 262,4

2017-TW II 1.502,3 3.830,7 2.926,8 8.259,7 11,3 24,9 24,8 61,0

2018-TW II 1.414,9 2.539,2 3.187,4 7.141,5 20,4 24,8 35,4 80,6 Pertumbuhan (YoY, %) -5,8 -33,7 8,9 -13,5 80,3 -0,6 42,9 32,1 Share (%) 19,8 35,6 44,6 100,0 25,3 30,7 44,0 100

Sumber: BKPM, diolah

Realisasi PMA pada triwulan II tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 13,5 persen (YoY) disebabkan penurunan pada sektor primer dan sekunder. Sedangkan realisasi PMDN mengalami pertumbuhan yang disebabkan oleh kenaikan pada sektor primer dan tersier.

Page 128: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

113

Berdasarkan sektor/bidang usaha, pada triwulan II

tahun 2018, lima sektor yang memberikan

kontribusi terbesar terhadap total realisasi PMA

secara berurutan adalah sektor Pertambangan (13,9

persen), Kawasan Industri dan Perkantoran (13,5

persen), Listrik, Gas dan Air (12,6 persen), Industri

Logam Dasar Mesin dan Elektronik (10,9 persen),

dan Transportasi Gudang dan Telekomunikasi (8,2

persen). Untuk PMDN, kontribusi terbesar berasal

dari sektor Transportasi, Gudang dan

Telekomunikasi sebesar 22,1 persen terhadap total

realisasi PMDN, kemudian setelahnya antara lain:

Pertambangan sebesar 18,4 persen, Industri

Makanan 15,3 persen, Listrik, Gas dan Air 10,9

persen, dan Tanaman Pangan dan Perkebunan 6,7

persen.

Tabel 46. Lima Besar Sektor Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2018

Sumber: BKPM, diolah

Realisasi Per Lokasi

Berdasarkan lokasi, realisasi PMDN mengalami

pertumbuhan positif sebesar 32,1 persen

dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya. Pertumbuhan realisasi PMDN terbesar

terjadi di Maluku dengan pertumbuhan sebesar

5.919,2 persen diikuti Kalimantan sebesar 215,7

PMA PMDN

Sektor/Bidang Usaha USD juta

% Thd Total

Sektor/Bidang Usaha Rp Triliun

% Thd Total

1 Pertambangan 995,3 13,9 1 Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi

17,8 22,1

2 Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran

962,8 13,5 2 Pertambangan 14,9 18,4

3 Listrik, Gas dan Air 898,0 12,6 3 Industri Makanan 12,4 15,3

4 Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik

781,1 10,9 4 Listrik, Gas dan Air 8,8 10,9

5 Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi

586,3 8,2 5 Tanaman Pangan dan Perkebunan 5,4 6,7

Gabungan lainnya 2.918,0 40,9 Gabungan Lainnya 21,4 26,6

Jumlah 7.141,5 100 Jumlah 80,6 100

Sektor yang berkontribusi paling besar dalam realisasi PMA adalah sektor pertambangan sebesar 13,9 persen, sedangkan pada realisasi PMDN adalah sektor sektor Transportasi Gudang dan Telekomunikasi yakni sebesar 22,1 persen.

Pada triwulan II tahun

2018, pertumbuhan

realisasi PMDN terbesar

terjadi di Maluku.

Page 129: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

114

persen. Sementara itu, Sumatera, Jawa, dan Papua

mengalami kenaikan dibandingkan dengan periode

yang sama tahun sebelumnya. Bali dan Nusa

Tenggara merupakan satu-satunya wilayah yang

mengalami tingkat pertumbuhan negatif. Realisasi

PMDN di Jawa berkontribusi terbesar terhadap total

realisasi PMDN yakni sebesar 55,4 persen kemudian

disusul oleh Kalimantan sebesar 24,5 persen dan

Sumatera sebesar 13,3 persen.

Tabel 47. Tingkat Pertumbuhan dan Proporsi Realisasi Investasi PMDN Triwulan II Tahun 2018 Berdasarkan Lokasi (Rp triliun)

Tahun Lokasi Total

Sumatera Jawa Bali & NT Kalimantan Sulawesi Maluku Papua

2012 14,3 52,7 3,2 16,7 4,9 0,3 0,1 92,2

2013 22,9 66,5 4,4 28,7 3,6 1,1 0,9 128,2

2014 29,6 97,1 0,5 21,4 7,1 0,2 0,3 156,1

2015 37,8 103,8 2,9 20 13,7 0 1,3 179,5

2016 39,8 126,4 2,6 33,6 13,6 0 0,2 216,2

2017 46,5 166 7,1 30,2 10,1 1,2 1,3 262,4

2017-TW II 7,2 42,5 1,5 6,2 3,5 0,0 0,0 61,0

2018-TW II 10,8 44,6 1,1 19,7 3,8 0,5 0,1 80,6

Pertumbuhan (YoY, %)

49,9 4,9 -26,1 215,7 7,5 5919,2 65,5 32,1

Share (%) 13,4 55,4 1,3 24,5 4,7 0,6 0,1 100

Sumber: BKPM, diolah

Realisasi PMA triwulan II tahun 2018 dibanding

periode yang sama tahun sebelumnya mengalami

penurunan dengan tingkat pertumbuhan sebesar -

13,5 persen. Pertumbuhan negatif terjadi di seluruh

wilayah kecuali wilayah Jawa. Pertumbuhan negatif

tertinggi terjadi di Sulawesi sebesar 58,8 persen.

Secara kontribusi, pada triwulan II tahun 2018, pulau

Jawa, Sumatera, dan Kalimantan memberikan

sumbangan terbesar yaitu 52,0 persen, 20,7 persen

dan 9,1 persen.

Pada triwulan II tahun 2018,

pertumbuhan realisasi PMA

terbesar terjadi di

Sumatera.

Page 130: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

115

Tabel 48. Tingkat Pertumbuhan dan Proporsi Realisasi Investasi PMA Triwulan II Tahun 2018 Berdasarkan Lokasi (USD juta)

Tahun Lokasi

Total Sumatera Jawa Bali & NT Kalimantan Sulawesi Maluku Papua

2012 3.729,3 13.659,9 1.126,6 3.208,6 1.507,0 98,8 1.234,5 24.564,7

2013 3.395,3 17.326,4 888,9 2.773,4 1.498,2 321,2 2.414,2 28.617,5

2014 3.844,5 15.436,7 993,3 4.673,6 2.055,7 111,8 1.414,0 28.529,6

2015 3.732,8 15.433,0 1.265,1 5.842,9 1.560,4 286,2 1.155,7 29.275,9

2016 5.665,3 14.772,4 47,9 2.588,7 2.765,2 541,6 1.682,9 28.964,1

2017 5.497,4 16.761,0 1.157,9 2.887,4 3.487,0 440,1 2.008,8 32.239,5

2017-TW II 1.567,7 3.659,2 522,6 860,2 1.238,8 111,8 299,3 8.259,7

2018-TW II 1.481,1 3.712,6 413,7 647,2 510,1 84,6 292,2 7.141,5

Pertumbuhan (YoY, %)

-5,5 1,5 -20,8 -24,8 -58,8 -24,4 -2,4 -13,5

Share (%) 20,7 52,0 5,8 9,1 7,1 1,2 4,1 100,0

Sumber: BKPM, diolah

Tabel 49. Lima Besar Lokasi Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2018

PMA PMDN

Lokasi (Propinsi) USD Juta % Thd Total Lokasi (Propinsi) Rp Triliun % Thd Total

Jawa Barat 1.024,5 14,3 DKI Jakarta 16,5 20,5

DKI Jakarta 997,3 14,0 Kalimantan Timur 12,2 15,1

Banten 764,8 10,7 Jawa Timur 10,5 13,0

Sumatera Selatan 603,4 8,4 Jawa Barat 8,5 10,5

Jawa Tengah 506,3 7,1 Jawa Tengah 4,7 5,9

Gabung lainnya 3.245,2 45,4 Gabung lainnya 28,2 35,0

Jumlah 8.130,80 100 Jumlah 76,4 100

Sumber: BKPM, diolah

Untuk PMDN, lima lokasi dengan realisasi paling

besar berturut-turut adalah DKI Jakarta, Kalimantan

Timur, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dengan

sumbangan terbesar berasal dari DKI Jakarta sebesar

20,5 persen dari total realisasi PMDN. Selanjutnya,

Kalimantan Timur memberikan sumbangan terbesar

kedua yaitu sebesar 15,1 persen dari total realisasi

PMDN. Sedangkan pada realisasi PMA, wilayah

penerima PMA terbesar pada triwulan II tahun 2018

secara berturut-turut adalah Jawa Barat, DKI Jakarta,

Banten, Sumatera Selatan, dan Jawa Tengah.

Realisasi PMDN terbesar

pada triwulan II tahun 2018

adalah DKI Jakarta, sebesar

20,5 persen, dan pada

realisasi PMA, lokasi

dengan realisasi terbesar

pada triwulan II tahun 2018

adalah Jawa Barat, yakni

sebesar 14,3 persen.

Page 131: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

116

Realisasi per Negara

Tabel 50. Lima Besar Negara Asal Realisasi Investasi PMA Triwulan II Tahun 2018

Negara Juta USD % Thd Total

Singapura 2.396,1 33,6

Jepang 1.027,5 14,4

R.R. Tiongkok 668,1 9,4

Hongkong, RRT 582,5 8,2

Malaysia 382,3 5,4

Gabung lainnya 2.085,0 29,2

Jumlah 7.141,5 100

Pada triwulan II tahun 2018, lima negara asal

investasi PMA paling besar berasal dari Asia, yaitu

Singapura dengan nilai investasi sebesar USD2.396,1

juta atau 33,6 persen dari total realisasi PMA, Jepang

dengan nilai investasi sebesar USD1.027,5 juta (14,4

persen), Tiongkok dengan nilai investasi sebesar

USD668,1 juta (9,4 persen), Hongkong dengan nilai

investasi sebesar USD582,5 juta (8,2 persen) dan

Malaysia dengan nilai investasi sebesar USD382,3

juta atau 5,4 persen dari total PMA.

Negara asal investasi paling besar pada triwulan II tahun 2018 adalah Singapura yakni sebesar 33,6 persen dari total realisasi PMA, diikuti oleh Jepang (14,4 persen), dan Tiongkok (9,4 persen).

Page 132: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

117

Box 2. Isu Terkini: Perlambatan Investasi di Tengah Tekanan Dinamika Global dan

Persiapan Menghadapi Tahun Politik

Penurunan realisasi PMA pada triwulan II tahun 2018 dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya merupakan yang pertama terjadi dalam lima tahun

terakhir. Sebelum penurunan pada triwulan II tahun 2018 ini, realisasi investasi

dalam beberapa triwulan terakhir memang mengalami perlambatan. Hal ini tidak

terlepas dari beberapa faktor baik yang berasal dari eksternal maupun internal. Ada

pun faktor eksternal yang dimaksud diantaranya adalah gejolak nilai tukar rupiah

dan perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok. Selain itu, Kepala BKPM pada

tanggal 14 Agustus 2018 menuturkan bahwa Indonesia juga sedang memasuki tahun

politik yang akan berlanjut hingga tahun depan. Hal ini meningkatkan ketidakpastian

dalam perekonomian nasional, sehingga investor cenderung bersifat wait and see.

Salah satu perubahan yang menyebabkan penurunan realisasi ini adalah

menurunnya realisasi PMA yang berasal dari Korea Selatan. Pada triwulan I tahun

2018, realisasi PMA dari Korea Selatan senilai USD900 juta. Namun, pada triwulan II

tahun 2018, realisasi PMA dari Korea Selatan tersebut turun drastis menjadi

USD211,9 juta. Hal ini menyebabkan posisi Korea Selatan sebagai negara ke-5

dengan dengan realisasi PMA tertinggi di Indonesia turun ke posisi delapan.

Penurunan realisasi PMA dari Korea Selatan yang paling drastis dari triwulan I ke

triwulan II tahun 2018 terjadi pada sektor sekunder, khususnya pada industri

peralatan komunikasi tanpa kabel dan industri semi konduktor dan komponen

elektronik lainnya. Kedua industri tersebut berkontribusi sebesar 60,0 persen

terhadap realisasi PMA pada triwulan I tahun 2018 atau senilai USD555,1 juta.

Namun, nilai realisasi pada triwulan II tahun 2018 pada kedua industri tersebut

hanya USD1,4 juta.

Melambatnya laju realisasi investasi juga disebabkan oleh masih ragunya investor

untuk menanamkan modal di Indonesia. Direktur Indef mengatakan bahwa

beberapa hal yang masih menjadi hambatan bagi investor untuk berinvestasi di

Indonesia antara lain: perizinan, suku bunga, dan kondisi infrastruktur. Oleh karena

itu, strategi peningkatan realisasi investasi diarahkan pada upaya meningkatkan

kepercayaan investor terhadap prediksi perekonomian nasional yang akan tumbuh

baik dan stabilitas situasi politik yang tetap terjaga.

Page 133: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

118

Referensi:

Deny, S. (2018, August 16). BKPM: Laju Investasi Melambat di Kuartal II 2018.

Retrieved from https://www.liputan6.com/bisnis/read/3618419/bkpm-laju-

investasi-melambat-di-kuartal-ii-2018

Deny, S. (2018, August 16). Pertama Sejak 2013, Realisasi Investasi Asing Turun di

Kuartal II. Retrieved from https://www.liputan6.com/bisnis/read/

3618637/pertama-sejak-2013-realisasi-investasi-asing-turun-di-kuartal-ii

Praditya, I. I. (2018, August 10). Ini Penyebab Pertumbuhan Investasi Kuartal II 2018

Melambat. Retrieved from https://www.liputan6.com/bisnis/read/

3613316/ini-penyebab-pertumbuhan-investasi-kuartal-ii-2018-melambat

Page 134: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

119

Page 135: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

120

Page 136: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

121

PERKEMBANGAN MONETER DAN PASAR KEUANGAN

Perkembangan Moneter

Nilai Tukar Rupiah

Sejak akhir triwulan III tahun 2017 hingga pertengahan

triwulan II tahun 2018, pergerakan nilai tukar mata uang

dolar AS terhadap rupiah terus menguat dan cukup

berfluktuasi. Penguatan tersebut mendorong rupiah

terdepresiasi, melampaui target yang ditetapkan

pemerintah di dalam APBN 2018 sebesar Rp13.400 per USD.

Penguatan USD tersebut didorong oleh sentimen positif

pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS),

normalisasi kebijakan moneter AS, hingga efek perang

dagang AS. Sepanjang 2018, diprediksi Bank Sentral AS (The

Fed) akan menaikkan suku bunga acuan Federal Fund Rate

(FFR) sebanyak empat kali. Hingga triwulan kedua 2018, The

Fed telah menaikkan FFR sebanyak dua kali yaitu pada

tanggal 21 Maret 2018 dan 14 Juni 2018 masing-masing

sebesar 25 bps hingga menjadi 1,75 - 2,00 persen.

Untuk pertama kalinya pada tahun 2018, nilai tukar rupiah

menyentuh level Rp14.000 per USD dan mencapai titik

tertinggi pada 23 Mei 2018 sebesar Rp14.209 per USD

(Gambar 37). Meskipun demikian, rupiah sempat menguat

tipis mencapai Rp13.853 per USD pada 6 Juni 2018, sebelum

akhirnya kembali terdepresiasi hingga Rp14.330 per USD

pada akhir triwulan II tahun 2018. Jika dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya, rupiah pada triwulan II mengalami

pelemahan sebesar 2,82 persen (Lampiran 3). Pelemahan

nilai tukar pada triwulan II dialami oleh hampir seluruh mata

uang negara-negara emerging market, di mana dua mata

uang yang mengalami pelemahan sangat signifikan (di atas

10 persen) adalah Lira-Turki dan Real-Brazil (Lampiran 3).

Jika ditinjau dari kondisi domestik, fundamental ekonomi

Indonesia masih cukup aman di tengah-tengah gejolak

kondisi perkembangan ekonomi global. Hal tersebut

diperlihatkan oleh: (i) pertumbuhan ekonomi triwulan II

yang semakin membaik mencapai 5,27 persen; (ii) tingkat

inflasi yang terkendali pada tingkat 3,12 persen di akhir Juni,

Pada akhir triwulan II tahun 2018, nilai tukar rupiah mencapai Rp14.330 per USD, melemah 2,82 persen jika dibandingkan posisi akhir triwulan sebelumnya.

Page 137: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

122

serta (iii) realisasi defisit APBN sebesar 0,75 persen yang

lebih rendah dari asumsi pemerintah dalam APBN yaitu 2,19

persen.

Gambar 37. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD (Rp per USD)

Sumber: Bloomberg, data diolah.

Selanjutnya, jika ditinjau dari indeks nilai tukar riil rupiah

(Real Effective Exchange Rate/REER), REER Indonesia masih

relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara sekawasan

ASEAN yaitu Filipina, Singapura, Thailand, dan Malaysia

(Gambar 38). Rendahnya REER yang dimiliki Indonesia ini

memiliki dampak positif terhadap daya saing ekspor

dibandingkan negara-negara peers tersebut. Pada akhir

triwulan II tahun 2018, nilai REER Indonesia sebesar 89,59.

Nilai REER negara kawasan ASEAN tertinggi dimiliki oleh

Singapura sebesar 107,63, disusul Thailand sebesar 106,76,

Filipina sebesar 103,93, dan Malaysia sebesar 89,78.

Rp14.209

Rp13.853

Rp14.330

12800

13300

13800

14300

14800

Jan

-17

Feb

-17

Mar

-17

Ap

r-1

7

Mei

-17

Jun

-17

Jul-

17

Agu

-17

Sep

-17

Okt

-17

No

v-1

7

Des

-17

Jan

-18

Feb

-18

Mar

-18

Ap

r-1

8

Mei

-18

Jun

-18

USD

-ID

R (

Ru

pia

h)

USD-IDR (Rp/USD)

23 Mei 2018

30 Juni 2018

6 Juni 2018

Nilai tukar riil rupiah (REER) masih merupakan yang terendah di antara negara-negara sekawasan ASEAN. REER rupiah pada akhir triwulan II tahun 2018 mencapai 89,59.

Page 138: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

123

Gambar 38. Real 2Effective Exchange Rate ASEAN-5, Juni 2011 – Juni 2018 (2010=100)

Sumber: Bloomberg, data diolah. Inflasi

Pada umumnya, periode April – Juni merupakan periode

musiman dimana tingkat inflasi relatif lebih tinggi karena

adanya peningkatan permintaan (demand pull inflation) pada

masa bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Namun,

realisasi tingkat inflasi pada triwulan II tahun 2018 lebih

rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama pada

tahun-tahun sebelumnya. Selama periode April – Mei tahun

2018, inflasi tahunan (YoY) masing-masing sebesar 3,41

persen, 3,23 persen dan 3,12 persen (Tabel 51). Selanjutnya,

jika dilihat secara bulanan (MtM) selama triwulan II tahun

2018, pergerakan inflasi pada bulan April – Juni masing-

masing sebesar 0,10 persen, 0,21 persen, dan 0,59 persen

(Tabel 51). Di samping adanya intervensi kebijakan yang

dilakukan oleh Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) melalui

Forum Tim Pengendalian Inflasi Nasional (TPIN),

perkembangan inflasi yang terkendali ini juga merupakan

dampak dari penurunan inflasi komponen administered

prices yang lebih rendah dibandingkan dengan periode yang

sama pada tahun sebelumnya.

Realisasi tingkat inflasi pada triwulan II tahun 2018 lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun – tahun sebelumnya. Bahkan, inflasi pada akhir triwulan II merupakan yang terendah selama tujuh tahun terakhir sejak tahun 2011.

89,59

106,76

89,78

103,93

107,63

80

85

90

95

100

105

110

115

120

Ind

eks

INDONESIA THAILAND MALAYSIA FILIPINA SINGAPURA

Page 139: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

124

Tabel 51. Tingkat Inflasi Domestik Triwulan II Tahun 2018

Persentase (%)

April Mei Juni

Year-on-Year 3,41 3,23 3,12

Month-to-month 0,10 0,21 0,59

Tahun kalender 1,09 1,30 1,90

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah kembali

Secara tahunan (YoY) sepanjang periode April – Juni tahun

2018, inflasi administered prices terus menurun perlahan

secara berturut-turut dari 4,04 persen, 3,61 persen, dan 2,88

persen (Tabel 52). Penurunan tersebut sejalan dengan upaya

pemerintah untuk mengendalikan kebijakan yang dapat

memengaruhi gejolak harga pada komoditas administered

prices.

Selain mengendalikan inflasi komponen administered prices,

pemerintah dan BI juga fokus pada pengendalian inflasi

komponen volatile food dengan menjaga ketersediaan

pasokan agar dapat mencukupi kebutuhan pasar serta

mengatur kelancaran distribusi pasokan agar lebih efektif dan

efisien. Pada periode triwulan II tahun 2018 secara bertahap

inflasi komponen volatile food masing-masing sebesar 5,08

persen, 4,33 persen, dan 4,60 persen (YoY) (Tabel 52).

Sementara itu, pergerakan inflasi inti cukup stabil secara

tahunan yang mana masing-masing sebesar 2,69 persen, 2,75

persen, 2,72 persen (YoY) dan secara bulanan berturut-turut

sebesar 0,15 persen, 0,21 persen, dan 0,24 persen (MtM)

pada April – Juni 2018 (Tabel 52).

Tabel 52. Tingkat Inflasi Domestik berdasarkan Komponen, April-Juni 2018 (dalam %)

Komponen YoY (%) MtM (%)

April Mei Juni April Mei Juni

Inti 2,69 2,75 2,72 0,15 0,21 0,24

Bergejolak 5,08 4,33 4,60 -0,29 0,19 0,90

Diatur pemerintah 4,04 3,61 2,88 0,24 0,27 1,38

Sumber: Badan Pusat Statistik, data diolah

Penurunan inflasi triwulan II tahun 2018 cukup signifikan disumbang oleh komponen inflasi administered prices.

Page 140: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

125

Berdasarkan kelompok pengeluaran, sumbangan inflasi

terbesar pada triwulan II tahun 2018 diberikan oleh inflasi

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

dan Kelompok Bahan Makanan, selanjutnya diikuti oleh

Kelompok Sandang dan Kelompok Kesehatan. Share terbesar

dari kelompok-kelompok pengeluaran tersebut terjadi pada

bulan Juni 2018, sehingga mendorong pembentukan inflasi

yang relatif tinggi bulan pada Juni sebesar 0,59 persen (MtM)

(Tabel 53).

Pada Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan

Tembakau, Subkelompok Tembakau dan Minuman

Beralkohol dan Subkelompok Makanan Jadi memberikan

andil inflasi masing-masing sebesar 0,69 persen dan 0,39

persen. Pada Kelompok Bahan Makanan, kontribusi inflasi

terbesar bersumber dari Subkelompok Sayur-Sayuran

sebesar 2,86 persen. Pada Lelompok Sandang, Subkelompok

Sandang Anak-Anak menyumbang inflasi kelompok ini

sebesar 0,76 persen. Selain itu, inflasi pada Kelompok

Kesehatan kontribusi tertinggi sebesar 1,01 persen

bersumber dari Subkelompok Jasa Perawatan Jasmani.

Secara umum, jika dilihat dari komoditas yang dominan

membentuk inflasi, inflasi pada bulan Juni 2018 disumbang

oleh kenaikan harga pada komoditas ikan segar, daging ayam

ras, ayam hidup, daging ayam kampung, daging sapi, ikan

diawetkan, kacang panjang, petai, tomat sayur, tomat buah,

bawang merah, cabai rawit, kelapa, nasi dengan lauk, rokok

kretek, rokok kretek filter, tarif angkutan udara, tarif

angkutan antarkota, tarif sewa rumah, dan tarif kereta api.

Tabel 53. Share Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Pembentukan Inflasi Bulanan, April-Juni 2018

Kelompok Pengeluaran Persentase (%)

April Mei Juni

UMUM (headline) 0,10 0,21 0,59

Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,19 0,18 1,50

Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 0,04 0,09 0,07

Kesehatan 0,22 0,21 0,27

Sandang 0,29 0,33 0,36

Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 0,16 0,19 0,13

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi pada triwulan II tahun 2018 disebabkan oleh kenaikan harga beberapa indeks kelompok pengeluaran yaitu Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau, Kelompok Bahan Makanan, Kelompok Sandang, dan Kelompok Kesehatan.

Page 141: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

126

Kelompok Pengeluaran Persentase (%)

April Mei Juni

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,24 0,31 0,40

Bahan Makanan -0,26 0,21 0,88

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah kembali

Berdasarkan daerah, sepanjang bulan April – Juni 2018,

inflasi bulanan (MtM) tertinggi dialami oleh Kota Merauke

sebesar 1,32 persen pada bulan April dan Kota Tual sebesar

1,88 persen pada bulan Mei, dan Kota Tarakan sebesar 2,71

persen pada bulan Juni (Lampiran 2). Komoditas yang

memberikan andil terhadap tingkat inflasi yang tinggi di

Merauke adalah ikan kembung, kacang panjang, kangkung,

bawang merah, rokok putih, dan rokok kretek filter. Pada

Kota Tual, andil inflasi terbesar disumbang oleh komoditas

ikan kembung, baronang, cakalang, kakap putih, momor,

telur ayam ras, dan daun singkong. Sedangkan pada Kota

Tarakan, andil inflasi terbesar disumbang oleh komoditas ikan

segar, daging dan hasil-hasilnya, dan sayur-sayuran.

Sementara itu, inflasi terendah/deflasi kabupaten/kota pada

triwulan II tahun 2018 dialami oleh Kota Tual sebesar -2,26

persen pada bulan April, Kota Pangkal Pinang sebesar -0,99

persen pada bulan Mei, dan Kota Medan serta Kota

Pekanbaru sebesar 0,01 persen pada bulan Juni.

Indeks Harga Bahan Pokok Nasional

Pada triwulan II tahun 2018, beberapa komoditas bahan-

bahan pokok nasional mengalami kenaikan harga yang cukup

signifikan (Gambar 39). Komoditas tersebut yaitu daging

ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, cabai merah biasa, dan

cabai merah keriting. Kenaikan harga-harga komoditas

tersebut umumnya disebabkan oleh ketersediaan pasokan

yang tidak memadai. Ketidakcukupan pasokan tersebut salah

satunya didorong oleh faktor kenaikan biaya produksi,

sehingga produksi menurun. Misalnya saja pada komoditas

daging ayam dan telur ayam ras yang mana mengalami

kenaikan biaya produksinya akibat kenaikan harga pakan

ayam yang disebabkan oleh impor bahan pakan jagung.

Selain itu, komoditas cabai merah biasa dan cabai merah

Sepanjang triwulan II tahun 2018, secara MtM, tingkat inflasi kabupaten/kota tertinggi terjadi di beberapa daerah kawasan timur Indonesia yaitu Merauke, Tual, dan Tarakan.

Pada triwulan II tahun 2018, beberapa komoditas bahan-bahan pokok nasional mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, yaitu daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, cabai merah biasa, dan cabai merah keriting.

Page 142: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

127

keriting juga mengalami gangguan pasokan yang disebabkan

oleh faktor cuaca dengan curah hujan tinggi, sehingga

banyak tanaman yang busuk maupun terjangkit hama dan

penyakit tanaman.

Gambar 39. Perkembangan Indeks Harga Komoditas Bahan Pokok Nasional, Januari 2016-Juni 2018

Sumber: Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), 2018.

Jumlah Uang Beredar

Secara umum, likuiditas perekonomian atau uang beredar

dalam arti luas (M2) tumbuh relatif stabil meski sempat

mengalami perlambatan pada pertengah periode April – Juni

2018. Jika dibandingkan dengan akhir triwulan sebelumnya,

posisi M2 pada akhir triwulan II tahun 2018 tumbuh 5,91

persen (YoY) sebesar Rp5.533,7 triliun, lebih rendah

dibanding posisi akhir triwulan I tahun 2018 yang tumbuh

sebesar 7,53 persen (Gambar 40) tersebut bersumber dari

seluruh komponennya (M1 dan uang kuasi) dan dipengaruhi

oleh operasi keuangan pemerintah serta peningkatan aktiva

luar negeri bersih di tengah perlambatan pertumbuhan aktiva

dalam negeri.

M1 pada bulan Juni 2018 sebesar Rp 1.452,4 triliun atau

tumbuh sebesar 8,24 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan bulan Maret 2018 sebesar 11,95 persen (YoY).

Penurunan pertumbuhan M1 dipengaruhi oleh penurunan

uang kartal seiring dengan perlambatan konsumsi

masyarakat pasca Hari Raya Idul Fitri pada pertengahan bulan

60

80

100

120

140

160

Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18

Ind

eks

Har

ga

Minyak Goreng Curah Daging Sapi Daging Ayam

Telur Ayam Beras Medium Gula Pasir

Cabai Merah Keriting Cabai Merah Biasa Bawang Merah

Secara umum, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh relatif stabil.

M1 pada bulan Juni 2018 sebesar Rp 1.452,4 triliun atau tumbuh sebesar 8,24 persen (YoY).

Page 143: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

128

Juni 2018. Namun demikian, perlambatan tersebut

terhambat oleh peningkatan komponen M1 lainnya yaitu

simpanan giro rupiah baik pada golongan nasabah korporasi

maupun perseorangan.

Pada akhir triwulan II tahun 2018, uang kuasi tumbuh sebesar

5,19 persen (YoY), lebih rendah dibanding pertumbuhan pada

akhir triwulan sebelumnya yaitu sebesar 6,21 persen (YoY)

pada bulan Maret 2017. Pertumbuhan uang kuasi melambat

disebabkan penurunan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

(DPK). Hal ini sejalan dengan tren penurunan suku bunga

simpanan dan peningkatan kebutuhan masyarakat,

komponen tabungan yang mengalami penurunan utamanya

tabungan yang berdenominasi rupiah.

Dilihat dari faktor yang memengaruhi, terjadi peningkatan

aktiva luar negeri bersih yang tercermin dari peningkatan

tagihan luar negeri utamanya disebabkan oleh valuasi pada

instrumen surat berharga asing sejalan dengan depresiasi

nilai tukar Rupiah. Selain itu, penurunan aktiva dalam negeri

bersih yang disebabkan perlambatan tagihan kepada

pemerintah pusat, khususnya pada instrumen SPN juga

memengaruhi perlambatan pertumbuhan uang beredar pada

triwulan ini.

Gambar 40. Perkembangan Uang Beredar Triwulan II Tahun 2018

Keterangan: *) Angka sementara.

Sumber: Bank Indonesia, data diolah.

7,53% 7,46%6,04%

5,91%

11,95%10,17%

10,09%

8,24%

6,21% 6,63%

4,78%5,19%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

18%

00

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

Mar Apr Mei Jun*

Pe

rtu

mb

uh

an Y

oY

(%

)

Rp

Tri

liun

M2 (Rp triliun) M1 (Rp triliun)

Uang Kuasi (Rp Triliun) Pertumbuhan M2, %YoY

Pertumbuhan M1, %YoY Pertumbuhan Uang Kuasi, %YoY

Pada akhir triwulan II tahun 2018, uang kuasi tumbuh sebesar 5,19 persen (YoY).

Page 144: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

129

Suku Bunga Kebijakan Bank Indonesia

Selama periode April – Juni 2018, BI meningkatkan suku

bunga kebijakan BI 7-day Repo Rate di tingkat 5,25 persen

(Tabel 54). Kebijakan tersebut merupakan langkah untuk

menjaga daya saing pasar keuangan domestik di tengah

perubahan kebijakan moneter yang dilakukan oleh

berbagai negara lain dan ketidakpastian pasar global yang

tinggi. Pengetatan kebijakan tersebut dilakukan dengan

memperhatikan perkembangan ekonomi global serta

mempertimbangkan risiko eksternal seperti perang

dagang antara AS-Tiongkok, tren peningkatan harga

minyak mentah, dan volatilitas harga komoditas ekspor

utama. Dengan demikian keputusan menaikkan suku

bunga kebijakan BI 7-day Repo Rate yang didukung dengan

kebijakan intervensi di pasar valas dan di pasar Surat

Berharga Negara merupakan langkah yang ditempuh

sebagai bentuk komitmen untuk menjaga stabilitas nilai

tukar rupiah sehingga dapat memberi sinyal positif kepada

pasar keuangan. Kebijakan menaikkan suku bunga acuan

diharapkan dapat menjaga stabilitas makroekonomi dan

sistem keuangan, serta penguatan pelaksanaan reformasi

struktural yang sejalan dengan upaya perkuatan koordinasi

kebijakan antara BI dengan Pemerintah.

Tabel 54. Struktur Suku Bunga Operasi Moneter Reverse Repo (persen)

April

Tenor 7 hari 2 minggu 1 bulan

Term Structure Operasi Moneter

4,25 4,45 4,60

Mei

Term Structure Operasi Moneter

4,75 4,69 4,83

Juni

Term Structure Operasi Moneter

5,25 4,93 5,13

Sumber: Bank Indonesia.

Pada triwulan II tahun 2018, BI masih tetap menaikkan suku bunga kebijakan BI 7-day Repo Rate secara bertahap sebesar 100 basis poin, dari 4,25 persen menjadi 5,25 persen.

Page 145: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

130

Respon Kebijakan Moneter

Pada kuartal kedua tahun 2018, pertumbuhan ekonomi

diperkirakan masih akan menghadapi berbagai risiko global

maupun domestik, diantaranya:

i. Kenaikan harga beberapa komoditas strategis seperti

harga minyak dan beras. Hal ini berpotensi memicu

terjadinya inflasi yang berdampak pada penurunan daya

beli dan tingkat konsumsi masyarakat.

ii. Normalisasi kebijakan moneter AS seiring dengan prospek

pertumbuhan ekonomi AS yang berpotensi mendorong

peningkatan suku bunga acuan FFR hingga empat kali

pada tahun 2018. Menurunnya perbedaan imbal hasil

antara aset berdenominasi rupiah dan dolar AS

menyebabkan terjadinya peningkatan arus keluar modal

di Indonesia. Hal ini berpotensi memberi tekanan lanjutan

pada nilai tukar Rupiah. Hal tersebut diperkirakan dapat

mengganggu pertumbuhan ekonomi domestik serta

tingkat inflasi nasional.

iii. Berlanjutnya perang dagang antara AS dengan Tiongkok

dan Uni Eropa yang dapat memengaruhi kinerja ekspor

dan pertumbuhan ekonomi yang semakin menurun.

Merespon kemungkinan risiko yang akan terjadi selama

2018, Pemerintah bersama BI akan tetap melakukan

langkah-langkah stabilisasi, dengan cara: (i) optimalisasi suku

bunga kebijakan untuk menjaga arus modal supaya tidak

keluar; (ii) menjaga stabilisasi nilai tukar sesuai dengan nilai

fundamentalnya, salah satunya dengan menahan impor

barang-barang tertentu yang dapat meningkatkan

permintaan dolar; (iii) meningkatkan koordinasi kebijakan

dalam mengendalikan inflasi, (iv) melakukan intervensi di

pasar keuangan, serta (v) mengoptimalkan bauran kebijakan

moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk

menjaga keseimbangan antara stabilitas makroekonomi dan

sistem keuangan, khususnya dengan memitigasi peningkatan

risiko jangka pendek.

Merespon kemungkinan risiko yang akan terjadi pada pertengahan tahun 2018, Pemerintah dan BI akan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi moneter, khususnya dengan memitigasi peningkatan risiko dari pelemahan nilai tukar.

Page 146: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

131

Perkembangan Perbankan

Gambar 41. Perkembangan Kinerja Bank Umum Konvensional di Indonesia 2016 – 2018

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (diolah)

Pada triwulan II tahun 2018, perkembangan sektor jasa

keuangan relatif terjaga dengan ditopang kinerja subsektor

perbankan yang cukup baik. Rasio kecukupan modal

perbankan yang tercermin dari rasio CAR (Capital Adequacy

Ratio) sebesar 22,01 persen, sedikit menurun dibandingkan

dengan posisi triwulan I tahun 2018. Namun demikian, rasio

tersebut masih berada jauh di atas ketentuan minimum yang

ditetapkan yaitu 8 persen. Oleh karena itu, rasio kecukupan

modal masih mencerminkan ketahanan perbankan dalam

mengatasi tekanan di perekonomian.

Sementara dari sisi likuiditas, kondisi likuiditas perbankan

pada triwulan II tahun 2018 semakin ketat, yang tercermin

dari peningkatan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio).

Percepatan pertumbuhan kredit di tengah perlambatan

pertumbuhan DPK mendorong peningkatan rasio tersebut.

Rasio LDR meningkat pada triwulan II tahun 2018, yaitu

menjadi 92,76 persen, dari yang sebelumnya sebesar 90,19

persen.

Meskipun pertumbuhan kredit mengalami peningkatan,

risiko kredit macet yang tercermin melalui rasio NPL (Non

Performing Loan) justru membaik.- Rasio NPL pada triwulan

II tahun 2018 sebesar 2,67 persen, lebih rendah jika

Perkembangan sektor jasa

keuangan pada triwulan II

tahun 2018 relatif terjaga,

dengan ditopang oleh

kinerja subsektor

perbankan.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

LDR (%) 89,60 91,19 90,04 90,70 89,12 89,31 88,74 90,04 90,19 92,76

CAR (%) 22,00 22,56 23,26 22,93 22,88 22,74 23,25 23,18 22,65 22,01

NPL (%) 2,83 3,05 3,22 2,93 3,19 2,96 2,93 2,59 2,75 2,67

0

5

10

15

20

25

86,0

87,0

88,089,0

90,091,0

92,0

93,094,0

CA

R d

an N

PL

(%)

Loan

to

Dep

osi

t R

atio

(%

)

Page 147: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

132

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,75.

Penurunan rasio tersebut menggambarkan adanya

peningkatan kualitas penyaluran kredit perbankan.

Gambar 42. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Konvensional di Indonesia Tahun 2016 –2018

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Total Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan pada triwulan II

tahun 2018 sebesar Rp5.398,82 triliun, atau mengalami

pertumbuhan sebesar 6,99 persen (YoY). Namun demikian,

pertumbuhan ini sedikit melambat jika dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya, dan hal ini utamanya didorong oleh

perlambatan pertumbuhan deposito yang sangat signifikan.

Pada triwulan II tahun 2018, pertumbuhan deposito sebesar

2,68 persen (YoY), jauh lebih rendah jika dibandingkan

dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 12,0 persen (YoY). Tidak jauh berbeda dengan

pertumbuhan deposito, pertumbuhan giro pada triwulan II

tahun 2018 juga mengalami perlambatan. Pertumbuhan giro

sebesar 10,56 persen (YoY) atau sedikit melambat jika

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya

yang sebesar 10,9 persen (YoY).

Sementara itu, tabungan justru mengalami perkembangan

yang sangat baik. Pertumbuhan tabungan mengalami

peningkatan cukup signifikan pada triwulan II tahun 2018.

Tabungan tercatat tumbuh sebesar 11,52 persen (YoY), jauh

0%

5%

10%

15%

20%

25%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Per

tum

bu

han

DP

K (

%)

DP

K (

Trili

un

Ru

pia

h)

DPK (Rp T) Pertumbuhan DPK Growth Tabungan Growth Deposito Growth Giro

Pertumbuhan Dana Pihak

Ketiga (DPK) perbankan

mengalami sedikit

perlambatan pada triwulan

II tahun 2018.

Page 148: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

133

lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tumbuh hanya sebesar 6,37 persen.

Gambar 43. Perkembangan Kredit Bank Umum Konvensional di Indonesia Tahun 2016–2018

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Meskipun terjadi perlambatan pada pertumbuhan DPK pada

triwulan II tahun 2018, pertumbuhan total kredit perbankan

justru mengalami peningkatan. Total kredit perbankan

sebesar Rp5.028,75 triliun, atau tumbuh sebesar 11,1 persen

(YoY), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan I tahun

2018 sebesar 8,8 persen (YoY). Peningkatan tersebut

didorong oleh peningkatan pertumbuhan kredit investasi dan

kredit modal kerja.

Kredit investasi mengalami pertumbuhan sebesar 9,4 persen

(YoY) pada triwulan II tahun 2018, jauh lebih tinggi jika

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya

sebesar 4,9 persen (YoY). Menurut Survei Bank Indonesia,

peningkatan kredit investasi tersebut terutama terjadi pada

sektor Konstruksi, khususnya terjadi pada subsektor

konstruksi gedung di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Peningkatan pertumbuhan kredit investasi juga terjadi pada

sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan.

Selain kredit investasi, kredit modal kerja juga berkontribusi

mendorong peningkatan pertumbuhan total kredit pada

triwulan II tahun 2018. Kredit Modal Kerja tumbuh sebesar

11,5 persen (YoY), jauh lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 8,8 persen

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Per

tum

bu

han

Kre

dit

(%

)

Kre

dit

Per

ban

kan

(R

p T

)

Kredit (Rp T) Pertumbuhan Total Kredit Pertumbuhan KI

Pertumbuhan KMK Pertumbuhan KK

Meskipun terjadi

perlambatan pada

pertumbuhan Dana

Pihak Ketiga (DPK) di

triwulan II tahun 2018,

kredit perbankan justru

mengalami peningkatan

pertumbuhan.

Page 149: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

134

(YoY). Menurut survei Bank Indonesia, peningkatan kredit

modal kerja tersebut utamanya didorong oleh akselerasi

penyaluran KMK pada sektor perdagangan, hotel, restoran,

dan sektor industri pengolahan.

Sementara itu, kredit konsumsi justru melambat, dari 11,5

persen (YoY) pada triwulan I tahun 2018, menjadi 10,7 persen

(YoY) pada triwulan II tahun 2018. Perlambatan tersebut

disebabkan oleh perlambatan KPR, KKB, dan Kredit

Multiguna.

Tabel 55. Perkembangan Kredit Bank Umum Konvensional di Indonesia Tahun 2017 – 2018 (Miliar Rp)

Sektor 2017 2018

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 284.462 296.652 298.092 317.379 319.600 334.522

Perikanan 9.784 10.287 10.323 11.273 10.639 11.214

Pertambangan dan Penggalian 124.803 122.472 116.336 113.622 104.750 113.514

Industri Pengolahan 756.530 784.685 775.039 824.109 793.325 843.890

Listrik, gas dan air 138.226 127.074 131.216 146.133 154.238 164.681

Konstruksi 215.283 234.149 241.637 258.931 254.714 277.219

Perdagangan Besar dan Eceran 836.519 845.293 844.023 885.454 885.838 930.037

Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum

94.402 96.725 96.504 97.886 97.367 97.773

Transportasi, pergudangan dan komunikasi 171.076 173.979 169.827 182.628 192.105 214.226

Perantara Keuangan 196.330 212.049 205.687 214.185 211.490 230.761

Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan

206.866 211.334 211.447 221.923 225.520 229.839

Admistrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

22.639 22.194 23.126 21.822 21.981 22.528

Jasa Pendidikan 8.887 9.247 9.336 10.104 10.166 10.750

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 16.565 17.447 17.542 19.092 19.799 19.351

Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan lainnya

58.494 60.218 61.627 72.377 70.715 72.154

Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 2.642 2.678 2.652 2.744 2.703 2.717

Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya

191 162 157 156 152 112

Kegiatan yang belum jelas batasannya 2.394 3.250 3.090 2.752 3.488 2.890

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Pada triwulan II tahun 2018, penyaluran kredit perbankan

mengalami peningkatan hampir di semua sektor. Dari 18

sektor, peningkatan penyaluran kredit terjadi pada 15 sektor,

kecuali 3 sektor lainnya yaitu: (1) Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial, (2) Badan Internasional dan Badan Ekstra

Pada triwulan II tahun 2018,

penyaluran kredit

perbankan mengalami

peningkatan hampir di

semua sektor.

Page 150: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

135

Internasional lainnya, serta (3) Kegiatan yang belum jelas

batasannya.

Sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi

merupakan sektor yang mengalami peningkatan terbesar

yaitu sebesar Rp21,1 triliun atau tumbuh sebesar 11,5 persen

jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (QtQ). Di sisi

lain, penyaluran kredit pada Badan Internasional dan Badan

Ekstra Internasional Lainnya mengalami penurunan terbesar

yaitu turun sebanyak 40 miliar atau -26,3 persen jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Secara sektoral, jika ditinjau dari volume penyaluran kredit

terbesar, sektor yang memiliki penyerapan kredit terbesar

adalah sektor perdagangan besar dan eceran, yaitu sebesar

R930 triliun atau 26 persen dari total kredit, kemudian diikuti

oleh sektor pengolahan dengan penyerapan sebesar Rp843,9

triliun atau 23,6 persen dari total kredit. Di sisi lain, sektor

dengan penyaluran kredit terendah adalah sektor Badan

Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya dengan

penyaluran kredit sebesar Rp112 miliar.

Gambar 44. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) berdasarkan Sektor Ekonomi*

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Pertanian Perikanan Industri Pengolahan Perdagangan Jasa-jasa

Pertanian21,3%

Jasa-jasa 11%

Perikanan1,5%

Industri Pengolahan 4,8%

Perdagangan 61,5%

Page 151: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

136

Total penyaluran KUR hingga Juni 2018 telah mencapai Rp64,56

triliun atau atau 55,1 persen dari target. Adapun target

penyaluran KUR untuk taun 2018 adalah sebesar Rp120 triliun.

Pada triwulan II tahun 2018, KUR sudah disalurkan kepada 2,45

juta debitur dengan rasio tingkat kredit macet (NPL) sebesar 0,01

persen. Berdasarkan skema KUR, penyaluran KUR masih

didominasi oleh skema KUR Mikro (63,5 persen), KUR Kecil (36,1

persen) dan KUR TKI (0,4 persen). Dengan demikian, kinerja ini

menunjukkan keberpihakan Pemerintah terhadap akses

pembiayaan usaha mikro dan usaha kecil.

Dari sisi penyaluran KUR menurut sektor ekonomi, penyaluran

KUR masih didominasi oleh sektor perdagangan yaitu sebesar

61,5 persen, kemudian diikuti oleh sektor pertanian, perburuan,

dan kehutanan yaitu sebesar 21,3 persen, serta sektor jasa

sebesar 11 persen.

Berdasarkan wilayah, penyaluran KUR masih didominasi oleh

provinsi-provinsi yang terletak di Pulau Jawa yaitu sebesar 56,1

persen, diikuti oleh Sumatera 19,4 persen dan Sulawesi 9,4

persen.

Perkembangan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB)

Perkembangan Industri Asuransi

Perkembangan Total Aset Industri Asuransi 2016 – 2018

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Target penyaluran KUR

untuk tahun 2017 adalah

Rp106,6 triliun. Total

realisasi KUR yang

tersalurkan hingga

Desember 2017 adalah

Rp96,7 triliun atau 90,7

persen dari target.

0,00

200,00

400,00

600,00

800,00

1000,00

1200,00

1400,00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Trili

un

Rp

Page 152: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

137

Sepanjang triwulan II 2018, kinerja Industri Keuangan Non-Bank

(IKNB) menunjukkan perkembangan positif tercermin dari

meningkatnya total aset IKNB sebesar 1,2 persen (QtQ) menjadi

Rp2.167,8 triliun didukung kenaikan aset yang signifikan dari

industri Asuransi.

Sampai dengan akhir triwulan II 2018, aset industri Asuransi

tumbuh 4,49 persen (QtQ) menjadi Rp1.198,6 triliun

dibandingkan triwulan sebelumnya. Selanjutnya, jika

dibandingkan dengan jumlah aset pada triwulan yang sama

tahun sebelumnya (triwulan II tahun 2017), jumlah total aset

industri asuransi mengalami peningkatan sebesar 18,4 persen

(YoY). Dengan demikian, hal ini menggambarkan kinerja yang

positif pada industri asuransi di Indonesia.

Perkembangan Pasar Modal

Perkembangan Pasar Saham

Gambar 45. Perkembangan IHSG dan Nilai Kapitalisasi Pasar Saham Tahun 2016–2018

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Sepanjang triwulan II

2018, kinerja Industri

Keuangan Non-Bank

(IKNB) menunjukkan

perkembangan positif.

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018 Nila

i Kap

ital

isas

i Pas

ar (

Trili

un

Rp

)

IHSG

(R

p)

Nilai Kapitalisasi Pasar IHSG

Page 153: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

138

Sampai triwulan II 2018 ini, The Fed sudah menaikkan Fed Fund

Rate (FFR) sebanyak 2 kali dan diperkirakan akan kembali

menaikkan minimal dua kali pada sisa tahun 2018. Kondisi ini

sangat memengaruhi pergerakan pasar modal global,

termasuk pasar modal domestik yang cukup sensitif terhadap

sentimen global.

Sempat menunjukan kinerja yang positif pada awal 2018,

kondisi pasar modal pada triwulan II tahun 2018 mengalami

pelemahan. IHSG dan Nilai Kapitalisasi Pasar pada trilwulan II

tahun 2018 tercatat mengalami penurunan dibandingkan

dengan triwulan I 2018. Pada triwulan II tahun 2018, IHSG

berada pada posisi Rp5.799,2 atau menurun sebesar 6,3

persen (QtQ) jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2018.

Sejalan dengan hal tersebut, nilai kapitalisasi pasar saham juga

mengalami penurunan sebesar 5,4 persen (QtQ) pada triwulan

II tahun 2018 jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Nilai kapitalisasi pasar saham menurun dari Rp6.884,9 triliun

pada triwulan I tahun 2018 menjadi Rp6.511,7 triliun pada

triwulan I tahun 2018.

Pelemahan pasar modal secara umum lebih diakibatkan oleh

sentimen eksternal. Masih tinggingya risiko ketidakpastian

pasar keuangan global belakangan ini turut mempengaruhi

minat emiten untuk menghimpun dana di pasar modal

domentik.

Kondisi pasar modal

mengalami pelemahan

pada triwulan II tahun 2018.

Masih tingginya risiko

ketidakpastian pasar global

memperburuk pasar modal

domestik yang cukup

sensitif terhadap sentimen

global.

Page 154: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

139

Perkembangan Pasar Obligasi

Gambar 46. Perkembangan Obligasi Korporasi 2016–2018

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Obligasi korporasi menunjukan perlambatan pertumbuhan

pada triwulan II tahun 2018. Namun sepanjang 2018 industri

pasar obligasi masih bisa tumbuh ditengah kecemasan pasar

global.

Sampai triwulan II tahun 2018 Industri pasar obligasi

mengalami peningkatan yang tercermin dari perkembangan

jumlah obligasi korporasi (outstanding). Pada triwulan II

tahun 2018, jumlah obligasi korporasi (outstanding) berada

pada posisi Rp402,5 triliun atau meningkat sangat tipis

sebesar 0,5 persen (QtQ) jika dibandingkan dengan triwulan I

tahun 2018. Akan tetapi, pertumbuhan tersebut sedikit

melambat atau lebih rendah jika dibandingkan dengan

pertumbuhan obligasi korporasi pada triwulan I tahun 2017

yang mengalami peningkatan sebesar 3,4 persen (QtQ).

Namun, secara umum pasar obligasi tengah tertekan.

Obligasi pemerintah dan korporasi pada dasarnya sama-sama

mengalami penurunan harga. Kecemasan pasar soal arah

kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Ob

ligas

i ko

rpo

rasi

(Tr

iliu

n R

p)

Obligasi korporasi

menunjukan perlambatan

pertumbuhan pada triwulan

II tahun 2018. Namun

sepanjang 2018 industri

pasar obligasi masih

tumbuh ditengah

kecemasan global.

Page 155: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

140

Perkembangan Industri Dana Pensiun

Gambar 47. Perkembangan Jumlah Perusahaan Dana Pensiun Tahun 2015–2018*

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Sampai dengan periode laporan, terjadi penurunan aset Dana

Pensiun sebesar 1,6 persen (QtQ) dari Rp262,9 trilliun pada

triwulan I tahun 2018 menjadi Rp258,6 pada triwulan II tahun

2018. Penurunan aset ini sejalan dengan menurunan nilai

investasi sebanyak 1,7 persen (QtQ). Jumlah investasi dana

pensiun mengalami penurunan pada triwulan II tahun 2018.

Jumlah investasi perusahaan dana pensiun sebesar Rp252,6

trilliun atau lebih rendah sebesar 1,7 persen (QtQ) dari

triwulan sebelumnya yaitu sebesar Rp257 triliun. Namun jika

dibandingkan dengan triwulan yang sama pada triwulan II

tahun 2017 industri dana pensiun masih menunjukan

perkembangan yang positif dengan meningkatnya asset dan

nilai investasi dana pensiun masing masing sebesar 2,4

persen dan 2,9 persen pada triwulan II tahun 2018.

Aset Dana Pensiun

mengalami penurunan.

Penurunan aset ini sejalan

dengan menurunan nilai

investasi.

0,0050,00100,00150,00200,00250,00300,00

0,0050,00

100,00150,00200,00250,00300,00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Trili

un

Rp

Trili

un

Rp

Jumlah Investasi Jumlah Aset Bersih

Page 156: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

141

Perkembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah Perkembangan Perbankan Syariah

Gambar 48. Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah Tahun 2016-2018

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Kinerja perbankan Syariah pada triwulan II tahun 2018

cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan periode

sebelumnya. Hal ini terlihat dari peningkatan rasio kecukupan

modal (CAR) dibandingkan dengan periode sebelumnya yaitu

18,47 persen. Rasio tersebut masih jauh di atas ketentuan

CAR minimum yakni 8 persen. Hal tersebut mencerminkan

tingginya ketahanan perbankan syariah dalam menghadapi

tekanan perekonomian. Dari sisi penyaluran, rasio

pembiayaan terhadap deposit atau Financing to Deposit Ratio

(FDR) pada triwulan II tahun 2018 meningkat cukup signifikan

dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi sebesar 86,46

persen. Kenaikan FDR yang cukup signifikan pada triwulan II

tahun 2018 disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan

Dana Pihak Ketiga dibandingkan dengan pertumbuhan

jumlah pembiayaan yang disalurkan. Peningkatan FDR

sebesar 2,14 persen membuktikan baiknya fungsi

intermediasi perbankan syariah.

Adapun, rasio pembiayaan bermasalah atau Non-Performing

Financing (NPF) pada triwulan II tahun 2018 turun sebesar

0,58 persen. Menurunnya NPF dari 3,86 persen pada triwulan

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

FDR 87,52 89,32 87,53 88,78 87,55 87,85 85,25 85,34 84,32 86,46

CAR 14,90 14,72 14,87 16,63 16,98 16,42 16,16 17,91 18,47 20,59

NPF 5,35 5,05 4,94 4,16 4,29 3,99 3,88 3,87 3,86 3,28

0,0

4,0

8,0

12,0

16,0

20,0

24,0

81,0

82,5

84,0

85,5

87,0

88,5

90,0

CA

R &

NP

F (%

)

FDR

(%

)

Kondisi sektor perbankan

syariah pada triwulan I

tahun 2018 relatif terjaga,

dibuktikan dengan

meningkatnya permodalan

serta kualitas pengembalian

pembiayaan perbankan

Syariah.

Page 157: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

142

I tahun 2018 menjadi 3,28 persen pada triwulan II tahun 2018

mencerminkan kualitas pengembalian dana perbankan

syariah yang baik.

Gambar 49. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan Kredit Perbankan Syariah 2016 – 2018

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Kegiatan intermediasi perbankan syariah pada triwulan II

tahun 2018 cenderung melambat. Kondisi ini terlihat dari

perlambatan pertumbuhan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK)

dan jumlah pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah

sejak triwulan II tahun 2017. Pertumbuhan DPK perbankan

syariah pada triwulan II tahun 2018 mengalami perlambatan

sebesar 12,98 persen dari triwulan yang sama tahun

sebelumnya (YoY), persentase ini lebih rendah dari nilai

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 18,78 persen

(YoY). Penurunan DPK tersebut bersumber dari dana

simpanan wadiah sebagai komponen DPK yang tercatat

menurun sebesar 19,36 persen (YoY).

Adapun jumlah pembiayaan yang disalurkan mengalami

perlambatan pertumbuhan yang cukup signifikan pada

triwulan II tahun 2018 dari triwulan yang sama pada tahun

sebelumnya. Pertumbuhan pembiayaan pada triwulan II

tahun 2018 mencapai 11,20 persen (YoY), 3,21 persen lebih

rendah dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 14,40

persen (YoY).

0

5

10

15

20

25

0

80

160

240

320

400

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Pe

rtu

mb

uh

an (

%)

Trili

un

(R

p)

DPK Pembiayaan Pertumbuhan DPK (yoy) Pertumbuhan Pembiayaan (yoy)

Kinerja intermediasi

perbankan syariah pada

Triwulan II tahun 2018

tercatat melambat,

tercermin dari

melambatnya pertumbuhan

DPK dan jumlah

pembiayaan.

Page 158: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

143

Gambar 50. Perkembangan Kredit Perbankan Syariah Tahun 2016–2018

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Secara umum, perkembangan pembiayaan perbankan

syariah mengalami perlambatan pertumbuhan. Hal ini dapat

dilihat dari pertumbuhan total jumlah pembiayaan yang

mengalami perlambatan semenjak triwulan II tahun 2017.

Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

sebelumnya, terjadi perlambatan pertumbuhan jumlah

pembiayaan secara keseluruhan sebesar 11,20 persen (YoY),

lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang

sebesar 14,40 persen (YoY). Apabila ditinjau lebih lanjut pada

komponennya, semua jenis pembiayaan mencatat

perlambatan pertumbuhan dibandingkan triwulan yang sama

tahun sebelumnya. Pembiayaan Investasi mengalami

pertumbuhan sebesar 6,86 persen pada triwulan II tahun

2018 dari triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (YoY);

Pembiayaan Modal Kerja mencatat pertumbuhan sebesar

10,10 persen dari triwulan yang sama pada tahun

sebelumnya (YoY) dan Pembiayaan Konsumsi tumbuh

sebesar 14,66 persen dari triwulan yang sama pada tahun

sebelumnya (YoY). Di antara semua jenis pembiayaan syariah,

jenis Pembiayaan Investasi tetap mengalami perlambatan

sejak triwulan I tahun 2016.

0

4

8

12

16

20

24

28

32

0

60

120

180

240

300

360

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Pe

rse

nta

se (

%)

(Rp

Tri

liun

)

Total Pembiayaan Pertumbuhan PIPertumbuhan PMK Pertumbuhan PKPertumbuhan Pembiayaan (YoY)

Jumlah total pembiayaan

yang disalurkan tumbuh

melambat pada triwulan II

tahun 2018.

Page 159: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

144

Tabel 56. Penyaluran Kredit Berdasarkan Sektor 2016–2018

2016 2017 2018

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

Pertanian, Perburuan dan Kehutanan

7.746

8.531

9.484

9.847

9.741

10.419 10.396

Perikanan

1.299

1.405

1.492

1.350

1.370

1.462 1.048

Pertambangan dan Penggalian

6.454

6.604

6.833

7.085

7.012

6.864 6.551

Industri Pengolahan

18.104

19.745

20.055

20.558

20.422

21.463 21.440

Listrik, gas dan air

7.259

8.117

8.262

7.857

7.733

11.044 11.150

Konstruksi

11.057

14.435

14.409

19.782

21.540

22.198 21.273

Perdagangan Besar dan Eceran

27.993

30.319

29.320

30.450

31.600

32.839 32.472

Penyediaan akomodasi dan penyediaan

makan minum

2.713

3.043

3.425

3.489

3.542

3.613 3.730

Transportasi, pergudangan dan komunikasi

10.766

10.921

10.387

11.028

10.019

10.087 9.833

Perantara Keuangan

19.024

18.948

18.106

19.385

19.564

19.583 18.590

Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa

Perusahaan

10.137

12.797

11.354

11.657

12.045

12.326 12.218

Admistrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib

261

9

8

9

8

7 5

Jasa Pendidikan

3.479

3.786

4.107

4.390

4.693

4.905 4.794

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

2.676

3.030

3.229

3.511

3.658

4.021 3.981

Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya,

Hiburan dan Perorangan lainnya

4.472

4.617

4.518

4.895

4.880

4.973 6.699

Jasa Perorangan yang Melayani Rumah

Tangga

323

337

329

343

330

331 331

Badan Internasional dan Badan Ekstra

Internasional Lainnya

-

-

-

-

-

- -

Kegiatan yang belum jelas batasannya

952

760

688

752

575

538 462

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Page 160: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

145

Perkembangan penyaluran pembiayaan perbankan syariah di

Indonesia pada triwulan I tahun 2018 mengalami

perlambatan. Apabila ditinjau secara sektoral, pertumbuhan

terbesar ada pada sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya,

hiburan dan perorangan lainnya. Sektor perdagangan besar

dan eceran masih mendominasi penyerapan pembiayaan

yang disalurkan yaitu sebesar 19,7 persen atau sebesar

Rp32.472 miliar. Disusul oleh sektor industri pengolahan yang

mendominasi penyerapan pembiayaan perbankan syariah

sebesar 13,0 persen atau sebesar Rp21.440 miliar. Berbeda

dengan perbankan konvensional, perbankan syariah belum

memberikan pembiayaan terhadap sektor Badan

Internasional dan Badan Ekstra Internasional. Sementara itu

sektor dengan penyaluran pembiayaan terendah berada di

sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan

sosial yakni hanya sebesar Rp5 miliar. Adapun, apabila

ditinjau dari pertumbuhan dari triwulan sebelumnya, semua

sektor mengalami pertumbuhan negatif kecuali pada sektor

listrik, gas dan air; sektor penyediaan akomodasi dan

penyediaan makan minum; serta sektor jasa

kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan

lainnya.

Perkembangan Pasar Modal Syariah

Gambar 51. Perkembangan Nilai Kapitalisasi Pasar Saham ISSI dan JII Tahun 2016-2018

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

-

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q1

2016 2017 2018

Mili

ar R

p

ISSI JII

Secara umum, penyaluran

pembiayaan perbankan

syariah mengalami

pertumbuhan yang negatif

kecuali pada tiga (3) sektor.

Page 161: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

146

Kinerja pasar modal syariah menunjukkan perkembangan

yang kurang baik. Hal ini tercermin dari nilai kapitalisasi pasar

saham syariah baik (Indeks Saham Syariah Indonesia) ISSI

maupun Jakarta Islamic Index (JII) yang terus mengalami

penurunan sejak triwulan IV tahun 2017. Pada triwulan II

tahun 2018 terjadi penurunan nilai kapitalisasi pasar saham

ISSI sebesar Rp157.018 miliar atau 4,38 persen dari triwulan

sebelumnya (QtQ). Nilai kapitalisasi pasar saham ISSI secara

tahunan juga mencatat penurunan sebesar 1,83 persen (YoY).

Sejalan dengan kapitalisasi ISSI yang menurun, nilai

kapitalisasi JII juga mengalami tekanan. Nilai kapitalisasi JII

mengalami penurunan sebesar 3,59 persen dari triwulan

sebelumnya (QtQ). Secara tahunan, JII juga mengalami

penurunan sebesar 8,27 persen dari triwulan II tahun 2017

(YoY). Tekanan pada pasar saham syariah ini dipicu oleh

sentimen pelemahan rupiah yang sejak pertengahan Juni

menembus level psikologis Rp14.000 serta dipicu oleh

dinamika perang dagang global antara Amerika Serikat dan

Tiongkok.

Gambar 52. Perkembangan Sukuk Korporasi (outstanding) 2016–2018 (Triliun Rp)

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2016 2017 2018

Sukuk Korporasi

Sejalan dengan tren IHSG,

Kondisi pasar modal syariah

cenderung melemah di

kuartal kedua tahun 2018. Pelemahan pasar modal

lebih diakibatkan oleh

faktor eksternal seperti

pelemahan rupiah dan

kecemasan terhadap isu

perang dagang di pasar

global.

Page 162: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

147

Sejalan dengan tren ISSI dan JII, perkembangan pasar sukuk

korporasi Indonesia juga mengalami penurunan. Pada

triwulan II tahun 2018, jumlah sukuk korporasi (outstanding)

tercatat mengalami penurunan sebesar 5,88 persen (QtQ),

yaitu dari Rp17 triliun pada triwulan I tahun 2018 menjadi

Rp16 triliun pada triwulan II tahun 2018. Apabila

dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

sebelumnya, jumlah sukuk korporasi (outstanding) justru

mengalami peningkatan yakni sebesar 5,72 persen (YoY).

Kondisi pasar sukuk korporasi cenderung berfluktuasi

mengingat belum adanya basis investor yang tetap bagi

sukuk korporasi. Oleh sebab itu, pendalaman pasar sukuk

korporasi masih perlu lebih ditingkatkan agar dapat terus

memberikan dukungan pembiayaan bagi pembangunan

ekonomi nasional.

Perkembangan Industri Keuangan Non-Bank Syariah (IKNBS)

Gambar 53. Pertumbuhan Aset IKNB Syariah 2016 – 2018

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Catatan: Data sampai dengan bulan Mei 2018

0

10

20

30

40

50

60

70

-

10.000

20.000

30.000

40.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Mei

2016 2017 2018

Pe

rse

nta

se (

%)

Rp

Mili

ar

Aset IKNB Syariah

Asuransi Syariah Lembaga Jasa Keuangan Khusus Syariah

Lembaga Pembiayaan Syariah Lembaga Keuangan Mikro Syariah

Pertumbuhan IKNB Syariah

Pasar sukuk korporasi

cenderung fluktuatif. Hal ini

salah satunya tercermin dari

peningkatan dan penurunan

jumlah sukuk korporasi

(outstanding) sejak dua

tahun terakhir.

Page 163: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

148

Pada triwulan II tahun 2018, Industri Keuangan Non-Bank

Syariah menunjukkan perkembangan yang kurang positif.

Kondisi ini tercermin dari adanya penurunan secara umum

pada jumlah aset Industri Keuangan Non-Bank Syariah

(IKNBS) dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Apabila ditinjau lebih rinci, Lembaga Pembiayaan Syariah

mengalami penurunan aset secara signifikan sebesar 18,79

persen dibanding bulan Mei tahun sebelumnya (YoY), atau

dari Rp37,99 triliun pada Mei 2017 menjadi Rp30,85 triliun

pada Mei 2018.

Walaupun secara umum menurun, aset industri Asuransi

Syariah, Lembaga Jasa Keuangan Khusus Syariah, dan

Lembaga Keuangan Mikro Syariah meningkat. Aset pada

Asuransi Syariah meningkat sebesar 15,96 persen (YoY) pada

Mei 2018, atau meningkat dari Rp36,28 triliun menjadi

Rp42,07 triliun. Hal yang sama terjadi pada Lembaga Jasa

Keuangan Khusus Syariah, dan Lembaga Keuangan Mikro

Syariah masing-masing meningkat sebesar 17,34 persen (YoY)

atau dari Rp20,29 triliun pada Mei 2017 menjadi Rp23,80

trilyun pada Mei 2018; dan 62,47 persen (YoY) pada Mei 2018

atau sebesar Rp0,07 triliun pada Mei 2017 menjadi Rp0,12

triliun pada Mei 2018. Peningkatan paling signifikan terjadi

pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang sebesar 62,47

persen (YoY) dari Rp0,07 triliun pada Mei 2017 menjadi

Rp0,12 triliun pada Mei 2018.

Walaupun aset Industri

Keuangan Non-Bank Syariah

secara keseluruhan

mengalami penurunan.

Beberapa Industri Keuangan

Non-Bank Syariah,

mengalami peningkatan

aset.

Page 164: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

149

LAMPIRAN Lampiran 1: Inflasi Domestik (Bagian 1)

Gambar 54. Inflasi YoY 82 Kabupaten/Kota April – Juni 2018

Sumatera Papua

Maluku

Kalimantan

Nusa Tenggara

Bali

Sulawesi

Jawa

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah.

Page 165: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

150

Lampiran 2: Inflasi Domestik (Bagian 2)

Gambar 55. Inflasi MtM 82 Kabupaten/Kota April – Juni 2018

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah.

Sumatera Papua

Maluku

Sulawesi

Jawa

Bali

Nusa Tenggara

Kalimantan

Page 166: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

151

Lampiran 3: Nilai Tukar Mata Uang

Tabel 57. Nilai Tukar Mata Uang

Negara

April 2018 Mei 2018 Juni 2018 Rata-rata

Triwulanan

QtQ

(%) PAB MTM

(%)

YTD

(%)

YOY

(%) PAB

MTM

(%)

YTD

(%)

YOY

(%) PAB

MTM

(%)

YTD

(%)

YOY

(%)

Rupiah Indonesia 13.913,0 (1,3) (2,6) (4,2) 13.896,0 0,1 (2,5) (4,1) 14.330,0 (3,0) (5,41) (6,9) 13.956,0 (2,8)

Lira Turki 4,1 (2,6) (6,7) (12,6) 4,5 (10,3) (16,3) (22,1) 4,6 (1,4) (17,5) (23,3) 4,4 (12,9)

Rand Afrika Selatan 12,5 (5,0) (0,6) 7,3 12,7 (1,9) (2,5) 3,3 13,7 (7,5) (9,8) (4,7) 12,6 (5,1)

BRIC

Real Brazil 3,5 (5,7) (5,5) (9,4) 3,7 (5,8) (11,0) (13,3) 3,9 (3,9) (14,6) (14,7) 3,6 (10,0)

Rubel Rusia 63,0 (9,0) (8,4) (9,6) 62,4 0,9 (7,6) (9,3) 62,8 (0,6) (8,1) (6,2) 62,0 (8,2)

Rupee India 66,7 (2,2) (4,5) (3,6) 67,4 (1,1) (5,5) (4,3) 68,5 (1,5) (7,0) (5,7) 67,0 (4,0)

Yuan Cina 6,3 (0,9) 2,8 8,9 6,4 (1,2) 1,5 6,4 6,6 (3,2) (1,7) 2,4 6,4 (0,1)

ASEAN-6

Dolar Singapura 1,3 (1,1) 0,8 5,4 1,3 (0,9) (0,1) 3,4 1,4 (1,8) (1,9) 1,0 1,3 (1,1)

Ringgit Malaysia 3,9 (1,5) 3,1 10,6 4,0 (1,4) 1,7 7,6 4,0 (1,5) 0,2 6,3 3,9 (0,4)

Baht Thailand 31,5 (1,2) 3,3 9,6 32,1 (1,6) 1,6 6,2 33,0 (2,9) (1,4) 2,7 31,9 (0,9)

Peso Filipina 51,7 0,9 (3,7) (3,2) 52,5 (1,5) (5,1) (5,2) 53,4 (1,6) (6,6) (5,4) 52,5 (2,2)

Kyat Myanmar 1.340,0 (0,7) 1,6 0,9 1.349,5 (0,7) 0,9 0,5 1.396,0 (3,3) (2,5) (3,0) 1.343,3 (0,6)

Negara Maju

Euro 0,8 (2,0) 0,6 10,9 0,9 (3,2) (2,6) 4,0 0,9 (0,1) (2,7) 2,3 0,8 (2,8)

Poundsterling Inggris 0,7 (1,8) 1,9 6,3 0,8 (3,4) (1,5) 3,2 0,8 (0,7) (2,2) 1,4 0,7 (2,0)

Yen Jepang 109,3 (2,8) 3,0 2,0 108,8 0,5 3,5 1,8 110,8 (1,8) 1,7 1,5 109,1 (0,4)

Won Korea Selatan 1.068,1 (0,4) (0,1) 6,5 1.077,2 (0,9) (1,0) 3,9 1.114,7 (3,4) (4,3) 2,6 1.079,5 (0,7)

Keterangan: PAB = Posisi Akhir Bulan

Sumber: Bloomberg, data diolah.

Page 167: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

152

Lampiran 4: Harga Bahan Pokok Nasional

Tabel 58. Harga Bahan Pokok Nasional

Komoditas

April 2018 Mei 2018 Juni 2018 Rata-rata

Triwulan

QtQ

(%) PAB MTM

(%)

YTD

(%)

YOY

(%) PAB

MTM

(%)

YTD

(%)

YOY

(%) PAB

MTM

(%)

YTD

(%)

YOY

(%)

Minyak Goreng 12.000 0,0 (0,4) 4,7 11.900 (0,8) (1,2) 3,8 11.900 0,0 (1,2) 3,8 11.488,9 0,2

Daging Sapi 114.050 0,1 (0,3) (0,9) 115.800 1,5 1,3 0,3 115.850 0,0 1,3 (2,9) 115.419,8 0,8

Daging Ayam Ras 34.000 4,0 (3,3) 12,9 35.200 3,5 0,1 11,5 37.450 6,4 6,5 16,8 30.607,8 (4,7)

Telur Ayam Ras 23.750 5,6 (10,7) 8,9 25.700 8,2 (3,4) 11,2 25.150 (2,1) (5,5) 10,0 22.374,4 (4,4)

Beras Medium 11.900 (0,8) 0,4 12,5 11.900 0,0 0,4 12,3 11.850 (0,4) 0,0 11,6 10.581,7 0,1

Gula Pasir 12.550 0,0 (1,2) (7,8) 12.550 0,0 (1,2) (6,8) 13.900 10,8 9,4 4,1 13.574,1 (12,6)

Cabe Merah Keriting 37.500 (9,7) (1,8) 31,1 33.950 (9,5) (11,1) 16,4 33.800 (0,4) (11,5) 5,5 29.266,0 (15,6)

Cabe Merah Biasa 42.850 (5,4) 12,2 40,0 37.050 (13,5) (3,0) 27,8 35.800 (3,4) (6,3) 4,6 29.937,8 (11,1)

Bawang Merah 37.100 19,5 41,3 12,7 36.050 (2,8) 37,3 18,6 33.950 (5,8) 29,3 (0,6) 32.489,1 (21,6)

Sumber: Kementerian Perdagangan (Posisi Akhir Bulan/PAB), data diolah.

Page 168: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

153

SUSUNAN TIM REDAKSI

Penanggungjawab

Dr. Ir. Leonard VH Tampubolon, MA

Pemimpin Redaksi

Eka Chandra Buana, SE, MA

Dewan Redaksi

Dr. Ir. Boediastoeti Ontowirjo, MBA

Dr. Muhammad Cholifihani, SE, MA

Dr. Ir. Yahya Rachmana Hidayat, MSc

Leonardo Adypurnama Alias Teguh Sambodo, SP, MS, Ph.D

Dr. Haryanto, SE, MA

Ir. Imarita Trihanda, MS

Drs. I Dewa Gde Sugihamretha, MPM

Redaktur Pelaksana

Cut Sawalina, SE, Msi

Ichsan Zulkarnaen, SE, MSc, Ph.D

Mochammad Firman Hidayat, SE, MA

Toni Priyanto J, S.Kom, ME

Muhammad Fahlevy, SE, MA

Rosy Wediawaty, SE, MSE, MSc

Dra. Dwi Martini, ME

Yunus Gastanto, SE, PG.Dip

Tari Lestari, S.Si, SE, MS

Octal Pramudito, SE, MA

Yogi Harsudiono, SE, MPA

Istasius Angger Anindito, SE, MA

Ibnu Yahya, SE, M.Ec. Pol

Fajar Hadi Pratama, ST

Sukhad, S.IP

Drs. Muhammad Arif, Msi

Page 169: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

154

Penulis

Arianto Christian Hartono, SE, MA

Yeni Oktavia Mulyono, SE

Dwinia Emil, SE

Karina Agustina, SE

Geraldo Sihotang, SE

Filza Amalia, SE

Budiono Rahmat, SE

Sri Mulyani, SE

Shafia Shaliha Ansor Arifai, SE

Indra Muhammad, SE

Muhibbudin Ahmad A, SE

Aris Saputra, SE

Ani Utami, SE

Distributor/Sirkulasi

Imam Musadad

Tulus Sujadi

Administrasi

Dina Fitriani, SPd

Editor

Sri Mulyani, SE

Budiono Rahmat, SE

Grafis dan Layout

Hamdan Hasan, S.Kom

Dimas Adhytia W, SE

Page 170: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

155

Untuk memberikan hasil laporan terbaik, kami mengharapkan saran dan kritik

membangun dari pembaca.

Kritik dan saran harap dikirimkan ke alamat surat elektronik berikut

[email protected]

Page 171: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal

156