KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia...

153

Transcript of KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia...

Page 1: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016
Page 2: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

KATA PENGANTAR

Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang

diterbitkan oleh Kedeputian Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, yang didasarkan

pada publikasi dan data-data yang sudah dikeluarkan oleh Kementerian/Lembaga, dan

instansi internasional, maupun hasil dari Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan

bersama dengan beberapa Kementerian/Lembaga, pengamat, dan praktisi ekonomi.

Publikasi triwulan I tahun 2016 ini memberikan gambaran dan analisa mengenai

perkembangan ekonomi dunia dan Indonesia hingga triwulan I tahun 2016. Dari sisi

perekonomian dunia, publikasi ini memuat perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan

negara-negara kawasan Eropa, serta kondisi ekonomi regional Asia. Dari sisi perekonomian

nasional, publikasi ini membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I tahun 2016 dari

sisi moneter, fiskal, neraca perdagangan, perkembangan investasi dan kerja sama

internasional, industri dalam negeri, serta perekonomian daerah. Dalam publikasi ini juga

tersaji Policy Brief terkait kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi terkini.

Sangat disadari bahwa publikasi ini masih jauh dari sempurna dan memerlukan banyak

perbaikan dan penyempurnaan. Oleh sebab itu, masukan dan saran yang membangun dari

pembaca tetap sangat diharapkan, agar tujuan dari penyusunan dan penerbitan publikasi ini

dapat tercapai.

Jakarta, Mei 2016

Deputi Bidang Ekonomi BAPPENAS

Page 3: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

I

Ringkasan Eksekutif

Perekonomian negara-negara di berbagai kawasan pada triwulan I tahun 2016 mengalami

perlambatan. Amerika Serikat (AS) mengalami pertumbuhan sebesar 0,5 persen (YoY) atau

terendah sejak triwulan I tahun 2014. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh penguatan

pasar tenaga kerja, pelemahan pengeluaran konsumsi dan apresiasi mata uang USD.

Sementara itu, perekonomian Uni Eropa telah memasuki fase penguatan dengan mayoritas

negara mengalami pertumbuhan kecuali Yunani dan Latvia. Namun demikian, pada triwulan

I tahun 2016 perekonomian Uni Eropa tumbuh melambat, yaitu tumbuh hanya sebesar 1,7

persen (YoY). Kondisi tersebut dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi Amerika Serikat, krisis

migran terkait jumlah pengungsi yang meningkat, dan kemungkinan Inggris meninggalkan

keanggotaan Uni Eropa.

Perekonomian Tiongkok tumbuh sebesar 6,7 persen (YoY) atau terendah sejak triwulan I

tahun 2009. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh ketidakpastian permintaan global, investasi

berlebih di beberapa sektor kunci, dan kinerja BUMN yang tetap melemah. Sementara itu,

perekonomian Jepang mengalami fase pertumbuhan tercepat dalam satu tahun yang

dipengaruhi oleh penguatan konsumsi swasta. Namun, kinerja ekonomi Jepang yang tumbuh

sebesar 1,7 persen (YoY) tersebut tidak dapat memperbaiki perekonomian setelah

mengalami resesi dua triwulan berturut-turut pada tahun 2015.

Pada triwulan I tahun 2016, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 4,9 persen (YoY),

meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 yang sebesar 4,7 persen

(YoY) dan sedikit lebih rendah dari triwulan IV tahun 2015 yang mencapai 5,0 persen (YoY).

Dilihat dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh pertumbuhan Industri Pengolahan;

Konstruksi; Perdagangan Besar Eceran, Reparasi Mobil-Sepeda Motor; dan Jasa Informasi

dan Komunikasi. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan didorong oleh pertumbuhan

komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto.

Secara spasial, kontribusi terbesar terhadap PDB dari triwulan I tahun 2010 sampai dengan

triwulan I tahun 2016 didominasi oleh wilayah di Jawa. Dibandingkan triwulan I tahun 2015,

rata-rata pertumbuhan ekonomi wilayah di Sumatera serta Maluku dan Papua mengalami

peningkatan. Sementara itu, pada triwulan I tahun 2010 rata-rata pertumbuhan ekonomi

wilayah di Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara serta Jawa lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan ekonomi nasional.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I tahun 2016 mengalami defisit sebesar

USD0,3 miliar. Kinerja tersebut menurun signifikan dibandingkan dengan NPI pada triwulan

IV tahun 2015 yang surplus sebesar USD5,1 miliar maupun triwulan I tahun 2015 yang surplus

sebesar USD1,3 miliar. Penurunan kinerja tersebut dipengaruhi oleh defisit pada neraca

Page 4: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

II

transaksi berjalan sebesar USD4,7 miliar dan penurunan surplus neraca transaksi transaksi

modal dan finansial secara signifikan.

Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016 sebesar USD33.585,4 juta, mengalami

penurunan sebesar 14,0 persen jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2015. Di sisi lain,

impor Indonesia secara total adalah sebesar USD31.938,4 juta atau menurun sebesar 13,1

persen (YoY). Sementara itu, cadangan devisa Indonesia pada triwulan I tahun 2016

mencapai sebesar USD107,5 miliar atau setara dengan 7,7 bulan impor.

Pada triwulan I tahun 2016, secara tahunan pergerakan inflasi meningkat namun tetap

terkendali. Tingkat inflasi hingga akhir triwulan I tahun 2016 sebesar 4,45 persen (YoY)

dengan IHK 123,8. Sementara itu, selama triwulan I tahun 2016, IHSG mencapai titik

terendahnya pada level 4414,1 pada akhir Januari 2016.

Realisasi investasi untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) triwulan I tahun 2016

sebesar Rp50,4 triliun, tumbuh sebesar 18,4 persen. Untuk Penanaman Modal Asing (PMA),

realisasi triwulan I tahun 2016 sebesar USD6.916,8 juta, dan mengalami pertumbuhan

sebesar 5,4 persen (YoY).

Di sisi lain, total realisasi pembiayaan per 31 Maret 2016 mencapai Rp165,8 triliun, atau 61,5

persen dari APBN. Jumlah tersebut didominasi oleh pinjaman dalam negeri yang sebesar

Rp167,8 triliun. Sementara itu, realisasi pinjaman luar negeri (neto) per 31 Maret 2016

sebesar minus Rp2 triliun. Adapun total utang pemerintah pusat sampai dengan tahun 2016

mengalami kenaikan sehingga mencapai Rp3.429 triliun dimana rasio utang terhadap PDB

menjadi sebesar 27 persen. Secara umum, utang pemerintah pusat meningkat 14,5 persen

per tahun selama 2011-2015.

Penjualan mobil pada triwulan I tahun 2016 mencapai 267.727 unit atau turun sebesar 5,4

persen (YoY). Namun penjualan tersebut meningkat dibandingkan dengan triwulan IV tahun

2015 yang sebesar 248.610 unit atau yang turun sebesar 9,7 persen (YoY). Penjualan motor

juga terjadi penurunan, yaitu mencapai 1.504.468 unit atau mengalami penurunan sebesar

6,3 persen dibandingkan dengan penjualan motor pada triwulan yang sama di tahun 2015.

Di sisi lain, penjualan semen pada Triwulan I tahun 2016 mencapai 14,4 juta ton, menurun

dibandingkan dengan Triwulan IV tahun 2015 tetapi tumbuh sebesar 3,8 persen (YoY).

Pada triwulan I tahun 2016, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) lebih tinggi

dibandingkan dengan jumlah wisman di periode yang sama tahun sebelumnya. Rata-rata

kunjungan wisman triwulan I tahun 2016 berjumlah 872.543 kunjungan.

Page 5: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

VIII

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................... VIII

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. VIII

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... XI

POLICY BRIEF .................................................................................................................. 1

POLICY BRIEF .................................................................................................................. 1

Isu Sektor Fiskal .............................................................................................................. 2

PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA ............................................................................... 8

PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA ............................................................................... 9

PERTUMBUHAN EKONOMI ........................................................................................... 11

Pertumbuhan Ekonomi .......................................................................................... 11

Perkiraan Ekonomi Dunia ....................................................................................... 14

PERKEMBANGAN KEUANGAN INTERNASIONAL ........................................................... 19

Nilai Tukar USD Terhadap Beberapa Mata Uang Negara Lain ............................... 19

Inflasi ...................................................................................................................... 21

Kebijakan Bank Sentral .......................................................................................... 22

Cadangan Devisa .................................................................................................... 24

Indeks Harga Saham ............................................................................................... 25

PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS INTERNASIONAL ............................................. 27

Perkembangan Harga Internasional ...................................................................... 27

Harga Minyak Dunia dan Gas Alam ........................................................................ 28

Indeks Harga Komoditas Pertambangan................................................................ 30

Indeks Harga Pangan .............................................................................................. 31

Isu Terkini Kerjasama Ekonomi Internasional ........................................................ 32

Kerjasama Ekonomi Internasional ......................................................................... 33

Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA ........ 35

PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA ..................................................................... 42

PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA ............................................................................. 43

Page 6: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

IX

ISU TERKINI PEREKONOMIAN INDONESIA ................................................................... 44

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA ....................................................................... 45

PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH .......................................................................... 52

PERKEMBANGAN HARGA KEBUTUHAN POKOK ........................................................... 55

Indeks Harga Bahan Pokok Nasional ...................................................................... 55

INDEKS TENDENSI KONSUMEN .................................................................................... 56

INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN .................................................................................. 58

PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI ............................................................................ 60

Kondisi Bisnis Indonesia ......................................................................................... 60

Pertumbuhan Industri Pengolahan ........................................................................ 62

Data Penjualan Komoditas Industri Utama ............................................................ 69

Tenaga Kerja Industri ............................................................................................. 72

Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja Industri ................................................... 74

Perkembangan Kawasan Industri Indonesia .......................................................... 76

Perkembangan Sektor Pariwisata .......................................................................... 77

Statistik Perjalanan Wisatawan Indonesia ............................................................. 77

Kebijakan Pembangunan Pariwisata Indonesia ............................................................ 78

KEUANGAN NEGARA .................................................................................................... 80

KEUANGAN NEGARA .................................................................................................... 81

PENDAPATAN PEMERINTAH ......................................................................................... 82

BELANJA PEMERINTAH ................................................................................................. 82

PEMBIAYAAN PEMERINTAH ......................................................................................... 85

Posisi Utang Pemerintah ........................................................................................ 86

Surat Berharga Negara (SBN) ................................................................................. 88

Pinjaman Luar Negeri ............................................................................................. 90

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN.................................................................... 92

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN.................................................................... 93

TRANSAKSI BERJALAN ................................................................................................... 96

Page 7: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

X

Perkembangan Ekspor ........................................................................................... 96

Perkembangan Impor .......................................................................................... 100

Perkembangan Neraca Perdagangan ................................................................... 103

NERACA MODAL DAN FINANSIAL ............................................................................... 106

CADANGAN DEVISA .................................................................................................... 108

PERKEMBANGAN INVESTASI ...................................................................................... 110

PERKEMBANGAN INVESTASI ...................................................................................... 111

PERKEMBANGAN INVESTASI ...................................................................................... 112

Isu Terkini Perkembangan Investasi .................................................................... 112

PERKEMBANGAN INVESTASI ...................................................................................... 113

REALISASI INVESTASI .................................................................................................. 114

Realisasi Per Sektor .............................................................................................. 115

Realisasi Per Lokasi .............................................................................................. 116

Realisasi per Negara ............................................................................................. 118

PERKEMBANGAN MONETER DAN KEUANGAN .......................................................... 120

PERKEMBANGAN MONETER DAN KEUANGAN .......................................................... 121

PERKEMBANGAN INDIKATOR MONETER ................................................................... 122

Tingkat Inflasi ....................................................................................................... 122

Nilai Tukar Rupiah ................................................................................................ 125

SEKTOR PERBANKAN .................................................................................................. 129

LAMPIRAN ................................................................................................................... XIII

Lampiran 1: Inflasi Domestik ....................................................................................... XIV

Lampiran 1: Inflasi Domestik (lanjutan) ....................................................................... XV

Lampiran 2: Nilai Tukar Mata Uang ............................................................................. XVI

Lampiran 3: Indeks Saham Global .............................................................................. XVII

Lampiran 4: Indeks Harga Komoditas Internasional.................................................. XVIII

Lampiran 5: Harga Bahan Pokok Nasional ................................................................... XIX

Page 8: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

VIII

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Belanja Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................ 5

Tabel 2. Hasil Regresi Newey-west autocorrelation-heteroscedastic SE .................................................. 6

Tabel 3. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Menurut IMF............................................................................. 14

Tabel 4. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Menurut ADB (YoY) ....................................................... 17

Tabel 5. Tingkat Inflasi Global Triwulan I-2016 (% YoY) .......................................................................... 21

Tabel 6. Perubahan Suku Bunga Bank Sentral Beberapa Negara Triwulan I Tahun 2016 (persentase poin) ................................................................................................................................................................ 24

Tabel 7. Posisi Cadangan Devisa Beberapa Bank Sentral (miliar USD) ................................................... 24

Tabel 8.Perkembangan Harga untuk Komoditas Terpilih ....................................................................... 27

Tabel 9. Perkembangan Harga Minyak dan Gas Dunia ........................................................................... 29

Tabel 10. Status Perjanjian Ekonomi Internasional ................................................................................ 33

Tabel 11. Presentase Penggunaan SKA terhadap Total Ekspor Indonesia .............................................. 34

Tabel 12. Ekspor Indonesia-ASEAN (juta USD) ....................................................................................... 35

Tabel 13.Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan I Tahun 2016 Menurut Lapangan Usaha (YoY) ............................................................................................................................ 47

Tabel 14. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan I Tahun 2016 (Persen) Menurut Jenis Pengeluaran (YoY) .......................................................................................................... 50

Tabel 15. Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan I Tahun 2016 Menurut Sektor dan Variabel Pembentuknya .................................................................................................................. 57

Tabel 16. Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Mei 2015 – April 2016 .............................................. 58

Tabel 17. Indeks Tendensi Bisnis Menurut Sektor Triwulan I Tahun 2016 ............................................. 61

Tabel 18. Perkembangan Realisasi Komposisi Pembiayaan APBN, 2011 – 2016 (Rp triliun) .................. 86

Tabel 19. Posisi Utang Pemerintah 2011-2015 (Rp triliun) ..................................................................... 86

Tabel 20. Perkembangan Realisasi Pembayaran Pokok dan Bunga Utang Pemerintah Pusat 2011 – 2016 (Rp triliun)............................................................................................................................................... 87

Tabel 21. Posisi Outstanding Surat Berharga Negara 2011 - 2016 (triliun Rupiah) ................................ 88

Tabel 22. Posisi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Kreditur (Rp Triliun) .............................................. 90

Tabel 23. Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan I Tahun 2016 (Miliar USD)95

Tabel 24.Perkembangan Ekspor Triwulan I Tahun 2016......................................................................... 96

Tabel 25.Perkembangan 10 Golongan Barang dengan Nilai Ekspor Nonmigas Terbesar Triwulan I Tahun 2016 ........................................................................................................................................................ 98

Tabel 26.Golongan Barang dengan Volume Ekspor Nonmigas Terbesar Triwulan I Tahun 2016 ........... 99

Tabel 27.Perkembangan Ekspor Nonmigas ke Negara Tujuan Utama Triwulan I Tahun 2016 ............... 99

Tabel 28. Perkembangan Impor Triwulan I Tahun 2016 ....................................................................... 101

Page 9: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

IX

Tabel 29.Perkembangan Impor Nonmigas Menurut Golongan Barang Terpilih Triwulan I Tahun 2016 .............................................................................................................................................................. 102

Tabel 30.Negara Utama Asal Impor Nonmigas Triwulan I Tahun 2016 ................................................ 103

Tabel 31.Neraca Perdagangan Indonesia Triwulan I Tahun 2016 ......................................................... 104

Tabel 32.Neraca Perdagangan Indonesia-Tiongkok Triwulan I Tahun 2016 ......................................... 104

Tabel 33.Neraca Perdagangan Indonesia-Jepang Triwulan I Tahun 2016 ............................................ 105

Tabel 34.Neraca Perdagangan Indonesia-Amerika Triwulan I Tahun 2016 .......................................... 105

Tabel 35.Neraca Perdagangan Indonesia-India Triwulan I Tahun 2016 ............................................... 106

Tabel 36.Neraca Perdagangan Indonesia-Thailand Triwulan I Tahun 2016 .......................................... 106

Tabel 37. Pertumbuhan dan Share PMTB Triwulan I Tahun 2016 (persen) .......................................... 113

Tabel 38. Realisasi PMA dan PMDN Tahun 2010- Triwulan I Tahun 2016 ............................................ 114

Tabel 39. Pertumbuhan dan Share Realisasi Investasi PMDN dan PMA Triwulan I Tahun 2016 Berdasar Sektor ................................................................................................................................................... 115

Tabel 40. Lima Besar Sektor Realisasi Investasi Triwulan I Tahun 2016 ............................................... 116

Tabel 41. Pertumbuhan dan Share Realisasi Investasi PMDN Triwulan I 2016 Berdasarkan Lokasi (Rp Triliun) .................................................................................................................................................. 116

Tabel 42. Pertumbuhan dan Share Realisasi Investasi PMA Triwulan I 2016 Berdasarkan Lokasi (USD Miliar) ................................................................................................................................................... 117

Tabel 43. Lima Besar Lokasi Realisasi Investasi Triwulan I Tahun 2016 ................................................ 118

Tabel 44. Lima Besar Negara Asal Realisasi Investasi PMA Triwulan I Tahun 2016 .............................. 118

Tabel 45. Tingkat Inflasi Domestik Triwulan I- 2016 ............................................................................. 123

Tabel 46. Tingkat Inflasi Domestik berdasarkan Komponen ................................................................ 123

Tabel 47. Inflasi berdasarkan Sumbangan (Share) Tahun 2015 ............................................................ 124

Tabel 48. Share Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Pembentukan Inflasi Bulanan ..................... 124

Tabel 49. Nilai Tukar Mata Uang per USD ............................................................................................. XVI

Tabel 50. Indeks Saham Global ............................................................................................................. XVII

Tabel 51. Indeks Harga Komoditas Internasional ................................................................................ XVIII

Tabel 52. Harga Bahan Pokok Nasional ................................................................................................. XIX

Page 10: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

XI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Belanja Pemerintah (Persen PDB) ................................................................................................. 5

Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I Tahun 2016 di Beberapa Negara (YoY) ................................ 11

Gambar 3. Tingkat Pengangguran di Beberapa Negara................................................................................ 13

Gambar 4. Posisi USD terhadap Mata Uang Negara Lain per 31 Januari 2016 (% YtD) ............................... 19

Gambar 5. Posisi USD terhadap Mata Uang Negara Lain per 29 Februari 2016 (% YtD) ............................. 20

Gambar 6. Posisi USD terhadap Mata Uang Negara Lain per 31 Maret 2016 (% YtD) ................................. 20

Gambar 7. Indeks Saham BRIC & Indonesia ................................................................................................. 26

Gambar 8. Indeks Saham ASEAN-3 & Indonesia ........................................................................................... 26

Gambar 9. Indeks Saham Negara Maju & Indonesia .................................................................................... 27

Gambar 10. Perkembangan Indeks Harga Komoditas Pertambangan dan Gas Alam ................................... 30

Gambar 11. Perkembangan Indeks Harga Komoditas Pangan Global .......................................................... 31

Gambar 12. Persentase Penggunaan SKA Preferensi terhadap Total SKA Preferensi ................................. 34

Gambar 13. Persentase Penggunaan SKA Nonpreferensi terhadap Total SKA Nonpreferensi ..................... 35

Gambar 14. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2014- Triwulan I Tahun 2016 (Persen) .... 45

Gambar 15. Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi di Enam Pulau Besar di Indonesia ...................................... 52

Gambar 16. Kontribusi di Enam Pulau Besar Indonesia terhadap PDB ........................................................ 53

Gambar 17. Perkembangan Indeks Harga Komoditas 12 Kebutuhan Pokok ................................................ 56

Gambar 18. Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Tahun 2013 – Triwulan I Tahun 2016 . 57

Gambar 19. Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Januari 2015 – April 2016 ................. 60

Gambar 20. Indeks Tendensi Bisnis Indonesia Triwulan I Tahun 2010 - Triwulan I Tahun 2016 .................. 61

Gambar 21. Pertumbuhan Industri Pengolahan Non-Migas (YoY, %) .......................................................... 62

Gambar 22. Pertumbuhan Subsektor Industri Pengolahan Non Migas Triwulan III Tahun 2015 (YoY, %) ... 63

Gambar 23. Komposisi Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Non-Migas ............................................ 65

Gambar 24. Ekspor Produk Industri ............................................................................................................. 66

Gambar 25. Penanaman Modal Asing (PMA) Sektor Industri ...................................................................... 67

Gambar 26. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Sektor Industri ....................................................... 68

Gambar 27. Penjualan Mobil Triwulan I Tahun 2016 ................................................................................... 69

Gambar 28. Penjualan Motor Di Indonesia Triwulan I Tahun 2016.............................................................. 70

Gambar 29. Penjualan Semen Di Indonesia Triwulan I tahun 2016 (Ton) ................................................... 71

Gambar 30. Tenaga kerja Sektor Industri (Juta Jiwa) ................................................................................... 72

Gambar 31. Rata-rata Upah Sektor Manufaktur Tahun 2008-2015 ............................................................. 73

Gambar 32. Rerata Upah Sektoral Tenaga Kerja Indonesia pada Tahun 2015 ............................................. 73

Page 11: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

XII

Gambar 33. Kredit Modal Kerja Dan Investasi Triwulan IV Tahun 2015 ....................................................... 74

Gambar 34. Ketersediaan Lahan Kawasan Industri ...................................................................................... 76

Gambar 35. Net Sales Kawasan Industri (Ha) ............................................................................................... 76

Gambar 36. Jumlah Wisatawan Mancanegara Triwulan I Tahun 2016 ........................................................ 77

Gambar 37. Jumlah Wisatawan Mancanegara Menurut Lima Besar Pintu Masuk Utama Triwulan I Tahun 2016 .............................................................................................................................................................. 78

Gambar 38. Perkembangan Komposisi Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah, 2010 – 2016 .................. 82

Gambar 39. Perkembangan Komposisi Realisasi Belanja Negara, 2010 – 2016 ........................................... 83

Gambar 40. Perkembangan Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat, 2010 – 2016 (triliun rupiah) .. 84

Gambar 41. Komposisi Transfer ke Daerah, APBN 2016 (triliun rupiah) ...................................................... 84

Gambar 42. Perkembangan Realisasi Defisit APBN, 2010 – 2016 ................................................................ 85

Gambar 43. Perbandingan Rasio Utang Pemerintah antar Negara, 2015 (% PDB) ...................................... 87

Gambar 44. Komposisi Kepemilikan SBN oleh Asing berdasarkan Tenor (% Total SBN) .............................. 90

Gambar 45. Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan I Tahun 2016 (Miliar USD) . 94

Gambar 46. Nilai dan Volume Ekspor Hingga Maret 2016 ........................................................................... 96

Gambar 47.Nilai dan Volume Impor Hingga Maret 2016 ........................................................................... 100

Gambar 48. Neraca Transaksi Finansial Indonesia Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan I Tahun 2016 (Miliar USD) ............................................................................................................................................................ 107

Gambar 49. Real Effective Exchange Rate ASEAN-5 (2010=100) ............................................................... 125

Gambar 50. Nominal Effective Exchange Rate ASEAN-5 (2010=100) ........................................................ 126

Gambar 51. Pertumbuhan Uang Beredar Triwulan I-2016 ......................................................................... 127

Gambar 52. Perkembangan Kinerja Bank Umum di Indonesia ................................................................... 129

Gambar 53. Perkembangan Dana Pihak Ketiga dan Kredit di Indonesia .................................................... 130

Gambar 54. Perkembangan Kredit Berdasarkan Tujuan Pemakaiannya ................................................... 131

Gambar 55. Inflasi YoY 82 Kabupaten/ Kota Januari-Maret 2016 .............................................................. XIV

Gambar 56. Inflasi MtM 82 Kabupaten/ Kota Januari-Maret 2016 ............................................................. XV

Page 12: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

XIII

Page 13: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

XI

Page 14: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

1

POLICY BRIEF

POLICY BRIEF

Page 15: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

2

Isu Sektor Fiskal

Dampak Belanja Pemerintah Terhadap Produktivitas Sektor Swasta di Indonesia

Oleh: Mochammad Firman Hidayat, SE, MA

Perencana Pertama – Direktorat Keuangan Negara dan Analisa Moneter

“Everyone wants to live at the expense of the state. They forget that the state wants to live at the

expense of everyone.” (Frederic Bastiat)

Studi ini meninjau kembali dampak belanja pemerintah terhadap perekonomian, dengan

memfokuskan pada produktivitas sektor swasta. Hasil studi ini menunjukkan adanya

hubungan positif antara belanja modal dengan produktivitas sektor swasta, sementara

belanja rutin cenderung tidak memiliki pengaruh. Temuan ini menunjukkan bahwa

kebijakan pemerintahan saat ini sudah “on track”. Temuan lain dari studi ini adalah

adanya indikasi efek crowding out ketika sektor BUMN didorong.

Pendahuluan

Peran pemerintah dalam perekonomian hingga saat ini terus menjadi

perdebatan. Meski diakui memiliki peran penting, utamanya di negara berkembang

seperti Indonesia, efektivitas kebijakan pemerintah dalam mendorong perekonomian

masih ambigu. Studi dari Easterly dan Rebelo (1993), Levine dan Zervos (1993)

menunjukkan hubungan positif antara belanja pemerintah dengan pertumbuhan

ekonomi. Sementara studi dari Landau (1983), Koester dan Kormendi (1989), Engen dan

Skinner (1992), atau Hansson dan Henrekson (1994) menunjukkan sebaliknya. Beberapa

studi lain menunjukkan hasil yang ambigu antara keduanya, seperti studi dari Agell, Lindh,

dan Ohlsson (1997) dan Katz, Mahler, dan Frans (1983).

Dalam konteks Indonesia, peran pemerintah dalam perekonomian dapat

dievaluasi dengan melihat seberapa besar belanja pemerintah diukur rasionya terhadap

PDB. Ditarik ke belakang, ukuran belanja pemerintah berfluktuasi seiring dengan kondisi

ekonomi (gambar 1.1). Tahun 1970an, di awal pemerintahan masa Order Baru, rasio

belanja pemerintah terhadap PDB kurang dari 15 persen, meningkat pada periode setelah

Oil Boom (tahun 1973/74) mencapai dan mencapai nilai tertinggi, 24,6 persen PDB, pada

tahun 1981. Belanja pemerintah kemudian turun hingga 10-12 persen PDB pada periode

sebelum krisis Asia 1997/1998. Selepas krisis Asia, belanja pemerintah kembali meningkat

hingga ke tingkat 19 persen PDB di tahun 2000. Saat ini tingkat belanja pemerintah turun

pada 13-14 persen PDB.

Namun bila rasio belanja pemerintah terhadap PDB disandingkan dengan

pertumbuhan ekonomi, sekilas tidak terlihat hubungan positif antara keduanya (tabel

1.1). Sebagai ilustrasi, rata-rata pertumbuhan ekonomi di tahun 1970-74 lebih tinggi

Page 16: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

3

dibandingkan dengan tahun 1980-84, meskipun rasio belanja pemerintah terhadap PDB

di periode tersebut lebih rendah. Belanja modal terlihat lebih memiliki dampak positif

terhadap pertumbuhan ekonomi daripada total belanja pemerintah. Era Order Baru yang

belanja modalnya relatif tinggi, menikmati pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi

dibandingkan era setelahnya.

Di era pemerintahan Jokowi JK, belanja-belanja yang non-produktif dikurangi dan

direalokasi ke belanja produktif diantaranya melalui reformasi subsidi energi,

pengurangan belanja rutin, dan peningkatan belanja modal, terutama belanja

infrastruktur. Di tengah tekanan eksternal yang menyebabkan turunnya kinerja investasi

dan ekspor, peningkatan kualitas belanja pemerintah tersebut diharapkan mampu

membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun dengan melihat ketidakjelasan

hubungan antara belanja pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi, efektivitas dari

kebijakan ini mungkin dipertanyakan oleh beberapa kalangan.

Berangkat dari kondisi tersebut, studi ini meninjau kembali peran efektivitas

belanja pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Perbedaan dengan

studi-studi sebelumnya, studi ini menggunakan pendekatan yang sama dengan Aschauer

(1989) yang memfokuskan dampak belanja pemerintah terhadap produktivitas sektor

swasta. Hasil studi ini menunjukkan belanja modal pemerintah secara signifikan

meningkatkan produktivitas sektor swasta, sementara belanja yang sifatnya rutin

cenderung tidak memiliki dampak. Hasil ini mendukung langkah kebijakan pemerintahan

Jokowi JK. Temuan lain yang cukup menarik adalah adanya indikasi crowding out effect,

ketika sektor BUMN meningkatkan belanjanya.

Model dan Data

Studi ini menggunakan pendekatan yang sama dengan Aschauer (1989). Model

yang digunakan adalah:

𝑌𝑡 = 𝐴𝑒𝜃𝑡𝐾𝑡𝛼𝑁𝑡

𝛽𝐺𝑡𝛾𝐶𝑡1−𝛼−𝛽−𝛾

Dimana:

𝑌𝑡 = PDB sektor swasta (Total GDP minus GDP sektor jasa pemerintahan)

𝐴 = Total Factor Productivity (TFP)

𝐾 = Stok capital swasta

𝑁 = Stok tenaga kerja

𝐺 = Belanja modal pemerintah (dibagi

𝐶 = Pengeluaran konsumsi pemerintah

Dalam studi ini ada beberapa spesifikasi model yang digunakan. Di salah satu

spesikasi, selain swasta dan pemerintah, satu sektor lain, yakni BUMN ditambahkan

sebagai variable lain dalam model. Variabel dummy digunakan untuk menangkap

Page 17: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

4

penurunan produktivitas selepas krisis Asia pada tahun 1997-1998. Data yang digunakan

adalah data tahunan, dari tahun 1984-2012. Semua variable dalam model adalah per stok

kapital dan dalam bentuk logaritma, kecuali variable dummy.

Hasil Estimasi

Hasil estimasi dapat dilihat pada tabel 1.2, yang merupakan hasil estimasi dengan

menggunakan Newey-West autocorrelation-Heteroscedasticity consistent standard

errors. Hasil estimasi menunjukkan:

Stok kapital sektor publik yang dihasilkan oleh pengeluaran/belanja modal

pemerintah meningkatkan produktivitas sektor non-pemerintah/sektor swasta.

Hubungan tersebut cukup besar, signifikan secara statistik dan robust dengan

berbagai alternatif spesifikasi model.

Penyediaan jasa pemerintah yang dihasilkan oleh pengeluaran pemerintah rutin

(konsumsi), dampaknya terhadap produktivitas sektor swasta tidak begitu kuat

(meyakinkan) secara statistik.

Pada spesifikasi yang memisahkan sektor BUMN (kolom 4 dan 5), stok capital yang

dimiliki oleh BUMN berdampak negatif terhadap produktivitas sektor swasta.

Hubungan negatif antara keduanya mengindikasikan terjadinya efek.crowding-

out, yang biasa dikenal dalam berbagai literatur makroekonomi.

Rekomendasi Kebijakan

Berikut beberapa rekomendasi kebijakan dari hasil estimasi studi ini:

Peningkatan dan penguatan peran negara (misalkan dengan peningkatan belanja

pemerintah) adalah “on track”.

Reaolokasi anggaran ke belanja investasi infrastruktur besar-besaran yang

dilakukan oleh pemerintahan Jokowi JK sudah pada arah yang benar dalam rangka

mendukung aktivitas ekonomi sektor swasta. Mengingat sektor swasta adalah

tulang punggung ekonomi, peningkatan aktivitas sektor swasta akan berdampak

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Jika melihat kondisi saat ini yang menunjukkan belum bergeraknya sektor swasta

terlepas dari besarnya belanja infrastruktur yang sudah dikeluarkan oleh

pemerintah, kemungkinan besar disebabkan oleh adanya lag yang tidak ditangkap

oleh model.

Pengurangan belanja yang sifatnya konsumtif oleh pemerintahan Jokowi-JK juga

sudah tepat. Dalam jangka pendek mungkin dampak ke pertumbuhan ekonomi

lebih tinggi, tetapi tidak pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Retorika

konsumsi pemerintah sebagai pendorong pertumbuhan hanya terkait fluktuasi

permintaan agregat bukan pertumbuhan ekonomi potensial.

Page 18: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

5

Hubungan yang tidak negatif (ekonometrik) berimplikasi bahwa pengeluaran

rutin memang tidak bersifat growth-promoting tapi sangat mungkin bersifat

welfare-enhancing. Masyarakat (pembayar pajak) juga menikmati pelayanan jasa

publik. Selain itu pengeluaran rutin adalah peran negara yang terpisahkan dalam

konteks keadilan ekonomi yang berbasis konstitusi.

Adanya indikasi crowding out ketika stok kapital BUMN yang ditingkatkan harus

menjadi perhatian oleh pemerintah. Peningkatan PMN ke BUMN harus dihitung

dengan cermat dengan mempertimbangkan efek negatifnya terhadap

produktivitas sektor swasta.

Gambar 1. Belanja Pemerintah (Persen PDB)

Tabel 1. Belanja Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi

Periode Total Belanja

Pemerintah (% PDB)

Belanja Pemerintah Pusat

(% PDB)

Belanja Modal

(% PDB)

Pertumbuhan Ekonomi

(%)

1970-74 13.6 12.2 3.8 8.1

1975-79 19.3 15.4 6.8 7.7

1980-84 23.3 19.3 9.4 6.7

1985-89 19.4 15.7 7.1 5.7

1990-94 17.9 14.6 7.1 8.3

1995-99 14.6 12.2 4.6 3.0

2000-04 21.3 15.9 3.0 4.6

2005-09 19.7 13.5 2.2 5.6

2010-14 17.7 12.3 1.6 5.8

0

5

10

15

20

25

30

19

69

19

71

19

73

19

75

19

77

19

79

19

81

19

83

19

85

19

87

19

89

19

91

19

93

19

95

19

97

19

99

20

01

20

03

20

05

20

07

20

09

20

11

20

13

Total Government Spending Central Government Spending

Page 19: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

6

Tabel 2. Hasil Regresi Newey-west autocorrelation-heteroscedastic SE

Note: * p<0.1; ** p<0.05; *** p<0.01, kecuali variable dummy semua dalam bentuk logaritma; Y/K PDB

per stok kapital sektor swasta; (Y/K)’ PDB per stok capital di luar sektor pemerintah dan BUMN

Page 20: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

7

Page 21: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

8

PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA

Page 22: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

9

PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA

Page 23: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

10

Perbaikan ekonomi global yang melambat tetap berlanjut,

seiring dengan peningkatan gejolak pasar keuangan.

Pelemahan aktivitas perekonomian negara-negara maju

akhir tahun 2015 dan tekanan di beberapa negara

berkembang belum menunjukkan tanda akan mereda.

Selain itu, faktor-faktor lain seperti rebalancing secara

bertahap perekonomian Tiongkok, tanda-tanda

pelemahan ekonomi di beberapa negara berkembang

besar lainnya, dan penurunan harga komoditas energi

juga mempengaruhi kinerja ekonomi akhir tahun 2015.

Pada awal tahun 2016, kekhawatiran akan risiko tinggi dan

terbatasnya ruang kebijakan menyebabkan penilaian aset

dan harga minyak menurun tajam. Namun demikian,

sentimen pasar mulai membaik pada pertengahan bulan

Februari 2016 dan perbaikan secara keseluruhan pada

bulan Maret 2016.

Sementara itu, harga minyak mentah turun mencapai 32,0

persen sepanjang bulan Agustus 2015 hingga Februari

2016. Kondisi ini dipengaruhi oleh pasokan minyak yang

cukup kuat dari negara-negara OPEC dan Rusia. Selain itu,

kemungkinan pasokan lebih tinggi dari Iran, penguatan

permintaan global, dan perkiraan pertumbuhan ekonomi

jangka menengah global juga mempengaruhi harga

minyak. Pergerakan harga komoditas batu bara dan gas

alam sejalan dengan harga minyak mentah, termasuk

indeks harga kontrak minyak. Pelemahan harga komoditas

nonminyak seperti metal dan komoditas pertanian turun

sebesar 9,0 persen dan 4,0 persen. Kelebihan pasokan

minyak mendorong persediaan OECD mencapai level

cukup tinggi, meskipun permintaan minyak cukup kuat

dan harga jauh lebih rendah pada tahun 2015. Pada bulan

Maret 2016, perubahan harga minyak secara umum

seiring pemulihan sentimen pasar keuangan.

Perbaikan ekonomi global yang melambat tetap berlanjut, seiring dengan peningkatan gejolak pasar keuangan.

Harga komoditas hingga bulan Februari 2016 mengalami penurunan, akibat pasokan minyak cukup kuat dari negara-negara OPEC dan Rusia, penguatan permintaan global.

Page 24: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

11

PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan Ekonomi Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I Tahun 2016 di Beberapa Negara (YoY)

Sumber: BEA, CAO, Eurostat, IBGE, NBSC, ONS, Singstat (diolah)

Perekonomian negara-negara di berbagai kawasan pada

triwulan I tahun 2016 mengalami perlambatan. Bureau of

Economic Analysis merilis kondisi ekonomi Amerika

Serikat (AS) mengalami pertumbuhan sebesar 0,5 persen

(YoY) atau terendah sejak triwulan I tahun 2014. Hal ini

dipengaruhi oleh pelemahan pengeluaran konsumsi dan

apresiasi mata uang USD. Namun demikian, pasar tenaga

kerja masih sedikit mendorong pertumbuhan pada

triwulan I tahun 2016. Pada bulan Maret 2016, defisit

neraca perdagangan turun menjadi sebesar USD56,90

atau terendah sejak bulan Februari 2015.

Perekonomian Uni Eropa kembali kehilangan momentum

pertumbuhan pada triwulan I tahun 2016. Kondisi

dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi Amerika Serikat,

krisis migran terkait jumlah pengungsi yang meningkat,

dan kemungkinan Inggris meninggalkan keanggotaan Uni

Eropa. Namun demikian, kondisi perekonomian Uni Eropa

telah memasuki fase penguatan dengan mayoritas negara

mengalami pertumbuhan kecuali Yunani dan Latvia.

Sementara itu, perekonomian Jerman tumbuh mencapai

1,6 persen. Hal ini didorong oleh konsumsi domestik yang

menguat dan dampak ekspansi kebijakan moneter

0,6

3,9

2,0 1,40,5

1,7 1,9 1,9 1,81,71,2 1,6 1,7 1,3 1,6

-1,0

0,7 1,70,7

1,7

7,0 7,0 6,9 6,8 6,7

-0,7-1,9

-4,5-3,8

-0,2

-6,0-5,0-4,0-3,0-2,0-1,00,01,02,03,04,05,06,07,08,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2015 2016

Pe

rce

nta

ge (

%,Y

oY

)

USA EU28 Germany UK Japan China Singapore Brazil

Kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) mengalami perlambatan dengan tumbuh sebesar 0,5 persen (YoY) atau terendah sejak triwulan I tahun 2014.

Perekonomian Uni Eropa kembali kehilangan momentum pertumbuhan akibat perlambatan ekonomi Amerika Serikat, krisis migran terkait jumlah pengungsi yang meningkat, dan kemungkinan Inggris meninggalkan keanggotaan Uni Eropa.

Page 25: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

12

European Central Bank. Office of Nation Statistics juga

merilis data pertumbuhan ekonomi Inggris yang

melambat. Fluktuasi pasar keuangan global, kondisi

perdagangan dunia yang melambat, dan gejolak politik

menjelang referendum Inggris dari keanggotaan Uni

Eropa ikut mempengaruhi kinerja perekonomian

sepanjang bulan Januari hingga Maret 2016.

Sementara itu, perekonomian Tiongkok tumbuh sebesar

6,7 persen (YoY) atau paling rendah sejak triwulan I tahun

2009. Kondisi ini dipengaruhi oleh ketidakpastian

permintaan global, dan kinerja BUMN yang tetap

melemah. Namun demikian, kenaikan profit sektor

industri sejalan dengan perayaan tahun baru Imlek, dan

penguatan kinerja pasar real estate menjaga momentum

pertumbuhan ekonomi. Selain itu, stimulus kebijakan

moneter yang dimulai sejak bulan November 2014 mulai

membuahkan hasil, investasi yang berlebih di beberapa

sektor kunci, dan pengeluaran konsumsi yang tetap kuat.

Sementara itu, perekonomian Jepang mengalami fase

pertumbuhan tercepat dalam satu tahun yang

dipengaruhi oleh penguatan konsumsi swasta. Namun,

cepatnya kinerja ekonomi Jepang pada triwulan I tahun

2016 tidak dapat memperbaiki perekonomian setelah

mengalami resesi dua triwulan berturut-turut pada tahun

2015. Pergerakan data PDB akan mempengaruhi

kebijakan pemerintah Jepang untuk menunda kenaikan

pajak pertambahan nilai atau yang tidak direncanakan

tahun depan.

Berbeda dengan negara-negara lainnya, kinerja

perekonomian Brazil pada triwulan I tahun 2016 masih

terkontraksi (pertumbuhan negatif) sebesar 0,2 persen

(YoY). Kondisi ini dipengaruhi oleh penurunan investasi

berbagai perusahaan, gejolak politik dalam negeri, serta

kebijakan pemotongan pengeluaran pemerintah,

kenaikan tarif pajak dan listrik. Selain itu, investasi pada

triwulan I tahun 2016 juga turun sebesar 1,3 persen

Perlambatan ekonomi Tiongkok dipengaruhi oleh ketidakpastian permintaan global, investasi yang berlebih di beberapa sektor kunci, dan kinerja BUMN tetap melemah.

Kinerja perekonomian Brazil masih terkontraksi pada triwulan I tahun 2016 yang dipengaruhi oleh penurunan investasi dan gejolak politik dalam negeri.

Pada triwulan I tahun 2016, perekonomian Jepang mengalami fase pertumbuhan tercepat dalam satu tahun yang dipengaruhi oleh penguatan konsumsi swasta.

Page 26: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

13

menandai penurunan tujuh bulan berturut-turut atau

periode terpanjang sejak tahun 1996. Pengeluaran

rumah tangga juga mengalami penurunan sebesar 1,5

persen yang menggambarkan kondisi triwulanan

terburuk sejak krisis keuangan global 2008.

Gambar 3. Tingkat Pengangguran di Beberapa Negara

Sumber: CEIC Data Manager

Seiring perlambatan ekonomi di beberapa negara, tren

tingkat pengangguran hingga triwulan I tahun 2016

cenderung berfluktuasi. Tingkat pengangguran Amerika

Serikat dalam tren menurun hingga triwulan I 2016 yang

menandai kuatnya pasar tenaga kerja dalam menahan

dampak pelemahan ekonomi global. Sejalan dengan tren

penurunan di Amerika Serikat, tingkat pengangguran Uni

Eropa (EU28) pada triwulan I tahun 2016 mencapai titik

terendah sejak bulan April 2009. Sebaliknya, tingkat

pengangguran Brazil pada triwulan I 2016 terus

meningkat hingga mencapai 10,2 persen atau setara

tingkat pengangguran Amerika Serikat pada krisis

keuangan tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh kasus

korupsi Petrobas dan gejolak politik dalam negeri yang

masih terus berlangsung.

5,2

9,2

6,6

6,2

3,2

4,0

1,9

10,2

0,01,02,03,04,05,06,07,08,09,0

10,011,012,0

Q1Q2Q3Q4 Q1Q2Q3Q4 Q1Q2Q3Q4 Q1Q2Q3Q4 Q1

2012 2013 2014 2015 2016

Pe

rce

nta

ge (

%)

USA

EU28

Germany

Australia

Japan

China

Singapore

Brazil

Seiring perlambatan ekonomi di beberapa negara, tren tingkat pengangguran hingga triwulan I tahun 2016 cenderung berfluktuasi.

Page 27: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

14

Perkiraan Ekonomi Dunia

Tabel 3. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Menurut IMF

WEO-IMF Realisasi Perkiraan

Kelompok Negara 2015 2016 2017

Dunia 3,1 3,2 3,5

Negara Maju 1,9 1,9 2,0

Amerika Serikat 2,4 2,4 2,5

Kawasan Eropa 1,6 1,5 1,6

Jerman 1,5 1,5 1,6

Inggris 2,2 1,9 2,2

Jepang 0,0 0,5 0,5

Australia 2,5 2,5 3,0

Negara Berkembang 4,0 4,1 4,6

Tiongkok 6,9 6,5 6,2

India 7,3 7,5 7,5

ASEAN-5 4,7 4,8 5,1

Amerika Latin dan Karibia -0,1 -0,5 1,5

Brazil -3,8 -3,8 0,0

Sub Sahara Afrika 3,4 3,0 4,0

Afrika Selatan 1,3 0,6 1,2

Sumber: World Economic Outlook, April 2016

IMF menjelaskan resiko ketidakpastian aktivitas ekonomi

global masih menandai kelanjutan pelemahan kondisi

ekonomi negara-negara berkembang dan perbaikan

ekonomi negara-negara maju. Pertumbuhan PDB negara-

negara berkembang tahun 2016 hanya akan mengalami

sedikit perbaikan dibandingkan tahun 2015. Kondisi ini

disebabkan oleh melemahnya kondisi ekonomi negara-

negara eksportir minyak dan negara-negara eksportir

komoditas nonminyak di kawasan Amerika Latin, serta

perlambatan ekonomi Tiongkok. Namun demikian,

aktivitas perekonomian negara-negara berkembang

diperkirakan akan menguat pada tahun 2017. Hal ini

dipengaruhi oleh perbaikan kondisi makroekonomi

negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Sub Sahara

Afrika, walaupun perlambatan Tiongkok diperkirakan

tetap berlangsung.

Resiko ketidakpastian aktivitas ekonomi global masih menandai kelanjutan pelemahan kondisi ekonomi negara-negara berkembang dan perbaikan ekonomi negara-negara maju.

Page 28: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

15

Sementara itu, moderasi pertumbuhan di negara-negara

maju masih terjadi pada tahun 2016, yang tercermin dari

rendahnya harga komoditas energi dan kebijakan

moneter akomodatif di beberapa negara, termasuk

kemungkinan kelanjutan pengetatan moneter di Amerika

Serikat. Pada tahun 2017, kinerja perekonomian sebagian

besar negara-negara maju akan semakin membaik,

meskipun ekonomi Jepang diperkirakan melemah akibat

rencana kenaikan pajak pertambahan nilai.

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diperkirakan

tetap dalam fase moderat. Hal ini didorong oleh

penguatan kondisi neraca keuangan, kebijakan fiscal drag

yang tidak berlanjut pada tahun 2016, dan perbaikan

pasar perumahan. Fiscal drag adalah pengaruh negatif

pada perekonomian yang terjadi ketika kenaikan rata-

rata tingkat pajak karena pembayar pajak telah bergerak

ke dalam kelompok pendapatan tinggi selama ekspansi

ekonomi. Penguatan mata uang Dolar, perlambatan

ekonomi negara-negara mitra dagang, penurunan

investasi di bidang energi, dan pengetatan kondisi

keuangan domestik di sektor tertentu (industri terkait

minyak dan gas) juga diperkirakan mempengaruhi kondisi

perekonomian AS pada tahun 2016. Selanjutnya, potensi

pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tahun 2017 tetap

dalam kisaran 2,0 persen akibat aging population dan

rendahnya pertumbuhan total factor productivity.

Di sisi lain, perbaikan ekonomi di kawasan Eropa

diperkirakan terus berlanjut pada tahun 2016-2017 dan

pertumbuhannya cenderung moderat. Hal ini disebabkan

oleh pelemahan permintaan eksternal sebagai akibat dari

rendahnya harga komoditas energi, penguatan kinerja

fiskal yang masih moderat, dan perbaikan kondisi

keuangan. Perkiraan laju pertumbuhan PDB di kawasan

Eropa masih dipengaruhi oleh dampak krisis seperti

tingginya tingkat utang pemerintah dan swasta,

rendahnya investasi, dan masih tingginya tingkat

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diperkirakan dalam fase moderat, akibat penguatan kondisi neraca keuangan, kebijakan fiscal drag yang tidak berlanjut di tahun 2016, dan perbaikan pasar perumahan.

Perbaikan ekonomi di kawasan Eropa diperkirakan terus berlanjut pada tahun 2016-2017 akibat pelemahan permintaan eksternal, sebagai akibat dari rendahnya harga komoditas energi, penguatan kinerja fiskal masih moderat, dan perbaikan kondisi keuangan.

Page 29: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

16

pengangguran dalam jangka panjang. Sementara itu,

perekonomian Inggris diperkirakan moderat yang

disebabkan oleh rendahnya harga komoditas energi,

kenaikan pasar properti, konsolidasi fiskal, dan

ketidakpastian terkait Referendum dari keanggotan Uni

Eropa pada bulan Juni 2016.

Pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Jepang tetap

pada kisaran 0,5 persen. Hal ini disebabkan oleh apresiasi

mata uang Yen dan melemahnya permintaan negara-

negara berkembang. Namun demikian, rendahnya harga

komoditas energi, stimulus fiskal, dan kebijakan

pelonggaran moneter melalui suku bunga sentral yang

negatif diperkirakan tetap menjaga momentum

pertumbuhan. Sebaliknya, kontraksi perekonomian

Jepang diperkirakan terjadi pada tahun 2017 akibat

rencana kenaikan pajak pertambahan nilai dan

penurunan jumlah angkatan kerja.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan

sedikit meningkat dibandingkan perkiraan sebelumnya

seiring dengan kebijakan stimulus. Pelemahan di sektor

industri, manufaktur, dan perumahan masih terus

berlanjut. Namun demikian, reformasi struktural

Tiongkok diharapkan dapat menjaga ekonomi agar tetap

dalam sasaran pertumbuhan yang ditetapkan. Disisi lain,

perekonomian India akan dipengaruhi oleh kenaikan

konsumsi swasta sebagai akibat rendahnya harga

komoditas dan tinggi pendapatan riil. Selain itu,

perbaikan sentimen, aktivitas industri, dan investasi

swasta diperkirakan mendorong pertumbuhan semakin

kuat. Perekonomian ASEAN-5 akan melambat dibeberapa

negara seperti Thailand dan Vietnam, dan moderat di

beberapa negara seperti Indonesia, Filipina dan Malaysia.

Pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi ASEAN-5

diperkirakan terus meningkat seiring dengan potensi

penguatan permintaan domestik dan kenaikan bertahap

tingkat ekspor.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok sedikit meningkat dibandingkan perkiraan sebelumnya seiring dengan kebijakan stimulus, sedangkan perbaikan ekonomi India dan ASEAN-5 terus berlanjut pada tahun 2016-2017.

Perekonomian Jepang tetap dalam kisaran 0,5 persen karena apresiasi mata uang Yen dan melemahnya permintaan negara-negara berkembang, walaupun kontraksi diperkirakan terjadi pada tahun 2017.

Page 30: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

17

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di kawasan Amerika

Latin dan Karibia diperkirakan negatif pada tahun 2016, dan

akan kembali menguat hingga tumbuh 1,5 persen pada

tahun 2017. Proyeksi penurunan harga komoditas dan

pergolakan domestik menekan kinerja perekonomian

beberapa negara di Amerika Latin, terutama negara-negara

yang perekonomian nya berbasis sumber daya alam.

Sementara itu, Brazil sebagai salah satu perekonomian

terbesar di kawasan Amerika Latin diperkirakan kembali

tumbuh negatif. Resesi ekonomi berdampak pada tenaga

kerja, pendapatan riil, dan ketidakpastian kondisi domestik

membatasi kemampuan pemerintah untuk merumuskan

dan melaksanakan kebijakan.

Perekonomian di kawasan Sub Sahara Afrika cenderung

mengalami perlambatan kondisi eksternal yang tidak

menguntungkan bagi negara dengan resource intensive,

akibat penurunan harga komoditas dan pengetatan

keuangan global. Sementara itu, Afrika Selatan juga

diperkirakan melambat karena harga ekspor yang lebih

rendah, peningkatan ketidakpastian kebijakan, serta

pengetatan kebijakan moneter dan fiskal.

Tabel 4. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Menurut ADB (YoY)

Pertumbuhan PDB (%)

2015

2016 2017

ADO

Projection

ADO

Projection

Asia 5,9 5,7 5,7

Asia Timur 6,0 5,7 5,6

Tiongkok 6,9 6,5 6,3

Jepang 0,5 0,6 0,5

Asia Selatan 7,0 6,9 7,3

India 7,6 7,4 7,8

ASEAN 4,4 4,5 4,8

Sumber: Asian Development Outlook, Maret 2016

Pertumbuhan ekonomi di kawasan Amerika Latin dan Karibia diperkirakan negatif pada tahun 2016, dan akan kembali menguat pada tahun 2017.

Perekonomian di kawasan Sub Sahara Afrika cenderung mengalami perlambatan sebagai dampak dari penurunan harga komoditas khususnya minyak mentah.

Page 31: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

18

ADB memprediksi pada tahun 2016 perekonomian di kawasan Asia Timur masih melambat seiring dengan moderasi pertumbuhan Tiongkok. Disisi lain, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan cenderung stabil dan perekonomian Taiwan akan mengakselerasi investasi pemerintah lebih tinggi. Penurunan output pertambangan akan mendorong perekonomian Mongolia tumbuh hingga dibawah 1,0 persen dan sektor pariwisata Hongkong mengalami perlambatan. Pada tahun 2017, penguatan permintaan domestik dan perbaikan ekonomi global diperkirakan mendorong perekonomian seluruh kawasan.

ADB memperkirakan pelemahan ekonomi Tiongkok lebih

lanjut pada awal tahun 2016 dan dampak jangka pendek

reformasi struktural termasuk berkurangnya investasi di

sektor industri. Namun, target stimulus fiskal sedikit

meredam laju pertumbuhan untuk menciptakan stabilitas

sosial ekonomi. Sementara itu, perekonomian Jepang

pada tahun 2016 didukung oleh perbaikan secara

bertahap permintaan eksternal. Pada tahun 2017,

perekonomian Jepang dipengaruhi oleh harga minyak

mentah global diperkirakan naik secara bertahap dan

rencana kenaikan tarif pajak pertambahan nilai.

Berbeda dengan publikasi IMF, estimasi pertumbuhan

ekonomi di kawasan Asia Selatan pada tahun 2016

dipengaruhi oleh pelemahan ekonomi India, seiring

dengan penurunan tingkat ekspor dan tingkat investasi

baik pemerintah maupun swasta. Peningkatan investasi

akan membawa perbaikan ekonomi kawasan ini pada

tahun 2017. Disisi lain, perlambatan aktivitas ekonomi

negara-negara lain dapat memberi sentimen negatif bagi

pertumbuhan kawasan Asia Selatan. Kondisi ini

disebabkan oleh penurunan pendapatan sektor

pariwisata Maladewa, lambatnya pemulihan ekonomi

akibat gempa besar dan konflik politik Nepal, serta

reformasi fiskal Srilanka. Namun demikian, Bangladesh

dan Pakistan diperkirakan tumbuh moderat, seiring

ADB memprediksi pada tahun 2016 perekonomian di kawasan Asia Timur masih melambat seiring dengan moderasi pertumbuhan Tiongkok.

Pada tahun 2016, perekonomian Tiongkok yang melambat sebagai dampak jangka pendek reformasi struktural. Perekonomian Jepang didukung oleh perbaikan secara bertahap permintaan eksternal.

Estimasi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Selatan pada tahun 2016 dipengaruhi oleh pelemahan ekonomi India.

Page 32: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

19

dengan kelanjutan reformasi struktural dan

makroekonomi.

Pertumbuhan kawasan ASEAN pada tahun 2016

cenderung moderat. Kondisi ini digambarkan melalui

perkiraan peningkatan investasi infrastruktur dan

pelaksanaan reformasi kebijakan Indonesia, perbaikan

bertahap ekonomi Thailand, penguatan pertumbuhan

Filipina dari konsumsi swasta dan investasi. Disisi lain,

Malaysia akan kembali memasuki fase perlambatan

ekonomi dan perekonomian Myanmar kembali menguat

setelah bencana banjir besar tahun 2015.

PERKEMBANGAN KEUANGAN INTERNASIONAL

Nilai Tukar USD Terhadap Beberapa Mata Uang Negara Lain

Gambar 4. Posisi USD terhadap Mata Uang Negara Lain per 31 Januari 2016 (% YtD)

Pada akhir Januari 2016, USD mengalami penguatan terhadap

mayoritas mata uang negara lain jika dibandingkan awal

tahun (YtD) (Gambar 4). Hal ini terutama disebabkan oleh

keputusan peningkatan suku bunga The Fed pada

pertengahan Desember 2015. Peningkatan suku bunga The

Fed diyakini akan dilakukan secara bertahap selama tahun

2016. Akan tetapi, selama Februari hingga Maret 2016,

pergerakan USD semakin melemah (Gambar 5 dan 6) seiring

dengan melemahnya data-data perekonomian Amerika

Serikat antara lain berupa data inflasi dan indeks kepercayaan

Perkiraan ekonomi Kawasan ASEAN pada tahun 2016 cenderung tumbuh moderat dipengaruhi oleh antara lain peningkatan investasi infrastruktur dan pelaksanaan reformasi kebijakan di Indonesia.

-3,4-1,0

-0,8-0,4

0,20,5

0,91,0

1,11,3

1,82,12,3

2,53,7

4,2USD-RUBUSD-GBPUSD-INRUSD-KRW

USD-PHPUSD-CNY

USD-ZAR

USD-TRYUSD-BRLUSD-SGD

USD-JPYUSD-EUR

USD-IDRUSD-MMKUSD-THBUSD-MYR

Hingga akhir triwulan I tahun 2016, pergerakan USD semakin melemah terhadap mayoritas mata uang negara lain.

Page 33: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

20

konsumen. Pelemahan data-data tersebut membuat The Fed

semakin berhati-hati dalam menaikan suku bunganya.

Sementara itu, jika dilihat pergerakannya secara YoY, USD

masih mengalami penguatan tertinggi terhadap beberapa

negara emerging market, seperti Brazil, Rusia, Turki, dan

Afrika Selatan pada akhir Januari dan Februari 2016 (Lampiran

2). Kondisi sebaliknya terjadi pada Maret 2016 dimana negara-

negara tersebut mengalami recovery nilai tukar mata uang.

Nilai penguatan USD terhadap mata uang tersebut semakin

kecil secara YoY diiringi dengan pelemahan USD yang terjadi

secara MtM dan YtD

Gambar 5. Posisi USD terhadap Mata Uang Negara Lain per 29 Februari 2016 (% YtD)

Gambar 6. Posisi USD terhadap Mata Uang Negara Lain per 31 Maret 2016 (% YtD)

Sumber: Bloomberg, posisi akhir bulan

Keterangan: angka negatif (-) : USD melemah terhadap mata uang lain angka positif : USD menguat terhadap mata uang lain.

-6,5-5,3

-3,3-2,1

-1,1-0,4

-0,20,9

1,31,41,5

2,03,5

3,75,5

6,2

USD-RUB

USD-GBP

USD-INR

USD-KRW

USD-PHPUSD-CNY

USD-ZARUSD-TRYUSD-BRL

USD-SGD

USD-JPY

USD-EUR

USD-IDRUSD-MMK

USD-THBUSD-MYR

-9,3-9,2

-7,8-7,0

-6,6-5,1

-4,6-4,5

-4,3-3,6

-2,5-2,5

-2,0-0,6

0,22,9

USD-RUB

USD-GBPUSD-INR

USD-KRWUSD-PHPUSD-CNY

USD-ZAR

USD-TRY

USD-BRL

USD-SGD

USD-JPY

USD-EUR

USD-IDR

USD-MMK

USD-THB

USD-MYR

Page 34: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

21

Inflasi

Tabel 5. Tingkat Inflasi Global Triwulan I-2016 (% YoY)

Januari Februari Maret

Indonesia 4,14 4,42 4,45

BRIC

Brazil 10,71 10,36 9,39

Russia 9,8 8,1 7,3

India 5,91 5,53 5,51

Tiongkok 1,8 2,3 2,3

ASEAN

Singapura -0,6 -0,8 -1

Malaysia 3,5 4,2 2,6

Thailand -0,53 -0,5 -0,46

Filipina 1,3 0,9 1,1

Vietnam 0,8 1,27 1,69

Negara Maju

Kawasan Euro 0,3 -0,2 0

Amerika Serikat 1,4 1 0,9

Inggris 0,3 0,3 0,5

Jepang 0 0,3 -0,1

Sumber: Bloomberg, data

Penurunan inflasi terutama terjadi pada kawasan Euro,

Amerika Serikat, dan Jepang. Pada akhir Maret 2016,

Kawasan Euro, Amerika Serikat, dan Jepang masing-

masing mencatatkan inflasi sebesar 0 persen, 0,9 persen,

dan -0,1 persen (Tabel 5). Penurunan ini merupakan

dampak dari penurunan harga minyak dunia. Sementara

itu, Inggris adalah salah satu negara maju yang mengalami

peningkatan inflasi selama triwulan I 2016 dimana pada

akhir Maret 2016 mencatatkan inflasi sebesar 0,5 persen

yang pada periode sebelumnya sebesar 0,3 persen. Hal

ini terutama disebabkan oleh peningkatan tarif angkutan

udara, harga rumah, serta sandang.

Beberapa negara emerging market juga mengalami

penurunan tingkat inflasi antara lain Brazil, Rusia,

India, Singapura, Malaysia, dan Filipina (Tabel 5)

sejalan dengan masih berlanjutnya tren penurunan

harga minyak dunia selama triwulan I tahun 2016.

Penurunan inflasi secara YoY juga terjadi pada sebagian besar negara emerging market.

Secara YoY, mayoritas negara-negara maju mengalami penurunan tingkat inflasi selama triwulan I tahun 2016.

Page 35: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

22

Sebaliknya, Tiongkok, Indonesia, Thailand, dan

Vietnam mengalami peningkatan tingkat inflasi

namun cukup terkendali. Tekanan inflasi pada

beberapa negara tersebut terutama disebabkan oleh

lonjakan harga pangan sebagai dampak El-Nino pada

tahun 2015 lalu yang mempengaruhi keseimbangan

sisi penawaran hingga awal 2016.

Kebijakan Bank Sentral

Selama triwulan I tahun 2016, People’s Bank of China

(PboC) masih melanjutkan pelonggaran kebijakan

moneter. Tindakan terakhir yang dilakukan PbOC selama

triwulan I 2016 adalah pemotongan reserve requirement

ratio (RRR) sebesar 50 basis poin (bps). Akan tetapi PbOC

tetap berhati-hati dan belum memutuskan untuk

memangkas suku bunga kebijakannya dengan segera

terutama karena mempertimbangkan ketidakpastian

kondisi ekonomi global. Pelonggaran kebijakan moneter

sempat menekan mata uang Yuan pada Januari dan

Februari 2016, akan tetapi pada akhir Maret 2016 Yuan

kembali menguat terhadap USD diiringi dengan

peningkatan cadangan devisa dibandingkan bulan

sebelumnya.

Peningkatan suku bunga The Fed pada Desember 2015

merupakan yang pertama sejak tahun 2006. Keputusan

The Fed dalam meningkatkan suku bunganya didasarkan

pada aktivitas ekonomi yang telah berkembang secara

moderat. Indikator pasar tenaga kerja yang menunjukkan

perbaikan beserta laju inflasi yang stabil di bawah 2

persen membuat The Fed semakin yakin untuk

meningkatkan suku bunga pada tingkat 0,5 persen. Hal

sebaliknya terjadi pada triwulan I tahun 2016, dimana The

Fed memutuskan untuk tidak meningkatkan suku

bunganya seiring dengan rilis data-data ekonomi (inflasi

dan keyakinan konsumen) yang tidak sesuai ekspektasi.

Pada triwulan I tahun 2016, Amerika Serikat (The Fed) belum mengambil langkah untuk kembali meningkatkan suku bunganya sejak Desember 2015.

Tiongkok masih melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter melalui pemotongan RRR sebesar 50 bps pada Februari 2016.

Page 36: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

23

European Central Bank (ECB) melanjutkan pelonggaran

kebijakan moneter pada bulan Maret 2016 dengan

menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 5 basis poin

menjadi 0 persen. Suku bunga pinjaman turun sebesar 5

basis poin (0,25 persen) dan suku bunga deposito turun

sebesar 10 basis poin (-0,40 persen). Selain itu, ECB juga

memperpanjang tanggal jatuh tempo pembelian aset

(dari September 2016 menjadi Maret 2017) dan

berkomitmen untuk menginvestasikan kembali sekuritas

yang telah jatuh tempo untuk memenuhi likuiditas pada

operasi pasar terbuka hingga awal 2018. Sama halnya

dengan ECB, Bank of Japan (BoJ) juga tetap melakukan

stimulus moneter, bahkan pada akhir Januari 2016 BoJ

menurunkan suku bunga deposito menjadi -0,1 persen.

Hal ini dilakukan untuk menstimulus perekonomian dan

meningkatkan tingkat inflasi Jepang. Akan tetapi

kebijakan yang ditempuh oleh BoJ dianggap belum efektif

karena penurunan imbal hasil obligasi diiringi oleh

pelemahan saham dan apresiasi Yen. Kondisi ini tidak

membawa dampak positif terhadap peningkatan inflasi.

Perubahan suku bunga terjadi pada beberapa bank

sentral emerging market terutama untuk mengendalikan

laju inflasi dan menstimulus perekonomian (Tabel 6). Tren

penurunan harga komoditas dunia tidak menjadi

pertimbangan utama beberapa bank sentral untuk

melonggarkan kebijakan moneternya, seperti Meksiko,

Afrika Selatan, dan Nigeria karena tekanan penguatan

USD dirasakan sangat berdampak pada peningkatan

inflasi masing-masing negara tersebut. Sebaliknya, Bank

Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan tingkat

suku bunganya selama tiga periode berturut-turut pada

triwulan I tahun 2016 karena dinilai risiko depresiasi nilai

tukar telah berkurang sebagai dampak The Fed telah

meningkatkan suku bunganya, bahkan BI merencanakan

menggunakan suku bunga kebijakan 7-day reverse repo

Sementara itu, negara kawasan Eropa dan Jepang masih melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter.

Sejumlah bank sentral emerging market memilih untuk merubah suku bunganya pada triwulan I tahun 2016.

Page 37: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

24

dalam rangka meningkatkan efektivitas transmisi

kebijakan moneter jangka pendek.

Tabel 6. Perubahan Suku Bunga Bank Sentral Beberapa Negara Triwulan I Tahun 2016 (persentase poin)

Negara Desember Januari Februari Maret

Swedia -0,35 -0,35 -0,5 -0,5

Kawasan Euro 0,05 0,05 0,05 0,00

Selandia Baru 2,5 2,5 2,5 2,25

Meksiko 3,25 3,25 3,75 3,75

Afrika Selatan 6,25 6,75 6,75 7,00

Nigeria 11 11 11 12

Indonesia 7,5 7,25 7 6,75

Kolombia 5,75 6 6,25 6,5

Sumber: Bank Indonesia dan Bloomberg

Cadangan Devisa

Selama triwulan I Tahun 2016, perekonomian global

sedang mengalami pemulihan namun cukup lambat dan

rentan terhadap gejolak keuangan. Pemulihan

pertumbuhan ekonomi diiringi dengan tren peningkatan

cadangan devisa berbagai negara kawasan. Kondisi

sebaliknya, cadangan devisa bank sentral Tiongkok secara

QtQ mengalami penurunan seiring terjadinya capital

outflow pada negara tersebut setelah The Fed menaikkan

suku bunganya pada akhir tahun 2015. Begitu juga

Singapura sebagai salah satu mitra dagang utama

Tiongkok juga mengalami sedikit penurunan cadangan

devisa secara QtQ (Tabel 7).

Tabel 7. Posisi Cadangan Devisa Beberapa Bank Sentral (miliar USD)

Desember’15 Januari’16 Februari’16 Maret’16 %QtQ

BRIC

Brazil 356,5 357,5 359,4 357,7 0,3

Rusia 368,4 371,6 380,5 387,0 5,1

India 350,4 349,6 348,4 360,2 2,8

Tiongkok 3330,0 3308,3 3294,0 3305,4 -0,7

ASEAN-5

Indonesia 105,9 102,1 104,5 107,5 1,5

Malaysia 95,3 95,5 95,6 97,0 1,8

Singapura 247,7 244,9 244,0 246,5 -0,5

Thailand 156,5 160,1 168,0 175,0 11,8

Filipina 80,7 80,7 81,9 83,0 2,9

Fragile-5

Turki 110,5 111,4 112,8 na na

Mayoritas beberapa Negara terpilih mengalami peningkatan cadangan devisa.

Page 38: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

25

Desember’15 Januari’16 Februari’16 Maret’16 %QtQ

Afrika Selatan 45,8 45,1 45,7 na na

Negara Maju

Jepang 1.233,2 1248,1 1254,1 1262,1 2,3

Kawasan Euro 701,4 720,2 761,7 na na

Inggris 155,9 161,6 166,0 163,5 4,9

Amerika Serikat 118,5 117,3 119,0 118,7 0,2

Sumber: International Monetary Fund, data

Indeks Harga Saham

Pada posisi akhir bulan, sebagian besar negara dalam

triwulan I tahun 2016 mengalami tren penguatan saham,

khususnya jika dibandingkan secara bulanan (MtM) dan

awal tahun (YtD). Penguatan indeks saham yang cukup

tinggi dialami oleh negara-negara berkembang BRIC,

beberapa negara ASEAN dan beberapa negara maju

setelah Kebijakan moneter the Fed yang lebih jelas dan

akomodatif pada bulan Desember 2015 (Gambar 7,8,dan

9).

Kebijakan suku bunga The Fed tetap yang diumumkan

tertanggal 16 Maret tahun 2016 membuat pergerakan

saham dunia lebih menguat. Indeks saham Amerika

Serikat (DJIA dan S&P 500) sendiri di posisi akhir bulan

Maret ikut menguat sebesar 7,1 persen dan 6,6 persen.

Pada akhir Maret 2016, Indeks DJIA dan S&P 500 ditutup

pada level 17.685,1 dan 2.059,7. Penguatan bursa Wall

Street ini diikuti dengan penguatan indeks saham negara

maju lainnya dimana penguatan dialami oleh Jepang

(N255), saham Hongkong (Hang Seng) dan Euro (STOXX-

50) yang masing-masing mencapai 8,7 persen, 4,6 persen

dan 2,0 persen (Lampiran 3). Indonesia sebagai negara

emerging market yang berhasil mempertahankan

penguatan sahamnya (IHSG) pada bulan Maret 2016

sebesar 1,6 persen (MtM).

Mayoritas indeks saham dunia menguat dalam triwulan I tahun 2016.

Respon positif dari kebijakan moneter The Fed juga berdampak pada penguatan saham negara maju lainnya.

Page 39: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

26

Gambar 7. Indeks Saham BRIC & Indonesia

Sumber: Bloomberg, diolah kembali

Gambar 8. Indeks Saham ASEAN-3 & Indonesia

Sumber: Bloomberg, diolah kembali

Pada akhir Januari tahun 2016, posisi IHSG pada level

4615,2 menguat bertahap menjadi 4.771,0 pada akhir

Februari 2016 dan 4.845,4 pada akhir Maret 2016 seiring

dengan sentimen positif pada pasar modal internasional

serta pelonggaran moneter di dalam negeri. Rata-rata

IHSG pada triwulan I tahun 2016 sebesar 4.695,5,

menguat 4,1 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.

Hal ini seiring dengan pergerakan indeks saham negara-

negara ASEAN (Malaysia, Singapura, dan Thailand),

negara maju, dan negara emerging market lainnya yang

cenderung menguat khususnya pada bulan Februari dan

Maret 2016 (Gambar 7,8, dan 9). Penguatan IHSG ini

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

Jan

-15

Feb

-15

Mar

-15

Ap

r-1

5

May

-15

Jun

-15

Jul-

15

Au

g-1

5

Sep

-15

Oct

-15

No

v-1

5

Dec

-15

Jan

-16

Feb

-16

Mar

-16

INDONESIA BRAZIL RUSIA INDIA TIONGKOK

75,00

80,00

85,00

90,00

95,00

100,00

105,00

110,00

Jan

-15

Feb

-15

Mar

-15

Ap

r-1

5

May

-15

Jun

-15

Jul-

15

Au

g-1

5

Sep

-15

Oct

-15

No

v-1

5

Dec

-15

Jan

-16

Feb

-16

Mar

-16

INDONESIA MALAYSIA SINGAPURA THAILAND

Posisi IHSG pada akhir triwulan I tahun 2016 menguat dibandingkan akhir triwulan sebelumnya.

Page 40: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

27

terutama ditopang oleh kondusifnya perekonomian

domestik, penurunan BI rate dan likuiditas yang

membaik/melonggar.

Gambar 9. Indeks Saham Negara Maju & Indonesia

Sumber: Bloomberg, diolah kembali

PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS INTERNASIONAL

Perkembangan Harga Internasional

Berdasarkan data harga komoditas internasional yang

didapat dari Bank Dunia, pada akhir triwulan I tahun 2016,

sebagian besar harga komoditas internasional yang

mengalami penurunan harga tertinggi secara berturut-

turut yaitu Nickel sebesar 40,9 persen yang diikuti oleh

Mexican Shrimp dan West Texas Crude Oil sebesar 31,6

persen dan 31,6 persen.

Sementara itu, peningkatan harga komoditas terbesar pada

akhir triwulan I 2016 adalah komoditas Cocoa yang

harganya naik sebesar 2,1 persen. Sedangkan Woodpulp

masih bertahan pada harga yang sama (YoY).

Tabel 8.Perkembangan Harga untuk Komoditas Terpilih

Komoditas Unit Jan-16 Feb-16 Mar-16 Q1 2016

ENERGI

Coal, Australia ($/mt) 49,8 50,7 52,2 152,7

Crude Oil, West Texas ($/bbl) 31,5 30,4 37,8 99,7

PERTANIAN

Cocoa ($/kg) 3,0 2,9 3,1 8,9

Coffe, robusta ($/kg) 1,6 1,6 1,7 4,9

Palm Oil ($/mt) 566,0 640,0 686,0 1.892,0

Soybeans ($/mt) 367,0 369,0 375,0 1.111,0

60,00

110,00

160,00

Jan

-15

Feb

-15

Mar

-15

Ap

r-1

5

May

-15

Jun

-15

Jul-

15

Au

g-1

5

Sep

-15

Oct

-15

No

v-1

5

Dec

-15

Jan

-16

Feb

-16

Mar

-16

INDONESIA BRAZIL RUSIA INDIA TIONGKOK

Pada akhir triwulan I

tahun 2016, sebagian

besar komoditas

internasional terpilih

mengalami penurunan

harga.

Page 41: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

28

Komoditas Unit Jan-16 Feb-16 Mar-16 Q1 2016

Shrimp, Mexican ($/kg) 10,4 11,0 11,0 32,5

Woodpulp ($/mt) 875,0 875,0 875,0 2.625,0

Rubber*, Singapore/MYS ($/kg) 1,2 1,3 1,4 3,9

LOGAM & MINERAL

Copper ($/mt) 4.471,8 4.598,6 4.953,8 14.024,2

Iron ore ($/dmtu) 42,0 47,0 56,0 145,0

Nickel ($/mt) 8.507,3 8.298,5 8.717,3 25.523,0

Tin ($/mt) 13.808,1 15.610,1 16.897,6 46.315,8

Zinc ($/mt) 1.520,4 1.709,9 1.801,7 5.031,9

INFLASI Unit Jan-16 Feb-16 Mar-16 Q1 2016

ENERGI

Coal, Australia (%) -4,4 1,8 2,9 -16,8

Crude Oil, West Texas (%) -15,3 -3,6 24,3 -31,6

PERTANIAN

Cocoa (%) -11,8 -1,2 5,4 2,1

Coffe, robusta (%) -5,8 -0,9 2,1 -22,2

Palm Oil (%) -0,4 13,1 7,2 -7,7

Soybeans (%) -1,3 0,5 1,6 -10,0

Shrimp, Mexican (%) 2,9 5,6 0,0 -31,6

Woodpulp (%) 0,0 0,0 0,0 0,0

Rubber*, Singapore/MYS (%) -2,2 3,1 15,1 -24,5

LOGAM & MINERAL

Copper (%) -3,6 2,8 7,7 -19,9

Iron ore (%) 2,4 11,9 19,1 -23,3

Nickel (%) -2,3 -2,5 5,0 -40,9

Tin (%) -6,0 13,1 8,2 -16,0

Zinc (%) -0,5 12,5 5,4 -19,4

Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank

Harga Minyak Dunia dan Gas Alam

Pada triwulan I tahun 2016, pergerakan harga minyak

mentah dunia secara umum mengalami kenaikan akibat

penurunan produksi. Tren harga minyak mentah

cenderung meningkat pada triwulan I tahun 2016

disebabkan oleh pernyataan Menteri Perminyakan Qatar

terkait pertemuan produsen minyak baik dari dalam

maupun luar negara – negara OPEC di Doha pada 17 April

2016 merencanakan penahanan tingkat produksi.

Sementara itu, 15 negara OPEC dan NonOPEC yang hadir

yang menguasai 73,0 persen suplai minyak mentah dunia.

Berdasarkan laporan EIA (Energy Information

Administration), terdapat penurunan stok distillate sebesar

1,3 juta barel dan stok gasoline sebesar 9,9 juta barel di

Pada triwulan I tahun 2016, pergerakan harga minyak mentah dunia secara umum mengalami kenaikan akibat penurunan produksi.

Page 42: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

29

Amerika Serikat pada akhir bulan Maret 2016,

dibandingkan stok pada akhir bulan Februari 2016. Kondisi

ini dapat mendorong harga minyak mentah menguat,

mengingat Amerika Serikat merupakan konsumen minyak

kedua terbesar di dunia.

Pergerakan harga minyak ICP sejalan dengan harga minyak

mentah utama di pasar internasional. Peningkatan harga

minyak ICP disebabkan oleh produksi minyak mentah OPEC

mengalami penurunan produksi bulan Maret 2016 sebesar

0,21 juta barel per hari atau menjadi sebesar 95,73 juta

barel per hari. Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan

harga minyak mentah dipengaruhi oleh kenaikan impor

mentah Tiongkok dari Kuwait sebesar 2,1 persen menjadi

250 ribu BOPD dibandingkan bulan sebelumnya, dan

utilisasi kilang di Jepang sebesar 1,0 persen menjadi

sebesar 543.509 kilo liter perhari.

Tabel 9. Perkembangan Harga Minyak dan Gas Dunia

Harga Minyak Mentah dan Gas Dunia

Rata-rata Triwulanan Rata-rata Bulanan

2015 2016 2016

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Jan Feb Mar

Minyak Mentah (USD/barel)

Crude Oil (Rata-rata) 51,6 60,5 48,8 42,2 31,3 28,7 29,6 35,7

Crude Oil; Brent 53,9 62,1 50,0 43,4 34,4 30,8 33,2 39,1

Crude Oil; Dubai 52,2 61,4 49,9 41,4 30,6 27,0 29,5 35,2

Crude Oil; WTI 48,6 57,8 46,4 42,0 33,2 31,5 30,4 37,8

Indonesian Crude Price Oil

51,6 60,5 45,9 40,2 30,2 27,5 28,9 34,2

Gas (USD/mmbtu)

Gas Alam 2,8 2,7 2,7 2,2 2,0 2,2 1,9 1,8

Sumber: Pink Sheet World Bank, Kementerian ESDM, EIA

Pergerakan harga minyak ICP sejalan dengan harga minyak mentah utama di pasar internasional.

Page 43: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

30

Pada triwulan I tahun 2016, harga gas alam cenderung

menurun. Kondisi ini dipengaruhi oleh permintaan yang

menurun, seiring dengan temperatur udara yang lebih

hangat dibandingkan kondisi normal ketika musim dingin.

Selain itu, tingkat persediaan yang relatif tinggi dan

meningkatnya produksi gas alam mempengaruhi

penurunan harga gas alam. Selain itu, penurunan harga

komoditas energi sejak awal tahun memaksa perusahaan

mengurangi kapasitas produksi termasuk wilayah

Marcellus yang menyimpan shale gas terbesar di Amerika

Serikat.

Indeks Harga Komoditas Pertambangan

Gambar 10. Perkembangan Indeks Harga Komoditas Pertambangan dan Gas Alam

Sumber: Bloomberg, data diolah

(29 Mei 2014=100)

Penurunan terdalam harga komoditas minyak dunia

(Brent dan WTI) terjadi selama bulan Januari 2015 dan

menyentuh angka di bawah 30 USD/barrel. Penurunan

harga terutama berasal dari spekulasi peningkatan

pasokan minyak mentah akibat konflik nuklir Iran dan

penambahan kilang minyak AS. Akan tetapi, pada akhir

Februari 2016, secara MtM harga minyak dunia

mengalami peningkatan. Begitu juga pada akhir Maret

2016, baik secara MtM maupun YtD (Lampiran 4).

Peningkatan harga minyak terutama berasal dari

sentimen positif dari penurunan pasokan minyak di

20

40

60

80

100

120

Jan

-12

Ap

r-1

2

Jul-

12

Oct

-12

Jan

-13

Ap

r-1

3

Jul-

13

Oct

-13

Jan

-14

Ap

r-1

4

Jul-

14

Oct

-14

Jan

-15

Ap

r-1

5

Jul-

15

Oct

-15

Jan

-16

EMAS PERAK BRENT OIL TEMBAGA GAS ALAM

Pada triwulan I tahun 2016, harga gas alam cenderung menurun terkait temperatur udara yang lebih hangat, tingkat persediaan yang relatif tinggi dan meningkatnya produksi gas alam.

Harga komoditas minyak dunia terutama Brent dan WTI Oil masih mengalami penurunan pada Januari, namun mulai meningkat pada Februari dan Maret 2016.

Page 44: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

31

Kanada dan AS yang dilaporkan oleh Energy Information

Administration (EIA). Sementara itu, untuk komoditas

pertambangan komoditas lain masih mengalami

penurunan secara YoY hingga akhir Maret tahun 2016,

kecuali emas yang meningkat 4 persen (YoY) (Lampiran 4).

Indeks Harga Pangan

Dibandingkan triwulan sebelumnya (QtQ), sebagian besar

indeks harga komoditas pangan terpilih mengalami

penurunan, yaitu beras, gandum, kacang kedelai, dan

jagung. Sebaliknya, hanya indeks harga komoditas gula

yang meningkat tipis dibandingkan triwulan sebelumnya,

yaitu 1,9 persen (Lampiran 4). Pada posisi akhir bulan,

komoditas beras mengalami penurunan indeks harga

secara berturut-turut selama Januari-Maret 2016 secara

MtM dan YtD. Sementara itu, jika dibandingkan tahun

sebelumnya (YoY), komoditas jagung mengalami

penurunan harga terdalam dibandingkan komoditas

pangan terpilih lainnya.

Gambar 11. Perkembangan Indeks Harga Komoditas Pangan Global

Sumber: Bloomberg, data diolah

(29 Mei 2014=100)

usaha. Syarkawi bilang, KPPU berharap dapat bekerja

lebih dekat dengan asosiasi sehingga dapat mencegah

praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat,

antara lain dalam hal penetapan harga dan penetapan

50

70

90

110

May

-14

Jun

-14

Jul-

14

Au

g-1

4

Sep

-14

Oct

-14

No

v-1

4

Dec

-14

Jan

-15

Feb

-15

Mar

-15

Ap

r-1

5

May

-15

Jun

-15

Jul-

15

Au

g-1

5

Sep

-15

Oct

-15

No

v-1

5

Dec

-15

Jan

-16

Feb

-16

Mar

-16

BERAS GULA GANDUM JAGUNG KACANG KEDELAI

Selama triwulan I tahun 2016, sebagian indeks harga komoditas pangan global mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Page 45: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

32

pasokan. Dalam hal ini, asosiasi terkait mendukung pakta

integritas tersebut.

Isu Terkini Kerjasama Ekonomi Internasional Peningkatan Kerjasama ASEAN-Rusia: Penjajakan ASEAN-Rusia FTA

Peringatan 20 Tahun Kerja Sama Kemitraan ASEAN-Rusia

ditandai dengan gelaran ASEAN-Russia Summit 2016 di

Sochi, Rusia. Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Rusia 2016

tersebut telah resmi dibuka pada 20 Mei 2016. Secara

umum, ada tiga pilar kerja sama yang akan ditingkatkan

antara Rusia dan ASEAN, di antaranya politik keamanan

(peningkatan keamanan kawasan), ekonomi

(peningkatan perdagangan dan investasi, serta business

to business cooperation), dan sosial budaya (peningkatan

kerjasama bidang ilmu dan teknologi). Selain itu, isu-isu

regional dan global seperti counter-terrorism juga akan

menjadi salah satu topik bahasan dalam pertemuan ini.

Dalam KTT ini akan dihasilkan tiga dokumen penting yaitu

Sochi Declaration, Comprehensive Plan dan Report

ASEAN-Rusia. Sochi Declaration meliputi deklarasi politik

juga visi misi ASEAN-Rusia ke depannya. Comprehensive

Plan meliputi rencana ASEAN-Rusia dalam lima tahun ke

depan dan penjelasan kerja sama Rusia-ASEAN yang lebih

terperinci. Sedangkan Report ASEAN-Rusia adalah

laporan dari para ahli yang ditunjuk oleh masing-masing

anggota negara ASEAN dan juga Rusia untuk memberikan

rekomendasi ke para pemimpin negara guna menjadi

pertimbangan agar bisa terlaksana dalam kerja sama ini.

Memandang kemungkinan kerjasama ASEAN-Rusia

sebagai sebuah peluang, negara-negara anggota ASEAN

dan Rusia dapat mendapatkan keuntungan dari

kerjasama-kerjasama di bidang pembangunan

infrastruktur (pembangunan jalan tol dan infrastruktur

pelabuhan) serta dari kerjasama-kerjasama di sektor

energi. Khusus untuk kerjasama di sektor energi, Rusia

memiliki keunggulan kompetitif pada sektor ini,

Selain itu, peningkatan kerjasama ekonomi Indonesia dengan Tiongkok dan Rusia akan mengurangi ketergantungan dan kebergantungan perekonomian Indonesia terhadap pergerakan kurs USD dan kebijakan perekonomian Amerika Serikat.

Kerjasama dengan kekuatan-kekuatan ekonomi besar seperti Tiongkok dan Rusia sangat penting sebagai penyeimbang bagi kerjasama Indonesia dengan kekuatan ekonomi besar lainnya seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Page 46: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

33

sementara kebutuhan kawasan (ASEAN) dalam sektor ini

sangatlah besar.

Kerjasama Ekonomi Internasional

Perkembangan Perjanjian Ekonomi Internasional Indonesia

Perkembangan perjanjian ekonomi internasional yang dilakukan Indonesia dijelaskan

pada tabel di bawah.

Tabel 10. Status Perjanjian Ekonomi Internasional

No PERJANJIAN EKONOMI STATUS

1 ASEAN-EU Free Trade Agreemeent (FTA) Negotiations launched

(the 7th round of negotiations)

2 ASEAN-Hong Kong, China Free Trade Agreement Negotiations launched

(the 3rd round of negotiations)

3 India-Indonesia Comprehensive Economic Cooperation Arrangement

Negotiations launched (consultation pre-negotiation)

4 Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement

Negotiations launched (the 3rd round of negotiations)

5 Indonesia-European Free Trade Association Free Trade Agreement

Negotiations launched (the 9th round of negotiations)

6 Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP)

Negotiations launched (the 12th round of negotiations)

7 Republic of Korea-Indonesia Free Trade Agreement Negotiations launched

(the 7th round of negotiations)

8 Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (PTA) Negotiations launched

(the 1st round of negotiations) 9 Indonesia-Chile FTA Conclusion of Joint Study Group (JSG)

10 Indonesia-Turki FTA Conclusion of JSG

11 Indonesia-Tunisia FTA JSG ongoing

12 Indonesia-Egypt FTA Establishment of JSG

13 Trade Preferential System of the Organization of the Islamic Conference

Signed but not yet In Effect

14 ASEAN Free Trade Area Signed and In Effect

15 ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement

Signed and In Effect

16 ASEAN-India Comprehensive Economic Cooperation Agreement

Signed and In Effect

17 ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership Signed and In Effect

18 ASEAN-China Comprehensive Economic Cooperation Agreement

Signed and In Effect

19 ASEAN-Republic of Korea Comprehensive Economic Cooperation Agreement

Signed and In Effect

20 Japan-Indonesia Economic Partnership Agreement Signed and In Effect (under the review

process) 21 Pakistan-Indonesia Free Trade Agreement Signed and In Effect

22 Preferential Tariff Arrangement-Group of Eight Developing Countries

Signed and In Effect

Sumber: aric database, ADB ; Ditjen KPI, Kemendag

Page 47: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

34

Perkembangan Perjanjian Ekspor Berdasarkan Surat Keterangan Asal (SKA)

Tabel 11. Presentase Penggunaan SKA terhadap Total Ekspor Indonesia

Periode SKA Preferensi

(%) SKA Nonpreferensi

(%) SKA Preferensi + SKA Non

Preferensi (%)

2012 45,4 11,8 57,2

2013 50,7 12,4 63,1

2014 50,6 11,9 62,5

2015 72,3 13,5 85,8

Sumber : Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor, Kemendag

Sepanjang tahun 2015, penggunaan SKA Preferensi dan

SKA Nonpreferensi mencapai 85,8 persen terhadap total

ekspor Indonesia dimana SKA Preferensi mendominasi

penggunaan SKA dengan utilisasi sebesar 72,3 persen.

Form E yang merupakan SKA Preferensi atas perjanjian

ACFTA paling banyak dimanfaatkan sepanjang tahun 2015

dengan tingkat utilisasi sebesar 23,6 persen, diikuti oleh

Form A (Generalized System of Preferences) sebesar 20,6

persen (Gambar 12). Pada kurun waktu yang sama Form

B mendominasi utilisasi penggunaan SKA Nonpreferensi

dengan tingkat utilisasi sebesar 92,5 persen (Gambar 13).

Gambar 12. Persentase Penggunaan SKA Preferensi terhadap Total SKA Preferensi

Sumber : Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor, Kemendag

Penggunaan SKA Preferensi dan SKA Nonpreferensi mencapai 85,8 persen terhadap total ekspor Indonesia pada tahun 2015.

2012 2013 2014 2015

Form E 17,74% 22,06% 17,23% 23,64%

Form A 29,27% 22,92% 26,12% 20,58%

Form D 19,15% 17,76% 18,65% 19,68%

Form AI 9,51% 12,07% 11,57% 12,51%

Form AK 11,68% 10,64% 10,34% 11,32%

Form IJEPA 0.011% 0.012% 0.011% 0.009%

Form AANZ 1,57% 2,19% 3,10% 2,42%

Form IP 0,00% 0,45% 1,64% 1,31%

Form GSTP 0,03% 0,03% 0,20% 0.000%

Form COA 0,03% 0,04% 0,02% 0.000%

Form Handicraft Products 0.000% 0.000% 0.000% 0.000%

Form Handicraft Goods 00.000% 00.000% 00.000% 00.000%

0%5%

10%15%20%25%30%

Persentase SKA Preferensi

Page 48: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

35

Gambar 13. Persentase Penggunaan SKA Nonpreferensi terhadap Total SKA Nonpreferensi

Sumber : Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor, Kemendag

Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA

Pada periode Januari-Februari Tahun 2016, Indonesia

mengalami surplus neraca perdagangan dengan

Bangladesh, Brunei Darussalam, Filipina, India, Iran,

Kamboja, Korea Selatan, Laos, Mesir, Myanmar, Pakistan,

dan Turki. Sementara itu pada periode yang sama,

Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan dengan

Australia, Jepang, Malaysia, Nigeria, Selandia Baru,

Singapura, Thailand, Tiongkok dan Vietnam.

Tabel 12. Ekspor Indonesia-ASEAN (juta USD)

Uraian 2014 2015 Trend (%)

2011-2015

Jan-Feb Perubahan (%)

2015/2014 2015 2016

AUSTRALIA

ekspor 4.948,4 3.679,9 -7,9 494,3 520,2 -25,6

migas 1.251,8 685,2 -24,5 112,0 79,5 -45,3

non migas 3.696,5 2.994,6 0,4 382,2 440,7 -19,0

impor 5.647,5 4.815,8 -0,8 735,6 644,0 -14,7

migas 156,7 143,4 103,7 0,0 24,4 -8,5

non migas 5.490,8 4.672,4 -1,3 735,5 619,6 -14,9

neraca perdagangan -699,1 -1.135,9 0,0 -241,3 -123,9 -62,5

migas 1.095,1 541,8 -27,8 112,0 55,1 -50,5

non migas -1.794,2 -1.677,8 -3,9 -353,3 -178,9 6,5

BANGLADESH

ekspor 1.377,6 1.340,8 1,8 242,5 244,0 -2,7

migas 2,3 0,2 -4,3 0,0 0,3 -89,7

non migas 1.375,3 1.340,6 1,8 242,5 243,7 -2,5

impor 71,3 59,5 12,8 8,8 10,4 -16,6

2012 2013 2014 2015

Form B 92,45% 92,83% 92,78% 90,87%

Form ICO 6,68% 6,62% 6,57% 8,53%

Form ANEXO III 0,22% 0,25% 0,36% 0,34%

Form TP 0,65% 0,31% 0,28% 0,26%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Persentase SKA Non Preferensi

Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan dengan 12 negara mitra FTA (sebesar 2.517,0 juta USD) dan defisit neraca perdagangan dengan 10 negara mitra FTA (sebesar 4.325,3 juta USD) pada periode Januari-Februari Tahun 2016.

Page 49: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

36

Uraian 2014 2015 Trend (%)

2011-2015

Jan-Feb Perubahan (%)

2015/2014 2015 2016

migas 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

non migas 71,3 59,5 12,8 8,8 10,4 -16,6

neraca perdagangan 1.306,3 1.281,3 1,4 233,7 233,6 -1,9

migas 2,3 0,2 0,0 0,0 0,3 -89,7

non migas 1.304,0 1.281,1 1,4 233,7 233,3 -1,8

BRUNEI DARUSSALAM

ekspor 1.377,6 1.340,8 1,8 242,5 244,0 -2,7

migas 2,3 0,2 -4,3 0,0 0,3 -89,7

non migas 1.375,3 1.340,6 1,8 242,5 243,7 -2,5

impor 71,3 59,5 12,8 8,8 10,4 -16,6

migas 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

non migas 71,3 59,5 12,8 8,8 10,4 -16,6

neraca perdagangan 1.306,3 1.281,3 1,4 233,7 233,6 -1,9

migas 2,3 0,2 0,0 0,0 0,3 -89,7

non migas 1.304,0 1.281,1 1,4 233,7 233,3 -1,8

FILIPINA

ekspor 3.887,8 3.921,3 1,7 572,7 582,7 0,9

migas 1,0 4,7 -44,9 0,1 0,1 370,1

non migas 3.886,8 3.916,6 1,8 572,6 582,6 0,8

impor 699,7 683,1 -5,6 131,6 126,7 -2,4

migas 1,6 3,1 -26,8 2,5 0,5 93,1

non migas 698,1 680,0 -5,5 129,2 126,1 -2,6

neraca perdagangan 3.188,1 3.238,2 3,6 441,0 456,0 1,6

migas -0,6 1,6 0,0 -2,4 -0,5 360,4

non migas 3.188,7 3.236,6 3,7 443,4 456,5 1,5

INDIA

ekspor 12.249,0 11.713,0 -2,8 1.863,5 1.358,6 -4,4

migas 25,2 129,0 10,2 3,1 32,8 411,5

non migas 12.223,7 11.584,0 -2,9 1.860,4 1.325,8 -5,2

impor 3.952,1 2.741,4 -9,5 497,5 460,6 -30,6

migas 388,2 75,7 -23,9 2,5 2,5 -80,5

non migas 3.563,9 2.665,7 -8,8 495,0 458,0 -25,2

neraca perdagangan 8.296,9 8.971,6 0,0 1.366,0 898,1 8,1

migas -363,0 53,3 0,0 0,6 30,3 114,7

non migas 8.659,9 8.918,3 -0,6 1.365,4 867,8 3,0

IRAN

ekspor 406,1 216,5 -24,0 32,4 14,8 -46,7

migas 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

non migas 406,1 216,5 -24,0 32,4 14,8 -46,7

impor 42,5 56,6 -58,5 7,8 7,8 33,0

migas 25,1 18,0 -66,4 1,3 4,4 -28,3

non migas 17,4 38,6 -43,2 6,5 3,4 121,4

neraca perdagangan 363,6 159,9 0,0 24,7 6,9 -56,0

migas -25,1 -18,0 -66,3 -1,3 -4,4 28,3

non migas 388,7 178,0 -18,7 26,0 11,3 -54,2

JEPANG

ekspor 16.728,3 12.632,3 -7,5 2.151,2 1.799,4 -24,5

migas 6.662,4 3.971,6 -11,4 615,3 357,4 -40,4

Page 50: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

37

Uraian 2014 2015 Trend (%)

2011-2015

Jan-Feb Perubahan (%)

2015/2014 2015 2016

non migas 10.065,9 8.660,7 -5,3 1.535,8 1.442,0 -14,0

impor 25.185,7 18.022,6 -7,4 2.789,0 2.005,3 -28,4

migas 15.035,1 9.047,2 -10,4 1.526,4 828,4 -39,8

non migas 10.150,5 8.975,4 -3,6 1.262,6 1.176,9 -11,6

neraca perdagangan -8.457,3 -5.390,3 -7,0 -637,8 -205,9 36,3

migas -8.372,7 -5.075,6 -9,4 -911,1 -471,0 39,4

non migas -84,6 -314,7 0,0 273,2 265,1 -271,9

KAMBOJA

ekspor 415,8 429,7 14,6 67,1 74,2 3,3

migas 0,1 0,0 -59,1 0,0 0,0 -78,9

non migas 415,7 429,7 14,7 67,1 74,2 3,4

impor 18,7 21,1 27,6 3,6 4,3 13,0

migas 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

non migas 18,7 21,1 27,6 3,6 4,3 13,0

neraca perdagangan 397,1 408,6 14,1 63,5 69,9 2,9

migas 0,1 0,0 -59,1 0,0 0,0 -78,9

non migas 397,0 408,6 14,2 63,5 69,9 2,9

KOREA SELATAN

ekspor 10.601,1 7.649,7 -17,1 1.452,3 1.135,1 -27,8

migas 4.884,2 2.224,8 -28,1 550,4 344,6 -54,4

non migas 5.716,9 5.425,0 -7,9 901,8 790,6 -5,1

impor 11.847,4 8.427,2 -8,4 1.459,4 1.068,1 -28,9

migas 4.091,0 2.148,6 -16,4 315,8 141,2 -47,5

non migas 7.756,4 6.278,6 -4,0 1.143,6 926,9 -19,1

neraca perdagangan -1.246,3 -777,5 0,0 -7,2 67,1 37,6

migas 793,2 76,2 -60,5 234,7 203,4 -90,4

non migas -2.039,5 -853,6 0,0 -241,8 -136,3 58,1

LAOS

ekspor 4,5 7,7 -17,0 1,1 1,2 70,4

migas 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

non migas 4,5 7,7 -17,0 1,1 1,2 70,4

impor 51,3 0,8 19,8 0,8 0,3 -98,4

migas 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

non migas 51,3 0,8 19,8 0,8 0,3 -98,4

neraca perdagangan -46,7 6,9 0,0 0,3 0,9 114,8

migas 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 -100,0

non migas -46,7 6,9 0,0 0,3 0,9 114,8

MALAYSIA

ekspor 9.730,0 7.626,9 -8,4 1.415,9 1.041,4 -21,6

migas 3.332,8 1.403,1 -3,2 406,6 168,9 -57,9

non migas 6.397,2 6.223,8 -10,1 1.009,2 872,6 -2,7

impor 10.855,4 8.530,7 -5,0 1.352,4 1.083,7 -21,4

migas 5.076,9 3.551,3 -6,7 522,7 386,7 -30,0

non migas 5.778,5 4.979,4 -3,7 829,7 697,0 -13,8

neraca perdagangan -1.125,4 -903,8 0,0 63,5 -42,2 19,7

migas -1.744,1 -2.148,2 -10,9 -116,1 -217,8 -23,2

non migas 618,7 1.244,4 -28,0 179,6 175,6 101,1

MESIR

Page 51: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

38

Uraian 2014 2015 Trend (%)

2011-2015

Jan-Feb Perubahan (%)

2015/2014 2015 2016

ekspor 1.341,0 1.197,9 -0,3 209,3 151,2 -10,7

migas 0,0 26,2 0,0 0,0 0,0 0,0

non migas 1.341,0 1.171,7 -0,7 209,3 151,2 -12,6

impor 145,9 243,1 0,6 14,8 91,7 66,6

migas 0,0 132,9 0,0 0,0 74,6 0,0

non migas 145,9 110,2 -14,1 14,8 17,1 -24,5

neraca perdagangan 1.195,1 954,8 -0,6 194,4 59,5 -20,1

migas 0,0 -106,7 0,0 0,0 -74,6 0,0

non migas 1.195,1 1.061,5 1,6 194,4 134,1 -11,2

MYANMAR

ekspor 566,9 615,7 15,3 115,1 72,6 8,6

migas 0,6 2,2 22,6 0,1 0,0 301,9

non migas 566,4 613,4 15,2 115,0 72,6 8,3

impor 122,1 160,4 25,6 16,0 10,9 31,4

migas 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

non migas 122,1 160,4 25,6 16,0 10,9 31,4

neraca perdagangan 444,8 455,3 12,6 99,1 61,8 2,3

migas 0,6 2,2 22,6 0,1 0,0 301,9

non migas 444,3 453,0 12,6 99,1 61,7 2,0

NIGERIA

ekspor 648,8 445,7 3,7 77,6 55,9 -31,3

migas 0,3 0,3 87,7 0,1 0,0 -4,2

non migas 648,5 445,4 3,7 77,5 55,9 -31,3

impor 3.306,3 1.288,2 -2,9 180,6 105,5 -61,0

migas 3.286,1 1.284,5 -2,6 179,9 103,5 -60,9

non migas 20,2 3,7 -33,2 0,7 2,0 -81,9

neraca perdagangan -2.657,5 -842,4 -5,1 -103,0 -49,6 68,3

migas -3.285,7 -1.284,2 -2,6 -179,8 -103,5 60,9

non migas 628,2 441,8 5,1 76,8 53,9 -29,7

PAKISTAN

ekspor 2.045,3 1.989,6 20,9 267,5 328,5 -2,7

migas 0,0 0,0 -82,3 0,0 0,0 214,9

non migas 2.045,3 1.989,5 21,1 267,5 328,5 -2,7

impor 159,4 174,5 -8,4 29,8 23,4 9,5

migas 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

non migas 159,4 174,5 -7,0 29,8 23,4 9,5

neraca perdagangan 1.885,9 1.815,1 26,5 237,6 305,0 -3,8

migas 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 214,9

non migas 1.885,9 1.815,0 26,2 237,6 305,0 -3,8

SELANDIA BARU

ekspor 481,4 436,3 4,2 73,2 56,0 -9,4

migas 21,4 39,2 124,5 0,1 0,1 83,3

non migas 460,0 397,0 3,7 73,1 55,9 -13,7

impor 836,0 637,0 -0,9 104,8 76,6 -23,8

migas 0,0 8,6 0,0 0,0 0,0 233562,2

non migas 836,0 628,4 -1,1 104,8 76,6 -24,8

neraca perdagangan -354,6 -200,8 -7,9 -31,6 -20,6 43,4

migas 21,4 30,6 113,6 0,1 0,1 42,9

Page 52: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

39

Uraian 2014 2015 Trend (%)

2011-2015

Jan-Feb Perubahan (%)

2015/2014 2015 2016

non migas -376,0 -231,3 -7,2 -31,7 -20,7 38,5

SINGAPURA

ekspor 16.728,3 12.632,3 -7,5 2.151,2 1.799,4 -24,5

migas 6.662,4 3.971,6 -11,4 615,3 357,4 -40,4

non migas 10.065,9 8.660,7 -5,3 1.535,8 1.442,0 -14,0

impor 25.964,7 18.022,6 -7,4 2.789,0 2.005,3 -30,6

migas 15.035,1 9.047,2 -10,4 1.526,4 828,4 -39,8

non migas 10.150,5 8.975,4 -3,6 1.262,6 1.176,9 -11,6

neraca perdagangan -8.457,3 -5.390,3 -7,0 -637,8 -205,9 36,3

migas -8.372,7 -5.075,6 -9,4 -911,1 -471,0 39,4

non migas -84,6 -314,7 0,0 273,2 265,1 -271,9

THAILAND

ekspor 5.783,1 5.507,2 -2,7 867,4 739,2 -4,8

migas 780,2 906,8 2,7 81,0 42,3 16,2

non migas 5.002,9 4.600,5 -3,5 786,4 696,8 -8,0

impor 9.781,0 8.083,4 -6,4 1.345,2 1.495,6 -17,4

migas 86,3 64,7 -20,2 10,4 7,8 -25,0

non migas 9.694,8 8.018,7 -6,2 1.334,8 1.487,8 -17,3

neraca perdagangan -3.997,9 -2.576,1 -12,2 -477,8 -756,4 35,6

migas 693,9 842,1 7,1 70,6 34,6 21,4

non migas -4.691,8 -3.418,2 -9,3 -548,4 -791,0 27,1

TIONGKOK

ekspor 17.605,9 15.045,3 -10,0 2.403,8 2.146,0 -14,5

migas 1.146,9 1.785,7 9,8 376,4 315,5 55,7

non migas 16.459,1 13.259,6 -11,4 2.027,4 1.830,4 -19,4

impor 30.624,3 29.410,9 2,8 5.207,9 4.904,7 -4,0

migas 162,8 186,1 -31,3 11,3 26,6 14,3

non migas 30.461,6 29.224,8 3,3 5.196,6 4.878,1 -4,1

neraca perdagangan -13.018,4 -14.365,6 41,6 -2.804,1 -2.758,7 -10,3

migas 984,1 1.599,7 34,6 365,0 288,9 62,6

non migas -14.002,5 -15.965,2 40,3 -3.169,1 -3.047,6 -14,0

TURKI

ekspor 1.446,1 1.158,8 -3,6 203,2 182,5 -19,9

migas 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

non migas 1.446,1 1.158,8 -3,6 203,2 182,5 -19,9

impor 1.030,6 249,8 -3,7 43,0 57,9 -75,8

migas 770,4 0,1 -22,4 0,1 0,0 -100,0

non migas 260,2 249,7 -7,9 42,9 57,9 -4,0

neraca perdagangan 415,5 909,0 -8,4 160,2 124,6 118,8

migas -770,4 -0,1 0,0 0,0 0,0 100,0

non migas 1.185,9 909,1 -2,4 160,3 124,6 -23,3

VIETNAM

ekspor 2.451,3 2.740,2 3,9 348,1 395,0 11,8

migas 14,9 3,3 -48,2 0,2 0,3 -78,0

non migas 2.436,3 2.736,9 4,6 347,9 394,8 12,3

impor 3.417,8 3.161,5 8,8 639,9 557,2 -7,5

migas 192,4 0,1 -66,6 0,1 0,0 -99,9

non migas 3.225,4 3.161,4 8,9 639,8 557,2 -2,0

Page 53: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

40

Uraian 2014 2015 Trend (%)

2011-2015

Jan-Feb Perubahan (%)

2015/2014 2015 2016

neraca perdagangan -966,5 -421,4 91,0 -291,8 -162,2 56,4

migas -177,4 3,2 0,0 0,1 0,3 101,8

non migas -789,1 -424,5 76,8 -291,9 -162,5 46,2

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan (*): Proporsi terhadap total ekspor ke ASEAN

Page 54: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

41

Page 55: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

42

PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA

Page 56: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

43

PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA

Page 57: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

44

ISU TERKINI PEREKONOMIAN INDONESIA

KPPU Gandeng 9 Asosiasi Monitoring Pangan

Instruksi Presiden Joko Widodo agar harga pangan

menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran tidak melonjak,

mendapat respons positif dari Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (KPPU). Wasit persaingan usaha ini

menggandeng sembilan asosiasi pelaku usaha untuk

melakukan monitoring distribusi pangan. Tujuannya

adalah untuk mencegah terjadinya persaingan usaha

tidak sehat. Kesembilan asosiasi tersebut yaitu AGI

(Asosiasi Gula Indonesia), ABMI (Asosiasi Bawang Merah

Indonesia),Perpadi (Persatuan Penggilingan Padi dan

Pengusaha Beras Indonesia), KOPTI (Koperasi Tahu

Tempe Indonesia), dan APTINDO (Asosiasi Produsen

Tepung Terigu Indonesia).

Selain itu, AACI (Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia),

GPPU (Gabungan Perusahaan Pembibitan Perunggasan),

ASI (Asosiasi Semen Indonesia), dan APPSI (Asosiasi

Pedagang Pasar Seluruh Indonesia). Ketua KPPU Syarkawi

Rauf mengatakan, tujuan kerja sama dengan asosiasi

pelaku usaha ini untuk mengidentifikasi akar

permasalahan yang melatarbelakangi terjadinya fluktuasi

harga komoditas pangan menjelang hari raya besar

keagamaan. Antara lain, fluktuasi harga beras, minyak

goreng, bawang merah, daging ayam, daging sapi, telur,

cabai, dan tepung terigu. Termasuk, harga semen dan

bahan bangunan. "KPPU meminta agar setiap asosiasi

berkomitmen terhadap pakta integritas anti praktik

monopoli dan persaingan usaha tidak sehat," ujar

Syarkawi, Rabu (11/5).

Untuk itu, KPPU mendorong agar para pelaku usaha

menginternalisasi prinsip-prinsip persaingan usaha sehat,

khususnya dalam lingkungan yang menjadi

Presiden menginstrusikan agar harga pangan menjelang bulan ramadhan dan lebaran tidak melonjak.

KPPU bekerjasama dengan sembilan asosiasi pelaku usaha untuk mencegah terjadinya lonjakan harga saat lebaran dan mencegah praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

Page 58: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

45

tanggungajwab masing-masing asosiasi. Selain itu, KPPU

meminta agar asosiasi tidak melakukan dan memfasilitasi

segala bentuk perjanjian, kegiatan dan penyalahgunaan

posisi dominan yang dapat berdampak terjadinya praktik

monopoli persaingan usaha tidak sehat. Langkah KPPU ini

untuk mencegah terjadinya lonjakan harga saat lebaran

akibat persaingan usaha tidak sehat di antara pelaku

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

Perekonomian Indonesia pada triwulan I tahun 2016

tumbuh sebesar 4,9 persen (YoY), meningkat

dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun

2015 yang sebesar 4,7 persen (YoY) dan sedikit lebih

rendah dari triwulan IV tahun 2015 yang mencapai 5,0

persen (YoY). Dilihat dari sisi produksi, pertumbuhan

tersebut didorong oleh pertumbuhan Industri

Pengolahan; Konstruksi; Perdagangan Besar Eceran,

Reparasi Mobil-Sepeda Motor; dan Jasa Informasi dan

Komunikasi. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan

ekonomi didorong oleh pertumbuhan komponen

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan komponen

Pembentukan Modal Tetap Bruto.

Gambar 14. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2014- Triwulan I Tahun 2016 (Persen)

Sumber: Badan Pusat Statistik

5,15,0 5,0 5,0

4,7 4,7 4,7

5,04,9

4,0

4,5

5,0

5,5

I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016

Perekonomian Indonesia pada triwulan I tahun 2016 tumbuh sebesar 4,9 persen (YoY), meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015.

Page 59: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

46

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan didukung oleh

hampir semua lapangan usaha kecuali Pertambangan dan

Penggalian. Pertambangan dan Penggalian merupakan

satu-satunya lapangan usaha yang mengalami

pertumbuhan negatif sebesar -0,7 persen (YoY).

Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh perlambatan

pertumbuhan komponen Pertambangan Batubara dan

Lignit; Pertambangan Bijih Logam; dan Pertambangan

dan Penggalian Lainnya yang tumbuh masing-masing

sebesar -14,7 persen (YoY), -1,7 persen (YoY); dan 6,7

persen (YoY) pada triwulan I tahun 2016. Sementara itu,

Jasa Keuangan dan Asuransi merupakan lapangan usaha

dengan tingkat pertumbuhan tertinggi pada triwulan I

tahun 2016, yaitu dengan pertumbuhan sebesar 9,1

persen (YoY) atau lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan I tahun 2015 yang tumbuh sebesar 8,6 persen

(YoY).

Pada triwulan I tahun 2016, Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial tumbuh sebesar 8,5 persen (YoY), lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan I tahun 2015 yang sebesar

7,1 persen (YoY). Jasa Perusahaan tumbuh sebesar 8,1

persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I

tahun 2015 tumbuh sebesar 7,4 persen (YoY). Sementara

itu, Informasi dan Komunikasi dan Jasa lainnya masing-

masing tumbuh sebesar 8,3 persen (YoY) dan 7,9 persen

(YoY) pada triwulan I tahun 2016. Pertumbuhan tersebut

lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan I tahun 2015 yang masing-masing sebesar

10,1 persen (YoY) dan 8,0 persen (YoY).

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan didukung oleh hampir semua lapangan usaha kecuali Pertambangan dan Penggalian.

Pada triwulan I tahun 2016, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial serta Jasa Perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I tahun 2015. Sementara itu, Informasi dan Komunikasi serta Jasa Lainnya tumbuh lebih rendah.

Page 60: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

47

Kinerja Konstruksi pada triwulan I tahun 2016 tumbuh

sebesar 7,9 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan I tahun 2015 yang sebesar 6,0 persen

(YoY). Transportasi dan Pergudangan tumbuh sebesar 7,7

persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I

tahun 2015 yang sebesar 5,8 persen (YoY). Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang tumbuh

sebesar 7,5 persen (YoY), meningkat signifikan

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I tahun 2015

yang sebesar 1,7 persen (YoY).

Tabel 13.Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan I Tahun 2016 Menurut Lapangan Usaha (YoY)

URAIAN 2014 2015 2016

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

5,2 4,9 3,6 3,3 4,0 6,9 3,3 1,6 1,8

Pertambangan dan Penggalian

-1,0 1,1 1,2 1,5 -1,3 -5,2 -5,7 -7,9 -0,7

Industri Pengolahan 4,5 4,8 5,0 4,2 4,0 4,1 4,5 4,4 4,6

Pengadaan Listrik, Gas dan Produksi Es

3,3 6,5 6,0 6,5 1,7 0,8 0,6 1,8 7,5

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

4,9 5,8 5,9 6,9 5,4 7,8 8,7 6,8 4,8

Konstruksi 7,2 6,5 6,5 7,7 6,0 5,4 6,8 8,2 7,9

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

6,1 5,0 5,2 4,5 4,1 1,7 1,4 2,8 4,0

Transportasi dan Pergudangan

7,0 7,6 7,7 7,2 5,8 5,9 7,3 7,7 7,7

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

6,4 6,4 5,8 4,6 3,4 3,8 4,5 5,8 5,6

Informasi dan Komunikasi 9,8 10,5 9,8 10,3 10,1 9,7 10,7 9,7 8,3

Jasa Keuangan dan Asuransi 3,6 5,5 1,9 7,9 8,6 2,6 10,4 12,5 9,1

Real Estate 4,7 4,9 5,1 5,3 5,3 5,0 4,8 4,3 4,9

Jasa Perusahaan 10,3 10,0 9,3 9,7 7,4 7,6 7,6 8,1 8,1

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

2,7 -2,5 2,4 6,8 4,7 6,3 1,3 6,7 4,9

Kinerja Konstruksi; Transportasi dan Pergudangan; serta Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang masing-masing sebesar 7,9 persen (YoY), 7,7 persen (YoY) dan 7,5 persen (YoY).

Page 61: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

48

URAIAN 2014 2015 2016

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

Jasa Pendidikan 4,6 4,5 6,3 6,6 5,0 11,7 8,1 5,3 5,3

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

7,6 8,7 9,6 6,0 7,1 7,5 6,3 7,4 8,5

Jasa lainnya 8,4 9,5 9,5 8,4 8,0 8,1 8,1 8,2 7,9

PRODUK DOMESTIK BRUTO 5,1 5,0 5,0 5,0 4,7 4,7 4,7 5,0 4,9

Sumber: Badan Pusat Statistik

Kinerja Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

tumbuh sebesar 5,6 persen (YoY), lebih tinggi

dibandingkan triwulan I tahun 2015 yang sebesar 3,4

persen (YoY). Peningkatan pertumbuhan juga terjadi pada

Jasa Pendidikan serta Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dengan tingkat

pertumbuhan sebesar 5,3 persen (YoY) dan sebesar 4,9

persen (YoY) pada triwulan I tahun 2015. Jasa Pendidikan

tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY), sedangkan Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

tumbuh sebesar 4,7 persen (YoY).

Sementara itu, kinerja Real Estate dan Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang melambat

dengan tumbuh sebesar 4,9 persen (YoY) dan 4,8 persen

(YoY), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I tahun

2015 yang tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY) dan 5,4

persen (YoY). Kinerja Industri Pengolahan meningkat,

yaitu dengan tumbuh sebesar 4,6 persen (YoY) atau lebih

tinggi dibandingkan triwulan I tahun 2015 yang sebesar

4,0 persen (YoY).

Kinerja Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Jasa Pendidikan, dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I tahun 2015.

Real Estate dan Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang tumbuh melambat dibandingkan triwulan I tahun 2015. Sementara itu, Industri Pengolahan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Page 62: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

49

Perlambatan pertumbuhan terjadi pada Perdagangan

Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,

yaitu dengan pertumbuhan sebesar 4,0 persen (YoY) dari

yang sebelumnya, pada triwulan I tahun 2015 sebesar 4,1

persen (YoY). Perlambatan juga terjadi pada Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan, dengan hanya tumbuh

sebesar 1,8 persen (YoY) dari yang sebelumnya tumbuh

sebesar 4,0 persen (YoY) pada triwulan I tahun 2015.

Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh perlambatan

pertumbuhan pada semua komponen Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia

pada triwulan I tahun 2016 didorong oleh Pengeluaran

Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap

Bruto yang masing-masing tumbuh sebesar 4,9 persen

(YoY) dan 5,6 persen (YoY) pada triwulan I tahun 2016.

Sementara itu, Pengeluaran Konsumsi Lembaga non

Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) mengalami

pertumbuhan tertinggi diantara komponen yang lain

yaitu sebesar 6,4 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut

meningkat signifikan dibandingkan dengan triwulan I

tahun 2015 yang tumbuh negatif sebesar -8,1 persen

(YoY).

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) merupakan

komponen yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi

tertinggi kedua, setelah Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga. Pada triwulan I tahun 2016, PMTB tumbuh

sebesar 5,6 persen (YoY), meningkat dibandingkan

dengan pertumbuhan PMTB pada triwulan I tahun 2015

yang sebesar 4,6 persen (YoY). Peningkatan PMTB

terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan Peralatan

lainnya sebesar 26,3 persen (YoY), pertumbuhan

Bangunan sebesar 7,7 persen (YoY), dan pertumbuhan

Cultivated Biological Resources (CBR) sebesar 3,8 persen

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor serta Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengalami perlambatan pertumbuhan dibanding triwulan I tahun 2015.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2016 didorong oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto.

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada triwulan I tahun 2016 tumbuh sebesar 5,6 persen (YoY), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan PMTB pada triwulan I tahun 2015.

Page 63: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

50

(YoY). Produk kekayaan intelektual tumbuh sebesar 3,8

persen (YoY) dari yang sebelumnya sebesar 11,0 (YoY)

pada triwulan I tahun 2015. Sementara itu, Mesin dan

Perlengkapan serta Kendaran tumbuh negatif masing-

masing sebesar -6,8 persen (YoY) dan -0,1 persen (YoY)

pada triwulan I tahun 2016.

Tabel 14. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan I Tahun 2016 (Persen) Menurut Jenis Pengeluaran (YoY)

URAIAN 2014 2015 2016

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

5,3 5,1 5,1 5,1 5,0 5,0 5,0 4,9 4,9

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 23,2 22,4 5,8 -0,5 -8,1 -8,0 6,6 8,3 6,4

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

6,1 -1,8 1,2 0,9 2,9 2,6 7,1 7,3 2,9

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

5,2 4,1 4,5 4,6 4,6 3,9 4,8 6,9 5,6

Ekspor Barang dan Jasa 3,2 1,4 4,8 -4,6 -0,6 0,0 -0,6 -6,4 -3,9

Dikurangi Impor Barang dan Jasa 5,0 0,4 0,3 3,2 -2,2 -7,0 -5,9 -8,1 -4,2

PRODUK DOMESTIK BRUTO 5,1 5,0 5,0 5,0 4,7 4,7 4,7 5,0 4,9

Sumber : Badan Pusat Statistik

Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga mengalami

perlambatan, yaitu dari 5,0 persen (YoY) pada triwulan I

tahun 2015 menjadi sebesar 4,9 persen (YoY) pada

triwulan I tahun 2016. Perlambatan tersebut dipengaruhi

oleh perlambatan pertumbuhan pada sebagian besar

komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga.

Sementara itu, Transportasi dan Komunikasi serta

Restoran dan Hotel, masing-masing tumbuh sebesar 5,4

persen (YoY) dan 5,5 persen (YoY) pada triwulan I tahun

2016.

Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga mengalami perlambatan, yaitu menjadi sebesar 4,9 persen (YoY) pada triwulan I tahun 2016.

Page 64: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

51

Sementara itu, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

tumbuh sebesar 2,9 persen (YoY), relatif tidak berubah

dibandingkan triwulan I tahun 2016. Komponen Konsumsi

Kolektif pada triwulan I tahun 2016 meningkat menjadi

sebesar 3,2 persen (YoY) dari yang pada triwulan I tahun

2015 sebesar 2,4 persen (YoY). Sementara itu, komponen

Konsumsi Individu tumbuh sebesar 2,5 persen (YoY) atau

lebih rendah dari triwulan I tahun 2015 yang sebesar 3,8

persen (YoY).

Ekspor Barang dan Jasa masih menekan pertumbuhan

ekonomi Indonesia dimana ekspor barang dan jasa masih

tumbuh negatif sebesar -3,9 persen (YoY), menurun

dibandingkan triwulan I tahun 2015 yang tumbuh negatif

sebesar -0,6 persen (YoY). Penurunan tersebut

dipengaruhi oleh ekspor barang, baik barang nonmigas

maupun migas yang tumbuh melambat. Pertumbuhan

ekspor barang nonmigas sebesar -4,2 persen (YoY),

sementara itu barang migas tumbuh sebesar 4,7 persen

(YoY). Di sisi lain, pertumbuhan ekspor jasa justru

meningkat signifikan menjadi sebesar 3,0 persen (YoY)

pada triwulan I tahun 2016, dari yang sebelumnya

sebesar -4,9 persen (YoY) pada triwulan I tahun 2015.

Impor Barang dan Jasa tumbuh negatif sebesar -4,2

persen (YoY) pada triwulan I tahun 2016. Pertumbuhan

tersebut melambat dibandingkan dengan triwulan I tahun

2015 yang tumbuh negatif sebesar -2,2 persen (YoY).

Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh impor barang

nonmigas dan jasa yang masing-masing tumbuh negatif

sebesar -5,8 persen (YoY) dan -3,4 persen (YoY).

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah tumbuh sebesar 2,9 persen (YoY), relatif tidak berubah dibandingkan triwulan I tahun 2016.

Pada triwulan I tahun 2016, Ekspor Barang dan Jasa masih menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia dimana ekspor barang dan jasa masih tumbuh negatif sebesar 3,9 persen (YoY).

Impor Barang dan Jasa tumbuh negatif sebesar 4,2 persen (YoY) pada triwulan I tahun 2016.

Page 65: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

52

PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH

Secara spasial, pada triwulan I tahun 2016 rata-rata

pertumbuhan ekonomi di enam pulau terbesar di

Indonesia dari yang paling tinggi berturut-turut adalah di

Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Jawa, Sumatera,

Maluku dan Papua, serta Kalimantan. Rata-rata

pertumbuhan di Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara serta

Jawa lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi

nasional. Sementara itu, Sumatera, Maluku dan Papua,

serta Kalimantan lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan ekonomi nasional.

Gambar 15. Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi di Enam Pulau Besar di Indonesia pada Triwulan I Tahun 2011 - Triwulan I Tahun 2016 (Persen)

Sumber : Badan Pusat Statistik

Pada triwulan I tahun 2016, rata-rata pertumbuhan

ekonomi di Sulawesi adalah sebesar 7,2 persen (YoY), lebih

rendah dibandingkan dengan triwulan I tahun 2015 yang

sebesar 7,5 persen (YoY). Rata-rata pertumbuhan ekonomi

di Bali dan Nusa Tenggara pada triwulan I tahun 2016

adalah sebesar 7,0 persen (YoY), lebih rendah

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang

sebesar 10,0 persen (YoY). di Jawa rata-rata tumbuh

sebesar 5,2 persen (YoY), atau relatif tidak berbeda

dengan pertumbuhan triwulan I tahun 2015.

-15,0

-12,0

-9,0

-6,0

-3,0

0,0

3,0

6,0

9,0

12,0

15,0

18,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Indonesia Sumatera Jawa

Bali dan Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi

Rata-rata pertumbuhan ekonomi di Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara serta Jawa lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Rata-rata pertumbuhan ekonomi di Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, serta Jawa pada triwulan I tahun 2016, masing-masing sebesar adalah sebesar 7,2 persen (YoY), 7,0 persen (YoY) dan 5,2 persen (YoY).

Page 66: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

53

Sementara itu, Sumatera rata-rata tumbuh sebesar 4,3

persen (YoY) atau lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan I tahun 2015 yang sebesar 3,9 persen (YoY). Rata-

rata pertumbuhan di Maluku dan Papua pada triwulan I

tahun 2016 juga meningkat jika dibandingkan dengan

triwulan I 2015, yaitu menjadi sebesar 3,5 persen (YoY).

Gambar 16. Kontribusi di Enam Pulau Besar Indonesia terhadap PDB Pada Triwulan I Tahun 2011 - Triwulan I Tahun 2016

Sumber : Badan Pusat Statistik

Secara spasial, perkembangan kontribusi daerah terhadap

PDB dari tahun ke tahun relatif tidak banyak berubah.

Kontribusi terbesar terhadap PDB dari triwulan I tahun

2010 sampai dengan triwulan I tahun 2016 didominasi

oleh pulau di Jawa. Kontribusi terbesar berikutnya adalah

di Sumatera dan Kalimantan, dan diikuti oleh Sulawesi, Bali

dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua.

Pada triwulan I tahun 2016, kontribusi Jawa, Sumatra, dan

Kalimantan masing-masing adalah sebesar 58,9 persen,

22,2 persen dan 7,7 persen. Sementara itu, Sulawesi, Bali

dan Nusa Tenggara serta Maluku dan Papua memiliki

kontribusi sebesar 5,9 persen, 3,1 persen dan 2,3 persen

terhadap PDB pada triwulan I tahun 2016.

0

20

40

60

80

0,0

5,0

10,0

15,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Bali Nusa Tenggara Maluku dan Papua KalimantanSulawesi Sumatera (RHS) Jawa (RHS)

Rata-rata pertumbuhan ekonomi kelompok provinsi di Sumatera serta Maluku dan Papua meningkat jika dibandingkan triwulan I tahun 2015.

Kontribusi terbesar terhadap PDB dari triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan I tahun 2016 didominasi oleh Pulau Jawa.

Kontribusi kelompok provinsi di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan, masing-masing adalah sebesar 58,9 persen, 22,2 persen dan 7,7 persen.

Page 67: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

54

Kontribusi Kalimantan terhadap PDB memiliki

kecenderungan menurun dari tahun ke tahun, yaitu dari

sebesar 9,5 persen pada triwulan I tahun 2010 menjadi

sebesar 7,7 persen pada triwulan I tahun 2016. Sementara

itu, kontribusi Sulawesi memiliki kecenderungan

meningkat, yaitu sebesar 5,9 persen dari yang sebesar 5,1

persen pada triwulan I tahun 2015. Di sisi lain, kontribusi

kelompok provinsi pada yang lain relatif tidak berubah.

Pada triwulan I tahun 2016, Provinsi DKI Jakarta

merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi

tertinggi di Jawa, yaitu sebesar 5,6 persen (YoY).

Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan I tahun 2015 yang sebesar 5,5 persen (YoY).

Provinsi DKI Jakarta memiliki kontribusi sebesar 17,2

persen terhadap perekonomian nasional, meningkat

dibandingkan dengan kontribusi pada triwulan I tahun

2015 yang sebesar 17,0 persen.

Di wilayah Sumatera, Sumatera Utara merupakan provinsi

dengan pertumbuhan yang paling tinggi, yaitu sebesar 5,5

persen (YoY). Tingkat pertumbuhan tersebut relatif tidak

berubah dibandingkan dengan triwulan I tahun 2015.

Adapun kontribusi provinsi Sumatera Utara terhadap PDB

adalah sebesar 1,5 persen pada triwulan I tahun 2016,

menurun dibandingkan triwulan I tahun 2015 yang

sebesar 1,6 persen. Kontribusi tersebut relatif kecil jika

dibandingkan dengan kontribusi provinsi yang lain di

Sumatera.

Pada triwulan I tahun 2016, Kalimantan Barat tumbuh

paling tinggi diantara provinsi lain di Kalimantan yaitu

sebesar 6,0 persen (YoY), lebih kecil dibandingkan triwulan

I tahun 2015 yang sebesar 6,3 persen (YoY). Kontribusi

Kalimantan Barat terhadap perekonomian Indonesia pada

triwulan I tahun 2016 sebesar 1,3 persen, relatif tidak

berubah dari triwulan I tahun 2015.

Kontribusi Kalimantan memiliki kecenderungan menurun, sementara kontribusi Sulawesi memiliki kecenderungan meningkat.

Pada triwulan I tahun 2016, Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Jawa, yaitu sebesar 5,6 persen (YoY).

Sumatera Utara merupakan provinsi dengan pertumbuhan yang paling tinggi diantara Sumatera, yaitu sebesar 5,5 persen (YoY).

Kalimantan Barat tumbuh paling tinggi diantara provinsi lain di Kalimantan yaitu sebesar 6,0 persen (YoY).

Page 68: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

55

Provinsi Sulawesi Tengah tumbuh paling tinggi diantara

provinsi lain di Sulawesi yaitu sebesar 11,8 persen (YoY),

lebih kecil dibandingkan triwulan I tahun 2015 yang

sebesar 16,5 persen (YoY). Sementara itu, kontribusi

provinsi Sulawesi Tengah relatif kecil dibandingkan

kontribusi provinsi lain di Sulawesi, yaitu sebesar 1,0

persen baik pada triwulan I tahun 2016 maupun triwulan I

tahun 2015.

Sementara itu, pada kelompok provinsi di Bali dan Nusa

Tenggara, provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan

provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu

sebesar 10,0 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut

menurun signifikan dibandingkan dengan triwulan I tahun

2015 yang sebesar 19,4 persen (YoY). Adapun kontribusi

provinsi NTB terhadap perekonomian nasional sebesar 0,9

persen pada triwulan I tahun 2016, lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan I tahun 2015 yang sebesar

0,8 persen.

Di wilayah Maluku dan Papua, Maluku memiliki

pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 5,5 persen (YoY) pada

triwulan I tahun 2016, lebih tinggi dibandingkan triwulan I

tahun 2015 yang tumbuh sebesar 4,1 persen (YoY).

Kontribusi provinsi Maluku terhadap perekonomian

nasional adalah sebesar 0,3 persen, baik pada triwulan I

tahun 2016 maupun pada triwulan I tahun 2015.

PERKEMBANGAN HARGA KEBUTUHAN POKOK

Indeks Harga Bahan Pokok Nasional

Selama periode Januari-Maret 2016 komoditas bahan

pokok cabai merah dan bawang merah masih dalam tren

meningkat. Peningkatan harga dibandingkan tahun lalu

mencapai 50-60 persen (YoY). Meskipun komoditas

bawang merah sempat mengalami penurunan harga pada

Februari 2016, akan tetapi pada Maret kembali

mengalami peningkatan harga yang cukup tajam. Secara

Hingga triwulan I tahun 2016, peningkatan harga bahan pokok domestik terutama masih terjadi pada komoditas cabai merah dan bawang merah.

Provinsi Sulawesi Tengah tumbuh paling tinggi diantara provinsi lain di Sulawesi yaitu sebesar 11,8 persen (YoY).

Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Bali dan Nusa Tenggara yaitu sebesar 10,0 persen (YoY).

Maluku memiliki pertumbuhan tertinggi diantara kelompok provinsi di Maluku dan Papua yaitu sebesar 5,5 persen (YoY) pada triwulan I tahun 2016.

Page 69: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

56

keseluruhan peningkatan harga disebabkan oleh

gangguan pasokan akibat cuaca buruk (Gambar 17).

Peningkatan harga pada beberapa komoditas pertanian

merupakan dampak dari El Nino pada periode

sebelumnya. Sementara itu, pada posisi akhir bulan,

adapun komoditas daging ayam dan telur ayam ras yang

secara MtM mengalami penurunan berturut-turut selama

triwulan I tahun 2016 (Lampiran 5).

Gambar 17. Perkembangan Indeks Harga Komoditas 12 Kebutuhan Pokok

Sumber: Kementerian Perdagangan, data diolah

(Januari 2015=100)

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) pada triwulan I tahun

2016 meningkat menjadi 102,9 yang menunjukkan

kondisi ekonomi masyarakat meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya. Peningkatan kondisi ekonomi

masyarakat terutama disebabkan oleh peningkatan

pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi. Komponen

pendapatan rumah tangga menurun dengan nilai sebesar

102,4. Selain itu, komponen pengaruh inflasi terhadap

konsumsi makanan sehari-hari serta tingkat konsumsi

beberapa komoditi makanan juga menurun dengan nilai

sebesar 101,9. Meningkatnya kondisi ekonomi

masyarakat pada triwulan I tahun 2016 tersebut didorong

40,00

90,00

140,00

190,00

Minyak Goreng Curah Daging Sapi Daging AyamTelur Ayam Tepung Terigu Kedelai ImporKedelai Lokal Beras Medium Gula PasirCabe Merah Keriting Cabe Merah Biasa Bawang Merah

Indeks tendensi konsumen (ITK) pada triwulan I tahun 2016 meningkat.

Page 70: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

57

dengan adanya peningkatan kondisi ekonomi masyarakat

pada 28 provinsi.

Tabel 15. Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan I Tahun 2016 Menurut Sektor dan Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk 2014 2015 2016

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

Pendapatan rumah tangga 108,8 110,7 113,5 106,1 96,63 104,4 108,4 103,1 102,4

Pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan sehari-hari

110,4 112,6 109,9 106,3 109,0 105,6 108,1 101,9 103,8

Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan (daging, ikan, susu, buah-buahan, dll) dan bukan makanan (pakaian, perumahan, pendidikan, transportasi, kesehatan, dan rekreasi)

112,5 108,5 113,2 113,0 100,7 105,6 111,6 103,0 102,8

Indeks Tendensi Konsumen 110,0 110,8 112,4 107,6 100,9 105,2 109,0 102,8 102,9

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pada triwulan I tahun 2016 pertumbuhan ITK meningkat

2,0 persen (YoY), seiring persepsi konsumen bahwa

triwulan I tahun 2016 akan lebih baik dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Tingkat persepsi konsumen

pada triwulan II tahun 2016 diperkirakan akan kembali

meningkat dibandingkan dengan triwulan I tahun 2016

yaitu dengan sebesar 106,6. Perkiraan membaiknya

kondisi ekonomi konsumen pada triwulan II tahun 2016

terutama didorong oleh perkiraan peningkatan

pendapatan rumah tangga menjadi sebesar 108,7, serta

meningkatnya rencana pembelian barang tahan lama,

rekreasi, dan pesta/hajatan sebesar 102,8.

Gambar 18. Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Tahun 2013 – Triwulan I Tahun 2016

Sumber: Badan Pusat Statistik *Data proyeksi

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2013 2014 2015 2016

Indeks Tendensi Konsumen 105 108 112 110 110 111 112 108 101 105 109 103 103 107

Kenaikan YoY (persen) (RHS) -1,7 -0,7 0,8 0,9 5,1 2,6 0,4 -1,8 -8,3 -5,1 -3 -4,5 2,0 1,3

-10

-5

0

5

10

9296

100104108112116

Pertumbuhan ITK pada triwulan I tahun 2016 meningkat dan diperkirakan kembali akan meningkat pada triwulan II tahun 2016.

Page 71: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

58

INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN

Setelah mengalami peningkatan sejak bulan September

hingga mencapai sebesar 112,6 pada bulan Januari 2016,

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) kembali mengalami

pelemahan. Pelemahan terus berlangsung hingga bulan

April 2016, namun masih berada pada level optimis yaitu

sebesar 109,0. Pelemahan optimisme konsumen tersebut

disebabkan oleh menurunnya persepsi konsumen

terhadap kondisi ekonomi saat ini, yaitu terkait dengan

penghasilan dan ketepatan waktu pembelian barang

tahan lama. Sementara itu, optimisme konsumen

terhadap perkiraan kondisi ekonomi selama enam bulan

mendatang meningkat tipis, digambarkan dengan Indeks

Ekspektasi Konsumen (IEK) yang meningkat tipis menjadi

sebesar 123,2 pada bulan April 2016.

Tabel 16. Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Mei 2015 – April 2016

KETERANGAN 2015 2016

Aug Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

112,6 97,5 99,3 103,7 107,5 112,6 110,0 109,8 109,0

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

101,2 87,8 87,5 92,6 94,0 99,9 98,7 96,6 94,7

Penghasilan saat ini 121,6 108,1 106,7 109,3 112,3 117,7 120,0 115,5 110,9

Ketersediaan lapangan kerja 85,0 68,6 66,8 76,8 78,5 88,0 81,9 79,3 80,0

Ketepatan waktu pembelian barang tahan lama

97,1 86,7 88,9 91,7 91,2 93,8 94,2 95,0 93,2

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

124,0 107,2 111,2 114,8 121,0 125,4 121,3 123,1 123,2

Ekspektasi Penghasilan 143,4 128,8 131,0 133,1 139,6 143,0 141,1 138,6 137,7

Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja

107,3 85,7 92,4 96,8 103,5 105,0 98,4 102,7 105,0

Ekspektasi Kegiatan Usaha 121,3 106,9 110,2 114,4 128,0 121,1 124,3 128,1 126,9

Sumber: Bank Indonesia

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia pada bulan April 2016 sebesar 109,0 atau terus mengalami penurunan sejak bulan Febuari 2016.

Page 72: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

59

Dibandingkan pada bulan Januari 2016, Indeks Kondisi

Ekonomi (IKE) mengalami penurunan yang relatif

signifikan, yaitu dari sebesar 99,9 menjadi 94,7 pada

bulan April 2016. Penurunan tersebut disebabkan oleh

menurunnya persepsi konsumen terhadap penghasilan

dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama saat

ini dibandingkan dengan enam bulan lalu. Indeks

penghasilan saat ini bulan April sebesar 110,9, menurun

dibandingkan dengan bulan Januari yang sebesar 117,7.

Indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama

bulan April 2016 sebesar 93,2 atau lebih kecil

dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya yang

masing-masing adalah sebesar 93,8 pada bulan Januari,

94,2 pada bulan Febuari dan 95,0 pada bulan Maret.

Sementara itu, indeks ketersediaan lapangan kerja pada

bulan April 2016 adalah sebesar 80,0, atau meningkat 0,7

poin dibandingkan dengan bulan Maret 2016, namun

lebih kecil dibandingkan dengan bulan Januari dan

Febuari 2016 yang masing-masing sebesar 93,8 dan 94,2.

Indeks Ekonomi Terkini (IEK) mengalami fluktuasi, yaitu

sebesar 125,4 pada bulan Januari 2016 yang kemudian

menurun pada bulan Febuari 2016 menjadi sebesar 121,3

dan kembali meningkat pada bulan Maret dan April 2016.

Pada bulan Maret 2016, nilai IEK sebesar 123,1 dan

menjadi sebesar 123, 2 pada bulan April 2016. Hal

tersebut didukung dengan indeks ekspektasi kegiatan

usaha yang meningkat dari 121,1 pada bulan Januari

2016 menjadi 126,9. Namun demikian, indeks tersebut

lebih rendah apabila dibandingkan dengan bulan Maret

2016 yang sebesar 128,1. Di sisi lain indeks ekspektasi

penghasilan menurun, dari sebesar 143,0 pada bulan

Januari 2016 menjadi sebesar 137,7 pada bulan April

2016. Sementara itu, indeks ekpektasi ketersediaan

lapangan kerja kembali meningkat mulai bulan Maret

2016 setelah pada bulan sebelumnya mengalami

Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) mengalami penurunan yang relatif signifikan, yaitu dari sebesar 99,9 menjadi 94,7 pada bulan April 2016.

Indeks Ekonomi Terkini pada bulan April 2016 adalah sebesar 123,2.

Page 73: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

60

penurunan. Indeks ekspektasi ketersediaan lapangan

kerja pada bulan April sebesar 105,0.

Gambar 19. Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Januari 2015 – April 2016

Sumber: Bank Indonesia

Tren IKK kembali mengalami peningkatan, setelah

sempat mengalami penurunan pada bulan Febuari 2016.

Pada bulan Febuari 2016, pertumbuhan IKK mengalami

pelemahan hingga sebesar 8,5 pesen (YoY). Pada bulan

Maret 2016, IKK tumbuh menguat, yaitu dengan

mengalami pelemahan sebesar 6,1 persen (YoY).

Penguatan IKK terus berlanjut hingga bulan April 2016,

yaitu dengan pertumbuhan IKK sebesar 1,3 persen (YoY).

PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI

Kondisi Bisnis Indonesia

Kondisi bisnis di Indonesia pada triwulan I tahun 2016

menurun dibandingkan triwulan sebelumnya dengan nilai

ITB sebesar 99,46. Penurunan antara lain pada lapangan

usaha pertambangan dan penggalian, konstruksi, dan jasa

lainnya. Adapun sektor informasi dan komunikasi, jasa

perusahaan, dan jasa keuangan merupakan beberapa

lapangan usaha yang indeksnya mengalami peningkatan.

Perkiraan ITB triwulan II tahun 2016 adalah sebesar

103,52.

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Aug Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr

2015 2016

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 120 120 117 107 113 111 110 113 97,5 99,3 104 108 113 110 110 109

Kenaikan (YoY) (persen) (RHS) 3 3,4 -1,1 -5,7 -3,5 -4,3 -8,3 -6,3 -19 -18 -14 -7,7 -6,3 -8,5 -6,1 1,5

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

0

20

40

60

80

100

120

140

Kondisi bisnis di Indonesia

pada triwulan I tahun 2016

turun dibandingkan

triwulan sebelumnya.

Tren IKK kembali mengami peningkatan, setelah sempat mengalami penurunan pada bulan Febuari 2016.

Page 74: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

61

Gambar 20. Indeks Tendensi Bisnis Indonesia Triwulan I Tahun 2010 - Triwulan I Tahun 2016

Sumber: BPS, diolah

Catatan: ITB berkisar antara 0 sampai dengan 200 dengan indikasi sebagai berikut: a. Nilai ITB < 100 menunjukkan kondisi pada triwulan berjalan menurun di banding triwulan

sebelumnya b. Nilai ITB=100 menunjukkan kondisi bisnis pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan

(stagnan) dibanding triwulan sebellumnya c. Nilai ITB > 100 menunjukkan kondisi bisnis pada triwulan berjalan lebih baik (menigkat)dibanding

triwulan sebelumnya d. * = Angka perkiraan

Tabel 17. Indeks Tendensi Bisnis Menurut Sektor Triwulan I Tahun 2016 Variabel pembentuk ITB Trw I-2016

No Sektor dalam ITB ITB Trw IV-2015

ITB Trw I-2016

Pendapatan Usaha

Penggunaan Kapasitas Produksi/

Usaha

Rata Rata Jam

Kerja

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

90,18 106,10 - 106,10 -

2 Pertambangan dan Penggalian 94,74 86,03 85,25 82,65 88,09

3 Industri Pengolahan 101,03 97,29 97,25 96,51 97,65

4 Pengadaan Listrik dan Gas 111,18 99,65 98,30 99,34 100,90

5 Pengadaaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

109,82 99,79 98,14 98,86 101,55

6 Kosntruksi 107,98 93,02 86,71 98,41 95,99

7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

105,03 99,75 98,77 101,63 99,78

8 Transportasi dan Pergudangan 109,08 99,79 93,79 101,49 104,05

103,41

104,23

107,29106,63

102,16

105,75

107,86

106,92

103,89104,22

107,43

105,29

102,34

103,88

106,12

104,72

101,95

106,00

107,24

104,70

103,42

105,46106,04

105,22

99,46

103,52

99,00

100,00

101,00

102,00

103,00

104,00

105,00

106,00

107,00

108,00

109,00

I-2

01

0

II-2

01

0

III-

20

10

IV-2

01

0

I-2

01

1

II-2

01

1

III-

20

11

IV-2

01

1

I-2

01

2

II-2

01

2

III-

20

12

IV-2

01

2

I-2

01

3

II-2

01

3

III-

20

13

IV-2

01

3

I-2

01

4

II-2

01

4

III-

20

14

IV-2

01

4

I-2

01

5

II-2

01

5

III-

20

15

IV-2

01

5

I-2

01

6

II-2

01

6*

Ind

eks

Triwulan

Page 75: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

62

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

109,19 103,04 108,26 96.51 101,45

10 Informasi dan Komunikasi 109,07 118,27 123,96 128,03 109,43

11 Jasa Keuangan 112,03 106,64 109,33 104,59 105,26

12 Real Estat 101,45 106,01 105,88 92,65 111,76

13 Jasa Perusahaan 111,23 108,67 111,15 109,26 106,35

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

117,84 99,64 98,18 105,98 98,18

15 Jasa Pendidikan 107,99 99,60 100,62 98,30 99,30

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

108,10 100,42 99,50 101,76 100,63

17 Jasa Lainnya 110,02 93,16 89,36 81,91 101,06

Indeks Tendensi Bisnis 105,22 99,46 98,91 99,77 99,79

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Pertumbuhan Industri Pengolahan

Gambar 21. Pertumbuhan Industri Pengolahan Non-Migas (YoY, %)

Sumber: Badan Pusat Statistik 2015, diolah

Grafik di atas menggambarkan pertumbuhan PDB

nasional dan industri manufaktur nonmigas tahun 2009-

Triwulan I 2016. Pada triwulan I tahun 2016, nilai tambah

sektor industri manufaktur nonmigas mencapai Rp543

triliun (Harga Berlaku). Pencapaian pertumbuhan industri

non-migas pada triwulan ini menunjukkan hasil yang

kurang menggembirakan. Angka pertumbuhan sektor

industri pengolahan non-migas hanya tumbuh sebesar

Pada triwulan I tahun 2016, PDB industri pengolahan non-migas atas dasar harga berlaku mencapai Rp540 triliun dan tumbuh sebesar 5,04 persen (YoY).

Page 76: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

63

4,46 persen, lebih kecil dari angka pertumbuhan pada

Triwulan IV tahun 2015 sebesar 5,04 persen. Secara

nasional, pertumbuhan PDB Indonesia juga hanya

mencapai angka 4,92 persen, lebih rendah dari prediksi

para pemangku kebijakan di pemerintah ataupun dari

pihak swasta. Pertumbuhan industri pengolahan non-

migas tampak belum berhasil menjadi pendorong utama

laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Trend perlambatan pertumbuhan sektor industri non-

migas terus terjadi dari tahun 2011. Terhitung semenjak

triwulan I tahun 2011, dari 25 triwulan, tercatat hanya

dua triwulan dimana pertumbuhan industri nonmigas

lebih rendah dari pertumbuhan PDB nasional yaitu pada

triwulan IV tahun 2013 dan triwulan I tahun 2016.

Gambar 22. Pertumbuhan Subsektor Industri Pengolahan Non Migas Triwulan III Tahun 2015 (YoY, %)

Sumber: Badan Pusat Statistik 2015, diolah

Page 77: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

64

Grafik di atas menunjukkan pertumbuhan subsektor

industri manufaktur non migas pada triwulan I tahun

2016. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh subsektor

industri mesin dan perlengkapan; industri kulit; industri

logam dasar yang masing-masing tumbuh sebesar 15,35

persen, 9,21 persen, dan 8,99 persen. Berdasarkan

keterangan dari Asosiasi Industri Mesin Perkakas

Indonesia (Asimpi), pertumbuhan industri mesin yang

tinggi disebabkan oleh meningkatnya aktivitias usaha

mesin dalam mendukung proyek pembangkit tenaga

listrik yang saat ini didorong oleh Pemerintah Indonesia.

Terdapat empat subsektor yang memiliki pertumbuhan

negatif yaitu industri karet (-4,1 persen), industri kertas (-

2,4 persen), industri kimia (-1,8 persen) dan industri

tekstil (-1,6 persen). Pada triwulan I 2016, industri tekstil

dan industri kertas terhitung tumbuh negatif selama lima

triwulan berturut-turut. Dengan kondisi perekonomian

dunia yang belum pulih sepenuhnya dan produktivitas

serta efisiensi bisnis yang belum optimal, maka

Pemerintah perlu melakukan langkah antisipasi untuk

menahan laju perlambatan sektor industri dan juga dalam

menjaga tingkat penyerapan kerja pada dua sektor

tersebut.

Industri karet masih terpengaruh oleh perlambatan

perekonomian dunia sehingga tidak mampu tumbuh

positif. Hal yang mengkhawatirkan adalah perlambatan di

subsektor industri kimia dan farmasi yang terjadi pertama

kali dalam lebih dari tujuh tahun terakhir. Industri kimia

dan farmasi memiliki sifat sebagai industri yang memiliki

elastisitas yang rendah terhadap perubahan daya beli

masyarakat, sehingga perlu dilakukan analisa lebih

mendalam untuk mengetahui penyebab yang sebenarnya

terhadap perlambatan pertumbuhan kimia dan farmasi.

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh subsektor industri mesin dan perlengkapan; industri kulit; industri logam dasar yang tumbuh sebesar 15,35 persen, 9,21 persen, dan 8,99 persen.

Page 78: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

65

Gambar 23. Komposisi Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Non-Migas

Sumber: Badan Pusat Statistik 2015, diolah

Grafik di atas menunjukkan komposisi pertumbuhan

industri manufaktur non migas pada triwulan I 2016.

Subsektor industri makanan dan minuman menjadi

subsektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi

sektor industri manufaktur non migas dengan kontribusi

sebesar 51,0 persen. Nilai tersebut berada dalam rentang

yang normal untuk Indonesia tetapi juga sekaligus

memberikan gambaran bahwa pertumbuhan sektor

industri pengolahan non migas sangat bergantung kepada

pertumbuhan subsektor industri makanan dan minuman.

Pangsa pasar domestik yang besar dan kebutuhan

konsumsi masyarakat Indonesia yang tinggi menunjukkan

bahwa industri makanan dan minuman selalu memiliki

pasar untuk menjual produknya. Dengan demikian,

menjaga daya beli masyarakat Indonesia harus menjadi

salah satu prioritas Pemerintah Indonesia. Memperbaiki

konektivitas logistik dan menjaga kestabilan harga bahan

pangan domestik adalah sebagian dari target

pembangunan yang harus dicapai melalui penerapan

kebijakan publik.

Pada triwulan I 2016, subsektor makanan dan minuman masih menjadi subsektor yang dominan dalam industri pengolahan nonmigas.

Page 79: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

66

Gambar 24. Ekspor Produk Industri

Sumber: Badan Pusat Statistik 2016, diolah

Grafik di atas menunjukkan nilai dan pertumbuhan

ekspor produk industri Indonesia dari triwulan pertama

pada tahun 2014 hingga triwulan I tahun 2016. Nilai

ekspor produk industri pada triwulan I 2016 mencapai

USD25,5 miliar. Jumlah tersebut lebih rendah 6,7 persen

dari Triwulan I pada tahun 2015 (YoY). Dari sisi laju

perlambatan, tampak saat ini kondisi penurunan ekspor

Indonesia sudah melewati masa terburuk, diharapkan

dalam beberapa bulan mendatang tren bisa berbalik dan

menuju ke arah pertumbuhan yang positif. Salah satu hal

yang menyebabkan penurunan ekspor Indonesia adalah

menurunnya permintaan dari pasar utama produk ekspor

Indonesia di Amerika Serikat, Jepang dan Tiongkok.

Penurunan ekspor industri yang sudah berlangsung

selama enam kuartal berturut-turut menjadi sebuah

pertanda bahwa pertumbuhan perekonomian negara-

negara tujuan ekspor tidak dapat diharapkan menjadi

sumber utama pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Diversifikasi produk ekspor dan penemuan pasar ekspor

baru dapat menjadi dua target utama dalam intervensi

kebijakan ekspor peorduk industri Indonesia.

25.486

-6,70

-20,00-15,00-10,00-5,000,005,0010,0015,0020,0025,0030,00

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2014 2015 2016

Ekspor Produk Industri (persen, sb. kiri, y-on-y)Pertumbuhan Ekspor Produk Industri (persen, sb.…

Nilai ekspor produk industri Indonesia Triwulan I 2015 mencapai USD25,5 miliar.

Page 80: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

67

Gambar 25. Penanaman Modal Asing (PMA) Sektor Industri

Sumber: BKPM

Nilai investasi asing langsung di sektor industri Indonesia

pada Triwulan I 2016 meningkat dengan pesat. Nilai PMA

mencapai USD5,5 milyar dengan tujuan utama investasi

di sektor industri kertas (USD 1,9 milyar), kimia farmasi

(USD955 juta) dan kendaraan bermotor (USD829 juta).

Triwulan I 2016 juga tercatat sebagai triwulan kedua

dimana terjadi pertumbuhan investasi yang positif,

semenjak Triwulan I tahun 2014.

Pertumbuhan investasi asing yang positif ini merupakan

hal yang sangat baik dan mencerminkan potensi

pertumbuhan perekonomian Indonesia di masa

mendatang. Beberapa intervensi kebijakan utama telah

dikeluarkan di penghujung tahun 2015 dan diharapkan

akan memberikan hasil di tahun ini dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi.

5.462

90,5

-50,0-30,0-10,010,030,050,070,090,0110,0130,0150,0

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2014 2015 2016Investasi PMA (Juta USD, sb. kiri)Pertumbuhan Investasi PMA (persen, sb. kanan, y-on-y)

Page 81: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

68

Gambar 26. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Sektor Industri

Sumber: BKPM

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Indonesia pada

Triwulan I 2016 mencapai angka Rp. 25 Triliun—tumbuh

sebesar 45 persen. Investasi terbesar terjadi pada sektor

industri makanan (Rp. 8.9 Triliun), Industri kimia farmasi

(Rp. 5.7 Triliun) dan Industri mineral non logam (Rp. 2.9

Triliun). PMDN memegang peranan yang penting di dalam

menopang investasi nasional, terutama dengan

terjadinya perlambatan nilai investasi asing di Indonesia

dari Triwulan I 2014. Tercatat hanya satu kali saja PMDN

mengalami pertumbuhan yang negatif yaitu di Triwulan II

tahun 2014. Berdasarkan nilai kumulatif investasi PMDN

dari Triwulan I 2014, tercatat bahwa industri makanan

membukukan nilai investasi PMDN sebesar Rp. 53 Triliun,

jauh melampaui industri lainnya. Hal ini kembali

menguatkan hipotesis bahwa industri manufaktur

Indonesia memiliki orientasi pasar domestik yang lebih

kuat ketimbang pasar internasional, sehingga sangat

bergantung pada daya beli masyarakat Indonesia. Hal ini

bisa menjadi hal yang positif jika pemerintah Indonesia

dapat menjaga kestabilan harga domestik serta

melindungi dari perlambatan ekonomi internasional.

25.460

45,9

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2014 2015 2016

Investasi PMDN (Rp. Milyar, sb. kiri)Pertumbuhan Investasi PMDN (persen, sb. kanan, y-on-…

Page 82: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

69

Akan tetapi, hal ini dapat berarti industri Indonesia belum

optimal memanfaatkan peluang pasar internasional yang

tersedia dengan luas.

Data Penjualan Komoditas Industri Utama

Terdapat tiga komoditi industri utama yang dapat

menggambarkan kondisi perekonomian sektor industri

secara keseluruhan, yaitu produk mobil, motor dan

semen. Penjualan mobil di Indonesia dianggap sebagai

indikator yang dapat menggambarkan daya beli

masyarakat kelas menengah ke atas, sedangkan

penjualan motor mencerminkan daya beli masyarakat

kelas menengah ke bawah. Dalam menggambarkan

tingkat pembangunan di Indonesia, penjualan semen

dianggap sebagai indikator yang sesuai. Gambar 27. Penjualan Mobil Triwulan I Tahun 2016

Sumber: GAIKINDO 2015, diolah

Grafik di atas menunjukkan siklus penjualan mobil setiap

triwulannya sekaligus pertumbuhannya secara tahunan

dari tahun 2014 hingga Triwulan I 2016. Penjualan mobil

di Triwulan I tahun 2015 ini mencapai 267.727 unit atau

turun sebesar 5,4 persen dibandingkan Triwulan I tahun

2016. Terlihat bahwa trend perbaikan industri mobil

267.227

-5,4

-25,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2014 2015 2016

Penjualan Mobil (Unit, sb. kiri)Pertumbuhan Penjualan Mobil (persen, sb. kanan, y-on-y)

Penjualan mobil di Triwulan I tahun 2016 ini mencapai 267.727 unit atau turun sebesar 5,4 persen dibandingkan Triwulan I tahun 2015.

Page 83: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

70

terjadi, walaupun dengan laju yang cukup lambat. Terlihat

bahwa titik terendah terjadi pada Triwulan II tahun lalu

dan pada triwulan I 2016 telah terjadi perbaikan angka

penjualan mobil.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perbaikan

trend penjualan mobil adalah perbaikan kondisi ekonomi

pada golongan masyarakat kelas menengah ke atas dan

juga munculnya banyak varian produk mobil baru yang

dikeluarkan oleh dealer dengan tujuan untuk mengisi

kekosongan segmentasi pasar tertentu (“Range” harga

Rp. 220-275 Juta) serta ekspansi penjualan mobil untuk

segmen Low Cost City Car (1000 – 1500 cc).

Gambar 28. Penjualan Motor Di Indonesia Triwulan I Tahun 2016

Sumber: GAKINDO dan ASTRA 2016, diolah

Grafik di atas menggambarkan siklus penjualan motor

setiap triwulannya dan juga pertumbuhannya dari tahun

2014 hingga Triwulan I 2016. Angka penjualan motor

pada Triwulan I mencapai angka 1.504.468 unit atau

mengalami penurunan sebesar 6,3 persen dibandingkan

dengan penjualan motor pada triwulan yang sama di

tahun 2015. Triwulan I tahun 2016 merupakan triwulan

ke-tujuh penjualan motor mengalami pertumbuhan

1.504.468

-6,3

-35,0-30,0-25,0-20,0-15,0-10,0-5,00,05,010,015,020,025,030,0

-

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2014 2015 2016Penjualan Sepeda Motor (Unit, sb. kiri)

Pertumbuhan Penjualan Sepeda Motor (persen, sb. kanan, y-on-y)

Penjualan motor pada Triwulan I mencapai angka 1.504.468 unit atau mengalami penurunan sebesar 6,3 persen (YoY).

Page 84: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

71

negatif. Terlihat dengan jelas bahwa penurunan

penjualan motor sudah melewati saat-saat terkritis yang

terjadi pada Triwulan II tahun lalu. Penjualan motor tahun

ini dapat kembali ke angka pertumbuhan positif dengan

catatan bahwa terjadi perbaikan daya beli masyarakat

khususnya kelas menengah.

Saat ini Indonesia masih merupakan pangsa pasar

terbesar untuk produk sepeda motor pabrikan Jepang,

tetapi dealer besar seperti Honda sudah melakukan

ekspansi di pasar negara lain, seperti India, sebagai

langkah antisipatif terhadap penurunan penjualan di

pasar Indonesia. Satu hal lain yang dapat menghambat

penjualan sepeda motor adalah penetrasi sepeda motor

di Indonesia yang sudah mencapai angka yang cukup

tinggi. Terhitung secara kumulatif selama 10 tahun

terakhir, angka penjualan sepeda motor mencapai lebih

dari 65 juta buah. Dengan jumlah tersebut, paling tidak 1

dari 5 orang Indonesia memiliki sepeda motor—sebuah

level penetrasi pasar yang cukup tinggi untuk barang yang

memiliki nilai cukup mahal.

Gambar 29. Penjualan Semen Di Indonesia Triwulan I tahun 2016 (Ton)

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI) 2016, diolah

14.473.099

3,8

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

-

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

14.000.000

16.000.000

18.000.000

20.000.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2014 2015 2016

Penjualan Semen (Ton, sb. kiri)Pertumbuhan Penjualan Semen (persen, sb. kanan, y-on-y)

Page 85: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

72

Grafik di atas menunjukkan siklus penjualan semen di

Indonesia setiap triwulan dari tahun 2014 hingga

Triwulan I 2016. Penjualan semen pada Triwulan I 2016

mencapai angka 14,4 juta ton, turun jika dibandingkan

dengan Triwulan IV 2015 tetapi tumbuh sebesar 3,8

persen (yoy). Penjualan semen yang rendah di Triwulan I

sejalan dengan siklus pertumbuhan industri konstruksi

yang memang tumbuh rendah di awal tahun—hanya

mengandalkan konstruksi swasta domestik dan belum

melaksanakan pembangunan infrastruktur pemerintah

yang terkendala siklus APBN.

Tenaga Kerja Industri

Gambar 30. Tenaga kerja Sektor Industri (Juta Jiwa)

Sumber: BPS 2016, diolah

Jumlah tenaga kerja industri bulan Februari 2016 adalah

sejumlah 15,97 juta tenaga kerja--meningkat sebanyak

700 ribu jika dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja

industri pada bulan Agustus 2015. Penyerapan tenaga

kerja terjadi pada sektor non-tradisional padat tenaga

kerja. Hal ini merupakan indikator yang bagus dan

menunjang berkembangnya perekonomian serta

mendorong diversifikasi struktur ekonomi nasional.

15,97

-2,5

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,5

13,0

13,5

14,0

14,5

15,0

15,5

16,0

16,5

Aug-10 Aug-11 Aug-12 Aug-13 Aug-14 Aug-15 Feb-16

Jumlah tenaga kerja sektor industri (Juta orang, sb. kiri)

Pertumbuhan jumlah tenaga kerja sektor industri (persen, sb. kanan, y-on-y)

Penjualan semen di triwulan I 2016 mencapai angka 14,4 juta ton.

Jumlah tenaga kerja industri pada bulan Februari 2016 mencapai hampir 16 juta tenaga kerja.

Page 86: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

73

Gambar 31. Rata-rata Upah Sektor Manufaktur Tahun 2008-2015

Sumber: Kementerian Tenaga Kerja 2016, diolah

Rerata upah pekerja pada sektor industri manufaktur

mencapai angka Rp. 1.792.416,- per bulan pada tahun

2015. Rata-rata kenaikan upah mencapai kurang lebih 11

persen per tahun selama tujuh tahun terakhir secara

kumulatif rerata upah tenaga kerja industri telah

meningkat lebih dari 2x lipat antar atahun 2008-2015.

Skema penentuan upah minimum yang dilakukan tripartit

menghasilkan kenaikan upah yang konsisten, akan tetapi

kenaikan tersebut jika tidak diiringi dengan kenaikan

produktifitas dan efisiensi produksi dari tenaga industri

maka akan memberikan dampak negatif terhadap daya

saing produk industri Indonesia.

Gambar 32. Rerata Upah Sektoral Tenaga Kerja Indonesia pada Tahun 2015

Sumber: Kementerian Tenaga Kerja 2016, diolah

1.792.416

-

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

Dec-08 Dec-09 Dec-10 Dec-11 Dec-12 Dec-13 Dec-14 Dec-15

Rerata Upah Sektor Manufaktur (Rp. per bulan)

1.792.416

-

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

3.500.000Rerata Upah Sektoral (Rp. per bulan)

Rerata upah pekerja sektor manufaktur meningkat lebih dari 2x lipat antara tahun 2008 dan 2015.

Page 87: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

74

Upah tenaga kerja sektor industri manufaktur sendiri,

kurang lebih sama dengan rerata upah tenaga kerja

keseluruhan sektor. Hanya lebih tinggi dari upah tenaga

kerja sektor pertanian, perdagangan dan konsutruksi.

Dalam kondisi ideal, tingkat upah merupakan

keseimbangan pada pasar tenaga kerja yang

memperhatikan supply dan demand tenaga kerja

Indonesia. Berdasarkan pemantauan di lapangan, terjadi

ketimpangan antara kebutuhan tenaga kerja industri

berkualitas tinggi dengan minimum pendidikan Sarjana

dengan jumlah yang tersedia setiap tahunnya.

Dengan struktur upah yang ada saat ini, besar

kemungkinan bahwa penyerapan tenaga kerja banyak

terjadi pada sektor yang memiliki upah lebih tinggi,

sehingga mempersulit tersedianya tenaga kerja ahli di

sektor industri manufaktur.

Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja Industri

Gambar 33. Kredit Modal Kerja Dan Investasi Triwulan IV Tahun 2015

Sumber: Bank Indonesia 2016, diolah

Page 88: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

75

Grafik di atas menggambarkan jumlah pinjaman modal

kerja dan investasi dalam mata uang rupiah dan valuta

asing lainnya dari perbankan untuk sektor industri dan

juga menggambarkan suku bunga kredit untuk modal

kerja dan investasi pada sektor industri. Nilai outstanding

loan untuk modal kerja per akhir Maret 2016 adalah

sebesar Rp497 triliun dan nilai outstanding loan untuk

kredit investasi adalah sebesar Rp218 triliun.

Pertumbuhan nilai outstanding loan kredit modal kerja

antara Maret 2015 dan Maret 2016 adalah sebesar 4,0

persen dan untuk kredit investasi adalah sebesar 14,0

persen.

Suku bunga kredit modal kerja dan kredit investasi bank

umum juga konsisten menurun semenjak awal tahun

2015. Per Maret 2016, suku bunga kredit modal kerja

tercatat sebesar 12,28 persen dan suku bunga kredit

investasi sebesar 11,83. Suku bunga ini lebih rendah

kurang lebih sebesar 50 basis poin jika dibandingkan

dengan suku bunga pada bulan Januari 2015.

Perlambatan pada kredit modal kerja telah terjadi dari

Triwulan II 2012, sedangkan untuk kredit investasi telah

terjadi dari Triwulan II 2014. Perlambatan pertumbuhan

kredit perbankan--baik pada kredit modal kerja ataupun

kredit investasi—semakin memberatkan pertumbuhan

industri manufaktur. Supply kredit dari perbankan

merupakan salah satu prasyarat utama bagi tumbuh

sehatnya industri manufaktur nasional. Sampai saat ini

belum ditemukan katalis positif bagi pertumbuhan kredit

sektor perbankan yang disalurkan kepada sektor industri.

Outstanding Kredit untuk sektor industri dan suku bunga kredit terus menurun

Page 89: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

76

Perkembangan Kawasan Industri Indonesia

Gambar 34. Ketersediaan Lahan Kawasan Industri

Per Maret 2016, luas lahan kawasan industri yang tersedia di Jabotabek Serang berjumlah lebih dari 12 ribu hektar, dengan jumlah terbanyak berada di Bekasi dan Karawang. Utilisasi terbesar masih berada di daerah Jakarta dan Bogor dengan tingkat penjualan di atas 80 persen. Sisa lahan yang masih tersedia di Bekasi dan Karawang kurang lebih 2.500 hektar sehingga masih menyisakan potensi pengembangan lanjutan untuk mewujudkan kluster kawasan industri yang terintegrasi.

Gambar 35. Net Sales Kawasan Industri (Ha)

Sumber: Cushman & Wakefield

Terlihat dengan jelas bahwa aktivitas penjualan lahan

baru kawasan industri di Triwulan I 2016 sangat minim—

dengan total penjualan sebesar hanya 19 hektar. Hal ini

mengindikasikan bahwa kegiatan industri yang ada belum

19

0

50

100

150

200

250

300

350

20

10

-TW

1

20

10

-TW

2

20

10

-TW

3

20

10

-TW

4

20

11

-TW

1

20

11

-TW

2

20

11

-TW

3

20

11

-TW

4

20

12

-TW

1

20

12

-TW

2

20

12

-TW

3

20

12

-TW

4

20

13

-TW

1

20

13

-TW

2

20

13

-TW

3

20

13

-TW

4

20

14

-TW

1

20

14

-TW

2

20

14

-TW

3

20

14

-TW

4

20

15

-TW

1

20

15

-TW

2

20

15

-TW

3

20

15

-TW

4

20

16

-TW

1

Page 90: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

77

tumbuh dengan optimal. Di dalam perencanaan

pembangunan nasional 2015-2019, pembangunan

kawasan industri di luar Jawa dengan fokus membangun

industri pengolahan sumber daya alam mineral

merupakan flagship pembangunan industri kabinet

Jokowi-Kalla. Dengan melihat permintaan kawasan

industri saat ini yang masih lemah, pelaksanaan

pembangunan kawasan industri di luar Pulau Jawa agar

menyesuaikan dengan permintaan yang ada sehingga

tidak terjadi chronic overcapacity yang menghambat

dalam pengalokasian sumber daya APBN secara optimal.

Perkembangan Sektor Pariwisata

Statistik Perjalanan Wisatawan Indonesia

Jumlah Wisatawan Mancanegara

Gambar 36. Jumlah Wisatawan Mancanegara Triwulan I Tahun 2016

Sumber: CEIC dan BPS 2016, diolah

Pada triwulan I tahun 2016, menunjukkan bahwa jumlah

kunjungan wisman lebih tinggi dibandingkan dengan

jumlah wisman di periode yang sama tahun sebelumnya.

Rata-rata kunjungan wisman triwulan I tahun 2016

berjumlah 872.543 kunjungan. Jumlah kunjungan

penduduk mancanegara ini terdiri atas wisman yang

berkunjung lewat 19 pintu utama sebanyak 2,31 juta

kunjungan, wisman yang berkunjung di luar 19 pintu

utama sebanyak 308,6 ribu kunjungan. Peningkatan

650.000

700.000

750.000

800.000

850.000

900.000

950.000

Jumlah Wisman Tahun 2016 Jumlah Wisman Tahun 2015 Jumlah Wisman Tahun 2014

Terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisman yang sangat signifikan dari bulan Januari 2016 hingga bulan Maret 2016.

Page 91: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

78

jumlah kunjungan wisman tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor, antara lain: (1) peristiwa Gerhana

Matahari Total 2016; (2) banyak pekerja paruh waktu

berasal dari sejumlah negara ASEAN sebagai dampak

perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

dan (3) fasilitas bebas visa bagi 169 negara yang

menyebabkan perwakilan negara yang datang ke Tanah

Air untuk tujuan bisnis membawa delegasi lebih banyak

dibanding sebelum adanya kebijakan bebas visa tersebut.

Wisman masuk Indonesia melalui 19 pintu masuk utama, antara lain: Soekarno Hatta, Ngurah Rai, Batam (Kepulauan Riau), Tanjung Uban (Kepulauan Riau), dan Juanda (Jawa Timur), dengan jumlah kedatangan terbanyak adalah melalui Ngurah Rai.

Gambar 37. Jumlah Wisatawan Mancanegara Menurut Lima Besar Pintu Masuk Utama Triwulan I Tahun 2016

Sumber: CEIC dan BPS 2016, diolah

Kebijakan Pembangunan Pariwisata Indonesia

10 Destinasi Pariwisata Prioritas

Pada tahun 2016 direncanakan target wisatawan

nusantara menjadi 260 juta kunjungan, wisatawan asing

12 juta orang, dan devisa dari sektor pariwisata sebanyak

Rp 172,8 Triliun. Kebijakan peningkatan daya saing

pariwisata diarahkan untuk melanjutkan kebijakan yang

sedang berjalan yaitu mendatangkan sebanyak mungkin

354.778

202.669

125.324

25.577

17.894

Ngurah Rai,Bali (U)

Soekarno-Hatta,…

Batam,Kep.Riau (L+U)

Tj.Uban,Kep.Riau (L)

Juanda,Jatim (U)

Januari 2016

Februari 2016

Maret 2016

Kunjungan wisman yang masuk melalui Soekarno-Hatta meningkat pesat di akhir Triwulan I tahun 2016.

Kebijakan peningkatan daya saing pariwisata diarahkan melalui kegiatan pemasaran dan penguatan citra Indonesia sebagai tujuan wisata dunia.

Page 92: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

79

wisatawan mancanegara melalui kegiatan pemasaran dan

penguatan citra Indonesia sebagai tujuan wisata dunia.

Selain pemasaran, secara simultan kawasan wisata

Mandeh – Sumbar akan dicanangkan sebagai destinasi

wisata strategis yang menjadi percontohan bagi

pengembangan baru destinasi wisata. Di samping

pembangunan akses ke kawasan tersebut, maka juga

akan dilakukan upaya peningkatan daya tarik pariwisata

melalui kegiatan peningkatan amenitas, promosi melalui

festival dan pemberdayaan masyarakat. Menindaklanjuti

hal itu, pemerintah membenahi akses menuju kawasan

darat dan laut. Salah satunya adalah menyiapkan Kapal

Wisata Bintang Mandeh. Akhir triwulan I 2016, Kapal

Wisata Bintang Mandeh mengadakan pelayaran perdana.

Kapal berkapasitas 70 tempat duduk itu akan beroperasi

dengan rute Muara Padang, Padang, menuju Mandeh,

Pesisir Selatan.

Langkah perkuatan lainnya untuk dapat mendatangkan

wisatawan mancanegara sebanyak mungkin yaitu dengan

meningkatkan daya saing sumber daya manusia

pariwisata nasional. Upaya perkuatan tersebut dilakukan

dengan: (1) peningkatan pelaksanaan pelatihan,

sertifikasi dan penempatan tenaga kerja pariwisata; (2)

peningkatan kapasitas dan kualitas pendidikan tinggi

pariwisata di Medan, Bandung, Bali, dan Makassar. Di

samping itu pada tahun 2016 akan dimulai pembangun

pendidikan tinggi pariwisata di Palembang – Sumsel dan

Lombok – NTB.

Peningkatan kapasitas dan kualitas SDM Kepariwisataan sebagai salah satu kebijakan pembangunan pariwisata Indonesia.

Page 93: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

80

KEUANGAN NEGARA

Page 94: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

81

KEUANGAN NEGARA

Page 95: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

82

PENDAPATAN PEMERINTAH

APBN 2016 menargetkan pendapatan negara dan hibah

sebesar Rp1.822,6 triliun, meningkat 21,1 persen dari

realisasi 2015. Peningkatan tersebut relatif tinggi

dibandingkan rata-rata pertumbuhan realisasi selama

lima tahun terakhir (10,3 persen) (Gambar 38).

Gambar 38. Perkembangan Komposisi Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah, 2010 – 2016 (triliun rupiah)

*) per 31 Desember 2015 **) APBN Sumber: Nota Keuangan

Pada Gambar 38, perpajakan tetap menjadi sumber

utama pendapatan negara dan hibah. APBN 2016

menargetkan penerimaan perpajakan sebesar Rp1.546,7

triliun, atau 84,9 persen dari target pendapatan negara

dan hibah. Jika dibandingkan PNBP dan hibah, perpajakan

mengalami peningkatan lebih besar yakni 24,7 persen

dari realisasi 2015. Kebijakan tax amnesty yang

direncanakan akan diimplementasikan pada 2016,

diharapkan dapat membantu peningkatan capaian target

perpajakan.

BELANJA PEMERINTAH

Seiring peningkatan signifikan target Pendapatan Belanja

Negara dan Hibah, APBN 2016 juga menargetkan

peningkatan signifikan pada Belanja Negara. Belanja

Negara ditargetkan sebesar Rp2.095,7 triliun, meningkat

16,7 persen dari realisasi 2015. Peningkatan tersebut

lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan realisasi

0

500

1.000

1.500

2.000

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016**Perpajakan PNBP Hibah

Pada tahun 2016, Pendapatan Negara dan Hibah mengalami peningkatan signifikan dibandingkan realisasi 2015

Perpajakan masih menjadi sumber utama Pendapatan Negara dan Hibah, dengan proporsi hingga lebih dari 80 persen.

Pada 2016, Belanja Negara ditargetkan meningkat secara signifikan dibandingkan realisasi 2015.

Page 96: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

83

selama lima tahun terakhir (11,7 persen). Selanjutnya

terkait dengan Transfer ke Daerah dan Dana Desa

menunjukan tren peningkatan lebih cepat dibandingkan

Belanja Pemerintah Pusat (Gambar 39).

Gambar 39. Perkembangan Komposisi Realisasi Belanja Negara, 2010 – 2016 (triliun rupiah)

*) per 31 Desember 2015 **) APBN Sumber: Nota Keuangan

Pada APBN 2016, Belanja Pegawai menjadi belanja

terbesar dibandingkan jenis-jenis Belanja Pemerintah

Pusat lainnya. Belanja Pegawai ditargetkan sebesar

Rp347,5 triliun, lebih tinggi 23,6 persen dari realisasi

2015. Sementara itu, kebijakan subsidi listrik

menyebabkan penurunan alokasi Belanja Subsidi pada

2016. Belanja Subsidi ditargetkan sebesar Rp182,6 triliun,

turun 1,8 persen dari realisasi 2015. Selama 2011-2014,

Belanja Subsidi merupakan jenis Belanja Pemerintah

Pusat terbesar (Gambar 40).

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016**

Pemerintah Pusat Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Pada APBN 2016, Belanja Pegawai merupakan Belanja Pemerintah Pusat dengan target terbesar. Sementara itu, kebijakan terkait subsidi listrik menyebabkan penurunan pada 2016.

Page 97: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

84

Gambar 40. Perkembangan Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat, 2010 – 2016 (triliun rupiah)

*) per 31 Desember 2015 **) APBN Sumber: Nota Keuangan

Dana Perimbangan masih merupakan jenis Transfer ke

Daerah dan Dana Desa terbesar. Rata-rata proporsi

realisasi Dana Perimbangan selama 2010-2015 sebesar

84,5 persen dari total Transfer ke Daerah dan Dana Desa.

APBN 2016 menargetkan Dana Perimbangan sebesar

Rp700,4 triliun, meningkat 44,2 persen dari realisasi 2015.

Peningkatan tersebut cukup tinggi dibandingkan rata-rata

pertumbuhan realisasi selama lima tahun terakhir (9,3

persen). Dana Alokasi Umum (DAU) masih menempati

proporsi terbesar yakni sekitar 55 persen dari Dana

Perimbangan (Gambar 41).

Gambar 41. Komposisi Dana Perimbangan, APBN 2016 (triliun rupiah)

Sumber: Nota Keuangan

0

500

1.000

1.500

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016**

Pegawai Barang Modal Bunga Utang Subsidi Hibah Sosial Lainnya

106,1

385,4

208,9

Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum Dana Transfer Khusus

Dana Perimbangan mengalami peningkatan signifikan dalam APBN 2016, dengan proporsi terbesar masih dimiliki DAU.

Page 98: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

85

PEMBIAYAAN PEMERINTAH Gambar 42. Perkembangan Realisasi Defisit APBN, 2010 – 2016

*) per 31 Desember 2015 **) APBN Sumber: Nota Keuangan

Peningkatan target pendapatan yang lebih tinggi

dibandingkan belanja pada APBN 2016, menyebabkan

defisit anggaran diproyeksikan akan lebih rendah (2,2

persen dari PDB). Defisit anggaran 2016 ditargetkan

sebesar Rp273,2 triliun, lebih rendah dibandingkan

realisasi defisit 2015 (Rp318,5 triliun) (Gambar 42).

Dengan defisit tersebut, realisasi pembiayaan hingga

kuartal I 2016 relatif cukup besar. Total realisasi

pembiayaan per 31 Maret 2016 mencapai Rp165,8 triliun,

atau 61,5 persen dari APBN. Dari jumlah tersebut,

pinjaman dalam negeri mendominasi dengan nominal

sebesar Rp167,8 triliun (Tabel 19).

Sementara itu, realisasi pinjaman luar negeri (neto) per

31 Maret 2016 sebesar minus Rp2 triliun. Kondisi ini

disebabkan oleh pembayaran cicilan pokok yang lebih

besar dibandingkan penarikan pinjaman (bruto) (Tabel

18).

(0,73)

(1,14)

(1,86)

(2,33)(2,15)

(2,76)

(2,15)

-350

-280

-210

-140

-70

0

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016**

Rp triliun % PDB

Pinjaman dalam negeri masih mendominasi sumber pembiayaan dalam APBN 2016.

Realisasi pinjaman luar negeri (neto) per 31 Maret 2016, sebesar minus Rp2 triliun

Defisit APBN 2016 diproyeksikan sebesar 2,2 persen PDB, lebih rendah dari realisasi 2015.

Page 99: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

86

Tabel 18. Perkembangan Realisasi Komposisi Pembiayaan APBN, 2011 – 2016 (Rp triliun)

Jenis 2011 2012 2013 2014 2015

2016

APBN Per 31

Mar

I Pinjaman Dalam Negeri (Neto) 148,7 198,6 243,2 261,2 307,7 272,8 167.8 a. Perbankan 48,9 62,7 34,2 5,0 3,8 5,5 1.8

b. Non perbankan 99,8 135,9 209,0 256,2 303,9 267,3 166.0 II Pinjaman Luar Negeri (Neto) (17,7) 27,6 (5,9) (12,3) 10,4 0,4 (2.0) a. Penarikan (Bruto) 33,8 27,6 55,2 52,6 77,5 75,1 7.8

i. Pinjaman Program 15,3 15,0 18,4 17,8 55,1 36,8 6.7 ii. Pinjaman Proyek 18,5 12,6 36,8 34,8 22,4 38,3 1.1 b. Penerusan Pinjaman (4,2) (3,8) (3,9) (2,5) (1,1) (5,9) 0.0

c. Pembayaran Cicilan Pokok (47,3) (51,1) (57,2) (62,4) (66,0) (68,8) (9.8) TOTAL 131,0 226,2 237,3 248,9 318,1 273,2 165,8

Sumber: Kementerian Keuangan

Posisi Utang Pemerintah

Total utang pemerintah pusat sampai dengan tahun 2016

diproyeksikan meningkat mencapai Rp3.429 triliun

dimana rasio utang terhadap PDB mencapai 27 persen.

Secara umum, utang pemerintah pusat meningkat rata-

rata 14,5 persen dalam periode 2011-2015 (Tabel 19).

Tabel 19. Posisi Utang Pemerintah 2011-2015 (Rp triliun)

2011 2012 2013 2014 2015* 2016**

Pinjaman 621.0 617.0 710.0 678.0 752.0 756.0

SBN 1,188.0 1,361.0 1,661.0 1,931.0 2,347.0 2,674.0

TOTAL UTANG 1,809.0 1,978.0 2,371.0 2,609.0 3,098.0 3,429.0

PDB 7,832.0 8,616.0 9,525.0 10,543.0 11,541.0 12,705.0

% PDB (RHS) 23.1 23.0 24.9 24.7 26.8 27.0

* Angka proyeksi menggunakan PDB berdasarkan APBN-P

** APBN 2016

Sumber: Kementerian Keuangan

Walaupun mengalami peningkatan tiap tahunnya, rasio

utang pemerintah Indonesia masih tergolong rendah

dibandingkan negara-negara lain. Hal ini dapat dilihat dari

Utang pemerintah pusat 2016 ditargetkan sebesar Rp756 triliun atau 27 persen dari PDB.

Dibandingkan negara lain, rasio utang pemerintah masih relatif rendah.

Page 100: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

87

perbandingan rasio utang Indonesia dengan beberapa

negara di dunia (Gambar 43).

Gambar 43. Perbandingan Rasio Utang Pemerintah antar Negara, 2015 (% PDB)

Sumber: Bloomberg

Sementara itu, hingga kuartal I 2016, realisasi pembayaran

pokok dan bunga utang mencapai Rp162,4 triliun.

Pembayaran pokok dan bunga utang dalam negeri masih

mendominasi, mencapai sebesar Rp126,4 triliun atau 77,8

persen dari total keseluruhan (Tabel 20).

Tabel 20. Perkembangan Realisasi Pembayaran Pokok dan Bunga Utang Pemerintah Pusat 2011 – 2016 (Rp triliun)

2011 2012 2013 2014 2015 Q1-2016

Luar Negeri 62.4 81.4 89.4 135.6 123.9 36.0

Pokok 38.4 51.1 57.2 96.4 78.9 22.3

Bunga 24.0 30.4 32.2 39.2 45.0 13.7

Dalam Negeri 145.5 192.9 183.7 234.9 258.4 126.4

Pokok 86.3 122.4 103.2 140.6 147.4 87.2

Bunga 59.2 70.5 80.5 94.2 111.0 39.2

TOTAL 207.9 274.4 273.1 370.5 382.3 162.4

Sumber: Kementerian Keuangan.

0

50

100

150

200

250

Realisasi pembayaran pokok dan bunga utang pemerintah pusat pada kuartal I 2016 mencapai Rp162,4 triliun, di mana didominasi oleh utang dalam negeri.

Page 101: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

88

Surat Berharga Negara (SBN)

Penurunan BI rate di awal tahun 2016, berpotensi

menurunkan beban pembayaran utang pemerintah

sebagai akibat penurunan yield SBN. Hal ini kemudian

memberikan ruang bagi pemerintah untuk semakin

mengoptimalkan SBN, terutama melalui penerbitan di

pasar domestik. Selama 2011-2016, nilai outstanding

SBN mengalami peningkatan siginifikan dari Rp1.187,7

triliun pada akhir tahun 2011 menjadi Rp2.490,6 triliun

per 31 Maret 2016. SBN berdenominasi rupiah masih

dominan, yakni sebesar Rp1.570,2 triliun atau 70,4

persen dari total SBN yang diperdagangkan (Tabel 22).

Walaupun berorientasi pada pasar domestik, penerbitan

SBN valas mengalami peningkatan signifikan. Realisasi

SBN denominasi valas per 31 Maret 2016 mencapai

Rp658,6 triliun atau meningkat lebih dari 200 persen dari

tahun 2011. SBN dengan denominasi USD masih

mendominasi keseluruhan SBN denominasi valas dengan

proporsi 90,3 persen. Tingginya penerbitan SBN USD,

mengindikasikan upaya pemerintah mempercepat

penerbitan guna mengantisipasi kenaikan suku bunga

Fed (Tabel 21).

Tabel 21. Posisi Outstanding Surat Berharga Negara 2011 - 2016 (triliun Rupiah)

JENIS SBN 2011 2012 2013 2014 2015 31-Mar-16

I. Yang diperdagangkan

a. Surat Utang Negara (SUN) 684,6 757,2 908,1 1.099,3 1.288,6 1.366,0

Fixed Rate 517,1 610,4 751,3 946,0 1.148,9 1.246,3

Variable Rate 135,1 122,8 122,8 113,3 96,7 87,7

Zero Coupon 2,5 1,3

SPN 29,9 22,8 34,1 40,0 43,0 32,0

b. Surat berharga Syariah Negara (SBSN) 39,0 63,0 87,2 110,7 158,2 204,2

Fixed rate 37,7 62,8 78,5 100,0 149,2 193,3

SPN-Syariah 1,3 0,2 8,6 10,7 9,0 11,0

Total SBN Rupiah 723,6 820,3 995,3 1.210,0 1.446,8 1.570,2

SUN (dalam juta USD) 18,7 23,0 27,1 29,2 32,7 35,3

SBSN (dalam juta USD) 1,7 2,7 4,2 5,0 7,0 9,5

Penerbitan SBN mengalami peningkatan yang cukup siginifikan selama 2011-2016, di mana masih didominasi SBN berdenominasi rupiah

Sementara itu, SBN dengan denominasi valas mengalami peningkatan signifikan selama kurun waktu 2011-2016

Page 102: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

89

Tabel 21. Posisi Outstanding Surat Berharga Negara 2011 - 2016 (triliun Rupiah)

JENIS SBN 2011 2012 2013 2014 2015 31-Mar-16

SUN (dalam juta JPY) 95,0 155,0 155,0 155,0 255,0 255,0

SUN (dalam juta EUR) 1,0 2,3 2,3

Total SBN Valas 195,6 264,9 399,4 456,6 610,6 658,6

TOTAL (yang diperdagangkan) 919,2 1.085,2 1.394,7 1.666,6 2.057,5 2.228,8

II. Yang tidak diperdagangkan

SPNS 5,1

SUP 244,6 240,1 234,9 229,1 222,6 221,0

SPN 22,4 1,7

SBR 2,4 2,4 2,4

SDHI 23,8 35,8 31,5 33,2 36,7 36,7

TOTAL (yang tidak diperdagangkan) 268,4 275,9 266,4 264,6 289,2 261,8

TOTAL SBN 1.187,7 1.361,1 1.661,1 1.931,2 2.346,7 2.490,6

Sumber : Kementerian Keuangan

Terkait dengan komposisi kepemilikan SBN, kepemilikan

SBN oleh investor asing per 31 Maret 2016 mencapai

Rp606,1 triliun atau 38,5 persen dari keseluruhan SBN.

Peningkatan tersebut mengindikasikan tingkat

kepercayaan investor asing yang semakin tinggi terhadap

instrumen keuangan pemerintah, namun demikian dapat

juga berpotensi terjadinya sudden reversal. (Tabel 32).

Tingginya kepercayaan asing juga tercermin dari besarnya

proporsi kepemilikan dengan bertenor jangka panjang.

Selama 2011-2016, rata-rata proporsi kepemilikan asing

pada SBN di atas 5 tahun mencapai 76,1 persen.

Sementara proporsi kepemilikan pada SBN bertenor di

bawah 5 tahun cenderung mengalami penurunan

(Gambar 44).

Dalam kurun waktu 2011-2016, kepemilikan investor asing pada SBN mengalami peningkatan yang signifikan

Tingginya kepemilikan investor asing pada SBN didominasi pada SBN bertenor jangka panjang.

Page 103: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

90

Gambar 44. Komposisi Kepemilikan SBN oleh Asing berdasarkan Tenor (% Total SBN)

Sumber : Kementerian Keuangan

Pinjaman Luar Negeri

Hingga Maret 2016, realisasi pinjaman luar negeri

mencapai Rp745,8 triliun, turun 0,3 persen dari 2015.

Jepang masih merupakan negara kreditur utama, dengan

pinjaman sebesar Rp220,9 triliun atau 29,6 persen dari

total pinjaman luar negeri. Sementara itu, Bank Dunia

masih menjadi lembaga keuangan internasional utama,

dengan pinjaman sebesar Rp221,4 triliun atau 29,7

persen dari total pinjaman luar negeri (Tabel 22).

Tabel 22. Posisi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Kreditur (Rp Triliun)

NEGARA 2011 2012 2013 2014 2015 Mar-16

1. Negara 406,8 384,3 423,5 381,8 387,9 391,8

a Jepang 280,6 256,2 255,0 213,4 214,3 220,9

b Perancis 23,8 24,1 31,5 32,0 33,7 34,6

c Jerman 20,4 20,1 24,2 22,0 22,8 22,5

d Korsel 7,0 6,6 12,2 15,2 19,8 19,6

e Tiongkok 8,0 7,6 10,8 11,6 13,0 12,0

f AS 16,1 15,2 19,9 19,9 20,7 20,1

g Australia 8,5 8,0 9,2 8,3 8,0 7,9

h Spanyol 4,1 3,8 4,6 4,2 4,0 3,9

i Rusia 1,4 1,4 8,0 8,5 9,3 8,9

j Inggris 7,4 7,0 7,6 5,8 4,7 4,4

k Lainnya 29,6 34,3 40,6 40,9 37,7 37,0

24,9

27,8 32,0 33,639,0 37,5

38,245,0 44,5 42,8 44,7 46,8

0

20

40

60

80

100

2011 2012 2013 2014 2015 Mar-16

< 1 1 - 2 2 - 5 5 - 10 > 10

Jepang dan Bank Dunia masih menjadi kreditur utama pinjaman luar negeri Indonesia

Page 104: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

91

NEGARA 2011 2012 2013 2014 2015 Mar-16

2. Lembaga Keuangan Internasional 213,0 230,1 288,3 292,3 360,0 353,9

a Bank Dunia 108,7 122,5 163,8 175,0 221,5 221,4

b ADB 97,9 100,4 114,6 107,4 126,8 121,0

c IDB 4,2 5,1 7,2 7,4 8,9 8,8

d IFAD 1,2 1,3 1,8 1,9 2,1 2,2

e EIB 0,5 0,6 0,6 0,5 0,4 0,4

f NIB 0,4 0,3 0,3 0,3 0,2 0,2

3. Suppliers 0,5 0,4 0,4 0,2 0,2 0,1

TOTAL 620,3 614,8 712,2 674,3 748,1 745,8

Sumber : Kementerian Keuangan

Page 105: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

92

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN

Page 106: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

93

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN

Page 107: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

94

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I

tahun 2016 mengalami defisit sebesar USD0,3 miliar.

Kinerja tersebut menurun signifikan dibandingkan

dengan NPI pada triwulan IV tahun 2015 yang surplus

sebesar USD5,1 miliar maupun triwulan I tahun 2015

yang surplus sebesar USD1,3 miliar. Penurunan kinerja

neraca pembayaran Indonesia pada triwulan I tahun 2016

tersebut dipengaruhi oleh defisit pada neraca transaksi

berjalan yang sebesar USD4,7 miliar dan penurunan

surplus neraca transaksi modal dan finansial secara

signifikan. Defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan

I tahun 2016 mengalami perbaikan, lebih kecil

dibandingkan dengan defisit pada triwulan IV tahun 2015

yang sebesar USD5,1 miliar, namun lebih besar

dibandingkan dengan defisit pada triwulan I tahun 2015

yang sebesar USD4,1 miliar. Sementara itu, pada triwulan

I tahun 2016 neraca transaksi modal dan finansial

mengalami surplus sebesar USD4,1 miliar, lebih kecil

dibandingkan surplus pada triwulan IV tahun 2015 yang

sebesar USD9,8 miliar dan triwulan I tahun 2015 yang

sebesar USD5,0 miliar.

Gambar 45. Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan I Tahun 2016 (Miliar USD)

Sumber: Bank Indonesia

85,0

90,0

95,0

100,0

105,0

110,0

115,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2013 2014 2015 2016

Transaksi Berjalan Transaksi Modal dan FinansialNeraca Keseluruhan Posisi Cadangan Devisa (RHS)

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I tahun 2016 mengalami defisit sebesar USD0,3 miliar.

Page 108: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

95

Tabel 23. Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan I Tahun 2016 (Miliar USD)

2014 2015 2016

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

I. Transaksi Berjalan -4.9 -9.6 -7.0 -6.0 -4.1 -4.3 -4.2 -5.1 -4.7

A. Barang 3.4 -0.4 0.2 2.4 3.1 4.1 4.1 2.0 2.8

- Ekspor 43.9 44.5 43.6 43.2 37.8 39.7 36.1 34.8 33.2

- Impor -40.6 -4.5 -42.0 -40.8 -34.8 -35.6 -31.9 -32.8 -3.0

1. Barang Dagangan Umum

2.8 -0.7 1.2 2.2 0.3 0.4 4.0 2.0 2.5

- Ekspor, fob. 43.4 44.2 43.2 42.9 3.7 39.4 35.7 34.4 32.8

- Impor, fob. -40.6 -44.9 -42.0 -40.8 -3.5 -35.6 -3.2 -32.4 -30.4

1. Non-migas 5.6 2.5 4.3 4.9 3.9 5.9 6.2 3.0 3.3

a. Ekspor 35.8 36.7 3.6 3.7 33.1 34.7 32.0 30.7 29.9

b. Impor -30.2 -34.2 -31.6 -31.6 -29.1 -2.9 -2.6 -27.7 -26.6

2. Migas -2.7 -3.2 -3.1 -2.8 -1.3 -2.1 -2.1 -1.0 -0.8

a. Ekspor 7.6 7.5 7.3 6.4 4.4 4.6 0.4 3.7 2.9

b. Impor -10.3 -10.7 -10.4 -9.2 -5.6 -6.8 -5.8 -4.7 -3.8

2. Barang Lainnya 0.5 0.3 0.4 0.3 0.4 0.3 0.1 -0.1 0.3

- Ekspor, fob. 0.5 0.3 0.4 0.3 0.4 0.3 0.4 0.3 0.4

- Impor, fob. 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 -0.3 -0.4 0.0

B. Jasa – jasa -2.1 -2.8 -2.5 -2.6 -1.8 -2.6 -2.1 -0.2 -1.1

II. Transaksi Modal 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

III. Transaksi Finansial

6.4 14.5 14.6 9.5 5.0 1.8 0.2 9.8 4.2

1. Investasi langsung

2.0 4.4 5.8 2.7 1.7 3.7 1.8 2.8 2.2

2. Investasi portofolio

8.7 8.0 7.4 1.9 8.5 5.6 -2.2 4.9 0.4

3. Investasi lainnya -4.2 2.0 1.4 5.0 -5.3 -0.7 0.4 2.5 -0.2

IV. Total (I + II + III) 1.5 4.9 7.5 3.6 0.9 -0.2 -3.9 4.8 -0.5

V. Selisih Perhitungan Bersih

0.6 -0.6 -1.1 -1.2 0.4 -0.5 -0.6 0.3 0.2

VI. Neraca Keseluruhan (V + VI)

2.1 4.3 6.5 0.2 1.3 -2.9 -4.6 5.1 -0.3

- Posisi Cadangan Devisa

102,

6

107,

7

111,

2

111,

9

111,

6

108,

0

101,

7

105,

9

107,

5

Dalam Bulan Impor 5,7 6,1 6,3 6,4 6,6 6,8 6,8 7,4 7,7

Transaksi Berjalan (%PDB)

-2,3 -4,3 -3,0 -2,7 -2,0 -2,0 -1,9 -2,4 -2,1

Sumber: Bank Indonesia

Page 109: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

96

TRANSAKSI BERJALAN

Perkembangan Ekspor

Gambar 46. Nilai dan Volume Ekspor Hingga Maret 2016

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Nilai total ekspor Indonesia pada Triwulan I tahun 2016

sebesar USD33.585,4 juta, mengalami penurunan

sebesar 14,0 persen jika dibandingkan dengan periode

yang sama Triwulan I tahun 2015. Nilai ekspor pada

Januari tahun 2016 terendah sepanjang triwulan I yakni

sebesar USD10.500,2 juta.

Sementara itu kinerja ekspor nonmigas mengalami

penurunan sebesar 9,6 persen pada triwulan I tahun

2016. Kinerja ekspor nonmigas berdasarkan sektor pada

triwulan I tahun 2016 ditopang oleh sektor produk

industri sebesar USD25.485,8 juta dengan proporsi 75,9

persen dari total nilai ekspor nonmigas.

Tabel 24.Perkembangan Ekspor Triwulan I Tahun 2016

Komoditas Jan-16 Feb-16 Mar-16 Q1 2015* Q1 2016* Nilai Ekspor (USD Juta) 10.500,2 11.312,0 11.792,8 39.128,5 33.585,4

Migas 1.107,0 1.113,3 1.229,2 5.701,2 3.450,4

Minyak Mentah 356,5 476,6 558,6 1.859,7 1.392,7

Hasil Minyak 85,5 55,4 62,7 607,5 203,5

Gas 665,0 581,3 607,9 3.234,0 1.854,2

Non Migas 9.393,2 10.198,7 10.563,6 33.350,5 30.135,0

Pertanian 267,9 216,4 228,6 842,7 695,8

Industri 7.833,3 8.704,8 8.965,9 27.315,5 25.485,8

Pertambangan 1.292,0 1.277,5 1.369,1 5.192,3 3.953,4

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

02.0004.0006.0008.000

10.00012.00014.00016.00018.000

Mar

-15

Ap

r-1

5

Mei

-15

Jun

-15

Jul-

15

Agu

-15

Sep

-15

Okt

-15

No

v-1

5

Des

-15

Jan

-16

Feb

-16

Mar

-16

Vo

lum

e (

Juta

Kg)

Nila

i (U

SD J

uta

)

Volume Nilai

Nilai total ekspor Indonesia

pada triwulan I tahun 2016

sebesar USD33.585,4 juta

dengan pertumbuhan

negatif sebesar 14,0 persen.

Page 110: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

97

Komoditas Jan-16 Feb-16 Mar-16 Q1 2015* Q1 2016*

Pertumbuhan Ekspor* (%) -22,3 7,8 4,3 -11,7 -14,0

Migas -14,8 0,6 10,4 -27,6 -39,5

Minyak Mentah -18,0 33,7 17,2 -15,9 -25,1

Hasil Minyak 8,1 -35,2 13,2 -33,5 -66,5

Gas -15,3 -12,6 4,6 -31,9 -42,7

Non Migas -11,3 8,6 3,6 -8,2 -9,6

Pertanian -37,8 -19,2 5,6 4,0 -17,4

Industri -7,8 11,1 3,0 -8,0 -6,7

Pertambangan -22,3 -1,1 7,2 -12,0 -23,9

Proporsi Ekspor (%) 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Migas 10,5 9,8 10,4 14,6 10,3

Minyak Mentah 32,2 42,8 45,4 4,8 4,1

Hasil Minyak 24,0 11,6 11,2 1,6 0,6

Gas 777,8 1.049,3 969,5 8,3 5,5

Non Migas 1.412,5 1.754,5 1.737,7 85,4 89,7

Pertanian 2,9 2,1 2,2 3,4 2,1

Industri 2.924,0 4.022,6 3.922,1 68,8 75,9

Pertambangan 16,5 14,7 15,3 13,3 11,8

Sumber Pertumbuhan (%) -22,3 7,8 4,3 -11,7 -14,0

Migas -1,6 0,1 1,1 -4,0 -4,1

Minyak Mentah -5,8 14,4 7,8 -0,8 -1,0

Hasil Minyak 1,9 -4,1 1,5 -0,5 -0,4

Gas -119,3 -132,1 44,4 -2,6 -2,4

Non Migas -159,3 150,5 62,2 -7,0 -8,6

Pertanian -1,1 -0,4 0,1 0,1 -0,4

Industri -227,4 447,5 117,6 -5,5 -5,1

Pertambangan -3,7 -0,2 1,1 -1,6 -2,8

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Keterangan (*): pertumbuhan year-on-year (YoY)

Pada triwulan I tahun 2016 nilai ekspor nonmigas

Indonesia untuk komoditas Lemak dan Minyak

Hewan/Nabati (HS-15) merupakan komoditas dengan

nilai ekspor terbesar dan mencatatkan nilai USD3.864,6

juta dan juga merupakan komoditas ekspor nonmigas

dengan proporsi terbesar yaitu 12,8 persen terhadap

total ekspor. Sementara itu komoditas ekspor nonmigas

yang memiliki kinerja positif pada triwulan I tahun 2016

adalah Kapal Laut (HS-89) dan Benda-benda dari Besi dan

Baja (HS-73) yang secara berturut-turut mencatatkan

pertumbuhan sebesar 274,1 persen dan 25,2 persen.

Selanjutnya komoditas dengan nilai pertumbuhan negatif

terbesar adalah Timah (HS-80) yaitu 62,8 persen (YoY),

Komoditas Kapal Laut (HS-

89) dan Benda-benda dari

Besi dan Baja (HS-73)

merupakan komoditas

dengan pertumbuhan positif

kedua terbesar yaitu

sebesar 274,1 persen 25,2

persen.

Page 111: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

98

yang diikuti oleh Bahan Bakar Mineral (HS-27) yaitu

sebesar 28,3 persen.

Tabel 25.Perkembangan 10 Golongan Barang dengan Nilai Ekspor Nonmigas Terbesar Triwulan I Tahun 2016

HS Komoditi Volume Ekspor (Juta kg)

Pertumbuhan YoY (%)

Proporsi (%)

Q1 14 Q1 15 Q1 16 Q1 15 Q1 16 Q1 15 Q1 16

27 Bahan bakar mineral 103658,5 98.178,6 87.473,5 -5,3 -10,9 81,4 80,1

15 Lemak & minyak hewan/nabati 6275,8 6.627,0 6.629,4 5,6 0,0 5,5 6,1

25 Garam, Belerang, Kapur 1756,9 2.970,4 1.979,8 69,1 -33,3 2,5 1,8

44 Kayu, Barang dari Kayu 1492,8 1.561,0 1.379,2 4,6 -11,6 1,3 1,3

23 Ampas/Sisa Industri Makanan 1234,1 1.260,5 1.138,9 2,1 -9,6 1,0 1,0

26 Bijih, Kerak, dan Abu logam 7599,7 1.161,9 1.090,9 -84,7 -6,1 1,0 1,0

48 Kertas/Karton 1089,6 1.043,8 1.008,1 -4,2 -3,4 0,9 0,9

38 Berbagai produk kimia 1098,6 724,7 889,4 -34,0 22,7 0,6 0,8

47 Bubur kayu/Pulp 797,6 872,6 861,2 9,4 -1,3 0,7 0,8

40 Karet dan Barang dari Karet 854,8 754,6 771,7 -11,7 2,3 0,6 0,7

Total 10 Golongan Barang 131625,6 115.155,0 103.222,0 -12,5 -10,4 95,5 94,5

Total Lainnya 10223,5 5.472,7 5.977,0 -46,5 9,2 4,5 5,5

Total Ekspor Nonmigas 141849,0 120.627,7 109.199,0 -8,4 -9,5 100,0 100,0

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Total volume ekspor nonmigas Indonesia pada triwulan I

tahun 2016 adalah sebesar 109.199,0 juta kg dan

mengalami penurunan sebesar 9,5 persen (YoY).

Komoditas dengan volume ekspor terbesar pada pada

triwulan I tahun 2016 adalah Bahan Bakar Mineral (HS-

27) dengan volume 87.473,5 juta kg dan menyumbang

proporsi 80,1 persen terhadap total volume ekspor

nonmigas. Selanjutnya komoditas dengan volume dan

proporsi terbesar kedua adalah Lemak dan Minyak

Hewan/Nabati (HS-15) dengan volume 6.629,4 juta kg da

menyumbang proporsi 6,1 persen terhadap total volume

ekspor nonmigas Indonesia. Dilihat dari

pertumbuhannya, Berbagai Produk Kimia (HS-38) pada

triwulan I tahun 2016 mencatatkan peningkatan

pertumbuhan sebesar 22,7 persen (YoY). Sementara itu,

Garam, Belerang, Kapur (HS-25) merupakan barang

Total volume ekspor nonmigas

Indonesia pada triwulan I

tahun 2016 adalah sebesar

120.191,6 juta kg.

Page 112: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

99

ekspor nonmigas dengan penurunan volume ekspor

paling tinggi jika dibandingkan sembilan komoditas

lainnya dengan penurunan sebesar 33,3 persen (YoY).

Tabel 26.Golongan Barang dengan Volume Ekspor Nonmigas Terbesar Triwulan I Tahun 2016

HS Komoditi Volume Ekspor (Juta kg)

Pertumbuhan YoY (%)

Proporsi (%)

Q1 15 Q1 16 Q1 15 Q1 16 Q1 15 Q1 16

27 Bahan bakar mineral 98.178,6 87.473,5 -5,3 -10,9 81,4 72,8

15 Lemak & minyak hewan/nabati 6.627,0 6.629,4 5,6 0,0 5,5 5,5

25 Garam, Belerang, Kapur 2.970,4 1.979,8 69,1 -33,3 2,5 1,6

44 Kayu, Barang dari Kayu 1.561,0 1.379,2 4,6 -11,6 1,3 1,1

23 Ampas/Sisa Industri Makanan 1.260,5 1.138,9 2,1 -9,6 1,0 0,9

26 Bijih, Kerak, dan Abu logam 1.161,9 1.090,9 -84,7 -6,1 1,0 0,9

48 Kertas/Karton 1.043,8 1.008,1 -4,2 -3,4 0,9 0,8

38 Berbagai produk kimia 724,7 889,4 -34,0 22,7 0,6 0,7

47 Bubur kayu/Pulp 872,6 861,2 9,4 -1,3 0,7 0,7

40 Karet dan Barang dari Karet 754,6 771,7 -11,7 2,3 0,6 0,6

Total 10 Golongan Barang 115.155,0 103.222,0 -12,5 -5,2 95,5 90,9

Total Lainnya 5.472,7 5.977,0 -46,5 100,9 4,5 9,1

Total Ekspor Nonmigas 120.627,7 109.1919,0 -8,2 -9,6 100,0 100,0

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Pada triwulan I tahun 2016 Amerika Serikat merupakan

negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia dengan

nilai sebesar USD3.628,4 juta. Sementara itu pada posisi

kedua negara tujuan ekspor Indonesia adalah Jepang

dengan nilai sebesar USD3.227,0 juta.

Secara keseluruhan perkembangan ekspor nonmigas ke-

5 (lima) negara tujuan utama pada triwulan I tahun 2016

mengalami penurunan sebesar 0,1 persen (YoY). India

merupakan negara tujuan ekspor nonmigas yang

mencatatkan penurunan pertumbuhan tertinggi yaitu

sebesar 28,4 persen.

Tabel 27.Perkembangan Ekspor Nonmigas ke Negara Tujuan Utama Triwulan I Tahun 2016

Negara

Nilai Ekspor Non Migas (Juta USD)

Pertumbuhan YoY (%) Proporsi (%)

Q1 15 Q1 2016 Q1 2015 Q1 2016 Q1 2015 Q1

2016

Amerika Serikat 3.779,7 3.628,4 -1,3 -4,0 11,3 12,0

Jepang 3.443,8 3.227,0 -0,2 -6,3 10,7 10,7

Tiongkok 3.132,6 2.840,1 -36,5 -9,3 9,4 9,4

Singapura 2.300,9 2.209,6 -11,6 -4,0 6,8 7,3

Perkembangan ekspor

nonmigas ke-5 (lima) negara

tujuan utama pada triwulan I

tahun 2016 turun sebesar

0,,1 persen (YoY).

Page 113: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

100

Negara

Nilai Ekspor Non Migas (Juta USD)

Pertumbuhan YoY (%) Proporsi (%)

Q1 15 Q1 2016 Q1 2015 Q1 2016 Q1 2015 Q1

2016

India 2.955,4 2.116,2 7,1 -28,4 8,8 7,0

Total 5 Negara 15.612,4 14.021,3 -0,1 -0,1 47,0 46,5

Total Lainnya 17.738,1 16.113,7 -0,1 -0,1 53,0 53,5

Total Ekspor Nonmigas 33.350,5 30.135,0 -8,2 -9,6 100,0 100,0 Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Perkembangan Impor

Gambar 47.Nilai dan Volume Impor Hingga Maret 2016

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Pada triwulan I tahun 2016 nilai impor Indonesia secara

total adalah sebesar USD31.938,4 juta atau menurun

sebesar 13,0 persen (YoY). Penurunan nilai impor

tersebut disumbang oleh penurunan impor migas

sebesar 36,5 persen dan impor nonmigas sebesar 8,4

persen.

Berdasarkan golongan penggunaan barang, impor barang

baku merupakan komoditas yang mencatatkan nilai

impor terbesar pada triwulan I tahun 2016 sebesar

USD23.496,5 juta. Diikuti oleh impor barang modal dan

barang konsumsi dengan nilai berturut-turut sebesar

USD5.298,5 dan USD3.143,4 juta.

Dilihat dari sumbangannya impor bahan baku

memberikan sumbangan terbesar terhadap impor

nonmigas Indonesia sebesar 73,6 persen diikuti oleh

barang modal dan barang konsumsi sebesar 16,6 persen

0

5.000

10.000

15.000

0

5.000

10.000

15.000

Vo

lum

e (

Juta

Kg)

Nila

i (U

SD J

uta

)

Volume Nilai

Pada akhir triwulan I tahun

2016 total impor Indonesia

adalah sebesar

USD31.938,4 juta dengan

pertumbuhan negatif

sebesar 8,4 persen.

Page 114: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

101

dan 9,8 persen. Impor barang konsumsi mengalami

peningkatan sebesar 23,7 persen, sedangkan impor

barang modal dan bahan baku mengalami penurunan

berturut-turut yaitu sebesar 18,2 persen dan 15,2 persen

(YoY).

Pertumbuhan negatif dari impor barang modal dan bahan

baku merupakan pertanda masih tertekannya output

sektor industri pada triwulan I tahun 2016.

Tabel 28. Perkembangan Impor Triwulan I Tahun 2016

Komoditas Jan-16 Feb-16 Mar-16 Q1 2015* Q1 2016* Nilai Impor (USD Juta) 10.449,6 10.175,8 11.295,8 36.731,4 31.938,4

Barang Konsumsi 1.161,2 1.005,2 977,4 2.540,4 3.143,4

Bahan Baku 7.499,0 7.376,4 8.623,3 27.712,2 23.496,5

Barang Modal 1.789,4 1.794,0 1.695,1 6.478,8 5.298,5

Migas 1.220,9 1.122,9 1.529,9 6.102,6 3.874,3

Minyak Mentah 393,9 325,0 1.341,2 1.952,8 1.341,2

Hasil Minyak 684,5 688,9 2.137,1 3.664,3 2.137,1

Gas 142,5 109,0 396,0 485,6 396,0

Non Migas 9.228,7 9.052,7 9.765,9 30.628,8 28.064,1

Pertumbuhan Impor* (%) -13,5 -2,9 11,0 -15,4 -13,0

Barang Konsumsi 5,1 -13,6 -2,8 -14,3 23,7

Bahan Baku -14,1 -1,8 16,9 -16,2 -15,2

Barang Modal -20,4 -0,5 -5,5 -10,3 -18,2

Migas -32,1 -8,8 36,3 -44,5 -36,5

Minyak Mentah -40,6 -17,5 91,5 -42,4 -31,3

Hasil Minyak -26,9 -0,7 10,8 -45,8 -41,9

Gas -28,0 -23,5 32,6 -42,8 -18,5

Non Migas -10,2 -2,1 7,9 -5,1 -8,4

Proporsi Impor (%) 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Barang Konsumsi 11,1 9,9 9,6 6,9 9,8

Bahan Baku 71,8 72,5 84,7 75,5 73,6

Barang Modal 17,1 17,6 16,7 17,6 16,6

Migas 11,7 11,0 15,0 30,9 30,3

Minyak Mentah 3,8 3,2 13,2 11,9 12,7

Hasil Minyak 6,6 6,8 21,0 16,5 14,8

Gas 1,4 1,1 3,9 2,5 2,8

Non Migas 88,3 89,0 96,0 69,1 69,7

Sumber Pertumbuhan (%) -13,5 -2,9 11,0 -15,4 -13,1

Barang Konsumsi 0,6 -1,3 -0,3 -1,0 2,3

Bahan Baku -10,1 -1,3 14,3 -12,2 -11,2

Page 115: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

102

Komoditas Jan-16 Feb-16 Mar-16 Q1 2015* Q1 2016* Barang Modal -3,5 -0,1 -0,9 -1,8 -3,0

Migas -3,7 -1,0 5,5 -13,8 -11,1

Minyak Mentah -1,5 -0,6 12,1 -5,0 -4,0

Hasil Minyak -1,8 0,0 2,3 -7,6 -6,2

Gas -0,4 -0,3 1,3 -1,1 -0,5

Non Migas -9,0 -1,9 7,6 -3,5 -5,8

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Keterangan (*): pertumbuhan year-on-year (YoY)

Pertumbuhan impor nonmigas pada triwulan I tahun

2016 (YoY) mengalami penurunan sebesar 8,4 persen

disebabkan oleh adanya penurunan impor diberbagai

komoditas diantaranya penurunan impor Pupuk (HS-31)

sebesar 28,3 persen dengan proporsi 1,5 persen dari nilai

total impor nonmigas; penurunan impor Biji-bijian

berminyak (HS-12) sebesar 18,2 persen dengan proporsi

1,1 persen; serta penurunan Mesin dan Peralatan

Mekanik (HS-84) sebesar 13,0 persen dengan proporsi

18,2 persen.

Tabel 29.Perkembangan Impor Nonmigas Menurut Golongan Barang Terpilih Triwulan I Tahun 2016

HS Komoditas Nilai Impor (Juta USD) Pertumbuhan YoY (%) Proporsi (%)

Q1 2015 Q1 2016 Q1 2015 Q1 2016 Q1 2015 Q1 2016

84 Mesin dan Peralatan Mekanik 5.857,3 5.096,3 -6,0 -13,0 19,1 18,2

85 Mesin dan Peralatan Listrik 3.909,6 3.538,7 -11,8 -9,5 12,8 12,6

39 Plastik dan Barang dari Plastik 1.725,8 1.619,2 -5,7 -6,2 5,6 5,8

87 Kendaraan dan Bagiannya 1.461,4 1.302,7 -10,0 -10,9 4,8 4,6

29 Bahan Kimia Organik 1.420,1 1.251,4 -21,5 -11,9 4,6 4,5

31 Pupuk 594,0 425,7 62,4 -28,3 1,9 1,5

12 Biji-bijian berminyak 367,5 300,5 -5,2 -18,2 1,2 1,1

93 Senjata dan amunisi 23,3 223,6 -68,0 859,7 0,1 0,8

8 Buah-buahan 133,1 184,6 -31,2 38,7 0,4 0,7

7 Sayuran 120,4 120,4 -25,2 10,9 0,4 0,5

Total 10 Golongan Barang 15.612,5 14.076,2 -8,8 5,3 51,0 50,2

Barang Lainnya 15.016,3 13.987,9 -42,5 10,5 49,0 49,8

Total Impor Nonmigas 30.628,8 28.064,1 -5,1 -8,4 100,0 100,0

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Pertumbuhan impor

nonmigas pada triwulan I

tahun 2016 mengalami

penurunan sebesar 8,4

persen (YoY).

Page 116: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

103

Nilai impor nonmigas yang berasal dari 5 (lima) negara

utama asal impor pada triwulan I tahun 2016 mengalami

penurunan sebesar 6,5 persen (YoY). Negara utama asal

impor nonmigas terbesar Indonesia adalah Tiongkok

dimana pada triwulan I tahun 2016 nilai impor nonmigas

dari Tiongkok mencatatkan nilai sebesar USD7.128,2 juta,

namun demikian mengalami penurunan pertumbuhan

sebesar 4,4 persen.

Sementara itu nilai impor nonmigas Indonesia yang berasal

dari negara-negara di kawasan ASEAN pada triwulan I tahun

2016 sebesar USD6.390,9 juta dan menyumbangkan

proporsi sebesar 22,8 persen terhadap total impor nonmigas

Indonesia.

Tabel 30.Negara Utama Asal Impor Nonmigas Triwulan I Tahun 2016

Negara

Nilai Impor Nonmigas (Juta USD)

Pertumbuhan YoY (%) Proporsi (%)

Q1 2015 Q1 2016 Q1 2015 Q1 2016 Q1 2015 Q1 2016

Tiongkok 7.453,1 7.128,2 4,3 -4,4 24,4 25,4

Jepang 3.709,5 3.007,4 -12,5 -18,9 12,1 10,7

Thailand 2.131,8 2.377,8 -9,7 11,5 7,0 8,5

Singapura 1.940,2 1.809,3 -22,1 -6,8 6,3 6,5

Amerika Serikat 1.819,6 1.622,1 -8,2 -10,9 6,0 5,8

TOTAL 5 NEGARA 17.054,2 15.944,8 -0,1 -6,5 55,7 56,8

TOTAL ASEAN 6.470,1 6.390,9 -10,8 -1,2 21,1 22,8

TOTAL UNI EROPA 2.802,0 2.720,1 -11,6 -2,9 9,2 9,7

TOTAL LAINNYA 4.302,5 3.008,3 0,2 -30,1 14,1 10,7

TOTAL NON MIGAS 30.628,8 28.064,1 -5,1 -8,4 100,0 100,0

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Perkembangan Neraca Perdagangan

Pada triwulan I tahun 2016 Neraca Perdagangan total

Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD1.647,0 juta

yang disumbangkan dari surplus pada neraca

perdagangan nonmigas sebesar USD2.070,9 juta,

sementara neraca perdagangan migas tercatat defisit

sebesar USD423,9 juta. Namun demikian, neraca

perdagangan Indonesia triwulan I tahun 2016 mengalami

penurunan sebesar 29,0 persen (YoY).

Nilai impor dari 5 (lima)

negara utama asal impor

Indonesia pada triwulan I

tahun 2016 mengalami

penurunan sebesar 6,5

persen (YoY).

Neraca perdagangan total

Indonesia pada triwulan I

tahun 2016 mengalami

surplus sebesar USD1.647,0

juta.

Page 117: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

104

Tabel 31.Neraca Perdagangan Indonesia Triwulan I Tahun 2016 Nilai (Juta USD) MtM (%) YoY (%)

Jan-16 Feb-16 Mar-16 Q1 2015 Q1 2016 Feb-16 Mar-16 Q1 2016

Ekspor Total (Juta USD) 10.480,6 11.312,0 11.792,8 39.051,7 33.585,4 7,9 4,3 -14,0

Ekspor Migas 1.107,9 1.113,3 1.229,2 5.701,2 3.450,4 0,5 10,4 -39,5

Ekspor Non Migas 9.372,7 10.198,7 10.563,6 33.350,5 30.135,0 8,8 3,6 -9,6

Impor Total (Juta USD) 10.467,0 10.175,6 11.295,8 36.731,4 31.938,4 -2,8 11,0 -13,0

Impor Migas 1.221,5 1.122,9 1.529,9 6.102,6 3.874,3 -8,1 36,2 -36,5

Impor Non Migas 9.245,5 9.052,7 9.765,9 30.628,8 28.064,1 -2,1 7,9 -8,4 Neraca Perdagangan (Juta USD) 13,6 1.136,4 497,0 2.320,3 1.647,0 8.255,9 -56,3 -29,0

Migas -113,6 -9,6 -300,7 -401,4 -423,9 -91,5 3.032,3 5,6

Non Migas 127,2 1.146,0 797,7 2.721,7 2.070,9 800,9 -30,4 -23,9

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Neraca perdagangan Indonesia-Tiongkok pada triwulan I

tahun 2016 mengalami defisit USD3.819,2 juta, hal itu

disebabkan oleh defisit pada neraca perdagangan sektor

nonmigas sebesar USD4.288,1 juta, yang lebih besar dari

surplus sektor migas sebesar USD469,0 juta.

Tabel 32.Neraca Perdagangan Indonesia-Tiongkok Triwulan I Tahun 2016

Nilai (Juta USD) MtM (%) YoY (%)

Jan-16 Feb-16 Mar-16 Q1 2015 Q1 2016 Feb-16 Mar-16 Q1

2016

Ekspor Total (Juta USD) 1.034,2 1.111,8 1.191,3 3.666,7 3.337,2 7,5 7,2 -9,0

Ekspor Migas 147,5 168,1 181,6 534,1 497,1 14,0 8,1 -6,9

Ekspor Non Migas 886,7 943,8 1.009,6 3.132,6 2.840,1 6,4 7,0 -9,3

Impor Total (Juta USD) 2.490,9 2.413,8 2.251,7 7.585,5 7.156,4 -3,1 -6,7 -5,7

Impor Migas 12,7 13,9 1,5 85,3 28,2 8,8 -88,9 -67,0

Impor Non Migas 2.478,1 2.400,0 2.250,2 7.457,3 7.128,2 -3,2 -6,2 -4,4 Neraca Perdagangan (Juta USD) -1.456,7 -1.302,0 -1.060,4 -3.871,8 -3.819,2 -10,6 -18,6 -1,4

Migas 134,7 154,2 180,1 448,8 469,0 14,4 16,8 4,5

Non Migas -1.591,4 -1.456,2 -1.240,5 -4.324,7 -4.288,1 -8,5 -14,8 -0,8

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Neraca perdagangan Indonesia-Jepang pada

triwulan I tahun 2016 mengalami surplus sebesar

USD1.053,8 juta, hal itu disebabkan oleh surplus

pada sektor migas dan nonmigas masing-masing

sebesar USD834,3 juta dan USD219,6 juta.

Neraca perdagangan

Indonesia-Tiongkok

pada triwulan I tahun

2016 mengalami

defisit.

Neraca perdagangan

Indonesia-Jepang pada

triwulan I tahun 2016

mengalami surplus.

Page 118: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

105

Tabel 33.Neraca Perdagangan Indonesia-Jepang Triwulan I Tahun 2016 Nilai (Juta USD) MtM (%) YoY (%)

Jan-16 Feb-16 Mar-16 Q1 2015 Q1

2016 Feb-16 Mar-16 Q1 2016

Ekspor Total (Juta USD) 1.312,1 1.436,9 1.319,8 5.255,0 4.068,8 9,5 -8,1 -22,6

Ekspor Migas 259,6 328,3 253,9 1.811,2 841,8 26,4 -22,7 -53,5

Ekspor Non Migas 1.052,5 1.108,6 1.066,0 3.443,8 3.227,0 5,3 -3,8 -6,3

Impor Total (Juta USD) 902,6 1.027,0 1.085,3 3.720,7 3.015,0 13,8 5,7 -19,0

Impor Migas 1,7 1,8 4,1 11,2 7,5 7,3 128,6 -32,5

Impor Non Migas 901,0 1.025,2 1.081,3 3.702,2 3.007,4 13,8 5,5 -18,8 Neraca Perdagangan (Juta USD) 409,5 409,9 234,5 1.534,3 1.053,8 0,1 -42,8 -31,3

Migas 258,0 326,5 249,8 1.800,1 834,3 26,6 -23,5 -53,7

Non Migas 151,5 83,4 -15,3 -258,4 219,6 -44,9 -118,3 -185,0

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Neraca perdagangan Indonesia-Amerika selama

triwulan I tahun 2016 mengalami surplus sebesar

USD2.141,4 juta. Hal tersebut disebabkan oleh surplus

pada neraca perdagangan sektor migas dan nonmigas

masing-masing sebesar USD135,1 juta dan USD2.006,3

juta.

Tabel 34.Neraca Perdagangan Indonesia-Amerika Triwulan I Tahun 2016

Nilai (Juta USD) MtM (%) YoY (%)

Jan-16 Feb-16 Mar-16 Q1 2015 Q1 2016 Feb-16 Mar-16 Q1 2016

Ekspor Total (Juta USD) 1.280,7 1.179,9 1.305,8 4.115,7 3.766,4 -7,9 10,7 -8,5

Ekspor Migas 50,5 33,6 53,8 336,0 138,0 -33,5 60,1 -58,9

Ekspor Non Migas 1.230,2 1.146,3 1.252,0 3.779,7 3.628,4 -6,8 9,2 -4,0

Impor Total (Juta USD) 506,9 508,2 609,8 1.826,5 1.625,0 0,3 20,0 -11,0

Impor Migas 0,9 1,0 1,0 6,9 2,9 12,3 -4,1 -58,2

Impor Non Migas 506,0 507,2 608,9 1.820,7 1.622,1 0,2 20,0 -10,9 Neraca Perdagangan (Juta USD) 773,8 671,7 696,0 2.289,2 2.141,4 -13,2 3,6 -6,5

Migas 49,6 32,6 52,9 329,0 135,1 -34,3 62,1 -58,9

Non Migas 724,2 639,1 643,1 1.959,1 2.006,3 -11,8 0,6 2,4

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Perdagangan Indonesia-India selama triwulan I tahun 2016

mengalami surplus yaitu sebesar USD1.456,9 juta. Surplus

ini disumbangkan oleh surplus pada neraca perdagangan

sektor migas dan nonmigas masing-masing sebesar USD32,7

juta dan USD1.424,1 juta.

Neraca perdagangan

Indonesia-Amerika pada

triwulan I tahun 2016

mengalami surplus.

Neraca perdagangan

Indonesia-India pada

triwulan I tahun 2016

mengalami surplus.

Page 119: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

106

Tabel 35.Neraca Perdagangan Indonesia-India Triwulan I Tahun 2016

Nilai (Juta USD) MtM (%) YoY (%) Jan-16 Feb-16 Mar-16 Q1 2015 Q1 2016 Feb-16 Mar-16 Q1 2016

Ekspor Total (Juta USD) 694,2 664,4 793,9 2.958,9 2.152,6 -4,3 19,5 -27,2

Ekspor Migas 29,4 3,5 3,5 3,5 36,4 -88,2 1,6 939,8

Ekspor Non Migas 664,9 660,9 790,4 2.955,4 2.116,2 -0,6 19,6 -28,4

Impor Total (Juta USD) 242,1 218,5 235,2 779,2 695,7 -9,7 7,6 -10,7

Impor Migas 1,6 1,0 1,1 3,8 3,6 -38,4 13,6 -3,9

Impor Non Migas 240,5 217,5 234,0 775,4 692,1 -9,5 7,6 -10,7 Neraca Perdagangan (Juta USD) 452,1 445,9 558,7 2.179,7 1.456,9 -1,4 25,3 -33,2

Migas 27,8 2,5 2,4 -0,3 32,7 -91,0 -3,1 -11.210,6

Non Migas 424,4 443,4 556,4 2.180,0 1.424,1 4,5 25,5 -34,7

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Neraca perdagangan Indonesia-Thailand pada triwulan I

tahun 2016 mengalami defisit sebesar USD1.203,0 juta.

Hal tersebut akibat defisit pada neraca perdagangan

nonmigas sebesar USD1.306,6 juta yang lebih besar dari

surplus neraca perdagangan migas sebesar USD103,6

juta.

Tabel 36.Neraca Perdagangan Indonesia-Thailand Triwulan I Tahun 2016

Nilai (Juta USD) MtM (%) YoY (%)

Jan-16 Feb-16 Mar-16 Q1 2015 Q1 2016 Feb-16 Mar-16 Q1 2016

Ekspor Total (Juta USD) 341,7 397,5 447,2 1.331,2 1.186,4 16,3 12,5 -10,9

Ekspor Migas 5,5 36,8 72,8 121,0 115,2 569,3 97,7 -4,8

Ekspor Non Migas 336,2 360,7 374,4 1.210,1 1.071,2 7,3 3,8 -11,5

Impor Total (Juta USD) 666,0 829,6 893,8 2.149,4 2.389,4 24,6 7,7 11,2

Impor Migas 3,8 4,0 3,8 17,6 11,6 2,9 -4,0 -34,0

Impor Non Migas 662,2 825,6 890,0 2.131,7 2.377,8 24,7 7,8 11,5 Neraca Perdagangan (Juta USD) -324,3 -432,1 -446,6 -818,2 -1.203,0 33,2 3,4 47,0

Migas 1,7 32,9 69,0 103,5 103,6 1.875,3 109,9 0,1

Non Migas -326,0 -465,0 -515,6 -921,6 -1.306,6 42,6 10,9 41,8

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

NERACA MODAL DAN FINANSIAL

Pada triwulan I tahun 2016 neraca transaksi modal dan

finansial surplus sebesar USD4,2 miliar. Surplus tersebut

jauh lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV tahun

2015 yang sebesar USD9,8 miliar. Surplus tersebut juga

lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada periode

yang sama tahun sebelumnya. Kinerja tersebut dipengaruhi

oleh membaiknya prospek ekonomi domestik dan adanya

Neraca perdagangan

Indonesia-Thailand pada

triwulan I tahun 2016

mengalami defisit.

Surplus neraca transaksi modal dan finansial pada triwulan I tahun 2016 menurun signifikan, yaitu menjadi sebesar USD4,2 miliar.

Page 120: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

107

kebijakan moneter ekspansif di negara maju, sehingga

mendorong aliran dana ke Indonesia.

Gambar 48. Neraca Transaksi Finansial Indonesia Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan I Tahun 2016 (Miliar USD)

Sumber : Bank Indonesia

Pada triwulan I tahun 2016, aliran investasi langsung

tercatat surplus sebesar USD2,2 miliar, lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

mencapai USD2,8 miliar. Namun demikian, surplus

investasi langsung tersebut masih lebih tinggi

dibandingkan dengan surplus pada triwulan yang sama

tahun sebelumnya yang sebesar USD1,7 miliar.

Menurunnya surplus tersebut terutama dipengaruhi oleh

menurunnya arus masuk modal investasi langsung sisi

kewajiban akibat melemahnya kegiatan ekonomi

domestik. Investasi langsung pada sisi kewajiban pada

triwulan I tahun 2016 tercatat surplus sebesar USD3,2

miliar, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada

triwulan IV tahun 2015 yang sebesar USD3,9 miliar

maupun triwulan I tahun 2015 yang sebesar USD5,1

miliar.

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2013 2014 2015 2016

Investasi langsung Investasi portofolio Investasi lainnya

Pada triwulan I tahun 2016, aliran investasi langsung surplus sebesar USD2,2 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang besarnya USD2,8 miliar.

Page 121: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

108

Investasi portofolio pada triwulan I tahun 2016

mengalami peningkatan, yaitu dengan surplus sebesar

USD4,4 miliar. Surplus tersebut lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2015 yang

sebesar USD4,9 miliar dan triwulan I tahun 2015 yang

sebesar USD8,5 miliar. Perkembangan tersebut didorong

oleh aksi investor asing yang menambah kepemilikannya

atas surat berharga swasta dan surat utang pemerintah

jangka panjang dalam mata uang Rupiah. Selain itu,

menurunnya kinerja investasi portofolio juga dipengaruhi

oleh penambahan kepemilikan masyarakat atas surat

berharga asing.

Pada triwulan I tahun 2016 investasi lainnya mengalami

defisit sebesar USD2,4 miliar, sedangkan triwulan IV

tahun 2015 yang sebesar USD2,5 miliar. Namun

demikian, defisit tersebut lebih kecil dibandingkan

dengan triwulan I tahun 2015 yang sebesar USD5,3 miliar.

Defisit tersebut terutama dipengaruh oleh penarikan

pinjaman luar negeri swasta yang lebih rendah seiring

dengan kegiatan ekonomi domestik yang relatif lemah.

CADANGAN DEVISA

Cadangan devisa Indonesia pada triwulan I tahun 2016

mencapai sebesar USD107,5 miliar atau setara dengan

7,7 bulan impor. Jumlah tersebut lebih besar

dibandingkan cadangan devisa pada triwulan IV tahun

2015 yang sebesar USD105,9 miliar atau setara dengan

7,7 bulan impor, namun masih lebih kecil dibandingkan

triwulan I tahun 2015 yang sebesar USD111,6 miliar atau

setara dengan 6,6 bulan impor.

Investasi portofolio pada triwulan I tahun 2016 mengalami peningkatan, yaitu dengan surplus sebesar USD4,4 miliar.

Pada triwulan I tahun 2016 investasi lainnya mengalami defisit sebesar USD2,4 miliar, berkebalikan dengan triwulan IV tahun 2015 yang sebesar USD2,5 miliar.

Cadangan devisa Indonesia pada triwulan I tahun 2016 mencapai sebesar USD107,5 miliar atau setara dengan 7,7 bulan impor.

Page 122: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

109

Page 123: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

110

PERKEMBANGAN INVESTASI

Page 124: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

111

PERKEMBANGAN INVESTASI

Page 125: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

112

PERKEMBANGAN INVESTASI

Isu Terkini Perkembangan Investasi

Paket Kebijakan Ekonomi XII: Upaya Perbaikan Peringkat Kemudahan Berusaha atau

Ease of Doing Business (EoDB)

Survei Ease of Doing Business (EoDB) oleh Bank Dunia

menunjukkan Indonesia berada di peringkat 109 dari 189

negara pada tahun 2015. Peringkat ini masih jauh berada

di bawah negara ASEAN lainnya seperti Singapura yang

berada di peringkat pertama, Malaysia di peringkat 18,

dan Thailand yang berada di peringkat 49. Oleh karena

itu, Presiden menekankan pentingnya menaikkan

peringkat Indonesia hingga ke posisi 40.

Bank Dunia menetapkan 10 indikator tingkat kemudahan

berusaha, yaitu Memulai Usaha, Perizinan terkait

Pendirian Bangunan, Pendaftaran Properti, Pembayaran

Pajak, Akses Perkreditan, Penegakan Kontrak,

Penyambungan Listrik, Perdagangan Lintas Negara,

Penyelesaian Perkara Kepailitan, dan Perlindungan

Terhadap Investor Minoritas.

Melalui Paket Kebijakan XII yang diluncurkan pada 28

April 2016, sejumlah upaya perbaikan baik dari sisi

prosedur dan biaya, telah dilakukan untuk memperbaiki

peringkat di masing-masing indikator yang disurvei.

Untuk memperbaiki peringkat indikator memulai usaha,

jumlah prosedur yang harus dilalui dipangkas dari 13

menjadi 7 prosedur, waktu 47 hari menjadi hanya 10 hari,

dan biaya menjadi Rp2,7 juta dari sebelumnya sekitar

Rp6-7 juta. Begitu juga untuk memperbaiki indikator

perizinan terkait pendirian bangunan, jika sebelumnya

membutuhkan waktu 210 hari, 17 prosedur dan biaya

Rp86 juta untuk 4 izin, sekarang diperbaiki menjadi hanya

14 prosedur, dalam waktu 52 hari dan biaya Rp70 juta

untuk 3 jenis izin.

Sejumlah upaya perbaikan

baik dari sisi prosedur,

waktu, dan biaya dilakukan

untuk memperbaiki

peringkat setiap indikator

yang disurvei.

Presiden menargetkan

Indonesia mencapai

peringkat 40 di tahun 2016

(EoDB 2017).

Page 126: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

113

Pemerintah juga telah menerbitkan 16 peraturan untuk

mendukung perbaikan peringkat EoDB, diantaranya PP

No. 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal Minimum

bagi Pendirian PT, PP No. 7 Tahun 2016 tentang

Perubahan Modal Minimum bagi Pendirian PT,

Permenkumham No. 11/2016 tentang Pedoman Imbalan

Jasa Bagi Kurator dan Pengurus, Permen PUPR No 5/2016

tentang Izin Mendirikan Bangunan, Permen ATR/BPN no.

8/2016 tentang Peralihan HGB Tertentu di Wilayah

Tertentu, Permendagri No 22/2016 tentang Pencabutan

Izin Gangguan, Perka BPJS No. 1/2016 untuk Pembayaran

Online, Instruksi Gubernur DKI Jakarta No.42/2016

tentang Percepatan Pencapaian Kemudahan Berusaha, SE

Mahkamah Agung No 2/2016 tentang Peningkatan

Efisiensi dan Transparansi Penanganan Perkara Kepailitan

dan Penundaan Kewajiban Utang di Pengadilan, serta

Keputusan Direksi PDAM DKI Jakarta dan Kota Surabaya

tentang Proses Pelayanan Sambungan Air.

PERKEMBANGAN INVESTASI

Dalam perhitungan PDB sisi pengeluaran, komponen

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) triwulan I tahun

2016 tumbuh sebesar 5,57 persen (YoY) dibanding

periode yang sama tahun 2015, sementara pertumbuhan

triwulan I tahun 2016 dibanding triwulan IV tahun 2015

(QtQ) mengalami penurunan sebesar -5,75 persen.

Tabel 37. Pertumbuhan dan Share PMTB Triwulan I Tahun 2016 (persen)

Q1-2015

(QtQ) Q1-2015

(YoY) Q1-2016

(QtQ) Q1-2016

(YoY) Pertumbuhan PDB -0,23 4,73 -0,34 4,92 Pertumbuhan PMTB (YoY)(PDB Konstan) -4,56 4,63 -5,75 5,57 a. Bangunan -5,56 5,47 -6,03 7,67 b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri -0,99 -0,95 -11,04 -6,78 c. Kendaraan 0,67 -4,96 -6,23 -0,05 d. Peralatan Lainnya -8,83 12,02 6,81 26,29 e. Sumber Daya Hayati -6,49 8,98 -0,77 2,27 f. Produk Kekayaan Intelektual 7,09 10,92 4,38 3,75 Share PMTB terhadap PDB (harga berlaku) 32,85 33,16 a. Bangunan 24,69 25,00 b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri 3,18 3,01

Sebanyak 16 peraturan

telah diterbitkan dalam

rangka mendukung

perbaikan kemudahan

berusaha.

Page 127: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

114

Q1-2015

(QtQ) Q1-2015

(YoY) Q1-2016

(QtQ) Q1-2016

(YoY) c. Kendaraan 1,44 1,47 d. Peralatan Lainnya 0,47 0,59 e. Sumber Daya Hayati 2,11 2,13 f. Produk Kekayaan Intelektual 0,95 0,95

Sumber: BPS, diolah

Untuk komponen Pembentukan Modal Tetap Domestik

Bruto/PMTB, pertumbuhan triwulan I tahun 2016 (YoY)

sebesar 5,57 persen secara lebih detil didorong oleh

pertumbuhan Peralatan Lainnya sebesar 26,29 persen,

Bangunan sebesar 7,67 persen dan Produk Kekayaan

Intelektual sebesar 3,75 persen. Adapun sumbangan

terbesar dalam komponen PMTB pada triwulan I tahun

2016 secara detil yaitu pada Bangunan dengan

sumbangan 25,0 persen.

REALISASI INVESTASI

Tabel 38. Realisasi PMA dan PMDN Tahun 2010- Triwulan I Tahun 2016

Tahun PMDN PMA Pertumbuhan (YoY,%)

(Rp Triliun) (USD juta) PMDN PMA

2010 60,6 16.214,8 60,4 49,9

2011 76,0 19.474,2 25,4 20,1

2012 92,2 24.564,7 21,3 26,1

2013 128,2 28.617,5 39,0 16,5

2014 156,1 28.529,7 21,8 -0,3

2015 179,5 29.275,9 14,9 2,6

2016 Trw I 50,4 6.916,8 18,4 5,4 Sumber : BKPM, diolah

Realisasi investasi untuk Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) triwulan I tahun 2016 sebesar Rp50,4

triliun, lebih besar dari realisasi triwulan I tahun 2015,

atau tumbuh sebesar 18,4 persen. Untuk Penanaman

Modal Asing (PMA), realisasi triwulan I tahun 2016

sebesar USD6.916,8 juta, dan mengalami pertumbuhan

sebesar 5,4 persen dibandingkan triwulan I tahun 2015.

Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto/PMTB pada

triwulan I tahun 2016

tumbuh sebesar 5,57

persen (YoY).

Realisasi investasi untuk

Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) maupun

Penanaman Modal Asing

(PMA) triwulan I tahun 2016

mengalami pertumbuhan

positif.

Page 128: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

115

Realisasi Per Sektor

Kenaikan realisasi terbesar PMA pada triwulan I tahun

2016 terjadi di sektor sekunder yang sebesar 90,5 persen,

sedangkan sektor lainnya mengalami penurunan. Untuk

PMDN, kenaikan realisasi didorong oleh pertumbuhan

sektor primer sebesar 77,0 persen dan sektor sekunder

sebesar 45,9 persen. Berdasarkan sumbangannya, pada

triwulan I tahun 2016, PMA sektor sekunder memberikan

sumbangan tertinggi yaitu sebesar 79,0 persen.

Sementara itu, pemberi sumbangan terbesar untuk

PMDN juga dari sektor sekunder yang sebesar 50,6

persen.

Tabel 39. Pertumbuhan dan Share Realisasi Investasi PMDN dan PMA Triwulan I Tahun 2016 Berdasar Sektor

Tahun PMA

Jumlah (USD Juta)

PMDN Jumlah (Rp

Triliun) Primer Sekunder Tersier Primer Sekunder Tersier

2010 3.013,6 3.357,6 9.843,6 16.214,8 12,3 25,5 22,8 60,6

2011 4.870,3 6.779,5 7.824,9 19.474,7 16,3 39,0 20,6 76,0

2012 5.933,1 11.770,0 6.861,7 24.564,7 20,4 49,9 21,9 92,2

2013 6.471,8 17.326,4 6.286,9 30.085,1 25,7 51,2 51,3 128,2

2014 6.991,3 13.019,4 8.519,0 28.529,6 16,5 59,0 80,6 156,1

2015 6.236,4 11.763,1 11.276,5 29.275,9 17,1 89,0 73,4 179,5

2015 TW I 1.779,2 2.867,2 1.917,1 6.563,5 5,2 17,5 19,8 42,5

2016 TW I 390,0 5.462,1 1.064,7 6.916,8 9,3 25,5 15,6 50,4 Pertumbuhan (YoY,%)

-78,1 90,5 -44,5 5,4 77,0 45,9 -21,2 18,4

Share 2016 TRW I (%)

5,6 79,0 15,4 100,0 18,4 50,6 31,0 100,0

Sumber : BKPM, diolah

Berdasarkan sektor/bidang usaha, pada triwulan I tahun

2016, lima sektor/bidang yang memberikan kontribusi

terbesar terhadap total realisasi PMA secara berurutan

adalah sektor Industri Kertas, Barang dari Kertas dan

Percetakan dengan persentase 27,5 persen, Industri

Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi 13,8 persen,

Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya 12,0

persen, Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan

Elektronik 10,1 persen dan Industri Makanan 6,8 persen.

Untuk PMDN, kontribusi terbesar berasal dari Industri

Pertumbuhan YoY terbesar

pada PMA adalah sektor

tersier, sedangkan untuk

PMDN adalah sektor

sekunder.

Sektor dengan persentase

realisasi terbesar untuk PMA

adalah sektor Industri

Kertas, Barang dari Kertas

dan Percetakan dan untuk

PMDN adalah sektor Industri

Makanan.

Page 129: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

116

Makanan 17,7 persen, Tanaman Pangan dan Perkebunan

17,4 persen, Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan

Farmasi 11,3 persen, Listrik, Gas, dan Air 10,2 persen dan

Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi 9,8 persen.

Tabel 40. Lima Besar Sektor Realisasi Investasi Triwulan I Tahun 2016 PMA PMDN

Sektor/Bidang Usaha USD juta % Thd total Sektor/Bidang Usaha Rp

Triliun % Thd total

1 Industri Kertas, Barang dari Kertas dan Percetakan

1.902,4 27,5 1 Industri Makanan 8,9 17,7

2 Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi

954,8 13,8 2 Tanaman Pangan dan Perkebunan

8,8 17,4

3 Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya

828,9 12,0 3 Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi

5,7 11,3

4 Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik

696,9 10,1 4 Listrik, Gas, dan Air 5,1 10,2

5 Industri Makanan 468,9 6,8 5 Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi

4,9 9,8

Gabungan lainnya 2.065,0 29,9 Gabungan lainnya 16,9 33,6

Jumlah / Total 6.916,8 100,0 Jumlah / Total 50,4 100,0 Sumber: BKPM, diolah

Realisasi Per Lokasi

Berdasarkan lokasi per wilayah, pertumbuhan realisasi

PMDN terbesar terjadi di Sulawesi dengan

pertumbuhan sebesar 2.365,1 persen diikuti Kalimantan

sebesar 119,1 persen. Berdasarkan kontribusinya, Jawa,

Kalimantan, dan Sumatera memberikan sumbangan

terbesar pada triwulan I tahun 2016 yaitu 68,4 persen,

25,4 persen dan 10,2 persen.

Tabel 41. Pertumbuhan dan Share Realisasi Investasi PMDN Triwulan I 2016 Berdasarkan Lokasi (Rp Triliun)

Tahun LOKASI

Total Sumatera Jawa Bali & NT Kalimantan Sulawesi Maluku Papua

2010 4,2 35,1 2,1 14,6 4,3 0 0,2 60,6

2011 16,3 37,2 0,4 13,5 7,2 0 1,4 76

2012 14,3 52,7 3,2 16,7 4,9 0,3 0,1 92,2

2013 22,9 66,5 4,4 28,7 3,6 1,1 0,9 128,2

2014 29,6 97,1 0,5 21,4 7,1 0,2 0,3 156,1

2015 37,8 103,8 2,9 20 13,7 0 1,3 179,5

Pada triwulan I tahun 2016,

pertumbuhan YoY realisasi

PMDN terbesar terjadi di

Sulawesi.

Page 130: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

117

Tahun LOKASI

Total Sumatera Jawa Bali & NT Kalimantan Sulawesi Maluku Papua

2015 trw I 8,8 28,1 0,1 5,3 0,1 0 0 42,5

2016 trw I 5,1 31,6 0,1 11,7 1,9 0 0 50,4

Pertumbuhan (YoY, %)

-41,5 12,2 -49,5 119,1 2,365,1 -100 -99,5 18,4

Share trw I 2016 10,2 68,4 0,1 25,4 4 0 0 100

Sumber : BKPM, diolah

Untuk PMA pertumbuhan triwulan I tahun 2016

dibandingkan triwulan I tahun 2015 mengalami

pertumbuhan sebesar 5,4 persen dengan pertumbuhan

positif terjadi di Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara,

dan Maluku. Lokasi lainnya yaitu Kalimantan, Sulawesi,

dan Papua mengalami pertumbuhan negatif. Secara

sumbangan, pada triwulan I tahun 2016 pulau Jawa,

Sumatera, dan Kalimantan dan memberikan sumbangan

terbesar yaitu 51,1 persen, 29,0 persen dan 7,0 persen.

Tabel 42. Pertumbuhan dan Share Realisasi Investasi PMA Triwulan I 2016 Berdasarkan Lokasi (USD Miliar)

TAHUN LOKASI

Total Sumatera Jawa

Bali & NT

Kalimantan Sulawesi Maluku Papua

2010 0,7 11,5 0,5 2 0,9 0,2 0,3 16,2

2011 2,1 12,3 1 1,9 0,7 0,1 1,3 19,5

2012 3,7 13,7 1,1 3,2 1,5 0,1 1,2 24,6

2013 3,4 17,3 0,9 2,8 1,5 0,3 2,4 28,6

2014 3,8 15,4 1 4,7 2,1 0,1 1,4 28,5

2015 3,7 15,4 1,3 5,8 1,6 0,3 1,2 29,3

2015 trw I 1 3,3 0,2 1,2 0,5 0 0,3 6,6

2016 trw I 2 3,5 0,3 0,3 0,5 0,1 0,3 6,9

Pertumbuhan (YoY, %)

104,6 5,9 49,7 -74,2 -4,2 57,4 -19,5 5,4

Share trw I 2016

29 51,1 4 4,5 7 0,7 3,7 100

Sumber : BKPM, diolah

Berdasar lokasi menurut provinsi, pada triwulan I tahun

2016 untuk PMDN, empat dari lima besar lokasi investasi

yang diminati terletak di Pulau Jawa, dengan kontribusi

Pada triwulan I tahun 2016,

pertumbuhan YoY realisasi

PMA terbesar terjadi di

Sumatera.

Pulau Jawa merupakan

lokasi PMDN dan PMA yang

paling diminati.

Page 131: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

118

realisasi PMDN terbesar yaitu Jawa Timur sebesar 25,9

persen.

Tabel 43. Lima Besar Lokasi Realisasi Investasi Triwulan I Tahun 2016 PMA PMDN

Lokasi (Propinsi) USD Juta % Thd Total Lokasi (Propinsi) Rp Triliun % Thd Total

Sumatera Selatan 1.891,9 27,4 Jawa Timur 13,0 25,9

Jawa Barat 1.616,7 23,4 Kalimantan Tengah 6,3 12,4

Banten 900,7 13,0 Jawa Barat 6,1 12,1

DKI Jakarta 550,9 8,0 Jawa Tengah 5,3 10,5

Sulawesi Tengah 342,2 4,9 Banten 4,3 8,5

Gabung Lainnya 1.614,4 23,3 Gabung Lainnya 15,4 30,7

Jumlah 6.916,8 100,0 Jumlah 50,4 100,0 Sumber : BKPM, diolah

Untuk PMA, lima lokasi dengan realisasi paling besar

berturut-turut adalah Sumatera Selatan, Jawa Barat,

Banten, DKI Jakarta, dan Sulawesi Tengah dengan

sumbangan realisasi PMA terbesar berasal dari Sumatera

Selatan sebesar 27,4 persen.

Realisasi per Negara

Tabel 44. Lima Besar Negara Asal Realisasi Investasi PMA Triwulan I Tahun 2016

Negara USD Juta %Terhadap Total

Singapura 2.863,1 41,4

Jepang 1.590,0 23,0

Hongkong, RRT 506,8 7,3

R. R. Tiongkok 464,6 6,7

Belanda 266,9 3,9

Gabung Lainnya 1.225,4 17,7

Jumlah 6.916,8 100,0 Sumber : BKPM, diolah

Pada triwulan I tahun 2016, empat dari lima besar negara

asal investasi PMA merupakan negara-negara di Asia,

yaitu: 1) Singapura, dengan nilai investasi sebesar

USD2.863,1 juta atau 41,4 persen dari total realisasi

investasi PMA; 2) Jepang dengan nilai USD1.590,0 (23,0

persen); 3) Hong Kong dengan nilai USD506,8 juta (7,3

persen); 4) R. R. Tiongkok dengan nilai realisasi investasi

USD464,6 juta (6,7 persen). Belanda berada di peringkat

ke-5 dengan nilai USD266,9 Juta atau 3,9 persen dari total

realisasi investasi PMA.

Singapura merupakan

Negara asal investasi PMA

terbesar pada triwulan I

tahun 2016

Page 132: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

119

Page 133: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

120

PERKEMBANGAN MONETER DAN KEUANGAN

Page 134: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

121

PERKEMBANGAN MONETER DAN KEUANGAN

Page 135: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

122

PERKEMBANGAN INDIKATOR MONETER

Penurunan pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2016

sebesar 4,92 persen tidak diiringi dengan penurunan

inflasi. Sebaliknya, angka inflasi mengalami peningkatan

tipis menjadi 4,45 persen pada akhir Maret 2016.

Sementara itu, nilai tukar Rupiah mengalami penguatan

dengan rata-rata Rp13522 per USD selama triwulan I

tahun 2016 dimana sebelumnya Rp13768 per USD selama

triwulan IV tahun 2015.

Di tengah perlambatan ekonomi dunia, kinerja pasar

modal Indonesia cukup kondusif dibanding negara lain,

hal ini tercermin pada IHSG yang menguat 4,1 persen

dibanding triwulan IV tahun 2015. Penguatan indeks

saham ini terutama disebabkan oleh sentimen positif dari

penguatan nilai tukar Rupiah. Selama triwulan I tahun

2016, IHSG mencapai titik terendahnya pada level 4414,1

di akhir Januari 2016.

Tingkat Inflasi

Indonesia mengalami peningkatan inflasi jika

dibandingkan dengan akhir triwulan sebelumnya secara

tahunan (YoY). Tingkat inflasi hingga akhir triwulan I

tahun 2016 tercatat 4,45 persen (YoY) dengan IHK 123,8.

Akan tetapi secara bulanan (MtM) mengalami

penurunan. Meskipun dampak El-Nino masih dirasakan di

beberapa wilayah hingga awal tahun 2016, namun secara

keseluruhan stabilitas harga bahan pokok masih

terkendali. Inflasi tahunan (YoY) Indonesia pada bulan

Januari-Maret 2016 masing-masing sebesar 4,14 persen,

4,42 persen, dan 4,45 persen. Secara bulanan (MtM),

Indonesia mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,51

persen, -0,09 persen, dan 0,19 persen (Tabel 55). Inflasi

tahunan pada akhir triwulan I tahun 2016 (Maret 2016)

merupakan inflasi bulan Maret terendah sejak tahun

2012.

Secara YoY, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2016 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya, akan tetapi tingkat inflasi meningkat tipis pada periode yang sama.

Rata-rata IHSG selama triwulan I tahun 2016 menguat dibanding triwulan sebelumnya.

Secara YoY, pergerakan inflasi pada triwulan I tahun 2016 meningkat, namun tetap terkendali pada kisaran 4±1 persen.

Page 136: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

123

Tabel 45. Tingkat Inflasi Domestik Triwulan I- 2016

Persentase (%)

Januari Februari Maret

Year-on-Year 4,14 4,42 4,45

Month-to-month 0,51 -0,09 0,19

Tahun kalender 0,51 0,42 0,62

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah kembali

Berdasarkan komponennya, secara tahunan (YoY), inflasi

terendah pada Maret tahun 2016 dimiliki oleh komponen

inflasi harga diatur Pemerintah, sebesar 2,76 persen yang

menurun dibandingkan bulan sebelumnya dimana Januari

dan Februari 2016 masing-masing sebesar 3,48 persen dan

3,98 persen. Adapun inflasi inti mengalami pergerakan

yang cukup stabil di triwulan I tahun 2016. Sementara itu,

inflasi harga bergejolak cenderung meningkat. Berbeda

halnya secara tahunan, ketiga komponen inflasi pada akhir

Maret tahun 2016, secara bulanan (MtM) mengalami

penurunan dibanding Januari 2016 (Tabel 46).

Tabel 46. Tingkat Inflasi Domestik berdasarkan Komponen

Komponen YoY MtM

Januari Februari Maret Januari Februari Maret

Inti 3,62 3,59 3,5 0,29 0,31 0,21

Bergejolak 6,77 7,87 9,59 2,4 -0,68 0,75

Diatur pemerintah 3,48 3,98 2,76 -0,55 -0,78 -0,35

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah kembali

Selama triwulan I tahun 2016, sumbangan deflasi

berdasarkan komponen paling banyak terjadi pada bulan

Februari 2016 terutama pada komponen harga

bergejolak dengan sumbangan deflasi sebesar 0,12

persen dan harga diatur pemerintah dengan sumbangan

deflasi sebesar 0,15 persen (Tabel 47). Sementara itu,

sumbangan inflasi inti masih stabil dengan sumbangan

selama Januari-Maret 2016 masing-masing sebesar 0,17

persen, 0,18 persen, dan 0,12 persen.

Terkendalinya inflasi tahun terutama didorong oleh rendahnya tingkat inflasi pada komponen harga diatur pemerintah.

Share inflasi inti dan harga bergejolak terhadap inflasi bulanan cenderung menurun selama Januari-Maret 2016.

Page 137: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

124

Tabel 47. Inflasi berdasarkan Sumbangan (Share) Tahun 2015

Komponen Persentase (%)

Januari Februari Maret

UMUM (headline) 0,51 -0,09 0,19

Inti 0,17 0,18 0,12

Bergejolak 0,45 -0,12 0,14

Diatur Pemerintah -0,11 -0,15 -0,07

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah kembali

Terkendalinya tingkat inflasi selama triwulan I tahun 2016

terutama disumbang oleh deflasi yang terjadi pada

kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan

(tabel 48). Komoditas yang dominan memberikan

sumbangan deflasi antara lain tarif angkutan udara dan

bensin. Hal ini merupakan dampak dari kebijakan

penurunan harga BBM. Sebaliknya, kelompok makanan

jadi, minuman, rokok, dan tembakau serta kelompok

bahan makanan menyumbang inflasi tertinggi pada bulan

Januari dan Maret 2016, yang bersumber dari naiknya

harga mie, rokok, cabai merah, dan bawang merah.

Tabel 48. Share Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Pembentukan Inflasi Bulanan

Kelompok Pengeluaran persentase (%)

Januari Februari Maret

UMUM (headline) 0,51 -0,09 0,19

Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0.21 -0,03 -0,04

Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 0,01 0,01 0

Kesehatan 0,01 0,01 0,01

Sandang 0,02 0,04 0,04

Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 0,13 -0,11 -0,02

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,09 0,11 0,06

Bahan Makanan 0,46 -0,12 0,14

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah kembali

Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan menyumbangkan deflasi terhadap pembentukan inflasi bulanan triwulan I tahun 2016.

Page 138: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

125

Inflasi tahunan (YoY) tertinggi selama Januari-Maret 2016

masing-masing terjadi pada Tual (7,8 persen), Sorong (7

persen), dan Cilegon (8,6 persen) (Lampiran 1).

Sementara itu, inflasi bulanan (MtM) tertinggi terjadi

pada Sibolga (1,8 persen), Tanjung Pandan (1,0 persen),

dan Bukittinggi (1,2 persen). Adapun daerah dengan

tingkat inflasi terendah secara tahunan (YoY) selama

Januari-Maret 2016 dialami oleh Tanjung Pandan dan

Watampone. Sementara itu, secara bulanan (MtM) inflasi

terendah terjadi pada Gorontalo (-0,6 persen), Merauke

(-2,9 persen), dan Tanjung Pandan(-1,2 persen).

Nilai Tukar Rupiah

REER dan NEER ASEAN

Gambar 49. Real Effective Exchange Rate ASEAN-5 (2010=100)

Sumber: Bank for International Settlements

Secara riil maupun nominal, nilai tukar Rupiah relatif lebih

rendah dibandingkan negara sekawasan lainnya, namun

menunjukkan peningkatan memasuki triwulan I tahun

2016 (lihat Gambar 49 dan 50). Pada bulan Maret 2015,

nilai REER Indonesia meningkat menjadi 92,74 dibanding

bulan sebelumnya. Real Effective Exchange Rate (REER)

Indonesia berada diatas REER Malaysia yang sebesar

89,58. Sementara itu, Pada bulan Maret 2016, nilai REER

negara kawasan ASEAN tertinggi dimiliki oleh Filipina

20

40

60

80

100

120

140

Feb

-95

Jan

-96

Des

-96

No

v-9

7

Okt

-98

Sep

-99

Agu

-00

Jul-

01

Jun

-02

Mei

-03

Ap

r-0

4

Mar

-05

Feb

-06

Jan

-07

Des

-07

No

v-0

8

Okt

-09

Sep

-10

Agu

-11

Jul-

12

Jun

-13

Mei

-14

Ap

r-1

5

Mar

-16

INDONESIA THAILAND MALAYSIA FILIPINA SINGAPURA

Pada akhir Maret tahun 2016, inflasi cukup tinggi dialami oleh Cilegon, secara YoY.

Nilai tukar riil dan nominal Rupiah (REER dan NEER) tergolong lemah dibandingkan mata uang negara sekawasan.

Page 139: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

126

sebesar 114,85, disusul REER Singapura dan Thailand

masing-masing 110,38 dan 99,99.

Pergerakan nilai tukar pada triwulan I tahun 2016

menunjukkan kondisi positif. Dolar Amerika Serikat (USD)

melemah 1,8 persen terhadap Rupiah dibandingkan

triwulan sebelumnya. Pada akhir Maret 2016, posisi nilai

tukar Rupiah terhadap USD sebesar Rp13239 per USD.

Rata-rata nilai tukar Rupiah terhadap USD selama

triwulan I tahun 2016 sebesar Rp13.522 per USD

(Lampiran 2).

Gambar 50. Nominal Effective Exchange Rate ASEAN-5 (2010=100)

Sumber: Bank for International Settlements

Jumlah Uang Beredar

Uang beredar dalam arti luas (M2) pada akhir triwulan I

tahun 2016 sebesar Rp 4561,1 triliun, tumbuh melambat

7,41 persen (YoY) dibandingkan pertumbuhan pada akhir

triwulan IV tahun 2015 yang sebesar 8,9 persen (YoY)

(Gambar 51). Perlambatan tersebut terutama bersumber

dari komponen uang kuasi (simpanan berjangka dan

tabungan baik dalam rupiah maupun valas serta

simpanan giro valuta asing). Begitu juga dengan uang

beredar dalam arti sempit (M1) tumbuh melambat

menjadi 11,2 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.

Jika dilihat berdasarkan faktor yang mempengaruhi,

60708090

100110120130140150160

Jan

-98

Agu

-98

Mar

-99

Okt

-99

Mei

-00

Des

-00

Jul-

01

Feb

-02

Sep

-02

Ap

r-0

3N

ov-

03

Jun

-04

Jan

-05

Agu

-05

Mar

-06

Okt

-06

Mei

-07

Des

-07

Jul-

08

Feb

-09

Sep

-09

Ap

r-1

0N

ov-

10

Jun

-11

Jan

-12

Agu

-12

Mar

-13

Okt

-13

Mei

-14

Des

-14

Jul-

15

Feb

-16

INDONESIA SINGAPURA THAILAND MALAYSIA FILIPINA

Selama triwulan I tahun 2016, USD melemah 1,8 persen terhadap Rupiah dibandingkan triwulan sebelumnya.

Uang beredar dalam arti luas (M2) pada akhir triwulan I tahun 2016 tumbuh melambat sebesar 7,41 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.

Page 140: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

127

perlambatan pertumbuhan uang beredar terutama

disebabkan oleh melambatnya tagihan kepada sektor

lainnya berupa kredit yang pertumbuhannya melambat

menjadi 8,4 persen dibandingkan akhir triwulan IV tahun

2015 yang tumbuh 10,1 persen.

Gambar 51. Pertumbuhan Uang Beredar Triwulan I-2016

Sumber: Bank Indonesia

Respon Kebijakan Moneter

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) selama

Januari-Maret 2016 secara berturut-turut memutuskan

untuk menurunkan BI rate masing-masing sebesar 25

basis poin. Posisi BI rate hingga akhir Maret 2016 adalah

sebesar 6,75 persen poin dengan suku bunga Lending

Facility pada level 7,25 persen dan suku bunga Deposit

Facility pada level 4,75 persen. Jumlah penurunan BI rate

selama triwulan I tahun 2016 adalah sebesar 75 basis

poin. Keputusan ini didasarkan pada ruang pelonggaran

moneter yang semakin terbuka seiring dengan terus

menurunnya tekanan inflasi dan diharapkan dapat

memperkuat pelonggaran kebijakan makroprudensial

8,95%

7,75% 7,19%7,41%

12,00% 13,97%11,61%

11,19%

8,37%

6,27% 5,90% 6,33%

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

12,00%

14,00%

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

Desember Januari Februari Maret

M2 (triliun Rp) M1 (triliun Rp)

Uang Kuasi (triliun Rp) Pertumbuhan M2, %YoY

Pertumbuhan M1, %YoY Pertumbuhan Uang Kuasi, %YoY

BI memutuskan untuk menurunkan suku bunganya secara bertahap selama Januari-Maret 2016.

Page 141: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

128

dan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) yang telah

dilakukan sebelumnya.

Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan April

2016, Bank Indonesia berencana melakukan reformulasi

suku bunga kebijakan menjadi BI 7-day reverse repo rate.

Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan efektivitas

transmisi kebijakan moneter, khususnya dalam jangka

pendek. Perubahan suku bunga kebijakan tidak

mengartikan bahwa akan terjadi suatu perubahan stance

policy pada moneter, melainkan memberlakukan tenor

yang lebih pendek (7 hari) untuk menguatkan operasi

moneter. Sementara itu pada tenor 12 bulan, BI rate akan

tetap dijaga pada posisi 6,75 persen poin.

Ada tiga hal yang perlu dicermati terkait respon kebijakan

dalam meredam fluktuasi nilai tukar rupiah, yaitu: (i)

Mempercepat realisasi pembangunan infrastruktur. Di

tengah pelemahan konsumsi dan net-ekspor, kunci

peningkatan pertumbuhan ekonomi adalah kebijakan

fiskal pemerintah. Pemerintah perlu menerapkan

kebijakan fiskal countercyclical. Pertumbuhan yang tinggi

dan membaiknya fundamental perekonomian Indonesia

merupakan kunci untuk menarik kembali kepercayaan

investor dan membangun persepsi positif pasar, sehingga

sudden capital outflow dapat dihindari; (ii) Meningkatkan

ekspor produk manufaktur, prioritas impor untuk barang

modal yang sifatnya produktif. Current Account Deficit

(CAD) yang sehat merupakan syarat bagi rupiah untuk

kembali menggeliat. Namun, pemerintah jangan terlena

dengan CAD yang membaik, tanpa melihat komposisi

didalamnya. Peningkatan ekspor harus menjadi modal

utama perbaikan CAD. Sementara impor dapat

diprioritaskan untuk membeli barang modal terutama

yang mendukung pembangunan infratsruktur; (iii)

Manajemen ekspektasi penting. Meningkatkan kualitas

komunikasi publik untuk menciptakan optimisme dan

mengurangi rasa panik di masyarakat. Hal ini bisa

Bank Indonesia berencana untuk mereformulasi suku bunga kebijakan menjadi BI 7-day (reverse) repo rate yang akan diterapkan pada Agustus 2016.

Pemerintah tetap siaga memantau fundamental ekonomi untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.

Page 142: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

129

dilakukan dengan menyampaikan capaian yang sudah

dilakukan pemerintah secara berkala, terutama terkait

dengan proyek-proyek besar.

Koordinasi kebijakan antara Pemerintah dan Bank

Indonesia akan terus diintensifkan untuk menjaga

stabilitas makroekonomi. Ke depan, kebijakan moneter

tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas makroekonomi

dan stabilitas sistem keuangan melalui penguatan bauran

kebijakan di bidang moneter, makroprudensial, dan

sistem pembayaran. Kebijakan moneter akan tetap

secara konsisten diarahkan untuk mengendalikan inflasi

menuju sasarannya dan defisit transaksi berjalan ke

tingkat yang lebih sehat.

SEKTOR PERBANKAN Gambar 52. Perkembangan Kinerja Bank Umum di Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Catatan : Angka triwulan I merupakan angka bulan Februari 2016

Stabilitas sistem keuangan terjaga, ditopang oleh

ketahanan sistem perbankan dan kinerja pasar keuangan

yang semakin baik. Rasio kecukupan modal (Capital

Adequacy Ratio/CAR) kembali mengalami peningkatan.

CAR pada bulan Februari 2016 adalah sebesar 21,93

persen, meningkat 0,54 persen dibanding triwulan

sebelumnya (QtQ). Untuk rasio kredit bermasalah (Non

Performing Loan/NPL) pada bulan Februari 2016 masih

74,00

76,00

78,00

80,00

82,00

84,00

86,00

88,00

90,00

92,00

94,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

Q1

:20

12

Q2

:20

12

Q3

:20

12

Q4

:20

12

Q1

:20

13

Q2

:20

13

Q3

:20

13

Q4

:20

13

Q1

:20

14

Q2

:20

14

Q3

:20

14

Q4

:20

14

Q1

:20

15

Q2

:20

15

Q3

:20

15

Q4

:20

15

Q1

:20

16

CA

R, N

PL

(pe

rse

n)

LDR CAR NPL

LDR

(pe

rse

n)

Koordinasi kebijakan antara Pemerintah dan Bank Indonesia akan terus diintensifkan.

Stabilitas sistem keuangan terjaga, ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan kinerja pasar keuangan yang semakin baik.

Page 143: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

130

dalam batas yang aman yaitu sebesar 2,87 persen. Angka

tersebut mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,39 persen

dibanding triwulan sebelumnya (QtQ). Loan to Deposit

Ratio (LDR) mengalami sedikit penurunan sebesar 2,61

persen pada bulan Februari 2016 dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya (QtQ) menjadi 89,50 persen.

Gambar 53. Perkembangan Dana Pihak Ketiga dan Kredit di Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) industri perbankan

kembali mengalami perlambatan pertumbuhan. DPK

pada Bulan Februari tahun 2016 tercatat sebesar

Rp4.437,5 triliun atau tumbuh sebesar 6,89 persen

dibanding tahun lalu (YoY). Pada Februari tahun 2016,

kredit tercatat sebesar Rp3.998,1 triliun. Jumlah tersebut

mengalami pertumbuhan sebesar 8,11 persen dibanding

tahun sebelumnya (YoY). Rasio kredit terhadap dana

pihak ketiga (LDR) pada Februari 2016 masih tercatat

sekitar 90 persen. Hal tersebut masih berpotensi

membatasi ruang pertumbuhan kredit yang diberikan

perbankan kepada masyarakat.

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

0.00

500.00

1,000.00

1,500.00

2,000.00

2,500.00

3,000.00

3,500.00

4,000.00

4,500.00

5,000.00

Q1

:20

13

Q2

:20

13

Q3

:20

13

Q4

:20

13

Q1

:20

14

Q2

:20

14

Q3

:20

14

Q4

:20

14

Q1

:20

15

Q2

:20

15

Q3

:20

15

Q4

:20

15

Q1

:20

16

DPK Kredit Pertumbuhan DPK (yoy) Pertumbuhan Kredit (yoy)

DP

K, K

red

it (

trili

un

Rp

)

Pe

rtu

mb

uh

an(%

)

Kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan kembali mengalami perlambatan pertumbuhan.

Page 144: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

131

Gambar 54. Perkembangan Kredit Berdasarkan Tujuan Pemakaiannya

Sumber: Bank Indonesia

Catatan : Angka triwulan I merupakan angka bulan September 2015

Walaupun secara umum mengalami perlambatan

pertumbuhan, Kredit Investasi mengalami pertumbuhan

cukup tinggi dibandingkan Kredit Modal Kerja dan Kredit

Konsumsi. Kredit Investasi tumbuh sebesar 12,60 persen

dibandingkan tahun sebelumnya (YoY) menjadi Rp1.019

triliun. Kredit Modal Kerja tumbuh sebesar 4,77 persen

dibanding tahun sebelumnya (YoY) menjadi Rp1.823

triliun. Sedangkan, Kredit Konsumsi tumbuh sebesar 9,02

persen dibanding tahun sebelumnya (YoY) menjadi

Rp1.148 triliun.

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

Q1:

2013

Q2:

201

3

Q3:

2013

Q4:

2013

Q1:

2014

Q2:

2014

Q3:

2014

Q4:

2014

Q1:

2015

Q2:

2015

Q3:

2015

Q4:

2015

Q1:

2016

KI (1.6) KMK (1.8) KK (1.10) Pertumbuhan KI Pertumbuhan KMK Pertumbuhan KK

KK

, KI,

KM

K (

trili

un

Rp

)

Per

tum

bu

han

(per

sen

)

Walaupun secara umum mengalami perlambatan pertumbuhan, Kredit Investasi mengalami pertumbuhan cukup tinggi dibandingkan Kredit Modal Kerja dan Kredit Konsumsi.

Page 145: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

XIII

LAMPIRAN

1. INFLASI DOMESTIK KABUPATEN/KOTA 2. NILAI TUKAR MATA UANG 3. INDEKS SAHAM GLOBAL 4. INDEKS HARGA KOMODITAS INTERNASIONAL 5. HARGA BAHAN POKOK NASIONAL

Page 146: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

XIV

Lampiran 1: Inflasi Domestik

Gambar 55. Inflasi YoY 82 Kabupaten/ Kota Januari-Maret 2016

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah kembali

-1,00%

0,00%

1,00%

2,00%

3,00%

4,00%

5,00%

6,00%

7,00%

8,00%

MeulabohBanda AcehLhokseumaweSibolga

Pematang SiantarMedan

Padang SidempuanPadang

Bukittinggi

Tembilahan

Pekanbaru

Dumai

Bungo

Jambi

Palembang

Lubuk Linggau

Bengkulu

Bandar Lampg

Metro

Tanjung Pandan

Pangkal Pinang

Batam

Tanjung Pinang

Jakarta

Bogor

Sukabumi

Bandung

Cirebon

Bekasi

Depok

Tasikmalaya

Cilacap

Purwokerto

Kudus

SurakartaSemarang

TegalYogyakarta

JemberBanyuwangiSumenepKediri

MalangProbolinggoMadiunSurabaya

SerangTangerang

Cilegon

Singaraja

Denpasar

Mataram

Bima

Maumere

Kupang

Pontianak

Singkawang

Sampit

Palangkaraya

Tabalong

Banjarmasin

Balikpapan

Samarinda

Tarakan

Manado

Palu

Bulukumba

Watampone

Makassar

Parepare

Palopo

Kendari

Bau-Bau

Gorontalo

Mamuju

AmbonTual

TernateManokwari

SorongMeraukeJayapura

Januari Februari Maret

Page 147: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

XV

Lampiran 1: Inflasi Domestik (lanjutan)

Gambar 56. Inflasi MtM 82 Kabupaten/ Kota Januari-Maret 2016

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah kembali

-3,00%

-2,50%

-2,00%

-1,50%

-1,00%

-0,50%

0,00%

0,50%

1,00%

1,50%

2,00%

MeulabohBanda AcehLhokseumaweSibolga

Pematang SiantarMedan

Padang SidempuanPadang

Bukittinggi

Tembilahan

Pekanbaru

Dumai

Bungo

Jambi

Palembang

Lubuk Linggau

Bengkulu

Bandar Lampg

Metro

Tanjung Pandan

Pangkal Pinang

Batam

Tanjung Pinang

Jakarta

Bogor

Sukabumi

Bandung

Cirebon

Bekasi

Depok

Tasikmalaya

Cilacap

Purwokerto

Kudus

SurakartaSemarang

TegalYogyakarta

JemberBanyuwangiSumenepKediri

MalangProbolinggoMadiunSurabaya

SerangTangerang

Cilegon

Singaraja

Denpasar

Mataram

Bima

Maumere

Kupang

Pontianak

Singkawang

Sampit

Palangkaraya

Tabalong

Banjarmasin

Balikpapan

Samarinda

Tarakan

Manado

Palu

Bulukumba

Watampone

Makassar

Parepare

Palopo

Kendari

Bau-Bau

Gorontalo

Mamuju

AmbonTual

TernateManokwari

SorongMeraukeJayapura

Januari Februari Maret

Meulaboh

Page 148: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

XVI

Lampiran 2: Nilai Tukar Mata Uang

Tabel 49. Nilai Tukar Mata Uang per USD

Negara

Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 Rata-rata

Triwulanan QtQ (%) PAB

MTM (%)

YTD (%)

YOY (%)

PAB MTM (%)

YTD (%)

YOY (%)

PAB MTM

(%) YTD (%)

YOY (%)

Indonesia 13.778,00 -0,1 -0,4 8,7 13.375,00 -2,9 -3,3 3,4 13.239,00 -1,0 -4,3 1,3 13.522,48 -1,78

Turki 2,95 1,3 1,1 21,0 2,97 0,4 1,5 18,2 2,82 -5,0 -3,6 8,5 2,94 1,14

Afrika Selatan 15,89 2,7 2,1 36,4 15,87 -0,1 2,0 36,1 14,77 -7,0 -5,1 21,7 15,81 11,04

BRIC

Brazil 4,00 1,0 1,0 49,1 4,02 0,4 1,4 41,3 3,59 -10,6 -9,3 12,4 3,90 1,31

Rusia 75,55 4,2 4,2 8,8 75,19 -0,5 3,7 21,8 66,90 -11,0 -7,8 15,0 74,47 12,62

India 67,79 2,5 2,5 9,6 68,42 0,9 3,5 10,6 66,25 -3,2 0,2 6,0 67,45 2,34

Tiongkok 6,58 1,3 1,3 5,2 6,55 -0,4 0,9 4,5 6,45 -1,5 -0,6 4,1 6,54 2,33

ASEAN-6

Singapura 1,42 0,4 0,9 5,2 1,41 -1,2 -0,4 3,2 1,35 -4,1 -4,5 -1,7 1,40 -0,38

Malaysia 4,15 -3,4 -3,4 14,3 4,20 1,3 -2,1 16,6 3,90 -7,2 -9,2 5,3 4,19 -2,05

Thailand 35,69 -0,9 -1,0 8,9 35,63 -0,2 -1,1 10,1 35,13 -1,4 -2,5 7,9 35,65 -0,52

Filipina 47,74 1,8 1,8 8,2 47,51 -0,5 1,3 7,7 45,97 -3,2 -2,0 2,8 47,23 0,76

Myanmar 1.297,60 -0,9 -0,8 26,3 1.238,40 -4,6 -5,3 19,5 1.216,00 -1,8 -7,0 12,8 1.254,52 -2,95

Negara Maju

Kawasan Euro 0,92 0,2 0,2 4,2 0,92 -0,4 -0,2 3,0 0,88 -4,5 -4,6 -5,7 0,91 -0,80

Inggris 0,70 3,4 3,7 5,8 0,72 2,4 6,2 10,9 0,70 -3,1 2,9 3,2 0,70 5,85

Jepang 121,14 0,8 0,5 3,1 112,69 -7,0 -6,5 -5,8 112,57 -0,1 -6,6 -6,3 115,36 -5,01

Korea Selatan 1.199,13 2,0 2,3 9,6 1.236,65 3,1 5,5 12,6 1.143,42 -7,5 -2,5 3,0 1.200,55 3,78

Sumber: Bloomberg, posisi akhir bulan

Page 149: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

XVII

Lampiran 3: Indeks Saham Global

Tabel 50. Indeks Saham Global

Negara

Oktober 2015 November 2015 Desember 2015 Rata-rata

Triwulanan QtQ (%) PAB

MTM (%)

YTD (%)

YOY (%)

PAB MTM

(%) YTD (%)

YOY (%)

PAB MTM (%)

YTD (%)

YOY (%)

Indonesia (IHSG) 4.615,2 0,5 0,5 -12,7 4.771,0 3,4 3,9 -12,5 4.845,4 1,6 5,5 -12,2 4.695,5 4,1

BRIC

Brazil (IBOV) 40.012,0 -7,7 -7,7 -14,6 42.762,0 6,9 -1,4 -17,7 49.986,0 16,9 15,3 -2,5 43.373,5 -6,3

Russia (RTSI) 745,3 -1,6 -1,6 1,1 768,8 3,2 1,6 -14,3 876,2 14,0 15,7 -0,5 759,5 -8,6

India (BSE) 24.870,7 -4,8 -4,9 -14,8 23.002,0 -7,5 -12,1 -21,7 25.341,9 10,2 -3,1 -9,4 24.473,1 -6,6

Tiongkok (SSEA) 2.737,6 -22,6 -22,6 -14,7 2.688,0 -1,8 -24,1 -18,8 3.003,9 11,8 -15,1 -19,9 2.910,8 -15,8

ASEAN-4

Singapura (STI) 2.629,1 -8,8 -8,8 -22,5 2.666,5 1,4 -7,5 -21,6 2.840,9 6,5 -1,5 -17,6 2.710,7 -7,4

Malaysia (KLCI) 1.667,8 -1,5 -1,5 -6,4 1.654,8 -0,8 -2,2 -9,1 1.717,6 3,8 1,5 -6,2 1.669,4 -0,3

Thailand (SETI) 1.301,0 1,0 1,0 -17,7 1.332,4 2,4 3,4 -16,0 1.407,7 5,7 9,3 -6,5 1.320,0 -3,1

Negara Maju

Amerika Serikat (DJIA)

16.466,3 -5,5 -5,5 -4,1 16.516,5 0,3 -5,2 -8,9 17.685,1 7,1 1,5 -0,5 16.671,3 -4,6

Amerika Serikat (S&P 500)

1.940,2 -5,1 -5,1 -2,7 1.932,2 -0,4 -5,5 -8,2 2.059,7 6,6 0,8 -0,4 1.952,5 -4,8

Kawasan Euro (STOXX-50)

3.045,1 -6,8 -6,8 -9,1 2.945,8 -3,3 -9,8 -18,2 3.004,9 2,0 -8,0 -18,7 2.983,0 -10,5

Jepang (N225) 6.083,8 -2,5 -2,5 -9,9 6.097,1 0,2 -2,3 -12,2 6.174,9 1,3 -1,1 -8,8 6.001,0 -4,3

Hong Kong (Hang Seng)

17.518,3 -8,0 -8,0 -0,9 16.026,8 -8,5 -15,8 -14,7 16.758,7 4,6 -12,0 -12,7 16.884,9 -11,3

Sumber: Bloomberg (diolah kembali), posisi akhir bulan

Page 150: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

XVIII

Lampiran 4: Indeks Harga Komoditas Internasional

Tabel 51. Indeks Harga Komoditas Internasional

Komoditas

Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 Rata-rata Triwulan

QtQ (%) PAB

MTM (%)

YTD (%)

YOY (%)

PAB MTM

(%) YTD (%)

YOY (%)

PAB MTM (%)

YTD (%)

YOY (%)

Beras 75,5 -1,6 -1,9 7,4 69,9 -7,5 -9,3 0,2 64,5 -7,7 -16,2 -10,9 71,6 -13,3

Gula 75,2 -13,3 -13,8 -11,2 83,3 10,8 -4,5 4,5 87,8 5,4 0,7 28,7 82,4 1,9

Gandum 75,8 2,0 2,0 -4,7 70,4 -7,1 -5,3 -14,0 74,9 6,4 0,7 -7,5 73,6 -8,2

Kacang Kedelai 58,9 0,8 1,3 -8,2 56,9 -3,3 -2,1 -17,2 60,8 6,8 4,5 -6,4 58,8 -1,2

Jagung 79,0 2,7 3,0 -9,1 74,9 -5,2 -2,4 -17,3 73,7 -1,7 -4,0 -15,7 76,9 -8,1 Minyak Mentah (Brent Oil)

31,6 -4,7 -6,8 -34,4 32,7 3,5 -3,5 -42,5 36,0 10,1 6,2 -28,1 32,1 -28,4

Minyak Mentah (WTI) 34,4

-9,0 -10,7 -29,0 35,3

2,8 -8,2 -30,2 39,2

10,9 1,9 -20,2 34,6 -26,9

Gas Alam 58,3 1,0 -2,6 -24,6 46,0 -21,2 -23,2 -39,1 49,8 8,3 -16,8 -32,3 52,6 -18,8

Emas 88,2 5,2 5,2 -13,0 97,5 10,6 16,4 1,3 97,5 0,0 16,4 4,0 93,4 1,9

Tembaga 66,8 -3,8 -3,3 -17,0 68,7 2,9 -0,4 -20,6 70,5 2,5 2,1 -20,0 68,2 -10,6

Perak 73,7 2,8 3,1 -18,0 77,1 4,6 7,8 -10,8 80,0 3,7 11,8 -7,8 77,1 -6,0

Mei 2014=100 Sumber: Bloomberg (diolah kembali), posisi akhir bulan

Page 151: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

XIX

Lampiran 5: Harga Bahan Pokok Nasional

Tabel 52. Harga Bahan Pokok Nasional

Komoditas

Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 Rata-rata

Triwulan PAB MTM

(%) YTD (%)

YOY (%)

PAB MTM

(%) YTD (%)

YOY (%)

PAB MTM

(%) YTD (%)

YOY (%)

Minyak Goreng Curah 10.350 -0,3 -0,6 -8,5 10.560 2,0 1,4 -6,2 10.820 2,5 3,9 -3,9 10.487

Daging Sapi 112.290 1,6 1,8 10,6 112.970 0,6 2,4 11,2 112.890 -0,1 2,4 11,4 112.226

Daging Ayam Broiler 33.240 -2,0 -2,8 10,5 29.790 -10,4 -12,9 9,0 29.610 -0,6 -13,4 12,3 31.859

Telur Ayam Ras 25.310 -2,5 -0,9 9,2 23.880 -5,6 -6,5 12,6 21.860 -8,5 -14,4 9,9 24.286

Tepung Terigu 9.090 0,3 0,3 3,4 9.090 0,0 0,3 3,1 9.080 -0,1 0,2 2,7 9.082

Kedelai Impor 11.090 1,1 0,9 -0,7 10.960 -1,2 -0,3 -1,7 11.000 0,4 0,1 -1,9 11.023

Kedelai lokal 11.020 -1,3 0,1 0,6 11.040 0,2 0,3 0,2 11.020 -0,2 0,1 -0,1 11.031

Beras Medium 10.890 1,5 1,7 13,1 10.890 0,0 1,7 3,9 10.850 -0,4 1,3 7,3 10.861

Gula Pasir 13.150 1,5 0,8 17,7 13.100 -0,4 0,5 17,4 13.070 -0,2 0,2 13,2 13.096

Cabai Merah Keriting 29.890 -24,5 -23,9 -17,6 36.370 21,7 -7,4 47,9 na na na na 36.531

Cabai Merah Biasa 32.360 -20,2 -17,7 6,1 39.150 21,0 -0,5 70,8 37.930 -3,1 -3,6 57,6 38.369

Bawang Merah 33.210 -7,0 -7,5 44,6 33.850 1,9 -5,7 58,3 42.540 25,7 18,5 41,8 35.097

Sumber: Kementerian Perdagangan (diolah kembali), posisi akhir bulan

Page 152: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016

Untuk memberikan hasil laporan terbaik, kami mengharapkan saran dan kritik

membangun dari pembaca.

Kritik dan saran harap dikirimkan ke alamat surat elektronik berikut

[email protected]

[email protected]

[email protected]

[email protected]

Page 153: KATA PENGANTAR - bappenas.go.id · KATA PENGANTAR Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang ... Ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2016