KATA PENGANTAR - · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ......

69

Transcript of KATA PENGANTAR - · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ......

Page 1: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,
Page 2: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat allah yang maha kuasa yang senantiasa memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kita semua hingga sampai dengan detik ini kita masih diberi kekuatan serta limpahan rahmat yang tak terhingga. Melalui penyusunan dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman berbasis komunitas, merupakan upaya masyarakat Desa jemur untuk selalu senantiasa bersemangat dan peduli akan kelangsungan lingkungan serta wilayah desa Jemur agar lebih baik.

Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman ini merupakan refleksi harapan dan tujuan dari seluruh segenap masyarakat Desa Jemur Kabupaten Kebumen, sesuai dengan visi “Mewujudkan Desa Jemur Sebagai Desa Wisata yang Mandiri dan Berwawasan Lingkungan” untuk itu ratusan warga telah berpartisipasi dalam kegiatan PLPBK ini untuk berbagi pandangan ide, saran, sebagai bagian dari proses perencanaan partisipatif.

Dalam beberapa bidang kita telah melihat perkembangan yang menggembirakan yang telah di capai dalam pembangunan Desa Jemur melalui program-program seperti P2KP mandiri dan lain sebagainya atau pun program-program langsung yang dilaksanakan oleh pemerintah Daerah.

Kita tidak perlu segan untuk senantiasa terus berusaha demi hasil yang terbaik bagi seluruh warga Desa Jemur. Memang banyak yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan, dan dokumen Rencana Penataan Permukiman ini semoga menjadi landasan, arahan, serta menjadikan konsep dasar dalam pembangunan di desa Jemur..

Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi untuk mewujudkan Dokumen RPLP ini. Walaupun masih banyak terdapat kekurangan namun besar harapan kami semoga apa yang telah dituangkan dalam dokumen ini dapat menjadi salah satu pemicu semangat warga desa Jemur dalam mewujudkan apa yang kita cita-citakan menjadi sebuah kenyataan.

Desa Jemur, 2010 Tenaga Ahli Pendamping Partisipatif

Page 3: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GRAFIK

DAFTAR GAMBAR

halaman BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG...................................................................................... 01

B. VISI DAN MISI DESA JEMUR ..................................................................... 01

C. MAKSUD dan TUJUAN……………………………….................................. 02

D. PENGERTIAN RENCANA TATA RUANG.................................................. 02

E. SISTEMATIKA PELAPORAN....................................................................... 02

BAB II DATA

A. GAMBARAN UMUM..................................................................................... 04

1. Gambaran Umum Wilayah Perencanaan ………………………………. 04

2. Letak Lokasi dan Batas Wilayah ……………………………………………… 04

3. Kondisi Fisik Dasar …………………………………………………….. 04

4. Demografi ……………………………………………………………………… 05

5. Kondisi Penggunaan Lahan ……………………………………………………. 06

6. Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya …………………………………………. 06

7. Fasilitas Umum ………………………………………………………………… 09

8. Utilitas Umum ………………………………………………………………….. 11

9. Jaringan Jalan …………………………………………………………………... 11

10. Bangunan ………………………………………………………………………. 12

B. POTENSI KAWASAN ………………........................................................... 13

1. Kondisi Fisik Dasar ................................................................................... 13

2. Kondisi Kedudukan .................................................................................. 13

C. PERMASALAHAN KAWASAN PERENCANAAN..................................... 14

D. ARAHAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN..................................... 14

E. GAGASAN PENGEMBANGAN WILAYAH ............................................... 14

F. PERAN DAN FUNGSI DESA JEMUR TERHADAP KABUPATEN

KEBUMEN ………………………………………………………………… 14

BAB III PROSES PERENCANAAN DAN SISTEM PELAPORAN …………………. 16

A. PROSES PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN

PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS DESA JEMUR ......................... 16

1. Kegiatan Pengumpulan Penyusunan Analisis ………………………….. 17

2. Langkah Kegiatan Penyusunan Kompilasi Data ………………………. 17

3. Langkah Kegiatan Penyusunan Analisa ……………………………….. 17

4. Langkah kegiatan penyusunan rancangan rencana ……………………. 20

5. Langkah Kegiatan Penyusunan Rencana ……………………………… 20

6. Langkah Kegiatan Uji Public ………………………………………….. 22

7. Tahap Persiapan Proses Perencanaan Partisipatif ……………………… 22

B. SISTEM PELAPORAN.................................................................................. 23

C. TEKNIK PENYAJIAN................................................................................... 23

BAB IV RENCANA ZONASI DESA JEMUR

A. NAMA DOKUMEN......................................................................................... 24

B. WILAYAH CAKUPAN ................................................................................. 24

C. HUBUNGAN DENGAN INSTRUMEN PERENCANAAN YANG LAIN .. 24

1. Pola Jaringan Jalan ................................................................................... 24

2. Hirarki jalan ............................................................................................... 24

D. PRINSIP PERENCANAAN............................................................................ 24

1. Maksud....................................................................................................... 24

2. Tujuan …................................................................................................... 24

E. GUNA LAHAN................................................................................................ 25

1. Guna Lahan dan Kontrol Pembangunan.................................................... 25

2. Zona Permukiman...................................................................................... 25

3. Zona Komersial Umum …………………………………..……………. 25

4. Zona Komersial Dalam Lingkungan Permukiman ………….…………. 28

5. Zona Lingkungan Umum ……………………………………………… 28

Page 4: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

6. Ruang Terbuka …………………………………………………………. 32

7. Area Reservasi …………………………………………………………. 32

8. Area Reservasi Bagi Pelebaran Jalan ………..………………………… 32

F. BATASAN PEMBANGUNAN......................................................................... 36

1. Sub Divisi ………………………………………………………………… 36

2. Guna Sementara ………………………………………………………… 36

3. Area Rawan Banjir ………………………………………………………. 36

4. Area Rawan Longsor ……………………………………………………. 36

5. Pembangunan Pada Jalan Umum ………………………………………… 36

G. ATURAN MANAJEMEN LINGKUNGAN .................................................... 39

1. Pelestarian Hutan ………………………………………………………… 39

2. Manajemen Limbah ……………………………………………………… 39

3. Efisiensi Energi, Limbah, dan Air Hujan ………………….…………….. 39

4. Lansekap dan Keaneka Ragaman Hayati ………………………………… 39

5. Pembangunan Disepanjang Daerah Aliran Sungai ………………………. 39

6. Pembangunan Didaerah Lereng Bukit …………………………………... 40

H. PERENCANAAN SOSIAL ………………………………………………… 40

BAB V RENCANA SPESIFIK PENATAAN DESA JEMUR

A. RENCANA PENGEMBANGAN PELAYANAN SOSIAL …………….….. 41

B. RENCANA PENGEMBANGAN KEGIATAN EKONOMI MIKRO............. 41

C. RENCANA PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU dan

PENGHIJAUAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN ……………………….. 45

1. Pembuatan Ruang Terbuka ……………………….…………………….. 45

2. Penataan Kawasan Bantaran Sungai …………………………………….. 46

3. Penataan Kawasan Lereng Bukit ………………………….…………….. 47

4. Penataan Kawasan Cagar Budaya Sebagai Kawasan Rekreasi …………. 47

5. Proses Penentuan Kawasan Prioritas …………………………………… 49

6. Penataan Kawasan Permukiman ……………………………………….... 51

7. Indikasi Program dan Rencana Investasi ………………………………… 51

D. RENCANA JARINGAN JALAN DAN DRAINASE ………………………. 56

BAB VI ORGANISASI PELAKSANA

A. PELAKSANA INTERNAL DESA JEMUR ………………….………..……….. 59

1. BadanKeswadayaanMasyarakat (BKM) ……………………….………………. 59

2. Tim IntiPerencanaanPartisipatif (TIPP) ……………………………..…………. 59

3. KelompokKerja (Pokja) …………………………………………………………. 60

4. Tim Narasumber ………………………………………………………………. 60

B. PELAKSANA EXTERNAL................................................................................ 60

1. Senior Fasilitator (SF) ………………………………………………………….. 60

2. TenagaAhliPendampingPerencanaan (TAPP) …………….…………………… 60

3. Tim TeknisPemda ……………………………………………..………………. 60

C. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN SURVEY ……….………….. 61

1. Proses PersiapanPenyusunanRencana ………………………………………… 61

2. Proses PenyusunanRencanaPenataanLingkunganPemukiman

BerbasisKomunitas ………………………………………………………..…… 61

3. KegiatanPengumpulanPenyusunanAnalisis ……………………………………. 61

4. LangkahKegiatanPenyusunanKompilasi Data ……………….………………… 61

5. LangkahKegiatanPenyusunanAnalisis ………………………………………….. 61

6. LangkahKegiatanPenyusunanRencana ………………………………….………. 61

7. LangkahKegiatanUjiPublik ………………………………………………….…. 62

Page 5: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

DAFTAR TABEL

Halaman BAB I

BAB II

Tabel II.1. Kependudukan Desa Jemur....................................................................................... 05

Tabel II.2. Komposisi Tenaga Kerja Desa Jemur........................................................................ 06

Tabel II.3. Komposisi Etnis Penduduk Desa Jemur..................................................................... 06

Tabel II.4. Komposisi Keyakinan Agama Desa Jemur.............................................................. 06

Tabel II.5. Komposisi Mata Pencaharian Desa Jemur.............................................................. 07

Tabel II.6. Sarana Perekonomian Di Desa Jemur........................................................................ 09

Tabel II.7. Jenis Industri di Desa Jemur...................................................................................... 09

BAB III

BAB IV

BAB V

Tabel V.1. Tabel Indikator Program dan Rencana Investasi Desa Jemur…….................................. 53

BAB VI

Tabel VI.1. Daftar Anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)............................................... 59

Tabel VI.2. Daftar Nama Tim Inti Perencana Partisipatif…………….............................................. 59

Tabel VI.3. Daftar Tim Teknis Pemda............................................................................................. 60

DAFTAR GRAFIK

Halaman BAB II

Grafik II.1. Peruntukan Lahan Desa Jemur................................................................................... 06

Page 6: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

DAFTAR GAMBAR

Halaman BAB I

BAB II

Gambar II.1. Akses Masuk Ke Desa Jemur Dari Sebelah Selatan............................................. 04

Gambar II.2. Skema Aksesibilitas WilayahAntar dusun Di desa Jemur................................... 04

Gambar II.3. Kondisi Fisik Permukiman Lereng Bukit Desa Jemur.......................................... 05

Gambar II.4. Kondisi Pemanfaatan Ladang Berupa Tanaman Singkong............................... 05

Gambar II.5. Usaha Bengkel Motor dan Jahit.............................................................................. 07

Gambar II.6. Usaha Warung......................................................................................................... 07

Gambar II.7. Sentra Industri Pengolahan Kayu di RW I............................................................ 08

Gambar II.8. Sentra Industri Tempe di RW I............................................................................... 08

Gambar II.9. Sentra Ternak Kambing dan Sapi di RW II........................................................... 08

Gambar II.10. Pengrajin Batik di RW III....................................................................................... 08

Gambar II.11. Kondisi Pengolahan Sampah Di Desa Jemur......................................................... 09

Gambar II.12. Sumur Bor Bantuan pemerintah Propinsi………….............................................. 10

Gambar II.13. MCK Umum Desa Jemur........................................................................................ 10

Gambar II.14. Masjid di RW I........................................................................................................ 10

Gambar II.15. Masjid di RW II....................................................................................................... 10

Gambar II.16. Masjid di RW I......................................................................................................... 11

Gambar II.17. Masjid di RW II...................................................................................................... 11

Gambar II.18. Saluran drainase Alami........................................................................................... 11

Gambar II.19. Saluran drainase Buatan.......................................................................................... 11

Gambar II.20. Kondisi Jalan Aspal Di Desa Jemur ....................................................................... 12

Gambar II.21. Kondisi Jalan Setapak Di Desa Jemur..................................................................... 12

Gambar II.22. Kondisi Jalan Tanah Di Desa Jemur........................................................................ 12

Gambar II.23. Bangunan Permanen................................................................................................ 12

Gambar II.24. Bangunan Non Permanen........................................................................................ 13

Gambar II.25. Bangunan Semi Permanen....................................................................................... 13

Gambar II.26. Potensi Alam Watu Ngadeg..................................................................................... 13

Gambar II.27. Potensi Alam Clowok ............................................................................................. 13

Gambar II.28. Tampak Selatan Bukit Jemur……………….......................................................... 13

Gambar II.29. Makam Mbah Prabu................................................................................................. 14

Gambar II.30. Makam Istana Kyai.................................................................................................. 14

BAB III

BAB IV

Gambar IV.1. Peta Eksisting Peruntukan Lahan............................................,................................ 26

Gambar IV.2. Peta Rencana Peruntukan Lahan.............................................................................. 27

Gambar IV.3. Peta Zona Komersial Umum.................................................................................... 29

Gambar IV.4. Peta Zona Komersial Dalam Lingkungan permukiman....................................... 30

Gambar IV.5. Peta Zona Lingkungan Umum................................................................................. 31

Gambar IV.6. Peta Ruang Terbuka................................................................................................. 33

Gambar IV.7. Peta Area Reservasi................................................................................................. 34

Gambar IV.8. Peta Area Reservasi Bagi Pelebaran Jalan.............................................................. 35

Gambar IV.9. Peta Daerah Rawan Banjir....................................................................................... 37

Gambar IV.10. Peta Daerah Rawan Longsor.................................................................................... 38

BAB V

Gambar V.1. Pelayanan Bank Sampah di desa Jemur……........................................................ 41

Gambar V.2. Industri Furniture di Rt. 01 Rw 01........................................................................... 41

Gambar V.3. Industri Pengolahan Kayu di Rt. 01 Rw. 01 ........................................................... 41

Gambar V.4. Peta Tematik ekonomi ........................................................................................... 42

Gambar V.5. Peta Tematik Lingkungan ...................................................................................... 43

Gambar V.6. Peta Tematik Lingkungan hutan Desa Jemur ...................................................... 44

Gambar V.7. PengrajinBatik di Rw 3............................................................................................ 45

Gambar V.8. Industri Rumah Olahan Tempe di rw 1 dan 2........................................................ 45

Gambar V.9. Ruang Terbuka Publik Anak di RT01 RW01......................................................... 45

Gambar V.10. Rencana Ruang Terbuka Publik Anak di RT01 RW01........................................ 45

Gambar V.11. Desain Penataan Sempadan Sungai di Wilayah RW 3......................................... 46

Gambar V.12. Metode Penanganan Lereng sungai......................................................................... 46

Page 7: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

Gambar V.13. Penanganan Jalan Pada Permukiman Lereng Bukit............................................. 47

Gambar V.14. Kesenian Jamjaneng................................................................................................ 47

Gambar V.15. Kawasan Istana kyai................................................................................................ 47

Gambar V.16. Kawasan Makam Mbah prabu............................................................................... 47

Gambar V.17. Kawasan Pohon Clowok......................................................................................... 47

Gambar V.18. Gambar Wilayah Potensi Wisata............................................................................. 48

Gambar V.19. Gambar Desa Jemur ............................................................................................... 54

Gambar V.20. Gambar Zona Wilayah Permukiman...................................................................... 55

Gambar V.21. Gambar Rencana Pembangunan Jalan Baru di DESA JEMUR........................ 56

Gambar V.22. Desain Perbaikan Jalan Utama Desa...................................................................... 57

Gambar V.23. Gambar Rencana Pembangunan Jaringan Drainase Baru.................................. 58

BAB VI

Gambar VI.1. BAGAN KOLABORASI PERENCANAAN PARTISIPATIF.................................... 61

Page 8: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemiskinandan cara pandang masyarakat dalam melihat pentingnya upaya membangun

bangsa yang madani menjadi hal penting dalam proses pembangunan masyarakat disegala

bidang, peran serta masyarakat dalam melaksanakan pembangunan masih sangat dibutuhkan

demi lancar dan suksesnya pembangunan, sehingga perlunya kesadaran disemua lapisan

masyarakat.

Pembangunan wilayah dalam suatu kawasan permukiman menuju lingkungan yang bersih

selaras dan sehat merupakan dambaan segenap masyarakat Indonesia, menjadi tanggung jawab

bagi kita semua warga bangsa Indonesia untuk bersatu padu membangun lingkungan yang

diidamkan, peran serta lapisan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam program

pembangun ini, pemerintah sebagai pengayom dan pelayan masyarakat menjadi partner yang

harus selalu bekerjasama bersatu padu demi suksesnya program-program yang berbasis

komunitas.

Program ”Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas” atau disingkat

PLP-BK merupakanpeningkatan dari P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan)

untuk tingkat kawasan / lingkungan permukimandengan penekanan khusus pada penataan

sarana lingkungan dan kualitas hunian yang direncanakan dan dibangun denganpendekatan

kolaboratif antara bottom up approach (partisipasi masyarakat) dan top down approach

(partisipasi pemda danstakeholders lainnya).

Sebagai program peningkatan dari P2KP, prinsip-prinsip dasar P2KP, pendekatan

TRIDAYA dan good governancetetap dipertahankan keterpaduannya dengan tujuan

mewujudkan pembangunan berbasis komunitas (community baseddevelopment) yang

berkelanjutan (sustainable). Untuk mewujudkan ”keberlanjutan” (sustainability) pembangunan

permukimanseperti yang diharapkan, dibutuhkan tiga syarat utama, yakni:

Perubahan perilaku (attitude)

Pengelolaan masyarakat sendiri (self community management)

Inovasi dan kreativitas masyarakat (enterpreneurship)

Desa Jemur sebagai salah satu Desa penerima Pilot Project Neighbourhood Development

atau PLP-BKdiharapkan telah memenuhi tiga syarat utama di atas, dikarenakan telah berproses

dari masyarakat yang digolongkan tidakberdaya menjadi masyarakat yang mandiri (menuju

madani) seperti saat ini. Dengan demikian, masyarakat Desa Jemurdiharapkan telah melakukan

latihan-latihan (exercises) perubahan prilaku / cara pandang ke arah yang lebih

baik,berorganisasi, pemrograman dan perencanaan kegiatan dan yang terakhir adalah latihan

melakukan channeling.

Dengan modal sosial di atas, dalam program PLP-BK ini masyarakat Desa Jemur diajak

untuk berencana membangun tatanan kehidupan berdasarkan visi masa depan yang dibangun

bersama. Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK, secara umum disebutkan tujuan

dari PLP-BK adalah: ... mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis dengan

lingkungan hunian yang sehat, tertib, selaras,berjatidiri dan lestari. Dengan tujuan khusus yang

akan diwujudkan.

Masyarakat yang sadar pentingnya tinggal di permukiman yang tertata selaras dengan

lingkungan yang lebih luasdan tanggap bencana,Masyarakat yang berbudaya sehat, bersih, dan

tertib pembangunan. Masyarakat yang mampu secara kreatif dan inovatif melakukan

perencanaan, dan pengelolaan pembangunanlingkungan permukiman mereka.Tata kelembagaan

kelurahan yang efektif dan efisien dalam menerapkan tata kepemerintahan yang baik

(goodgovernance).

B. VISI MISI

Berkaitan dengan konsep-konsep dasar pembangunan desa jemur yang berbasis komunitas,

masyarakat sadar betul akan arti pentingnya peran serta masyarakat dalam peran serta

pembangunan,ata dasar tersebut konsep dasar pembangunan tidak terlepas dengan visi dan misi

desa menuju desa yang diinginkan.

Visi desa Jemur adalah “Mewujudkan Desa Jemur Sebagai Desa Wisata yang Mandiri dan

Berwawasan Lingkungan.

Misi desa Jemur adalah:

1. Melaksanakan pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

2. Mendayagunakan Sumber Daya Alam secara seimbang dan berkelanjutan.

3. Mengembangkan budaya lokal yang tulus dan berjati diri.

4. Meningkatkan kesadaran lingkungan yang bersih, indah, aman, dan nyaman.

Page 9: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

2  

5. Meningkatkan produktifitas sebagai peningkatan perekonomian masyarakat

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan dilakukan kajian Rencana Pembangunan Lingkungan

Permukiman (RPLP) adalah:

1. MAKSUD

RPLP sebagai alat untuk mencapai kondisi mendatang yang diinginkan dengan

memanfaatkan semaksimal mungkinkondisi eksisting yang ada dan meminimalkan dampak

negatif terhadap lingkungan fisik dan sosial, yang dituangkan dalamserangkaian program

pembangunan dilengkapi dengan estimasi besaran dan biaya yang diperlukan, sumber dana,

sertakoordinasi lembaga-lembaga terkait baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan,

monitoring dan pengawasan.

2. TUJUAN

RPLP diperlukan sebagai acuan tentang apa yang dapat dibangun, dimana letak

pembangunan, kapan perlu dibangun,besaran yang perlu dibangun, oleh semua pihak yang

membangun suatu kelurahan atau desa agar tertata dengan baik,efisien dan bermanfaat bagi

masyarakat.

RPLP merupakan alat kontrol / pengawasan bagi pembangunan yang tidak sesuai

dengan aturan dan kesepakatanmasyarakat dan menjadi pegangan bagi masyarakat, swasta,

LSM dan donor yang ingin berpartisipasi dalam pembangunanberbagai macam

infrastruktur, fasilitas serta utilitas lingkungan agar terintegrasi dan terkoordinasi dengan

bagai sesuaikebutuhan masyarakat.RPLP sebagai acuan untuk pentahapan program

pembangunan kelurahan / desa setiap tahun,sehingga pada akhirnya seluruh program

pembangunan dapat menciptakan tata ruang dan kehidupan masyarakat yangharmonis.

D. PENGERTIAN RENCANA TATA RUANG

Rencana umum tata ruang adalaha rencana pengembangan yang disiapkan secara teknis dan

non teknis, baik yang ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang

merupakan kebijaksanaan pemanfaatan muka bumi wilayah kawasan termasuk ruang diatasnya,

dan menjadi pedoman pengarahan dan pengendalian pembangunan.

Rencana tata ruang harus bersifat partisipatif dalam arti membuka kesempatan bagi peran

serta masyarakat, dinamis dan fleksibel, serta antisipatif terhadap kemajuan-kemajuan teknologi

dan juga manusiawi.

Penyusunan rencana umum tata ruang harus selalu mempertimbangkan tiga aspek pokok

yaitu aspek strategis, aspek teknis dan aspek pengelolaan. Ketiga aspek tersebut sangat

menentukan dalam menetapkan kebijaksanaan dasar pengembangan tata ruang.

E. SISTEMATIKA PELAPORAN

Pembahasan dalam penyusunan buku laporan pendahuluan ini mencakup 4 bab dengan

materi sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bagian ini menguraikan mengenai latar belakang penyusunan rencana tata

ruang desa Jemur, kemudian pada sub bab berikutnya diuraikan mengenai

maksud dan tujuan , pengertian Rencana Tata Ruang, Dasar Hukum

penyusunan rencana dan bagian akhir diuraikan mengenai sistematika laporan

pendahuluan.

BAB II : GAMBARAN UMUM WILAYAH

Dalam memahami kondisi atau karakteristik wilayah perencanaan serta potensi

dan permasalahannya maka dibahas gambaran umum wilayah perencanaan,

metode pendekatan penyusunan rencana, proses perencanaan dan sistem

pelaporan, serta membahas organisasi pelaksana dan pelaksanana kegiatan

survey.

BAB III : PROSES PERENCANAAN DAN SISTEM PELAPORAN

Dalam bab ini akan di bahas mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan

proses perencanaan dan sistem pelaporan, adapun isi dari bab ini akan di bahas

mengenai Proses Penyusunan rencana Penataan lingkungan Permukiman Berbasis

komunitas, Sistem Pelaporan, serta Teknik Penyajian

Page 10: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

3  

BAB IV : RENCANA ZONASI DESA JEMUR

Dalam membuat dasar perencanaan yang tepat sangat diperlukan perencanaan

yang menyeluruh, dengan demikian pada bab ini akan memuat beberapa sub

bagian yang mendukung hal tersebut yaitu, nama dokumen, wilayah cakupan,

hubungan dengan instrumen perencanaan yang lain, prinsip perencanaan, guna

lahan,batasan pembangunan, aturan manajemen lingkungan, perencanaan sosial,

serta rencana jaringan jalan dan drainase.

BAB V : RENCANA SPESIFIK PENATAAN DESA JEMUR

Beberapa hal yang menjadi harapan dalam mencapai perencanaan yang berhasil

tentunya harus memiliki dasar perencanaan yang terarah, pada bab ini di bahas

beberapa hal perencanaan yang diharapkan menjadi dasar dalam pembangunan

di desa Jemur yaitu, rencana pengembangan pelayanan sosial, rencana

pengembangan kegiatan ekonomi mikro, rencana penyediaan ruang terbuka

hijau dan penghijauan lingkungan permukiman, serta rencana jaringan jalan dan

drainase.

BAB VI : ORGANISASI PELAKSANA DAN PELAKSANAAN SURVEY

Suksenya sebuah proyek tentunya sangat ditentukan adanya kerja sama team

yang solid, sangat diperlukan kesadaran dari semua pihak dalam menjalankan

semua tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas terbut, pada bab ini

akan di bahas mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang

akan tertuang dalam isi papa bab ini adapun yang akan dibahas adalah

Organisasi Pelaksana, Komposisi Tenaga Ahli, serta Jadual Pelaksanaan kegiatan dan

Survey.

Page 11: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

4  

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. GAMBARAN UMUM

1. Gambaran Umum Wilayah Perencanaan

Desa Jemur merupakan wilayah Desa yang terletak di sebelah utara kota Kabupaten

Kebumen dengan jarak ± 3 Km dan jarak tempuh ± 10 menit dari pusat kota Kebumen.

Kedudukan wilayah desa jemur berada pada ketingian + 20m diatas permukaan air laut.

Wilayah desa jemur merupakan wilayah yang sebagian besar lahannya adalah daerah

perbukitan, dengan ketinggian bukit +150 m diatas permukaan laut. Dengan Kondisi alam

yang demikian menjadikannya masyarakat desa jemur banyak mengandalkan sektor

pertanian serta perladangan sebagai sumber pendapatan ekonomi, disamping sebagian

masyarakat lainnya bekerja pada sektor-sektor lainnya baik formal ataupun informal.

Gambar II.1. Akses Masuk Ke Desa Jemur Dari Sebelah Selatan

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

2. Letak Lokasi dan Batas Wilayah

Desa Jemur jika dilihat dari geografis wilayahnya merupakan wilayah desa yang diapit

oleh empat wilayah desa yang lainnya yaitu:

Sebelah Utara : Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Desa Kemangguan

yang dibatasi oleh daerah persawahan dan pegunungan.

Sebelah Selatan : Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Desa Gemeksekti

yang dibatasi oleh persawahan dan pegunungan.

Sebelah Timur : Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Desa Karangsari

yang dibatasi oleh persawahan.

Sebelah Barat : Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Desa Jemur

Kecamatan Pejagoan yang dibatasi oleh sungai Luk Ulo.

Dilihat dari batas wilayah desa jemur serta kondisi geografis yang ada, Desa jemur

memiliki potensi permasalahan yang berkaitan dengan batas wilayah di masing-masing

desa tetangga, potensi permasalahan tersebut adalah akses yang terputus pada sebagian

wilayah di desa Jemur yang diakibatkan kondisi topografi desa Jemur yang merupakan

Perbukitan, sehingga menjadi kendala tersendiri yang berakibat kurang lancarnya sistem

koordinasi antar warga di desa Jemur, hal tersebut mengharuskan warga untuk berjalan

lebih jauh sehingga harus melewati wilayah desa Gemeksekti.

Gambar II.2. Skema Aksesibilitas WilayahAntar dusun Di desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

3. Kondisi Fisik Dasar

Desa Jemur merupakan desa dengan kondisi fisik dasar lahan yang sebagian besar

adalah daerah perbukitan, terbukti dengan penggunaan area lahan terbuka yang lebih

banyak dibandingkan daerah permukiman, hal ini menjadikan wilayah desa Jemur masih

tegolong menjadi darah yang asri. Namun banyak kendala yang ada dengan kondisi tersebut

CLOWOK 

SOKAWERA KEDUNGKRACAK 

DESA GEMEKSEKTI 

SKEMA JALUR JALAN PENGHUBUNG ANTAR DUSUN DI DESA JEMUR

Page 12: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

5  

yaitu menjadikan area permukiman banyak terdapat permukiman yang berada di lereng-

lereng bukit.

Upaya-upaya pelestarian lingkungan terus di galakkan sehubungan dengan kondisi

wilayah yang berbukit, seperti halnya dengan melakukan reboisasi yang berkala yang

dilakukan bersama-sama oleh masyarakat desa Jemur.

Dengan kondisi fisik yang ada masyarakat desa Jemur banyak mengantungkan

hidupnya dengan memanfaatkan potensi alam yang ada, seperti membuka perladangan di

perbukitan tanpa merusak lingkungan yag ada. Sejarah mengatakan dahulu bukit Jemur

pernah mengalami kegndulan lahan yang diakibatkan musim kemarau dan sulitnya pasokan

air, sehingga mengakibatkan areal bukit jemur menjadi gundul, namun seiring

perkembangannya denga bantuan yang di berikan oleh pemerintah setempat dengan

program penanaman hutan gundul kembali sedikit banyak merubah wajah bukit Jemur

menjadi asri dan rimbun kembali.

Gambar II.3. Kondisi Fisik Permukiman Lereng Bukit Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Masyarakat desa Jemur sangat mengandalkan potensi alam berupa lahan-lahan

persawahan ataupun lahan perladangan yang berada di bukit Jemur, jika melihat begitu

banyaknya lahan yang dijadikan lahan produktif berupa lahan sawah dan lahan ladang

sangat berpotensi dalam mengembangkan roda perekonomian di desa Jemur, namun masih

kurangnya pengetahuan serta pelatihan–pelatihan yang kaitannya dalam upaya

memanfaatkan potensi lahan secara maksimal tanpa merusak lingkungan sehingga dapat

mendukung perekonomian keluarga.

Gambar II.4. Kondisi Pemanfaatan Ladang Berupa Tanaman Singkong

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

4. Demografi

Dari data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintahan desa Jemur, tercatat Desa jemur

memiliki jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar 2.995 jiwa, dengan pembagian seperti

telihat di tabel kependudukan.

Data Tahun 2010

1 Jumlah Penduduk 2.955 jiwa

2 Jumlah Kepala Keluarga 736 KK

3 Penduduk Perempuan 1.460 jiwa

4 Penduduk Laki-Laki 1.495 jiwa

Tabel II.1. Kependudukan Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Dari data tabel diatas dapat dilihat jumlah penduduk desa jemur lebih banyak

penduduk laki-laki namun dari data di atas dapat katakan bahwa jumlah penduduk desa

jemur berdasar jenis kelamin relatif seimbang antara jumlah penduduk perempuan dengan

jumlah penduduk laki-laki.

Berkaitan dengan kependudukan di desa Jemur mengenai sumberdaya dan sumber

mata pencaharian sangat erat kaitannya dengan sumberdaya berupa tenaga kerja yang ada di

desa Jemur sehingga jumlah tersebut dapat di kelompokan menjadi beberapa strata umur

penduduk yang ada seperti terlihat di tabel dibawah ini.

Page 13: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

6  

No Data Tahun 2010

1 Penduduk Usia 15-64 tahun 1.920 jiwa

2 Penduduk di atas 65 tahun 237 jiwa

3 Penduduk Masih Sekolah 413 jiwa

Tabel II.2. Komposisi Tenaga Kerja Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

No Etnis Tahun 2010

1 Jawa 2.955 jiwa

2 Batak 0

3 Tionghoa 0

4 Padang 0

Tabel II.3. Komposisi Etnis Penduduk Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

No Agama Tahun 2010

1 Islam 2.955 jiwa

2 Kristen Katolik 0

3 Kristen Protestan 0

4 Budha 0

5 Hindu 0

Tabel II.4. Komposisi Keyakinan Agama Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

5. Kondisi Penggunaan Lahan

Luas wilayah desa Jemur memiliki luas wilayah 231 Ha. Yang terbagi menjadi beberapa

perentukuan lahan yang ada yaitu:

- Sawah irigasi teknis 30 Ha.

- Sawah Irigasi ½ teknis 25 Ha.

- Sawah Tadah Hujan 15 Ha.

- Tegal/ Ladang 105 Ha.

- Permukiman 56 Ha.

Grafik II.1. Peruntukan Lahan Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

6. Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya

Sebagian besar masyarakat desa Jemur merupakan masyarakat pribumi asli sehingga

sangat berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian di desa Jemur seperti dapat dilihat

Kondisi sosial ekonomi di desa jemur kebanyakan mengandalkan pada sektor-sektor seperti

sektor pertanian, sektor jasa, sektor perdagangan, sektor buruh.

Sektor Pertanian : sektor pertanian di desa Jemur meliputi pertanian sawah berupa

padi serta pertanian ladang berupa palawija, pada pertania

sawah di desa Jemur membagi menjadi 3 bagian sistem

pertanian yaitu sistem irigasi teknis, irigasi ½ teknis, dan

sistem tadah hujan. Pada perladangan masyarakat banyak

memanfaatkan lahan-lahan perbukitan untuk di tanami

palawija, kopi, jagung, singkong.

Sektor Jasa : Pada sektor Jasa masyarakat desa Jemur banyak mengandalkan

pada jasa transportasi yaitu berupa sopir, becak, ojek.

Sektor Perdagangan : Pada sektor perdagangan masyarakat desa Jemur kebanyakan

mengelola perdagangan di pasar Kebumen, dalam membawa

Page 14: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

7  

hasil bumi ke pasar, biasanya berupa ubi-ubian, jagung,

kopi,dll.

Sektor Buruh : Pada sektor buruh di desa Jemur terdapat beberapa buruh yang

ada seperti buruh bangunan, buruh pertukangan, buruh tani.

Gambar II.5. Usaha Bengkel Motor dan Jahit

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Gambar II.6. Usaha Warung

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Kondisi masyarakat yang majemuk menyebabkan dinamisasi dilihat dari mata

pencaharian penduduk. Dominasi pada sektor pertanian, jasa, dan perdagangan dapat

dilihat pada tabel komposisi mata pencaharian desa Jemur di bawah ini.

No Mata Pencaharian Tahun 2010

1 Petani Pemilik 360 jw

2 Buruh Tani 238 jw

3 Pedagang 65 jw

4 Buruh / Swasta 675 jw

5 Pengrajin 3 jw

6 Pegawai Negeri 17 jw

7 Guru 41 jw

8 Jasa 238 jw

9 TNI / Polri 9 jw

10 Penjahit 17 jw

11 Tukang Batu 82 jw

12 Tukang kayu 12 jw

13 Peternak 7 jw

14 Montir 8 jw

15 Dokter 0 jw

16 Sopir 27 jw

17 Pengemudi Becak 57 jw

18 Wiraswasta 5 jw

19 Migran/ Kerja Di Luar Daerah 303 jw

Tabel II.5. Komposisi Mata Pencaharian Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Berkaitan dengan sosial ekonomi di desa Jemur terdapat potensi-potensi ekonomi

di wilayah desa Jemur yang sangat beraneka ragam hal ini terbagi di berbagai wilayah

RW yang ada di desa Jemur, terdapat 3 RW yang ada di desa Jemur di bawah ini

gambaran kondisi potensi ekonomi di tiap-tiap RW di wilayah desa Jemur

RW I

Wilayah RW I merupakan wilayah yang menjadi pusat pemerintahan desa Jemur

karena lokasi Balai Desa terletak di wilayah RW I, beberapa potensi yang ada di

wilayah tersebut diantaranya terdapat sentra industri pertukangan kayu, di sana di

produksi berbagai jenis perabot rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, ranjang, dll.

Page 15: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

8  

Pada sektor lain seperti halnya usaha jasa jahit, montir, dan usaha katering juga

terdapat di wilayah RW I.

Gambar II.7. Sentra Industri Pengolahan Kayu di RW I

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Ada beberapa potensi lain di wilayah RW I yaitu terdapat sentra industri pembuatan

getuk, tempe, dan jamu. Potensi ekonomi lainnya adalah terdapat usaha ternak

masyarakat berupa ternak kambing, sapi, ikan, dan ayam.

Gambar II.8. Sentra Industri Tempe di RW I

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

RW II

Wilayah RW II merupakan wilayah yang letaknya di sebelah timur dari wilayah RW I,

potensi ekonomi yang ada di RW II diantaranya terdapat usaha memelihara ternak

seperti ternak kambing, sapi, ikan. Demikian halnya industri rumah tangga seperti

usaha bakso, kue sumpiah kering masih dilakukan oleh sebagian warga RW II.

Gambar II.9. Sentra Ternak Kambing dan Sapi di RW II

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

RW III

Wilayah RW II merupakan wilayah yang letaknya di sebelah barat dari wilayah RW I,

potensi ekonomi yang ada di RW III diantaranya terdapat usaha memelihara ternak

seperti ternak kambing, ikan, dan sapi. Demikian halnya industri rumah tangga seperti

usaha katering, konveksi, menjahit, terdapat usaha lain yang ada di wilayah RW III

dalam upaya melestarikan budaya bangsa yaitu terdapat usaha pengrajin batik.

Gambar II.10. Pengrajin Batik di RW III

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Page 16: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

9  

No Sarana Perekonomian Tahun 2010

1 Warung 27 unit

2 Kios 1 unit

3 Toko -

4 Koperasi Simpan Pinjam -

5 Badan Kredit Desa 3 unit

6 Lumbung Desa 1 unit

Tabel II.6. Sarana Perekonomian Di Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

No Sarana Perekonomian Tahun 2010

1 Warung Makan 3

2 Angkutan 3

3 Bengkel sepeda Motor 4

4 Bengkel Sepeda 1

5 Reparasi radio dan TV 5

6 Penjahit 11

7 Pengrajin Tempe 6

8 Katering 3

9 Potong Rambut 3

Tabel II.7. Jenis Industri di Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Berkaitan dengan budaya yang ada di desa Jemur sangat kental dengan budaya

jawa yang santun terhadap norma-norma yang berlaku di kehidupan bermasyarakat, hal

tersebut memberikan pengaruh yang positif terhadap kelangsungan hidup

bermasyarakat di desa Jemur.

Diantara budaya yang ada di desa jemur terdapat kesenian jam janeng yang merupakan

kesenian musik yang bernuansa religi, karena didalamnya sarat akan ajaran-ajaran

kehidupan (agama)

7. Fasilitas Umum

a. Pengolahan Sampah

Pola pembuangan sampah yang biasa dilakukan penduduk adalah dengan cara di

bakar, dibuang kesungai atau membuat lubang-lubang yang kemudian ditimbun. Masih

minimnya sarana dan prasarana dalam menampung sampah yang dihasilkan oleh

limbah rumah tangga.

Gambar II.11. Kondisi Pengolahan Sampah Di Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Perlu pembelajaran dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan yang

didukung dengan sarana dan prasarana yang mendukung, sehingga pola hidup yang

sehat dan upaya menciptakan lingkungan yang bersih akan terwujud.

b. Air Bersih dan Air Minum

Kebutuhan air bersih penduduk dapat dipenuhi apabila diukur dengan

menggunakan standar kebutuhannya. Kondisi sumber air bersih yang ada di desa Jemur

terapat sumber air bersih bantuan dari pemerintah propinsi, namun kondisi yang ada

kurang berjalan dengan baik dalam pengelolaannya.

Page 17: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

10  

Gambar II.12. Sumur Bor Bantuan pemerintah Propinsi

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Terdapat beberapa wilayah di desa Jemur yang sudah di fasilitasi air bersih dari

PAM namun kondisi yang ada masih pada wilayah-wilayah yang ada di dataran rendah,

pada wilayah atau daerah lereng bukit masih belum dapat menikmati fasilitas tersebut.

Wilayah yang merasakan fasilitas Air PAM yaitu sebagian wilayah di RW I, sebagian

di RW II

c. MCK

Fasilitas MCK merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

bermasyakat, fasilitas tersebut diperlukan dalam upaya untuk melestarikan lingkungan

serta menjaga kebersilahan lingkungan yang ada, di desa Jemur fasilitas MCK masih

perlu di kembangkan mengingat masih adanya sebagian masyarakat yang

menggunakana sungai untuk keperluan MCK.

Terdapat beberapa fasilitas MCK umum yang ada namun jumlahnya masih kurang

jika dilihat dari prosentase jumlah penduduk yang ada, sedangkan rumah yang

memiliki fasilitas MCK pribadi belum semuannya ada.

Gambar II.13. MCK Umum Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

d. Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan yang ada di desa Jemur berupa mushola dan masjid yang

semuanya berada di tiap-tiap RW di wilayah desa jemur, mengacu pada kentalnya

nilai-nilai agama yang ada serta jumlah mayoritas pemeluk agama yang ada di desa

Jemur adalah agama Islam, menjadikan sarana peribadatan yang ada adalah mushola

dan masjid.

Gambar II.14. Masjid di RW I Gambar II.15. Masjid di RW II

(sumber: PLPBK Desa Jemur)(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Page 18: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

11  

Gambar II.16. Masjid di RW I Gambar II.17. Masjid di RW II

(sumber: PLPBK Desa Jemur)(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Pada tiap-tiap wilayah RW memiliki masjid sebagai penampung kegiatan

masyarakat yang ada, secara terus menerus kegiatan-kegiatan masyarakat yang

memerlukan tempat yang besar, banyak dilakukan di masjid, baik permasalahan

keagamaan maupun masalah umum tentang kemasyarakatan ataupun lingkungan.

8. Utilitas Umum

Dalam mengembangkan suatu kawasan keberadan utilitas sangatpenting guna

menunjang kegiatan lainnya. Air bersih, listrik, jaringan drainase, persampahan dan lainnya

merupakan faktor utama dalam pemenuhan pelayanan kebutuhan penduduk. Kebutuhan

akan utilitas umum mutlak diperlukan bagi kelangsungan kemasyarakatan di desa Jemur,

minimnya utilitas umum yang dapat menunjang aktifitas masyarakat di desa Jemur menjadi

kendala tersendiri dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan di desa jemur.

Hal yang menjadi kendala akan keberlangsungan hal tersebut adalah kurangnya

anggaran dalam memaksimalkan program-program yang ada yang kaitannya dengan

masalah utilitas umum, penanganan utilitas umum yang ada di desa Jemur masih banyak

menggunakan cara-cara konvensional atau tradisional.

Gambar II.18. Saluran drainase Alami

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Gambar II.19. Saluran drainase Buatan

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

9. Jaringan Jalan

Jaringan jalan yang ada di desa Jemur memiliki peranan yang penting dalam roda

perekonomian di desa Jemur, beberapa jenis berdasar jenis matrial yang ada dapat dibagi

menjadi 3 jenis jalan yang ada seperti.

- Jalan Aspal, jalan ini merupakan akses utama yang ada di desa Jemur, namun kondisi

yang ada sekarang ini masih perlu perbaiakan yang menyeluruh mengingat kerusakan

yang ada tergolong parah, hal tersebut mengganggu aksesibilitas menuju wilayah desa

Jemur.

Page 19: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

12  

Gambar II.20. Kondisi Jalan Aspal Di Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

- Jalan Setapak, jalan ini merupakan jalan penghubung antar warga di wilayah RT,

kondisi yang ada tergolong masih layak untuk digunakan, jalan setapak menjadi

alternatif yang sesuai mengingat kondisi wilayah desa Jemur yang berbukit sehingga

rumah-rumah penduduk yang ada terdapat di lereng-lereng bukit.

Gambar II.21. Kondisi Jalan Setapak Di Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

- Jalan Tanah, jalan ini merupak jalan tembus antar warga yang biasa dilalui oleh warga

dalam melakukakn aktifitasnya, jalan ini banyak terdapat di daerah lereng bukit, hal ini

terbentuk karena dinilai efektifitas jarak tempuh sehingga warga melaluinya, namun

jalan tersebut dapat berubah sesuai dengan kepentingan yang ada.

Gambar II.22. Kondisi Jalan Tanah Di Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

10. Bangunan

Kondisi permukiman khususnya bangunan rumah di wilayah desa Jemur sebagian besar

masyarakatnya masih menggunakan rumah-rumah dengan kategori semi permanen, kondisi ini

sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi serta topografi dari wilayah desa Jemur yang berbukit

sehingga menyulitkan dalam hal distribusi material hingga lokasi areal permukiman warga.

Kebanyakan bangunan dengan kategori tipe permanen banyak terdapat di wilayah pinggiran

jalan utama desa, untuk rumah-rumah di wilayah pedalaman dan lereng-lereng masih banyak

bangunan yang mempergunakan material campuran atau tipe semi permanen.

Gambar II.23. Bangunan Permanen

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Page 20: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

13  

Gambar II.24. Bangunan Non Permanen

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Gambar II.25. Bangunan Semi Permanen

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

B. POTENSI KAWASAN

Potensi kawasan di desa Jemur merupakan potensi yang masih sangat alami, perlu

penangan yang serius untuk menunjang proses berkembangnya perekonomian di desa Jemur,

beberapa dasar pemikiran dalam menentukan potensi kawasan yang akan di tentukan adalah

sebagai berikut:

1. Kondisi Fisik Dasar

Kawasan Perencanaan merupakan lereng perbukitan dengan ketinggian puncak bukit

mencapai 150 m diatas permukaan laut, lahan yang masih alami menjadikan potensi

tersendiri untuk merencanakan kawasan yang dinamis tanpa merusak ekosistem dan

lingkungan hidup yang ada di kawasan.

Gambar II.26. Potensi Alam Watu Ngadeg Gambar II.27. Potensi Alam Clowok

(sumber: PLPBK Desa Jemur)(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Gambar II.28. Tampak Selatan Bukit Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

2. Kondisi Kedudukan

Kawasan perencanaan merupakan kawasan yang tak berpenghuni, artinya kawasan yang

tidak ada permukiman di kawasan tersebut terdapat cagar budaya berupa makam ulama yang

dapat mendukung proses perencanaan sehingga menjadi dasar untuk mengupayakan

kegiatan penduduk untuk salah satu tujuan wisata.

Page 21: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

14  

Gambar II.29. Makam Mbah Prabu Gambar II.30. Makam Istana Kyai

(sumber: PLPBK Desa Jemur)(sumber: PLPBK Desa Jemur)

C. PERMASALAHAN KAWASAN PERENCANAAN

Beberapa permasalahan yang ada di kawasan perencanaan meliputi:

1. Jaringan jalan yang masih berupa jaringan jalan tanah. Kondisi ini menghambat interaksi

pergerakan antara lokasi perencanaan dan daerah luarnya.

2. Sistem utilitas terutama air bersih dan listrik masih menjadi kendala bagi pengembangan

kawasan ini.

3. Kurangnya informasi pengetahuan tentang pengembangan potensi wilayah yang dilakukan

oleh instansi-instansi terkait.

D. ARAHAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

1. Arahan kebijaksanaan pengembangan tata ruang

Sebagai arahan kebijaksanaan pembangunan daerah dan pengembangan tata ruang,

maka setiap pembangunan dan perencanaan daerah atau kawasan sebagai wilayah yang

lebih kecil harus mengacu pada rencana tata ruang daerah diatasnya. Dalam hal ini rencana

umum tata ruang mengacu kepada RUTRK Kabupaten Kebumen sebagai usaha untuk

kegiatan-kegiatan yang diharapkan akan berkembang di desa Jemur, maka perencanaanya

perlu secara optimal memanfaatkan :

a. Pola jaringan jalan yang ada

b. Fasilitas sosial ekonomi yang tersedia

c. Potensi fisik yang spesifik pada kawasan tertentu

Selain hal tersebut, pengembangan tata ruang harus mengusahakan pemecahan masalah

tata ruang yang ada saat ini dan mengantisipasi permasalahan di masa mendatang.

2. Kebijakanaan pengembangan fungsi kawasan

Dengan memperhatikan potensi yang dimiliki oleh desa Jemur serta sektor-sektor

kegiatan yang dominan, maka dapat diarahkan untuk mengembangkan fungsi sebagai

pengembangan pariwisata alam. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mengembangkan

potensi pariwisata di wilayah ini dengan resort-resort yang beragam.

Selain pengembangan fungsi tersebut wilayah ini juga dikembangkan sebagi kegiatan

pertanian dan peternakan.

E. GAGASAN PENGEMBANGAN WILAYAH

Ada beberapa faktor yang harus menjadi pertimbangan dalam perencanaan tata ruang

periwista di desa Jemur. Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut adalah:

1. Sistem pariwisata regional yang mencakup daerah tujuan wisata, jenis dan skala obyek

wisata yang ada.

2. Perkembangan kota-kota sekitar dan desa-desa yang terkena dampak pengaruh

pengembangan pariwisata di desa Jemur.

3. Potensi lokasi dan karakteristik penduduk.

4. Prasarana dan sarana pendukungnya.

5. Kendala-kendala lainnya baik yang bersifat strategis, teknis maupun politis.

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam melaksanakan pengembangan pariwista di desa

Jemur adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi karakteristik wilayah dan site-site yang potensial

2. Penggunaan lahan sekitar kawasan

3. Sistem jaringan jalan dan sistem kota-kota

4. Sistem pariwisata dan karakteristik wisatawan

F. PERAN DAN FUNGSI DESA JEMUR TERHADAP KABUPATEN KEBUMEN

Desa Jemur sebagai salah satu desa di wilayah kabupaten kebumen merupakan bagian

penting yang tidak bisa dipisahkan dari peran dan fungsi sebagai bagian wilayah potensial

dalam upaya mengembangkan perekonomian wilayah kabupaten Kebumen. Berbagai jenis

potensi yang dapat dikembangkan sebagai andalan wilayah desa Jemur merupakan potensi alam

Page 22: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

15  

yang sangat menarik untuk dikembangkan. Dengan kondisi alam yang masih alami yang

sebagian besar wilayahnya adalah perbukitan merupakan potensi yang menarik untuk

dikembangkan dalam meningkatkan potensi pariwisata di kabupaten Kebumen.

Dalam upaya meningkatkan peran dan fungsi wilayah di kabupaten kebumen, desa Jemur

sebagai bagian penting dalam perencanaan pengembangan wilayah tidak terlepas dari peran

masyarakat dalam mensukseskan program-program yang telah direncanakan oleh pemerintah

kabupaten. Dalam perkembangannya peran serta masyarakat desa Jemur sangat aktif dalam

upaya menjaga dan melestarikan budaya serta lingkungan di wilayah desa Jemur.

Terbukti dengan berjalannya roda pemerintahan yang baik serta meningkatnya peran serta

masyaraka dalam melaksanakan pembangunan di desa, seperti suksesnya program-program

pemerintah ataupun program-program lainnya di masyarakat.

Peranan dan fungsi merupakan bagian penting yang tidak bias dipisahkan dalam rangka

mensukseskan pembangunan di wilayah desa Jemur khususnya dan di wilayah kabupaten

Kebumen pasa umumnya, fungsi desa Jemur dalam wilayah kabupaten Kebumen antara lain

sebagai :

1. Desa Jemur merupakan bagian wilayah teritorial kabupaten Kebumen, sehingga desa Jemur

tidak terlepas dari bagian penting dalam pelaksaan roda pemerintahan di kabupaten

Kebumen.

2. Desa Jemur sebagai wilayah penyangga perekonomian di kabupaten Kebumen, mengingat

wilayah desa Jemur sebagian besar masyarakatnya adalah bertani dan berladang.

3. Wilayah desa Jemur merupakan wilayah paru-paru kabupaten Kebumen mengingat wilayah

desa Jemur sebagian besar wilayahnya adalah perbukitan yang banyak ditumbuhi pohon-

pohon besar.

4. Dengan potensi kebudayaan yang ada di wilayah desa Jemur menjadikan kesenian

tradisional berupa kesenian Jam Janeng patut untuk dilestarikan dan dibudayakan sebagai

bagian penting guna mendukung program pariwisata di wilayah kabupaten Kebumen.

5. Desa Jemur tidak dapat dipisahkan dari sejarah kabupaten Kebumen mengingat di wilayah

desa Jemur terdapat situs bersejarah berupa makam pendahulu yang merupakan bagian dari

sejarah kabupaten Kebumen.

Page 23: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

16  

BAB III

PROSES PERENCANAAN DAN SISTEM PELAPORAN

A. PROSES PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

BERBASIS KOMUNITAS DESA JEMUR

Pada proses perencanaan penyusunan rencana penataan lingkungan permukiman secara

umum desa Jemur akan dilakukan tahapan-tahapan pekerjaan sebagai berikut;

1. Kegiatan Pengumpulan Penyusunan Analisis

2. Langkah Kegiatan Penyusunan Kompilasi Data

3. Langkah Kegiatan Penyusunan Analisa

4. Langkah kegiatan penyusunan rancangan rencana

5. Langkah Kegiatan Penyusunan Rencana

6. Langkah Kegiatan Uji Public

7. Tahap Persiapan Proses Perencanaan Partisipatif

Uraian yang lebih terperinci mengenai prioses perencanaan dan ruang lingkup materi

pekerjaan dari setiap tahapan akan diuraikan dibawah ini. Dimana pada hakekatnya rincian

tersebut dijabarkan dari rincian-rincian pokok togas (TOR) proyek laporan rencana penataan

lingkungan permukiman desa Jemur.

1. Kegiatan Pengumpulan Penyusunan Analisis

Sebelum melaksanakan kegiatan pengumpulan data untuk perencanaan, perencana

harus mampu merumuskan data apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang terhadap

kedalaman materi rencana yang akan disusun. Kegiatan pengumpulan data menggunakan

metode perencanaan partisipatif.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) adalah upaya peningkatan

kualitas permukiman yang dilakukan secara holistic dan terpadu pada tingkat

kawasan/lingkungan permukiman melalui pemberdayaan manusia dengan memperhatikan

tatanan sosial kemasyarakatan, pengembangan ekonomi masyarakat, serta penataan

lingkungan dan kualitas hunian.

RPLP akan berisi informasi dasar yang terkait dengan aspek lingkungan seperti

penataan ruang, pengelolaaan dan pengadaan prasarana dan sarana lingkungan, kemudian

aspek sosial berupa kondisi pelayanan sosial masyarakat dan kelembagaan pelayanan

public serta aspek ekonomi yang akan menggali potensi dan komoditi ekonomi setempat.

RPLP diharapkan mampu mendukung transformasi menuju masyarakat madani

melalui sejumlah intervensi pembelajaran kemitraan dan sinergi antara Pemerintah,

masyarakat dan kelompok peduli setempat serta kegiatan membangun kemitraan sebagai

upaya untuk mengakses berbagai peluang dan sumber daya yang dibutuhkan masyarakat.

Rencana ini tidak hanya menghasilkan perencanaan Makro (pengembangan

lingkungan permukiman desa) dan perencanaan Mikro (Rencana Tindak Penataan

Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas berbasis Komunitas) namun juga dilakukan

Pemasaran Kawasan Prioritas yg telah memiliki RTBL berbasis komunitas.

RPLP disusun sebagai langkah pelaksanaan pengembangan lingkungan permukiman

berbasis komunitas yang tidak hanya mendukung pelaksanaan pembangunan fisik

lingkungan semata namun juga diharapkan mampu mengembangkan komunitas yang

berbasis nilai sehingga mendorong pengembangan ekonomi masyarakat.

Langkah 1 : Review Perencanaan

Review Perencanaan merupakan tinjauan terhadap dokumen perencanaan

yang bertujuan untuk mengetahui program-program Penataan Ruang di

kabupaten dari tingkat yang tertinggi yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten sampai dengan Rencana Kawasan kelurahan/Perdesaan yang

memiliki keterkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan

penyusunan RPLP.

Langkah 2 : Pemetaan Swadaya (Community-Self Survey).

Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan partisipatif dari masyarakat

untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi

dan potensi yang dimiliki sehingga dapat mengidentifikasi masalah dan

mengkompilasi pemecahannya .

Kegiatan Pemetaan Swadaya PLP BK merupakan tindak lanjut dari

kegiatan Pemetaan Swadaya pada tahap sebelumnya. Pemetaan Swadaya

PLP BK akan difokuskan pada kegiatan pengumpulan data dan peta-peta

tematik serta melakukan pengamatan lapangan untuk mencermati dan

memahami kondisi fisik/pola ruang, sosial dan ekonomi wilayah

Kelurahan/Desa saat ini.

Page 24: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

17  

Langkah 3 : Membangun Visi Atau Cita-Cita Masa Depan

Pada intinya, visi/cita-cita masa depan ini akan menguraikan gagasan,

keinginan dan harapan masyarakat untuk mewujudkan kegiatan

pembangunan wilayah kelurahan/Desa yang akan dituju pada masa

mendatang.

Proses Pemetaan Swadaya :

a. Persiapan :

TIPP dan Tim fasilitator PLP-BK menetapkan terlebih dahulu aspek-aspek yang akan

dipetakan dalam Pemetaan Swadaya sesuai dengan lingkup kerja Pokja-Pokja TIPP.

Menyiapkan daftar data dan informasi lapangan yang perlu disepakati dan disesuaikan

dengan kondisi lapangan, diantaranya

b. Pelaksanaan :

c. TIPP dibantu oleh relawan masyarakat melakukan transek serta melakukan

pengamatan lapangan dan menuangkannya dalam peta dasar/kerja.

d. TIPP mencatat kembali kondisi prasarana dan sarana lingkungan ( baik yang masih

baik atau sudah rusak) tersebut ke dalam Format Profil Prasarana dan Sarana

Lingkungan

e. TIPP dapat membuat model atau maket untuk memudahkan visualisasi kondisi

kawasan

f. TIPP juga mencatat daftar persoalan dan potensi lingkungan permukiman dengan

mengisi Format Masalah dan Potensi masyarakat serta menyempurnakan

g. Proses kesepakatan

TIPP difasilitasi oleh tim konsultan, melakukan musyawarah atau rembug warga

untuk melengkapi dan menyepakati informasi-informasi penting yang diperoleh dari

hasil pengamatan lapangan.

h. Pelaporan

Tenaga ahli pendamping dan TIPP menyusun laporan hasil kegiatan pengamatan

lapangan yang telah disepakati warga. Laporan tersebut dilengkapi peta-peta tematik

rinci dengan skala ketelitian 1:5000 dan atau 1:10000.

Peta Rona Awal

Peta rona awal adalah peta dasar yang telah dilengkapi dengan berbagai data dan

informasi terbaru. Sumber data dan informasi peta rona awal dapat diperoleh dari hasil

pemetaan Pemetaan Swadaya yang telah dilakukan dan survey lapangan yang dilakukan

Pokja TIPP.

2. Langkah Kegiatan Penyusunan Kompilasi Data

Adalah suatu tahap proses pemilihan dan pemilahan data, tabulasi data dan

pengelompokan/mensistematisasikan sesuai dengan materi yang diperlukan didalam

penyusunan laporan rencana penataan longkungan pemukiman desa Jemur. Data yang

disajikan menurut urutan sesuai dengan sistematika yang dilengkapi dengan tabel, angka-

angka, diagram dan peta, yang disusun sedemikian rupa sehingga mudah dibaca. Hasilnya

adalah buku kompilasi data, hal-hal pokok yang dikaji adalah:

a. Kedudukan kawasan perencanaan dalam konstelasi regional tentang;

b. Kebijakan pengembangan kebupaten kebumen

c. Kebijakan pengembangan kecamatan kebumen

d. Kebijakan pengembangan desa sekitar yang secara tidak langsung berhubungan

dengan perencanaan desa Jemur

e. Karakteristik daerah perencanaan

f. Orientasi geografis

g. Daya dukung fisik dasar, antara lain; topografi, hidrologi, jenis tanah dan batuan,

iklim dan curah hujan serta mitigasi bencana

h. Karakteristik ekonomi dan sosial budaya penduduk setempat, antara lain;

kependudukan , perekonomian, fasilitas, utilitas, adat istiadat dan keamanan

lingkungan.

3. Langkah Kegiatan Penyusunan Analisa

Secara keseluruhan tahap analisis ini dibagi menjadi 5 (lima) hal yaitu;

a. Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang

Rencana alokasi pemanfaatan ruang berisikan tentang rencana pengelolaan kawasan

lindung/konservasi dan rencana pengembangan kawasan budidaya/fungsi kegiatan

perkotaan. Bagaimana kegiatan perencanaan dilakukan:

- Mengenali kondisi pola ruang/peruntukan lahan eksisting berisikan:

- Tingkat kerusakan area konservasi,

- Tingkat pencemaran/kerusakan lingkungan (bila ada),

Page 25: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

18  

- Kondisi area genangan/banjir (bila ada),

- Kondisi ruang terbuka hijau,

- Kondisi ketidakteraturan perkembangan fungsi-fungsi kegiatan,

- Kecenderungan arah pergeseran peruntukan lahan

- Kondisi lahan-lahan potensial untuk pengembangan berbagai fungsi kegiatan

- Kondisi kelembagaan pengelola area konservasi, fasilitas sosial dan kelembagaan

pengelola pembangunan fungsi-fungsi kegiatan diwilayah desa.

- Hasil pemahaman di atas perlu disajikan kedalam peta yang jelas, informatif dan

mudah dipahami.

- Melakukan analisis pengembangan pemanfaatan ruang

- Manfaat rencana pembangunan bagi warga, dampak negatif pembangunan

terhadap lingkungan sekitarnya dan antisipasi konflik sosial yang akan muncul

serta mengkaji terhadap upaya pelibatan masyarakat setempat dalam pelaksanaan

kegiatan pembangunan.

- Solusi penanganan persoalan dan permasalahan dalam pengelolaan kawasan

berfungsi lindung dan pengembangan kawasan budidaya/fungsi-fungsi kegiatan

perkotaan

- Identifikasi kawasan-kawasan yang perlu diprioritaskan penanganannya,

- Analisis kebutuhan pengelolaan kawasan berfungsi lindung dan pengembangan

kawasan budidaya/fungsi-fungsi kegiatan perkotaan

- Analisis kelembagaan pengelolaan fungsi-fungsi kegiatan perkotaan.

- Menyepakati rencana alokasi pemanfaatan ruang wilayah desa

- Rencana pengelolaan kawasan lindung/area konservasi

- Rencana pengembangan kawasan budidaya/fungsi kegiatan perkotaan, berisikan;

- Rencana pengembangan perumahan,

- Rencana pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa,

- Rencana pengembangan kegiatan industri kecil/industri rumah tangga,

- Rencana pengembangan pertanian

- Rencana pengembangan ruang terbuka hijau,

- Rencana pengembangan fasilitas sosial dll,

b. Menyusun rencana pengembangan kegiatan ekonomi mikro

- Rencana penetapan sektor-sektor unggulan (perdagangan, pertanian dan

komoditinya, industri kecil/kerajinan, perikanan, pariwisata, jasa, dll) sebagai basis

kegiatan ekonomi desa

- Rencana lokasi pengembangan dan kegiatan usaha,

- Rencana pengembangan prasarana dan sarana produksi,

- Rencana pengembangan jaringan pemasaran dan

- Rencana pengembangan kelembagaan pengelola kegiatan ekonomi masyarakat.

c. Menyusun rencana jaringan jalan, saluran drainase dan jembatan.

Rencana ini menguraikan kesepakatan rencana peningkatan dan pembangunan

jaringan jalan, saluran dan jembatan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan

aksesibilitas dan mobilitas diwilayah desa dan sekaligus mengamankan wilayah yang

bersangkutan dari genangan/banjir melalui pengembangan saluran drainase yang

terintegrasi.

- Mengenali kondisi jalan, saluran dan jembatan diwilayah desa saat ini, meliputi;

- Isi kebijakan dan rencana-rencana pembangunan (jaringan jalan, saluran dan

jembatan) diwilayah Kelurahan/Desa, oleh pemerintah Kabupaten/Kota

- Kondisi (baik, sedang, buruk) jaringan jalan, saluran (drainase) dan jembatan yang

dilengkapi peta dengan skala ketelitian 1:10.000

- Fungsi/manfaat dan status jalan (jalan desa, jalan kabupaten dan jalan non status)

- Kondisi ruas-ruas jaringan jalan yang belum terintegrasi

- Arah dan pola aliran air yang perlu didukung peta topografi/kemiringan lereng.

- Kondisi saluran yang tidak terintegrasi dan berpeluang menimbulkan

genangan/banjir.

- Saluran alam (sungai) yang dapat dimanfaatkan sebagai saluran pengering.

- Kondisi lembaga pengelola dan pemeliharaan saluran drainase dan jembatan, baik

pada tingkat desa maupun tingkat komunitas.

- Melakukan analisis pengembangan jaringan jalan, saluran dan jembatan

Tahapan analisis yang perlu dilakukan, antara lain adalah:

- Mempersiapkan data, informasi, peta kerja (kondisi jaringan jalan, saluran dan

jembatan, peta persil bangunan, peta peruntukan lahan/land use dan peta kondisi

Page 26: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

19  

topografi/kemiringan lereng) dan peta rencana pembangunan jaringan jalan dan

saluran drainase kota/kabupaten.

- Mengkaji dan menyepakati kebijakan dan rencana-rencana pembangunan jaringan

jalan, jembatan dan saluran drainase kota/kabupaten yang melintasi wilayah desa

atau yang perlu diintegrasikan dengan jaringan jalan dan saluran drainase

diwilayah yang bersangkutan.

- Memetakkan pola pemanfaatan jalan dan sirkulasi kendaraan yang melintasi ruas-

ruas jalan yang dikatagorikan buruk/sangat buruk dan yang memiliki lebar

geometrik jalan relatif sempit (sesuai dengan standar perencanaan jalan lingkungan

perkotaan - SNI 03 – 1733-2004)

- Mengetahui kondisi topografi dan jenis tanah sebagai dasar untuk

merekomendasikan desain badan jalan, jembatan dan saluran drainase serta desain

konstruksi yang sesuai

- Memetakkan dan memilih ruas-ruas jaringan jalan dan saluran yang perlu

diintegrasikan ke sistem jaringan jalan dan saluran drainase Kota/Kabupaten.

- Memperkirakan dan menyepakati kebutuhan pengembangan sarana pelengkap

jalan (shelter, parkir, rambu dll).

- Melakukan analisis kebutuhan peningkatan dan pembangunan jaringan jalan,

saluran drainase dan jembatan diwilayah desa berdasarkan hasil analisis tersebut di

atas dan perlu merujuk pada ketentuan standar teknis perencanaan jalan dan

saluran drainase.

- Melakukan analisis kelembagaan pengelolaan dan pemeliharaan jaringan jalan

lingkungan dan saluran darainase pada tingkat desa dan tingkat komunitas.

- TIPP, dibawah koordinasi Tenaga ahli pendamping perencanaan partisipatif,

menyusun laporan hasil kegiatan analisis yang dilengkapi peta-peta analisis dan

berita acara kesepakatan warga.

- Menyepakati rencana jaringan jalan, saluran drainase dan jembatan.

Rencana yang perlu disepakati dan diputuskan bersama, adalah:

- Rencana peningkatan jaringan jalan,

- Rencana pembangunan jaringan jalan,

- Rencana peningkatan kondisi dan pembangunan saluran drainase dan

jembatan/gorong-gorong,

- Rencana pengembangan sarana pelengkap jalan,

d. Menyusun rencana pengembangan air bersih dan sanitasi

Pada intinya rencana ini menguraikan kesepakatan rencana peningkatan

pelayanan dan pengembangan sumber daya air bersih, sistem pengelolaan limbah

cair/MCK dan sistem pengelolaan sampah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan

pelayanan air bersih dan sanitasi diwilayah desa, sesuai kondisi lingkungan dan

kebutuhan masyarakat lokal.

Bagaimana proses perencanaan dilakukan

- Mengenali kondisi pelayanan air bersih dan sanitasi saat ini

- Melakukan analisis pengembangan air bersih dan sanitasi

- Menyepakati rencana pengembangan air bersih dan sanitasi

e. Menyusun rencana peningkatan pelayanan sosial

Menguraikan kesepakatan bersama untuk meningkatkan standar pelayanan sosial

masyarakat ditingkat komunitas dan wilayah Kelurahan/Desa, antara lain: pelayanan

pengelolaan sampah lingkungan, pelayanan air bersih, pelayanan kesehatan

masyarkat, pelayanan keamanan dan ketertiban, dan pelayanan umum lainnya.

Bagaimana proses perencanaan dilakukan:

- Mengenali kondisi pelayanan sosial saat ini

- Melakukan analisis kondisi pelayanan sosial masyarakat

- Menyepakati rencana peningkatan pelayanan sosial/publik

f. Menyusun rencana pengembangan kelembagaan pengelola dan pembangunan

kelurahan/Desa

Rencana ini, menguraikan kesepakatan bersama, untuk meningkatkan fungsi

kelembagaan desa, kelembagaan adat dan kelembagaan lainnya serta kesepakatan

untuk membentuk kelembagaan baru yang mendukung kelembagaan desa dalam

mengelola dan melaksanakan kegiatan pembangunan di wilayah Kelurahan/Desa.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan fungsi pelayanan dalam bidang perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan serta pemeliharaan pembangunan desa saat ini maupun

pada masa mendatang.

Page 27: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

20  

4. Langkah kegiatan penyusunan rancangan rencana

Sebelum penyusunan rencana final, terlebih dahulu disusun suatu alternative

rencana rancangan sebagai bahan bahasan dalam seminar konsultasi public. Rancangan

rencana tersebut merupakan rumusan kebijaksanaan dasar dalam pengembangan tata

ruang kawasan untuk sekurang-kurangnya sampai 10 tahun mendatang yang dibagi

menurut jangka waktu 5 tahunan.

Rancangan rencana antara lain akan memuat rumusan tujuan pembangunan dan

pengendalian tata ruang kawasan sesuai dengan arah pembangunan pariwisata daerah.

Rumusan kebijaksanaan dasar rencana antara lain mencakup;

a. Penentuan fungsi dan peranan kawasan wisata

b. Pengembangan tata ruang, dalam hal penentuang struktur kawasan yang optimal, pola

intensifikasi dan ekstensifikasi pemanfaatan ruang

c. Pengembangan fasilitas dan utilits dalam kaitannya dengan fungsi-fungsi yang akan

ditingkatkan.

Rumusan kebijaksanaan rencana yang akan dijabarkan dalam bentuk rancangan fisik

kawasan meliputi pengembangan konsep kawasan yang direncanakan dimasa depan yang

memberikan gambaran serta lokasi komponen-komponen utama seperti;

a. Zonasi perumahan dan pemukiman

b. Zonasi kawasan social, perdagangan,dll

c. Ruang terbuka hijau dan jalur hijau

d. Jalur transportasi

e. Zonasi mitigasi bencana

Rumusan pokok pelaksanaan pembangunan antara lain meliputi;

a. Tahap pelaksanaan pembangunan pada tiap jangka waktu 5 tahun dari setiap sector

kegiatan

b. Pembiayaan pembangunan yaitu merumuskan sumber-sumber untuk pembiayaan

rencana dan pelaksanaan pembangunan tiap fasilitas prasarana dan saranab sesuai

dengan tahapannya

c. Organisasi pelaksana pembangunan meliputi;

d. Organisasi fungsional otonom dan vertical yang bertanggung jawab atas penanganan

pelaksanaan rencana

e. Personalia yang dilibatkan

f. Kewenanagan dan tata kerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlak.

5. Langkah Kegiatan Penyusunan Rencana

Langkah kegiatan penyusunan rencana ini bertujuan menyempurnakan rancangan sesuai

dengan alternative terpilih yang disarankan/dirumuskan dalam seminar atau rapat

konsultasi pemantapan rencana daerah dan menyusun rencana final dalam bentuk buku

rencana penataan lingkungan permukiman desa Jemur yang terdiri dari uraian keterangan,

data-data dan diagram yang kesemuanya lebih lengkap dari rancangan rencana

Langkah 1: Perencanaan Makro

Rencana pengembangan lingkungan permukiman berbasis komunitas,

adalah produk perencanaan pembangunan yang disusun berdasarkan

pendekatan partisipatif. Rencana pengembangan lingkungan permukiman

pada intinya, berisi: rencana alokasi pemanfaatan ruang, rencana

pengembangan kegiatan ekonomi, rencana jaringan jalan, saluran dan

jembatan, rencana pengembangan air bersih dan sanitasi serta rencana

peningkatan pelayanan sosial/pelayanan publik dan rencana pengembangan

kelembagaan pengelolaan pembangunan desa.

Secara umum tahapan perencanaan partisipatif yang dilakukan, adalah:

a. Mengenali kondisi eksisting,

b. Melakukan analisis sebagai dasar rencana,

c. Menyepakati rencana hasil analisis.

Salah cara untuk membuat penyepakatan rencana hasil analisis dapat

dilakukan dengan menemukan tujuan, halangan, kegiatan (untuk

menyelesaikan persoalan dan menyingkirkan hambatan), menemukan

penanggung jawab kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan yang

diperlukan.

Langkah 2: Perencanaan Lingkungan Mikro / Kawasan Prioritas (RTPLP)

Perencanaan lingkungan mikro adalah perencanaan pengembangan

kawasan prioritas terpilih diwilayah Kelurahan/Desa. Secara hirarki,

perencanaan pengembangan kawasan prioritas tersebut merupakan bagian

dari Rencana Pengembangan Permukiman yang dijabarkan kedalam

Page 28: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

21  

perencanaan yang lebih rinci, pada tingkat Rencana Penataan Bangunan

dan lingkungan (RTBL). Kegiatan RTBL umumnya diselenggarakan pada

kawasan-kawasan dengan karakteristik khusus, seperti: kawasan bantaran

sungai, kawasan permukiman kumuh perkotaan, kawasan pusat

perdagangan dan jasa, kawasan bersejarah, kawasan perkampungan industri

kecil, kawasan pariwisata, kawasan sentra pertanian, dll.

Langkah 3: Melakukan Analisis Pengembangan Kawasan

Tahapan analisis yang dilakukan, adalah:

a. Melakukan penilaian dan selajutnya menyepakati isi kebijakan dan

rencana-rencana pembangunan Kota/Kabupaten dalam konteks penataan

bangunan dan lingkungan pada kawasan prioritas

b. Mengkaji dan menyepakati upaya penanganan persoalan-persoalan dan

permasalahan pembangunan setiap blok peruntukan lahan dan bangunan

pada kawasan prioritas dalam rangka mewujudkan lingkungan yang

teratur, bersih, sehat dan berjatidiri

c. Mengkaji dan menyepakati pemanfaatan potensi lahan untuk

pengembangan blok peruntukan perumahan, industri kerajinan,

pelestarian kawasan bersejarah, pariwisata dll.

d. Melakukan analisis kebutuhan dasar dan kebutuhan program

pembangunan setiap blok peruntukan pada kawasan prioritas, seperti

kebutuhan penanganan sampah, penanganan lokasi genangan/banjir,

peningkatan jalan lingkungan dan saluran, pemenuhan kebutuhan air

bersih, penataan bangunan, peremajaan kawasan, penanganan dan

pemulihan kerusakan lingkungan, pengamanan area konservasi, dll.

Kegiatan analisis ini perlu mengacu pada standar-standar teknis

perencanaan pembangunan kawasan.

e. Melakukan analisis kebutuhan pembentukan kelembagaan baru, sebagai

pengelola pembangunan pada tingkat komunitas

f. Merumuskan laporan hasil kegiatan analisis di atas yang disajikan

kedalam tulisan ringkas yang dilengkapi peta-peta analisis dan berita

acara kesepakatan. Perumusan laporan kegiatan dilakukan oleh TIPP

dibawah koordinasi tenaga ahli pendamping perencanaan partisipatif.

Langkah 4: Menyepakati rencana penataan bangunan dan lingkungan

Rencana ini, menguraikan aturan-aturan kesepakatan rencana penataan

bangunan dan lingkungan, dalam rangka mewujudkan lingkungan yang

teratur, bersih, sehat dan berjatidiri. Pada tahap ini diharapkan masyarakat

dapat memahami dan mampu secara mandiri mengelola pembangunan

lingkungan yang berkelanjutan.

Proses penyusunan rencana penataan bangunan dan lingkungan dilakukan

oleh TIPP bersama Tim Teknis Pemda dan Tim Konsultan, dengan

melibatkan BKM, perangkat desa, pokja PLP BK dan pelaku pembangunan

lainnya, melalui kegiatan diskusi-diskusi dan musyawarah warga untuk

menyepakati hasil-hasil perencanaan RTBL, yaitu:

a. Rencana pengembangan kawasan bantaran sungai

b. Rencana pengembangan kawasan kumuh pusat kota

c. Rencana pelestarian kawasan bersejarah

d. Rencana pengembangan kegiatan pariwisata

e. Rencana pengembangan kegiatan industri kecil/rumah tangga

Langkah 5: Penyusunan Rencana Detail Sub Proyek

Rencana Detail Sub Proyek merupakan rencana yang disepakati untuk

dilaksanakan sesuai dengan kawasan prioritas terpilih. Sub proyek yang

akan dipilih merupakan bagian dari rencana kawasan prioritas yang

dianggap dan disepakati untuk dibangun sebagai model atau pemicu

pengembangan kawasan terpilih.

Adapun syarat –syarat penyusunan detail yang harus dipenuhi antara lain :

a. Peta dasar desa

b. Peta Tematik yang menggambarkan rencana kawasan terpilih yang

adakan dibangun

c. Adanya Rencana kerja dan syarat

d. DED

e. RAB

Langkah 6: Proses Konsultasi Publik

Konsultasi Publik merupakan bagian penting untuk mendapatkan masukan,

perbaikan, maupun dukungan publik (dukungan teknis, maupun dukungan

Page 29: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

22  

politis). Di samping hal tersebut Konsultasi Publik bertujuan memberikan

pembelajaran kepada khalayak tentang hak dan kewajiban. Hak

menyangkut hak-hak informasi, hak ikut menentukan pilihan terhadap masa

depan lingkungannya, serta kewajiban untuk berkomitmen bersama atas

segala kemungkinan sebagai akibat proses perencanaan yang telah

dilakukan.

Langkah 7 : Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Pembangunan

Desa

Rencana ini merupakan tindak lanjut dari rencana pengembangan

permukiman tingkat desa dan rencana tata bangunan dan lingkungan pada

tingkat kawasan prioritas. Rencana program investasi ini merupakan

penjabaran dari hasil perencanaan partisipatif yang disusun sesuai jangka

waktu perencanaan, yaitu selama 5 tahun. Pada intinya, berisi kesepakatan

program-program pembangunan, sebagai berikut:

a. Indikasi Program pembangunan Kelurahan/Desa, untuk jangka waktu 5

(lima tahun) yang disusun berdasarkan hasil perencanaan partisipatif

b. Program pembangunan kawasan prioritas atau kawasan RTBLterpilih,

untuk jangka waktu 5 (lima) tahun

c. Penetapan program-program prioritas pembangunan untuk jangka

waktu satu tahun atau program tahunan pembangunan kawasan/sub

kawasan prioritas. Pada tahap awal, program prioritas terpilih, dapat

diusulkan menjadi lokasi uji coba pembangunan fisik Kelurahan/Desa.

Penyusunan RPIJM pembangunan desa, dilakukan oleh TIPP,

bersama Tim teknis pemda dan Tim Konsultan dengan melibatkan Pokja

PLP BK. BKM, Perangkat Kelurahan/Desa dan pelaku pembangunan

lainnya, melalui kegiatan diskusi dan musyawarah warga untuk

menyepakati isi RPIJM pembangunand desa.

Hasil kegiatan diskusi-diskusi dan musyawarah warga perlu

disajikan kedalam laporan ringkas yang dilengkapi berita acara

kesepakatan. Penyusunan laporan tersebut dilakukan oleh TIPP dibawah

koordinasi tenaga ahli pendamping perencanaan partisipatif.

6. Langkah Kegiatan Uji Public

Pada tahap uji publik ini, produk perencanaan pengembangan lingkungan

permukiman berbasis komunitas (PLP BK), perlu disebarluaskan keseluruh lapisan

masyarakat, antara lain melalui kegiatan Bazar, seminar, lokakarya, dll. Produk rencana

yang disebarluaskan antara lain, Peta-peta dan gambar rencana tata ruang desa dan

rencana penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan prioritas. Tujuannya adalah

untuk mendapatkan respon/tanggapan, masukan, kritikan dan saran secara tertulis.

Kegiatan uji publik ini dilakukan oleh TIPP, Tim Teknis Pemda, Tim Konsultan,

Perangkat Kelurahan, BKM dan kelompok-kelompok peduli lainnya.

7. Tahap Persiapan Proses Perencanaan Partisipatif

Tahap persiapan proses perencanaan partisipatif dilakukan untuk menyiapkan

pelaku–pelaku khususnya masyarakat luas agar paham maksud dan tujuan perencanaan.

Sehingga diharapkan dapat mendukung terjadinya perubahan nilai–nilai mengenai

pentingnya hidup dan bermukim di lingkungan yang tertata serta mampu melaksanakan

seluruh proses demi terwujudnya hal tersebut.

Langkah 1: Pelatihan TIPP

Sebelum melaksanakan tugas-tugasnya untuk menyiapkan penyusunan

RPLP, TIPP akan dilatih terlebih dahulu tentang hal – hal yang berkaitan

dengan pemetaan swadaya dan penyusunan RPLP

Langkah 2: Sosialisasi masyarakat terhadap berbagai aspek dalam pengembangan

permukiman

Langkah ini bertujuan untuk memberikan berbagai hal terkait peraturan dan

informasi yang akan mendukung penyadaran dan pemahaman masyarakat

mengenai pentingnya hidup sehat di lingkungan yang bersih, tertata,

tanggap terhadap bencana

Langkah 3 : Bimbingan dan pengutan UP - UP BKM/LKM untuk pelayanan

masyarakat.

Langkah ini bertujuan untik mendukung penguatan dan peningkatan

kapasitas UP - UP BKM/LKM untuk menjadi pusat pelayanan masyarakat

sesuai dengan bidang yang dikelolanya.

Page 30: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

23  

B. SISTEM PELAPORAN

Sistem pelaporan yang harus disiapkan oleh pihak konsultan terdiri dari 5 (lima) jenis laporan,

yang antara lain bersisi sebagai berikut;

1. Laporan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman, berisikan tentang rencana

pengembangan kawasan secara umum

2. Laporan Pendahuluan, memuat seluruh metode pendekatan, program survey, dilampiri

dengan daftar isian survey dan perlengkapan lainnya

3. Laporan Kompilasi Data, laporan ini disusun setelah mendapatkan data/informasi dari

lapangan yang memuat tanah / abngunan, data informasi mengenai pelayanan dan

sebagainya, serta informasi lain yang mendukung

4. Laporan Analisis, merupakan penilaian dari data-data yang telah disusun pada kompilasi

data, yang membantu dalam melakukan langkah penyusunan rancangan rencana

5. Laporan Rencana, yang memuat penyempurnaan rencana yang telah disusun pada laporan-

laporan sebelumnya.

C. TEKNIK PENYAJIAN

Teknik penyajian dalam penyusunan laporan rencana penataan lingkungan permukiman ini

mengikuti ketentuan sebagai berikut;

1. Huruf Times new Roman, 12pt. 1,5 spasi

2. Sampul buku

3. Ukuran kertas

4. Laporan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) berukuran A3 (plain paper)

 

Page 31: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

24  

BAB IV

RENCANA ZONASI DESA JEMUR

Pengembangan Desa Jemur diarahkan sebagai kawasan permukiman sesuai dengan fungsi

utamanya, dan penataan fungsi pendukung yang selaras dan menunjang fungsi utama tersebut.

Konsep-konsep yang digunakan mengacu pada kaidah-kaidah desain kawasan permukiman yang

kompak, humanis, berbudaya, menghormati lingkungan (back to nature), dan tanggap bencana.

A. NAMA DOKUMEN

RPLP (Rencana Pengembangan Lingkungan Permukiman)

B. WILAYAH CAKUPAN

Desa Jemur Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen.

C. HUBUNGAN DENGAN INSTRUMEN PERENCANAAN YANG LAIN

Dasar teknis serta dasar hukum yang dijadikan sebagai pertimbangan dalam penyusunan RPLP

desa Jemur adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang No.11 tahun 1974, Tentang Pengairan.

2. Undang-Undang No.5 tahun 1984, Tentang Perindustrian.

3. Undang-Undang No.9 tahun 1990, Tentang Kepariwisataan.

4. Undang-Undang No.4 tahun 1992, Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

5. Undang-Undang No.4 tahun 1992, Tentang Perumahan dan Permukiman.

6. Undang-Undang No. 24 tahun 1992, Tentang Penataan Ruang.

7. Undang-Undang No.69 tahun 1996, Tentang Pelaksanaan Peran serta Masyarakat Dalam

Penataan ruang.

8. Undang-Undang No.19 tahun 1997, Tentang Pajak Daerah.

9. Undang-Undang No.36 tahun 1998, Tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah

Terlantar.

10. Undang-Undang No.68 tahun 1998, Tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan

pelestarian Alam.

11. Undang-Undang No.38 tahun 2004, Tentang Jalan.

12. Undang-Undang No.11 tahun 2006, Tentang Peraturan Daerah.

13. Undang-Undang No.26 tahun 2007, Tentang Penataan Ruang.

14. Peraturan Pemerintah No.21 tahun 1989, Tentang Kebijakan Pembangunan Kota.

15. Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999, Tentang Analisisi Mengenai Dampak Lingkungan.

16. Peraturan Pemerintah No.10 tahun 2000, Tentang pemetaan.

17. Peraturan Pemerintah No.39 tahun 2001, Tentang Dekonsentrasi.

18. Peraturan Pemerintah No.26 tahun 2008, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

19. Keputusan Presiden No.21 tahun 1989, tentang Kebijakan Pembangunan Kota.

20. Keputusan Presiden No.32 tahun 1990, tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63/PRT/1993, tantang Garis Sempadan Sungai,

daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai, dan Bekas Sungai.

22. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

D. PRINSIP PERENCANAAN

1. Maksud

Tidak adanya pedoman perencanaan wilayah permukiman yang terstruktur

menjadikan pembangunan di wilayah desa Jemur berkembang seiring dengan kebutuhan

masyarakat tanpa adanya pedoman dasar perencanaan wilayah yang baik.

2. Tujuan

Tujuan dari pembuatan Dokumen Rencana Pengembangan Lingkungan Permukiman ini

adalah:

a. Mengkonsolidasi peraturan pembangunan dalam wilayah cakupan

b. Menciptakan kerangka acuan penggunaan lahan di desa Jemur

c. Memajukan kualitas hidup dan kesejahteraan bagi masyarakat desa Jemur

d. Menyokong pembangunan yang berwawasan lingkungan dan kerkelanjutan

e. Memaksimalkan kesempatan bagi pertumbuhan lingkungan usaha dan penyerapan

tenagan kerja khususnya pada area komersial umum.

f. Merangsang tersediannya perumahan yang terjangkau dan beragam

g. Mendorong terciptanya lingkungan permukiman yang aman dan aksesibel

Page 32: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

25  

h. Mengidentifikasi dan melindungi hal-hal yang memiliki kontribusi terhadap lokalitas,

rupa, warisan lingkungan dan budaya dari desa Jemur

E. GUNA LAHAN

Peraturan yang terdapat dalam bab ini menjelaskan jenis zona yang terdapat dalam

RPLP, jenis pembangunan yang diperbolehkan, pembangunan yang harus dikonsultasikan dan

pembangunan yang tidak diperbolehkan ditiap zonasi.

Adapun jenis-jenis wilayah zonasi yang terdapat dalam dokumen perencanaan ini adalah:

1. Guna Lahan dan Kontrol Pembangunan

Peraturan-peraturan dari zonasi harus di cermati oleh pihak pemberi otoritas dalam

menentukan pemberian izin dari permohonan pembangunan pada suatu lahan dengan zona

tertentu.

2. Zona Permukiman

Zona permukiman merupakan wilayah yang diperuntukan sebagai lahan permukiman

yang sesuai dengan kapasitas serta aturan yang sudah ditetapkan oleh dinas terkait.

Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan wilayah adalah sebagai berikut:

a. Merupakan area yang sesuai bagi pembangunan permukiman tipe rumah tinggal

b. Zona permukiman memberikan kesempatan bagi pembangunan dengan fungsi bukan

rumah tinggal, namun bentuk dan skala bangunan yang sesuai dengan lingkungan

permukiman sekitarnya.

c. Bagi area dengan luas lebih dari 1500 m2 dimungkinkan untuk dibangun perumahan

(multi unit housing)

Dalam melaksanakan pembangunan banyak aturan yang terkait serta perlu adanya

pemantauan serta izin pembangunan yang menjadi dasar dalam melaksanakan

pembangunan. Dalam hal tersebut tentunya pembangunan apa saja yang memerlukan

pemantauan dan izin dalam membangun.

a. Akomodasi

b. Rumah kontrakan.

c. Fasilitas bersama

d. Rumah tinggal berdempet(couple)

e. Rumah tinggal multi unit

f. Fasilitas pendidikan

g. Industri rumah tangga

h. Fasilitas peribadatan

i. Bangunan perkantoran umum

j. Arena rekreasi

Pembanguanan apa saja yang tidak diperbolehkan dalam zona ini?

Pembangunan yang tidak diperbolehkan adalah yang tidak termasuk dalam bagian zona

permukiman.

Page 33: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

26  

Peta IV.1. Peta Eksisting Peruntukan Lahan

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Page 34: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

27  

Peta IV.2. Peta Rencana Peruntukan Lahan

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Page 35: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

28  

3. Zona Komersial Umum

Dalam hal ini bagian mana saja dalam peta yang merupakan zona komersial umum ?

Zona dengan warna biru

Terdapat aturan-aturan yang harus ditaati dalam zona ini yaitu :

a. Merupakan area yang sesuai bagi kegiatan usaha dan komersial.

b. Zona memberikan izin bagi penggunaan lahan sesuai dengan fungsi pokok dan

penunjang dari kawasan komersial umum

c. Dalam zona ini dimungkinkan pembangunan hunian dan fungsi lain yang sesuai dengan

kesepakatan dan aturan yang berlaku.

Pembanguanan apa saja yang tidak diperbolehkan dalam zona ini?

a. Gudang penyimpanan bahan-bahan berbahaya.

b. Kawasan perumahan

c. Bangunan institusi

d. Bengkel yang berpotensi menyebabkan polusi dan rusaknya lingkungan

e. Bangunan industri besar

f. TPA sampah (Tempat Penampungan Akhir)

4. Zona Komersial Dalam Lingkungan Permukiman

Bagian mana saja dalam peta yang merupakan zona komersial dalam permukiman?

Zona dengan warna kuning.

Apa saja peraturan dalam zonasi ini?

a. Merupakan area yang sesuai bagi kegiatan usaha dan komersial skala kecil

b. Dalam zona ini dimungkinkan pembangunan hunian dan fungsi lain yang sesuai

c. Zona ini memberikan izin bagi penggunaan lahan sesuai dengan fungsi pokok dan

penunjang dari kawasan komersial dalam lingkungan permukiman.

Pembangunan apa saja yang memerlukan izin untuk ditempatkan dalam zona ini?

a. Akomodasi / penginapan

b. Fasilitas bersama

c. Periklanan

d. Tempat usaha

e. Lahan parkir komersial

f. Bangunan pendidikan

g. Industri rumah tangga

h. Fasilitas peribadatan

i. Penjual tanaman, bunga (nurseries)

Pembangunan apa saja yang tidak diperbolehkan dalam zona ini?

Yang tidak diperbolehkan adalah pembangunan selain yang telah disebutkan pada bagian di

atas.

5. Zona Lingkungan Umum

Bagian mana saja dalam peta yang merupakan zona industri umum?

Zona dengan warna ungu

Apa saja peraturan dalam zonasi ini?

a. merupakan area yang sesuai bagi kegiatan industri umum dan pergudangan.

b. Zona memberikan izin bagi penggunaan lahan sesuai dengan fungsi pokok dan

penunjang

c. Dalam zona ini dimungkinkan pembangunan hunian dan fungsi lain yang sesuai

Pembangunan apa saja yang memerlukan izin untuk ditempatkan dalam zona ini?

a. Industri kecil

b. Akomodasi / penginapan

c. Pertukangan

d. Tempat usaha

Pembangunan apa saja yang tidak diperbolehkan dalam zona ini?

Yaitu pembangunan selain dari yang telah disebutkan pada bagian di atas

Page 36: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

29  

Peta IV.3. Peta Zona Komersial Umum

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Page 37: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

30  

Peta IV.4. Peta Zona Komersial Dalam Lingkungan permukiman

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Page 38: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

31  

Peta IV.5. Peta Zona Lingkungan Umum

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Page 39: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

32  

6. Ruang Terbuka

Bagian mana saja dalam peta yang merupakan zona ruang terbuka?

Zona dengan warna hijau

Apa saja peraturan dalam zonasi ini?

Merupakan area yang sesuai dengan peruntukannya bagi ruang terbuka dan rekreasi.

Pembangunan apa saja yang tidak perlu memerlukan izin?

Instalasi fasilitas umum dan atau pekerjaan lanskap serta pertamanan yang telah disetujui

oleh otoritas yang berwenang, dan bukan berupa pembuatan bangunan.

Pembangunan apa saja yang memerlukan izin untuk ditempatkan dalam zona ini?

a. Area parkir

b. Fasilitas perawatan ruang terbuka

c. Area rekreasi

d. Panggung terbuka

e. Fasilitas rekreasi

Pembangunan apa saja yang tidak dibolehkan dalam zona ini?

Pembangunan selain dari yang telah disebutkan pada bagian di atas.

7. Area Reservasi

Bagian mana saja dalam peta yang merupakan zona area reservasi?

Zona dengan warna merah muda

Apa saja peraturan dalam zonasi ini?

Merupakan area yang dicadangkan untuk digunakan oleh pemerintah desa bagi pemenuhan

fasilitas umum yang akan datang.

Merupakan area yang diminta oleh pemerintah untuk dicadangkan unuk pembangunan

fasilitas umum dimasa yang akan datang, yang menjadi tanggung jawab pemerintah desa.

Pembangunan apa saja yang tidak perlu memerlukan izin?

Instalasi fasilitas umum dan atau pekerjaan lanskap serta pertamanan yang telah disetujui

oleh otoritas berwenang, dan bukan berupa pembuatan bangunan.

Pembangunan apa saja yang memerlukan izin untuk ditempatkan dalam zona ini?

a. Area parkir

b. Child Care

c. Fasilitas perawatan ruang terbuka

d. Area rekreasi

e. Panggung terbuka

f. Fasilitas rekreasi

Pembangunan apa saja yang tidak dibolehkan dalam zona ini?

Pembangunan selain dari yang telah disebutkan pada bagian di atas.

8. Area Reservasi Bagi Pelebaran Jalan

Bagian mana saja dalampeta yang merupakan zona area reservasi?

Zona dengan warna garis luar hitam

Apa saja peraturan dalam zonasi ini?

Merupakan area yang dicadangkan untuk jaringan jalan, khususnya jalan lingkungan

Pembangunan apa saja yang tidak perlu memerlukan izin?

Pembangunan jalan

Pembangunan apa saja yang memerlukan izin untuk ditempatkan dalam zona ini?

Areal Parkir

Pembangunan apa saja yang tidak diperbolehkan dalam zona ini?

Pembangunan selain dari yang telah disebutkan pada bagian di atas.

Page 40: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

33  

Peta IV.6. Peta Ruang Terbuka

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Page 41: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

34  

Peta IV.7. Peta Area Reservasi

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Page 42: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

35  

Peta IV.8. Peta Area Reservasi Bagi Pelebaran Jalan

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Page 43: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

36  

F. BATASAN PEMBANGUNAN

1. Sub Divisi

Pembagian lahan (pengkaplingan lahan) hendaknya sedekat mungkin

mempertimbangkan tersediannya akses jalan (bagi pejalan kaki, kendaraan roda dua, roda

empat, dan khususnya bagi kendaraan untuk peristiwa darurat seperti ambulance dan mobil

pemadam kebakaran), orientasi bangunan dan penyediaan fasilitas umum lainnya.

2. Guna Sementara

Pemanfaatan dari lahan atau bangunan, termasuk pendirian bangunan yang sifatnya

sementara atau kegiatan yang bersifat sementara, yang terjadi di dalam desa Jemur harus

dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Penggunaan tersebut bersifat sementara, dengan batas waktu yang ditentukan

b. Mempunyai perencanaan yang memadai untuk memindahkan atau membersihkan segala

konstruksi yang bersifat sementara, dan mengembalikan keadaan lahan atau bangunan ke

kondisi sebelumnya, segera setelah berakhir masa penggunaan.

c. Pemberian ijin telah dipertimbangkan matang-matang pengaruhnya terhadap fungsi

lahan sekitar, faktor ekonomi dari lahan, dan tidak mempengaruhi keberadaan pusat-

pusat kegiatan komersial yang telah ada.

3. Area Rawan Banjir

Warga yang akan melaksanakan pembangunan di daerah rawan banjir sebagaimana

yang telah tertera dalam peta, diharuskan mendapatkan ijin membangun, dengan

memperhatikan persyaratan seperti ketinggian bangunan, dan menghindari atau mengurangi

kemungkinan banjir bagi bangunan tersebut dan lingkungan sekitarnya.

Kondisi ini disebabkan oleh rendahnya kondisi lahan wilayah area tersebut

dibandingkan sebelah timur merupakan wilayah yang terdapat saluran irigasi waduk

wadaslintang. Apabila kondisi musim penghujan tiba wilayah tersebut dapat dipastikan

akan mengalami genangan di daerah tersebut.

4. Area Rawan Longsor

Warga yang akan melaksanakan pembangunan di daerah rawan longsor seperti di

lereng-lereng bukit, sebagaimana yang tertera di dalampeta, diharuskan mendapatkan ijin

membangun, dengan memperhatikan persyaratan keselamatan, dan menghindariatau

mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya longsor bagi bangunan tersebut dan

lingkungan sekitarnya.

5. Pembangunan Pada Jalan Umum

Warga tidak diperkenankan untuk mendirikan bangunan, atau suatu pekerjaan, di atas

jalan umum ataubagian dari jalan umum tanpa mendapatkana ijin terlebih dahulu.

Terkecuali bagi pihak pemerintah kelurahan denganmaksud untuk melakukan pekerjaan

seperti mendirikan halte bus, pengerjaan lansekap jalan, atau street furniture(lampu jalan,

rambu lalu lintas, dan lain sebagainya).

Page 44: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

37  

Peta IV.9. Peta Daerah Rawan Banjir

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Page 45: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

38  

Peta IV.10. Peta Daerah Rawan Longsor

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Page 46: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

39  

G. ATURAN MANAJEMEN LINGKUNGAN

1. Pelestarian Hutan

Peraturaan yang bertujuan untuk melestarikan hutan yang terletak di desa Jemur,

dimana peraturanRPLP ini berlaku, harus segera dituangkan dalam peraturan khusus,

dimana pohon-pohon yang ada di wilayah hutan perbukitan di desa Jemur diidentifikasi

keberadaannya termasuk jenis-jenis pohon langka dan kegunaannya, dan bagi pohon yang

dipreservasi harus dilindungi dari penebangan/pengrusakan hutan.

Keterkaitan peraturan desa denga peraturan-peraturan dinas terkait tentunya dipahami

serta di sosialisasikan secara terus menerus hingga mayarakat paham akan arti pentignya

upaya pelestarian lingkungan hutan bagi kemaslahakatan bersama, hal ini dalam upaya

meminimalisir dapak negatif dari pengerusakan hutan contohnya banjir atau tanah longsor.

Pemahaman kepada masyarakat tidak hanya masyarakat dewasa namun semua

masyarakat baik dari anak-anak hingga lanjut usia, dengan program penanaman sejuta pohon

akan membantu upaya tersebut.

2. Manajemen Limbah

Sebelum memberikan ijin membangun, pihak pemberi ijin harus mempertimbangkan hal-

hal yang menyangkut manajemen limbah sesuai dengan fungsi bangunan/jenis pekerjaan

yang diusulkan:

a. Sedapat mungkin mendaur ulang material konstruksi dan bangunan

b. Sedapat mungkin mendaur ulang sampah / limbah rumah tangga, limbah bangunan

komersial dan industri.

c. Tersedianya tempat di dalam lahan untuk menampung limbah

konstruksi/pembangunan, dan untukpengolahan sampah/limbah rumah tangga,

komersial dan insdustri.

3. Efisiensi Energi, Limbah, dan Air Hujan

Sebelum memberikan ijin membangun, pihak berwenang harus memperhatikan beberapa

pertimbangan menyangkut konservasi energi dan air yang relevan sesuai dengan fungsi

bangunan yang diusulkan:

a. Kemungkinan untuk menggunakan energi alternatif

b. Perencanaan lahan yang efisien / hemat energi

c. Layout bangunan, kulit bangunan dan meterialnya.

d. Instalasi listrik dan peralatannya yang aman dan hemat energi.

e. Menyediakan akses yang nyaman bagi pejalan kaki / sepeda.

f. Penataan Lansekap.

g. Pengumpul air hujan, penyimpanan dan atau pengolahannya.

4. Lansekap dan Keaneka Ragaman Hayati

Sebelum memberikan ijin membangun, pihak yang berwenang harus mempertimbangkan

beberapa hal yangmenyangkut konservasi dari keanekaragaman hayati, yang relevan

dengan jenis pembangunan/pekerjaan yangdiusulkan:

a. Terpeliharanya lokasi lokasi tempat tumbuhnya vegetasi khas daerah yang dilindungi,

jika ada.

b. Perlindungan dan perbaikan dari daerah tempat fauna daerah yang khas dan dilindungi.

c. Sedapat mungkin menanam tanaman khas daerah bagi taman/area penghijauan.

d. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas area lereng bukit, lahan DAS.

e. Membuat, melindungi dan meningkatkan kualitas dari koridor habitat.

f. Mempertimbangkan hasil studi dari lembaga-lembaga yang dapat dipercaya terkait

dengaan konservasikeanekaragaman hayati terkait dengan lahan/lokasi pekerjaan.

5. Pembangunan Disepanjang Daerah Aliran Sungai

Kegiatan pembangunan atau pekerjaan konstruksi pada area berjarak 10m dari pinggir

sungai atau anak sungai harus mendapatkan ijin terlebih dahulu.

Pihak pemberi ijin harus mempelajari terlebih dahulu pengaruh dari bangunan / konstruksi

terhadap lingkunganperairan di area tersebut, potensi penggunaan DAS untuk tujuan

rekreasi, penataan lansekap dan orientasi daribangunan yang diusulkan, dan kemungkinan

pembangunan jalan masuk permanen dan akses pedestrian di dalam area tersebut.

Page 47: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

40  

6. Pembangunan Didaerah Lereng Bukit

Kegiatan pembangunan atau pekerjaan konstruksi pada area daerah lereng bukit harus

mendapatkan ijin terlebih dahulu.

Pihak pemberi ijin harus mempelajari terlebih dahulu pengaruh dari bangunan / konstruksi

terhadap lingkungan perbukitan di area tersebut, mengingat batas standarisasi kelayakan

pembangunan lingkungan bukit menyatakan tidak dibenarkan melakukan pembangunan /

konstruksi pada bukit dengan kemiringan lebih dari 45º.

Hal ini sangat penting untuk menjaga lingkungan perbukitan seupaya tidak rusak, sehingga

dapat mengendalikan lingkungan yang aman.

H. PERENCANAAN SOSIAL

1. Keselamatan dan Keamanan Warga

Sebelum memberikana ijin atas bangunan / pekerjaan konstruksi, pihak pemberi ijin harus

mempertimbangkan hal-hal yang terkait dengan jaminan keselamatan warga terkait dengan

kegiatan tersebut:

a. Bangunan yang didirikan harus berorientasi ke jalan, dengan bentuk muka bangunan

dan pagar yang memungkinkan pengawasaan dua arah, dari bangunan ke jalan dan

sebaliknya.

b. Penyediaan lampu bagi pedestrian dalam site / lahan, dan akses antara area publik dan

area privat.

c. Pintu masuk ke bangunan harus tegas dan jelas terlihat (tidak tersembunyi, gelap, atau

tersamar) , baik dari jalan, area publik, atau jalan masuk ke bangunan

2. Aksesibilitas

Sebelum memberikan ijin atas bangunan/ pekerjaan konstruksi, pihak pemberi ijin harus

mempertimbangkan hal-hal yang terkait dengan kebutuhan warga dengan cacat fisik,

ataupun warga yang mengalami keterbatasan fisik karena faktor usia terhadap hal-hal

sebagai berikut:

a. Penyediaan jalur pejalan kaki yang menerus (tidak terputus) yang terjangkau dan dapat

diakes dari seluruh jalan antar RWdiwilayah masing-masing wilayah di desa Jemur dan

ruang umum yang ada, maupun jalan akses internal ke bangunan.

b. Penyediaan area istirahat, sirkulasi dan jalan masuk yang nyaman, mudah dijangkau

serta ternaungi.

c. Pertimbangan keselamatan, seperti warna kontras pada area yang berbahaya, permukaan

jalan yang tidaklicin/anti slip dan penempatan street furniture (bangku istirahat, halte,

lampu jalan, dsb) yang tepat.

d. Tanda / rambu yang jelas terlihat, termasuk penyediaan pagar pengaman atau pegangan

pada ramp / tangga.

e. Penyediaan akses bagi warga dengan keterbatasan fisik untuk melewati pintu masuk dari

bangunan/fasilitas publik dan komersial.

 

Page 48: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

41  

BAB V

RENCANA SPESIFIK PENATAAN DESA JEMUR

A. RENCANA PENGEMBANGAN PELAYANAN SOSIAL

Pengembangan dan peningkatan standar pelayanan sosial masyarakat ditingkat komunitas dan

wilayah Kelurahan/Desa, antara lain:

1. Pelayanan pengelolaan sampah lingkungan : Pembentukan pengelola sampah di tiap

lingkungan RT.

2. Pelayanan air bersih : Pembentukan Lembaga Pengelola Air Bersih

3. Pelayanan kesehatan masyarakat : Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan, seperti

penyiapan posko kesehatan, peningkatan SDM Kader Kesehatan dan Posyandu

4. Pelayanan keamanan dan ketertiban, dan pelayanan umum lainnya.

GambarV/1 Pelayanan Bank Sampah di desa Jemur

(Sumber: Dokumentasi PLPBK)

Rencana pengembangan Lembaga pelayanan sosial

1. Rencana penguatan aturan-aturan, kewenangan dan fungsi pelayanan kelembagaan adat dan

kelembagaan non pemerintah lainnya dalam kegiatan pembangunan kelurahan

2. Pengembangan Lembaga Adat

3. Pengembangan Tempat pengajian Al Qur’an (TPA) di tiap RT

4. Pengembangan Lembaga Majelis Taklim

5. Pengembangan Lembaga/Kelompok Perempuan/ Dasawisma dan kelompok perempuan

lainnya.

6. Pengembangan Lembaga Kelompok Remaja/ Karang taruna

7. Pengembangan Lembaga Remaja Masjid

8. Rencana penguatan aturan main dan hubungan fungsional kelembagaan kelurahan,

kelembagaan adat dan kelembagaan non pemerintah lainnya dalam bidang pengelolaan

pembangunan fisik, sosial dan ekonomi kelurahan.

9. Rencana pengembangan kelembagaan baru untuk memperkuat kelembagaan pembangunan

kelurahan yang ada saat ini

10. Rencana penguatan kapasitas SDM dan penyempurnaan aturan-aturan kelembagaan

kelurahan dibidang pengelolaan pembangunan kelurahan.

B. RENCANA PENGEMBANGAN KEGIATAN EKONOMI MIKRO

RT 01 RW 01

GambarV/2 Industri Furniture di Rt. 01 Rw 01

(Sumber: Dokumentasi PLPBK)

GambarV/3 Industri Pengolahan Kayu di Rt. 01 Rw. 01

(Sumber: Dokumentasi PLPBK)

Page 49: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

42  

GambarV/4 Peta Tematik Ekonomi

(Sumber: Dokumentasi PLPBK)

 

  

        

    

        

    

     

     

Page 50: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

43  

GambarV/5 Peta Tematik Lingkungan

(Sumber: Dokumentasi PLPBK)

 

   

     

 

 

Page 51: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

44  

GambarV/6 Peta Tematik Lingkungan Potensi Hutan Desa

(Sumber: Dokumentasi PLPBK)

 

     

     

     

     

Page 52: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

45  

GambarV/7 PengrajinBatik di Rw 3

(Sumber: Dokumentasi PLPBK)

GambarV/8 Industri Rumah Olahan Tempe di rw 1 dan 2

(Sumber: Dokumentasi PLPBK)

C. RENCANA PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU dan PENGHIJAUAN

LINGKUNGAN PERMUKIMAN

1. Pembuatan Ruang Terbuka

Ruang terbuka umum yang dapat digunakan oleh seluruh tingkatan masyarakat yang

tinggal dan bekerja di desa Jemur sangat signifikan kontribusinya dalam meningkatkan

kualitas hidup masyarakat. Ruang terbuka dengan skala regional, kecamatan maupun

kelurahan sebaiknya direncanakan secara efisien keberadaannya melalui perencanaan tata

ruang yang cermat. Ruang publik dalam hal ini akan sangat berkontribusi terhadap

keberadaan, identitas dan ”sense of place” yang dapat memperkuat sebuah komunitas.

Penyediaan Ruang Terbuka Publik utamanya bagi anak-anak dan generasi muda.

Di desa Jemur sendiri, belum terdapat Ruang Terbuka Publik yang bersifat permanen.

Selama ini warga menggunakan lahan kosong yang belum terbangun dan berstatus hak

milik perorangan sebagai ruang terbuka publik untuk melakukan kegiatan sosial,

keagamaan dan olahraga. Contohnya adalah lapangan terbuka di RT02 RW03, halaman

SD di RT01 RW01. Di masa lalu, masih terdapat banyak lahan kosong yang dapat

digunakan sebagai ruang terbuka publik, namun seiring dengan pesatnya kegiatan

pembangunan, banyak dari lahan kosong tersebut yang telah dimanfaatkan oleh

pemiliknya untuk didirikan bangunan atau fungsi lainnya diatasnya.

GambarV/9. Ruang Terbuka Publik Anak di RT01 RW01

(sumber : PLPBK Desa Jemur)

GambarV/10 Ruang Terbuka Publik Anak di RT01 RW01

(sumber : PLPBK Desa Jemur)

Page 53: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

46  

Diantara ruang terbuka yang masih tersedia di desa Jemur, Lapangan di RT02 RW03

sangat diharapkan oleh warga untuk dipertahankan menjadi Ruang Terbuka Publik. Jika

dilihat dari kondisi tapak dan lokasinya, memang lokasi ini sangat memungkinkan untuk

dijadikan Ruang Terbuka, namun lokasi tersebut memiliki kendala yaitu dengan tidak

nyamannya akses terhadap ruang terbuka tersebut bagi warga di wilayah RW 2 dan RW 1

disebabkan adanya bukit jemur yang membentang sehingga warga harus memutar jika

harus menuju lokasi tersebut.

Penyediaan fasilitas pendukung yang dapat digunakan bagi pengembangankegiatan

ekonomi dan sosial, termasuk olahraga.Penyediaan Ruang Terbuka Publik dilengkapi

dengan Taman Bermain bagianak‐anak. RTP yang terletak di tengah‐tengah permukiman

dapatmenjamin keamanan anak dengan pengawasan oleh warga sekitar.

Ruang Terbuka Hijau Publik diupayakan menyatu dengan Ruang Publiklainnya dan

membentuk sebuah jaringan hijau (green network) utamanyadengan RTP linier, termasuk

dengan penghijauan jaringan jalan.Permukiman sekitar RTH diupayakan berkontribusi

terhadap penataanlingkungna permukiman sekitarnya, sehingga RTH dirasakan menyatu

denganlingkungan yang lebih luas.

2. Penataan Kawasan Bantaran Sungai

Gambar V/11 Desain Penataan Sempadan Sungai di Wilayah RW 3

(sumber : PLPBK Desa Jemur)

Selain dapat digunakan sebagai kawasan rekreasi, penyediaan jalan inspeksi yang

memanfaatkan garis sempadan sungai ini dapat pula dijadikan akses alternative jalan

lingkungan untuk menghubung antar warga dan padukuhan di wilayah RW 3.

Penataan kawasan bantaran sungi ini diikuti dengan penataan permukiman di

sekitarnya dengan prinsip desain riverfront, dimana bangunan berorientasi ke sungai.

Dengan penataan muka bangunan yang menghadap ke sungai, juga menyediakan

pengawasan terhadap keamanan dari pengguna jalur pedestrian tersebut (passive

surveilance).

Agar perencanaan ini dapat direalisasikan, maka terlebih dahulu area sempadan ini

harus dibebaskan dari bangunan warga, serta harus dijaga kedepannya agar warga tidak

membangun melewati Garis Sempadan Sungai. Sebagian bangunan warga yang terlanjur

masuk garis sempadan sungai diharapkan senantiasa menjaga kelestarian serta membuat

perkerasan dengan menggunakan penanaman pohon penahan lereng sungai, dengan tujuan

tidak terjadi longsong di pinggir sungai.

Agar jalur pedestrian ini menarik dan nyaman untuk dimanfaatkan, maka fasilitas

pendukung minimal harus tersedia, seperti perkerasan jalan dan penanaman pohon peneduh.

Untuk tahapan selanjutnya dapat disediakan street furniture seperti bangku taman, lampu

penerangan skala pedestrian dan tempat sampah. Untuk penanaman pohon peneduh dan

pembuatan taman, dapat digunakan tanaman lokal yang murah dan mudah untuk dipelihara.

Gambar V.12. Metode Penanganan Lereng sungai

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Page 54: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

47  

3. Penataan Kawasan Lereng Bukit

Penataan kawasan lereng bukit ini diikuti dengan penataan permukiman di sekitarnya

dengan prinsip tetap menjaga kelestarian lingkungan yaitu dengan membangunan bangunan

sesuai dengan fungsinya. Mengupayakan gerakan menanam seribu pohon dalam rangka ikut

serta melestarikan lingkungan serta meminimalisir dampak erosi tanah di areal lereng bukit.

Gambar V.13. Penanganan Jalan Pada Permukiman Lereng Bukit

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

4. Penataan Kawasan Cagar Budaya Sebagai Kawasan Rekreasi

Kawasan cagar budaya merupakan salah satu muatan yang sangat penting untuk

diintegrasikan dengan sektor-sektor terkait, terutama ketika menuangkannya ke dalam

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Desa Jemur memiliki budaya-budaya tertentu lengkap dengan atribut yang

mencerminkan kekhasan kebudayaan tersebut, seperti tempat-tempat khusus yang memiliki

status keramat bagi warga di wilayah desa Jemur. Yang harus dilakukan adalah bagaimana

mengintegrasikan kawasan-kawasan tersebut ke dalam perencanaan yang terarah, agar

kemudian hari tidak terjadi konflik. Investasi seyogyanya dilakukan dengan memperhatikan

kelestarian alam dan budaya, sehingga tidak ada yang dikorbankan untuk kepentingan

ekonomi semata. “Itulah mengapa Gambar kawasan-kawasan cagar budaya seperti ini

memiliki peran positif dalam perencanaan tata ruang

Gambar V. 14. Kesenian Jamjaneng Gambar V.15. Kawasan Istana kyai

(sumber: PLPBK Desa Jemur) (sumber: PLPBK Desa Jemur)

Gambar V.16. Kawasan Makam Mbah prabu Gambar V.17. Kawasan Pohon Clowok

(sumber: PLPBK Desa Jemur) (sumber: PLPBK Desa Jemur)

Beberapa wilayah di wilayah desa Jemur memiliki potensi untuk dikembangkang

menjadi kawasan rekreasi wisata, hal ini berdasar pada kondisi topografi dan sejarah

wilayah yang terkait dalam upaya mengentaskan kemiskinan serta merubah cara pandang

masyarakat desa Jemur menuju desa yang madani.

Page 55: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

48  

Gambar V.18 Gambar Wilayah Potensi Wisata

(sumber : PLPBK Desa Jemur)

Page 56: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

49  

Terdapat tiga wilayah potensi yang diharapkan dapat menjadi perangsang

pertumbuhan perekonomian masyarakat di desa Jemur seperti terlihat gambar diatas

(gb.VI.14). Ketiga wilayah tersebut merupakan hasil dari keputusan masyarakat desa Jemur

yang dilaksanakan melalui proses pemetaan swadaya.

a. Alternatif kawasan pertama. (makam mbah prabu)

Merupakan wilayah yang berada di wilayah RW 1 yang merupakan potensi wisata

religi yaitu terdapatnya suatu makam petilasan, atau pelaku sejarah di wilayah desa

Jemur dan wilayah kabupaten Kebumen pada umumnya.

Di wilayah ini nantinya dapat dikembangkan berbagai fasilitas-fasilitas pendukung

yang nantinya dapat dijadikan sumber mata pencaharian bagi masyarakat desa Jemur,

mengingat wilayah tersebut sudah dikenal oleh masyarakat kabupaten Kebumen

sebagai makam petilasan pelaku sejarah di kabupaten Kebumen.

b. Alternatif kawasan kedua (kawasan hutan desa)

Kawasan ini merupakan kawasan hutan desa yang memiliki pemandangan panorama

yang menarik, tampak jelas wilayah kota kabupaten Kebumen dan sekitarnya dapat

terlihat dari wilayah tersebut. Hal tersebut menjadikan kawasan tersebut sangat

berpotensi untuk dikembangkan guna meningkatkan perekonomian di wilayah desa

Jemur.

Potensi diwilayah tersebut tidak hanya menghadirkan panorama pemandangan yang

ada pembangunan kawasan ini diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang

selama ini menjadi masalah yang menghambat lancarnya komunikasi dan roda

pemerintahan di desa Jemur. Permasalahan yang ada merupakan masalah aksesibilitas

warga masyarakat di wilayah desa lain yang merupakan bagian dari wilayah desa

Jemur.

Dengan terbukanya akses jalan antar wilayah di desa Jemur akan meningkatkan serta

efisien dalam roda pemerintahan di desa Jemur mengingat masyarakat harus

menempuh jalan memutar untuk sampai diwilayah yang satunya, karena terhalang oleh

perbukitan desa yang tinggi.

c. Alternatif kawasan ketiga (panorama watungadeg)

Kawasan ini merupakan wilayah yang terdapat di wilayah RW 2, kawasan dengan areal

perbukitan dan panorama yang ditawarkan menjadikan kawasan tersebut menjadi salah

satu pilihan kawasan prioritas yang ada, yang bertujuan pada rangsangan pertumbuhan

perekonomian masyarakat diwilayah desa Jemur.

Kawasan tersebut sudah dikenal masyarakat di wilayah kabupaten Kebumen dan

sekitarnya sebagai kawasan wisata alam berupa pemandangan alam, dari tempat

tersebut dapat dilihat panorama alam serta pemandangan kawasan kota kabupaten

Kebumen dan sekitarnya.

Kawasan tersebut juga seringkali dijakdikan sebagai sarana olah raga extreme berupa

mountain motorbike atau olah raga sepeda motor gunung oleh masyarakat tertentu. Hal

tersebut menjadikan kawasan ini berpotensi untuk dikembangkan yang nantinya

diharapkan dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan perekonomian

masyarakat di desa Jemur.

5. Proses Penentuan Kawasan Prioritas

1. Analisis SWOT

a. Potensi (Strength)

- Sebagian besar wilayah Desa Jemur merupakan area pertanian

- Sebagian besar masyarakat Desa Jemur berprofesi sebagai petani

- Selain sbg petani, sebagian besar masyarakatnya juga berternak sapi

- Terdapat infrastruktur jalan yang memadai

- Terdapat sarana prasarana desa, berupa fasilitas pendidikan, peribadatan, fasilitas

umum dan social

- Pola permukiman berkembang mengikuti jalan utama

- Permukiman cukup tertata dengan persil yang cukup luas

- Persil permukiman menyisakan ruang yang cukup luas

- Memiliki bentuk bangunan yang khas

- Pola kehidupan masyarakat desa yang masih menjunjung tinggi kekerabatan dan

kegotongroyongan

- Permukiman terletak pada area dengan kontur relatif datar

- Terdapat usaha rakyat yang letaknya menyebar di antara permukiman

Page 57: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

50  

b. Permasalahan (Weakness)

- Jaringan infrastruktur kurang baik kondisinya (rusak, tidak terdapat saluran dan

elemen pendukung lainnya)

- Pekarangan rumah belum dimanfaatkan

- Belum adanya aturan dasar bangunan

- Bentuk bangunan asli yang semakin terdegradasi keberadaannya dengan bangunan

baru

- Belum adanya fasilitas ruang interaksi, seperti taman dan ruang terbuka hijau

- Letak kandang yang menyatu atau berdekatan dengan hunian

- Pengelolaan emas secara tradisional

- Pembuangan limbah emas di saluran umum

- Permukiman belum tertata

- Pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara dibakar sehingga mencemari

lingkungan

- Limbah ternak belum diolah

c. Peluang (Opportunities)

- Desa Jemur sebagian besar wilayah merupakan daerah perbukitan dengan dengan

pamandangan yang menarik sehingga menjadi potensi tersendiri bagi desa Jemur.

- Desa Jemur merupakan wilayah yang masih asri terlihat dari lingkungan serta

masyarakatnya yang masih memegang teguh kegotongroyongan.

- Desa Jemur merupakan wilayah desa di kabupatern Kebumen dengan lingkungan

perbukitan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai sarana pariwisata guna

meningkatkan perekonomian serta pembangunan di desa Jemur.

- Kurangnya wisata permainan berupa wisata outbound di kabupaten Kebumen

menjadikan perbukitan desa Jemur sangat berpotensi untuk dikembangkan.

d. Ancaman (Threats)

- Persaingan dengan wilayah.pihak lain

- Perkembangan zaman dan teknologi

- Terbatasnya hubungan dengan pihak atau dinas lain

2. Strategi Pengembangan

Visi

” Mewujudkan Desa Jemur Sebagai Desa Wisata yang Mandiri dan Berwawasan Lingkungan.”

Misi

Misi dalam Pengembangan kawasan desa Jemur adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

b. Mendayagunakan Sumber Daya Alam secara seimbang dan berkelanjutan.

c. Mengembangkan budaya lokal yang tulus dan berjati diri.

d. Meningkatkan kesadaran lingkungan yang bersih, indah, aman, dan nyaman.

e. Meningkatkan produktifitas sebagai peningkatan perekonomian masyarakat

Strategi pengembangan kawasan desa Jemur adalah meningkatkan kualitas permukiman dan

lingkungan, meningkatkan fasilitas infrastruktur, serta meningkatkan kegiatan ekonomi yang

potensial di lingkungan tersebut.

3. Skenario Pengembangan

Berdasarkan Rencana Pengembangan Permukiman desa Jemur 2010-2025 dari potensi kawasan

yang dimiliki maka skenario pengembangan kawasan desa Jemur adalah sebagai berikut :

a. Skenario pengembangan kawasan permukiman

Melalui penataan permukiman dengan penggunaan aturan dasar bangunan, pemanfaatan

pekarangan rumah, penataan permukiman dengan fungsi campuran, penataan bangunan

yang dapat memperkuat karakter khas desa, serta penataan permukiman untuk

meningkatkan kualitas lingkungan melalui pengelolaan limbah dan sampah rumah tangga.

b. Skenario pengembangan infrastruktur jalan

Melalui penataan jaringan jalan yang manusiawi dan sebisa mungkin sesuai dengan aturan

yang berlaku yang dilengkapi elemen-elemen pendukung jalan untuk memudahkan

hubungan dan jaringan transportasi dengan area lain sekaligus sebagai jalur ekonomi.

c. Skenario pengembangan area hijau

Melalui penataan ruang publik dan area terbuka hijau yang memiliki fungsi sebagai area

interaksi, area komunikasi, area rekreasi, area olahraga, dan area informasi sekaligus

Page 58: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

51  

sebagai elemen yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan

perekonomian masyarakat desa Jemur.

d. Skenario pengembangan sarana, prasarana, dan utilitas

Melalui penataan sarana prasarana umum yang dapat membantu meningkatkan ekonomi

masyarakat dengan penataan pasar maupun fasilitas umum.

6. Penataan Kawasan Permukiman

Ruang dilihat sebagai wadah dimana keseluruhan interaksi sistem sosial (yang

meliputi manusia dengan seluruh kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya) dengan ekosistem

(sumberdaya alam dan sumberdaya buatan) berlangsung. Ruang perluditata agar dapat

memelihara keseimbangan lingkungan dan memberikan dukungan yang nyaman terhadap

manusia serta mahluk hidup lainnya dalam melakukan kegiatan dan memelihara

kelangsungan hidupnya secara optimal.

Tujuan pembangunan perumahan dan permukiman adalah menyelenggarakan

pembangunan perumahan dan permukiman yang mengacu pada suatu kerangka penataan

ruang wilayah, sehingga dapat berlangsung tertib, terorganisasi dengan baik, berdaya guna

dan berhasil guna, sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku. Tujuan ini tidak akan tercapai bila tidak dilakukan perubahan dalam pengelolaan

tanah.

7. Indikasi Program dan Rencana Investasi

Umum.

a. Rencana investasi disusun berdasarkan dokumen RTBL yang memperhitungkan

kebutuhan nyata para pemangku kepentingan dalam proses pengendalian investasi dan

pembiayaan dalam penataan lingkungan/kawasan.

b. Rencana ini merupakan rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk menghitung

kelayakan investasi dan pembiayaan suatu penataan atau pun menghitung tolok ukur

keberhasilan investasi, sehingga tercapai kesinambungan pentahapan pelaksanaan

pembangunan.

c. Rencana ini menjadi alat mobilisasi dana investasi masing-masing pemangku

kepentingan dalam pengendalian pelaksanaan sesuai dengan kapasitas dan perannya

dalam suatu sistem wilayah yang disepakati bersama, sehingga dapat tercapai kerja sama

untuk mengurangi berbagai konflik kepentingan dalam investasi/ pembiayaan.

d. Rencana investasi juga mengatur upaya percepatan penyediaan dan peningkatan kualitas

pelayanan prasarana/sarana dari suatu lingkungan/kawasan.

Skenario Strategi Rencana Investasi

1. Aspek-aspek Perencanaan

a. Program bersifat jangka menengah, minimal untuk kurun waktu 5 (lima) tahun, serta

mengindikasikan investasi untuk berbagai macam kegiatan, yang meliputi: tolok

ukur/kuantitas pekerjaan, besaran rencana pembiayaan, perkiraan waktu pelaksanaan dan

kesepakatan sumber pendanaannya.

b. Meliputi investasi pembangunan yang dibiayai oleh pemerintah daerah/pusat (dari

berbagai sektor), dunia usaha/swasta, dan masyarakat.

c. Menjelaskan pola-pola penggalangan pendanaan, kegiatan yang perlu dilakukan

khususnya oleh Pemda setempat, sekaligus saran/alternatif waktu pelaksanaan kegiatan-

kegiatan tersebut.

d. Menjelaskan tata cara penyiapan dan penyepakatan investasi dan pembiayaan, termasuk

menjelaskan langkah, pelaku, dan perhitungan teknisnya.

e. Menuntun para pemangku kepentingan dalam memperoleh justifikasi kelayakan ekonomi

dan usulan perencanaan lingkungan dengan memisahkan jenis paket berjenis cost

recovery, noncost recovery, dan pelayanan publik.

2. Strategi perencanaan investasi dengan skenario sebagai berikut:

a. Langkah I : Penetapan paket kegiatan pada tiap jangka waktu pentahapan dan penyiapan

rincian sumber pembiayaan.

b. Langkah II : Perencanaan pembiayaan meliputi perhitungan prospek ekonomi, besaran

investasi yang dibutuhkan, keuntungan setiap paket dan perhitungan investasi publik.

c. Langkah III : Penyiapan pelibatan dan pemasaran paket pembangunan untuk masing-

masing pelaku pembangunan.

d. Langkah IV : Penyiapan detail investasi tahunan sebagai pengendalian selama

pelaksanaan.

Page 59: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

52  

Pola Kerja Sama Operasional Investasi

1. Kesepakatan bentuk Kerja Sama Operasional (KSO) yang menyangkut pola investasi antara

lain dapat berbentuk: Build Operate and Transfer (BOT), Build Own Operate and Transfer

(BOOT), dan Build Own and Operate (BOO).

2. Pada prinsipnya pola Kerja Sama Operasional ini dapat dilakukan oleh 3 (tiga) pihak, yaitu

pemerintah, swasta dan/atau masyarakat (penghuni kawasan).

3. Pemilihan alternatif pola KSO dengan mempertimbangkan beberapa aspek kesepakatan

kontrak dengan pemangku kepentingan, sebagai berikut:

a. Jangka waktu kontrak harus cukup untuk pengembalian hutang dan memberikan

keuntungan yang disesuaikan dengan risiko kepada para investor.

b. Permintaan akan layanan dijamin oleh otoritas pemerintah (badan yang mengontrak).

c. Jaminan kerja sama berkaitan dengan minimalisasi risiko pembangunan, risiko

pengembangan lingkungan, risiko kredit pembiayaan, risiko operasional, risiko politik,

dan risiko keadaan pasar, serta pertimbangan dukungan pemerintah.

d. Fasilitas akan ditransfer (diserahkan) kepada pemerintah—dan sebagai milik

pemerintah—pada akhir periode kontrak. Kontrak harus menyebutkan secara jelas

bagaimana proses pengalihan pemilikan dilakukan dan keharusan pihak swasta untuk

menyiapkan fasilitas yang akan diserahterimakan. Sektor pemerintah harus menyiapkan

unit kelembagaan untuk menangani pemindahtanganan ini.

Di saat pengakhiran kontrak, sering kali terdapat penyediaan layanan untuk dilanjutkan.

Hal ini dapat dilaksanakan untuk memastikan terjadinya transisi yang mulus dalam

manajemen

Rencana Program Penataan

a. Dasar Penataan Pengembangan

Menata Kawasan kumuh menjadi kawasan yang layak huni

- Memanfaatkan lahan pada lokasi yang setrategis sebagai salah satu asset ekonomi

setempat maupun kawasan luas

- Rencana disusun secara terintegrasi dengan kawasan pertumbuhan kota.

- Tetap mempertahankan kawasan permukiman pendududk agar dekat dengan pusat

kegiatannya.

- Memeperbaiki masalah lingkungan yang ada (Genangan/banjir, persampahan dan

kekumuhan dll)

- Memanfaatkan lahan yang sudah ada sebagai potensi utama

- Mengembangkan kawasan dengan tetap mempertimbangkan integrasi terhadap

lingkungan dan kawasan sekitarnya

- Perencanaan yang akan dilakukan harus mengakomodasi rencana yang sudah ada

(RTRW Kota Kebumen ).

- Mengembangkan kawasan kumuh menjadi kawasan yang lebih baik dengan berbagai

fasilitasnya yang tetap diperuntukkan bagi masyarakat kelas ekonomi lemah.

- Menghindari penggusuran dan relokasi pemukim yang sudah ada saat ini.

- Memecahkan masalah lingkungan yang terutama masalah sanitasi dan utilitas

kawasan.

- Menciptakan dan memberikan katalisator bagi kegiatan ekonomi sekaligus

melindungi lingkungan alam sekitar.

b. Rencana Penataan dan Pengembangan

- Penataan kawasan Permukiman yang tertib, sehat nyaman dan terarah

- Revitalisasi ases jalan lingkungan dan penataan jln setapak

- Pengadaan system pembuangan limbah Rumah tangga Komunal dan system

peresapan air tanah

- Revitalisasi saluran dan irigasi

- Pengadaan tenda PRL (Pedagang Ramah Lingkungan) setempat

- Perbaikan sarana air bersih bersama

Page 60: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

53  

Tabel V.1. Tabel Indikator Program dan rencana Investasi desa jemur

Sumber : Perencanaan PLP-BK desa Jemur

No Program Perencanaan Komponen Unit Anggaran Sumber Anggaran

APBD BLM Swasta Swadaya

1 Penataan Permukiman Pembuatan taman 3 Rp. 60.000.000,00    dan Lingkungan Penataan hunian 25 Rp. 125.000.000,00 Renovasi rumah tidak layak huni 10 Rp. 50.000.000,00 Pembuatan sarana rekreasi alam 1 Rp. 200.000.000,00 Pembuatan khas kawasan pagar 1 Rp. 100.000.000,00 2 Penataan Asesabilitas Pembuatan Jalan Tembus RW1 dan RW3 1 Rp. 150.000.000,00 Penataan Instrumen Jalan 100 Rp. 25.000.000,00 Peremajaan Jalan Utama Desa (Aspal) 1 Rp. 120.000.000,00 Pembuatan Gerbang Desa 3 Rp. 180.000.000,00 Penataan Jalan Setapak 5 Rp. 50.000.000,00

3 Irigasi dan Saluran Revitalisasi saluran drainase baik drainase lingkungan, perbukitan, atapun persawahan 10 Rp. 120.000.000,00

4 Air Limbah Pengadaan Limbah komunal rumah tangga 2 Rp. 400.000.000,00 Pembuatan Km/Wc Umum 5 Rp. 100.000.000,00 Pembuatan Biogas 2 Rp. 50.000.000,00 Pengadaan sistim peresapan sistim Biopori 2000 Rp. 50.000.000,00

5 Air Bersih Revitalisasi sumur umum sebagai suplai air bersih 1 Rp. 100.000.000,00

6 Pedagang Lokal Pengadaan kios 4 Rp. 75.000.000,00 7 Persampahan Tempat pengelolaan sampah 3 Rp. 15.000.000,00 8 Tepi Sungai Taman dan Konservasi 1 Rp. 25.000.000,00

        Jumlah Rencana Anggran

Biaya Rp. 1.995.000.000,00            

Page 61: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

54  

Gambar V.19 Gambar Desa Jemur

(sumber : PLPBK Desa Jemur)

Page 62: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

55  

Gambar V.20 Gambar Zona Wilayah Permukiman

(sumber : PLPBK Desa Jemur)

Page 63: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

56  

D. RENCANA JARINGAN JALAN DAN DRAINASE

Gambar V.21 Gambar Rencana Pembangunan Jalan Baru di DESA JEMUR

(sumber : PLPBK Desa Jemur)

Page 64: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

57  

Gambar V.22 Gambar Rencana Pembangunan Jaringan Drainase Baru

(sumber : PLPBK Desa Jemur)

Page 65: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,

58  

Gambar V.23 Gambar Peta Jaringan Listrik Desa Jemur

(sumber : PLPBK Desa Jemur)

Page 66: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,
Page 67: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,
Page 68: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,
Page 69: KATA PENGANTAR -   · PDF fileEfisiensi Energi, Limbah, ... Pengrajin Batik di RW III ... Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK,