KATA PENGANTAR -...

90
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL i LAKIP BATAN - 2012 Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, LAKIP BATAN tahun 2012 telah kami selesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Pada tahun 2012, BATAN memasuki tahun ketiga dari periode Renstra BATAN 2010 2014, BATAN mempunyai tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk kesejahteraan masyarakat. Tugas ini harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan, kreatif, inovatif, efektif, efisien, dan akuntabel. Sejalan dengan itu, diperlukan komitmen dari seluruh Pimpinan BATAN beserta seluruh jajarannya untuk melaksanakan program dan kegiatan litbang iptek nuklir agar sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan dapat dicapai secara optimal. Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja BATAN selama tahun 2012, BATAN menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sesuai Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2010. Penyusunan LAKIP BATAN tahun 2012 telah didukung dengan sistem pengelolaan data kinerja di lingkungan BATAN yang berbasis web, dengan menggunakan Sistem Informasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SIAKIP), sedangkan pengelolaan keuangan didukung dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). Dalam LAKIP tersebut juga diuraikan realisasi kinerja BATAN tahun 2012 dibandingkan dengan Penetapan Kinerja BATAN tahun 2012. Hasil pembandingan tersebut menunjukkan bahwa rata-rata capaian kinerja BATAN atas 14 indikator kinerja utama dari 5 sasaran strategis memuaskan. Disamping itu diuraikan hasil capaian reformasi birokrasi dan keberhasilan BATAN lainnya. Namun demikian, masih terdapat beberapa indikator kinerja utama yang belum mencapai target dan perlu mendapat perhatian. LAKIP BATAN Tahun 2012 juga menginformasikan perbandingan antara realisasi capaian kinerja tahun 2011 dengan realisasi capaian kinerja 2012 serta target di akhir periode Renstra tahun 2014. LAKIP BATAN tahun 2012 ditujukan sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun agar dapat meningkatkan kinerja di tahun berikutnya, baik dari aspek KATA PENGANTAR

Transcript of KATA PENGANTAR -...

Page 1: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

i

LAKIP BATAN - 2012

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, LAKIP BATAN tahun 2012 telah kami

selesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi.

Pada tahun 2012, BATAN memasuki tahun ketiga dari periode Renstra BATAN 2010 – 2014,

BATAN mempunyai tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk kesejahteraan masyarakat.

Tugas ini harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan, kreatif, inovatif, efektif, efisien, dan

akuntabel. Sejalan dengan itu, diperlukan komitmen dari seluruh Pimpinan BATAN beserta seluruh

jajarannya untuk melaksanakan program dan kegiatan litbang iptek nuklir agar sasaran strategis dan

target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan dapat dicapai secara optimal.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja BATAN selama tahun 2012, BATAN menyusun

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sesuai Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang

diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2010.

Penyusunan LAKIP BATAN tahun 2012 telah didukung dengan sistem pengelolaan data kinerja di

lingkungan BATAN yang berbasis web, dengan menggunakan Sistem Informasi Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SIAKIP), sedangkan pengelolaan keuangan didukung dengan Sistem Akuntansi

Instansi (SAI).

Dalam LAKIP tersebut juga diuraikan realisasi kinerja BATAN tahun 2012 dibandingkan dengan

Penetapan Kinerja BATAN tahun 2012. Hasil pembandingan tersebut menunjukkan bahwa rata-rata

capaian kinerja BATAN atas 14 indikator kinerja utama dari 5 sasaran strategis memuaskan.

Disamping itu diuraikan hasil capaian reformasi birokrasi dan keberhasilan BATAN lainnya. Namun

demikian, masih terdapat beberapa indikator kinerja utama yang belum mencapai target dan perlu

mendapat perhatian.

LAKIP BATAN Tahun 2012 juga menginformasikan perbandingan antara realisasi capaian kinerja

tahun 2011 dengan realisasi capaian kinerja 2012 serta target di akhir periode Renstra tahun 2014.

LAKIP BATAN tahun 2012 ditujukan sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerja organisasi

selama satu tahun agar dapat meningkatkan kinerja di tahun berikutnya, baik dari aspek

KATA PENGANTAR

Page 2: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

ii

LAKIP BATAN - 2012

perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dalam mendukung terwujudnya

tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) di lingkungan BATAN.

Jakarta, Maret 2013

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional,

Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto

Page 3: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

iii

LAKIP BATAN - 2012

Kata Pengantar i

Daftar isi iii

IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY) v

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Kedudukan, Tugas Pokok 1

1.3. Struktur Organisasi 2

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 3

2.1. Perencanaan Kinerja 3

2.1.1. Visi 3

2.1.2. Misi 3

2.1.3. Tujuan dan Sasaran Strategis 4

2.1.4. Indikator Kinerja 5

2.1.5. Arah Kebijakan 6

2.2. Penetapan Kinerja 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 13

3.1. Pengukuran Kinerja 13

3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja 15

3.2.1. Pencapaian target kinerja terhadap tujuan dan sasaran 15

3.2.2. Realisasi pencapaian Indikator Kinerja Utama 16

3.2.3. Capaian Indikator Kinerja s/d Tahun Berjalan dengan Rencana 5

Tahun

76

3.2.4. Keberhasilan BATAN Lainnya 81

a Capaian Reformasi Birokrasi 81

b Capaian Layanan Iptek Nuklir 82

c Pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) 88

DAFTAR ISI

Page 4: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

iv

LAKIP BATAN - 2012

3.3. Evaluasi Program 89

3.4. Analisis Akuntabilitas Keuangan 90

BAB IV PENUTUP 92

Lampiran

1. Rencana Kinerja Tahunan BATAN 2012 L-1

2. Penetapan Kinerja BATAN 2012 L-2

3. Pengukuran Kinerja BATAN 2012 L-4

4. SK Pelepasan

a. Varietas Padi Inpari Mugibat L-6

b. Varietas Padi Suluttan Unsrat 1 L-9

c. Varietas Padi Suluttan Unsrat 2 L-12

5. Berita Acara Pelepasan Varietas Kedelai L-15

6. Daftar Publikasi Ilmiah Nasional & Internasional Tahun 2012 L-16

7. Data dan Status Paten BATAN pada Ditjen HKI L-39

8. Penghargaan Karya Inovasi 2012 dari Menteri Negara Riset dan Teknologi L-42

9. Daftar Kerja Sama Dalam Negeri & Luar Negeri L-44

Page 5: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

v

LAKIP BATAN - 2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BATAN tahun 2012 ini merupakan

tahun ketiga dari periode Renstra BATAN 2010 - 2014 yang menyajikan pencapaian kinerja jangka

pendek dan menengah dan informasi akuntabilitas kinerja selama tahun 2012.

BATAN sebagai lembaga litbang, mendapat tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk

kesejahteraan masyarakat. Di tahun 2012 BATAN telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan

yang menjadi komitmennya untuk melaksanakan kegiatan litbang iptek nuklir. LAKIP merupakan

sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Presiden. LAKIP juga berfungsi

sebagai sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan serta dapat

memenuhi kebutuhan pengguna.

Rencana Strategis (Renstra) BATAN Tahun 2010-2014 mengalami perubahan yaitu dengan

memperbaiki rumusan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja utama, Renstra perubahan tersebut

telah ditetapkan dengan Perka BATAN Nomor 202/KA/X/2012 pada tanggal pada tanggal 30 Oktober

2012. Sesuai dengan Renstra BATAN Tahun 2010-2014 Rev.2, Tujuan strategis BATAN adalah :

1. Meningkatnya kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi yang dibutuhkan

masyarakat;

2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi;

3. Meningkatnya sistem manajemen kelembagaan litbang untuk memacu inovasi iptek nuklir

dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan

radiasi.

Untuk mendukung tercapainya tujuan strategis, BATAN menetapkan 5 (lima) sasaran strategis

sebagai berikut:

1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di

masyarakat, dengan indikator kinerja utama:

Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional

(padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum)

Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi

teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan

Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap

dimanfaatkan masyarakat

Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan

IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY)

Page 6: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

vi

LAKIP BATAN - 2012

masyarakat

Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan

radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah

2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dengan indikator

kinerja utama:

Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia.

Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir

Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan

3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri, dengan indikator kinerja utama:

Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri

4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir, dengan indikator kinerja utama:

Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju

kepakaran

Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir

Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN

5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang

baik (good governance), dengan indikator kinerja utama:

Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP

Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

serta berorientasi pada hasil, pada bulan Maret tahun 2012 BATAN berjanji akan mewujudkan target

kinerja tahunan yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2012.

Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2012 dilakukan dengan membandingkan antara

realisasi dengan target masing-masing indikator kinerja sasaran. Tingkat capaian kinerja BATAN

tahun 2012 berdasarkan hasil pengukurannya dapat dilihat dalam tabel berikut.

Page 7: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

vii

LAKIP BATAN - 2012

PENGUKURAN KINERJA

Lembaga : Badan Tenaga Nuklir Nasional Tahun Anggaran : 2012

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran

% Pagu Realisasi

1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat.

Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum).

5 Varietas 5 Varietas 100 1. Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi

657,788,570 623,119,664 94.73

Jumlah dokumen teknis penyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan.

3 Dokumen 3 Dokumen 100

Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.

6 Paket Teknologi

6 Paket Teknologi

100

Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.

5 Prototipe 5 Prototipe 100

Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah.

71 PI Nasional,

8 PI Internasional

257 PI Nasional,

30 PI Internasional

363,30

2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi

Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia.

62% 52,93% 85,37

Page 8: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

viii

LAKIP BATAN - 2012

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran

% Pagu Realisasi

nuklir, isotop dan radiasi.

Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir

3 Mitra 7 Mitra 175

Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan

2 Jenis 2 Jenis 100

3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri.

Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri

75% 93,80% 126,67 2. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN

114,002,549 107,968,038 94,71

4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir.

Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran

10 Orang 8 Orang 80

Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir

8 Orang 11 Orang 137,50

Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN

3 SNI 5 SNI 166,67

5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP

WTP WTP 100

Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik

B B 100

Page 9: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

ix

LAKIP BATAN - 2012

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dapat dikatakan bahwa tujuan dan sasaran strategis yang

telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 berhasil dicapai dengan memuaskan.

Dari 14 indikator kinerja utama (IKU) di tahun 2012, 12 IKU tercapai, dan masih ada 2 (dua) IKU

yang belum mencapai target, yaitu:

1. “Persentase penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia” seperti yang

ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 pada tahun 2014 sebesar 66%. Sampai

dengan tahun 2012 telah mencapai 52,93%, walaupun capaian ini belum sesuai dengan target

2012 (62%) namun bila dibandingkan dengan capaian tahun 2011 (49,5%) terjadi kenaikan.

Target 66% pada tahun 2014 dapat tercapai bila didukung sumberdaya yang memadai,

stakeholder lebih berperan dan kebijakan pemerintah yang lebih konkrit dalam upaya

memutuskan status pemanfaatan PLTN sebagai energy mix sertaan energi nasional.

2. “Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran”

dengan target 10 pegawai hanya terealisasi sebesar 8 orang atau 80% yang berasal dari dana

DIPA BATAN, Ketidakberhasilan pencapaian target disebabkan pada tahun 2012 ini Kementerian

Riset dan Teknologi membuka kuota program pendidikan S2 dalam negeri yang cukup besar

sehingga banyak calon PTB (pegawai tugas belajar) BATAN yang memilih program beasiswa

Kemenristek. Selain itu terdapat 2 calon PTB yang telah lulus seleksi Pusdiklat BATAN tetapi

baru diterima di Perguruan Tinggi pada akhir tahun 2012 ini sehingga belum dimasukan, dan 2

calon PTB lainnya tidak diterima di Perguruan Tinggi tujuannya. Adapun 18 pegawai lainnya

mendapatkan beasiswa ikatan dinas dengan pendanaan di luar DIPA BATAN, yang berasal dari

Kementerian Riset dan Teknologi RI (13 orang), Bappenas (1 orang), dan sponsor luar negeri (4

orang), sehingga total seluruh PTB berjumlah 26 orang.

Pencapaian tujuan dan sasaran strategis BATAN, didukung pula oleh prestasi BATAN lainnya,

yaitu:

1. Reformasi Birokrasi

Pada tahun 2012, Reformasi Birokrasi di BATAN sudah pada tahap implementasi yang dimulai

dengan kegiatan sosialisasi dan internalisasi untuk membangun kesamaan persepsi, komitmen,

konsistensi, serta keterlibatan pada seluruh tingkatan pegawai BATAN.

2. Layanan Iptek Nuklir

Layanan BATAN adalah layanan yang diberikan oleh BATAN kepada masyarakat, baik

perorangan maupun lembaga/instansi dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki

oleh BATAN yang berada di Jakarta (Kuningan dan Lebak Bulus), Serpong-Tangerang, Bandung,

Yogyakarta. Jenis Pelayanan Publik Di BATAN, diantaranya:

Layanan Pendidikan dan Pelatihan

Page 10: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

x

LAKIP BATAN - 2012

Layanan Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi

Layanan Pengolahan Limbah

Layanan Iradiasi

Layanan Sertifikasi Personel

3. Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)

BATAN telah melakukan penilaian Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) kepada unit kerja setingkat

Eselon II di BATAN yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. Pembentukan WBK merupakan

salah satu dari 11 Instruksi Presiden No.5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan

Korupsi. Sampai dengan tahun 2012, terdapat 15 Unit Kerja yang memperoleh predikat WBK

dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala BATAN.

Pencapaian tujuan dan sasaran strategis BATAN didukung oleh pagu anggaran BATAN tahun

2012 sebesar Rp 771,791,119,- dan terealisasi sebesar Rp 731,087,702,- atau 94,73%.

Dari hasil evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, BATAN merumuskan beberapa langkah

penting sebagai strategi pemecahan masalah yang akan dijadikan masukan atau sebagai bahan

pertimbangan untuk merumuskan Rencana Kinerja Tahun 2013, yaitu sebagai berikut:

1. BATAN melaksanakan koordinasi mengenai jadwal dan persyaratan teknis pelepasan varietas

dengan TP2V-Kementan, konsorsium gandum bersama Balai Penelitian Sereal (Balitsereal) –

Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian IPB, dan Balai Besar Biogen.

2. Sertifikasi produk hasil litbangyasa memerlukan beberapa persyaratan yang bersifat

administratif industrial seperti SIUP dan lain-lain, sehingga diperlukan keterlibatan badan usaha

lain. BATAN perlu membuka peluang kerjasama yang lebih intensif dan konstruktif dengan mitra

pengguna atau produsen, sesuai peraturan yang berlaku, dalam rangka pemanfaatan

produk/hasil litbangyasa iptek nuklir tersertifikasi pada masyarakat.

3. Rata-rata akurasi (konsistensi) atas rencana penarikan dana pada tahun 2012 sebesar 78,86%,

hal tersebut memperlihatkan bahwa tingkat akurasi masih kurang. Oleh sebab itu, kedepannya

diharapkan perencanaan penarikan dana BATAN harus lebih akurat dan presisi, sehingga

realisasi penarikan dana bisa mendekati perencanaan awal. Hal ini pun menjadi bagian dari

upaya BATAN dalam rangka penyempurnaan perencanaan sehingga target sasaran dan tujuan

BATAN dapat tercapai melalui dukungan capaian semua kegiatan yang telah direncanakan.

Page 11: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

13

LAKIP BATAN - 2012

Sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2012, BATAN berkewajiban

untuk mencapai target-target tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi. Untuk

mengetahui tingkat keberhasilan maupun kegagalan organisasi dalam upaya pencapaian sasaran

strategisnya dan juga sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja, maka diperlukan suatu gambaran

tentang capaian-capaian kinerja tersebut. Di bawah ini diuraikan hasil capaian kinerja BATAN seperti

capaian dari penetapan kinerja, kontrak kinerja Kepala BATAN dengan Presiden, capaian reformasi

birokrasi dan keberhasilan BATAN lainnya.

3.1. Pengukuran Kinerja

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang bersih dan akuntabel serta

berorientasi pada hasil, pada tahun 2012 BATAN berkomitmen mewujudkan target kinerja

tahunan seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2012.

Adapun Penetapan Kinerja BATAN tahun 2012 disajikan pada Tabel 2.2.

Terdapat perbedaan rumusan sasaran dan indikator kinerja antara PK (Penetapan

Kinerja) dan IKU (Indikator Kinerja Utama) dikarenakan:

1. PK Tahun 2012 telah ditetapkan pada bulan Maret tahun 2012; sedangkan

2. IKU hasil revisi baru ditetapkan pada bulan November 2012; IKU direvisi karena adanya

penyempurnaan rumusan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja sebagaimana hasil

evaluasi atas LAKIP BATAN 2010 oleh Kementerian PAN dan RB.

Sasaran dan Indikator Kinerja yang dipergunakan dalam pengukuran kinerja (LAKIP

BATAN) tahun 2012 adalah sasaran dan indikator kinerja yang terdapat pada IKU tahun 2012.

Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2012 dilakukan dengan membandingkan

antara realisasi dengan target masing-masing indikator kinerja sasaran. Tingkat capaian kinerja

BATAN tahun 2012 berdasarkan hasil pengukurannya dapat dilihat dalam tabel 3.1.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Page 12: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

14

LAKIP BATAN - 2012

Tabel. 3.1. Pengukuran Kinerja

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat.

Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum).

5 varietas 5 Varietas 100

Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan.

3 Dokumen 3 Dokumen 100

Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.

6 Paket Teknologi

6 Paket Teknologi

100

Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.

5 Prototipe 5 Prototipe 100

Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah.

71 PI Nasional,

8 PI Internasional

257 PI Nasional,

30 PI Internasional

363,30

2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi

Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia.

62 % 52,93% 85,37

Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir

3 Mitra 7 Mitra 175

Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan

2 Jenis 2 Jenis 100

3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri.

Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri

75 % 93,8% 126.67

4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir.

Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S-2/S-3 menuju kepakaran

10 Orang 8 Orang 80

Page 13: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

15

LAKIP BATAN - 2012

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir

8 Orang 11 Orang 137,50

Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN

3 SNI 5 SNI 166,67

5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP

WTP WTP 100

Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik

B B 100

*) Tabel Pengukuran Kinerja selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3

3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja

3.2.1. Pencapaian target kinerja terhadap tujuan dan sasaran

Pengukuran dan penilaian capaian kinerja BATAN 2012 telah didukung dengan

sistem pengelolaan data kinerja yang dapat diandalkan yang berisi database rencana

dan realisasi kinerja. Sistem Informasi Aplikasi Akuntabilitas Instansi Pemerintah

(SIAKIP) diterapkan pada seluruh unit kerja di lingkungan BATAN.

Dari tabel 3.1. pengukuran kinerja di atas, didapat hasil rata-rata capaian kinerja

terhadap tujuan dan sasaran strategis sebagai berikut.

Tabel 3.2. Rata-rata capaian kinerja per Sasaran Strategis

Tujuan Sasaran Strategis Rata-rata

capaian kinerja

1. Meningkatnya kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi yang dibutuhkan masyarakat

1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat

152,66%

2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi

2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi

120,12%

3. Meningkatnya sistem manajemen kelembagaan litbang untuk memacu inovasi iptek nuklir dalam rangka

3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri

126,67%

4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir

128,06%

Page 14: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

16

LAKIP BATAN - 2012

Tujuan Sasaran Strategis Rata-rata

capaian kinerja

mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi

5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)

100%

Rata-rata capaian kinerja 125,50%

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa tujuan dan sasaran strategis yang

telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 berhasil dicapai dengan

memuaskan, dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 125,50%.

Terhadap hasil kinerja yang telah dicapai BATAN pada tahun 2012, baik yang

tidak tercapai maupun yang melebihi target, BATAN akan melakukan evaluasi

terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi hasil kinerja tersebut dan melakukan

analisis secara komprehensif untuk melakukan langkah perbaikan yang konkrit.

3.2.2. Realisasi pencapaian Indikator Kinerja Utama

Tabel 3.3. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 1

Sasaran Strategis 1: Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum)

5 Varietas 5 Varietas 100

Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan

3 Dokumen 3 Dokumen 100

Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat

6 Paket Teknologi

6 Paket Teknologi

100

Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat

5 Prototipe 5 Prototipe 100

Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan 71 PI Nasional, 257 PI Nasional, 363,30

Sasaran Strategis 1:

MENINGKATNYA HASIL PENELITIAN DASAR DAN TERAPAN ISOTOP DAN RADIASI

YANG SIAP DIMANFAATKAN DI MASYARAKAT

Page 15: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

17

LAKIP BATAN - 2012

Sasaran Strategis 1: Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat

Indikator Kinerja Target Realisasi %

internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah

8 PI Internasional

30 PI Internasional

Evaluasi atas pencapai indikator kinerja utama terhadap sasaran strategis 1

adalah sebagai berikut:

Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa.

Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 230 juta jiwa dan masih

akan tetap tumbuh sekitar 1,49 persen per tahun maka ketersediaan pangan yang

cukup sangatlah penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Kebutuhan

yang besar jika tidak diimbangi peningkatan produksi pangan tentu akan

menimbulkan masalah antara kebutuhan dan ketersediaan yang harus dipenuhi.

BATAN berupaya melakukan perbaikan varietas tanaman pangan melalui pemuliaan

mutasi dengan tujuan untuk mendapatkan varietas unggul yang mampu berproduksi

tinggi, umur genjah dan tahan terhadap berbagai hama penyakit utama. BATAN telah

mentargetkan di dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2012 sejumlah 5 varietas.

Adapun rincian capaian kinerja dijelaskan sebagai berikut.

1) Varietas Padi

Varietas Inpari Mugibat

Inpari Mugibat merupakan varietas unggul baru hasil konsorsium

BATAN dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan

Sumberdaya Genetik Pertanian, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi dan

Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011. Varietas Inpari Mugibat telah lulus

sebagai varietas unggul baru dalam sidang pelepasan varietas oleh TP2V-

Kementan dan telah mendapatkan Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri

Pertanian No. 2419/Kpts/SR.120/7/2012 (Lampiran 4), dengan keunggulan

sebagai berikut :

1. Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan Untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum)

Page 16: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

18

LAKIP BATAN - 2012

a. dibandingkan dengan varietas Ciherang: lebih tahan terhadap WBC

biotipe 1, 2 dan 3; lebih tahan terhadap blas ras 133 dan 173; serta umur

setara;

b. dibandingkan dengan Inpari 1: produktivitas lebih tinggi; lebih tahan WBC

biotipe 1, 2 dan 3; lebih tahan blas ras 033 dan 173; dan setara

ketahanannya terhadap blas ras 133; serta umur setara;

c. dibandingkan dengan Cimelati: produktivitas setara; lebih tahan terhadap

WBC biotipe 1, 2, dan 3; lebih tahan terhadap blas ras 133; dan umur

setara.

Gb. 3.1. Varietas Mugibat

Varietas Suluttan Unsrat 1

Varietas Suluttan Unsrat 1 merupakan varietas unggul baru berasal

dari Galur Harapan OBS 1750 merupakan hasil kerjasama BATAN dengan

Universitas Sam Ratulangi, Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Sulawesi

Utara pada tahun 2011. Varietas Suluttan Unsrat 1 telah lulus sebagai

varietas unggul baru dalam sidang pelepasan varietas oleh tim TP2V-

Kementan dan telah mendapatkan Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri

Pertanian No. 2436/Kpts/SR.120/7/2012 (Lampiran 4), dengan keunggulan

sebagai berikut:

a. dibandingkan dengan Mira-1: produktivitas lebih tinggi 7,89%; rendemen

beras giling setara; rendemen beras kepala lebih tinggi; beras patah lebih

Page 17: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

19

LAKIP BATAN - 2012

rendah; ketahanan terhadap WBC biotipe 1 setara; lebih tahan terhadap

WBC biotipe 2; dan ketahanan terhadap HDB strain III setara;

b. dibandingkan dengan Super Win: produktivitas lebih tinggi 27,42%; umur

lebih pendek 12 hari; postur tanaman lebih rendah 25 cm; bentuk

tanaman lebih tegak; rendemen beras giling lebih tinggi; rendemen beras

kepala lebih tinggi; beras patah lebih rendah; kadar amilosa setara; serta

lebih tahan terhadap WBC biotipe 1 dan 2;

c. dibandingkan dengan Ciherang: produktivitas lebih tinggi 12,58%; umur

setara; tinggi tanaman setara; rendemen beras giling setara; rendemen

beras kepala lebih tinggi; beras patah lebih rendah; lebih tahan terhadap

WBC biotipe 2.

Gambar 3.2.a. Galur Harapan OBS 1750 telah dilepas menjadi varietas Suluttan Unsrat 1

Gambar 3.2.b. Varietas Suluttan Unsrat 1 paska panen

Varietas Suluttan Unsrat 2

Varietas Suluttan Unsrat 2 merupakan varietas unggul baru berasal

dari Galur Harapan OBS 1750, merupakan hasil kerjasama BATAN dengan

Universitas Sam Ratulangi dan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi

Sulawesi Utara pada tahun 2011. Varietas Suluttan Unsrat 2 telah lulus

sebagai varietas unggul baru dalam sidang pelepasan varietas oleh TP2V-

Kementan dan telah mendapatkan Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri

Pertanian No. 2438/Kpts/SR.120/7/2012 (Lampiran 4), dengan keunggulan

sebagai berikut:

a. dibandingkan dengan Mira-1: produktivitas lebih tinggi 5,95%; rendemen

beras giling setara; serta lebih tahan terhadap WBC biotipe 1 dan 2;

b. dibandingkan dengan Super Win: produktivitas lebih tinggi 25,13%; umur

lebih genjah 13 hari; postur tanaman lebih pendek dan lebih tegak;

Page 18: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

20

LAKIP BATAN - 2012

rendemen beras giling lebih tinggi; kadar amilosa setara; dan lebih tahan

terhadap WBC biotipe 1;

c. dibandingkan dengan Ciherang: produktivitas lebih tinggi 10,56%; umur

setara; tinggi tanaman setara; rendemen beras giling setara; rendemen

beras kepala setara; serta lebih tahan terhadap WBC biotipe 1 dan 2.

Gambar 3.3.a. Galur Harapan OBS 1759 telah dilepas menjadi varietas Suluttan Unsrat 2

Gambar 3.3.b. Varietas Suluttan Unsrat 2 paska panen

2) Varietas Kedelai Gamasugen 1 dan Gamasugen 2

Varietas kedelai Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 sudah direkomendasikan

untuk dilepas sebagai varietas kedelai unggul baru dalam sidang pelepasan

varietas oleh TP2V-Kementan tanggal 3 Desember 2012, berdasarkan Berita

Acara Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Pangan No. 106/BBN.TP/12/12

(Lampiran 5). Keunggulan kedua varietas kedelai tersebut dibandingkan dengan

varietas kedelai nasional sebagai pembanding (Tidar, Argomulyo, Grobogan dan

Burangrang), yaitu:

a. umur super genjah dibawah 70 hari (Gamasugen 1: 65 hari dan Gamasugen 2:

68 hari), varietas pembanding memiliki umur tanaman 85 hari;

b. produksi rata-rata Gamasugen 1 adalah 2,42 Ton/Ha dan Gamasugen 2 adalah

2,41 Ton/Ha, dengan produksi rata-rata varietas pembanding 2,10 Ton/Ha;

c. potensi produksi Gamasugen 1 mencapai 2,56 Ton/Ha dan Gamasugen 2

mencapai 2,55 Ton/Ha;

d. lebih tahan terhadap penyakit karat daun (Phakopshora Pachyrhizi.Syd);

e. lebih tahan terhadap penyakit bercak daun coklat (Cercospora);

f. Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 lebih tahan terhadap hama kutu hijau (Aphis

Glycines Matsumura);

g. lebih tahan terhadap hama penggerek pucuk (Melanagromyza Sojae);

Page 19: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

21

LAKIP BATAN - 2012

h. lebih baik digunakan pada industri pangan seperti tahu dan tempe dengan

rendemen 336,6% (Gamasugen 1) dan 370% (Gamasugen 2). Selain itu, kedua

varietas tersebut juga mempunyai rendemen yang sama dengan kedelai impor

dari USA;

i. kandungan protein dan lemak lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding;

j. cocok ditanam dengan pola tanam padi-padi-kedelai, sehingga memanfaatkan

lahan lebih optimal di akhir musim hujan.

Gambar 3.4.a. Galur harapan varietas Gamasugen 1 dengan ciri bentuk daun agak membulat

Gambar 3.4.b. Galur harapan varietas Gamasugen 2 dengan ciri bentuk daun melancip

Dalam rangka menghasilkan varietas kedelai unggul baru tersebut, BATAN

melaksanakan beberapa kerja sama antara lain yaitu:

a. pengujian uji daya hasil multi lokasi dilakukan di Banjarnegara-Jateng pada

musim hujan (MH) dan musim kemarau (MK), Temanggung-Jateng pada MK

dan MH, Malang-Jatim pada MH dan MK, Citayam-Jabar pada MH dan MK,

Indralaya-Sumsel pada MH dan MK, Pasaman-Sumbar pada MK, Purbalingga-

Jateng pada MH dan MK, Banyumas-Jateng pada MH, dan Majalengka-Jabar

pada MH;

b. pengujian uji daya hasil multi lokasi bersama Balai Penelitian Tanaman

Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi)-Malang;

c. pengujian uji daya hasil multi lokasi bersama Universitas Jenderal Soedirman–

Jawa Tengah.

Page 20: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

22

LAKIP BATAN - 2012

Gambar 3.5.a. Varietas Gamasugen 1 pada uji

multilokasi Gambar 3.5.b. Varietas Gamasugen 2 pada uji

multilokasi

3) Varietas Kacang Hijau

Gambar 3.6. Galur Harapan PsJ-S-31-91 telah diusulkan dengan nama MURI

Keunggulan calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) dibandingkan varietas

Gelatik (Induk) dan Varietas Perkutut (kontrol nasional), yaitu:

a. Calon Varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) BATAN mempunyai produktivitas yang

lebih tinggi (2,48 Ton/Ha) dibandingkan varietas Gelatik (1,76 Ton/Ha) dan

varietas Perkutut (1,90 Ton/Ha).

b. Lebih tahan terhadap penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur

Cercospora.

c. Mempunyai kandungan protein lebih tinggi (24,55 mg/100gr) dibandingkan

dengan varietas Gelatik (21,84 mg/100gr) dan varietas Perkutut (20,80

mg/100gr).

d. Kandungan Vitamin B1 calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) lebih tinggi (0,90

mg/100gr) dibandingkan dengan varietas Gelatik (0,79 mg/100gr) dan varietas

Perkutut (0,65mg/100 gr).

Page 21: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

23

LAKIP BATAN - 2012

e. Kandungan nutrisi (P, Zn, Sn) calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) lebih tinggi

dibandingkan dengan varietas Gelatik dan varietas Perkutut.

f. Calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) BATAN toleran terhadap kekeringan.

Pada tahun 2012 dilakukan pengujian terhadap calon varietas Kacang Hijau

dan telah dipresentasikan di hadapan TP2V-Kementan. Dari hasil pengujian

tersebut, dihasilkan rekomendasi terkait penambahan beberapa data baru

seperti data daya tahan terhadap kekeringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji

daya tahan terhadap kekeringan bagi galur PSJ S 31.

Calon varietas kacang hijau sudah pernah digunakan/diuji

coba/dimanfaatkan di daerah Yogyakarta, Malang, Mataram, dan Sulawesi

Selatan.

4) Varietas Sorgum

Sejak tahun 2010 BATAN telah mengusulkan 3 galur mutan sorgum yaitu B-

76, B-100 dan Zh-30 untuk dilepas menjadi varietas sorgum baru oleh

Kementerian Pertanian. Ketiga galur tersebut memiliki keunggulan berproduksi

tinggi dan sangat tahan terhadap kondisi kekeringan. Galur B-76 tergolong

sebagai sorgum manis dengan kadar gula relatif tinggi yaitu 17,6% dan ideal

untuk bahan baku pembuatan bioetanol. Galur B-100 memiliki produksi biomassa

yang relatif tinggi dan ideal untuk pakan ternak ruminansia (sapi, kerbau,

kambing dsb). Galur Zh-30 memiliki produktivitas biji tertinggi dengan kualitas biji

dan tepung yang baik dan ideal untuk pangan. Pada tahun 2011, galur Zh-30 telah

dilakukan pengajuan proposal pelepasan menjadi varietas sorgum baru dengan

nama Pahat (singkatan Pangan Sehat). Selanjutnya, pada tahun 2012 dilakukan

pengujian dan telah dipresentasikan di hadapan TP2V-Kementan. Untuk

memenuhi pembaharuan persyaratan pelepasan varietas hasil pengujian di tahun

2012, maka diperlukan penambahan beberapa data baru seperti data daya tahan

terhadap kekeringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji daya tahan terhadap

kekeringan bagi galur Zh-30.

Keunggulan calon varietas Pahat dibandingkan dengan varietas nasional, yaitu:

a. Produksi biji rata-rata mencapai 5,7 Ton/Ha dan potensi produksi hasil

mencapai 8 Ton/Ha. Tingkat produktivitas ini lebih tinggi dibandingkan

Page 22: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

24

LAKIP BATAN - 2012

dengan varietas nasional (produksi rata-rata 4,2 Ton/Ha dan potensi hasil 6

Ton/Ha).

b. Memiliki kandungan tanin yang rendah (0,011% polifenol) dibanding varietas

nasional (kisaran antara 0,015-0,030% polifenol).

c. Struktur fisik tanaman yang rendah dengan warna biji yang bening dan

mudah rontok.

Daerah pengujian/pemanfaatan galur harapan Zh-30 meliputi Banyuwangi,

Boyolali, NTT, NTB, Lampung, Yogyakarta, dan Balikpapan.

Hingga akhir tahun 2012, galur harapan Zh-30 telah dilakukan uji coba penelitian

yang dilakukan oleh:

a. PT. Multi Usaha Wisesa dalam pemanfaatan biji sorgum sebagai bahan industri pangan.

b. Semeo Biotrop dalam pemanfaatan biji sorgum untuk aneka pangan.

c. Riset Perkebunan Nusantara (RPN) dalam pemanfatan biji sorgum sebagai pangan alternatif.

d. PT. Blue Energi dalam pemanfaatan biji dan batang sorgum sebagai bahan baku bioetanol.

e. CV. Adas Wangi dalam pemanfaatan biji dan batang sorgum sebagai pakan ternak.

5) Varietas Gandum

Hingga akhir tahun 2012, telah dilakukan uji multilokasi terhadap galur-

galur mutan gandum bersama dengan konsorsium gandum nasional, yaitu galur

mutan CPN-01, CPN-02, CBD-16, CBD-17, CBD-18, CBD-19, CBD-20, CBD-21, CBD-

23. Pada tahun 2013 akan dibuat proposal pelepasan varietas gandum yang

melibatkan galur-galur mutan BATAN yang diajukan oleh konsorsium gandum

nasional.

Kegunaan varietas :

a. Varietas gandum tropis dapat berkontribusi dalam program diversifikasi

pangan yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan berbasis tepung terigu

(mie, roti, dan lain-lain).

b. Varietas gandum tropis dapat berperan dalam produksi tepung terigu

sehingga mengurangi ketergantungan impor tepung terigu.

c. Varietas gandum tropis dapat mendukung ekonomi rakyat dengan

pengembangan gandum di tingkat petani pada agroekosistem yang cocok

Page 23: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

25

LAKIP BATAN - 2012

Gambar 3.7.a. Uji multilokasi terhadap varietas gandum Gambar 3.7.b. Galur harapan gandum tropis

Keunggulan varietas :

a. Varietas gandum tropis merupakan varietas gandum yang tidak bergantung

pada suhu rendah seperti varietas gandum pada umumnya sehingga dapat

berproduksi dengan baik walaupun ditanam pada daerah dataran rendah.

b. Varietas gandum tropis berpotensi menjadi sumber karbohidrat bagi

pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan di Indonesia.

Pengguna yang berpotensi menggunakan varietas gandum, adalah

produsen tepung terigu seperti PT. Bogasari dan petani yang ingin

mengembangkan gandum.

Kendala yang dihadapi untuk pelepasan varietas unggul gandum adalah

dibutuhkan waktu untuk uji multilokasi galur-galur mutan gandum yang diuji

bersama galur-galur lain dalam konsorsium gandum nasional. Kerjasama telah

dilakukan dengan lembaga yang tergabung dalam konsorsium gandum bersama

Balai Penelitian Sereal (Balitsereal) – Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian

IPB, dan Balai Besar Biogen.

Tabel 3.4.

Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012

Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja

2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum)

2 Varietas

66,67%

1 Varietas

50%

5 Varietas

100%

Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja

selama 3 tahun mengalami peningkatan. Ketidakberhasilan pencapaian target di tahun

Page 24: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

26

LAKIP BATAN - 2012

2010 dan 2011 disebabkan karena belum lulus dari tim TP2V-Kementan. Pelepasan

varietas ditetapkan melalui TP2V-Kementan yang memerlukan waktu cukup panjang,

serta pengujian multilokasi yang bergantung pada musim tanam.

Dalam upaya memenuhi target Renstra di bidang pangan, BATAN akan

melaksanakan koordinasi mengenai jadwal dan persyaratan teknis pelepasan varietas

dengan TP2V-Kementan, konsorsium gandum bersama Balai Penelitian Sereal

(Balitsereal) – Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian IPB, dan Balai Besar Biogen,

sehingga target perolehan 19 varietas pada tahun 2014 bisa tercapai seluruhnya.

Berdasarkan proyeksi Dewan Energi Nasional (DEN), pada tahun 2025

diperkirakan Indonesia membutuhkan pasokan listrik sebesar 115.000 MW. Kapasitas

terpasang saat ini sekitar 30.000 MW, sehingga Indonesia masih membutuhkan sekitar

85.000 MW. Kekurangan ini akan dipenuhi melalui pemanfaatan berbagai macam

sumber energi dalam bauran energi yang optimal. Energi nuklir menjadi salah satu

opsi dalam rencana bauran energi tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, BATAN

melakukan studi penyiapan tapak PLTN di Pulau Bangka – Provinsi Kepulauan Bangka-

Belitung. Calon tapak Bangka Barat diperkirakan mempunyai kapasitas maksimum

10.000 MW, dan Bangka Selatan maksimum 6.000 MW. Namun demikian, kapasitas

maksimum tersebut harus diperhitungkan berdasarkan pengembangan kapasitas

jaringan. Selain Pulau Bangka, Indonesia juga melakukan studi penyiapan tapak di dua

lokasi lain, yaitu di Muria-Jawa Tengah dengan kapasitas 7.000 MW, dan Banten

(masih studi awal) dengan kapasitas 4.000 MW.

Pada tahun 2012 telah dihasilkan beberapa dokumen pendukung penyiapan

infrastruktur PLTN, yaitu:

1. Dokumen Penyusunan Pedoman Infrastruktur Dasar Pendukung Program Energi

Nuklir Nasional Evaluasi Infrastruktur Pembangunan PLTN , terdiri dari:

a. Dokumen Survei tapak Banten tahap penapisan 3 yang memuat hasil survei

gravity, geomagnet, serta survei radon awal untuk konfirmasi sesar (patahan

geologi) Banten.

Salah satu aspek yang sangat penting dalam penentuan tapak adalah

analisis mendalam terhadap potensi sesar aktif yang menjadi sumber potensi

gempa. Studi saat ini masih difokuskan pada konfirmasi keberadaan sesar di

2. Jumlah Dokumen Teknis Peyiapan Infrastruktur, Tapak PLTN dan Penyusunan Spesifikasi Teknis yang Siap Dimanfaatkan oleh Pemangku Kepentingan

Page 25: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

27

LAKIP BATAN - 2012

sekitar Banten. Analisis gravity, geomagnet dan radon dilakukan dengan

cakupan wilayah near regional meliputi pantai Banten dan Anyer, Kabupaten

Serang, Kota Cilegon dan sebagian wilayah Pandeglang. Hasil analisis

menunjukkan adanya indikasi sesar Bojonegara di sekitar Banten. Namun

demikian, data yang ada belum dapat digunakan untuk memastikan apakah

sesar ini merupakan sesar aktif. Akan dilakukan studi lanjutan pada aspek

sesar permukaan dengan melakukan gravity ke arah Selatan (Serang bagian

Selatan) untuk menemukan indikasi sesar lain di wilayah Banten (dalam skala

near regional).

Gambar 3.8. Survey geomagnetik (kiri) dan gravity (kanan) di Bojonegara

b. Dokumen Penyusunan Konsep Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) PLTN Banten yang memuat konsep dokumen AMDAL PLTN

Kramatwatu – Banten, dan hasil pemutakhiran data rona lingkungan awal

berdasarkan Site Data Report (SDR) Kramatwatu.

Studi ini dilakukan berdasarkan ketentuan UU Nomor 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 Lampiran I Nomor II

huruf M Bidang Ketenaganukliran nomor 1a. BATAN sebagai lembaga

pemerintah non kementerian berinisiatif untuk memfasilitasi penyusunan

konsep dokumen AMDAL untuk PLTN di Kramatwatu – Banten. Studi AMDAL

ini mengkaji dampak pembangunan PLTN dengan daya 4 x 1.000 MW, antara

lain:

Aspek fisik dan kimia, terutama pada kualitas udara (emisi, ambient, dan

kebisingan), kualitas air (ceceran minyak pelumas, limbah bahang), serta air

tanah.

Page 26: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

28

LAKIP BATAN - 2012

Aspek sosial, ekonomi dan budaya, terutama pada saat pembebasan lahan

dan relokasi penduduk.

Keberadaan PLTN harus dapat menjamin keberlanjutan sosial (social

sustainability), keberlanjutan ekonomi (economic sustainability) dan yang

lebih utama adalah keberlanjutan fungsi lingkungan hidup (environmental

sustainability).

Dalam rangka persiapan pembangunan PLTN dan kelengkapan

infrastrukturnya, maka perlu disusun dokumen AMDAL PLTN sebagai insentif

pemerintah. Dalam studi ini hanya akan dibuat konsep dokumen Kerangka

Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL). Konsep dokumen KA-ANDAL

ini akan menjadi dokumen pembanding atau acuan bagi pemrakarsa/owner

PLTN Banten dalam menyusun dokumen AMDAL PLTN nantinya.

c. Dokumen Penyiapan Tapak PLTN di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan

Bangka – Belitung yang berisi hasil pelaksanaan konsultan pelaksana aspek

tapak (17 aspek) dan non tapak (3 aspek). Konsultan pelaksana adalah PT.

Surveyor Indonesia dan AF Consult, serta konsultan pengawas adalah PT.

KOGAS Driyap Konsultan.

Studi ini menghasilkan banyak data yang sangat penting untuk menilai

kelayakan tapak PLTN. Di samping itu juga dapat dimanfaatkan oleh Pemda

setempat dalam merencanakan pengembangan ekonomi, pengembangan

wilayah sosial dan industri, keamanan, transportasi, pertanian, pelayaran dan

lain-lain. Dalam studi ini telah dilakukan pemantauan gempa melalui alat

pemantau gempa di 10 stasiun: 8 stasiun di Pulau Bangka dan 2 stasiun di

Sumatera. Pemantauan meteorologi antara lain telah menghasilkan data profil

curah hujan, kecepatan angin, arah angin, kelembaban nisbi, tekanan udara,

radiasi matahari, dan frekuensi petir. Dalam studi ini juga telah didapatkan

peta kontur (topografi rinci), peta geologi, profil stratigrafi darat-laut, pola

aliran air tanah, aliran air laut, potensi pendangkalan pantai, dan kedalaman

air laut (batimetri) rinci, serta pasang-surut dan gelombang laut. Telah pula

dibuat perkiraan potensi banjir dan intrusi air laut ke dalam daratan.

Berdasarkan hasil analisis dan survei geologi, geofisika, dan geoteknik

telah didapatkan umur batuan dan profil batuan di bawah permukaan tanah,

yang dapat digunakan sebagai dasar penetapan fondasi untuk PLTN.

Page 27: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

29

LAKIP BATAN - 2012

Penyelidikan sesar permukaan dimaksudkan untuk memastikan bahwa tapak

benar-benar aman dari ancaman bahaya gempa akibat bergeraknya struktur

(tektonik). Hasil penelitian aspek vulkanologi menunjukkan bahwa tidak terjadi

aktivitas vulkanik di wilayah Bangka-Belitung. Studi ini juga memetakan pola

penduduk seperti piramida penduduk Bangka berdasarkan umur dan jenis

kelamin, peta sebaran dan kepadatan penduduk. Dalam aspek tataguna lahan

dan air serta ekologi, telah diproduksi peta tata guna lahan rinci, serta

kelimpahan dan keanekaragaman biota laut/air, tanah, dan terestrial.

Gambar 3.9. Pemantauan meteorologi (kiri) dan Pemantauan oceanology (kanan)

Dalam rangka penyusunan program kesiapsiagaan nuklir, telah dianalisis

rencana penanggulangan bencana seperti inventarisasi jalan, sungai, rute dan

shelter evakuasi. Berdasarkan analisi berbagai data terkait, dibuatlah lay out

PLTN di Bangka Barat dan Bangka Selatan.

Kegiatan studi kelayakan ini memberikan manfaat juga bagi

pengembangan SDM Nasional secara umum, dan SDM BATAN secara khusus

dalam hal penyiapan tapak PLTN. Pada tahun 2013, studi ini akan dilanjutkan

dengan penekanan pada analisis data dan penulisan laporan terintegrasi.

d. Dokumen Penyusunan Sistem Informasi tapak PLTN Berbasis Data Spasial di

Bangka – Belitung, Banten, dan Muria yang berisi data spasial tapak tahap

pemutakhiran.

Studi ini dilakukan untuk menghimpun semua studi tapak yang terkait

dengan data geospasial. Peta yang dihasilkan antara lain peta struktur ruang,

Page 28: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

30

LAKIP BATAN - 2012

tutupan lahan, peta lingkungan dan profil infrastruktur. Hasil studi tahun 2011

dan tahun 2012 disusun dalam bentuk pangkalan data (database) sistem

informasi tapak berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis). Data yang

dikumpulkan selama 2 tahun belum menunjukkan adanya perubahan struktur

ruang, tutupan lahan, dan kondisi lingkungan, tetapi sudah menunjukkan

adanya perubahan infrastruktur di wilayah Muria. Pada tahun 2013, kegiatan

ini akan dikembangkan menjadi sebuah sistem informasi berbasis WebGIS

yang bisa diakses melalui intranet atau internet. Hasil studi ini tidak hanya

dapat dimanfaatkan untuk penyiapan tapak, tetapi juga oleh pemerintah

daerah setempat bagi perencanaan tata ruang, pengelolaan lingkungan, dan

pengembangan infrastruktur.

e. Dokumen Monitoring Kegempaan, Meteorologi dan Lingkungan di Tapak

Muria yang berisi data gempa mikro dari 8 stasiun gempa mikro di sekeliling

gunung Muria. Pengolahan data untuk memperoleh hasil berupa date/time,

koordinat epicenter, Peak Ground Acceleration (PGA), Magnitude, dan

kedalaman pada setiap kejadian gempa. Data sebaran gempa secara

geospasial terutama gempa mikro sampai Desember 2012 telah ditampilkan.

Pengumpulan data meteorologi, pengolahan, dan analisis data berdasarkan

parameter dan ketinggian sensor telah dilakukan. Dalam penelitian ini juga

telah dilakukan pembuatan grafik pada setiap parameternya, windrose sampai

dengan akhir Desember 2012, pengumpulan data lingkungan darat dan laut

wilayah tapak Muria hingga akhir Desember 2012, dan pelaksanaan kalibrasi

peralatan meteorologi untuk menjaga keakuratan data yang dihasilkan.

f. Dokumen Hasil Pemantauan Ground Deformation Menggunakan GPS

Geodetik di Tapak Muria yang berisi hasil monitoring deformasi di Muria

menggunakan Global Positioning System (GPS) geodetik, bekerjasama dengan

Fakultas Geodesi – ITB.

Studi ini dilakukan untuk mengetahui pergeseran posisi koordinat suatu

lokasi yang mungkin terjadi akibat aktivitas vulkanik. GPS digunakan untuk

mengamati perubahan posisi koordinat tersebut per tahun dalam rentang

waktu 5 tahun hingga tahun 2014. Telah dikumpulkan data primer dari tahun

2010 hingga 2012 berupa posisi koordinat teliti (dengan akurasi lebih kecil

Page 29: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

31

LAKIP BATAN - 2012

daripada 1 mm). Sampai saat ini belum ditemukan adanya pergeseran posisi

koordinat di wilayah Muria. Masih diperlukan akuisisi data posisi koordinat

teliti paling tidak sampai tahun 2014 untuk dapat mengambil kesimpulan

tentang adanya pergeseran. Pada akhirnya semua data ini diperlukan untuk

mengetahui kemungkinan Gunung Muria aktif kembali. Informasi mengenai

Gunung Muria ini sangat penting terkait dengan keselamatan tapak PLTN.

Kegiatan tahun 2012 ini adalah kelanjutan dari tahun 2011 untuk

mendapatkan posisi koordinat teliti.

Gambar 3.10.a. Pemantauan deformasi di lokasi benchmark Desa Danyang Mulyo

Gambar 3.10.b. Pemantauan deformasi di lokasi benchmark Desa Mijen

2. Dokumen Studi Infrastruktur Pengembangan SDM dan Partisipasi Industri

Nasional, terdiri dari :

a. Dokumen Draft Cetak Biru Partisipasi Industri Nasional dan Alih Teknologi

PLTN (final), yang berisikan konsep program partisipasi industri nasional untuk

mendukung pembangunan PLTN, konsep program alih teknologi untuk

meningkatkan kemampuan industri nasional dan meningkatkan angka

partisipasi industri nasional (TKDN - Tingkat Komponen Dalam Negeri).

Dokumen ini didukung oleh beberapa naskah akademis, antara lain:

Ringkasan kode dan standar kualitas yang diperlukan dalam PLTN dan

pembangkit konvensional (termal-fosil).

Ringkasan kondisi industri terkait dan perkembangannya.

Beberapa peraturan dan kebijakan yang terkait dengan peningkatan

TKDN.

Dibandingkan dengan kegiatan tahun sebelumnya, dokumen yang

dihasilkan tahun 2012 ini merupakan kegiatan final yang nantinya akan

Page 30: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

32

LAKIP BATAN - 2012

disampaikan ke Kementerian Perindustrian sebagai masukan untuk

pembuatan kebijakan TKDN khususnya untuk pembangunan PLTN.

b. Dokumen Penyusunan Pangkalan Data Industri Nasional, yang berisikan

sistem dan laporan database/pangkalan data industri nasional untuk

mendukung pembangunan PLTN.

Pangkalan data ini memuat informasi dan spesifikasi komponen PLTN dan

produk industri nasional yang diperkirakan dapat berpartisipasi dalam industri

nuklir, khususnya PLTN. Pemutakhiran pangkalan data sebelumnya dilakukan

pada tahun 2009, dan pada tahun 2012 dilakukan kembali pemutakhiran data

serta modifikasi program. Arsitektur program sistem pangkalan data ini adalah

merangkai dan menghubungkan komponen PLTN dengan produk yang

dihasilkan oleh industri nasional. Pada akhirnya dapat diketahui kemampuan

industri nasional untuk memproduksi komponen PLTN dengan informasi TKDN

secara nasional. Pangkalan data ini menjadi basis proses transfer teknologi

PLTN.

c. Dokumen Program Pengembangan SDM dan Penyusunan Dokumen Fasilitas

Pelatihan PLTN, yang berisikan penyempurnaan dokumen konsep

pengembangan SDM PLTN, kajian kebutuhan SDM (dengan pertimbangan

kasus Jepang dan Korea), konsep pelatihan, serta konsep sarana dan

prasarana (Nuclear Training Center - NTC) untuk pengembangan SDM PLTN.

Kegiatan tahun 2012 adalah tahun terakhir sejak tahun 2009. Dokumen ini

dapat digunakan sebagai masukan kepada pengambil keputusan dan sebagai

dasar pengembangan SDM PLTN di Indonesia, pengembangan kompetensi

personel, serta fasilitas pelatihan yang harus disiapkan. Dokumen ini

mencakup pokok bahasan:

Kajian Kebutuhan SDM PLTN.

Infrastruktur Pengembangan SDM PLTN.

Rencana Tindak Penyiapan SDM PLTN.

Fasilitas Pelatihan dan Jejaring Kerjasama.

Page 31: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

33

LAKIP BATAN - 2012

3. Dokumen Studi Infrastruktur Sistem Kelistrikan Opsi Nuklir (Ekonomi dan

Pendanaan, Perencanaan Energi), terdiri dari :

a. Dokumen Studi High Voltage Direct Current (HVDC) Bangka-Belitung, yang

berisikan estimasi keuntungan dan kerugian pemanfaatan HVDC apabila PLTN

dibangun di Pulau Bangka. Dokumen ini meliputi uraian kemampuan sistem

untuk mengirimkan sejumlah besar daya pada jarak jauh dengan pengeluaran

biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan sistem lainnya. Hasil studi

adalah perbandingan nilai tekno-ekonomi dengan sistem HVDC dan tanpa

sistem HVDC, serta perkiraan biaya total.

Analisis dilakukan untuk skenario kapasitas dan panjang saluran transmisi

dari Bangka Barat dan Bangka Selatan sebagai daerah interest tapak PLTN ke

wilayah di sekitar selatan Jakarta dan ke Muara Enim - Sumatera Selatan,

sesuai rencana PT. PLN yang membangun saluran transmisi HVDC dari PLTU

batubara mulut tambang ke wilayah di sekitar selatan Jakarta. Data dasar

biaya diperoleh dari berbagai sumber pada proyek HVDC.

Dari hasil analisis biaya diperoleh bahwa estimasi biaya total untuk sistem

HVDC untuk kapasitas 1000, 2000 dan 4000 MW. Perhitungan dilakukan untuk

sistem HVDC dari Bangka Barat dan Bangka Selatan ke wilayah Selatan Jakarta

maupun Muara Enim.

b. Dokumen Statistik Energi Nuklir 2012, yang berisikan informasi kondisi

penduduk Indonesia, ekonomi energi, harga energi berbagai sumber energi,

konsumsi energi tiap sektor, ketersediaan sumber daya energi, dan statistik

energi nuklir.

c. Dokumen Studi Kelayakan PLTN Bangka Non Tapak Aspek Ekonomi,

Teknologi dan Pengelolaan, yang berisikan perhitungan ekonomi dengan

biaya investasi PLTN sebesar 4.500 USD/kW. Secara teknologi diperoleh

bahwa jenis PLTN PWR yang cocok untuk dibangun di Indonesia adalah

AP1000, OPR1000, dan ATMEA. Dari aspek manajemen didapatkan bahwa

sistem public-private partnership (PPP) merupakan pilihan terbaik dalam

pembangunan dan pengoperasian PLTN.

Page 32: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

34

LAKIP BATAN - 2012

d. Dokumen Spesifikasi Teknis Konsep Sistem Kogenerasi PLTN, yang berisikan

spesifikasi teknis konsep sistem kogenerasi PLTN.

Konsep sistem kogenerasi PLTN adalah sebuah konsep penggunaan PLTN

bukan hanya untuk menghasilkan listrik, namun juga untuk menghasilkan

produk lain seperti pemanfaatan panas untuk gasifikasi/pencairan batubara

dan produksi air bersih (desalinasi). Studi ini dilakukan untuk menyusun

spesifikasi teknis konsep sistem kogenerasi PLTN dengan instalasi

gasifikasi/pencairan batubara dan instalasi desalinasi. Spesifikasi teknis ini

disusun berdasarkan hasil pra-rancangan sebelumnya. Jenis PLTN yang

digunakan adalah reaktor bertemperatur tinggi (HTR). Gasifikasi/pencairan

batubara dilakukan dengan metode pencairan tidak langsung (indirect coal

liquefaction), sedangkan instalasi desalinasi menggunakan teknologi LT-HT-

MED (Low temperature horizontal tube multi effect desalination).

Spesifikasi teknis yang disusun untuk gasifikasi/pencairan batubara

meliputi spesifikasi bahan baku, bahan bantu, dan alat. Bahan baku yang

digunakan adalah batubara sebanyak 1.980.000 Ton/tahun dan steam 158.000

Ton/ tahun.

Gasifikasi/pencairan batubara menghasilkan fraksi produk berupa

gasoline, kerosene, diesel, hidrokarbon berat, dan fuel gas. Penerapan konsep

ini akan membantu pemerintah dalam penyediaan bahan bakar alternatif.

Selain itu, telah dapat diidentifikasi komponen untuk gasifikasi/pencairan

batubara, yang terpenting di antaranya adalah intermediate heat exchanger,

reaktor Fischer Tropsch, dan menara destilasi.

Spesifikasi teknis yang disusun untuk desalinasi meliputi spesifikasi bahan

baku, bahan bantu, dan alat. Kapasitas produksi instalasi desalinasi adalah

2.000 Ton/jam. Telah diidentifikasi spesifikasi komponen peralatan untuk

instalasi desalinasi, terutama evaporator, flash tank, heat exchanger, dan

pompa dengan filter (kapasitas 2.000 Ton/jam).

Studi ini adalah kelanjutan dari yang telah dilakukan tahun-tahun

sebelumnya yaitu kajian tekno-ekonomi desalinasi nuklir dan

gasifikasi/pencairan batubara. Hasil studi ini bermanfaat untuk kalangan

industri produksi batubara cair dan air bersih dengan spesifikasi yang sudah

dikaji.

Page 33: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

35

LAKIP BATAN - 2012

Tabel 3.5. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2012, 2011, dan 2010

Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja

2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan

3

Dokumen

teknis

100%

3

Dokumen

teknis

100%

3

Dokumen

teknis

100%

Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja

selama 3 tahun menunjukkan hasil yang senantiasa bagus karena mencapai 100%.

BATAN sebagai lembaga litbang menghasilkan produk berupa teknologi proses

maupun barang (prototipe) sebagai kelengkapan hasil litbang yang siap di scale up

untuk diproduksi yang dilengkapi dengan dokumen teknis terhadap produk tersebut,

dan disebut dengan paket teknologi. Dalam Renstra BATAN 2011-2014 Rev.2, target

yang direncanakan pada tahun 2012 sebanyak 6 paket teknologi telah tercapai 100%,

dengan rincian sebagai berikut.

1) Paket teknologi pengendalian hama tanaman

Paket Teknologi Sofatan-3G merupakan insektisida berbentuk butiran

dengan bahan aktif Dimehipo digunakan untuk mengendalikan hama penggerek

batang padi kuning (Scirpopaga incertulas). Insektisida ini bersifat sistemik, dan

penggunaannya dilakukan dengan cara ditanam di dalam tanah sehingga dapat

dihisap oleh tanaman. Hama yang ada pada tanaman tersebut akan terkena

racun dari insektisida dan akhirnya mati. Selama ini produk Insektisida dengan

bahan aktif yang sama sudah beredar di pasar dengan nama dagang Spontan 400

EC. Sofatan-3G memiliki keunggulan dibandingkan dengan Spontan 400 EC,

antara lain:

a. Sofatan-3G berbentuk butiran, sehingga aplikasinya lebih mudah dan lebih

efisien dibandingkan dengan Spontan 400 EC yang berbentuk cairan

3. Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat

Page 34: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

36

LAKIP BATAN - 2012

b. Penggunaan Sofatan-3G lebih efisien, selama masa tanam cukup diberikan dua

kali, sedangkan bentuk insektisida yang lain diberikan setiap minggu pada saat

tanaman berusia 21 hari setelah tanam sampai dengan tanaman berusia 42

hari setelah tanam

c. Sofatan-3G bisa mengurangi resiko pencemaran lingkungan, dibandingkan

produk insektisida komersial yang lain

d. Sofatan-3G mempunyai nilai ekonomis (Rp 45.000,-/kg) yang lebih tinggi

dibandingkan dengan Spontan 400 EC (Rp 100.000,-/kg).

Gb. 3.11.a. Uji coba insektisida Sofatan-3G pada tanaman padi (kiri) Gb. 3.11.b Hama Penggerek batang yang ditemui pada tanaman

kontrol (kanan)

Insektisida berbentuk butiran dengan bahan aktif Dimehipo hasil litbang

BATAN telah mendapatkan merek dagang Sofatan-3G dari Ditjen HAKI

Kementerian Hukum dan HAM. Saat ini Sofatan-3G sedang dalam proses untuk

mendapatkan sertifikasi dari Komisi Pestisida Kementerian Pertanian.

2) Paket Teknologi Pembuatan Irradiated Biodegradable Cellulose Microbial

Membrane untuk GBR (Guided Bone Regeneration )

Guided Bone Regeneration (GBR) adalah suatu prosedur atau tindakan

operasi terutama dibidang periodontal untuk memperbaiki kerusakan tulang.

Operasi ini biasanya dilakukan dengan menggunakan graft tulang dan suatu

membran steril. Membran berfungsi sebagai penghalang fisik terhadap invasi

jaringan lunak yang tidak diinginkan sehingga proses oseosis tidak terganggu oleh

intrusi jaringan lunak disekitarnya dapat penyembuhan berjalan lebih cepat dan

sempurna. Gambar 3.7 memperlihatkan mekanisme proses operasi GBR pada

Page 35: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

37

LAKIP BATAN - 2012

kasus penanganan kerusakan tulang periodontal. Ada dua jenis membran yang

biasa digunakan yaitu membran yang tidak dapat didegradasi oleh cairan tubuh

(non biodegradable membrane) dan membran biodegradasi (biodegradable

membrane). Membran non biodegradable mempunyai kelemahan yaitu tidak

dapat didegradasi oleh cairan tubuh sehingga memerlukan tindakan operasi

kedua setelah proses penyembuhan tulang selesai. Hal ini sangat tidak nyaman

karena selain memerlukan biaya yang sangat mahal, juga dapat menyebabkan

komplikasi pada pasien dan waktu penyembuhan menjadi lama. Sebaliknya

membran biodegradasi tidak memerlukan tindakan operasi kedua setelah proses

penyembuhan tulang selesai.

Gambar 3.12. Teknik GBR pada penanganan kasus kerusakan tulang periodontal

BATAN telah berhasil mensintesis membran cellulose microbial yang

bersifat biodegradasi yang diperoleh dari proses fermentasi mikroba A. xylinum

dalam suatu media yang mengandung air kelapa sebagai sumber mikronutrien

dan meradiasi membran tersebut untuk mendapatkan membran yang bersifat

biodegradabel. Gambar 3. 13 adalah membran cellulose microbial yang dihasilkan

BATAN. Beberapa karakteristik membran seperti sifat fisiko-kimia, mekanik,

toksisitas, biodegradasi, sterilitas dan biokompatibilitas menggunakan hewan

percobaan telah dilakukan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa membran

irradiated cellulosa microbial mempunyai sifat fisik yang kuat dan cukup elastis

dengan kekuatan tarik yaitu 927 kg/cm2. Nilai kekuatan tarik ini sangat cukup

untuk mempertahankan kondisi fisik membran selama menjalankan fungsinya.

Freeze dried xenograft steril

Radiasi (granul)

Membran GBR

Pemasangan

membran

Pemberian

xenograft

Penutupan gum

Page 36: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

38

LAKIP BATAN - 2012

Gambar 3.13. Contoh membrane cellulose microbial yang dihasilkan BATAN

Selain itu membran cellulose microbial bersifat biodegradabel secara

invitro dimana setelah perendaman dalam larutan synthetic body fluid selama 6

bulan menunjukkan penurunan berat membran hingga 39% sebagai akibat dari

terlarutnya senyawa selulosa yang mempunyai berat molekul yang rendah. Hasil

pengujian morfologi membran cellulose microbial menunjukkan indikasi yang

sangat jelas bahwa membran cellulosa microbial terdegradasi akibat iradiasi

sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.14. Hasil pengujian toksisitas

membran cellulose microbial menggunakan hewan percobaan menunjukkan

bahwa membran cellulose microbial tidak bersifat toksik. Selain itu, membran

cellulose microbial menunjukkan sifat biokompatibel terhadap jaringan tubuh

hewan percobaan. Oleh karena itu membran irradiated cellulose microbial sangat

potensial digunakan sebagai membran GBR. Untuk membuktikan potensi

membran cellulose microbial sebagai membran GBR, penelitian uji efikasi pada

hewan percobaan dan uji klinik pasien perlu dilakukan. Dibandingkan dengan

membran komersial seperti e-PTFE, membran irradiated cellulose microbial

mempunyai keunggulan yaitu dapat terdegradasi oleh cairan tubuh sehingga

tidak perlu dilakukan operasi kedua setelah proses penyembuhan tulang selesai.

Gambar 3.14. Foto struktur mikro membran cellulosa microbial non iradiasi (kiri) dan iradiasi 50 kGy dengan pembesaran 2 x 104 (kanan)

Putusnya jaringan ikat

membran selulosa mikrobial

akibat radiasi

b a

Page 37: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

39

LAKIP BATAN - 2012

Dalam aplikasinya membran irradiated cellulosa microbial dapat digunakan

oleh dokter gigi spesialis periodontodologi, dokter gigi spesialis bedah mulut,

dokter mata, dokter spesialis bedah tulang untuk menangani berbagai kasus

kerusakan tulang. Proses produksi membran irradiated cellulosa microbial telah

didaftarkan untuk mendapatkan paten ke Ditjen HAKI - Kementerian Hukum dan

HAM, dan telah mendapatkan nomor pendaftaran P.00201000820.

3) Paket Teknologi Pembuatan Produk Pangan Fungsional Berbasis Nabati (Aneka

Sayur) Iradiasi Skala Semi Pilot

Diperoleh paket teknologi pembuatan produk pangan fungsional berbasis

nabati (aneka sayur) iradiasi skala semi pilot. Hasil percobaan menunjukkan

bahwa jamur shiitake (L. edodes) dan jamur kuping (A. auricula) adalah kedua

jenis jamur pangan yang kaya protein dan rendah lemak dapat dikeringkan

dengan cara pengeringan menggunakan sinar matahari kadar air sekitar 11-12%,

yang memiliki pH berkisar 6-7 dan aktivitas air (Aw) berkisar 0,6-0,8. Iradiasi

gamma dengan dosis 5 kGy dapat menekan secara nyata pertumbuhan mikroba

pada kedua jenis jamur pangan (L. edodes dan A.auricula) kering yang dikemas PE

laminasi vakum sebesar 5 log cycle, dengan tanpa mengubah secara nyata sifat

fisiko-kimia seperti kadar air, pH, aw, kadar protein, lemak dan karbohidrat serta

mempertahankan kualitas asam amino, aktivitas antioksidan, mineral

mikronutrisi fungsional dan sifat organoleptik jamur kering. Sedangkan

kandungan beberapa vitamin dan karoten agak menurun, namun demikian secara

umum kualitas gizi fungsional kedua jenis jamur kering tersebut dapat

dipertahankan dan lebih higienis.

Gambar 3.15.a. Jamur pangan fungsional Lentinula edodes yang tidak diiradiasi (0 kGy) setelah Penyimpanan 6 bulan

Gambar 3.15.b. Jamur pangan fungsional Lentinula edodes yang diiradiasi 5 kGy setelah penyimpanan 6 bulan

Page 38: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

40

LAKIP BATAN - 2012

Gambar 3.15.c. Jamur pangan fungsional Auricularia auria yang tidak diiradiasi (0 kGy) setelah penyimpanan 6 bulan

Gambar 3.15.d. Jamur pangan fungsional Auricularia auria yang diiradiasi 5 kGy setelah penyimpanan 6 bulan

Pada kedua jenis jamur pangan kering tersebut tidak ditemukan logam

berat (Cd, Hg dan As), kecuali sedikit Pb yang masih di bawah ambang batas,

sehingga aman untuk digunakan sebagai bahan pangan bergizi. Sampai masa

penyimpananan 6 bulan, secara umum kedua jenis jamur kering iradiasi tersebut

dapat dikatakan masih memiliki kualitas cukup baik sebagai bahan pangan yang

bergizi. Hasil pencapaian target paket teknologi ini adalah 100%.

4) Paket Teknologi Pembuatan Inokulan Mikroba (Kompos Starter/Bio-Aktivator)

Pengurai Limbah Organik dan Perunut untuk Remediasi Lahan Marginal.

Telah diperoleh paket teknologi pembuatan inokulan mikroba (kompos

starter/bio-aktivator) pengurai limbah organik dan perunut untuk remediasi

lahan marginal. Teknologi ini merupakan pengembangan Super Carrier yakni

berupa bahan pembawa berbasis kompos teriradiasi. Analisis pengaruh aplikasi

inokulan berbasis kompos teriradiasi terhadap penyimpanan dan laju

pengembalian karbon di tanah menggunakan isotop C-13 sebagai perunut.

Paket teknologi ini dalam proses pengajuan Paten ke Dirjen HAKI-

Kemenkumham pada bulan April 2012, dengan capaian 100% dari target.

Kegunaan/manfaat inokulan mikroorganisme, antara lain:

a. Mengandung kumpulan mikroorganisme fungsional terpilih yang efektif

sebagai pengurai limbah organik, penambat nitrogen, pelarut fosfat dan

pengendali hayati (biocontrol).

b. Meningkatkan kesehatan tanah dan tanaman.

c. Berpotensi meningkatkan agregasi tanah.

Page 39: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

41

LAKIP BATAN - 2012

d. Mengandung mikroorganisme yang mampu berperan sebagai chelating agent

untuk mereduksi beberapa logam berat.

e. Meningkatkan efisiensi serapan unsur hara oleh tanaman.

f. Menurunkan penggunaan pupuk anorganik dan agrochemical lain.

g. Meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.

Gambar 3.16. Produk inokulan mikroorganisme pengurai

limbah organik dan perunut untuk remediasi lahan marginal hasil litbang BATAN

Beberapa produk inokulan mikroorganisme sejenis yang ada di pasaran

antara lain EM4, Superfarm, Stardec, Orgadec dan produk inokulan

mikroorganisme komersial lainnya. Dibandingkan dengan produk inokulan

mikroorganisme komersial tersebut, inokulan mikroorganisme BATAN memiliki

keunggulan sebagai berikut:

1. Beberapa produk komersial menggunakan mikroorganisme yang bukan

berasal dari Indonesia sehingga berpotensi mengganggu keragaman hayati

Indonesia. Sedangkan inokulan mikroorganisme BATAN menggunakan

mikroorganisme asli Indonesia dengan kemampuan adaptasi yang baik.

2. Produk komersial berbahan pembawa padat menggunakan produk tambang

yang dapat mengganggu bentang alam, sedangkan produk komersial

berbahan pembawa cair menggunakan bahan sintetis yang mahal. Inokulan

mikroorganisme BATAN dikembangkan dengan bahan pembawa padat dan

cair berbasis kompos yang murah, terbarukan dan ramah lingkungan.

3. Produk komersial umumnya menggunakan sterilisasi uap panas dengan

jaminan sterilitas dan kualitas yang kurang baik, sehingga media mudah

terkontaminasi dan viabilitas mikroba target cepat turun. Sedangkan Bio-

inokulan mikroorganisme BATAN dalam bentuk padat menggunakan bahan

Page 40: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

42

LAKIP BATAN - 2012

pembawa berbasis kompos yang disterilkan dengan iradiasi pada dosis 25 kGy

dengan jaminan sterilitas dan kualitas yang baik.

4. Sebagian besar produk komersial hanya mengandung pengurai bahan organik

meskipun diantaranya ada juga yang menambahkan pelarut fosfat, sehingga

lebih bersifat sebagai bioaktivator kompos saja. Sedangkan inokulan

mikroorganisme BATAN mengandung kumpulan mikroorganisme pengurai

bahan organik, pemfiksasi N, pelarut fosfat dan pengendali hayati, sehingga

bersifat multifungsi baik sebagai bioaktivator kompos maupun biostimulan

tanaman.

5. Sebagian besar produk komersial tidak dapat dikombinasikan dengan

perlakuan biologi dan kimia lain, namun inokulan mikroorganisme BATAN

dapat dikombinasikan dengan perlakuan biologi dan kimia lain.

6. Keunggulan inokulan mikroorganisme BATAN yang lain adalah kandungan

mikroorganisme fungsional yang berperan sebagai chelating agent, sehingga

menstimulasi reduksi beberapa cemaran logam berat dan meningkatkan

agregasi tanah.

Beberapa pengguna potensial produk ini, antara lain :

a. Penggiat pertanian organik;

b. Industri pupuk organik;

c. Agroindustri pertanian, perkebunan dan kehutanan termasuk pengelolaan

limbah organiknya.

Sertifikasi produk inokulan mikroorganisme BATAN akan dilaksanakan pada

tahun ini (tahun 2013). Sertifikasi produk tersebut memerlukan beberapa

persyaratan yang bersifat administratif industrial seperti SIUP dan lain-lain,

sehingga diperlukan keterlibatan badan usaha lain.

Dalam rangka mengaplikasikan produk inokulan mikroorganisme, BATAN

telah menjalin beberapa kerjasama dengan pihak swasta terkait, yaitu :

a. Kerjasama dalam bentuk MoU dengan PT. MB Plus Agro dilakukan untuk uji

produksi dan efektivitas produk dalam rangka meningkatkan produksi padi

varietas Sidenuk dan Mira I.

b. Industri lain yang berminat adalah PT. Usaha Maju Bersama (Cirebon) dan PT

Rexa Satria Integra (Jakarta).

Page 41: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

43

LAKIP BATAN - 2012

5) Paket Teknologi Difusi Teknologi Produksi Seed I-125

Seed I-125 adalah sumber radiasi laju dosis rendah yang dapat digunakan

untuk terapi kanker payudara dan prostat dengan cara menanamkan (implantasi)

sumber radiasi ke dalam jaringan kanker. Sumber radiasi ini berukuran kecil,

panjang sekitar 10 mm dengan diameter 1 mm. Penanganan kanker dengan seed

I-125 ini tidak memerlukan rawat inap serta memiliki dampak yang kecil terhadap

sel sel tubuh di sekitarnya.

Sampai dengan tahun 2011 telah berhasil dikembangkan teknologi

produksi dan kendali kualitas seed I-125. Kegiatan difusi teknologi seed I-125 di

tahun 2012 bertujuan untuk menyebarluaskan teknologi ini kepada mitra

pengguna, badan regulasi, dan mitra industri. Mitra industri telah dilibatkan

dalam kegiatan sertifikasi yang terkait sisi kualitas serta registrasi yang terkait sisi

legalitas. Proses registrasi produk diajukan ke Kementerian Kesehatan untuk

mendapatkan ijin edar. Berbagai dokumen yang diperlukan baik untuk proses

sertifikasi maupun proses registrasi ke kementerian kesehatan telah disusun oleh

BATAN bersama dengan mitra industri. Proses registrasi produk ke Direktorat

Jenderal Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan dilakukan oleh

mitra industri yaitu PT. Kimia Farma.

Terhadap seed I-125, telah dilakukan pula uji klinis pada pasien penderita

kanker. Uji klinis dilakukan oleh dokter spesialis radiologi dan onkologi radiasi di

Rumah Sakit Hasan Sadikin - Bandung. BATAN berperan dalam penyediaan seed

dan pengujian kualitasnya. Hasil uji klinis ini merupakan salah satu syarat yang

dibutuhkan dalam proses registrasi produk Seed I-125 untuk memastikan sisi

safety, efficacy, dan quality dari seed yang dihasilkan.

Gambar 3.17. Pengaplikasian seed I-125 pada pasien

Page 42: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

44

LAKIP BATAN - 2012

Seed I-125 merupakan produk baru yang belum banyak dikenal di

Indonesia. Oleh sebab itu, telah digelar pula beberapa kali diskusi dengan

menghadirkan akademisi, praktisi/klinisi serta badan regulasi dengan tujuan

untuk tukar menukar informasi dan pandangan terkait dengan seed ini. Dengan

kegiatan ini seluruh pihak mendapatkan gambaran yang utuh serta memiliki

pemahaman yang sama terhadap produk litbang ini. Dari diskusi ini telah

dihasilkan beberapa kesimpulan, diantaranya kesimpulan sementara pada sisi

regulasi bahwa seed brakhiterapi termasuk ke dalam kelompok alat kesehatan,

bukan kelompok obat. Kesimpulan sementara ini akan didalami lebih lanjut oleh

badan regulasi yaitu Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan

Makanan.

Di beberapa negara, seed brakhiterapi telah dimanfaatkan untuk terapi

kanker. Beberapa pasien dari Indonesia pun dilaporkan pernah mendapatkan

penanganan dengan seed brakhiterapi di luar negeri (China). Keberhasilan

pengembangan teknologi produksi dan pemanfaatan seed brakhiterapi ini dapat

mendorong penggunaannya untuk penanganan kanker di tanah air sehingga

ketergantungan penanganan kanker kepada luar negeri dapat dikurangi.

6) Paket Teknologi Produksi Gd-DTPA-Folat Skala Laboratorium.

Gd-DTPA-folat merupakan senyawa yang tersusun dari unsur gadolinium

(Gd), gugus diethylene triamine pentaacetic acid (DTPA) dan gugus folat. Senyawa

ini dapat digunakan sebagai senyawa pengkontras (contrast agent) Magnetic

Resonance Imaging (MRI) untuk diagnosis spesifik penyakit kanker. Senyawa

pengontras digunakan untuk memperjelas gambaran atau citra (image) dari

organ/jaringan yang sulit dibedakan melalui teknik pencitraan MRI. Senyawa Gd-

DTPA-folat ini dapat membantu memperjelas pencitraan untuk diagnosis

penyakit kanker seperti kanker ovarium, kanker payudara, kanker nasofaring,

kanker serviks dan kanker kolorektal.

Teknologi produksi Gd-DTPA-Folat ini merupakan hasil kerja sama antara

BATAN, Fakultas MIPA dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Pada

tahun 2012, bergabung pula Rumah Sakit Kanker Dharmais - Jakarta bersama

dengan Rumah Sakit Hasan Sadikin - Bandung dalam penyiapan uji klinis paket

teknologi Gd-DTPA-Folat ke pasien. Uji klinis merupakan salah satu syarat dalam

Page 43: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

45

LAKIP BATAN - 2012

registrasi untuk mendapatkan ijin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan

(BPOM).

Gambar 3.18.a. Gd-DTPA-Folat dalam bentuk serbuk kristal halus

Gambar 3.18.b. Proses pengukuran ketepatan tingkat radioaktivitas dari radiofarmaka Gd-DTPA-Folat

Hasil pengembangan teknologi produksi Gd-DTPA-Folat ini telah

dikomunikasikan pula ke mitra industri yaitu PT. Kimia Farma. Industri di bidang

farmasi tersebut telah melakukan survei pasar contrast agent di Indonesia dan

melihat bahwa produk ini memiliki peluang yang besar mengingat saat ini

kebutuhan contrast agent untuk MRI di Indonesia telah cukup tinggi dan terus

menunjukkan peningkatan. Saat ini, seluruh contrast agent untuk MRI masih

didatangkan dari luar negeri, sehingga kehadiran contrast agent produk dalam

negeri akan meningkatkan kemandirian nasional di bidang kesehatan.

Tabel 3.6. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012

Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja

2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop Dan Radiasi Yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat

7 Paket Teknologi

100%

5 Paket Teknologi

100%

6 Paket Teknologi

100%

Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja

selama 3 tahun menunjukkan kinerja yang bagus karena mencapai 100%.

Page 44: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

46

LAKIP BATAN - 2012

Perangkat Nuklir adalah perangkat yang digunakan pada berbagai fasilitas

nuklir, fasilitas kesehatan, dan industri yang prinsip kerjanya menggunakan aplikasi

teknik nuklir yaitu pemanfaatan sifat interaksi radiasi dengan materi. Pada instalasi

nuklir, perangkat nuklir digunakan untuk memonitor radiasi untuk kepentingan

keselamatan maupun untuk memonitor proses yang melibatkan zat radioaktif maupun

reaksi nuklir. Pada instalasi kesehatan, perangkat nuklir digunakan sebagai peralatan

untuk terapi dan diagnostik. Pada industri, perangkat nuklir banyak digunakan untuk

pemantauan proses dan analisis unsur yang fungsinya sulit digantikan dengan teknik-

teknik non nuklir lainnya.

Hampir seluruh perangkat nuklir yang digunakan pada instalasi nuklir,

kesehatan maupun industri merupakan produk luar negeri. Sebagai akibatnya,

ketergantungan terhadap produsen luar negeri dalam hal pengoperasian dan

perawatan menjadi masalah utama selain mahalnya biaya perawatan dan perbaikan.

BATAN sebagai instansi litbang nuklir berupaya melakukan penguasaan,

pengembangan, dan inovasi yang lebih mengutamakan desain dan penggunaan

muatan lokal sehingga biaya investasi, perawatan, dan perbaikan menjadi semakin

murah. Penguasaan teknologi perekayasaan juga mendorong pemanfaatan aplikasi

teknik nuklir untuk dapat dipergunakan oleh masyarakat yang lebih luas lingkupnya.

Pada tahun 2012 BATAN menargetkan 5 prototipe berupa 1 prototipe bidang

industri, 3 prototipe bidang kesehatan, serta 1 prototipe bidang instalasi nuklir.

Prototipe-prototipe tersebut adalah:

1) Prototipe Perangkat Pencitraan Material Dalam Reaktor Petrokimia dengan

Teknik Serapan Sinar Gamma

Perangkat pencitraan material dalam reaktor petrokimia dengan teknik

serapan sinar gamma umumnya digunakan pada industri petrokimia yang

mengolah bahan baku nafta dari minyak mentah menjadi Polyethylene dan

kemudian menjadi bijih plastik. Pendeteksian terjadinya penggumpalan material

dalam reaktor menggunakan metoda pengukuran temperatur yang dikombinasi

dengan tekanan ternyata tidak akurat sehingga sering menimbulkan kerugian

material dan waktu yang sangat besar karena terjadinya gagal proses yang

akhirnya menimbulkan kerugian karena proses pabrik harus terhenti.

4. Jumlah Prototipe Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat

Page 45: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

47

LAKIP BATAN - 2012

Penggunaan teknik serapan sinar gamma telah terbukti unggul dalam

mendeteksi terjadinya penggumpalan dalam reaktor petrokimia yang memiliki

lingkungan ekstrim dan ukuran diameter reaktor yang cukup besar. Dalam teknik

ini, sumber sinar gamma berumur paruh panjang diletakkan di tengah-tengah

reaktor, sedangkan detektor pemantau diletakkan di luar reaktor sehingga tidak

bersinggungan secara fisik dengan material yang diproses. Teknik pemantauan

yang dilakukan di luar reaktor memiliki keunggulan dalam hal keakuratan dan

kestabilan sistem. Apabila terjadi penggumpalan pada fase awal, sistem akan

segera dapat mendeteksi sehingga tindakan penambahan zat-zat anti

penggumpalan dapat segera dimasukkan dalam jumlah dan waktu yang tepat.

Keunggulan perangkat pencitraan ini adalah Instalasinya tidak

mengganggu proses, karena detektor ditempatkan di luar reaktor dan pemancar

radiasi gamma disisipkan di tengah reaktor. Prinsip kerja sistem ini adalah

pengukuran intensitas radiasi gamma yang diterima oleh detektor di sekeliling

reaktor yang tergantung dari densitas serta tebalnya material dalam reaktor,

makin tinggi tingkat densitas serta makin tebal material maka makin kecil

intensitas yang diterima detektor. Terdapat 12 detektor terpasang di luar dinding

reaktor dimana intensitas yang diterima oleh masing-masing detektor

digambarkan pada layar komputer di ruang kendali berupa topografi dua dimensi.

Gambar 3.19.a. Konfigurasi pengujian perangkat pencitraan material dalam reaktor dengan teknik serapan sinar gamma di

laboratorium

Gambar 3.19.b. Tampilan topografi di layar komputer yang menunjukkan kondisi dalam reaktor pada saat

pengujian

Pengujian prototipe di laboratorium menunjukkan sistem mampu

mendeteksi perubahan densitas di dalam reaktor secara akurat dan on-line

sehingga tampilan layar komputer dapat menggambarkan keadaan dalam reaktor

Page 46: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

48

LAKIP BATAN - 2012

saat itu juga dan perkembanggannya dari waktu ke waktu. Aplikasi pada skala

industri membutuhkan wadah bagi detektor dan sumber yang memenuhi standar

industri sesuai dengan jenis material yang digunakan serta lingkungan rekator

yang dipersyaratkan. Standar sinyal yang digunakan sudah menggunakan standar

sinyal dan komunikasi standar yang digunakan dalam industri petrokimia pada

umumnya.

Bentuk kerjasama kegiatan yang pernah dilakukan pada pengguna sistem

pencitraan reaktor petrokimia yang sesungguhnya, sudah dilakukan dalam bentuk

kerjasama konsultasi pemeliharaan sistem dengan PT. Chandra Asri dan PT. Titan

Petrochemical. Dengan dikuasainya teknologi perekayasaan perangkat pencitraan

reaktor petrokimia dengan teknik sinar gamma, pada masa mendatang

penggunaan sistem ini dapat diaplikasikan pada reaktor LLDPE PT. Chandra Asri

dan PT. Titan Petrochemical, Reaktor Polyethilen PT. Pasific Asian Fiber dan PT.

Indorama.

2) Prototipe Pencacah RIA Untuk Diagnosa Tumor Payudara

Pencacah RIA adalah perangkat bidang kedokteran nuklir untuk

menganalisis zat-zat yang ada di dalam cairan tubuh seperti: urin, hormon, darah

dan lainnya, atau kultur media yang berkadar rendah dan memiliki matriks

komplek. Teknik pengukuran RIA didasarkan pada reaksi immunologi dengan

menggunakan radioisotop sebagai perunutnya. Teknik ini digunakan untuk

mengetahui kandungan zat biologik tertentu dalam tubuh yang jumlahnya sangat

kecil, misalnya hormon insulin, tiroksin, enzim, dan lain-lain. Prinsip pemeriksaan

RIA adalah kompetisi antara antigen (bahan biologi yang diperiksa) dengan

antigen radioaktif dalam memperebutkan antibodi yang jumlahnya sangat

terbatas. Aplikasi teknik nuklir dengan teknik Radioimmuno Assay (RIA) bidang

kesehatan digunakan dalam diagnosis beberapa penyakit seperti Hepatitis B,

Kelenjar Gondok, dan Kanker Payudara. Pada tahun 2012, teknik RIA difokuskan

pada diagnosis kanker payudara.

Teknik immunoradiometric assay (IRMA) merupakan salah satu teknik

imumonoassay yang menggunakan radioisotop sebagai perunut agar mudah

dideteksi. Teknik assay ini didasarkan pada reaksi antara antigen (Ag) yang

terdapat pada cuplikan/standar (tumor marker) dengan antibodi (Ab*) yang

berada dalam jumlah berlebih membentuk kompleks antigen antibodi (Ag-Ab*).

Page 47: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

49

LAKIP BATAN - 2012

Carbohydrate Antigen-15.3 (CA 15.3) adalah sejenis glikoprotein antigenik yang

terbentuk di payudara serta dilepaskan ke dalam aliran darah pasien penderita

kanker payudara. Kit IRMA CA 15.3 digunakan untuk deteksi dini kanker payudara

dan pemantauan perkembangan terapi kanker pada pasien.

Perangkat pencacah RIA terdiri dari Detektor Scintilasi NaI(Tl), catu daya

tegangan tinggi, penguat awal, penguat linier, penganalisa saluran tunggal, dan

pencacah. Perangkat ini diintegrasikan dengan Sample Changer yang secara

otomatis mengendalikan proses pencacahan kandungan radioisotop berumur

paruh sangat pendek pada sejumlah sampel yang dianalisis.

Gambar 3.20. Sistem Pencacah RIA

Sistem pencacah RIA sebelumnya menggunakan sistem manual, artinya

penempatan sampel dilakukan dengan manual satu persatu, kemudian dilakukan

pencacahan, serta tidak ada fasilitas memori sebagai penyimpan data. Di tahun

2012, pencacah RIA hasil dari Libangyasa BATAN telah mengalami

penyempurnaan dengan menggunakan sistem otomatis dan perangkat lunak

yang digunakan disesuaikan dengan peruntukannya, yaitu untuk pendeteksian

kanker payudara. Inovasi ini dilakukan agar pengoperasian pencacah RIA berjalan

secara otomatis, sehingga jumlah sampel yang diperiksa akan lebih banyak dan

cepat, dengan meniadakan kemungkinan kesalahan dan kelelahan operator.

Keunggulan lainnya adalah sifat portabilitas dan programmable, sehingga analisis

sampel dapat berlangsung secara efektif.

Kerjasama dengan pihak luar BATAN telah dan masih terus berlangsung

berupa kerja sama dengan PT. Kimia Farma dalam rangka pemanfaatan serta

pemasyarakatan peralatan perangkat nuklir dalam bidang kesehatan.

Page 48: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

50

LAKIP BATAN - 2012

3) Prototipe Perangkat Pemantau Radioaktivitas Lingkungan

Perangkat pemantau radioaktivitas lingkungan sangat penting peranannya

dalam memantau radioaktivitas alam dan memastikan tingkat keamanan sebuah

instalasi nuklir terhadap lingkungannya. Perangkat ini diletakkan di alam terbuka,

dan dapat dioperasikan serta dimonitor dari jarak jauh. Perangkat ini secara rutin

akan melakukan pengukuran dan menyimpan parameter yang berhubungan

dengan radiasi dan non-radiasi serta mengirimkan hasil pengukuran ke stasiun

pusat data.

Peralatan jenis ini umumnya merupakan produk luar negeri sehingga

pengoperasiaan dan perawatannya sering mengalami kendala. Keadaan ini

menjadi lebih sulit karena umumnya produsen perangkat ini memiliki sistem,

komponen, dan protokol komunikasi yang dirancang khusus hanya untuk produk

tertentu, dan sifatnya tertutup sehingga sulit untuk diperbaiki atau dimodifikasi

sesuai kebutuhan. Kondisi lingkungan yang lembab dan panas akibat lingkungan

tropis membutuhkan desain khusus pada perangkat pemantau lingkungan di

Indonesia.

Sistem Pengukur

Sistem Pengendali

Gambar 3.21. Sistem pengukur dan sistem pengendali pada perangkat pemantau radioaktivitas lingkungan

Perangkat yang dikembangkan terdiri dari sistem pengukur dan sistem

pengendali. Sistem pengukur terdiri atas sub-sub modul yang befungsi melakukan

pengukuran radiasi, arah dan kecepatan angin. Alat ini memiliki detektor

pengukur radiasi berupa tabung Geiger-Muller (GM). Detektor GM dioperasikan

sebagai rate counter untuk mendapatkan pengukuran cacah per detik (cps) yang

dapat dikalibrasi, sehingga akan memberikan hasil pembacaan dalam dosis radiasi

Page 49: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

51

LAKIP BATAN - 2012

dalam mikroSievert. Penampil LED berukuran 6 inci juga disediakan agar

mempermudah pembacaan data secara lokal. Sistem Pengukur berkomunikasi

dengan data collector melalui radio modem berdasarkan topologi jaringan

master-slave. Beberapa remote station dapat ditempatkan di beberapa lokasi

yang berbeda, dan dapat mengirimkan datanya ke data collector (sebagai

master). Untuk membedakan sistem pengukur satu sama lainnya, setiap remote

station tersebut dapat diberi kode ID unik. Sehingga cukup banyak remote station

dapat dikendalikan oleh satu master. Ini akan sangat bermanfaat dalam

melakukan studi penyebaran radiasi.

Sistem Pengendali berfungsi untuk mengendalikan/mengumpulkan data

pengukuran dari beberapa sistem pengukur. Sebagai master alat ini akan

mengatur pengumpulan data. Data dibaca dari sistem pengukur secara bergiliran.

Hasil pengukuran ini diperagakan secara grafis dalam layar komputer dan juga

disimpan secara kronologis sehingga dapat dianalisa lebih lanjut.

Hasil rekayasa perangkat digunakan dalam memonitor radioaktivitas

lingkungan di kawasan nuklir BATAN Serpong.

4) Prototipe Perangkat Pemantau Radon di Udara

Gas radon merupakan gas radioaktif yang memberikan kontribusi terbesar

dari radiasi alam yang diterima manusia. Bila gas radon terhirup lewat saluran

pernafasan, sebagian kecil radon akan tertinggal dalam paru-paru. Jika terjadi

pengendapan, maka dapat menimbulkan kanker paru-paru. Makin tinggi

konsentrasi radon di udara, makin tinggi kemungkinan terjadinya kanker paru-

paru bagi manusia. Mengingat resiko yang dapat terjadi, sangat diperlukan

adanya alat yang dapat memantau tingkat radiasi radon di udara.

Tahun 2012 telah dilakukan perekayasaan perangkat pemantau radon di

udara dan dihasilkan prototipe perangkat pemantau radon di udara. Perangkat

yang dibuat sudah dapat berfungsi untuk mendeteksi adanya radiasi alfa sesuai

karakteristik radon. Sistem dilengkapi dengan perangkat lunak operasi untuk

mencatat besarnya cacah dan spektrum energinya.

Perangkat pemantau radon di udara yang dirancang bangun terdiri dari:

sistem pencuplik, sistem deteksi, sistem elektronik, dan sistem pengolah data.

Sistem pencuplik terdiri dari motor penghisap udara (air sampling), flow meter,

Page 50: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

52

LAKIP BATAN - 2012

pengatur debit udara, dan filter udara. Partikulat udara yang tertangkap pada

filter akan dicacah dalam sistem instrumentasi pengukur radon. Sistem deteksi

menggunakan detektor sintilasi radon flash detector dan alpha beta sample

counter. Sistem elektronik terdiri atas modul penguat sinyal, catu daya tegangan

rendah dan tinggi, serta modul MCA (Multi Channel Analyzer). Sistem pengolah

data diintegrasikan dengan modul MCA untuk dapat mengidentifikasi serta

mengukur kandungan gas radon di udara.

Gambar 3.22.a. Perangkat pemantau radon yang dilengkapi dengan radon flash detector

Gambar 3.22.b. Pengoperasian perangkat pemantau radon

Prototipe perangkat pemantau radon di udara dapat digunakan sebagai

alat pemantau keselamatan bagi pekerja terutama di lingkungan pertambangan,

industri, dan laboratorium.

5) Prototipe Sistem Instrumentasi dan Kendali Reaktor Riset dan Reaktor Daya

(Computer Integrated System Pada Level Supervisory)

Sistem instrumentasi dan kendali memiliki peran utama dalam menjamin

tingkat keselamatan sebuah reaktor nuklir, baik itu reaktor riset maupun reaktor

daya. Kegiatan perekayasaan ini dilakukan secara multiyears dimana setiap

tahunnya menghasilkan prototipe berupa sub-sub item yang pada akhirnya akan

diintegrasikan dalam sebuah sistem yang lengkap. Pada tahun 2012,

perekayasaan dilakukan pada tingkat supervisory control.

Keinginan untuk mampu secara mandiri melakukan desain, pengelolaan,

perawatan, dan inovasi terkait instrumentasi dan kendali nuklir merupakan

motivasi utama kegiatan ini. Untuk mencapai penguasaan desain dan inovasi

diperlukan SDM yang handal dan perangkat/fasilitas pendukung. Konfigurasi

supervisory control yang dibangun pada komputer supervisor akan dapat

Page 51: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

53

LAKIP BATAN - 2012

memberikan perintah ke controller. Model matematis reaktor nuklir ditanamkan

pada modul NI PXI. Sedangkan PLC sebagai controller akan mengendalikan proses

di dalam model reaktor nuklir. Input-output model dapat dihubungkan ke

perangkat riil melalui konektor I/O. Keunggulan konfigurasi ini adalah

terbentuknya sistem hardware-in-the-loop, dimana model plant

direpresentasikan dalam bentuk simulasi komputer, sedangkan input-output dari

lingkungan luar berupa perangkat keras sistem riil (sensor dan aktuator). Dengan

demikian, simulasi komputer dapat dikomunikasikan dengan sistem riil.

Gambar 3.23. Prototipe sistem instrumentasi dan kendali reaktor

Programmable Logic

Controller (PLC) Local

Controller Supervisory Control NI-PXI : Model

Reaktor Nuklir

Konektor Input-

Output

Page 52: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

54

LAKIP BATAN - 2012

Penguasaan teknologi sistem instrumentasi kendali reaktor sangat

dibutuhkan dalam rangka menjaga kelangsungan sistem instrumentasi reaktor

yang ada. Seperti diketahui sistem instrumentasi reaktor yang terpasang di RSG-

GAS saat ini sudah mengalami penuaan, sehingga dalam beberapa tahun lagi

harus dilakukan peremajaan (refurbishment) dengan menggunakan teknologi

terkini yang sesuai dengan tingkat keselamatan yang sudah direkomendasikan

oleh International Atomic Energy Agency (IAEA). Bentuk kerjasama telah

dilakukan di lingkungan internal BATAN sebagai pengguna utama, dan dengan

pihak luar negeri dalam bentuk keikut-sertaan dalam forum internasional yang

membahas desain-desain sistem instrumentasi reaktor yang digunakan dalam

perancangan dan pembangunan reaktor baru di berbagai negara.

Tabel 3.7.

Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012

Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja

2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Jumlah Prototipe Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat

100% 100% 100%

Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja

selama 3 tahun menunjukkan kinerja yang bagus karena mencapai 100%.

Publikasi ilmiah baik di tingkat nasional dan internasional bagi suatu lembaga

litbang merupakan pengakuan serta daya saing tersendiri bagi karya ilmiah yang

dihasilkan oleh para penelitinya.

Dari target tahun 2012 yang direncanakan sejumlah 71 publikasi ilmiah

nasional dan 8 publikasi internasional, dapat terealisasi sejumlah 287 publikasi ilmiah

(363,30%), yang terdiri dari publikasi nasional sejumlah 257 judul dan internasional

sejumlah 30 judul (Lampiran 6).

Publikasi ilmiah ini juga ditunjang oleh sejumlah usulan paten/HKI yang

terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual - Kementerian Hukum dan

HAM (Ditjen HAKI-KemenkumHAM). Tahun 2012, usulan Paten BATAN yang diajukan

5. Jumlah Publikasi Ilmiah Nasional dan Internasional Hasil Litbangyasa Energi, Isotop dan Radiasi yang Dapat Diacu Oleh Masyarakat Ilmiah

Page 53: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

55

LAKIP BATAN - 2012

ke Ditjen HAKI-KemenkumHAM berjumlah 13 judul (lampiran 7). Disamping itu, pada

bulan Agustus 2012, lima penelitian BATAN memperoleh penghargaan Karya Inovasi

2012 dari Menteri Negara Riset dan Teknologi, Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad

Hatta, MS., serta masuk dalam Buku 104 Inovasi Indonesia pada Business Innovation

Center (BIC) dibawah pembinaan Kementerian Riset dan Teknologi. Penghargaan

tersebut dijabarkan dalam Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Penerima Penghargaan Karya Inovasi 2012

NO Bidang Judul Inovasi Inovator Status Paten

1 Ketahanan Pangan

Pertumbuhan Sehat dari Lautan Oligoalginat Iradiasi Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Organik

PATIR Tita Puspitasari M.Si; Dr. Hendig Winarno; Dr. Darmawan Darwis; Dian Iramani; Dewi Sekar Pangertini B.Sc; Sri Susilawati; Nunung Nuryanthi S.Si

Telah didaftarkan

2 Ketahanan Pangan

Hama Tamat, Ozon Selamat Menembus Pasar Ekspor Buah-Buahan dengan Iradiasi

PATIR Dra. Murni Indarwatmi, M.Si; A. Nasroh Kuswadi; Indah Arastuti Nasution

Tidak ingin dipatenkan

3 Energi Baru dan Terbarukan

Aditif Pelumas Karet Alam Peningkatan Indeks Viskositas Pelumas dari Kopolimer Radiasi Lateks Karet Alam-Stirena

PATIR Dr. Meri Suhartini, M.Si; Akhmad Rasyid Syahputra, S.Si; Rahmawati, S.Si; Prof. Marga Utama

Dalam proses pengajuan

4 Teknologi Kesehatan & Obat-obatan

Emas Cerdas untuk Kanker Hati Pembuatan dan Pemanfaatan Nanopartikel Emas Radioaktif Terbungkus Dendrimer PAMAM (198Au-PAMAM) sebagai “Nanodevice Brachytherapy” Kanker Hati

PRR Anung Pujiyanto, S.Si; Herlan Setiawan S.Si; Mujinah; Dede K; Rien Ritawidjaya S.Si; Dr. Abdul Mutalib; Hotman Lubis, Triyanto

Telah didaftarkan

5 Material Maju Bijih Plastik dari Limbah Biomassa Bijih Kayu Plastik dari Komposit Serbuk Kayu Gergaji, Sekam Padi, Limbah Tapioka Menggunakan Teknologi Radiasi

PATIR Drs. Sudrajat Iskandar

Telah didaftarkan

Page 54: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

56

LAKIP BATAN - 2012

Tabel 3.9. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012

Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja

2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Jumlah Publikasi Ilmiah Nasional dan Internasional Hasil Litbangyasa Energi, Isotop dan Radiasi yang Dapat Diacu oleh Masyarakat Ilmiah

73 PI

128,07%

167 PI

303,63%

287 PI

363,30%

Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja

selama 3 tahun mengalami peningkatan baik publikasi nasional maupun internasional.

Page 55: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

57

LAKIP BATAN - 2012

Tabel 3.10. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 2

Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia

62% 52,93% 85,37

Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir

3 Mitra 7 Mitra 233,33

Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan

2 Jenis 2 Jenis 100

Evaluasi atas pencapai indikator kinerja utama terhadap sasaran strategis 2 adalah

sebagai berikut:

Kebijakan diseminasi hasil litbang rekayasa iptek nuklir BATAN dilakukan melalui

Public Information, Public Education, dan Pemanfaatan hasil litbangyasa di daerah.

Diseminasi dan sosialisasi iptek nuklir ditujukan kepada masyarakat untuk memahami

iptek nuklir seutuhnya. Berbagai sarana dan metoda yang digunakan melalui seminar,

ceramah, workshop, pameran, penerbitan publikasi, dialog interaktif di radio dan TV,

dan sebagainya, dengan peserta kegiatan yang terdiri atas kalangan siswa, guru,

masyarakat umum, pondok pesantren, pegawai dinas/instansi, hingga kelompok

tani/ternak. Di sisi lain, BATAN secara sistematis juga berusaha untuk membangun

jejaring yang erat antara lembaga eksekutif, legislatif, akademisi, LSM dan masyarakat

umum melalui media campaign, pengembangan stakeholder, pemberdayaan

masyarakat, dan pengukuran penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir.

Untuk mengetahui sejauh mana tanggapan dan pengetahuan masyarakat

umum tentang iptek nuklir dan pemanfaatannya, diperlukan suatu kegiatan evaluasi

tingkat penerimaan masyarakat terhadap hasil litbangyasa iptek nuklir. Kegiatan

tersebut berupa jajak yang hasilnya dapat merepresentasikan penerimaan masyarakat

6. Persentase Peningkatan Penerimaan Masyarakat Terhadap Iptek Nuklir di Indonesia

Sasaran Strategis 2 :

MENINGKATNYA PEMANFAATAN HASIL LITBANG ENERGI NUKLIR, ISOTOP

DAN RADIASI YANG SIAP DIMANFAATKAN DI MASYARAKAT

Page 56: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

58

LAKIP BATAN - 2012

secara umum terhadap iptek nuklir. Kegiatan ini dilaksanakan secara nasional yang

dapat merepresentasikan pendapat masyarakat yang terdapat di pulau Jawa,

Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali, mengingat daerah-daerah inilah yang

nantinya akan menjadi target konsumen listrik dari PLTN. Kegiatan jajak pendapat

tersebut merupakan impelementasi evaluasi tingkat penerimaan terhadap iptek nuklir

yang telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010-2014.

Gambar 3.24.a. Dialog interaktif mengenai energi nuklir yang ditayangkan melalui media televisi

Gambar 3.24.b. iklan layanan masyarakat dalam tujuan mengedukasi pengetahuan publik melalui media televisi

Pada tahun 2012 telah dilakukan jajak pendapat iptek nuklir yang dilaksanakan

oleh lembaga independen, yaitu PT. Andira Karya Persada, tanggal 7 - 21 Oktober

2012 dengan sebaran responden sebanyak 5.000 orang yang meliputi 33 Provinsi.

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah kombinasi penarikan acak

bertingkat (multistage sampling) dan acak sederhana (simple random sampling).

Teknik ini digunakan agar variabilitas dan probabilitas terwakili sama dalam penarikan

sample point dan responden.

Secara keseluruhan, jumlah responden dalam survei ini adalah 5.000

responden, yang didistribusikan berdasarkan kategori lokasi jajak pendapat, yaitu (i)

3.000 responden untuk jajak pendapat nasional dengan margin of error (MoE) 1,8%;

(ii) 1.000 responden untuk wilayah Provinsi Bangka-Belitung dengan MoE 3,2%; dan

(iii) 1.000 responden wilayah klaster yang terdiri dari wilayah yang pernah dilakukan

jajak pendapat sebelumnya, dengan MoE 3,2%. Nilai MoE dalam jajak pendapat ini

ditentukan pada tingkat kepercayaan 95%.

Page 57: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

59

LAKIP BATAN - 2012

Dari hasil jajak pendapat tersebut

diperoleh tingkat penerimaan masyarakat

terhadap pembangunan PLTN di

Indonesia, yaitu: 52,93% setuju, 24,23%

tidak setuju, dan 22,84% menjawab tidak

tahu.

Gambar 3.26. Pelaksanaan jajak pendapat di Kabupaten Boyolali

Tiga alasan utama masyarakat setuju terhadap pembangunan PLTN didasarkan

pada: (i) upaya untuk menjamin pasokan listrik sebesar 28,54%; (ii) banyak

manfaatnya 28,22%; (iii) masyarakat merasa yakin bahwa harga listrik akan menjadi

murah 23,42%; (iv) mendorong perkembangan teknologi Indonesia 19,82%.

Sementara alasan responden tidak setuju dengan pembangunan PLTN disebabkan: (i)

adanya bahaya yang ditimbulkan PLTN 81,13%; (ii) keyakinan bahwa pembangkit lain

masih mencukupi 12,17%; (iii) biaya pembangunan PLTN yang mahal 6,67%; (iv) dan

SDM Indonesia belum siap 0,07%.

Hasil secara keseluruhan dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi dalam

menentukan kebijakan terhadap pemanfaatan Iptek Nuklir, khususnya dalam

persiapan pembangunan PLTN.

Gambar 3.25 Tingkat Penerimaan Masyarakat terhadap

Pembangunan PLTN

Page 58: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

60

LAKIP BATAN - 2012

Tabel 3.11. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012

Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja

2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Persentase Peningkatan Penerimaan Masyarakat Terhadap Iptek Nuklir di Indonesia

59,70% 49,5% 52,93%

Dari tabel di atas ditunjukkan, bila dibandingkan tahun 2011 dengan 2010, hasil

jajak pendapat mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi sebagai dampak adanya

kekhawatiran masyarakat paska peristiwa Tsunami di Fukushima, Jepang. Akan tetapi

hasil jajak tahun 2012 meningkat 3,43% bila dibandingkan tahun 2011. Fakta ini

menunjukkan bahwa kegiatan diseminasi iptek nuklir yang telah dilakukan selama

tahun 2012 dapat memulihkan kepercayaan dan tingkat penerimaan masyarakat.

Dalam meningkatkan komersialisasi produk litbangyasa iptek nuklir perlu

dilakukan identifikasi dan inventarisasi kebutuhan pasar, untuk selanjutnya dilakukan

kolaborasi atau kerjasama dengan mitra komersil sehingga terbentuk sistem jaringan

kerja yang saling bersinergi dan mampu mengakselerasi penyebarluasan produk

litbangyasa tersebut. Pola kemitraan yang dijalin harus mampu menjamin bahwa

produk litbangyasa mempunyai nilai ekonomis sehingga memberikan nilai tambah

dalam pengembangan perekonomian daerah. Pola kemitraan ini menunjukan peran

nyata dari BATAN dalam mendukung program pembangunan nasional dan

pemberdayaan ekonomi daerah.

Dengan adanya otonomi daerah saat ini, banyak pemerintah daerah yang

berusaha melakukan terobosan melalui kerjasama dengan lembaga litbang yang

mempunyai produk unggulan, dalam upaya mewujudkan kemandirian daerah.

Terobosan lainnya adalah dengan melakukan inovasi terhadap produk lokal agar lebih

unggul dan mampu bersaing dengan produk luar. Di sisi yang lain, BATAN

membutuhkan jalinan kerjasama dengan mitra komersil dalam rangka melakukan

penetrasi pasar bagi produk litbangyasa iptek nuklir. Dengan pola kemitraan yang

tepat, BATAN dapat membantu daerah untuk mewujudkan kemandiriannya melalui

7. Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbangyasa Iptek Nuklir

Page 59: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

61

LAKIP BATAN - 2012

inovasi pemanfaatan iptek nuklir, dan di sisi lain, daerah mampu menjadi mitra

komersil pemanfaatan hasil inovasi litbang.

Mitra komersil adalah mitra kerja baik swasta, BUMN, koperasi, atau organisasi

profesi lainnya yang mampu memproduksi hasil litbangyasa BATAN dalam skala

komersil. Sedangkan entrepreneur baru adalah mitra kerja yang sebelumnya hanya

sebagai konsumen, tapi mulai beralih menjadi produsen dengan menjalankan kegiatan

usahanya menggunakan hasil litbangyasa BATAN.

Saat ini BATAN telah mampu melakukan pembinaan secara berkelanjutan

kepada entrepreneur baru sehingga mandiri, mampu berproduksi dalam skala

komersil, dan mempunyai daya saing.

Bentuk Kemitraan

Ada beberapa pola kerjasama yang dijalin saat ini dengan mitra kerja,

disesuaikan dengan produk litbangyasa yang dimitrakan, antara lain:

1) Pola kerjasama tripartit, dilakukan antara pemilik teknologi (BATAN) dengan

pemegang regulasi di daerah (Pemda) dan pengguna teknologi (Investor). Bentuk

kerjasama ini biasanya dilakukan terhadap hasil litbangyasa iptek nuklir bidang

industri, dimana BATAN mempunyai kepakaran di bidang iradiator yang akan

didirikan oleh Pemda bekerja sama dengan Investor dalam pembangunannya.

Pada tahun 2012, pola kerjasama tripartit telah dilakukan dalam bentuk:

Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Pemkot Serang dengan BATAN

tentang pemanfaatan hasil litbang iptek nuklir di bidang pengawetan pangan

Penandatanganan perjanjian kerjasama antara CV. Naufan Putra Serang

dengan BATAN tentang kemitraan dalam pemanfaatan iradiator untuk

pengawetan dan sterilisasi bahan pangan (sate bandeng dan emping melinjo)

Gambar 3.27. Penandatanganan kerjasama antara BATAN dengan Mitra dari Serang - Banten

Page 60: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

62

LAKIP BATAN - 2012

2) Pola kerjasama bipartit, dilakukan antara pemilik teknologi (BATAN) dengan

pengguna teknologi (Penyedia Jasa). Kerjasama ini biasanya dilakukan untuk hasil

litbangyasa iptek nuklir bidang kesehatan, dimana BATAN menghasilkan suatu

produk yang akan digunakan oleh Rumah Sakit untuk mengobati pasien.

Pada tahun 2012, pola kerjasama bipartit telah dilakukan dalam bentuk:

Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Pemprov. Sulawesi Selatan

dengan BATAN tentang pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir

untuk kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan,

Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Rumah Sakit Khusus Daerah Siti

Fatimah – Makassar dan Balitbangda Sulawesi Selatan dengan BATAN tentang

pemanfaatan bank jaringan (amnion graft)

Gambar 3.28.a. Workshop Preparasi Amnion Graft di RSKD. Siti Fatimah, Makassar

Gambar 3.28.b. Sarasehan Pemanfaatan Litbangyasa BATAN di Sulawesi Selatan

3) Pola kerjasama komersil, dilakukan antara pemilik teknologi (BATAN) dengan

pengguna teknologi (Swasta/BUMN/Koperasi). Kerjasama ini dilakukan untuk hasil

litbangyasa iptek nuklir yang sudah teruji (proven technology).

Pada tahun 2012, pola kerjasama komersil telah dilakukan dalam bentuk:

Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Pusat Pelatihan Pertanian dan

Pedesaan Swadaya (P4S) Oryza Sativa – Cianjur dengan BATAN tentang

kemitraan hasil litbang BATAN bidang pertanian

Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Kelompok Tani “Surya

Gemilang I” – Magelang dengan BATAN tentang kemitraan hasil litbang BATAN

bidang pertanian

Penandatanganan perjanjian kerjasama antara PT. MB Plus Agro Subang

dengan BATAN tentang kemitraan hasil litbang BATAN bidang pertanian

(enterpreneur baru).

Page 61: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

63

LAKIP BATAN - 2012

Gambar 3.29. Kegiatan penanaman perdana varietas padi Pandanputri dan Bestari di Magelang – Jawa Tengah

Manfaat Kemitraan

Dengan adanya jalinan kemitraan dengan para pemangku kepentingan seperti

yang telah dilakukan selama ini, pada kenyataannya mampu memberikan manfaat

bagi para pihak yang terlibat, antara lain :

1) Rumah sakit yang menjadi mitra kerja BATAN biasanya akan menjadi rumah sakit

acuan bagi rumah sakit lain di sekitarnya,

2) Menumbuhkan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan berkembangnya unit

usaha baru yang mandiri (entrepreneur baru),

3) Mengakselerasi penetrasi pasar bagi hasil litbangyasa BATAN sehingga end users

tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh produk BATAN,

4) Meningkatkan market share (pangsa pasar) sehingga mitra kerja diuntungkan

secara finansial karena banyaknya permintaan sehingga produksi meningkat,

5) Transformasi teknologi (proses alih teknologi) dengan mengangkat sumberdaya

lokal untuk menjadi kegiatan produksi yang mandiri.

Selain 7 mitra komersil tersebut di atas masih ada 43 mitra non komersil yang

telah melakukan kesepakatan kerjasama dengan BATAN, yaitu 40 kerjasama dalam

negeri antara BATAN dengan bergai instansi baik pemerintah maupun swasta dan 3

kerjasama luar negeri antara BATAN dengan pihak luar negeri, yang disajikan pada

lampiran 9.

Page 62: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

64

LAKIP BATAN - 2012

Tabel 3.12. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012

Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja

2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbangyasa Iptek Nuklir

3 Mitra (100%)

7 Mitra (233,33%)

7 Mitra (233,33%)

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian kinerja selama 3 tahun meningkat,

bahkan melampaui target. Hal tersebut terjadi sebagai bentuk tingginya animo

masyarakat terhadap hasil litbang BATAN.

Berbagai hasil litbangyasa iptek nuklir yang dihasilkan BATAN baik yang berupa

barang, jasa maupun paket teknologi harus disampaikan kepada masyarakat dengan

memperhatikan kebutuhan masyarakat (demand driven) yang sedang berkembang.

Untuk bidang pangan, BATAN bisa memberikan kontribusi yang besar karena hasil

litbangyasa BATAN seperti varietas padi dan kedelai mampu secara nyata

meningkatkan produksi dan bersaing dengan produk lain yang sejenis. Di banyak

daerah, varietas BATAN dapat berkembang dengan baik karena disukai petani dan

diterima pasar. Sama halnya untuk hasil litbangyasa iptek nuklir bidang kesehatan,

beberapa produk BATAN mempunyai keunggulan spesifik dengan bahan baku yang

berasal dari sumberdaya lokal dan dalam proses pembuatannya bisa bekerja sama

dengan pihak lain.

Dalam upaya meningkatkan kapasitas pendayagunaan hasil litbangyasa BATAN

bidang pangan dan kesehatan, perlu dilakukan identifikasi dan inventarisasi

kebutuhan pasar yang selalu berkembang. Untuk bisa berkembang dan mampu

bersaing secara bebas di pasar, hasil litbangyasa BATAN harus bisa memberikan

keunggulan dibanding produk lain yang sejenis.

Dengan adanya otonomi daerah saat ini, banyak pemerintah daerah yang

berusaha melakukan terobosan dengan menjalin kerjasama dengan lembaga litbang

yang mempunyai produk unggulan dan melakukan inovasi terhadap produk lokal

supaya lebih unggul dan mampu bersaing dengan produk luar, dalam upaya

mewujudkan kemandirian daerah. Di sisi lain, BATAN juga membutuhkan jalinan

8. Jumlah Jenis Hasil Litbangyasa Iptek Nuklir yang Dikomersilkan

Page 63: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

65

LAKIP BATAN - 2012

kerjasama dengan mitra komersil dalam rangka melakukan penetrasi pasar bagi

produk litbangyasa iptek nuklir.

Suatu hasil litbangyasa dikatakan komersial apabila hasil litbangyasa tersebut

telah melalui kajian teknoekonomi terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah hasil

litbangyasa tersebut mempunyai kelayakan teknis dan ekonomis, serta apakah ada

permintaan pasar.

Jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersialkan tahun 2012 adalah:

1. Amnion Graft

RSKD Siti Fatimah – Makassar sebagai mitra kerja BATAN mempunyai

bahan baku amnion berlimpah, yang dapat diproses oleh BATAN atau RSKD Siti

Fatimah sendiri (supervisi dari BATAN) menjadi Amnion Graft steril. Hasil Amnion

Graft steril yang dimiliki RSKD Siti Fatimah dapat dikomersialkan kepada Rumah

Sakit lainnya yang membutuhkan untuk digunakan sebagai penyembuhan luka

bakar, luka bekas operasi cesar, dan lain-lain. Selain itu kegiatan yang telah

dilakukan yang berhubungan dengan komersialisasi produk Amnion Graft adalah

telah dilaksanakannya workshop preparasi dan pelatihan Amnion Graft untuk staf

medis/paramedis di RSKD Siti Fatimah.

Gambar 2.30.a. Pelatihan preparasi amnion graf yang diberikan oleh PATIR – BATAN

Gambar 2.30.b. Demo pemanfaatan amnion graf pada workshop preparasi dan pelatihan Amnion Graft untuk staf

medis/paramedis di RSKD Siti Fatimah

2. Padi Unggul Varietas Pandanputri.

Varietas Pandanputri merupakan pelestari Varietas Pandan Wangi yang

sudah melegenda di daerah Cianjur. Keunggulan Pandanputri terletak pada umur

tanaman yang jauh lebih pendek di banding Pandan Wangi, yakni 160 hari

berbanding 120 hari, dengan aroma dan rasa nasi yang sama. Varietas

Page 64: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

66

LAKIP BATAN - 2012

Pandanputri dihasilkan dari kerjasama tripartit antara BATAN, PT. Sang Hyang Seri

dan Pemkab Cianjur. Pada tahun 2012, telah dikirim benih varietas Pandanputri

klas BS (Breeder Seed/benih penjenis) sebanyak 70 Kg ke P4S Oryza Sativa, Cianjur

sebagai penangkar dan produsen benih di wilayah Jawa Barat.

P4S Oryza Sativa – Cianjur menangkarkan benih Varietas Pandanputri klas

BS yang diperoleh dari BATAN menjadi klas FS (Foundation Seed/benih dasar).

Selanjutnya benih klas FS tersebut ditangkarkan lagi menjadi klas SS (Stock

Seed/benih pokok) dan benih klas SS ditangkarkan lagi menjadi klas ES (Extention

Seed/benih sebar). Mengingat permintaan pasar terhadap Varietas Pandanputri

cukup besar, sehingga benih yang dihasilkan P4S Oryza Sativa selalu terserap oleh

pasar.

Tabel 3.13. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012

Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja

2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan

2 Jenis (100%)

2 Jenis (100%)

2 Jenis (100%)

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian kinerja selama 3 tahun tercapai sesuai target.

Page 65: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

67

LAKIP BATAN - 2012

Tabel 3.14. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 3

Sasaran Strategis 3 : Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri

75% 89,93% 119,91

Evaluasi atas pencapai indikator kinerja sasaran adalah sebagai berikut:

BATAN melalui Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) berupaya agar lulusannya

dapat langsung diterima oleh pasar kerja di Indonesia. Target yang direncanakan

adalah penyerapan lulusan STTN bisa mencapai 75% setiap tahunnya, dan sekaligus

dapat membantu menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia.

Pada tahun 2012 serapan lulusan STTN di industri cukup tinggi (melebihi target).

Hal ini dikarenakan kebutuhan tenaga kerja untuk lulusan Diploma IV dan kompetensi

dibidang teknik nuklir diperlukan dan relevan dengan kemajuan teknologi saat ini. Dari

target 75% dapat direalisasikan sebesar 89,93%, yaitu dari 139 lulusan STTN tahun

2011 yang diterima bekerja sebanyak 125 orang.

Kebutuhan pasar kerja yang ada di Indonesia terhadap lulusan STTN semakin

meningkat, hal ini karena lulusan STTN juga dilengkapi dengan adanya Sertifikat Ijin

Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi (PPR) dan atau Operator Radiografi (OR).

Tabel 3.15. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012

Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja

2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri

95,70% (127,6%)

84,20% (112,27%)

89,93% (119,91%)

Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja

tahun 2012 mengalami peningkatan dari capaian tahun 2011 (112,27%) menjadi

9. Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri

Sasaran Strategis 3 :

TERSERAPNYA LULUSAN PENDIDIKAN TEKNIK NUKLIR DI SEKTOR INDUSTRI

Page 66: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

68

LAKIP BATAN - 2012

119,91%. Hal ini disebabkan karena industri yang menggunakan zat radioaktif, terkait

dengan peraturan yang dikeluarkan BAPETEN diwajibkan mempunyai tenaga kerja

yang berkompetensi di bidang nuklir serta memiliki sertifikasi SIB.

Page 67: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

69

LAKIP BATAN - 2012

Tabel 3.16. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 4

Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran

10 Orang 8 Orang 80

Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir

8 Orang 11 Orang 137,50

Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN

3 SNI 5 SNI 166,67

Evaluasi atas pencapai indikator kinerja sasaran adalah sebagai berikut:

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dan faktor produksi

selain faktor sumber daya alam dan modal untuk menghasilkan keluaran atau output

dari suatu proses kegiatan. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia, maka

semakin meningkat pula efisiensi dan produktivitas sumber daya manusia tersebut.

BATAN melalui Pusat Pendidikan

dan Pelatihan, salah satu unit kerja di

BATAN, melaksanakan dan

menyelenggarakan pendidikan bekerja

sama dengan perguruan tinggi negeri di

Indonesia dengan mengirimkan

pegawai BATAN untuk mengikuti

pendidikan iptek nuklir jenjang S2 dan

S3. Saat ini kerjasama yang tengah

dilaksanakan adalah dengan Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB),

Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung,

Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Universitas Diponegoro (UNDIP)

Gambar 3.31. Seleksi Akademik Pusdiklat BATAN untuk Jenjang

Pendidikan S2 dan S3

10. Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3 Menuju Kepakaran

Sasaran Strategis 4 :

MENINGKATNYA KUALITAS SUMBER DAYA DI BIDANG IPTEK NUKLIR

Page 68: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

70

LAKIP BATAN - 2012

Semarang. Tujuan utama pengiriman pegawai BATAN sebagai Pegawai Tugas Belajar

(PTB) ke berbagai perguruan tinggi negeri adalah untuk menghasilkan sumber daya

manusia yang handal di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir serta mampu

melakukan penelitian secara mandiri dan menerapkan keahlian dan pengetahuan

sesuai dengan bidangnya.

Selain berasal dari dana DIPA Pusdiklat, sumber biaya untuk semua kegiatan

yang berkaitan dengan pendidikan jenjang S2 dan S3 ini juga memperoleh pembiayaan

dari Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) Republik Indonesia, Bappenas, serta

beasiswa yang diberikan oleh sponsor di luar negeri seperti yang berasal dari negara

Australia, Jepang, Korea Selatan, Jerman, Italia, Amerika Serikat dan negara lainnya.

Pada tahun 2012, dari target 10 pegawai BATAN yang diterima di perguruan

tinggi untuk mengikuti pendidikan jenjang S2 dan S3 sebagai PTB dapat direalisasikan

sebanyak 8 pegawai (80%) yang lulus seleksi masuk perguruan tinggi. Namun demikian

capaian di tahun 2012 sesungguhnya lebih tinggi lagi, karena disamping 8 pegawai

yang didanai dari DIPA BATAN, masih ada 18 pegawai yang mendapat PTB yang

didanai dari Kementerian Riset dan Teknologi RI 13 pegawai, Bappenas 1 orang, dan

Sponsor luar negeri 4 orang, sehingga total pegawai BATAN yang diterima di

perguruan tinggi untuk mengikuti pendidikan jenjang S2 dan S3 berjumlah 26

pegawai.

Tabel 3.17. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012

Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja

2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran

8 Pegawai (80%)

10 pegawai (100%)

8 pegawai (80%)

Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja

tahun 2012 mengalami penurunan dari capaian tahun 2011 (100%) menjadi 80%. Hal

ini disebabkan karena calon PTB tidak lulus dalam tes diperguruan tinggi.

Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia yang handal di bidang iptek

nuklir BATAN berupaya untuk menugaskan pegawainya mengikuti jenjang pendidikan

11. Jumlah Pegawai BATAN yang Lulus S2 dan S3 Menuju Kepakaran Bidang Iptek Nuklir

Page 69: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

71

LAKIP BATAN - 2012

yang lebih tinggi yaitu jenjang pendidikan S2 dan S3. Tujuannya adalah untuk

menghasilkan sumber daya manusia yang handal di bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi nuklir serta mampu melakukan penelitian secara mandiri dan menerapkan

keahlian dan pengetahuan sesuai dengan bidangnya, dalam rangka menuju kepakaran

bidang iptek nuklir pada tahun 2014.

Pada tahun 2012, dari target 8 pegawai BATAN yang menyelesaikan pendidikan

S2 dan S3 dapat terealisasi sebanyak 11 PTB BATAN (137,5%). Namun demikian, angka

capaian sesungguhnya masih lebih tinggi lagi, karena disamping 11 pegawai yang

memperoleh pendanaan pendidikan dari DIPA BATAN, masih ada 20 pegawai yang

lainnya yang memperoleh pendanaan berasal dari Kementerian Riset dan Teknologi RI

(18 pegawai) dan sponsor luar negeri (2 pegawai). Dengan demikian, total pegawai

BATAN yang lulus perguruan tinggi jenjang S2 dan S3 berjumlah 31 pegawai.

Tabel 3.18.

Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012

Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja

2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir

8 Pegawai (100%)

8 pegawai (100%)

11 pegawai (137,5%)

Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja

tahun 2012 mengalami peningkatan dari capaian tahun 2011 (100%) menjadi 137,5%.

Hal ini disebabkan karena ketepatan waktu penyelesaian studi.

Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan oleh Badan

Standardisasi Nasional (BSN) dan berlaku diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Sebelum ditetapkan menjadi SNI, terlebih dahulu dilakukan proses

Perumusan Standar Nasional Indonesia yaitu rangkaian kegiatan sejak pengumpulan

dan pengolahan data untuk menyusun Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)

sampai tercapainya konsensus dari semua pihak yang terkait (pemangku

kepentingan/stakeholder), yang dinamakan Rancangan Standar Nasional Indonesia

hasil konsensus (RSNI3), yaitu output dari BATAN pada tahun berjalan.

12. Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Ditetapkan BSN

Page 70: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

72

LAKIP BATAN - 2012

RSNI3 selanjutnya diusulkan ke BSN untuk ditetapkan menjadi SNI pada tahun

berikutnya.

Melalui SNI, maka semua pihak yang terkait diseluruh wilayah Republik

Indonesia yang menerapkan SNI tersebut akan mempunyai kualitas produk yang sama

sesuai lingkupnya. Penerapan SNI juga dapat membatasi produk asing (barang / jasa)

yang akan masuk ke Indonesia, dengan mewajibkan produk tersebut mengikuti

standar yang berlaku di Indonesia.

Pada tahun 2012, dari target sebanyak 3 SNI yang ditetapkan BSN dapat

direalisasikan sebanyak 5 SNI (166,67%), yang berarti telah melampaui target yang

ditetapkan. Adapun ke 5 SNI tersebut dijabarkan dalam tabel 3.19.

Tabel 3.19. Daftar SNI yang ditetapkan BSN tahun 2012

No No. Identifikasi /

No.Keputusan Ka.BSN Judul SNI

1 SNI ISO/ASTM 51818:2012 / No. 60/KEP/BSN/4/2012

Praktik dosimetri pada fasilitas berkas elektron untuk pemrosesan dengan radiasi pada energi antara 80 sampai dengan 300 keV.

2 SNI ISO 17874-1:2012 / No. 69/KEP/BSN/4/2012)

Peralatan penanganan jarak jauh untuk bahan radioaktif – Bagian 1: Persyaratan umum.

3 No. 135/KEP/BSN/12/2012

Pangan Iradiasi – Bagian 1: Rendang daging sapi steril.

4 SNI ISO 9915:2012 / No. 129/KEP/BSN/12/2012

Coran paduan aluminium – Uji radiografi.

5 SNI ISO 4986:2012 / No. 129/KEP/BSN/12/2012

Coran baja – Inspeksi partikel magnetik.

Tabel 3.20. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012

Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja

2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan Badan Standardisasi Nasional

2 SNI (66,67%)

6 SNI (200%)

5 SNI (166,67%)

Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja

tahun 2012 mengalami penurunan dari capaian tahun 2011 (200%) menjadi 166,67%.

Hal ini disebabkan karena pada tahun 2010 terdapat penambahan 3 RSNI yang

memperoleh pembiayaan dari pengguna eksternal, diluar 3 RSNI yang memperoleh

pendanaan dari DIPA BATAN. Sedangkan di tahun 2012 hanya terdapat penambahan 2

Page 71: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

73

LAKIP BATAN - 2012

RSNI yang dibiayai oleh pengguna eksternal disamping 3 RSNI utama yang didanai oleh

DIPA BATAN.

Disamping itu, penetapan RSNI menjadi SNI oleh BSN memerlukan waktu yang

relatif lama, terutama bagi RSNI yang bukan berasal dari adopsi Standar Internasional

atau modifikasi dari Standar yang sudah ada, dimana diperlukan proses jajak pendapat

dan e-balloting di dalam proses penetapannya.

Gambar 3.32.a. Penghargaan dari BSN “Herudi

Technical Comitte Award” Gambar 3.32.b. Salah satu SNI yang ditetapkan BSN

tahun 2012

Page 72: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

74

LAKIP BATAN - 2012

Tabel 3.21. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 5

Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan

yang baik (good governance)

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP WTP WTP 100

Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik B B 100

Evaluasi atas pencapai indikator kinerja sasaran Strategis 5 adalah sebagai berikut:

Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau Unqualified Opinion artinya

Laporan Keuangan (LK) telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material,

posisi keuangan (neraca), hasil usaha atau Laporan Realisasi Anggaran (LRA), serta

Laporan Arus Kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penjelasan

laporan keuangan juga telah disajikan secara memadai, informatif, dan tidak

menimbulkan penafsiran yang menyesatkan. Sedangkan istilah “Wajar” yang

dimaksud adalah bahwa Laporan Keuangan bebas dari keraguan dan ketidakjujuran

serta lengkap informasinya. Pengertian wajar tidak hanya terbatas pada jumlah-

jumlah dan ketepatan pengklasifikasian aktiva dan kewajiban, namun yang terpenting

juga meliputi pengungkapan yang tercantum dalam Laporan Keuangan.

Berdasarkan lampiran Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) TA 2011

yang telah disampaikan oleh Ketua BPK-RI kepada Presiden pada tanggal 30 Mei 2012

lalu, laporan keuangan Badan Tenaga Nuklir Nasional termasuk salah satu diantara 67

Kementerian dan Lembaga (K/L) meraih predikat opini WTP (Wajar Tanpa

Pengecualian).

Untuk mempertahankan opini WTP, proses perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, pengendalian, pengawasan, dan pelaporan juga harus ditingkatkan

13. Hasil Penilaian Kinerja Keuangan Dalam Opini WTP

Sasaran Strategis 5 :

MENINGKATNYA KINERJA MANAJEMEN KELEMBAGAAN LITBANG MENUJU TATA

KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)

Page 73: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

75

LAKIP BATAN - 2012

kualitasnya selain itu pengelolaan anggaran harus dikelola dengan baik dan tepat

sasaran dengan cara efektif, akuntabel, dan efisien dari sisi biaya.

Tabel 3.22. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2012, 2011, dan 2010

Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja

2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP WTP WTP WTP

Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja

tahun 2012 sama dengan tahun 2011 dengan opini WTP.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dimaksud untuk

memberikan gambaran yang jelas, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan

tentang kinerja suatu instansi pemerintah. Hasilnya dapat membantu pimpinan dan

seluruh jajaran BATAN dalam mencermati berbagai permasalahan sebagai bahan

acuan dalam menyusun rencana kinerja di tahun berikutnya. Dengan demikian

rencana kinerja di tahun mendatang dapat disusun lebih fokus, efektif, efisien,

terukur, transparan dan dapat dipertanggunjawabkan.

Tahun 2012 hasil evaluasi LAKIP 2011 yang dilakukan oleh Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Badan Tenaga Nuklir

Nasional termasuk salah satu diantara 17 Kementerian dan Lembaga (K/L) meraih

predikat “B” (baik) dengan nilai 67,77 dari 82 K/L. Nilai tersebut merupakan cerminan

tingkat akuntabilitas kinerja BATAN terhadap kinerja yang telah dicapai.

Tabel 3.23. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2012, 2011, dan 2010

Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja

2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik C CC B

14. Hasil Penilaian LAKIP Dengan Predikat “Baik”

Page 74: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

76

LAKIP BATAN - 2012

Tabel tersebut menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja tahun

2012, dimana terdapat peningkatan predikat menjadi “Baik” (B) dengan nilai 67,77

dibandingkan tahun 2011 dengan predikat cukup baik (CC) dan nilai 64,07.

Berikut perkembangan hasil evaluasi atas LAKIP BATAN yang dievaluasi oleh

Kementerian PAN dan RB:

NO KOMPONEN YANG DINILAI BOBOT NILAI LAKIP

2010 NILAI LAKIP

2011

a. Perencanaan Kinerja 35 24,47 24,16

b. Pengukuran Kinerja 20 13,57 14,70

c. Pelaporan Kinerja 15 11,50 11,33

d. Evaluasi Kinerja 10 5,59 6,42

e. Capaian kinerja 20 8,59 11,17

Nilai Hasil Evaluasi 100 64,07 67,77

Tingkat Akuntabilitas Kinerja CC B

3.2.3. Capaian Indikator Kinerja s/d Tahun Berjalan dengan Rencana 5 Tahun

Tabel 3.24. Perbandingan tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014)

Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Hasil Penelitian Dasar dan Terapan Isotop Dan Radiasi yang Siap

Dimanfaatkan di Masyarakat

Indikator Kinerja Target s/d

2014 Target s/d

2012 Realisasi s/d

2012

Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum)

19 Varietas (100%)

10 Varietas (52,63%)

8 Varietas (42,11%)

Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan

15 Dokumen (100%)

9 Dokumen (60%)

9 Dokumen (60%)

Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat

35 Paket Teknologi

(100%)

18 Paket Teknologi (51,43%)

18 Paket Teknologi (51,43%)

Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat

32 Prototipe (100%)

17 Prototipe (53,13%)

17 Prototipe (53,13%)

Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah

278 PI (100%)

191 PI (79,58%)

527 PI (189,57%)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat realisasi sampai dengan tahun 2012

dibandingkan dengan target tahun 2014, sebagai berikut.

Page 75: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

77

LAKIP BATAN - 2012

1. Indikator kinerja utama “Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk

menunjang ketahanan pangan nasional” seperti yang ditargetkan dalam Renstra

BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebesar 19 varietas (100%) ,

Status pencapaian kinerja pada tahun 2012 sebanyak 8 varietas (42,11%) dari 10

varietas (52,63%) yang ditargetkan. Hal ini menunjukkan target belum tercapai

sesuai rencana. Dalam rangka memenuhi target indikator ini, BATAN akan

melakukan koordinasi mengenai jadwal dan persyaratan teknis pelepasan

varietas dengan TP2V-Kementan, konsorsium gandum bersama Balai Penelitian

Sereal (Balitsereal) – Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian IPB, dan Balai

Besar Biogen, sehingga target pada tahun 2014 bisa tercapai seluruhnya.

2. Indikator kinerja utama “Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak

PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku

kepentingan” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2

sampai dengan tahun 2014 sebanyak 15 dokumen (100%). Status pencapaian

kinerja pada tahun 2012 sebanyak 9 dokumen (60%) dari 9 dokumen (60%) yang

ditargetkan. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja sesuai

rencana.

3. Indikator kinerja utama “Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir,

isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat” seperti yang ditargetkan

dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 35

paket teknologi (100%). Status pencapaian kinerja pada tahun 2012 sebanyak 18

paket teknologi (51,43%) dari 18 paket teknologi (51,43%). Hal ini menunjukkan

bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja sesuai rencana.

4. Indikator kinerja utama “Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop

dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat” seperti yang ditargetkan dalam

Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 32

prototipe (100%). Status pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2012 sebanyak

17 prototipe (53,13%) dari 17 prototipe (53,13%) yang ditargetkan. Hal ini

menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja sesuai rencana.

5. Indikator kinerja utama “Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional

hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat

ilmiah” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai

dengan tahun 2014 sebanyak 278 publikasi ilmiah (100%). Status pencapaian

kinerja sampai dengan tahun 2012 sebanyak 527 publikasi ilmiah (189,57%) dari

Page 76: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

78

LAKIP BATAN - 2012

191 publikasi ilmiah (79,58%). Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012

capaian kinerja telah tercapai, bahkan melampaui target.

Tabel 3.25.

Perbandingan tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014)

Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya Pemanfaatan Hasil Litbang Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi

Indikator Kinerja Target s/d

2014 Target s/d

2012 Realisasi s/d 2012

Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia

66%

62%

52,93%

Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir

15 Mitra (100%)

9 Mitra (60%)

18 Mitra (120%)

Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan

10 Jenis (100%)

6 Jenis (60%)

6 Jenis (100%)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat realisasi sampai dengan tahun 2012

dibandingkan dengan target tahun 2014, sebagai berikut.

1. Indikator kinerja utama “Persentase penerimaan masyarakat terhadap iptek

nuklir di Indonesia” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014

Rev.2 pada tahun 2014 sebesar 66%. Sampai dengan tahun 2012 telah mencapai

52,93%, walaupun capaian ini belum sesuai dengan target 2012 (62%) namun bila

dibandingkan dengan capaian tahun 2011 (49,5%) terjadi kenaikan. Target 66%

pada tahun 2014 dapat tercapai bila didukung sumberdaya yang memadai,

stakeholder lebih berperan dan kebijakan pemerintah yang lebih konkrit dalam

upaya memutuskan status pemanfaatan PLTN sebagai energy mix sertaan energi

nasional.

2. Indikator kinerja utama “Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil

litbangyasa iptek nuklir” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-

2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 15 mitra komersial (100%),

Status pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2012 sebanyak 18 mitra

komersial (120%) dari 9 mitra komersial (60%) yang ditargetkan. Hal ini

menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja telah tercapai, bahkan

melampaui target.

3. Indikator kinerja utama “Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang

dikomersilkan” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2

sampai dengan tahun 2014 sebanyak 10 jenis (100%). Status pencapaian kinerja

Page 77: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

79

LAKIP BATAN - 2012

sampai dengan tahun 2012 sebanyak 6 jenis (60%) dari 6 jenis (60%) yang

ditargetkan. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja sesuai

rencana.

Tabel 3.26. Perbandingan tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014)

Sasaran Strategis 3 : Terserapnya Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Sektor Industri

Indikator Kinerja Target s/d

2014 Target s/d

2012 Realisasi s/d

2012

Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri

75 % 75% (100%)

89,93% (119,91%)

Indikator kinerja utama “Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di

industri” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 setiap tahun

sebesar 75%. Target tersebut sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 selalu

tercapai bahkan terlampaui. Sampai dengan 2014 target tahunan dalam Renstra

BATAN 2010-2014 Rev.2 dapat tercapai.

Tabel 3.27. Perbandingan tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014)

Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Di Bidang Iptek Nuklir

Indikator Kinerja Target s/d

2014 Target s/d

2012 Realisasi s/d

2012

Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran

50 Pegawai (100%)

30 Pegawai (60%)

28 Pegawai (56%)

Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir

40 Pegawai (100%)

24 Pegawai (60%)

27 Pegawai (67,5%)

Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN

15 SNI (100%)

9 SNI (60%)

13 SNI (86,67%)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat realisasi sampai dengan tahun 2012

dibandingkan dengan target tahun 2014, sebagai berikut.

1. Indikator kinerja utama “Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek

nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran” seperti yang ditargetkan dalam Renstra

BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 50 pegawai

(100%). Status capaian kinerja pada tahun 2012 sebanyak 28 pegawai (56%) dari

30 pegawai (60%) yang ditargetkan. Hal ini menunjukkan target belum tercapai

sesuai rencana. Ketidakberhasilan pencapaian target disebabkan pada tahun

Page 78: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

80

LAKIP BATAN - 2012

2012 ini Kementerian Riset dan Teknologi membuka kuota program pendidikan

S2 dalam negeri yang cukup besar sehingga banyak calon PTB (pegawai tugas

belajar) BATAN yang memilih program beasiswa Kemenristek. Selain itu terdapat

2 calon PTB yang telah lulus seleksi Pusdiklat BATAN tetapi baru diterima di

Perguruan Tinggi pada akhir tahun 2012 ini sehingga belum dimasukan dan 2

calon PTB lainnya tidak diterima di Perguruan Tinggi tujuannya. Sampai dengan

tahun 2014 target Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 dapat tercapai.

2. Indikator kinerja utama “Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju

kepakaran bidang iptek nuklir” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN

2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 40 pegawai (100%). Status

capaian kinerja pada tahun 2012 sebanyak 27 pegawai (67,5%) dari 24 pegawai

(60%). Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja telah

tercapai.

3. Indikator kinerja utama “Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan

BSN” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai

dengan tahun 2014 sejumlah 15 SNI yang ditetapkan BSN (100%). Status capaian

kinerja sampai dengan tahun 2012 13 SNI yang ditetapkan BSN (86,67%) dari 9

SNI yang ditetapkan BSN (60%) yang ditargetkan. Hal ini menunjukkan bahwa

pada tahun 2012 capaian kinerja telah tercapai, bahkan melampaui target.

Tabel 3.28. Perbandingan tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014)

Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang Menuju Tata Kelola Pemerintahan

yang Baik (Good Governance)

Indikator Kinerja Target s/d

2014 Target s/d

2012 Realisasi s/d

2012

Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP

WTP WTP WTP

Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik B B B

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat realisasi sampai dengan tahun 2012

dibandingkan dengan target tahun 2014, sebagai berikut.

1. Indikator kinerja utama “Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP”

seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 setiap tahun

mempertahankan opini WTP. Target ini telah terealisasi sejak tahun 2010, opini

WTP dapat terus dipertahankan.

Page 79: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

81

LAKIP BATAN - 2012

2. Indikator kinerja utama “Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik” seperti yang

ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014

mendapatkan predikat baik (B). Target ini telah dapat direalisasikan sejak LAKIP

BATAN tahun 2011 dan masih dapat dipertahankan.

3.2.4. Keberhasilan BATAN Lainnya

A. Capaian Reformasi Birokrasi

Tahun 2012 merupakan tahun pertama pelaksanaan Reformasi Birokrasi

BATAN yang dimulai dengan kegiatan sosialisasi dan internalisasi untuk

membangun kesamaan persepsi, komitmen, konsistensi, serta keterlibatan pada

seluruh tingkatan pegawai BATAN dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi.

Selanjutnya akan dilakukan monitoring dan evaluasi untuk memantau

pelaksanaan setiap program dan tahapan kegiatan yang telah ditetapkan dalam

dokumen road map Reformasi Birokrasi BATAN.

Target pelaksanaan reformasi birokrasi BATAN tahun 2012 sesuai dengan

road map Reformasi Birokrasi BATAN, pada tahap pertama adalah baru pada

tahap pembangunan sistem, namun demikian sebagian program sudah pada

tahap implementasi pelaksana Reformasi Birokrasi.

Dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pada tahun 2012 BATAN berusaha

memenuhi target sesuai dengan yang tercantum dalam road map BATAN. Secara

umum target output dari 8 program reformasi birokrasi pada tahun 2012 dapat

tercapai.

Hal-hal penting disamping yang perlu disampaikan dalam rangka

pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BATAN di tahun 2012, antara lain telah

dilaksanakan:

1. Pendidikan dan pelatihan agen perubahan (agent of change),

2. Penandatangan Komitmen Perubahan yang ditandatangani oleh setiap

karyawan BATAN mulai dari Pejabat Eselon I hingga staf.

3. Penyusunan Draft Peraturan Kepala BATAN tentang Pedoman Penyusunan

dan Penilaian Sasaran Kerja Pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional

4. Telah disampaikan laporan kemajuan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di

BATAN sampai dengan tahun 2012 kepada KemenPAN & RB.

Page 80: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

82

LAKIP BATAN - 2012

Disamping itu, beberapa penghargaan telah diraih oleh BATAN terkait

dengan birokrasi dan keterbukaan informasi, antara lain:

a. Penghargaan dari Komisi Informasi Pusat RI sebagai Badan Publik Pusat

Terbaik III dalam hal “Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan

secara berkala” dan “ Informasi yang wajib tersedia setiap saat”.

b. Penghargaan dari Kementrian Keuangan RI sebagai Juara kedua kategori

Realisasi, Inventarisasi dan Penilaian Barang Milik Negara.

B. Capaian Layanan Iptek Nuklir

Layanan BATAN adalah layanan yang diberikan oleh BATAN kepada

masyarakat, baik perorangan maupun lembaga/instansi dengan memanfaatkan

fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh BATAN yang berada di Jakarta (Kuningan dan

Lebak Bulus), Serpong-Tangerang, Bandung, Yogyakarta. Jenis pelayanan publik di

BATAN, diantaranya:

Layanan Pendidikan dan Pelatihan

Pemanfaatan teknologi nuklir selain dapat memberikan manfaat bagi

kesejahteraan manusia, juga dapat menimbulkan bahaya radiasi. Oleh

karena itu, maka demi keselamatan, kesehatan pekerja dan masyarakat,

serta perlindungan terhadap lingkungan hidup maka pemanfaatan teknologi

nuklir harus dilakukan secara tepat dan hati-hati. Personil yang terlibat

dalam kegiatan tersebut harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan

yang memadai untuk mengoperasikan peralatan dengan aman dan selamat.

Melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), BATAN

menyelenggarakan pelatihan bagi para profesional di bidang nuklir dengan

tujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan

teknologi nuklir, serta meningkatkan kesadaran terhadap budaya

keselamatan dengan menerapkan prosedur keselamatan radiasi.

Sampai dengan tahun 2012 BATAN telah mendidik dan melatih lebih

dari 2.245 orang Petugas Proteksi Radiasi (PPR) baik untuk industri maupun

medik, dan lebih dari 1.650 orang profesional di bidang radiografi (level 1

dan level 2). BATAN bekerja sama dengan instansi lain seperti Badan

Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dalam pelatihan Petugas Proteksi Radiasi

Industri dan Petugas Proteksi Radiasi Medik.

Page 81: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

83

LAKIP BATAN - 2012

Tahun 2012 BATAN telah menyelenggarakan 23 pelatihan yang terdiri dari :

Pelatihan PPR : Industri : 13 Pelatihan (261 orang)

Medik : 5 Pelatihan (85 orang)

Pelatihan

Radiografi

: Tk. 1 : 3 Pelatihan (70 orang)

Tk. 2 : 2 Pelatihan (39 orang)

Dari 346 peserta pelatihan PPR yang lulus pelatihan, 324 peserta (94%)

berhasil memperoleh SIB PPR dari BAPETEN, dimana target yang ditetapkan

adalah 85%, sehingga capaian kinerja untuk target ini terlampaui. Sedangkan

untuk pelatihan Radiografi, dari 109 peserta pelatihan hanya 48 peserta

(44,04%) yang berhasil memperoleh SIB Radiografi dari PSJMN. Target yang

ditetapkan sebesar 50%, sehingga capaian kinerja untuk mendapatkan SIB

AR/OR masih belum terpenuhi.

Penyebab utama ketidak-tercapaian target pelatihan Radiografi adalah

karena tingkat kompetensi yang dituntut terlalu tinggi, khususnya bagi

peserta pelatihan yang hanya berpendidikan setingkat sekolah menengah

saja. Pusdiklat sudah melakukan koordinasi dengan pihak penguji, yaitu

Lembaga Sertifikasi Personil yang saat ini adalah PSJMN - BATAN, untuk

dapat menetapkan standar kompetensi personil (SKP) bidang Radiografi.

Dengan adanya SKP tersebut maka diharapkan tingkat kesulitan bahan uji

dan bahan ajar akan sesuai dengan kualifikasi pesertanya.

Gambar 3.33. Pelatihan radiografi bagi praktisi industri

Institusi atau perusahaan pengguna dari layanan iptek nuklir yang

dilaksanakan oleh Pusdiklat - BATAN diantaranya adalah Industri

perminyakan, Industri Pertambangan, Industri Outomotif, Industri

Minuman, Industri Kertas, Supplier Alat-alat Industri, Supplier Alat-alat

Page 82: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

84

LAKIP BATAN - 2012

Kesehatan, Perusahaan Jasa Analisa Unsur, Bandar Udara, Industri

Pembuatan Ban, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, dan lain-lain.

Gambar 3.34.a. Praktikum PR Interna pada Pelatihan PPR Gambar 3.34.b. Praktikum Teknik DWDI pada Pelatihan Radiografi Level 2

Layanan Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi

BATAN memberikan pelayanan pengujian mengenai keselamatan

daerah kerja, keselamatan pekerja radiasi, bungkusan zat radioaktif,

fungsi pesawat sinar-X diagnostik. kesehatan pekerja dan keselamatan

lingkungan yang memuaskan pelanggan secara aman, akurat dan tepat

waktu. Laboratorium BATAN telah terakreditasi KAN ISO 17025 LP-206-

IDN sebagai laboratorium penguji.

Pada tahun 2012 layanan teknologi keselamatan dan metrologi radiasi

yang telah dilaksanakan disajikan pada Tabel 3.29.

Tabel 3.29. Jenis layanan teknologi keselamatan dan metrologi radiasi

No. Indikator Kerja Target Realisasi %

1 Sertifikasi Bebas Radiasi 2.599 1.496 57.60

2 Sertifikasi Kalibrasi AUR dan Standardisasi 4.842 4.475 92.42

3 Analisis Pemantauan Radiasi dan Daerah Kerja

24.206 5.480 22.60

4 Analisis Klinik 1.088 1.276 117.20

Realisasi sertifikat bebas radiasi dan analisis pemantauan radiasi dan

daerah kerja lebih rendah dari target, hal ini dikarenakan adanya

perubahan layanan dari Film Badge ke TLD, sebagai konsekuensi dari

kebijakan BAPETEN.

Page 83: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

85

LAKIP BATAN - 2012

Dalam rangka meningkatkan layanan kepada publik, BATAN

mengikuti Kompetisi Open Goverment Indonesia (OGI) dan berhasil masuk 5

(lima) besar layanan publik terpopuler serta termasuk 20 (dua puluh) besar

layanan publik terprogresif.

Dalam rangka meningkatkan layanan kepada publik, sedang dikembangkan

layanan on-line dengan sistem track and trace yang akan selesai pada

November 2013. Dengan sistem ini, pelanggan dapat melakukan

penelusuran terhadap bahan/alat yang sedang diuji atau dikalibrasi melalui

internet.

Layanan Pengolahan Limbah

Layanan pengolahan limbah BATAN dilaksanakan oleh Pusat

Teknologi Pengelolaan Limbah (PTLR). Melalui PTLR, BATAN memberikan

pelayanan pengelolaan limbah radioaktif yang berasal dari kegiatan

industri dan rumah sakit serta pemanfaatan sumberdaya BATAN dalam

bentuk yang lain untuk masyarakat luas. BATAN menyediakan pelayanan

kepada instansi diluar BATAN atau swasta, meliputi: (1) Pengelolaan

Limbah Radioaktif, (2) Transportasi Limbah Radioaktif, (3) Dekontaminasi,

(4) Pemantauan Lingkungan, (5) Pemantauan Dosis Radiasi Pekerja, (6)

Litbang Pengelolaan Limbah Industri, dan (7) Analisis Data Limbah atau

Sample.

Kegiatan pengolahan limbah radioaktif selama tahun 2012 meliputi

kegiatan pengolahan limbah radioaktif padat 163 drum kapasitas 100

liter, kondisioning limbah radioaktif sumber terbungkus dari berbagai

industri dan rumah sakit sebanyak 194 unit, serta pemindahan bahan

bakar nuklir bekas dari PRSG ke KHIPSB3.

Page 84: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

86

LAKIP BATAN - 2012

Gambar 3.35. Kegiatan pemantauan lingkungan terhadap tingkat radioaktivitas di alam

Disamping itu telah dilakukan sosialisasi tentang prosedur

pengelolaan dan pengiriman limbah radioaktif ke PTLR kepada penimbul

limbah dari industri dan rumah sakit di Indonesia, antara lain Pertamina

Plaju, PT. Indah Kiat Prawang Riau, RSUP Dr. M. Djamil Padang, RS. Dr.

Sarjito Yogyakarta, RS. Dr. Muwardi Solo, Newmont NTB, serta Semen

Tonasa - Makassar. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan

pelaksanaan pengiriman limbah radioaktif dari penimbul limbah ke PTLR

menjadi lebih baik, lancar, dan tertib administrasi.

Tabel 3.30. Daftar Industri dan Internal BATAN yang mendapat Layanan Pengolahan Limbah

di PTLR Pada Tahun 2012

No Nama Penimbul Limbah No Nama Penimbul Limbah

1 PT. Titan Petrokimia Nusantara 15 PT. Pertamina RU VI-Balongan

2 PT. NDT Instruments Indonesia (3X) 16 PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

3 PT. Krakatau Steel (2X) 17 RSUP Dr. M. Djamil Padang

4 PT. Pratita Prama Nugraha (5X) 18 PT. Sucofindo

5 PT. Global Solution Technology Aseana (3X)

19 PT. Adiprima Suraprinta

6 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi

20 PT. Lotte Packaging

7 PT. Widya Sapta Colas (WASCO) 21 RSUD Syaiful Anwar

8 PT. Indonesia Power 22 PT. Pupuk Kujang

9 Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) 23 PT. NEWMONT

10 PT. South Pasific Viscose 24 PT. Pupuk Kaltim

11 Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR)

25 Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR)

12 PT. Suparma, Tbk. 26 RSUD Dr. Kariadi Semarang

13 PT. Indonesia Teijin Dupont Fims 27 PT. Amoco Mitsui PTA Indonesi

14 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN)

Page 85: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

87

LAKIP BATAN - 2012

Layanan Iradiasi

Jasa layanan iradiasi neutron pada Reaktor RSG-GAS berasal dari

kegiatan penelitian atau pemanfaatan sumberdaya dalam bentuk yang lain

untuk masyarakat luas maka PRSG menyediakan pelayanan kepada instansi

di dalam atau di luar BATAN (swasta). Layanan tersebut yaitu: (1) Jasa

Iradiasi Neutron, (2) Jasa Iradiasi Batu Topaz, dan (3) Air Bebas Mineral.

Pada tahun 2012, dari rencana sejumlah 400, telah terelisasi sebanyak

478 target iradiasi. Selain itu, jumlah Topaz teriradiasi dari rencana 500 Kg

telah terealisasi sejumlah 1.690 Kg.

Layanan Sertifikasi Personel

BATAN memberikan pelayanan sertifikasi personel UTR – Radiografi

kepada masyarakat melalui pengelolaan PNBP. Tujuan dari layanan ini

adalah memberikan kontribusi kepada negara melalui penyediaan personel

yang kompeten khususnya dibidang Uji Tak Rusak untuk mendukung

pembangunan nasional. Sertifikasi dilakukan dengan mengacu pada

ketentuan standar nasional dan internasional serta peraturan perundang-

undangan yang berlaku dibidang Uji Tak Rusak.

Institusi pengguna dari layanan ini adalah Perusahaan Inspeksi teknis,

Instansi pemerintah, Perguruan Tinggi, dan BUMN. Indikator keberhasilan

dari kegiatan ini adalah jumlah personel yang mendapat sertifikat personil uji

radiografi level 1 dan level 2.

Pada tahun 2012, layanan sertifikasi personel Uji Tak Rusak yang telah

dilaksanakan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.31.

Layanan sertifikasi personel Uji Tak Rusak yang telah dilaksanaka

No Jenis Layanan Target Realisasi %

1 Sertifikasi personel UTR – Radiografi Level 1

100 sertifikat 137 sertifikat 137

2 Sertifikasi Personel UTR-Radiografi Level 2 75 sertifikat 102 sertifikat 136

Page 86: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

88

LAKIP BATAN - 2012

Dari Tabel di atas terlihat bahwa Realisasi tahun 2012 melampaui

target, baik untuk layanan sertifikasi personel UTR Radiografi Level 1

maupun Level 2. Jumlah tersebut semata-mata disebabkan karena

permintaan dari masyarakat Uji Tak Rusak di Indonesia dan juga tentunya

didukung oleh adanya sosialisasi terhadap skema sertifikasi personel di

bidang UTR Radiografi yang menjadi persyaratan untuk memperoleh Surat

Izin Bekerja dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).

C. Pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran strategis, yaitu meningkatkan

kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang

baik (good governance), dengan indikator kinerja keuangan dalam opini WTP dan

LAKIP dengan predikat baik, BATAN telah melakukan langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Setiap semester Inspektorat bersama Bagian Akuntansi dan Pelaporan - Biro

Umum BATAN melakukan reviu laporan keuangan satker dengan cara

pendampingan penyusunan laporan keuangan terhadap seluruh satker di

BATAN (21 Satker).

2. Setiap tahun Inspektorat bersama Bagian Evaluasi Program - Biro

Perencanaan BATAN melakukan evaluasi Lakip Unit Kerja Eselon II di BATAN

(24 Unit Kerja).

3. Setiap tahun Inspektorat melakukan audit kinerja terhadap 21 satker di

BATAN dengan target menurunnya temuan hasil pemeriksaan yang

berindikasi kerugian negara.

Selain dari 3 (tiga) kegiatan di atas, setiap tahun Inspektorat bersama Tim

Penggerak WBK melakukan penilaian Wilayah Bebas dari Korupsi. WBK adalah

unit kerja setingkat Eselon II di BATAN yang memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Pembentukan WBK merupakan salah satu dari 11 Instruksi Presiden No. 5 Tahun

2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. WBK ditetapkan berdasarkan

penilaian terhadap 2 (dua) kriteria, yaitu kriteria kinerja dan kriteria pengelolaan

keuangan dengan periode waktu penilaian satu tahun terakhir. Dalam

pelaksanaan penilaian WBK di lingkungan BATAN telah diterbitkan Peraturan

Kepala BATAN 080/KA/III/2011, tentang Pedoman Penetapan Wilayah Bebas dari

Korupsi di BATAN.

Page 87: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

89

LAKIP BATAN - 2012

Gambar 3.36.a. Sosialisasi tentang WBK Gambar 3.36.b. Sertifikat WBK Unit Kerja di BATAN

Target WBK adalah 5 unit kerja setiap tahunnya. Realisasi sampai dengan

tahun 2012 telah diperoleh 15 Unit Kerja berpredikat WBK, yang ditetapkan

dengan Surat Keputusan Kepala BATAN. Target sampai dengan tahun 2014 adalah

seluruh unit kerja (24 unit) di BATAN telah memperoleh predikat WBK.

3.3. Evaluasi Program

Penjabaran program BATAN dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh unit eselon

II, juga disesuaikan dengan tugas fungsi masing-masing, serta diselaraskan/konsisten dengan

sasaran dan target yang telah dicantumkan pada RPJMN 2010-2014. BATAN melaksanakan 2

program, yaitu satu program teknis dan satu program dukungan beserta kegiatan-kegiatan di

bawahnya.

Dari hasil evaluasi LAKIP internal pada tahun 2012, diketahui bahwa program BATAN,

secara umum dapat dilaksanakan dan direalisasikan targetnya sesuai rencana, serta selaras

dalam pencapaian target sasaran Renstra BATAN dan RPJMN tahun 2010-2014. Hal ini masih

selaras dengan kebijakan pemerintah melalui Kementerian Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional serta proses

penganggaran di Kementerian Keuangan dengan telah ditetapkannya Kerangka Pengeluaran

Jangka Menengah (KPJM) BATAN 2010-2014, dimana BATAN juga melakukan review setiap

tahun dan menetapkan kembali Rencana Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan pada

tahun berikut dalam Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meeting), antara BATAN, BAPPENAS,

dan DJA .

Dari hasil review/evaluasi terhadap program dan kegiatan BATAN, disimpulkan bahwa

kedua program tersebut di atas yang telah dilaksanakan BATAN, beserta kegiatan-kegiatan di

Page 88: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

90

LAKIP BATAN - 2012

bawahnya masih relevan dan perlu terus dilaksanakan untuk memenuhi target-target yang

telah diperjanjikan dalam dokumen Renstra BATAN 2010-2014, serta RPJMN 2010-2014.

3.4. Analisis Akuntabilitas Keuangan

Keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis tersebut didukung pula oleh pagu

anggaran BATAN tahun 2012 sebesar Rp. 771,791,119,- dan terealisasi sebesar Rp.

731,087,702,- atau 94,73%. Pagu BATAN tersebut merupakan pagu revisi dari pagu awal

sebesar Rp. 659.411.613.000,-. Adanya kenaikan pagu BATAN terkait diperolehnya tunjangan

kinerja dalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi BATAN.

Tabel. 3.32. Realisasi Anggaran Belanja Negara BATAN Tahun 2012

Per 31 Desember 2012 Dalam ribuan rupiah

SASARAN STRATEGIS PROGRAM BATAN DIPA REALISASI %

1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat

Program Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi

657,788,570 623,119,664 94.73

2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi

3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN

114,002,549 107,968,038 94.71

4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir

5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)

Jumlah 771,791,119 731,087,702 94.73

Tabel 3.29. Konsistensi atas Rencana Penarikan Dana

Rencana 3,32 8,27 14,39 21,39 32,40 41,23 51,19 64,90 72,23 79,84 87,63 100,00

Realisasi 2,42 6,00 10,99 16,90 23,31 33,74 40,61 46,72 52,37 68,62 76,20 94,73

Akurasi 73,14 72,51 76,39 79,01 71,95 81,83 79,34 71,98 72,50 85,94 86,95 94,73

Page 89: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

91

LAKIP BATAN - 2012

Rata-rata akurasi (konsistensi) atas rencana penarikan dana sebesar 78,86%. Hal tersebut

memperlihatkan bahwa tingkat akurasi masih kurang. Oleh sebab itu, kedepannya diharapkan

perencanaan penarikan dana BATAN harus lebih akurat dan presisi, sehingga realisasi

penarikan dana bisa mendekati perencanaan awal.

Page 90: KATA PENGANTAR - drive.batan.go.iddrive.batan.go.id/kip/documents/Kinerja_Batan_2012_(summary).pdfKATA PENGANTAR . BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ii LAKIP BATAN - 2012 perencanaan, pengorganisasian,

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

92

LAKIP BATAN - 2012