Kata Kerja Majemuk Bahasa Jepang (Harly Tangkilisan)

4
Bentuk Kata Kerja Majemuk Harly Tangkilisan - [1] Bentuk Kata Kerja Majemuk (1) Yang di maksud dengan Kata Kerja Majemuk Paling sedikit ada dua bentuk yang secara konkret digabung, dan hasil dari pengabungan tersebut menjadi kata yang mengandung makna dan fungsi struktur baru dan ini disebut kata majemuk. Yang dimaksud dengan kata kerja majemuk adalah kata yang terdiri dari dua kata kerja atau kata yang memiliki fungsi struktur sebagai satu kata kerja yang dibentuk oleh kata kerja dibelakangnya. Jika dipandang kata itu sebagai kata kerja baik secara makna maupun bentuk maka jelaslah kata kerja tersebut mempunyai kata kerja dasar. Sejenis dengan kata kerja majemuk yakni imbuhan kata kerja yang terbentuk seperti [rareru], [saseru] kata kerja bantu jodoushi yang masing-masing menyatakan kalimat pasif dan kalimat kausatif dan ada juga bentuk pengabungan [garu], [meku] dalam bentuk [ureshigaru], [harumeku] , tetapi semua ini tidak memiliki fungsi sebagai kata kerja seperti yang dijelaskan tadi. Dengan kata lain pembentukan ini tidak termasuk dalam kata kerja majemuk. Dan lagi, bentuk penggabungan kata kerja [suru] seperti bentuk [iraira suru], [tachiyomi suru], [omoin zuru], [tai suru] dan sebagainya juga tidak termasuk dalam kata kerja majemuk. (3) Pembagian menurut faktor pembentukan kata kerja majemuk A. [kata kerja+kata kerja] a. [kata kerja 1 (bentuk ~te) + kata kerja 2] misalnya [yonde shimau], [yonde miru] dan sebagainya. Dan bentuk yang masuk dalam aspektualitas kata misalnya [shite morau], [shite ageru], [shite kureru], [shite shimau], [shite miru], [shite oku], [shite kuru], [shite aru], [shite iru]. Di luar ini ada juga bentuk yang dapat dipandang sebagai kata kerja majemuk seperti [utagatte kakaru], [mite mawaru], [sagashite aruku] dan sebagainya. Tetapi dari sudut pandang pembentukan katanya dan akspektualitasnya maka yang akan kita angkat adalah kesepuluh bentuk yang sudah disebutkan sebelumnya. b. [kata kerja 1 (bentuk prototypenya) + kata kerja 2], bentuk penggabungan jenis seperti ini dalam bahasa Jepang ada banyak misalnya [nomi sugiru], [tachi hataraku], [yomi toosu], [yomi hajimeru] dan sebagainya. [2] Ciri khas secara struktur kata kerja majemuk (1) Kombinasi unsur pembentukan a. [kata kerja + kata kerja] Dua kata kerja yang digabungkan dan membentuk menjadi kata kerja majemuk, menunjukkan bahwa masing-masing kata kerja yang ada di dalamnya ada perbedaan di dalam memainkan perannya. Ini akan dinyatakan melalui [v] kata kerja Bantu dan [V] kata kerja utama. Yang dimaksud dengan [V] adalah kata kerja yang mana sifat struktur, makna kata kerjanya tetap dipertahankan meskipun kata kerja tersebut sebagai faktor utama pembentuk kata kerja majemuk. Ini juga disebut Kata Kerja Utama. Sedangkan yang dimaksud dengan [v] adalah kata kerja yang mana kata kerja tersebut membantu kata kerja utama sebagai faktor pembentuk disamping mempersiapkan makna yang akan dinyatakan kata kerja dasarnya. Tetapi kata

Transcript of Kata Kerja Majemuk Bahasa Jepang (Harly Tangkilisan)

Page 1: Kata Kerja Majemuk Bahasa Jepang (Harly Tangkilisan)

Bentuk Kata Kerja Majemuk – Harly Tangkilisan -

[1] Bentuk Kata Kerja Majemuk

(1) Yang di maksud dengan Kata Kerja Majemuk

Paling sedikit ada dua bentuk yang secara konkret digabung, dan hasil dari

pengabungan tersebut menjadi kata yang mengandung makna dan fungsi struktur

baru dan ini disebut kata majemuk. Yang dimaksud dengan kata kerja majemuk

adalah kata yang terdiri dari dua kata kerja atau kata yang memiliki fungsi struktur

sebagai satu kata kerja yang dibentuk oleh kata kerja dibelakangnya. Jika dipandang

kata itu sebagai kata kerja baik secara makna maupun bentuk maka jelaslah kata

kerja tersebut mempunyai kata kerja dasar.

Sejenis dengan kata kerja majemuk yakni imbuhan kata kerja yang terbentuk

seperti [rareru], [saseru] kata kerja bantu jodoushi yang masing-masing menyatakan

kalimat pasif dan kalimat kausatif dan ada juga bentuk pengabungan [garu], [meku]

dalam bentuk [ureshigaru], [harumeku], tetapi semua ini tidak memiliki fungsi

sebagai kata kerja seperti yang dijelaskan tadi. Dengan kata lain pembentukan ini

tidak termasuk dalam kata kerja majemuk. Dan lagi, bentuk penggabungan kata kerja

[suru] seperti bentuk [iraira suru], [tachiyomi suru], [omoin zuru], [tai suru] dan

sebagainya juga tidak termasuk dalam kata kerja majemuk.

(3) Pembagian menurut faktor pembentukan kata kerja majemuk

A. [kata kerja+kata kerja]

a. [kata kerja 1 (bentuk ~te) + kata kerja 2] misalnya [yonde shimau], [yonde

miru] dan sebagainya. Dan bentuk yang masuk dalam aspektualitas kata misalnya

[shite morau], [shite ageru], [shite kureru], [shite shimau], [shite miru], [shite oku],

[shite kuru], [shite aru], [shite iru]. Di luar ini ada juga bentuk yang dapat dipandang

sebagai kata kerja majemuk seperti [utagatte kakaru], [mite mawaru], [sagashite

aruku] dan sebagainya. Tetapi dari sudut pandang pembentukan katanya dan

akspektualitasnya maka yang akan kita angkat adalah kesepuluh bentuk yang sudah

disebutkan sebelumnya.

b. [kata kerja 1 (bentuk prototypenya) + kata kerja 2], bentuk penggabungan

jenis seperti ini dalam bahasa Jepang ada banyak misalnya [nomi sugiru], [tachi

hataraku], [yomi toosu], [yomi hajimeru] dan sebagainya.

[2] Ciri khas secara struktur kata kerja majemuk

(1) Kombinasi unsur pembentukan

a. [kata kerja + kata kerja]

Dua kata kerja yang digabungkan dan membentuk menjadi kata kerja

majemuk, menunjukkan bahwa masing-masing kata kerja yang ada di

dalamnya ada perbedaan di dalam memainkan perannya. Ini akan dinyatakan

melalui [v] kata kerja Bantu dan [V] kata kerja utama. Yang dimaksud dengan

[V] adalah kata kerja yang mana sifat struktur, makna kata kerjanya tetap

dipertahankan meskipun kata kerja tersebut sebagai faktor utama pembentuk

kata kerja majemuk. Ini juga disebut Kata Kerja Utama. Sedangkan yang

dimaksud dengan [v] adalah kata kerja yang mana kata kerja tersebut

membantu kata kerja utama sebagai faktor pembentuk disamping

mempersiapkan makna yang akan dinyatakan kata kerja dasarnya. Tetapi kata

Page 2: Kata Kerja Majemuk Bahasa Jepang (Harly Tangkilisan)

Bentuk Kata Kerja Majemuk – Harly Tangkilisan -

kerja ini tidak dipadukan menjadi satu dengan NP langsung di dalam satu

kalimat.

Bentuk penggabungan dua kata kerja ini ada empat jenis yaitu sebagai berikut;

(1) [V1 + V2] kedua kata kerjanya juga memiliki sifat struktur yang sama,

makna yang sama pada waktu dipakainya secara sendiri-sendiri. Secara

struktur kedua kata kerja ada pada hubungan yang sederajat.

a. [V1 (bentuk ~te) + V2] misalnya, [chotto kuruma kara orite mimasen

ka], [osara wo fuite shimatte kudasai] dan sebagainya. Kata kerja

yang sebulumnya dan sesudahnya keduanya merupakan kata kerja

utama. Bentuk ini untuk contoh kedua kata kerja sebelumnya dan

kedua kata kerja sesudahnya itu masing-masing dapat menduduki

frasa adverbial, frasa nominal secara independen. Akan tetapi dalam

keadaan seperti itu kedua kata kerja tersebut sudah bukan lagi kata

kerja majemuk, harus dilihat juga kata kerja yang melekat (bentuk~te)

pada kedua kata kerja tersebut.

[omiyage wo katte kaeru] [omiyage wo katte, ie ni kaeru]

[kuruma kara furite, (keshiki wo) miru]

[osara wo fuite, (chanto todana ni) shimau]

Bentuk hormat seperti ini biasanya memakai morfem hormat pada kata

kerja yang muncul sebelumnya. Tetapi di dalam menunjukan bentuk

hormat kedua kata kerja tersebut dapat dibuat menjadi bentuk hormat.

b. [V1 (bentuk prototype) + V2] bentuk ini lebih kuat penggabungan V1

V2 nya dari pada bentuk sebelumnya pada bagian a. NP akan

menyesuaikan dengan kedua kata kerja atau kata kerja yang

sebelumnya itu secara gramatika. Sebelum munculnya V2 tidak boleh

menyisisipkan kata. V1 berubah menjadi bentuk (~te) dan dapat

langsung disambung dengan V2.

[kinko wo motsu, kinko wo dasu] [kinko wo motte dasu]

Kata kerja majemuk ini, umumnya keseluruhan bentuk

penggabungannya menjadi objek politenesasi (penghormatan).

(2) [V1 + v2] v2 karena sebagai kata kerja bantu jadi akan membatasi

pembentukan V1. Ciri khas gramatikanya terletak pada V1, NP melekat

menjadi satu dengan V1. Sebelum munculnya v2 tidak boleh menyisipkan kata.

a. [V1 (bentuk ~te) + v2]

[kimi no iu koto ga dandan wakatte kita]

[okashi wo zenbu tabete shimatta] Okashi o tabete *okashi o shimau

Bentuk hormat seperti ini kata kerja utama yang menjadi objeknya.

Tapi aja juga yang memakai morfem hormat pada kata kerja

setelahnya, menghilangkan yang sebelumnya itu sesuai dengan

konteks.

[kangaete mite kudasai] [okangae ni natte kudasai]

Page 3: Kata Kerja Majemuk Bahasa Jepang (Harly Tangkilisan)

Bentuk Kata Kerja Majemuk – Harly Tangkilisan -

b. [V1 (bentuk prototypenya) + v2]

[omoshirokute, hon wo ikki ni yomi tooshita]

[oishikatta node, tsui keeki wo tabe sugimashita]

keeki wo tabeta *keeki wo sugita

bentuk seperti ini, v 2 nya kalau (aturan) kata kerja intransitif yakni

kata kerja yang sebelumnya muncul lebih dulu, tetapi secara

penggabungannya kalau (aturan) kata kerja transitif keseluruhannya

menjadi objek dalam menunjukkan bentuk hormat.

Kata kerja intransitif [otabe ni nari sugita]

Kata kerja transitif [oyari naoshi ni natta]

(3) [v1 + V2] v1 membantu isi makna yang dinyatakan oleh V2, dan ikut

menentukan sifat kata kerjanya. Ciri khas gramatikanya terletak pada V2, NP

nya akan sesuai dengan V2.

a. [v1 (bentuk ~te) + V2]

[sore wo kite tonde kimashita] ([tonde] artinya ‘in a hurry)

[ten no mae ni shina mono ga narabete aru]

shina mono ga aru *shina mono ga naraberu

bentuk hormat seperti ini menempel morfem hormat pada V2. Dalam

menyatakan hormat dapat menghaluskan kedua kata kerja tersebut.

[aruite irassharu] [oaruki ni natte irassharu]

b. [v1 (bentuk prototypenya) + V2]

[kare wa, mada genki ni tachi hataraite iru]

genki ni hataraku *genki ni tatsu

[hayaku sonokoto wo tori kimeyou]

sono koto wo kimeru *sono koto wo toru

Bentuk seperti ini, tingkat penggabungan v1 V2 kuat, dan

keseluruhannya menjadi objek dalam menyatakan bentuk hormat.

[otori kime ni naru] [watashi no ie ni otachi yori ni naru]

(4) [v1 + v2] kedua kata kerjanya sama-sama saling membantu, baik dari

makna maupun secara struktur berfungsi sebagai satu bentuk penggabungan

yang pas. Merupakan aturan penggunaan yang akan menyatakan makna yang

baru tetapi berbeda dengan pemakaiannya pada saat berdiri sendiri. v1 v2 kalau

berdiri sendiri, tidak akan berkaitan dengan NP. Pembentukan kata kerja

majemuk ini adalah hanya bentuk [v1(bentuk portotypenya) + v2 ]

[keiji wa tsuni hannin ga kakureteiru ie wo tsuki tometa]

[kare wa, naomo iinchou ni kui sagatta]

*iinchou ni kuu *iinchou ni sagaru

Bentuk hormat ini, secara penggabungan, sasarannya v1 v2

[otsuki tome ni naru] [otori nashi ni naru]

Page 4: Kata Kerja Majemuk Bahasa Jepang (Harly Tangkilisan)

Bentuk Kata Kerja Majemuk – Harly Tangkilisan -

Tidak mudah untuk membuat satu garis yang santer/jelas di antara ke

empat (1)(2)(3)(4) bentuk ini. Bentuk penggabungan banyak yang

menyatakan aspektualitas yang berbeda menurut konteksnya. Contohnya;

[tori tsukeru], kalau dalam kalimat [antenna wo kono hen ni tori tsuketara

doudarou], NP (antenna) akan sejalan dengan kata kerja utama [tsukeru].

Bentuknya adalah[v1 + v2]]. Kalau kalimat[buchou no ryoukai wo tori

tsukete aru kara daijoubu da], NP (ryoukai) akan sejalan dengan kata kerja

utamanya [toru]. [tsukeru] merupakan kata kerja bantu. Bentuk ini adalah

[V1 + v2].

Bentuk [kata kerja bentuk protoyype + kata kerja], sangat banyak yang

digunakan dan dinominalisasikan.

Uke tsukeru uketsuke Yomi kakeru yomikake

Deki agaru dekiagari Tori komu torikomi

Hikkosu hikkoshi Mi toosu mitooshi

Yari naosu yarinaoshi Tori yameru toriyame

Tetapi bentuk nominal yang berekuivalen dengan bentuk kata kerja dan

bentuk kata kerja yang berekuivalen dengan bentuk nominal ada banyak,

dan itu pun sendiri tidak dinyatakan.

(2) Pembagian menurut makna dalam kata kerja majemuk